229-993-1-pb

6
283 KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 1, No. 2, pp. 283-288 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received, 11 January 2013, Accepted, 16 January 2013, Published online, 1 February 2013 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI MINYAK BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum) KERING BERDASARKAN AKTIVITAS ANTIRADIKAL YANG DITENTUKAN MENGGUNAKAN Electron Spin Resonance Dian Ayu Nurjannah 1 , Rurini Retnowati 1 *, Unggul P. Juswono 2 1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 2 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: [email protected] ABSTRAK Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) yang bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari minyak bunga cengkeh dan eugenol standar terhadap minyak jagung yang diradiasi sinar UV dan diuji menggunakan Electron Spin Resonance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penambahan minyak bunga cengkeh sebanyak 55 µL efektif memerangkap radikal bebas alkil hingga 60 %, hidroksil 48,57 %, dan peroksil 35,71 %. Berdasarkan penelitian, komponen aktif dalam minyak cengkeh yang memiliki aktivitas antioksidan adalah eugenol. Kata kunci: antioksidan, Electron Spin Resonance, minyak bunga cengkeh, Syzygium aromaticum ABSTRACT Clove oil is an essential oil produced by cloves (Syzygium aromaticum) which acts as an antioxidants. The aims of this research to determine antioxidants activities of clove oil and eugenol standard toward corn oil radiated UV light and test by Electron Spin Resonance. The results showed that the addition of 55 µL clove oil effectively trapping 60% radicals alkyl, 48.57% hydroxyl, and 35.71% peroxyl. Based on the research, the active component which have antioxidant activity in clove oil is eugenol. Keywords: antioxidants, Electron Spin Resonance, clove bud oil, Syzygium aromaticum PENDAHULUAN Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk dalam family Myrtaceae. Bagian tanaman yang bernilai komersial adalah bunganya yang banyak dimanfaatkan dalam industri rokok [1]. Namun pada perkembangannya, cengkeh juga dimanfaatkan untuk diambil minyak atsirinya. Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan dalam industri makanan sebagai flavour pada kue [2]. Selain itu, minyak cengkeh juga memiliki aktivitas biologi, seperti antibakteri, antijamur, insektisida, dan antioksidan, dan digunakan secara tradisional sebagai agen perasa dan bahan antimikroba dalam makanan [3-5]. Berdasarkan penelitian Henny [6], isolasi minyak cengkeh dengan metode distilasi uap selama 8 jam dan analisis menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometer Massa (KG-SM)

Upload: ardhito-setiawan

Post on 18-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

  • 283

    KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 1, No. 2, pp. 283-288 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received, 11 January 2013, Accepted, 16 January 2013, Published online, 1 February 2013

    AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI MINYAK BUNGA CENGKEH

    (Syzygium aromaticum) KERING BERDASARKAN AKTIVITAS ANTIRADIKAL

    YANG DITENTUKAN MENGGUNAKAN Electron Spin Resonance

    Dian Ayu Nurjannah1, Rurini Retnowati1*, Unggul P. Juswono2

    1Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145

    2Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145

    *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: [email protected]

    ABSTRAK Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman cengkeh (Syzygium

    aromaticum) yang bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari minyak bunga cengkeh dan eugenol standar terhadap minyak jagung yang diradiasi sinar UV dan diuji menggunakan Electron Spin Resonance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penambahan minyak bunga cengkeh sebanyak 55 L efektif memerangkap radikal bebas alkil hingga 60 %, hidroksil 48,57 %, dan peroksil 35,71 %. Berdasarkan penelitian, komponen aktif dalam minyak cengkeh yang memiliki aktivitas antioksidan adalah eugenol. Kata kunci: antioksidan, Electron Spin Resonance, minyak bunga cengkeh, Syzygium aromaticum

    ABSTRACT Clove oil is an essential oil produced by cloves (Syzygium aromaticum) which acts as an antioxidants.

    The aims of this research to determine antioxidants activities of clove oil and eugenol standard toward corn oil radiated UV light and test by Electron Spin Resonance. The results showed that the addition of 55 L clove oil effectively trapping 60% radicals alkyl, 48.57% hydroxyl, and 35.71% peroxyl. Based on the research, the active component which have antioxidant activity in clove oil is eugenol.

    Keywords: antioxidants, Electron Spin Resonance, clove bud oil, Syzygium aromaticum

    PENDAHULUAN

    Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk dalam family Myrtaceae. Bagian tanaman

    yang bernilai komersial adalah bunganya yang banyak dimanfaatkan dalam industri rokok [1].

    Namun pada perkembangannya, cengkeh juga dimanfaatkan untuk diambil minyak atsirinya.

    Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan dalam industri makanan sebagai flavour pada kue [2].

    Selain itu, minyak cengkeh juga memiliki aktivitas biologi, seperti antibakteri, antijamur,

    insektisida, dan antioksidan, dan digunakan secara tradisional sebagai agen perasa dan bahan

    antimikroba dalam makanan [3-5].

    Berdasarkan penelitian Henny [6], isolasi minyak cengkeh dengan metode distilasi uap

    selama 8 jam dan analisis menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometer Massa (KG-SM)

  • 284

    diperoleh komponen terbesar yaitu eugenol (81,2%) dan eugenil asetat (12,43%). Eugenol

    pada minyak cengkeh merupakan salah satu senyawa fenolik [7]. Ikatan rangkap terkonjugasi

    (kromofor) dari cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil dalam struktur kimia

    eugenol bertanggung jawab dalam penyerapan radiasi sinar UV.

    Suatu senyawa dikatakan dapat memperangkap radikal bebas apabila memiliki

    pasangan elektron bebas pada suatu atom. Namun, tidak semua atom yang memiliki pasangan

    elektron bebas mampu memperangkap radikal. Atom tersebut harus mampu melepaskan

    ikatannya dengan atom lain yang lebih elektropositf yaitu hidrogen. Adanya sistem

    delokalisasi elektron pada senyawa benzena mampu menstabilkan satu elektron tidak

    berpasangan pada antiradikal bebas.

    Metode cepat dan sederhana untuk mengukur kapasitas antioksidan tanaman dapat

    dilakukan dengan menggunakan radikal bebas, 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH).

    DPPH secara luas digunakan untuk menguji kemampuan senyawa untuk bertindak sebagai

    perangkap radikal bebas atau donor hidrogen, dan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan

    [8]. Namun, metode tersebut tidak dapat menginformasikan jenis radikal yang terbentuk dari

    sumber radikal. Electronic Spin Resonance (ESR) merupakan suatu metode yang dapat

    digunakan untuk mempelajari aktivitas radikal bebas dengan mengamati medan magnet saat

    elektron dari radikal bebas beresonansi dengan radiasi elektromagnetik. Pada dasarnya ESR

    menggunakan hubungan antara momentum sudut intrinsic electron spin (s) dengan momen

    magnetnya (m) yang mengikuti persamaan =gs. Dengan g dan merupakan factor lande

    dan magneton Bohr. Faktor Lande, g, memberikan informasi tentang hubungan antara spin-

    orbit antara elektron paramagnet dengan inti atom sekitarnya. Dengan demikian, lingkungan

    atom yang berpengaruh terhadap sistem yang sedang diperiksa dapat dianalisis dari hasil g

    yang diperoleh. Nilai g berbeda untuk setiap jenis radikal [9]

    Minyak jagung merupakan salah satu minyak nabati. Minyak jagung merupakan ester

    dari gliserol dan asam-asam lemak. Kandungan asam lemak minyak jagung yang paling

    banyak adalah asam linoleat. Tingginya asam lemak tak jenuh pada minyak menyebabkan

    minyak dapat dengan mudah dioksidasi oleh molekul oksigen membentuk hidroperoksida.

    Panas, cahaya, logam, dan spesies oksigen reaktif dapat memfasilitasi pembentukan radikal

    dari lemak.

  • 285

    Berdasarkan uraian di atas, dilakukan uji aktivitas terhadap kemampuan senyawa

    penyusun minyak atsiri cengkeh sebagai perangkap radikal bebas menggunakan ESR dengan

    minyak jagung sebagai sumber radikal bebas.

    METODE PENELITIAN

    Bahan dan alat

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah minyak bunga

    cengkeh. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPPH dan minyak

    jagung merk CCO. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    seperangkat alat ESR, kompartmen, dan lampu UV.

    Prosedur pembuatan sumber radikal

    Ke dalam dua cawan patry ditambahkan masing-masing 25 mL minyak jagung dan

    dimasukkan ke dalam kompartmen yang telah dilengkapi dengan lampu UV. Kemudian

    dinyalakan lampu UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 dan masing-masing diradiasi

    selama 40 menit.

    Uji aktivitas minyak cengkeh

    Satu mL minyak jagung yang telah diradiasi sinar UV dimasukkan ke dalam tabung

    durham. Minyak jagung yang telah diradiasi diamati luas resonansi dengan mengatur

    frekuensi dan arus listrik setiap jenis radikal bebas hidroksil, peroksil, dan alkil. Selanjutnya,

    minyak cengkeh sebagai antiradikal bebas dimasukkan ke dalam tabung durham dengan

    variasi volume (45, 50, 55, 60, 65 L) dan diamati penurunan luas kurva resonansi dengan

    mengatur frekuensi dan arus listrik pada ESR.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pembuatan sumber radikal

    Pembuatan sumber radikal dilakukan dengan cara meradiasi minyak jagung

    menggunakan sinar UV pada panjang gelombang 254 dan 366 nm selama 40 menit.

    Dilakukan pada panjang gelombang tersebut karena energi yang dibutuhkan untuk

    memutuskan ikatan pada minyak jagung harus melebihi energi disosiasi ikatannya. Energi

    yang dapat melebihi energi disosiasi ikatan yang ada pada minyak jagung adalah energi

    dengan panjang gelombang 254 nm, sehingga untuk sumber radikal yang digunakan adalah

    minyak jagung yang diradiasi sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm.

    Bahan yang digunakan sebagai sumber radikal adalah minyak jagung karena selain

    dapat berperan sebagai zat pembawa (carrier) ternyata minyak jagung juga dapat

  • 286

    menghasilkan radikal bebas ketika terkena radiasi sinar UV. Radikal bebas tersebut

    bersumber dari komponen utama minyak jagung yang tersusun dari gliserol dan asam lemak.

    Penentuan faktor g pada berbagai jenis radikal

    Untuk mengetahui jenis radikal bebas dapat diperoleh dari faktor g. Faktor g adalah

    nilai yang mencirikan setiap radikal bebas yang bergantung pada orientasi molekul dalam

    medan magnetik dan tergantung pada struktur elektron dari molekul. Hasil perhitungan faktor

    g berbagai jenis radikal disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Harga faktor g pada berbagi jenis radikal bebas minyak jagung yang diradiasi sinar UV pada panjang gelombang 254 nm

    No Jenis Radikal (mHz) I (A) g Luas kurva resonansi (cm2)

    1 Alkil 19,1 0,274 2,003088 0,15 2 Hidroksil 31,4 0,265 2,000674 0,175 3 Peroksil 32,7 0,161 2,015068 0,28

    Uji aktivitas minyak atsiri cengkeh sebagai antiradikal bebas

    Minyak bunga cengkeh memiliki aktivitas sebagai antiradikal bebas diduga karena

    adanya senyawa eugenol. Hal tersebut terbukti dari penurunan luas kurva resonansi dari

    eugenol standar sama dengan penurunan luas kurva resonansi dari minyak cengkeh.

    Efektivitas pemerangkapan radikal bebas oleh minyak cengkeh dapat terlihat dari penurunan

    luas kurva resonansi yang disajikan dalam Tabel 2.

    Tabel 2. Efisiensi perangkap radikal bebas oleh minyak cengkeh sebagai antiradikal

    No Jenis Radikal Penambahan Minyak Cengkeh (L)

    Luas Kurva Resonansi Awal (cm2)

    Luas Kurva Resonansi Akhir (cm2)

    Luas Kurva Resonansi Hilang (%)

    1 Alkil 45 50 55 60 65

    0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

    0,10 0,08 0,06 0,06 0,06

    33,33 46,67 60 60 60

    2 Hidroksil 45 50 55 60 65

    0,175 0,175 0,175 0,175 0,175

    0,15 0,12 0,09 0,09 0,09

    14,29 31,43 48,58 48,57 48,57

    3 Peroksil 45 50 55 60 65

    1,28 0,28 0,28 0,28 0,28

    0,24 0,21 0,18 0,18 0,18

    14,29 25 35,71 35,71 35,71

  • 287

    Gambar 1. pengaruh pertambahan volume minyak cengkeh terhadap penurunan luas kurva

    resonansi radikal bebas Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 1 luas kurva resonansi untuk masing-masing jenis

    radikal, terjadi penurunan seiring dengan banyaknya minyak cengkeh yang ditambahkan. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak senyawa yang memperangkap radikal bebas.

    Namun pada penambahan minyak cengkeh sebanyak 55 L ketiga radikal tersebut sudah

    tidak mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pada penambahan tersebut telah

    terjadi kesetimbangan sehingga tidak ada lagi radikal yang dapat diperangkap oleh minyak

    cengkeh. Senyawa eugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh memiliki ciri khas

    adanya gugus hidroksil pada gugus utama senyawa benzena. Hal ini dijelaskan bahwa satu

    elektron atom hidrogen akan mudah melepas ikatan karena atom oksigen akan terstabilkan

    oleh adanya delokalisasi elektron senyawa benzena sehingga satu elektron pada atom

    hidrogen akan berikatan dengan satu elektron tidak berpasangan radikal bebas.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

    penambahan minyak bunga cengkeh sebanyak 55 L efektif memerangkap radikal bebas alkil

    60 %, hidroksil 48,57 %, dan peroksil 35,71 %, dan yang berkontribusi dalam memerangkap

    radikal bebas adalah senyawa eugenol yang dibuktikan dengan uji aktivitas eugenol standar.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Nurdjannah, N., 2004, Diversifikasi Tanaman Cengkeh, Persfektif, 3, No.2, pp. 61-70.

    2. Atal CK, Kapur BM, 1982, Cultivation and Utilization of Aromatic Plants, CSIR,

    Jammu-Tawi, India, pp. 136-741.

    3. Lee KG, Shibamoto T., 2001, Antioxidant Property of Aroma Extract Isolated from

    Clove Buds (Syzygium aromaticum (L.) Merr. Et Perry), Food Chem., 74, pp. 443-448.

    0 10 20 30 40 50 60 70

    0 45 50 55 60 65

    Penu

    runa

    n Luas (%

    )

    Volume Penambahan Minyak Cengkeh (L)

    Alkil

    Hidroksil

    Peroksil

  • 288

    4. Huang Y, Ho SH, Lee HC, Yap YL., 2002, Insecticidal Properties of Eugenol,

    Isoeugenol and Methyleugenol and Their Effects on Nutrition of Sitophilus Zeamais

    Motsch, (Coleoptera: Curculionidae) and Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera:

    Tenebrionidae), J. Stored Prod. Res., 38, pp. 403-412.

    5. Velluti A, Sanchis V, Ramos AJ, Marn S., 2003, Inhibitory effect of cinnamon, clove,

    lemongrass, oregano and palmarose essential oils on growth and fumonisin B1

    production by Fusarium proliferatum in maize grain, Int. J. Food Microbiol., 89, pp. 145-

    154.

    6. Prianto H, 2012, Isolasi dan Karakterisasi dari Minyak Bunga Cengkeh (Syzygium

    aromaticum) Kering Hasil Distilasi Uap, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya.

    7. Asha DS, Umasankar ME, Babu S, 2012, A Comparative Study of Antioxidant Properties

    in Common Indian Spices, Journal of Pharmacy, pp. 465-468.

    8. Asha DS, Deepak G, 2011, Antioxidant Activities of Methanolic Extracts of Sweet-Flag

    (Acorus calamus) Leaves and Rhizomes, Journal of Herbs, Spices & Medicinal Plants,

    17, pp. 1-11.

    9. Atkins, 1999, Kimia Fisika, Erlangga, Jakarta.