(1549-h-2008) ugm

Upload: titi-afrida-sari

Post on 09-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

READ

TRANSCRIPT

  • i

    HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

    Tesis

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2

    Minat Utama Magister Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan

    Diajukan oleh :

    NURHUSNA 18913/III-2/3403/02

    Kepada PROGRAM PASCASARJANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA 2008

  • TesisHUBUNGAN JARAK KELAHlRAN OENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA 01 RSVP Dr.

    SARDJITO YOGY AKART A

    dipersiapkan dan disusun oleh

    Nurhusna, SST

    telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    pada tanggall 0 Mei 2008

    Susunan Dewan Penguji

    Pembimbing Utama

    dr. S~O' SU, M.Sc, Sc.D............................................Pembimbing Pendamping I

    ~k~hProfdr.M.Hakimi, SpOG(K), PhD.............................................

    Pembimbing Pendamping II

    ............................................

    Anggota Dewan Penguji Lain

    Pr~f: ,p.~" .9~:. ~9~I?iJ(mt .

    ...............................................

    Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar Magister

    16 Mei 2008Tanggal ' .

    ..JProf dr. Hari usnanto, SU, Dr.PH\ ) '" j

    ~K_/ I1mu Keseh M arakatPengelola Program Studl .

  • iii

    SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat

    karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

    Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

    karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

    kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

    daftar pustaka.

    Yogyakarta, Maret 2008

    Nurhusna

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

    memberikan kesehatan, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tesis ini dengan judul Jarak Kelahiran dengan Kejadian

    Preeklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penulisan tesis ini

    bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

    Sarjana S-2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan Minat

    Utama Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi pada Program

    Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

    Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

    berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus

    penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

    setulusnya kepada:

    1. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU., M.Sc., Sc.D, selaku pembimbing

    utama yang telah meluangkan waktu dan pemikiran memberikan

    bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian

    tesis ini.

    2. Prof. dr. Mohammad Hakimi, Sp.OG(K), Ph.D, selaku pembimbing

    pendamping yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada

    penulis demi terselesainya tesis ini.

    3. Rektor Universitas Gadjah Mada, Ketua Program Studi S-2 Ilmu

    Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada, dan Ketua Minat

    Utama Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi yang telah

    memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di

    Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah

    Mada Yogyakarta.

    4. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Kepala Bidang Penelitian dan

    Sumber Daya Manusia dan Kepala Instalasi Catatan Medis beserta

    staf yang telah memberikan izin dan tempat kepada peneliti untuk

    melakukan penelitian.

  • v

    5. Seluruh dosen pengajar, dan pengelola minat utama Kesehatan Ibu

    dan Anak-Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan arahan,

    masukan, ilmu pengetahuan, dan fasilitas kepada penulis selama

    mengikuti pendidikan.

    6. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah mendidik dan memberikan

    kasih sayang dan dukungan kepada penulis sehingga mampu

    menyelesaikan tesis ini.

    7. Kakanda dan adik-adikku yang telah memberikan dorongan dan

    semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

    8. Semua teman karyasiswa Program Pascasarjana Ibu dan Anak-

    Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan dorongan semangat

    kepada penulis terutama disaat-saat sulit menghadapi penyelesaian

    tesis ini.

    9. Semua pihak yang yang telah memberikan bantuan langsung atau

    tidak langsung kepada penulis untuk kelancaran tesis ini.

    Penulis menyadari, tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

    itu dengan rendah hati dan ketulusan, penulis mengharapkan masukan,

    serta kritik yang membangun untuk kesempurnaan tesis ini dimasa yang

    akan datang.

    Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada, mudah-mudahan

    tesis ini bermanfaat, dan semoga Allah SWT menerima amal kebaikan

    dan serta memberikan imbalan yang berlipat ganda kepada semua pihak

    yang telah membantu. Amin.

    Yogyakarta, Maret 2008

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL................................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN... III

    KATA PENGANTAR.. iv

    DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR................................................................................ ix

    INTISARI .... x

    ABSTRACT............................................................................................ xi

    BAB I PENGANTAR

    A. Latar Belakang .................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ........................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

    D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

    E. Keaslian Penelitian.............................................................. 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Preeklampsia........................................................................ 7

    B. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia ..................... 8

    C. Jarak Kelahiran .................................................................... 11

    D. Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Preeklampsia 13

    E. Landasan Teori .................................................................... 15

    F. Kerangka Konsep Penelitian................................................ 17

    G. Hipotesis Penelitian ............................................................. 17

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................... 18

    B. Lokasi Penelitian ................................................................. 19

  • vii

    C. Populasi dan Subjek Penelitian .......................................... 19

    D. Besar Sampel...................................................................... 20

    E. Sumber Data ....................................................................... 21

    F. Instrumen Penelitian............................................................ 21

    G. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ........................ 22

    H. Analisis Data ....................................................................... 23

    I. Jalannya Penelitian ............................................................. 25

    J. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian.. 26

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian... 27

    1. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian. 27

    2. Analisis Bivariabel.. 30

    3. Analisis Multivariabel. 33

    B. Pembahasan.. 37

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan 42

    B. Saran.. 42

    DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 43

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Variabel penelitian dan definisi operasional...................................22

    Tabel 2. Model conditional logistic regression..............................................24

    Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik subjek penelitian27

    Tabel 4. Hubungan jarak kelahiran dengan kejadian preeklampsia.............31

    Tabel 5. Hubungan kontrasepsi dengan kejadian preeklampsia31

    Tabel 6. Hubungan pendidikan dengan kejadian preeklampsia.32

    Tabel 7. Hubungan pekerjaan dengan kejadian preeklampsia...33

    Tabel 8. Perkiraan hasil analisis multivariabel menggunakan

    pemodelan conditional logistic regression tentang kejadian

    preeklampsia36

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka teori................................................................. 16

    Gambar 2. Kerangka konsep penelitian............................................ 17

    Gambar 3. Skema rancangan case control study .. 19

  • x

    INTISARI Latar Belakang: Preeklampsia sampai sekarang masih tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi di seluruh dunia. Angka kematian ibu akibat preeklampsia antara 9,8% sampai 25%, sedangkan kematian bayi akibat preeklampsia sebesar 129-220 per 1000 kelahiran hidup. Saat ini beberapa faktor risiko telah berhasil diidentifikasi, sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya preeklampsia. Salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya preeklampsia yaitu jarak kelahiran. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui kapan jarak kelahiran yang dapat meningkatkan risiko kejadian preeklampsia. Metode Penelitian: Jenis penelitian observasional dengan rancangan matched case control. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang dirawat dan melahirkan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2000-2003 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan sampel masing-masing 83 kasus dan 83 kontrol. Penelitian menggunakan data rekam medis pada Unit Kebidanan dan Penyakit Kandungan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2000-2003. Analisis data menggunakan univariabel, bivariabel dengan uji McNemar dan analisis multivariabel menggunakan uji conditional logistic regression pada tingkat kemaknaan p

  • xi

    ABSTRACT

    Background: Preeclampsia remains a mayor cause of maternal and infant mortality around the world, proven by the high rates of maternal mortality which reaches 9.8% to 25% and infant mortality which reaches 129-220 per 1000 live births. Some risk factors, recently have successfully been being identified and it can hopefully to prevent the incidence of preeclampsia and, in fact, birth interval is one of risk factors affecting preeclampsia. Objective: To know when the birth interval able to increase the preeclampsia risk. Methods: This is observational study with of matched case control design, samples were taken from pregnant mothers who delivery registered in Dr. Sardjito hospital in 2000-2003 with the qualification of inclusion and exclusion criteria. Samples were divided into two: 83 mothers as the case group and 83 mothers as the control group. The data were obtained from medical record in obstetrics and gynecology unit in the same hospital. Data analyses used univariabel, bivariabel with McNemar test, multivariable using conditional logistic regression test with p < 0.05. Results: There was significant relationship between birth interval and preeclampsia. Birth interval 80 month and more were at a risk 4.2 times greater to have preeclamsia (OR=4.2; 95% CI:1.33-13.50) than those with birth interval 29-45 month. Educational variable had a significant relationship with preeclampsia due to the fact lower educational level were at a risk of 2.3 times greater to have preeclampsia (OR=2.3; 95% CI=1.11-4.92) than those with a more than high educational level. Variables of contraceptive use and occupation did not have a significant relationship with preeclampsia. Conclution: Birth interval with 80 months and more can be high risk of preeclampsia. Preeclampsia risk 4.2 times at birth interval 80 month and more. Lower educational level have also cause the risk for preeclampsia. Keyword: birth interval, preeclampsia, matched case control

  • BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Preeklampsia sampai sekarang masih tetap menjadi salah satu

    penyebab utama kematian ibu dan bayi di seluruh dunia (Sibai, 1998).

    Menurut perkiraan 50.000 wanita pertahun meninggal dunia karena

    preeklampsia (Pipkin, 2001). Laporan World Health Organization (WHO)

    pada tahun 1998 mengestimasikan penyebab kematian ibu karena

    preeklampsia/eklampsia sebesar 13% (Family Care International, 1998)

    sedang Dekker dan Robillard (2003) menyatakan bahwa preeklampsia

    menyebabkan kematian ibu di negara maju sebesar 15%-20% .

    Menurut National High Blood Pressure Education Program (Roberts

    et al., 2003), preeklampsia adalah keadan patologik yang terjadi akibat

    kehamilan pada umur kehamilan lebih 20 minggu yang ditandai dengan

    adanya hipertensi, proteinuria, dengan atau tanpa disertai edema.

    Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, sedangkan proteinuria didefinisikan terdapatnya kadar protein 300 mg dalam air seni per 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan + 1.

    Insidensi yang pasti dari preeklampsia tidak diketahui, namun

    diperkirakan mencapai 5% dari seluruh kehamilan meskipun dilaporkan

    adanya variasi yang sangat besar. Menurut Usta dan Sibai (1996)

    insidensinya diperkirakan 2%-10% tergantung pada kriteria diagnosis

    yang digunakan dan populasi yang diteliti. Menurut Hauth et al. (2000),

    insidensi preeklampsia diperkirakan 5%-8% dari seluruh kehamilan.

    Heriyono, seperti yang disitasi oleh Sofoewan (2000), insidensi

    preeklampsia di Indonesia diperkirakan 3,4%8,5%, RSU Hasan Sadikin

    Bandung 6,4%, RSU Palembang 5,1%, dan 3,6% di RSUP Dr. Sardjito

    Yogyakarta.

  • 2

    Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

    (SDKI) 2002-2003 angka kematian ibu sebesar 307 per 100.000 kelahiran

    hidup (BPS dan ORC Macro, 2003). Penyebab utama kematian ibu

    dikarenakan preeklampsia selain perdarahan, infeksi, partus lama dan

    komplikasi abortus (Departemen Kesehatan, 2001). Angka kematian ibu

    akibat preeklampsia antara 9,8%-25%, sedangkan kematian bayi akibat

    preeklampsia sebesar 129-220 per 1000 kelahiran hidup (Suratman, et al.

    2000). Manuaba (1998), menyatakan preeklampsia berat merupakan

    penyebab kematian ibu antara 1,5%-25%, sedangkan kematian bayi

    antara 45%-50%.

    Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklampsia

    dapat tercapai bila tindakan pencegahan dan diagnosis penyakit

    dilaksanakan lebih dini serta pengobatan sesegera mungkin. Usaha

    pencegahan dini dapat dilakukan apabila dapat diidentifikasi penyebab

    utama dan faktor-faktor risiko terjadinya preeklampsia.

    Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui (Sibai, 1998)

    sehingga preeklampsia disebut sebagai the disease of theories. Saat ini

    beberapa faktor risiko telah berhasil diidentifikasi, sehingga diharapkan

    dapat mencegah timbulnya preeklampsia. Menurut Dekker (1999, disitasi

    oleh Dekker dan Sucharoen, 2004), faktor-faktor risiko yang dapat

    mempengaruhi terjadinya preeklampsia yaitu nulipara, primipaternity,

    kehamilan remaja, pembatasan eksposur sperma, inseminasi donor,

    riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, jarak kelahiran,

    riwayat keluarga preeklampsia, umur hipertensi kronis, penyakit ginjal,

    obesitas, diabetes gestasional, diabetes mellitus, antibodi antifosfolipid,

    stress, stress kerja yang dihubungkan dengan ketegangan psikososial,

    pendidikan, kehamilan kembar, mola hidatidosa, dan infeksi saluran

    kemih.

    Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan jarak kelahiran terlalu

    lama meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia. Penelitian oleh Conde-

    Agudelo dan Belizan (2000) di Amerika Latin dan Karibia dilakukan untuk

  • 3

    mengetahui pengaruh jarak kelahiran dengan risiko kesakitan dan

    kematian ibu. Hasil yang didapat dari penelitian adalah jarak kelahiran

    lebih dari 59 bulan secara signifikan meningkatkan risiko preeklampsia.

    Trongstada et al. (2001) dalam penelitiannya menyimpulkan wanita

    yang tidak mempunyai riwayat preeklampsia baik pasangan yang sama

    maupun berbeda akan meningkatkan risiko preeklampsia pada kehamilan

    kedua bila jarak kelahiran lebih dari 60 bulan. Sebaliknya pada kelompok

    wanita mempunyai riwayat preeklampsia pada pasangan yang sama

    maupun berbeda akan menurunkan risiko preeklampsia bila jarak

    kelahiran lebih dari 120 bulan. Hal ini sejalan dengan penelitian Skjaerven

    et al. (2002) yang meneliti hubungan jarak kelahiran dengan risiko

    terjadinya preeklampsia. Hasil penelitiannya menunjukkan jarak kelahiran

    120 bulan berisiko mengalami preeklampsia sama dengan risiko terjadinya

    preeklampsia pada nulipara.

    Berbeda dengan pendapat yang telah dikemukakan, peneliti lain

    seperti Dekker dan Robillard (2003) menyatakan jarak kelahiran hanya

    sebagai efek tambahan terjadinya preeklampsia dengan meningkatnya

    paritas ibu dan pada wanita yang bercerai kemudian menikah/mempunyai

    pasangan baru. Keduanya berpendapat bahwa faktor primipaternity lebih

    relevan meningkatkan risiko kejadian preeklampsia dibandingkan dengan

    jarak kelahiran. Hal ini dikarenakan bukan hanya primipara saja yang

    berisiko tinggi tetapi juga pada multipara yang mempunyai anak dengan

    ayah berbeda pada kehamilan sebelumnya. Teori primipaternity juga

    didukung oleh penelitian Smith et al. (1997) yang meneliti wanita penerima

    donor insemination dengan donor yang tidak diketahui akan meningkatkan

    risiko terjadinya preeklampsia.

    Di Indonesia belum ada penelitian yang menyatakan berapa lama

    jarak kelahiran dapat meningkatkan risiko preeklampsia, sehingga belum

    diketahui berapa lama jarak kelahiran yang mengarah kepada kejadian

    preeklampsia. Berdasarkan data empiris tentang kesakitan, kematian

    akibat preeklampsia juga masih adanya perbedaan hasil penelitian yang

  • 4

    sudah dilakukan, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

    mengetahui adanya hubungan jarak kelahiran dengan kejadian

    preeklampsia.

    B. Perumusan Masalah

    Preeklampsia masih merupakan salah satu penyebab kesakitan-

    kematian ibu dan bayi di dunia, khususnya di negara sedang berkembang.

    Di Indonesia, preeklampsia juga merupakan salah satu penyebab

    langsung kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi. Oleh karena itu

    sangat penting untuk mengenali penyebab preeklampsia dan faktor-faktor

    risikonya, dengan demikian diharapkan dapat menurunkan tingkat

    kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Salah satu faktor risiko yang penting

    dapat meningkatkan risiko preeklampsia yaitu jarak kelahiran.

    Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan jarak kelahiran lama

    menunjukkan risiko preeklampsia. Di Indonesia sendiri belum diketahui

    berapa lama jarak kelahiran yang dapat meningkatkan risiko

    preeklampsia.

    Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah penelitian

    ini adalah sebagai berikut: Apakah preeklampsia lebih sering terjadi pada

    jarak kelahiran lama dibandingkan dengan bukan preeklampsia?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui lama jarak kelahiran yang dapat meningkatkan

    risiko preeklampsia.

    2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi lama jarak kelahiran yang dapat

    meningkatkan risiko preeklampsia.

    b. Untuk mengetahui besarnya risiko jarak kelahiran terhadap

  • 5

    kejadian preeklampsia.

    c. Mengidentifikasi faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap

    kejadian preeklampsia.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan

    bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang pentingnya jarak kelahiran

    dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu akibat

    preeklampsia.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat berguna

    untuk referensi dalam penyusunan program khususnya yang

    berkaitan dengan jarak kelahiran sebagai upaya untuk menurunkan

    kesakitan dan kematian ibu akibat preeklampsia.

    b. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit, Puskesmas dan sektor

    lain yang terkait untuk mengembangkan program penyuluhan

    kesehatan kepada masyarakat tentang pengaturan jarak kelahiran

    optimal untuk pencegahan terjadinya preeklampsia.

    E. Keaslian Penelitian

    Telah ada beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

    penelitian yang penulis lakukan mengenai jarak kelahiran dengan kejadian

    preeklampsia. Beberapa penelitian yang terdahulu yang telah dilakukan

    antara lain :

    1. Conde-Agudelo dan Belizan (2000) memfokuskan penelitiannya

    tentang pengaruh jarak kelahiran terhadap kesakitan dan kematian ibu

    di Amerika Latin dan Karibia. Penelitian ini menggunakan rancangan

    cross sectional, sampelnya wanita melahirkan dengan bayi tunggal.

  • 6

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak kelahiran lebih dari 59 bulan

    secara signifikan meningkatkan risiko preeklampsia dibandingkan

    dengan jarak kelahiran 18-23 bulan.

    2. Trongstada et al. (2001) penelitian di Norwegia pada wanita dengan

    riwayat preklampsia dan tanpa riwayat preeklampsia. Hasil dari

    penelitiannya menunjukkan wanita yang tidak mempunyai riwayat

    preeklampsia baik pasangan yang sama maupun berbeda akan

    meningkatkan risiko preeklampsia pada kehamilan kedua bila jarak

    kelahiran lebih dari 60 bulan, sebaliknya pada wanita mempunyai

    riwayat preeklampsia pada pasangan yang sama maupun berbeda

    akan menurunkan risiko preeklampsia bila jarak kelahiran lebih dari

    120 bulan.

    3. Skjaerven et al. (2002) meneliti hubungan jarak kelahiran dengan risiko

    preeklampsia pada wanita yang telah melahirkan dua kali atau lebih

    dan wanita yang melahirkan tiga kali atau lebih yang mempunyai

    pasangan sama maupun yang berbeda. Hasil penelitiannya

    menunjukkan risiko preeklampsia lebih rendah terjadi pada pasangan

    yang berbeda dengan mengontrol jarak kelahiran bila dibandingkan

    dengan pasangan yang sama. Peningkatan risiko preeklampsia terjadi

    dengan waktu jarak kelahiran lebih dari 120 bulan pada pasangan

    yang sama maupun pada pasangan yang berbeda.

    Perbedaan penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian ini

    adalah pada tujuan penelitian, rancangan yang digunakan, lokasi

    penelitian dan variabel yang diteliti.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Preeklampsia

    1. Batasan Preeklampsia

    Menurut National High Blood Pressure Education Program (Roberts

    et al., 2003), preeklampsia adalah keadan patologik yang terjadi akibat

    kehamilan pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu ditandai adanya

    hipertensi, proteinuria, dengan atau tanpa disertai edema. Hipertensi

    didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg. Proteinuria didefinisikan terdapatnya kadar protein 300 mg dalam air seni per 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan + 1.

    2. Penyebab Preeklampsia

    Sampai saat ini penyebab pasti dari preeklampsia masih belum

    diketahui sehingga disebut the disease of theories. Sejumlah hipotesis

    etiologi dan patogenesis dari preeklampsia telah diberikan para ahli yang

    sekarang sedang populer adalah a) iskhemia plasenta, b) very low-density

    lipoprotein (VLDL) terhadap aktifitas pencegahan toksisitas, c)

    maladaptasi imun, dan d) genetik (Dekker dan Sibai, 1998).

    a. Hipotesis iskhemia plasenta

    Teori ini mengasumsikan bahwa meningkatnya penumpukan tropoblas

    sebagai konsekuensi dari iskhemia plasenta yang akan mengakibatkan

    kerusakan sel endotel.

    b. Hiptesis very low-density lipoprotein (VLDL) tehadap aktifitas

    pencegahan toksisitas

    Sebagai kompensasi untuk peningkatan kebutuhan tenaga selama

    hamil dengan memobilisasi asam lemak non-esterifikasi. Pada wanita

  • 8

    dengan hipoalbuminemia perpindahan asam lemak non-esterifikasi

    dari jaringan lemak ke hati akan mengurangi aktiffitas antitoksis

    albumin sehingga toksisitas lipoprotein densitas sangat rendah dan

    dapat menyebabkan kerusakan sel endotel.

    c. Hipotesis maladaptasi imun

    Diduga ada ketidakcocokan yang berlebihan antara ibu dan janinnya

    sehingga menimbulkan mekanisme proteksi. Interaksi antara leukosit

    desidua dan sel sitotropoblas merupakan hal yang penting pada

    pembentukan dan invasi tropoblas normal. Maladaptasi imun dapat

    menyebabkan terjadinya invasi arteri spiralis oleh sel sitotropoblas

    endovaskuler sehingga terjadi kerusakan sel endotel yang ditandai

    oleh peningkatan produk desidual seperti sitokin, enzim proteolitik dan

    radikal bebas.

    d. Hipotesis genetis

    Di duga perkembangan penyakit preeklampsia didasarkan pada satu

    gen resesif tunggal atau gen dominan yang penetrasinya tidak

    sempurna. Penetrasi tersebut mungkin tergantung pada genotip janin.

    B. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia

    Duckitt dan Harrington (2005) menyimpulkan dari beberapa

    penelitian mengenai faktor risiko preeklampsia adalah sebagai berikut:

    a. Umur

    Pada wanita umur 40 tahun risiko preeklampsia meningkat 2 kali lipat baik pada primipara maupun multipara.

    b. Paritas

    Nulipara hampir 3 kali lipat berisiko terjadinya preeklampsia.

    c. Riwayat preeklampsia

    Wanita yang mempunyai riwayat preeklampsia pada kehamilan

    pertama mempunyai risiko 7 kali untuk mengalami preeklampsia pada

    kehamilan kedua.

  • 9

    d. Riwayat keluarga dengan preeklampsia

    Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat preeklampsia

    hampir 3 kali lipat berisiko menderita preeklampsia.

    e. Kehamilan kembar

    Wanita hamil kembar hampir 3 kali lipat meningkatkan risiko terjadinya

    preeklampsia.

    f. Penyakit yang ada sebelum kehamilan

    Adapun penyakit yang ada sebelum kehamilan seperti diabetes hampir

    4 kali lipat berisiko preeklampsia, hipertensi kronik juga meningkatkan

    risiko preeklampsia, penyakit ginjal meningkatkan risiko preeklampsia

    sebesar 5 kali, dan pada wanita dengan sindrom antibodi fosfolipid

    meningkatkan 9 kali risiko preeklampsia.

    g. Jarak antar dua kehamilan/kelahiran

    Risiko preeklampsia meningkat bila jarak kelahiran sekarang dengan

    sebelumnya 120 bulan. h. Indeks Massa Tubuh (IMT)

    Risiko preeklampsia meningkat dengan kenaikan IMT. Bila kenaikan

    IMT > 35 meningkatkan 2 kali lipat terjadinya preeklampsia.

    Eskenazi et al. (1991) melakukan penelitian di Pusat Kesehatan

    Kaiser Permanente California Utara menemukan bahwa nulipara lebih

    berisiko mengalami preeklampsia dibandingkan dengan multipara,

    preeklampsia meningkat pada kehamilan berikutnya dengan wanita yang

    mempunyai riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Wanita

    dengan riwayat keluarga menderita hipertensi meningkatkan risiko

    terjadinya preeklampsia. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Arngrimsson et al. (1990) menyatakan bahwa wanita yang mempunyai

    riwayat keluarga dengan preeklampsia atau eklampsia lebih berisiko tinggi

    mengalami preeklampsia.

    Coonrod et al. (1995) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor

    risiko terjadinya preeklampsia dengan menggunakan sertifikat data

    kelahiran di kota Washington, menyatakan bahwa faktor risiko terjadinya