15. i/ii/alisis kolldisi polllpa sekullder doli prilller i?sc

13
Pros/dillg Semillar IIos1l I'e".:!itir/ll I' 2TRJ< rulli/II 2()(}.f ISSN OX5·1-527X ANALYSIS KONDISI POMPA SEKUNDER DAN PRIMER RSG G.A. SIW ABESSY DENGAN PEMANT AUAN VIBRASI OVERALL Syaiful Bakhri, Nanang Sunarya, Scntot Alibasyah Plisat Pcngcmbangan Tclmologi Reaktor Risct-Batan ABSTRAK ANALISIS KONDISI POMP A SEKUNDER DAN PRIMER RSG G.A. SIW ABESSY DENGAN PEMANTAUAN VIBRASI OVERALL. Telah dilakukan analisis kondisi pompa sekunder dan primer RSG G.A. Siwabessy dengan pemantauan vibrasi overall. Penelitian dilakukan mengingat pentingnya perawatan prediktif sistem pendingin reaktor terutama pompa dengan menggunakan analisis vibrasi. Penelitian diJakukan dengan mengukur vibrasi pompa pada titik dan arah tertentu. Hasil pengukuran kcmudian dianalisis berdasarkan standar internasional yang dikenal luas. Hasil pcngukuran menunjukkan vibrasi terbesar pompa sekunder PA 02 di bagian motor bagian luar arah horisontal yaitu 5.165 mm/s sedangkan PA 03 pada motor bagian luar arah aksial yaitu 8.052 mill/s. Sedangkan pad a pompa primer A P 02 vibrasi terbesar teljadi pada motor bagian luar arah aksial yaitu 4.318 mm/s. Secara umum pompa sekunder berada pad a level kondisi yang dapat diterima untuk dioperasikan, delllikian juga pompa primer. Kata Kllllci : Vibrasi, Ol'erall (italic), Pe/llal/tlliulfl KOlldisi Pompa ABSTRACT CONDITION ANALYSIS OF Sf<:CONDARY AND PRIMARY POMP RSG G.A. SI\VABESSY BY VIBRATION OVERALL MONlTOIUNG. The analysis of the condition Secondary and Primary pump (If RSG G.A. Siwabessy by vibration overall monitoring, has been done. Research was done by considering the important of predictive maintenance reactor cooling system especially using vibration analysis. Research conducted by measuring pump vibration at ccrtain direction and position. Thcn the result of mcasuremcnt analyzed according to international standard. Rcsult of measurement show highest vibration on PA 02 Secondary Pump in Motor Outboard Horizontal direction is 5.165 ml1l/s, while PA 03 in Motor Outboard Axial direction is 8.052 mm/s. Result also show the highest vibration primary pump 4.318 mlll/s is happened in motor outboard axial. Generally, secondary and primary pump at the condition accepted level to be operatcd. Key Words: Vibratioll, Overall, COllditioll lI!ollitorillg, Pump PENDAHULUAN Bebcrapa bagian yang patut mcnjadi perhatian utama dalam menunJang kcselamatan pcngoperasian reaktor adalah motor, pompa dan pipa-pipa penghubung sistcm pcndingin baik pada bagian primcr maupun sckunder. Komponen-komponen ini sangat penting dalam menunjang optimasi pendinginan dan moderasi di reaktor. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pCnl\vatan yang tcrencana clan tepat untuk l11enunjang kelayakan pengopcrasiannya scrta mcnghindari kCl11tlngkinan kcrusakan yang lcbih besar. Salah satu 137

Upload: hoangkhue

Post on 13-Jan-2017

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pros/dillg Semillar IIos1l I'e".:!itir/ll I' 2TRJ<rulli/II 2()(}.f

ISSN OX5·1-527X

ANALYSIS KONDISI POMPA SEKUNDER DAN PRIMER RSG G.A.SIW ABESSY DENGAN PEMANT AUAN VIBRASI OVERALL

Syaiful Bakhri, Nanang Sunarya, Scntot AlibasyahPlisat Pcngcmbangan Tclmologi Reaktor Risct-Batan

ABSTRAKANALISIS KONDISI POMP A SEKUNDER DAN PRIMER RSG G.A. SIW ABESSYDENGAN PEMANTAUAN VIBRASI OVERALL. Telah dilakukan analisis kondisi pompa

sekunder dan primer RSG G.A. Siwabessy dengan pemantauan vibrasi overall. Penelitian dilakukanmengingat pentingnya perawatan prediktif sistem pendingin reaktor terutama pompa denganmenggunakan analisis vibrasi. Penelitian diJakukan dengan mengukur vibrasi pompa pada titik danarah tertentu. Hasil pengukuran kcmudian dianalisis berdasarkan standar internasional yang dikenalluas. Hasil pcngukuran menunjukkan vibrasi terbesar pompa sekunder PA 02 di bagian motorbagian luar arah horisontal yaitu 5.165 mm/s sedangkan PA 03 pada motor bagian luar arah aksialyaitu 8.052 mill/s. Sedangkan pad a pompa primer A P 02 vibrasi terbesar teljadi pada motor bagianluar arah aksial yaitu 4.318 mm/s. Secara umum pompa sekunder berada pad a level kondisi yangdapat diterima untuk dioperasikan, delllikian juga pompa primer.

Kata Kllllci : Vibrasi, Ol'erall (italic), Pe/llal/tlliulfl KOlldisi Pompa

ABSTRACTCONDITION ANALYSIS OF Sf<:CONDARY AND PRIMARY POMP RSG G.A.

SI\VABESSY BY VIBRATION OVERALL MONlTOIUNG. The analysis of the conditionSecondary and Primary pump (If RSG G.A. Siwabessy by vibration overall monitoring, has beendone. Research was done by considering the important of predictive maintenance reactor cooling

system especially using vibration analysis. Research conducted by measuring pump vibration at

ccrtain direction and position. Thcn the result of mcasuremcnt analyzed according to internationalstandard. Rcsult of measurement show highest vibration on PA 02 Secondary Pump in MotorOutboard Horizontal direction is 5.165 ml1l/s, while PA 03 in Motor Outboard Axial direction is

8.052 mm/s. Result also show the highest vibration primary pump 4.318 mlll/s is happened in motoroutboard axial. Generally, secondary and primary pump at the condition accepted level to beoperatcd.

Key Words: Vibratioll, Overall, COllditioll lI!ollitorillg, Pump

PENDAHULUAN

Bebcrapa bagian yang patut mcnjadi perhatian utama dalam menunJang

kcselamatan pcngoperasian reaktor adalah motor, pompa dan pipa-pipa penghubung sistcm

pcndingin baik pada bagian primcr maupun sckunder. Komponen-komponen ini sangat

penting dalam menunjang optimasi pendinginan dan moderasi di reaktor. Oleh karena itu

dibutuhkan sistem pCnl\vatan yang tcrencana clan tepat untuk l11enunjang kelayakan

pengopcrasiannya scrta mcnghindari kCl11tlngkinan kcrusakan yang lcbih besar. Salah satu

137

ISSN 085·1-527X J..\'lduosi don .\/o!1l1oring f)o/JlfJo

,\)'oljiIIIJaklill

mctode pcrawatan yang dewasa ini tcIah diaplikasikan secant luas adalah pcrawatan

prediktif. Tcknik perawatan pl'cdiktif bcl'basis pada kemampuan pemantauan kondisi at au

condition monitoring sebuah komponen. Pemantauan kondisi didasarkan pada pengukuran

untuk mengkal'aktel'isasi keadaan terkini dari suatu komponen. Pl'insip dasar dal'i

pemantauan kondisi adalah pemiJihan metoc!e pcngukuran untuk melihat tCljadinya

kemunduran dan mengukurnya sccara periodik. Dalam pemantauan kondisi ada dua hal

utama yang harus dideteksi seclini mungkin, yaitu inisiasi dari scbuah potensi kegagalan

dan level maksimum yang diijinkan scbe!um sebuah kegagalan fungsi tCljadi. Bel'clasar hal

ini maka dibutuhkan analisis awal untuk me!ihat konclisi sebuah komponen secara global

clan menilai kondisinya bcl'clasal'kan level at au batas maksimum kelayakannya.

Pada pcnelitian sebelumnya tclah didcsain sistem pemantauan pompa di Reaktor

G.A. Siwabessy bel'basis analisis vibl'asi. Sistcm ini mampu mcnganalisa sinyal dalam

domain frckuensi maupun dalam domain waktu secara on-line. Se!ain itu te!ah bcl'hasil

dibuat sistcm ana!isis kondisi mcsin putal' berbasis analisis vibl'asi dcngan tcknik fl'ckucnsi

zoom span. Sistem yang suclah dibuat juga mencakup sistem pcl'ingatan dan diagnosis clini

ten tang kondisi keseluruhan ten tang sebuah sistem secara umum walaupun dengan bentl1k

yang scdel'hana. Telah dijelaskan scbclumnya bahwa sistem ini sangat dibutuhkan untl1k

mcmbel'i peni!aian sccara Ul11um tcntang kclayakan operasi sebuah kOl11poneri mcsin putal'

tel'utama pompa clengan bel'pecloman pada batas-batas yang disyaratkan oleh ISO.

Mengingat pcntingnya perawatan pompa yang tcl'encana dan clidukung oleh sistcm yang

baik, maka dilakukanlah analisis kondisi pompa c!engan pcmantauan vibrasi overall.

Pcnclitian ini bel'tujuan l11cnganalisis konclisi pompa diRSG G.A. Siwabcssy dengan

l11cl11anfaatkan l11etodc overall vibrasi. Analisis dilakukan tcrhadap hasil pengukuran pada

bebel'apa titik secara bel'ulang-u!ang. I-Iasilnya kcmudian digunakan untuk mengana!isis

kondisi kelayakan operasi pompa.

DASAR TEORI

Setiap l11csin yang mcngikut serlakan komponen l'otasi dapat dipastikan

mcnghasilkan vihrasi. Vibrasi aclalah gel'akan yang diaJami o!eh suatu benda/materi yang

bcrupa gerakan osi!asi (bolak-balik) dari titik refcrcnsi secara pcriodik (bel'uJang-lI!ang).

Setiap cJemen dari mcsin yang bcl'otasi akan mcmbcrikan pola gclombang tertentll dal'i

138

I'rosiding Scminar Ilasrll't'I/l'liliulIl'211111'I,i/nll1 20(J.!

gerakannya. Adanya eaeat atau kerusakan dari pola rotasinya akan mcnimbulkan

mckanisme getaran yang berbeda dari sewajarnya. Vibrasi yang tCljadi inilah yang dapat

menunjukkan kondisi mesin dalam keadaan beroperasi.

Vibrasi memberikan pcringatan dini terhadap kegagalan atau eaeat dari mesin putar,

walaupun sangat tergantung scberapa mampu pemakai mencleteksi eaeat tcrkceil yang

teljacli pacla mesin. Vibrasi bervariasi dari satu titik ketitik lainnya dalam mesin putar. lIal

ini karena komponen mesin clan gaya ..gaya yang mclibatkan titik itu juga bcrbeda titik pcr

titik. Oleh karena itu dibutuhkan titik rcferensi untuk pengukuran [1.2,3,4].

Analisis vibrasi clari suatu mcsin biasanya diawali clengan analisis overall suatu

mesin. Analisis ini lebih ditujukan unluk mengetahui konclisi mesin secant umum, dengan

melihat gaya, kelelahan, dan tegangan yang diwakili oleh percepatan, keccpatan clan

diplacement yang tCljadi pad a mcsin terse but. Overall dihitung dengan persamaan bcrikut[8] .

overall = )L:(pul1cak)C

Persamaan konvcrsi yang dipakai da!arn aJ18]jsis overall :

(1d=· .

39.478 * /2

av

6.2832 * /

a = 6.2832 * v * ld= v

6.2832 * /

v = 6.2832 * cl* /

a =d * 39.478 * /2

climana :

a = pereepatan (m/s2) atau Gs

v = kceepatan (m/s)

cl = jarak (meter)

f = frckuensi

139

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

I SS N OS5·1- 527 X !:'ndu{Jsi dun J/()!1itoring POlllfJa, .

.\)wfll/ noklm

Gambar 1 menunjukkan grafik ferkuensi ISO 10816 yang digunakan untuk melihat

sejauh mana kondisi overall clari sebuah mesin sesuai dengan kelas-kelas tertentu [1,2, I,ll.

Gambar I. Grafik ISO 1081 G untuk pcnilaian kondisi mesin berdasarkan anal is is vibrasi overall.

TA TA KERJA PENELITIAN

Penelitian ini pad a dasarnya melakukan pengukuran vibrasi pompa di beberapa titik

dengan perangkat overall vibration analyzer. Pengukuran dilakukan berulang kali untuk

mendapatkan syarat statistik yang memenuhi tingkat kepercayaan data. Pacla Gambar 3

terlihat bahwa pengukuran diambil di tiga posisi, posisi 1 dan 2 pada bagian motor

(penggerak) dan posisi 3 pada pompa (yang digerakkan). Idealnya, seluruh pengukuran

dapat juga cliambil pada posisi aksial baik di bagian akhir pompa (olltboard pump), namun

karena keterbatasan teknis yang disebabkan sempitnya posisi titik kOl1tak transduser vibrasi

dengan permukaan pompa bagian dalmn clan luar serUt motor bagian dalam maka

pengukuran posisi aksial ticlak seluruhnya clapat dilakukan.

Pengukuran dilakukan menggunakan perangkat overall vibration analyzer yang cli

desain menggunakan NI-4551 dan labview 6.1. Susunan perangkat overall vibration

analyzer yang digunakan ditunjukkan pac!a Gambar 2 dengan menggunakan accelerometer

sebagai transducer vibrasinya. Transduser vibrasi Piezoelectric Accelerometer adalah

instrument yang berfungsi mengindra fenomena t'isik vibrasi dari suatu benda clan

140

}Jrosidmg ,)'('l1lilldr} !O.(,.i/ j)e1lclitiw/ }>.:!/'f(.iiI/1II11 200./

ISSN ()X~,1-:i2n

mengkonvcrsikannya mcnjadi tegang,J]l listrik scsuai dengan kuantitas fisik yang teljadi.

Tranduser ini dihubungkan ke Analog Input Output Terminal BNC 2140 del1gan kabel

coaxial BNe. Terminal BNC 2140 berfungsi sebagai ICP (Integrated Circuit Piezoelectric)

signal conditioning dengan mode konfigurasi input differensial. BNC 2140 terkoncksi

clengan NI-4551 melalui kabcl analog SHC68-68 A-I. NI-4551 berfungsi sebagai Digital

Signal Analyzer clilengkapi konverter uversompling delta-sigma modulating clengan built-in

filter brick-wall antialiasing/il7laging di dalamnya [5,6,7].

Tramdwervibras1' I .A>w!og I/O ICPBNC 2140

PCI-DSANI-4551

Komputer

Gambar 2. Rangkaian sistem analisis vibrasi

Pengukuran untuk masing masing posisi di atas dilakukan clcl1gan bebcrapa variasi

arah. Hal ini berguna untuk meneljemahkan fenomena vibrasi scsuai koordinat arah gaya­

gaya yaitu, vertikal, horisontal dan aksial. Bcrikut ini dctil arah pcngukuran clari masing­

masing titik posisi.

1. Posisi 1 :

a. Motor Outboard Horisontal (MOB)

b. Motor Outboard Vertical (MOV)

c. Afotor Outboard Axial (MOA)

2. Posisi 2 :

a. j\1otor Inboard Horisontal (MIH)

b. Alotor Inboard Vertical (MIV)

3. Posisi 3 :

a. Pump Inboard Horisontal (PI B)

b. Pump Inboard Vertical (PIV)

141

ISSN OX5~-527X (WJ!/(USI don .\/ol1lforil1g f>o/J/fJ(l ..

.\)w(it! Ilakl,,';

Karcna kcterbatasan posisi bcbas agar fransducer bisa menempel, maka posisi 2 clan

3 ticlak clapat diambil cli arah aksial. Khusus untuk pengukuran pompa cli pompa primer

clitambah clua posisi pengukuran yaitu cli bagian bearing sebelum clan sesuclah flywheel,

yaitu:

1. Posisi 4 :

a. Flywhell Motor Inboard Horisontal (FMIH)

b. Flywhell A1otor Inboard Vertical (FMIV)

2. Posisi 5 :

a. Flywhell Pump Inboard Horisontal (FPIH)

b. Flywhell Pump Inboard Vertical (FPIV)

Cap. = 1950 m3/hH~ad = 29 m

Power = 190 kW (6)

I

(260)

Motor : Schorch

Type : KN5 317M - 8B011 - Z, IP23

220 kW, 1475 rpm

(1170)

Gambar 3. Pompa pendingin sekunder PA 01102/03 - APO 1 dan titik pengukurannya.

142

I'rosidillg Semillar l/asill'elleliliolll'2lRRrahl/II 200./

ISSN OX5·)-5278

[<-------.-------------- ----",~-----.--------- ----------------·1

Gambar 4. Pompa pendingin primer AP 01/02/03 RSG G.A. Siwabessy dan titik pengukurannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deteksi permasalahan dalam perawatan prediktif didasarkan pada dua konsep yaitu

perubahan dalam vibrasi pad a titik tcrtentu bisa mengindikasikan dcgradasi mekanik dan

kelayakan mesin ditentukan seCaI'a umum dengan membandingkan amplitudo vibrasi

dengan standar industri yang ada. Analisis permasalahan teljadi pada beberapa level

sensitivitas yaitu detcksi kcsalahan, peringatan dini dan analisis kecenderungan. Untuk

mewujudkan analisis permasalahan inilah dibutuhkan algoritma alarm agar level

sensitivitas dapat berarti.

Salah satu analisis alarming kondisi pada rotating machine yang telah dikenal

secara luas adalah dengan overall alarming. Metode ini akan membandingkan kuantitas

puncak spektrum energi dengan standard industrial yang ada. Pada penclitian ini overall

alarming dilakukan bcrdasarkan akar jumlahan kuadrat puncak-puncak cncrgi frekuensi

yang ditimbulkan oleh pompa. Basil pengukuran dicatat dalam satuan pcrcepatan.

Selanjutnya dari percepatan ini diturunkan ke satuan lainnya dengan persamaan 2 sampai 7.

Pengukuran pompa sekunder dilakukan pada dua pompa yaitu PA 03 dan PA 02. Berikut

ini hasil rata-rata pengukuran overall vibrasi pada masing-masing titik pengukuran.

143

ISSN 0854-5278 End/l"si dan .\[onitoring ['Oil/pO

.»)wf/ll !Jakim

Tabel ]. Hasil pengukuran overall vibrasi pompa sekunder PA 03 dan PA 02

Vibrasi PA 03Vibrasi PA 02Posisi

Arahmm/s

m/s2~mmm/sm/s2~m

H

5.1650.80533.1433.9880.62125.592

MO

V2.2010.34314.1273.5660.55422.820

A

3.3020.50721.1918.0521.25551.673

H

4.8260.75230.9714.3940.68528.200

MI

V2.1160.33013.5782.5400.39610.301

A

- -----

H

1.7780.27711.4101.8540.29011.953

PI

V0.7620.1194.890OJ620.11874.89

A

- -----

H

0.5080.0793.2600.6860.1074.401

PO

V0.5080.0793.2600.6860.1074.401

A

- -----

Dari hasil pengujian pada masing-masing posisi pengukuran pada Tabel 1. di atas

selanjutnya dibandingkan dengan harga-harga pengukuran menurut tabel ISO 10816.

Pompa Sekunder RSG GAS dapat dimasukkan pada katagori mesin kelas 3, karena motor

yang digunakan termasuk motor kecepatan tinggi (1488 rpm) dan berdaya menengah (220

kW). Hasil pengukuran tertinggi PA 03 didapatkan pada motor outboard di posisi

horizontal sebesar 5.156 mm/s (rms), sedangkan menurut ISO 10816 pada class 3 harga

tersebut berada pada kondisi masih diijinkan (permissible) untuk dioperasikan. Sedangkan

pad a motor inboard didapat hasil tertinggi juga ke arah horisontal dengan kecepatan 4.826

mm/s (rms) dan juga masih dalam kondisi diijinkan. Hasil pengukuran tertinggi yang

didapatkan pada pump inboard di posisi horizontal sebesar 1,778 mm/s (rms) dimana

menurut ISO 10816 pad a class 3 harga tersebut berada pada kondisi baik untuk

dioperasikan. SecaI'a umum level getaran pada motor masih berada pada level yang clapat

diterima dan lebih dominan ke arah horizontal pad a bagian motor, demikian juga pada

144

Prosidil1g Semil1ar !losi/l'el1elilillll/']/RIiTlI/WI1 200./

ISSN OX54-:;27X

bagian pompa. Namun demikian level horisontal perIu diwaspadai apabila dalam

pengukuran selanjutnya teljadi kecenderungan peningkatan yang signifikan.

Sedangkan pengukuran pada pompa PA 02 tertinggi diperoleh pada bagian motor.

Gaya-gaya yang timbul pada motor saat operasi pompa dominan teljadi pada arah aksial

8.052 mm/s2 pada motor bagian luar. Hal ini diikuti dengan gaya-gaya yang dominan ke

arah horisontal sebesar 4.394 mm/s2 pada bagian dalam motor. Dua arah gaya vibrasi

dominan ini menurut ISO masih berada pad a batas-batas yang diijinkan untuk beroperasi.

Sedangkan pada bagian pompa relatif masih baik dan secara umum dengan kuantitas yang

lebih kecil dibanding PA 03.

Dua pengukuran di atas menunjukkan dominasi vibrasi teljadi lebih besar di bagian

motor. Vibrasi pada PA 03 terjadi hampir satu arah yaitu pada bagian horisontal.

Sedangkan pada PA 02 arah-arah gaya terjadi sangat bervariasi baik pada bagian motor

maupun pompa. Data pada Tabel 1 di atas dengan kecepatan motor 1488 rpm maka

kecepatan menjadi satuan yang sangat sensitif dalam analisis. Pada analisis mode

kegagalan, kecepatan sensitif terhadap frekuensi putm'an mesin dari 300 sampai 120000

rpm. Pada PA 03 keccpatan motor yang identik dengan prediksi teljadinY<l jatique pada

mesin dengan nilai tertinggi puncak-ke-puncak yaitu 14.606 mm/s mcnunjukkan tingkat

yang moderate demikian juga percepatan 0.232 G dan diplacement 93.732 11m yang identik

dengan gaya-gaya dan tegangan juga menunjukkan level yang masih rendah. Sedangkan

pada pada PA 02 fetique berada pada level moderate kearah aksial yaitu 22.99 mm/s dan

gaya-gaya serta tegangan berada pada level yang masih rendah. Dengan analisis casing

(bearing) vibration severity ISO, kecepatan puncak motor tertinggi PA 03 yaitu 7.303

mm/s ke arah horisontal menujukkan kondisifair. Sedangkan pada PA 02 kecepatan pucak

ke arah aksial 11.495 mm/s dapat dikatagorikan kasar. Secara umum kondisi motor dan

pompa masih dapat diterima namun perIu diwaspadai adanya eksitasi vibrasi berlebihan

yang diakibatkan kondisi cacat yang bersumber dari motor.

Sedikit berbeda dengan Pompa Sekunder RSG GAS, Pompa Primer mempunyai

titik-titik pengukuran yang lebih banyak yaitu bearing-bearing antara flywheel dan motor

serta antara flywheel dan pompa seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Pad a penelitian ini,

pengukuran hanya dilakukan pada pada satu pompa. Basil rata-rata pengukuran

ditunjukkan pada Tabel 2.

145

ISSN 085,1-5278 le'l'o/liosi dOli ,l/olI/lorillg POlllfJO ..

S)W(II/ fJakhri

Tabel 2, Hasil pengukuran overall vibrasi pompa primer JE 01 AP 02

Posisi Arahmm/sm/s2Ilm

H

2.8700.44818.511

MO

V2.8700.44818.511

A

4.3180.67227.767

H

1.7780.27711.433MI V

1.2700.1988.167

H

2.0320.29011.978PI V

1.6000.25010.344

H

0.7620.1194.900PO V

1.0160.1586.533

H

0.7620.1194.900FPI V

0.5080.0793.267

H

0.7620.1194.900FMI V

0.5080.0793.267

Sama seperti Pompa Sekunder, Pompa Primer RSG GAS dengan daya menengah

160 kW dan kecepatan 1485 rpm juga dimasukkan pada katagori mesin dengan katagori

kelas 3. Hasil pengukuran Tabel 2. di atas menunjukkan bahwa vibrasi terbesar masih

didominasi oleh motor. Hal ini wajar karena eksitasi amplituda motor sebagai bagian

penggerak seluruh unit memberikan gaya yang lebih besar dibanding bagian pompa. Arah

vibrasi aksial motor bagian luar masih dominan clan berada pacla level kondisi clapat

diterima (acceptable) untuk clioperasikan menurut ISO 10816. Seclangkan vibrasi bagian

dalam motor relatif lebih kecil dan beracla pada level kondisi baik. Flywheel diantara motor

dan pompa memberikan distribusi gaya clan vibrasi yang baik terhadap pompa dan motor,

hal ini clitunjukkan dengan level konclisi yang clapat cliterima pacla arah vibrasi horisontal

bagian dalam pompa dan level baik pacla bagian clalam motor. Selain itu level vibrasi pacla

kedua bearing antara flaywhell clan motor serta pompa masih menunjukkan tingkat vibrasi

yang baik. SecaI'a keseluruhan kondisi pompa primer sangat layak clioperasikan. Hal ini

146

Prosidll1g Seminor!!osi! Penelirirlll P21'!?/{[ohlin 2{){).j

ISSN O~54-5278

tidak lain juga karena kualitas bahan dan komponen pompa primer memang lcbih baik

dibanding pompa sckundcr.

Hasil pengukuran overall seperti dijelaskan di bagian awal secm'a umum

menunjukkan perangkat yang layak dioperasikan. Kondisi pengukuran sekunder memang

masih menunjukkan level yang dapat diterima pada bagian motor demikian juga pada

pompa primer. Tetapi pengukuran ini perlu ditindak lanjuti dengan analisis yang lebih deti!.

Dalam perawatan prediktif dikenal dua metode laI~utan yang bisa diterapkan pada sebuah

sistim setelah dilakukan kuantitas overall diketahui yaitu dengan meta de envelope alarming

dan selective ji-ekuency band alarming. Pengukuran dengan metode ini penting karena

dalam pengukuran overall fenomena awal kerusakan bearing yang biasanya timbul pada

frekuensi tinggi tidak tercakup dengan kata lain analisis ini kurang sensitif terhadap jenis

kerusakan pada energi tinggi. Selain itu pengukuran overall tidak dapat menjelaskan secara

spesifik jenis kerusakan yang terjadi serta batas-batas yang diijinkan untuk kerusakan jenis

terse but.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pompa sekunder PA 02 dan

PA 03 dengan menggunakan analisis vibrasi overall menunjukkan kondisi yang layak

dioperasikan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi rata-rata motor yang berada pada level

dapat diterima dan pompa berada pad a level baik. Sedangkan pompa primer AP 02 juga

layak dioperasikan dengan level kondisi dapat diterima pada bagian motor dan baik pada

bagian pompanya.

DAFT AR PUST AKA

1. Anonim, 2001, Vibration Analysis Techniques, CSI Training, Singapore,

2. Anonim,2002, Vibration Analysis Training & Resources, www.vibrationschooI.com.

3. Anonim, 1985, Vibration Manual, Pruftechnik dieter Busch+Pminer GmbH&Co

4, BARKOY, ALEXEJ, V., AND BARKOV A, NATALIA, A., 1999, The Artificial

Intelligence System For Machine Condition Monitoring And Diagnostic By Vibration,

Proceedings of Sint Petersburg Post-graduate Institute of Rusian Federation Power

Industry and Vibration Vibration Institute, USA,Volume 9, Saint Petersburg.

147

ISSN 0854-52781~\'(J/lI(l,\'/ dan i\fol1ilnring POI11/hl ..

S)wJul!Jaklm

5. DEFATT A, D.J., dkk., 1988, Digital Signal Processing: A System Design Approach,

JOHN WILEY & SONS, Singapore.

6. National Instrument, 1998, Computer-Based Instrument, BNC-2140 US'erManual,

National Instruments Corporate, United States of America,.

7. NATIONAL INSTRUMENT, 1998, DAQ, NI 4551/4552 User Manual, National

Instruments Corporate, United States of America.

8. OVERTON, BRlAN, 200 I, Basic Vibration Primer, CSI Training Computational

Systems, Inc, USA.

9. SERRlDGE, MARK, AND TORBEN, L.R, 1986, Piezoelectric Acceleratometer and

Vibration Preamplifier Handbook, Bruel &Kjaer, K. Larsen &Son, Denmark.

10. SUTRISNO, E., 1998, Studi Identijikasi SpektrulII Vibrasi Pompa Pendingin Primer

Pada Reaktor Riset Kartini, Skripsi, Jurusan Tcknik Nuklir, UGM, Yogyakarta.

11. WAHONO, S.Y, 1994, Rotating Equipment, Kursus singkat vibrasi Teknik Mesin

Universitas Tirtayasa, PUSDIKLA T PT. Krakatau Steel,Cilegon.

12. VIGANTS, JOHN, 2001, Considerations in Establishing a Vibration Based Predictive

Maintenance Program for A1achine Tools, CSI Training Computational Systems, Inc,

USA.

148

Prosidillg Semil1ar lias" Pelle/iliall P2/RRTO/11m 200./

DISKUSI

1. Penanya: Agocs Socjoedi

Pertanyaan :

Panduan ISO 10816 informasinya dimana ..?

Jawaban :

:SSN ()R~·1-~27R

Dari Bapak Sentot (Ka.Sub Bid.Mekanik) manual sensor pruftechnik (Acelerometer)

2. Penanya: Sukmanto Dibyo

Pertanvaan

a. Bagaimanakah vibrasi hanya disebabkan oleh baut dudukan pompa? Pompa sih

oke-oke saja

b. Apakah bisa monitor ini digunakan untuk komponen lain selain pompa?

Jawaban :

a. Overall hanya menganalisa kondisi global, memang perIu analisis lebih lanjut

dengan band selective alarming FFT untuk masing-masing penyumbang kerllsakan

b. Bisa seperti tie, batang kendali, pipa, dll

149