1_proposal julianti_tipe investigasi.pdf

39
1 MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X SMA NEGERI 3 PALU PROPOSAL PENELITIAN Oleh : JULIANTY A 351 07 024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2011

Upload: ekhi-nadivfan

Post on 01-Jan-2016

185 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

1

MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X

SMA NEGERI 3 PALU

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

JULIANTY

A 351 07 024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2011

Page 2: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

2

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar siswa secara aktif dapat

mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Undang-Undang No

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Pasal 3), disebutkan bahwa

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan tersebut maka dalam proses

pembelajaran merupakan perpaduan kegiatan yang melibatkan dua unsur secara

manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang

mengajar. Bagaimana seorang guru dapat menciptakan suatu proses pembelajaran

yang efektif dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat.

Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola

yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan

memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun

Page 3: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

3

setting lainnya. Model pembelajaran itu berbagai macamnya, dan kebaikan model

pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran itu sendiri.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari filosof yang

mengemukakan bahwa dalam pembelajaran seseorang harus memiliki pasangan

atau teman, sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif pertama kali dirancang oleh Elliot Arison dkk, yang

selanjutnya model ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Model pembelajaran

kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang menekankan berfikir dan

latihan, bertindak demokratis, pembelajaran aktif, saling memberi dan menerima,

bekerjasama dan saling menghormati dalam perbedaan. Pembelajaran kooperatif

mengacu pada pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil (4-

5) yang memiliki kemampuan yang heterogen dan saling membantu satu sama lain

dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa

yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap

anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pembelajaran yang diberikan.

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan

bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-

Page 4: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

4

sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya.

Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan

permasalahan.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang diterapkan yaitu model

kooperatif tipe investigasi kelompok. Hal ini didasarkan oleh kemampuan siswa

dalam satu kelas beragam dan siswa berkemampuan tinggi aktif dalam

pembelajaran, sehingga diharapkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat

membantu siswa berkemampuan rendah memahami pembelajaran geografi. Selain

itu dalam pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok siswa dilibatkan

dalam penyelidikan untuk memecahkan suatu masalah sehingga siswa dapat

membangun pengetahuannya sendiri.

Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah diterapkan

di SMA Negeri 3 Palu, sejak bulan Januari, semester II, Tahun Pelajaran 2010-

2011. Dari hasil observasi awal terhadap guru geografi yaitu Bpk. Drs. IBG Wijda

Kusuma peneliti mendapatkan gambaran tentang penerapan model kooperatif tipe

investigasi kelompok, yang telah diterapkan di kelas X dengan materi tentang

litosfer dan atmosfer yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok

untuk memecahkan suatu topik permasalahan yang nantinya akan dipresentasikan

didepan kelas.

Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih

jauh tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut di

Page 5: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

5

SMA Negeri 3 Palu. Dengan menerapkan model kooperatif tersebut guru

mengharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan

sehat serta keterlibatan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan berimplikasi

pada meningkatnya hasil belajar siswa khususnya bidang studi geografi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan dan respon siswa terhadap model kooperatif tipe

investigasi kelompok pada pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3

Palu?

2. Bagaimana akibat penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok

terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di

SMA Negeri 3 Palu?

C. Tujuan, Sasaran, dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model koperatif tipe

investigasi kelompok dalam proses pembelajaran geografi di kelas X SMA

Negeri 3 Palu;

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model kooperatif tipe

investigasi kelompok di kelas X SMA Negeri 3 Palu;

Page 6: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

6

3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penerapan model

kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas X SMA Negeri 3 Palu.

Sasaran Penelitian

Sebagai sasaran dalam penelitian ini meliputi :

- SMA Negeri 3 Palu sebagai lokasi penelitian;

- Guru geografi SMA Negeri 3 Palu yaitu Bpk. Drs. IBG Wijda Kusuma yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada

kelas X SMA Negeri 3 Palu;

- Siswa-siswi kelas X SMA Negeri 3 Palu;

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk:

1. Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe investigasi kelompok dalam

pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3 Palu.

2. Memberikan pemahaman tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi

dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran geografi pada SMA.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada proses penerapan

model kooperatif tipe investigasi kelompok serta respon siswa pada pembelajaran

geografi melalui model kooperatif tipe investigasi kelompok di SMA Negeri 3

Palu.

Page 7: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

7

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah Guru Geografi serta Siswa

Kelas X SMA Negeri 3 Palu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat

secara langsung proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok

pada pembelajaran geografi dengan pembahasan Jagad Raya, karena model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih difokuskan pada

keterampilan dan keaktifan belajar siswa, maka guru hanya membahas materi

berupa gambaran umumnya saja, kemudian siswa yang mencari tahu lebih jauh

tentang materi yang dibahas, dengan membuat kelompok investigasi dan dilakukan

disemua kelas yaitu dari kelas XA sampai kelas XJ. Pembahasan dalam materi yaitu

hanya pokok bahasan yang akan diterapkan model investigasi kelompok tersebut,

yang ditinjau dari aspek materi yang diajarkan apakah sesuai dengan

menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok tersebut.

E. Kajian Pustaka

Tinjauan Pustaka

Penelitian sejenis dengan menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Echi Abd. Samad, 2008 Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui

Pembelajaran kooperatif Tipe Group investigation Siswa Kelas XB SMA

Negeri 8 Palu. Hasil Penelitian Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Pendidikan MIPA FKIP UNTAD

Besarnya peranan guru dalam menggunakan pendekatan dan berbagai

metode pengajaran dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan hasil

belajar siswa. Pelaksaanaan pembelajaran yang baik tergantung dari pembuatan

perangkat pembelajaran serta metode-metode yang digunakan dalam proses

Page 8: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

8

pembelajaran. Berdasarkan skripsi yang telah dibaca bahwa rendahnya hasil

belajar biologi siswa khususnya kelas XB disebabkan oleh kurangnya respon

siswa untuk mengikuti pelajaran biologi, hal ini dapat dilihat dari hasil yang di

peroleh siswa pada semester sebelumnya dengan rata-rata nilai 50,8. Walaupun

sekolah ini sudah menerapkan kurikulum KTSP Namun Metode diskusi,

ceramah dan penugasan adalah yang sering digunakan yang pada akhirnya

siswa hanya sekedar memperoleh infromasi dan kemudian menghafalkan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran

kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi

siswa XB SMA Negeri 8 Palu. Sasarannya yaitu siswa –siswi Kelas XB SMA

Negeri 8 Palu, dan ruang lingkup dalam skripsi ini difokuskan pada penerapan

model kooperatif tipe investigasi kelompok serta peningkatan hasil belajar

biologi siswa kelas XB SMA Negeri 8 Palu.

Metode dalam skripsi ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maka

Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai

dengan perubahan yang ingin dicapai. Masing-masing siklus terdiri dari

beberapa tahap yaitu:

Tahapan-tahapan penelitian

1. Pra Tindakan meliputi pembentukan kelompok belajar

2. Pelaksanaan tindakan yaitu dilakukan melalui dua siklus

Hasil penelitian, hasil penelitian siklus I

Tindakan siklus I ini, dilaksanakan 3 kali hasil yang diperoleh bahwa

pada pertemuan pertama terlihat beberapa aspek yang menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih kurang

baik seperti kemampuan kelompok dalam membuat hipotesis /melakukan

pengujian hipotesis (investigasi), Pada pertemuan kedua terlihat adanya

beberapa peningkatan kegiatan guru saat melakukan kegiatan belajar

mengajar seperti pada aspek membagi kelas dalam beberapa kelompok,

membimbing kelompok membuat hipotesis/ melakukan pengujian hipotesis

Page 9: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

9

(investigasi). Pada hasil penelitian siklus II di peroleh skor tertinggi 96, skor

terendah 64 sehingga skor rata-rata yang diperoleh 80.93 terdiri dari 31 orang

siswa yang tuntas sebanyak 29 orang dengan persentase ketuntasan klasikal

93.5% dan daya serap klasikal 80.93%, dengan demikian pembelajaran

kooperatif tipe group investigation dinyatakan tuntas dan mencapai target

yang telah ditentukan yaitu 80%.

Kesimpulannya berdasarkan hasil diperoleh pembelajaran kooperatif tipe

group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XB

SMA Negeri 8 Palu.

Nur Ainun, 2010. Penerapan Model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

pada Mata Pelajaran Pkn Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Skripsi

Program Studi PPKN. Jurusan Pendidikan IPS FKIP UNTAD.

Sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari PKn, di

sebabkan kurangnya pemahaman konsep yang mengakibatkan siswa kesulitan

untuk menerapkan konsep tersebut dalam pemecahan masalah, selain itu

sampai saat ini pelajaran PKn dipandang identik dengan materi-materi

hafalan serta penggunaan metode yang kurang inovatif. Metode yang di

gunakan masih dominasi oleh metode ceramah, Tanya jawab, pemberian

tugas dan diskusi. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan penelitian

dengan menerapkan model kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas XI

IPS 2 SMA Negeri 7 Palu.

Tujuan dari skripsi ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

pada mata pelajaran PKn kelas XI IPS 2. Sasaran dalam skripsi ini yaitu

siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu.

Metode dalam skripsi ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maka

Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan

Page 10: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

10

sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Masing-masing siklus terdiri

dari beberapa tahap yaitu:

Tahapan-tahapan penelitian

1. Pra Tindakan meliputi pembentukan kelompok belajar

2. Pelaksanaan tindakan yaitu dilakukan melalui dua siklus

Dari hasil Penelitian diperoleh hasil persentase ketuntasan klasikal

83.33% dan daya serap Klasikal 75 %, ini terlihat bahwa standar ketuntasan

sudah baik (standar ketuntasan SKBM di SMA Negeri 7 palu yaitu 70%). Pada

hasil penelitian siklus ke II diperoleh jumlah skor pada pertemuan pertama

adalah 30 dari skor maksimal 36, dengan demikian persentase nilai rata-rata

adalah 83.3% keberhasilan dalam kategori sangat baik, dengan tuntas klasikal

94.44%, daya serap klasikal 85.67%.

Diperoleh kesimpulan yaitu Kemampuan interaksi edukatif (ketuntasan)

meningkat, penguasaan materi ajar meningkat terlihat pada siklus I dan II Rata-

rata hasil belajar meningkat, aktivitas siswa meningkat lebih antusias, tercipta

suasana aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran.

Landasan Teoritis

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran adalah sebuah proses guru membelajarkan siswa yang di

harapkan ada kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini yang menjadi dasar bagi

guru agar dapat menciptakan sebuah perencanaan pembelajaran sebagai usaha

mengembangkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan

bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-

sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya.

Page 11: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

11

Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan

permasalahan.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

Abdussakir (2009) http://abdussakir.wordpress.com diakses kamis 14 juli

2011 jam 11.40.20 detik), mengemukakan Investigasi Kelompok dikembangkan

oleh Shlomo & Yael Sharon di Universitas Tel Aviv (Slavin, 1995). Investigasi

Kelompok adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.

Narudin (2009) http://davidnarudin.blogspot.com diakses kamis 14 juli 2011

jam 12.30.12 detik), Metode ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa

untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui

bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari

melalui internet. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

Page 12: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

12

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode

ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process

skills).

Dahlan (1984:21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah:

Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun setting lainnya. Disadari benar, bahwa dalam menentukan model yang dianggap tepat adalah terlalu sulit. Model pembelajaran itu berbagai macamnya, dan kebaikan model mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran itu sendiri.

Metode Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai

dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Para siswa memilih topik

yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik

yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan didepan

kelas secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan tetapi dengan konsep yang lebih

sederhana.

Joyce dkk (2009:319) mengemukakan beberapa fase dalam struktur model

pembelajaran investigasi kelompok (grup investigation) sebagai berikut:

Fase pertama siswa dihadapkan pada keadaan yang penuh dengan teka-teki dan membingungkan (direncanakan atau tidak direncanakan), fase kedua siswa mengeksplorasi reaksi terhadap situasi, fase ketiga siswa merumuskan tugas dan mengatur pelajaran (masalah definisi, peran, tugas dan lain-lain), fase keempat kemandirian dan kelompok belajar,

Page 13: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

13

fase kelima siswa menganalisis dan proses, fase keenam mendengar ulang aktifitas.

Guru yang menggunakan pembelajaran tipe investigasi kelompok paling

sedikit mempunyai tiga tujuan yang saling berkaitan. Pertama membantu siswa

untuk melakukan investigasi kelompok terhadap suatu topik secara sistematik dan

analitik. Kedua pemahaman yang mendalam terhadap topik yang diberikan. Ketiga

yaitu dalam investigasi kelompok siswa belajar bagaimana bekerja secara

kooperatif dalam memecahkan masalah. Belajar untuk bekerja sama merupakan

tipe investigasi kelompok dapat mencapai tiga hal yaitu siswa belajar dengan

penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.

3. Penerapan Metode Investigasi Kelompok

Abdussakir (2009) http://abdussakir.wordpress.com diakses kamis 14 juli

2011 jam 11.40.20 detik), Perencanaan dalam melakukan Metode Investigasi

Kelompok melibatkan lima tahapan antara lain sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan

b. Merencanakan pengumpulan informasi

c. Membentuk kelompok

d. Mendesain aktivitas kelompok

e. Merencanakan aktivitas kelompok secara keseluruhan

Gambar implementasi metode Investigasi Kelompok

Seperti pada perencanaan, implementasi aktivitas meliputi lima tahap yaitu:

a. Seleksi topik

Page 14: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

14

Pengorganisasian kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya heterogen. Kemudian tahap identifikasi topik, dimana siswa menentukan

subtopik dari sebuah wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih

dahulu oleh guru.

b. Perencanaan Kelompok

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,

tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik

yang telah dipilih.

c. Pelaksanaan Investigasi (Implementasi)

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya.

d. Penyajian Laporan.

Siswa membuat laporan kerja kelompok dan dipresentasikan didepan kelas.

Berkaitan dengan implementasi metode Investigasi Kelompok, dalam proses

belajar-mengajar, pengajar dan siswa yang belajar melakukan serangkaian

langkah-langkah pokok.

4. Tiga konsep utama yang menjadi ciri Model Investigasi Kelompok

a. penelitian (inquiry); Penelitian disini adalah proses dinamika siswa

memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah

b. pengetahuan (knowledge); pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik

secara langsung maupun tidak langsung

c. Dinamika belajar kelompok (the dynamic of the learning group); menunjukkan

suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang

Page 15: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

15

melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman

melalui proses saling berargumentasi. Beberapa hal penting untuk melakukan

metode Group Investigation adalah:

a. Membutuhkan Kemampuan Kelompok

Didalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus

mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat

mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun diluar kelas.

kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota

untuk mengerjakan lembar kerja.

b. Rencana Kooperatif

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang

mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan

mempresentasikan proyek mereka didalam kelas.

c. Peran Guru

Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara

kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu

jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

5. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberikan suasana

bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar, oleh karena itu pembelajaran

bersifat rekayasa perilaku, maka proses tersebut terikat pada tujuan.

Page 16: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

16

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks

keruangan. Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan

kemampuan siswa mengenali dan memahami gejala alam dan kehidupan dalam

kaitannya dengan keruangan dan kewilayahan, mengembangkan sikap positif

rasional untuk menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya

pengaruh lingkungan.

Pembelajaran geografi itu sendiri adalah proses dan interaksi antara guru dan

murid dalam menelaah interaksi, interelasi, dan integrasi gejala-gejala di

permukaan bumi yang dapat di ungkapkan dengan pertanyaan Apa (What), dimana

(Where), kapan (When), mengapa (Why), dan bagaimana (How).

Materi geografi untuk SMA kelas X menggunakan KTSP Tahun 2006 dari

semester 1 sampai 2 mencakup didalamnya yaitu konsep, metode pendekatan,

prinsip dan aspek geografi, sejarah pembentukan bumi serta unsur-unsur geografi,

dan materi yang akan digunakan dalam penerapan model kooperatif tipe

investigasi kelompok yaitu pada Bab II materi tentang jagad raya.

6. Kerangka Umum Pemikiran

Penelitian model kooperatif tipe investigasi kelompok dilaksanakan di SMA

Negeri 3 palu, dengan melakukan observasi, dan menemukan masalah yang akan

diteliti yaitu begitu jarang guru-guru yang memakai atau menerapkan model

kooperatif tipe investigasi kelompok, maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih

jauh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut. Data-data

Page 17: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

17

atau referensi mengenai model pembelajaran tipe investigasi kelompok

dikumpulkan dari perpustakaan dan media internet yang menjadi landasan peneliti

untuk melakukan penelitian ini, apakah sudah sesuai dengan prosedur model

pembelajaran kooperatif atau berbeda yang diterapkan di lapangan. Setelah

mendapatkan semua data-data yang diteliti kemudian dilakukan analisis data dan

menarik kesimpulan.

Page 18: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

18

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Latar belakang penelitian, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah diterapkan di SMA Negeri 3 palu ,pada bulan januari semester II tahun pelajaran 2010-2011 dengan standar/acuan KTSP 2006.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan dan respon siswa pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 3 Palu, dan bagaimana akibat dari penerapan model tersebut.

Analisis data yaitu data yang telah di dapat dari hasil penelitian, dianalisis sesuai dengan pedoman/rumus yang di pakai.

Landasan teoritis dari penelitian ini yaitu pengertian model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok serta prosedur/cara penerapan model pembelajaran tersebut.

Penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.

Observasi langsung pada guru bidang studi geografi yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas X serta dokumentasi foto dan video.

Populasi dan sampel yaitu siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu.

penarikan kesimpulan

dari hasil analisis data.

Page 19: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

19

F. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan kondisi atau peristiwa saat ini. Didalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi

sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskripif bertujuan untuk

memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan

antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak

menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya

sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.

2. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palu, yang beralamat tetap di

Jalan Dewi Sartika No. 104 Palu. Secara administratif kawasan SMA Negeri 3

Palu termasuk dalam wilayah Desa Birobuli Kecamatan Palu Selatan Kota Palu,

dengan luas sekolah yaitu 11.500 m2 . Sekolah tersebut dipilih dengan cara

mewawancarai teman yang pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Palu, Pemilihan

SMA Negeri 3 Palu sebagai lokasi penelitian didasari pula oleh beberapa

pertimbangan meliputi:

a. SMA Negeri 3 Palu merupakan sekolah yang sudah cukup terkenal di kota

palu, menjadi sekolah favorit, dan mempunyai kelas paralel yang cukup

banyak;

Page 20: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

20

b. Karena di SMA Negeri 3 Palu sudah menerapkan model kooperatif tipe

investigasi kelompok.

3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Juli sampai dengan bulan

November 2011 (Semester I Tahun Akademik 2011-2012). Alokasi waktu

berdasarkan jenis aktivitas penelitian sebagaimana tersebut dalam Tabel 1.

Tabel. 1

Alokasi waktu pelaksanan penelitian

No. Aktivitas Juli Augst Sept Okt Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pencarian bahan,observasi awal & penyusunan proposal

√ √ √

2. Konsultasi&Perbaikan proposal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Ujian proposal √ 4. Perbaikan proposal

& penyusunan draft skripsi

√ √

5. Penelitian lapangan √ √ √ 6. Analisis Data √ √ √ √ 7. Ujian Skripsi √ 8. Perbaikan Skripsi √ √ √

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu melalui

orang-orang sebagai sumber data (informan/responden) yang dijadikan sebagai

subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diolah berupa

Page 21: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

21

dokumen-dokumen maupun sumber-sumber lainnya, yang dilakukan melalui

teknik pengumpulan data.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Jika populasi itu terlalu

banyak jumlahnya, maka biasanya diadakan sampling.

Sebagai populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri 3 Palu yang berjumlah 462 siswa yang terbagi ke dalam 10 kelas.

populasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 2

Keadaan siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1. XA 19 20 39 2. XB 19 19 38 3. XC 18 20 38 4. XD 26 23 49 5. XE 21 28 49 6. XF 24 25 49 7. XG 20 30 50 8. XH 20 29 49 9. XI 20 30 50 10. XJ 21 30 51

Jumlah 208 254 462 Sumber : Presensi siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu tahun ajaran 2010/2011

Page 22: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

22

b. Sampel

Sampel sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.

Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai

objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian populasi saja, suatu

reduksi terhadap jumlah objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto

(2006:131) “ Sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti ”.

Teknik sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau

sampel acak sederhana yaitu cara mengambil sampel dengan memberi

kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam

keseluruhan populasi (Pabundu Tika 2005:30). Sebagai pedoman pengambilan

sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengatakan bahwa :

“Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung

setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan biaya;

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data;

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Sesuai dengan pendapat diatas maka dalam penelitian ini sampel yang

diambil adalah 70 orang yakni 15 % dari 462 = 70 orang. Untuk lebih

Page 23: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

23

jelasnya, jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini tertera pada

Tabel dibawah

Tabel 3 Jumlah sampel dari setiap kelas

No. Kelas Jumlah Populasi Jumlah sampel dari

setiap kelas 1. XA 39 6 2. XB 38 6 3. XC 38 6 4. XD 49 7 5. XE 49 7 6. XF 49 7 7. XG 50 8 8. XH 49 7 9. XI 50 8 10. XJ 51 8

Jumlah 462 70

6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan untuk mencari data, baik data primer dan data

sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Observasi

Observasi atau biasa disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indra. Pengamatan secara langsung kepada guru geografi mengenai proses

Page 24: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

24

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada

siswa-siswi kelas X.

b. Teknik wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewee). Wawancara adalah bentuk pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung dengan subyek penelitian yaitu guru geografi Bpk. Drs IBG

Widja Kusuma dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat,

untuk mendapatkan data-data atau informasi terutama tentang penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

c. Angket

Angket adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan kepada responden dalam hal ini adalah para siswa. Pada setiap

pertanyaan sudah ada item-item atau jawaban yang disediakan sebagai

alternatif dan responden diminta salah satu jawaban.

7. Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini yaitu:

1. Angket

Angket ini terdiri dari 10 item pertanyaan. Setiap item pertanyaan

diberikan alternatif jawaban dan bobot yang dapat dilihat sebagai berikut:

5 = Sangat setuju

4 = Setuju

Page 25: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

25

3 = Kurang setuju

2 = Tidak setuju

1 = Sangat tidak setuju

2. Pedoman observasi

Pedoman observasi mengenai cara atau proses penerapan model

kooperatif tipe investigasi kelompok dan respon siswa terhadap pembelajaran

geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok.

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berupa item pertanyaan kepada guru bidang

studi geografi, pedoman wawancara terdiri dari 10 item pertanyaan untuk

mengetahui proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan

serta hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran tersebut.

8. Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini dipergunakan alat dan bahan penunjang meliputi:

1. Kamera digital/kamera HP

Alat elektronik diperlukan untuk dokumentasi atau merekam hasil tinjauan

penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok pada guru geografi

dan siswa kelas X dalam pembelajaran geografi.

Page 26: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

26

2. Alat tulis menulis

Alat tulis menulis berupa buku catatan dan pena yang digunakan untuk

mencatat hasil observasi berupa data-data dari sekolah dan hasil

wawancara.

9. Langkah-langkah Analisis Data

Langkah-langkah dalam analisis data menurut Mardalis (2003:77-79) adalah:

1. Memeriksa/editing

Hal ini dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner

atau angket atau instrument lainnya. Yang perlu dilakukan adalah

memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini

dilakukan dengan maksud untuk mencek apakah setiap kuesioner telah

diisi sesuai dengan petunjuk sebelumnya, jika terdapat beberapa kuesioner

yang masih belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk

dan tidak relevannya jawaban dengan pertanyaan, sebaiknya diperbaiki

dengan jalan menyuruh isi kembali kuesioner yang masih kosong pada

responden semula atau mencari responden lain sebagai pengganti sesuai

dengan polanya.

2. Memberi tanda kode/coding

Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan,

hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan

analisis.

Page 27: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

27

3. Tabulasi data

Pekerjaan tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan coding

diselesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam

editing dan coding atau semuanya telah selesai. Yang perlu disiapkan

adalah tabel-tabel kerja sesuai dengan variable-variabel pertanyaan dan

item-itemnya

10. Pengolahan dan Analisis data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif. Analisis ini digunakan dengan maksud untuk menjelaskan data yang

mengutamakan argumentasi verbal dengan menggunakan tabel seperlunya untuk

data tertentu sesuai dengan yang ditemukan di lapangan.

Teknik pengolahan data yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini

yaitu deskriptif kualitatif dimana data yang telah dikumpulkan dan

dipersentasekan. Sebagai pedoman penelitian dalam perhitungan persentase

digunakan rumus sebagai berikut :

P = �

� X 100

Keterangan:

P = Hasil Yang Dicapai

F = Jumlah jawaban dan setiap alternatif

N = Jumlah Sampel

100 = Nilai Tetap (Nana Sudjana, 1991: 131)

Page 28: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

28

Instumen penelitian yang digunakan yaitu observasi dan wawancara,

maka analisa data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. (Miles & Huberman, 1992: 16).

1. Reduksi Data

Reduksi dilakukan sebagai proses memilih, merefleksi data dan

menyederhanakan data yang terdapat dalam catatan pada saat melaksanakan

penelitian. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, dan membuang, data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi

data yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang penelitian.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun sekumpulan informasi

yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga memberikan

kemungkinan adanya penafsiran kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk

pemaparan.

3. Penarikan Kesimpulan/verifikasi data

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah informasi yang telah tersusun

melalui penyajian data yang diperoleh, kesimpulan-kesimpulan yang telah

disusun kemudian diverifikasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas

data.

Page 29: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

29

G. Definisi Operasional

Pembelajaran geografi itu sendiri adalah proses dan interaksi antara guru dan

siswa dalam menelaah interaksi, interelasi, dan integrasi gejala-gejala

di permukaan bumi yang dapat diungkapkan dengan pertanyaan Apa

(What), dimana (Where), kapan (When), mengapa (Why), dan

bagaimana (How).

(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705513_chapter

2.pdf).

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan

bersama. Siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompoknya untuk

mencapai tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan

menguntungkan setiap anggota kelompoknya. Pemanfaatan kelompok

kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama

dalam menuntaskan permasalahan.

Dalam materi kelas X yang akan dibahas yaitu mengenai jagad raya. Dalam hal

ini Jagad raya adalah alam semesta atau antariksa yaitu ruangan yang

meluas ke segala arah, tidak terhingga, tetapi ada batas-batasnya yang

belum dapat diketahui. Jagad raya terdiri atas galaksi-galaksi atau

sistem-sistem bintang yang jumlahnya ribuan. Galaksi adalah

kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit

lainnya yang membentuk pulau-pulau didalam ruang hampa jagat raya.

sumber: Buku Geografi untuk SMA Kelas X.

Page 30: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

30

DAFTAR PUSTAKA

Ainun Nur, 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok pada Mata Pelajaran Pkn Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Skripsi S1. Palu: FKIP Universitas Tadulako.

Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dahlan, 1984. Model-model Mengajar. Bandung: Cv. DIPONEGORO

Mardalis, 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Mudyahardjo Redja, 2002. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang

Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: RajaGrafindo persada

Miles dan Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia

Pabundu Tika, 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 1991. Metode statistika. Bandung: Tarsito

Usman H.B. dkk. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. FKIP

UNTAD: Palu

Abudusakir. 2009. Pengertian model pembelajaran investigasi kelompok (online), http://abdussakir.wordpress.com. (Diakses kamis 14 juli 2011 jam 11.40.20 detik)

Narudin. 2009. Metode investigasi kelompok (online)

http://davidnarudin.blogspot.com. (Diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.30.12 detik)

http://www.docstoc.com/docs/21294021/TUJUAN-PENDIDIKAN-NASIONAL

(diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.12.35 detik)

Page 31: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

31

http://blog.unm.ac.id/hakim/2010/02/16/model-pembelajaran-kooperatif/ (diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.15.10 detik)

http://kuliahpunya.blogspot.com/2009/12/pembelajaran-kooperatif-dan-metode.html

(diakses kamis 14 juli 2011 jam 13.00.25 detik)

Page 32: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

32

Lampiran 1

Foto Lokasi Penelitian

Pintu Gerbang SMA Negeri 3 Palu Salah satu bangunan ruang kelas di SMA N. 3 palu

Salah satu ruang kelas di SMA Negeri 3 Palu Papan Nama SMA Negeri 3 Palu

Page 33: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

33

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Angket:

1. Mohon angket diisi dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan

2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan

yang sebenarnya

3. Proses saudara menjawab ini, tidak ada jawaban yang salah, oleh sebab itu

usahakan agar tidak ada jawaban yang dikosongkan

4. Terima kasih atas kesediaan mengisi angket penelitian ini

Petunjuk pengisian angket: ada 5 alternatif jawaban, yaitu:

1= Sangat Tidak setuju 2= Tidak setuju 3= Kurang setuju 4= Setuju 5= Sangat

setuju

No PERNYATAAN ALTERNATIF

JAWABAN 1 2 3 4 5

1 2 3 1. Mata Pelajaran geografi merupakan mata pelajaran

yang menyenangkan dan menarik

2. Dengan penerapan model tipe investigasi kelompok anda lebih memahami mata pelajaran geografi

3. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok yang dilakukan oleh Guru Geografi membuat anda lebih termotivasi untuk belajar

4. Belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok, anda menjadi mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok membuat anda menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya.

6. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Page 34: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

34

Investigasi Kelompok, menambah pengetahuan anda tentang pelajaran geografi

7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok menambah rasa solidaritas anda untuk selalu bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan suatu topic

8. Melalui model pembelajaran tipe Investigasi Kelompok menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri anda

9. Melalui pembentukan kelompok yang sesuai dengan minat dan teman dekat anda membuat anda lebih memahami karakteristik teman anda.

10. Penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok membuat belajar jadi lebih menyenangkan

Page 35: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

35

Lampiran 3

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK GURU

1. Apa alasan Bapak memilih model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok?

2. Apakah pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

memperhitungkan lingkungan belajar? Apabila jawaban Ya!, apa alasannya dan

faktor lingkungan belajar apa saja yang diperhatikan?

3. Adakah faktor proses pembelajaran menjadi pertimbangan dalam pemilihan

model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok? Apabila jawabannya

Ya!, apa alasannya dan faktor proses pembelajaran apa saja yang diperhatikan?

4. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok siswa menjadi lebih aktif? Apabila jawabannya ya!, seberapa besar

aktifnya?

5. Apakah setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok pemahaman siswa tentang pembelajaran geografi lebih meningkat?

Apabila jawabannya Ya!, seberapa besar peningkatannya indikator apa saja yang

dijadikan tolok ukur?

6. Apakah dengan penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok siswa

lebih terampil dalam mengemukakan pendapat/argumentasinya? Apabila

jawabannya Ya!, seberapa besar peningkatannya dan indikator apa saja yang

dijadikan tolok ukur keterampilan ?

Page 36: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

36

7. Bagaimana dengan tingkat keberhasilan siswa dalam penerapan model kooperatif

tipe investigasi kelompok!

8. Apakah siswa menjadi tertantang untuk memecahkan suatu topik permasalahan?

Apabila jawabannya Ya!, indikator apa saja yang jadikan tolok ukur bahwa siswa

semakin tertantang?

9. Apakah penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok sesuai dengan

prosedur yang ada, atau bapak menerapkan dalam bentuk yang lebih sederhana?

10. Bagaimana tanggapan umum dan hasil evaluasi Bapak tentang model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang telah Bapak terapkan!

Page 37: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

37

Lampiran 4

RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI/INTISARI/SARI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan,Sasaran dan Kegunaan Penelitian

D. Ruang Lingkup Penelitian

E. Definisi Operasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Page 38: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

38

A. Tinjaun Pustaka

B. Landasan Teori

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

3. Penerapan Metode Investigasi Kelompok

4. Tiga Konsep Utama Ciri Model Investigasi Kelompok

5. Pembelajaran Geografi

6. Bagan Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Lokasi Penelitian

C. Waktu Pelaksanaan Penelitian

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian

E. Populasi dan Sampel

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Instrumen Penelitian

H. Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil observasi

2. Hasil wawancara

3. Hasil angket

B. Pembahasan

1. Penerapan dan respon siswa terhadap model kooperatif tipe investigasi

kelompok

Page 39: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf

39

2. Akibat penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap

tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

- Foto Pelaksanaan Penelitian Lapangan

- Instrumen Penelitian (Angket)

- Pedoman Wawancara

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

- Surat Izin Penelitian

- Biodata Penulis