239381374-referat-depresi

Upload: ririn-primarini

Post on 02-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    1/54

    1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    pimpinan dan penyertaanNya selama pembuatan referat ini.

    Referat yang berjudul Gangguan Depresi ini disusun untuk memenuhi

    tugas kepaniteraan klinik bagi CoAss Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

    yang menjalani program kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran

    Jiwa Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto.

    Dalam pembuata referat ini mendapatkan dukungan dari banyak pihak.

    Oleh

    karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Dr. Suhendro, Sp.KJ, selaku pembimbing utama penulisan referat

    2. Dr. Henny Riana, Sp. KJ

    3. Para perawat dan teman teman yang telah membantu penulis

    menyusun referat ini.

    Penulis juga menyadari referta ini masih jauh dari sempurna, oleh

    karena itu, penulis terbuka atas saran dan kritik dari para pembaca sebagai

    masukan di karya tulis yang akan datang. Penulis juga memohon maaf jika

    ada kata-kata penulis yang kurang berkenan di hati para pembaca. Akhir

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    2/54

    2

    kata, penulis berharap bahwa Referat ini dapat membantu dan menambah

    wawasan para pembaca.

    Jakarta, 6 April 2014

    Penyusun

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ii

    DAFTAR ISI iii

    BAB I: PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar belakang dan Tujuan 1

    BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 3

    2.1 Definisi 3

    2.2 Epidemiologi 3

    2.2.1 Insiden dan prevalensi 3

    2.2.2 Jenis kelamin 3

    2.2.3 Usia 4

    2.2.4 Latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya 5

    2.2.5 Hubungan interpersonal 5

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    3/54

    3

    2.3 Faktor resiko 5

    2.4 Etiologi dan Patogenesis 6

    2.4.1 Faktor genetik 7

    2.4.2 Faktor biologis 7

    2.4.3 Faktor psikologis 8

    2.5 Gejala klinis 10

    2.6 Kriteria diagnosis 14

    2.7 Diagnosis banding 25

    2.8 Penyakit komorbid 27

    2.9 Tatalaksana Farmakologi 27

    2.10 Tatalaksana Non-Farmakologi 34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang dan Tujuan

    Menurut hasil survey di 14 negara pada tahun 1990, data

    menunjukan bahwa depresi merupakan masalah kesehatan dengan urutan

    ke-4 terbesar di dunia yang mengakibatkan beban sosial. Dari data prevalensi

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    4/54

    4

    depresi di dunia dan Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia pada tahun 2004, diperkirakan sebanyak 17-25%

    penduduk Indonesia dan 5-10% penduduk dunia per tahun mengalami

    depresi. Sedangkan data Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa

    pada tahun 2020, depresi akan menjadi beban global penyakit ke-2 di dunia

    setelah penyakit jantung iskemik. 1

    Gangguan depresi dalam PPDGJ dimasukan kedalam kelompok

    gangguan suasana perasaan (mood/ afektif).2 Mood merupakan nada

    perasaan yang meresap dan menetap yang dirasakan di dalam diri seseorang

    dan mempengaruhi kebiasaan dan persepsi orang tersebut terhadap dunia.

    Sedangkan afek adalah ekspresi eksternal dari mood. Mood dapat beragam

    dari tingkatan normal, meningkat atau menurun. Seseorang yang sehat

    mengalami berbagai suasana mood dan memiliki afek yang sama luasnya

    dengan mood tersebut. Sebuah mood dan afek harus dapat dikontrol oleh

    manusia.3

    Pada gangguan depresi, terdapat penurunan mood, energi dan

    minat; perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, gangguan nafsu makan,

    dan pikiran untuk mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk

    perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif

    yaitu tidur, aktivitas seksual dan ritme biologik lain. 4 Gangguan ini pada

    umumnya mengakibatkan penurunan kualitas hidup dalam hubungan

    interpersonal, sosial dan fungsi pekerjaan; peningkatan resiko kematian

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    5/54

    5

    sehubungan dengan keinginan bunuh diri dan kecelakaan serta penyakit

    kardiovaskular.5

    Tatalaksana gangguan depresi terdiri dari pengobatan non-

    farmakologi dan farmakologi. Akan tetapi pada kebanyakan kasus, seringkali

    memiliki banyak hambatan dari pasien ataupun tenaga kesehatan. Stigma

    dan diskriminasi kadang menimbulkan keengganan pasien untuk berobat,

    sedangkan pada dokter umum atau tenaga kesehatan yang lain seringkali

    memilki kepekaan yang kurang terhadap gejala depresi. Contohnya, banyak

    dokter umum yang merasa gejala depresi tidak berbahaya dan tidak

    membutuhkan terapi tertentu. Selain itu, penyampaian terapi juga kadang

    tidak efektif dan adekuat terhadap kesembuhan pasien. Beberapa dokter

    tidak mengerti bahwa pengobatan jangka panjang pada pasien depresi

    sangat diperlukan untuk mencegah kekambuhan dan keparahan di masa

    yang akan datang. Selain itu beberapa pusat tenaga kesehatan menganggap

    remeh gangguan depresi, mereka lebih fokus terhadap masalah gangguan

    jiwa yang cenderung lebih parah dan menonjol, contohnya skizofren. Hal ini

    seringkali menyebabkan gangguan depresi dini terlewatkan untuk diobati. 5

    Maka dari itu, penting bagi dokter umum untuk mengetahui lebih

    dalam mengenai tanda dan gejala depresi serta penatalaksanaannya yang

    sesuai dan adekuat. Dengan demikian kejadian yang tidak diharapkan dari

    gangguan depresi, seperti bunuh diri ataupun penyakit lain yang menyertai

    dapat dihindari lebih dini. Selain itu, edukasi dan tindakan awal yang adekuat

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    6/54

    6

    dari dokter umum sekiranya dapat menurunkan jumlah prevalensi depresi di

    Indonesia dikemudian hari.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Gangguan depresi termasuk kedalam gangguan mood yang ditandai

    dengan gejala utama seperti kehilangan energi dan minat, merasa bersalah,

    sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir mati atau bunuh diri.

    Pasien dengan gangguan mood terlihat memiliki mood yang menurun atau

    depresif. Tipe gangguan depresi dapat terjadi pertama kali yang disebut

    dengan gangguan episode depresi, atau sudah terjadi sebelumnya yang

    disebut gangguan depresi berulang. Derajat gangguan depresi dapat

    ditentukan dari kriteria diagnosis sesuai gejala yang ditemukan. Dengan

    mengetahui derajat gangguan depresi, maka seorang dokter dapat

    menentukan terapi yang tepat dan efektif untuk individu tersebut.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    7/54

    7

    2.2 Epidemiologi

    2.2.1 Insiden dan Prevalensi

    Sekitar 15% populasi memiliki gejala depresi signifikan yang dapat

    mengakibatkan resiko seumur hidup (lifetime risk) mengalami gangguan

    depresi berat dan sebanyak 10% yang diperkirakan memiliki gangguan

    depresi ketika berkonsultasi ke layanan kesehatan primer.5 Sedangkan,

    tercatat sebanyak 1,3-4,4% gejala depresi yang menyebabkan

    ketidakmampuan (disability) dan kematian dini. Jika dianalisa menurut

    periode waktu, tercatat bahwa penduduk yang lahir setelah perang dunia ke-2

    lebih banyak memiliki gangguan depresi.6

    2.2.2 Jenis kelamin

    Jika membandingkan jenis kelamin, wanita dua kali lipat lebih

    beresiko dibandingkan pria. Perbedaan ini dimulai setelah pubertas dan

    gejala depresi pada wanita banyak dijumpai bertepatan dengan onset

    menarche. Hal ini diduga karena adanya perbedaan hormon, pengaruh

    melahirkan, perbedaan stresor psikososial, dan model perilaku yang

    dipelajari.6 Pada beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa wanita

    cenderung memperlihatkan gejala klinis yang lebih parah dan kompleks,

    sedangkan pria cenderung lebih mudah menyangkal dan melupakan masalah

    atau kejadian penyebab depresi sebelumnya.5

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    8/54

    8

    Sekitar 10% wanita mengalami depresi pada satu bulan pertama

    setelah melahirkan. Beberapa dari mereka sembuh spontan dengan segera,

    dan lebih dari 50% masih mengalami gejala depresi hingga 6 bulan setelah

    melahirkan. Sebanyak 30% wanita yang pernah mengalami depresi pasca

    melahirkan akan terulang kembali setelah melahirkan selanjutnya.5

    Gangguan depresi yang memiliki resiko seumur hidup pada wanita

    dapat mencapai 25%. Dimana sekitar 10% berada di perawatan primer dan

    15% dirawat di rumah sakit.4

    2.2.3 Usia

    Menurut survey pada populasi dunia, kebanyakan gangguan

    depresi dialami pada usia 18-64 tahun dengan rata-rata usia sekitar 40 tahun.

    Onset gangguan depresi kebanyakan dijumpai pada usia 24-35 tahun dengan

    rata-rata usia 27 tahun. Akan tetapi belakangan ini, onset dari gejala depresi

    seringkali dijumpai pada usia yang lebih muda yaitu 20 tahun sebanyak 40%.6

    Hal ini diperkirakan adanya hubungan dengan meningkatnya pengguna

    alkohol dan penyalahgunaan zat dalam kelompok usia tersebut. Pada anak

    sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2%, dan pada usia remaja didapatkan

    prevalensi 5% yang mengalami gangguan depresi berat.4 Terdapat

    perbedaan kecenderungan gejala depresi pada anak, remaja/dewasa muda

    dan lansia. Pada anak-anak, umumnya terdapat keluhan-keluhan gejala

    somatik, iritablilitas, dan penarikan sosial yang lebih menonjol. Pada remaja

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    9/54

    9

    dan dewasa muda, gejala depresi cenderung atipikal, contohnya terdapat

    peningkatan nafsu makan, hipersomnia dan sebagainya. Sedangkan pada

    usia lanjut/ lansia, gejala penurunan minat dan afek yang menurun sangat

    jelas terlihat dan menunjukan ciri melankolik, contohnya seperti adanya

    penurunan aktivitas sehari- hari dan kehilangan minat dan perasaan

    bahagia.6

    2.2.4 Latar belakang sosial, ekonomi dan budaya

    Tidak ada pengaruh yang signifikan antara status sosial, ekonomi,

    budaya dan gangguan depresi berat. Gangguan depresi dapat terjadi pada

    semua orang dari berbagai tingkat sosioekonomi dan budaya, walaupun

    kecepatan penyembuhan pada populasi dengan tingkat sosioekonomi dan

    budaya yang rendah relatif lebih lambat.5

    2.2.5 Hubungan interpersonal

    Gangguan depresi paling sering terjadi pada orang yang tidak

    memiliki hubungan interpersonal yang erat atau pada mereka yang tidak

    menikah maupun cerai/ berpisah. Wanita yang tidak menikah memiliki

    kecenderungan lebih rendah untuk menderita depresi dibandingkan dengan

    yang menikah, namun hal ini berbanding terbalik untuk laki- laki.

    2.3 Faktor resiko

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    10/54

    10

    Dengan mengenali beberapa faktor resiko terjadinya gangguan

    depresi, maka dapat membantu dokter maupun tenaga kesehatan lain

    melakukan screening, sehingga dapat dilakukan pencegahan gangguan

    depresi lebih dini.6

    Berikut beberapa kondisi yang memiliki resiko tinggi mengalami

    gangguan depresi:6

    1.Nyeri kronis

    2.

    Penyakit kronis (Seperti diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain)

    3.Terdapat gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan

    4.Post partum

    5.Keadaan dengan stress psikososial tinggi

    Selain itu, penting juga dilakukan penilaian lebih dini mengenai

    resiko bunuh diri bagi beberapa pasien yang mengalami gangguan depresi.

    Tabel dibawah ini akan menjabarkan beberapa faktor resiko bunuh diri

    berdasarkan ciri-ciri episode depresi dan penilaian demografis.

    Berhubungan dengan episode

    depresi

    Berhubungan dengan demografis

    Terdapat rencana bunuh diri

    Depresi berat

    Perasaan putus asa dan

    penyesalan

    Laki-laki

    Remaja atau lansia

    Onset dini dari gangguan mood

    Gangguan kepribadian

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    11/54

    11

    Pasien rawat jalan

    Gangguan campuran (dengan

    agitasi)

    Gejala psikotik

    Dengan gejala komorbid

    (ansietas, penyalahgunaan zat,

    kondisi medis tertentu)

    Riwayat keluarga bunuh diri

    Pengalaman masa kecil (trauma,

    kehilangan orang tua, penyakit

    tertentu)

    Stressor psikososial berat yang

    baru saja terjadi

    Kurang mendapat support

    2.4 Etiologi dan Patogenesis

    Etiologi dan patofisiologi yang pasti dari gangguan depresi masih

    belum diketahui, akan tetapi terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi,

    yaitu faktor genetik, biologis, psikologis, dan sosial. Berikut akan dijelaskan

    lebih lanjut mengenai masing- masing faktor tersebut:

    2.4.1 Faktor Genetik

    Terdapat peningkatan resiko 2-3 kali lebih tinggi atau sebanyak

    15-25% dapat menderita depresi sepanjang hidup bagi generasi pertama.6

    Pada penelitian berkaitan dengan adopsi, studi menunjukan bahwa anak

    biologis dari orang tua yang terkena gangguan mood beresiko untuk

    mengalami gangguan tersebut walaupun anak dibesarkan oleh keluarga

    angkat. Sedangkan pada saudara kandung, terdapat kemungkinan terkena

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    12/54

    12

    gangguan depresi sebanyak 50% untuk kembar monozigot dan 10-25% untuk

    kembar dizigot.4

    Pada studi mengenai gen, masih belum didapatkan hasil yang

    menunjukan ciri khas dari seseorang dengan gangguan depresi. Hal ini terjadi

    karena kompleksnya gangguan depresi yang tidak disebabkan oleh

    abnormalitas hanya pada satu lokus gen. Akan tetapi beberapa studi telah

    berhasil menganalisa gen yang mengkode beberapa neurotransmitterspesifik

    pada gangguan depresi. Terdapat DNA yang mengkode gen transporter

    serotonin yaitu 5-HTTLPR yang berhubungan dengan sifat neurotic dan

    respon terhadap stressor. Selain itu juga ada gen Tryptophan Hydroxylase-2,

    Brain derived neurotrphic factor (BDNF), cAMP responsive element binding

    protein-1(CREB1) dan gen yang mempengaruhi irama sirkadian.6

    2.4.2 Faktor Biologis

    Hipotesis mengenai teori monoamin telah menjadi dasar teori

    neurobiologi untuk depresi selama kurang lebih 50 tahun.6Terdapat kelainan

    di metabolit amin biogenic, seperti asam-5-hydroxyindoleacetic (5-HIAA),

    asam homovanilic (HVA) dan 3-methoxy-4-hydroxyphenyl-glycol (MHPG) di

    dalam darah,urin, dan cairan serebrospinal pasien dengan gangguan mood.4

    Selain itu, gangguan depresi juga terjadi oleh akibat adanya

    defisit neurotransmitter Serotonin (5-HT) dan Norpinefrin.6 Terdapat

    penurunan jumlah pelepasan norepinefrin pada reseptor B2-presinaptik dan

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    13/54

    13

    penurunan serotonin pada reseptor 5HT postsinaptik. Aktivitas Serotonin

    bertanggung jawab untuk mengontrol regulasi afek, agresi, tidur dan nafsu

    makan.4 Sedangkan Norepinefrin berperan utama untuk mempertahankan

    gairah dan dorongan, khususnya untuk respon terhadap stress.5 Obat

    antidepresan bekerja dengan cara memblok transporter serotonin (SERT)

    yang menyebabkan peningkatan ketersediaan neurotransmitter di celah

    sinaptik. 6

    Aktivitas Dopamin mungkin berkurang pada depresi. Teori terbaru

    tentang dopamin dan depresi adalah bahwa jalur dopamin mesolimbik

    mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin D1

    mungkin hipoaktif pada depresi.

    Gangguan pada aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal(HPA) telah

    diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya depresi jangka panjang. Hal

    ini dimediasi oleh pengeluaran Corticotropin Releasing Hormone(CRH) yang

    menyebabkan peningkatan sekresi Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)

    dan juga glukokortikoid. Pengeluaran glukokortikoid jangka panjang dapat

    menyebabkan perubahan produksi serotonin dan efek neurotoksik,

    khususnya pada neurogenesis di hippocampus.5,6

    Pada pasien depresi terdapat gangguan kognitif dan memori,

    khususnya gangguan atensi dan memori eksplisit (untuk bekerja). Hal ini

    diperkirakan oleh karena adanya penurunan jumlah aliran darah yang

    mengalir ke korteks prefrontal dorsolateral dan korteks cingulate anterior.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    14/54

    14

    Selain itu juga ada hubungan dengan defisit neural yang disebabkan karena

    peningkatan glukokortikoid jangka panjang. 6

    2.4.3 Faktor Psikologis

    Gangguan depresi sering didahului dengan peristiwa kehidupan

    stress sebelumnya. Teori mengemukakan bahwa stress sebelum episode

    pertama menyebabkan perubahan biologis pada otak yang bertahan lama.

    Hal ini menyebabkan perubahan beberapa neotransmitter dan sistem sinyal

    intraneuron seperti hilangnya beberapa neuron dan penurunan kontak sinaps.

    Hal ini menyababkan seorang individu beresiko tinggi mengalami episode

    berulang, sekalipun tanpa stressor dari luar.4

    Semua orang dengan berbagai pola kepribadian dapat mengalami

    depresi sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Akan tetapi individu dengan

    gangguan kepribadian obsesif kompulsif, histrionik, dan ambang memiliki

    resiko yang tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan ganggun

    kepribadian paranoid atau antisosial. Selain itu, individu dengan gangguan

    kepribadian distimik dan siklotimik beresiko besar mengalami gangguan

    depresi berat. Riset membuktikan bahwa individu yang mengalami stressor

    akibat tidak adanya kepercayaan diri lebih sering mengalami depresi.

    Sesuai dengan pemahaman psikodinamik yang ditemukan oleh

    Sigmon Freud dan dilanjutkan dengan Karl Abraham, terdapat empat hal

    utama yang mempengaruhi terjadinya gangguan depresi, yaitu gangguan ibu

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    15/54

    15

    dan anak semasa fase oral (10-18 bulan) yang dapat menjadikan faktor

    predisposisi terhadap gangguan episode depresi berulang, kenyataan atau

    bayangan kehilangan objek, mekanisme pertahanan introyeksi untuk

    mengatasi penderitaan yang berhubungan dengan kehilangan sesuatu objek,

    dan yang terakhir adalah perasaan marah terhadap diri sendiri sebagai

    bentuk campuran antara benci dan cinta akibat kehilangan objek yang dicinta.

    Terdapat teori lain yang menjelaskan tentang depresi, antara lain adalah teori

    Melanie Klein yang menjelaskan bahwa depresi termasuk agresi kearah

    mencintai. Edward Bibring menyatakan depresi adalah suatu fenomena yang

    terjadi ketika seseorang menyadari ketidakmampuan mewujudkan cita-cita.

    Edith Jacobson melihat depresi sebagai berkurangnya kekuatan. Silvano

    Arieti mengamati bahwa individu dengan depresi cenderung hidup untuk

    orang lain dibanding untuk dirinya sendiri. Heinz Kohut mempunyai pendapat

    bahwa perkembangan jiwa mempunyai kebutuhan spesifik yang harus

    dipenuhi oleh orang tua terhadap anaknya dengan cara memberikan rasa

    positif, kepercayaan diri, dan self-cohesion. Jika hal ini tidak terpenuhi maka

    akan terjadi kehilangan kepercayaan diri yang besar dan timbul sebagai

    gejala depresi. John Bowlby berpendapat bahwa kerusakan pada hubungan

    dan trauma perpisahan pada anak merupakan predisposisi terjadinya depresi.

    Sesuai dengan teori kognitif, depresi merupakan hasil dari

    penyimpangan kognitif yang spesifik. Postulat Aaron Beck menyatakan trias

    kognitif dari depresi yaitu, pandangan dan persepsi negatif terhadap diri

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    16/54

    16

    sendiri, kencenderungan menganggap dunia/ lingkungan bermusuhan

    terhadap dirinya, dan pandangan penderitaan dan kegagalan tentang masa

    depan.

    2.5 Gejala Klinis

    Gangguan depresi berhubungan dengan banyak gejala yang

    dapat mengakibatkan berbagai manifestasi klinis pada individu tertentu.

    Secara umum gejala meliputi gangguan fisik (tidur, energy, nafsu makan,

    libido), emosi (penurunan mood, cemas, dan menangis), dan kognitif

    (penyesalan, pesimis, pemikiran bunuh diri).

    2.5.1 Penurunan mood

    Gejala Depresi SIGECAPS) Presentasi

    Sleep (tidur) Insomnia/ hipersomnia (atipikal)

    Interest/ Pleasure (niat/ kegembiraan) Menurun (anhedonia)

    Guilt (penyesalan) Meningkat, iritasi/ waham

    Energy (tenaga) Menurun (lemas)

    Concentration (konsentrasi) Menurun (mudah untuk dilengahkan)

    Appetite (nafsu makan) Menurun/ meningkat (atipikal)

    Psychomotor Activity (psikomotor) Agitasi atau retardasi

    Suicide (bunuh diri) Ide, rencana, kemauan bunuh diri

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    17/54

    17

    Seseorang yang mengalami gangguan depresi memiliki mood

    yang menurun dan kualitas kesedihan emosional ini berbeda dengan periode

    kesedihan atau kedukaan pada umumnya. Beberapa orang merasa selalu

    ingin menangis atau merasa seperti menangis. Sedangkan kadang

    menunjukkan gejala emosi yang minimal.

    2.5.2 Minat dan kebahagiaan

    Terdapat kehilangan minat dan kebahagiaan saat melakukan

    aktivitas atau interaksi sosial. Anhedonia kadang terlihat sebagai gejala

    seperti kebosanan. Selain itu juga adanya penurunan minat, kemauan dan

    fungsi seksual yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk membina

    hubungan intim dan konflik marital.

    2.5.3 Aktivitas tidur

    Orang dengan gangguan depresi paling sering mengalami

    gangguan tidur. Gejala yang khas adalah bangun lebih pagi dari biasanya dan

    tidak bisa kembali tidur lagi (insomnia terminal). Gejala sering lainnya adalah

    tidur tidak nyenyak dan sering terbangun ditengah malam (insomnia tengah/

    middle insomnia). Kesulitan untuk tertidur pada awal-awal biasanya sering

    dikaitkan dengan ansietas (insomnia awal/ inisial). Sebaliknya, hipersomnia

    atau tidur sepanjang hari juga bisa menjadi gejala depresi ang atipikal.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    18/54

    18

    2.5.4 Tenaga

    Penurunan energi atau kelelahan sering dijumpai pada pasien

    dengan gejala depresi. Umumnya pasien mengeluh sulit memulai suatu

    aktivitas . Gejala kelelahan ini dapat baik secara mental ataupun fisik dan

    umumnya disertai gangguan nafsu makan dan tidur. Pada beberapa kasus

    yang cukup berat, aktivitas rutin seperti mandi dan kegiatan sederhana

    lainnya dapat terganggu. Jika gambaran sudah sangat berat maka dapat

    dijumpai Leaden Paralysis dimana seseorang merasa tungkai mereka

    terbuat dari timah atau seperti berjalan didalam air.

    2.5.5 Perasaan menyesal

    Perasaan menyesal dan tidak berguna seringkali tertanam

    dipikiran penderita gangguan depresi. Mereka sering salah mengintepretasi

    kejadian sehari-hari dimana hal tersebut dianggap sebagai sesuai hal negatif

    yang menjadi tanggung jawabnya. Kadang pemikiran ini merupakan sesuatu

    waham/ delusi tertentu.

    2.5.6 Konsentrasi

    Terdapat kesulitan untuk berkonsentrasi dan membuat sesuatu

    keputusan dapat mengganggu memori pasien depresi. Hal ini disebabkan

    karena adanya gangguan atensi dan kemudahan pikiran untuk dialihkan.

    Pada pasien lansia, gangguan ini sering kali salah di diagnosa sebagai

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    19/54

    19

    demensia. Gangguan konsentrasi dan ingatan dapat mengganggu fungsi

    pekerjaan penderita gangguan depresi.

    2.5.7 Nafsu makan dan berat badan

    Kehilangan/ penurunan nafsu, kenikmatan, dan kesenangan

    makan dapat membuat pasien gangguan depresi mengalami penurunan berat

    badan. Bahkan mereka harus sampai memaksa diri sendiri untuk makan.

    Akan tetapi, beberapa orang cenderung ingin makan makanan yang manis

    dan berkarbohidrat tinggi ketika sedang depresi. Ada juga yang mendapatkan

    rasa nyaman dari makan yang banyak. Ditambah adanya penurunan aktivitas,

    hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan beberapa penyakit

    metabolik. Perubahan berat dan bentuk tubuh juga dapat menyebabkan

    penurunan kepercayaan diri.

    2.5.8 Aktivitas psikomotorik

    Perubahan psikomotor pada pasien depresi meliputi perubahan

    pada fungsi motorik tanpa adanya abnormalitas objektif pada pemeriksaan.

    Retardasi psikomotor yang termasuk dalam gejala depresi adalah

    perlambatan gerakan tubuh, penurunan ekspresi wajah, dan perlambatan

    respon bicara. Pada kasus yang berat dapat bermanifestasi menjadi mutisme

    atau katatonik.

    2.5.9 Bunuh diri

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    20/54

    20

    Terdapat ide-ide bunuh diri, mulai dari pemikiran sepintas

    mengenai keinginan seluruh hal dapat berakhir yang lama- lama menjadi

    keinginan untuk bunuh diri. Sebanyak kira- kira dua per tiga orang dengan

    gangguan depresi mengeluh memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya.

    Akan tetapi beberapa pasien depresi memiliki energi dan motivasi yang

    rendah ketika memiliki keinginan untuk bunuh diri. Menurut hasil penelitian,

    terdapat kira-kira 10-15% individu dengan gangguan depresi yang dirawat di

    rumah sakit meninggal akibat bunuh diri. Periode waktu dengan resiko bunuh

    dir tertinggi adalah pada saat awal pengobatan, dimana energi dan motivasi

    telah meningkat sebelum fungsi kognitif membaik. Hal ini menyebabkan

    pasien cenderung melakukan aksi atas dasar pemikirannya yang belum

    normal, yaitu ingin bunuh diri.

    2.5.9 Lainnya

    Gejala lain yang sering dijumpai pada kasus gangguan depresi

    adalah gangguan ansietas/ kecemasan. Terdapat mood yang iritabel, labil,

    kemarahan atau kesedihan, dan frustasi. Perubahan mood kadang

    dipengaruhi irama diurnal dimana pagi hari pasien cenderung memiliki mood

    yang lebih buruk. Selain itu juga dapat dijumpai gejala somatik/ fisik, seperti

    nyeri kepala, punggung, dan lainnya.

    2.6 Kriteria Diagnosis

    2.6.1 Diagnosis berdasarkan PPDGJ-III

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    21/54

    21

    Gejala utama (derajat ringan, sedang, dan berat)

    1. Afek depresif

    2.

    Kehilangan minat dan kegembiraan

    3. Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan

    mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit

    saja) dan menurunnya aktivitas

    Gejala lain

    1. Konsentrasi dan perhatian berkurang

    2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

    3. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

    5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh

    diri

    6. Tidur terganggu

    7. Nafsu makan berkurang/ meningkat

    Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut

    diperlukan masa sekurang- kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis,

    akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa

    beratnya dan berlangsung cepat.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    22/54

    22

    Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang, dan berat

    hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode

    depresif berikutnya harus diklasifikasi dibawah salah satu diagnosis

    gangguan depresif berulang.

    I. F32 Episode Depresif

    F32.0 Episode depresif ringan:

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama

    depresi

    Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

    TIdak boleh ada gejala yang berat diantaranya

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-

    kurangnya sekitar 2 minggu

    Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan

    sosial yang biasa dilakukannya

    F32.00 Episode depresif ringan tanpa gejala somatik

    F32.01 Episode depresif ringan dengan gejala somatik

    F32.1 Episode depresif sedang:

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama

    depresi

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    23/54

    23

    Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari

    gejala lainnya

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-

    kurangnya sekitar 2 minggu

    Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan

    sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga

    F32.10 Episode depresif sedang tanpa gejala somatik

    F32.11 Episode depresif sedang dengan gejala somatik

    F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik:

    Semua 3 gejala utama depresi harus ada

    Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan

    beberapa diantaranya harus berintensitas berat

    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi

    psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak

    mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak

    gejalanya secara rinci. Dengan hal demikian, penilaian

    secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih

    dapat dibenarkan

    Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-

    kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan

    beronset sangat cepat, maka masih dapat dibenarkan

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    24/54

    24

    untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang

    dari 2 minggu

    Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan

    kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,

    kecuali pada taraf yang sangat terbatas

    F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik:

    Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut

    F32.2

    Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham

    biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau

    malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa

    bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau

    olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau

    menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk.

    Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada

    stupor.

    II. F33 Gangguan depresif berulang

    Gangguan ini merupakan episode berulang dari:

    o Episode depresi ringan (F32.0)

    o

    Episode depresi sedang (F32.1)

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    25/54

    25

    o Episode depresi berat (F32.2 dan F32.3)

    Episode masing-masing rata- rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi

    frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar

    Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan

    hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania.

    Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada

    episode singat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi

    kriteria hipomania segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang

    tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi)

    Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode, namun

    sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap,

    terutama pada usia lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap

    digunakan)

    Episode masing- masing, dalam berbagai tingkat keparahan,

    seringkali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress atau

    trauma mental lain (adanya stress tidak esensial untuk penegakkan

    diagnosis)

    Diagnosis banding untuk gangguan depresif berulang adalah

    episode depresif singkat berulang (F38.1)

    F33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    26/54

    26

    Kriteria gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan

    episode sekrang harus memenuhi kriteria untuk episode

    depresif ringan

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung

    masing-masing selama minimal 2 minggu dengan sela

    waktu beberapa bulan tanpa ganguan afektif yang

    bermakna

    F33.00 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan tanpa

    gejala somatik

    F33.01 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan dengan

    gejala somatik

    F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang

    Memenuhi kriteria gangguan depresif berulang dan

    episode sekarang harus memenuhi kriteria depresif sedang

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung

    masing-masing selama 2 minggu dengan sela waktu

    beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

    F33.10 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang tanpa

    gejala somatik

    F33.11 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang tanpa

    gejala somatik

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    27/54

    27

    F33.2 Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa

    gejala psikotik

    Memenuhi kriteria gangguan depresif berulang dan

    episode sekarang harus memenuhi kriteria depresif berat

    tanpa gejala psikotik

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung

    masing-masing selama 2 minggu dengan sela waktu

    beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

    F33.3 Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan

    gejala psikotik

    Memenuhi kriteria gangguan depresif berulang dan

    episode sekarang harus memenuhi kriteria depresif berat

    dengan gejala psikotik

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung

    masing-masing selama 2 minggu dengan sela waktu

    beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

    F33.4 Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi

    Kriteria gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi

    dimasa lampau, tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    28/54

    28

    memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat

    keparahan apapun atau gangguan lain apapun dalam F30-

    F39

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung

    masing-masing selama minimal 2 minggu dengan sela

    waktu beberap bulan tanpa gangguan afektif yang

    bermakna

    F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya

    F33.9 Gangguan depresif berulang yang tidak terdefinisikan

    2.6.2 Diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR

    Terdapat 3 penggolongan gangguan depresi berdasarkan DSM-

    IV-TR yaitu Major Depressive Disorder (MDD), distimia, dan tidak

    terspesifikasi/ depressive disorder not otherwise specified(NOS)

    I. Major Depressive Disorder (MDD)

    MDD atau gangguan depresi berat ditandai dengan adanya 1

    atau lebih kriteria gejala utama episode depresi. Gejala tersebut harus

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    29/54

    29

    bermakna yang timbul hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, selama

    minimal 2 minggu. Selain itu juga harus menyebabkan hendaya dalam fungsi

    sehari-hari dan gejala ini tidak disebabkan oleh peristiwa berkabung lainnya.

    MDD ditandai dengan baik episode tunggal atau rekuren dengan

    dua atau lebih episode depresi yang memiliki interval remisi paling tidak 2

    bulan.

    Berikut merupakan kriteria gejala utama episode depresi menurut

    DSM-IV-TR:

    A. Terdapat 5 atau lebih dari gejala dibawah ini selama 2 minggu dan bisa

    muncul kembali dengan perubahan dari fungsi sebelumnya. Paling

    tidak dua gejala yang harus ada adalah suasana perasaan depresi dan

    penurunan minat dan kesenangan

    1. Suasana perasaan depresi sepanjang hari , dan hampir setiap

    hari yang dilaporkan baik secara subjektif ataupun atas

    observasi orang lain (untuk anak atau remaja, suasana

    perasaan dapat iritabel)

    2. Penurunan minat dan kesenangan untuk semua hal atau

    hampir semua kegiatan sepanjang hari, hampir setiap hari yang

    dilaporkan baik secara subjektif ataupun observasi orang lain

    3. Adanya penurunan berat badan yang signifikan ketika tidak

    sedang diet (perubahan >5% total berat badan selama 1 bulan)

    atau perubahan baik penurunan ataupun peningkatan nafsu

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    30/54

    30

    makan hampir setiap hari (umumnya pada anak terdapat

    kegagalan peningkatan berat badan)

    4.

    Insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari

    5. Agitasi atau retardasi psikomotorik hampir setiap hari

    (khususnya dari observasi orang lain)

    6. Keletihan atau penurunan energy hampir setiap hari

    7. Perasaan tidak berharga atau menyesal secara berlebihan

    (bisa merupakan delusi/ waham) hampir setiap hari

    8. Penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi atau berpikir

    hampir setiap hari (baik secara subjektif maupun objektif)

    9. Pemikiran berulang mengenai kematian dan bunuh diri

    B. Gejala tersebut tidak sesuai dengan kriteria episode campuran

    C. Gejala tersebut menimbulkan penderitaan yang signifikan atau

    ketidakmampuan di sosial, pekerjaan atau fungsi yang lainnya

    D. Gejala tersebut tidak merupakan efek dari penyalahgunaan zat atau

    kondisi medis secara umum

    E. Gejala tersebut tidak lebih baik dari pada pengalaman dukacita, seperti

    sehabis kehilangan seseorang yang dicintai. Gejala ada selama lebih

    dari 2 bulan atau mempunyai ciri-ciri adanya gangguan fungsi yang

    nyata, preokupasi mengenai kematian dan tidak berguna, ide bunuh

    diri, gejla psikotik atau retardasi mental

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    31/54

    31

    II. Distimia

    Distimia merupakan gangguan mood ringan kronis dimana

    kriteria penuh untuk gejala episode depresif umum tidak ditemui. Gangguan

    ini berkembang perlahan, sering tidak disadari oleh penderita dan menetap

    selama minimal 2 tahun (rata-rata 5 tahun). Penderita gangguan distimia

    kadang dapat mempunyai gejala episode depresi.

    Berikut adakan kriteria diagnostik untuk distimia menurut DSM-

    IV-TR:

    A. Mood depresif hampir sepanjang hari menurut penilaian subjektif

    maupun objektif dari observasi orang lain, setidaknya selama 2 tahun.

    Khusus anak dan remaja, mood bisa iritabel dan durasi minimal 1

    tahun

    B. Saat distimia, terdapat 2 atau lebih gejala ini:

    1. Penurunan atau peningkatan nafsu makan

    2. Insomnia atau hipersomnia

    3. Penurunan energi atau kelelahan

    4. Penurunan konsentrasi atau kesulitan mengambil keputusan

    5. Penurunan keercayaan diri

    6. Perasaan kehilngan harapan

    C. Pada saat periode distimia, yaitu kira-kira 2 tahun (1 tahun untuk anak

    dan remaja), penderita tidak pernah tidak mempunyai gejala pada

    kriteria A dan B lebih dari 2 bulan

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    32/54

    32

    D. Tidak ada gejala utama episode depresi yang tampak pada 2 tahun

    awal gangguan (1 tahun untuk anak dan remaja), dimana gangguan

    tersebut tidak lebih tepat dimasukan kedalam kriteria gangguan

    depresi kronis atau depresi berat dengan remisi parsial. (Bisa saja

    terdapat gejala episode depresi dengan remisi total sebelum

    terbentuknya gangguan distimik)

    E. Tidak terdapat episode manik, campuran, atau hipomanik dan kriteria

    tidak pernah sesuai dengan gangguan siklotimik

    F. Gangguan tidak pernah terjadi ditengah-tengah gangguan psikotik

    kronis, seperti skizofrenia maupun gangguan waham

    G. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari zat atau kondisi medis

    tertentu

    H. Gejala menyebabkan penderitaan dan hendaya yang bermakna dalam

    sosial dan fungsi lainnya

    III. Depressive disorder not otherwise specified (NOS)/ gangguan depresi

    yang lain yang tidak terspesifikasi

    NOS adalah kondisi depresi lain yang tidak sesuai dengan

    kriteria gejala gangguan depresi utama. Beberapa kondisi masih dalam

    studi lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi diagnosis yang sesuai.

    Berikut merupakan contoh dari NOS:

    1.

    Gangguan disforik premenstrual

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    33/54

    33

    Terjadi sesuai dengan siklus menstruasi.

    Umumnya gejala pada terjadi saat minggu terakhir dari fase

    luteal dan berakhir dalam beberapa hari setelah onset

    menstruasi.

    2. Gangguan depresi minor

    Episode depresi terjadi minimal 2 minggu tetapi

    kurang dari 5 poin gejala MDD

    3.

    Gangguan depresi singkat rekuren

    Episode depresi terjadi selama 2 hari sampai 2

    minggu, minimal muncul 1 kali dalam sebulan selama 12

    bulan dan tidak dipengaruhi oleh siklus menstruasi

    4. Gangguan depresi post psikotik (skizofrenia)

    Gejala episode depresi yang terjadi saat fase

    residual dari skizofrenia.

    5. Gangguan episode depresi superimposed

    Gangguan episode depresi disertai oleh gangguan

    waham, psikotik, atau fase aktif dari skizofren

    6. Situasi yang lain

    Dimana sudah dapat dipastikan gejala depresi

    namun belum dapat ditentukan penyebabnya.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    34/54

    34

    Terdapat beberapa subtipe dari gejala depresi menurut DSM-IV-TR:

    Subtipe Keterangan Gambaran Klinis

    Depresi melankolis Gambaran melankolis Mood nonreaktif, anhedonia,

    penurunan berat badan,

    penyesalan, retardasi dan

    agitasi psikomotorik,

    insomnia pagi hari/ terminal

    Depresi atipikal Gambaran atipikal Mood reaktif, hipersomnia,

    peningkatan aktivitas

    makan, leaden paralysis

    Depresi psikotik

    (waham)

    Gambaran psikotik Halusinasi dan delusi

    Depresi katatonik Gambaran katatonik Katalepsi (fleksibilitas lilin),

    negativisme, mutisme,

    manerisme, stereotipik,

    ekolalia, ekopraksia

    Depresi kronik Pola kronis 2 tahun atau lebih dengan

    kriteria penuh episode

    depresi

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    35/54

    35

    Seasonal Affective

    Disorder (SAD)

    Pola musiman

    (seasonal)

    Onset dan remisi yang

    regular selama musim

    tertentu (umumnya musim

    semi atau salju)

    Depresi postpartum/

    postpartum depression

    (PPD)

    Setelah partus Onset depresi dalam waktu

    4 minggu setelah partus

    Terdapat beberapa tingkat keparahan gejala depresi. Berikut

    perbandingan menurut DSM-IV-TR dan ICD-10/ PPDGJ III:

    Tingkat keparahan Kriteria DSM-IV-TR Kriteria ICD-10

    Mild (Ringan) 1. Mood menurun/

    kehilangan minat dan

    kesenangan + 4

    gejala depresi lain

    2. Gangguan sosial/

    okupasi minor

    1. 2 gejala utama

    depresi

    2. 2 gejala depresi

    lainnya

    Moderate (Sedang) 1. Mood menurun/

    kehilangan minat dan

    kesengan + 4 atau

    lebih gejala depresi

    1. 2 gejala utama

    depresi

    2. 3 atau lebih gejala

    depresi lainnya

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    36/54

    36

    lain

    2. Gangguan sosial/

    okupasi yang

    bervariasi

    Severe (Berat) 1. Mood menurun/

    kehilangan minat dan

    kesenangan + 4 atau

    lebih gejala depresi

    2. Gangguan sosial/

    okupasi yang berat

    atau dengan

    gambaran pikotik

    1. 3 gejala utama

    depresi

    2. 4 atau lebih gejala

    lainnya

    3. bisa dengan gejala

    psikotik atau tanpa

    gejala psikotik

    2.7 Diagnosis banding

    2.7.1 Berkabung

    Keadaan berduka/ berkabung atas kehilangan orang yang dekat

    dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan episode depresi. Keparahan

    dan durasi dari gejala serta pengaruh kepada fungsi psikososial dapat

    membedakan antara keduanya.

    Gambaran Berkabung Episode depresi

    Waktu Kurang dari 2 bulan Lebih dari 2 bulan

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    37/54

    37

    Perasaan tidak berguna Ada Tidak ada

    Ide bunuh diri Tidak ada Ada (Sering)

    Waham berhubungan

    dengan penyesalan

    Tidak ada Mungkin ada

    Perubahan psikomotor Agitasi ringan Perlambatan

    Gangguan fungsional Ringan Mendekati berat

    2.7.2 Gangguan mood karena kondisi medis

    Gejala depresi dapat muncul karena dampak fisiologis langsung

    dari kondisi medis tertentu. Penyakit kronis yang sering menyebabkan gejala

    depresi adalah diabetes, penyakit kardiovaskuler, penyakit tiroid, dan

    neurologik.

    2.7.3 Gangguan mood yang disebabkan oleh zat tertentu

    Efek samping dari zat dan obat-obat dapat menyebabkan gejala

    depresi. Hal ini dapat dibuktikan melalui riwayat penggunaan obat,

    pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium untuk mengetahui apakah ada

    penyalahgunaan, ketergantungan, intoksikasi, ataupun reaksi withdrawaldari

    penggunaan obat maupun zat lainnya. Depresi yang disebabkan oleh

    penggunaan zat umumnya berakhir dengan penghentian konsumsi zat

    tersebut.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    38/54

    38

    Contoh obat yang menginduksi gangguan mood, khususnya

    depresi, adalah alcohol, amfetamin, anxiolitik, kokain, zat halusinogen,

    hipnotik, inhalan, opioid, fensiklin, dan zat sedatif.

    2.7.4 Gangguan bipolar

    Riwayat adanya gejala manik atau hipomanik sebelum gejala

    depresi muncul menunjukan ciri-ciri gangguan bipolar. Akan tetapi beberapa

    gangguan bipolar umumnya didahului oleh gejala depresi dan kebanyakan

    pasien bipolar mengalami fase depresi lebih lama dibanding dengan fase

    manik atau hipomanik. Hal ini harus sangat diperhatikan untuk mendiagnosis

    gangguan depresi maupun bipolar. Menurut penelitian, terdapat 5-10%

    penderita depresi yang akan mengalami episode gejala manik atau hipomanik

    selama hidupnya.

    2.8 Penyakit Komorbid

    Seseorang dengan gangguan depresi memiliki resiko tinggi untuk

    mempunyai 1 atau lebih gangguan dari Axis I. Komorbid yang paling sering

    adalah gangguan ketergantungan alkohol, gangguan panik, gangguan obsesif

    kompulsif, dan gangguan ansietas sosial. Sebaliknya, individu dengan

    penyalahgunaan zat dan ansietas memiliki resiko tinggi untuk mempunyai

    gangguan mood, seperti depresi.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    39/54

    39

    2.9 Tatalaksana Farmakologi

    Tatalaksana farmakologi klinis untuk pasien depresi mencakup 2

    fase yaitu tatalaksana akut dan pemeliharaan (maintenance). Hal ini bukan

    hanya menjamin pasien untuk sembuh akan tetapi mempertahankan kondisi

    tersebut untuk seterusnya.

    2.9.1 Tahapan Terapi

    Terapi terhadap gangguan depresi dibagi menjadi fase akut dan

    pemeliharaan, yang masing-masing memiliki tujuan dan aktivitas yang

    berbeda. Kebanyakan pasien akan mendapatkan terapi yang optimal dalam 1

    tahun, tetapi hal ini beragam sesuai dengan karakter individu masing-masing.

    Fase Durasi Tujuan Aktivitas

    Akut 8-12

    minggu

    Remisi dari gejala

    depresi

    Meningkatkan

    fungsi pekerjaan

    dan sosial

    Menentukan terapi

    Edukasi terapi

    Kontrol efek

    samping

    Follow up

    Pemeliharaan 6-24

    minggu

    atau lebih

    Mengembalikan

    fungsi seperti

    semula

    Edukasi terapi dan

    pemeliharaan

    Kontrol efek

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    40/54

    40

    Prevensi

    rekurensi dan

    relaps

    samping

    Rehabilitasi fungsi

    sosial dan

    pekerjaan

    Pengawasan

    rekurensi

    2.9.1 Pemilihan obat

    I. Antidepresan Trisiklik

    Obat jenis ini sering digunakan akan tetapi memiliki cukup banyak

    efek samping yang berbahaya, seperti efek antikolinergik (pandangan kabur,

    mulut kering, konstipasi, retensi urin, berkeringat), antihistaminic (ngantuk,

    peningkatan berat badan), efek ke sistem pencernaan (muntah, mual), saraf

    pusat (tremor, insomnia, nyeri kepala, kejang), disfungsi seksual, dan

    kardiotoksik (hipotensi postural, antiaritmia, pemanjangan QRS). Maka itu,

    sekarang banyak yang menggunakan antidepresan trisiklik sebagai obat

    pilihan kedua atau ketiga. Salah satu keuntungan menggunakan jenis obat ini

    adalah jumlah konsentrasi obat didalam plasma telah sesuai dengan dosis

    terapi. Mekanisme kerja antidepresan trisiklik adalah memblokade reuptake

    dari noradrenalin dan serotonin yang menuju neuron presinaps.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    41/54

    41

    II. Antidepresan tetrasiklik

    Nama Obat Dosis/hr Antikolinergik Sedasi Hipotensi

    ortostatik

    Keterangan

    Amytriptiline 75-

    300mg

    +++ +++ +++ Dosis rendah

    sebagai efek

    hypnosis, untuk

    nyeri, level obat

    di plasma

    minimum

    Imipramine

    (Tofranil)

    100-300

    mg (tab)

    +++ ++ ++ Level obat di

    plasma

    minimum

    Clomipramine

    (Anafranil)

    100-300

    mg (tab)

    ++ ++ ++ Efektif untuk

    depresi berat,

    OCD, level obat

    di plasma

    minimun

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    42/54

    42

    Cara kerja, efek samping dan interaksi obat golongan ini hampir

    sama dengan antidepresan trisiklik.

    III. Selective Serotonin reuptake inhibitors (SSRis)

    SSRIs adalah antidepresan yang cukup sering digunakan karena

    merupakan obat yang aman, memiliki toleransi tinggi, mudah digunakan dan

    berspektrum luas. Mekanisme kerja obat ini adalah memblokade reuptake

    dari serotonin. Efek samping dari SSRIs yang sering dijumpai adalah

    Nama Obat Dosis/hr Antikolinergik Sedasi Hipotensi

    ortostatik

    Keterangan

    Maprotiline

    (Sandepril)

    30-60 mg

    (tab)

    + ++ + Menurunkan

    ambang

    rangsang kejang

    Amoxapine

    (Asendin)

    200-300

    mg (tab)

    + ++ + Dopaminergik,

    bisa untuk

    depresi dengan

    psikotik, bisa

    menyebabkan

    gejala

    ekstrapiramidal

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    43/54

    43

    gangguan sistem pencernaan (perut tidak nyaman, nausea, muntah, diare),

    Susunan saraf pusat (nyeri kepala, agitasi, gangguan tidur, dan tremor),

    mengantuk, mulut kering, efek samping seksual (ejakulasi dan orgasme

    terhambat)

    Nama Obat Dosis Antikolinergik Sedasi Hipotensi

    ortostatik

    Keterangan

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    44/54

    44

    IV. Monoamine axidase inhibitors and related agents (MAOIs)

    Obat golongan ini menginhibisi monoamine oksidase (MAO) A

    dan B yang berkontribusi dalam metabolisme serotonin, noradrenalin, dan

    dopamine. MAOIs umumnya digunakan bagi mereka yang resisten terhadap

    terapi antidepresan yang lain. Akan tetapi dalam penggunaan beberapa obat

    Citalopram

    (Cipram)

    20-60 mg

    (tab)

    +/- +/- +/- Efek samping

    ringan, interaksi

    dengan obat

    rendah

    Fluoxetine

    (Prozac)

    20-80 mg

    (caps)

    +/- +/- +/- Paruh waktu lebih

    panjang (7 hari)

    Fluvoxamine

    (Luvox)

    50 mg

    (tab)

    +/- + +/- Efek samping

    sistem pencernaan

    >, sedasi >

    Paroxetine

    (Seroxat)

    20-60 mg

    (tab)

    +/- +/- +/- Peningkatan berat

    badan

    Sertraline

    (Zoloft)

    50-200 mg

    (tab)

    +/- +/- +/- Diare >, interaksi

    obat >

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    45/54

    45

    golongan ini, harus diawasi interaksi obat lain dan asupan makanan tertentu

    yang dapat mengakibatkan interaksi yang fatal. Salah satu contohnya adalah

    sindrom serotonergik yang terjadi akibat interaksi MAOi dengan obat

    antidepresan serotoninergik lainnya.

    Nama Obat Dosis Antikoli

    nergik

    Sedasi Hipotensi

    ortostatik

    Keterangan

    Moclobemide

    (Aurorix)

    300-600

    mg (tab)

    +/- +/- + Efek samping ringan,

    tidak perlu pengawasan

    ketat terhadap

    makanan, hati-hati

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    46/54

    46

    V. Antidepressan Atipikal

    Nama Obat Dosis Antikolinergik Sedasi Hipotensi

    ortostatik

    Keterangan

    Trazodone

    (Trazone)

    100-200

    mg (tab)

    + +++ +

    Mirtazapine

    (Remeron)

    15-45 mg

    (tab)

    + +++ + Efek terhadap

    serotonin dan

    noradrenalin,

    efek samping

    seksual

    rendah,

    antihistaminic

    (peningkatan

    nafsu makan,

    berat badan)

    Mianserin 30-90 mg

    (tab)

    + +++ +

    interaksi obat

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    47/54

    47

    2.9.2 Pengaturan Dosis

    Onset efek primer terjadi sekitar 2 4 minggu, dan onset efek

    sekunder sekitar 12 -24 jam, sedangkan waktu paruhnya adalah 1248 jam

    (pemberian 1 sampai 2 kali per hari).

    Terdapat 5 proses dalam pengaturan dosis, yaitu:

    1. Dosis inisiasi , untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I, misalnya

    Amitriptyline 25 mg/h pada hari ke 1 dan 2, 50 mg/h pada hari ke 3 dan

    4, 100 mh/h pada hari ke 5 dan 6.

    2. Dosis titrasi (dosis optimal) , dimulai dari dosis anjuran sampai

    mencapai dosis efektif dan menjadi dosis optimal, misalnya Amitryptiline

    150 mh/h pada hari ke 7 sampai hari ke 14 (minggu II) , 200 mg/h pada

    minggu ke III, 300 mg/h pada minggu IV.

    3. Dosis stabil (stabilization dose) , dosis optimal yang dipertahankan

    selama 2- 3 bulan. Misalnya, Amitriptyline 300mg/ h merupakan dosis

    optial selama 2 -3 bulan lalu ditunkan sampai dosis pemeliaraan.

    4. Dosis pemeliharaan (maintenance dose) , selama 3-6 bulan , biasanya

    dosis pemeliharaan adalah setengah dari dosis optimal . misalnya dosis

    optimal Amitriptyline adalah 300mg/h maka dosis pemeliharaannya

    adalah 150 mg/h selama 36 bulan.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    48/54

    48

    5. Tapering dose , selama 1 bulan.merupakan kebalikan dari dosis insiasi,

    misalnya amitriptyline 150 mg/h diturunkan menjadi 100 mg/h (1

    minggu) , diturunkan lagi menjadi 75 mg/h (1 minggu), dirunkan lagi

    menjadi 50 mg/h (1 minggu) dan dirunkan lagi menjadi 25 mg/h (

    1minggu).

    Dengan cara ini maka obat anti-depresi dapat dihentikan total,

    dan apabila sindrom depresi kambuh lagi maka dapat dimulai dari awal.

    2.9.3 Lama pemberian

    Obat anti-depresi dapat digunakan dalam jangka panjang karena

    potensi adiksinya minimal. Sedangkan pada kasus kegagalan terapi obat anti-

    depresi biasanya disebabkan oleh kepatuhan pasien menggunakan obat,

    pengaturan dosis obat belum adekuat, belum cukup lama mempertahankan

    dosis optimal , dan adanya bias dari penilaian efek obat oleh pasien.

    2.9.4 Kontraindikasi

    Kontraindikasi dari obat ini adalah penyakit jantung koroner, MCI

    pada usia lanjut, glaukoma, gangguan fungsi hati, dll. Werta wanita hamil dan

    menyusui tidak dianjurkan menggunakan TCA karena efek teratogenik dan

    dapat diekskresi melalui ASI.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    49/54

    49

    2.10 Tatalaksana Non-Farmakologi

    2.10.1 Terapi somatik

    Terapi somatik terdiri dari terapi non-invasif, yaitu wake therapy,

    olahraga, dan terapi cahaya; dan terapi invasif yaitu stimulasi magnetik

    transkranial, Electroconvulsif therapy, dan operasi nervus vagus dan limbik

    I. Wake therapy

    Merupakan manipulasi siklus tidur-bangun sebagai terapi untuk

    depresi. Terapi ini dulu disebut sebagai Total sleep deprivation yang dapat

    mengembalikan mood yang terganggu. Penderita gangguan depresi pada

    umumnya memiliki gangguan tidur pada malam hari yang menyebabkan

    mereka merasa lebih letih pada pagi dan siang hari. Dengan terapi ini, pasien

    dibiarkan untuk terbangun sepanjang malam. Dari hasil penelitian, terdapat

    65% pasien yang menggunakan terapi ini berhasil memiliki mood yang normal

    dikeesokan harinya, akan tetapi sekitar 80% dari mereka mengalami relaps

    gangguan mood pada hari berikutnya setelah mereka tidur nyenyak. Dengan

    demikian terapi ini hanya merupakan terapi tambahan untuk pasien dengan

    gangguan depresi yang khususnya dapat dimonitor (contohnya: pasien rawat

    inap)

    II. Olahraga

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    50/54

    50

    Olahraga telah terbukti memperbaiki gangguan mood dan menurunkan

    gejala depresi. Pada umumnya kegiatan aerobic dengan intensitas sedang

    memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan olahraga ringan atau

    pelatihan fleksibilitas. Terapi olahraga ini juga merupakan sebuah terapi

    tambahan disamping pengobatan farmakologi dari antidepresan.

    III. Terapi cahaya

    Pasien dengan gangguan depresi ringan sampai sedang dapat

    diberikan terapi berupa pemaparan cahaya yang terang, cahaya buatan, dan

    sinar floresen. Terapi ini berlangsung selama 30 menit per hari yang diberikan

    setiap pagi setelah bangun tidur. Diduga efek dari cahay akan masuk melalui

    mata menuju otak via jalur retinohipotalamik. Hal ini akan mempengaruhi

    irama sirkadian di otak dan mempengaruhi neotransmitter, khususnya

    dopamine dan serotonin. Terapi ini juga hanya merupakan terapi tambahan

    disamping pengobatan farmakologi.

    IV. Transcranial magnetic stimulation

    Terapi ini merupakan sebuah stimulasi magnetic berulang yang

    ditujukan untuk merangkan neuron kortikal. Keuntungan terapi ini adalah

    dapat digunakan untuk seseorang yang sadar dan tidak memiliki efek

    samping yang besar. Akan tetapi masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut

    untuk penggunaan terapi ini secara klinis

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    51/54

    51

    V. Electroconvulsive Therapy (ECT)

    ECT merupakan salah satu terapi invasif yang cukup efektif untuk

    pasien dengan gangguan jiwa. Terdapat 60-90% pasien yang responsif

    terhadap terapi ini. Beberapa penelitian sudah mengembangkan metode

    ECT yang lebih optimal dengan efek penurunan kognitif yang minimal. ECT

    bekerja dengan cepat dan sangat berguna bagi penderita gangguan depresi

    dengan ciri psikotik dan juga lansia. Selain itu, ECT juga diindikasikan untuk

    pasien yang memiliki potensi tinggi bunuh diri, status fisik deteriorasi, respon

    buruk terhadap antidepresan, dan kehamilan. Dengan menggabungkan ECT

    dan obat antidepresan terbukti tidak meningkatkan respon perbaikan

    dibandingkan hanya pemberian ECT saja. Efek samping dari ECT adalah

    mual, nyeri kepala, dan nyeri otot. Umumnya ECT diberikan sebanyak 6-12

    sesi, dengan perkiraan 3 kali seminggu. Semakin jarang diberikan, efek

    samping penurunan kognitif semakin rendah.

    VI. Operasi

    Vagus nerve stimulation merupakan tehnik operasi dimana pasien

    ditanamkan sebuah elektroda disekitar nervus vagus bagian kiri di leher yang

    nanti akan dihubungkan ke stimulator. Hal ini mirip dengan pacemaker yang

    ditanamkan di rongga dada. Mekanisme terapi ini mirip dengan electro

    convulsion therapy.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    52/54

    52

    Selain itu juga ada operasi pengangkatan bagian Limbik dari otak. Atau

    disebut juga prefrontal lobotomy. Hal ini diindikasikan untuk gejala depresi

    dan ansietas yang sangat berat dan tidak respon terhadap terapi apapun.

    2.10.2 Psikoterapi

    Penelitian menyatakan bahwa efektivitas penatalaksanaan gangguan

    depresi dengan menggabungkan psikoterapi dan farmakoterapi lebih besar

    daripada jika modalitas tersebut dilakukan terpisah.

    Berikut adalah teknik psikoterapi yang efektif untuk gangguan depresi:

    I. Terapi kognitif

    Terapi ini digunakan untuk mengubah ide pesimistis, harapan yang

    tidak realistik, dan kritik diri yang menimbulkan depresi dan penderitaan.

    Contohnya adalah mengubah ide negatif menjadi kesatuan formulasi pikiran

    mengenai diri sendiri, orang lain, dan dunia. Hal ini juga dapat membantu

    perbaikan dalam menghadapi masalah dan membantu individu untuk belajar

    menerima masalah kehidupan yang tidak dapat berubah.

    II. Terapi problem solving

    Terapi ini dilakukan dengan tujuan mengubah situasi kehidupan yang

    menimbulkan stress bermakna. Kegiatan ini dilakukan dalam 4-6 sesi yang

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    53/54

    53

    berlangsung selama 20-30 menit per pertemuan. Dokter menggunakan

    pendekatan struktural untuk mengidentifikasi masalah dan menerapkan

    beberapa teknik problem solving kepada pasien. Hal ini terdiri dari

    pemecahan masalah menjadi beberapa komponen, mensortir prioritas,

    melakukan brainstorming, dan menyusun kekurangan dan kelehiban dari

    rencana pemecahan masalah tersebut.

    III. Terapi perilaku

    Terapi ini dapat membantu pasien untuk melakukan koping atau

    adaptasi dalam kehidupan. Pasien yang memiliki perilaku negative, didorong

    untuk melakukan kegiatan yang positif, contohnya seperti olahraga, relaksasi,

    dan kegiatan sosial lainnya.

    IV. Terapi interpersonal

    Terapi ini membantu pasien dalam mengatasi konflik yang tejadi

    didalam kehidupannya. Pasien harus menggali riwayat interpersonal dirinya

    untuk menemukan sumber masalah yang terdapat didalam kehidupannya.

  • 8/11/2019 239381374-Referat-depresi

    54/54