2ganyong-agus3
DESCRIPTION
EFISIENSI PRODUKSITRANSCRIPT
![Page 1: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/1.jpg)
ESTIMASI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS USAHATANI GANYONG
(Studi Kasus di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis)
ESTIMATION OF ECONOMIC AND TECHNICAL EFFICIENCY OF GANYONG
FARMING (Case Study in Countryside of Sindanglaya, District Of Panjalu, Ciamis)
Agus Yuniawan Isyanto dan Dadi
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
ABSTRAK Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi teknis dan ekonomis pada
usahatani ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus pada kelompoktani Harapan Mulya di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis, dan dilaksanakan sensus pada 33 anggota kelompoktani tersebut. Efisiensi teknis didekati dengan menggunakan fungsi produksi Frontir dimana perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program komputasi frontier, sedangkan efisiensi teknis didekati melalui rasio antara nilai produk marjinal (NPM) dengan harga satuan input.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata petani ganyong telah mencapai efisiensi secara teknis dengan nilai rata-rata efisiensi teknis yang dicapai sebesar 0,995. Penggunaan sarana produksi lahan berpengaruh terhadap produksi ganyong, sedangkan faktor produksi bibit, pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi ganyong. Penggunaan faktor produksi lahan, urea, pupuk kandang, dan tenaga kerja belum efisien sehingga perlu ditambah, sedangkan penggunaan faktor produksi bibit dan pupuk TSP tidak efisien sehingga perlu dikurangi untuk mencapai tingkat efisiensi ekonomis. Kata kunci: usahatani ganyong, efisiensi teknis, efisiensi ekonomis
ABSTRACT
The aim of this research was to know technical and economies efficiency on ganyong farming in Sindanglaya Village District of Panjalu Ciamis Regency. Research was done by using case study in Harapan Mulya group of farmers in Sindanglaya Village District of Panjalu Ciamis Regency, and using census of all of 33 members of group farmer. Technical efficiency was conducting by using Frontir production function, while economies efficiency was conducting by using ratio of value of marginal product with input price.
The research result showed that average farmer had technical efficiency with the average of technical efficiency was 0,995. Land was influencing the production, while seed, fertilizer and labour was not influencing production. Using of land, urea, organic fertilizer and labour was not efficient yet so must be increased, while seed and TSP fertilizer not efficient so must be decreased to reached the economies efficiency. Keywords: ganyong farming, technical efficiency, economies efficiency
![Page 2: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Bina Produksi
Tanaman Pangan (2001) mencatat, bahwa
kebutuhan bahan pangan utama nasional
khususnya padi diperkirakan 53,185 juta
ton GKG, sedangkan angka sementara
produksi padi pada tahun 2000 baru
mencapai 51,179 juta ton GKG. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sampai
saat ini pemenuhan kebutuhan pokok
beras nasional masih sangat labil dan kritis.
Hal ini selaras dengan pendapat Husodo
(2001) yang menyatakan, bahwa sampai
saat ini Indonesia masih harus mengimpor
beras sebanyak 2 juta ton rata-rata per
tahun.
Salah satu alternatif pemenuhan
kebutuhan pangan masyarakat yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun
adalah upaya diversifikasi pangan
masyarakat dari beras ke non beras.
Komoditas pangan non beras di Indonesia
sangat besar dan berpotensi untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,
misalnya jagung dan umbi-umbian seperti
talas, ganyong, singkong, ubi jalar dan
sebagainya (Ariani dan Ashari, 2003).
Salah satu upaya pengembangan
diversifikasi konsumsi pangan dilaksanakan
melalui pengembangan pangan lokal. Hal
ini berdasarkan pertimbangan bahwa
pangan lokal merupakan jenis pangan yang
sudah dikenal, mudah diperoleh di suatu
wilayah dan mudah diusahakan baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun
sebagai komoditas perdagangan.
Kabupaten Ciamis memiliki
berbagai jenis pangan lokal yang
mempunyai potensi yang cukup besar
untuk dikembangkan, baik sebagai bahan
pangan pokok pengganti beras, sumber
karbohidrat, maupun sebagai sumber
bahan baku industri bahan pangan.
Komoditas pangan lokal non beras di
Kabupaten Ciamis yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan antara lain
ganyong. Usahatani ganyong di Kabupaten
Ciamis pada saat ini baru dilaksanakan di
Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu
Kabupaten Ciamis dengan luas lahan
sebesar 2 ha (Badan Bimas Ketahanan
Pangan Kabupaten Ciamis, 2003).
Pada tataran empiris, masih
terdapat isu kritis pada petani sebagai
pelaku utama usahatani (subsistem
agribisnis budidaya) yakni rendahnya nilai
tambah yang diterima, sehingga tingkat
pendapatan mereka kecil. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kemampuan
mengakses sumber modal, lahan garapan
sempit, posisi tawar rendah, sifat produk
cepat rusak dan jumlah banyak (perishable
dan bulky) serta struktur non-usahatani
yang dispersial, asimestris, dan cenderung
terdistorsi, yang menimbulkan masalah
transmisi (pass through problems). Sedangkan
fenomena lingkaran setan sosial ekonomi
modern terjadi pada kondisi permodalan,
penguasaan teknologi, dan produktivitas
fisik yang relatif tinggi, namun nilai tambah
yang diterima petani kecil. Pada kondisi
demikian, petani menghadapi suatu
paradoks produktivitas, di mana
produktivitas semakin meningkat tetapi
pendapatan riil yang diterima petani tetap
kecil (Saragih, 2001).
Penelitian ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi
teknis dan efisiensi ekonomis pada
usahatani ganyong.
METODE
Penelitian dilaksanakan di Desa
Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten
Ciamis pada bulan Maret sampai dengan
![Page 3: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/3.jpg)
Oktober 2005. Penelitian dilaksanakan
dengan menggunakan studi kasus.
Variabel digunakan dalam penelitian
ini meliputi: (1) Variabel terikat (dependent
variable) yaitu hasil produksi usahatani
ganyong yang dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg,) dan (2) Variabel bebas
(independent variable) yang meliputi :
a. Luas lahan adalah luas lahan yang
diusahakan petani untuk usahatani
ganyong, baik sewa maupun milik
sendiri, dan diukur dalam satuan hektar
(ha).
b. Bibit adalah bibit ganyong, diukur
dalam satuan kilogram.
c. Pupuk urea diukur dalam satuan
kilogram (kg).
d. Pupuk TSP diukur dalam satuan
kilogram (kg).
e. Pupuk kandang adalah pupuk yang
digunakan petani yang berasal dari
kotoran sapi, ayam maupun kambing,
dan diukur dalam satuan kilogram (kg).
f. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang
digunakan dalam usahatani ganyong
baik tenaga kerja keluarga maupun dari
luar keluarga, dan diukur dalam satuan
Hari Kerja Pria (HKP).
Usahatani ganyong di Kabupaten
Ciamis hanya dilaksanakan oleh Kelom-
poktani Harapan Mulya yang berlokasi di
Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu
Kabupaten Ciamis, dengan jumlah anggota
sebanyak 33 orang. Arikunto (1998)
menyatakan, bahwa apabila populasi
kurang dari 100 orang, maka diambil
seluruhnya sebagai sampel penelitian atau
dilaksanakan sensus. Dengan demikian
pada penelitian ini dilaksanakan sensus
pada seluruh petani anggota Kelompoktani
Harapan Mulya.
Data yang diperlukan meliputi data
primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari responden (first hand) yang
diperoleh melalui teknik wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari
dokumentasi instansi pemerintah.
Estimasi tingkat efisiensi teknis yang
telah dicapai pada usahatani ganyong
didekati dengan Stochastic Production Frontier
metode Maximum Lokelihood Estimated
(MLE), dengan bentuk umum spesifikasi
model (Sumaryanto, 2001):
Qi = Q(Xki,β)eєi
Qi = keluaran yang dihasilkan oleh
observasi (petani) ke –i
Xk = vektor masukan K yang
digunakan oleh observasi ke –i
Β = vektor koefisien parameter
eєi = “spesific error term” dari observasi ke
–i
Model yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Ln yi = αo + iikik
n
iDxLn
Di mana є1 = vi - ui
Y
X1
X2
X3
X4
X5
X6
=
=
=
=
=
=
=
Produksi ganyong
(kilogram )
Luas lahan (ha)
Bibit (kg)
Urea (Kg)
TSP (Kg)
Pupuk kandang (Kg)
Tenaga kerja (HKP)
Pendugaan parameter menggu-nakan
metode Maximum Likelihood (MLE) dan
komputasinya memanfaatkan progran
FRONTIER Version 4.1 Untuk menye-
lidiki lebih jauh bagaimana sebaran dari
tingkat efisiensi teknis di antara petani
contoh, ditelaah pula bentuk sebarannya
dengan menghitung ukuran kemencengan
(skeweness) distribusi TE.
![Page 4: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/4.jpg)
Untuk menguji hipotesis efisiensi
teknik digunakan uji t (t-test) dengan
formulasi hipotesis sebagai berikut: ET =
Qi-1, maka:
Ho adalah Qi – 1 = 0
Hi adalah Qi – 1 ≠ 0
t hitung = Qi – 1/√ var (Qi) .......
(Mathias, 1991).
Bila t hitung t tabel, maka Ho diterima, artinya
Qi = 1 yakni rasio NPM dengan BKM = 1.
Dengan kata lain penggunaan faktor-faktor
produksi pada usahatani ganyong sudah
efisien.
Bila t hitung > t tabel, maka Hi diterima, artinya
Qi ≠ 1(Qi bisa > 1 atau < 1). Apabila > 1,
berarti penggunaan faktor-faktor produksi
pada usahatani ganyong belum efisien.
Apabila < 1, berarti penggunaan faktor-
faktor produksi pada usahatani ganyong
sudah tidak efisien.
Alat analisis efisiensi harga (efisiensi
alokatif) pada usahatani ganyong adalah
merupakan perbandingan nilai produk
marjinal (NPM) dengan harga input (Px)
sebagai berikut :
EH =
ix
i
P
NPMX
Dimana :
EH = efisiensi harga (efisiensi
alokatif)
Untuk menguji hipotesis efisiensi
harga digunakan NPMXi/HXi dengan
formulasi hipotesis sebagai berikut:
Ho adalah NPMXi/HXi = 1
Hi adalah NPMXi/HXi ≠ 1
Bila NPMXi/HXi = 1, maka Ho
diterima artinya usahatani ganyong sudah
mencapai efisiensi harga.
Bila NPMXi/HXi ≠ 1, maka Hi
diterima, artinya terdapat dua kemungkinan
dalam usahatani ganyong yaitu belum
mencapai efisien harga bila NPMXi/HXi
> 1, atau tidak mencapai efisiensi harga bila
NPMXi/HXi < 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas Responden
Seluruh petani ganyong di Desa
Sindanglaya memiliki lahan untuk
melaksanakan usahataninya kurang dari
0,25 hektar. Sebagian besar responden
(93,94%) termasuk dalam golongan
penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Pendidikan responden didominasi oleh
pendidikan setara SD dan SMP masing-
masing 45,45 %. Sebagian besar responden
(57,58 %) memiliki tanggungan keluarga 1-
3 orang.
Fungsi Produksi Frontier Stokastik
Hasil pendugaan fungsi produksi
frontier dengan menggunakan komputasi
program Frontier versi 41 dapat dilihat
pada Tabel 1.
Hasil estimasi fungsi produksi
frontier stokastik sebagaimana terlihat pada
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
mendekati 1. Jadi, galat satu sisi (one-sided
error) ui mendominasi sebaran galat simetris
dari vi. Hal ini juga didukung oleh nilai LR
test of one-sided error yang sangat nyata.
Ini menunjukkan bahwa hamper semua
variasi dalam keluaran dari produksi
frontier dapat dianggap sebagai akibat dari
tingkat pencapaian efisiensi teknis yang
berkaitan dengan persoalan manajerial
dalam pengelolaan usahatani.
Penggunaan faktor produksi lahan
berpengaruh nyata dan positif terhadap
produksi pada usahatani ganyong. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat produksi
masih berbanding lurus dengan luas lahan
garapan. Dengan kata lain di lokasi
penelitian belum ada petani yang
menerapkan temuan-temuan terobosan
teknologi yang inovatif yang
![Page 5: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/5.jpg)
memungkinkan peningkatan produktivitas
secara nyata.
Penggunaan bibit dalam usahatani
ganyong menunjukkan nilai koefisien
negatif yang menunjukkan bahwa
penggunaan bibit tersebut berlebihan
sehingga perlu dikurangi.
Tabel 1. Hasil Dugaan Parameter Fungsi Produksi Frontier Stokastik
Parameter Nilai
Intersep (0)
Luas lahan (1)
Bibit (2)
Pupuk Urea (3)
Pupuk TSP (4)
Pupuk Kandang (5)
Tenaga Kerja (6)
2
Log likelihood function LT Test of the one-sided error
5,0832 (0,7285) 1,1586* (0,2142) -0,0983
(0,1518) 0,0056
(0,1066) -0,1473
(0,1602) 0,0536
(0,1731) 0,0318
(0,0226) 0,5636E-04
0,750 126,110 1,5852
angka dalam kurung menunjukkan galat baku (standard error) * signifikan pada = 0,05
Penggunaan pupuk, baik pupuk
kandang maupun pupuk buatan, tidak
berpengaruh terhadap produksi pada
usahatani ganyong. Namun demikian
terdapat perbedaan tanda pada koefisien
masing-masing pupuk, dimana koefisien
untuk pupuk Urea dan pupuk kandang
bernilai positif sedangkan pupuk TSP
bernilai negatif. Ini menunjukkan bahwa
penggunaan pupuk TSP berlebihan
sehingga perlu dikurangi, sedangkan
penggunaan pupuk Urea dan pupuk
kandang masih kurang sehingga perlu
ditambah. Pengurangan penggunaan pupuk
TSP disertai dengan penambahan pupuk
Urea dan pupuk kandang dapat
meningkatkan hasil produksi pada
usahatani ganyong.
Penggunaan tenaga kerja pada
usahatani ganyong mempunyai nilai
koefisien positif yang menunjukkan bahwa
penggunaan tenaga kerja pada usahatani
ganyong masih kurang. Hal ini
menunjukkan ketersediaan tenaga kerja
dimana pada saat ini cenderung sulit untuk
mendapatkan tenaga kerja yang mau
bekerja pada sektor pertanian.
Tingkat Efisiensi Teknis
Tingkat efisiensi teknis usahatani
ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan
Panjalu Kabupaten Ciamis dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-
rata tingkat efisiensi teknis yang dicapai
petani dalam melaksanakan usahatani
![Page 6: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/6.jpg)
ganyong adalah 0,995. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata petani telah
mampu mencapai efisiensi teknis dalam
melaksanakan usahatani ganyong. Dengan
kata lain, pada usahatani ganyong tersebut
telah dapat dicapai tingkat produksi
maksimum dengan penggunaan faktor-
faktor produksi yang ada. Nilai standar
deviasi dari efisiensi teknis yang dicapai
menunjukkan adanya homogenitas petani
dalam pencapaian efisiensi teknis tersebut.
Tabel 2. Rata-rata Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Ganyong
No Parameter Nilai
1 2
Rata-rata Standar deviasi
0,995 0,003
Efisiensi teknis yang telah dicapai
oleh petani dalam melaksanakan usahatani
ganyong dapat divisualisasikan sebagai-
mana terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan bahwa
sebagian besar petani memiliki tingkat
efisiensi teknis dalam melaksanakan
usahatani ganyong di atas rata-rata 0,995.
Namun demikian terlihat adanya beberapa
petani yang memiliki efisiensi teknis di
bawah rata-rata, yaitu petani nomor 5, 6, 8,
17, 21, 25 dan 30. Pada petani golongan ini
diperlukan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang lebih intensif agar mereka
dapat meningkatkan efisiensi teknis
usahataninya.
0,97500
0,98000
0,98500
0,99000
0,99500
1,00000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Petani
Kel
ompo
k TE
Gambar 2. Efisiensi Teknis Usahatani Ganyong
Tingkat Efisiensi Ekonomis
Efisiensi ekonomis pada usahatani
ganyong dengan memperhitungkan rasio
antara nilai produk marjinal (NPM) dengan
harga faktor produksi dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan bahwa
penggunaan faktor produksi lahan, pupuk
Urea, pupuk kandang, dan tenaga kerja
pada usahatani ganyong belum efisien.
Artinya penggunaan faktor-faktor produksi
tersebut dari sisi ekonomis masih kurang
sehingga perlu ditambah. Penambahan
faktor produksi tersebut akan
menyebabkan tercapainya tingkat efisiensi
ekonomis dari usahatani ganyong.
![Page 7: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/7.jpg)
Penggunaan faktor produksi bibit
dan pupuk TSP pada usahatani ganyong
tidak efisien, artinya penggunaan faktor
produksi tersebut berlebihan sehingga
perlu dikurangi. Pengurangan faktor
produksi tersebut akan menyebabkan
tercapainya tingkat efisiensi ekonomis dari
usahatani ganyong.
Tabel 3. Efisiensi Usahatani Ganyong
No Faktor Produksi Nilai Efisiensi
Ekonomis Keterangan
1 2 3 4 5 6
Lahan (X1) Bibit (X2) Pupuk Urea (X3) Pupuk TSP (X4) Pupuk Kandang (X5) Tenaga Kerja (X6)
12,274 -138,378
4,888 -91,574 228,747
2,259
Belum efisien Tidak efisien Belum efisien Tidak efisien Belum efisien Belum efisien
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Usahatani ganyong di Desa Sindanglaya
Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis
telah mencapai tingkat efisiensi teknis,
dengan nilai rata-rata efisiensi teknis
yang dicapai 0,995. Meskipun demikian
terdapat beberapa petani yang memiliki
nilai efisiensi teknis di bawah rata-rata
yang perlu mendapatkan penyuluhan
yang lebih intensif dibandingkan dengan
petani yang memiliki nilai efisiensi
teknis di atas rata-rata. Faktor produksi
lahan berpengaruh terhadap produksi,
sedangkan faktor produksi bibit, pupuk,
dan tenaga kerja tidak berpengaruh
terhadap produksi usahatani ganyong.
2. Penggunaan faktor produksi lahan,
pupuk Urea, pupuk kandang, dan tenaga
kerja belum efisien sehingga perlu
dilakukan penambahan penggunaan
faktor produksi tersebut dalam
pelaksanaan usahatani ganyong.
Sebaliknya penggunaan faktor produksi
bibit dan pupuk TSP tidak efisien
sehingga perlu dilakukan pengurangan
penggunaan faktor produksi tersebut.
Penambahan maupun pengurangan
faktor produksi tersebut akan
mewujudkan tercapainya tingkat
efisiensi ekonomis pada pelaksanaan
usahatani ganyong.
Saran
Tercapainya efisiensi teknis belum
menjamin tercapainya pendapatan yang
tinggi pada usahatani ganyong apabila tidak
dibarengi dengan pencapaian efisiensi
ekonomis. Namun demikian pencapaian
efisiensi teknis penting diperhatikan dalam
melaksanakan usahatani ganyong karena
efisiensi teknis menunjukkan kemampuan
petani dalam mencapai tingkat produksi
yang maksimum. Oleh karena itu
penekanan kegiatan penyuluhan ditujukan
kepada petani yang memiliki nilai efisiensi
teknis di bawah rata-rata.
Mengingat bahwa tidak ada satupun
penggunaan faktor-faktor produksi yang
mencapai efisiensi secara ekonomis, maka
perlu dilakukan penyuluhan kepada petani,
khususnya di dalam penggunaan sarana
produksi agar efisien secara ekonomis.
Selain itu perlu difasilitasi agar petani dapat
memperoleh sarana produksi secara mudah
dan dengan harga yang ekonomis, sehingga
tercapai kombinasi penggunaan sarana
produksi dengan harga yang minimum
(least cost combination).
![Page 8: 2Ganyong-Agus3](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022080211/5572131f497959fc0b91a761/html5/thumbnails/8.jpg)
Mengingat bahwa pada penelitian ini
tidak dianalisis mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi efisiensi teknis dan
efisiensi ekonomis, maka perlu
dipertimbangkan mengenai penelitian
lanjutan yang mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi teknis dan efisiensi
ekonomis pada usahatani ganyong.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, M. dan Ashari. 2003. Arah, Kendala, dan Penyingnya Diversifikasi Konsumsi Pangan di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 21 No. 2, Desember 2003.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Badan Bimas Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis. 2003. Strategi Pengembangan Pangan Lokal
Ganyong (Canna edulis Kerr) dan Talas Seler (Colocasia esculenta L) di Kabupaten Ciamis. Ciamis. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan. 2001. Pengembangan Agribisnis Tanaman
Pangan. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Husodo, S.Y. 2001. Otonomi Daerah : Tantangan dan Peluang Pembangunan Pertanian. Dewan
Pimpinan Pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. Jakarta.
Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Loji Grafika Griya Sarana. Bogor.
Sumaryanto. 2001. Estimasi Tingkat Efisiensi Usahatani Padi Dengan Fungsi Produksi Frontier
Stokastik. Jurnal Agro Ekonomi. V. 19. No. 1. Mei 2001. Bogor.