216-395-1-sm
DESCRIPTION
216-395-1-SMTRANSCRIPT
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
69
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA MELALUIPEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI
Oleh :Meli Siska B 1, Kurnia 2, Yayan Sunarya3
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI email :Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI email : [email protected] Pendidikan Kimia FPMIPA UPI email : [email protected]
AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapanpembelajaran praktikum berbasis inkuiri terhadap peningkatan KeterampilanProses Sains (KPS) siswa SMA pada materi laju reaksi. Metode penelitian yangdigunakan adalah kuasi eksperimen one group pretes and posttest design, dengansubjek penelitian 38 siswa SMA kelas XI. Instrumen yang digunakan meliputi testertulis, LKS, angket, pedoman wawancara, dan lembar observasi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pada penerapan pembelajaran inkuiri mampumeningkatkan KPS siswa secara signifikan dengan nilai rata-rata 71,9%.Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator meramalkan sedangkanpeningkatan terendah pada indikator berkomunikasi. Berdasarkan kategorikelompok, siswa kelompok tinggi mengalami peningkatan dengan N-Gainsebesar 93,8%; peningkatan tertinggi terjadi pada indikator berkomunikasi danindikator meramalkan sedangkan peningkatan terendah pada indikatormerencanakan percobaan. Siswa kelompok sedang mengalami peningkatandengan N-Gain sebesar 73,8%; peningkatan tertinggi terjadi pada indikatormeramalkan sedangkan peningkatan terendah pada indikator berkomunikasi.Siswa kelompok rendah mengalami peningkatan dengan N-Gain sebesar 48,5%;peningkatan tertinggi terjadi pada indikator meramalkan sedangkanpeningkatan terendah pada indikator berkomunikasi. Secara umum siswamemberikan tanggapan positif, pembelajaran yang dilakukan telah memberikesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, meningkatkan minatdan motivasi belajar karena dihubungkan dengan pengalaman siswa dalamkehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : keterampilan proses sains, praktikum, inkuiri, laju reaksi
INCREASING OF STUDENT SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH TEACHINGPRACTICE BASED INQUIRY AT REACTION RATE TOPIC
AbstractThe goal of the research is to know effect of teaching practice based inquirytoward increasing of science process skills (KPS) at reaction rate topic. Researchmethode was designed using one group pretest and postest quasi experiment.The reseasrch subject were thirty eight students of Senior High School at yearXI. The instrument used were writen test, student work sheets, questoner,interview guiding and observation sheets. The result showed that application ofinquiry model could increasing science process skills by average 71.9%significantly. The highest score was achieved at prediction skill while the lowest
DO NO
T COP
Y
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
70
score was at communication skill. Base on the student category group, the highgroup level had increased by N-Gain at 93.8% which the highest increasingscore at communication and prediction skills. On the other hand the lowestincreasing was achieved at experiment planing. On the midle level group hadincreased by N-Gain at 73.8% which the highest increasing score at planningskills, while the lowest increasing was achieved at communication skill. On thelow level group had increased by N-Gain at 48.5% which the highest increasingscore at prediction skills, while the lowest increasing was achieved atcommunication skill. Generally, most student gave positif respond to the model,because gave more participation actively, interesting, motivating which relatedinto application to daily life.
Keyword: science process skills, practice, inquiry, reaction rate.
PENDAHULUANIlmu kimia pada hakikatnya dapat
dipandang sebagai proses dan produk. Olehkarena itu, pembelajaran kimia tidak bolehmengesampingkan proses ditemukannyakonsep. Kimia sebagai proses meliputiketerampilan-keterampilan dan sikap-sikapyang dimiliki oleh para ilmuwan untukmemperoleh dan mengembangkanpengetahuan. Keterampilan-keterampilaninilah yang disebut keterampilan proses
sains (KPS). Kimia sebagai produk meliputisekumpulan pengetahuan yang terdiri atasfakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip kimia.
Salah satu metode pembelajaran yangdapat digunakan untuk membekali KPS bagisiswa adalah metode praktikum, karenadengan praktikum siswa dapatmengembangkan keterampilan dasareksperimen. Hal tersebut menjadi saranatercapainya orientasi pembelajaran sains,yaitu selain berorientasi produk jugaberorientasi pada proses. MenurutRustaman (2005), praktikum merupakansarana terbaik dalam mengembangkan KPS.Pembelajaran dengan metode praktikummemberi kesempatan kepada siswa untukmengalami sendiri atau melakukan sendiri.
Pada umumnya, praktikum yangdilakukan di sekolah belum memberikanpengalaman kepada siswa untuk membuat
hipotesis, menguji kebenaran hipotesis danmenganalisis data. Hal tersebut disebabkanprosedur praktikum yang digunakanumumnya hanya berisi instruksi langsung.Siswa mengerjakan langkah-langkah sesuaiperintah, sehingga kurang melatihketerampilan berpikir dan KPS. Selain itu,kegiatan praktikum yang dilakukan belummemberikan kesempatan kepada siswauntuk berpartisipasi secara aktif dalammelakukan eksperimen untuk menemukankonsep sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut, makadiperlukan suatu praktikum yang dapatmengembangkan kemampuan berpikir sertamengembangkan KPS, salah satunya adalahpraktikum berbasis inkuiri. MenurutRustaman (2005), inkuiri lebih menekankansiswa untuk menemukan konsep melaluipercobaan di laboratorium menggunakanlangkah-langkah ilmiah dibantu denganpetunjuk praktikum. Dalam pembelajarandengan metode praktikum, diperlukanmateri kimia yang cocok dengan metodetersebut. Berdasarkan analisis yang telahdilakukan, materi laju reaksi dapatdibelajarkan melalui metoda praktikum.
Terkait dengan penelitian inkuiri,Sidharta (2005) menunjukkan bahwapembelajaran berbasis inkuiri pada materiasam basa dapat meningkatkan pemahamankonsep, mengembangkan kemampuanberpikir kreatif serta mengembangkan KPS
DO NO
T COP
Y
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
71
siswa. Akhyani (2008) juga menunjukkankeberhasilannya dalam pembelajaran inkuiripada materi kesetimbangan kimia. Hasilnyamenunjukkan bahwa pembelajaran inkuiridapat meningkatkan penguasaan konsepdan keterampilan berpikir kritis siswa.Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian padapembelajaran yang dapat mengembangkanKPS melalui praktikum berbasis inkuiriterbimbing.
METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimendengan one group pre-test and post-test design.Subjek dalam penelitian ini adalah siswakelas XI IPA di salah satu SMA Negeri diKota Bandung sebanyak 38 orang. Siswadibagi ke dalam tiga kategori kemampuan,yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah.
Implementasi pembelajaran inidimulai dengan pemberian tes awal yangbertujuan untuk mengetahui bagaimanaketerampilan proses awal yang dimilikisiswa. Siswa kemudian diberi perlakuanberupa penerapan pembelajaran praktikumberbasis inkuiri terbimbing. Setelah selesai,dilakukan postes untuk mengetahuibagaimana KPS siswa setelah diterapkannyapembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalampenelitian, berupa soal tes tertulis 16 soalpilihan ganda, lembar observasi, pedomanangket, pedoman wawancara, dan LKS. Kisi-kisi soal tes tertulis disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes KPSIndikator Sub-Indikator NomorSoal
Berkomunikasi Mengubah bentukpenyajian
1 dan 2
Menafsirkan Menyimpulkan 3, 4, 5, 6dan 7
Meramalkan Menggunakan pola-pola pengamatan
8 dan 9
Mengemukakan apayang mungkin terjadipada keadaan yangbelum diamati
10
Indikator Sub-Indikator NomorSoalMenerapkankonsep
Menggunakan konsepyang telah dipelajaridalam situasi baru
11, 12, 13dan 14
Merencanakanpercobaan
Menentukan apa yangakan dilakukan berupalangkah kerja
15 dan 16
HASIL DAN PEMBAHASANPelaksanaan Pembelajaran PraktikumBerbasis Inkuiri
Pelaksanaan pembelajaran praktikumberbasis inkuiri dilakukan melalui beberapatahap di antaranya:
1. PendahuluanPada tahap ini, siswa diajak untuk
mengingat kembali konsep prasyaratsehingga dapat mengarahkan mereka padamateri yang akan dipelajari. Hal ini sesuaidengan pendapat Gulo (dalam Trianto,2009) yang menyatakan bahwa pada tahapini materi yang disajikan harus terkaitdengan materi yang telah diketahui siswa,sehingga siswa tidak merasa asing terhadappelajaran. Guru kemudian memberikanpertanyaan untuk memotivasi siswa agarsemangat belajar serta menjelaskan tujuandari pembelajaran yang akan dilakukan,sehingga siswa mendapat gambaranterhadap apa yang akan dipelajari dan apayang akan dilakukan.2. Merumuskan masalah atau pertanyaan
Tahap ini diawali dengan mengemuka-kan fenomena. Dari fenomena yangdiberikan, siswa diminta untuk merumus-kan masalah atau pertanyaan. Pada awalnya,siswa merasa kesulitan merumuskanpertanyaan karena siswa tidak terbiasamelakukan hal tersebut. Namun, setelahdiberikan arahan sebagian siswa mampumembuat pertanyaan yang diharapkan.Mereka cukup antusias ingin menuliskanpertanyaan di papan tulis. Hal ini sesuaidengan yang dikatakan Sanjaya (2007)bahwa siswa akan memiliki motivasi belajaryang tinggi manakala dilibatkan langsungdalam merumuskan masalah yang akandikaji.
DO NO
T COP
Y
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
72
3. Merumuskan hipotesisPada tahap ini siswa harus membuat
jawaban sementara atau hipotesis ataspertanyaan yang telah ditentukan. Pada saatsiswa berhipotesis, diharapkan siswamemahami bahwa hipotesis yang merekabuat harus dibuktikan. Sanjaya (2007)berpendapat bahwa manakala individudapat membuktikan prediksinya, maka iaakan sampai pada posisi yang bisamendorong untuk berpikir lebih lanjut.Oleh sebab itu, potensi untukmengembangkan kemampuan menebakpada setiap individu harus dibina.4. Mengumpulkan data
Tahap selanjutnya dalam proses inkuiriadalah mengumpulkan data. Prosespengumpulan data ini dilakukan melaluipercobaan. Sebelum melakukan percobaanuntuk membuktikan hipotesis yang telahdibuat, siswa harus merencanakanpercobaan sesuai dengan arahan pertanyaandalam LKS serta bimbingan guru.Kemudian siswa melakukan percobaan sertamenuliskan hasil pengamatannya.5. Analisis data
Pada tahap ini siswa berdiskusimelakukan analisis data dari hasilpengamatan yang diperoleh dengan caramenjawab pertanyaan di dalam LKS padabagian analisis data. Siswa harus mampumenghubung-hubungkan data yangdiperoleh dari hasil pengamatannyatersebut, sehingga menemukan suatu polatertentu, yaitu hubungan konsentrasipereaksi dengan laju reaksi, hubungan suhudengan laju reaksi, serta hubungan katalisdengan laju reaksi.6. Membuat kesimpulan
Tahap terakhir dalam pembelajaraninkuiri adalah tahap membuat kesimpulan.Guru memberikan arahan sehingga siswamengerti dan akhirnya bisa membuatkesimpulan. Setelah selesai mengkomunika-sikan kesimpulan pengaruh konsentrasipereaksi terhadap laju reaksi, gurumenguatkan kembali dengan dikaitkandengan teori tumbukan sehingga lebih
menguatkan konsep yang didapatkan siswaketika praktikum.Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa1. KPS Keseluruhan Siswa
Data hasil pengolahan skor pretes,postes dan N-Gain KPS dapat dilihat padaGambar 1.
Gambar 1. Peningkatan KPS KeseluruhanSiswa
Berdasarkan Gambar 1 tampak bahwaskor rata-rata pretes sebesar 13,3 sementaraskor rata-rata postes sebesar 76,0. Secaraumum, hal ini menunjukkan bahwa KPSsiswa setelah melaksanakan kegiatanpembelajaran mengalami peningkatandengan pencapaian N-Gain sebesar 71,8%(kategori tinggi).
Peningkatan KPS siswa dianalisis lebihlanjut pada setiap indikator. Berikutdisajikan data hasil pretes, postes, dan N-Gain KPS keseluruhan siswa pada setiapindikator.
Gambar 2. Peningkatan KPS KeseluruhanSiswa pada Setiap Indikator
Keterangan:A. : BerkomunikasiB. : Menafsirkan : MeramalkanC. : Menerapkan KonsepD. : Merencanakan percobaan
DO NO
T COP
Y
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
73
Berdasarkan data pada Gambar 2,dapat diamati bahwa pada umumnya terjadipeningkatan pada setiap indikator KPS.Peningkatan tertinggi terjadi pada indikatormeramalkan (N-Gain = 83,3%) danterendah pada indikator berkomunikasi (N-Gain = 63,9%).
2. KPS pada Setiap Kategori KelompokSiswaUntuk mengetahui peningkatan
keterampilan proses sains pada setiapkategori kelompok siswa maka dihitung skorrata-rata prestes, postes, dan N-Gain daritiap kategori siswa. Data hasil pengolahanskor rata-rata pretes, postes dan N-Gainpada tiap kategori kelompok siswa dapatdilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Peningkatan KPS pada SetiapKategori Kelompok Siswa
Berdasarkan data pada Gambar 3,tampak bahwa skor rata-rata pretes siswakelompok tinggi sebesar 5,0, sementara skorrata-rata siswa kelompok sedang dan rendahmasing-masing sebesar 15,1 dan 13,4.Sedangkan skor rata-rata postes kelompoktinggi sebesar 93,8, sementara skor rata-ratasiswa kelompok sedang dan rendah masing-masing sebesar 77,9 dan 56,3. Rata-rata N-Gain siswa kelompok tinggi sebesar 93,8%sementara untuk siswa kelompok sedangdan rendah masing-masing sebesar 73,8%dan 48,5%. Secara umum, hal inimenunjukkan keterampilan proses sain padasetiap kategori kelompok siswa setelahmelaksanakan kegiatan pembelajaranmengalami peningkatan. Meskipun darirata-rata N-Gain terungkap bahwapembelajaran praktikum berbasis inkuiri
meningkatkan keterampilan proses sainspada semua kategori siswa. Pembelajaranpraktikum berbasis inkuiri yang disusunlebih sesuai diterapkan untuk kelompoktinggi dan sedang. Hal ini dapat terlihat darirata-rata N-Gain untuk kelompok rendahyang mengalami peningkatan paling rendahdibanding dua kelompok yang lainnya. HasilN-Gain tersebut menunjukkan bahwa siswakategori kelompok rendah belum maksimaldalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebutterjadi karena siswa kelompok rendah ketikamengikuti kurang terlibat secara aktif dalamproses pembelajaran. Peningkatanketerampilan proses sains pada setiapkategori dianalisis lebih lanjut untuk setiapindikatornya. Berikut disajikan data pretes,postes, dan N-Gain kelompok tinggi padasetiap indikatornya.
Gambar 4 Peningkatan KPS Kelompok Tinggipada Setiap Indikator
Keterangan :A: BerkomunikasiB: MenafsirkanC: MeramalkanD: Menerapkan konsepE : Merencanakan percobaan
Berdasarkan data pada Gambar 4,tampak bahwa peningkatan tertinggi terjadipada indikator berkomunikasi danmeramalkan dengan pencapaian N-Gainmasing-masing sebesar 100% (kategoritinggi). Artinya siswa kelompok tinggi telahmencapai peningkatan yang maksimal padakedua indikator tersebut. Sedangkanpeningkatan terendah terjadi pada indikatormerencanakan percobaan denganpencapaian N-Gain sebesar 77,8% (kategoritinggi).
DO NO
T COP
Y
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
74
Peningkatan keterampilan proses sainspada setiap indikator untuk kelompoksedang disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Peningkatan KPS KelompokSedang pada Setiap Indikator
Keterangan:A : BerkomunikasiB : MenafsirkanC : MeramalkanD : Menerapkan konsepE : Merencanakan percobaan
Berdasarkan data pada Gambar 5,tampak bahwa peningkatan tertinggi terjadipada indikator meramalkan denganpencapaian N-Gain sebesar 81,5% (kategoritinggi). Sedangkan peningkatan terendahterjadi pada indikator berkomunikasidengan pencapaian N-Gain sebesar 66,0%(kategori sedang).
Peningkatan keterampilan proses sainspada setiap indikator untuk kelompokrendah disajikan pada Gambar 6
Gambar 6. Peningkatan KPS KelompokRendah pada Setiap Indikator
Keterangan:A: BerkomunikasiB: MenafsirkanC: MeramalkanD: Menerapkan konsepE : Merencanakan percobaan
Berdasarkan data pada Gambar 6,tampak bahwa peningkatan tertinggi terjadipada indikator meramalkan dengan
pencapaian N-Gain sebesar 77,8% (kategoritinggi). Sedangkan peningkatan terendahterjadi pada indikator berkomunikasidengan pencapaian N-Gain sebesar 30,8%(kategori sedang).
Berdasarkan data peningkatanketerampilan proses sains pada setiapindikator untuk setiap kategori kelompoksiswa, tampak bahwa indikator meramalkanmengalami peningkatan tertinggi padasetiap kategori kelompok siswa. Hal inidikarenakan, saat pembelajaran siswa dilatihmenemukan sendiri pola dan keteraturandari data hasil percobaan. Ketika siswamelakukan pengamatan dan menganalisishasil pengamatan, maka siswa akanmenemukan suatu pola yang dapatmemprediksi keadaan yang belum terjadiatau diamati. Indikator berkomunikasimengalami peningkatan terendah pada siswakelompok kategori rendah dan sedang.Rendahnya peningkatan keterampilanberkomunikasi dapat disebabkan karenasiswa tidak terbiasa menyajikan data yangdiperoleh dari hasil percobaan ke dalambentuk tabel atau pun mengubah bentukpenyajian data, siswa lebih sering diberikanlembar kerja yang dilengkapi dengan tabelpengamatan. Selain itu, bila ditinjau darisegi soal, didapatkan bahwa soal testermasuk kategori sedang dan sulit. Hal inijuga dapat menjadi penyebab rendahnyakemampuan berkomunikasi pada keduakategori kelompok tersebut.
Tanggapan Siswa terhadap PembelajaranSecara umum siswa memberikan
tanggapan positif terhadap pembelajaranlaju reaksi dengan menggunakan praktikumberbasis inkuiri terbimbing. Siswaberpendapat bahwa pembelajaran yangditerapkan telah memberi kesempatankepada siswa untuk berpartisipasi secaraaktif, meningkatkan minat dan motivasibelajar, serta membantu siswa menemukankonsep berdasarkan eksperimen sehinggamateri pembelajaran lebih mudah dipahami.Siswa berpendapat bahwa pembelajaran
DO NO
T COP
Y
-
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
75
yang diterapkan telah memberi kesempatankepada siswa untuk berpartisipasi secara
aktif, meningkatkan minat dan motivasi
belajar, serta membantu siswa menemukankonsep berdasarkan eksperimen sehinggamateri pembelajaran lebih mudah dipahami.
KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis data, dapat
disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaanpembelajaran laju reaksi dengan praktikumberbasis inkuiri terbimbing dapat berlangsungsesuai dengan tahapan inkuiri, di mana padasetiap tahapannya diberikan bimbingan.Pembelajaran ini mampu menarik minat danmotivasi siswa karena masalah yangdiungkapkan dikaitkan dengan pengalamansiswa dalam kehidupan sehari-hari.Pembelajaran yang telah dilakukan padapenelitian ini dapat mengembangkanketerampilan proses dengan N-Gain kategoritinggi. Peningkatan tertinggi terjadi padaindikator meramalkan sedangkan terendahpada indikator berkomunikasi. Berdasarkankategori kelompok, siswa kelompok tinggi
mengalami tertinggi pada indikatorberkomunikasi dan indikator meramalkansedangkan peningkatan terendah padaindikator merencanakan percobaan. Siswakelompok sedang mengalami peningkatantertinggi pada indikator meramalkansedangkan terendah pada indikatorberkomunikasi. Siswa kelompok rendahmengalami peningkatan tertinggi padaindikator meramalkan sedangkan peningkatanterendah pada indikator berkomunikasi.
Siswa memberikan tanggapan positifterhadap pembelajaran praktikum berbasisinkuiri terbimbing pada materi laju reaksi.Siswa berpendapat bahwa pembelajaran yangditerapkan telah memberi kesempatan kepadasiswa untuk berpartisipasi secara aktif,meningkatkan minat dan motivasi belajar, sertamembantu siswa menemukan konsepberdasarkan eksperimen sehingga materipembelajaran lebih mudah dipahami.
REFERENSI
Akhyani, A. 2008. Model Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuri Laboratorium untukMeningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis: TidakDiterbitkan.
Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Gramedia.Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.Darliana. (1990). Keterampilan Proses Sains IPA. Bandung: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.Hake, R.R. (1998). Interactive Angagemen Methods In Introductory Mechanichs Courses. [Online].
Tersedia:http://www.physics.Indiana.edu/~sdi/IeM-2b.pdf.accessed on [13 September2010]
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.Semiawan, C. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.Sidharta, A. (2005). Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana
pembelajaran Sains Siswa SMP. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
DO NO
T COP
Y