179527197-analisis-struktur-geologi-metode-stereografis-docx (1).pdf

Upload: aulia-kurnia-hady

Post on 06-Jul-2018

586 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    1/22

    1

    ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI METODE STEREOGRAFIS

    Disusun Oleh : Eko Suko Wiratmoko

    1.  LIPATAN

    1.1 Definisi Lipatan

    Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang

    ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis

    atau bidang didalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam

    lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan

    merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat dari deformasi ; terutama,

    gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek perubahan bentuk (distorsi) dan

     perputaran (rotasi). Lipatan terbentuk bilamana unsur yang telah ada sebelumnya

    terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung. Perlipatan adalah

    deformasi yang tak seragam (inhomogeneous) yang terjadi pada suatu bahan yang

    mengandung unsur garis atau bidang. Walaupun demikian, suatu deformasi yang

    menghasilkan lipatan pada suatu keadaan, tidak selalu demikian pada kondisi yang

    lain. Suatu masa batuan yang tidak mempunyai unsur struktur garis atau bidang,

    tidak menunjukkan tanda perlipatan. Perlu juga dipertimbangkan bahwa, suatu unsur

    yang sebelumnya berbentuk lengkungan dapat berubah menjadi bidang atau garis

    lurus, atau suatu unsur dapat tetap sebagai struktur bidang atau garis lurus setelah

    terjadi deformasi.

    1.2 Anatomi lipatan

    Gambar 1.2 Anatomi lipatan (Mc Clay, 1987)

    11

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    2/22

    2

    Secara sederhana unsur-unsur dalam anatomi struktur dapat dijelaskan secara

    sederhana, sebagai berikut:

    - Hinge point : titik maksimum pelengkungan pada lapisan yang terlipat.

    - Crest : titik tertinggi pada lengkungan.

    - Trough : titik terendah pada pelengkungan.

    - Inflection point : titik batas dari dua pelengkungan yang berlawanan.

    - Fold axis : (sumbu lipatan/hinge line) Garis maksimum pelengkungan pada suatu

     permukaan bidang yang terlipat.

    - Axial plane : (bidang sumbu) Bidang yang dibentuk melalui garis-garis sumbu

     pada satu lipatan. Bidang ini tidak selalu berupa bidang lurus (planar), tetapi dapat

    melengkung lebih umum dapat disebutkan sebagai Axial surface.

    - Fold limb : (sayap lipatan) Secara umum merupakan sisi-sisi dari bidang yang

    terlipat, yang berada diantara daerah pelengkungan (hinge-zone) dan batas

     pelengkungan (inflection line).

    Dalam analisis lipatan dibutuhkan pengambilan data unsur-unsur lipatan seperti di

    atas. Ken McClay (1987) menjelaskan secara sederhana pengukuran dan

     pengamatan terhadap unsur- unsur lipatan, sebagai berikut:

    Tabel 1.2 Tabel pengamtan dan pengukuran unsur-unsur lipatan di lapangan.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    3/22

    3

    1.3 Klasifikasi Lipatan

    1.3.1  Berdasarkan Sudut Antar Sayap (in terl imb angle )

    Sudut antar sayap adalah sudut yang terkecil yang dibentuk oleh sayap-

    sayap lipatan, dan diukur pada bidang profil suatu lipatan (gambar 9.3).

    Sudut ini mencerminkan sifat keketatan (tightness) dari lipatan. Fleuty (1964)

    membuat klasifikasi seperti pada tabel 9.1. Nilai dari antar sudut pada lipatan

    menghasilkan klasifikasi sebagai berikut, 1800  - 120

    0Gentle (landai) 120

    0  -

    700

    Open (terbuka) 700 - 30

    0Close (tertutup) 30

    0 -0

    0Tight (ketat) 0

    0Isoclinal

    (isoklin). Ken McClay (1987) menyajikan model dari klasifikasi antar sayap

    (Williams dan Chapman, 1979) seperti pada gambar.

    Gambar 1.3.1 Model Klasifikasi lipatan berdasarkan sudut antar sayap. (a)

    diagram pemodelan ketajaman bentuk lipatan, (b) deskripsi terminologi.

    (Williams dan Chapman, 1979 dalam Ken McClay 1987)

    1.3.2 Berdasarkan Kedudukan Lipatan

    Berdasarkan bentuknya, lipatan yang kemiringan bidang sayapnya

    menuju ke arah yang berlawanan, disebut sebagai Antiklin, dan synform,

    kemiringan bidang sayapnya menuju ke satu arah, disebut sebagai Sinklin.Kedudukan lipatan ditanyakan dari kedudukan sumbu lipatan (fold axis) dan

     bidang sumbu lipatan (axial plane/axial surface).

    Fleuty (1964) membuat klasifikasi yang didasarkan pada kedua sifat

    kedudukan tersebut, dan secara lebih tepat menyatakan besaran

    kecondongannya kemiringan dan penunjamannya. Deskripsi yang diberikan

    merupakan gabungan dari kedua kriteria yang ada, yaitu kemiringan dari

     bidang sumbu dan penunjaman dari garis sumbu.

    Tabel 1.3 Penamaan Lipatan Berdasarkan Kedudukan Lipatan (Fluety, 1964)

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    4/22

    4

    Sudut Istilah Kemiringan bidang

    sumbu 

    Penunjaman

    garis sumbu

    0  Horizontal Recumbent fold Horizontal fold

    1 - 10 Subhorizontal Recumbent fold Horizontal fold

    10 - 30 Gentle Gently inclined foldGently

     plunging fold

    30 - 60  Moderate oderately inclined fold Moderately

     plunging fold

    60 - 80 Steep Steeply inclined fold Steeply

    inclined fold

    80 - 89 Subvertical Upright fold Vertical fold

    90 Vertical Upright fold Vertical fold

    Perlu dicatat bahwa beberapa gabungan untuk penamaan lipatan tidak

    dapat diberikan, karena garis sumbu posisinya berada pada bidang sumbu,

    misalnya, jenis lipatan gently - inclined, steeply - plungging fold tidak

    mungkin diberikan atau tidak ada. Klasifikasi ini agak sulit dipakai

    mengingat kerangka yang digunakan adalah kedudukan dari sumbu lipatan,

    yang penunjamannya terukur pada bidang vertikal yang tidak ada

    hubungannya dengan geometri lipatan. Untuk mengatasi ini dapat dipakai

    kriteria  pitch  garis sumbu dan kemiringan bidang sumbu. Kesulitannya

    adalah mengukur besaran pitch dilapangan.

    Klasifikasi yang lebih sederhana dengan menggabungkan besaran

     penunjaman dan  pitch, seperti bagan bentuk lipatan. Rickard (1971),

    membuat diagram segitiga yang memperhitungkan tiga variabel, yaitu ;

    kedudukan bidang sumbu lipatan (kemiringan) dan sumbu lipatan

    (penunjaman dan pitch terhadap bidang sumbu lipatan).

    Pasangan kemiringan dan  pitch dari suatu lipatan ditunjukkan sebagai

    titik pada perpotongan garis lurus, yang angkanya dibaca sepanjang tepi

    dasar dan kiri diagram. Untuk penunjaman digunakan kurva dan angka pada

    tepi kanan diagram. Jenis-jenis kedudukan lipatan dapat ditentukan pada

    diagram. Untuk dapat memberikan kedudukan yang lebih pasti pada lipatan

    yang miring (inclined fold), Rickard mengusulkan untuk memberikan indeks besaran angka dari kemiringan (D) dan penunjaman dari (P), misalnya ;

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    5/22

    5

      Upright fold (D85P25), menurut klasifikasi Fleuty (Tabel 9.2) adalah

    Upright, gently, plunging fold

      Inclined fold (D70P45), Steeply inclined, moderately-plunging fold. -

    Reclined fold (D56P55), Moderately-inclined fold.

     

    Diagram ini juga dapat digunakan untuk berbagai lipatan secara lebihterinci pada suatu wilayah, misalnya bila terdapat suatu perubahan

    kedudukan pada arah atau geometri lipatan-lipatan tersebut.

    Gambar 1.3.2 (a) diagram data plunge, dip, pitch dari suatu lipatan, (b) penamaan lipatan

     berdasarkan plunge, dip, dan pitch, (c) kemungkinan geometri lipatan. (Rickard, 1971)

    1.4 Analaisis Lipatan

    Contoh kasus analis lipatan. Suatu lipatan diketahui dengan data strike lapisan

     batuan sebagai berikut: N 21oE/50o , N 20oE/55o, N 30oE/52o, N 10oE/63o, N

    5oE/65o, N 0oE/74o, N 80oE/42o, N 90oE/44o, N 70oE/38o, N 74oE/40o, N 65oE/42o,

     N 60oE/41o, N 62oE/44o diketahui dilapangan hinge line dari lipatan berarah N

    45oE. Langkah-langkah dalam pengerjaan analisis dengan metode stereografis

    sebagai beri

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    6/22

    6

    Gambar 1.4 Langkah analisis lipatan metode stereografis.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    7/22

    7

    a.  Plot data strike dip pada Polar Net, perlu diingat data  strike dip lapisan batuan (sayap

    lipatan) pada Polar Net di plot sebagai  pole  bidang lapisan, sehingga nilai nol (0o)

    terletak pada sisi West (W).

     b.  Melakukan konturing dengan bantuan Kalsbeg Net, tujuannya untuk mengetahui

    dominasi arah. Pada contoh ananlisis menunujukkan dua puncak kontur yang

    menggambarkan sepasang sayap lipatan.

    c.  Posisikan titik ( pole) dari bidang lapisan (sayap lipatan) pada satu lingkaran besar

    ( great circle), jika kemungkinan titik-titik tersebut sulit untuk diposisikan dalam satu

    garis maka pilih posisi yang mana garis yang memuat paling banyak titik, atau

    menggunakan puncak kontur sebagai acuan. Garis pada lingkaran besar yang memuat

    titik terbanyak dari  strike dip  tersebut merupakan garis dimana 1 dan 3, sehingga

    dapt disebut bidang 13 ( girdle plane). Tegak lurus dari bidang girdle, yaitu dengan

    menarik lurus sebesar 90o skala stereonet (9 kotak besar atau 45 kotak kecil,1 kotak

    kecil bernilai 2o) merupakan pole  yang merukan nilai trend  plung dari garis sumbu

    lipatan, sekaligus letak dari 2.

    d.  Gambarkan hinge linge  dengan garis lurus melewati pusat stereonet sesuai dengan

    nilai yang di dapatkan dilapangan.

    e.  Posisikan N-S stereonet searah dengan hinge line. Kemudian tarik garis sepanjang

    lingkaran besar ( great circle) yang melalui hinge line dan melewati titik sehingga

    membentuk suatu bidang yang merupakan bidang simetri lipatan (axial plane).

    f.  3 berada pada bidang sumbu lipatan, yaitu perpotongan antara bidang sumbu lipatan

    dengan  girdle plane, posisi 1 tegak lurus dengan 3, yaitu 90o  sepangjang  girdle

     plane. Nilai  pitch diukur pada  girdle plane dengan nilai jarak terpendek dari bidang

    simetri lipatan (axial plane) dengan garis luar stereonet ( lingkarang primitif).

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    8/22

    8

    2.  SESAR

    2.1 Definisi Sesar

    Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami perkembangan pergeseran

    maupun pergerakan blok batuan yang tersesarkan. Sederhananya, sesar merupakan

     patahan pada blok batuan yang memiliki sifat pergeseran blok batuan yang terpatahkan,

    sifat pergeserannya dapat bermacam-macam, mendatar, miring (oblique), naik dan

    turun. Di dalam mempelajari struktur sesar, disamping geometrinya yaitu, bentuk,

    ukuran, arah dan polanya, yang penting juga untuk diketahui adalah mekanisme

     pergerakannya.

    2.2 Anatomi Sesar

    Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengamatan sesar di lapangan.

    Data yang baik akan diperoleh dengan memahami betul bagaimana data ini akan diolah.

    Beberapa anatomi atau unsur-unsur yang dapat diamati pada sesar adalah sebagai

     berikut:

    Gambar 2.2 Anatomi Sesar

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    9/22

    9

    1.  Bidang sesar ( fault plane) adalah suatu bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang

    tergeserkan.

    2.  Jurus sesar ( strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang merupakan

     perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal.

    3.  Kemiringan sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang horizontal dan

    diukur tegak lurus jurus sesar.

    4.  Atap sesar (hanging wall ) adalah blok yang terletak diatas bidang sesar apabila bidang

    sesamya tidak vertikal.

    5.   Foot wall  adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar.

    6.   Hade adalah sudut antara garis vertikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku

    dari dip sesar.

    7.   Heave adalah komponen horizontal dari slip / separation, diukur pada bidang vertikal

    yang tegak lurus jurus sesar.

    8.  Throw  adalah komponen vertikal dari slip/ separation,diukur pada bidang vertikal

    yang tegak turus jurus sesar.

    9.  Slickensides  yaitu kenampakan pada permukaan sesar yang memperlihatkan

     pertumbuhan mineral-mineral fibrous yang sejajar terhadap arah pergerakan.

    Ken McClay menjelaskan beberapa unsur -unsur sesar yang diukur dilapangan

    dalam tabel berikut :

    Tabel 2.2 Tabel pengamtan dan pengukuran unsur-unsur lipatan di lapangan

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    10/22

    10

    2.3 Klasifikasi Sesar

    2.3.1  Klasifikasi Sesar Dinamis Anderson (1951)

    Anderson mengklasifikasikan sesar berdasarkan fakta bahwa tidak ada

    tegasan shear (Shearing Stress) yang dapat terbentuk pada permukaan bumi, salah

    satu dari tegasan utama (1, 2, atau 3) harus tegak lurus dengan permukaan

     bumi, sementara dua yang lain tegak lurus.

    Gambar 2.3.1 Klasifikasi sesar menurut Anderson (1951)Secara sederhana Anderson menjelaskan pembagian klasifikasinya sebagai

     berikut: (i) Sesar normal, 1 berarah vertikal, sementara 2 dan 3 berarah

    horisontal, dengan arah jurus kemiringan bidang sesar (dip) mendekati 60o. (ii)

    Sesar geser, memiliki 2 sangat vertikal, sementara 1 dan 2 horisontal, dalam

    hal ini Anderson menggambarkan bidang sesar vertikal dengan arah pergerakan

    sesar horisontal.(iii) Sesar Berbalik/Naik, memiliki 3 vertikal sementara 1 dan

    2 horisontal, bidang sesar diperkirakan memiliki arah jurus kemiringan sebesar

    30o mendekati horisontal.

    2.3.2  Klasifikasi Sesar Geometri

    Klasifikasi sesar geometri berdasarkan pergeseran dan arah pergerakan slip

    yang memotong atau searah dengan bidang sesar. Pembagiannya antara lain: (i)

     Etensional fault contohnya sesar normal, (ii) Contraction fault  contohnya sesar

     berbalik dan sesar naik, (iii) Strike-slip contohnya sesar geser dan sesar transform.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    11/22

    11

    2.3.3  Klasifikiasi Sesar Kinematik Rickard (1972) 

    Dalam studi struktur geologi ditemui istilah Obliqe fault, klasifikasi menurut

    Rickard (1972) secera sederhana menjelaskan sesar berdasarkan faktor besaran

     pergeseran dan pergrakan dari bidang sesar, besaran nilai ini dinotasikan sebagai

     Net slip, yang dapat diperoleh dilapangan dari perpotongan struktur garis gores

    garis atau cermin sesar dengan bidang sesar.

    Gambar 2.3.3 diagram klasifikasi sesar menurut Rickard (1972)Klasifikasi sesar menurut Rickard (1972) mengacu pada nilai  pitch/rake dari

     Net-slip  dan nilai dip dari bidang sesar, yang dituangkan dalam suatu diagram

    untuk menentukan jenis sesar dengan nilai  pitch dan dip tertentu. Contoh

     pembacaan diagram klasifikasi sesar menurut Rickard (1972), sebagai berikut:

    suatu sesar dengan nilai dip  60o  dan nilai  pitch 50o  dengan separasi bidang

     bergeser menganan dari  slickend side  pada bidang sesar, nilai  pitch dan dip

    dilpotkan ke dalam diagram kemudian dilakukan pembacaan sehingga hasil dari

    nilai dip dan  pitch dari contoh tersebut di dapatkan jenis sesar  Normal right slip

     fault .

    2.4 Analisis Sesar Metode Stereografis

    Dalam analisis sesar digunakan data daru unsur-unsur sesar yang diamati

    dilapangan, termasuk struktur penyertanya. Berikut adalah beberapa contoh analisis sesar

     beserta dengan struktur penyerta berupa gash fracture, lipatan mikro (drag fold ), striasi

    atau gores garis.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    12/22

    12

    Contoh kasus analisis sesar dengan struktur penyerta.

    1.  Diketahui sesar dengan bidang sesar N 135oE/60, dengan struktur penyerta  gash

     fracture  N90oE /25o. Analisisnya sebagai berikut :

    Gambar 2.4 Langkah analisisstereografi sesar dengan gash fracture .

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    13/22

    13

    a.  Plot data strike dip bidang sesar pada Wulf Net , strike dip pada Wulf Net menggunakan

    kaidah tangah kiri, dimana dip tegak lurus dan berada di sisi kanan strike.

     b.  Plot data  strike dip bidang  gash fracture  pada Wulf Net . Jika dijumpai  gash fracture

    dalam jumlah yang banyak, data  strike  dip  gash fracture dapat diplot ke Polar Net

    sebagai pole terlebih dahulu untuk mendapatkan puncak kontur dari data  gash fracture,

    dari puncak tersebut menghasilkan satu bidang gash fracture.

    c.  Tarik garis sebesar 90o dari titik perpotongan antara bidang sesar dengan bidang  gash

     fracture untuk menghasilkan bidang bantu 13 ( girdle plane).

    d.  Perpotongan dari bidang sesar dengan bidang  gash fracture merupakan 2 sedangkan

     perpotongan antara bidang  gash fracture dengan bidang bantu 13 ( girdle plane)

    merupakan 1. Penentuan ini di dasarkan pada anatomi sesar (pada gambar) bahwakecenderungan gash fracture searah dengan 1.

    e.  Penentuan 3 dengan jarak 90o sepanjang bidang bantu 13 ( girdle plane) dari 1.

    f.  Gerak relatif bidang mengacu pada. 1 sebagai tegasan utama (gaya terbesar).Untuk

     pembacaan nilai 1, 2 dan 3 menggunakan prinsip struktur garis ( plunge,trend ).

     Nilai  pitch diukur pada  girdle plane  dengan nilai jarak terpendek dari bidang sesar,

    nilai plunge merupakan kemiringan dari Net Slip sesar.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    14/22

    14

    2.  Diketahui sesar dengan bidang sesar N 218oE/67o  dengan struktur penyerta berupa

    striasi dengan arah N 240oE. Analisisnya sebagai berikut:

    Gambar 2.5 Langkah analisisstereografi sesar dengan striasi.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    15/22

    15

    a.  Plot data strike dip bidang sesar pada Wulf Net , strike dip pada Wulf Net menggunakan

    kaidah tangah kiri, dimana dip tegak lurus dan berada di sisi kanan strike.

     b.  Plot data striasi pada Wulf Net  sebagai struktur garis, yaitu dengan menarik garis lurus

    dari pusat ke arah derajat orientasi arah striasi. Arah orientasi striasi merupakan trend ,

    semntara plunge adalah jarak dari lingkaran primitif ke perpotongan antara bidang sesar

    dengan striasi.

    c.  Dari perpotongan garis striasi dengan bidang sesar, tarik garis sebesar 90o  untuk

    menentukan posisi 2.

    d.  Dari titik 2 buat bidang dengan menarik garis tegak lurus 90O ke arah lingkaran besar

    ( great circle), bidang tersebut merupakan bidang bantu 13 ( girdle plane).

    e. 

    Penentuan 1 dengan menarik jarak 30

    o

      ke arah dalam (menuju  pole  dari bidangsesar), 30o  didasarkan pada keadaan umum sudut gesek dalam antara tegasan utama

    dengan bidang sesar.

    f.  Penentuan 3 dengan cara menarik jarak 90o  1. Gerak relatif bidang mengacu

     pada 1 sebagai tegasan utama (gaya terbesar).Untuk pembacaan nilai 1, 2 da 3

    menggunakan prinsip struktur garis (plunge,trend ). Nilai pitch diukur pada girdle plane 

    dengan nilai jarak terpendek dari bidang sesar.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    16/22

    16

    3.  Diketahui sesar N 190oE/60o dengan struktur penyerta berupa lipatan mikro (drag fold )

    yang memiliki bidang sumbu simetri (axial plane) N 36oE/80o. Ananlisisnya sebagai

     berikut:

    Gambar 2.6 Langkah analisisstereografi sesar dengan microfold atau dragfold .

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    17/22

    17

    a.  Plot data strike dip bidang sesar pada Wulf Net , strike dip pada Wulf Net menggunakan

    kaidah tangah kiri, dimana dip tegak lurus dan berada di sisi kanan strike.

     b.  Plot data  strike  dip  bidang sumbu lipatan (axial plane)  pada Wulf Net . Jika bidang

    sumbu tidak dapat diidentifikasi di lapangan dan hanya dapat mengukur lapisan batuan

    (sayap mikro lipatan), maka bidang sumbu lipatan diperoleh dengan analisis

    sebagaimana analisis lipatan.

    c.  Perpotongan antara bidang sesar dengan bidang sumbu mikro lipatan merupakan titik

    2.

    d.  Proyeksikan  2 sebagai bidang dengan menarik jarak 90o  dar 2. Bidang tersebut

    merupakan bidang bantu 13 ( girdle plane).

    e. 

    Perpotongan antara bidang sumbu mikro lipatan dengan bidang bantu 13 ( girdle plane) merupakan 3’, sementara 90o dari 3’ sepanjang bidang bantu merupakan 1’.

     Notasi 1’dan 3’ merupakan notasi untuk tegasan pembentuk mikro lipatan. 

    f.  Untuk tegasan utama (1) sesar diperoleh dengan menarik jarak 30o sepanjang bidang

     bantu 13 ( girdle plane) ke arah 1’. Sementara 3 sesar diperoleh dengan menarik

     jarak 90o  sepanjang bidang bantu. Jika 1’ dan 1 terletak tepat berhimpitan,

    diindikasikan sesar dan lipatan mikro terbentuk bersamaan dalam satu tegasan yang

    sama. Gerak relatif bidang mengacu pada

     1 sebagai tegasan utama (gaya

    terbesar).Untuk pembacaan nilai 1, 2 dan 3 menggunakan prinsip struktur garis

    (plunge,trend ). Nilai pitch diukur pada girdle plane dengan nilai jarak terpendek dari

     bidang sesar, nilai plunge merupakan kemiringan dari Net Slip sesar.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    18/22

    18

    3.  KEKAR

    3.1 Definisi Kekar

    Kekar adalah gejala yang umum terdapat pada batuan. Kekar dapat terbentuk

    karena tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non tektonik (pada saat

    diagenesa, proses pendinginan dsb). Dalam hal ini kita membatasi pada jenis kekar yang

    terbentuk secara tektonik. Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit untuk diamati,

    sebab kekar dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum

    terjadinya suatu lipatan, atau terbentuknya semua struktur tersebut. Hal ini yang juga

    merupakan kesulitan adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran dari kekar,

    sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum atau

    sesudahnya.

    3.2 Jenis-jenis Kekar

    Pada pejelasan definisi kekar telah disebutkan kekar merupakan struktur yang sulit

    untuk diamati, dalam hal ini kekar juga menjadi umumnya menjadi penyerta pada

     pembentukan struktur geologi lain seperti sesar maupun lipatan. Secara kejadiannya

    (genetik), kekar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

    a.  Kekar gerus ( shear joint ) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena

    adanya kecenderungan untuk saling bergeser ( shearing ). Beberapa referensi menyebut

    tipe kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih kurang 60O sebagai shear joint, dan

    kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih kurang 30o hybrid joint . Namun dalam

    McClay (1987) menyatakan bahwa hybrid joint secara genetik adalah perpaduan

    antara extension dan  shear joint yang menampakan pergerakan dari kedua kekar

    tersebut, yaitu merenggang dan bergeser. 

     b.  Kekar tarik (extention joint ) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena

    adanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang). Extension joint  sendiri dapat

    dibedakan sebagai tension joint   yang bidang rekahnya searah dengan arah tegasan

    utama, dan r elease joint  yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan

    dan tegak lurus terhadap gaya utama. Pembedaan kedua jenis kekar ini terutama

    didasarkan pada sifatnya.

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    19/22

    19

    (a)

    (b)

    Gambar 3.2 a. Anatomi kekar (Fosen, 2010) b. Jenis kekar dalam McClay (1987)

    Banyak kriteria untuk menentukan jenis-jenis kekar ini, misalnya sifat permukaan,

    orientasi pada pola regional (daerah yang lebih luas), dan hubungan dengan struktur lain,

    tetapi seringkali tidak mungkin membedakannya di lapangan. Dihubungkan dengan

     prinsip tegasan utama, pola kekar-kekar ini akan mengikuti prinsip tegasan ( σ1, σ2, σ3).

    Didalam analisa, kekar dapat dipakai untuk membantu menentukan pola tegasan, dengan

    anggapan bahwa kekar-kekar tersebut pada keseluruhan daerah terbentuk sebelum atau

     pada saat pembentukan sesar. Cara ini sangat lemah dan umumnya dipakai pada daerah

    yang lebih luas (regional) dan data yang dipakai tidak hanya kekar, tetapi juga sesar yang

    dapat diamati dari peta topografi, foto udara dan citra landsat. Ken McClay (1987)

    menjelaskan beberapa unsur pengambilan data kekar di lapangan untuk analisis kekar

    dalam tabel berikut :

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    20/22

    20

    Tabel 3.2 Tabel pengamtan dan pengukuran unsur-unsur lipatan di lapangan

    3.3 Analisis Kekar Metode Stereonet

    Contoh analisis kekar : Diketahui pengukuran struktur geologi berupa kekar dilapangan

    sebagai berikut 

    Shear Joint Shear Joint

    Strike( N...

    oE) dip

    Strike( N...

    oE) dip

    Strike( N...

    oE) dip

    Strike( N...

    oE) dip

    60 70 255 64 94 36 204 66

    60 68 256 55 100 77 215 84

    65 64 257 35 100 77 230 72

    65 81 260 68 101 56 231 55

    67 81 266 64 101 69 232 59

    67 78 267 39 104 63 232 68

    75 73 270 44 105 74 234 50

    86 68 271 44 106 57 234 66

    89 78 274 59 107 77 234 44

    90 64 275 78 110 70 235 61

    93 77 280 56 114 73 242 63

    93 78 284 71 124 65 243 72

    94 43 243 72 161 74 252 75

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    21/22

    21

    Analisis kekar dengan stereonet sebagai berikut:

    Gambar 3.3 Langkah analisis kekar metode stereografis

    a.  Plot kan data  strike  dip  pada Polar Net, perlu diingat data  strike  dip  bidang kekar

     pada Polar Net di plot sebagai  pole  bidang lapisan, sehingga nilai nol (0o) terletak

     pada sisi West (W).

     b.  Melakukan konturing dengan bantuan Kalsbeg Net, tujuannya untuk mengetahui

    dominasi arah. Pada contoh ananlisis menunujukkan dua puncak kontur yang

    merupakan puncak maximum 1 dan maximum 2.

    c.  Dari maximum 1 dan maximum 2 proyeksikan masing-masing sebagai bidang dengan

    memproyeksikan secara tegak lurus 90o. Dari bidang yang terbentuk terdapat

  • 8/18/2019 179527197-ANALISIS-STRUKTUR-GEOLOGI-METODE-STEREOGRAFIS-docx (1).pdf

    22/22

    22

     perpotongan bidang yang merupakan 2, proyeksikan pula 2 sebagai bidang dengan

    menarik garis 90o sehingga terbentuk bidang bidang bantu 13 ( girdle plane).

    d.  Tentukan jarak antara bidang maximum 1 dan maximum 2 sepanjang bidang bantu

    untuk menentukan posisi 13. Penentuan 1 titik tengah antara maximum 1 danmaximum 2 yang memiliki jarak antar bidang kurang dari 90o  (sudut lancip),

    sementara 3 berada di titik tengah antara maximum 1 dan maximum 2 yang

    memiliki jarak antar bidang lebih dari 90o  (sudut tumpul). Untuk pembacaan

    nilai 1, 2 dan 3 menggunakan prinsip struktur garis (plunge,trend ). Nilai  pitch

    diukur pada girdle plane dengan nilai jarak terpendek dari bidang kekar.

    Referensi

    Davis, G.H,.Reynolds, S.J,.1996.Structural Geology of Rocks And Regions. John Wiley

    & Sons, INC. USA

    Fossen, H,.2010.Structural Geology.Cambridge University Pers.New York UK

    McClay, K.R,.1987.The Mapping of Geological Structures. Departement of Geology

    Royal Bedford New College University of London.

    Van der Pluijm, Ben A.,.2004. Earth structure : an introduction to structural geology and

    tectonics.W. W. Norton & Company Ltd.London