1_proposal julianti_tipe investigasi.pdf
TRANSCRIPT
![Page 1: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/1.jpg)
1
MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X
SMA NEGERI 3 PALU
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
JULIANTY
A 351 07 024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
![Page 2: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/2.jpg)
2
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar siswa secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Undang-Undang No
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Pasal 3), disebutkan bahwa
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan tersebut maka dalam proses
pembelajaran merupakan perpaduan kegiatan yang melibatkan dua unsur secara
manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang
mengajar. Bagaimana seorang guru dapat menciptakan suatu proses pembelajaran
yang efektif dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat.
Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola
yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun
![Page 3: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/3.jpg)
3
setting lainnya. Model pembelajaran itu berbagai macamnya, dan kebaikan model
pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran itu sendiri.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari filosof yang
mengemukakan bahwa dalam pembelajaran seseorang harus memiliki pasangan
atau teman, sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif pertama kali dirancang oleh Elliot Arison dkk, yang
selanjutnya model ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Model pembelajaran
kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang menekankan berfikir dan
latihan, bertindak demokratis, pembelajaran aktif, saling memberi dan menerima,
bekerjasama dan saling menghormati dalam perbedaan. Pembelajaran kooperatif
mengacu pada pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil (4-
5) yang memiliki kemampuan yang heterogen dan saling membantu satu sama lain
dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa
yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pembelajaran yang diberikan.
Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan
bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-
![Page 4: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/4.jpg)
4
sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya.
Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan
permasalahan.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang diterapkan yaitu model
kooperatif tipe investigasi kelompok. Hal ini didasarkan oleh kemampuan siswa
dalam satu kelas beragam dan siswa berkemampuan tinggi aktif dalam
pembelajaran, sehingga diharapkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat
membantu siswa berkemampuan rendah memahami pembelajaran geografi. Selain
itu dalam pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok siswa dilibatkan
dalam penyelidikan untuk memecahkan suatu masalah sehingga siswa dapat
membangun pengetahuannya sendiri.
Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah diterapkan
di SMA Negeri 3 Palu, sejak bulan Januari, semester II, Tahun Pelajaran 2010-
2011. Dari hasil observasi awal terhadap guru geografi yaitu Bpk. Drs. IBG Wijda
Kusuma peneliti mendapatkan gambaran tentang penerapan model kooperatif tipe
investigasi kelompok, yang telah diterapkan di kelas X dengan materi tentang
litosfer dan atmosfer yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok
untuk memecahkan suatu topik permasalahan yang nantinya akan dipresentasikan
didepan kelas.
Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih
jauh tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut di
![Page 5: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/5.jpg)
5
SMA Negeri 3 Palu. Dengan menerapkan model kooperatif tersebut guru
mengharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan
sehat serta keterlibatan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan berimplikasi
pada meningkatnya hasil belajar siswa khususnya bidang studi geografi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan dan respon siswa terhadap model kooperatif tipe
investigasi kelompok pada pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3
Palu?
2. Bagaimana akibat penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok
terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di
SMA Negeri 3 Palu?
C. Tujuan, Sasaran, dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model koperatif tipe
investigasi kelompok dalam proses pembelajaran geografi di kelas X SMA
Negeri 3 Palu;
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model kooperatif tipe
investigasi kelompok di kelas X SMA Negeri 3 Palu;
![Page 6: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/6.jpg)
6
3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penerapan model
kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas X SMA Negeri 3 Palu.
Sasaran Penelitian
Sebagai sasaran dalam penelitian ini meliputi :
- SMA Negeri 3 Palu sebagai lokasi penelitian;
- Guru geografi SMA Negeri 3 Palu yaitu Bpk. Drs. IBG Wijda Kusuma yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada
kelas X SMA Negeri 3 Palu;
- Siswa-siswi kelas X SMA Negeri 3 Palu;
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk:
1. Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe investigasi kelompok dalam
pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3 Palu.
2. Memberikan pemahaman tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran geografi pada SMA.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada proses penerapan
model kooperatif tipe investigasi kelompok serta respon siswa pada pembelajaran
geografi melalui model kooperatif tipe investigasi kelompok di SMA Negeri 3
Palu.
![Page 7: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah Guru Geografi serta Siswa
Kelas X SMA Negeri 3 Palu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat
secara langsung proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok
pada pembelajaran geografi dengan pembahasan Jagad Raya, karena model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih difokuskan pada
keterampilan dan keaktifan belajar siswa, maka guru hanya membahas materi
berupa gambaran umumnya saja, kemudian siswa yang mencari tahu lebih jauh
tentang materi yang dibahas, dengan membuat kelompok investigasi dan dilakukan
disemua kelas yaitu dari kelas XA sampai kelas XJ. Pembahasan dalam materi yaitu
hanya pokok bahasan yang akan diterapkan model investigasi kelompok tersebut,
yang ditinjau dari aspek materi yang diajarkan apakah sesuai dengan
menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok tersebut.
E. Kajian Pustaka
Tinjauan Pustaka
Penelitian sejenis dengan menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Echi Abd. Samad, 2008 Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui
Pembelajaran kooperatif Tipe Group investigation Siswa Kelas XB SMA
Negeri 8 Palu. Hasil Penelitian Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan MIPA FKIP UNTAD
Besarnya peranan guru dalam menggunakan pendekatan dan berbagai
metode pengajaran dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan hasil
belajar siswa. Pelaksaanaan pembelajaran yang baik tergantung dari pembuatan
perangkat pembelajaran serta metode-metode yang digunakan dalam proses
![Page 8: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/8.jpg)
8
pembelajaran. Berdasarkan skripsi yang telah dibaca bahwa rendahnya hasil
belajar biologi siswa khususnya kelas XB disebabkan oleh kurangnya respon
siswa untuk mengikuti pelajaran biologi, hal ini dapat dilihat dari hasil yang di
peroleh siswa pada semester sebelumnya dengan rata-rata nilai 50,8. Walaupun
sekolah ini sudah menerapkan kurikulum KTSP Namun Metode diskusi,
ceramah dan penugasan adalah yang sering digunakan yang pada akhirnya
siswa hanya sekedar memperoleh infromasi dan kemudian menghafalkan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi
siswa XB SMA Negeri 8 Palu. Sasarannya yaitu siswa –siswi Kelas XB SMA
Negeri 8 Palu, dan ruang lingkup dalam skripsi ini difokuskan pada penerapan
model kooperatif tipe investigasi kelompok serta peningkatan hasil belajar
biologi siswa kelas XB SMA Negeri 8 Palu.
Metode dalam skripsi ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maka
Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Masing-masing siklus terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
Tahapan-tahapan penelitian
1. Pra Tindakan meliputi pembentukan kelompok belajar
2. Pelaksanaan tindakan yaitu dilakukan melalui dua siklus
Hasil penelitian, hasil penelitian siklus I
Tindakan siklus I ini, dilaksanakan 3 kali hasil yang diperoleh bahwa
pada pertemuan pertama terlihat beberapa aspek yang menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih kurang
baik seperti kemampuan kelompok dalam membuat hipotesis /melakukan
pengujian hipotesis (investigasi), Pada pertemuan kedua terlihat adanya
beberapa peningkatan kegiatan guru saat melakukan kegiatan belajar
mengajar seperti pada aspek membagi kelas dalam beberapa kelompok,
membimbing kelompok membuat hipotesis/ melakukan pengujian hipotesis
![Page 9: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/9.jpg)
9
(investigasi). Pada hasil penelitian siklus II di peroleh skor tertinggi 96, skor
terendah 64 sehingga skor rata-rata yang diperoleh 80.93 terdiri dari 31 orang
siswa yang tuntas sebanyak 29 orang dengan persentase ketuntasan klasikal
93.5% dan daya serap klasikal 80.93%, dengan demikian pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dinyatakan tuntas dan mencapai target
yang telah ditentukan yaitu 80%.
Kesimpulannya berdasarkan hasil diperoleh pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XB
SMA Negeri 8 Palu.
Nur Ainun, 2010. Penerapan Model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
pada Mata Pelajaran Pkn Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Skripsi
Program Studi PPKN. Jurusan Pendidikan IPS FKIP UNTAD.
Sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari PKn, di
sebabkan kurangnya pemahaman konsep yang mengakibatkan siswa kesulitan
untuk menerapkan konsep tersebut dalam pemecahan masalah, selain itu
sampai saat ini pelajaran PKn dipandang identik dengan materi-materi
hafalan serta penggunaan metode yang kurang inovatif. Metode yang di
gunakan masih dominasi oleh metode ceramah, Tanya jawab, pemberian
tugas dan diskusi. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan penelitian
dengan menerapkan model kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas XI
IPS 2 SMA Negeri 7 Palu.
Tujuan dari skripsi ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
pada mata pelajaran PKn kelas XI IPS 2. Sasaran dalam skripsi ini yaitu
siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu.
Metode dalam skripsi ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maka
Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan
![Page 10: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/10.jpg)
10
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Masing-masing siklus terdiri
dari beberapa tahap yaitu:
Tahapan-tahapan penelitian
1. Pra Tindakan meliputi pembentukan kelompok belajar
2. Pelaksanaan tindakan yaitu dilakukan melalui dua siklus
Dari hasil Penelitian diperoleh hasil persentase ketuntasan klasikal
83.33% dan daya serap Klasikal 75 %, ini terlihat bahwa standar ketuntasan
sudah baik (standar ketuntasan SKBM di SMA Negeri 7 palu yaitu 70%). Pada
hasil penelitian siklus ke II diperoleh jumlah skor pada pertemuan pertama
adalah 30 dari skor maksimal 36, dengan demikian persentase nilai rata-rata
adalah 83.3% keberhasilan dalam kategori sangat baik, dengan tuntas klasikal
94.44%, daya serap klasikal 85.67%.
Diperoleh kesimpulan yaitu Kemampuan interaksi edukatif (ketuntasan)
meningkat, penguasaan materi ajar meningkat terlihat pada siklus I dan II Rata-
rata hasil belajar meningkat, aktivitas siswa meningkat lebih antusias, tercipta
suasana aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran.
Landasan Teoritis
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran adalah sebuah proses guru membelajarkan siswa yang di
harapkan ada kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini yang menjadi dasar bagi
guru agar dapat menciptakan sebuah perencanaan pembelajaran sebagai usaha
mengembangkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan
bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-
sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya.
![Page 11: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/11.jpg)
11
Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan
permasalahan.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Abdussakir (2009) http://abdussakir.wordpress.com diakses kamis 14 juli
2011 jam 11.40.20 detik), mengemukakan Investigasi Kelompok dikembangkan
oleh Shlomo & Yael Sharon di Universitas Tel Aviv (Slavin, 1995). Investigasi
Kelompok adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
Narudin (2009) http://davidnarudin.blogspot.com diakses kamis 14 juli 2011
jam 12.30.12 detik), Metode ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
![Page 12: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/12.jpg)
12
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode
ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process
skills).
Dahlan (1984:21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah:
Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun setting lainnya. Disadari benar, bahwa dalam menentukan model yang dianggap tepat adalah terlalu sulit. Model pembelajaran itu berbagai macamnya, dan kebaikan model mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran itu sendiri.
Metode Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Para siswa memilih topik
yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik
yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan didepan
kelas secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan tetapi dengan konsep yang lebih
sederhana.
Joyce dkk (2009:319) mengemukakan beberapa fase dalam struktur model
pembelajaran investigasi kelompok (grup investigation) sebagai berikut:
Fase pertama siswa dihadapkan pada keadaan yang penuh dengan teka-teki dan membingungkan (direncanakan atau tidak direncanakan), fase kedua siswa mengeksplorasi reaksi terhadap situasi, fase ketiga siswa merumuskan tugas dan mengatur pelajaran (masalah definisi, peran, tugas dan lain-lain), fase keempat kemandirian dan kelompok belajar,
![Page 13: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/13.jpg)
13
fase kelima siswa menganalisis dan proses, fase keenam mendengar ulang aktifitas.
Guru yang menggunakan pembelajaran tipe investigasi kelompok paling
sedikit mempunyai tiga tujuan yang saling berkaitan. Pertama membantu siswa
untuk melakukan investigasi kelompok terhadap suatu topik secara sistematik dan
analitik. Kedua pemahaman yang mendalam terhadap topik yang diberikan. Ketiga
yaitu dalam investigasi kelompok siswa belajar bagaimana bekerja secara
kooperatif dalam memecahkan masalah. Belajar untuk bekerja sama merupakan
tipe investigasi kelompok dapat mencapai tiga hal yaitu siswa belajar dengan
penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.
3. Penerapan Metode Investigasi Kelompok
Abdussakir (2009) http://abdussakir.wordpress.com diakses kamis 14 juli
2011 jam 11.40.20 detik), Perencanaan dalam melakukan Metode Investigasi
Kelompok melibatkan lima tahapan antara lain sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
b. Merencanakan pengumpulan informasi
c. Membentuk kelompok
d. Mendesain aktivitas kelompok
e. Merencanakan aktivitas kelompok secara keseluruhan
Gambar implementasi metode Investigasi Kelompok
Seperti pada perencanaan, implementasi aktivitas meliputi lima tahap yaitu:
a. Seleksi topik
![Page 14: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Pengorganisasian kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
anggotanya heterogen. Kemudian tahap identifikasi topik, dimana siswa menentukan
subtopik dari sebuah wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih
dahulu oleh guru.
b. Perencanaan Kelompok
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik
yang telah dipilih.
c. Pelaksanaan Investigasi (Implementasi)
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya.
d. Penyajian Laporan.
Siswa membuat laporan kerja kelompok dan dipresentasikan didepan kelas.
Berkaitan dengan implementasi metode Investigasi Kelompok, dalam proses
belajar-mengajar, pengajar dan siswa yang belajar melakukan serangkaian
langkah-langkah pokok.
4. Tiga konsep utama yang menjadi ciri Model Investigasi Kelompok
a. penelitian (inquiry); Penelitian disini adalah proses dinamika siswa
memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah
b. pengetahuan (knowledge); pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik
secara langsung maupun tidak langsung
c. Dinamika belajar kelompok (the dynamic of the learning group); menunjukkan
suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang
![Page 15: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/15.jpg)
15
melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman
melalui proses saling berargumentasi. Beberapa hal penting untuk melakukan
metode Group Investigation adalah:
a. Membutuhkan Kemampuan Kelompok
Didalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus
mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat
mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun diluar kelas.
kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota
untuk mengerjakan lembar kerja.
b. Rencana Kooperatif
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang
mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan
mempresentasikan proyek mereka didalam kelas.
c. Peran Guru
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara
kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu
jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.
5. Pembelajaran Geografi
Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberikan suasana
bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar, oleh karena itu pembelajaran
bersifat rekayasa perilaku, maka proses tersebut terikat pada tujuan.
![Page 16: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/16.jpg)
16
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan. Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan
kemampuan siswa mengenali dan memahami gejala alam dan kehidupan dalam
kaitannya dengan keruangan dan kewilayahan, mengembangkan sikap positif
rasional untuk menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya
pengaruh lingkungan.
Pembelajaran geografi itu sendiri adalah proses dan interaksi antara guru dan
murid dalam menelaah interaksi, interelasi, dan integrasi gejala-gejala di
permukaan bumi yang dapat di ungkapkan dengan pertanyaan Apa (What), dimana
(Where), kapan (When), mengapa (Why), dan bagaimana (How).
Materi geografi untuk SMA kelas X menggunakan KTSP Tahun 2006 dari
semester 1 sampai 2 mencakup didalamnya yaitu konsep, metode pendekatan,
prinsip dan aspek geografi, sejarah pembentukan bumi serta unsur-unsur geografi,
dan materi yang akan digunakan dalam penerapan model kooperatif tipe
investigasi kelompok yaitu pada Bab II materi tentang jagad raya.
6. Kerangka Umum Pemikiran
Penelitian model kooperatif tipe investigasi kelompok dilaksanakan di SMA
Negeri 3 palu, dengan melakukan observasi, dan menemukan masalah yang akan
diteliti yaitu begitu jarang guru-guru yang memakai atau menerapkan model
kooperatif tipe investigasi kelompok, maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih
jauh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut. Data-data
![Page 17: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/17.jpg)
17
atau referensi mengenai model pembelajaran tipe investigasi kelompok
dikumpulkan dari perpustakaan dan media internet yang menjadi landasan peneliti
untuk melakukan penelitian ini, apakah sudah sesuai dengan prosedur model
pembelajaran kooperatif atau berbeda yang diterapkan di lapangan. Setelah
mendapatkan semua data-data yang diteliti kemudian dilakukan analisis data dan
menarik kesimpulan.
![Page 18: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/18.jpg)
18
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Latar belakang penelitian, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah diterapkan di SMA Negeri 3 palu ,pada bulan januari semester II tahun pelajaran 2010-2011 dengan standar/acuan KTSP 2006.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan dan respon siswa pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 3 Palu, dan bagaimana akibat dari penerapan model tersebut.
Analisis data yaitu data yang telah di dapat dari hasil penelitian, dianalisis sesuai dengan pedoman/rumus yang di pakai.
Landasan teoritis dari penelitian ini yaitu pengertian model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok serta prosedur/cara penerapan model pembelajaran tersebut.
Penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.
Observasi langsung pada guru bidang studi geografi yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas X serta dokumentasi foto dan video.
Populasi dan sampel yaitu siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu.
penarikan kesimpulan
dari hasil analisis data.
![Page 19: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/19.jpg)
19
F. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan kondisi atau peristiwa saat ini. Didalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi
sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskripif bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan
antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak
menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya
sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
2. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palu, yang beralamat tetap di
Jalan Dewi Sartika No. 104 Palu. Secara administratif kawasan SMA Negeri 3
Palu termasuk dalam wilayah Desa Birobuli Kecamatan Palu Selatan Kota Palu,
dengan luas sekolah yaitu 11.500 m2 . Sekolah tersebut dipilih dengan cara
mewawancarai teman yang pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Palu, Pemilihan
SMA Negeri 3 Palu sebagai lokasi penelitian didasari pula oleh beberapa
pertimbangan meliputi:
a. SMA Negeri 3 Palu merupakan sekolah yang sudah cukup terkenal di kota
palu, menjadi sekolah favorit, dan mempunyai kelas paralel yang cukup
banyak;
![Page 20: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/20.jpg)
20
b. Karena di SMA Negeri 3 Palu sudah menerapkan model kooperatif tipe
investigasi kelompok.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Juli sampai dengan bulan
November 2011 (Semester I Tahun Akademik 2011-2012). Alokasi waktu
berdasarkan jenis aktivitas penelitian sebagaimana tersebut dalam Tabel 1.
Tabel. 1
Alokasi waktu pelaksanan penelitian
No. Aktivitas Juli Augst Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pencarian bahan,observasi awal & penyusunan proposal
√ √ √
2. Konsultasi&Perbaikan proposal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Ujian proposal √ 4. Perbaikan proposal
& penyusunan draft skripsi
√ √
5. Penelitian lapangan √ √ √ 6. Analisis Data √ √ √ √ 7. Ujian Skripsi √ 8. Perbaikan Skripsi √ √ √
4. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu melalui
orang-orang sebagai sumber data (informan/responden) yang dijadikan sebagai
subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diolah berupa
![Page 21: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/21.jpg)
21
dokumen-dokumen maupun sumber-sumber lainnya, yang dilakukan melalui
teknik pengumpulan data.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat
tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Jika populasi itu terlalu
banyak jumlahnya, maka biasanya diadakan sampling.
Sebagai populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 3 Palu yang berjumlah 462 siswa yang terbagi ke dalam 10 kelas.
populasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. 2
Keadaan siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. XA 19 20 39 2. XB 19 19 38 3. XC 18 20 38 4. XD 26 23 49 5. XE 21 28 49 6. XF 24 25 49 7. XG 20 30 50 8. XH 20 29 49 9. XI 20 30 50 10. XJ 21 30 51
Jumlah 208 254 462 Sumber : Presensi siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu tahun ajaran 2010/2011
![Page 22: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/22.jpg)
22
b. Sampel
Sampel sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.
Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai
objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian populasi saja, suatu
reduksi terhadap jumlah objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto
(2006:131) “ Sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti ”.
Teknik sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau
sampel acak sederhana yaitu cara mengambil sampel dengan memberi
kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam
keseluruhan populasi (Pabundu Tika 2005:30). Sebagai pedoman pengambilan
sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengatakan bahwa :
“Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan biaya;
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data;
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Sesuai dengan pendapat diatas maka dalam penelitian ini sampel yang
diambil adalah 70 orang yakni 15 % dari 462 = 70 orang. Untuk lebih
![Page 23: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/23.jpg)
23
jelasnya, jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini tertera pada
Tabel dibawah
Tabel 3 Jumlah sampel dari setiap kelas
No. Kelas Jumlah Populasi Jumlah sampel dari
setiap kelas 1. XA 39 6 2. XB 38 6 3. XC 38 6 4. XD 49 7 5. XE 49 7 6. XF 49 7 7. XG 50 8 8. XH 49 7 9. XI 50 8 10. XJ 51 8
Jumlah 462 70
6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan untuk mencari data, baik data primer dan data
sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Observasi
Observasi atau biasa disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Pengamatan secara langsung kepada guru geografi mengenai proses
![Page 24: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/24.jpg)
24
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada
siswa-siswi kelas X.
b. Teknik wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(interviewee). Wawancara adalah bentuk pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung dengan subyek penelitian yaitu guru geografi Bpk. Drs IBG
Widja Kusuma dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat,
untuk mendapatkan data-data atau informasi terutama tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
c. Angket
Angket adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan kepada responden dalam hal ini adalah para siswa. Pada setiap
pertanyaan sudah ada item-item atau jawaban yang disediakan sebagai
alternatif dan responden diminta salah satu jawaban.
7. Instrumen Penelitian
Instrument dalam penelitian ini yaitu:
1. Angket
Angket ini terdiri dari 10 item pertanyaan. Setiap item pertanyaan
diberikan alternatif jawaban dan bobot yang dapat dilihat sebagai berikut:
5 = Sangat setuju
4 = Setuju
![Page 25: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/25.jpg)
25
3 = Kurang setuju
2 = Tidak setuju
1 = Sangat tidak setuju
2. Pedoman observasi
Pedoman observasi mengenai cara atau proses penerapan model
kooperatif tipe investigasi kelompok dan respon siswa terhadap pembelajaran
geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok.
3. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berupa item pertanyaan kepada guru bidang
studi geografi, pedoman wawancara terdiri dari 10 item pertanyaan untuk
mengetahui proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan
serta hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran tersebut.
8. Alat dan Bahan Penelitian
Dalam penelitian ini dipergunakan alat dan bahan penunjang meliputi:
1. Kamera digital/kamera HP
Alat elektronik diperlukan untuk dokumentasi atau merekam hasil tinjauan
penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok pada guru geografi
dan siswa kelas X dalam pembelajaran geografi.
![Page 26: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/26.jpg)
26
2. Alat tulis menulis
Alat tulis menulis berupa buku catatan dan pena yang digunakan untuk
mencatat hasil observasi berupa data-data dari sekolah dan hasil
wawancara.
9. Langkah-langkah Analisis Data
Langkah-langkah dalam analisis data menurut Mardalis (2003:77-79) adalah:
1. Memeriksa/editing
Hal ini dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner
atau angket atau instrument lainnya. Yang perlu dilakukan adalah
memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini
dilakukan dengan maksud untuk mencek apakah setiap kuesioner telah
diisi sesuai dengan petunjuk sebelumnya, jika terdapat beberapa kuesioner
yang masih belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk
dan tidak relevannya jawaban dengan pertanyaan, sebaiknya diperbaiki
dengan jalan menyuruh isi kembali kuesioner yang masih kosong pada
responden semula atau mencari responden lain sebagai pengganti sesuai
dengan polanya.
2. Memberi tanda kode/coding
Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan,
hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan
analisis.
![Page 27: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/27.jpg)
27
3. Tabulasi data
Pekerjaan tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan coding
diselesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam
editing dan coding atau semuanya telah selesai. Yang perlu disiapkan
adalah tabel-tabel kerja sesuai dengan variable-variabel pertanyaan dan
item-itemnya
10. Pengolahan dan Analisis data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif. Analisis ini digunakan dengan maksud untuk menjelaskan data yang
mengutamakan argumentasi verbal dengan menggunakan tabel seperlunya untuk
data tertentu sesuai dengan yang ditemukan di lapangan.
Teknik pengolahan data yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini
yaitu deskriptif kualitatif dimana data yang telah dikumpulkan dan
dipersentasekan. Sebagai pedoman penelitian dalam perhitungan persentase
digunakan rumus sebagai berikut :
P = �
� X 100
Keterangan:
P = Hasil Yang Dicapai
F = Jumlah jawaban dan setiap alternatif
N = Jumlah Sampel
100 = Nilai Tetap (Nana Sudjana, 1991: 131)
![Page 28: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/28.jpg)
28
Instumen penelitian yang digunakan yaitu observasi dan wawancara,
maka analisa data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. (Miles & Huberman, 1992: 16).
1. Reduksi Data
Reduksi dilakukan sebagai proses memilih, merefleksi data dan
menyederhanakan data yang terdapat dalam catatan pada saat melaksanakan
penelitian. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, dan membuang, data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi
data yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun sekumpulan informasi
yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga memberikan
kemungkinan adanya penafsiran kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk
pemaparan.
3. Penarikan Kesimpulan/verifikasi data
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah informasi yang telah tersusun
melalui penyajian data yang diperoleh, kesimpulan-kesimpulan yang telah
disusun kemudian diverifikasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas
data.
![Page 29: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/29.jpg)
29
G. Definisi Operasional
Pembelajaran geografi itu sendiri adalah proses dan interaksi antara guru dan
siswa dalam menelaah interaksi, interelasi, dan integrasi gejala-gejala
di permukaan bumi yang dapat diungkapkan dengan pertanyaan Apa
(What), dimana (Where), kapan (When), mengapa (Why), dan
bagaimana (How).
(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705513_chapter
2.pdf).
Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan
bersama. Siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompoknya untuk
mencapai tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan
menguntungkan setiap anggota kelompoknya. Pemanfaatan kelompok
kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama
dalam menuntaskan permasalahan.
Dalam materi kelas X yang akan dibahas yaitu mengenai jagad raya. Dalam hal
ini Jagad raya adalah alam semesta atau antariksa yaitu ruangan yang
meluas ke segala arah, tidak terhingga, tetapi ada batas-batasnya yang
belum dapat diketahui. Jagad raya terdiri atas galaksi-galaksi atau
sistem-sistem bintang yang jumlahnya ribuan. Galaksi adalah
kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit
lainnya yang membentuk pulau-pulau didalam ruang hampa jagat raya.
sumber: Buku Geografi untuk SMA Kelas X.
![Page 30: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/30.jpg)
30
DAFTAR PUSTAKA
Ainun Nur, 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok pada Mata Pelajaran Pkn Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Skripsi S1. Palu: FKIP Universitas Tadulako.
Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dahlan, 1984. Model-model Mengajar. Bandung: Cv. DIPONEGORO
Mardalis, 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Mudyahardjo Redja, 2002. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: RajaGrafindo persada
Miles dan Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia
Pabundu Tika, 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 1991. Metode statistika. Bandung: Tarsito
Usman H.B. dkk. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. FKIP
UNTAD: Palu
Abudusakir. 2009. Pengertian model pembelajaran investigasi kelompok (online), http://abdussakir.wordpress.com. (Diakses kamis 14 juli 2011 jam 11.40.20 detik)
Narudin. 2009. Metode investigasi kelompok (online)
http://davidnarudin.blogspot.com. (Diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.30.12 detik)
http://www.docstoc.com/docs/21294021/TUJUAN-PENDIDIKAN-NASIONAL
(diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.12.35 detik)
![Page 31: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/31.jpg)
31
http://blog.unm.ac.id/hakim/2010/02/16/model-pembelajaran-kooperatif/ (diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.15.10 detik)
http://kuliahpunya.blogspot.com/2009/12/pembelajaran-kooperatif-dan-metode.html
(diakses kamis 14 juli 2011 jam 13.00.25 detik)
![Page 32: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/32.jpg)
32
Lampiran 1
Foto Lokasi Penelitian
Pintu Gerbang SMA Negeri 3 Palu Salah satu bangunan ruang kelas di SMA N. 3 palu
Salah satu ruang kelas di SMA Negeri 3 Palu Papan Nama SMA Negeri 3 Palu
![Page 33: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/33.jpg)
33
Lampiran 2
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Mohon angket diisi dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan
2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan
yang sebenarnya
3. Proses saudara menjawab ini, tidak ada jawaban yang salah, oleh sebab itu
usahakan agar tidak ada jawaban yang dikosongkan
4. Terima kasih atas kesediaan mengisi angket penelitian ini
Petunjuk pengisian angket: ada 5 alternatif jawaban, yaitu:
1= Sangat Tidak setuju 2= Tidak setuju 3= Kurang setuju 4= Setuju 5= Sangat
setuju
No PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN 1 2 3 4 5
1 2 3 1. Mata Pelajaran geografi merupakan mata pelajaran
yang menyenangkan dan menarik
2. Dengan penerapan model tipe investigasi kelompok anda lebih memahami mata pelajaran geografi
3. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok yang dilakukan oleh Guru Geografi membuat anda lebih termotivasi untuk belajar
4. Belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok, anda menjadi mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok membuat anda menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya.
6. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
![Page 34: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/34.jpg)
34
Investigasi Kelompok, menambah pengetahuan anda tentang pelajaran geografi
7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok menambah rasa solidaritas anda untuk selalu bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan suatu topic
8. Melalui model pembelajaran tipe Investigasi Kelompok menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri anda
9. Melalui pembentukan kelompok yang sesuai dengan minat dan teman dekat anda membuat anda lebih memahami karakteristik teman anda.
10. Penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok membuat belajar jadi lebih menyenangkan
![Page 35: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/35.jpg)
35
Lampiran 3
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK GURU
1. Apa alasan Bapak memilih model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok?
2. Apakah pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
memperhitungkan lingkungan belajar? Apabila jawaban Ya!, apa alasannya dan
faktor lingkungan belajar apa saja yang diperhatikan?
3. Adakah faktor proses pembelajaran menjadi pertimbangan dalam pemilihan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok? Apabila jawabannya
Ya!, apa alasannya dan faktor proses pembelajaran apa saja yang diperhatikan?
4. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok siswa menjadi lebih aktif? Apabila jawabannya ya!, seberapa besar
aktifnya?
5. Apakah setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok pemahaman siswa tentang pembelajaran geografi lebih meningkat?
Apabila jawabannya Ya!, seberapa besar peningkatannya indikator apa saja yang
dijadikan tolok ukur?
6. Apakah dengan penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok siswa
lebih terampil dalam mengemukakan pendapat/argumentasinya? Apabila
jawabannya Ya!, seberapa besar peningkatannya dan indikator apa saja yang
dijadikan tolok ukur keterampilan ?
![Page 36: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/36.jpg)
36
7. Bagaimana dengan tingkat keberhasilan siswa dalam penerapan model kooperatif
tipe investigasi kelompok!
8. Apakah siswa menjadi tertantang untuk memecahkan suatu topik permasalahan?
Apabila jawabannya Ya!, indikator apa saja yang jadikan tolok ukur bahwa siswa
semakin tertantang?
9. Apakah penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok sesuai dengan
prosedur yang ada, atau bapak menerapkan dalam bentuk yang lebih sederhana?
10. Bagaimana tanggapan umum dan hasil evaluasi Bapak tentang model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang telah Bapak terapkan!
![Page 37: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/37.jpg)
37
Lampiran 4
RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAKSI/INTISARI/SARI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan,Sasaran dan Kegunaan Penelitian
D. Ruang Lingkup Penelitian
E. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
![Page 38: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/38.jpg)
38
A. Tinjaun Pustaka
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
3. Penerapan Metode Investigasi Kelompok
4. Tiga Konsep Utama Ciri Model Investigasi Kelompok
5. Pembelajaran Geografi
6. Bagan Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Waktu Pelaksanaan Penelitian
D. Jenis dan Sumber Data Penelitian
E. Populasi dan Sampel
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Instrumen Penelitian
H. Pengolahan dan Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil observasi
2. Hasil wawancara
3. Hasil angket
B. Pembahasan
1. Penerapan dan respon siswa terhadap model kooperatif tipe investigasi
kelompok
![Page 39: 1_Proposal Julianti_Tipe Investigasi.pdf](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022032709/55cf9b43550346d033a55e10/html5/thumbnails/39.jpg)
39
2. Akibat penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap
tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Foto Pelaksanaan Penelitian Lapangan
- Instrumen Penelitian (Angket)
- Pedoman Wawancara
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Surat Izin Penelitian
- Biodata Penulis