2007rku_bab ii profil perdagangan kopi

Upload: agus-halim

Post on 17-Jul-2015

192 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    1/26

    II. PROFIL PERDAGANGANKOPI2.1. Pasar KoplDunia

    Kopi diproduksi oleh negara-negara di Asia, Amerika Selatan dan Afrikayang terdiri atas sekitar 70 negara anggota dan non anggota I nte rna tional Co ffeeOrganization (lCO). Produksi kopi dunia pada tahun 1980 sebesar 5.7 juta ton

    ~aik menjadi 7.9 juta ton pada tahun 2004. Pada tahun 1980, negara utama..I..III;III"t .enghasil kopi adalah Brasilia, Kolornbia dan Indonesia dengan kontribusi-II[I1asing-masing 27 persen, 16 persen dan 6.2 persen. Narnun karena Vietnam;III"Wleningkatkan produksi kopinya secara drastis dalam periode tahun 1990-anO J~aka terjadi perubahan peta distribusi produksi kopi dunia. Sejak tahun 1999-ietnam menjadi negara penghasiI kepi nornor dua sesudah Brasilia (24.1"D~ersen) dengan kontribusi sebesar 10 persen, kemudian diikuti Kolombia daniii'~ndonesia dengan kontribusi masing-masing 8.9 persen dan 4.7 persen.o~erkembangan produksi kopi di beberapa negara produsen utama disajikan padaGarnbar 2.

    3000r - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - .2500

    O Jo(Qo. . . ,

    2000

    11500o1000

    s o o

    (Q::J.oCSumber: LMC Commodity Bulletindan 100, 1980-2006 (dlolah), . . . . .~ Gambar 2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara Produsen-0) Pengekspor Utama, Tahun 1980-2004

    1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 20041-+- Brazil-x- KoIorrbla --.e.-- VIetnam~ Indonesia 1

    C:l

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    2/26

    12Dalam periode tahun 1980-2005 produksi kopi arabika dunia meningkatdari 4 juta ton menjadi 4.7 juta ton. Sentra utama produksi kopi arabika di duniaadalah Brasilia, Kolombia dan Meksiko dengan pangsa masing-masing 36.1persen, 19.6 persen dan 5.7 persen pada tahun 1980. Pada tahun 2005, pangsaBrasilia meningkat menjadi 47.2 persen sementara pangsa Kolombia dan Meksikoturun menjadi 14.3 persen dan 5.1 persen. Perkembangan produksi kopi arabika

    ~unia disajikan pada Gambar 3. Dalam periode 1980-2005, rata-rata lajuIII; I I I ' "rpenurunan prcx:luksi kopi arabika di Brasilia, Kolombia dan Meksiko masing-"tl-II3Tlasing adalah 0.02 persen, 0.18 persen dan 0.36 persen, sebaliknya prcx:luksi:: .\ /; I I I ' " " .opi arabika Indonesia meningkat sebesar 0.43 persen per tahun.O J.-.::lV I-:. 2200c:- 2000".D 1800: : l .III 1600::liii' IOO:lO J 12000 .... 1000c c . . . . .0 B O O~ 600

    40020001980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004

    !-+-Brasilia -X-Kolorrbia -tr-Jndonesia -x-Melcsiko ISumber: LMCCommodity B ulle tin d an lCD, 1980-2006 (d io lah )

    C:l

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    3/26

    13keanekaragaman jenis serta cita rasanya yang spesifik (rondok, 1999). Kopiarabika yang diekspor oleh Indonesia sebagian kecil berupa produk kopi spesialti( specia lty co ffee ) dan kopi organik yang merupakan jenls mata dagangan yangrelatif baru. Indonesia berpeluang untuk mengembangkan jenis kopi spesialtisebagai produk ekspor, ini ditunjukkan oleh beberapa produk kopi spesialti yangtelah mendapat nama yang cukup baik di pasaran dunia, antara lain: Java co ffee ,

    ~ ora ja c offe e, M an da ilin g c offe e d an Gayo Mounta in co ffee .III~~.'Co r:penghasil utama kopi robusta pada tahun 1980 adalah Pantai Gading (25.4

    Pada tahun 2004 produksi kopi robusta dunia sekitar 2.6 juta ton. Negara

    ~:~n) dan Indonesia (22.4 persen), namun pada tahun 2005 negara produsenO Jj.tama kopi robusta adalah Brasilia dengan kontribusi sebesar 28.6 persen,tilr+

    5k.emudian diikuti berturut-turut oleh Vietnam, Indonesia dan Pantai Gading"0II)~engan kontribusi masing-masing 26.9 persen, 16.3 persen dan 5.3 persen (LMC,: : : : lIII=2006). Perkembangan produksi kopi robusta di beberapa negara produsenO JoCfdisajikanpada Gambar 4.~

    1 0 0 0 . - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,900

    O JoC OoC O 1 - + - BrasRia-:t::-Vietnam --Indonesia -x- P.Gading3 ::J.~ C ':lSumber: LMC Commodity Bulle tin dan lCO, 1980-2005 (dlolah)

    0' C;:r ...... Gambar 4. Perkembangan Produksi Kopi Robusta di Beberapa NegaraC Produsen, Tahun 1980-2005,mC~

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    4/26

    e-m:::I. . . . .e :::a-Q" 8":::I

    14

    Dalam periode tahun 1980-2005 produksi kopi robusta di Indonesiaberf1uktuasi dengan kecenderugan yang meningkat dari 322 ribu ton menjadi 418ribu ton. Peningkatan yang drastis terjadi di Brasilia dan Vietnam dengan lajupertumbuhan rata-rata masing-masing 7.3 persen dan 20.3 persen per tahun.

    Pada tahun 2004, negara pengekspor utama kopi biji adalah Brasiliaiikuti berturut-turut oleh Vietnam, Kolombia dan Indonesia. Keempat negara inio:!:!1engeksporsebesar 57.3 persen dari total ekspor kopi dunia, naik dari 36.4

    Ql~~rsen pada tahun 1986 (Tabel 2). Tampak bahwa pangsa ekspor kopi dario r~rasilia dan Vietnam meningkat drastis sehingga pangsa negara pengekspor~tainnya tampak menurun.III

    Pada tahun 1986, negara utama pengimpor kopi biji adalah Amerika::ltilr+%erikat, Jerman, Perancis dan Jepang. Keempat negara ini mengimpor sebesar"0(1), 0.2 persen dan total impor kopi biji dunia. Pada tahun 2004, dominasi negara-:::liii'@1egarapengimpor utama tersebut secara keseluruhan tidak berubah, kecualio~OSiSi Jepang menjadi nomor tiga setelah Amerika Serikat dan Jerman. Proporsiimpor Amerika Serikat, Jerman dan Perancis terhadap total impor duniamenunjukkan kecenderungan yang menurun, masing-masing dari 30.1 persen,16.7 persen dan 7.3 persen pada tahun 1986 menjadi hanya sekitar 21.1 persen,15.6 persen dan 5.s persen pada tahun 2004. Sejalan dengan proporsinya,volume impor ketiga negara pengimpor tersebut menunjukkan seclikitO J

    c8penurunan. Ini terjadi diduga karena ekspor kopi olahan dan negara konsumen-o-,pengekspor cenderung menurun, negara konsumen mengimpor kopi biji danCOmengekspor kopi oIahan.~.oC Ekspor kopi dari negara produsen-pengekspor sebagian besar (95 persen)r-+C masih dalam bentuk kopi biji dan hanya sekitar 5 persen dari total ekspor sudah-,mC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    5/26

    . . . . .2 :oco::Ji:o. . . .s ::3osQ~

    15

    diimpor oleh negara konsumen tidak seluruhnya dikonsumsi di negara yangbersangkutan. Setelah diolah menjadi produk-produk kopi, seperti kopi sangrai(roasted) dan kopi terlarut (soluble) kemudian produk-produk tersebut dieksporkembali (di-reekspor) ke negara-negara lain, selain itu negara konsumenmelakukan reekspor kopi biji. Pangsa negara proclusen-pengekspor dalam~erdagangan kopi sangrai dunia hanya sekitar 12 persen. Pasar kopi olahanIII; I I I ' "Iidominasi oleh perusahaan multinasional seperti Kratt Foods, Sara Lee dan"C-II ,'Nestle (ITe, 2002)."pabel 2. Perkembangan PangsaNegara Pengekspor dan Pengimpor UtamaKopi Biji di Pasar Dunia, Tahun 1986-2004~ Uraian 1986 1990 2000 2004~otal Ekspor (000 ton) 3691 5248 5610 4082It)~Negara Pengekspor (%):I~BraSilia 11.34 17.5 17.46 28.19~ietnam 0.31 1.87 10.88 12.72(~Kolombia 17.12 16.64 9.18 10.52P.Indonesia 7.66 8.66 6.1 5.87Meksiko 5.07 4.15 5.06 2.66India 1.84 1.70 2.92 2.99Lainnya 56.67 49.47 48.41 37.05

    lumlah 100.00 100.00 100.00 100.00Negara Pengimpor (%)Amerika Serikat 30.07 24.08 23.43 21.13Jennan 16.71 17.51 14.61 15.60Jepang 6.22 5.97 6.90 7.28t!Cperands 7.25 6.42 5.49 5.50

    CI)Lainnya 39.76 46.02 4 9 . 5 6 50.49~~ Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00Sumber: United Nations, 1986-2004 -C O::J. Negara utama pengekspor kopi sangrai adalah Jennan diikuti berturut-oC rut oIeh Belgia, Amerika Serikat dan Italia. Keempat negara ini mengeksporC~besar 44 persen pada tahun 1986 naik menjadi 64 persen dari total ekspor

    C:l

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    6/26

    16kopi sangrai dunia pada tahun 2004 (Tabel 3). Negara utama pengimpor kopisangrai adalah Perands, Amerika Sertkat, Belanda dan Kanada. Pada tahun 1986keempat negara inl mengimpor sebesar 33 persen dart total ekspor kopi sangraidunia. Dominasi negara-negara pengimpor utama tersebut cenderungmeningkat, pada tahun 2004 kontribusi impor keempat negara tersebutmencapai 43 persen. Pangsa pasar Amerika 5erikat di pasar kop; sangrai duniaoz rlihat meningkat sebaliknya pangsa pasar Jerman tampak menurun.III;II"nj - a b e l 3.3

    Perkembangan Pangsa Pengel

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    7/26

    17masing adalah 7.4 persen, 2.9 persen dan 1 persen naik menjadi 11.2 persen,4.2 persen dan 4.1 persen pada tahun 2004. Sebaliknya pangsa ekspor kopiterlarut Brasilia, negara produsen-pengekspor, tampak turun dari 22 persen padatahun 1986 menjadi hanya 16 persen pada tahun 2004 (Tabel 4).

    Tabel4. Perkembangan Pangsa Pengekspor dan Pengimpor Utama KopiTer1arut di Pasar Ounia, Tahun 1986-2004Cl~ Uraian 1986 1990 2000 2004g :Total Ekspor (000 ton GBE) 666 718 1070 1335, Negara Pengekspor (%)~E ' Brazil 21.5 25.5 13.0 15.7~, Jennan 7.4 7.5 10.6 11.2~ Perands 4.0 3.7 3.2 4.0:; Inggris 2.9 3.3 3.3 4.2~ Amerika Serikat 1.0 1.7 4.7 4.1~ Lainnya 63.2 58.1 65.2 60.8a lumlah 100.0 100.0 100.0 100.0. .~ Negara Pengimpor (%)II)., 10.08 8.19 8.58ii Amerika Serikat 10.81: : : : l 5.63 5.00 8.75 7.27ii Jennan: : : : l Jepang 8.43 9.98 5.46 4.99g Inggris 8.97 7.06 4.77 3.75c o Perands 3.68 5.13 3.43 4.11~ Lainnya 63.21 62.03 69.41 71.30lumlah 100.00 100.00 100.00 100.00Sumber: UnitedNations, 1986-2004

    Sebagian besar kopi terlarut yang diekspor dari negara produsen-pengekspor adalah jenis spray-dried powder, yaitu jenis kopi terlarut denganharga tennurah. Oi pasar retail kopi terlarut mempunyai 3 segmen yaitu,O Jopremium brands of freeze-dried soluble, standard brand of spray-dried solubleC OQ dan cheap blends of spray-dried powder. Sebagian besar jenis spray-dried~ powder diimpor oleh negara-negara Rusia, Eropa Timur, Asia dan negara::J.g berkembang. Pangsa pasar freeze-dried soluble meningkat cukup cepat,Cwalaupun harganya relatif rnahal, karena bahan baku utamanya adalah kopi.,mC~

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    8/26

    18arabika dengan mutu tinggi. Jenis freeze-dried solub le menguasai sekitar 30persen dari total kepi terlarut yang di perdagangkan di pasar dunia (UNCfAD,2003).

    Proporsi impor Amerika Serikat dan Jepang di pasar kopi teriarut duniacenderung turun rnasing-rnasing dari 10.1 persen dan 8.4 persen pada tahun1986 menjadi 8.6 persen dan 5 persen pada tahun 2004. Sebaliknya propersi

    ~erman dan Perands tarnpak meningkat masing-rnasing dari 5.6 persen dan 3.7III~gpersen menjadi 7.3 persen dan 4.1 persen pada periode yang sarna. Pada tahun'Co r~.2000, 83 persen dari total kopi terlarut dikonsurnsi dan diproses di negara~=cpengimpor, rneningkat dari 81 persen pada tahun 1989. Ini menunjukl

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    9/26

    19Tabe l 5. T ing kat Konsum si Kop i d i B eberapa N eg ara Peng im por U tam a,Periocle 1990-1993 dan 2000-2003Ne g ara P en g imp or R ata -ra ta P er K ap ita R ata -ra ta K on sums i T ota l(kg/tahun). {OOOton}1990-1993 2000-2003 1990-1993 2000-2003Belgia 5.2 7.9 53.5 84.7Denmark 10.5 8.9 54,4 47.7Finlandia 12.5 11.2 62.9 58.3Perands 5.7 5.5 328.2 323.4Jerman 7.7 6.7 615.8 552.7)Yunani 2.8 4.7 26.8 44.5Italia 4.8 5.5 272.2 316.5

    ~ Jepang 2.7 3.2 336.5 411.7~ Be landa 9.9 6.7 149.6 107.1: N orweg ia 10.2 9.1 43.7 41.2~ Po rtug al 3.1 4.3 30.2 44.0= Spanyol 4.3 4.4 167.0 174.9~ Swed ia 11.4 8.2 98.2 72.8d Amerik a S erik at 4,4 4.1 1117.0 1159.15 ' T ota l P en gimp or 4.8 4.6 3647.1 3691.5~ Konsum si Dunia t.a .d t.a .d 4415.3 4860.2c5umber : ICO,2004:; Keterangan : t.a.d: tidak ada dataC D; : : l . .III: : : lIII: : : lIII~ karena penurunan konsum si per o rang per tahun di beberapa negara peng im por.o~

    Dalam p erio de 1990-2003, konsum si to ta l tam pak m enurun hal in i terjad i

    Pe nuruna n ra ta -rata ko nsum si per oran g per tahun antara la in terjad i d i Denm ark(15.3 p ers en ), F in la nd ia (10.3 pe rse n), P era ncis (4.9 persen), Jerm an (12.5p ers en ), B ela nc la (32.5 p ers en ), N o rw eg ia (10.9 pe rse n), S we dia (22.9 persen)dan Am erika S erika t (8,4 persen). D alam periocle sepuluh tahun terakh ir (1993-2003), konsumsi per orang per tahun di negara peng im por secara keselu ruhan

    g 'turun sekitar 4.47 persen. Pening katan konsum si per kap ita te rting g i tercatat d iC Ooneg ara B elg ia (53 persen), Yunani (4 6 .9 persen), I ta li (14.6 persen), Jepang.,(19.7 p erse n) d an P ortu ga l (40,4 persen).C O::J.(") Konsumsi per kapita d i neg ara produsen pada umumnya masih sang atC; :: :: :: ;rendah.Pada tahun 2001, konsumsi per kapita d i Indonesia, V ietnam dan Ind iaC.,tu masing-masing 0.62, 0.36 dan 0.24 kg per kapita . B rasilia m erupakan neg araC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    10/26

    20produsen dengan konsumsi per kapita tertinggi. Pada tahun 1965, konsumsinyamencapai 4.72 kg, namun pada tahun 1985 turun menjadi 2.27 k g dan kemudiannaik kembali menjadi 3.99 kg per kapita pada tahun 2001 (ITC, 2002).

    Oi pasar intemasional, kepi biji dibedakan atas beberapa tingkat mutu,mulai yang berkualitas tinggi sampai rendah. Perbandingan standar nilai cacat(defect system) antara beberapa negara produsen dan konsumen kopi utama

    ~ disajikan pada Tabel 6. Kopi biji mutu 2 dari Indonesia setara dengan kopi bijiDI; I I :"! : ! . mutu 3 dari Brasilia. Kopi biji mutu 3 dari Indonesia sarna dengan kopi biji mutu"Co r3 4 dari Brasilia dengan nilai cacat 26-45. Standar nilai cacat mutu 4 yang paling; I I :";; ketat adalah Brasilia dan Ethiopia (26-45) diikuti oleh Le Havre (3r86) dan yangO J~ paling longgar adalah Indonesia (45-80). Standar di L .e Havre adalah yang paling1 /1r+~ longgar dalam nilai cacat mutu 5 (81-150) dan yang paling ketat adalah Ethiopia"t JC D; (46-75).: : : liii': : : l

    ~ Tabel 6. Perbedaan Nilai Cacat Mutu Beberapa Standar Mutu Kopi yang Berlaku, g , di Pasar InternasionalNegara Mutu1 2 3 4 5 6 7 8Indonesia 0-11 12-25 26-44 45-80 81-150 151-225 - -

    Brasilia 0-3 4-11 12-25 26-45 46-85 86-159 160-359 360Le Havre 0-7 8-16 17-29 30-86 87-157 158-272 273 -F D A 0-5 6-12 13-29 30-57 58-114 115-199 200-449 450-810New York. 0-5 6-14 15-31 32-57 58-112 113-182 183-384 385Ethiopia 0-3 4-12 13-25 26-45 46-75 76-150 151-340 341Sumber: Oltstandalitu, 1984 ~ Kirom dan Kurniasih, 2002

    O JoCO2.2. Pasar Kopi Indonesiao., Lebih dari 85 persen perkebunan kopi di Indonesia terlet:ak di sebelahC Q . selatan khatulistiwa, dimana periode curah hujan dan sinar mataharioC menyebabkan masa panen kopi terjadi dalam periode bulan April sampai. . . - + -~ September. Sementara di wilayah bagian utara khatulistiwa, seperti Aceh danQ)

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    11/26

    21Sumatera Utara, masa panen kopi terjadi dalam periode Oktober sampaiFebruari.Dalam pengembangan ekspor, masalah yang dihadapi Indonesia antara

    lain adalah jenis kopi robusta, produk kopi ekspor utama Indonesia, yang seringdijustifikasi bermutu rendah. Harga kopi sangat ditentukan oleh kualitas, yangdipengaruhi oIeh negara asal tempat tumbuh, varietas dan penanganan pasca

    @ panen. Untuk meningkatkan kualitas kepi ekspor Indonesia, pemerintah: : : cIII~ Indonesia menerapkan sistem nilai cacat (defect system) sejak tahun 1983."' C. . . .~ Penerapan standar mutu sistem cacat ini mampu meningkatkan citra mutu kopi~ Indonesia, sehingga tidak lagi dikenai price discountdan peJuangdi pasar-pasar"CO J~ tradisional dan non-tradisionalsemakin terbuka. Berdasarkan surat edaran dariC /I. . . .[Coffee Terminal Market Association of London tanggal 31 Mei 1984, kopi"C(II;. Indonesia dinyatakan layak ditenderkan, tanpa dikenai potongan harga sebesar: : : : l ' flO/ton dari harga basis, sebagaimana berlaku sebelumnya (Yahmadi, 1999).O Joc oo~

    Pada periode 1999 sampai dengan 2004, peningkatan volume ekspormencapai sebesar 19 ribu ton atau rata-rata 1.5 persen per tahun. Pertumbuhanekspor Indonesia terutama diakibatkan oleh procJuksi dalam negeri yangcenderung meningkat, walaupun tampak f1uktuatif. Demikian pula areal kopimeningkat dari 1.3 juta ha pada tahun 2001 menjadi 1.4 juta ha pada tahun2002. Total konsumsi domestik meningkat dari sekitar 75 ribu ton pacta tahunO Jo 1990 menjadi 122 ribu ton pada tahun 2005 (ICO, 2006), namun konsumsi perc .cQ kapita relatif konstan sekitar 0.5-0.6 kg/kapita.~ Ditinjau dari nilai, ekspor kopi robusta cenderung mengalami penurunan:::! .nsekitar 11 p ers en p er tahun, sedang volume ekspor hanya turun dengan laju 1.5CCpersen per tahun (Tabel 7). Ini berarti bahwa nilai per satuan volume ekspor kepi-;Q )

    C: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    12/26

    22robusta Indonesia di pasar dunia menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu.Harga kopi robusta Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi produksi negara-negara produsen utama, terutama Brasilia, karena musim panen kopi robusta diIndonesia dan Brasilia terjadi pada waktu yang bersamaan yakni April-September. Hal ini terjadi karena sebagian besar areal perkebunan kopi robustadi Indonesia dan Brasilia berada di sebelah selatan garis khatulistiwa.@

    J:~ Tabel7.~."Co r3

    Nilai dan Volume Ekspor Kopi Robusta Indonesia Menurut NegaraTujuan, Tahun 1999-2004

    : : : : ltilr+; : : ; .r : : :. .

    n u t a US_t_000 TortiNegara 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tren(%/th)Amerika Nilai 86.6 27.3 13.3 11.9 19.4 63.1 -6.3Serikat Volume 62.3 23.1 20.2 22.5 28.6 61.5 -0.2Jerman Nilai 51.2 28.5 9.7 20.7 29.2 32.3 ~9.2Volume 46.3 42.4 22.0 48.3 51.8 47.9 0.7Jepang Nilai 83.2 64.3 31.7 27.8 35.0 48.5 -10.8Volume 48.9 61.6 49.1 46.3 45.1 50.5 0.7Singapura Nilai 3.5 3.7 4.3 4.9 4.8 7.3 15.0Volume 0.9 1.0 7.6 19.1 7.7 9.3 46.9Belanda Nilai 0.6 0.8 1.6 1.7 0.1 0.02 -71.2Volume 1.1 1.9 2.6 2.9 0.3 0.02 -81.8Lainnya Nilai 180.5 137.1 50.4 68.1 88.6 90.0 -13.9

    Volume 158.4 171.0 99.3 134.4 143.1 135.9 -3.1Total Nilai 415.5 268.0 110.9 135.2 177.2 241.2 -10.9Volume 329.4 313.7 200.8 273.5 276.5 305.2 -1.5..Sumber: Statistik Perdagangan Indonesia, 1999-2004 (dlOlah)Pada tahun 2001, nilai per unit ekspor kopi robusta turun drastis menjadi

    hanya US$ 0.46 per kg dibandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya yaituOJUS$ 0.80 per kg, ini terjadi antara lain karena Brasilia mengekspor kopi robusta

    c 8 dalam jumlah yang relatif besar, yaitu sebesar 95 ribu ton dibandingkan dengano., 39 ribu ton pada tahun 2000.CO Selama tahun 1990-2004, hanya ekspor untuk tujuan Amerika Serikat::J.oC yang volume dan nilainya terus menunjukkan peningkatan (Tabel 8), bahkan. . . - + -~ rata-rata peningkatan nilai lebih besar daripada peningkatan volume. Hal inituC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    13/26

    23antara la in berhubungan dengan mutu kop i yang diekspor ke Amerika Serikatadalah kepi dengan mutu yang ting g i, sehingga konsumen d i Amerika Serikatbersedia m embayar harga prem i. Pada tahun 2003 pangsa ekspor kopi bermututing gi (g rade 1) m encapat sekitar 70 persen dari to ta l n ila i ekspor kopi Indonesiak e Amerik a S erik at.

    @TabeiB.J:DI;II"~'Co r3

    Perkem bang an N ila i dan V olum e Ekspor Kopi R obusta IndonesiaM enurut N egara Tujuan, Tahun 1990 dan 2004(juta US$, 000 TonNegara 1990 Konbibusi 2004 Kontr ibusi TrenTuiuan (%) (%) (%jth). A me rika

    . S erik at N ila i 34 .6 10.7 63.1 26.2 4 .6V olume 42.4 10.9 61.5 20.2 2.9Jerman N ila i 93.2 28.7 32.3 13.4 -B.lVo lume 121.7 31.2 4 7.9 IS .7 -7.2Jepang Ni lai 52 .0 16.0 48.5 20.1 -0.5V olume 55.2 14 .1 50.5 16.5 -0 .7S ingapura N ila i 11 .2 3.5 7.3 3.0 -3.3V olume 13.6 3.5 9.3 3.0 -2.9Belanda N ila i 31.9 9.8 0.02 0.01 -57.5Vo lume 41.2 10.6 0.02 0.01 -59.5la innya N ila i 101.3 31.2 90.0 37.3 2.7V olume 116.4 29.8 135.9 - 44.5 4 . 7Total Nilei 324.2 100.0 241.2 100.0 -2.3Volume 390.5 100.0 305.2 100.0 -1.9

    Sumber: Statistlk Perc lagangan Indonesia , 1999 -2004

    Dari perkem bang an kom posisi ekspor Indonesia nam pak bahwa kena ikanpangsa ekspor yang re latif besar adalah ke negara Amerika Serikat ya itu dan10.9 persen pada tahun 1990 menjadi 20.2 persen pad a tahun 2004 . Hal in iO Jc 8 berkenaan dengan harga ke pasar Amerika Serikat yang pada umumnya jauhQ leb ih ting g i daripada harga ke pasar tu juan la innya. Sebaliknya ekspor ke negaraCO tujuan yang la innya menunjukkan penurunan, seperti ke Belanda, Jerman,:::! .g Sing apura, dan Jepang . Penurunan terbesar d itunjukkan oleh ekspor ke Belanda,

    .-+C ini terjad i karena pangsa ekspor Indonesia di Belanda direbut o leh V ietnam . . . . ,tuC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    14/26

    24Volume ekspor kopi robusta yang cenderung menurun terkait erat dengankelesuan para pelaku dalam mengusahakan kopi robusta, baik petani, pedagangmaupun pengel

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    15/26

    25Tabel9. Perkembangan Harga Kopi Robusta di Tingkat Produsen,Pengekspor, dan di Pasar London, Tahun 1989-2004(uScents/lb

    Tahun Harua Produsen" Pengekspor (FOB) 2) Pasar London"1989 31.6 69.8 69.61990 29.7 42.0 50.01991 29.9 44.1 45.21992 24.9 38.1 38.31993 28.5 43.8 47.21994 91.4 132.1 113.11995 95.7 135.0 118.31996 58.4 79.5 74.51997 5 8 . 4 73.8 75.01998 59.4 81.0 76.41999 46.6 63.8 64.12000 22.4 44.0 40.12001 13.6 28.1 I 23.92002 14.6 24.3 25.92003 16.6 32.6 34.12004 24.2 44.3 32.8: : : : l!iSumber: l)ICO, 2005; 2) Statlstik Perdaganganndonesia, 1989-2005

    ; : : ; :r : : :-tI~ Perkembangan ekspor kepi robusta menunjukkan adanya peningkatanIII: : : : l~.mutu kepi ekspor Indonesia karena pangsa ekspor kopi robusta dengan mutuIII~ tinggi tampak semakin besar. Namun demikian ekspor kopi robusta dengan mutuo~ rendah tampak meningkat pula, secara keseluruhan pangsa ekspor kopi muturendah pada tahun 1993 mencapai 14.5 persen dan pada tahun 2004 naikmenjadi 21 persen. Peningkatan mutu kopi robusta ekspor ini antara lainmerupakan dampak dari upaya pemerintah dan pengekspor memotivasi petaniagar melakukan petik merah. Program pembinaan seperti yang dilakukan Nestle

    ~ pada petanl-petant di desa Ngarip lampung (Andriyanti, 2005) dan kemitraanC Oo petani kepi di Lampung (KUB Margo Rukun dan Mulya) dengan PT. Indocafco di.,~bidang pengolahan dan pemasaran kopi (Media KOPi, 2005) sangat membantu.,n'petani dalam upaya menghasilkan kepi yang berkualitas dan sesuai denganC2'preferenSi konsumen..,tuC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    16/26

    26Jika hanya melihat pada komposisi mutu kopi robusta ekspor makaseolah-olah ekspor kopi robusta tersebut tidak terlalu terpengaruh oleh adanyapenurunan harga jual di luar negeri. Namun jika dilihat berdasarkan mututampak bahwa nilai ekspor kopi robusta berdasarkan grade 3 dan 6menunjukkan penurunan (Tabel 10).

    @abel10.J:

    Volume dan Nilai Ekspor Kopi Robusta Indonesia Menurut Mutu,Tahun 1993-2004DI 1993/1994 2004/2005 TrenII;~ Grade Ton 000 US$ 1%1 Ton 000 US$ (%) (%/th)S Grade 1 10420 18431 3.8 23321 27291 6.8 7.3~ Grade 2 5099 10071 1.8 15044 13368 4.4 9.8~ Grade3 47699 101007 17.2 70859 79893 20.6 3.6~ Grade4 174066 400401 62.8 114107 127507 33.2 -3.8Grade5 6878 14225 2.5 67990 59052 19.8 20.8s Grade6 33208 58027 12.0 5244 43311 1.5 4.3n; : : ; Total 277311 602163 100 343764 350422 100 7.3!::;Sumber: AEK I, 2 00 5C D: : : l .DI: : : l Kontribusi ekspor kopi arabika hanya sekitar 13 persen dari total eksporii': : : l[II~ kepi Indonesia. Berbeda dengan kepi robusta, volume ekspor kopi arabikao.,~ tampak berfluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat. Selama tahun 1999sampai 2004, volume ekspor kopi arabika Indonesia meningkat dengan laju 2.5per tahun crabel 11). Hal ini dimungkinkan karena kepi arabika Indonesia,terutama dengan merk tertentu, seperti Mandailing, Gayo dan Toraja (kopispesial) telah memiliki segmen pasar tersendiri.

    ~ Seperti kopi robusta, walaupun volume ekspor meningkat namun nilaic g ekspor kepi arabika juga cenderung turun dengan laju rata-rata 10 persen per. . . ,tahun. Ini mengindikasikan bahwa nilai per satuan volume ekspor kopi arabikaC O~'Indonesia di pasar dunia cenderung menurun dari waktu Ic e waktu. AuktuasiC;::::::;hargarabika sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi kepi arabika dan Brasilia.C0 ) Peningkatan harga tertinggi pada tahun 1997 karena adanya gangguan cuaca

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    17/26

    27yang mempengaruhi procluksi kopi Brasilia, jika dulu yang ditakuti petani kopiBrasilia adalah embun upas (frost) maka sekarang adalah musim kering yangberkepanjangan (drought) yang dapat mengganggu hasil panen.

    Tabel 11. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Arabika Indonesia Menurut NegaraTujuan, Tahun 1999-2004(US$, 000 Ton)

    Negara 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tren(%/th)Amerika Nilai 21.7 23.3 27.5 36.7 32.5 13.5 -9.6Serikat Volume 9.4 9.9 15.5 19.4 17.5 9.5 2.8. Jerman Nilai 7.5 8.9 8.5 7.6 7.4 4.0 -17.4Volume 4.0 5.2 7.2 4.7 5.0 4.3 -1.4. Jepang Nilai 10.1 12.1 15.8 18.0 10.8 5.7 -9.4

    Volume 3.5 4.7 8.0 8.5 5.5 3.0 -0.6Singapura Nilai 2.5 1.9 3.0 3.2 1.2 0.9 -6.1Volume 1.2 0.9 2.2 1.9 0.7 0.6 1.4Belanda Nilai 1.7 1.5 1.0 1.1 1.2 0.1 -53.1Volume 0.9 0.6 1.0 0.6 0.7 0.1 -43.1lainnya Nilai 8.8 10.5 11.3 10.2 11.6 8.7 -2.5Volume 4.5 5.9 8.7 7.1 7.6 8.1 10.7Total Nilai 52.3 58.2 67.2 76.9 64.6 33.0 -10.0

    Volume 23.5 27.2 42.S 42.3 36.8 25.6 2.S

    : : : : ltilr+; : : ; .r : : :. .III~ Sumber: Statistik Perdagangan Indonesia, 1999-2004o(Qo~ Amerika Serikat dan Jerman merupakan pasar tujuan utama kopi arabikaIndonesia. Dalam kurun waktu enam tahun (1999-2004) volume ekspor kopiarabika Indonesia ke Amerika Serikat meningkat dengan laju rata-rata 2.8 persenper tahun. Negara tujuan lainnya yang mengalami peningkatan permintaan imporadalah Singapura yaitu 1.4 persen per tahun.g' Dalam periode 1990-2004, hanya ekspor untuk tujuan Amerika SerikatC Oo yang volume dan nilainya menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu,.,walaupun pertumbuhan volume (10 persen) lebih besar dibandingkan denganC O~.pertumbuhan nilai ekspor (6 persen) crabel 12). Ekspor ke pasar tujuan lainnyaS . tampak menurun, terutama ke Belanda. Secara keseluruhan volume ekspor kepiC0 ) arabika meningkat dengan laju 0.4 persen per tahun, namun nilai ekspor turunC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    18/26

    28dengan laju 10 persen per tahun, ini mengindikasikan bahwa harga jual per unitkopi arabika Indonesia di pasar dunia cenderung menurun.Tabel12. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Arabika Indonesia MenurutNegara Tujuan, Tahun 1990-2004

    (juta US$,000 Ton'Negara 1990 (%) 2004 (%) TrenTujuan (%/th)

    )Amerika Nilai 6.2 13.8 13.5 41.1 6.0Volume 2.6 10.7 9.5 37.3 10.0~ Jerman Nilai 14.7 32.7 4.0 12.2 -10.0;I\' Volume 9.6 39.5 4.3 16.9 -6.1n Nilai 13.9 30.9 5.7 17.3 -6.9Jepang. . . Volume 5.6 23.0 3.0 11.6 -4.91 Singapura Nilai 0.9 2.0 0.9 2.7 -0.1;I\' Volume 0.6 2.5 0.6 2.2 -0.4~ Belanda Nilai 2.1 4.7 0.1 0.4 -21.5Volume 1.3 5.3 0.1 0.4 -19.6~ Lainnya Nitai 7.2 16.0 8.7 26.4 1.42 Volume 4.6 18.9 8.1 31.6 4.3. . . Total Nilai 45.0 100.0 33.0 100.0 -2.4~ Volum 24.3 100.0 25.6 100.0 0.4; : : l . .Sumber:StatistikPerdagangan Indonesia, 1990-2004 (diolah)01:::lIII~ Semakin tertekannya harga jual kepi arabika Indonesia didugao. . ,~ merupakan akibat dari persaingan yang muncul di antara produsen-pengekspordi pasar dunia, selain karena kualitas kopi arabika dinilai rendah. Sebagaigambaran, berikut ini disajikan perkembangan harga kopi arabika Kolombia,Meksiko, Brasilia Indonesia, dan Uganda di pasar New York. Tampak bahwa padatingkat harga yang rendah tahun 2001, harga per unit kopi arabika dari

    ~Indonesia jauh lebih rendah daripada harga rata-rata kopi arabika di pasar Newc g York, bahkan lebih rendah daripada harga kopi arabika Uganda (Tabe! 13).., Dari segi mutu kelpi arabika ekspor, perkembangannya menunjukkanC O: :J indikasi bahwa mutu kepi arabika ekspor Indonesia cenderung meningkat,oS-karena semakin kecilnya pangsa kepi arabika ekspor dengan mutu rendah (gradeC0 ) 5 dan 6). Pangsa ekspor kopi arabika mutu rendah pada tahun 1993 mencapaiC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    19/26

    e-m:::I. . . . .e :::a-Q" 8":::I

    29

    0.7 persen dan pada tahun 2004 turun menjadi 0.03 persen (Tabel14). Berbedadengan ekspor kepi robusta, ekspor kopi arabika Indonesia lebih didominasi olehkopi dengan grade 1 (mutu tinggi). Pada tahun 2004, pangsa ekspor kopi arabikadengan grade satu mencapai 95 persen dari total ekspor kopi arabika Indonesia.Kepi dengan mutu tinggi ini sebagian berupa kopi spesialti arabika untukmemenuhi "niche market', pasar dengan penggemar dan procIuk kopi terbatas.@J:~abel13.! : ! .'C. . . .

    Perkembangan Harga Kepi Arabika Menurut Negara Asal di PasarNew York, Tahun 1989-200301 (UScentsLIb::Tahun Kolombia Meksiko Brasilia Indonesia Uganda

    J 1989 107.1 105.8 98.8 66.1 76.2~~ 1990 96.5 87.9 83.0 46.8 55.6.~. 1991 89.8 84.1 72.9 41.6 51.0~. 1992 68.0 61.5 56.5 34.9 44.9~ 1993 75.8 69.0 66.6 t.a.d 54.9(1)~ 1994 157.3 146.2 143.2 t.a.d 121.001: : : : l 1995 158.3 145.5 145.9 t.a.d 128.3ii i: : : : l 1996 131.2 116.3 119.8 68.6 84.40 :0 1997 198.9 181.9 166.8 74.4 82.9Q0 1998 142.8 127.8 121.8 76.7 87.5

    1999 116.4 95.9 88.8 65.0 72.22000 102.6 80.3 79.9 39.4 48.12001 72.2 60.7 50.5 25.1 32.82002 65.3 58.6 45.1 29.0 35.92003 67.3 60.4 50.8 37.3 40.3SumberKeterangan : leo, 2004: t.a.d = tidak ada data

    O JoC Oo baik, sehingga kualitas kepi sangat mempengaruhi harga jual. Pada dasamya.,~kOPi arabika memiliki dta rasa yang lebih baik diba~dingkan dengan kopi.,(")'robusta, akan tetapi memiliki body yang lebih Jemah. Industri pengolahan kopiCCpada umumnya menggunakan kedua jenis kopi ini dalam perbandingan tertentu .,m Kopi arabika dipergunakan sebagai sumber eita rasa, sedangkan kepi robusta

    Konsumen kopi pada umumnya menginginkan aroma dan dta rasa yang

    C: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    20/26

    e-m:::I. . . . .e :::a-Q" 8":::I

    30

    dipergunakan sebagai campuran untuk memperkuat body (Sulistyowati danWahyudi, 1998).

    Tabel14. Volume dan Nilai Ekspor Kopi Arabika Indonesia Menurut Mutu,Tahun 1993-2004Grade 1993/1994 2004/2005 TrenTon 000 US$ (%) Ton 000 US$ (%)_ (%/thJGradel 10811 35042 59.4 50 129 158454 94.7 13.9

    ~Grade 2 3829 11z z s 21.0 1045 3440 2.0 -11.8( Grade 3 3356 11407 18.4 1428 4162 2.7 -7.8::Grade4 75 291 0.4 309 544 0.6 12.9Q" Grade 5 95 298 0.5 18 20 0.03 28.0LGrade 6 32 81 0.2 0 a a -10.0~' Total 18198 58843 100 52929 166620 100.0 13.9-:.Sumber. AEKI, 2005;I:";;III Dalarn periode tahun 2000-2004, pasar tujuan ekspor utama kopi sangrai:::ltilr+E"lndonesia adalah Malaysia dengan pangsa rata-rata sebesar 31.6 persen darir+

    "'0~ekspor kopi sangrai Indonesia, kemudian diikuti pasar ana sekitar 12.7 persen,III:::l~'pasar Jepang sebesar 11.6 persen dan pasar Singapura sebesar 8.5 persen.III~ Dalam periode yang sarna, rata-rata proporsi ekspor kopi terlarut ke Filipinao~ mencapai 15.4 persen dari total ekspor kopi terlarut dari Indonesia, sebesar 11.1persen ke Malaysia, 7.7 persen ke Singapura dan 3.6 persen ke Polandia.

    2.3. Kelembagaandi Pasarlnternasional danDomestik2.3.1. PasarInternasional

    O JoC Oo anggotanya terdin atas 42 negara produsen dan 16 negara konsumen. Sebelum.,~JUIi 1989 Sistem perclagangan kopi dunia, bagi anggota leO, didasarkan pada.,(").basis kuota ekspor negara-negara proclusen dan basis kuota impor negara-CCnegara konsumen, salah satu tujuan dan sistem kuota ekspor yang diterapkan.,m tersebut adalah untuk menciptakan stabilitas harga kopi di pasaran intemasional

    leo (Intemational Coffee Olganization) merupakan suatu organisasi yang

    C: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    21/26

    31dan sekaligus menjamin kepentingan masing-masing pihak, baik produsenmaupun konsumen.

    Akibat kegagalan pembagian kuota ekspor global dalam sidang leo ke 53pada bulan Juli 1989, dimana pembagian kuota ekspor ini dari sidang ke sidangmerupakan permasalahan utama yang selalu dihadapi dan tidak terselesaikan,

    ()aka dalam sidang tersebut diputuskan untuk membekukan sistem kuotaJ..ekspor. Pembekuan sistem kuota ekspor tersebut dikukuhkan dalam sidangIII~~Dewan lC O ke-54 dan ke-55 yang direalisasikan dalam Resolusi NO.347, antarao r~!ain berisi persetujuan tentang perpanjangan In tematio na l Co ffe e Agg re ement~}_(ICA) 1983 selama dua tahun serta pembekuan kuota ekspor dan dalam sidangO J.-.~dewan leo tanggal 20-27 September 1991 dikeluarkan resolusi nomor 355 berisir+

    ~erpanjangan lCA 1983 sampai dengan 30 September 1993.II)~III: : : : lIII~yebab utama ketidakmenentuan kondisi perkopian Indonesia. Negaraoc ogprodusen terdorong untuk meningkatkan paSokannya sehingga pada akhimya

    Pembekuan sistem kuota ekspor kopi intemasional oleh leo merupakan

    harga kopi di pasar dunia menjadi tertekan.Dalam rangka mengupayakan keseimbangan antara penawaran dan

    permintaan kopi dunia dengan tujuan untuk menjamin harga yang layak danwajar, maka telah dilakukan beberapa program yaitu (1) retensi pertama yang

    rodimulai tanggal 1 Oktober 1993, (2) retensi kedua yang secara efektif dimulai

    c 8 tanggal 10 April 1995, (3) ekspor program disepakati oleh sidang dewan dio., London pada tanggal 17 Mei 1996, (4) retensi ketiga ditetapkan sejak tanggal 1~ .'Q~uni 2000, (5) resolusi 407 berupa pembatasan ekspor kopi melalui mutu yangg berfaku sejak 1 Oktober 2003, dan (6) resolusi 420 mengenai pembebasan. . . - + -~ ekspor/perdagangan kopi dengan mutu rendah (grade 5 dan 6).mC~

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    22/26

    322.3.2. PasarDomestikDepartemen Perdagangan mengatur tatacara dan proseclur ekspor kopi

    dengan mengeluarkan SK Menteri Perdagangan RI No. 26/MPP/Kep/I/2006

    menggantikan SK No.29 tanggal 22 Januari 1999. Selain itu departemenperdagangan menerbitkan surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan ekspor,termasuk Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK), dan Certificate of Origin (CO)

    ~ari lC O serta memberi penanganan bila terjadi kasus-kasus dalam perdaganganIII;II"~kopi, baik perdagangan domestik maupun ekspor serta melakukan pembinaan"Co r~erhadap para pengekspor. Sedangkan Dinas Perkebunan bertugas melakukan;II"=tpembinaan kepada perkebunan-perkebunan besar swasta (PBS), perkebunanIII.-.[milik negara (PTPN)dan perkebunan rakyat.r+; : : ; :r : : :r+ Peranan utama Asosiasi Pengekspor Kopi Indonesia (AEKI) adalah"Ds-membantu kegiatan pemasaran, terutama dalam mencari pasar baru/diversifikasi:::lIII~asar. Untuk maksud tersebut, AEKI mempererat hubungan kerjasama denganogmasyarakat perkopian intemasional serta instansi atau lembaga yang terkaitdengan bidang perkopian dalam upaya meningkatkan kinerja perkopianIndonesia. Selain itu AEKI bersama-sama dengan pemerintah melakukan upayauntuk meningkatkan pendapatan petani kepi dan penerimaan devisa negara.AEKI mendirikan Pusat Penyuluhan dan Pengembangan Kopi (P3K). Dalampembangunan P3K ini BPD AEKIO J

    c8'

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    23/26

    33perusahaan yang bersangkutan melaksanakan kegiatan ekspor sesuai denganket:entuan yang berlaku.Pengakuan sebagai pengekspor kopi dinyatakan tidak berlaku apabila

    pengekspor kopi yang bersangkutan tidak melaksanakan kegiatan ekspor selarnasatu tahun. Kepada ETK yang tidak berlaku lagi akan dapat ditunjuk kembalidengan nornor Kode In te rn a tio n al C o ffe e O rg a niz D tio n (ICO Cafe) yang sarna

    @ panjang perusahaan tersebut masih aktif (mempunyai kegiatan) berdasarkanIII= ' I "!2pada rekomendasi dari Dinas Perindag Provinsi domisili perusahaan tersebut."C~Apabila pengekspor (ErK) melakukan aktivitas ekspor harus mengajukan surat~rmohonan Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) kepada Dinas PerindagIIISProvinsi dengan melampirkan S ales C ontract or Letter of Cree/it (l/C). ETKIII. . .~membayar iuran kopi kepada AEKI untuk kepi yang akan diekspor dan menerima" I JC Ds-bukti berupa kuitansi. Pemerintah mengatur iuran anggota AEKI untuk: : : : l~membayar iuran sebagai anggota ICO yang dibebankan pernerintah kepadaIIIocgAEKI. Selain itu dana yang terkumpul untuk membayar kewajiban keanggotaan~ Indonesia dalam ACPC(Association of C o ffe e P ro du d ng C o un trY J .

    Berdasarkan pada Surat Direktur Jendera[ Pajak kepada Ket:ua UmumAEKI Nomor 5-723/Pj.51/2001 tanggal 11 Juni 2001, rnaka ditetapkan ataudiputuskan pada butir 7.c b a hw a :" ata s e ks po r k op i d ik en a ka n P a ja k P e rta m b ah anN ila i d engan tam 0 pe rse n dan pajak M asukan ya ng te lah dib ayar dap at dim in taO Jokembal i . Dengan demikian dalam harga pokok penjuaJan tidak ikut(QQdiperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai dan hal ini akan menaikkan daya saing~di pasar dunia serta membantu meningkatkan perolehan devisa negara.::J.(') Sistem pemasaran kopi di Indonesia berubah-ubah dan berbeda-bedaC.-+Cantar daerah. Perubahan ini bukan hanya disebabkan oleh poIa pemasaranmC: :J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    24/26

    34tradisional tetapi juga oleh penyesuaian pactaperubahan dalam sistem produkst ,metode pengolahan dan hubungan antara petani kopi dan pedagang perantara.Hampir seluruh rantai pemasaran kopi dikuasai oleh pedagang swasta dan

    pengekspor. Kontribusi perkebunan negara dalam produksl dan pemasaranhanya sekitar 3 persen dari total pasokan nasional (Jong, 1997).

    Pada umumnya petani menjual kopinya dalam bentuk biji yang masih@::tberkuIit, biji kering atau biji yang sudah dipec:ah. Faktorfaktor yangIII;I':"~mempengaruhi sistem tataniaga kopi di Indonesia antara lain adalah (1)o r~pografi dan letak wilayah penghasil kopi, (2) modal peclagang, dan (3) jarak;I':"=tt!esakota (AEKI dan P3KUGM, 1990). Kondisi ketiga faktor tersebut membuatIII.-.[pemasaran kopi Indonesia menjadi panjang dan sangat bervariasi antar daerahr+

    Sdan propinsi penghasil kopi yang satu dengan yang lainnya. Struktur tataniaga"tIC D;-secara umum di Indonesia disajikan pada Gambar S.:::lIII~ Struktur tataniaga kopi di Indonesia secara umum terdiri dan 4 pelakuo(Qgekonomi utama yaitu: petani, pedagang pengumpul (terdiri atas tengkulak,huller, pedagang pengumpul desa dan pedagang kabupaten), pedagang propinsi(Iokal/besar) dan pengekspor. Setiap pelaku ekonomi mempunyai fungsi danmekanisme tertentu. Struktur tataniaga kopi secara umum dapat digolongkan kedalam 2 sistem tataniaga, yaitu: Pertama, pemasaran kopi dan pedagang

    arerantara ke pedagang propinsi. Dalam tataniaga ini, petani dapat menjual kopic8kepada pedagang pengumpul desa (PPD) secara langsung, kepada pedagango.,pengumpul kecamatan (PPK), kepada pedagang kabupaten (PK) dan kepada(Qpedagang propinsi/lokal (PP)/ dan ini semua tergantung pada luas kebun kopi::J.gpet:ani dan sarana transportasi yang tersedia. Bagi petani kedl, hal yang paling,-+0Cmungkin dilakukan adalah menjual ke pasar desa atau kepada tengkulak..,tuC: : : J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    25/26

    2 :Q.QQ3

    35

    Demikian pula halnya dengan kopi yang terkumpul di pedagang desa, dapatlangsung dijual kepada PPK,PK, PPdan pengekspor, tergantung pada hubunganyang terjadi di antara para pelaku pada rantai pemasaran, seperti saling percayadan permodalan. Kedudukan PPK dan PK hampir sarna yaitu berfungsi sebagaipedagang pengumpul yang dapat secara langsung menjual kopi kepada PP ataupengekspor, berdasarkan pada hubungan tertentu di antara pelaku pemasarano opi tersebut.

    I= ' I "n"C- Petani3-= ' I " 1II.-.:: JIII- PPD: : ; :r : : :-"D: : l -I:: Ji i i ":: JIII0c c0~

    KonsumenDalamNegeri PP Eksportir

    Sum ber: AEKI dan P3K-UG M, 1990Gambar 5. Diagram Pemasaran Kopi Secara Umum di Indonesia

    O Jo(Q Kedua, pemasaran kopi secara langsung dari petani ke pengeksporo);,melalui hubungan tertentu dengan perantaraan KUD dan kelompok tani. Pada'Q~ubungan ini posisi petani tidak semata-mata sebagai penerima harga, tetapig harga dapat disesuaikan berdasarkan pada mutu kopinya. Satu masalah yang.-+~ masih harus diperjuangkan oIeh kelompok tani adalah menetapkan harga0, )C: :J

  • 5/14/2018 2007rku_BAB II Profil Perdagangan Kopi

    26/26

    2 :Q.Q0"3trIt>: : : s. . . .c;cr"Q" 8"0c: : : s. . . .Q: : : s"0Q

    3Qo0 ";:r

    36

    penjualan kopi dalam perjanjian kontrak antara KUD/Gapoktan/kelompok tanidengan pedagang/pengekspor. Selain itu, diperlukan peningkatan efisiensipemasaran, terutama mulai dari tingkat pedagang, pengekspor danpengimpor/konsumen.

    ,;"""J: : : : JIIIr+; : : ; :c:-

    O JoC OoC O::J.oCr-+Cr uC: : : J