11-

Upload: kurniawanid

Post on 12-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen

TRANSCRIPT

NEUROKerja Klinik

Kerja klinik ini fokus pada pemeriksaan kesadaran. Kesadaran dapat dinilai secara:

Kualitatif (co/ kompos mentis, somnolen

Kuantitatif (GCS

Kerja klinik di neuro ini focus pada pemeriksaan GCS.

Kesadaran (fungsi RAS dan korteks cerebri bilateral harus baik

Komponen GCS meliputi eye, movement dan verbal

Eye

4 = bisa buka mata spontan dan bisa mempertahankan supaya matanya tetap terjaga, co/orang baru bangun tidur meskipun harus dibangunkan dengan voice atw sentuhan tapi orang tsb akan ttp bisa mempertahankan matanya terbuka jadi nilai eye-nya 4 bukan 3

3 = bisa buka mata dengan voice, co/ bisa buka mata tpi abis itu matanya nutup lagi berarti nilai eye-nya 3 karena g bs mempertahankan matanya terbuka

2 = bisa buka mata dengan rangsang nyeri

1 = g bisa buka mata walau dg rangsang nyeri

Movement

6 = bisa melakukan gerakan sesuai perintah

5 = respon terlokalisasi terhadap rangsang nyeri. Untuk nilai adanya gerakan yg terlokalisasi atw g sebaiknya rangsang nyeri diberikan di daerah supraorbita karena klo kasih rangsang nyeri di daerah sternum itu susah nentuin gerakannya itu terlokalisasi atw g. Klo rangsang nyeri dikasih di daerah supraorbita jelas gerakan pasien terlokalisasi atw tidak. Klo terlokalisasi, tangan pasien akan sampai di daerah suparorbita, klo tidak terlokalisasi tangan pasien g bisa mencapai supraorbita.

4 = gerakan menghindar (tidak terlokalisasi) terhadap rangsang nyeri

3 = respon dari pasien terhadap rangsangan berupa fleksi abnormal / fleksi disertai aduksi bahu (dekortikasi) 2 = respon dari pasien terhadap rangsangan berupa ekstensi (deserebrasi) 1 = tidak ada gerakan yang terlihat dari pasien walaupun dengan rangsangan yang cukup kuatPada pasien tetraparesis, bukan berarti nilai M-nya itu 1. Pada pasien ini masih mungkin nilai M-nya 6, cara nilainya adalah dengan menilai gerakan motorik lain, misalnya suruh buka tutup mata, prinsipnya jgn suruh pasien gerakin anggota badan yang memang ada paresis. Karena pada prinsipnya pemeriksaan GCS komponen motorik itu merupakan pemeriksaan yang menilai base motorik jadi tidak harus memeriksa di ekstremitas tetapi bisa juga di daerah lain.

Verbal

5 = pasien mampu menjawab dg benar pertanyaan dari pemeriksa dg orientasi waktu, tempat dan orang baik

4 = jawaban pasien kacau terhadap pertanyaan (masih bisa menyebut 1 kalimat atau lebih) 3 = pasien tidak menanggapi pembicaraan pemeriksa, atau hanya mengucapkan dalam bentuk kata, atau hanya mengeluarkan kata jika diberi rangasang nyeri, co/saat diberi rangsang nyeri pasien hanya mengucapkan kata aduh 2 = pasien hanya merintih/ mengerang jika diberi rangsang nyeri 1 = tidak ada suara dari pasien terhadap respon rangsangan yang diberikanPada pasien dengan trakheostomi dan afasia global, komponen verbal ini tidak dapat dinilai jadi skor GCS-nya tidak dapat dijumlahkan. Jadi jika ada pasien seperti in itulis skor komponen eye dan movement-nya dan komponen verbalnya ditulis trakheostomi (jika pasien dg trakheostomi) atau ditulis afasia (jika pasien memiliki afasia).

Diskusi

Kasus (seorang perempuan 67 thn tiba2 jatuh saat sedang menyapu halaman dan tidak sadar

Keluhan utama (penurunan kesadaran

Penyebab penurunan kesadaran:

Stroke (bisa iskemi atau hemoragik

Hipertensi

Metabolic (asidosis, hipo/hiperglikemi, hipokalemi, hiponatremi

Trauma

Infeksi (meningitis, ensefalitis, abses

Epilepsy

Pengaruh obat (opiat atau obat2 depresan

Intoksikasi

Dari data, pasien menunjukkan gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial (muntah proyektil, pupil anisokor), penyebab peningkatan tekanan intracranial yang mungkin:

Stroke

Trauma

Infeksi

Pasien juga memiliki riwayat hipertendi juga memiliki keluhan DM

Dari data, hasil yang didapat:

Suhu afebril (dugaan infeksi disingkirkan

Gejala dan tanda trauma (-) (dugaan trauma disingkirkan

Terdapat hemiparesis kiri, refleks fisiologis meningkat dan refles babinsky (+) di sisi kiri

CT-scan kepala (gambaran hiperdensi disertai perifokal edema dan midline shift ke kiri

Kemungkinan diagnosis (stroke akibat perdarahan intracerebral

Rencana terapi

Cek ABC terlebih dahulu (kasih oksigenisasi

Menurunkan tekanan intracranial dengan pemberian diuretic manitol. Sebelum pemberian manitol, dilakukan pemeriksaan osmolaritas dulu pada pasien. Hal ini disebabkan manitol bersifat hiperosmolar sehingga jika pasien sudah mengalami hiperosmolar jangan diberikan manitol. Menghitung osmolaritas itu melalui penghitungan dari gula darah, BUN (blood urea nitrogen) dan elektrolit. Selain itu pasien juga ditidurkan dengan posisi kepala ditinggikan 300.

Tata laksana hipertensi (pada stroke akut, prinsipnya penurunan tekanan darah harus dilakukan secara perlahan-lahan karena jika tekanan darah dilakukan terlalu cepat maka akan mengganggu proses autoregulasi dari otak (peningkatan tekanan darah ini sebenernya merupakan mekanisme kompensasi dari tubuh dengan adanya perdarahan intracerebral ini). Penurunan tekanan darah pada pasien stroke akut adalam maksimal 20% dari MAP (mean arterial pressure).

MAP = Pada stroke hemoragik (tekanan darah boleh diturunkan jika MAP > 130

Pada stroke iskemik (tekanan darah boleh diturunkan jika MAP > 140.

Pada pasien ini, obat antihipertensi yang dapat diberikan adalah diltiazem intravena.

Memasang IV-line untuk jalur memasukkan obat

Memasang kateter (karena pasien tidak sadar)

Memasang NGT (pada pasien stroke akut, terkadang terjadi stress ulcer (karena kadar kortisol yang meningkat sebagai akibat adanya injury) sehingga pasien bisa mengalami hematemesis. Sebagai jalur masuk makanan, maka dipasanglah NGT

Terapi gizi:

Batasi asupan cairan

Jika ingin memberikan cairan, berikanlah cairan yang sifatnya isotonic, seperti NaCl. Jangan memberikan pasien cairan dextrose 5% karena cairan ini bersifat hipertonik sehingga dapat memperburuk kondisi edema cerebri yang sudah terjadi pada pasien

Tirah baring, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

Miring kanan dan miring kiri secara bergantian untuk mencegah ulkus dekubitus, kontraktur dan penumonia

Prinsipnya, jika ada pasien hal-hal yang harus dilakukan :

1) Cek ABC

a) A: tidak ada suara napas tambahan

b) B: pengembangan dada simetris atau tidak, apa ada kelainan pada frekuensi dan pola napas. Jika breathing tidak adekuat maka berikan oksigenasi

c) C: salah satu cara pengecekan yakni dengan mengukur capillary refill (harus