223825812 surveyor handbook

Upload: lukfandi

Post on 06-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    1/68

     

    SURVEYOR’S HANDBOOK ( BUKU SAKU SURVEYOR )

    BIRO KASIFIKASI INDONESIA

    2003

     DAFTAR ISI

      Pernyataan Kebijakan Mutu

    Perusahaan ………………………… 1

      Pernyataan Kebijakan MutuJasa Klasifikasi & Statutoria …………… 2

      Kode Etik Surveyor Klasifikasi ……….. 3

      Sikap Surveyor Klasifikasi …………….. 4

    1. Survey Periodik ……………………….. 5

    2. Petunjuk Praktis ………………………. 23

    2.1. Lambung dan Material …………… 23

    2.2. Mesin dan Listrik ………………... 89

    2.3. Lambung Timbul danCargo Gear ……………………… 110

    3. Tabel Konversi ………………………... 133

    …….o0o…….

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    2/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    3/68

    SURVEYOR HANDBOOK   3

    KODE ETIK SURVEYOR KLASIFIKASI

    TIDAK DIBENARKAN MENERIMA PEMBERIAN DARIPENGGUNA JASA DALAM BENTUK APAPUN BERKAITANDENGAN PELAKSANAAN SURVEY.

    SALING MENGHORMATI EKSISTENSI KEGIATAN SESAMA

    SURVEYOR KLASIFIKASI BKI.

    TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG MELANGGAR NORMA SOSIAL DAN YANG DAPAT MENCEMARKAN NAMA BAIK PERUSAHAAN.

    BAGI SURVEYOR YANG RELATIF MASIH SEDIKITPENGALAMANNYA HARUS SENANTIASABERKONSULTASI DENGAN YANG LEBIH SENIOR, TETAPIDI LAPANGAN TANGGUNG JAWAB TETAP PADASURVEYOR YANG BERSANGKUTAN.

    TIDAK MEMBERIKAN INFORMASI YANG DAPAT

    MERUGIKAN PERUSAHAAN, PENGGUNA JASA, PIHAKASURANSI DAN PIHAK TERKAIT BERKENAAN DENGANKEGIATAN SURVEY.

    SURVEYOR HANDBOOK   4

    SIKAP SURVEYOR KLASIFIKASI 

    MANDIRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DANBERTANGGUNG JAWAB ATAS KEPUTUSAN YANG TELAHDIAMBIL.

    SURVEYOR HARUS SELALU MENYADARI SEPENUHNYABAHWA PADA SAAT MELAKSANAKAN TUGAS DAN

    MEWAKILI PERUSAHAAN DAN SENANTIASA LOYALKEPADA MISI PERUSAHAAN.

    SURVEYOR HARUS BERSIKAP TEGAS, JUJUR DAN

    MENJUNJUNG TINGGI NORMA-NORMA ETIKA PETUGASLAPANGAN.

    TIDAK BERSIKAP DAN / ATAU BERTINDAK KAKU DANBERLEBIHAN, AKAN TETAPI HARUS MAMPUMEMBERIKAN PELAYANAN YANG BAIK KEPADA RELASIBERKAITAN DENGAN KESELAMATAN KAPAL.

    MENJAGA DAN MENINGKATKAN CITRA DAN REPUTASIBKI KHUSUSNYA DI BIDANG KLASIFIKASI KAPAL.

    SELALU SIAP MENJALANKAN TUGAS MELAKUKANSURVEY SETIAP SAAT DITUGASKAN.

    MENYADARI SEPENUHNYA BAHWA SURVEY YANGDILAKUKANNYA ADALAH UNTUK MENJAGA DAN / ATAUMENINGKATKAN KESELAMATAN KAPAL.

    DALAM PELAKSANAAN TUGAS HARUS BERKOORDINASIBAIK SECARA VERTIKAL MAUPUN HORIZONTAL DENGANUNIT KERJA DAN INSTANSI TERKAIT.

    SENANTIASA MENINGKATKAN PENGETAHUAN,KEAHLIAN DAN WAWASAN DI BIDANG KLASIFIKASI

    KAPAL DAN BIDANG TERKAIT.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    4/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    5/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    6/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    7/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    8/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    9/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    10/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    11/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    12/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    13/68

    SURVEYOR HANDBOOK   23

    2. PETUNJUK PRAKTIS

    2. 1. LAMBUNG DAN MATERIAL 

    2.1.1 PENGUKURAN TEBAL PELAT LAMBUNG

    A. Tebal pelat Minimal

    I.  Shell Plating

    t min = ( 1,5 – 0,01 L ) L.k    u/ L < 50 m

    t min  = L.k    u/ L ≥  50 m

    atau = 16,0 mm, mana yang lebih kecil.

    II.  Bulkwark

    t min  = L1000

    L0,75 ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡−   u/ L ≤ 100 m

    t min  = 0,65 . L u/ L ≥ 100 m

    L tidak lebih dari 200 m

    III.  Deck

    t min  = [ ] K 0,05L4,5 + ( mm)L tidak lebih dari 200 m

      Pengurangan ketebalan maksimum (tk ) pada permukaan pelat yang luas & merata dan pada web-

     profile :untuk t ≤ 11.5 mm: tk  = 1.5 mm

    untuk t > 11.5 mm: tk  = 0.09 t + 0.45 mm,

    max. 3.0 mm

    t = tebal pelat hasil perhitungan sesuai denganRules Volume II

      Pengurangan maksimum (tk ) ketebalan pelatsetempat (lokal)

    tk   = 0,2 t

    SURVEYOR HANDBOOK   24

      Corrosion allowance untuk perhitungan scantling: 

    tK   = 1,5 mm untuk t' ≤ 10 mm

    tk   =

    0,1.t+5 mm, max. 3,0 mm u/ t' > 10 mm

    t' = tebal sesuai persyaratan Rulek = faktor material

      Untuk tempat-tempat khusus seperti tangki-tangkidll. lihat tabel 3.7 Rules Volume II 

      Hatchway t = 6,0 + 0,0833 L [mm]

    tmin  = 8,5 [mm]

    tmax  = 11,0 [mm]

      Hatch Cover  t = 10 . a  [mm].  atau 

    t = C · a k . p + tk [mm]

    a = jarak stiffeners

     p = pDA or pL , lihat Section 4 Rules Volume IIC = 1,21 apabila p = pDA 

    C = 1,11 apabila p = p

      Hatch Cover tipe Pontoon :t = 8 . a [mm]  atau

    tmin  = 6,0 [mm]

    IV. Konstruksi Alas

      Keel

    - lebar min. : b = 800 + 5 L [mm] bmax = 1800 [mm]

    - Tebal pelat keel pada 0,7 L tengah kapal tidak

     boleh kurang dari:tFK   = t + 2,0 [mm]

    t = tebal pelat di sebelahnya [mm]

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    14/68

    SURVEYOR HANDBOOK   25

       Alas Tunggal (Single Bottom)

    - Floor :

    Tinggi pelat Floor:h = 55 . B - 45  [mm]

    hmin  = 180 mm.

    Tebal web boleh tidak kurang dari:

    t =

    100

    h + 3 [mm]}

    untuk pelat Floor di Ceruk tebal tidak bolehkurang dari:

    t = 0,035 L + 5,0 [mm].

    - Center Girder:tebal web tidak boleh kurang dari:

    tw  = 0,07 L + 5,5 [mm].

    - Side Girder:tebal web tidak boleh kurang dari:

    tw  = 0,04 L + 5 [mm].

      Alas Ganda (Double Bottom)- Center Girder

    tinggi tidak boleh kurang dari:

    h = 350 + 45 . B [mm]

    hmin  = 600 mm.tebal pelat pada 0,7 L tengah kapal tidak boleh

    kurang dari:

    t = k 1,0

    100

    h

    ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡+   [mm]

    untuk h ≤ 1200 [mm]

    t = k 3,0

    120

    h

    ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡+   [mm]

    untuk h > 1200 [mm].

    SURVEYOR HANDBOOK   26

    Tebal dapat dikurangi sampai 10% untuk 0,15 L pada ujung depan/belakang kapal

    - Side GirderTebal pelat tidak boleh kurang dari :

    t = k 

    ah.120

    2h

      [mm]

    h = tinggi center girder sesuai rumus diatas[mm]

    ha  = tinggi center girder yang terpasang [mm]

    ha tidak boleh kurang dari h untuk perhitungan tini.

    t’ = (5,0 + 0,03 L ) k [mm]

    - Sea ChestTebal pelat tidak boleh kurang dari :

    t = 12 . a k . p + tK   [mm]

    a = jarak stiffener [m] p = blow out pressure pada safety valve in

    [bar] p tidak boleh kurang dari 2 bar

    - Dudukan mesinTebal longitudinal girder di atas pelat inner

     bottom tidak boleh kurang dari :

    t =15

    P + 6 [mm] untuk P < 1500 kW

    t =

    750

    P + 6 [mm]

    untuk 1500 ≤ P < 7500 kW

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    15/68

    SURVEYOR HANDBOOK   27

    t =

    1875

    P + 6 [mm] untuk P ≥ 1500 kW

    Tebal pelat dudukan mesin minimal sama dengandiameter baut pass, dengan luas cross section

    tidak kurang dari :

    AT  =

    15

    P  + 30 [cm2] untuk P ≤ 750 kW

    AT  =

    75

    P + 70 [cm2] untuk P > 750 kW

    V. Konstruksi Tangki

    - Tebal pelat minimum

    tmin = 5,5 + 0,02 L [mm]

    - Untuk tangki-tangki bahan bakar, minyak

     pelumas, dan air minum tmin  tidak perlu lebih besar dari 7,5 mm

    - Untuk tangki-tangki ballas pada kapal kargo tmin tidak perlu lebih besar dari 9,0 mm

    - Untuk oil tanker, tebal minimun :

    tmin = 6,5 + 0,02 L [mm] untuk L≤ 300 m

    VI. Hull Outfitting

      Lubang pembebasan (freeing port)

    A = 0,7 + 0,035 l [m2] untuk l ≤ 20 mA = 0,7 l [m2] untuk l > 20 m

    l = panjang bulwark [m]

    lmax  = 0,7 L

      Tinggi bulwark atau pagar tidak boleh kurangdari 1,0 m

    SURVEYOR HANDBOOK   28

    Dengan jarak railing terbawah tidak boleh lebihdari 230 mm, sedangkan jarak railing selanjutnya

    tidak lebih dari 380 mm.

    VII Jangkar dan Rantai Jangkar

    - Pengurangan diameter rantai jangkar = 12 %

    (D’ = 0,88 Doriginal)

    - Pengurangan berat jangkar = 10 %

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    16/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    17/68

    SURVEYOR HANDBOOK   31

    NORMAL & HIGHER STRENGTH HULL

    STRUCTURAL STEELS.

    1.  Ruang lingkupProduk-produk baja berdasarkan grade dan

    ketebalannya ditentukan sebagai berikut :

    a.   – pelat baja dengan grades : KI-A,KI-B,KI-

    D,KI-E,KI-A27S,KI-D27 S,KI-E27S,KI-A32,KI-D32,KI-E32,KI-A36,KI-D36, and

    KI-E36 berlaku untuk ketebalan s/d 100 mm

     – pelat baja dengan grades : KI-A40,KI-

    D40,KI-E40,KI-F32,KI-F36 and KI-F40 berlaku untuk ketebalan s/d 50 mm

     b.   – profil dan batangan berlaku untuk semuagrade dengan ketebalan s/d 50 mm.

    2.  Jenis Pengujian : Kimia, tarik, impak

    3.  Kekuatan Mekanis

    Pada uji impak (pukul Takik), bila tebal pelat < 10mm maka tebal batang uji (specimen) dan nilai rata-

    rata enerji impak minimum dalam table E bias

    dikurangi sebagai berikut :Tabel E

    Ukuran penampang batang uji  Nilai rata-rata enerji impakminimum

    10 x 7,510 x 5,0

    5/6 E2/3 E

    Uji pukul takik tidak disyaratkan untuk tebal produk< 6 mm

     Nilai rata-rata uji pukul takik diambil dari 3 batang

    uji dengan syarat nilai masing-masing≥ 70 % E

    4.  Toleransi Ketebalan minus yang diijinkan

    SURVEYOR HANDBOOK   32

    Tabel 3.1 Permited minus tolerances for thethickness plates and wide flats

     Nominal Thickness

    (mm)

    Minus tolerances in relation to

    nominal thickness(mm)

    from To lessthan

    A 1)  B2)  C

    35

    8152540

    80150

    58

    15254080

    150250

    -0,4-0,4

    -0,5-0,6-0,8-1,0

    -1,0-1,2

    -0,3-0,3

    -0,3-0,3-0,3-0,3

    -0,3-0,3 

    00

    0000

    00

    1)  Plate and wide flat for machinery

    2)  Hull structural steel 

    5.  Lokasi pengambilan sample uji sebagai berikut

    Plates, str ip andwide flate

     

    600 mm Wiude Ang le

    Channels Bulb flats

    I-section ( joists)

    Flats Rounds

    Fig. 3.1. Example showing location of test section (sample uji) 

    6.  Jumlah batang ujia.  Uji tarik :

    Untuk setiap batch, 1 (satu) batang uji harusdiambil dari 1 piece (berat max. 50 ton dari

     peleburan / Heat Number yang sama) jika berat

    material akhir > 50 ton, maka 1 batang uji

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    18/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    19/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    20/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    21/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    22/68

    SURVEYOR HANDBOOK   41

      - pipa klas inspeksi 2 : - pipa-pipa dengan do#  51mm, pada satu ujung dari

    20 % pipa-pipa.

    - pipa-pipa dengan do  >  51

    mm, pada kedua ujung

    setiap pipa. Bila pipa-pipadalam keadaan sebagian

     panjang dan tanpaketerangan, minimal 1 batang uji harus diambil

    dari 1 ujung dari setiap

     bagian panjang tersebut.

    Table 4.1 Types of ring test Nominal wall thickness t

    [mm]

    Outside diameter of

     pipe[mm] t < 2 2 # t # 16 16 < t # 40

    21,3 ring flattening test1) 3)

      ring flattening test1)

     3)  ----

    > 21,3 146 ring flattening test1) 3)

      ring expanding test1)

     3)

      ring flattening

    > 146 ---- ring traction test2)  ring traction test

    2) 

    1)  The drift expanding test may also be applied to welded pipes2)  Instead of the ring traction test, the flattening test is applied to pipes with bores of 100 mm3)

      The drift expanding test is applied to seamless and welded pipes in compliance with DIN 2391-2 or

    DIN 2393-3.

    9.2 Ketentuan Ring Flattening Test :

    H =a/DC

    a)C1(

    +

    +  dengan C = 0,09 untuk pipa grade 360

    C = 0,07 untuk pipa grade -grade lain.

    where:

    H [mm] = distance between the platensa [mm] = nominal wall thickness

    D [mm] = outside diameter of pipeC = constant determined by the steel

    grade (see the provisions relating totechnological tests contained in the

    following parts).

    SURVEYOR HANDBOOK   42

     

    Fig. 2.8 Pipe flattening test 

    Fig.2.10 Ring expanding test.

    10. Uji impak : - dilaksanakan pada suhu ruang

    -  untuk do ∃200 mm, dibuat batang ujitrasversal

    -  untuk do 

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    23/68

    SURVEYOR HANDBOOK   43

    2. Kondisi supply dan laku panas :a). Baja C dan C-Mn : - Normalizing

    - Normalizing &

    tenpering (quenching ,tempering udara)

    - Quenching & tempering

     b). Baja Paduan (alloy) : Quenching & tempering

    3. Jenis pengujian  : Kimia,tarik,impak, kekerasan, NDT.

    4. Komposisi kimia : Tabel 5.2

    Table 5.2 Limit values for the chemicalcomposition of forging steels.

    C and Cmn steelAlloyed

    Steels

    Chemical

    Composition1) 

    [%]

    Permitted

    Residual

    Element[%] max

    Chemical

    Composition2)

    Cmax. 0,503)

    4)

    Simax 0,45

    Mn 0,30 - 1,70Pmax 0,035

    Simax 0,035

    Cu 0,30

    Cr 0,30

     Ni 0,30Mo

    Cmax 0,453)

    Simax 0,45

    Pmax 0,035Simax 0,035

    1) Where necessary, grain-refining elements, e.g aluminium, may be

    added.2) For the alloying elements the data given in the standards or approved

    specifications are applicable.3) The use of steels with carbon contents of C > 0,5 % and > 0,45 %

    respectively must be specially authorized by the Society.4) For welded contructions, rudder stocks and pintles, max. 0,23 %

    5. Kekuatan Mekanis : 

    Kekuatan tarik yang dinyatakan dalam Tabel 5.3 &

    5.4 tidak dianggap sebagai kuat tarik minimum

    tertentu dari grade-grade baja tempa (forging), tetapi

    dimaksudkan untuk memungkinkan nilai-nilain yangdikehendaki (batas ulur, elongasi, penyusutan area

    dan enrgi impak) yang ditentukan dengan interpolasi berkaitan dengan kuat tarik minimum yang

    ditetapkan

    SURVEYOR HANDBOOK   44

    6. Uji mekanis :Batang uji bisa diambil dari sampel-sampel dalam

    arah longitudinal, tangen sial atau tranverse seperti

    Fig. 5.1 s/d 5.3.

    7. NDT :

    MT/PT untuk memeriksa retak permukaan setelah

    machining pada :

    - poros baling-baling pada bagian tirus & alur pasak

    - poros dorong pada 2 sisi flens dorong- connecting & piston rod

    - rudder stock & head pintle

    - komponen- komponen mesin disel dengan dcyl >

    400 mm ( piston head, cylcover dan lain-lain.)

    UT pada :

    - poros mesin induk dengan d ∃ 250 mm

    - piston head- cylinder cover

    - connecting & piston rod untuk mesin diseldengan d cyl > 400 mm dan lain-lain

    - rudder stock & heel pintel dengan d ∃  250 mm

    dan lain-lain

    Fig.5.1 Location of specimens (sampel uji) in unflanged shafts and rods

    Longitudinal specimens

    Transverse specimens Transverse specimens  

    Tangential specimens

    Transversel specimens

    Tangential specimens

    Longitudinal specimens

    Transversel specimens  

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    24/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    25/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    26/68

    SURVEYOR HANDBOOK   49

     5. Uji Tarik : 1 batang uji masing-masing diambil dari

     batang sampel bentuk U dan Y Fig. 7.1 dan 7.2

    6. MT : dilaksanakan pada crank shaft setelah machining

    Sizes in [mm] for sample of typeDimension

    Y1 Y2 Y3 Y4

    a

     bch

    12

    4025

    135

    25

    5540140

    50

    10050150

    75

    12565

    175

    B. Besi tuang kelabu (Grey Cast Iron)

    1. Penggunaan : komponen mesin dan saluran

     pipa misalnya : fitting, flange,

    housing, hub, wheel bodie, bed plate, cylinder dan bagian-

     bagian sejenis.

    2. Jenis pengujian : kimia , tarik

    3. Komposisi kimia : minimum terdiri dari unsur-unsur C, Si, Mn, P, S sesuai

    DIN 1691.

    3

    Incline Dimension Location of specimen

    a

     b

    ch

    Lt

    = 25 mm

    = 90 mm

    = 40 mm= 100 mm

    = 125 mm

    Z =

    K =

    tensile test specimen

    Impact test specimen

    SURVEYOR HANDBOOK   50

    4. Kekuatan mekanis : ada 4 macam kuat tarikminimum yaitu : Rm = 200 ;

    250; 300; 350 N/mm2

    5. Uji tarik : batang sample harus dituangterpisah seperti Fig. 7.3

    Fig. 7.3 Mould for test bar

    VI. ALUMUNIUM ALLOY

    A.  Wrought AΡ Alloy .

    1. Bentuk material : a. Pelat dan Strip :

    KI-5083 (Al Mg 4,5 Mn 0,7)

    KI-5086 (Al Mg 4)

    KI-5754 (Al Mg 3)

     b.Profil, batangan, pipa :KI-5083 (Al Mg 4,5 Mn 0,7)

    KI-5086 (Al Mg 4)

    KI-6065A (Al Si Mg (A))KI-6061(Al Mg 1 Si Cu)

    KI-6082 (Al Si 1 Mg Mn).Bentuk a & b dapat dalam kondisi material :annealing, work hardening dan lain-lain (lihat Rule

    Vol. V Table 9.2)

    2. Toleransi ukuran : - Pelat dan strip : lihat Tabel 9.4

    - profil terbuka : lihat Tabel 9.5

    Ø 3 0  + 2  0

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    27/68

    SURVEYOR HANDBOOK   51

      - profil tertutup : lihat Tabel 9.6

    3. Jenis pengujian : Kimia , tarik4. Komposisi kimia : lihat tabe l 9.1

    5. Kekuatan mekanis : lihat tabe l 9.2 & 9.3

    6. Pengujian :

    a. Produk dikelompokkan dalam kelompok-kelompok uji (test bachs) dengan syarat :

    - dibuat dari campuran (alloy) dan peleburan

    (charge) yang sama

    - proses pembentukan, kondisi material /

     perlakuan panas yang sama- bentuk dan ukuran yang sama(untuk pelat

    dan strip dengan ketebalan yang sama.

     b. Jumlah batang uji tarik :

    - pelat dan strip t ≤ 6 mm :- 1 batang uji diambil dari setiap tect batch

     berat 1000 kg

    - bila berat sebuah test batch > 1000 kg,sebuah batang uji diambil dari setiap

    tambahan 1000 kg atau bagian darinya.- pelat t > 6 mm

    - 1 batang uji diambil dari setiap tect batch

    - bila berat sebuah test batch > 2000 kg,sebuah batang uji diambil dari setiap

    tambahan 2000 kg atau bagian darinya.

    - produk extrusi (profil, batangan, pipa)dengan berat / m :

    - < 1 kg/m : 1 batang uji diambil dari

    setiap tect batch berat1000 kg atau bagian

    darinya

    - 1 s/d 5 kg/m : 1 batang uji diambil dari

    setiap tect batch berat2000 kg atau bagian

    darinya

    SURVEYOR HANDBOOK   52

    - > 5 kg/m : 1 batang uji diambil darisetiap tect batch berat

    3000 kg atau bagian

    darinyac. Posisi sample uji :

    - untuk pelat dan strip, diambil sample uji

    melintang

    - bila lebar < 300 mm, boleh diambil sample

    memanjang- untuk produksi extrusi , diambil sample

    memanjang

    d. Bentuk batang uji :

    - t ≤ 12,5 mm, batang uji pipih dengan Lo = 50mm

    - t > 12,5 mm, batang uji bulat dengan do = 10

    mm Lo = 50 mmdengan lokasi sumbu batang uji :

    dengan t ≤  40 mm, terletak ditengah tebal produk

    untuk t > 40 mm, terletak di ¼ tebal produk.

    7 Re-test :

    - Bila satu batang uji gagal memenuhi syarat, 2

     batang uji tambahan harus diambil dari sampleuji yang sama. Bila kedua batang uji ulang

    memenuhi syarat, sample uji dari batang uji

    ulang dan sample-sampel uji lain yang termasuk

    dalam test batch tersebut dapat diterima

    (accepted)- Bila 1 atau kedua batang uji ulang gagal

    memenuhi syarat, sample uji dari batng ujitersebut harus ditolak (rejected). Sample uji sisa

    dalam batch tersebut bias diterima asalkan hasil

    uji yang dilakukan pada batang-batang uji dari 2sampel uji yang lain memenuhi syarat. Bila

     batang-batang uji ini juga gagal, maka seluruh

    test batch harus ditolak.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    28/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    29/68

    SURVEYOR HANDBOOK   55

     

    B. Casting AΡ Alloy 

    1. Penggunaan : - lambung kapal

    - bagian-bagian konstruksi kapal

    - komponen bangunan kapal yanglain

    2. Grade-grade yang diijinkan : Table 9.7Table 9.7 Commonly used aluminum casting alloys

    Material designation to DIN 1725, part 2Suitability for use in marine e nvironment

    to DIN 1725, part 2

    G-/GK/GD-Al Si 12G-/GK/GD-Al Si 10 Mg wa

    G-/GK-Al Si 9 Mg waG-/GK-Al Si 7 Mg wa

    G-/GK-Al Si 5 Mg ka/wa

    G-/GK-Al Mg 3G-/GK-Al Mg 3 Si

    G-/GK-Al Mg 5G-/GK-Al Mg 5 Si

    G-/GK-Al Mg 9

    GoodGood

    GoodGood

    Good

    ExcellentVery good

    ExcellentVery good

    Very good

    VII. COPPER ALLOY 

    Cast Copper Alloy :

    1. Penggunaan : katup, rumah pompa, shaft liner,

     bush, bagian-bagian serupa

    2. Grade-grade yang dapat digunakan : lihat tabel10.4

    3. Jenis-jenis pengujian : kimia, tarik

    4. Komposisi kimia : sesuai DIN 1705, 1716, 17658

    5. Kekuatan Mekanis : lihat tabel 10.5

    6. Uji tarik : - 1 batang uji diambil dari setiap peleburan dengan berat 1000 kg

    SURVEYOR HANDBOOK   56

      - bila berat peleburan > 1000 kg,diisyaratkan 1 batang uji tambahan

    - sample uji seperti Fig. 10.1 harus

    dari peleburan yang s

    Fig. 10.1 Sample casting

    Table 10.4 Suitable cast copper alloys

    Material designation Abbreviatedmaterialdesignation

    ChemicalComposition to

    Recommended application

    Bronze Cu Sn 90/10 G-Cu Sn 10 DIN 1705 alves and pump housings

    Gunmetal SS/10/2 G-Cu Sn 10 Zn DIN 1705 Shaft liners, bearing bushes

    Loaded gunmetal 83/7/4/6 G-Cu Sn 7 Zn Pb DIN 1705 Shaft liners, bearing bushes

    Loaded gunmetal 83/5/5/5 G-Cu Sn 5 Zn Pb DIN 1705 earing bushes, valves, fittings

    Load bronze 85/5/10 G-Cu Pb 5 Sn DIN 1716 alves and pump housings

    Copper-nikel 90/10 G-Cu Ni 10 DIN 17658 alves and pump housings

    Copper-nikel 70/10 G-Cu Ni 30 DIN 17658 Shaft liners, valve and pumphousings

    Table 10.5 Mechanical properties of cat copper alloys according to3.1

    AbbreviatedMaterial

    designation

    Method ofcasting 

    Yieldstrength

    R F0,2 

    [N/mm2

    ]min 

    Tensilestrength

    R m

    [N/mm2

    ]min 

    Elongation

    As

    [%]min. 

    Hardness

    HB 10

    min. 

    G – Cu Sn 10 Send cast 130 270 18 70

    G-Cu Sn 10 Zn Send cast

    Centrifugally castContinuously cast

    130

    150150

    260

    270270

    15

    77

    75

    8580

    G-Cu Sn 7 ZnPb Send castCentrifugally castContinuously cast

    120130130

    240270270

    151316

    657570

    G-Cu Sn 5 ZnPb Send cast 90 240 18 60

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    30/68

    SURVEYOR HANDBOOK   57

    G-Cu Pb 5 Sn Send cast 130 240 15 70

    G-Cu Ni 10 Send cast 150 310 18 100

    G-Cu I 30 Send cast 230 440 18 115

    VIII. J A N G K A R 

    1. Bahan : Dari baja tempa atau tuang atau

    dibuat dengan pengelasan

    2.  Kategori : - Normal Holding Power

    -  High Holding Power (HHP)-  Very High Holding Power (VHHP)

    3.  Design : - design jangkar harus disetujui olehBKI Pusat

    -  Jangkar kategori HHP hanya bolehdihubungkan dengan rantai jangkar

    grade KI-KI atau K1-K2 dan VHHP

    dengan K1-K3

    4.  Bahan : - Shank dan crown dari baja tempaharus dibuat dari baja C atau C-Mn

    yang mampu las dengan % C≤

     0,22 % dan memenuhi persyaratan

     baja forging/tempa

    -  Shank dan crown dari baja tuangharus dibuat dari baja C atau C-Mn

    yang mampu las dan memenuhi persyaratan baja tuang (cost steel)

    5.  Uji material : Pabrik jangkar harus memberikan hasiluji material (komposisi kimia, kekuatan

    mekanis, kondisi perlakuan panas, heatnumber)

    6.  Uji beban ; - dikenakan pada jangkar dengan

     berat (termasuk stock)≥ 75 kg.-  Sebelum uji tidak boleh ada coating

    dan cacat misal : retak, cacat tempa,

    cacat tuang dan cacat las

    SURVEYOR HANDBOOK   58

    -  Beban uji dipusatkan pada 1/3 panjang lengan dari ujung

    -   Nilai beban uji tergantung dari berat(table 11) dan kategori jangkarsebagai berikut :

    a.   jangkar tanpa stock : berat total b.   jangkar dengan stock : berat

    tanpa stock

    c.   jangkar HHP : berat = 1,33 x berat actual

    d.   jangkar VHHP : berat = 2,0 x berat actual

    e.   jangkar mooring : berat = 1,33 x berat actual

    -  Setelah uji beban harus tidak tampak perubahan tetap dari jangkar, dan

    lengan masih dapat bergerak bebas.

    7.  Perbaikan dan uji ulang pada jangkar rusak

    -   jangkar rusak bisa diperbaiki dengan pengelasandan/atau pelurusan (dengan pemanasan)-  sebelum perbaikan dengan las harus preheated, dan

    sesudahnya harus stretsrealieved dan bebas cacat

    retak, LF, U/C yang parah inklusi slag-   perbaikan dengan las pada cast steel harus sesuai

    dengan persyaratan pada Cast Steel

    -  Uji beban ulang harus dilaksanakan sesuai butir 6 diatas

    IX. RANTAI JANGKAR

    1.Grade : - K1-K1, K1-K2, K1-K3- hanya K1-K1 & K1-K2 yang boleh

     berupa mata rantai pendek dan

    tanpa sekang (studless)

    2. Bahan : - Rolled Steel

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    31/68

    SURVEYOR HANDBOOK   59

      - Forged Steel- Cast Steel

    3. Rolled Steel : - kekuatan mekanis, komposisi

    kimia, toleransi ukuran sesuai Tabel

    12.1, 12.2, 12.3

    - jenis uji mekanik : tarik dan impak

    - sample uji mekanis diambil dari

    setiap kelompok uji (test batch)- test batch dikelompokkan berdasar

    no. peleburan dan ukuran yangsama dan berat maksimum = 50 ton

    / batch

    - sebelum pembuatan batang uji,sample uji harus dikenai perlakuan

     panas seperti table 12.4

    - sample uji diambil dalam arah

    memanjang pada lokasi 1/6 (Fig12.1)

    - 1 set batang uji impak terdiri dari 3 batang uji- bila uji tarik atau impak gagal, 2

     batang uji tarik atau 2 set batang uji

    impak baru bias diuji ulang, sampleuji ulang tidak berasal dari sample

    uji untuk uji awal yang gagal

    - uji ulang dianggap lulus, bila kedua batang uji tarik atau 2 set batang uji

    impak memenuhi syarat.

    4. Forged Steel : - persyaratan bahan seperti pada

    Forging untuk konstruksi mesin dan bangunan kapal

    - bila persyaratn tidak ditentukansecara spesifik maka persyaratan

    kekuatan mekanis table 12.1  harus

    SURVEYOR HANDBOOK   60

    dipakai sebagai persyaratanminimum

    5. Cast Steel : - persyaatan bahan seperti pada Cast

    steel untuk konstruksi mesin dan bangunan kapal 

    - semua Cast Steel harus diberi

     perlakuan panas

    - bila persyaratan tidak ditentukan

    secara spesifik, maka persyaratankekuatan mekanis Tabel 12.1 harus

    dipakai sebagai persyaratan

    minimum

    6. Toleransi Ukuran :- toleransi diameter minus mata rantai didaerah

    lengkungan :

    dnom  ≤ 40 mm, - 1 mm40 < dnom ≤ 84 mm, - 2 mm84 < dnom ≤ 122 mm, - 3 mm

    dnom > 122 mm, - 4 mm- toleransi diameter plus mata rantai di daerah

    lengkungan ≤ 5 % dnom- toleransi diameter minus mata rantai di daerah

    luar lengkungan tidak boleh - toleransi diameter plus mata rantai di daerah

    reinforcement ≤ 8 % dnom - deviasi α dari posisi 900 dan kemelesetan pust X

    (Fig 12.2) :

    α ≤ 40, X = (A-a)/2 ≤ 10 % dnom -  toleransi untuk perlengkapan rantai :

    -  - dnom : +5 %,-  -0%

    - ukuran-ukuran yang lain ± 2,5 %(Shackle, Swivel, Shackle Swivel)

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    32/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    33/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    34/68

    SURVEYOR HANDBOOK   65

    Table 12.7 Proof and breaking loads for stud link chain cables(continued)

    Grade K1-K1 Grade K1-K4 Grade K1-K3Chain

    Diameter 

    [mm]

    Proof load

    [kN]

    Breakingload[kN[

    Proof load

    [kN]

    Breakingload[kN[

    Proof load

    [kN]

    Breakingload[kN[

    Weight

    [kg/m]1) 

    1 2 3 4 5 6 7 8

    97100102

    105

    107

    111114

    117120

    122

    124

    127130

    132

    137

    142147

    152157

    162

    234024702560

    2700

    2790

    29703110

    32603400

    3500

    3600

    37503900

    4000

    4260

    45204790

    50505320

    5590

    334035303660

    3850

    3980

    42504440

    46504850

    5000

    5140

    53505570

    5720

    6080

    64506840

    72207600

    7990

    334035303660

    3850

    3980

    42504440

    46504850

    5000

    5140

    53505570

    57206080

    64506840

    72207600

    7990

    468049405120

    5390

    5570

    59406230

    65106810

    7000

    7200

    74907800

    80008510

    90309560

    1010010640

    11170

    468049405120

    5390

    5570

    59406230

    65106810

    7000

    7200

    74907800

    80008510

    90309560

    1010010640

    11170

    669070607320

    7700

    7960

    84808890

    93009720

    9990

    10280

    1071011140

    11420

    12160

    1291013660

    1443015200

    15970

    206,1219,0227,8

    241,4

    250,7

    269,8284,6

    299,8315,4

    326,0

    336,7

    353,2370,2

    381,6

    411,0

    441,6473,2

    506,0539,8

    574,7

    1) Approximate weight data calculated according to the formula kg/m = 0,0219.

    Fig. 12.2 Tolerances for stud position Fig. 12.4 Standard link

    3,6

     

    SURVEYOR HANDBOOK   66

     

    Fig. 12.5 Large link Fig. 12.6 Studless link  

    Fig. 12.7 Kenter shacki Fig. 12.8 Connecting shackle 

    Fig. 12.9 End shackle Fig. 12.10 Swivel 

    4

     

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    35/68

    SURVEYOR HANDBOOK   67

    X PROPELLER (CAST COPPER ALLOY)

    1.  Perlakuan panas :Untuk mengurangi tegangan sisa (stress relieving)setelah penuangan dilakukan annealing dengan

    temperatur dan holding time sesuai tabel 15.4 & 15.5

    Tabel 15.4 Recommended filler metals and heat treatmentsGrade

    ofcasting

    FillerMaterial

    Preheating

    Temperature[

    oC] min.

    Interpass

    Temperature[

    oC] max.

    Stress

    relieving heattreatment

    temperature

    [oC]

    Hot

    straighteningTemperature

    [oC]

    CU 1 Al

    Bronze1)

    MnBronze

    150 300 350 - 550 500 – 800

    CU 2 AlBronze

     

     Ni Mn

    Bronze

    150 300 350 – 550 500 – 800

    CU 3 Al

    Bronze 

     Ni MnBronze

     2)

    Mn AlBronze

    50 250 450 - 500 700 – 900

    CU 4 Mn AlBronze

    100 300 450 - 600 700 - 850

    1) Ni Al Bronze and Mn Al Bronze may also be used2) Stress relieving heat treatment is not necessary if Ni Al filler metal are used

    Table 15.5 Holding times for the stress-reliving heat treatment of

    cast copper alloys for propellers

    CU 1 and CU 2 grade of casting CU 3 and CU 4 grade of castingStress relieving

    heat treatment

    temperature[

    oC]

    Hours for each

    25 mm ofthickness

    Maximumrecommended

    member of

    hours

    Hours for

    each 25 mmof thickness

    Maximumrecommended

    member of

    hours

    350

    400

    450500

    550

    600

    5

    1

    ½¼

    ¼

    -

    15

    5

    21

    ½

    -

    -

    -

    51

    ½1) 

    ¼1) 

    -

    -

    155

    21) 

    11)

    1)  Temperature within the range 500oC and 600

    oC shall only be employed for CU4

    alloys.

    SURVEYOR HANDBOOK   68

     2. Komposisi kimia : Cast copper alloy untuk baling-

     baling dibagi (berdasarkan

    komposisi kimia) dalam gradesebagai berikut :

    Table 15.1 Chemical composition of standard cast copper alloysfor propellers

    Chemical Composition [%]

    Casting

    GradeCu Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb

    CU 1CU 2

    CU 3CU 4

    52-6250-57

    77-8070-80

    0,5-3,00,5-2,0

    7,0-11,06,5-9,0

     

    0,5-4,02,0-4,0

    0,5-4,08,0-20,0

     

    35-4033-38

    Max.1,0Max.6,0

     

    0,5-2,50,5-2,5

    2,0-6,02,0-5,0

    Max.1,02,5-8,0

    3,0-6,01,5-3,0

     

    0,1-1,50,1-1,5

    Max.0,1Max.1,0

    Max.0,5Max.0,5

    Max.0,03Max.0,05

    3. Uji Kekuatan mekanis :- Untuk standard cast alloy harus sesuai dengan tabel

    sebagai berikut.

    - Batang uji dibuat dari sampel uji yang dituang terpisah

    dari tuangan baling-baling seperti Fig. 15.1 dengan

    kondisi tuangan baling-baling

    Fig. 15. 1 Separately cast sample pieces

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    36/68

    SURVEYOR HANDBOOK   69

    Table 15.2 Mechanical properties of standard cast copper alloysfor propellers (separately cast sample pieces)

    Casting grade

    R  p0,2 

    [N/mm2]

    min.

    R m[N/mm

    2]

    min.

    As 

    (%)

    min.

    CU1 175 440 20

    CU2 175 440 20

    CU3 245 590 16

    CU4 275 630 1

    4.  N D T : - PT dilaksanakan di zona A, biladiperlukan bisa di zona B & C- RT dan/atau UT sebagai tambahan

    untuk meyakinkan adanya cacat dalam.

    5. Sudut miring (skew angle) :-  High skew propeller : > 25o 

    -  High skew propeller : ≤ 25o 

    6. Daerah-daerah membahayakan :- A : - tegangan kerja terbesar

    - biasanya tidak diijinkan untuk

    dilas (bila ada pengelasan, tempattersebut harus diheat treatment).

    - B : - tegangan kerja bias tinggi

    -   pengelasan sebisa mungkindihindari

    - C : - tegangan kerja rendah

    - repair dengan las cukup amanBatas-batas zona A, B, C untuk low skew dan high

    skew propeller lihat Fig. 15.3, Fig. 15.4, Fig. 15.5& Fig. 15.6

    SURVEYOR HANDBOOK   70

     

    Fig. 15.3 Endangered areas of fixed-pitch, low-skew propeller

    Fig. 15.4 Endangered areas of high-skew, fixed-pitch propeller

    Driving face Suction face

    Driving face  Suction face 

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    37/68

    SURVEYOR HANDBOOK   71

     

    Fig. 15.5 Endangered area of the bosses of controllable-pitch propeller

    Fig. 15.6 Endangered area of fixed and controllable-pitch propeller

    Zone A(includingbores)

     

    Leadingedge

    Zone B

    a

     Zone B Zone A

    (including

    Section a - a

    Zone A

    End of t

     Section b - b

    SURVEYOR HANDBOOK   72

    XI WIRE ROPE

    1.  Penggunaan : - Hawser (tow mooring line),standing & running rigging

    untuk cargo gear dan katrolangkat yang lain.

    - Hawser dan standing rigging

    harus dibuat dari kawat galvanis

    (Zinc coating)- Zinc coating sesuai tabel 13.3

    2.  Kuat tarik : - Harus mempunyai nom. breaking strength (kekuatan

     putus nom) 1570 dan 1770

     N/mm3 sesuai tabel 13.1

    Table 13.1 Usual types of wire ropes approved by societyStructure of role

    Use  Number

    ofstrands

     Number

    of wires per

    strand

    Type

    of ropecore

    Construction

    of the strand

     Nominal

     breakingstrength[N/mm

    3]

    Galvanizingmethod

    Standing  rigging 66 719 1) 1 fibre orsteel core Standard 1570and

    1770

    Fullygalvanized

    Hawser 

      (towlines  Mooring  lines)

    66

    6

    66

    1937

    24

    •• •• 

    1 steelcore

    StandardScale or

    warrington,Warrington-

    scale

    1570

    Fullygalvanized

    Running

     Rigging6

    66

    1 fibre

    steelcore

    7 fibre

    steelcore

    Warrington-

    scaleStandard

    standard

    1570

    and1770

     Normally

    galvanized

    This rope may also be used as a single

    Tabel 13.2 Positive tolerances for nominal breaking strength 

     Nominal wire diameter

    D [mm]

    Marginal deviations[N/mm

    3]

    0,20 up to < 0,50

    0,20 up to < 1,00

    0,50 up to < 1,501,50 up to < 2,00

    2,00 up to < 6,00

    + 390

    + 350

    + 320+ 290

    + 260

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    38/68

    SURVEYOR HANDBOOK   73

    Tabel 13.3 Zinc coatingsMarginal deviations

    [N/mm3]  Nominal wire diameter D [mm] 

     Normally Fully Galvanized

    0,20 up to < 0,250,25 up to < 0,400,40 up to < 0,50

    152030

    --

    75

    0,5 up to < 0,60,6 up to < 0,70,7 up to < 0,8

    405060

    90110120

    0,8 up to < 1,01,0 up to < 1,21,2 up to < 1,5

    708090

    130150165

    1,5 up to < 1,91,9 up to < 2,52,5 up to < 3,2

    100110125

    180205230

    3,2 up to < 3,73,7 up to < 4,04,0 up to < 4,5

    125135150

    250260270

    4,5 up to < 5,55,5 up to < 6,0

    165180

    280280

    3. Uji Keuletan : - Semua kawat dalam sastrand diujilengkung balik atau puntir

     beberapa kali sesuai DIN 2078- Memenuhi syarat bila ≥  95 %

    kawat-kawat tidak putus.

    4. Uji Gulung : - Untuk mengetahui adesi (dayaikat) lapisan zinc.

    - Kawat galvanis ( min. 5kawat)digulung min. 10 gulung

    yang berdekatan sesuai tabel 13.4 

    - Setelah penggulungan, zinccoating harus masih sangat

    melekat

    SURVEYOR HANDBOOK   74

    Tabel 13.4 Winding Tests 

    Diameter of test mandrel expressed as a multipleof the wire diameter of :Method of

    Galvanizing < 1,5 mm ≥ 1,5 mm

    Fully Galvanized 4 6

     Normally 2 3

    5. Uji Tarik : - Satu sample uji tarik sepanjang 30 x drope (panjang min. = 600 mm)

    diambil dari setiap panjang wire rope10 km.

    - Beban putus min. untuk rope tertentu

    harus mencapai nilai yang ditentukandalam standar yang relevan/diakui

    oleh BKI.

    - Untuk panjang rope > 10 km, sample

    uji kedua diambil untuk diuji.

    - Bila kapasitas beban tarik mesin ujitidak cukup, maka breaking load

    ditentukan dari hasil uji yang

    dilaksanakan pada helaian-helaiankawat-kawat, untuk itu 1 strand

    diambil dari setiap panjang rope ≤  5km. Panjang sample uji kawat 100

    atau 200 mm. Kuat tarik ditentukan

     berdasarkan drope kawat.

    - Dianggap berhasil bila ≥ 95 % kawat-kawat memenuhi persyaratan kuattarik (butir 2) diatas dan beban putus

    yang dihitung mencapai nilai uji

    helaian kawat digunakan untuk semuakawat dalam 1 rope dan dikalikan

    factor realisasi (tabel. 13.5) dibawah.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    39/68

    SURVEYOR HANDBOOK   75

    Tabel 13.5 Realization factorsRope construction Rope with fibre

    coreRopes with steel core

    6 x 76 x 19

    6 x 246 x 366 x 37

    0,90000,8600

    0,87000,84000,8250

    0,83790,8007

    -0,78210,7681

    6. Cek diameter : - Setiap rope diukur diameternya

     pada 2 tempat berjarak ≥1 km- Setiap tempat diukur 2 kali dengan

    arah saling tegak lurus

    - Perbedaan hasil terkecil dan

    terbesar ≤ 4 %

    - Diameter rope = harga rata-ratadari 4 pengukuran tersebut dan

    harus masuk dalam toleransi

    standar yang relevan /diakui BKI. 

    7. Penandaan :

    - Diberi tanda berwarna :Putih : Kuat normal = 1570 N/mm2 

    Hijau : Kuat normal = 1770 N/mm2 Kuning : Kuat normal = 1960 N/mm2 

    - Rope yang telah lulus uji ditandai dengan “ “

    SURVEYOR HANDBOOK   76

    TONGKAT & PENA KEMUDI

    Material

    Komposisi kimia dari baja tempa untuk tongkat dan penakemudi sbb : ( lihat Rules Volume V tabel 5.2).

    Komposisi kimia untuk Forging Steel (Baja Tempa)Baja C dan CMn Alloyed Steels

    Komposisi kimia1)

     (%)

    Unsur sisa lain yangdiijinkan (%) max.

    Komposisi kimia2)

    (%)

    Cmax 0,50 3) 4) Simax 0,45

    Mn 0,30 – 1,70Pmax 0,035Smax 0,035

    Cu 0,30Cr 0,30

     Ni 0,30Mo 0,08

    Cmax 0,45 3) Simax 0,45

    Pmax 0,035Smax 0,035

    1)Jika perlu, unsur grain-refining, seperti alumunium, dapat ditambahkan2)Untuk unsur campuran, data yang diberikan yang ada pada standart atau

    spesifikasi yang disetujui3)  Penggunanan baja dengan C > 0,5 % dan ,45 % masing-masing harus

    disetujui secara khusus oleh BKI4) Untuk konstruksi yang dilas, tongkat kemudi dan pintle max. 0,23 % C

    Kekuatan tarik ( lihat 4.2.2 & 4.2.3)Jika dua sampel uji diambil dari forgiing, perbedaan antara

    nilai kekuatan tarik yang diukur tidak boleh melebihi

    ketentuan sbb :Kekuatan tarik minimum

    (N/mm2)

    Perbedaan yang diijinkanantara nilai kekuatan tarik

    (N/mm2)

    < 600

    ≥ 600 < 900≥ 900

    70100120

    NDT

    Dilaksanakan untuk uji retak permukaan dan khusus untuk

    tongkat dan pena kemudi yang diameternya >250mmdiadakan pengujian UT

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    40/68

    SURVEYOR HANDBOOK   77

    Pengelasan Tongkat kemudi dengan flens kemudi untuk diameter

    tongkat kemudi D > 150 mm pelaksanaan pengelasan

    dengan flens sesuai peraturan dalam Rules volume IIsection 19 B.4.4 fig 19.21 dan Rules volume VI sec 12 G.14

    fig 12.38

    Tongkat kemudi dengan flens kemudi untuk diameter tonkat

    kemudi D < 150 mm sesuai Rules volume VI section 12

    G.14 fig 12.39 dan volume II section 19.21

    Batas ruang main yang dijinkan

    o  Ruang main (clearance) dari pena kemudi (pintle) tidak boleh melebihi ketentuan berikut :

    Diameter pena kemudi (d) Ruang Main (t)< 50 mm 3 mm

    50 mm s/d 100mm 5 mm

    > 100 mm (0,01 d + 4 ) mm*

    * Batas maximum ruang main = 6 mm

    o  Ruang main bantalan antara (intermediate/neck bearings) tidak boleh melebihi (0,01 D + 2) mm **

    dimana D = diameter tongkat kemudi** Batas maximum ruang main = 4 mm

    Petunjuk perbaikan

    1.  Bila tongkat kemudi terpuntir karena terbenturoleh sesuatu benda dilaut dan tidak terdapat

    kerusakan tambahan atau deformasi yangsignifikan maka perbaikan yang diijinkan adalah

    tergantung pada besarnya puntiran pada tongkat

    kemudi sesuai dengan persyaratan kelas.

    a. Untuk puntiran Ao  <

    d

    - Tongkat kemudi masih bisa digunakan

    tanpa adanya perlakuan panas ( heat

    SURVEYOR HANDBOOK   78

    treatment ) dan dilaksanakan pengujiankeretakan ( NDT )

    - Lubang pasak dipindahkan 180o

     b. Untuk puntiran

    d

    L < Ao  <

    d

    5L 

    - Tongkat kemudi dikenakan stress

    relieved dengan ± 625o C dengan waktuselama 1 jam setiap 25 mm tebal

    c.  Apabila puntiran Ao >

    d

    5L 

    - Tongkat kemudi harus diannealed dan

    normalized + 900o  C dengan waktu

    lebih besar 30 menit setiap 25 mmtebal

    Ket : A = Sudut puntiran ( derajat )

    L = Panjang tongkat yangterpuntir

    d = Diameter tongkat kemudi[

    - Bila terjadi puntiran pada tongkat kemuditersebut di atas disarankan untuk menutup

    lubang pasak yang lama dengan cara pengelsan. Sebelum pengelasan diadakan

     perlakuan panas demikian juga setelah

     pengelasan selesai

    - Setelah perbaikan tongkat kemudi yangterpuntir dilaksanakan pengujian keretakan

    (NDT)

    - Apabila hasil perbaikan tersebut memuaskanmaka perbaikan tersebut dianggap perbaikan

     permanen

    2.  Bila tongkat kemudi bengkok dan tidak terdapatkerusakan , maka perbaikannya tergantung pada

    ukuran deformasi dengan cara meluruskannya

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    41/68

    SURVEYOR HANDBOOK   79

     baik dengan pemanasan maupun dengan pendinginan di workshop yang diakui dengan

     prosedur yang disetujui oleh kelas. Untuk

     pelurusan dengan cara pemanasan temperaturumumnya antara 530o – 580o C.

    3.  Jika retak pada tongkat kemudi yang deformasi,tongkat kemudi dapat digunakan kembali

    tergantung pada kondisi dan besarnya keretakan.Jika perbaikan pengelasan dianggap diterima,

    keretakan dapat dihilangkan dengan grinding dan pengelasan berdasarkan pada prosedur

     pengelasan yang disetujui begitu juga perlakuan

     panas setelah pengelasan sesuai persyaratankelas.

    4.  Perbaikan tongkat kemudi dengan pengelasan.Bila tongkat kemudi aus pada daerah

     bantalannya, maka bilamana D minimum masih

    memenuhi syarat, maka tongkat kemudi tersebut

    dapat dilas dengan prosedur sbb :- Material tongkat kemudi mempunyai kadar

    Carbon ( C ) < 0,23 %- Sebelum dan sesudah bagian yang aus di

     bubut, dilaksanakan pengujian keretakan- Bila tidak terdapat keretakan dan setelah

    dibubut diameter tongkat kemudi yang aus

    masih memenuhi persyaratan, maka dapatdilaksanakan perbaikan dengan pengelasan

    - Sebelum pengelasan dimulai dilaksanakan preheating 150o C

    - Selesai pengelasan, diannealing 625o

      Cyang lamanya tergantung besarnyadiameter (25 mm tebal setiap jam)

    - Selesai dibubut diadakan pengujiankeretakan ( UT )

    SURVEYOR HANDBOOK   80

    - Bila tidak ditemukan cacat dapatdipergunakan kembali.

    Catatan : Apabila terjadi hal-hal diluar ketentuan

    tersebut di atas agar konsultasikan ke BKI pusat.

    BOLLARD PULL ( lihat circular)

    •  Panjang tali lebih dari 100 meter•  Lebar perairan kiri – kanan Min = L kapal

    •  Perairan ≤ 2T•  Kecepatan arus ≤ 0,5 m/det : Kecepatan Angin•  ≤ 5 m/det.•  Bollard pull output 110 % Output selama 10 menit.•  Power output 110 % selama 1 menit•  Juga yang perlu dicatat adalah : ( rpm mesin, fuel

    injection, charge air pressure, temp. Gas buang pada

    silinder outlet dan sebelum Turbo charge ).

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    42/68

    SURVEYOR HANDBOOK   81

    2.2  MESIN & LISTRIK

    PEMERIKSAAN MESIN UTAMA (DIESEL)

    Bagian-bagian yang diperiksa umumnya sbb :

    •  Cylinder cover•  Valve & Valve gear•  Cylinder Liner

    •  Piston & ring•  Piston pin & bearing•  Piston rod•  Cross head, pin & bearing•  Connecting rod•  Crankpin & bearing•  Journal & bearing•  Cam shaft•  Foundation bolt/chock•  Vibration damper•  Dll

    SISTEM POROS UTAMA

      Minimum Diameter :

    d = Diameter luar poros (mm)

    di = diameter lubang poros, bila ada. Jika lubang

     pada poros ≤ 0,4 d, maka

    = 0,11

    4

    =⎟ ⎠ ⎞⎜

    ⎝ ⎛ −

    dsdi  

    ds = diameter poros aktual (mm)

    Pw = Daya rata-rata yang ditransmisikan oleh poros

    (kW)n = putaran poros rata-rata (rpm)

    d ≥ F.k 3 (Pw / n . ( 1 – (di/ds)1 * Cw ≤ da 

    SURVEYOR HANDBOOK   82

    F = faktor untuk type instalasi propulsi.-  poros antara dan thrust shaft 95 untuk

    instalasi turbin dan 100 untuk instalasi

    lainnya-  poros baling-baling = 100 untuk

    semua type instalasi

    Cw = Faktor material =

    160

    560

    + Rm 

    k = 1,1 untuk poros antara

    k = 1,22 untuk poros propeller dengan ketentuan

    sbb :- Propellernya tanpa pasak yang

    dipasang pada taper poros propellerdengan methode shrinkage yang

    disetujui, atau- Propeller dilekatkan flens poros

     propeller integral dan- Poros propeller dilumasi dengan

    minyak dan dilengkapi dengan oil

    sealing glands,atau- Poros yang dilengkapi dengan liner

    yang menerusk = 1,26 untuk poros propeller dengan ketentuan :

    - Propeller dengan pasak dan dipasang pada taper poros propeller dengan

    metode yang disetujui,dan- Poros propeller yang dilumasi dengan

    minyak dan dilngkapi dengan type oilseal glands yang disetujui, atau

    - Jika poros dipasang dengan liner

    menerus.atau :

    d ≥  F . k 3 ( Pw . Cw ) / n ≤ da 

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    43/68

    SURVEYOR HANDBOOK   83

      Tegangan Tarik Bahan400 – 800 N/mm2 

      Untuk perhitungan poros baling-baling tegangan tarikmaksimum 600 N/mm2. Bila ada hal-hal yang tidak

    sesuai hubungi Divisi Mesin & Listrik

      Shaft Taper : antara 1 :12 dan 1 : 20  Tebal Minimum Shaft Liner : smin = 0,03 d + 7,5 (mm)

    ; d = diameter poros di bawah liner

      Contact Fit : 70 % dari permukaan kerucut teoritis ****  Stern Tube Bearing of Propeller Shaft

    - Aft : 2,0 d → pelumasan oli- Fp : 0,8 d → 

      Lignum vitae, rubber, plastik :- Aft : 4,0 d → pelumasan air laut- Fp : 1,5 d → 

      Pelumasan Grease ( Besi Tuang )- Aft : 2,5 d

    - Fp : d

    PROPELLER SHAFT CLEARENCE

      Bantalan Lignum VitaeInitial : (0,003 D + 0,2) s/d (0,004 D + 0,5) mm

    Maksimum : (0,01 D + 2,5) mm  Bantalan White Metal

    Initial : (0,001 D + 0,3) s/d (0,001 D + 0,5) mm

    Maksimum : (0,015 D + 0,65) mm

      Bantalan SintetisSesuai manufacturer techical information, bila tidak ada boleh digunakan clearence untuk bantalan lignum vitae

      ConicityFor Securing flange coupling 1 : 10 s/d 1 : 20For Propeller 1 : 10 s/d 1 : 15

    SURVEYOR HANDBOOK   84

    POROS BALING-BALING

    1.  Bantalan dari kayu pok – pelumasan air laut.

    1.1.  Sewaktu kapal dibangun baru (new assembly) :0,004 D + 0,5 mm (D = diameter lapis pelindung poros)

    1.2. Batas ruang main maksimum :

    0,01 D + 3 mm ( untuk diameter D s/d 500 mm)

    2. Bantalan dari logam putih – pelumasan dengan minyak

    2.1. Sewaktu kapal dibangun baru (new assembly)

    Secara umum dapat diambil angka : 0,001 DBeberapa pabrik pembuat bantalan dan galangan

     pembangunan mengajukan angka sebagai

     berikut:

    Diameter Poros Ruang main baru100 – 200 mm 0,4 – 0,5 mm200 – 300 mm 0,5 – 0,6 mm300 – 400 mm 0,6 – 0,7 mm

    400 – 500 mm 0,7 – 0,8 mm500 – 600 mm 0,8 – 1,0 mm600 – 700 mm 0,9 – 1,1 mm700 – 800 mm 1,0 – 1,3 mm800 – 900 mm 1,1 – 1,4 mm

    2.2. Batas ruang main maksimum

    Bila hasil pengukuran menunjukkan angka >0,02 D + 0,3 mm (D = diamter poros), maka

     bantalan poros harus dicor baru.

    3. Ruang main untuk bantalan poros yang terbuat dari

     bahan sintetis ( pelumasan air laut maupun minyak ),

     besarnya ruang main umumnya tergantung dari jenis bahan bantalan.

    4. Batas keausan lapisan pelindung poros ( shaft liner ).- 25 % dari tebal lapisan pelindung sesuai peraturan

    BKI, di daerah bantalan

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    44/68

    SURVEYOR HANDBOOK   85

    - 50 % dari tebal lapisan pelindung di daerahreamers packing.

    Tebal lapisan pelindung poros :

    S = 0,03 d + 7,5 mmd = diameter poros dibawah lapisan pelindung

    Dalam hal apapun tebal sisa yang diperkenankan untuk

    lapisan pelindung tidak boleh kurang dari 7,5 mm

    PROPELLER

    1. Balansing Statis (lihat Circular)

    Massa yang tidak balans di ujung daun pada pengujian

     balans statis tidak boleh melebihi rumus dibawah ini :

    m = 2

    100

     N .D

    310.M.3,6

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ 

     

    dimana :m = massa yang tidak balans (kg)

    M = massa baling-baling (kg)D = Diameter baling-baling (m)

     N = Putaran poros baling-baling per menit pada

    maksimum continous output (rpm)

    2.  Toleransi Pitch (lihat Circular)a.  Kisar rata-rata tiap daun tidak boleh melebihi

    ± 1 % dari kisar rata-rata semua daun b.  Kisar rata-rata semua daun tidak boleh melebihi

    ± 1,5 % dari kisar rancangan ( design pitch ).

    SURVEYOR HANDBOOK   86

    PEMASANGAN BALING-BALING DENGAN PASAKMENGGUNAKAN SISTEM TEKAN HIDROLIK

    Jarak dorong aksial pemasangan baling-baling pada konis

     poros ditentukan sesuai rumus :

    L =

    1000

    dp . (Cw + Ct) + 0,3 (mm)

    Dimana :

    L (mm) : Jarak dorong aksial pemasangan baling-

     baling, diukur dengan :a.  alat pengukur jarak dari tanda nol pada

     poros sampai dengan tanda yang

    diterakan setelah baling-balingterpasang pada posisi finalnya

     b. Jarak dorong aksial ini adalah selisih

    antara jarak dari sisi sebelah belakangdari konus poros ke sisi belakang dari

    hub baling-baling sebelum dan setelah

     pemasanganbaling-baling pada posisifinalnya

    c. Jarak lintas keliling dari mur baling-

     baling yang digunakan untuk

    memasang (mendorong) baling-balingke posisi finalnyadan ditentukan sesuai

    rumus :

    S.hL = (mm)

    d.π 

    S = jarak lintas keliling mur baling-

     balingh = langkah (pitch) dari ulir mur baling- baling

    d = diameter mur baling-baling

    dp = diameter poros baling-baling pada ujung sebelahmuka konus poros.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    45/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    46/68

    SURVEYOR HANDBOOK   89

    Catatan :1.  Sebuah cincin antara harus dipasang antara shaft recess

    dan mur baling-baling untuk mendudukkan hub baling-

     baling tepat pada posisi ujungnya pada konus poros.

    2.  Mur baling-baling harus dikunci (locked) pada poros baling-baling.Mengikat mur baling-baling ke baling-baling hanya

    dilaksanakan pada sistem poros baling-baling

     berukuran mur penutup/pelindung (fair cap).Dalam hal ini arah putaran ulir harus dibuat berlawanan

    dengan arah putaran baling-baling sewaktu kapal

     bergerak maju (ahead going)3.  Semua peralatan/perlengkapan hidraulik untuk

     pemasangan dan pencabutan baling-baling harusdisimpan di kapal.

    4.  Minyak hidraulik yang digunakan untuk pemasangandan pencabutan baling-baling (atau kopling flens) harus

    dari viskositas k.l. 3 s/d 6 E / 50 C n (k.l. 20 s/d 40 cSt),

    tergantung darisuhu udara terbuka dan konstruksu hub

     baling-baling (atau hub kopling flens), dan harus bebasdari “additives”, seperti misalnya Molykote yang

     berpengaruh kurang baik terhadap pemasangan baling- baling ke konus poros.

    SURVEYOR HANDBOOK   90

    PETUNJUK

    PENGUKURAN DEFLEKSI POROS ENGKOL

    (CRANKSHAFT DEFLECTION)

    1.  Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah porosengkol dari mesin sudah tepat kesegarisannya (correctlyaligned). Ketidak segarisan terjadi akibat pemasangan

     pada pondasi tidak baik atau letak pondasinya

    mengalami perubahan (mis. Akibat penggantian pelat di bawah pondasi mesin tersebut).

    2.  Untuk menjaga kesegarisan , diberikan batas hargayang diijinkan untuk simpang poros engkol untuk

    membatasi kenaikan tegangan tambahan pada sudut-

    sudut pena engkol dan journal engkol yang disebabkanoleh lenturan poros engkol yang dapat merusak mesin.

    3.  Seandainya pemasangan bantalan-bantalan poros sudahtepat, poros engkol walau tidak dibebani, akan

    dipengaruhi oleh setiap ketidak segarisan aksial pada

    salah satu bantalan poros engkol.

    4.  Pengukuran lonceng (dial indicator) diletakkansedemikian rupa hingga pengukuran dilakukan kalausudah segaris dengan “main bearing journal” yang

     bersangkutan.

    5.  Jika ketidak segarisan aksial pada bagian luar metalduduk dicurigai, maka keterangan pada lokasi tersebut

    dapat diperoleh dengan pengukuran simpang poros

    engkol pada silinder yang bersangkutan.

    6.  Sebenarnya agak sulit untuk dapat menetapkan dengantegas batas-batas harga simpang poros dalam menjagakesegarisan poros engkol, karena simpang poros engkol

    akan berubah sesuai dengan kekakuan lenturan dari poros engkol yang bersangkutan, susunan counter

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    47/68

    SURVEYOR HANDBOOK   91

    weight pada setiap engkol, sudat hadap (phase angle)dari setiap engkol yang bersebelahan, dsb.

    Cara yang efektif untuk menetukan kesegarisan engkol

    adalah dengan jalan mengadakan pemeriksaan yang

    dapat memberikan tanda bahwa poros engkol selalududuk dengan baik pada belahan bawah dari bantalan-

     bantalan metal duduk, yaitu dengan cara memutar poros

    engkol dan memeriksanya dengan “feeler gauges”.Walaupun pengukuran simpang poros engkol telah

    dilakukan, namun pemeriksaan untuk mengetahui

    apakah journal engkol selalu duduk dengan baik pada belahan bawah dari bantalan-bantalan metal duduk

    tetap harus dilakukan.

    7.1. Untuk pembatasan kenaikan tegangan lentur tambahan

    “batas standard” simpang poros engkol adalah :

    2s

    Δa = ao - au ≤ 10000

    Dimana : Δa = batas standard simpang poros engkolao = jarak antara permukaan dalam dari

     pipi-pipi engkol yang berhadapan

     pada posisi titik mati atas

    au  = jarak antara permukaan dalam dari pipi-pipi engkol yang berhadapan

     pada posisi titik mati bawah

    s = langkah torak.

    7.2.  Jika toraknya tidak dicabut, harga batas maksimumyang diijinkan ditentukan oleh pabrik mesin yang

     bersangkutan.

    7.2.1.Tiap pabrik pembuat memberikan harga batas simpang

     poros engkol yang sedikit berbeda, karenanya dalam

    SURVEYOR HANDBOOK   92

     pelaksanaan survey pemeriksaan simpang porosengkol, surveyor mengikuti petunjuk dari pabrik

     pembuat mesin tersebut

    7.2.2 Tabel berikut adalah contoh harga batas simpang poros engkol dari beberapa pabrik pembuat mesindiesel.

    Engine /type of

    crank shaft

    Limits of crank

    shaft deflection to be recomended

    Limits of crank

    shaft deflection forwhich reconditi-oning is to be

    enforced

    Sulzer / Semi BuiltUpB & W / Semi

    Built UpUE Mitsubishi /Semi Built UpPC 2 V

    2s / 10000

    2,4s / 10000

    2s / 10000

    2,4s / 10000

    2s / 10000

    3,6s / 10000

    2s / 10000

    3,7s / 10000

    7.3. Seandainya data untuk mesin yang bersangkutantidak diperoleh, untuk pedoman harga batas

    maksimum simpang poros engkol adalah sbb :a. Untuk mesin baru = 0,014% x langkah torak (mm)

     b. Untuk mesin lama = 0,02% x langkah torak (mm)

    Hanya jika roda gila (flywheel) dipasangmenggantung, maka simpang poros engkol

    maksimum adalah :

    0,028% x langkah torak (mm) dari silinder no. 1(paling dekat ke roda gila).

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    48/68

    SURVEYOR HANDBOOK   93

    LIMIT DEFLEKSI POROS ENGKOL

    •  Limit defleksi pada saat uji operasi di Workshop :S/20000

    •  Limit defleksi pada saat uji safety : S/20000•  Limit defleksi dimana koreksi disarankan : 2S / 10000•  Limit defleksi dimana koreksi disyaratkan : 28.S/10000

    RUANG MAIN BANTALAN

    Panjang Pull-up standard untuk baling-balingyangdipasang ( forced fitted ) ke poros baling-

     balingdengan menggunakan pasak, umumnya sbb :

    L = 2dp x 10

    Tan @

    Dimana : L = Panjang pull-up standard (mm)

    Dp = Diameter poros baling-baling

    ujung Konus yang besar (mm)@ = Seperdua sudut konus ( derajat )

    Bila baling-baling dilepas dari poros baling-baling

    dengan pelumasan, hub baling-baling tidak bolehmelebihi 100 derajat C

    SURVEYOR HANDBOOK   94

    PETUNJUK

    PERBAIKAN CRANKSHAFT

    1.  U m u mJenis kerusakan engine crankshaft adalah keausan, retak

    dan cacat lainnya pada permukaan journal/crankpin.Setelah cacatnya dibuang, diameter crankshaft masih

    memenuhi syarat, baik ditinjau dari Rules BKI atau

    Instruction Book pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.

    Kemudian crankshaft dilakukan pengujian NDT untuk

    menetukan crankshaft bebas dari cacat.Perbaikan hanya boleh dilaksanakan oleh qualified &

    recognized contractor dan yang sudah berpengalamandalam perbaikan tersebut.

    Contractor mengajukan rencana perbaikan “Repair

    Procedure” specification yang di”approve” oleh BKI

     pusat dan bila perlu diadakan procedure test.

    Surveyor harus menghubungi BKI pusat sedinimungkin. Perbaikan baru dapat dilaksanakan setelah

    mendapat persetujuan dari BKI pusat.

    2.  Crankshaft tanpa built upCrankshaft dapat digunakan kembali sesudah polishing

    dan menggunakan undersize bearing. Jika diperlukandapat diberikan perlakuan pengerasan permukaan.

    Pengukuran diameter pena atau journal engkol dapat

    diizinkan maksimum sebesar 1 % dari diameter asli.

    Petujuk pabrik pembuat perihal penguranganmaksimum dari diameter pena atau journal engkol

    dapat dijadikan pedoman.

    Ovalitas maksimum pena atau journal engkol dapatdiizinkan sebesar 0,001 d dari diameter asli.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    49/68

    SURVEYOR HANDBOOK   95

    3.  Crankshaft diberi hard chrome platingCrankshaft dapat dijadikan ukuran standard dengan

     build up yang menggunakan “hard chrome plating”

    Sesudah diberi hard chrome plating, kemudian

    dimachining/plishing/grinding menjadi ukuran

    standard.Petunjuk perihal tebal maksimum lapisan “Hard chrome

     plating” dari “qualified & recognized contractor” dapat

    dijadikan pedoman.Dilakukan pengujian NDT untuk menentukan bahwa

     perbaikan bebas dari cacat.

    Perbaikan dengan cara hard chrome plating merupakan perbaikan sementara.

    Enam bulan pertama setelah perbaikan atau 3600 jamcrankshaft diperiksa lagi secara visual. Bila hasil

     pemeriksaan baik, maka perbaikan crankshaft

    dinyatakan sebagai perbaikan tetap.

    SURVEYOR HANDBOOK   96

    PROSEDUR PEMERIKSAAN & PENGUJIAN

    INSTALASI LISTRIK

    BANGUNAN BARU

    1.  Gambar dan data teknik yang diperlukan :a.  Standar, code dan spesifikasi yang dipakai b.  Gambar dan dat teknik Generator Pembangkitc.  Diagram pengawatan (wiring diagram)

    d.  Diagram satu garis (one line diagram)e.  Pemasangan jalur / saluran kabelf.  Gambar tata letak (lay –out ) pembangkit tenaga

    listrikg.  Sertifikasi pabrik pembuat

    ( Generator,MSB,Distribution panel ,kabel )h.  Laporan uji pabrik pembuat ( surat sertifikasi )i.  Ukuran kabel dan terminal kabel j.  Data teknik komponen listrik lainnya ( Distribution

     panel, transformator, elektromotor, baterai,dll )

    2.  Pemeriksaan Fisik bangunan barua.  Pemeriksaan visual b.  Verifikasi dokumen dengan pelat nama (name

     plate) semua komponen listrik yang dipasangc.  Pemeriksaan kelengkapan pembangkit tenaga

    listrik**

    d.  Pemeriksaan cara peletakan/dudukan dankesegarisan pembangkit tenaga listrik

    e.  Pemeriksaan penyambungan kabelf.  Pemeriksaan penjaluran (cable tray),pengikatan &

     penembusan kabelg.  Pemeriksaan selungkup pelindung (enclosure) pada

     bagian yang bertegangan dan bagian yang berputar

     pada pembangkit tenaga listrik**h.  Pemeriksaan kondisi pembumian dan penetralan

    seluruh jaringan instalasi listrik

    i. Pemeriksaan panel kontrol pada pembangkit tenagalistrik

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    50/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    51/68

    SURVEYOR HANDBOOK   99

    PEMERIKSAAN PAPAN HUBUNG UTAMA DAN

    URUTAN PENGUJIANNYA (TESTING).

    1.  Ukuran-ukuran luarnya disesuaikan dengan gambar

    2.  Tes tegangan tinggi dan megger test

    3.  Tes kenaikan suhu dari M.S.B ( “heat run test )Arus listrik dialirkan, besarnya arus sama dengan

     besarnya arus kerja ( rated current ) darigenerator,kenaikan suhu dari tiap-tiap bagian ( busbar,,

    kontak-kontak, dll) dicatat setiap 30 menit, bila kenaikan

    suhunya sudah stabil ( tidak naik lagi), maka testing

     boleh distop (selesai ).Mengacu pada Pabrik pembuat

    4.  Verifikasi semua meter-meter di-kalibrasi, relay test,A.C.B dam U.V.C test.- Semua meter-meter dikalibrasi dengan standard

    motor.- O.C.R ( Over Current Relay ) (pref. Trip ) ditest, set

     point 100 % dan ditest dengan arus sebesar 110 %

    dari “rated current “, dicheck apakah bekerja dengan baik.

    - R.P.R ( Reverse Power Relay ) ditest, dengantenaga sebesar 15 % dari tenaga generator, dicheck

    apakah bekerja dengan baik.

    A.C.B, U.V.C ( Under voltage Current ) ditest, dengantegangan sebesar 80 % dari tegangan normalnya (rated

    voltage) A.C.B harus dapat masuk/ dimasukkan (“ON”),

     pada tegangan kurang dari 60 % tegangan normalnyaharus trip (“OFF”).

    5. Uji pengaman arus lebih O.C.R (ver current Relay)A.C.B ( Air Circuit Breaker ) tripping test.

    Dalam hal ini A.C.B tripping di-stel pada set point 115

    %, dan tes dengan arus sebesar 120 % dari “ ratedcurrent “nya, dan di-test apakah bekerja dengan baik.

    Test kerjanya peralatan tersebut dibawah ini :

    SURVEYOR HANDBOOK   100

    - A.C.B “ON” dan “OFF” test.- R.P.R ( Reverse Power Relay ) test- Test rangkaian governor motor.- Test interlock dari Harbour Gen., hubung darat,

    Gen. Induk.- Test lampu kebocoran arus listrik- Test trip darurat dan pref. Trip.

    Catatan :harap dicatat No. dari MCB yang dilekapidengan trip darurat (emergency trip).

    PEMERIKSAAN KOMPONEN LISTRIK LAINNYA

    - BATERAI Check semua penempatan dan kondisi ruangan

    - TRANSFORMATOR

    Check sertifikatnya, check tahanan Isolasi dan

     penempatannya

    - DISTRIBUTION PANEL

    Check penempatannya dan di uji fungsi

    - ELEKTROMOTOR

    Semua motor listrik dimegger test dan diuji fungsi

    setelah dicheck pemasangan dan pembumiannya

    - KABEL LISTRIK Dimegger test, dichek penjalurannya,cara pemasukannya ke panel atau terminal, check

     pembumiannya/penetralannya.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    52/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    53/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    54/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    55/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    56/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    57/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    58/68

    SURVEYOR HANDBOOK   113

    8. Pipa udaraPipa udara untuk tangki-tangki balas atau tangki

    lainnya dibuat setinggi 760 mm. Diatas geladak

    lambung timbul atau 450 mm. Diatas geladak bangunan

    atas, disediakan penutup pipa udara yang permanen.

    9. Pintu muat atau sejenisnya

    Lubang-lubang pada lambung kapal dibawah geladak

    lambung timbul harus dilengkapi penutup yang

    menjamin kekedapan air serta keutuhan bangunansepatu dengan pelat kulit yang mengelilinginya. Tepi

     bawah dari lubang-lubang ini tidak boleh berada lebihrendah dari batas garis muat tertinggi.

    10. Saluran.buang dan pemasukan umumnya tiap. Saluran buang harus mempunyai satu katup anti balik otomatis

    yang dilengkapi dengan cara penutupan langsung dari

    atas geladak lambung timbul, bila jarak antara

    ujung.dalam pipa lebih dari 0,01 l maka saluran buang

    dapat menggunakan dua buah katup anti balik otomatistanpa alat penutup langsung dimanan katup bagian

    dalam dapat dicapai untuk pemeriksaan bila jaraknyalebih dari 0,02 l dapat menggunakan satu katup anti balik otomatis

    11. Tingkap sisi (Side scuttle)-  tingkap sisi harus terbuat dari konstruksi yang baik

    dan disetujui

    -  tidak boleh dipasang lebih rendah dari jarak 500mm. Atau 2,5 % B di atas garis muat

    -  Tingkap sisi pada ruangan dibawah geladaklambung timbul harus dilengkapi dengan penutup

    kedap air

    12. Lubang pembebasan

    Pada kubu-kubu dibuatkan lubang-lubang pembebasan

    air / sehingga air yang masuk ke kapal tidak akantergenang.

    SURVEYOR HANDBOOK   114

    13 Perlindungan awak kapal-  Rumah geladak yang digunakan untuk tempat

    tinggal awak kapal harus mempunyai kekuatan yang

    cukup.

    -  Bagian geladak yang tidak terlindung dipasang pagar / kubu-kubu dengan tinggi tidak kurang dari1000 mm.

    -   jarak batang terendah dari pagar adalah 230 mm.

    Dari geladak, batang-batang lain berjarak tidak lebihdari 380 mm.

    -  Cara-cara lain yang disetujui harus disediakan untukmenjamin keselamatan awak kapal untukmelaksanakan pekerjaan di kapal

    14. Persyaratan khusus untuk Kapal tangki-  Mempunyai integritas geladak yang tinggi-  Selubung kamar mesin dilindungi dengan bangunan

    atas /rumah geladak

    -  Lubang Palka, dilengkapi dengan tutup kedap cuacayang efisien

    -  Ada jembatan yang menghubungkan bagian depandengan bagian belakang kapal. 

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    59/68

    SURVEYOR HANDBOOK   115

    PENGUJIAN & PEMERIKSAAN

    CARGO GEAR

    1. Setiap alat angkat harus diuji dengan suatu beban ujiyang melebihi beban kerja aman (SWL) sbb : 

    SWL Beban Uji S/d 20 ton 25% diatas beban kerja aman

    20 s/d 50 ton 5 ton diatas beban kerja amandi atas 50 ton 10% diatas beban kerja aman

    2. Untuk sistem derek beban uji harus diangkat dengan

    derek normal kapal dengan posisi batang derek padasudut minimum sesuai perencanaan (umumnya 150), atau

     pada sudut yang besarnya disetujui. Sudut derek pada

    saat pengujian harus dicantumkan pada sertifikat uji.Setelah beban uji dilepas batang derek harus diayun

    sejauh mungkin pada dua arah yang berbeda.

    2.1. SWL yang ditunjukkan hanya berlaku bagi derek

    dengan sistem ayunan. Untuk jenis derek ganda(union purchase) SWL ditentukan sebagaimana

    tercantum pada formulir L A 2 (U)

    2.2 Untuk derek kapasitas besar harus diperhatikan

    apakah stay telah terpasang dengan benar.

    3.  Untuk kran, beban uji harus digantungkan, diayun danditegakkan secara perlahan. Kran (Gantry Crane) dankran berjalan (Traveling Crane) harus digerakkan

     bersama dengan keretanya (bila mungkin) secara

    melintang dan memanjang pada seluruh panjanglintasannya.

    3.1. Untuk kran yang memiliki beban radius kerja yang

     bervariasi pengujian umumnya dilaksankan dengan beban uji yang sesuai pada radius maximum,minimum dan pertengahan.

    SURVEYOR HANDBOOK   116

    3.2. Untuk kran hydrolik dimana keterbatasan tekananmenyebabkan ketidak mungkinan pengangkatan

     beban 25 % di atas SWL, cukup dilakukan

     pengangkatan seberapa mungkin dengan syarat tidak

     boleh kurang dari 1,1 SWL.

    4.  Sebagai suatu ketentuan umum, pengujian harusdilakukan dengan beban uji dan untuk pengujian pertamatidak boleh ada kekecualian. Untuk perbaikan,

     penggantian atau bila pengujian periodik mensyaratkan pengujian ulang, maka penggunaan pegas atau penyeimbangan hidrolis dapat dipertimbangkan. jika

    menggunakan per atau penyeimbangan hidrolis maka

     peralatan tersebut harus dikalibrasi dan ketelitiannya

    harus dalam batas kurang lebih 2 % dan indikatornyaharus tetap konstan selama 5 menit.

    4.1. Jika tidak menggunakan beban uji maka hal tersebutharus disebutkan pada kolom (3).

    5.  Pengertian 1 ton adalah 1000 kg.

    6.  Pengertian “Compotent Person”, Pemeriksaan seksama”dan “alat angkat” ditentukan pada formulir L A 1.

    CATATANUntuk rekomendasi mengenai prosedur uji dalam dokumen

    ILO “ Safety and Health Dock Work” dapat dijadikan

    acuan. 

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    60/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    61/68

    SURVEYOR HANDBOOK   119

     bergerak sejajar maka batas beban kerja adalahsama dengan tegangan pada tali

    2.  Menyimpang dari butir 1 komponen dengan SWLdiatas 100t dan loosegear dengan SWL diatas 10 t yangakan digunakan untuk peralatan angkat yang sejenis

     boleh diuji dinamis bersamaan dengan uji beban

     peralatan angkat tersebut dengan menggunakan bebanuji

    “SWL” dari alat angkat Beban uji “PLDyn “

    s/d 20 tdari 20t s/d 50tdi atas 50t

    SWL + 25 %SWL + 5 %SWL + 10 %

    Komponen yang diuji dengan beban “PLDyn  “ bukanmerupakan “interchargeable component ‘‘, dapat juga

    digunakan, dengan catatan mendapat persetujuan tertulis

    dari Biro Klasifikasi Indonesia, untuk peralatan angkat

    lainnya. Untuk tiap komponen tersebut harus diterbitkan

    sertifikat tersendiri dalam format LA3. 

    SURVEYOR HANDBOOK   120

    PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN SEKSAMA

    STEEL WIRE ROPE (SWR)

    1.  SWR harus diuji dengan menggunakan sebuah contoh benda uji dengan cara merusak. Jika keadaan ini tidak

    memungkinkan maka beban putus diperoleh dengancara menguji kawat hingga putus.

    2.  Prosedur uji harus sesuai dengan standard internasional

    atau standard nasional yang diakui.

    3.  SWL dari SWR ditentukan dengan membagi beban putus dengan koefisien utilisasi tersebut dibawah ini :

    Koefisien Utilisasi “ K “

    SWL

    ( ton )Tali Gerak

    TaliPenahan

    Sling talikawat*) (sling

    kaki tunggal)

    s/d 10

    10 s/d 107

    10 s/d 160

    diatas 107

    diatas 160

    5

    -

    1910(8,85xSWL)

    10.000

    +

     

    -

    3

    4

    191(8,85xSWL)

    8.000

    +

     -

    2,8-

    6

    -

    1(8,85xSWL)

    12.000

    +

     

    -

    3,6

    Koefisien tersebut diatas harus dipakai kecuali ada

     persyaratan lain yang ditentukan oleh badan nasional

    *) Jika sling tali kawat merupakan satu kesatuan dari “loose

    gear”, maka penentuan ukuran sling ini dapat dianggapsebagai “Tali statis” dengan syarat tiap sling dilengkapi

    dengan simpul ujung atau rongga tali pada kedua ujung.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    62/68

    SURVEYOR HANDBOOK   121

    PENGAKUAN SERTIFIKAT UJI DAN

    PEMERIKSAAN SEKSAMA DARI SWR

    A.  Pabrik pembuat SWR boleh menguji sendiri produknyadan menerbitkan sertifikat yang dapat diakui oleh BKI

     jika memenuhi persyaratan berikut :1.  Pabrik pembuat harus disetujui oleh BKI.2.  SWR harus diperiksa sesuai dengan peraturan

    BKI.3.  Semua type konstruksi tali harus mendapat

     persetujuan dari BKI.

    4.  Suatu tanda pengenal dengan nama pabrik harusditerakan pada SWR. Sebagai tambahan bahwa

    tanda pengenal tersebut harus mencantumkannomor pengenal yang diberikan oleh BKI.

    Disamping itu juga pada SWR harus dikaitkan

     benang berwarna yang menunjukkan tegangan

    tarik dari SWR tersebut. Benang tersebut dapat

    dihilangkan bila tanda pengenal mempunyaiwarna dengan masing-masing kuat tarik.

    5.  Semua mesin uji tarik untuk menguji SWR dantali harus berada dalam pengawasan BiroKlasifikasi Indonesia.

    6.  Formulir yang digunakan adalh formulir yangdikeluarkan oleh BKI.

    B.  Atas permintaan pemasok tali kawat dapat diberiwewenang oleh Biro Klasifikasi Indonesia untuk

    menyalin sertifikat asli pabrik ke dalam formulir BKI.Hal ini dapat dimungkinkan untuk tali dari pabrik yang

    diakui oleh BKI untuk tali yang diuji secara sendiri.

    SURVEYOR HANDBOOK   122

    PENGUJIAN LIFT

    Pengujian hanya dilakukan untuk lift kapal yang dikelaskan

     pada BKI.

    Seluruh komponen harus dibersihkanSetiap komponen yang rusak atau tidak berfungsi dengan

     baik harus diganti dengan atau diperbaiki;: secara khusus

    harus ditentukan sebelum pengujian, apakah alat pengamandari pintu (kontak, magnit dan alat pengunci lainnya)

     beroperasi dengan baik, apakah peralatan pelepas ujung

    dapat menghentikan lift dan apakah penyelaras tingkat darilift berfungsi dengan baik dicoba dan berfungsi dengan

     baik.

    Seorang ahli lift harus mengoperasikan tersebut selama

     pengujian. Personil pembantu dan peralatan yang diperlukan

    (beban uji, perkakas, sekering listrik, dan seterusnya) harus

    tersedia.Catatan lift tersebut harus diberikan kepada surveyor BKI

    sebelum pengujian.

    Bila, akibat persiapan yang tidak memadai, pengujian tidak

    dapat atau tidak seluruhnya dapat dilakukan pada waktu

    yang ditentukan atau bila selama dalam pengujian lifttersebut ternyata tidak berada pada kondisi yang ditetapkan

    maka pengujian harus diulang.

    Oleh karena itu dianjurkan agar selalu untuk menghadirkan

    mekanik lift dalam persiapan pengujian dan melakukan pengerakan dan melaksanakan percobaan selama pengujian,

    kecuali tersedia personil lain yang memadai.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    63/68

    SURVEYOR HANDBOOK   123

    PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN FIBRE ROPES

    1.  Fibre Ropes diuji dengan benda uji yang ditariksampai putus. Beban putus boleh juga ditentukan

    dengan uji merusak benang bila hal ini disepakati oleh

     pembuat dan pemesan. Akan tetapi prosedur ini harusdapat diterapkan pada tali yang faktor realisasinya

    telah ditentukan dalam peraturan Biro Klasifikasi

    Indonesia. Untuk jumlah benaNg yang harus diambillihat peraturan Biro Klasifikasi Indonesia vol. V,

    Appendix S.4. atau ISO 2307.

    2.  Untuk fibre ropes yang digunakan di kapal, bebankerja aman tidak boleh melebihi I/N dari beban putus

    hasil uji.

    Diameter Nominal FibreRopes

    Koefisien Utilisasi “N”*)

    10 – 1718 – 23

    24 – 3940 dan seterusnya

    108

    76

    Fibre ropes yang digunakan sebagai sling harusmemenuhi standard yang diakui up.DIN.83.302.

    3.  Fibre ropes untuk tali jalan dan tali diam dari alat bongkar muat dan alat angkat hanya boleh digunakan

    dengan izin khusus dari Biro Klasifikasi Indonesia.

    *) Untuk tali poliamida nilai koefisien utilisasi “N” harusditambah 10%

    SURVEYOR HANDBOOK   124

    PENGAKUAN SERTIFIKAT UJI DAN

    PEMERIKSAAN FIBRE ROPES

    A.  Pabrik pembuat fibre ropes boleh menguji sendiri produknya dan menerbitkan sertifikat yang diakuioleh Biro Klasifikasi Indonesia apabila memenuhi

     persyaratan sebagai berikut :

    1.  Bengkel kerja dari pabrik pembuat telahdisetujui oleh Biro Klasifikasi Indonesia.

    2.  Fibre ropes harus diperiksa sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia.

    3.  Konstruksi, bahan dan struktur fibre ropesmemenuhi standar yang diakui oleh Biro

    Klasifikasi Indonesia

    4.  Tanda identifikasi dengan nama pabrik pembuat harus tercantum pada fibre ropes.

    Sebagai tambahan tanda identifikasi tersebut

    harus memuat nomor identifikasi BiroKlasifikasi Indonesia. Disamping itu juga

     benang berwarna yang mencantumkan kuat

    tarik dari benag sesuai standard harusdicantumkan pula pada fibre ropes.

    5.  Semua mesin uji tarik untuk pengujian benangdan fibre ropes harus dibawah pengawasanBiro Klasifikasi Indonesia.

    6.  Hanya formulir yang diterbitkan BiroKlasifikasi Indonesia yang dapat digunakan

    sebagai sertifikat uji.

    B.  Pemasok fibre ropes untuk kapal, atas permintaan,dapat diberi wewenang oleh Biro KlasifikasiIndonesia untuk menyalin sertifikat uji asli yang

    dibuat oleh pembuat pada formulir sertifikat BiroKlasifikasi Indonesia. Hal tersebut hanya dibolehkanuntuk fibre ropes dari pembuat yang diberi

    wewenang oleh Biro Klasifikasi Indonesia untuk

    mengadakan pengujian sendiri.

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    64/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    65/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    66/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    67/68

  • 8/17/2019 223825812 Surveyor Handbook

    68/68