document1
TRANSCRIPT
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 1/12
MODUL PENGIRIMAN DATA UNTUK PEMINDAI BARCODE NIRKABEL
Muttaqin Hatta, Ismail, Risnandar
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pemanfaatan barcode dewasa ini sudah begitu luas, mulai dari mengindentifikasi objek berbentuk barang
hingga aplikasi. Di Indonesia pemanfaatan barcode masih sangat terbatas sekali aplikasinya. Untuk itu
diperlukan pengayaan barcode di berbagai bidang. Salah satu pemanfaatan barcode dalam makalah ini
yaitu pemanfaatan barcode untuk pengiriman data.
Proyek akhir ini bertujuan untuk mengintegrasikan mikrokontroler atmega8535 dengan barcode scanner
dan infra merah. Alat ini nantinya bertujuan untuk mengirimkan data barang dan lokasi menggunakan
infra merah
Kata Kunci: Bar code scanner , infra merah, atmega8535
Abstract
Use of barcode today are so broad, ranging from identifying objects to the application in the form of
goods. In Indonesia is still very limited use of bar codes once the application. It required barcode
enrichment in various fields. One use of bar codes in this paper is the use of bar codes for data
transmission.
The end of the project is aimed at to integrate with barcode scanner ATMEGA8535 microcontroller and
infra red. Tool which aims to transmit data items and locations using infra red
Keywords: barcode scanners, infra red, ATMEGA8535
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami
percepatan yang tinggi. Keadaan tersebut membuat banyak hal
dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien. Seiring dengan
hal tersebut kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat juga
semakin tinggi. Berbagai sistem informasi telah banyak
berkembang antara lain melalui saluran radio, televisi, telepon
bahkan Internet. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat
juga terjadi pada pembuatan-pembuatan software. Informasi dapat
berbentuk laporan, jurnal, berita dan dapat pula berbentuk
tampilan dalam sebuah form yang efisien untuk memudahkan
dalam melakukan pencarian lokasi barang. Pada aplikasi ini
barcode digunakan sebagai pemasukan kode. Dipilihnya barcode
dikarenakan barcode memiliki kontribusi kemudahan dalam
kehidupan sehari-hari. Disamping itu harganya pun relatif murah
dan mudah untuk didapat.
Pendataan merupakan salah satu faktor penting dalam
pengelolaan sistem informasi manajemen. Informasi yang
mendalam dan terperinci mengenai posisi, dan lokasi suatu
barang. Dengan adanya sistem in user tidak perlu lagi untuk
mencari lokasi suatu barang menggunakan sistem manual.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengintegrasikan mikrokontroler
ATMega89S52 dengan barcode reader dan infra
merah transmiter ?
2. Bagainmana mengolah data yang dihasilkan barcode
reader untuk kemudian akan dikirimkan menggunakanmodul infra merah transmitter ?
Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari proyek akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan mikrokontroler ATMega8535
dengan barcode reader dan infra merah transmitter.
2. Mengolah data yang dihasilkan barcode reader untuk
kemudian akan dikirimkan menggunakan modul infra
merah transmitter.
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 2/12
Batasan Masalah
Batasan masalah yang terdapat pada proyek akhir ini yaitu sebagai
berikut:
1. User hanya bisa mengirimkan informasi data barcode.
2. Hanya membahas cara pengiriman data dan
pengolahan data saja, tidak membahas data base.
3. Medium yang digunakan dalam pengiriman data
adalah infra merah.
Defini si Operasional
1. Fungsi barcode adalah untuk mengidentifikasi sebuah
barang ke dalam database dan sebagai sarana
memasukan data secara otomatis. Dengan demikian
maka kita dapat menampilkan data sebuah baranghanya dengan menuliskan kode atau menggunakan
scaner barcode saja.
2. Fungsi barcode scanner untuk membaca kode-kode
berbentuk garis-garis vertikal (disebut dengan
barcode) yang terdapat pada sebuah barang dan
mempercepat proses entry data.
Metode Pengerj aan
Metode yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir
ini adalah sebagai berikut :
Pengumpulan bahan dan
data
Analisis
implementasi
Perancangan
Pengujian program dan alat
Gambar 1.1
Waterfall model
1. Pengumpulan bahan dan data
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi,
dasar teori yang diperoleh dari buku, Internet, majalah
elektronik serta majalah telekomunikasi yaitu sebagai
studi pustaka yang akan mendukung pembuatan
proyek akhir.
2. Perancangan
Merupakan tahap perancangan terhadap perangkat
keras yang dibangun.3. Implementasi
Pada tahap ini, semua proses dijalankan yang awalnya
pengumpulan bahan dan data , perancangan alat yang
akan dibuat. Dijadikan satu sampai alat yang mau kita
bangun keliatan bentuknya.
4. Pengujian
Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat keras
yang dibangun.
5. Dokumentasi
Merupakan tahap pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan
yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip,
buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
2. Tinjauan Pustaka
Definisi Barcode
Gambar 2.1
Barcode
Barcode adalah sejenis kode yang mewakili data atau informasi
tertentu biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan
buku]. Kode berbentuk barang balok dan berwarna hitam putih
ini, mengandung satu kumpulan kombinasi barang yang berlainan
ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas
stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut akan dibaca
oleh Barcode Reader , yang akan menterjemahkan kode ini
kedalam data atau informasi yang mempunyai arti.
Tidak ada satu standar dari kode barang ini, justru terdapat
bermacam-macam standar yang digunakan untuk berbagai
keperluan, industri, maupun berdasarkan tempat digunakannya.
Semenjak 1983, Uniform Product Code [UPC ]diatur oleh
Uniform Code Council, sebuah organisasi industri, yang
menyediakan suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-
toko ritel. Penemu sistem barcode ini. Adalah Joe Wodland.
untuk membaca barcode ini diperlukan sebuah alat pembaca
barcode atau barcode scanner dengan menggunakan sinar laser
yang sensitif terhadap refleksi dari ketebalan garis, jarak atau
ruang antar baris dan variasi lainnya. Data tersebut dibaca oleh
barcode scanner yang kemudian ditranfer ke komputer untuk
diolah lalu ditampilkan sebagai data yang terbaca oleh manusia
(Andrianto, 2008)
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 3/12
Bar code Scanner
Gambar 2.2
Bar code scanner
Barcode scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca
kode-kode berbentuk garis-garis vertikal disebut dengan barcode
yang terdapat pada kebanyakan produk-produk consumer good .
Penggunaan barcode scanner ini mempunyai dua keuntungan
tambahan. Yang pertama akan memperkecil kesalahan
memasukan data yang disebabkan kesalahan user. Yang kedua,
penggunaan barcode scanner mempercepat proses entry data.
Pada awalnya pembaca kode barang yaitu scanner atau pemindai
dirancang dengan mengandalkan cahaya yang tetap dan satu
photosensor yang secara manual digosokkan pada kode barang.
Kode barang scanner dapat digolongkan menjadi tiga kategori
berdasarkan koneksi ke komputer, yaitu : Jenis RS-232 kode
barang scanner menggunakan konektor RS-232. Jenis ini
membutuhkan program khusus untuk mentransfer data
memasukan ke program aplikasi. Jenis lain, adalah bercode yang
menghubungkan antara komputer dan PS2 atau AT keyboard
dengan menggunakan konektor PS2. Jenis ketiga
adalah USB barcode scanner , yang lebih modern dan lebih
mudah dipasang (dipakai) daripada jenis RS-232, karena scanner
kode barang ini memiliki keuntungan yaitu tidak membutuhkan
program tambahan untuk mentransfer atau memasukan data ke
program aplikasi (Andrianto, 2008)
Mi krokontroler ATM ega8535
Gambar 2.3
Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 adalah mikroprosessor yang
dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan
ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. ATMEGA8535
adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang
dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM
( Programmable and Erasable Read Only Memory), yang
memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali.
ATMEGA8535 dirancang oleh Atmel sesuai dengan instruksi
standar dan susunan pin 80C5.
Mikrokontroller ATMEGA8535 memiliki standar spesifikasi :
- Memiliki 4×8 bit port I/O
- Ram internal 128 byte
- Memiliki 2 buah timer
- Sebuah port serial
- Memori program 64Kb dan memori data 64Kb
(Malik, 2007)
Modul Pengirim I nfra Merah
Gambar 2.4
Modul pengirim infra merah
Infra merah (infr a red ) ialah sinar elektromagnet yang panjang
gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700
nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak
tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka
radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spectrum
elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka
cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi
panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi. Infra merah
dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni:
1. Near Infra merah………………0.75 – 1.5 µm
2. Mid Infra merah..………………1.50 – 10 µm
3. Far Infra merah……………….10 – 100
Spesifikasi :
1. Tegangan kerja: +5 VDC.
2. Frekuensi carrier 38 kHz (dapat ditepatkan
menggunakan resistor variabel).
3. Panjang gelombang: 940 nm (puncak).
4. Sudut pancaran: +17 derajat.
5. Jarak maksimum 16 m (teruji pada sudut 0 derajat) dan
35m (sesuai datasheet).
6. Memiliki memasukan yang kompatibel dengan level
tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.
7. Terdapat 2 mode output: non-inverting dan inverting.
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 4/12
Kompatibel penuh dengan DT-51 Minimum Sistem Ver 3.0, DT-
51 PetraFuz, DT-BASIC Series, DT-51 Low Cost Series, DT-AVR
Low Cost Series, dan sistem kontrol lain (Malik, 2007)
Modul Penerima I nfra M erah
Gambar 2.5
Modul penerima infra merah
DT-I/O Infra Red Receiver merupakan modul penerima data
melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier 38 kHz.
Modul ini dapat digunakan sebagai penerima untuk transmisi data
nirkabel dalam aplikasi seperti robotik, sistem pengaman,datalogger dan absensi.
Spesifikasi :
1. Tegangan kerja : +5 VDC
2. Frekuensi carrier : +5 VDC
3. Sensitif puncak terjadi pada panjang gelombang 940
nm.
4. Sudut penerimaan : ±45 derajat
Memiliki 2 output (inverting dan non-inverting) yang kompatibel
dengan tegangan TTL, CMOS dan RS232 (Malik, 2007)
3. Analisis dan Perancangan
2.1 Gambaran Sistem yang akan dibuat
Gambar 3.1Rangkaian sistem keseluruhan
Sistem yang akan dibangun ini nantinya akan ditempatkan di
bagian logistik, yang mana fungsinya adalah sebagai tempat
penyimpanan data inventori dan tracking lokasi. Cara kerja sistem
ini pertama adalah apabila bagian logistik mendapatkan
barang/inventori baru maka dilakukan pencatatan terlebih dahulu
menggunakan barcode scanner yang datanya nanti akan diolah di
modul transmitter, setelah data masuk baru kemudian user
memiih kode lokasi mana barang tersebut akan ditempatkan,
setelah itu data diolah di modul transmitter dan data tersebut
dikirimkan ke modul receiver , baru kemudian dari modul receiver
data akan disimpan di database. Sistem ini juga bisa berfungsi
sebagai pencatatan bulanan, jadi apabila ada suatu barang ingin
dipindahkan ke lokasi lain maka barang tersebut di scan terlebih
dahulu menggunakan barcode scanner baru kemudian memilih
kode lokasi tempat barang tersebut ingin dipindahkan, kemudian
database akan mencatat update data lokasi yang baru.
Sistem yang akan dibuat nantinya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
modul pengiriman data, modul penerima data dan database. Tugas
modul pengirim data adalah mengirimkan data yang masuk dari
barcode scanner dan diolah di modul tersebut. Setelah data diolah
sesuai dengan kebutuhan baru kemudian akan dikirimkan ke
modul receiver (penerima data) menggunakan infra merah. Tugas
database digambaran sistem ini adalah sebagai pengolah dan
penyimpanan data dari modul receiver. Ruang lingkup proyek
akhir ini dibatasi sesuai yang tercantum dibatasan masalah.
Proyek akhir ini tidak membahas database, tetapi hanya
bagaimana mengirimkan data saja. Dibawah ini adalah gambaran
sistem yang akan penulis buat.
Gambar 3.2
Rangkaian sistem pengiriman dan penerima data
2.2 Fl owchar Sistem
Dalam pembuatan program, kita harus benar-benar
memperhatikannya agar program yang kita buat tersebut
mempunyai urutan logika yang benar. Jika suatu program tidak
benar, tentu akan menyebabkan adanya kesalahan dari hasil
keluaran program tersebut. Untuk membatu melacak kebenaran
logika sebuah program, yang juga sangat membantu untuk
memahami sebuah persoalan sebalum kita memulai kode-kode
programnya, seringkali kita membutuhkan alat bantu yang disebut
flowchar.
Berikut merupakan alur diagram yang menunjukan proses
pengiriman data :
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 5/12
2.2.1 Flowchar Proses Pengiriman Data
START
END
SCAN
LOKASI
DATA
DITERIMA
SCAN
KODE
BARANG
YA
TAMPILKAN DI
LCD
DATA DIKIRIM
TIDAK
Gambar 3.3
Digram alur pengiriman data
2.2.2 Flowchar Proses Penerimaan data
START
END
TERIMA
DATA
LOKASI
DATA
DITERIMA
TERIMA
DATA
BARANG
YA
TAMPILKAN
DATA BARANG
DAN DATA
LOKASI
TIDAK
JIKA DATA
BARANG
YA
JIKA DATA
LOKASITIDAK
TIDAK
YA
Gambar 3.4
Diagram alur penerima data
2.3 Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat L unak
2.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Ada beberapa aspek yand dapat dilihat pada pengerjaan ini. Ada
perangkat keras dan perangkat lunak. Hardware dapat disebut
dengan perangkat keras atau peralatan apa aja yang menunjang :
Tabel 3.1
Kebutuhan Perangkat Keras
2.3.2 Kebutuhan Perangkat lunak
Dalam membuat proyek akhir ini ada beberapa
perangkat lunak yang dibutuhkan antara lain :
Tabel 3.2
Kebutuhan Perangkat Lunak
4. Implemenstasi dan Pengujian
4.1 Implementasi
Pada bab ini dilakukan pengimplementasian dan pengujian
perancangan alat yang penulis buat yaitu modul pengiriman data.
Sebelum itu ada beberapa langkah yang harus diperhatikan di
antaranya :
4.2 Hardware
Dibawah ini adalah hardware yang ada di dalam modul
transmitter tersebut :
4.2.1 Minimum Sistem ATmega8535
Minimum sistem ATmega 8535 beinfra merahungsi sebagai
pengontrol dari rangkain yang sudah terpasang.
Gambar 4.1
Minimum sistem Atmega 853
No. Jenis Software Keterangan
1 Bahasa pemogramanCode vision
AVR/Bahasa C
2 Desain PCB Eagle
No. Jenis Hardware Spesifikasi
1 Barcode scanner Port RS232
2 Mikro ATMEGA8535
3 Infra merah Modulasi
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 6/12
4.2.2 LCD (Li quit Crystal Di splay) LCD berfungsi untuk menampilkan data dari hasil scan barcode.
Gambar 4.2
LCD
4.2.3 IC Max 232
Fungsi IC Max232 adalah untuk mengubah data dari com menjadi
data TTL. Untuk menggunakan IC ini dibutuhkan bantuan
beberapa capasitor dalam bentuk suatu rangkaian.
Gambar 4.3
IC max 232
4.2.4 Downloader Downloader berfungsi untuk memasukan program ke
mikrokontroler.
Gambar 4.4
Downloader
4.3 Modul Pengiriman Data
Dalam melakukan pengiriman data secara nirkabel diperlukan
sepasang perangkat modul pengiriman data. Berikut modul-modul
yang digunakan :
4.3.1 Modul Transmitter
Modul ini adalah modul pengolahan data pertama kali yang
dilakukan, pertama data yang masuk dari barcode scanner akan
diolah di modul ini dan akan dikirimkan melalui infra merah.
Gambar 4.5
Modul transmitter
4.3.2 Modul Receiver
Modul ini digunakan untuk menangkap data yang dikirimkan dari
modul transmitter dan akan dikirimkan ke rangkaian modul
receiver untuk diproses datanya.
Gambar 4.6
Modul receiver
4.3.3 Minimum Sistem Transmitter
Minimin sistem ini digunakan untuk mengolah data yang masuk
dari barcode scanner dan akan di olah terlebih dahulu di modul
ini untuk kemudian akan dikirimkan ke modul receiver.
Gambar 4.7 Minimum sistem transmitter
4.3.4 Minimum Sistem Receiver
Minimin sistem ini digunakan untuk menampilkan data yang
masuk dari modul transmitter.
Gambar 4.8
Minimum sistem receiver
4.4 Pengujian Dalam pengujian ini, ada beberapa bagian yang akan diuji untuk
mengetahui data yang dikeluarkan sesuai dengan yang
sebenarnya, berikut beberapa data yang akan diuji :
4.4.1 Pengujian LCD 16x2 Pada Modul Transmitter dan
Modul Receiver
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui LCD 16x2
berfungsi dan dapat menampilkan karakter .
4.4.1.1 Petunjuk Pengujian
Dalam pengujian ini dibutuhkan beberapa alat seperti LCD 16x2,
rangkaian receiver, rangkaian transmitter dan program untuk
mengetahui apakah LCD dapat digunakan atau tidak.
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 7/12
Gambar 4.9
Pengujian LCD
4.4.1.2 Hasil Pengujian
Tabel 4.1
Tabel Pengujian LCD
LCD Rangkaian Modul
transmitter
LCD Rangkaian Modul
receiver
4.4.1.3 Kesimpulan Pengujian
Program yang dimasukan pada mikrokontroler sesuai sehingga
LCD dapat digunakan sebagai display data pada rangkaian
receiver dan rangkaian transmitter.
4.4.2 Pengujian Barcode
Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
barcode dapat digunakan atau tidak.
4.4.2.1 Petunjuk Pengujian
Dibutuhkan beberapa alat untuk pengujian ini seperti Barcode,
Hyperterminal terminal PC. Berikut cara pengujian :
1. Output barcode disambungkan ke PC
Gambar 4.10
Output barcode disambungkan ke PC
2. Bukalah Hyperterminal PC, Setting Baudrate
9600, 8 data, No parity dan 1 stop.
Gambar 4.11
Setting hyper terminal PC
3. Scaning gambar barcode
Gambar 4.12
Scanning barcode code
4.4.2.2 Hasil Pengujian
Tabel 4.2
Tabel Pengujian Bar code Scaner
Scaning Hyperterminal
4.4.2.3 Kesimpulan Pengujian
Barcode scanner berfungsi dengan baik. Barcode scanner
mengeluarkan data yang sesuai dengan gambar barcode.
4.4.3 Pengujian Penerimaan Data Bar code scanner pada
modul transmitter
Dalam pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
output dari barcode scnanner dapat diterima oleh mikrokontroler
melalui rangkaian max 232.
4.4.3.1 Petunjuk Pengujian
Dalam pengujian ini dibutuhkan beberapa alat seperti: barcode
scanner , rangkaian max 232, rangkaian minimum sistem 1, dan
LCD. Setting sebagai berikut :
1. Hubungkan output barcode scanner pada rangkaian
transmmitter
Gambar 4.13
Hubungan output barcode scanner pada
rangkaian transmitter
2. Hubungkan output rangkaian max 232 ke pin Rx
modul transmiter .
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 8/12
Gambar 4.14
Hubungan output rangkaian max 232 ke pin RX
modul transmitter
3. Masukanlah program berikut :
Tabel 4.3
Source Code Program Penerima Data Barcode
// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity
// USART Receiver: On
// USART Transmitter: Off
// USART Mode: Asynchronous
// USART Baud Rate: 9600
UCSRA=0x00;
UCSRB=0x90;
UCSRC=0x86;
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x47;
//Mode Scan Barcode
if ( rx_counter > 0 ) {
i = 0;
while(1) { //subrutin penyimpanan data
ch = getchar();
if ( ch == 13 ) //ujung data yang diterima
break;
xdata[i] = ch;
i++;
}
xdata[i] = 0; //nol terminated agar data menjadi
string
LCD_clear();
LCD_puts(xdata);
4.4.3.2 Hasil Pengujian
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Penerimaan Data Barcode
NO Code Barcode
Output LCD modul
transmiter
1
2
3
Pengiriman data barcode scanner akan diterima oleh
mikrokontroler pada pin RX, data tersebut diterima dan disimpan
pada variable xdata yang berupa string Lalu data akan
ditampilkan ke LCD. Dalam pengiriman data barcode scanner
ujung data tersebut adalah 13(kode ASCII), fungsi if(ch ==13)
break; adalah untuk mengetahui data telah terkirim dan
memberhentikan penerimaan data.
4.4.3.3 Kesimpulan Pengujian
Data yang dikirimkan oleh barcode scanner sesuai dengan
gambar barcode, dan ditampung dalam variable xdata.
4.4.4 Pengujian Penerimaan Data Pada Rangkaian
Receiver
Pengujian dilakukan untuk mengetahui data yang masuk melalui
barcode scanner dan dikirimkan oleh rangkaian minimum sistem
transmitter , diterima oleh rangkaian minimum sistem receiver
melalui komunikasi infra merah.
4.4.4.1 Petunjuk Pengujian
Dibutuhkan beberapa perlengkapan seperti Barcode scanner ,
Rangkaian Max232, Rangkaian Minimum sistem 1, rangkaian
transmitter, Rangkaian modul receiver, dan rangkaian receiver
dan LCD. Berikut pengaturannya :
1. Hubungkan output barcode scanner pada
rangkaian max232.
Gambar 4.15
Hubungan
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 9/12
2. Scan data barcode yang akan dikirimkan ke
modul receiver.
Gambar 4.16
Proses scan data barcode
3. Posisikan modul pengiriman infra merah
transmitter dan modul receiver lurus agar dapat
berkomunikasi.
Gambar 4.17
Proses transfer data menggunakan infra
merah
4. Masukan program pengiriman data pada
rangkaian modul transmitter seperti berikut :
4.4.4.2 Hasil Pengujian
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Transmiter dan Receiver Data
Program transmitter pada rangkaian modul transmitter diawali
oleh data 0x02 pada pengkodingan sebagai indentifikasi bahwa
data tersebut dari rangkaian transmitter , barulah data barcode
dikirimkan.
Program data pada rangkaian modul receiver sama seperti
program penerimaan data barcode scanner , namun data yang
terima dari rangkaian modul receiver menerima data 0x02 terlebih
dahulu, untuk mengabaikan data lain (noise), barulah data
barcode diterima, dilanjutkan dengan data 0x03 sebagai data
penutup.
4.4.4.3 Kesimpulan Pengujian
Data yang dikirimkan oleh rangkaian minimum sistem transmitter
sesuai dengan data yang terima oleh rangkaian minimum sistemreceiver
4.4.5 Pengujian Jangkauan Jarak Infra Merah
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan pada sudut berapa dan
jarak berapa modul infra merah transmitter dan modul infra merah
receiver dapat berkomunikasi
4.4.5.1 pengujian pada sudut 360°
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Pada Sudut 360°
no Jarak Hasil
1 2 cm Tidak dapat berkomunikasi
2 5 cm Tidak dapat berkomunikasi
3 10 cm dapat berkomunikasi
4 100 cm dapat berkomunikasi
5 300 cm dapat berkomunikasi
6 600 cm dapat berkomunikasi
7 1000 cm dapat berkomunikasi
8 1500 cm dapat berkomunikasi
9 2000 cm Tidak dapat berkomunikasi
4.4.5.1.1 Kesimpulan Pengujian
Apabila modul infra merah transmitter dan modul receiver terlalu
dekat maka data tidak dapat berkomunikasi, dan apabila modul
infra merah transmitter dan modul receiver terlalu jauh data juga
tidak dapat berkomunikasi diakibatkan oleh jarak maksimum
yang ditentukan oleh pabrik pembuat modul tersebut.
N
0Code Barcode
Modul
transmiter Modul receiver
1
2
3
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 10/12
4.4.5.2 Pengujian pada Sudut 45°
Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Pada Sudut 45°
no Jarak Hasil
1 2 cm Tidak dapat berkomunikasi
2 5 cm Tidak dapat berkomunikasi
3 10 cm dapat berkomunikasi
4 100 cm dapat berkomunikasi
5 300 cm dapat berkomunikasi
6 600 cm dapat berkomunikasi
7 1000 cm dapat berkomunikasi
8 1500 cm dapat berkomunikasi
9 2000 cm Tidak dapat berkomunikasi
4.4.5.2.1 Kesimpulan Pengujian
Apabila modul infra merah transmitter dan modul receiver terlalu
dekat maka data tidak dapat berkomunikasi, dan apabila modul
infra merah transmitter dan modul receiver terlalu jauh data juga
tidak dapat berkomunikasi diakibatkan oleh jarak maksimum
yang ditentukan oleh pabrik pembuat modul tersebut.
4.4.5.3 Pengujian Pada Sudut 90°
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Pada Sudut 90°
no Jarak Hasil
1 2 cm Tidak dapat berkomunikasi
2 5 cm Tidak dapat berkomunikasi
3 10 cm Tidak dapat berkomunikasi
4 100 cm Tidak dapat berkomunikasi
5 300 cm Tidak dapat berkomunikasi
6 600 cm Tidak dapat berkomunikasi
7 1000 cm Tidak dapat berkomunikasi
8 1500 cm Tidak dapat berkomunikasi
9 2000 cm Tidak dapat berkomunikasi
4.4.5.3.1 Kesimpulan Pengujian
Pada sudut 90° modul infra merah transmitter dan modul receiver
tidak dapat melakukan komunikasi lagi, karena diakibatkan oleh
sudut yang terlalu miring, jadi faktor penting untuk melakukan
komunikasi yang harus diperhatikan pertama kali adalah sudut
kemiringan baru jarak yang meyebabkan faktor kedua apakah
modul tersebut dapat berkomunikasi apa tidak.
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Keseluruhan
no Tipe masukan
Keluaran yang di
harapkan ket
1
Hasil scan barcode
sesuai dengan keluaran di
LCD mikro
Barcode code barang
sesuaiok
2
Pengiriman data dari
modul transmitter
kemodul receiver
Dapat berkomunikasi ok
3
Menahan
pengmemasukanan data
barang pertama kali
masuk di modul receiver
Masukan data lokasi
terlebih dahuluok
4
Memasukan data barang
setelah memasukan data
lokasi
data lokasi keluar
setelah data barangok
5Pengmemasukanan data
lokasi yang baruLokasi dipilh ok
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam implementasi
proyek akhir ini adalah:
1. Mikrokontroler dapat berkomunikasi menggunakan
barcode scanner dengan menggunakan komunikasi
serial.
2. Jarak antara modul transmitter dan modul receiver
tidak boleh terlalu dekat, apabila terlalu dekat dapat
menyebabkan data yang ditampilkan di modulreceiver tidak sempurna diakibatkan oleh jarak
7/16/2019 1
http://slidepdf.com/reader/full/155cf9d80550346d033ade40f 11/12
minimum yang telah ditentukan oleh pabrik
pembuat modul tersebut.
3. Antarmuka infra merah memiliki banyak keterbatasan
di antaranya posisi modul infra merah transmitter
dan modul infra merah receiver harus lurus tanpa
ada halangan.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan alat ini
agar kedepannya lebih baik lagi adalah sebagai berikut :
1. Kedepan alat yang digunakan untuk pengiriman data
bisa menggunakan wireless/XBEE pro untuk
komunikasi datanya sehingga jangkauannya lebih
jauh lagi.
2. Kedepannya alat yang digunakan untuk memindai
barang bisa menggunakan barcode scanner dengan
port usb yang dengan mudah dapat kita jumpai di
pasaran
6. Daftar Pustaka
Andrianto, H. (2008). Pemograman Mikrokontroler AVR
ATMega16 Menggunakan Bahasa c. Bandung: Informatika.
Mikroprosesor, T. (2007). Pemograman Mikrokontroler Dengan
Bahasa C/C++ dan Assembler. Yogyakarta: Andi.
Malik, M.(2007). Belajar Mikrokontroler. Yogyakarta: Gaya.
Joni, M (2008). Pemograman C dan Implementasinya Edisi
Kedua. Bandung: Informatika.
Heryanto, M. (2008). Pemograman Bahasa C Untuk
Mikrokontroler. Bandung: Informatika.
Heryanto, H. (2008). Pemograman Bahasa C Untuk
Mikrokontroler ATMEGA8535. Yogyakarta: Andi.