258913964 repro kuda jantan

Upload: monalisa-paskhalina

Post on 08-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tekpro

TRANSCRIPT

Fertilitas merupakan suatu derajat kemampuan bereproduksi. Pada kuda, satu kelahiran normal hewan muda pertahun yang dapat hidup menunjukkan derajat fertilitas yang dicapai. Pada kuda, mortalitas yang tinggi berhubungan dengan kelahiran kembar dua (twin) atau kembar tiga (triplet), merupakan pilihan sebagai kelahiran yang tidak diinginkan. Hubungan kecakapan reproduksi dengan angka perkawinan sering digunakan untuk menggambarkan derajat fertilitas.Kuda jantan turunan murni dengan jenis yang lebih besar membutuhkan pakan tingi protein, sebanyak 7 kg kulit gandum dalam kebutuhan harian untuk fertilitas maksimal. Rumput kering berkualitas baik merupakan sesuatu yang sangat diperlukan. Dalam hal ini, untuk menjaga kuda agar sehat tapi tidak terlalu gemuk. Kegemukan merupakan penyebab primer dari sterilitas dan juga mengarah ke laminitis dengan kondisi kesakitan pada daerah kaki.Fertilitas pejantan pada kuda ditentukan dari beberapa fenomena, yaitu :1. produksi semen2. daya tahan hidup dan daya fertilisasi spermatozoa3. libido atau keinginan mengawini4. kemampuan mengawiniSuplemen vitamin C dan E kadang-kadang digunakan oleh peternak untuk meningkatkan fertilitas atau pelaksanaan reproduksi kuda jantan. Jika vitamin tambahan diperlukan, berikan suplemen seimbang yang jumlahnya banyak berisi semua vitamin tanpa jumlah berlebihan setiap pemberiannya untuk mendapatkan kesehatan yang optimal dan kemampuan bereproduksi.Pada musim kawin beberapa kuda jantan akan mengawini sampai 200 kuda betina per musim, dengan proses kawin berlangsung cepat. Pejantan harus diberi pakan rumput kering kualitas tinggi dengan jumlah minimum 1 persen dari bobot tubuh. Penyajian campuran rumput segar dengan satu atau dua gelas minyak sayur adalah alternatif yang efektif untuk pemberian energi tambahan. Setelah musim kawin kuda jantan selesai, agar tetap dalam kondisi yang baik dapat dilakukan dengan penanganan pakan post-breeding yaitu dengan meningkatkan jumlah rumput kering dalam pakan dan menurunkan jumlah rumput segar. Hasil ejakulasi pada kuda bobot 1000 pon sekitar 100 cc. Kuda jantan yang memproduksi antara 25 cc dan 250 cc terbilang masih normal. Besarnya variasi ini berhubungan antara volume dan konsentrasi-kriteria kuda yang lain.Masa pubertas kuda jantanKuda jantan mencapai pubertas antara 14 dan 18 bulan. Usia kuda mempengaruhi ukuran dan integritas jaringan testis, yang mempengaruhi keluaran sperma. Total lebar meningkat scrotum sampai kuda ini setidaknya 6 tahun. Kapasitas penyimpanan sperma jauh lebih besar di kuda matang setelah berusia 2-3 tahun. Dan sebagai aturan umum, kuda jantan dewasa menghasilkan lebih dari dua kali jumlah sperma per hari dibanding umur 2-3 tahun. Dengan demikian kuda jantan dewasa tanpa mengurangi kesuburan. Hasil usia lanjut degenerasi testis, yang mengurangi output sperma tetapi tidak mempengaruhi kualitas semen di kuda jantan normal.Ejakulasi Kuda jantanKadang-kadang kuda jantan akan meningkat dan pergi melalui gerakan pemuliaan, namun tidak ajkulasi. Hal ini mungkin karena terlalu banyak di gunakan, kuda adalah salah penanganan saat bersengggama, disfungsi ejakulasi. Beberapa upaya mungkin di perlukan. Beberapa indikasi ejakulasi termasuk lesu ekor, denyutan di pangkal penis, gel berpegang pada ujung penis setelah turun dari dan penghentian minat kuda.

Mekanisme ereksiEreksi merupkan salah satu fungsi vaskuler korpus kavernosum di bawah pengendalian saraf otonom. Sistem ini merupakan sistem yang membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan dalam fungsi tubuh yang spesifik ini. Pada waktu istirahat atau tidak dalam melakukan hubungan seksualpembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekula yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di corpora cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek atau tidak ereksi.Proses ereksi dimulai ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui medulla spinalis atau sumsum tulang belakang. Selanjutnya stimulus melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekula-trabekula dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran. Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekula-trabekula sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras.Sedangkan proses menurunkan ereksi adalah dengan pengurangan cGMP sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine wonophospbat (SGMP), sehingga jumlah cGMP berkurang. Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut (kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi. Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek atau tidak ereksi (Anonim, 2009 (b)). Mekanisme ejakulasi Ejakulasi merupakan mekanisme keluarnya sperma. Ejakulasi ini melibatkan kerja dua impuls, yaitu Impuls simpatis menyebabkan kontraksi peristaltik di duktus testis, epididimis, dan duktus deferen menyebabkan sperma mengalir ke sepanjang saluran, dan Impuls parasimpatis menyebabkan otot bulbokavernosum berkontraksi secara berirama, menyebabkan cairan semen keluar. Jadi saat ejakulasi ini saraf simpatis menyebabkan konstriksi arteriol, sehingga aliran darah yang ke kavernosa mengecil. Darah dari sinusoid korpus kavernosa mengalir ke vena, penis menjadi lunak (Anonim, 2007 (b)).Jadi Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom. Asetilkolin berperan sepagai neurotransmiter ketika saraf simpatis mengaktivasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesikula seminalis, dan vas deferens. Refleks ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta dikontrol oleh saraf pudendus. Secara singkat, ejakulasi terjadi karena mekanisme refleks yang dicetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang (T12-L2) dan korteks sensorik (salah satu bagian otak) (Anonim. 2009 (c)).

Daftar PustakaRahmat Hidayat http://komunitas-dokterhewan.blogspot.com/2008/02/fertilitas-pada-kuda-jantan.html di akses pada jam 08:10 tgl 28 februari 2015imam abror https://imamabror.wordpress.com/2010/04/03/organ-genital-jantan-mekanisme-ereksi-dan-ejakulasi/ di akses pada jam 08:10 tgl 28 februari 2015

abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas karbohidratsuplementasi pada semen kuda kriopreservasi. Semen dikumpulkan dari 3kuda menggunakan artifi resmi Vagina dua kali seminggu. Semen dikumpulkan dievaluasi macroandmikroskopis. Mani menunjukkan> 60% motilitas progresif kemudian dibagi menjadi 3tabung dan diencerkan dengan susu skim 1: 1, disentrifugasi pada 1006 g selama 10 menit. Supernatandihapus dan setiap pelet rediluted baik dengan susu skim extender dilengkapidengan 50 mM trehalosa (ST); 50 hidung mM raffi (SR) atau 100 mM fruktosa (SF) denganKonsentrasi sperma yang 200x106 ml-1. Semen diperpanjang dikemas ke minitub 0,3 mlmenyeimbangkan dan pada 4 oC selama 2 jam, membeku dalam uap nitrogen cair selama 10 menitdan disimpan dalam wadah nitrogen cair -196 oC untuk evaluasi lebih lanjut. Setelah 24 jam,air mani itu dicairkan pada 37 oC untuk 30 kedua. Hasil penelitian menunjukkanbahwa suplementasi trehalosa dalam susu skim ditemukan signifi kan meningkatkanpersentase motilitas sperma (P