113601741 keseimbangan dan alat bantu jalan fisika keperawatan

17
KESEIMBANGAN DAN ALAT BANTU JALAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Fisika Di susun oleh Putri Pamungkassari P07120112071 Ratna Dewi Puspitasari P07120112072 Retno Tri Wuryani P07120112073 Rifaldi Zulkarnaen P07120112074 Riski Oktafian P07120112075 Suchy P07120112076 Sukma Ilahi P07120112077 Tri Erawati Lafrana P07120112078 Utita Agustina P07120112079 Vinda Astri Permatasari P07120112080 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2012

Upload: ufan-mochammad

Post on 28-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

KESEIMBANGAN DAN ALAT BANTU JALAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Fisika

Di susun oleh

Putri Pamungkassari P07120112071

Ratna Dewi Puspitasari P07120112072

Retno Tri Wuryani P07120112073

Rifaldi Zulkarnaen P07120112074

Riski Oktafian P07120112075

Suchy P07120112076

Sukma Ilahi P07120112077

Tri Erawati Lafrana P07120112078

Utita Agustina P07120112079

Vinda Astri Permatasari P07120112080

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2012

BAB I

KESEIMBANGAN

A. Pengertian Keseimbangan

Menurut syarat-syarat keseimbangan statis, sebuah benda berada dalam keadaan diam

jika tidak ada gaya total dan torsi total yang bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain,

jika gaya total dan torsi total = 0, maka benda berada dalam keadaan keseimbangan statis

(statis = diam). Tidak semua benda yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu berada

dalam keadaan diam. Mungkin pada mulanya benda diam, tetapi jika diberi gaya gangguan

(misalnya ditiup angin) benda bisa saja bergerak.

Jika sebuah benda sedang diam mengalami gangguan (terdapat gaya total dan torsi total

yang bekerja pada benda tersebut), tentu saja benda akan bergerak atau berpindah tempat.

Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan yaitu :

1. Benda akan kembali ke posisinya semula

2. Benda berpindah lebih jauh lagi dari posisi semula

3. Benda tetap berada pada posisinya yang baru

B. Jenis-Jenis Keseimbangan

Keseimbangan ada tiga macam, antara lain :

1. Keseimbangan Stabil (Mantap atau Tetap)

Pada keseimbangan stabil, jika suatu gaya luar yang diberikan pada benda tersebut

ditiadakan, maka benda akan kembali ke keadaan keseimbangannya semula. Misalnya mula-

mula benda diam, dalam hal ini tidak ada gaya total atau torsi total yang bekerja pada benda

tersebut. Jika pada benda dikerjakan gaya atau torsi (terdapat gaya total atau torsi total pada

benda itu), benda akan bergerak. Benda dikatakan berada dalam keseimbangan stabil, jika

setelah bergerak benda kembali lagi ke posisi semula. Dalam hal ini, yang menyebabkan

benda bergerak kembali ke posisi semula adalah gaya total atau torsi total yang muncul setelah

benda bergerak.

Ciri keseimbangan ini adalah kedudukan titik beratnya naik apabila diberi gaya

pengganggu. Setelah gaya pengganggunya hilang, benda akan kembali pada keadaan semula.

Contoh benda yang memiliki keseimbangan stabil adalah kursi malas.

Contoh 1 :

Amati gambar di bawah. Sebuah bola berwarna biru digantung dengan seutas tali.

Mula-mula benda berada dalam keseimbangan statis atau benda diam (gambar 1). Setelah

didorong, benda bergerak ke kanan (gambar 2). Sekuat apapun kita mendorong atau menarik

bola, bola akan kembali lagi ke posisi semula setelah puas bergerak.

Sebagaimana tampak pada gambar, titik berat bola berada di bawah titik tumpu.

Untuk kasus seperti ini, bola atau benda apapun yang digantung selalu berada dalam

keseimbangan stabil.

Contoh 2 :

Sebuah bola berada dalam sebuah mangkuk besar. Mula-mula bola berada dalam

keadaan diam. Setelah digerakkan, bola menggelinding dalam mangkuk, dan setelah puas

bergerak, bola akan diam di posisi semula.

Perhatikan diagram gaya yang bekerja pada bola (gambar 2). Komponen gaya berat

yang tegak lurus permukaan mangkuk (w cos teta) dan gaya normal (N) saling melenyapkan,

karena besar kedua gaya ini sama dan arahnya berlawanan. Bola bergerak kembali ke

posisinya semula akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar dengan permukaan

mangkuk (w sin teta). w sin teta merupakan gaya total yang berperan menggulingkan bola

kembali ke posisi seimbang.

Contoh di atas menunjukkan bahwa bola dan kursi malas berada dalam keseimbangan

stabil, karena setelah bergerak, benda kembali lagi ke posisinya semula.

2. Keseimbangan Labil (Tidak Stabil atau Goyah)

Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil apabila setelah bergerak,

benda bergerak lebih jauh lagi dari posisinya semula, atau bisa juga dikatakan, jika suatu gaya

luar yang diberikan pada benda tersebut ditiadakan, maka benda tidak kembali ke keadaan

keseimbangannya semula.

Sebuah bola ditempatkan di atas sebuah bidang cembung. Jika gangguan kecil atau

gaya diberikan pada bola kemudian dihilangkan, maka bola akan bergerak menjauhi

kedudukan awalnya. Bola tidak akan kembali ke kedudukan semula. Keseimbangan seperti ini

dinamakan keseimbangan labil. Ciri keseimbangan ini adalah kedudukan titik beratnya turun

apabila diberi gaya pengganggu dan biasanya, setelah gaya pengganggunya hilang, benda

tidak kembali pada kedudukan semula.

Contoh 1 :

Sebuah tripod yang berdiri tegak, kemudian diberi sebuah gaya pengganggu sehingga

tripod tersebut jatuh. Tripod tersebut tidak akan kembali lagi ke posisi keseimbangannya

semula (selama tidak ada gaya luar yang mengembalikan tripod tersebut ke keadaan

keseimbangannya semula).

Contoh 2 :

Tongkat yang berdiri tegak, yang kemudian terjatuh, tidak akan kembali ke posisi

semula.

Contoh di atas menunjukkan bahwa tripod dan tongkat berada dalam keseimbangan

labil, karena setelah bergerak, benda tidak akan kembali lagi ke posisinya semula.

3. Keseimbangan Netral (Sebarang atau Indiferen)

Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral jika setelah digerakkan,

benda tersebut tetap diam di posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke posisi

semula, tetapi menggelinding dan mencapai keseimbangan baru, benda juga tidak bergerak

menjauhi posisinya yang baru).

Ciri keseimbangan ini adalah tidak terjadi kenaikan atau penurunan kedudukan titik

berat.

Contoh 1 :

Kursi roda berada di atas lantai (bidang datar). Jika kursi roda didorong, kursi roda

akan bergerak. Kemudian kursi roda dibiarkan bergerak menggelinding. Setelah berhenti,

kursi roda tetap diam di posisinya yang baru. Dengan kata lain, kursi roda sudah tidak akan

kembali ke posisinya semula, kursi roda juga tidak akan bergerak lebih jauh lagi dari

posisinya yang baru.

Contoh 2 :

Sebuah trolley diletakkan di lantai, jika trolley tersenggol oleh seorang perawat,

trolley akan bergerak menggelinding. Setelah bergerak trolley akan berhenti dan diam di

posisinya yang baru. Trolley tidak akan kembali ke posisinya semula, dan tidak akan pula

menjauhi posisinya yang baru.

Contoh di atas menunjukkan bahwa kursi roda dan trolley berada dalam

keseimbangan netral, karena setelah bergerak, benda tidak akan kembali lagi ke posisinya

semula dan juga tidak akan menjauh lagi dari posisi yang baru.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan :

a. Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpu, maka benda selalu berada

dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula

setelah berhenti bergerak). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan

tali. Untuk kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpu (titik

tumpu berada di antara tali dan tiang penyanggah).

b. Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpu, keseimbangan bersifat relatif.

Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam

keseimbangan labil atau tidak stabil.

c. Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk atau ukuran benda.

Benda yang kecil berada dalam keseimbangan labil jika posisi berdiri benda berada

pada alas yang penopang benda yang tidak lebar. Ketika disentuh sedikit saja, benda

langsung tumbang. Sebaliknya, benda yang lebih besar akan lebih stabil. Alas yang

menopang benda lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih berada di sebelah kiri

titik tumpu, sehingga benda masih bisa kembali ke posisi semula.

d. Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpu. Jika

posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin yang bertiup

sedikit saja, benda akan langsung jatuh.

Sebaliknya, jika posisi benda dalam posisi ditidurkan, benda berada dalam

keseimbangan stabil. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpu.

Ketika benda berdiri, jarak titik berat dan titik tumpu lumayan besar. Ketika benda

ditidurkan, jarak antara titik berat dan titik tumpu sangat kecil.

Sehingga keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik berat dari titik

tumpu. Semakin jauh titik berat dari titik tumpu, keseimbangan benda semakin tidak stabil.

Sebaliknya, semakin dekat titik berat dari titik tumpu, keseimbangan benda semakin stabil.

Dari contoh-contoh di atas dapat juga disimpulkan :

a. Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang stabil diadakan perubahan

kecil, maka titik berat benda tersebut akan naik. ( sehingga timbul koppel )

b. Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan seimbang labil diadakan

perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan turun. ( sehingga timbul

koppel )

c. Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan seimbang netral diadakan

perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan tetap sama tingginya

seperti semula. (sehingga tidak timbul koppel).

BAB II

ALAT BANTU JALAN

A. Pengertian Alat Bantu Jalan Pasien

Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita atau

pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah

serta gangguan keseimbangan.

Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meningkatkan

keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan

tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda. Karena itu

penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual. Apabila pada lansia

yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun

pembedahan, maka salah satu penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti parallel

bar, cane (tongkat), crutch (kruk atau tongkat ketiak) dan walker. Ketika memilih alat bantu

jalan, anatomi tubuh dan sudut siku harus diperhatikan. Banyak dari mereka yang tidak

mendapatkan bantuan profesional dalam memilih alat bantu jalan sehingga pemilihan alat

bantu jalan yang tidak tepat dapat mengakibatkan bertambah buruknya gaya berjalan sehingga

dapat meningkatkan resiko untuk jatuh.

B. Jenis- Jenis Alat Bantu Jalan Pasien

Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan cara penggunaan

yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan pola berjalan

dengan menggunakan alat bantu jalan, antara lain kemampuan pasien untuk melangkah

dengaan satu atau kedua tungkai, kemampuan weight bearing (tumpuan berat) dan

keseimbangan pasien dengan satu kaki atau kedua tungkai, dan kemampuan kedua AGA

(Anggota Gerak Atas) untuk mempertahankan weight bearing dan AMP (Austin Moore

Prosthesis), keseimbangan, serta kemampuan mempertahankan tubuh dalam posisi berdiri.

Macam-macam alat bantu jalan, antara lain :

1. Walker

Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi

pinggang, terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyangga dan kaki

yang kokoh. Klien memegang pemegang tangan pada bagian atas, melangkah,

memindahkan walker lebih lanjut, dan melangkah lagi. Walker memperbaiki

keseimbangan dengan meningkatkan area dasar penunjang berat badan dan

meningkatkan keseimbangan lateral. Walker mempunyai beberapa kelemahan yaitu

sulit digunakan bila melewati pintu dan tempat yang sempit, mengurangi ayunan

lengan dan terjadi abnormal fleksi punggung ketika berjalan. Secara umum, walker

tidak dapat digunakan di tangga.

Ada empat macam Walker, yaitu :

a. Standard walker

Memiliki empat kaki dengan sumbat karet di setiap kakinya.

Tingginya dapat disesuaikan dan digunakan untuk orang dewasa

dalam kisaran berat badan normal. Standard walker adalah alat bantu

jalan paling aman.

Gbr. Seorang pasien dengan fraktur femur leher

diobati dengan Austin Moore Prosthesis

b. Wheeled walker atau rolling walker

Memiliki empat kaki dengan dua roda di bagian depannya

atau empat roda sekaligus. Dapat digunakan untuk klien yang tidak

memiliki kekuatan untuk mengangkat walker. Meskipun lebih mudah

untuk bergerak, tetapi walker ini tidak seaman standard walker.

Umumnya terdapat beberapa aksesoris tambahan, seperti keranjang,

tempat duduk, rem, roda yang dapat diganti ukurannya, dan juga

nampan yang bisa membantu klien untuk membawa barang dari satu

tempat ke tempat lain.

2. Parallel Bar

Parallel bar adalah alat untuk melatih jalan pasien yang mengalami

kelemahan pada kedua kakinya. Paralel bar membantu pasien mendapatkan kembali

mobilitas, kekuatan, keseimbangan, dan rentang gerak

Standard Walker Front Wheeled Walker Four Wheeled Walker

3. Tongkat atau caneatau stick

Tongkat atau cane adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi

pinggang, terbuat dari kayu atau logam. Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang

terkuat. Cane memperluas area untuk menunjang berat badan sehingga dapat

meningkatkan keseimbangan tubuh. Cane tradisional yang hanya digunakan untuk

keseimbangan tidak dapat menunjang berat badan. Cane sekarang dapat digunakan

untuk menunjang berat badan dan biasanya digunakan bila memerlukan salah satu

ekstremitas atas untuk mencapai keseimbangan dan menunjang berat badan.

Dua tipe tongkat umum adalah sebagai berikut :

a. Tongkat berkaki panjang lurus (stick atau single straight-legged)

Tongkat berkaki lurus lebih umum digunakan untuk sokongan dan

keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun. Di kakinya terdapat

sumbat untuk mengurangi resiko terpeleset pada klien.

b. Tongkat berkaki segi tiga atau empat (quad cane atau tripod atau

quadripod).

Memberi sokongan yang terbesar dan digunakan pada kaki yang

mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis atau hempilegia. Tongkat bisa

diatur tinggi rendahnya agar bisa digunakan oleh orang dengan segala tinggi

dan usia. Di kaki-kakinya juga terdapat sumbat untuk mengurangi resiko jatuh

pada pasien.

Standard Wooden Cane Standard Aluminium Cane Offset Cane

4. Crutch atau kruk

Kruk sering digunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat

temporer, seperti pada setelah kerusakan ligamen di lutut. Kruk dapat digunakan

permanen (mis. Klien paralisis ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau

logam.

Ada dua tipe kruk, yaitu :

a. Kruk Lofstrand dengan pengatur ganda atau kruk lengan

Kruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut

logam yang pas mengelilingi lengan bawah. Kedua-duanya, yaitu pembalut

logam dan pegangan tangan diatur agar sesuai dengan tinggi klien. Jenis kruk

ini dapat mentransfer 40-50% berat badan.

Tripod Quadripod

b. Kruk aksila

Mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,

dimana berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang yang

dipegang setinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh. Kruk harus

diukur panjang yang sesuai dan klien harus diajarkan menggunakan

kruk mereka dengan aman, mencapai kestabilan gaya berjalan, nik dan

turun tangga serta bangkit dari duduk. Kruk memperluas area dasar,

dengan demikian juga meningkatkan keseimbangan. Berbeda dengan cane,

crutch dapat menunjang seluruh berat badan. Jenis kruk ini dapat mentransfer

sampai 80% berat badan.

5. Kursi Roda

Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami

kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera,

maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain, digerakkan

dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan menggunakan mesin otomatis.

Diperkirakan konsep pertama dari sebuah kursi roda telah diciptakan lebih dari 6.000

tahun yang lalu.

Kruk Lofstrand Kruk Aksila

Kursi roda ada dua macam, yaitu :

a. Kursi roda manual

Adalah kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita cacat,

merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan. Kursi roda

manual dapat dioperasikan dengan bantuan orang lain maupun oleh

penggunanya sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat dioperasikan oleh

penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan.

b. Kursi roda elektrik atau listrik

Merupakan kursi roda yang digerakkan dengan motor listrik biasanya

digunakan untuk perjalanan jauh bagi penderita cacat atau bagi penderita

cacat ganda sehingga tidak mampu untuk menjalankan sendiri kursi roda,

untuk menjalankan kursi roda mereka cukup dengan menggunakan tuas

seperti joystick untuk menjalankan maju, mengubah arah kursi roda belok kiri

atau belok kanan dan untuk mengerem jalannya kursi roda.

Biasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk

mengecas/mengisi ulang aki/baterainya yang dapat langsung dimasukkan

dalam stop kontak dirumah/bangunan yang dikunjungi.

Kursi Roda Elektrik Kursi Roda Manual

C. Manfaat Menggunakan Alat Bantu Jalan Pasien

a. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot

b. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok

c. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot

d. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Fisika SMA Kls XI Usep Kasman – SMAN 6 Depok Yulia Nanda Bintani XI Aksel-1

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I. (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

id.wikipedia.org

Potter A. Patricia & Anne G. Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Ed. 4. Vol. 2. Terj.

Renata, K. et. Al.Jakarta : EGC.

Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penebit

Erlangga

Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta : Media Pusindo.

www.gurumuda.com

Young, Hugh D. & Freedman. Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta :

Penerbit Erlangga.