26 las ifa jumat, 2 desember 2011 - ftp.unpad.ac.id filetitik lintang 0 derajat bermula dari...

1
JUMAT, 2 DESEMBER 2011 Merasakan Titik Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa B ERWISATA keliling Indonesia tentunya sangat menyenangkan, apalagi kalau Anda bisa berkunjung ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Tempat itu sangat istimewa karena menjadi kota yang dilalui garis khayal ekuator atau garis khatulistiwa. Setiap pengunjung serasa melewati garis khatulistiwa yang membagi bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan utara dan selatan. Anda akan merasakan sensasi berbeda bila mempunyai kesempatan berdiri di titik lintang 0 derajat. Titik lintang 0 derajat bermula dari ekspedisi internasional oleh ahli geografi Belanda pada 1928. Penentuan itu awalnya hanya bertujuan menentukan titik atau tonggak garis ekuator di Kota Pontianak. Kemudian dibangunlah tonggak dengan tanda panah di puncak yang menjadi penanda garis khatulistiwa yang disebut Tugu Khatulistiwa. Pada 1930 ditambahkan bentuk lingkaran di bagian puncak tonggak, dan pada 1938 direnovasi dengan empat tonggak dari kayu belian masing-masing berdiameter 0,30 meter. Tinggi dua tonggak depan 3,05 meter dan dua tonggak belakang tempat lingkaran dan tanda panah 4,40 meter. Pada 1990, Tugu Khatulistiwa mendapatkan tambahan berupa kubah dan duplikat Tugu Khatulistiwa dengan ukuran 5 kali lebih besar jika dibandingkan dengan tonggak asli. Tonggak depan berdiameter 1,5 meter dan bertinggi 15,25 meter. Tonggak belakang berdiameter 1,5 meter dan berketinggian 22 meter serta panjang tanda panah 10,75 meter. Di bagian bawah Tugu Khatulistiwa terdapat plakat yang bertuliskan ‘109 derajat 20’00” OLVGR’ yang menunjukkan letak berdirinya Tugu Khatulistiwa di garis bujur timur. Duplikat Tugu Khatulistiwa diresmikan pada 21 September 1991 oleh Gubernur Kalimantan Barat Pardjoko Suryokusumo. Untuk mewakili garis khatulistiwa, di bagian bawah Tugu Khatulistiwa terdapat lantai dengan warna berbeda. Uniknya, saat titik kulminasi sinar matahari terjadi, yakni pada 21-23 Maret dan 21-23 September, atau saat matahari berada di atas kepala, semua benda di sekitar Tugu Khatulistiwa tidak memiliki bayangan akibat posisi tegak lurus dengan matahari. Saat-saat tersebut juga selalu diperingati masyarakat Pontianak dengan tarian khas Pontianak. Tugu Khatulistiwa dapat dikunjungi mulai pukul 07.15 hingga pukul 16.00 setiap hari tanpa dipungut biaya alias gratis. Di sana Anda dapat melihat dokumentasi perjalanan sejarah, pengetahuan tentang bumi, dan astronomi. Bukan cuma itu, Anda akan mendapatkan sertifikat mengunjungi 0 derajat yang ditandatangani Wali Kota Pontianak. (S-25) 26 K LAS IFA

Upload: ngodat

Post on 30-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 26 las ifa JUMAT, 2 DESEMBER 2011 - ftp.unpad.ac.id fileTitik lintang 0 derajat bermula dari ekspedisi internasional oleh ahli geogra˜ Belanda pada 1928. Penentuan itu awalnya hanya

JUMAT, 2 DESEMBER 2011

Merasakan Titik Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa

BERWISATA keliling Indonesia tentunya sangat menyenangkan, apalagi kalau Anda bisa berkunjung ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Tempat itu sangat istimewa karena

menjadi kota yang dilalui garis khayal ekuator atau garis khatulistiwa. Setiap pengunjung serasa melewati garis khatulistiwa yang membagi bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan utara dan selatan. Anda akan merasakan sensasi berbeda bila mempunyai kesempatan berdiri di titik lintang 0 derajat.

Titik lintang 0 derajat bermula dari ekspedisi internasional oleh ahli geogra� Belanda pada 1928. Penentuan itu awalnya hanya bertujuan menentukan

titik atau tonggak garis ekuator di Kota Pontianak.Kemudian dibangunlah tonggak dengan tanda panah

di puncak yang menjadi penanda garis khatulistiwa yang disebut Tugu Khatulistiwa.

Pada 1930 ditambahkan bentuk lingkaran di bagian puncak tonggak, dan pada 1938 direnovasi dengan empat tonggak dari kayu belian masing-masing berdiameter 0,30 meter. Tinggi dua tonggak depan 3,05 meter dan dua tonggak belakang tempat lingkaran dan tanda panah 4,40 meter.

Pada 1990, Tugu Khatulistiwa mendapatkan tambahan berupa kubah dan duplikat Tugu Khatulistiwa dengan ukuran 5 kali lebih besar jika dibandingkan dengan

tonggak asli. Tonggak depan berdiameter 1,5 meter dan bertinggi 15,25 meter. Tonggak belakang berdiameter 1,5 meter dan berketinggian 22 meter serta panjang tanda panah 10,75 meter.

Di bagian bawah Tugu Khatulistiwa terdapat plakat yang bertuliskan ‘109 derajat 20’00” OLVGR’ yang menunjukkan letak berdirinya Tugu Khatulistiwa di garis bujur timur. Duplikat Tugu Khatulistiwa diresmikan pada 21 September 1991 oleh Gubernur Kalimantan Barat Pardjoko Suryokusumo.

Untuk mewakili garis khatulistiwa, di bagian bawah Tugu Khatulistiwa terdapat lantai dengan warna berbeda. Uniknya, saat titik kulminasi sinar matahari

terjadi, yakni pada 21-23 Maret dan 21-23 September, atau saat matahari berada di atas kepala, semua benda di sekitar Tugu Khatulistiwa tidak memiliki bayangan akibat posisi tegak lurus dengan matahari.

Saat-saat tersebut juga selalu diperingati masyarakat Pontianak dengan tarian khas Pontianak. Tugu Khatulistiwa dapat dikunjungi mulai pukul 07.15 hingga pukul 16.00 setiap hari tanpa dipungut biaya alias gratis. Di sana Anda dapat melihat dokumentasi perjalanan sejarah, pengetahuan tentang bumi, dan astronomi. Bukan cuma itu, Anda akan mendapatkan serti�kat mengunjungi 0 derajat yang ditandatangani Wali Kota Pontianak. (S-25)

26 Klasifa