20070100 ka andal jalan simpang teritit pondok baru samar kilang
DESCRIPTION
fileTRANSCRIPT
Peraturan Menteri Negara LH 308 Tahun 2005
KERANGKA ACUAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi JalanSimpang Tritit – Pondok Baru – Samar KilangKabupaten Bener MeriahProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tim Teknis AMDAL KhususRehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Peraturan Menteri Negara LH 308 Tahun 2005
KERANGKA ACUAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi JalanSimpang Tritit – Pondok Baru – Samar KilangKabupaten Bener MeriahProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tim Teknis AMDAL KhususRehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Tim Teknis AMDAL Khusus :
Ir. Amirul Mukminin (Ketua)Ir. Nurleli, M.Sc (Sekretaris)Prof. Drs. Soewardi Soekirman, MS (Anggota)Herry Andrian, S.IP (Anggota)Ir. Emi Effendi (Anggota)Ir. Ismail Wahab (Anggota)Ir. Cut Nazli Azizah, MT (Anggota)
i
KATA PENGANTAR
Seiring dengan adanya percepatan pembangunan di wilayah Nanggroe Aceh
Darussalam pasca gempa dan tsunami, sangat diperlukan dokumentasi arahan
(Kerangka Acuan) yang baku agar dapat dijadikan acuan dasar. Badan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi (BRR) NAD – Nias (2006-2009) berencana untuk membantu
percepatan pembangunan tersebut antara lain melalui program rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan dan jembatan mulai dari Jalan Simpang Teritit, Pondok Barusampai ke Samar Kilang di Kabupaten Bener Meriah. Sebelum rencana kegiatan
pembangunan dan peningkatan jalan ini direalisasikan, telah dibentuk Tim Teknis
AMDAL khusus untuk melaksanakan proses pelingkupan (penyusunan dokumen
Kerangka Acuan, KA) yang merujuk Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor
308 tahun 2005. Sebagai catatan, dokumen KA-ANDAL ini, hanya sebagai bahan dasar
(arahan) dan harus dikembangkan atau disesuaikan dengan situasi di lapangan.
Jika dilihat dari relevansi rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca gempa dan tsunami,
kegiatan AMDAL percepatan ini belumlah tepat, sebab lokasi pembangunan dan
peningkatan jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang di Kabupaten Bener
Meriah relatif tidak terkena bencana gempa dan tsunami secara langsung. Namun
dengan adanya bencana banjir dadakan, sporadis (Desember 2006), pertimbangan
pembukaan isolasi wilayah, peningkatan posisi rebut tawar (bargaining) petani yang
tersebar di sepanjang rencana proyek yang berpotensi sebagai pusat penggerak
perekonomian lokal, maka rencana ini bisa saja mendapat perhatian khusus dan
mendesak. Di samping itu, dana yang dikelola oleh BRR memungkinkan untuk
melakukan kegiatan percepatan pembangunan di NAD bersamaan atau secara terpisah
dengan program rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca gempa dan tsunami.
Sumber format pelaporan yang dijadikan acuan dalam penyusunan KA-ANDAL ini
adalah Doc 2/2005 tentang Panduan Pelingkupan Pelaksanaan AMDAL Kegiatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Aceh dan Nias yang terdiri dari 3 BAB, yaitu: (I)
Pendahuluan, (II) Proses AMDAL Khusus, dan (III) Isu-isu Utama. Namun demikian,
pengembangan kluster penulisan menjadi 6 BAB tidak dapat dihindarkan, mengingat
penyusun menganggap penting untuk merujuk juga PerMENLH No.8 Tahun 2006 agar
dokumen tersaji secara ringkas tetapi lengkap dan sistematis.
ii
Selanjutnya, yang perlu dapat perhatian utama adalah dampak penting yang akan timbul
akibat rencana kegiatan ini (yang telah diuraikan pada Bab V) antara lain potensi
terganggunya flora dan fauna setempat (termasuk berkurangannya hutan), bahaya
longsor, banjir dan ladang berpindah; sedangkan dampak positifnya sebagaimana telah
diungkapkan di atas antara lain dapat membuka isolasi wilayah, potensi pengembangan
pusat (sentra) ekonomi dan pengumpulan hasil pertanian untuk kelancaran pemasaran,
penerapan teknologi pertanian dan penyerapan tenaga kerja.
Apa yang diuraikan dan dijelaskan dalam dokumen ini masih bersifat informasi dan
arahan garis besar yang sangat sederhana. Karena disamping untuk menghemat waktu
dan biaya, menyederhanakan teknis kerja (tenaga), juga untuk membedakan terhadap
penyusunan Dokumen Kerangka Acuan ANDAL konvensional (PerMENLH No.8 Tahun
2006). Satu hal yang perlu dipertimbangkan oleh tim penyusun AMDAL berikutnya,
yaitu harus mendeskripsikan dan menjelaskan Metodologi Studi yang akan dipakai pada
Dokumen ANDAL. Sekali lagi, jadikan dokumen ini sebagai acuan dasar. Selanjutnya
tim penyusun (konsultan yang ditunjuk), harus melakukan verifikasi kembali agar dapat
menyesuaikan dan mengembangkannya sesuai kebutuhan. Dengan demikian, akan
diperoleh informasi yang lengkap, efektif dan efisien sehingga dokumen yang dihasilkan
benar-benar dapat diaplikasikan secara operasional.
Akhir kata, Tim teknis khusus mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu ide, pandangan, dan materi sehingga Dokumen KA-ANDAL ini dapat
disusun dengan baik. Tim teknis tidak menutup diri terhadap masukan dan/ atau saran
yang positif dari para sidang pembaca sekalian atau pihak-pihak terkait, yakinlah kami
sudah berikhtiar secara optimal.
Banda Aceh, Januari 2007
Tim Teknis AMDAL Khusus
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................... i DAFTAR TABEL ..................................................................... iv DARTAR GAMBAR ................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. vi
I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
II. PROSES AMDAL KHUSUS....................................................... 6
III. DESKRIPSI RINGKAS RENCANA KEGIATAN......................... 8
IV. HASIL TINJAUAN DAN OBSERVASI LAPANGAN.................. 10
V. PERIORITAS DAMPAK ............................................................. 151. Perioritas Dampak ............................................................... 152. Tingkat Kepentingan Pelaksanaan Rencana Kegiatan .... 183. Kajian Alternatif Rencana Kegiatan .................................... 194. Konsultasi Masyarakat ........................................................ 195. Batas Wilayah Studi ............................................................. 20
VI. ARAHAN DOKUMEN ANDAL, RKL DAN RPL .......................... 241. Metode Studi ......................................................................... 242. Pelaksana Studi (Kepakaran yang Diperlukan) ................. 253. Cakupan Dasar Dokumen ANDAL ...................................... 254. Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan .......... 265. Lain – lain .............................................................................. 27
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Detail Konstruksi Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Blang
Jorong dan Jalan Blang Jorong – Samar Kilang ............................ 11
Tabel 2. Identifikasi Dampak Potensial pada Tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Pasca Konstruksi .................................................... 13
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Topografi Kabupaten Bener Meriah ..................................... 4
Gambar 2. Peta Lokasi Rencana Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang Kabupaten Bener Meriah ................................................................. 5
Gambar 3. Bagan Alir Proses AMDAL yang akan Dilakukan untuk Pemba- ngunan Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang
Kabupaten Bener Meriah ................................................................. 7
Gambar 4. Skema Daerah Manafaat Jalan (DAMAJA) dan Daerah Milik Jalan (DAMIJA) ............................................................................................ 8
Gambar 5. Bagan Alir Proses Pelingkupan .................................................... 12
Gambar 6. Peta Jaringan Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang 14
Gambar 7. Peta Batas Wilayah Studi ................................................................. 23
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Notulen Rapat Komisi Penilai AMDAL Hidup Daerah (AMDALDA)Provinsi NAD, Banda Aceh (27 Desember 2006)
Lampiran B. Daftar Hadir Rapat Komisi Penilai AMDAL Hidup Daerah (AMDALDA)Provinsi NAD, Banda Aceh (27 Desember 2006)
Lampiran C. Deskripsi Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi jalan SimpangTeritit – Pondok Baru - Samar Kilang, Kabupaten Bener Meriah(berdasarkan dokumen yang disampaikan oleh Satker BRR)
Lampiran D. Surat Tugas Tim Teknis
Lampiran E. Foto Hasil Observasi Lapangan
Lampiran F. Hasil Pelingkupan Identifikasi Dampak Potensial dan EvaluasiDampak Hipotetik
Lampiran G. Hands out Presentasi KA-ANDAL pada Rapat Komisi Penilai AMDAL Hidup Daerah (AMDALDA) Provinsi NAD, Banda Aceh (27 Desember 2006)
Lampiran H. Peta Administrasi Kabupaten Bener Meriah
Lampiran I. Peta Tataguna Lahan
1
I. PENDAHULUAN
Pembangunan infrastruktur di suatu daerah atau wilayah merupakan keharusan agar roda
perekonomian dan pemerintahan berjalan lancar dan dinamis. Salah satu infrastruktur
tersebut adalah tersedianya sarana dan prasarana jalan. Dengan adanya rencana
program rehabilitasi dan rekonstruksi Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) – NIAS
tahun 2006 sampai 2009 untuk jalan (termasuk jembatan), diharapkan sedikit membantu
pemulihan Aceh pasca gempa dan tsunami.
Konkretnya, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD – Nias berencana untuk
membangun dan/ atau meningkatkan kembali (rehabilitasi dan rekonstruksi) jalan mulai
dari Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang sepanjang + 64,30 km yang berada
di Kabupaten Bener Meriah. Dengan kata lain, rencana kegiatan pembangunan jalan ini
dilaksanakan di bawah koordinasi Satuan Kerja (Satker) BRR – Pembinaan dan
Perencanaan Jalan NAD di Direktorat Jalan dan Jembatan (sumber: deskripsi proyek,
Desember 2006). Satker inilah bersama dengan pemerintah daerah yang akan berperan
sebagai pemrakarsa kegiatan pembangunan jalan ini.
Jalan yang akan ditingkatkan ini melintasi lingkungan pemukiman penduduk, kebun,
sawah, kawasan hutan produksi dan budidaya serta gunung dan perbukitan. Kondisi jalan
yang ada (existing) dari Simpang Teritit – Pondok Baru (+ 17,6 km) berupa jalan
perkerasan macadam yang masih perlu peningkatan berupa tambal sulam (patching) dan
pembuatan atau perawatan drainase; sedangkan kondisi jalan dari Pondok Baru menuju
Samar Kilang berbelok, berliku, naik (terjal) dan turun (curam – landai) yang berupa jalan
perkerasan (tidak terawat) dan sebagian jalan tanah yang sudah terbentuk badan
jalannya.
Berbagai aspek yang perlu ditangani berkenaan dengan rencana rehablilitasi dan
rekonstruksi jalan ini antara lain: (a) geometrik jalan, (b) perkerasan, dan (c) fungsi,
pelayanan atau tingkat kemampuan jalan.
Sebelum rencana kegiatan ini dilakukan, perlu dibuat studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) Hidup yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 308 tahun 2005 tentang Pelaksanaan Analis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL Hidup), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL hidup)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL Hidup) untuk Kegiatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi di Provinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara. Guna
memenuhi peraturan ini, telah dibentuk Tim Teknis AMDAL khusus untuk melaksanakan
proses pelingkupan (penyusunan arahan dokumen Kerangka Acuan, KA). Bagi tim studi
2
selanjutnya, perlu juga mengacu peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
antara lain (a) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, (b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun
2006 tentang Jenis Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL
Hidup, dan (c) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan AMDAL Hidup.
Karena kegiatan ini masih berupa rencana dan termasuk kegiatan wajib AMDAL (kategori
jalan pedesaan dengan panjang > 30 km), maka kegiatan konstruksi fisik di lapangan
tidak diperkenankan untuk mulai dikerjakan sebelum kajian kelayakan lingkungan di
dalam studi AMDAL selesai dilakukan. Untuk itu, Satker BRR yang bertanggung jawab
harus mengikuti pola perencanaan yang baik, benar dan matang tanpa harus ‘terburu-
buru’ melaksanakan pekerjaan fisik karena alasan percepatan walaupun masyarakat dan
unsur Muspika dan Muspida setempat mendesak agar rencana ini segera direalisasikan.
Hasil pelingkupan oleh Tim Teknis AMDAL khusus rencana pembangunan dan
peningkatan jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang ini merupakan langkah
awal sebagai arahan dasar sebelum ke tahap studi berikutnya (ANDAL, RKL dan RPL).
Proses AMDAL untuk rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Simpang Teritit – Pondok Baru –
Samar Kilang mulai dilakukan oleh tim teknis AMDAL khusus sejak tanggal 6 Desember
2006 yaitu diskusi tentang rencana kegiatan yang disampaikan oleh Satker BRR di Kantor
Bapedalda Propinsi NAD. Selanjutnya dilakukan kunjungan lapangan mulai tanggal 7
Desember 2006 sampai 9 Desember 2006 untuk kebutuhan observasi lapangan dan
pelingkupan. Sebagai catatan, publikasi atau pengumuman pelaksanaan AMDAL untuk
kegiatan ini belum dilakukan dan karenanya harus segera dilaksanakan dengan
koordinasi sekretariat Komisi Penilai AMDAL Propinsi NAD.
Tim Teknis AMDAL khusus yang telah melaksanakan pelingkupan terdiri dari ahli yang
berasal dari praktisi lingkungan, dinas/ instansi terkait, akademisi dan Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi NAD, serta unsur Pemerintah Kabupaten
Bener Meriah.
Secara keseluruhan kegiatan pelingkupan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan yang disampaikan oleh Satker;
2. Penggalian informasi tambahan dari Satker melalui diskusi pembahasan di KantorBapedalda dan selama kunjungan lapangan;
3. Pelaksanaan tinjauan dan observasi lapangan;
4. Identifikasi dampak potensial (desk study) oleh masing-masing anggota Tim Teknis;
5. Diskusi evaluasi dampak hipotetik oleh seluruh anggota Tim Teknis;
3
6. Verifikasi hasil tinjauan lapangan yang dipadankan dengan hasil evaluasi dampakhipotetik; dan
7. Penyusunan laporan pelingkupan menjadi dokumen Kerangka Acuan (KA) ANDAL.
Adapun tujuan dari rencana kegiatan ini antara lain untuk: (a) mempercepat proses
pembangunan di daerah-daerah terisolir namun cukup potensial untuk dikembangkan
(seperti ruas Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang), sehingga manfaatnya
dapat dirasakan secara merata oleh penduduk setempat, (b) membuka isolasi wilayah
secara cepat (baca: mendesak), (c) memudahkan distribusi informasi - komunikasi,
komoditas hasil-hasil pertanian dan hutan, serta (d) membuka potensi pusat
pengembangan perekonomian (lokal). Jadi untuk mencapai itu semua, ketersediaan jalan;
sarana dan prasarana transportasi yang baik, mutlak adanya.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memanfaatkan momen
rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca gempa dan tsunami melalui BRR Aceh – Nias (2006
– 2009).
4
Gambar 1. Peta Topografi Kabupaten Bener Meriah
5
Gambar 2. Peta Lokasi Rencana Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan SimpangTeritit – Pondok Baru – Samar Kilang Kabupaten Bener Meriah
6
II. PROSES AMDAL KHUSUS
Yang dimaksud dengan proses AMDAL khusus adalah kegiatan penyusunan AMDAL
dengan melalui proses tertentu dimana pelingkupan (untuk dokumen KA-ANDAL)
melibatkan satu tim teknis khusus yang terdiri dari berbagai unsur kepakaran, agar waktu
tempuh yang dibutuhkan lebih cepat dan tepat dengan tidak mengabaikan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, utamanya Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 308 Tahun 2005.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, proses AMDAL untuk kegiatan pembangunan
jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang menggunakan mekanisme khusus
yang hanya berlaku di Provinsi NAD dan Pulau Nias.
Secara singkat, proses AMDAL secara keseluruhan dapat mengacu pada bagan alir yang
didiperlihatkan pada Gambar 3. Untuk mendapat pemahaman yang lebih lengkap, semua
pihak terkait agar dapat membaca isi dari Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 308 Tahun 2005 agar memperoleh kejelasan tentang kerangka kerja proses
AMDAL khusus. Sebagai bahan perbandingan dengan proses AMDAL konvensional yang
berlaku di tempat lain di Indonesia, pengguna dokumen ini dapat melihat Peraturan
Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL Hidup dan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL
Hidup.
Tanda panah menunjukkan tahap-tahap proses AMDAL yang telah dilakukan dan yang
harus segera dilakukan karena telah terlambat dan tidak mengikuti sekuensial yang
seharusnya dilakukan. Sekali lagi, pekerjaan pembangunan fisik tidak boleh dilakukan
sebelum proses kajian AMDAL selesai dilakukan. Namun demikian hal ini perlu dijelaskan
bahwa karena bersifat rehabilitasi dan rekonstruksi, saat ini di lokasi rencana kegiatan
sudah ada jalan existing yang akan diperbaiki dan ditingkatkan. Tahap pengumuman,
yang diberi tanda panah terputus, belum dilakukan. Karenanya, seiring dengan proses
pelingkupan ini, pemrakarsa harus segera melaksanakan pengumuman dan
mengakomodasi masukan masyarakat di dalam proses konsultasi masyarakat pada saat
melakukan pelibatan masyarakat dan studi ANDAL-nya (sumber: Dokumen KA-ANDAL
Pembangunan Jalan Alue Rumbia - Manggamat di Kabupaten Aceh Selatan, September
2006).
7
Gambar 3. Bagan Alir Proses AMDAL yang akan Dilakukan untuk PembangunanJalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang di KabupatenBener Meriah
Proses penapisan melalui daftarkegiatan wajib AMDAL
Proposal kegiatan dari pemrakarsadan pengumuman
AMDAL disyaratkan AMDAL tidak diperlukan
Penyusunan UpayaPengelolaan dan Pemantauan
lingkungan (UKL-UPL)
Penyusunan Kerangka Acuan (KAANDAL) oleh Tim Teknis danPembahasan KA ANDAL oleh
Komisi & Pemrakarsa
Penyusunan dokumen ANDAL, RKLdan RPL oleh Pemrakarsa
Penilaian ANDAL, RKL danRPL oleh Komisi
Persetujuan olehGubernur
Perijinan
Pembangunan fisik
Belum dilakukan
Selesai dilakukan
8
III. DESKRIPSI RINGKAS RENCANA KEGIATAN
Berdasarkan data deskripsi proyek (Desember, 2006), ruas jalan yang akan ditangani
mempunyai panjang lintasan +64,30 km. Lokasi kegiatan berada di Kabupaten Kabupaten
Bener Meriah dimana status kawasan termasuk hutan produksi dan kawasan budidaya
(status kawasan harus dicek kembali oleh pemrakarsa dan konsultan penyusun). Kondisi
jalan masih perlu penanganan dari segala aspek terutama geometrik jalan, tingkat
pelayanan, dan perkerasan. Ketiga aspek tersebut akan menjadi perioritas utama dalam
penanganan ruas jalan ini. Rencana perbaikan yang akan dilakukan adalah alinemen
horizontal dan vertikal supaya dapat meningkatkan kapasitas pelayanan sehingga
pengemudi atau pengguna jalan bisa mendapatkan kenyamanan dalam berkendara.
Hingga saat ini tidak ada uraian atau deskripsi rencana kegiatan yang cukup
komprehensif. Demikian pula belum ada besaran-besaran kegiatan yang cukup definitif
untuk seluruh ruas jalan tersebut seperi lebar jalan, bahu jalan, pembebasan di luar
daerah manfaat jalan (DAMAJA) yang ada, dan lain-lain. Untuk mengakomodasi
pembangunan yang baik, maka perencanaan yang matang harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum melakukan kegiatan konstruksi fisik di lapangan. Gambar 4 di bawah ini
merupakan skema DAMAJA dan DAMIJA yang menggambarkan besaran secara baku.
Bagaimanapun, tidak boleh ada bangunan berdiri di sepanjang DAMIJA tersebut.
Gambar 4. Skema Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) dan Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
Adapun beberapa cakupan dan komponen kegiatan pembangunan struktural jalan
umumnya adalah sebagai berikut (sumber: deskripsi singkat proyek, Desember 2006):
1. Pembukaan jalan baru;2. Perbaikan geometrik jalan, yang terdiri dari: (a) perbaikan tikungan (alinemen
horizontal), (b) tanjakan yang disesuaikan (alinemen vertikal), dan (c) penataan bahujalan;
4.5 m – 6 m 4.5 m – 6 m1.5 m 1.5 m
1 m6 m
0,01%0,04%
8 cm
25 cm
DAMAJA
ROW6 m
DAMIJA
9
3. Pembangunan/perbaikan drainase;4. Perbaikan di luar DAMIJA;5. Pemasangan dinding penahan (longsor);6. Pembuatan bangunan tambahan (curb/ kereb, dan rambu-rambu lalu lintas);7. Perbaikan dan pembangunan jembatan baru;8. Pembuatan gorong-gorong; dan9. Perkerasan, peningkatan/ pengaspalan (tipeHRS).
(perlu dirinci kembali dan diuraikan dengan jelas oleh pemrakarsa kegiatan)
Peralatan yang umumnya digunakan adalah excavator, buldozer, motor grader, vibrator
roller, water tank, dan dump truck. Untuk lapisan penutup dilengkapi dengan AMP, asphalt
finisher serta pneumatic roller yang berskala sedang, sesuai dengan daya dukung jalan.
Rencana mobilisasi peralatan berat ini harus segera diperhitungkan dengan baik (jumlah
dan jadwalnya) guna mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul akibat kegiatan
konstruksi. Penggunaan sejumlah tenaga kerja merupakan aspek lain yang harus
direncanakan untuk mengantisipasi dampak sosial ekonomi dan budaya.
Adapun komponen kegiatan yang umum dilakukan bagi pemeliharaan dan peningkatan
jalan adalah sebagai berikut (sumber: KA-ANDAL Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Alue Rumbia – Menggamat, September 2006):
1. Mobilisasi tenaga kerja dan peralatan;2. Pembangunan sarana drainase jalan;3. Galian dan timbunan (cut and fill);4. Pelebaran, perkerasan, dan penataan bahu jalan;5. Penataan rambu lalu lintas;6. Perkerasan berbutir;7. Perkerasan aspal;8. Pekerjaan struktur;9. Pengembalian kondisi;10. Pembangunan, perawatan , perbaikan dan pemeliharaan jalan; serta11. Pemeliharaan harian.
Adanya momentum penyaluran dana dari BRR ini merupakan saat yang tepat untuk
merealisasikan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Simpang Teritit – Pondok Baru
– Samar Kilang dalam waktu dekat. Dengan adanya perbaikan dan pembangunan jalan ini
diharapkan isolasi wilayah akan terbuka, infrastruktur jalan semakin baik, transportasi
pemasaran komoditas pertanian (hortikultura, hasil kebun dan sawah) akan lancar yang
akan meningkatkan posisi rebut tawar (bargaining) petani. Disamping itu, akan
memudahkan mobilitas penduduk setempat serta pergerakan arus barang dan jasa
melalui jalan darat antar kecamatan dapat terselenggara dengan lebih baik.
10
IV. HASIL TINJAUAN DAN OBSERVASI LAPANGAN
Tinjauan (site visit) dan observasi lapangan dilakukan oleh tim studi dimulai dari Kota
Takengon, persimpangan jalan Teritit, Pondok Baru sampai ke Samar Kilang dengan
menggunakan kendaraan 4W Drive. Sebagaimana di jelaskan sebelumnya, di sepanjang
kanan kiri rencana pembangunan dan peningkatan jalan terdapat kebun, sawah, sungai,
dan/ atau hutan. Kondisi jalan berbelok, berliku, naik (mendaki) dan turun (curam sampai
landai) karena berada di daerah perbukitan dan gunung. Ada beberapa bagian ruas jalan
yang telah dilengkapi dengan jembatan tetapi dalam keadaan rusak, di bagian tertentu
masih belum ada drainase serta sangat rawan longsor. Mengingat rencana pembangunan
jalan ini akan melalui kawasan hutan (produksi dan budidaya), Satker sebagai
pemrakarsa harus melakukan koordinasi dengan dinas terkait yang menangani
kehutananan untuk memastikan bahwa trase jalan di antara ujung Pondok Baru – Samar
Kilang tidak mengganggu fungsi ekologi hutan.
Rencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Simpang Teritit – Pondok Baru –
Samar Kilang meliputi pemeliharan, peningkatan, dan/ atau pelebaran terhadap jalan
existing serta pembangunan jalan yang masih berupa sirtu dan jalan tanah (sub-grade).
Jalur jalan yang akan dibangun melalui empat kecamatan, yaitu Uweh Pesam (Simpang
Balik), Bukit (Simpang Tiga), Bandar (Janarata), dan Syiah Utama (Samar Kilang).
Ruas jalan dari Simpang Teritit - Pondok Baru merupakan jalan existing yang belum
dilengkapi dengan bahu jalan, drainase serta ROW yang direncanakan, sementara dari
Pondok Baru – Samar Kilang masih merupakan jalan tanah dasar (sub- grade) yang
belum mengalami perkerasan. Di sepanjang ruas jalan Pondok Baru – Samar Kilang
dijumpai 3 jembatan sementara (dalam kondisi rusak), satu jembatan permanen (kondisi
baik), dan 8 jembatan rangka kayu (yang ditimbun tanah dalam keadaan rusak). Juga
dilalui dua sungai besar, yaitu Sungai Jambo Aye dan Sungai Arakundo serta enam alur
liar dari pegunungan. Material sirtu ada yang dapat diambil dari dua sungai tersebut
sedangkan bahan galian bisa didapatkan dari hasil cut and fill daerah tebing.
Peningkatan jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang bertujuan untuk
membuka isolasi masyarakat dan meningkatkan kemudahan masyarakat berinteraksi
khususnya masyarakat Desa Samar Kilang yang sudah sekian lama terisolir dan
tertinggal, sehingga diharapkan aksesibilitas dapat lebih ditingkatkan.
Ruas jalan yang akan ditingkatkan merupakan jalan provinsi terletak pada daerah
pegunungan dimana baik alinemen vertikal dan horizontal yaitu terhadap tikungan
maupun tanjakan/ turunan banyak mengikuti garis topografi dan disertai dengan tanjakan
11
dan turunan yang relatif tajam. Lokasi jalan dapat dilihat pada Lampiran D Gambar 1 – 11
dengan titik asal dimulai dari Simpang Teritit sampai titik akhir pada Desa Samar Kilang.
Untuk lebih jelasnya detail konstruksi jalan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Detail Konstruksi Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Blang jorong danJalan Blang Jorong – Samar Kilang
RUAS JALANNo DESKRIPSI SP. Teritit – P. Baru – Blang Jorong
(STA 0+00 – STA 17+600)Blang Jorong – Samar Kilang(STA 17+600 – STA 64+300)
1 Lokasi Kec. Weh Pesam & Kec. Bukit Kec. Bandar & Kec. Syiah Utama2 Status Jalan Jalan Provinsi (P.067) Jalan Provinsi (P.067)3 Panjang Jalan 17.6 km 46,7 km4 Lebar Badan Jalan 4,5 – 6 m 4,5 – 6 m5 Jenis Permukaan Perkerasan macadam (pakhlaag) Jalan tanh (sub – grade)6 Kondisi Permukaan Existing Berlubang dan retak memanjang Rusak sampai rusak berat7 Guna Lahan Pemukiman & kebun - persawahan Perkampungan & hutan budidaya8 Status Lahan Tanah negara dan hak milik Tanah negara9 Jenis Jembatan Jemb. konvensional, perlu ditingkatkan Jembatan bailey dan kayu
Permukiman penduduk cukup padat yang tersebar di kanan kiri jalan sepanjang Simpang
Teritit – Pondok Baru, sedangkan dari Pondok Baru sampai Desa Rusif terdapat usaha
pertanian (kebun dan hortikultura) yang diselingi oleh semak belukar dan hutan. Vegetasi
yang ada meliputi vegetasi pegunungan yang ditandai oleh semak belukar, hutan primer
dan tanaman berbunga yang berwarna cerah. Selain itu, terdapat tanaman hortikultura
seperti sayuran, tanaman hias serta palawija. Di ujung titik jalan terdapat pemukiman
penduduk Samar Kilang yang dihuni sekitar 250 KK dan terdapat Sungai Arakundo yang
potensial - banyak menyediakan material sirtu.
Satu hal penting mengapa pembangunan dan peningkatan jalan Simpang Teritit – Pondok
Baru dan Samar Kilang perlu direalisasikan, karena daerah ini cukup potensial untuk menjadi
daerah pusat dan penghasil produk pertanian.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah konservasi sumber daya air, mengingat
sumber air ini sangat berlimpah dan masih memiliki kualitas yang sangat baik. Cadangan
dan penyediaan material konstruksi jalan dapat dijumpai di sepanjang jalur jalan atau di
daerah rencana kegiatan. Untuk itu, pengambilan pasir dan batu (sirtu) disarankan agar
diambil secara terdistribusi di seluruh daerah tersebut dan tidak diambil secara
terkonsentrasi untuk mengurangi risiko dampak lingkungan. Areal pengambilan material
konstruksi harus dikelola melalui rencana rehabilitasi yang memadai. Kebutuhan material
konstruksi harus diestimasi dan diuraikan dengan baik pada deskripsi kegiatan di dalam
laporan ANDAL.
12
Berdasarkan wawancara dengan aparat Pemerintahan di Takengon dan masyarakat di
Pondok Baru dan Samar Kilang, mereka menaruh pengharapan yang tinggi untuk
memperoleh fasilitas jalan. Mereka dapat kompromi dengan ganti rugi lahan yang
terpakai, jika proyek ini direalisasikan. Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik secara
aspek sosial ekonomi budaya sehingga tidak menimbulkan keresahan atau dampak sosial
yang negatif. Batas wilayah studi secara umum telah ditentukan oleh tim teknis (Gambar
7), namun tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan wilayahnya sesuai dengan
pengamatan pemrakarsa dan tim studi selanjutnya.
Sumber: PerMENLH No.8 Tahun 2006
Gambar 5 di atas, dapat dijadikan patokan ketika melakukan proses pelingkupan. Proses
pelingkupan dimulai dari mengkaji deskripsi rencana kegiatan secara desk study
kemudian melakukan observasi lapangan secara langsung untuk melihat rona lingkungan
hidup awal. Pada saat observasi lapangan ini, dilakukan juga identifikasi dampak
potensial. Dampak potensial yang telah didapat kemudian dievaluasi. Evaluasi dampak
penting hipotetik ini dapat dilakukan langsung di lapangan atau setelah kembali dari
lapangan. Setelah diklarifikasi, didapatlah prioritas dampak penting hipotetik yang
menjadi dasar atau inti dari keseluruhan kajian dokumen ANDAL, RKL dan RPL nanti.
Jenis rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah rehabilitasi dan rekonstruksi ruas
jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang. Rona lingkungan hidup awal secara
garis besar telah diuraikan pada bagian Hasil Tinjauan dan Observasi Lapangan,
sedangkan identifikasi dampak potensial dan evaluasi dampak hipotetik dapat dilihat pada
Lampiran F. Adapun prioritas dampak penting hipotetik disajikan pada Bab V.
DeskripsiRencanaKegiatan
RonaLingkungan
Hidup
DampakPotensial
DampakPenting
Hipotetik
IdentifikasiDampak
Potensial
PrioritasDampakPenting
Hipotetik
EvaluasiDampakHipotetik
KlasifikasidampakPrioritas
Gambar 5. Bagan Alir Proses Pelingkupan
13
Penilaian dampak dilakukan secara holistik yang mencakup dampak kegiatan pada
tahapan pra-konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi. Dalam deskripsi kegiatan yang
disusun Satker (Desember 2006), pemrakarsa telah mengidentifikasi berbagai potensi
dampak yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Identifikasi Dampak Potensial pada Tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi danPasca Konstruksi.
DAMPAKNO TAHAP KEGIATAN POSITIF NEGATIF1 Pra – Konstruksi: a. peningkatan ekonomi masyarakat a. kehilangan sumber mata pencaharian yg
(akibat ganti rugi pembebasan lahan) permanen (akibat pembebasan lahan)b. terbukanya jaringan antar beberapa b. terjadi migrasipenduduk
kawasan (zona)
2 Konstruksi: a. aksessibilitas dapat lebih ditingkatkan a. terjadinya kerusakan htn, gangguan satwa,b. penyerapan tenaga kerja lokal penurunan jumlah & prod. keragaman florac. peningkatan jumlah penduduk b. perambahan hutand. membuka peluang usaha c. perubahan bentang alam
d. perubahan tataguna lahane. peningkatan kebisinganf. penurunan kualitas udarag. penurunan kualitas airh. perubahan debit airi. bahaya longsor akibat perubahan stabilitas
tanah dan lereng
3 Pasca Konstruksi: a. peningkatan transportasi (pengem- a. peningkatan kebisinganbangan wilayah) b. penurunan kualitas udara
b. kelancaran pergerakan (movement)/ c. kemungkinan longsor akibat beban danaksesibilitas menjadi tinggi getaran kendaraan lewat
c. peningkatan perekonomian lokal dan d. peningkatan gangguan satwa liarregional e. kemudahan akses illegal logging
d. penumbuhan mata pencaharian f. terganggunya fungsi ekologi hutan(terjadi link/pergerakan antar kwsn.)
e. peningkatan produksi tanaman terutama tanaman hortikultura
f. peningkatan aplikasi teknologi pertaniang. peningkatan luas areal pengembalaan
ternakh. peningkatan arus frek. perdagangani. penumbuhan pusat ekonomi baruj. peningkatan derajat pendidikank. peningkatan estetika lingkungan
14
Gambar 6. Peta Jaringan Jalan
Disiapkan oleh Bapak Emi Efendi (Praswil NAD)
15
V. PRIORITAS DAMPAK PENTING
Secara normatif dari daftar penapisan, rencana kegiatan pembangunan atau peningkatan
jalan perlu dikaji dampak lingkungannya karena faktor-faktor sebagai berikut: (a)
bangkitan lalu lintas – termasuk traffic jam, (b) dampak kebisingan, (c) getaran, (d) emisi
yang tinggi, (e) gangguan visual, dan (f) dampak sosial (Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005).
Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan oleh tim teknis, 7 Desember 2006
sampai dengan 9 Desember 2006, berikut adalah prioritas dampak yang terkait dengan
potensi dampak akibat pembangunan dan peningkatan jalan Simpang Teritit – Pondok
Baru – Samar Kilang. Sedapat mungkin, pelaksana studi harus memenuhi permintaan
dari dokumen Kerangka Acuan ini untuk menjawab prioritas dampak penting hipotetik.
Dalam analisis perioritas dampak ini, tak dapat dihindari ada beberapa kesamaan isu
utama dengan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan sejenis yang ada di Aceh
Selatan.
1. Prioritas Dampak
A. Tata Ruang (kepemilikan lahan, tataguna lahan, prasarana jalan dan lalu lintas,serta estetika lingkungan)
1) Kaji apakah rencana pembangunan dan peningkatan jalan ini sudah sesuai
dengan tata ruang Kabupaten Bener Meriah, meskipun jalan yang akan
dibangun atau ditingkatkan saat ini sudah ada (existing).
2) Kaji potensi dampak positif dan negatif dari pembangunan jalan terhadap
perubahan bentang alam ditinjau dari segi estetika lingkungan dan sarankan
pengelolaan lingkungan sehingga diperoleh penataan jalur jalan yang baik.
3) Kaji dan konfirmasikan (dengan instansi terkait) status kepemilikan lahan di
sepanjang trase jalan yang direncanakan dari sisi kepemilikan masyarakat
ataupun dari sisi pembatasan hutan produksi terkait dengan tata guna lahan
yang berlaku. Uraikan rencana pembebasan tanah yang nantinya merupakan
DAMAJA dan DAMIJA. Kaji dan koordinasikan juga potensi konflik
penggunaan/pembukaan jalan dengan penataan hutan (kebijakan, upaya
konservasi, atau tukar pakai yang telah atau akan dilakukan). Uraikan prosedur
alih fungsi hutan yang telah atau akan ditempuh kegiatan ini.
4) Kaji potensi-potensi desa yang akan terkena dampak (antara lain tanaman dari
kebun masyarakat dan persawahan) akibat pembebasan lahan untuk
pembangunan jalan. Lakukan valuasi ekonomi sehingga dapat memprediksi
16
keuntungan dan kerugian masyarakat akibat kegiatan pembebasan lahan
tersebut.
5) Kaji alternatif sumber penyediaan bahan baku untuk pembangunan jalan,
lokasi quarry dan bahan material lainnya yang akan digunakan selama
pelaksanaan pembangunan jalan hingga perkerasan dan pelapisan jalan.
Estimasikan volume material bahan galian untuk kebutuhan pembangunan
jalan yang diambil untuk seluruh rencana kegiatan.
6) Kaji potensi perubahan land use di sepanjang jalan baru. Rencanakan
pengawasan dan pengaturan yang tepat bagi pemukiman yang biasanya tidak
terkontrol, kecenderungan mendekati DAMIJA. Koordinasikan dengan instansi
yang melakukan pengawasan terhadap peraturan mengenai tata ruang. Kaji
juga pengaturan pemukiman sepanjang jalan yang ada dengan menerapkan
pentaatan DAMIJA dan sempadan bangunan agar tidak ada masalah klaim di
masa mendatang dan potensi kecelakaan.
B. Geofisik – Kimia (konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pengelolaan risiko dan
bahaya)
1) Pada tahap konstruksi, kaji dampak kebisingan terhadap manusia ataupun
satwa liar karena kegiatan berdekatan dengan hutan produksi dan budidaya,
meskipun kegiatan konstrukdi ini bersifat temporer.
2) Kaji dampak pencemaran udara (seperti debu dan asap) dari pemasakan aspal
dan konstruksi secara keseluruhan. Lokasi AMP agar ditempatkan jauh dari
lokasi kegiatan penduduk sehingga akan mengurangi dampak pencemaran
terhadap manusia.
3) Kaji dan perhitungkan kestabilan lereng, potensi erosi, drainase di kanan kiri
jalan, sedimentasi, dan longsoran pada rencana jalur jalan terutama saat
kegiatan cut and fill dilakukan pada tahap konstruksi. Sarankan cara-cara
penanganan untuk menjaga kestabilan lereng tersebut. Longsoran akibat
kegiatan galian dan timbunan (cut and fill) merupakan salah satu dampak
penting akibat kegiatan pembangunan jalan. Untuk itu kajian ANDAL harus
memprediksi dan mengevaluasi masalah longsoran yang ditimbulkan dari
kegiatan pembangunan jalan. Hal ini akan berkaitan dengan keselamatan
pekerja, pemakai jalan, dan dampak lanjutan terhadap erosi lereng dan
sedimentasi di badan-badan air yang ada. Kaji potensi sedimentasi akibat
longsoran dan erosi yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut. Rencanakan
17
upaya untuk menjaga kualitas air permukaan dari pengaruh dampak kegiatan
pembangunan jalan.
4) Perhitungkan pengaruh mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
terhadap kondisi jalan existing sehingga dapat disarankan langkah-langkah
pengelolaan terhadap jalan yang ada.
5) Kaji alternatif pemilihan lokasi base camp proyek/ AMP serta dampak terhadap
lingkungan sekitarnya.
C. Hidro-geologi
1) Kaji dampak lingkungan dari pembangunan jalan terhadap daerah aliran
sungai (DAS): kualitas air sungai, debit air sungai, daerah resapan air, erosi.
2) Kaji dampak pembangunan jalan terhadap potensi peningkatan estetika
lingkungan pada tahap pasca operasi sehingga dapat mempertahankan fungsi
tata air yang ada.
3) Kaji kenungkinan terjadinya perubahan muka air tanah dan aliran permukaan
(run off), sebab perubahan bentang alam dapat mempengaruhi daerah
resapan dan ketinggian muka air tanah.
D. Biologi (flora dan fauna)
1) Kaji seberapa besar dampak kehilangan sejumlah pepohonan yang ada,
karena peningkatan dan pembangunan jalan ini akan melintasi hutan.
2) Lakukan studi tentang keragaman flora dan fauna (termasuk homerange
fauna) di sepanjang jalur rencana jalan. Dengan terbukanya jalan akan memicu
timbulnya perkampungan baru sehingga terjadi potensi konflik dengan satwa
liar. Antisipasi masalah tersebut dan sarankan langkah-langkah pengelolaan
terhadap flora dan fauna yang khas dan spesifik yang hanya terdapat di daerah
tertentu (endemik) yang dilindungi oleh undang-undang. Hal ini terkait dengan
informasi masyarakat tentang keberadaan harimau, beruang, babi hutan, rusa
dan ular di lokasi tersebut.
3) Gambarkan ciri-ciri dan kondisi vegetasi asli termasuk faunanya serta
kemungkinan terganggu akibat adanya kegiatan.
E. Sosial, Ekonomi, Budaya
1) Kaji potensi klaim lahan di kanan kiri jalan setelah pekerjaan konstruksi jalan
selesai dilaksanakan. Lakukan koordinasi dengan dinas dan instansi terkait
yang mengatur dan mengendalikan kepemilikan lahan. Kejelasan atas
18
kepemilikan lahan di sekitar jalur jalan akan mempermudah pengelolaan
potensi konflik tersebut.
2) Kaji potensi pengembangan pusat ekonomi dan pengumpulan hasil pertanian
untuk kelancaran pemasaran dan aplikasi teknologi pertanian. Kaji juga potensi
pengembangan wilayah dari sisi komoditas yang dihasilkan dan kaji dampak
dari pengembangan jalan terhadap mobilitas penduduk dan kegiatan ekonomi.
3) Kaji pandangan masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan jalan.
Hal ini mencakup keinginan masyarakat terhadap keberadaan jalan, peran
serta masyarakat terhadap pengadaan lahan, potensi masalah yang mungkin
timbul, dan masalah perekrutan tenaga kerja lokal.
4) Lakukan inventarisasi potensi penggunaan tenaga kerja dan sarankan agar
mengutamakan tenaga lokal untuk kegiatan pembangunan jalan. Kaji dan
uraikan peluang dan penggunaan tenaga kerja lokal yang mungkin timbul
sesuai dengan keahlian yang diperlukan selama pekerjaan pembangunan jalan
untuk mengurangi gejolak/kecemburuan sosial dan pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial ekonomi setempat. Kaji pula potensi dampak positif dari
kegiatan pembangunan jalan ini terhadap kegiatan ekonomi mikro setempat.
F. Kesehatan Masyarakat
1) Lakukan analisis data dasar mengenai kesehatan masyarakat di wilayah
Kabupaten Bener Meriah dan wilayah kecamatan yang akan dilalui oleh
rencana peningkatan dan pembangunan Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru
– Samar Kilang.
2) Kaji kemungkinan timbulnya dampak pencemaran akibat peningkatan dan
pembangunan ruas Jjalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang.
2. Tingkat Kepentingan Pelaksanaan Rencana Kegiatan
a) Berdasarkan sigi lapangan, kondisi topografi lahan cukup bervariasi sehingga
rencana kegiatan konstruksi jalan mencakup kegiatan alinemen vertikal dan
horizontal. Deskripsikan secara rinci mengenai spesifikasi rencana kegiatan
pembangunan jalan dengan mempertimbangkan aspek teknis pembangunan jalan,
harapan/ masukan masyarakat, pilihan jalur jalan yang lebih optimal (kelandaian),
serta optimasi pembangunan jalan secara keseluruhan.
b) Ruas jalan Simpang Teritit – Pondok Baru - Samar Kilang dapat dibagi dua, yaitu
jalan existing dan jalan yang perlu dibangun atau ditingkatkan kembali. Uraikan
19
rencana kegiatan pembangunan ruas jalan tersebut secara lengkap dan jelas.
Deskripsikan berbagai alternatif konstruksi jalan yang akan digunakan (tipe yang
digunakan) dan metode pembangunannya.
c) Kebutuhan jalan ini mutlak mengingat isolasi wilayah, potensi peningkatan
perekonomian lokal, dan terputusnya sarana jalan akibat banjir di sekitar Desa
Rusif (Desember 2006). Deskripsikan dan berikan justifikasi tujuan dan manfaat
dari pengembangan jalan tersebut. Selanjutnya, terkait dengan analisis jaringan
jalan, kaji pula pusat-pusat pengembangan wilayah existing dan prediksikan
pengembangan pusat-pusat wilayah setelah pembangunan jalan tersebut.
3. Kajian Alternatif Rencana Kegiatan
a. Uraikan dan berikan alasan penggunaan alternatif-alternatif jalur jalan berdasarkan
situasi nyata di lapangan, disain awal, dan desain akhir yang disepakati. Lakukan
analisis manfaat proyek misalnya dalam rangka membuka isolasi daerah dan
peningkatan perekonomian lokal antara lain dalam memfasilitasi pemasaran hasil
pertanian. Hal ini terkait dengan justifikasi pentingnya proyek jalan tersebut
dilaksanakan.
b. Deskripsikan rona awal lingkungan yang terkait dengan lokasi jalur jalan yang
dipilih termasuk di dalamnya sistem pertanian (ladang) yang masih berpindah-
pindah. Dengan demikian didapatkan alternatif sistem pertanian yang baru bagi
masyarakat setempat.
c. Uraikan dampak-dampak positif dengan dukungan data ilmiah yang memadai yang
mungkin timbul akibat pelaksanaan rencana pembangunan jalan sehingga dapat
meyakinkan pengambil keputusan bahwa kegiatan ini perlu segera dilakukan
dengan alternatif yang terukur (apabila dirasa perlu dapat dimabil beberapa
alternatif kegiata tertentu). Hal ini mencakup antara lain: kelancaran transportasi,
peningkatan kegiatan ekonomi pedesaan, penyebaran penduduk yang merata,
partisipasi angkatan kerja, menurunkan tingkat pengangguran, peningkatan
pendapatan petani, peningkatan mobilisasi penduduk, peningkatan pendidikan
formal, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan kegiatan
keagamaan untuk meredam gejolak yang mungkin muncul.
4. Konsultasi Masyarakat
a) Lakukan konsultasi dengan pihak terkait dari pemda/dinas-dinas di lingkungan
Kabupaten Bener Meriah terutama instansi yang menangani kehutanan (untuk
20
klarifikasi fungsi hutan lindung, produksi, budidaya dan kegiatan penebangan
pohon bagi kebutuhan jalur jalan ataupun pengawasan penebangan liar),
BAPPEDA (untuk perencanaan pengembangan wilayah), BPN (untuk pengaturan
alokasi lahan dan potensi klaim lahan dari masyarajat), PU (untuk rencana
jaringan jalan dan penataan pemukiman), dan Dinas Perhubungan Darat (untuk
pengendalian lalu lintas).
b) Lakukan konsultasi dengan masyarakat lokal, terutama penduduk di sepanjang
jalur rencana jalan sehingga masyarakat mendapat informasi yang memadai
tentang rencana pembangunan di sekitar tempat tinggal mereka dan dapat
berpartisipasi menuju pembangunan masyarakat yang ideal. Tampung berbagai
usulan dari masyarakat dan kaji implikasinya terhadap kegiatan pembangunan
ruas Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang sehingga semua pihak
mendapatkan manfaat.
5. Wilayah Studi
Berdasarkan analisis dari hasil observasi lapangan, Tim Teknis dan Pemrakarsa
kegiatan pembangunan ruas Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang
menetapkan batas-batas wilayah studi untuk memastikan pelaksanaan studi yang
fokus dan tepat serta efektif. Batas wilayah studi kemudian digunakan untuk
menentukan titik-titik sampel guna keperluan pengambilan data primer dan sekunder
sebagai kebutuhan penelitian dan pengkajian serta prediksi dampak. Selain mengacu
kepada definisi batas wilayah studi yang berlaku, setiap penarikan garis batas pada
peta dengan skala yang memadai harus dilengkapi dengan alasan yang tepat dan
rasional. Alasan serta justifikasi tersebut harus juga dilakukan pada saat menentukan
titik-titik sampel yang berada di dalam resultante batas wilayah studi yang dimaksud.
Dalam menentukan batas wilayah tersebut, pemrakarsa agar mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:
a) Batas Proyek
Batas proyek harus dikonsentrasikan pada DAMIJA yang dikaji terhadap tata
ruang dan klaim masyarakat yang mungkin timbul di masa mendatang. Batas
proyek difokuskan pada ROW, lebar jalan (4.5 -6 m) ditambah bahu di kanan kiri
jalan, serta harus mempertimbangkan fasilitas jalan dan areal quarry untuk
penyediaan material jalan dengan jarak yang memadai dari kegiatan/ aktifitas fisik
pada masing-masing komponen kegiatan.
21
Jadi batas proyek ditentukan dari Simpang Teritit (km 0) – Pondok Baru (km 17.5)
– Samar Kilang (km 67.5), ROW di tambah lebar lebar jalan termasuk bahu jalan,
areal penempatan quarry dan fasilitas jalan (Lihat Gambar 7).
b) Batas Ekologis
Penentuan batas ekologis agar mempertimbangkan keberadaan berbagai badan
air (Daerah Aliran Sungai = DAS) di sekitar lokasi trase jalan. Batas ekologis juga
agar mempertimbangkan arah angin dominan (yang dianalisis melalui kajian wind
rose) di sekitar lokasi kegiatan guna memperkirakan dampak penyebaran emisi
debu. Selain itu, batas ekologis harus mempertimbangan keberadaan/lokasi hutan
lindung yang terdekat atau berbatasan dengan batas proyek. Pemrakarsa kegiatan
dan tim penyusun AMDAL nanti sebaiknya memastikan status hukum kawasan
apakah termasuk kawasan hutan lindung atau kawasan observasi.
Secara konkret, batas ekologis mencakup sepanjang jalan yang akan dibangun
atau ditingkatkan, 100 m sampai 500 m di kanan kiri jalan, dan DAS dengan jarak
100 m ke hulu dan 100 m ke hilir.
c) Batas Administrasi
Batas administrasi agar difokuskan pada wilayah administrasi seluruh kecamatan
yang dilalui proyek ini seperti Uweh Pesam (Simpang Balik), Bukit (Simpang Tiga),
Bandar (Janarata), dan Syiah Utama (Samar Kilang) dan secara khusus pada
desa-desa yang akan dilalui proyek jalan ini (perlu dicek kembali oleh Tim
penyusun ANDAL, RKL dan RPL nanti). Penentuan batas administrasi tersebut
dapat ditentukan dengan mempertimbangkan luas wilayah dan sebaran dampak
sehingga diperoleh batasan yang rasional. Penentuan batas administrasi ini
sedapat mungkin harus mengacu pada rencana tata ruang Kabupaten Aceh
Tengah dan Bener Meriah serta memperhitungkan kewenangan pengawasan dari
wilayah administrasi terhadap dampak yang mungkin timbul seperti halnya
kegiatan penebangan hutan secara liar (illegal logging).
d) Batas Sosial
Batas sosial agar difokuskan pada pemukiman di daerah-daerah yang terkena
langsung oleh kegiatan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi jalan mulai dari
Simpang Teritit – Pondok Baru sampai Samar Kilang. Desa-desa yang masuk
dalam batas sosial ini mencakup desa-desa yang ada di wilayah Simpang Teritit
dan Pondok Baru yang terkait langsung dengan rencana peningkatan jalan. Selain
itu, desa-desa yang ada di Kecamatn Syiah Utama antara lain: (a) 11 desa yang
ada di Samar Kilang, (b) Desa Mangku, (c) Desa Rusif, (d) Desa Tembolon, dan
22
(e) Desa Manatan (tim penyusun selanjutnya agar melakukan verifikasi kembali
jumlah desa ini). Batas-batas atau tempat-tempat konsentrasi interaksi sosial
tersebut dapat saja dikembangkan jika terdapat informasi lain yang lebih
menentukan. Oleh sebab itu, pemrakarsa kegiatan dan tim penyusun AMDAL
perlu melakukan observasi kembali agar desa yang dapat dijadikan batas sosial ini
lebih tepat. Jelaskan mengapa batas-batas tersebut dipilih dan pertimbangkan
pula rencana-rencana pemukiman yang ada pada rencana tata ruang Kabupaten
Bener Meriah.
Sebagai hasil akhir, penentuan keseluruhan batas studi merupakan delineasi
wilayah studi sebagai resultante dari batas-batas di atas. Penentuan resultante ini
agar dilakukan dengan alasan dan justifikasi yang rasional bukan sekedar menarik
garis terluar dari keseluruhan batas-batas yang ada.
Penggambaran batas wilayah studi dapat dilihat pada Gambar 7 dan perlu dicek
kembali oleh pemrakarsa terutama skala dan titik koordinatnya. Sebagai hasil akhir
penentuan batas wilayah studi, resultante tersebut kemudian digunakan untuk
menetapkan lokasi-lokasi atau titik-titik sampling berdasarkan alasan-alasan yang
kuat.
23
Gambar 7. Peta Batas Wilayah Studi
24
VI. ARAHAN DOKUMEN ANDAL RKL DAN RPL
Dokumen KA-ANDAL ini hanya sebagai bahan dasar (arahan) dan harus dikembangkan
atau disesuaikan dengan situasi dilapangan oleh tim penyusun selanjutnya. Selanjutnya.
Dokumen ANDAL, RKL dan RPL yang disusun minimal harus didasarkan pada dokumen
Kerangka Acuan ini dan harus mencakup beberapa hal utama. Prinsip konservasi
lingkungan harus diakomodasi dengan baik dalam kajian ANDAL, RKL dan RPL nanti dan
dapat menghidari dampak lanjutan yang lebih besar seperti halnya penurunan fungsi
ekologi hutan, potensi pembalakan liar, ladang berpindah, penurunan keragaman flora
dan fauna setempat. Demikian juga dengan pertimbangan matang analisis antara
manfaat yang akan didapat jika rencana ini direalisasikan terhadap biaya yang akan
dikeluarkan. Dokumen-dokumen ini harus dilengkapi dengan suatu ringkasan yang
disusun dengan bahasa yang sederhana, non teknis, dan mudah dipahami oleh semua
kalangan pembaca dan pengguna dokumen ini. Ringkasan tersebut tidak saja ditujukan
untuk dibaca oleh para eksekutif tetapi sedapat mungkin dapat dipahami oleh masyarakat
luas.
Sebagaimana telah diuraikan dalam Kata Pengantar, meskipun pedoman penulisan (Doc
2/2005) terdiri dari 3 BAB, namun penyusun perlu mengingatkan akan pentingnya
penggambaran metode studi yang akan diaplikasikan saat penyusunan dokumen ANDAL,
RKL dan RPL nanti. Diharapkan hal ini tidaklah menyulitkan atau menyalahi aturan yang
ada tetapi semata-mata demi untuk melengkapi sistematika yang ada.
1. Metode Studi
A. Metode Pengumpulan Data
Sebagai gambaran umum, data yang akan dikumpulkan untuk menunjang kajian
selanjutnya terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dengan jalan pengamatan dan wawancara langsung, sedangkan data sekunder
diperoleh dari literatur, media cetak/elektronik, dan lain-lain. Agar lebih rinci:
1) lakukan observasi – pengamatan lapangan;
2) tentukan jumlah titik sampel dan lokasi pengambilan sampel (udara, air, tanah,
biologi dan responden untuk kajian soskesmas). Sebagai catatan awal dari tim
teknis khusus, jumlah sampel udara setidaknya diambil 6 titik, sampel kualitas
air permukaan 6 titik, sampel biologi (plankton & benthos) sama dengan
sampel kualitas air permukaan (6 titik), kualitas air tanah 3 titik, tanah 4 titik
dan responden sebanyak 350 responden;
3) kumpulkan data sekunder/penunjang;
25
4) telusuri data dan informasi hasil-hasil penelitian, literatur, dan referensi lain
yang relevan yang dikumpulkan dari beberapa sumber;
5) lakukan wawancara terbuka atau terstruktur (dengan bantuan kuesioner)
terhadap responden yang telah ditentukan;
6) evaluasi serta diskusikan dalam kelompok atau tim; dan
7) gunakan parameter, alternatif cara analisis, metode parakiraan dan evaluasi
dampak sesuai dengan rujukan dalam pedoman penulisan AMDAL Hidup
(PerMENLH No.8 Tahun 2006).
B. Metode Pengolahan dan Analisis DataData primer dan data sekunder yang telah didapatkan perlu:
1) diolah, diedit, diberi kodefikasi, dihitung baik secara statistik dan matematis.
Kemudian direkapitulasai, ditabulasi sehingga dapat dianalisis dan
diinterpretasi melalui berbagai metode prakiraan dan metode evaluasi dampak
penting; dan
2) Silahkan lihat kembali aplikasi berbagai metode tersebut di Peraturan MENLH
No. 8 Tahun 2006.
2. Pelaksana Studi (Kepakaran yang Diperlukan)
Tim studi yang dibutuhkan dalam penyusunan studi ANDAL kegiatan pembangunan
ruas Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru - Samar Kilang minimal terdiri dari empat
disiplin ilmu, yaitu:
a) Geofisik – Kimia (ahli planologi, geologi, hidrologi, teknik sipil & teknik kimia);
b) Biologi (ahli biologi, kehutanan dan teknik lingkungan);
c) Sosial, ekonomi dan Budaya (ahli antropologi sosial dan ekonomi sumber daya
alam); dan
d) Kesehatan Masyarakat (ahli kesehatan lingkungan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja).
Ketua tim dipilih dari tenaga-tenaga ahli tersebut di atas dan harus bersertifikat
AMDAL penyusun.
3. Cakupan Dasar Dokumen ANDAL
Dokumen ANDAL secara mendasar harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Pendahuluan yang berisi maksud dan tujuan khusus dilaksanakannya kegiatan
pembangunan ruas Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang di
Kabupaten Bener Meriah;
26
b) Uraian tentang kesesuaian kegiatan pembangunan ruas Jalan Simpang Teritit –
Pondok Baru – Samar Kilang dengan tata ruang, kebijakan pembangunan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, mulai dari tahap pra konstruksi,
konstruksi, dan pasca konstruksi;
c) Deskripsi kegiatan pembangunan ruas Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru –
Samar Kilang yang memungkinkan untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah
ditetapkan, termasuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan;
d) Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi; dan
e) Kajian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan ruas Jalan Simpang
Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang yang mencakup seluruh prioritas dampak
penting (yang didapat dari hasil identifikasi dampak potensial) dan evaluasi
dampak hipotetik yang tercantum di dalam Bab V dari dokumen KA ini.
4. Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Dokumen RKL secara mendasar harus mencakup upaya-upaya dan rencana-rencana
untuk menghindarkan dampak, mengurangi dampak (mitigasi), mengelola, serta
mengendalikan dampak yang mungkin terjadi. Khusus untuk kegiatan pembangunan
Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar Kilang di Kabupaten Aceh Tengah dan
Bener Meriah, dokumen RKL dan RPL harus lebih fokus pada berbagai tindakan
pengelolaan dan pemantauan karena kegiatan ini sudah existing dan/atau
dilaksanakan pembangunannya. Dokumen RKL ini secara umum harus memuat tiga
hal, yaitu Pendahuluan, Pendekatan Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lebih jauh, dokumen ini minimal harus mencakup:
a) Komponen atau parameter lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami
perubahan mendasar menurut hasil analisis dampak lingkungan hidup;
b) Sumber dampak yang telah dikaji pada dokumen ANDAL;
c) Tolok ukur dampak untuk mengukur perubahan komponen lingkungan hidup;
d) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan tolok ukur kinerja pengelolaan
lingkungan dampak lingkungan hidup;
e) Upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup;
f) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup; dan
g) Institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Sejalan dengan Dokumen RKL, Dokumen RPL memuat dua bagian yaitu
Pendahuluan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup. Bagian yang mendasar
dari dua bagian tersebut adalah sebagai berikut:
27
a) Komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipantau;
b) Sumber dampak;
c) Parameter lingkungan hidup yang dipantau;
d) Tujuan pemantauan lingkungan hidup;
e) Metode pemantauan lingkungan hidup;
f) Jangka waktu dan frekwensi pemantauan;
g) Lokasi pemantauan lingkungan hidup; dan
h) Institusi yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan hidup.
Penggunaan sumber-sumber data dan informasi yang sahih di dalam dokumen
ANDAL, RKL dan RPL, baik dari penelitian langsung (data primer) ataupun data
sekunder, literatur, penelitian lain, atau hasil konsultasi dengan instansi terkait dan
dengan masyarakat harus dilakukan sesuai dengan kaidah penulisan referensi yang
benar.
Ketika penilaian (judgment) atau pendapat para ahli digunakan, hal tersebut harus
disebutkan secara jelas sebagai suatu hasil penilaian ahli. Dasar penilaian atau
pendapat para ahli tersebut harus dikemukakan alasan atau dasar pembenarannya.
Keahlian yang membuat penilaian atau pendapat tersebut, termasuk kualifikasi dan
pengalamannya, harus disampaikan pula. Jika ulasan terhadap suatu dampak penting
memerlukan penelitian dan perhitungan yang bersifat teknis (misalnya untuk debu,
kepadatan lalu lintas, erosi, atau drainase), hal ini diharapkan didampingi dengan
pertimbangan profesional untuk memverifikasi kesimpulan dan rekomendasi yang
diberikan. Sebagai tambahan, penyusunan dokumen ANDAL, RKL dan RPL dapat
juga mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 08 tahun 2006.
5. Lain-lain
a. Terbukanya akses jalan akan memicu potensi pengembangan ladang berpindah.
Hal ini akan menurunkan biodiversitas kawasan hutan. Rekomendasikan upaya
penegakan hukum oleh instansi terkait dalam hal mencegah terjadinya
perambahan hutan ataupun eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali;
b. Rencanakan penanganan dan pengelolaan lalu lintas (tanda-tanda dan
sosialisasikan) untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna jalan;
c. Uraikan upaya-upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja;
d. Sarankan agar penggunaan material konstruksi jalan (yang dapat diperoleh secara
mudah di sepanjang jalur jalan) tidak diambil secara terkonsentrasi di satu lokasi/
28
titik sehingga kerusakan dapat diminimalkan. Sarankan pula langkah-langkah
rehabililtasi setelah material diambil dari lokasi tersebut;
e. Diskusikan berdasarkan kondisi lapangan tentang potensi longsoran, karenanya
gunakan teknik pembangunan jalan yang benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku dan tidak mengambil jalur yang terlalu curam dengan galian memanjang
dan tidak perlu terlalu dalam. Demikian pula penimbunan harus menggunakan
teknik jalan yang cermat; dan
f. Sebelum rencana kegiatan ini direalisasikan, lakukan konsultasi masyarakat dan
sosialisasi rencana kegiatan pembangunan jalan dalam rangka kajian lingkungan
serta mempertimbangkan aspirasi masyarakat.
29
LAMPIRAN
30
LAMPIRAN A(Notulen Rapat)
1
NOTULEN RAPAT1
KOMISI PENILAI AMDAL HIDUP DAERAH (AMDALDA)PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM, BANDA ACEH
NAMA PEMRAKARSA : Prasarana Wilayah Provinsi NADJENIS DOKUMEN : Kerangka Acuan (KA) - ANDALJENIS KEGIATAN : Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar KilangLOKASI : Kabupaten Bener MeriahHARI/ TANGGAL : Rabu/ 27 Desember 2006WAKTU : Pukul 09.00 WIB sd 12.30 WIBTEMPAT : Aula BAPEDALDA Provinsi NAD
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
1. Yanis Rinaldi, SH., M.Hum (Staf Ahli BAPEDALDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, NAD)
a -Dengan berlakunya PerMENLH No.8 Tahun 2006,KepKa.Bapedal No.09 Tahun 2000, tidak berlakulagi.
Tulisan KepKa.Bapedal No.09 Tahun 2000sudah dihilangkan.
b -Harus dilakukan kajian terhadap ruas jalan yangakan dibangun, perlu dikaji juga alternatif-alternatiflain jika jalan tersebut melewati hutan produksi.Apakah diperlukan pelepasan kawasan hutan.
Kajian secara detail akan dimasukkan diDokumen ANDAL.
c -
Perlu disampaikan juga rencana lebar badan jalanke depan. Apakah tetap 4.5m atau akan diperluas.Jika diperluas perlu dikaji tanah milik masyarakatyang terkena. Demikian juga kawasan hutanproduksi.
Lebar badan jalan dietapkan 4,5 m sd 6 m.Pada daerah-daerah yang memungkinkanlebar badan jalan 6 m, sedangkan padalokasi tertentu (rapat dengan dinding/ tebingatau jurang) yang sulit untuk di lebarkan,lebar jalan tetap mengikuti yang sudah ada,yaitu 4,5 m (Lihat Tabel 1, halaman 11)
d 11, 12 Agar diperbaiki istilah Tanah milik negara, gantiuntung, milik pribadi.
Sudah diperbaiki (lihat Tabel 1, halaman 11dan halaman 12 (alinea pertama, ganti rugi)
e 13Kaji dampak negatif Kajian dampak negatif masih bersifat
identifikasi (Lihat Tabel 2 halaman 13),sedangkan kajian mendalam akandituangkan pada Dokumen ANDAL.
f 15Agar diuraikan alternatif Uraian alternatif masih bersifat umum,
informasi detail akan diuraikan padaDokumen ANDAL. Lihat juga halaman 19(butir 3).
2. Darmuni. NS (Karo Pembangunan dan Tata Ruang Setda Provinsi NAD)
a -
Sebelum dokumen ini disajikan hendaknya ditelititerlebih dahulu agar tidak terdapat hal-hal yangkeliru dan membingungkan. Contoh tertulisKabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.Seharusnya ditulis Kabupaten Bener Meriah saja.
Sudah diperbaiki pada judul cover, katapengantar dan pendahuluan/ isi. Yang benaradalah Kabupaten Bener Meriah.
b iDalam Kata Pengantar ditulis isi dokumen ada 6bab, tetapi sebetulnya ada 7 bab. Tidak sinkron.
Sudah disinkronkan menjadi 6 Bab.
1Daftar pertanyaan ini telah mengalami proses pengeditan (penyesuaian tata bahasa), namun tidak mengubah maksud dari penutur aslinya
(Notulen asli – tulisan tangan dapat dilihat pada sekretariat Komisi Penilai AMDALDA Provinsi NAD)
2
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
c 1
Pada pendahuluan tertulis AMDAL Hidup, UKLHidup, UPL Hidup. Biasanya hanya ditulisAMDAL, UKL dan UPL. Sepertinya tidak lazimditulis kata “hidup”
Sesuai dengan yang tercantum dalamPerMENLH No. 308 tahun 2005 dan No.8tahun 2006, yang benar adalah AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Hidup. Demikian juga dengan RKL, RPL;UKL dan UPL. Jadi kata “hidup” sudah benar
d. 4Mengapa diletakkan gambar yang tidak adahubungannya dengan Jln Simpang Teritit –Pondok Baru – Samar Kilang?
Sudah diperbaiki dan disesuaikan denganKabupaten Bener Meriah (Lihat halaman 4)
e 1 & 10
Data panjang jalan Simpang Teritit – Pondok Baru– Samar Kilang, tidak sama, di hal. 1 ditulis 17.5km, sedangkan di hal. 10 tertulis 17.6 km. Di hal.1 tertulis berupa jalan aspal (hot mix) tetapi di hal.10 tertulis perkerasan macadam (pakhlaag).
Sudah disinkronkan menjadi 17.6 m danperkerasan macadam. Lihat halaman 1 danhalaman 11 (Tabel 1)
f 16
Isu utama, tata ruang hanya menyangkut dengankepemilikan, land use, dll padahal ada yang lebihpenting lagi yaitu apakah jalan tersebut sudahsesuai dengan rencana tata ruang KabupatenBener Meriah.
Sudah ditambahkan, lihat halaman 15 bagian1.A.1).
3. Drs. Adnan Abdullah (Staf Ahli BAPEDALDA Provinsi NAD)
a 3Uraian ringkas Rona Lingkungan pada halaman 3sebaiknya digabung dengan uraian HasilTinjauan Lapangan (hal. 10) dan rencanakegiatan dapat digabung dengan DeskripsiRingkas Rencana Kegiatan (hal.8)
Sudah digabungkan, lihat halaman 10(paragraf 2 dan 3).
b 12Mohon dijelaskan makna tanda panah padaGambar 4 yang mengarah ke atas (vertikal),karena biasanya tanda panah demikian berartimenunjang atau mendukung.
Sudah diperbaiki dan dijelaskan padahalaman 12 paragaraf 2, gambar 5.
c 15Judul Bab ”V” Prioriitas Dampak Penting, apakahtepat untuk menggantikan Isu Utama? Rumusansub-judul ada yang tidak sesuai dengan rincianisu-isu yang tercakup.
Ya, sudah tepat, sebab yang jadi acuan kitaadalah PerMENLH No.8 Tahun 2006.Adapun rumusan sub judul sudahdisesuaikan. Lihat halaman 15 s.d 22.
d 18 - 20
Rumusan Isu Utama untuk komponen sosial,ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakatmasih mengambang, karena tidak mengacu padaisu yang konkret. E-1, E-5, E-6, E-7, E-10, E-11,E-12.
Sudah dipebaki lihat bagian E.1) s.d E.4)pada halaman 17 dan 18.
e 18 - 20
Redaksi pada Isu Utama menggunakan istilah-istilah yang bermakna ganda seperti sentra-sentraekonomi, introduksi teknologi pertanian, mobilitaspenduduk, persepsi masyarakat, partisipasimasyarakat, aspek sosial budaya dan adatistiadat dalam penyelesaian permasalahan,perubahan tingkah laku masyarakat, kearifan/budaya lokal, dan kesenjangan sosial ekonomi.
Sudah disesuaikan dan telah diperbaiki.Sebetulnya istilah sentra = pusat, introduksi =pengenalan, mobilitas = pergerakan, persepsi =pandangan, partisipasi = peran serta, kearifanlokal = kebijakan setempat, dan kesenjangan =ketimpangan; merupakan unsur bahasa serapanyang sudah jadi Bahasa Indonesia baku dansangat umum digunakan dalam istilah lingkungan,utamanya dalam penulisan Dokumen AMDAL.Lihat halaman 15 s.d 20
f 18 - 20 Isu E-8 dan E-12 mungkin lebih tepat dipindahklanke isu utama yang khusus.
Sudah disesuaikan lihat halaman 17, E.1)dan halaman 28, 5.f.
g 18 - 20 Beberapa isu dapat disatukan menjadi satu isu: E-1 danE-12, E-2 dan E-3, E-4 s.di E-7 serta E-9 s.di E-11
Sudah diperbaiki dan disesuaikan lihathalaman 17, E.1) s.d E.4)
3
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
h 18 – 20Isu utama yang dikemukakan masih bersifatfragmentasi. Isu sentral belum tampak. Menurutsaya, pembangunan jalan yang melintasi hutanberdampak pada hilangnya sejumlah pepohonan.
Sudah diperbaiki, lihat halaman 17, D.1).
i 24
Uraian Metodologi dan Pelaksanaan Studi masihdangkal, belum mengerucut sesuai dengan isuutama. Kepakaran yang diperlukan perludipertimbangkan kembali seperti ahli sosialbudaya, managemen lingkungan, ekonomipembangunan, dan kesehatan masyarakat.
Metodologi dan Pelaksanaan Studi yangdisajikan dalam dokumen ini berupa arahangaris besar. Detail-nya akan dikaji diDokumen ANDAL, RKL: dan RPL. Kepa-karan yang diperlukan sudah dirampingkanantara lain: menggunakan ahli antropologisosial, ahli sosiologi pedesaan, ahli ekonomisumberdaya alam, ahli kesmas dan kesling.(Lihat halaman 25, bagian 2)
j LampiranBahan yang perlu disampaikan seharusnyamengacu pada buku panduan pelingkupan
Lampiran disesuaikan dengan muatan/ isiKA-ANDAL dan sudah mengacuDoc.205/2005.
4. Kusno (Kabid Penatagunaan Tanah Kanwil BPN Provinsi NAD)
a 4Peta yang dilampirkan bukan peta administrasiKabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, tetapipeta Kecamatan Jagong Jeget. Mohon untukdiganti.
Suah diperbaiki, lihat halaman 4.
b 8Sebaiknya pada halaman-halaman awal tidak langsungmenulis singkatan. Contoh: DAMIJA, DAMAJA, DMJ.Tulis dulu kepanjangannya baru dalam ( ) padahalaman berikutnya silahkan ditulis singkatannya saja.
Sudah diperbaiki, lihat halaman 8.
c 10Berapa lebar jalan yang akan direncanakansehingga luas lahan yang akan dibebaskan dapatdiprediksi. Nama dua sungai tolong sebutkan.
Lebar badan jalan yang direncanakan 4.5 ms.d 6 m. Lihat penjelasan 1.c. pada notulenini dan halaman 11 (Tabel 1).
d 11
Status lahan/ tanah yang dikenal dalam UU No.5tahun 1960 adalah tanah negara, hak milik, hakguna usaha, hak guna bangunan, dll. Tidakdikenal milik negara dan milik pribadi. Mohonuntuk diubah.
Sudah diperbaiki lihat Tabel 1 halaman 11.
e 12
Karena dokumen KA ini merupakan dokumen publik,harus mengacu pada peraturan – Perpu No.36/2005 joPerpu No.65/2005 tentang Pengadaan Tanah bagiPelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.Tidak ada kata-kata ganti untung, yang ada ganti rugi.
Sudah diperbaiki lihat halam 12, paragraf 1.
f 18Kaji kesesuaian lahan di sekitar jalan yangdilintasi dan teknik-teknik pengolahan lahan yangdisyaratkan.
Kajian detail akan dilakukan oleh timpenyusun ANDAL berikutnya, namun dalamdokumen KA-ANDAL ini sudah diberikanarahannya. Lihat halaman 15 s.d 22.
5. Khusaini Sy (Wakadis Kehutanan Provinsi NAD)
a -
Perlu dilakukan sosialisasi yang sifatnyamembangun komitmen dengan masyarakatsetempat agar sama-sama menjaga kelestarianhutan. Jangan sampai setelah jalan bagus hutanmalah menjadi rusak.
Saran diterima, sosialisasi dan konsultasimasyarakat akan segera dilakukan secaraparalel pada saat ANDAL, RKL dan RPL inidibat.
b -Perlu diusulkan agar pengembangan komoditiyang memerlukan pengolahan lahan/ bersih perludihindari terutama yang berada di sekitar jalan
Masukan yang baik.
4
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
c -Agar dilengkapi peta-peta yang dapatmenunjukkan kawasan lindung, dan kawasanperuntukkan lainnya..
Akan dimasukkan/ ditambahkan olehpemrakarsa; lihat halaman 4 serta LampiranH, I dan J.
6. Drs. Soekarman Moesa, M.Sc. (Staf Ahli BAPEDALDA Provinsi NAD)
a 13Sebutkan apa penyebab sumber dampaknya. Sumber dampak pada tahapan kegiatan
secara detail akan diinformasikkan dalamDokumen RKL dan RPL.
b -Kaji kembali yang dimaksud dengan peningkatanintensifikasi pertanian, luas areal pengembangan,peningkatan sekolah.
Berkaitan dengan istilah saja, sudah diperbaiki lihat keterangan 3.e dalam notulenini dan lihat halaman 15 s.d 20
c -
Yang perlu dapat perhatian adalah penyusutan kualitasdan/ atau kuantitas hutan pada tahap konstruksi danpasca konstruksi. Kalau untuk mengatasi masalahperambah hutan biarlah yang menjadi patokannyadokumen RKL. Kaji juga masalah longsor, akanbertambah atau berkurang.
Setuju, akan dijelaskan dalam dokumenANDAL, RKL dan RPL nanti.
d 16 - 19
Agar setiap kalimat perintah dibuatkan kajianisunya terlebih dahulu.
Sesuai dengan Doc.205/2005, arahan harusbersifat langsung dan dengan kalimatperintah agar dokumen KA-ANDAL menjadiringkas dan sederhana, kajian secara detailakan tertuang di Dokumen ANDAL.
e 20 Batas proyek = ROW x lebar jalan x tempat quarryx fasilitas jalan.
Sudah diperbaiki, lihat halaman 20 s.d 22.
f -Batas ekologis = sepanjang jalan + 100 sd 500mkanan kiri jalan + DAS dengan jarak 100m ke huludan ke hilir.
Sudah diperbaiki, lihat halaman 20 s.d 22.
g - Batas sosial = masukkan juga desa-desa yangada di Simpang Teritit & Takengon
Sudah diperbaiki, lihat halaman 20 s.d 22.
h -Pada bagian metodologi agar disinggung jumlahsampel, parameter yang dipakai, alternatif caraanalisis, metode parakiraan dan evaluasi dampak(sebab akibat), dll.
Sudah diperbaiki, dan metodologi dijelaskansecara garis besar saja. Diharapkan padasaat kajian Dokumen ANDAL, RKL dan RPLnanti, hal ini akan lebih jelas dan rinci.
i -
Agar deskripsi kegiatan dibuat lebih rinci lagi,masalah penggunaan hutan izin sepenuhnya dariPemerintah.
Deskripsi yang disediakan Satker memangsangat ringkas dan informasi dari lapangansangat terbatas. Namun demikian, denganprofessional adjustment dari masing-masingtenaga ahli dalam tim khusus, insya Allahinfomasi ringkas tersebut cukup memadai.
j 27Agar ditambahkan prakiraan biaya studi dandarimana sumbernya.
Tidak bisa dimasukkan, akan menyalahiaturan dan apa bedanya dengan dokumenKA-ANDAL konvensional nantinya.
k -Agar ditinjau kembali pakar yang terlibat dalampenyusunan dokumen ANDAL, RKL dan RPLnanti. Jangan terlalu banyak.
Sudah diperhitungkan kembali, lihatketerangan 3.i. pada notulen ini dan halaman25 bagian 2.
7. Drs. TA. Hady, SKM. (Wakadis Kesehatan Provinsi NAD)
a Cover
Ditulis Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten BenerMeriah. Kabupaten Aceh Tengah dihilangkan sajakarena ruas jalan Simpang Teritit – Pondok Baru –Samar Kilang berada di lokasi Kab. Bener Meriah.
Sudah di perbaiki lihat keterangan pada 2.a. padanotulen ini; lihat juga judul cover, kata pengantardan pendahuluan/ isi. Yang benar adalahKabupaten Bener Meriah.
5
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
b - Harus diperhatikan rona lingkungan hidup awal. Setuju, akan dituangkan pada pembahasandokumen ANDAL nanti.
c -Di dokumen KA-ANDAL ini belum tergambaraspek kesehatan masyarakat.
Sudah ditambahkan, lihat halaman 18,bagian F1) dan 2). Data sekunder akandikumpulkan oleh tim penyusun ANDAL.
d 18 (D.1)
Tertulis: antisipasi masalah tersebut dan sarankanlangkah-langkah pengelolaan terhadap flora danfauna endemik yang dilindungi. Mohondihilangkan kata endemik.
Kata endemik dalam istilah biologi ataulingkungan hidup adalah flora/fauna yangbersifat khas, spesifik yang hanya ada didaerah tertentu saja dan tidak ada di tempatlain. Isitilah ini sudah baku. Lihat halaman 17,bagian D.2).
e -Agar dilampirkan draft kuesioner Akan dilampirkan pada Dokumen ANDAL
dan untuk membedakan dengan KA-ANDALkonvensional.
8. Lono Satrio (Wakadis Pertambangan Provinsi NAD)
a 4, 5 & 14
Pada peta, agar ditambahkan garis dan titikkoordinat untuk mempermudah penentuan titiklokasi, sungai dan jembatan. Tambahkan jugapeta kontur untuk mengetahui tingkat kestabilanlereng dan daerah-daerah rawan longsor
Peta-peta dasar masih sangat minim, danakan disediakan oleh Satker ataupemrakarsa kegiatan.
b 10 Sumber aliran air diganti dengan alur liar Suah diperbaiki, lihat halaman 10, paragraf 3.
c 18
Pada bagian Hidrologi agar ditambahkan kajianperubahan muka air tanah dan aliran permukaan(run off). Sebab perubahan bentang alam dapatmempengaruhi daerah resapan dan ketinggianmuka air tanah
Sudah ditambahkan, lihat halaman 17,bagian C.3).
d -
Pemanfaatan dan pembuangan material dari cutand fill. Selain digunakan sebagai materialkonstruksi, harus ada pertimbangan dimanatempat pembuangan dari sisa cut and fill tersebut.
Pengambilan material konstruksi danpemanfaatannya akan dihitung secara rincidalam Dokumen ANDAL. Hal ini sebetulnyadapat dihitung/ dilihat dari panjang ruas jalanx lebar badan jalan x lebar bahu jalan +ROW.
9. Dr. Ir. Said Nurdin (Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan & Konservasi BRR Aceh dan Nias)
a 7 Gambar 3, apakah arah tanda panahnya sudahbenar? Agar dilengkapi dan direvisi.
Sudah benar, perijinan UKL dan UPL cukupdari Kepala Bapedalda Provinsi/ Kabupaten.
b 15Isu Utama terlalu banyak, agar dibuat skalaprioritasnya. Isu tersebut setelah ditulis agardibuat kajian ringkasannya.
Sudah disederhanakan, lihat halaman 15 s.d18.
c - Agar dilampirkan peta administrasi wilayah, petatataguna lahan dan peta topografi wilayah.
Diusahakan dan akan dilengkapi oleh Satkeratau pemrakarsa kegiatan.
d - Pada evaluasi dampak hipotetik, jelaskan aplikasiteknologi yang akan digunakan.
Hal ini akan di jelaskan di Dokumen ANDAL,RKL dan RPL.
e - Agar tahapan proses pelingkupan pada bagan alirdiberi penjelasan.
Sudah dijelaskan lihat halaman 15, paragraf2.
f - Pada tahap pasca konstruksi agar dijelaskandampak kegiatan terhadap estetika lingkungan
Sudah ditambahkan pada Tabel 2, bagian3.k, halaman 13.
g -
Tertulis intensifikasi teknologi pertanian, agarditambahkan aplikasi teknologi pertanian.
Sudah diperbaki, lihat halaman 13, Tabel 2 bagian3.f.
6
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
10. Fajar Musabhi (Wakil Masyarakat Kabupaten Aceh Tengah)
a -
Masalah pembukaan lahan 50m di kanan kiri jalanperlu diperhatikan agar tidak terjadi penyalah-gunaan kepentingan.
Ralat, untuk rencana kegiatan pembangunandan peningkatan jalan ini tidak akanmembuka lahan seluas 50 m, tetapi cukup 6m di tambah bahu jalan di kanan kiri, masing-masing 1.5 m. (Lihat Gbr. 4, halaman 8)
b -Agar lebih memperhatikan masyarakat di sekitarjalan dalam hal dampak kesehatan maupunlingkungan masyarakat.
Sangat setuju.
11. Ir. Syarifuddin (Pakar Jalan Raya)
a 3
Bagian ringkasan rona lingkungan dan ringkasandeskripsi proyek pada kalimat terakhir, ruas jalanyang ditingkatkan disebutkan mengikuti garistopografi dan disertai dengan tanjakan yangtajam. Seharusnya kalau mengikuti garistopografinya, jalannya relatif datar. Sebagiankalau memotong garis kontur, maka tanjakannyaakan curam.
Kondisi di lapangan memang jalannyaberbelok, berliku, naik dan turun aliasberkontur. Walaupun demikian, ada jugapada titik-titik tertentu yang memang relatifdatar.
b 8
Gambar 4. kurang relevan dengan rencanakegiatan ini.Deskripsi proyek masih kurang jelas terutamamengenai lokasi pembukaan jalan baru.Gambaran tipe, potongan rencana pembangunanjalan tidak ada
Sudah diperbaiki, lihat halaman 4.
Deskripsi yang diberikan oleh pemrakarsamemang sangat ringkas. Gambar sudahditambahkan, lihat halaman 8.
c 10 dan 11
Penjelasan detail konstruksi jalan yang diberikankurang jelas. Apa kondisi yang ada atau rencanayang akan dilaksanakan.Saran untuk tempat pengambilan materialkonstruksi sebaiknya berdasarkan hasil kajianterhadap dampak lingkungan yang akandilakukan oleh konsultan AMDAL.
Informasi detail akan dituangkan dalamdokumen ANDAL, RKL dan RPL.
Sangat setuju dan akan dikaji dalamDokumen ANDAL.
d 15, 16, & 17Uraian mengenai Isu Utama, kurang sistematisdan kurang jelas. Di Bab V tersebut, masih adabutir 3 yang merupakan bagian dari sub-babyang teridiri dari 10 butir.
Sudah diperbaiki dan diusahakan agarsistematis, lihat halaman 15 s.d 18.
e -
Uraian di Bab V (Isu Utama), biasanya berupainstruksi kepada konsultan AMDAL untukmelakukan kajian kegiatan sesuai bidang/ tugasdari konsultan tersebut. Pada butir 3 hanyaberupa statement, butir 7 dan 10, mungkin inibukan bagian tugas dari konsultan AMDAL.
Sudah diperbaiki, lihat halaman 27, bgian5.a, 5.d, dan 5.f.
f -Butir B. Isu geofisik – kimia, belum ada kajianterhadap alternatif pemilihan lokasi base campproyek/AMP serta dampak terhadap lingkungansekitarnya
Sudah ditambahkan, lihat halaman 17,bagian B.5).
12. Fikri Arief Utama (Kabid PP II BAPPEDA Provinsi NAD)
a 7 Agar segera melakukan pengumuman dansosialisasi kegiatan ini pada surat kabar.
Setuju, lihat penjelasan halaman 6 (paragraf4) dan halaman 28 bagian 5.f.
b 17 (B.1) Kebisingan terhadap manusia (pemukiman penduduk),berdekatan dengan hutan produksi dan hutan budidaya.
Sudah diarahkan, lihat halaman 16 (bagianB.1)
7
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
c (B.2)Lokasi AMP agar ditempatkan jauh dari lokasikegiatan penduduk sehingga akan mengurangidampak pencemaran terhadap manusia.
Sudah diarahkan, lihat halaman 16.
d (B.3)Agar dikaji masalah kestabilan lereng, potensierosi, longsoran, drainase di kanan kiri jalan dansedimentasi. Kaji juga kegiatan cut and fillterhadap kestabilan lereng tersebut.
Udah diarahkan, lihat halaman 16.
13. Ahmad Nosaai, BE (Kepala BAPPEDA Kabupaten Aceh Tengah)
a - Yang benar Kabupaten Bener Meriah, KabupatenAceh Tengah dihilangkan saja.
Sudah diperbaiki sesuai dengan penjelasansebelumnya.
b - Istilah-istilah agar diberi penjelasan, kecuali untukpemakaian berikutnya.
Sudah diperbaiki sesuai dengan penjelasansebelumnya.
c - Agar dilengkapi dengan peta situasi. Akan dimintakan dengan Satker/ pemrakarsakegiatan.
14. Kasmawi, SH (Ketua DPRD Kabupaten Aceh Tengah)
a - Yang benar Kabupaten Bener Meriah,KabupatenAceh Tengah dihilangkan saja.
Sudah diperbaiki sesuai dengan penjelasansebelumnya
b - Istilah-istilah agar diberi penjelasan, kecuali untukpemakaian berikutnya.
Sudah diperbaiki sesuai dengan penjelasansebelumnya
c - Agar dilengkapi dengan peta situasi . Akan dimintakan dengan Satker/ pemrakarsakegiatan.
15. Drs. Taufiq, MM. (Asisten II Setda Kabupaten Aceh Tengah)
a 15Prioritas Dampak (Isu Utama), agar yang sudahdibuat oleh tim teknis khusus KA-ANDAL dapatdilaksanakan oleh tim penyusun AMDALselanjutnya.
Berdasarkan Doc.205/2005 dan PerMENLH308/ 205, arahan ini memang harusdilaksanakan oleh tim penyusun berikutnya.
b - Peta-peta sebaiknya dilampirkan saja. Ada yang perlu dilampirkan dan ada yangharus diletakkan sesuai dengan isi dokumen.
c -
Kami sebagai Pemerintah daerah sangatmengharapkan rencana kegiatan ini segeradirealisasikan.
Sangat setuju, mengingat bahaya longsordan banjir bulan Desember 2006 yang lalu,jadi perlu segera dilakukan kegiatanrehabilitasi dan rekonstruksi di segalabidang, utamanya infrastruktur jalan.
16. Firdaus, S.Sos. (Wakil Masyarakat Kabupaten Aceh Tangah)
a -
Pembangunan jalan jangan sampai mengabaikandampak lingkungan terhadap masyarakatsekitarnya.
Setuju dan akan dikaji dalam DokumenANDAL, RKL dan RPL.
b -Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses studiAMDAL.
Ini merupakan keharusan karena sesuaidengan Kepka. Bapedal No.8 tahun 2000yang masih berlaku hingga sekarang.
c - Dampak terhadap kesehatan masyarakat harusdiperhatikan.
Setuju, karena ini merupakan dampak tersieryang harus mendapat perhatian utama.
d - Agar dikaji penghijauan di kanan kiri jalan untukmencegah bahaya longsor.
Setuju, akan dituangkan dalam ANDAL.
17. Rubaidillah (Wakil Masyarakat Kabupaten Aceh Tangah)
a -Agar kegiatan ini melibatkan masyarakat yang akanterkena dampak akibat perbaikan dan peningkatanjalan.
Setuju.
8
NO HALAMAN EVALUASI/ MASUKAN/ SARAN TANGGAPAN
b -Kami sangat mendukung rencana pembangunanjalan ini, karena dapat mengembangkanperekonomian setempat dan diharapkanmasyarakat dapat bertambah sejahtera.
Sangat setuju dan memang harus demikian.
18. Nazhan, SH (Wakil Masyarakat Kabupaten Bener Meriah)
a iPerlu ada pemisahan wilayah administratifpemerintahan antara Kabupaten Aceh Tengahdengan Kabupaten Bener Meriah. Ini menyangkutspesifikasi proyek.
Sudah diperbaiki, sesuai dengan penjelasansebelumnya.
b - Masyarakat Samar Kilang sangat terisolasi olehsebab itu , proyek ini agar segera direalisasikan.
Sangat setuju.
c -Agar kegiatan rehabilitasi bukan hanya berupapembangunan sarana dan prasarana jalan tetapijuga SDM-nya, sebab mereka bagian darilingkungan.
Sangat setuju.
19. Mustafa (Wakil Masyarakat Kecamatan Jagong Jeget)
a -
Kami dari masyarakat Kabupaten Aceh Tengahsangat mengharapkan pembangunan jalan untukmemperlancar transportasi dan untukmeningkatkan penghasilan masyarakat. Kamimengharapkan supaya dalam waktu dekat,pembangunan jalan tersebut dapat dilaksanakan.
Akan dipertimbangkan dan diperhatikansecara prioritas.
b - Kami mendukung rencana pembangunan jalantersebut.
Sangat setuju.
20. Win Atiga (LSM Prospek)
a - Yang benar Kabupaten Bener Meriah, agarKabupaten Aceh Tengah dihilangkan.
Sudah diperbaiki, sesuai dengan penjelasansebelumnya.
b -Lokasi kegiatan agar jauh dari pemukimanpenduduk untuk mengurangi dampak pecemaranudara.
Setuju, akan dikaji dalam Dokumen ANDAL.
c - Istilah-istilah agar diberi penjelasan & perbaikanjalan harus memperhatikan dampak kesehatan.
Sudah diperbaiki, sesuai dengan penjelasansebelumnya.
d -Kaji kesesuaian lahan di sekitar jalan yangdilintasi dan rambu-rambu lalu lintas yangdisarankan.
Sudah diperbaiki, sesuai dengan penjelasansebelumnya.
Banda Aceh, 27 Desember 2006Pimpinan Rapat,
Ir. Teuku Said Mustafa
31
LAMPIRAN B(Daftar Hadir)
32
LAMPIRAN C(Deskripsi Kegiatan)
33
LAMPIRAN D(Surat Tugas)
34
LAMPIRAN E(Foto di Lapangan)
1
LAMPIRAN E. Foto Hasil Observasi Lapangan
Foto 1. Titik awal STA 0+000di Simpang Tritit,kondisi jalan sudahberaspal dan dikirikanan persimpanganjalan sudah banyakruko dan rumahpenduduk
Foto 2. Kondisi jalan diPondok Baru, tampaksedang dalam masaperawatan, tidak adadrainase dan gorong-gorong, ruko danpemukiman cukuppadat
Foto 3. Kondisi jalan existingstelah Pondok Baruyang diperkerasdengan batu kali
2
Foto 4. Kondisi jembatankayu (existing) di km30
Foto 5. Papan namaKelompok TaniBudidaya Rotan diDesa Tembolon
Foto 6. Kondisi jembatanrangka beton yangtidak terawat di km45.
3
Foto 7. Kondisi jembatanbailey di km 50,Desa Rusif (sebelumbanjir Desember2006)
Foto 8. Kondisi Sungai Rusifdi bawah jembatanbailei, km 50 yangada sumber galianmaterial batu kalidan pasir
`
Foto 9. Kondisi dindingtebing di km 55 yangrawan longsor (saatini sedang tahapperawatan) berupajalan tanah
4
Foto 10. Kondisi jalan tanahyang pernahdiperkeras saatmenuju KecamatanSyiah Utama.
Foto 11. Kondisi jalan yangsudah diperkeras(existing) tetapi tidakterawat di jalanmenuju KecamatanSyiah Utama
Foto 12. Kondisi jalan aspalyang rusak diKecamatan SyiahUtama
5
Foto 13. Kondisi aspal yangretak-retak di km 60
Foto 14. Kebun kopi yangdiusahan penduduksetelah Pondok Baru
Foto 15. Kondisi lingkungandi sepanjang jalanPondok Baru-SamarKilang, berbukit,gunung dan landai
6
Foto 16. Kondisi SungaiArakindo yangpotensial untukmenyediakan pasirdan batu kali yangada di ujungKecamatan SyiahKuala, km 67
35
LAMPIRAN F(Hasil Pelingkupan)
a
LAMPIRAN F. Hasil Pelingkupan Identifikasi Dampak Potensial (LongList) dan Evaluasi Dampak Hipotetik (Short List)Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas jalanSimpang Teritit– Pondok Baru – Samar Kilang (64,30km), Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten BenerMeriah
Sebagai catatan, ruas jalan yang ada di lokasi kegiatan sebagian besar sudah ada(existing), selebihnya butuh pembangunan, peningkatan dan perbaikan termasukjembatan. Kondisi jalan berbelok, berliku, naik dan turun, ada yang sudah adadrainase dan bahu jalan ada yang belum, lebar jalan + 5 m. Rambu-rambu lalulintas juga belum ada. Oleh sebab itu, kajian lingkungan akan lebih diarahkan untukDokumen AMDAL. Berikut adalah dampak-dampak potensial yang diusulkan olehmasing-masing anggota Tim Teknis Khusus, yang perlu dapat perhatian olehPemrakarsa dan Tim penyusun AMDAL berikutnya.
I. IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
A. Ir. Amirul Mukminin1. Dengan dibangunnya jaringan jalan Simpang Teritit – Pondok Baru – Samar
Kilang, secara positif akan membuka isolasi wilayah;
2. Kaji persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan jalan. Halini mencakup keinginan masyarakat terhadap keberadaan jalan, partisipasimasyarakat terhadap pengadaan lahan, dan potensi masalah yang mungkintimbul serta masalah perekrutan tenaga kerja lokal;
3. Kesempatan kerja dan peluang berusaha akan terbuka apabila ruas jalan ini jadidibangun;
4. Berpotensi terjadi peningkatan perekonomian lokal. Kaji potensi peningkatandaya jual petani tanaman pangan dan hortikultura;
5. Kaji potensi pengembangan sentra-sentra ekonomi dan pengumpulan hasilpertanian untuk kelancaran pemasaran dan introduksi teknologi pertaniansehingga dapat diantisipasi dan ditingkatkan sejalan dengan pembangunanjalan akses ke daerah tersebut;
6. Agar mengutamakan tenaga kerja lokal sehingga tidak ada kesenjangan antarapendatang dan penduduk setempat;
7. Pembebasan lahan yang terkena lahan penduduk perlu dipertimbangkanwalaupun sudah ada Panitia 9;
8. Berpotensi terjadi peningkatan ladang berbindah, pembalakan liar dan rawanlongsor;
9. Debu dan kebisingan saat konstruksi perlu diperhitungkan;
10. Kaji sumber-sumber material dan bahan baku untuk pembangunan jalan yangada di loksi setempat;
11. Ruas jalan yang dilalui rawan longsor, perlu diperhitungkan pembuatandinding/turap sedemikian rupa;
b
12. Jadwalkan renacana pembangunan jalan dengan baik dan agar segeradiwujudkan;
13. Kelestrian flora dan fauna perlu dipertimbangkan;
14. Kaji lebar DMJ, pemasangan rambu dan drainase;
15. Agar diperhatikan pengaruh mobilisasi alat berat dan pengangkutan materialterhadap kondisi jalan existing; dan
16. Pertimbangkan potensi gangguan ketersediaan air; kaji juga pembanguan ruasjalan ini termasuk kawasan hutan apa? (lindung atau KEL, dll).
B. Ir. Ismail Wahab
17. Sosialisasikan rencana kegiatan ini terlebih dahulu agar kondusif terutamapengertian akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup, agarpenduduk setempat merasa memiliki rencana pembangunan ruas jalan ini;
18. Lakukan inventarisasi potensi penggunaan tenaga kerja dan sarankan agarmengutamakan tenaga lokal untuk kegiatan pembangunan jalan, sesuai dengankeahlian yang tersedia dan diperlukan sehingga tidak ada kesenjangan antarapendatang dan penduduk lokal;
19. Mata pencaharian penduduk berorientasi pada tanaman pangan (ladang) dankebun kopi. Hasil pertanian tersebut merupakan salah satu daya dukung untuktingkat kesejahteraan penduduk setempat;
20. Upayakan untuk menyerap tenaga kerja lokal sebanyak-banyaknya agar tidakmenimbulkan keresahan masyarakat dan kecemburuan sosial;
21. Pasang rambu-rambu jalan sesegera mungkin; dan
22. Pemda (Muspida dan Muspika) sangat mendukung rencana pembangunan ruasjalan ini.
C. Prof. Drs. Soewardi Soekirman, MS.
23. Kondisi wilayah yang akan dilalui oleh ruas jalan yang akan dibangun atauditingkatkan adalah kawasan hutan produksi, kawasan budidaya, pemukimanpenduduk, kebun/ sawah, bukit, gunung dan hutan. Ada kecenderungan ataurencana penduduk setempat untuk membuka kebun sawit;
24. Dampak yang akan terjadi pada tahap pra-konstruksi adalah masalahpembebasan lahan yang berhubungan dengan kelangsungan sumber hidup,pemindahan penduduk dan keresahan penduduk dalam kehidupan baru;
25. Dampak terhadap mobilitas penduduk akan tinggi, arus lalu lintas barangbertambah dan volume kecepatan transportasi akan meningkat. Kaji masalahtingkat kecelakaan;
26. Kualitas udara saat ini masih bagus karena didukung oleh vegetasi yang masihbagus (hutan alam);
27. Kondisi air masih bagus, ada kemungkinan debit air terganggu apabila jalan inidi bangun;
28. Penduduk setempat terdiri dari Suku Jawa, Aceh, Gayo, Batak dan lain-lain;
c
29. Kaji persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan jalan. Halini mencakup keinginan masyarakat terhadap keberadaan jalan, partisipasimasyarakat terhadap pengadaan lahan, dan potensi masalah yang mungkintimbul serta masalah perekrutan tenaga kerja lokal;
30. Dampak pada tahap konstruksi, diprediksi menyangkut tenaga kerja (lokal danpendatang), adanya persaingan, munculnya kerusakan hutan (perambahan),gangguan terhadap satwa liar, gangguan terhadap sumber air, perubahanbentang alam dan berubahnya tataguna lahan; dan
31. Dampak pada tahap pasca konstruksi, adanya potensi pengembangan usahaperdagangan (lokal, dan regional), peningkatan produksi pertanian pangan,peningkatan frekuensi perdagangan, dan muncul sentra-sentra perdaganganbaru. Dengan kata lain, Jika jalan ruas jalan yang ada ditingkatkan, akanmempermudah distribusi barang dan jasa termasuk hasil perkebunan setempatsehingga dapat meningkatkan perekonomian penduduk (lokal).
D. Ir. Cut Nazli Azizah, MT.
32. Kondisi jalan saat ini sangat berdebu, jika dilewati kendaraan, akan lebih parahkondisinya pada saat konstruksi nanti. Karena ruas jalan yang akan dibangun/ditingkatkan memelewati beberapa desa/ pemukiman penduduk, maka perludikaji masalah debu dan kebisingan;
33. Pengambilan material dari sungai terdekat dan pinggiran tebing akanberdampak terhadap kerusakan lingkungan (bentang alam akan berubah);
34. Dulu masyarakat masih sering menjumpai satwa liar di sekitar jalan. Tetapiakibat konflik dari penebangan liar, satwa tersebut sudah jarang melintas;
35. Ruas jalan yang akan dibangun melewati hutan lindung Tembolon sehinggaakan berdampak terhadap flora dan fauna setempat;
36. Kaji dampak lingkungan dari pembangunan jalan terhadap daerah aliran sungai(DAS): kualitas air sungai, debit air sungai, daerah resapan air, erosi;
37. Kaji dampak pembangunan jalan terhadap potensi terjadinya pembukaan lahandan potensi illegal logging yang akan menyebabkan kerusakan hutan yangselanjutnya dapat menyebabkan kerusakan tata air;
38. Kondisi jalan saat ini relatif buruk, pembalakan liar masih ada, kondisi hutanpinus yang ada di sisi kanan kiri jalan rusak. Dikawatirkan apabila ruas jalanbagus, maka pembalakan liar akan terus meningkat; dan
39. Akses jalan yang bagus, nantinya akan meningkatkan jumlah penduduk yangtinggal di sekitar kanan kiri jalan. Perlu koordinasi dengan Pemda setempatagar segera menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah dan menyosiali-sasikannya ke masyarakat.
E. Ir. Emi Efendi
40. Sumber material –quarry potensial diambil dari Sungai Rusif dan Sungai Kilang(material tersebut berupa batu kali dan pasir);
d
41. Tanah timbunan akan diambil dari lahan setempat (saat cut and fill). Kaji tingkatkemiringan lereng, agar tidak longsor;
42. Alat transportasi atau alat berat yang akan dipakai saat konstruksi adalah alatberat yang sedang agar tidak merusak badan jalan existing; dan
43. Semua tataletak jalan, rencana dan tata ruang wilayah perlu ditanyakan kembalikepada Dinas PU dan Praswil Provinsi NAD;
44. Diskusikan berdasarkan kondisi lapangan tentang potensi longsoran, karenanyagunakan teknik pembangunan jalan yang benar sesuai dengan kaidah yangberlaku dan tidak mengambil jalur yang terlalu curam dengan galian memanjangdan tidak perlu terlalu dalam. Demikian pula penimbunan harus menggunakanteknik jalan yang cermat;
45. Perhitungkan pengaruh mobilisasi alat berat dan pengangkutan materialterhadap kondisi jalan existing sehingga dapat disarankan langkah-langkahpengelolaan terhadap jalan yang ada; dan
46. Kaji dan uraikan peluang dan penggunaan tenaga kerja lokal yang mungkintimbul sesuai dengan keahlian yang diperlukan selama pekerjaan pembangunanjalan untuk mengurangi gejolak/kecemburuan sosial dan pengaruhnya terhadapkehidupan sosial ekonomi setempat. Kaji pula potensi dampak positif darikegiatan pembangunan jalan ini terhadap kegiatan ekonomi mikro setempat.
F. Herry Andrian, S.IP.
47. Lakukan kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat setempat;
48. Koordinasikan rencana kegiatan ini dengan Dinas dan Instansi terkait;
49. Kaji aspek alternatif teknologi untuk menekan tingkat bahaya longsor;
50. Kaji aspek keresahan masyarakat apabila proyek ini dilakukan. Ada kecen-derungan peningkatan masalah kriminalitas dan kamtibmas;
51. Kaji aspek kesehatan masyarakat;
52. Lakukan studi tentang keragaman flora dan fauna (termasuk homerange fauna)di sepanjang jalur rencana jalan. Dengan terbukanya jalan akan memicutimbulnya perkampungan baru sehingga terjadi potensi konflik dengan satwaliar. Antisipasi masalah tersebut dan sarankan langkah-langkah pengelolaanterhadap flora dan fauna endemik yang dilindungi. Hal ini terkait denganinformasi masyarakat tentang keberadaan harimau, beruang, babi hutan, rusadan ular di lokasi tersebut;
53. Gambarkan ciri-ciri dan kondisi vegetasi asli termasuk faunanya sertakemungkinan terganggu akibat adanya kegiatan;
54. Kaji dan perhitungkan pembuatan pagar/ tanggul perbatasan pada sisi jalanyang berbatasan langsung dengan tebing, bibir jurang dan pinggiran sungai(termasuk drainase);
55. Lakukan pembuatan drainase di titik-titik yang belum dibuat; dan
56. Kaji dampak terhadap kualitas udara dan tingkat kebisingan.
e
G. Ir. Nurleli. MT.
57. Ruas jalan yang akan dibangun mencakup 4 kecamatan yaitu: (a) KecamatanWeh Pesam (Sp. Teritit merupakan titik awal/ asal tujuan ruas jalan yangditinjau), (b) Kecamatan Bukit (melewati desa Redelong; yang nantinyamerupakan ibukota kabupaten Bener Meriah). (c) Kecamatan Bandar (antaralain melewati desa Simpang Tiga; Pondok Baru; Alur Bontok), dan (d)Kecamatan Syiah Utama (antara lain melewati desa Tembolon; Rosip). DesaSamar Kilang merupakan titik tujuan dari ruas jalan yang saat ini menjadisatu pemukiman dari 11 yang terkumpul;
58. Konstruksi jalan dari titik asal (Sp. Teritit) sampai dengan Pondok Baru sudahada perkerasan sampai tingkat lapisan penutup: tidak dilengkapi dengan bahujalan serta tidak ada perencanaan konstruksi terhadap drainase (saluran) jalan;
59. Dpl. DAMAJA tidak memenuhi persyaratan, tidak ada batas ROW. Dari desaAlur Bontok sampai Desa Rosip perkerasan jalan tidak ada lapisan penutup.Dari desa Rosip Sampai Desa Samar Kilang hanya ada lapisan tanah dasar(sub-grade), bila hujan menjadi becek bila dilewati. Ada beberapa daerah;badan jalan rawan longsor, akibat penebangan hutan pinus;
60. Pengambilan material, dilakukan berdasarkan Inisiatif tidak dari hasilrekomendasi. Akibatnya yang terjadi ada beberapa titik dari badan jalantertimbun akibat longsoran tanah;
61. Rekomendasi: perlu penanganan tekhnologi pemasangan dinding turapberupa bronjong untuk mengantisipasi bahaya longsor yang menutup badanjalan, serta dinding turap mencegah terjadinya longsoran pada pinggirperkerasan;
62. Perhitungkan kestabilan lereng dan potensi erosi serta longsoran pada rencanajalur jalan terutama ketika tahap konstruksi pada kegiatan cut and fill. Sarankancara-cara penanganan untuk menjaga kestabilan lereng tersebut. Longsoranakibat kegiatan galian dan timbunan (cut and fill) merupakan salah satu isupenting akibat kegiatan pembangunan jalan. Untuk itu kajian ANDAL harusmemprediksi dan mengevaluasi masalah longsoran yang ditimbulkan darikegiatan pembangunan jalan. Hal ini akan berkaitan dengan keselamatanpekerja, pemakai jalan, dan dampak lanjutan terhadap erosi lereng dansedimentasi di badan-badan air yang ada. Kaji potensi sedimentasi akibatlongsoran dan erosi yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut. Rencanakanupaya untuk menjaga kualitas air permukaan dari pengaruh dampak kegiatanpembangunan jalan;
63. Perlu adanya pembuatan perkerasan pada badan jalan dari Desa Alur Bontoksampai dengan Desa Samar Kilang. Terhadap tanah dasar perlu kajian lebihlanjut;
64. Arus lalu lintas dari titik asal Sp.Teritit sampai dengan Desa Pondok Baru sertaAlur Bontok berjalan lancar, sehingga tidak mengalami kemacetan. Tidak adarambu lalu lintas. Dari Desa Alur Bontok sampai dengan Desa Samar Kilangarus lalu lintas. Perkerasan tanah dasar dilewati lalulintas Menimbulkandebu; dan
65. Potensi Kecelakaan tinggi, perlu rambu-rambu lalul lintas. Kualitas udara tercemar debu.
f
II. EVALUASI DAMPAK HIPOTETIK
1. Lakukan kegiatan konsultasi masyarakat sebelum rencana kegiatanpembangunan jalan dilakukan;
2. Koordinasikan dan klarifikasi kembali rencana kegiatan ini dengan Dinas danInstansi terkait seperti Kimpraswil, Dishub, Disbun dan Dishut. Kaji komponenkegiatan yang terkait dengan perubahan tata ruang, tataguna lahan,pengembangan wilayah, dan masalah pembebasan lahan penduduk. Kaji dankonfirmasikan (dengan instansi terkait) status kepemilikan lahan di sepanjangtrase jalan yang direncanakan dari sisi kepemilikan masyarakat ataupun darisisi pembatasan hutan produksi terkait dengan tata guna lahan yang berlaku;
3. Kaji potensi dampak negatif dari pembangunan jalan terhadap perubahanbentang alam ditinjau dari segi estetika lingkungan dan sarankan pengelolaanlingkungan sehingga diperoleh penataan jalur jalan yang baik;
4. Kaji aspek sosial budaya dan adat istiadat lokal dalam menyelesaikanpermasalahan-permasalahan yang mungkin timbul akibat rencana kegiatan dankonsekuensi pembebasan lahan. Kaji potensi perubahan tingkah lakumasyarakat dan adat istiadat sehingga dapat menimbulkan gangguankamtibmas dan penurunan nilai-nilai budaya. Sarankan upaya-upayapenanganannya. Kaji aspek sosial budaya yang berkaitan dengankearifan/budaya lokal dalam hal pemanfaatan hasil hutan dan sumber daya air;
5. Klarifikasi kembali status kawasan di lokasi rencana kegiatan apakah termasukkawasan hutan produksi, budidaya, lindung atau lain-lain. Kaji dankoordinasikan potensi konflik penggunaan/pembukaan jalan dengan penataanhutan (kebijakan, upaya konservasi, atau tukar pakai yang telah atau akandilakukan). Uraikan prosedur alih fungsi hutan yang telah atau akan ditempuhkegiatan ini;
6. Kaji aspek keresahan masyarakat apabila proyek ini dilakukan dan aspekkesehatan masyarakat;
7. Analisis terjadinya perubahan tingkat pendapatan penduduk setempat,perekonomian lokal, dan PAD dengan dibukanya ruas jalan ini. Kaji potensi-potensi desa yang akan terkena dampak (antara lain tanaman dari kebunmasyarakat dan persawahan) akibat pembebasan lahan untuk pembangunanjalan. Lakukan valuasi ekonomi sehingga dapat memprediksi kerugian dankeuntungan masyarakat akibat kegiatan pembebasan lahan tersebut;
8. Prioritaskan pemberdayaan tenaga kerja lokal sehingga tidak ada kesenjanganantara pendatang dan penduduk setempat;
9. Kaji potensi pengembangan sentra-sentra ekonomi dan pengumpulan hasilpertanian untuk kelancaran pemasaran dan introduksi teknologi pertaniansehingga dapat diantisipasi dan ditingkatkan sejalan dengan pembangunanjalan akses ke daerah tersebut;
10. Deskripsikan aplikasi teknologi yang akan diaplikasikan. Dari sisi teknik jalan,terdapat potensi longsoran. Deskripsikan secara rinci mengenai spesifikasirencana kegiatan pembangunan jalan. Jelaskan rencana alternatif-alternatifjalur jalan yang ada dengan mempertimbangkan aspek teknis pembangunanjalan. Perhitungkan pengaruh mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
g
terhadap kondisi jalan existing sehingga dapat disarankan langkah-langkahpengelolaan terhadap jalan yang ada;
11. Kaji alternatif sumber penyediaan bahan baku untuk pembangunan jalan, lokasiquarry dan bahan material lainnya yang akan digunakan selama pelaksanaanpembangunan jalan hingga perkerasan dan pelapisan jalan. Estimasikanvolume material bahan galian untuk kebutuhan pembangunan jalan yangdiambil untuk seluruh rencana kegiatan. Sarankan agar penggunaan materialkonstruksi jalan (yang dapat diperoleh secara mudah di sepanjang jalur jalan)tidak diambil secara terkonsentrasi di satu lokasi/titik sehingga kerusakan dapatdiminimalkan. Sarankan pula langkah-langkah rehabililtasi setelah materialdiambil dari lokasi tersebut;
12. Deskripsikan dan analisis potensi terjadinya perubahan ekosistem, bentangalam, gangguan satwa liar termasuk flora/vegetasi setempat. Kaji potensidampak negatif dari pembangunan jalan terhadap perubahan bentang alamditinjau dari segi estetika lingkungan dan sarankan pengelolaan lingkungansehingga diperoleh penataan jalur jalan yang baik. Agar diperhatikan pengaruhmobilisasi alat berat dan pengangkutan material terhadap kondisi jalan existing;
13. Lakukan studi tentang keragaman flora dan fauna (termasuk homerange fauna)di sepanjang jalur rencana jalan. Dengan terbukanya jalan akan memicutimbulnya perkampungan baru sehingga terjadi potensi konflik dengan satwaliar. Antisipasi masalah tersebut dan sarankan langkah-langkah pengelolaanterhadap flora dan fauna endemik yang dilindungi. Hal ini terkait denganinformasi masyarakat tentang keberadaan harimau, beruang, babi hutan, rusadan ular di lokasi tersebut;
14. Kaji dampak lingkungan dari pembangunan jalan terhadap daerah aliransungai: kualitas air sungai, debit air sungai, daerah resapan air, erosi. Kaji jugadampak pembangunan jalan terhadap potensi terjadinya pembukaan lahan danpotensi illegal logging yang akan menyebabkan kerusakan hutan yangselanjutnya dapat menyebabkan kerusakan tata air. Gambarkan ciri-ciri dankondisi vegetasi asli termasuk faunanya serta kemungkinan terganggu akibatadanya kegiatan;
15. Jika jalan ruas jalan yang ada ditingkatkan, akan mempermudah distribusibarang dan jasa termasuk hasil perkebunan setempat sehingga dapatmeningkatkan perekonomian penduduk (lokal). Dalam dokumen AMDAL nanti,perlu ditekankan kajian atau analisis ekonominya. Uraikan dampak-dampakpositif dengan dukungan data ilmiah yang memadai yang mungkin timbul akibatpelaksanaan rencana pembangunan jalan sehingga dapat meyakinkanpengambil keputusan bahwa kegiatan ini perlu segera dilakukan. Hal inimencakup antara lain kelancaran transportasi, peningkatan kegiatan ekonomipedesaan, penyebaran penduduk yang merata, partisipasi angkatan kerja,menurunkan tingkat pengangguran, peningkatan pendapatan petani,peningkatan mobilisasi penduduk, peningkatan pendidikan formal, peningkatanpelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan kegiatan keagamaan untukmeredam gejolak yang mungkin muncul;
16. Pengambilan dan pengangkutan material (quarry), akan berdampak padapencemaran udara dan kerusakan lingkungan yang mungkin timbul apabilapengambilan material tersebut secara berlebihan. Perhitungkan pengaruhmobilisasi alat berat dan pengangkutan material terhadap kondisi jalan eksisting
h
sehingga dapat disarankan langkah-langkah pengelolaan terhadap jalan yangada. Kaji dampak terhadap kualitas udara (debu) dan tingkat kebisingan. Kajijuga tingkat kerusakan jalan dan jembatan, serta keselamatan berlalu lintas;
17. Perhitungkan pembuatan drainase, rambu-rambu lalu lintas dan dindingpenahan longsor. Perhitungkan juga kestabilan lereng dan potensi erosi sertalongsoran pada rencana jalur jalan terutama ketika tahap konstruksi padakegiatan cut and fill. Sarankan cara-cara penanganan untuk menjaga kestabilanlereng tersebut. Longsoran akibat kegiatan galian dan timbunan (cut and fill)merupakan salah satu isu penting akibat kegiatan pembangunan jalan. Untukitu kajian ANDAL harus memprediksi dan mengevaluasi masalah longsoranyang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan jalan. Hal ini akan berkaitandengan keselamatan pekerja, pemakai jalan, dan dampak lanjutan terhadaperosi lereng dan sedimentasi di badan-badan air yang ada. Kaji potensisedimentasi akibat longsoran dan erosi yang mungkin timbul dari kegiatantersebut. Rencanakan upaya untuk menjaga kualitas air permukaan daripengaruh dampak kegiatan pembangunan jalan;
18. Analisis secara tajam. Sebab apabila kegiatan peningkatan dan pembangunanjalan ini dilakukan, kemungkinan besar akan terjadi peningkatan terhadappendapatan petani, mobilisasi penduduk, arus transportasi, pendidikan formal,pelayanan kesehatan masyarakat, kriminalitas, tingkat kecelakaan, masalahkamtibmas dan kegiatan keagamaan;
19. Kaji dampak negatif kemungkinan maraknya pembalakan liar dan perladanganberpindah akibat terbukanya isolasi wilayah. Terbukanya akses jalan akanmemicu potensi pengembangan ladang berpindah. Hal ini akan menurunkanbiodiversitas kawasan hutan; dan
20. Dampak kebisingan dan peningkatan kadar debu harus dikaji karena cukuppotensial berdampak negatif terhadap manusia ataupun keberadaan satwa liaryang berdekatan dengan kawasan hutan. Kaji juga potensi pencemaran sungaidan estimasi perubahan kualitas air sungai. Pencemaran udara (seperti debudan asap) akan terjadi saat pemasakan aspal dan konstruksi secarakeseluruhan.
36
LAMPIRAN G(Hands Out Presentasi KA)
37
LAMPIRAN H(Peta Adm. Kab. Bener Meriah)
38
LAMPIRAN I(Peta Tataguna Lahan)
39
40
41