136-234-1-pbhh

15
SIMULASI DAN OPTIMASI HARGA AIR BERSIH PADA PROYEK WADUK TITAB KABUPATEN BULELENG PROPINSI BALI I Gusti Ngurah Antariza 1 Rispiningtati 2 Ussy Andawayanti 2 1 Program Studi Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 2 Dosen Pengajar Program Studi Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup yang keberadaannya mutlak diperlukan, dengan bertambah tuanya planet bumi ini telah terjadi pemanasan global yang mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air hujan. Pertemuan internasional oleh UNED badan dari PBB pada tahun 1996 mengulas tentang hubungan pengaturan air melalui mekanisme ekonomi. Propinsi Bali dengan luas wilayah sekitar 5.632,86 Km 2 dan luas daerah aliran sungai di lokasi Bendungan Titab adalah sebesar 69,54 km 2 dengan panjang sungai 25 km. Proyek Bendungan Titab berfungsi untuk penyediaan air irigasi di Saba seluas 1396.40 ha dan Puluran seluas 398.42 ha, serta suplai air baku untuk air minum, pembangkit listrik 3,15 MW. Tujuan dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan dan analisa simulasi harga air bersih yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan masyarakat pengguna setelah berdirinya proyek Waduk Titab tersebut. Lokasi waduk Titab terletak pada Sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS) Bali Penida, dan secara administratif termasuk di empat wilayah desa, yaitu Desa Telaga, Desa Ularan, Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu dan Desa Ringdikit Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Luas daerah aliran sungai di lokasi bendungan adalah sebesar 69,54 km 2 dengan panjang sungai 25 km. Hasil perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi penduduk diambil dengan menggunakan metode eksponensial sebesar 0,921115 karena memiliki angka mendekati +1 dibandingkan metode yang lainnya. Penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2025 berjumlah sebanyak 2,343,380 jiwa yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan air bersih. Kebutuhan air rata–rata yang digunakan adalah kebutuhan air rata rata tahun 2025 dimana sebagai acuan untuk perhitungan BCR yaitu 65,095,932 lt/hari x 5500 (Harga air eksisting maksimum) = Rp 130,680,082,750 (Manfaat air bersih). Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio dengan tingkat suku bunga 12% B/C Waduk Titab >1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. Dari hasil analisa perbandingan dapat diketahui bahwa harga air mimimum eksisting sebesar Rp 800/m³ dan harga air maksimum sebesar 5500/m³, sedangkan dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar Rp.982/ m³ dan harga air maksimum sebesar 5695/m³ sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1 maka pihak pengelola air dapat menerapkan harga air yang sudah di analisa. Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah di jadwalkan dan hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan Waduk Titab agar waduk dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya serta terjaga keefektifitasannya. Kata kunci : simulasi, optimasi, harga air bersih, waduk titab.

Upload: ashar-enzo-pratama

Post on 03-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

khhjn

TRANSCRIPT

  • SIMULASI DAN OPTIMASI HARGA AIR BERSIH PADA PROYEK WADUK TITAB KABUPATEN BULELENG PROPINSI BALI

    I Gusti Ngurah Antariza1 Rispiningtati2 Ussy Andawayanti2

    1 Program Studi Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 2 Dosen Pengajar Program Studi Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

    ABSTRAK

    Air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup yang keberadaannya mutlak diperlukan, dengan bertambah tuanya planet bumi ini telah terjadi pemanasan global yang mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air hujan. Pertemuan internasional oleh UNED badan dari PBB pada tahun 1996 mengulas tentang hubungan pengaturan air melalui mekanisme ekonomi.

    Propinsi Bali dengan luas wilayah sekitar 5.632,86 Km2 dan luas daerah aliran sungai di lokasi Bendungan Titab adalah sebesar 69,54 km2 dengan panjang sungai 25 km. Proyek Bendungan Titab berfungsi untuk penyediaan air irigasi di Saba seluas 1396.40 ha dan Puluran seluas 398.42 ha, serta suplai air baku untuk air minum, pembangkit listrik 3,15 MW.

    Tujuan dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan dan analisa simulasi harga air bersih yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan masyarakat pengguna setelah berdirinya proyek Waduk Titab tersebut.

    Lokasi waduk Titab terletak pada Sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS) Bali Penida, dan secara administratif termasuk di empat wilayah desa, yaitu Desa Telaga, Desa Ularan, Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu dan Desa Ringdikit Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Luas daerah aliran sungai di lokasi bendungan adalah sebesar 69,54 km2 dengan panjang sungai 25 km.

    Hasil perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi penduduk diambil dengan menggunakan metode eksponensial sebesar 0,921115 karena memiliki angka mendekati +1 dibandingkan metode yang lainnya. Penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2025 berjumlah sebanyak 2,343,380 jiwa yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan air bersih. Kebutuhan air ratarata yang digunakan adalah kebutuhan air rata rata tahun 2025 dimana sebagai acuan untuk perhitungan BCR yaitu 65,095,932 lt/hari x 5500 (Harga air eksisting maksimum) = Rp 130,680,082,750 (Manfaat air bersih). Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio dengan tingkat suku bunga 12% B/C Waduk Titab >1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. Dari hasil analisa perbandingan dapat diketahui bahwa harga air mimimum eksisting sebesar Rp 800/m dan harga air maksimum sebesar 5500/m, sedangkan dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar Rp.982/ m dan harga air maksimum sebesar 5695/m sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1 maka pihak pengelola air dapat menerapkan harga air yang sudah di analisa.

    Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah di jadwalkan dan hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan Waduk Titab agar waduk dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya serta terjaga keefektifitasannya.

    Kata kunci : simulasi, optimasi, harga air bersih, waduk titab.

  • ABSTRACT

    Water is a life source absolutely needed for any creatures. Earth is aging because global warming has reduced rainfall volume. International assembly organized by UNED of United Nations in 1996 reviews about water management through economic mechanism. Bali Province has 5,632.86 km2 land width. Titab Reservoir river basin is 69.64 km2 width with 25 km length. Titab Reservoir Project is designed to provide irrigating water to Saba with 1396.40 ha width and Puluran with 398.42 ha width, to supply standard water for tap water, and to generate 3.15 mv electric. The objective of research is to contribute to the determination and analysis of simulation of clean water price based on the determination and demand of the user community after the launching of Titab Reservoir Project. Titab Reservoir is located at River Basin Subunit in Bali Penida. Administratively, it has boundary with four villages, Telaga Village, Ularan Village, Busungbiu Village at Busungbiu Subdistrict, and Ringdikit Village at Seririt Subdistrict in Buleleng Regency. River basin width of the reservoir is 69.64 km2 width with length of 25 km. Result of compatibility test with using residential projection and exponential methods is 0.921115 because the number approaches +1 compared to other mehod. The residents of Buleleng Regency in 2025 are estimated to count for 2,343,380 heads. This number is useful for the base of measuring the demand of tap water. The average water demand is the average water demand in 2025 to calculate BCR, which is 65,095,932 lt/day x 5500 (maximum existing water price) = Rp. 130,680,082,750 (clean water benefit). In the calculation of Benefit Cost Ratio at 12 % interest rate, B/C of Titab Reservoir is > 1, which is meant that this project is reliable economically, or the project has exceeded return on investment. Result of comparative analysis shows that the existing tap water is Rp 800/m3 and maximum water price is 5500/m3. Result of simulation indicates that minimum water is Rp 982/m3 and maximum water price is Rp 5695/m3 such that to obtain B/C > 1, the water manager employs the analyzed water price. Water availability in dry season is very limited such that the farmer must be convinced to keep the scheduled planting pattern. The authority should review the maintenance of Titab Reservoir to ensure its optimum operation, cycle life, and effectiveness. Keywords: simulation, optimization, clean water price, Titab Reservoir 1. PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup yang keberadaannya mutlak diperlukan, dengan bertambah tuanya planet bumi ini telah terjadi pemanasan global yang mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air hujan.

    Pertemuan internasional oleh UNED badan dari PBB pada tahun 1996

    mengulas tentang hubungan pengaturan air melalui mekanisme ekonomi. Pertemuan ini meng hasilkan prinsip bahwa air merupakan komoditi ekonomi dan perlu program serta aturan yang jelas dalam alokasi dan pembayaran sesuai nilainya. Adapun alokasi dan pembayaran yang sesuai akan berimplikasi antara lain seperti perbaikan efisiensi penggunaan air yang menunjang pelestarian sumber air yang ada.

  • Penelitian yang dilaksanakan oleh Lund (1998), Hatmoko (1999), Labadie (1999), Leon (2000) kebanyakan hanya mencakup studi optimasi khusus alokasi air tanpa mempertimbangkan harga air. sehingga jelas terdapat kesenjangan antara kebutuhan saat ini dengan yang sudah ada. Penelitian yang dibutuhkan saat ini antara lain penelitian yang menghasilkan :

    Aturan pendistribusian atau alokasi air yang pasti pada satu sistem sungai dengan mempertimbangkan air sebagai komoditas ekonomi.

    Kepastian alokasi air dan harga air dari hasil optimasi gabungan ketersediaan air dan harga air secara simultan .

    Studi optimasi yang mudah digunakan oleh yang berkepentingan. Luas daerah aliran sungai di lokasi

    bendungan adalah sebesar 69,54 km2 dengan panjang sungai 25 km. Proyek Bendungan Titab berfungsi untuk: 1. Penyediaan air irigasi di Saba seluas

    1396.40 Ha dan Puluran seluas 398.42 ha.

    2. Suplai air baku untuk air minum, pembangkit listrik 3,15 mw. Sesuai dengan kebutuhan air untuk

    tujuan seperti tersebut diatas maka bendungan direncanakan dengan tinggi 59,8 m dari dasar sungai, dengan tampungan effektif sebesar 10,37 juta m3 yaitu antara Muka Air Tinggi (HWL) El. 156,00 m dan Muka Air Rendah (LWL) El. 131,20 m.

    Secara geografis, kondisi pemenuhan kebutuhan air Bali Utara dan Bali Timur kurang baik jika dibandingkan dengan Bali Barat dan Tengah. Hal ini mengakibatkan areal sawah di Bali Utara belum mampu dikelola dengan baik dan masih mengandalkan air hujan dan pengairan tradisional. Potensi lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas dan sebagian besar masyarakat bekerja di

    sektor ini mendorong adanya pemikiran pengoptimalan sumber air yang ada.

    Propinsi Bali dengan luas wilayah sekitar 5.632,86 Km2 merupakan daerah berkembang pesat dengan pariwisata sebagai sektor andalan. Sektor Pariwisata secara tidak langsung mendorong arus pembaharuan dan kemajuan sehingga Bali menjadi penunjang devisa terbesar bagi Indonesia. Perkembangan yang pesat ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan air bersih, baik untuk keperluan domestik maupun untuk air industri.

    Saat ini kebutuhan air bersih Kabupaten Buleleng untuk keperluan domestik dan industri adalah sebesar 15 m3.det-1 (PDAM Kota Buleleng) dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan Kabupaten Buleleng di masa yang akan datang. Untuk mengantisipasi maka dilakukan upaya alternatif, yaitu dengan memanfaatkan alur sungai Tukad Saba sebagai tampungan memanjang (long storage) sebagai penampung air baku. Tampungan memanjang ini dibuat dengan membangun Waduk Titab di bagian hilir sungai Tukad Saba.

    Pembangunan proyek Waduk Titab ini membutuhkan investasi yang cukup besar, maka sebelum dilaksanakan harus diperhatikan beberapa faktor yang dapat membatalkan pelaksanaannya. Salah satu faktor diantaranya adalah kelayakan ekonomi proyek. Hal ini disebabkan karena pada setiap investasi akan ditemui permasalahan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan. Perbandingan antara keduanya merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi proyek tersebut. Identifikasi Masalah

    Pemanfaatan air sebagai air minum merupakan tingkatan tertinggi dalam pemanfaatan air. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan air sebagai air minum (dalam kondisi normal) harus disertai dengan syarat kualitas air yang

  • sangat ketat sehingga air tersebut layak untuk dikonsumsi (diminum). Seperti diketahui bahwa kebutuhan air untuk irigasi dan air baku tidak dapat diganggu gugat. Dengan adanya proyek Bendungan Titab ini dapat dipergunakan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan air yang berlimpah pada musim penghujan dengan menampungnya dan dipergunakan pada saat-saat kekurangan air. Batasan Masalah

    Adapun batasan-batasan masalah dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Besarnya kebutuhan air bersih untuk

    keperluan domestik, dan irigasi Kabupaten Buleleng

    2. Dalam perhitungan biaya konstruksi didasarkan pada harga yang berlaku pada akhir tahun 2009.

    3. Penentuan harga air per m3 dari debit air yang dapat dihasilkan.

    4. Penentuan harga air irigasi per m3 dari debit air yang dapat dihasilkan.

    5. Penentuan harga listrik per kWh dari daya listrik yang dapat dihasilkan oleh PLN.

    6. Analisa simulasi optimasi harga air keseluruhan per m3 dari debit outflow waduk.

    7. Tidak membahas analisis konstruksi Waduk Titab Kabupaten Buleleng Propinsi Bali.

    Rumusan Masalah Dengan memperhatikan batasan-

    batasan masalah, maka permasalahan dalam kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Berapakah besarnya biaya proyek

    pembanganunan Waduk Titab 2. Berapakah manfaat yang didapat dari

    air irigasi dan air baku 3. Berapakah besarnya perbandingan

    antara manfaat dan biaya (benefit cost ratio/BCR) serta tingkat pengembalian internal (internal rate of return/IRR)?

    4. Mengetahui besaran harga air dan simulasi harga bagi para pengguna (Irigasi, PLTA, dan Air Baku).

    Maksud dan Tujuan Maksud dari kajian ini adalah untuk

    mengetahui besaran manfaat modal diperoleh dari air yang dijual, serta perbandingan yang dibutuhkan dari biaya (cost) , manfaat (benefit), dan (internal rate of return/IRR) serta mensimulasi dan mengoptimasi harga air bersih dari proyek Waduk Titab Kabupaten Buleleng Propinsi Bali yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam menetapkan tarif harga jual air bersih.

    Tujuan dari kajian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan dan analisa simulasi harga air bersih yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan masyarakat pengguna setelah berdirinya proyek Waduk Titab tersebut.

    2. METODE PENELITIAN

    Daerah Kajian Lokasi waduk Titab terletak pada

    Sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS) Bali Penida, dan secara administratif termasuk di empat wilayah desa, yaitu Desa Telaga, Desa Ularan, Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu dan Desa Ringdikit Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Data-Data Yang Dibutuhkan

    Data-data yang digunakan dalam kajian ini sebagian besar adalah data sekunder yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida antara lain: 1. Data teknik Waduk Titab dan fasilitas

    pengolahan air (IPA). 2. Data biaya konstruksi dan usia guna

    bangunan. 3. Data curah hujan DAS Tukad Saba. 4. Data luas daerah irigasi pada DAS

    Tukad Saba. 5. Data pola tata tanam DAS Tukad

    Saba. 6. Data debit sungai Tukad Saba dari

    tahun 2001 sampai tahun 2010. 7. Data jumlah penduduk Kabupaten

    Bulelemg dari tahun 2005 sampai dengan 2010

  • 8. Data jumlah Industri di Kabupaten Buleleng periode tahun 2005 sampai dengan 2010.

    Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan penetapan

    harga air baku ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dari data teknis Waduk Titab,

    menghitung biaya konstruksi. 2. Dari biaya konstruksi, biaya operasi

    dan pemeliharaan, dan usia guna bangunan dilakukan analisa biaya.

    3. Dari data jumlah penduduk dihitung proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025.

    4. Menghitung besarnya kebutuhan air baku berdasarkan proyeksi jumlah penduduk.

    5. Menghitung kebutuhan air baku terhadap debit sumber air yang ada, apakah debit sumber tersebut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2025.

    6. Menghitung besarnya produksi air dari tingkat pemakaian air penduduk di Kecamatan Binangun, sehingga diperoleh nilai manfaat.

    7. Setelah mengetahui besarnya manfaat dan biaya selanjutnya dilakukan analisa ekonomi yaitu B-C, B/C, IRR, Analisa sensivitas.

    8. Menetapkan harga air bersih per m3 dari hasil analisa ekonomi.

    Perusahaan Listrik Negara (PLN) 1. Melakukan analisa sistem

    interkoneksi listrik yang dilakukan PLN.

    2. Melakukan analsis harga tarif listrik PLN Kabupaten Buleleng

    Sistematika pembahasan penetapan harga air irigasi dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Menghitung total biaya proyek Waduk Titab

    Biaya Konstruksi Biaya Operasional dan

    Pemeliharaan 2. Menghitung keuntungan / manfaat

    selama umur ekonomi proyek

    3. menghitung B/C, B-C, IRR dan analisa sensivitas

    4. Menghitung harga air irigasi Sistematika pembahasan simulasi

    dan optimasi harga air dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menghitung total biaya

    Biaya Konstruksi Biaya O&P

    2. Menghitung keuntungan / manfaat selama umur ekonomi proyek

    3. Menghitung B/C, B-C, IRR dan analisa sensivitas

    4. Menghitung analisa simulasi dan optimasi harga air.

    3. ANALISIS DATA

    Pembangunan Bendungan Titab

    yang terletak di, Kabupaten Buleleng ini direncanakan untuk memenuhi akan kebutuhan air baku, air irigasi, dan PLTA berdasarkan dari data primer yang diperoleh. Proyeksi Jumlah Penduduk

    Perhitungan proyeksi penduduk pada studi ini menggunakan tiga metode, yaitu metode aritmatik, metode eksponensial dan metode geometrik. Setelah diketahui hasil perhitungan dari masing-masing metode, maka digunakan metode penentuan nilai koefisien korelasi untuk menentukan metode perhitungan yang akan digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan air. Kriteria penentuan metode proyeksi penduduk yang dipilih berdasarkan pada nilai koefisien korelasi yang terbesar mendekati +1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Eksponensial

    Contoh perhitungan pertumbuhan penduduk tahun 2011: P0 = 857.960 jiwa (Tahun 2010) n = 2 (proyeksi tahun ke-n) r = 6,698 % (rata-rata tingkat

    pertumbuhan penduduk)

  • Maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut : Pn = P0 . er.n = 857,960 2,7182818 0,06698 . 3 = 917,400 jiwa

    Dengan cara yang sama, didapatkan pula hasil proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2025 yang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Buleleng dengan Metode Eksponensial

    No Tahun Jumlah Penduduk1 2011 917,400 2 2012 980,958 3 2013 1,048,920 4 2014 1,121,589 5 2015 1,199,294 6 2016 1,282,382 7 2017 1,371,226 8 2018 1,466,225 9 2019 1,567,807

    10 2020 1,676,425 11 2021 1,792,569 12 2022 1,916,759 13 2023 2,049,554 14 2024 2,191,548 15 2025 2,343,380

    Sumber : Perhitungan Uji Kesesuaian Metode Proyeksi

    Perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi yaitu dengan menggunakan angka koefisien korelasi pada persamaan. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi pada ketiga metode tersebut, diperoleh hasil bahwa metode eksponensial memiliki koefisien korelasi terbesar dan mendekati +1. Dengan demikian metode yang dipilih untuk proyeksi jumlah penduduk pada Kabupaten Buleleng hingga tahun 2020 adalah metode eksponensial karena metode ini mendekati perkembangan penduduk sesungguhnya.

    -

    -

    -=

    === =

    = = =

    2

    11

    2

    1

    2

    1

    2

    1 1 1

    ...

    ...

    n

    ii

    n

    ii

    n

    i

    n

    iii

    n

    i

    n

    i

    n

    iiiii

    YYnXXn

    YXYXnr

    Analisa Ekonomi Benefit Cost Ratio (B/C)

    Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini dilakukan dengan tingkat suku

    bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 12% (Indonesia,Bank 2008:178) dan usia guna waduk Titab adalah 60 tahun. Adapun Contoh perhitungan BCR untuk Konstruksi Waduk Titab adalah sebagai berikut : Komponen biaya (Cost)

    Total biaya Konstruksi (tahun 1s/d5) : Rp 428,716,771,000 Faktor Konversi (F/P, 12): 1,761 Nilai sekarang biaya konstruksi : Rp 754,970,233,731 Total O&P(tahun 6 s/d 60) : Rp 2,388,065,073 Faktor Konversi (P/A, 12, 60) : 8,324 Nilai sekarang biaya konstruksi OP : Rp 754,970,233,731 Total Biaya sekarang : Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671 = Rp 774,848,487,402

    Komponen Manfaat (benefit) Total manfaat air bersih (6 s/d 60) : Rp. 130,680,082,750 Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324

    Nilai sekarang biaya konstruksi: Rp.1,087,781,008,814

    Sehingga:

    aPVdaribiayaatPVdarimanfBCR =

    402,487,848,774814,088,781,087,1

    RpRpBCR = = 1,404 >1

    Karena B/C Waduk Titab ini >1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas.

    Net Present Value (NPV atau B-C) Metode kedua dalam evaluasi

    ekonomi ini adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini nilai pada NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus mempunyai harga >0. Jika nilai NPV=0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun. Contoh perhitungan NPV proyek rencana untuk tingkat suku bunga 12 % adalah sebagai berikut :

  • Nilai sekarang total manfaat (B) = Rp 1,087,781,008,814 Nilai sekarang total biaya (C) = Rp 774,848,487,402 B-C = Rp 214,043,338,793

    Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (tingkat

    pengembalian internal) didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B-C=0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1 (Kodoatie,1995:112). Perhitungan IRR untuk proyek pembangunan waduk titab ini adalah sebagai berikut:

    ( )'""'

    '' IINPVNPV

    NPVIIRR --

    +=

    dimana : I = suku bunga memberikan nilai

    NPV positif = 14% I = suku bunga memberikan nilai

    NPV negatif = 15% NPV = NPV positif = 90,725,222,039 NPV = NPV negatif = -7,083,128,664 Sehingga,

    ( )%15%14)664,128,083,7(039,222,725,90(

    039,222,725,90%14 --

    +=IRR

    = 14% + 0.93% = 14,93% > 12% bunga yang digunakan dalam kegiatan. Analisa Sensivitas

    Analisis sensivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenernya.

    Dalam analisis ini dilakukan perhitungan terhadap :

    Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) tetap

    Komponen biaya (cost) turun10%, manfaat (benefit) tetap

    Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10%

    Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10%

    Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) turun10%,

    Komponen biaya (cost) turun10%, manfaat (benefit) naik 10%

    Penetapan Harga Air Baku Dalam kajian ini penetapan harga

    air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%, sehingga harga jual air berdasarkan kondisi yang paling minimum yang dapat dikenakan pada konsumen agar proyek Pembangunan Waduk Titab benar-benar layak. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10%, maka harga jual air dihitung sebagai berikut : nilai B/C = 1.126 B-C = Rp 256,754,029,530 IRR = 15.203% Bunga bank = 12% Kebutuhan rata - rata air baku = 0.493

    m3/dt Kebutuhan baku /tahun = 0.493 x 365

    hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik = 15.547.248 m3/tahun

    Manfaat air baku = Harga air baku x Kebutuhan air baku x (P/A,12,60) x (P/F,12,5)

    Harga Air Baku :

    )5,12,/()60,12,/( FPXAPirBakuXKebutuhanAsiAirBakuTotalAloka

    Harga Air Baku

    =)1761.1()324.8(248.547.15

    530.029.754.256.XX

    Rp

    =Rp.1127/ m3

    PLN Kota Buleleng Pelayanan listrik di Kabupaten

    Buleleng dilaksanakan oleh Perusahaan Listrk Negara (PLN) Kota Singaraja. sumber pasokan listrik ke PLN Buleleng merupakan interkoneksi dari beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ada dalam sistem interkoneksi pembangkit listrik Jawa-Bali.

    Biaya operasi dan pemeliharaan proyek PLTA Waduk Titab diperkirakan

  • (BWS Bali Penida) sebesar = Rp. 1,752,065,073 Nilai Depresiasi.

    Nilai depresiasi dipengaruhi oleh nilai SFF yang ditentukan berdasarkan tabel dari hubungan besarnya bunga dan umur proyek.

    Dari bunga 12 % dan umur proyek 60 tahun didapat nilai SFF = 0.00013

    Maka besarnya depresiasi adalah = 0,00013 x Rp. 11,425,875,700 = Rp.1,485,363.- Perhitungan biaya tahunan.

    Perhitungan biaya tahunan yang dilakukan adalah perhitungan biaya tahunan konstan dalam artian analisa dilakukan berdasarkan atas biaya tahunan yang tetap sepanjang usia proyek bukan berdasarkan biaya tahunan yang tidak tetap. Perhitungannya adalah sebagai berikut : 1. Bunga 12 % x 11,425,875,700 =

    1,371,105,084,- 2. Depresiasi = 1,485,363,- 3. Biaya O&P = 1,752,065,073,- Total biaya tahunan = 3.124.655.520,- Perhitungan Tarif Rata-Rata

    Perhitungan diambil dengan cara mengambil nilai rata-rata dari tiap pelanggan Sosial 60,466

    5755650605200123

    =++++

    =

    Rumah Tangga 81.7086

    1330890795790275169=

    +++++=

    Bisnis 80.7585

    1420905795420254=

    ++++=

    Industri 00.5895

    915790765315160=

    ++++=

    Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum

    00.7925

    1020885880600575=

    ++++=

    Maka Nilai Rata-rata Total adalah

    042,6635

    79200.58980.75881.70860.466=

    ++++=

    Dengan perhitungan Tarif Dasar

    diatas maka untuk pemakaian pada Blok I diperkirakan PLN mendapat pemasukan Rp. 663,042 per kWh tiap bulannya.

    Sehingga pemasukan selama 1 tahun sebesar 12 x Rp 663,042 = Rp 7,956. per kWh. Perhitungan Penetapan Tarif Harga Listrik Menurut Teori EkonomiTeknik

    Contoh langkah perhitungan penetapan harga jual energi listrik Diketahui: Usia guna proyek PLTA Titab:

    60 tahun Tingkat suku bunga (i): 12 % Perhitungannya adalah : 1. Produksi Energi Tahunan: Kwh

    (sumber Skripsi : Studi Penetapan Harga Energi Listrik Terhadap Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Proyek PLTA Kesamben Blitar; Sidik Budi Sayogyo NIM 9001060387-64)

    2. Biaya Proyek PLTA Waduk Titab dan penunjangnya:

    = Rp. 11,425,875,700.00 3. Biaya Tahunan PLTA Waduk Titab:

    = (A/P, 12, 60) * Rp. 11,425,875,700 ,- = Rp. 1,372,642,444-

    4. Biaya energi listrik per Kwh: =

    00.943,567.444,642,372,1. -Rp = Rp. 2416,-

    5. Tarif harga jual energi listrik Rp. 663,042 (cara rerata tarif dasar listrik pada Blok I)

    6. Manfaat energi listrik per Kwh = Tarif Harga jual - Biaya energi per KWh:

    = Rp. 2416 - Rp. 663,042- = Rp.1752,- 7. Manfaat energi listrik per tahun = Manfaat energi listrik per Kwh * Produksi Energi Tahunan:

    = Rp. 1752 x 567,943.00 = Rp 995,036,136.00

    Manfaat energi listrik PLTA Titab = Rp 995,036,136.00 Keuntungan Pertanian Keuntungan yang Dapat Dihitung (Tangible Benefit)

    Keuntungan proyek didapatkan dari pertambahan produksi pertanian dari hasil produksi pertanian sebelum adanya proyek dan sesudah adanya proyek

  • Bendungan Titab. Pola tanam yang direncanakan di daerah studi adalah:

    Padi Palawija- Angggur Sedangkan curah hujan efektif yang

    digunakan dengan tingkat keandalan 50% serta alternatif awal tanam ditentukan pada 1 November. Keuntungan yang Tidak Dapat Dihitung (Intangible Benefit)

    Dengan adanya proyek waduk Titab ini secara langsung akan mempengaruhi ketersediaan air irigasi pada musim kemarau, sehingga panen akan lebih banyak dan perekonomian masyarakat meningkat. Benefit Cost Ratio

    Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang (present value). Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 12% (Indonesia,Bank 2008:178) Dan usia guna waduk Titab adalah 60 tahun. Adapun Contoh perhitungan BCR untuk Konstruksi Waduk Titab adalah sebagai berikut : Komponen biaya (Cost) Total biaya Konstruksi (tahun 1 s/d 5) : Rp 428,716,771,000 Faktor Konversi (F/P, 12, 5) : 1,761 Nilai sekarang biaya konstruksi : Rp 722,387,759,135 Total O&P(tahun 6 s/d 60) : Rp 2,388,065,073 Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324 Nilai sekarang biaya konstruksi OP: Rp 19,878,253,671 Total Biaya sekarang : Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671 = Rp 744,848,487,402 Komponen Manfaat (benefit) Total manfaat air irigasi (6 s/d 60): Rp. 154,150,729,909 Faktor Konversi (P/A, 12, 60) : 8,324 Nilai sekarang biaya konstruksi : Rp 1,283,150,675,758. Sehingga :

    aPVdaribiayaatPVdarimanfBCR =

    402,487,848,774758,675,150,283,1

    RpRpBCR = = 1,656 >1

    Karena B/C Waduk Titab ini >1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. Net Present Value (NPV atau B-C)

    Metode kedua dalam evaluasi ekonomi ini adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini nilai pada NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus mempunyai harga >0. Jika nilai NPV=0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun.

    Contoh perhitungan NPV proyek rencana untuk tingkat suku bunga 12 % adalah sebagai berikut : Nilai sekarang total manfaat (B) = Rp 1,283,150,675,758 Nilai sekarang total biaya (C) = Rp 774,848,487,402 B-C = Rp 508,302,188,356 Internal Rate of Return (IRR)

    Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B-C=0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1 (Kodoatie,1995:112).

    Perhitungan IRR untuk proyek Pembangunan Waduk Titab ini adalah sebagai berikut:

    ( )'""'

    '' IINPVNPV

    NPVIIRR --

    +=

    dimana : I = suku bunga, nilai NPV positif = 15% I = suku bunga, nilai NPV negatif = 20% NPV = NPV positif = 149,348,734,645 NPV = NPV negatif = -307,834,002,072 Sehingga,

    ( )%15%20)072,002,834,307(645,734,348,149(

    645,734,348,149%15 --

    +=IRR

  • = 15% + 0.6% = 15,06 % > 12% bunga yang digunakan Analisa Sensivitas

    Analisis sensivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenernya. Dalam analisis ini dilakukan perhitungan terhadap :

    Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) tetap

    Komponen biaya (cost) turun10%, manfaat (benefit) tetap

    Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10%

    Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10%

    Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) turun10%, (kondisi ekstrim

    Penetapan Harga Air Irigasi Dalam kajian ini penetapan harga

    air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%, sehingga harga jual air berdasarkan kondisi yang paling minimum yang dapat dikenakan pada konsumen agar proyek ini benar-benar layak. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10%, maka harga jual air dihitung sebagai berikut : nilai B/C = 1.55 B=C = Rp.449,776,631,758 IRR = 16,648% Bunga bank = 12% Kebutuhan air irigasi total =

    407,652,010.26 m3/tahun Manfaat air irigasi = Harga air

    irigasi x Kebutuhan air irigasi x (P/A,12,60) x (P/F,12,5)

    Harga Air Irigasi =

    )2,9,/()50,9,/( FPXAPrigasiXKebutuhanIsisiAirIrigaTotalAloka

    Harga Air Irigasi =

    )761.1()324,8(.010.652.407758.631.776.449.XX

    Rp =Rp.88,69m3/tahun

    Simulasi Operasi Waduk dan Optimasi Harga Air Bersih Waduk dengan Program Solver Kapasitas Tampungan dan Luas Genangan

    Kapasitas tampungan Waduk Titab dihitung berdasarkan peta hasil pengukuran. Elevasi kontur tertinggi pada elevasi +162,00 m. Hubungan antara elevasi dengan kapasitas waduk dan luas tampungan seperti diuraikan pada gambar 1.

    Gambar 1. Kurva Kapasitas Tampungan dan Luas Bendungan Titab

    Simulasi pada waduk dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan waduk berdasarkan ketersediaan air dan jumlah kebutuhan air yang akan dikeluarkan dari waduk yaitu untuk irigasi dan air baku.

    Kapasitas tampungan efektif dihitung dengan menggunakan kurva lengkung massa yang didasarkan pada besarnya debit inflow dan kebutuhan air serta kehilangan air akibat evaporasi. Kurva Kapasitas Tampungan dan Luas Waduk Titab disajikan pada gambar 1.

    Prinsip dasar dalam analisis kapasitas tampungan efektif bendungan adalah untuk mengoptimalkan ketersediaan air. Debit inflow pada analisa kapasitas tampungan efektif menggunakan debit andalan Q80. Sedangkan debit outflow untuk irigasi menggunakan alternatif terpilih ditambah dengan air baku, maintenance flow, debit untuk pembangkit tenaga listrik, dan besarnya evaporasi pada bendungan. Tampungan mati direncanakan pada elevasi El. 131.20 m dengan kapasitas tampungan sebesar 2.19 juta m3.

  • Debit inflow pada analisa kapasitas tampungan efektif menggunakan debit andalan Q80. Sedangkan debit outflow untuk irigasi menggunakan alternatif terpilih ditambah dengan air baku dan besarnya evaporasi pada bendungan. Persamaan umum untuk kapasitas tampungan efektif sbb: St = S(t-1) + It Ot Et - Lt 0 St-1 C dimana, C = kapasitas tampungan efektif St = kapasitas tampungan pada

    periode waktu t S(t-1) = kapasitas tampungan pada

    periode waktu t-1 It = debit masuk (inflow) pada

    waktu ke t Ot = debit kebutuhan pada

    periode waktu ke t Et = penguapan yang terjadi pada

    tampungan pada periode waktu ke t

    Lt = kehilangan air pada periode waktu ke t

    Dari hasil analisa tampungan efektif didapatkan kapasitas tampungan efektif untuk Waduk Titab sebesar 10,37 x 106 m3 dan volume tampungan total sebesar 12,795 juta m3. Optimasi Harga Air dan Simulasi Keadalan Waduk Titab

    Optimasi harga untuk waduk adalah optimasi yang dilakukan hanya pada satu waduk tanpa hubungan dengan waduk lain.

    Fungsi Tujuan Memaximumkan Total Net Benefit Pengguna (Model R1) Max : TNB = ni =1 (Bi-Yi) Xi, n = 5

    Kendala : X i besaran volume kebutuhan ni =1X i besaran volume tertentu Y i. ratio model B i = Benefit per m3 Z = ni =1 X i Y i Z = Total biaya waduk

    Hasil perhitungan layanan maksimum waduk untuk masing-masing awal tanam adalah sebagai berikut : Simulasi tampungan Waduk Titab digunakan untuk mengetahui hubungan antara : 1. Perubahan volume tampungan dan

    elevasi waduk, sepanjang tahun 2. Keandalan waduk 3. Menentukan Pola Operasi Waduk

    Pada simulasi ini digunakan debit inflow 15 harian untuk tiap tahun sedangkan untuk debit outflow berdasarkan kebutuhan air irigasi untuk 6 alternatif Awal Tanam dihitung dengan beberapa variasi yaitu 1 Januari, 16 Januari, 1 Pebruari, 16 Pebruari, 1 Maret, dan 16 Maret, kebutuhan air baku sampai tahun 2025, maintenance flow, besarnya evaporasi dan kebutuhan air untuk pembangkit tenaga listrik.

    Kegagalan dari simulasi tampungan waduk ditentukan dengan angka prosentase jumlah kegagalan dari total periode simulasi maksimal 20 % atau prosentase angka kepercayaan 80%.

    Perhitungan simulasi waduk disajikan pada bab ini. Contoh rekapitulasi elevasi waduk hasil simulasi dengan awal tanam 1 Januari dan 16 Januari. Awal Tanam 1 Januari

    -Inflow waduk=101,388,636 m3 -Irigasi Saba = i.MT I:1396,4 ha, ii.MT II :1186,94 ha, iii.MT III :1256,76 ha -Irigasi Puluran = i. MT :398,42 ha, ii.MT II :338,657 ha, iii.MT III :358,578 ha -Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik -Vol. Tampungan Total = 12,795 juta m3 -Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3 -El. MAW maksimum = El. 156 m -Maintenance Flow = 0,29 m3/detik -QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77m3/detik -Dayamax PLTA = 3.15 MW -DayaminPLTA = 1.36 MW

  • Tabel.2 Hasil Optimasi Harga Air Simulasi (a1)

    Vol.Tot.Outflow ? 81.059 X106m3 Total Alokasi 47.950 Beaya Dam ? 4,287 X10^8Rp Total Harga 4,287

    Total Net Benefit 5,055 Pengguna Alokasi X106m3 Benefit X10^Rp Alokasi Harga / m3 F.power F.ExponPLTA ? 24.20 99 24.20 90.00 87 129Irigasi ? 40.30 128 40.30 12.01 74 126Air Baku ? 16.55 108 16.55 98.18 99 130Jumlah 81 335 81 200 260 385Nilai Rata-rata 27 53 27 67 87 128

    ? Vol.Inflow Vol.Out Vol Wdk Alok X Harga Alok X net ben Ratio F.LogaritPengguna 81 19PLTA 24 2,178 218 90 146Irigasi 484 4,674 83 126Air Baku 1,625 162 98 161Jumlah 81 24 4,287 5,055 271 433Nilai Rata-rata 2,132 3,297 53 142Sumber : Perhitungan

    Kendala Hasil optimasi

    Gambar 2. Grafik Alokasi dan Harga Air (a1) Awal Tanam 16 Januari

    - Inflow waduk = 100,999,374 m3 - Irigasi Saba = i.MT I:1396,4 ha, ii.MT II :1186,94 ha, iii.MT III :1256,76 ha - Irigasi Puluran = i.MT I:398,42 ha, ii.MT II :338,657 ha, iii.MT III :358,578 ha - Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik - Vol. Tampungan Total = 12,795 juta

    m3 - Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3 - El. MAW maksimum = El. 156 m - Maintenance Flow = 0,29 m3/detik - QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77

    m3/detik - Daya max PLTA=3.18 MW - Daya min PLTA=1.32 MW 0.77

    m3/detik - Daya max PLTA = 3.18 MW - Daya min PLTA = 1.32 MW

    Tabel 3. Hasil Optimasi Harga Air Simulasi (b1)

    Vol.Tot.Outflow ? 82.740 X106m3 Total Alokasi 47.950 Beaya Dam ? 4,287 X10^8Rp Total Harga 4,287

    Total Net Benefit 5,055 Pengguna Alokasi X106m3 Benefit X10^Rp Alokasi Harga / m3 F.power F.ExponPLTA ? 24.20 99 24.20 90.00 87 129Irigasi ? 40.30 128 40.30 12.01 74 126Air Baku ? 16.55 108 16.55 98.18 99 130Jumlah 81 335 81 200 260 385Nilai Rata-rata 27 52 27 67 87 128

    ? Vol.Inflow Vol.Out Vol Wdk Alok X Harga Alok X net ben Ratio F.LogaritPengguna 83 13PLTA 24 2,178 218 90 146Irigasi 484 4,674 81 126Air Baku 1,625 162 98 161Jumlah 83 24 4,287 5,055 270 433Nilai Rata-rata 2,132 3,297 52 142Sumber : Perhitungan

    Kendala Hasil optimasi

    Gambar 3. Grafik Alokasi dan Harga Air (b1) 4. KESIMPULAN

    Harga Air Baku Waduk Titab

    Berdasarkan hasil analisa data maka harga air baku dapat disimpulkan hal sebagai berikut : 1. Alokasi biaya proyek Pembangunan

    Waduk Titab Biaya Konstruksi Waduk Titab : Rp 428,716,771,000 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

    (pertahun) : Rp 2,388,065,073. Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek Waduk Titab : - Manfaat yang dapat dihitung

    (tangible Benefit ) : Rp 130,680,082,750

    - Manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit)

    2. Besarnya nilai B-C,B/C dan IRR pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10% yaitu: B-C sebesar Rp 256,754,029,530, B/C sebesar 1,31 dan IRR sebesar 15,203 %.

    3. Harga air baku pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10% , biaya sebesar Rp 256,754,029,530 dan harga air (m3) sebesar Rp 1, 127

  • Harga Air Irigasi Waduk Titab Berdasarkan hasil analisa data

    dapat disimpulkan Harga Air Irigasi sebagai berikut : 1. Alokasi biaya proyek Pembangunan

    Waduk Titab Biaya Konstruksi (perbaikan) : Rp 428,716,771,000

    Biaya Operasional dan Pemeliharaan (pertahun) : Rp 2,388,065,073. Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek Waduk Titab : - Manfaat yang dapat dihitung

    (tangible Benefit ) : Rp. 154,150,729,909

    - Manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit)

    Bagi petani Adanya rasa aman, sehingga tidak muncul kekhawatiran kekeringan yang akan berdampak pada kegagalan panen.Panen melimpah sehingga tingkat perekonomian masyarakat meningkat.

    Bagi pemerintah Pertambahan Pendapatan asli daerah dari sektor pertanian. 1. Besarnya nilai B-C,B/C dan

    IRR pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10% yaitu B-C sebesar Rp. 449,776,631,758, B/C sebesar 1,55 dan IRR sebesar 16,648%.

    2. Harga air irigasi pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10% , biaya sebesar Rp 529,946,667,935.31 dan harga air sebesar Rp 88,69.

    Harga Air Hasil Simulasi Waduk Titab Kabupaten Buleleng

    Dari hasil analisa perbandingan maka dapat diketahui bahwa harga air mimimum eksisting sebesar Rp 800/m dan harga air maksimum sebesar 5500/m, sedangkan dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar Rp.982/m dan harga air maksimum sebesar 5695/m sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1 maka

    pihak pengelola air dapat menerapkan harga air yang sudah di analisa. Tarif Listrik Kabupaten Buleleng

    Perhitungan tarif rata-rata dilakukan sebagai berikut

    Sosial 60,4665

    755650605200123=

    ++++=

    Rumah Tangga 81.7086

    1330890795790275169=

    +++++=

    Bisnis 80.7585

    1420905795420254=

    ++++=

    Industri 00.5895

    915790765315160=

    ++++=

    Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum

    00.7925

    1020885880600575=

    ++++=

    Maka Nilai Rata-rata Total adalah

    042,6635

    79200.58980.75881.70860.466=

    ++++=

    Sehingga pemasukan selama 1 tahun sebesar = 12 x Rp 663,042 = Rp 7,956. per kWh

    5. SARAN 1. Ketersediaan air pada musim

    kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah di jadwalkan.

    2. Hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan Waduk Titab agar waduk dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya serta terjaga keefektifitasannya.

    3. Harga air yang sudah dipehitungkan hendaknya dibayarkan tepat waktu agar waduk Titab dapat terpelihara dengan baik

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous , 1996. Laporan Pra Studi Kelayakan Waduk Basoka Kabupaten Madura : Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

  • Anonimous , 2009. Laporan Studi PDAM Kabupaten Buleleng

    Aghte, D E. 1996. Water Price Effect on Residential and Appartment Low-flow fixtures. Journal of Water Resources Planning and Mana gement122(1):20-32

    Ahsan, M.R. 1999. Water Resources ManagementA Comprehensive Approach. Proc. Civil and Engineering Conference, Bangkok, Thailand p33-50.

    Alfredo, A. 1987. Probability Concepts In Engineering Planning And Design. First edition. John Wiley & Sons, Inc.USA.

    Beecher, J. A. 1999. Sustainable Water Pricing. Water Resources Update 114:26-33

    Fauzi. A. 2002. Microsoft Excel 2002.First edition. PT Gramedia Jakarta.

    Gleick, P. H. 2000. Water Planning And Management Under Climate Change. The Worlds Water. 112: p25-32.

    Grigg, N.S. 1996. Management Frame work for Large-Scale Water Problems. Journal of Water Re-sources Planning and Management. 122 (4) : 296-300.

    Hunt, C.1999. Transposing of Water Policies From Developed To Deve-loping Countries the Case of User Pays. Water International. 24(4): 293-306.

    Harald D. 1996. Water Crisis in Deve-loping World Misconceptions about Solution. Journal Of Water Resources Planning and Management, 122(2):79-87

    Hatmoko, W. 1999. Model Alokasi Air Untuk Mendukung Pengusahaan Sumberdaya Air Yang Adil Dan Berkesinambungan. proc Seminar Nasional Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Air Di Indonesia.ITB Bandung.p 54- 63.

    Hernowo S.M. 1999. Pengusahaan Air dan Sumber Air di Satuan Wilayah Sungai Citarum. Proc. Seminar National Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia. ITB Bandung. P 1-6.

    Kadariah. 1989. Evaluasi Proyek. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Kuiper, Edward. 1971. Water Resources Project Economics. Canada : University of Manitoba.

    Kodoatie, J. Robert.1995. Analisis Kelayakan Ekonomi Proyek. Yogyakarta: Kanisius

    Labadie, J.W.2001. Reservoir System Optimization Models. Water Resources Update, USA.108: 83-110.

    Lasdon,L.1998. Microsoft Excel Solver uses the Generalized Reduced Gradient Non linear Optimization. University of Texas Austin Cleveland State University.

    Linsley, Ray. K, Joseph B. Franzinni. 1985. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Djoko Sasongko. Jakarta : Erlangga.

    Lippai, I.2000. Efficient and Equitable Impact Fees for Urban Water System Journal Of Water Resources Planning and Management, 126(2): 75-84

    Loucks, D.P. 1985. Water Resources Systems Planning And Analysis Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. 07632

    Lund, J.R. 1996.Operating Rule Opti-mization for Missouri River Reservoir System Journal of Water Resources Planning and Mana-gement.122(4) : 287-295

    Macdonald, A. 2001. Water Resources in Twenty First Century, Global Challenge. Journal of Comission Water Engineering Management.15 : 157-161

  • Major, D.C. 1998. Climate Change And Water Resources The Role Of Risk Management Methods.Water Re-sources Update, USA. 112: 47-50

    Mc. Neill, D. 2000. Water as an Economic Good. Water Resources Update USA.

    Niedda, M. 1996. Mixed Optimization Technique For Large Scale Water Resources Systems. Journal of Water Resources Planning and Management. 122(6) : 387-396

    Pigram, J.J. 2000. Economic Instrument In The Management Of Australias Water Resources : A Critical View. Water Policy Research, Armidale, Australia. LooseLeaf n. p.

    Rispiningtati. 1992. Using Spreadsheet For Irrigation Distribution System. Development Techno logies Unit The University of Melbourne. Australia.

    Rispiningtati. 2008. Water Allocation and Water Price Model at Multi reservoir River System. Argitek Vol 16.FTUB.

    Sayogyo, Sidik Budi . 1995. Studi Penetapan Harga Energi Listrik Terhadap Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Proyek PLTA Kesamben Blitar. FT UB.