115704270-mielomeningokel
TRANSCRIPT
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGAbnormalitas yang berasal dari tuba saraf embrionik (defek tuba neural / neural tube
defect , NTD) menghasilkan kelompok anomaly congenital terbesar yang konsisten dengan
banyak faktor pewarisan. Normalnya, medulla spinalis dan kauda ekuina ditutupi dengan
sempurna oleh lapisan tulang yang bersifat protektif dan meninges. Kegagalan penutupan tuba
neural menyebabkan defek dengan berbagai derajat. Defek ini dapat mengenai seluruh tuba
neural atau terbatas pada area yang kecil. (Wong, 2009)
Di Amerika Serikat, angka NTD telah menurun dari 1,3 per 1000 kelahiran pada tahun
1970 menjadi 0,32 per 1000 kelahiran pada tahun 1996. Alasannya adalah meningkatnya
penggunaan teknis diagnosis prenatal dan penghentian kehamilan. Secara umum, angka kejadian
meningmielokel di negara Asia termasuk Indonesia berkisar antara 0,1-0,3 per 1000 bayi lahir
hidup, sedangkan di negara Eropa dan Amerika Utara berkisar antara 1-2,5 per 1000 bayi lahir
hidup.
Defek tuba neuralis menyebabkan kebanyakan kongenital anomali Sistem Saraf Sentral
(SSS) akibat dari kegagalan tuba neuralis menutup secara spontan antara minggu ke-3 dan ke-4
dalam perkembangan di uterus. Meskipun penyebab yang tepat masih belum diketahui, ada
beberapa bukti yang menyatakan bahwa penyebab defek pada tuba neuralis ini antara lain;
radiasi, obat-obatan, malnutrisi, bahan kimia, dan ada kelainan genetik yang dapat
mempengaruhi perkembangan normal SSS. Defek tuba neuralis meliputi; spina bifida okulta,
meningokel, mielomeningokel, ensefalokel, anensefali, sinus dermal, medulla tertambat
siringomielia, diastematomiela, dan lipoma yang melibatkan konus medullaris. (Bregman &
Painter, 2009)
Kegagalan penutupan tuba neuralis terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi pada
kondisi ini memungkinkan eksresi substansi janin (misal; a - fetoprotein, asetilkolinesterase) ke
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
2/21
2
dalam cairan amnion, yang berperan sebagai penanda biokimia defek tuba neuralis, sehingga
skrining prenatal serum ibu untuk a -fetoprotein, telah terbukti merupakan metode yang efektif
untuk mengetahui kehamilan yang berisiko atau tidak untuk janin mengalami defek tuba
neuralis. (Wahyu, 2009)
B. TUJUAN1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendesain asuhan keperawatan pada anak dengan kasus
mielomeningokel
2. Tujuan khususa. Mendifinisikan dan menjelaskan terjadinya mielomeningokel.b. Mengidentifikasikan penyebab terjadinya mielomeningokelc. Menjelaskan manfestasi klinis tentang mielomeningokeld. Menjelaskan pemeriksaan diagnostic pada mielomeningokele. Menjelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan mielomeningokel pada
anak
C. MANFAAT1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan definisi mielomeningokel pada
anak.2. Mahasiswa dapat mnegetahui penyebab mielomeningokel pada anak.3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan manifestasi klinis
mielomeningokel pada anak.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik mielomeningokel padaanak.
5. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis pada mielomeningokel.
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
3/21
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIANMielomeningokel adalah protusi hernia (penonjolan) dari kista meningen seperti
kantong, yang berisi cairan spinal dan sebagian dari medulla spinalis dengan sarafnya yang
keluar melalui defek tulang pada kolumna vertebralis (rangkaian tulang belakang).
Mielomeningokel biasanya terjadi didaerah lumbal atau lumbosakral. Lesi ini paling sering
timbul sisi kaudalvertebrata dan melibatkan daerah torasika bawah, lumbalis dan sakralis.
(Sylvia, 1995)
Mielomeningokel adalah kelainan spinal bawaan kompleks yang menyebabkan
perubahan tingkat cacat otot spinal atau melodysplasia. (Bregman & Painter, 2009)
Mielomeningokel adalah suatu kerusakan congenital yang terjadi di saluran sum-sum
tulang belakang dan tulang punggung akibat dari tidak tertutup sebelum lahir. Kondisi ini
termasuk kondisi dari spina bifida. (Rosfanthy, 2008)
Pada kasus mielomeningokel, selaput meninges, korda spinalis atau serabut saraf
menonjol melewati tulang belakang dan mengalami pembentukan jaringan parut. Hampir
sama dengan meningokel, yang membedakan adalah pada meningokel hanya berupa tonjolan
kista pada meninges saja dan jaringan saraf tidak terpajan sehingga deficit saraf tidak ada
atau sedikit. Namun pada mielomeningokel ini disertai adanya defek kulit atau permukaan
yang hanya dilapisi oleh selaput tipis. (Wong, 2009)
Kebanyakan anak-anak yang menderita mielomeningokel pada akhirnya mengalami
hidrosefalus terutama sesudah pembedahan mielomeningokel dan mungkin deformitas pelvis
atau ekstremitas bawah, sehingga penderita mielomeningokel ini akan mengalami gangguan
atau kerusakan untuk merasakan sensasi pada ekstremitas bawah, sehingga didapatkan
kelemahan untuk menggerakan kaki bahkan biasanya kaki tidak bisa digerakkan. Kehilangan
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
4/21
4
control untuk shfingter urin dan beberapa kasus juga menunjukan kontinensia usus besar.
(Sabiston ,2002)
B. ETIOLOGIPenyebab mielomeningokel sendiri tidak diketahi secara pasti, namun sebagaimana
halnya semua defek penutupan tuba neuralis, ada predisposisi genetic, antara lain sebagai
berikut:
1. Resiko berulang setelah seseorang terkena , meningkat dari 3-4 % dan meningkatsampai 10% pada dua kehamilan abnormal sebelumnya
2. Faktor nutrisi dan lingkunganPengunaan suplemen asam folat selama hamil pada ibu sangat mengurangi
insiden defek tuba neuralis pada kehamilan beresiko. Agar efektif, penambahan asam
folat harus dimulai sebelum pembuahan dan dilanjutkan sampai paling tidak minggu
ke-12 kehamilan saat neuralis selesai.
Defisiensi asam folat sering terjadi pada wanita, dengan demikian sangat
direkomendasikan bahwa semua wanita yang mengantisipasi kehamilan mulai
mendapay suplemen vitamin asam folat minimal 3 bulan sebelum konsepsi. (Corwin,
2009)
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat telah menganjurkan bahwa
seluruh wanita usia subur yang mampu menjadi hamil minum 0,4 mg asam folat
setiap hari dan bahwa wanita yang sebelumnya pernah hamil dengan ha sil defek tuba
neuralis diobati dengan 4 mg asam folat setiap hari, yang mulai satu bulan sebelum
saat kehamilan direncanakan.
3. Penggunaan obat-obatanPenggunaan obat-obatan tertentu juga dikenal meningkatkan resiko mielomeningokel.
Asam valproat, antikonvulsan menyebabkan defek tuba neuralis pada sekitar 1
2%kehamilan jika obat tersebut diberikan selama kehamilan.
(Pillitteri, 2009)
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
5/21
5
C. MANIFESTASI KLINISMielomeningokel mengakibatkan disfungsi banyak organ dan struktur . gejala
uralogis pada mielomeningokel yaitu enuresis (buang air kecil yang tidak terasa), karena
gangguan fungsi spinther urina, pada meningokel jaringan saraf tidak ikut terkena. Pada
mielomeningokel, luas dan tingkatnya deficit neurologis tergantung pada lokasinya , lesi
pada daerah sacrum bawah, menyebabkan inkontinensia usus besar dan kandung kencing dan
disertai dengan anestesi pada daerah perinem namun tanpa gangguan fungsi motorik.
(Rudolph, 2008)
Urin menetes terus menerus dan juga sering ditemukan relaksasi sfingter ani. Dengan
demikian, mielomeningokel pada daerah lumbal tengah cenderung menghasilkan tanda
neuron motor bawah karena kelainan dan kerusakan konus medullaris. Bayi dengan
mielomeningokel secara khas memiliki peningkatan defisit neurologis yang semakin
meningkat setelah mielomeningokel bergerak naik ke daerah toraks. Namun, penderita
dengan mielomeningokel di daerah toraks atas atau daerah servikal biasanya memiliki defisit
neurologis yang sangat minim dan pada kebanyakan kasus tidak mengalami hidrosefalus.
(Rosfanthy, 2008)
Hidrosefalus dalam kaitannya dengan defek Chiari tipe II berkembang pada paling
tidak pada 80% penderita dengan mielomeningokel. Biasanya, makin rendah deformitas pada
neuraksis (misal sakrum), maka akan makin sedikit kemungkinan risiko hidrosefalus.
Pembesaran ventrikel mungkin lamban dan pertumbuhan lambat atau pertumbuhan mungkin
dapat cepat, sehingga menyebabkan penonjolan fontanela anterior, dilatasi vena kulit kepala,
penampakan mata seperti "matahari terbenam", iritabilitas, dan muntah yang disertai dengan
peningutan lingkaran kepala. Tidak jarang, bayi dengan hidrosefalus dan malformasi Chiari
tipe II berkembang gejala disfungsi otak belakang, termasuk kesulitan makan, tercekik,
stridor, apnea, paralisis plika vokalis, pengumpulan sekresi, dan spastisitas tungkai atas,yang, jika tidak diobati, dapat menyebabkan kematian. Krisis Chiari ini adalah karena
penurunan herniasi medulla dan tonsil serebellum melalui foramen magnum. (Bregman &
Painter, 2009)
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
6/21
6
D. PATOFISIOLOGIPada stadium dini pembentukan susunan saraf, di bagian tengah lempeng neural
terbentuk celah neural yang kemudian membentuk pipa neural. Pipa neural inilah yang
kemudian menjadi jaringan otak dan mielum (istilah yang dipakai untuk sumsum tulang
belakang). Proses penutupan pipa neural ini berlangsung selama minggu keempat kehidupan
embrio. Gangguan proses ini menyebabkan defek pipa neural yang digolongkan sebagai
disrafisma cranial dan spinal. (Price & wilson, 1995)
Mielomeningokel adalah penonjolan meninges dan sebagian medullaspinalis, selain
kantong berisi CSS. Daerah lumbal atau lumbosakral terdapat pada 42% kasus; torakolumna
pada 27 kasus, sacral 21% kasus; dan torakal atauservikal pada 10% kasus. Bayi dengan
mielomeningokel mudah terkena cederaselama proses kelahiran. Hidrosefalus terdapat pada
hampir semua anak yangmenderita spina bifida (85% sampai 90%);kira-kira 60% sampai
70% tersebutmemiliki IQ normal. Anak dengan mielomeningokel dan hidrosefalus
menderitamalformasi system saraf pusat lain, dengan deformitas Arnold-Chiari yang
palingumum.Penyebab spesifik dari meningokel atau spina bifida belum diketahui.Banyak
factor seperti keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinyadefek ini. Tuba
neural umumnya lengkap empat minggu setelah konsepsi. Hal-hal berikut ini telah ditetapkan
sebagai faktor penyebab; kadar vitamin maternalrendah, termasuk asam folat: mengonsumsiklomifen dan asam valfroat: danhipertermia selama kehamilan. Diperkirakan hampir 50%
defek tuba neural dapatdicegah jika wanita bersangkutan meminum vitamin-vitamin
prakonsepsi,termasuk asam folat. (Sowden, 2002)
Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD (neural tube defect)merupakan
kegagalan penutupan tuba neural selama perkembangan awal embrio.Akan tetapi, ada bukti
bahwa defek ini merupakan akibat dari pemisahan tubaneural yang sudah menutup karena
peningkatan abnormal tekanan cairanserebrospinal selama trimester pertama. Derajatdisfungsi neurologik secaralansung berhubungan dengan level anatomis defek tersebut dan
saraf-saraf yang terlibat. Kebanyakan mielomeningokel melibatkan area lumbal atau
lumbosakral,dan hidrosefalus merupakan anomali yang sering menyertainya (90%
sampai95%). (Wong, 2009)
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
7/21
7
E. PATHWAY
Faktor genetic Nutrisi & Lingkungan Obat-obatan
Kegagalan penutupan tuba neural
Kegagalan penutupaan elemen saraf dari kanalis spinalis
Kegagalan fungsi arkus pascaerior vertebrata pada daerah lumbosakral
Terlibatnya struktur saraf
Deficit neurologis
paralis visera paralisis motorik paralisis sensorik
gangguan inkontinensia paralisis anggota gerak kehilangan sensasi
urine dan alvi bawah ekstremitas bawah
ketidaktahuan tentang pengobatan hambatan untuk menggendong
atau teknik
Tidak efektifnya
jaringan perfusi
serebral
Resiko tinggi infeksi
Resiko tinggi
penatalaksanaanprogram teraupetik
tidak efektif
kerusakan mobilitas fisik
resiko hambatan kedekatan
orang tua-bayi
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
8/21
8
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. USG (ultrasonografi)2. MRI3. CT SCAN4. Radiotherapi5. Cystogram6. Penilaian maternal serum alpha fetoprotein
Pemeriksaan diagnostic seperti pencitraan resonansi magnetic (MRI), ultrasuara,
computed tomography (CT SCAN) dan radiotherapy dilakukan untuk mengevaluasi otak
dan medulla spinalis. USG dilakukan pada kehamilan 6 minggu sesuai haid terakhir yangdapat dilihat adanya kantong janin dan mudigah tidak lama setelah itu. Pada kehamilan
13 minggu kepala janin dapat dideteksi dan pula denyut jantung janin. USG tulang
belakang bisa menunjukan adanya kelainan pada korda sinalis maupun vertebrata.
(Wong, 2009)
Cyctogram merupakan pemeriksaan mikroskopik sel yang diperoleh dari lesi
permukaan atau dalam dengan cara penghisapan melalui jarum halus. (Kamus Saku
Kedokteran Dorland Edisi 25, 1998)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada masa pranatal terutama untuk
menentukan organism penyebab komplikasi utama mielomeningokel. Pada umumnya
meningomielokel pada janin di tujukan oleh peningkatan alfa-fetoprotein pada darah ibu
dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan ultrasonografi dan kadar alfa-fetoprotein (AFP)
serta asetilkolinesterase yang tinggi pada cairan amnion.
Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan diagnostic ini adalah pada usia
gestasi 16-18 minggu, sebelum konsentrasi AFP yang normalnya menurun dan pada saat
yang tepat untuk dilakukannya aborsi teraupetik. Pengambilan sampel vilus korionik
)chorionic villus sampling, CVS) juga merupakan pemeriksaan untuk diagnostic
mielomeningokel pada sama prenatal. Prosedur diagnosis ini direkomendasikan untuk
semua ibu yang telah melahirkan anak dengan gangguan ini dan pemeriksaan ditawarkan
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
9/21
9
bagi semua wanita hamil. Rencana kehamilan sesar juga dapat menurunkan disfungsi
motorik. (Wong, 2009)
G. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan anak yang menderita mielomeningokel menuntut pendekatan
multidisiplin yang melibatkan spesialis neurologi, bedah saraf, pediatric, urologi,
ortopedik, rehabilitasi dan terapi fisik, juga asuhan keperawatan intensif pada berbagai
aspek. Upaya kolaboratif dari spesialis ini difokuskan pada :
Adanya deficit neurologis di tungkai pada mielomeningokel memunculkan
masalah serius tambahan. Elemen saraf pada kista menjadi mengalami kerusakan
irreversible yang sesuai dengan defek neurologic. Banyak anak-anak ini memerlukan
sejumlah operasi untuk memperbaiki deformitas yang terjadi akibat kerja otot yang
abnormal. Inkontinensia urine dapat juga menjadi masalah utama.
Di masa lalu, dianjurkan bahwa mielomeningokel harus diperbaiki sesegera
mungkin setelah lahir untuk memelihara fungsi neurologis dan untuk mencegah
perburukan lebih lanjut. Beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan hasil jangka
lama yang sama pada penundaan pembedahan selama beberapa hari (dengan
pengecualian kebocoran CSS), yang memungkinkan orangtua mulai dapat menyesuaikan
terhadap syok dan bersiap untuk beberapa tindakan dan masalah yang tidak dapat
dihindari yang menghadang.
Beberapa senter telah berupaya mengembangkan kriteria untuk menentukan bayi
yang mana yang akan diobati secara agresif dan yang mana hanya akan menerima
perawatan pendukung. Kriteria eksklusi yang paling berharga, yang dikembangkan di
Inggris, terdiri dari hal berikut: paralisis kaki yang mencolok, lesi torakolumbal atau
torakolumbosakral; kifosis atau skoliosis; cedera karena lahir yang menyertai; defek
kongenital jantung lain, otak, atau saluran cerna; dan kepala sangat membesar.
Informasi yang lebih baru menunjukkan bahwa kriteria selektif demikian
mempunyai nilai prognosis yang kecil, dan sebagai akibatnya, kebanyakan senter-senter
pediatri secara agresif mengobati sebagian besar bayi dengan mielomeningokel. Setelah
perbaikan mielomeningokel, sebagian besar bayi memerlukan tindakan shunting untuk
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
10/21
10
hidrosefalus. Jika gejala atau tanda disfungsi otak belakang muncul, terindikasi untuk
dekompresi bedah medulla spinalis dan medulla servikalis awal. Kaki pekuk mungkin
memerlukan pembidaian, dan pinggul yang tergeser mungkin memerlukan tindakan
operasi.
Evaluasi dan penilaian kembali yang cermat sistem genitourinaria merupakan
beberapa komponen manajemen yang paling penting.Pengajaran orangtua, dan akhirnya
penderita, untuk secara teraturmengkateterisasi kandung kencing akan mempertahankan
volumeresidu yang rendah dan mencegah infeksi kandung kencing. Biarkan urin secara
periodik dan penilaian fungsi ginjal, termasuk elektrolit dan kreatinin serum demikian
juga sken ginjal, pielogram intravena, dan ultrasonografi, diperoleh sesuai dengan
kemajuan penderita dan hasilpemeriksaan fisik.
Pendekatan terhadap manajemen saluran urin ini sangat mengurangi perlunya
tindakan pembelokan bedah dan telahmenurunkan morbiditas dan mortalitas yang terkait
dengan penyakitginjal progresif pada penderita ini. Beberapa anak dapat mengendalikan
diri dengan implantasi sfingter saluran urin artificialpada umur tua. Banyak anak dapat
"dilatih melakukan buang air besar" dengan regimen enema atau supositoria yang
memungkinkan pengosonganpada waktu yang ditentukan sebelumnya sekali atau dua
kali sehari.Ambulasi fungsional adalah keinginan setiap anak dan orang tuadan mungkin
tergantung pada tingkat lesi dan fungsi utuh otot-otot iliopsoas. Hampir setiap anakdengan lesi sakrum atau lumbosakrumdapat berjalan; sekitar separuh dari anak dengan
defek yang lebihtinggi akan dapat berjalan dengan menggunakan penjepit dan tongkat.
Posisi tengkurap mempengaruhi aspek lain dari perawatan bayi. Misalnya, posisi
bayi ini, bayi lebih sulit dibersihkan, area-area ancaman merupakanancaman yang pasti,
dan pemberian makanan menjadi masalah.Bayi biasanya diletakkan di dalam incubator
atau pemanas sehinggatemperaturnya dapat dipertahankan tanpa pakaian atau penutup
yang dapatmengiritasi lesi yang rapuh. Apabila digunakan penghangat overhead, balutan
diatas defek perlu sering dilembabkan karena efek pengering dari panas yang
dipancarkan.
Sebelum pembedahan, kantung dipertahankan tetap lembap denganmeletakkan
balutan steril, lembab, dan tidak lengket di atas defek tersebut.Larutan pelembab yang
dilakukan adalah salin normal steril. Balutan digantidengan sering (setiap 2 sampai 4
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
11/21
11
jam). Dan sakus tersebut diamati dengan cermatterhadap kebocoran, abrasi, iritasi, atau
tanda-tanda infeksi. Sakus tersebut harusdibersihkan dengan sangat hati-hati jika kotor
atau terkontaminasi. Kadang-kadang sakus pecah selama pemindahan dan lubang pada
sakus meningkatkanresiko infeksi pada system saram pusat.
H. PROGNOSISPrognosis dini bagi anak dengan mielomeningokel bergantung pada deficit
neorologik yang ada saat lahir, termasuk kemampuan motorik dan inervasi kandung
kemih serta adanya anomaly serebral. Perbaikan defek spinal secara pembedahan yang
dilakukan lebih dini, terapi antibiotic untuk menurunkan insidens meningitis dan
ventrikulitis, pencegahan disfungsi system perkemihan dan deteksi dini serta koreksi
hidrosefallus telah secara signifikan meningkatkan angka harapan hidup anak ini.
Berdasarkan data kedokteran terkini dan pertimbangan etik, penatalaksaan yang agresif
lebih diharapkan bagi anak mielomeningokel. (Wong, 2009)
Untuk anak yang dilahirkan dengan mielomeningokel yang diobati secara agresif,
kisaran mortalitas adalah sekitar 10-15%,dan sebagian besar kematian terjadi sebelum
usia 4 tahun. Paling tidak 70% dari yang bertahan hidup memiliki intelegensi normal,
tetapi masalah belajar dan gangguan kejang lebih lazim daripada populasi biasa. Episode
meningitis atau ventrikulitis sebelumnya mempengaruhi secara merugikan quosien
intelegent (IQ) akhir. Karena mielomeningokel merupakan keadaan perintang yang
kronik, tindak lanjut multidisipliner periodik diperlukan untuk kehidupan. (Wahyu, 2009)
I. KOMPLIKASIKomplikasi myelomeningocele dapat diklasifikasikan secara umum ke dalam 4 kategori
umum, yaitu:
1. Neurologic, seperti hidrosefalus, radang selaput otak/meningitis.2. Orthopedic, seperti kelemahan atau kelumpuhan kaki permanen.
3. Urologic, hilangnya kendali VU
4. Gastrointestinal
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
12/21
12
J. PENCEGAHANUpaya pencegahan dan mengurangi risiko terjadinya defek tuba neuralis dapat
dilakukan dwngan mengkonsumsi vitamin asam folat. Konsumsi asam folat harian 0,4
mg pada periode perikonsepsi dapat mengurangi kejadian defek tuba neuralis sebesar
50%-70% (Center for Disease Control and Prevention). Asam folat adalah vitamin B
yang tersedia pada bahan makanan sehari-hari seperti sayuran hijau, kacang buncis, padi,
hati ragi dan beberapa buah sperti buah jeruk.
Meskipun seseorang yang mnegkonsumsi sayur mayor dan daging segar akan
mencerna sebanyak 2 mg setiap harinya , ternyata tidak semua wanita hamil memperoleh
asupan asupan asam folat yang adekuat dari diet sehari-hari ini. Pada dewasa normal
asupan harian yang direkomendasikan yaitu sebesar 400mcg dan pada wanita hamil,
menyusui serta pasien dengan laju pergantian sel yang tinggi seperti pada pasien anemia
hemolitik membuthkan asam folat sebesar 500-600 mcg atau lebih setiap harinya.
Asam folat dalam bentuk seplementasi dan bahan makanan alami ternyata memiliki
perbedaan dalam hal penyerapan dan ketersediaan di dalam tubuh. Pada penelitian yang
dilakukan selama 12 minggu oleh Nulty et al. menunjukan bahwa pemberian
suplementasi asam folat sebesar 400 mch/hari (group1) dan asupan bahan makanan
dengan fortifikasi asam folat yang mengandung asam folat 400mcg/hari (group2) terbuktiefektif untuk meningktkan status folat pada seorang wanita secara bermakna.
Sementara konsumsi folat yang berasal dari bahan makanan alami yang mengandung
asam folat 400mcg.hari (group 3), diet biasa (group 4) dan kelompok tanpa intervensi
(group 5) menunjukan peningkatan folat pada sel darah merah yang tidak bermakna.
Untuk menjamin keadekuatan asupan asam folat harian , wanita harus mengkonsumsi
suplemen asam folat , sarapan sereal yang diperkaya asam folat seperti yang dianjurkan
dalam Recommended Dietary Allowance atau meningkatkan konsumsi makanan yangdiperkaya folat (sereal, roti, beras, pasta) dan makanan yang secara alami kaya folat
(sayuran berdaun hijau dan buah jeruk) . (Rosfanthy, 2008)
Bagi wanita yang pernah mengidap NTD pada kehamilan sebelumnya, asupan ini
ditingkatkan menjadi 4mg dalam pengawasan tenaga kesehatan yang dimulai satu bulan
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
13/21
13
sebelum kehamilan yang direncanakan dan diteruskan selama trisemester pertama.
Meskipun beberapa pusat pelayanan kesehatan (Institute of Medicine, 1998)
merekomendasikan asupan asam folat harian 0,4mg pada periode perikonsepsi , hasil
survey terbaru mengungkapkan bahwa hanya sebagian kecil wanita yang mengikuti
panduan ini (CDC, 1999).
Selain itu kesadaran akan manfaat asam folat untuk pencegahan defek kelahiran pada
usia 18 sampai 24 tahun dan pada wanita berpedidikan kurang ini cukup rendah. Hasil
survey ini mengindikasikan bahwa perawat dan tenaga kesehatan lain mempunyai tugas
penting dalam menyebarkan informasi untuk meyakinkan mereka bahwa insiden defek
pada kelahiran dapat diturunkan dengan mengkonsumsi asam folat. (Wong, 2009)
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
14/21
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIANPengumpulan data subjektif maupun obyektif pada gangguan system persarafan
mielomeningokel tergantung pada komplikasi pada organ vital lainnya. Pengkajian
keperawatan meliputi anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostic dan pangkajian psikososial.
1. AnamnesaIdentitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat , agama, tanggal dan jam
masukrumah sakit, nomor register, asuransi kesehatan dan diagnose medis. Keluhan
utama yang sering muncul pada anak dengan mielomeningokel adalah tanda dan
gejala serupa dengan tumor medulla spinalis dan deficit neurologis.
2. Riwayat PenyakitAdanya keluhan deficit neurologis dapat bermanifestasi sebagai gangguan
motorik dan sensorik pada ekstremitas inferior dan/atau gangguan kandung kemih
dan sfingter lambung. Keluhan adanya deformitas kaki unilateral dan kelemahan otot
kaki merupakan cacat yang tersering. Kaki kecil dapat terjadi ulkus trofik dan pes
kavus. Keluhan gangguan sfingter kandung kemih ditemukan pada 25% bayi dengan
keterlibatan neurologis, menimbulkan inkontinensia urine, kemih menetes dan infeksi
saluran kemih.
Riwayat penyakit dahulu perlu dikaji dengan menanyakan tentang riwayat
pertumbuhan dan perkembangan anak, riwayat pernah mengalami mielomeningokel
sebelumnya, riwayat infeksi ruang subarachnoid, riwayat tumor medulla spinalis,
poliomyelitis, cacat perkembangan tulang belakang dan deformitas kaki
3. Pengkajian psiko-sosio-kulturalPengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan keluarga untuk menilai
respon terhadap penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam keluarga dan
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
15/21
15
masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan
orang tua yaitu timbul ketakutan akan kecacatan, rasa cemas , rasa ketidakmampuan
untuk melakukan aktifitas secara optimal.
Klien harus menjalani rawat inap maka keadaan ini dapat member dampak
pada status ekonomi karena biaya perawatan yang tidak sedikit. Perspektif
keperawatan dalam mengkaji mielomeningokel ini terdiri atas dua masalah, yaitu
keterbatasan yang diakibatkan oleh deficit neurologis dalam hubungannya dengan
peran social klien dan rencana keperawatan yang akan mendukung adaptasi pada
gangguan neurologis didalam system dukungan individu
4. Pemeriksaan fisikSetelah mengarah pada keluhan keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna
untuk mendukung dari data pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik dilakukan
dengan system (B1-B6).
B1 (breathing)
Perubahan pada system pernafasan yang berhubungan dengan inaktifitas yang berat.
Namun pada beberapa kasus ditemukan tidak ada masalah pada pernafasan
B2 (blood)Nadi bradikardi merupakan tanda dari perubahan perfungsi jaringan otak. Kulit
terlihat pucat menandakan adanya penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
Hipotensi menandakan adanya perubahan perfusi jaringan dan tanda-tanda awal dari
suatu syok.
B3 (brain)
Mielomeningokel menyebabkan berbagai deficit neurologis terutama disebabkan
pengaruh tekanan intracranial. Pengkajian B3 (brain) memerlukan pengkajian yang
lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada system yang lainnya. Pengkajian ini
meliputi:
a. Tingkat kesadaran
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
16/21
16
Tingkat kesadaran dan respon klien terhadap lingkungan adalah indicator paling
sensitive untuk disfungsi system saraf. Tingkat kesadaran pada penderita ini
biasanya compos mentis.
b. Pemeriksaaan fungsi serebriStatus mental : observasi penampilan klien dan tingkah lakunya, gaya bicara, dan
ekspresi wajah.
Fungsi intelektual : pada beberapa keadaan klien mielomeningokel tidak
didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
B. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan organism inefektifb. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan ketahanansekunder
akibat peningkatan tekanan intracranial
c. Tidak efektifitas jaringan perfusi jaringan cerebrald. Resiko tinggi penatalaksanaan program teraupetik tidak efektif berhubungan
dengan ketidaktahuan pengobatan
e. Resiko kedekatan orang tua bayi berhubungan dengan pemantauan perawatanyang intensif
C. INTERVENSIa. Diagnosa: Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organism inefektif
Sasaran : Pasien mengalami penurunan risiko terhadap infeksi system saraf pusat
Intervensi keperawatan/rasional
Posisikan bayi untuk mencegah kontaminasi urin dan feses Bersihkan mielomeningokel dengan cermat menggunakan salin
normalsteril bila bagian ini menjadi kotor atau terkontaminasi
Berikan balutan steril dan lembab dengan larutan steril sesuaiinstruksi(salin normal, antibiotik) untuk mencegah pengeringan kantong
Berikan antibiotik sesuai resep
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
17/21
17
Pantau dengan cermat tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu,pekarangsang, latergi, kaku kuduk) untuk mencegah
keterlambatan pengobatan dalam pengobatan
Berikan perawatan serupa untuk sisi operatif pada paskaoperasiHasil yang di harapkan
Kantong meningeal tetap bersih, utuh, dan tidak menunjukkan bukti- bukti
infeksi.
b. Diagnosa : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan danketahanansekunder akibat peningkatan tekanan intracranial
Sasaran pasien : pasien tidak mengalami deformitas ekstremitas bawah dan panggul
atau resiko pasien terhadap hal tersebut minimal
Intervensi keperawatan/rasional
Lakukan latihan rentang gerak pasif untuk mencegah kontraktur; janganmemaksakan suatu titik tahanan untuk mencegah trauma
Lakukan peregangan otot bila diindikasikan untuk mencegahkontraktur Pertahankan panggul pada abduksi ringan sampai sedang untuk mencegah
dislokasi, jaga agar kaki tetap berada pada posisi netraluntuk mencegah
kontraktur
Gunakan gulungan popok, bantalan, bantal pasir kecil, atau alatyangdirancang khusus untuk mempertahankan posisi yang diinginkan
Hasil yang diharapkan
Ekstremitas mempertahankan fleksibelitasnya
Panggul dan ekstremitas bawah dipertahankan pada artikulasi dankesejajaran
yang benar
c. Diagnosa : Tidak efektifnya jaringan perfusi cerebral berhubungan dengankehilangan sensasi ekstremitas bawah
Tujuan : meningkatkan sensasi pada ekstremitas bawah
Intervensi :
Cek nadi perifer pada dorsalis pedis atau tibia posterior Catat warna kulit dan temeperatur
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
18/21
18
Monitor GCS Monitor tanda-tanda vital Monitor respon Babinski
d. Diagnose:Resiko tinggi penatalaksanaan program terapiutik tidak efektifberhubungan dengan ketidaktahuan tentang pengobatan atau teknik dan
ketidakcukupan pengetahuan
Tujuan
Keluarga mengungkapkan maksud untuk melakukan perilaku kesehatan yangdiperlukan atau keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan
kekambuhan atau komplikasi
Intervensi keperawatan/rasional
Dapatkan jalan masuk ke dalam system keluarga, jangan mengambil alih Hindari kesan memaksa Dengarkan untuk mengetahui kesesuaian antara kekhawatiran, hindari
memberi harapan
Upayakan untuk mengetahui kesesuaian antara kebutuhan yang diungkapkandengan layanan yang diberikan perawat
Gali dengan orang tua tentang penatalaksanaan masalah yang telah berhasilpada masa lalu untuk meningkatkan percaya diri
Kumpulkan ekspresi tentang perasaan, keperhatinan, dan pertanyaan dariindividu dan keluarga untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga
Beri dorongan keluarga untuk mencari informasi dan membuat keputusanberdasarkan informasi untuk meningkatkan sikap positif dan partisipasi aktif
keluarga
Kriteria hasil
Ansietas keluarga berkurang yang berhubungan dengan ketakutan karenaketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan kontrol
Anggota keluarga dapat menggambarkan proses penyakit, penyebab danfactor penunjang pada gejala, dan regimen untuk penyakit atau control gejala.
e. Diagnose: Risiko hambatan kedekatan orang tua-bayi berhubungan denganhambatan untuk menggendong sekunder akibat pemantauan pada perawatan
intensif
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
19/21
19
Tujuan
Mendemonstrasikan peningkatan perilaku kedekatan, seperti menggendong bayi
dengan dekat, tersenyum dan bicara pada bayi, dan mencari kontak mata dengan
bayi
Intervensi keperawatan/rasional
Izinkan orang tua untuk melihat dan menyentuh bayi sebelum dipindahkan
Anjurkan kunjungan dini untuk ibu bila mungkin, buat hubungan telefon yang
sering dengan pemberi perawatan bayi bila kunjungan tidak memungkinkan
Kriteria hasil
Orang tua mulai mengungkapkan perasaan positif mengenai bayi
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
20/21
20
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULANKelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan bayi yang timbul sejak
kehidupan hasiI konsepsi. Defek tuba neuralis menyebabkan kebanyakan kongenital anomali
Sistem Saraf Sentral (SSS) akibat dari kegagalan tuba neuralis menutup secara spontan antara
minggu ke-3 dan ke-4 dalam perkembangan di uterus. Mielomeningokel merupakan suatu
anomali perkembangan yang ditandai dengan defek penutupan selubung tulang pada medulla
spinalis sehingga medulla spinalis dan selaput meningen dapat menonjol keluar (spinabifida
cystica).
Resiko terjadinya mielomeningokel bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil,
karena kelainan ini terjadi sangat dini. Manajemen pengawasan anak serta keluarga dengan
spina bifida memerlukan pendekatan multidisiplin (ahli bedah, dokter dan ahli terapi).
-
5/24/2018 115704270-Mielomeningokel
21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
Bregman, i., & Painter, m. j. (2009).Nelson Esensi Pediatri Edisi 4.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ; EGC.
Corwin, E. J. (2009).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ; EGC.
Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25.(1998). Penerbit Buku Kedokteran ; EGC.
Muttaqin, A. (2010).Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Persarafan.Salemba.
Ngastiyah. (1997).Perawatan Anak Sakit.Jakarta: EGC.
Pillitteri, a. (2009).Maternal and Child Health Nursing.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ;
EGC.
Price, S. A., & wilson, L. M. (1995).Patofisiologi Edisi 4.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ;
EGC.
Rosfanthy, d. (2008, Maret). myelomeningokel.
Rudolph, a. M. (2008).Buku Ajar Pediatri Volume 3 Edisi 20.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ; EGC.
Sowden, C. L. (2002).Buku Saku Keperawatan Pediatric.Jakarta: EGC.
Wahyu, d. F. (2009).Blok Neurobehaviour and Spesific Sense Systems.Purwokerto.
Wong, D. L. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ; EGC.