3-manajemen risiko klinik

5
BAB 3 MANAJEMEN RISIKO KLINIK DALAM PRAKTEK OBSTETRI GINEKOLOGI Definisi Pengendalian pelayanan Obstetri Ginekologi seyogyanya merupakan suatu bagian dari system yang mempunyai kehendak meningkatkan mutu terus menerus. Kenyataannya, ketidakpuasan pasien yang berupa tuntutan, ternayata terus meningkat di seluruh dunia dan juga di Indonesia. Upaya yang direncanakan di Inggeris untuk mengurangi dampak kelemahan pelayanan ialah dengan membentuk manajemen risiko klinik (clinical risk management). Melalui upaya ini diharapkan identifikasi kelemahan dapat diketahui secara dini dan diredam dengan maksud menignkatkan mutu secara keseluruhan. Dalam struktur organisasi POGI terdapat Dewan Pertimbangan yang seyogyanya dapat memantau kinerja para anggauta melalui manajemen risiko klinik (MRK). Yang dimaksud dengan risiko ialah: kesalahan/malpraktek/penyimpangan/efek samping/kematian sampai ketidakpuasan pasien pada luaran. Laporan yang teratur merupakan pertimbangan untuk membuat penilaian terhadap individu maupun klinik/rumah sakit. Manajemen risiko klinik ialah suatu cara untuk identifikasi penyimpangan melalui laporan atau penelusuran rekam medik. Tindak lanjut ialah pembuatan data dasar untuk identifikasi pola yang umum dan pengembangan suatu system akuntabilitas untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu dengan penekanan pada kejadian yang tak diinginkan terutama kekecewaan pasien. Dengan demikian dapat dibuat indikator seperti frekuensi efek samping, tuntutan dan kecelakaan (misalnya: perdarahan). Dengan menekan kejadian/kecelakaan maka besaran tuntuan diharapkan menurun. Nama baik rumah sakit juga akan terjaga, artinya pada dokter yang bekerja akan lebih berhati-hati mengikuti standar yang disepakati. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif 3-1

Upload: gabriellacarolineabdinegaraputri

Post on 20-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

risiki klinik

TRANSCRIPT

BAB 3

MANAJEMEN RISIKO KLINIKDALAM PRAKTEK OBSTETRI GINEKOLOGIDefinisiPengendalian pelayanan Obstetri Ginekologi seyogyanya merupakan suatu bagian dari system yang mempunyai kehendak meningkatkan mutu terus menerus. Kenyataannya, ketidakpuasan pasien yang berupa tuntutan, ternayata terus meningkat di seluruh dunia dan juga di Indonesia. Upaya yang direncanakan di Inggeris untuk mengurangi dampak kelemahan pelayanan ialah dengan membentuk manajemen risiko klinik (clinical risk management). Melalui upaya ini diharapkan identifikasi kelemahan dapat diketahui secara dini dan diredam dengan maksud menignkatkan mutu secara keseluruhan.

Dalam struktur organisasi POGI terdapat Dewan Pertimbangan yang seyogyanya dapat memantau kinerja para anggauta melalui manajemen risiko klinik (MRK). Yang dimaksud dengan risiko ialah: kesalahan/malpraktek/penyimpangan/efek samping/kematian sampai ketidakpuasan pasien pada luaran. Laporan yang teratur merupakan pertimbangan untuk membuat penilaian terhadap individu maupun klinik/rumah sakit.Manajemen risiko klinik ialah suatu cara untuk identifikasi penyimpangan melalui laporan atau penelusuran rekam medik. Tindak lanjut ialah pembuatan data dasar untuk identifikasi pola yang umum dan pengembangan suatu system akuntabilitas untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu dengan penekanan pada kejadian yang tak diinginkan terutama kekecewaan pasien. Dengan demikian dapat dibuat indikator seperti frekuensi efek samping, tuntutan dan kecelakaan (misalnya: perdarahan). Dengan menekan kejadian/kecelakaan maka besaran tuntuan diharapkan menurun. Nama baik rumah sakit juga akan terjaga, artinya pada dokter yang bekerja akan lebih berhati-hati mengikuti standar yang disepakati.

StrukturRuang lingkup MRK ditujukan terutama bidang Obstetri, namun dapat diperluas pada ginekologi dan perinatal.

Kegiatan kelompok ini ialah berkaitan dengan masalah (risiko):

a. Identifikasi risiko

b. Analisa risiko/masalah

c. Pengendalian risiko

d. Pendanaan risiko

Risiko tersebut berkembang secara bertahap, sehingga kelompok kerja kebidanan, dapat diangkat seorang coordinator dan beberapa angota dari beberapa disiplin : dokter, bidan dan perawat.

Koordinator hendaknya setiap hari menelaah adanya risiko atau kasus. Seorang bidan hendaknya dapat diberi tugas perbantuan dengan dana yang cukup menunjang. Bila diperlukan dapat dilakukan rapat regular untuk membahas kasus.

Identifikasi RisikoTujuan identifikasi siriko ialah mencoba menjawab: kesalahan apa yang telah terjadi? Harusnya, penyidikan langsung dilakukan begitu diketahui adanya kesalahan (risiko). Risiko dapat menyangkut: kematian, kesakitan atau efek samping yang memerlukan penyidikan.

Laporan Penyimpangan KebidananJenis penyimpangan yang dapat berdampak pada ibu maupun bayi perlu dirimuskan bersama, misalnya:PENYIMPANGAN

IBUBAYIORGANISASI

Perdarahan > 1500 mlThrombosis vena

Lama kala 2>3 jam

Lama persalinan > 18 jam

Eklampsia

Hb < 8 g

HIsterektomi obstetric

Kematian ibu

Emboli paru

Rutura uteri

Ruptura perinea Tk4

Kegagalan vakum/forsepApgar 500 ml

Hiperstimulasi ovaria

Emboli paru

Re-laparotomiaKomplikasi anestesiKeterlambatan pada darurat

Kerusakan instrument

Konflik personalia

Kesalahan resep

Kasa tertinggal

Penyimpangan thd standar

Koordinator harus terus menerus menjaga motivasi dan ketelitian angota kelopmpok.

Analisis RisikoKasus yang dilaporkan harus dibuat dokumentasi untuk dapat disidik dan ditentukan kategorinya serta kepentingan audit. Pada dasarnya jangan dilakukan untuk memarahi sejawat. Jumlah kasus yang diseleksi dari rekam medik dapat ditentukan bersama, misalnya 10 atau 20%. Misalnya ditemukan 80 kasus, kemudian ditentukan jumlah kasus yang akan disidangkan, misalnya 5% maka ada 4 kasus per bulan.

Kategori penilaian dapat ditentukan bersama, misalnya: substandard, kemudian dilakukan identifikasi faktor yang menyebabkannya. Pada umumnya kesalahan manusia mencapai 90%. Kesalahan dapat berdasar pada aturan atau pada pengetahuan. Kesalahan yang dibuat ada dua jenis yaitu: 1. kesalahan (sengaja atau tidak sengaja) 2. pelanggaran.

Pengendalian RisikoSetelah melakukan analisa risiko, maka langkah berikutnya ialah memperbaiki kesalahan yang ada agar sangat minimal atau tak tejadi lagi efek samping. Pertanyaan yang perlu dijawab ialah: apakah sangsi akan lebih mahal dari akibat efek samping? Program kerja harus spesifik dan ditetapkan prioritasnya. Pertimbangan juga didasarkan akan berapa sering dan beratnya kecelakaan. Bila kejadian tersebut jarang dan dampaknya ringan maka prioritasnya rendah.Peran Dewan Pertimbangan PogiPada tingkat lokal/cabang Dewan Pertimbangan perlu medapat laporan rutin dari kegiatan manajemen risiko klinik. Dalam hal ini coordinator Ob-Gin harus membuat tembusan laporan. Dalam penilaian terhadap individu, Dewan dan Direksi rumah sakit juga dapat menelusuri kinerja dokter melalui buku LOG.

Apabila kasus ternyata merupakan tuntutan maka prosedur IDI perlu dijalani yaitu pertimbangan dari MKEK.

Rujukan1. Anon. A first class service: quality in the NHS. London: Department of Health, 1998.

2. Royal College of Obstetricians and Gynecologists and Clinical Governance. London: RCOG Press, 1999.

3. Risk Management in the NHS. London/Leeds: NHS Executive Control as Publication, 19923-4

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif3-3Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif