2aea02dc0e32c78230f40f8a1198b07f

Upload: wong-sempok

Post on 14-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Studi Eksperimen Pemanfaatan Sekam Padi sebagai Bahan Bakar Gasifikasi

    Penghasil Syngas

    Samsudin Anis, Karnowo, Wahyudi

    *

    Wara Dyah PR**

    Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, E-mail: samsudin_ [email protected]

    *

    Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

    Abstrak Updraft fluidized bed gasifier untuk gasifikasi sekam padi telah didesain dengan tujuan

    mengembangkan energi terbarukan sebagai substitusi bahan bakar minyak. Desain gasifier

    dilakukan berdasarkan kajian teoritik dan eksperimen dari berbagai pustaka serta berdasar

    hasil-hasil penelitian sebelumnya. Proses desain dilakukan secara bertahap mulai dari

    penentuan karakteristik bahan bakar, perhitungan dimensi gasifier beserta komponen

    pendukungnya hingga energi gas yang dihasilkan. Dimensi utama gasifier masing-masing

    diperoleh diameter 0,20 m dan tinggi total gasifier 1,5 m. Sebagai pengumpan bahan bakar

    digunakan model ulir tunggal dengan kapasitas 30 kg/h. Hasil rancang bangun ini diharapkan

    dapat digunakan untuk penelitian lanjutan dalam mengembangkan teknologi bersih dan ramah

    lingkungan khususnya pemanfaatan teknologi gasifikasi.

    Kata kunci: Sekam padi, gasifier, updraft fluidized bed.

    Pendahuluan

    Harga bahan bakar minyak (BBM) yang tidak menentu dan cenderung naik

    menyebabkan krisis energi di Indonesia. Kondisi ini membuat sektor industri menjadi lesu,

    khususnya industri kecil dan menengah. Industri meubel, salah satu contoh industri yang

    ikut merasakan dampak dari kenaikan harga BBM dan program konversi minyak tanah ke

    gas. Saat ini, pelaku usaha industri meubel mulai melakukan penghematan BBM agar

    industri meubel mereka tetap berjalan dengan cara mengganti bahan bakar minyak tanah

    pada tungku pengering kayu dengan bahan bakar biomassa seperti sekam padi, limbah

    gergajian kayu, dan lain-lain. Hal ini memang menarik karena berdasarkan data yang ada

    pada tahun 2006-2008, rata-rata panen padi setiap tahun di Indonesia sebesar 57,288 juta

    ton [2]. Jika setiap satu kilogram padi dihasilkan 280 gram sekam, maka total produksi

    sekam padi mencapai 16 juta ton. Jika produksi sekam yang jumlahnya sangat besar ini

    tidak termanfaatkan dengan baik maka sekam tersebut hanya akan menjadi sampah yang

    mengganggu lingkungan. Untuk itu, berbagai penelitian telah dilakukan untuk

    mengungkap potensi sekam padi di Indonesia seperti Juwarno [1] mengutarakan untuk

    setiap enam kilogram sekam menghasikan satu liter solar. Sehingga potensi sekam padi

    Indonesia setara dengan 2,7 juta kiloliter solar atau senilai 12 triliun rupiah (asumsi harga

  • satu liter solar subsidi Rp.4500,00). Data ini menunjukkan bahwa sekam padi memiliki

    potensi sebagai sumber energi alternatif yang sangat besar.

    Sebagai sumber energi, pemanfaatan sekam padi dengan cara membakar secara

    langsung memiliki banyak kelemahan sehingga tidak efisien. Kesulitan utama membakar

    langsung terletak pada pengontrolan laju dan suhu pembakaran. Untuk itu, metode

    pembakaran tak langsung atau gasifikasi menjadi pilihan alternatif. Gasifikasi adalah

    metode mengkonversi secara termokimia bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas

    (syngas) dalam wadah gasifier dengan menyuplai agen gasifikasi seperti uap panas, udara

    dan lainnya. Metode gasifikasi dinilai lebih menguntungkan seperti menghemat biaya

    sekitar 8% dan juga menghemat bahan bakar sekitar 12% dibandingkan dibakar langsung

    [6]. Selain lebih mudah mengontrol laju dan suhu pembakaran, juga hasil pembakaran

    lebih bersih dan cenderung tidak menimbulkan efek merusak pada lingkungan. Gas CO2

    hasil pembakaran biomassa mudah terurai melalui proses fotosintesis pada tumbuhan.

    Bahan bakar biomassa juga sedikit mengandung unsur S dan N sehingga gas pembakaran

    mengandung sedikit emisi gas SO2 dan NOx [8]. Selain itu, kandungan O2 yang besar

    sekitar 45% mengurangi kebutuhan O2 untuk proses pembakaran [10]. Namun, untuk

    menghasilkan syngas dari gasifikasi, teknologi gasifikasi masih harus dikembangkan.

    Efisiensi tertinggi proses gasifikasi saat ini masih sekitar 65%.

    Mengingat besarnya potensi energi sekam padi dan pentingnya penggunaan energi

    bersih, dilakukan rancang bangun gasifikasi sekam padi jenis updraft fluidized bed

    gasifier. Dipilihnya jenis ini karena memiliki efisiensi konversi karbon dan termal yang

    tinggi.

    Metode Penelitian

    Perancangan gasifier dilakukan berdasarkan kajian teoritik dan eksperimen dari

    berbagai pustaka serta berdasar hasil-hasil penelitian sebelumnya. Proses desain dilakukan

    secara bertahap mulai dari penentuan karakteristik bahan bakar, perhitungan dimensi

    gasifier beserta komponen pendukungnya hingga energi gas yang dihasilkan.

    Reaktor Gasifikasi

    Reaktor merupakan ruang pembakaran yang terdiri dari tabung silindris, isolator,

    grid dan tuyer. Untuk memudahkan proses desain, sifat fisis sekam padi harus ditentukan

    terlebih dahulu seperti ditunjukkan pada tabel 1 [11].

  • Tabel 1. Sifat fisis sekam padi

    Property Rice husk

    Mean particle size (m) 856 Apparent density (kg.m

    -3) 389

    Porosity 0.64

    Sphericity 0.49

    Hasil penelitian gasifikasi biomassa sebelumnya [9] menunjukkan bentuk dan

    ukuran reaktor sangatlah bervariasi. Penampang reaktor dapat berbentuk segiempat,

    bujursangkar atau silindris. Sedangkan diameter dalam berada pada rentang 150 mm 400

    mm dan tinggi reaktor dapat mencapai 4,8 m.

    Berdasar hasil penelitian di atas, ukuran diameter bagian dalam reaktor untuk zona

    fluidisasi ditentukan sebesar 200 mm. Dari data ini, tinggi reaktor dapat ditentukan melalui

    perhitungan parameter hidrodinamik yang meliputi kecepatan minimum fluidisasi,

    kecepatan maksimum fluidisasi, kecepatan fluidisasi selama gasifikasi, dan tinggi total

    reaktor. Perhitungan-perhitungan ini dilakukan berdasar pustaka [5] dan [7]. Penentuan

    tinggi total reaktor sangat dipengaruhi oleh threshold disengaging height (TDH) seperti

    terlihat pada gambar 1 [7]. Hasil perhitungan selengkapnya ditunjukkan pada tabel 2.

    Gambar 1. Grafik hubungan TDH dengan diameter dalam reaktor berdasar

    kecepatan fluidisasi

    Tabel 2. Kecepatan fluidisasi dan tinggi reaktor

    Parameter Hasil perhitungan Nilai untuk desain

    Kecepatan minimum fluidisasi (m/s) 0,094 -

    Kecepatan maksimum fluidisasi (m/s) 2,143 -

    Kecepatan fluidisasi selama gasifikasi (m/s) 0,334 0,5

  • Tinggi total reaktor (m) 1,5 1,5

    Distributor Udara

    Untuk mendistribusikan udara ke dalam reaktor digunakan plat distributor jenis

    tuyer yang terdiri dari plat dan nosel yang diletakkan secara vertikal. Lubang untuk saluran

    keluar udara (orifice) ditempatkan disisi-sisi nosel agar terdistribusi secara seragam ke

    dalam reaktor. Jenis ini dipilih karena mampu digunakan pada temperatur tinggi dan dapat

    mereduksi terjadinya aliran balik ke plenum. Tabel 3 merupakan hasil desain plat

    distributor.

    Tabel 3. Parameter hasil desain plat distributor udara

    Parameter Nilai

    Jumlah orifice pada tuyer 6

    Tinggi minimum fluidisasi (m) 0,3

    Pressure drop (kPa) 0,42

    Diameter orifice (mm) 5

    Diameter dalam tuyer (mm) 16

    Kecepatan udara pada orifice (m/s) 21

    Jumlah tuyer 16

    Tinggi tuyer (mm) 20

    Pengumpan Bahan Bakar

    Pengumpan bahan bakar digunakan untuk memasukkan sekam padi ke dalam

    reaktor. Sistem ini terdiri dari hopper sebagai tempat penyimpanan sekam padi dan ulir

    pengumpan pada bagian bawah hopper untuk mendorong bahan bakar masuk ke reaktor.

    Ulir pengumpan digerakkan dengan motor listrik 1 HP. Pengaturan kecepatan

    menggunakan puli dan rasio roda gigi untuk mendapatkan laju massa bahan bakar dalam

    gasifier sesuai perancangan.

    Perhitungan dimensi ulir didasarkan pada hubungan antara laju aliran sekam padi

    dengan diameter, pitch, tinggi pengisian, dan putaran ulir [11]. Hasil perhitungan

    selengkapnya ditunjukkan pada tabel 4.

    Tabel 4. Parameter hasil desain pengumpan bahan bakar

    Parameter Nilai

    Dimensi hopper (mm) 500 x 470 x 500

    Feeding point (m) 0,6

    Diameter luar ulir (inchi) 3

    Diameter poros ulir (inchi) 1

    Picth (inchi) 4

    Tinggi pengisian (inchi) 7/8

    Putaran poros (rpm) 20

  • Kesetimbangan Massa dan Equivalence Ratio

    Untuk menghitung kesetimbangan massa, perlu diketahui sifat fisis dan kimia

    bahan bakar sekam padi yang digunakan. Sifat-sifat tersebut terangkum dalam tabel 5 yang

    diambil dari berbagai referensi. Sedangkan energi pembakaran dalam persen volume

    ditunjukkan pada tabel 6.

    Tabel 5. Analisis proximate dan ultimate sekam padi

    Parameter Nilai (% berat)

    Moisture 9,3

    Volatile matter 57,7

    Fixed carbon 15,4

    Ash 17,6

    Carbon 36,6

    Hydrogen 5,83

    Nitrogen 3,31

    Oxygen 36,65

    Tabel 6. Energi gas hasil pembakaran sekam padi

    Parameter Nilai (% vol)

    CO 12,0

    H2 4,0

    CH4 3,0

    Berdasar data-data di atas, dapat dihitung aliran massa sekam padi, udara, residu

    karbon, dan laju massa gas yang dihasilkan serta equivalence ratio menggunakan

    persamaan-persamaan dari pustaka [11]. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada

    tabel 7.

    Tabel 7. Aliran massa gasifikasi sekam padi

    Parameter Nilai (kg/jam)

    Aliran massa sekam padi 30,03

    Aliran massa udara 42,04

    Aliran massa residu 7,27

    Aliran massa gas yang dihasilkan 67,80

    Equivalence ratio 0,27

    Hasil dan Pembahasan

    Proses rancang bangun gasifier jenis fluidized bed memerlukan perhatian khusus

    karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap geometri dan kondisi operasional

    gasifier. Faktor tersebut antara lain temperatur, tekanan, equivalence ratio, kecepatan

  • fluidisasi, dan sifat fisis dan kimia bahan bakar. Masing-masing faktor tersebut memberi

    kontribusi tersendiri terhadap keseluruhan proses gasifikasi.

    Perbandingan konstruksi gasifier yang dirancang dengan beberapa hasil penelitian

    lain ditunjukkan pada tabel 8 [9]. Dari tabel terlihat bahwa bentuk dan ukuran reaktor skala

    kecil biasanya berbentuk silindris dengan diameter bagian dalam 150 mm 400 mm.

    Demikian pula dengan tinggi reaktor sangat bervariasi sesuai dengan hasil perhitungan

    yang didasarkan pada gambar 1. Komponen untuk mendistribusikan udara di dalam reaktor

    sebagian besar menggunakan jenis tuyer dan perforated plate. Demikian pula dengan

    komponen pengumpan bahan bakar, para peneliti banyak memilih jenis ulir untuk

    memudahkan pengaturan laju aliran massa bahan bakar. Sedangkan informasi tentang

    komponen isolator sangat terbatas.

    Tabel 8. Perbandingan konstruksi fluidized bed gasifier dari berbagai penelitian

    Referensi

    Bentuk dan

    ukuran

    reaktor (mm)

    Tinggi

    reaktor

    (m)

    Bahan

    isolator

    Plat

    distribusi

    udara

    Pengaturan umpan

    bahan bakar

    Van den

    Aarsen dkk.

    Silindris 300 - - - Ulir

    Hiler 300 - - Perforated

    plate

    Ulir dan roda gigi

    Xu dkk. Silindris 152 2,4 - - Masukkan bahan bakar

    45 cm dari bawah

    Hartiniati

    dkk.

    Silindris 400 3,66 - - Ulir, di atas plat

    distribusi

    Flanigan

    dkk.

    Silindris 150 3,60 - - Masukkan bahan bakar

    1,8 m di atas plat

    distribusi

    Ramirez

    dkk

    Silindris 300 3,0 - Tuyer Ulir ganda

    Bingyan

    dkk

    Silindris 150 3,7 - - -

    Sanchez

    dan Lora

    Silindris 200 2 Mineral

    wood

    Perforated

    plate

    Konveyor ulir, 50 mm

    di atas plat distribusi

    Studi ini Silindris 200 1,5 Batu api Tuyer

    dengan

    Nosel

    Ulir tunggal, posisi

    masukkan bahan bakar

    60 cm di atas plat

    distribusi

  • Faktor temperatur membedakan gasifikasi dengan proses lainnya. Temperatur

    gasifikasi yang dibutuhkan minimal 6500C. Di bawah temperatur tersebut biasanya

    merupakan fase pembakaran dan pirolisis. Selain temperatur, tekanan juga merupakan

    faktor yang penting dalam proses gasifikasi. Tekanan berdampak pada kebutuhan suplai

    udara. Jika kerugian tekanan dalam reaktor gasifikasi terlalu tinggi maka energi yang

    dibutuhkan untuk mensuplai udara pun semakin besar.

    Faktor kecepatan fluidisasi akan berdampak terhadap dimensi gasifier dan jenis

    fluidisasi yang digunakan. Sebagaimana diketahui bahwa gasifier yang dioperasikan pada

    kecepatan di atas kecepatan minimum fluidisasi temasuk kategori circulating fluidized bed

    sedangkan jenis lainnya yaitu bubbling fluidized bed beroperasi pada kecepatan minimal

    fluidisasi. Faktor lain adalah equivalence ratio dan sifat bahan bakar. Kedua faktor ini

    menentukan kualitas gas atau syngas yang dihasilkan. Beberapa hasil penelitian

    menunjukkan bahwa equivalence ratio optimum berada pada rentang 0,2 0,4. Tabel 9

    menunjukkan perbandingan parameter operasi gasifier yang dirancang dengan penelitian

    lainnya [9].

    Tabel 9. Perbandingan parameter operasi fluidized bed gasifier dari berbagai penelitian

    Referensi Equivalence

    ratio

    Kecepatan

    fluidisasi (m/s)

    Temperatur

    Operasi (0C)

    Laju bahan

    bakar (kg/h)

    van den Aarsen dkk. 0,27 0,34 - 750 950 50

    Hiler 0,15 0,38 - 523 907 -

    Xu dkk. 0,18 0,21 60 75 700 815 9 22

    Hartiniati dkk. 0,30 0,48 - 721 871 75 105

    Flanigan dkk. 0,21 0,29 - 500 757 14 18

    Ramirez dkk 0,2 0,32 0,66 812 33

    Bingyan dkk 0,26 60 100 500 800 15 20

    Sanchez dan Lora 0,1 0,8 75 600 800 -

    Studi ini 0,27 0,5 650 30

    Simpulan

    Telah dirancang alat gasifikasi jenis updraft fluidized bed gasifier untuk gasifikasi

    sekam padi. Dimensi utama gasifier masing-masing diperoleh diameter 0,20 m dan tinggi

    total 1,5 m. Kecepatan fluidisasi pada kolom gasifikasi 0,5 m/s dan kecepatan maksimum

  • fluidisasi sebesar 2,14 m/s. Kecepatan ini dilayani dengan oleh plat distributor udara model

    tuyer dan nosel. Sebagai pengumpan bahan bakar digunakan model ulir tunggal dengan

    kapasitas 30 kg/h. Gasifier yang dirancang memenuhi syarat gasifikasi sebagaimana

    gasifier yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Rancang bangun ini diharapkan

    dapat digunakan untuk penelitian lanjutan dalam mengembangkan teknologi bersih dan

    ramah lingkungan khususnya pemanfaatan teknologi gasifikasi.

    Daftar Pustaka

    [1] Anonim. (2003). www.mediaindonesia.com

    [2] ---------. (2009). www.bps.org.id.

    [3] Beagle, E.C. (1979). Rice Husk Convertion To Energy

    [4] Belgiorno, V., De Feo, G., Delle Rocca, C., dan Napoli, R.M.A. (2003). Energi From Gasification of Solid Waste. Journal of Waste Management, Vol 23, pp 1-15.

    [5] Chatterjee, P.K., Datta, A.B., dan Kundu, K.M. (1995). Fluidized Bed Gasification of Coal. The Canadian Journal of Chemical Engineering, Vol 73, pp 204-210.

    [6] Jayah, T.H., Aye, L., Fuller, R.J., dan Stewart, D.F. (2003). Computer simulation of downdraft wood gasifier for tea drying. Journal of Biomass and Bioenergi, Vol 25,

    pp 459-469.

    [7] Kunii, D. dan Levenspiel, O. (1991). Fluidization Engineering. 2nd ed. Butterworth-Heinemann Publishers, Boston: 61 - 94.

    [8] Mathieu, P. dan Dubuisson, R. (2002). Performance Analysis Of Biomass Gasifier. Journal of Energi Convertion and Management, Vol 43, pp 1291-1299.

    [9] Natarajan, E., Nordin, A., dan Rao, A.N. (1998). An overview of combustion and gasification of rice husk in fluidize bed reactor. Journal of Biomass and Bioenergy,

    Vol 14, pp 533-546

    [10] Prins, M.J., Ptasinski, K.J., dan Janssen, F.J.J.G. (2007). From Coal to Biomass Gasification Comparison of Thermodyinamic Efficiency. Journal of Energi, Vol 32,

    pp 1248-1259.

    [11] Ramirez, J.J., Martinez, J.D., dan Petro, S.L. (2007). Basic Design of Fluidized Bed Gasifier for Rice Husk on A Pilot Scale. Latin American Applied Research, Vol 37,

    pp 299-306.

    [12] Sharma, A.Kr. (2007). Modeling Fluid and Heat Transport in The Reactive Porous Bed of Downdraft (Biomass) Gasifier. International Journal of Heat and Fluid

    Transfer, www.elsevier.com

    [13] Yin, X.L., Wu, C.Z., Zheng, S.P. dan Chen, Y. (2002). Design and Operation of CFB

    Gasification and Power Generation System for Rice Husk. Journal of Biomass and

    Bioenergi, Vol 23, pp 181-187.