2. fiqih islam

7
FIQIH ISLAM Sifat: 1. Berkisar pada kepentingan manusia 2. Selalu sesuai dengan nalar manusia 3. Selalu sesuai dengan akal manusia 4. Selalu sesuai dengan kondisi masyarakat dan kemajuannya 5. Membawa manusia kepada yang bermanfaat dan menghindarkan manusia dari kesempitan dan kesusahan Betul-betul menjadi Rahmat Ibnu Qayyim: ”Sesungguhnya syariat itu dasarnya adalah hikmah dan kemaslahatan ummat ummat manusia, dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dia (Syariat) adalah keadilan, rahmat, kemaslahatan dan hikmah. Setiap persoalan yang keluar dari keadilan kepada kezaliman, dari rahmat kepada sebaliknya, dari kemaslahatan kepada kerusakan dari kebijaksanaan kepada sia-sia bukanlah syariat. Kendaipun dengan dalih apapun juga, karena itu syariat adalah keadilanAllah kepada hamba-hambaNya dan rahmatNya terhadap makhlukNya... Syariat itu adalah kehidupan, dia adalah makanan, obat, cahaya penyembuh dan pemelihara. Segala yang baik dalam alam sementara ini adalah terambil daripadaNya, dan setiap kekurangan , sebaliknya, karena mengabaikannya... Karena syariat itulah Allah mengutus Rasul-rasulNya. Syariat adalah tiang tonggak alam semesta, titik tujuannya adalah keberuntungan dan kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat.” Al Iz bin Abdussalam: ”Seluruh kewajiban yang dibebankan adalah kembali kepada kemaslahatan ummat manusia itu sendiri di dunia ini dan di akhirat kelak” Fiqih Islam

Upload: ariezta-kautsar-rahman

Post on 08-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gs

TRANSCRIPT

FIQIH ISLAM

FIQIH ISLAM

Sifat:

1. Berkisar pada kepentingan manusia

2. Selalu sesuai dengan nalar manusia3. Selalu sesuai dengan akal manusia

4. Selalu sesuai dengan kondisi masyarakat dan kemajuannya

5. Membawa manusia kepada yang bermanfaat dan menghindarkan manusia dari kesempitan dan kesusahan

Betul-betul menjadi Rahmat

Ibnu Qayyim:

Sesungguhnya syariat itu dasarnya adalah hikmah dan kemaslahatan ummat ummat manusia, dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dia (Syariat) adalah keadilan, rahmat, kemaslahatan dan hikmah. Setiap persoalan yang keluar dari keadilan kepada kezaliman, dari rahmat kepada sebaliknya, dari kemaslahatan kepada kerusakan dari kebijaksanaan kepada sia-sia bukanlah syariat.

Kendaipun dengan dalih apapun juga, karena itu syariat adalah keadilanAllah kepada hamba-hambaNya dan rahmatNya terhadap makhlukNya... Syariat itu adalah kehidupan, dia adalah makanan, obat, cahaya penyembuh dan pemelihara.

Segala yang baik dalam alam sementara ini adalah terambil daripadaNya, dan setiap kekurangan , sebaliknya, karena mengabaikannya...

Karena syariat itulah Allah mengutus Rasul-rasulNya. Syariat adalah tiang tonggak alam semesta, titik tujuannya adalah keberuntungan dan kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat.

Al Iz bin Abdussalam:

Seluruh kewajiban yang dibebankan adalah kembali kepada kemaslahatan ummat manusia itu sendiri di dunia ini dan di akhirat kelak

Fiqih Islam

1. Berkisar kepada kemaslahatan

2. Mempunyai sifat elastis dan dinamisPara Fuqaha:

1. Bukan hanya mengambil ketentuan-ketentuan hukum dari nash Al-Quran dan as-Sunnah semata.

2. Mereka memikirkan apa yang ada dibalik nash tersebut, agar sesuai dengan kemaslahatan manusia, terlebih lagi mengenai hal-hal yang tidak dicantumkan dalam kedua sumber diatas.

Ibnu Qayyim:

Fatwa dan pendapat selalu berbeda dikarenakan perbedaan masa, tempat, kondisi dan keyakinan.

SUMBER FIQIH ISLAM

1. Sumber Formil (Asli)

Ialah yeng berasal dari wahyu (Syariat) baik yang berupa al-Quran maupun Sunnah, dan as-Sunnah merupakan bagian dari wahyu.

Firman Allah:

Dan dia tiada berkata menurut kemauan hawa nafsunya sendiri. Perkataan itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. (QS. Al-Najm 203)

2. Sumber As Scoir (tambahan)

Adlah sumber yang berasal dari ijtihad para ulama dan fuqaha seperti ijma, qiyas dan lainnya.

SUMBER FIQIH ISLAM

1. Al-Quran, yang merupakan wahyu Allah yang disampaikan oleh Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Al-Sunah, yakni segala sesuatu yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan dan pengakuan/persetujuan (taqrir).

PEMBAGIAN AL-SUNNAH

a. Sunnah Qauliyah, yang secara umum dinamakan sebagai HADIS, seperti pernyataan Nabi Muhammad SAW:

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik (HR. Hakim & Baihaqi)

b. Sunnah Filiyah, yaitu sunnah yang berupa tindakan yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, berdasar atas pikiran beliau sendiri, kemudian diikuti oleh kaum muslimin seperti tata cara melaksanakan shalat dan ibbadah haji

Shalatlah kalian, seperti halnya kalian melihat aku melakasanakan shalat

c. Sunnah Taqririyah, yaitu pengakuan atau persetujuan Nabi Muhammad SAW terhadap perbuatan para Sahabat. Pengakuan itu baik yang berupa diamnya Rasullulah ataupun secara terang-terangan.

Contoh:

Diriwayatakan ada dua orang bepergian dan manakala sampai waktu shalat mereka tidak menemukan air untuk berwudhu, sedang waktu shalat masih ada.

Salah seorang dari mereka berdua mengambil air wudhu serta mengulang kembali shalatnya, dan seorang lagi tidak mengulang shalatnya. Ketika mereka kembali ke Madinah hal yang demikian itu diceritakan kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah bersabda kepada yang tidak mengulang: Kau telah melaksanakan sunnah dan cukuplah shalatmu dan Beliau berkata lagi kepada ornag yang mengulang Shalatnya: Bagimu pahala dua kali lipat.

3. Sumber Ijma, yakni kebulatan pendapat para Ulama Mujtahid pada suatu masa dalam menetapkan suatu hukum.

Rasulullah bersabda:

Tidaklah ummatku bersepakat atas kekeliruan.

4. Sumber Qiyas (analogi), menyamakan suatu peristiwa yang belum ada hukumnya dengan suatu peristiwa yang sudah ada hukumnya.

Contoh:

Haramnya minuman arak ditetapkan dengan al-Quran dan diharamkan karena disebutkan:

((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((((( (((((((((( (((((((((((((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((( (((((( (((((((((((( ((((((((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.Maka benda apa saja yang memabukkan diharamakan,karena di-qiyas-kan dengan khamar tadi.PENGERTIAN IJTIHAD

Pengerahan daya pikir untuk mencapai sesuatu ketentuan hukum syara.

PENGERTIAN MUJTAHID:

Orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pengerahan daya pikir untuk mencapai suatu ketentuan hukum syara.

BERLAKUNYA IJTIHAD:

a. Nash yang bersifat dhanniyah, ialah untuk mencari pengertian yang lebih tepat dan lebih kuat menurut pendapat mujtahid, namun pengertian yang dimaksud tidak keluar dari kandungan nash itu juga.

b. Pada yang tidak ada nash-nya sama sekali, maka mujtahid berusaha mencari dan meneliti qarinah (tanda-tanda) yang menunjukkan dhannya bahwa itulah yang dikehendaki syara

c. Dengan menggunakan kaidah-kaidah fiqih dan ini dapat ipergunakan oleh mujtahid sebelum qaidah hukum tersebut ditetapakan dengan ijmadan qiyas oleh paraulama

PEMBAGIAN MUJTAHID:

1. Mujtahid Mutlaq, bagi mujtahid macam ini disyaratkan bahwa dia memiliki:

a. Kemampuan berpikir yang cukup

b. Baligh

c. Adil

d. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang: Al-Quran, Sunnah dan kaidah umum yang ditetapkan syara

2. Mujtahid Muqayyah, ialah mujtahid yang berusaha untuk memperoleh ketentuan-ketentuan hukum dan masalah tertentu dengan ketentuan memiliki:

a. Ilmu pengetahuan yang meliputi bidang keahliannya

b. Tidak mencakup seluruh ilmu yang harus dimiliki oleh mujtahid mutlaq

Tokoh-tokoh mujtahid mutlaq:

1. Abu Hanifah an-Numan (Imam Hanafi), lahir di Kuffah tahun 80H.