272011056 bab ii - repository.uksw.edu
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kreativitas
Sujiono (2010) mengatakan bahwa Kreativitas berhubungan dengan proses
berpikir yang dilakukan seseorang, dalam hal ini kemampuan berpikir menyebar
(divergent think) dan bukan berpikir yang menyempit (convergent think). Pada
kenyataanya, orang yang intelegensinya tinggi belum tentu kreatif tetapi orang
yang kreatif umumnya orang yang cukup intelegen. Intelegensi tidak begitu
berpengaruh dalam penentuan kreativitas. Berkaitan dengan pengertian kreativitas
beberapa tokoh yang memiliki pendapat yang hampir sama, diantaranya :
1. Santrock (2002) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta
melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
2. Semiawan (dalam Munandar, 2010) berpendapat bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Guilford dan Jamaris (dalam Munandar,
2009) yang memaparkan bahwa secara umum karakteristik dari suatu bentuk
kreativitas tampak dalam proses berpikir saat seseorang memecahkan masalah
7
dan kreativitas berkaitan dengan pemikiran divergen sebagai orpasi mental yang
menuntut penggunaan nerpikir kreatif meliputi:
1. Kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan pendapat
atau ide- ide
2. Kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternative
dalam memecahkan masalah.
3. Keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan beberapa idea atau karya
yang asli hasil pemikiran sendiri.
4. Elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang
mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain.
Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Munandar (dalam Sujiono, 2010)
menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi
baru berdasarkan data, informasi, dan unsur-unsur yang ada.
Berdasarkan penjelasan pengertian kreativitas di atas, maka kreativitas adalah
kemampuan yang memcerminkan seseorang yang mampu menciptakan hal-hal
baru dalam menyikapi dan menghadapi sesuatu dengan kegigihan originalitas
dalam berpikir dan memiliki kemampuan mengeksplorasi yaitu menciptakan,
mengembangkan, memperkaya, dan memperinci suatu gagasan.
8
1. Konsep Kreativitas
a. Kreativitas dan Aktualisasi Diri
Pribadi yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah seseorang yang
sehat mental, dapat menerima dirinya, selalu tumbuh, berfungsi sepenuhnya,
berpikiran dan demokratis. Menurut Maslow (dalam Munandar, 2009)
aktualisasi diri merupakan karakteristik yang fundamental, suatu potensialitas
yang ada pada semua manusia sejak dilahirkan, akan tetapi sering hilang,
terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan. Rogers (dalam
Munandar, 2009) menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah
kecendrungan untuk mengaktualisasi diri, memujudkan potensi, dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang, kecendrungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua organism.
Beberapa peneliti menunjukan bahwa aktualisasi diri dan kreativitas saling
berkaitan dan berkorelasi. Yonge (dalam Munandar, 2009) menemukan
korelasi positif antara skor pada ukuran aktualisasi diri (Personal Oriention
Invertory, Shostrum, 1963) dan beberapa ukuran kreativitas, seperti skla
kreativitas “Adjective Checklist”. Damm (dalam Munandar, 2009)
menyimpulkan bahwa baik kreativitas maupun inteligensi berkorelasi dengan
aktualisasi diri, dan tingkat aktualisasi diri yang tertinggi oleh siswa sekolah
menengah yang sama-sama kreatif dan intelegen. Maslow (dalam Munandar,
2009) membedakan antara kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta
9
khusus. Orang-orang dengan kreativitas talenta khusus memiliki bakat atau
talenta kreatif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater, sains,
bisnis, atau bidang lainnya. Mereka bisa saja menunjukan penyesuaian diri
dan aktualisasi diri dengan baik, tetapi mungkin juga tidak. Sedangkan orang-
orang kreatif yang mampu mengaktualisaikan diri adalah sehat mental, hidup
sepenuhnya dan produktif, dan cenderung menghadapi semua aspek
kehidupan secara fleksibel dan kreatif. Tetapi belum tentu mereka memiliki
talenta yang menonjol dalam bidang khusus, misalnya seni atau sains.
Kreativitas aktualisai diri adalah kekreatifan yang umum dan “content
free”. Program kreativitas bertujuan meningkatkan kesadaran kreativitas,
memperkokoh sikap kreatif, mengajarkan teknik menemukan gagasan dan
memecahkan masalah secara kreatif, dan melatih kemampuan kereatif secara
umum (dalam Munandar, 2009).
b. Konsep Kreativitas dengan Pendekatan Empat P
Rhodes (dalam Munandar, 2009) menyimpulkan bahwa pada umumnya
kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, press, dan
produk. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi yang kreatif yang melibatkan
diri dalam dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan dari
lingkungan menghasilkan produk kreatif. Berikut definisi dari pribadi, proses,
pendorong, pres, dan produk menurut para ahli :
a. Pribadi
10
Menurut Hulbeck (dalam Munandar, 2009) “creative action is an
imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique
and characteristic way”. Tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dalam lingkungannya.
Menurut Sternberg (dalam Munandar, 2009), kreativitas merupakan
titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: intelegensi, gaya
kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Intelegensi terutama meliputi kemampaun verbal, pemikiran lancer,
penetahuan, perencanaan, perumuas masalah, penyusunan strategi,
representasi mental, keterampilan mengambil keputusan, dan
keseimbangan serta integrasi intelektual secara umun.
Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi yang kreatif menunjukan
kelongaran dari ketertarikan pada konvisi menciptakan aturan sendiri,
melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak
terlalu terstruktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan
yang kreatif, seperti pengarang saintis, arsitek.
Kepribadian atau motivasi seperti fleksibelitas, toleransi terhadap
kewiraartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan,
keuletan dalam menghadapi rintangan, dan mengambil resiko yang
moderat.
b. Proses
11
Menurut Torrance (dalam Munandar, 2009) tentang kreativitas yang
pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
the proses of 1) sensing difficulties, problems, gapsin information, missing
elements, samting asked; 2) making guesses and rofmulating hypotheses
abaut these deficiencies; 3) evaluating and testing these guesses and
hypotheses; 4) possibly revising and retesting them; and finally 5)
communicating the results.
Adapun langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (dalam
Munandar, 2009) meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan
vertifikasi.
c. Produk
Menurut Barron (dalam Munandar, 2009) kreativitas adalah
kemampuan menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Hal ini
juga dikatakan Haefele (dalam Munandar, 2009) kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai
makna sosial. Definisi Haefele (dalam Munandar, 2009) menekankan
bahwa suatu produk kreatif tidak harus baru tetapi juga diakui sebagai
bermakna.
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009) mengemukakan kriteria
untuk produk kreatif ianlah:
1) Produk itu harus nyata (observable).
12
2) Produk itu harus baru.
3) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi
dengan lingkungannya.
d. Press
Pada pendekatan press bukan hanya faktor dari dalam saja yang
menjadi pendukung/ dorangan untuk seseorang menjadi kreatif tetapi juga
dorongan dari luar yang juga menjadi faktor terbentuknya kreatif.
Definisi Simpson (dalam Munandar, 2009) merujuk pada aspek
internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai “the initiative that
one manifests by his power to break away from the usual sequence of
thought.” Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak
menghargai imajinasi atau fantasi, dan menekankan kraetivitas dan
inovasi. Kreativitas juga tidak berkembang dalam kebudayaan yang terlalu
menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap
perubahan.
Berdasarkan uraian di atas, konsep kreativitas dibagi menjadi empat
yaitu: pribadi (person), proses (process), pendorong (press), dan produk
(product). Tetapi masih ada aspek lain yang ikut dalam kreativitas yaitu
aktualisasi diri, yang maksudnya adalah bagaimana seseorang mampu
memposisikan dirinya atau mewujudkan segala sesuatu dengan pemikiran
yang demokratis.
13
2. Ciri-ciri Anak Kreatif
Menurut Treffinger (dalam Munandar, 2009) mengatakan bahwa pribadi yang
kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk
orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu, dengan
mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya. Menurut
Catron dan Allen (dalam Sujiono, 2010) menjelaskan dua belas ciri-ciri kreatif
pada anak usia dini yaitu :
a. Anak berkeinginan untuk mengambil resiko berperilaku berbeda dan
mencoba hal-hal yang baru dan sulit.
b. Anak memiliki selera humor yang luar biasa dalam situasi keseharian.
c. Anak berpendirian tegas/tetap, terus terang, dan berkeinginan berbicara
secara terbuka dan bebas.
d. Anak adalah nonkompermis, yaitu melakukan hal-hal dengan caranya
sendiri.
e. Anak mengekspresikan imajinasinya secara verbal, contoh: membuat kata-
kata lucu atau cerita fantastis.
f. Anak tertarik pada berbagai hal, memiliki rasa ingin tahu dan senang
bertanya.
g. Anak menjadi terarah sendiri dan termotivasi sendiri; anak memiliki
imajinaasi dan menyukai fantasi.
14
h. Anak terlibat dalam eksplorasi yang sistematis dan yang disengaja dalam
membuat rencanadan suatu kegiatan.
i. Anak menyukai untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain
terutama dalam bermain pura-pura.
j. Anak menjadi inofatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya.
k. Anak bereksplorasi, bereksperimen dengan objek, contoh: memasukan
atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan.
l. Anak bersifat fleksibel dan anak berbakat dalam mendesain sesuatu.
3. Pengembangan Kreativitas Dalam Pembelajaran
Menurut Davis (dalam Soesilo, 2013), mengembangkan kreativitas dalam
proses pembelajaran dapat dengan memperhatikan 3 faktor dibawah ini sebagai
berikut:
a. Sikap Individu
Sikap individu mencakup tujuan untuk menemukan gagasan-gagasan serta
produk-produk dan pemecahan baru. Dalam pemgembangan sikap indivivu
ini ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Perhatian khusus bagi pengembangan kepercayaan diri anak. Kepercayaan
diri sebagai sumber perasaan aman dalam diri anak. Oleh karena itu, yang
perlu diperhatikan oleh pendidik adalah:
a) Membantu kesadaran diri yang positif pada peserta bahwa ia mampu
memecahkan masalah yang dihadapi,
15
b) Menenemkan rasa percaya diri kepada anak sedini mungkin agar
pengembangan gagasan, produk serrta pemecahan baru dapat
terwujud.
2) Membangkitkan rasa ingin tahu anak. Rasa ingin tau merupakan kapasitas
untuk memenukan masalah-masalah teknis serta usaha untuk
memecahkannya.
b. Kemanpuan Dasar
Kemampuan dasar yang diperlukan mencakup berbagai kemampuan
bervikir konvergen dan divergen dalam pemesahan masalah yang kreatif.
Menurut Osborn (dalam Soesilo, 2013) ada beberapa tahap yang perlu
dilatihkan secara sistematis, dengan menghadapkan diri anak pada suatu
permasalahan sebagai berikut :
1) Memikirkan seluruh tahap dari masalah,
2) Memilih bagian masalah yang perlu dipecahkan,
3) Memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu,
4) Memilih sumber-sumber data yang paling memungkinkan,
5) Memikirkan segala kemungkinan pemecahan masalah,
6) Memilih gagasan yang paling mungkin bagi pemecahan,
7) Memikirkan segala kemungkinan cara pengujian,
8) Memilih cara yang paling dapat dipercaya untuk menguji,
9) Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,
16
10) Mengambil keputusan.
c. Teknik pengembangan kreativitas
Ada cukup banyak metode ataupun teknik yang dapat diimplikasikan oleh
guru dalam pembelajaran agar siswa bukan hanya mencapai prestasi
akademik, tetapi juga terbiasa berpikir kreatif dan mau mengembangkan
kemampuan kreativitasnya. Misalnya penggunaan metode brain storming,
metode diskusi untuk memecahkan suatu masalah (problem solving), inquiry
discovery (Soesilo, 2013). Selain itu ada beberapa model pembelejaran yang
mengaktifkan siswa menurut Rusman (2013) mengatakan model-model
pembelajaran yang mengaktifkan siswa berdasarkan teori belajar yang
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran yaitu:
1) Model intereksi sosial, siswa dituntuk untuk berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.
2) Model pemprosesan informasi, menuntut siswa intuk aktif dan
mengembangkan materi yang dipelajari.
3) Model personal, siswa dituntuk untuk mampu mengeksplorasi,
mengelaborasi, dan menaktualisasi kemampuannya dalam pembelajaran.
4) Model modifikasi tingkah laku, siswa mengembangkan kemampuannya
melalui tugas-tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
17
4. Makna dari Pengembangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas sejak anak usia dini sangat penting. Seiring
dengan kehidupan dimana ilmu pengetahuain berkembang dengan pesatnya yang
digunakan baik itu secara konstruktif maupun destruktif, adaptasi kreatif
merupakan kemungkinan untuk mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi
untuk dapat menghadapi problem-problem yang yang semakin kompleks. Sebagai
individual maupun kelompok atau bangsa kita harus mampu menemukan cara-
cara baru yang kreatif agar kita tidak tengelam atau hanyut dalam persaingan
antar Bangsa dan Negara. Berikut ini penjelasan makna dari pengembangan
kreativitas :
a. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan/mengaktualisasikan dirinya,
dan perwujudan/aktualisasi ini merupakan kebutuhan pokok pada tingat
tertinggi dalam hidup manusia (Maslow dalam Munandar, 2009).
Kreatifitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya.
b. Menurut Guilford (dalam Munandar, 2009) kreativitas atau berpikir
kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk
pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan
kualitas hidupnya.
18
B. Pengertian Bahan Alam
Lingkungan alam merupakan salah satu dari kompenen terpenting bagi
pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan proses, tujuan, dan isi. Bahan
alam merupakan bahan-bahan yang telah disediakan alam di sekitar kita.
Bahan alam banyak kita jumpai di sekitar kita, seperti daun kelapa, pelapah
pisang, daun pandan, daun lontar, rotan, ranting, eceng gondok, bambu, dedaunan
kering dan lain-lain (Soelilo, 2013). Orang-orang masih berpikiran bahwa bahan
alam tidak dapat digunakan sebagai pembelajaran dan dedaunan kering serta
ranting adalah sampah yang harus dibuang dan tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Tetapi bagi orang-orang yang kreatif hal itu salah, bagi mereka bahan alam yang
disebut di atas bisa diolah menjadi media belajar bahkan bisa memiliki harga jual.
Bahan alam diolah menjadi mainan-mainan unik, aksesoris, media belajar, dan
barang-barang yang memiliki manfaat lainnya.
C. Kajian Temuan Penelitian Yang Relavan
Menurut Ulfa (2014) yang juga melakukan penelitian dengan menggunakan
pemanfaatkan bahan alam pada anak usia dini di PAUD Mutiara Hati Kenanti
menyatakan hasil yang diperolehnya adalah berdasarkan analisis proses penilaian
dari 2 siklus, pengembangan kreativitas menggunakan bahan alam telah
menunjukan hasil yang optimal. Peningkatan yang terjadi yaitu dari sebelum
tindakan ke siklus I sebesar 60 % dan dari siklus I ke siklus II sebesar 85 %.
19
Dari hasil penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa dengan
memanfaatkan bahan alam dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini .
D. Kerangka Berpikir
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
bekerja sama dengan peneliti di kelas untuk meningkatkan atau mendapatkan
hasil yang lebih optimal.
Menurut Arikunto (2006) menjelaskan frasa penelitian tindakan kelas dari
unsur kata pembentuknya, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian
mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi
peneliti.
Peneliti memilih penggunakan bahan alam dalam meningkatkan kreativitas
anak karena bahan alam selain mudah didapatkan, bahan alam tidak berbahaya
bagi anak ketika digunakan dan bahan alam adalah bahan yang luwes yang dapat
digunakan untuk membuat apa saja.
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat 4
(empat) tahapan utama kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan/observasi, dan refleksi.
20
Gambar 2.1 Kerangka berpikir menurut Arikunto, dkk (2006)
Pelaksanaan
siklus I
Perencanaan
siklus I
keadaan awal
anak
Refleksi
siklus I
Observasi
siklus I
Keadaan anak setelah
siklus I
Pelaksanaan
siklus II
Perencanaan
siklus II
Refleksi
siklus II Observasi
siklus II
Pelaksanaan siklus
berikutnya
Bila permasalahan anak belum
terselesaikan
21
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Suwandi, 2011). Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di
atas, maka dapat di kemukakan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
bahwa dengan memanfaatkan bahan alam dapat meningkatkan kreativitas anak
usia 5-6 Tahun Di RA Tarbiyatul Banin IX Salatiga.