10e00227

236
Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010. PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KARBON DISULFIDA DARI ARANG KAYU DAN BELERANG KAPASITAS 16.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia Ekstension OLEH : NIM : 080425035 LISBET ARTATY SIANIPAR DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSION FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: yusufluck

Post on 15-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

karbon disulfida

TRANSCRIPT

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    PRA RANCANGAN PABRIK

    PEMBUATAN KARBON DISULFIDA DARI ARANG KAYU

    DAN BELERANG

    KAPASITAS 16.000 TON/TAHUN

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia

    Ekstension

    OLEH :

    NIM : 080425035 LISBET ARTATY SIANIPAR

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSION

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Pembuatan

    Karbon Disulfida dari Arang Kayu dan Belerang dengan kapasitas 16.000

    ton/tahun.

    Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian

    sarjana di Departemen Teknik Kimia, Program Studi Teknik Kimia Ektension,

    Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

    Penulis berterima kasih kepada kedua Orang Tua Penulis atas doa, bimbingan

    dan motivasi yang diberikan hingga saat ini. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

    penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak yaitu:

    1. Bapak Dr.Ir.Irvan, M.Si, selaku Koordinator Tugas Akhir dan juga Dosen

    Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan

    kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

    2. Ibu Zuhrina Masyitah, ST. M.Sc juga Dosen Pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian

    Tugas Akhir ini.

    3. Ibu Ir.Renita Manurung, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Kimia

    4. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada

    penulis sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.

    5. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan

    administratif yang diberikan.

    6. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini Jumri Prico dan Ismaulida

    Sari Lubis.

    7. Suami tercinta Julius Siregar atas bantuan, support dan kesabarannya dalam

    mengiringiku menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    8. Teman teman Penulis Wahyu, Royan, Eva, Rita yang selama ini

    memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

    9. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah

    memberikan semangat kepada penulis.

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan

    keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan

    saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi

    para pembaca.

    Penulis,

    (Lisbet Artaty Sianipar)

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    INTISARI

    Pabrik pembuatan Karbon Disulfida ini direncanakan berkapasitas produksi

    kedelai 16.000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi ini

    adalah arang kayu dan belerang. Proses yang digunakan melalui 3 tahap yaitu :

    proses kalsinasi, proses pencampuran dan proses pendinginan.

    Lokasi pabrik direncanakan di Porsea, Sumatera Utara yang dekat dengan

    penghasil bahan baku belerang di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik 10.000

    m2.

    Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 100

    orang karyawan dengan bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) dan

    struktur organisasi adalah sistem garis dan staf.

    Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:

    Total modal investasi : Rp. 109.159.654.200,-

    Biaya Produksi : Rp. 20.832.498.070,-

    Hasil penjualan/ tahun : Rp. 111.999.953.500,-

    Laba Bersih : Rp. 63.804.718.810,-

    Profit Margin : 71,399 %

    Break Even Point (BEP) : 17,273 %

    Return of Investment (ROI) : 58,450 %

    Internal Rate of Return (IRR) : 70,54 %

    Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan

    pabrik karbon disulfida ini layak untuk didirikan.

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR. i

    INTISARI iii

    DAFTAR ISI... iv

    DAFTAR TABEL ix

    DAFTAR GAMBAR.. xi

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................... I-1

    1.1 Latar Belakang.................................................................................. I-1

    1.2 Perumusan Masalah........................................................................... I-2

    1.3 Tujuan Perancangan Pabrik............................................................... I-2

    1.4 Manfaat Rancangan........................................................................... I-2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... II-1

    2.1 Arang Kayu (Charcoal).................................................................... II-1

    2.2 Belerang........................................................................................... . II-4

    2.3 Karbon Disulfida............................................................................... II-5

    2.4 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk................................................ II-6

    2.5 Deskripsi Proses............................................................................... II-7

    BAB III NERACA MASSA.......................................................................... III-1

    3.1 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)............................... III-1

    3.2 Neraca Massa pada Belt Converyer (BC-101)................................. III-1

    3.3 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102) ............................... III-2

    3.4 Neraca Massa pada Kalsinasi (F-101).............................................. III-2

    3.5 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-103)............................... III-3

    3.6 Neraca Massa Tungku Listrik (F-102)............................................. III-3

    3.7 Neraca Massa pada Cyclone (FG-101)............................................ III-3

    3.8 Neraca Massa pada Cooler (CO-101).............................................. III-4

    3.9 Neraca Massa pada Condensor (CD-101)....................................... III-4

    3.10 Neraca Massa pada Cooler (CO-102)............................................. III-4

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB IV NERACA PANAS........................................................................... IV-1

    4.1 Neraca Panas pada Furnace Kalsinasi (F-101)................................ IV-1

    4.2 Neraca Panas pada Furnace Listrik (F-102).................................... IV-1

    4.3 Neraca Panas pada Cooler (CO-101)......................................... IV-2

    4.4 Neraca Panas pada Condensor (CD-101)........................................ IV-2

    4.5 Neraca Panas pada Cooler (CO-102)............................................... IV-2

    BAB V SPESIFIKASI ALAT........................................................................ V-1

    5.1 Gudang Bahan Baku (G-101)........................................................... V-1

    5.2 Bucket Elevator (BE-101)................................................................ V-1

    5.3 Rooler Mill (FR-101)....................................................................... V-2

    5.4 Vibrating Screen (SS-101)............................................................... V-2

    5.5 Belt Conveyor (BC-101)................................................................ V-2

    5.6 Bucket Elevator (BE-102)................................................................. V-3

    5.7 Furnace kalsinasi (F-101)................................................................ V-4

    5.8 Bucket Elevator (BE-102)................................................................. V-4

    5.9 Furnace (F-102)............................................................................... V-5

    5.10 Blower (BL-101)............................................................................ V-5

    5.11 Cyclon (FG-101)................................................................................ V-5

    5.12 Blower (BL-102)............................................................................... V-6

    5.13 Cooler (CO-101)........................................... V-6

    5.14 Condensor (CO-101)................................................................. V-6

    5.15 Pompa (P-101).................................................................................. V-7

    5.16 Cooler (CO-102)............................................................................... V-7

    5.17 Pompa (P-102).................................................................................. V-8

    5.18 Storage Tank (T-101)......................................................................... V-8

    5.19 Gudang Bahan Baku (G-102)......................................................... V-9

    5.20 Bucket Elevator (BE-104).................................................................... V-9

    5.21 Rooler Mill (FR-102)............................................................................ V-10

    5.22 Vibrating Screen (SS-102)................................................................. V-10

    5.23 Belt Conveyor (BC-102).. V-10

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    5.24 Bucket Elevator (BE-105)... V-11

    BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA.................. VI-1

    6.1 Instrumentasi.................................................................................... VI-1

    6.2 Keselamatan Kerja Pabrik................................................................. VI-6

    6.2.1 Pencegahan terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan....... VI-7

    6.2.2 Peralatan Perlindungan Diri.................................................... VI-8

    6.2.3 Keselamatan kerja terhadap listrik.......................................... VI-8

    6.2.4 Pencegahan terhadap Gangguan Kesehatan........................... VI-9

    6.2.5 Pencegahan terhadap Bahaya Mekanis.................................. VI-9

    BAB VII UTILITAS........................................................................................ VII-1

    7.1 Kebutuhan Air.................................................................................. VII-1

    7.1.1 Pengendapan........................................................................... VII-3

    7.1.2 Klarifikasi................................................................................ VII-3

    7.1.3 Filtrasi..................................................................................... VII-4

    7.2 Kebutuhan Bahan Kimia Utilitas..................................................... VII-5

    7.3 Kebutuhan Listrik............................................................................. VII-5

    7.4 Kebutuhan Bahan Bakar................................................................... VII-5

    7.5 Unit Pengolahan Limbah.................................................................. VII-6

    BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK....................................... VIII-1

    8.1 Lokasi Pabrik.................................................................................... VIII-1

    8.1.1 Faktor Utama...................................................................... VIII-1

    8.1.2 Faktor Khusus..................................................................... VIII-2

    8.2 Tata Letak Pabrik.............................................................................. VIII-3

    8.3 Perincian Luas Tanah........................................................................ VIII-4

    BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN IX-1

    9.1 Pendahiluan.............. IX-1

    9.2 Bentuk Badan Usaha............... IX-1

    9.3 Stuktur Organisasi................... IX-4

    9.4 Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab............. IX-6

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    9.5 Manajemen ................................................................................... IX-11

    9.6 Pengaturan Jam Kerja..................................................................... IX-11

    9.7 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja................................ IX-13

    9.8 Sistem Penggajian........................................................................... IX-14

    9.9 Kesejahteraan Karyawan................................................................ IX-15

    BAB X ANALISA EKONOMI. X-1

    10.1 Modal Investasi. X-1

    10.1.1 Modal Investasi Tetap (FCI) X-1

    10.1.2 Modal Kerja (WC).. X-2

    10.2 Biaya Produksi Total (BPT).. X-3

    10.2.1 Biaya Tetap (FC). X-4

    10.2.2 Biaya Variabel (VC)... X-4

    10.3 Total Penjualan.. X-5

    10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha....... X-5

    10.5 Analisa Aspek Ekonomi.... X-5

    10.5.1 Profit Margin (PM). X-5

    10.5.2 Break Even Point (BEP). X-5

    10.5.3 Return On Investment (ROI). X-6

    10.5.4 Pay Out Time (POT)... X-7

    10.5.5 Return On Network (RON) X-7

    10.5.6 Internal Rate Of Return (IRR) X-7

    BAB XI KESIMPULAN XI-1

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA. LA-1

    LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS. LB-1

    LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT LC-1

    LAMPIRAN D SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS.. LD-1

    LAMPIRAN E PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI.. LE-1

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 6.1 Tangki Penyimpanan................................................................... VI-4

    Gambar 6.2 Tungku Listrik ........................................................................... VI-4

    Gambar 6.3 Instrumentasi pada Pompa.............................................................. VI-5

    Gambar 6.4 Instrumentasi pada Cooler............................................................... VI-5

    Gambar 8.1 Tata letak Pra rancangan Pabrik Karbon Disulfida...................... VIII-6

    Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Magnesium Sulfat............................ IX-16

    Gambar LD.1 Grafik Entalpi dan Temperatur pada Cooling Tower.. LD-49

    Gambar LD.2 Kurva Hy terhadap 1/(Hy*-Hy).. LD-50

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Produksi Karbon Disulfida.............................................. . I-1

    Tabel 3.1 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)............................... III-1

    Tabel 3.2 Neraca Massa pada Belt Converyer (BC-101)................................. III-1

    Tabel 3.3 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102) ............................... III-2

    Tabel 3.4 Neraca Massa pada Kalsinasi (F-101).............................................. III-2

    Tabel 3.5 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-103)............................... III-3

    Tabel 3.6 Neraca Massa Tungku Listrik (F-102)............................................. III-3

    Tabel 3.7 Neraca Massa pada Cyclone (FG-101)............................................ III-3

    Tabel 3.8 Neraca Massa pada Cooler (CO-101).............................................. III-4

    Tabel 3.9 Neraca Massa pada Condensor (CD-101)....................................... III-4

    Tabel 3.10 Neraca Massa pada Cooler (CO-102)............................................. III-4

    Tabel 4.1 Neraca Panas pada Furnace Kalsinasi (F-101)................................ IV-1

    Tabel 4.2 Neraca Panas pada Furnace Listrik (F-102).................................... IV-1

    Tabel 4.3 Neraca Panas pada Cooler (CO-101)......................................... IV-2

    Tabel 4.4 Neraca Panas pada Condensor (CD-101)........................................ IV-2

    Tabel 4.5 Neraca Panas pada Cooler (CO-102)............................................... IV-2

    Tabel 7.1 Kebutuhan Air Proses..................................... VII-1

    Tabel 7.2 Sifat- Sifat Air Sungai Asahan........................................................... VII-2

    Tabel 7.3 Kandungan Bahan Kimia Air Sungai Asahan................................... VII-2

    Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah....................................... VIII-4

    Tabel 9.1 Jadwal Kerja Shift. IX-12

    Tabel 9.2 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya...... IX-13

    Tabel 9.3 Gaji Karyawan.................................................................................. IX-14

    Tabel LA.1 Komposisi Arang Kayu.................................................................. LA-1

    Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan dan Sarana Lainnya....... LE-1

    Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift......... LE-3

    Tabel LE.4 Perincian Harga Peralatan Proses....................... LE-6

    Tabel LE.5 Perincian Harga Peralatan Utilitas..................... LE-7

    Tabel LE.6 Perkiraan Harga untuk Peralatan Proses dan Utulitas.. LE-7

    Tabel LE.7 Sarana Transportasi......... LE-9

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Tabel LE.8 Gaji Pengawai..................... LE-13

    Tabel LE.10 Perincian Biaya kas........................................................................... LE-14

    Tabel LE.11 Perincian Modal Kerja..................................................................... LE-15

    Tabel LE.12 Perhitungan Biaya Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000... LE-17

    Tabel LE.13 Data Hasil Perhitungan Internal Rate Of Return (IRR)... LE-24

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia hingga saat ini masih memiliki hutan alami yang cukup luas.

    Selama ini pemanfaatan hasil yang berupa kayu terutama dipakai untuk bahan bakar,

    bahan untuk pembuatan alat-alat rumah tangga dan untuk bahan konstruksi. Untuk

    dunia industri, konsumen utama kayu adalah industri kayu lapis dan pulp. Selain

    kedua industri tersebut bahan dari kayu ini memilki potensi sebagai industri yang

    berbasis kayu walaupun tidak secara langsung, yaitu Pabrik Karbon Disulfida dari

    Belerang dan Arang Kayu (Charcoal). Karbon disulfida merupakan bahan yang

    sangat diperlukan dalam jumlah yang besar terutama untuk industri rayon, karet,

    carbon tetra chlorida, Flotation Agent untuk karet dan bahan intektisida.

    (Kirk and Othmer, 1995).

    Data produksi karbon disulfida per tahun diperlihatkan pada tabel 1.1.

    Tabel 1.1 Data produksi karbon disulfida

    Tahun Berat ( Kg)

    2012* 15.295.383

    2011* 14.595.896

    2010* 13.896.409

    2009* 13.196.922

    2008* 12.497.435

    2007 12.115.066

    2006 11.911.910

    2005 10.320.027

    2004 10.314.072

    (Sumber: Balai Pusat Statistik Indonesia, 2008)

    *) Diprediksi

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Pendirian pabrik karbon disulfida dari arang kayu dan belerang ini

    direncanakan didirikan untuk memenuhi kebutuhan karbon disulfida nasional pada

    tahun 2012, yaitu 16.000 ton/tahun.

    Pendirian pabrik karbon disulfida dari arang kayu dan belerang sangat tepat

    dengan iklim kemitraan yang selama ini digiatkan oleh pemerintah, yaitu dengan

    jalan memakai arang kayu masyarakat sekitar, karena teknologi pengolahan kayu

    menjadi arang kayu relatif sederhana.

    1.2 Perumusan Masalah

    Sehubungan dengan meningkatnya produksi karbon disulfida, maka

    diperlukan suatu pembangunan pabrik karbon disulfida dari arang kayu (charcoal)

    dan belerang yang efisien, ekonomis dan ramah lingkungan. Tugas akhir ini

    memaparkan bagaimana Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Karbon Disulfida yang

    berdasarkan aspek ekonomi dan teknik.

    1.3 Tujuan Perancangan Pabrik

    Tujuan rancangan pabrik pembuatan Karbon Disulfida dari arang kayu

    (charcoal) dan belerang ini adalah untuk mengaplikasikan disiplin ilmu teknik kimia

    yang meliputi neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi teknik

    kimia, utilitas, dan bagian ilmu teknik kimia lainnya serta untuk mengetahui aspek

    ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga akan memberikan gambaran kelayakan

    pra-rancangan pabrik pembuatan Karbon Disulfida dari arang kayu (charcoal) dan

    belerang.

    1.4 Manfaat Rancangan

    Manfaat dari pra-rancangan ini adalah :

    1. Memberikan gambaran tentang kelayakan pra-rancangan pabrik pembuatan

    Karbon Disulfida dari arang kayu (charcoal) dan belerang.

    2. Meningkatkan devisa negara dengan meningkatkan nilai jual dari Karbon

    Disulfida.

    3. Menciptakan lapangan kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran

    yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Arang Kayu (Charcoal)

    Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan

    menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan.

    Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang dan benda lain.

    Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan menyerupai batu bara ini terdiri dari

    85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya. Arang pada

    awalnya digunakan sebagai pengganti mesiu. Ia juga digunakan dalam metalurgi

    sebagai reducing agent, walaupun sekarang sudah ditinggalkan. Sebagian orang

    menggunakan arang sebagai media gambar. Tetapi sebagian besar produki charcoal

    digunakan sebagai bahan bakar. Hasil pembakarannya lebih bersih daripada kayu

    biasa.

    Batu arang lazim dipakai untuk membakar makanan di luar ruangan dan pada

    saat berkemah. Di beberapa negara Afrika, arang digunakan oleh sebagian besar

    masyarakat sebagai alat memasak sehari-hari. Pemakaian arang untuk memasak

    makanan di dalam ruangan memiliki resiko berbahaya terhadap kesehatan, karena

    karbon monoksida yang dihasilkan.Sebelum Revolusi Industri, arang digunakan

    sebagai bahan bakar industri metalurgi.

    Arang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Arang

    atau kayu dibakar di dalam generator gas kayu untuk menggerakan mobil dan bus. Di

    Perancis pada saat Perang Dunia II, produksi kayu dan arang untuk kendaraan

    bermotor meningkat dari 50.000 ton sebelum perang menjadi 500.000 ton pada tahun

    1943. Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%

    karbon,dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan

    pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi

    kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung

    karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi.

    Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai

    adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan

    aktifasi dengan faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada

    temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat

    fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Pada abad XV,

    diketahui bahwa arang aktif dapat dihasilkan melalui komposisi kayu dan dapat

    digunakan sebagai adsorben warna dari larutan. Aplikasi komersial, baru

    dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai pemucat, dan

    menjadi sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap gas beracun yang

    digunakan pada Perang Dunia I. Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph,

    yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang

    yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih

    luas.

    Luas permukaan arang berkisar antara 300-3500 m2/gram dan berhubungan

    dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang mempunyai sifat sebagai

    adsorben. Arang dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau

    sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar volume pori-pori dan luas

    permukaan. Daya serap arang sangat besar terhadap beratnya, yaitu 25-100%. Arang

    dibagi atas 2 tipe, yaitu arang sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang

    sebagai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter pori

    mencapai 1000A digunakan dalam fase cair, berfungsi untuk memindahkan zat-zat

    pengganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan,

    membebaskan pelarut dari zat-zat pengganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri

    kimia dan industri baru. Diperoleh dari serbuk-serbuk gergaji, ampas pembuatan

    kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur

    yang lemah.

    Arang sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang

    sangat keras, dengan diameter pori berkisar antara 10-200 A tipe pori lebih halus,

    digunakan dalam fase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut, katalis,

    pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata

    atau bahan baku yang mempunyai bahan baku yang mempunyai struktur keras.

    (Wikipedia, 2008).

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Arang kayu dibuat dengan mengarangkan kayu dalam tumpukkan yang

    ditutupi lempengan kering, atau di dalam oven yang tertutup atau juga labu destilasi.

    Adapun kandungan arang kayu adalah sebagai berikut :

    - karbon 93%

    - hidrogen 2,5%

    - abu 3%

    Dengan pemanasan diatas 1500 oC hidrogen menjadi 0,62%. Yield kira-kira

    24% kayu, dalam oven 25% dengan 10% teer, 40% asam pyroligeous dan 25% gas.

    Arang aktif digunakan sebagai absorben dibuat dari arang yang cocok, lumpur bahan

    pembakar atau batu bara dengan metode berbeda.

    Dalam proses arang langsung atau batu arang temperatur rendah dari arang

    yang cocok dipanaskan dalam labu destilasi pada suhu 1000 oC. Seadanya diatur

    jumlah udara atau uap, yang memindahkan materi yang menghalangi pori-prori.

    Dalam proses pembatuan arang digumpalkan dengan terkayu dan sedikit soda

    kaustik dan biji yang diutamakan untuk pemanasan progresif, terakhir dalam

    penguapan pada suhu 800-1000 oC. Dalam proses kimia kayu atau lumpur bahan

    pembakar dicampur dengan garam seperti magnesium atau seng klorida (ZnCl2) atau

    dengan asam fosfor (HFO4) dan karbon setelah materi dapat larut dipindahkan dari

    arang dengan pencucian asam dilute.

    Arang aktif mengadsorpsi gas lebih dari biasanya arang dan digunakan dalam

    alat pernafasan. Itu juga digunakan sama baiknya seperti arang hewan untuk

    decolorising sirup gula dan untuk memindahkan minyak fucel dari sawit.

    Gas karbon adalah gas yang murni yang berwarna hitam keabu-abuan yang berasal

    dari karbon dan konduktor yang baik juga dari elektrik yang diendapkan oleh

    dekomposisi dari metan yang dihubungkan dengan bak merah panas atau labu

    destilasi dalam pembuatan gas batu bara.

    (Partington,1961)

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    2.2 Belerang (Sulfur)

    Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

    lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak

    berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat

    kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau

    sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan

    dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam

    fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.

    Sulfur adalah bahan kimia mineral yang paling penting dan unsur yang paling

    banyak disebarluaskan. Sulfur di alam terdapat dalam keadaan bebas dan dalam

    bentuk senyawa. Sulfur alam dalam keadaan bebas diperoleh dari gunung berapi dan

    ada pula yang tertimbun di dalam tanah. Sulfur dalam bentuk senyawa tersebar luas

    dalam bumi sebagai sulfit dan sulfat. Sulfur dalam bentuk gas dapat ditemui pada

    proses peleburan bijih logam dan industri kimia.

    Sulfur memiliki sifat relatif inert, tatapi pada 247 0C sulfur terbakar menjadi

    SO2 atau SO3 dan gas ini bisa digunakan langsung atau dikonversikan menjadi asam

    sulfat, ini merupakan penggunaan sulfur yang murah. Sulfur banyak sekali

    kegunaannya misalnya pada industri pupuk, pengilangn minyak, bahan kimia, rayon

    dan film, cat dan pigmen, produk batu bara, besi dan baja, peleburan logam yang

    lain, bahan peledak, tekstil dan lain- lain.

    Produksi sulfur dunia sekitar 4 juta ton per tahun, dengan Amerika sebagai

    produsen terbesar yaitu sebanyak 92% dan sisanya berasal dari Itali, Jepang, Chil,

    Perancis, Meksiko, Spanyol dan Belanda.

    (Battey, 1981; Bateman, 1950)

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    2.3 Karbon Disulfida

    Karbon disulfida pertama kali di temukan oleh W.A Lampudius pada tahun

    1796, dengan mereaksikan batu bara dan pirit pada suhu tinggi. Pada tahun 1802,

    Clement dan Desames menemukan proses pembuatan karbon disulfida dengan

    mereaksikan belerang dan arang kayu.

    Karbon disulfida merupakan cairan tidak berwarna namun bila terkena

    matahari berubah menjadi kekuning- kuningan, tidak berbau mudah menyala dan

    volatil, larut dalam benzen, alkohol dan eter, sangat sedikit terlarut dalam air sekitar

    0,014%. Perubahan terjadi pada suhu 100C, titik beku -111,6C , titik cair +108,6C,

    titik didih 46,25C, temperatur kritis 273C dan tekanan kritis 75 atm. Berat molekul

    76,14. (Kirk and Othmer, 1995)

    Proses pembuatan karbon disulfida ada bermacam- macam, misalnya: Proses

    belerang arang kayu, proses belerang hidrokarbon, proses lama dan beberapa

    proses yang baru pada skala laboratorium, namun yang sudah dikembangkan secara

    komersial hanya Proses belerang arang kayu dan belerang hidrokarbon.

    (Kirk and Othmer, 1995)

    1. Pembuatan karbon disulfida dengan menggunakan proses hidrokarbon

    menggunakan bahan baku belerang dan methana, ethana, propylena sebagai sumber

    karbonnya. Suhu operasi reaktor 7000 C dibantu katalis activated alumia dengan

    Khromium oxida dan konversi pembentukan karbon disulfida 90%. Proses belerang

    Hidrokarbon dewasa ini lebih banyak dipilih, dengan proses reaksi

    sebagai berikut :

    CH4 + 4S CS2 + 2 H2S

    2. Indonesia pada saat ini mempunyai pertimbangan dalam pembuatan karbon

    disulfida dengan menggunakan proses arang kayu dan belerang perlu mendapat

    perhatian lebih,karena reaksi antara arang kayu dan belerang dapat ditulis :

    C (P) + 2 S(P) CS(g)

    Dengan menggunakan reaktor kolom terfluidasi, diperoleh konversi S

    menjadi CS2 sebasar 75 % dengan waktu tinggal 0,5 10 detik. Namun selain kedua

    reaksi tersebut masih ada proses :

    2 CO + 2 S 2 COS CS2 + CO2

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    C + 2 H2S CS2 + 2 H2 2.4 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk

    2.4.1 Bahan Baku

    2.4.1.1 Belerang

    a. Berwarna kuning

    b. Pada suhu kamar spesifik grafity 1,9 2,1

    c. Pada 1 atm titik lebur 110,2 119,25C

    d. Pada 1 atm titik didih 444,6C

    e. Pada 1 atm temperatur nyala 248C

    f. Tidak larut dalam air dan asam

    g. Larut dalam karbon disulfida

    h. Tidak menghantar panas dan listrik

    i. Pada temperatur 0 - 70C

    (Perrys,1992)

    2.4.1.2 Arang kayu

    a. Berwarna hitam

    b. Sebagai bahan bakar

    c. Merupakan senyawa karbon

    d. Lembut,ringan dan mudah patah

    e. Mempunyai daya serap yang tinggi

    f. Digunakan sebagai absorben

    g. Aktif pada reaksi kimia

    h. Berkadar abu rendah

    i. Sedikit mengeluarkan asap sehingga alat yang digunakan lebih bersih dan

    awet.

    (Perrys,1992)

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    2.4.2 Produk

    2.4.2.1 Karbon disulfida

    a. Suatu cairan yang tidak berwarna namun bila terkena matahari berubah

    menjadi kekuning- kuningan

    b. Tidak berbau

    c. Larut dalam benzene, dan alcohol

    d. Titik beku -111,60C

    e. Titik cair 108,60C

    f. Titik didih 46,250C

    g. Temperature kritis 2730C

    h. Tekanan kritis 75 atm

    i. Berat molekul 76,14 gr/mol

    (Perrys,1992)

    2.5 Deskripsi Proses

    Langkah- langkah operasi yang ditempuh dalam proses pembuatan Karbon

    disulfida ( CS2) adalah sebagai berikut :

    1. Proses Kalsinasi

    Adapun tujuan dari proses kalsinasi adalah untuk mengurangi kandungan uap

    lembab yang terdapat di dalam arang kayu sehingga yang tersisa hanya karbon

    dan juga untuk menghindari hasil reaksi samping seperti Hidrogen Sulfida,

    Karbon Oksisulfida dan Karbon Monoksida (CO) yang berlebihan. Pada proses

    pembuatan Karbon Disulfida diperlukan perlakuan awal terhadap arang kayu.

    Pada tahap kalsinasi ini dipanaskan terlebih dahulu arang kayu pada furnace (F-

    101). Pada proses kalsinasi ini menggunakan arus listrik sebagai sumber

    pemanas, suhu yang digunakan 4000 C.

    2. Proses Pencampuran

    Arang kayu yang berupa karbon dimasukkan ke dalam furnace (F-102)

    melalui bucket elevator (BE-101) dan belerang padat dimasukkan ke dalam

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    furnace (F-102) melalui bucket elevator (BE-105). Pada tungku ini arang kayu

    bereaksi dengan belerang pada temperatur 9000 C dan tekanan 1 atm. Belerang

    dan karbon yang masuk menyatu di dalam tungku listrik berubah fasa menjadi

    fasa gas yaitu gas belerang pada kondisi operasi atas. Sumber panas yang

    diperlukan pada furnace (F-102) berasal dari panas yang dihasilkan elektroda

    yang dialiri oleh arus listrik.

    Pada tahapan operasi ditungku listrik terbentuk gas Karbon disulfida sebagai

    produk utama,reaksi yang terjadi di dalam tungku listrik, adalah:

    C + 2S CS2

    Gas karbon disulfida yang keluar dari tungku listrik (F-102) masuk ke dalam

    cylcon (FG-101), dalam alat ini terjadi proses pemisahan antara padatan dan gas.

    Pada proses pemisahan ini padatan yang berupa karbon (C) dibuang.

    3. Proses Pendinginan

    Gas yang keluar dari tungku listrik (F-102) di masukkan ke dalam cooler

    (CO-101) dari temperatur 9000C diturunkan menjadi 5500C dengan media

    pendingin air pada temperatur 10C, 1 atm. Gas yang keluar dari cooler (CO-

    101) dimasukkan kedalam condensor (CD-101) gas yang masuk akan berubah

    fasa dari gas menjadi cair, penukaran gas dengan media pendingin air pada

    temperatur 100C, 1 atm sehingga diperoleh Karbon Disulfida cair (119C, 1atm)

    sebagai hasil pendinginan. Karbon Disulfida yang telah cair di dinginkan lagi

    pada alat pendingin cooler (CO-101) pada temperatur 10C, 1 atm sehingga gas

    Karbon Disulfida yang diperoleh pada temperatur 44C, 1 atm. Cairan karbon

    disulfida dari cooler kemudian di alirkan ke dalam tangki produk (T-101) Karbon

    Disulfida (CS2).

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Komponen Alur

    Karbon (kg/jam)

    Air (kg/jam)

    Hidrogen (kg/jam)

    Nitrogen (kg/jam)

    Oksigen (kg/jam)

    Debu (kg/jam)

    Sulfur (kg/jam)

    Karbon disulfida (kg/jam)

    Total

    Temperatur (oC)

    Tekanan (atm)

    Alur 8

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    18,9528

    -

    18,9528

    110

    1

    Alur 7

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    3,3446

    -

    3,3446

    110

    1

    Alur 6

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    22,2974

    -

    22,2974

    110

    1

    Alur 3

    2.203,2685

    23,6910

    59,2275

    4,7382

    7,1073

    71,0732

    -

    -

    2.369,1057

    30

    1

    Alur 4

    -

    23.6910

    59,2275

    4.7382

    7,1073

    -

    -

    -

    94,764

    400

    1

    Alur 5

    2.203,2685

    -

    -

    -

    -

    71,0732

    -

    -

    2.274,3417

    400

    1

    Alur 2

    388,8122

    4,1808

    10,452

    0,8361

    1,2542

    12,5423

    -

    -

    418,0776

    30

    1

    Alur 1

    2.592.0807

    27,8718

    69,6795

    5,5743

    8,3615

    83,6155

    -

    -

    2.787,1836

    30

    1

    Alur 9

    -

    -

    -

    -

    -

    56,8585

    -

    -

    56,8585

    900

    1

    Alur 10

    -

    -

    -

    -

    -

    14,2147

    -

    2.222,2213

    2.236,436

    900

    1

    Alur 11

    -

    -

    -

    -

    -

    13,9304

    -

    -

    13.9304

    900

    1

    Alur 12

    -

    -

    -

    -

    -

    0.0009

    -

    2.222,2213

    2.222,2222

    900

    1

    G - 101

    Air Pendingin

    Air Pendingin Bekas

    SS - 101

    CD - 101FG - 101

    FR - 101

    F - 102

    CO- 101

    BE - 102

    P - 101

    Limbah

    BC - 101

    BE - 101

    BE - 103F - 101

    DENGAN KAPASITAS 16000 TON/TAHUNTANGGAL T.TANGAN

    DIGAMBAR NAMA : Lisbet Artaty SianiparTANPA SKALA NIM : 080425035

    DIPERIKSA/ 1. NAMA : Dr.Eng. Ir. Irvan, MsiDISETUJUI NIP : 19680820 199501 1 001

    2. NAMA : Zuhrina Masyithah, ST, MSc NIP : 19710905 199512 2 001

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARAPRA RANCANGAN PEMBUATAN KARBON DISULFIDA DARI ARANG KAYU DAN SULFUR

    1

    3

    5 13

    12

    2

    11

    10

    9

    TC

    TC

    4

    T - 101 LC

    G - 102 SS - 102

    FR - 102 BE - 105BE - 104

    6

    8

    7

    FC

    P - 102

    CO- 102

    14

    15

    BC - 102

    Alur 13

    -

    -

    -

    -

    -

    0,0009

    -

    2.222,2213

    2.222,2222

    550

    1

    Alur 14

    -

    -

    -

    -

    -

    0,0009

    -

    2.222,2213

    2.222,2222

    119

    1

    TC TC TC

    BL - 101BL - 102

    KODEG-101G-102T-101

    BE-101BE-102BE-103BE-104BE-105SS-101SS-102FR-101FR-102BC-101BC-102F-101F-102

    FG-101CD-101CO-101CO-102P-101P-102

    BL-101BL-102

    KETERANGANGudang Arang KayuGudang BelerangTangki Karbon DisulfidaBucket ElevatorBucket ElevatorBucket ElevatorBucket ElevatorBucket ElevatorVibrating ScreenVibrating ScreenRoller MillRoller MillBelt ConveyorBelt ConveyorFurnaceFurnaceCyclonCondensorCoolerCoolerPompaPompaBlowerBlower

    Alur 15

    -

    -

    -

    -

    -

    0,0009

    -

    2.222,2213

    2.222,2222

    44

    1

    FC

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB III

    NERACA MASSA

    Kapasitas Produksi : 16.000,00 ton /tahun

    Waktu Operasi : 300 hari/tahun

    Basis Perhitungan : 2.222,2222 kg/jam produk

    Tabel 3.1 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F1 F2 F3

    Karbon 2.592,0807 388,8122 2.203,2685

    Air ( Bmm ) 27,8718 4,1808 23,6910

    Hidrogen 69,6795 10,452 59,2275

    Nitrogen 5,5743 0,8361 4,7382

    Oksigen 8,3615 1,2542 7,1073

    Debu 83,6155 12,5423 71,0732

    Jumlah 2.787,1836 418,0776 2.369,1057

    2.787,1836 2787,1836

    Tabel 3.2 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-101)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F3 F3

    Karbon 2.203,2685 2.203,2685

    Air ( Bmm) 23,6910 23,6910

    Hidrogen 59,2275 59,2275

    Nitrogen 4,7382 4,7382

    Oksigen 7,1073 7,1073

    Debu 71,0732 71,0732

    Jumlah 2.369,1057 2369,1057

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Tabel 3.3 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F3 F3

    Karbon 2.203,2685 2.203,2685

    Air ( Bmm) 23,6910 23,6910

    Hidrogen 59,2275 59,2275

    Nitrogen 4,7382 4,7382

    Oksigen 7,1073 7,1073

    Debu 71,0732 71,0732

    Jumlah 2.369,1057 2369,1057

    Tabel 3.4 Neraca Massa pada Kalsinasi (F-101)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F3 F4 F5

    Karbon 2.203,2685 - 2.203,2685

    Air ( Bmm ) 23,6910 23,6910 -

    Hidrogen 59,2275 59,2275 -

    Nitrogen 4,7382 4,7382 -

    Oksigen 7,1073 7,1073 -

    Debu 71,0732 - 69,8811

    Jumlah 2.369,1057 94,764 2.274,3417

    2.369,1060 2369,1060

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Tabel 3.5 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-103)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F5 F5

    Karbon 2.203,2685 2.203,2685

    Debu 71,0732 71,0732

    Jumlah 2.274,3417 2.274,3417

    Tabel 3.6 Neraca Massa pada Tungku Listrik (F-102)

    Komponen Alur masuk (kg/jam) Alur keluar (kg/jam)

    F5 F8 F9 F10

    Karbon 2.203,2685 - - -

    Sulfur - 18,9528 - -

    Karbon

    disulfide - - - 2.222,2213

    Debu 71,0732 - 56,8585 14,2147

    Jumlah 2.274,3417 18,9528 56,8585 2.236,436

    2.293,2945 2.293,2945

    Tabel 3.7 Neraca Massa pada Cyclone (FG-101)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F10 F11 F12

    Karbon disulfida 2.222,2213 - 2222,2213

    Debu 14,2147 13,9304 0,0009

    Jumlah 2.236,4360 13,9304 2.222,2222

    2.236,4360 2.236,4360

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Tabel 3.8 Neraca Massa pada Cooler (CO-101)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F12 F13

    Karbon Disulfida 2.222,2213 2.222,2213

    Debu 0,0009 0,0009

    2.222,2222 2.222,2222

    Tabel 3.9 Neraca Massa pada Condensor (CD-101)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F13 F14

    Karbon Disulfida 2.222,2213 2.222,2213

    Debu 0,0009 0,0009

    2.222,2222 2.222,2222

    Tabel 3.10 Neraca Massa pada Cooler (CO-102)

    Komponen

    Alur masuk

    (kg/jam)

    Alur keluar

    (kg/jam)

    F14 F15

    Karbon Disulfida 2.222,2213 2.222,2213

    Debu 0,0009 0,0009

    2.222,2222 2.222,2222

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB IV

    NERACA PANAS

    Basis perhitungan : 1 jam operasi

    Satuan operasi : kJ/jam

    Temperatur referensi : 250C = 298,15 K

    4.1 Furnace (F-101)

    Tabel 4.1 Neraca panas pada furnace

    Komponen

    Panas masuk kJ/jam)

    Panas Keluar (kJ/jam)

    Energi listrik Alur 3 Alur 4 Alur 5 Karbon - - - 229.320,625 H2O - - 713.499,509 - Debu - - - 515,9612 Hidrogen - - 242.772.712,5 - Nitrogen - - 1.410.971,444 - Oksigen - - 1.933.603,554 - Jumlah 253.482.116,6 - 253.252.280 229.836,5862 Neraca 253.482.116,6 253.482.116,6

    4.2 Furnace (F-102)

    Tabel 4.2 Neraca panas pada furnace

    Komponen

    Panas masuk (kJ/jam)

    Panas Keluar (kJ/jam)

    Energi listrik Alur 5 Alur 8 Alur 9 Alur 10 Karbon - 229.320,625 - - - H2O - - - - - Sulfur - - 16,4625 - - Debu - 515,9612 - 1.124,6833 281,1723 Hidrogen - - - - - Nitrogen - - - - - Oksigen - - - - - Karbon sulfida - 2.375.802.444,00 - - 2.375.802.444,00 Jumlah 2.375.573.997 2.376.032.281,00 16,4625 1.124,6833 2.375.802.725,00 Neraca 2.375.573.997 2.375.573.997

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    4.3 Cooler (CO-101)

    Tabel 4.3 Neraca panas pada cooler

    Komponen

    Panas masuk (kJ/jam)

    Panas Keluar (kJ/jam)

    Karbon sulfida 2.375.802.725,00 82.687.305,34 Air pendingin - 2.293.115.420,00 - Total 82.687.305,34 82.687.305,34

    4.4 Condensor (CD-101)

    Tabel 4.4 Neraca panas pada condensor

    Komponen

    Panas masuk (kJ/jam)

    Panas Keluar (kJ/jam)

    Karbon sulfida 82.687.305,34 14.804.965,15 Air pendingin - 67.882.340,19 - Total 14.804.965,15 14.804.965,15

    4.5 Cooler (CO-102)

    Tabel 4.5 Neraca panas pada cooler

    Komponen

    Panas masuk (kJ/jam)

    Panas Keluar (kJ/jam)

    Karbon sulfida 14.804.965,15 565.462,18 Air pendingin - 14.239.502,97 - Total 565.462,18 565.462,18

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB V

    SPESIFIKASI PERALATAN

    1. Gudang Bahan Baku (G-101)

    Fungsi : Menyimpan bahan baku arang kayu, direncanakan untuk

    kebutuhan 7 hari

    Bentuk : Persegi

    Bahan konstruksi : Beton

    Jumlah : 1 unit

    Kapasitas : 1.403,0743 m3

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    - Panjang : 14,1048 m

    - Lebar : 14,1048 m

    - Tinggi : 7,0524 m

    2. Bucket Elevator (BE-101) Fungsi : Mengangkut arang kayu dari gudang penyimpanan ke Rooler

    Mill (FR-101)

    Bentuk : Spaced-bucket centrifugal discharge elevator

    Bahan konstruksi : Malleable-iron

    Jumlah : 1 unit

    Laju alir : 3.121,6456 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    Tinggi elevator : 7,62 m

    Ukuran bucket : (6 x 4 x 4) in

    Jarak antar bucket : 0,305 m

    Kecepatan bucket : 1,143 m/s

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Kecepatan putaran : 43 rpm

    Lebar belt : 17,78 cm

    Daya motor : 0,1973 hp

    3. Rooler Mill (FR-101) Fungsi : Memperkecil ukuran arang kayu dari gudang penyimpanan

    (G-101) sebelum ke unit Furnance (F-101).

    Jenis : Double Toothed-Roll Crusher

    Bahan konstruksi : Stainless steel

    Jumlah : 1 buah

    Diameter : 0,25 ft

    Face ukuran roll : 2 ft

    Kecepatan putaran : 39,8 rpm

    Daya motor : 5 Hp

    4. Vibrating Screen (SS-101)

    Fungsi : Memisahkan arang kayu dari ukuran besar

    Jenis : Vibrating Screen

    Bahan konstruksi : Stainless steel

    Jumlah : 1 unit

    Kapasitas : 3.344,620 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik

    - Panjang : 0,8439 m

    - Lebar : 0,5626 m

    - Daya : 4 hp

    5. Belt Conveyor (BC-101)

    Fungsi : mentransfer arang kayu ke bucket elevator (BE-102)

    Jenis : Horizontal Belt Conveyor

    Material : Commercial Steel

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Kondisi Operasi : - Temperatur (T) : 300C

    - Tekanan (P) : 1 atm

    Kapasitas : 2,4402 ton/jam

    Lebar Belt : 35 cm

    Luas Area : 0,010 m2

    Kecepatan Belt normal : 61 m/menit

    Kecepatan Belt maksimum : 91 m/menit

    Belt Plies minimum : 3

    Belt Plies maksimum : 5

    Kecepatan Belt : 30,5 m/menit

    Daya motor : 0,44 Hp

    6. Bucket Elevator (BE-102)

    Fungsi : Mengangkut arang kayu dari gudang penyimpanan ke

    Furnance (F-101)

    Bentuk : Spaced-bucket centrifugal discharge elevator

    Bahan konstruksi : Malleable-iron

    Jumlah : 1 unit

    Laju alir : 2.653,3983 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    Tinggi elevator : 7,62 m

    Ukuran bucket : (6 x 4 x 4) in

    Jarak antar bucket : 0,305 m

    Kecepatan bucket : 1,143 m/s

    Kecepatan putaran : 43 rpm

    Lebar belt : 17,78 cm

    Daya motor : 0,5491 hp

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    7. Furnance Kalsinasi (F-101) Fungsi : Untuk memanaskan arang kayu dan menguapkan gas-gas

    volatil yang terdapat dalam arang kayu dengan pemanas listrik

    hingga temperatur 400oC

    Jenis : Fire box

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : - Temperatur (T) : 400 0C

    - Tekanan (P) : 1 atm

    Kapasitas : 5,9157 m3

    Diameter : 1,9605 m

    Tinggi : 1,9605 m

    8. Bucket Elevator (BE-102)

    Fungsi : Mengangkut serbuk karbon dari Furnance (F-101) ke

    Furnance (F-102)

    Bentuk : Spaced-bucket centrifugal discharge elevator

    Bahan konstruksi : Malleable-iron

    Jumlah : 1 unit

    Laju alir : 2.547,2627 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    Tinggi elevator : 7,62 m

    Ukuran bucket : (6 x 4 x 4) in

    Jarak antar bucket : 0,305 m

    Kecepatan bucket : 1,143 m/s

    Kecepatan putaran : 43 rpm

    Lebar belt : 17,78 cm

    Daya motor : 0,5355 hp

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    9. Furnance (F-102) Fungsi : Untuk memanaskan serbuk karbon dan belerang cair dengan

    pemanas listrik hingga temperatur 900oC

    Jenis : Fire box

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : - Temperatur (T) : 400 0C

    - Tekanan (P) : 1 atm

    Kapasitas : 5,3948 m3

    Diameter : 1,9012 m

    Tinggi : 1,9012 m

    10. Blower (BL-101)

    Fungsi : Mengalirkan karbon disulfida ke unit Cyclon (FG-101)

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi proses : T = 30oC ; P = 1 atm = 1,013 bar

    Kapasitas : 117,3120 m3/jam

    Daya : 0,2707 Hp

    11. Cyclon (FG 101)

    Fungsi : Memisahkan debu dari carbon disulfida.

    Bahan konstruksi : Stainless Steel, SA-316 grade C

    Jenis sambungan : Double welded butt joints

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : - Temperatur = 900 0C

    - Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 117,3120 m3/jam

    Lc = 0,16 m

    Zc = 0,2668 m

    Jc = 0,04 m

    DE = 0,08 m

    Hc = 0,0933 m

    Bc = 0,0032 m

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    12. Blower (BL-102)

    Fungsi : Mengalirkan karbon disulfida ke unit Cooler (CO-101)

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi proses : T = 30oC ; P = 1 atm = 1,013 bar

    Kapasitas : 116,5664 m3/jam

    Daya : 0,2690 Hp

    13. Cooler (CO-101)

    Fungsi : Menurunkan temperatur dan karbon disulfidase menjadi dari

    900oC menjadi 550oC

    Jenis : Shell & tube exchanger

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : Temperatur = 550C

    Tekanan = 1 atm

    Jenis tube : 18 BWG

    Diameter dalam, ID : 39 in

    Diameter luar, OD : in

    Panjang tube : 64 ft

    Jumlah tube : 1560

    14. Kondensor (CD-101)

    Fungsi : Menurunkan temperatur serta mengubah fase karbon

    disulfidase menjadi cair dengan temperatur 550oC menjadi

    119oC

    Jenis : Shell & tube exchanger

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : Temperatur = 119C

    Tekanan = 1 atm

    Jenis tube : 18 BWG

    Diameter dalam, ID : 15,25 in

    Diameter luar, OD : in

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Panjang tube : 64 ft

    Jumlah tube : 138

    15. Pompa (P-101)

    Fungsi : Mengalirkan karbon disulfida cair dari kondensor (CD-

    101) ke cooler (CO-102)

    Jenis : Pompa sentrifugal

    Jumlah : 1 unit

    Bahan konstruksi : Commersial steel

    Kondisi operasi : - Temperatur : 119oC

    - Tekanan : 1atm

    Laju volumetrik : 0,0543 ft3/s

    Schedule pipe : 40

    Diameter (ID) : 2,067 in

    Diameter (OD) : 2,38 in

    Daya : 0,05 hp

    16. Cooler (CO-102)

    Fungsi : Untuk temperatur karbon disulfidase dari 119oC menjadi

    44oC

    Jenis : Shell & tube exchanger

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : Temperatur = 44C

    Tekanan = 1 atm

    Jenis tube : 18 BWG

    Diameter dalam, ID : 17,25 in

    Diameter luar, OD : in

    Panjang tube : 64 ft

    Jumlah tube : 188

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    17. Pompa (P-102)

    Fungsi : Mengalirkan karbon disulfida cair dari cooler (CO-102) ke

    storange tank (T-101)

    Jenis : Pompa sentrifugal

    Jumlah : 1 unit

    Bahan konstruksi : Commersial steel

    Kondisi operasi : - Temperatur : 44oC

    - Tekanan : 1atm

    Laju volumetrik : 0,0543 ft3/s

    Schedule pipe : 40

    Diameter (ID) : 2,067 in

    Diameter (OD) : 2,38 in

    Daya : 0,05 hp

    18. Storage Tank (T-101)

    Fungsi : Untuk menyimpan karbon disulfide

    Bentuk : Silinder vertikal dengan dasar datar dan tutup ellipsoidal

    Bahan konstruksi : Carbon steel C-SA-316

    Jumlah : 2 unit

    Kondisi operasi : - Temperatur = 44C

    - Tekanan = 1 atm

    Kapasitas tangki : 559,3291 m3

    Diameter tangki : 9,2 m

    Tinggi tangki : 12,024 m

    Pdesain : 16,28 psi

    Tebal silinder : 0,12 in

    Tebal head standar : 0,12 in

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    19. Gudang Bahan Baku (G-102)

    Fungsi : Menyimpan bahan baku belerang, direncanakan untuk

    kebutuhan 7 hari

    Bahan konstruksi : Beton

    Bentuk : Persegi

    Jumlah : 1 unit

    Kapasitas : 2,2449 m3

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    - Panjang : 1,64 m

    - Lebar : 1,64 m

    - Tinggi : 0,82 m

    20. Bucket Elevator (BE-104)

    Fungsi : Mengangkut belerang dari gudang penyimpanan ke Rooler Mill

    (FR-102)

    Jenis : Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator

    Bahan : Malleable-iron

    Jumlah : 1 unit

    Laju alir : 24,9731 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    Tinggi elevator : 7,62 m

    Ukuran bucket : (6 x 4 x 4) in

    Jarak antar bucket : 0,305 m

    Kecepatan bucket : 1,143 m/s

    Kecepatan putaran : 43 rpm

    Lebar belt : 17,78 cm

    Daya motor : 0,1973 hp

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    21. Roller Mill (FR - 102)

    Fungsi : Memperkecil ukuran belerang dari gudang penyimpanan (G-

    102) sebelum ke unit Furnance (F-101).

    Jenis : Double Toothed Roll Crusher

    Bahan : Stainless Steel

    Kondisi Operasi : - Temperatur (T) : 30 oC

    - Tekanan (P) : 1 atm

    Diameter : 0,25 ft

    Face ukuran roll : 2 ft

    Kecepatan putaran : 39,8 rpm

    Daya motor : 5 Hp

    22. Vibrating Screen (SS 102)

    Fungsi : Memisahkan belerang dari ukuran besar.

    Jenis : Vibrating Screen

    Bahan : Stainless Steel

    Jumlah : 1 unit

    Kapasitas : 26,7568 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik

    - Panjang : 0,2 m

    - Lebar : 0,1336 m

    - Daya : 4 hp

    23. Belt Conveyor (BC-102)

    Fungsi : mentransfer belerang ke bucket elevator (BE-105)

    Jenis : Horizontal Belt Conveyor

    Material : Commercial Steel

    Kondisi Operasi : - Temperatur (T) : 300C

    - Tekanan (P) : 1 atm

    Kapasitas : 0,0195 ton/jam

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Lebar Belt : 35 cm

    Luas Area : 0,010 m2

    Kecepatan Belt normal : 61 m/menit

    Kecepatan Belt maksimum : 91 m/menit

    Belt Plies minimum : 3

    Belt Plies maksimum : 5

    Kecepatan Belt : 30,5 m/menit

    Daya motor : 0,44 Hp

    24. Bucket Elevator (BE-105)

    Fungsi : Mengangkut belerang ke Furnance (F-101)

    Jenis : Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator

    Bahan : Malleable-iron

    Jumlah : 1 unit

    Laju alir : 18,9528 kg/jam

    Kondisi operasi : -Temperatur = 300C

    -Tekanan = 1 atm

    Kondisi fisik :

    Tinggi elevator : 7,62 m

    Ukuran bucket : (6 x 4 x 4) in

    Jarak antar bucket : 0,305 m

    Kecepatan bucket : 1,143 m/s

    Kecepatan putaran : 43 rpm

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB VI

    INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

    6.1 Instrumentasi

    Instrumentasi merupakan suatu sistem atau susunan peralatan yang dipakai

    didalam suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh

    hasil sesuai dengan yang diharapkan. Alat alat instrumentasi dipasang pada setiap

    peralatan proses dengan tujuan agar para engineer dapat memantau dan mengontrol

    kondisi dilapangan. Dengan adanya instrumentasi ini pula, para engineer dapat

    segera melakukan tindakan apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada

    dasarnya, tujuan pengendalian tersebut adalah agar kondisi proses didalam pabrik

    mencapai tingkat kesalahan (error) yang paling minimum sehingga produk dapat

    dihasilkan secara optimal (Considine, 1985).

    Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat dan

    pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga

    mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau

    otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada

    pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat alat

    instrumen juga harus ditentukan apakah alat alat tersebut dipasang diatas papan

    instrumen dekat peralatan proses yang dikontrol secara manual atau disatukan dalam

    suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan yang dikontrol

    secara otomatis (Perry, 1999).

    Variabel variabel proses yang biasanya dikontrol atau diukur oleh instrumen

    adalah (Considine, 1985) :

    1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir dan level cairan

    2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas,

    pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kimia, kandungan

    kelembaban dan variabel lainnya.

    Pada dasarnya suatu sistem pengendalian terdiri dari :

    1. Elemen Perasa (Sensing Element / Primary Element)

    Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga

    variabel yang diukur

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    2. Elemen Pengukur (Measuring Element)

    Elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan temperatur, tekanan, laju

    aliran, maupun ketinggian fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses

    dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.

    3. Elemen Pengontrol (Controlling Element)

    Elemen yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur perubahan

    perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang

    dikehendaki). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil

    ataupun meniadakan penyimpangan yang terjadi.

    4. Elemen Pengontrol Akhir (Final Control Element)

    Elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen pengontrol

    kedalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam batasan

    yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.

    Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi

    otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan

    cara mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel

    yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel

    pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara

    semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi

    pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel kedalam nilai yang

    diinginkan maka dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai

    pencatat (recorder) atau penunjuk (indicator).

    Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen instrumen adalah

    (Peters, dkk. 2004) :

    1. Range yang diperlukan untuk pengukuran

    2. Level instrumentasi

    3. Ketelitian yang dibutuhkan

    4. Bahan konstruksinya

    5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah (Considine, 1985) :

    1. Untuk variabel temperatur

    a. Temperatur Controller (TC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk

    mengamati temperatur dari suatu alat. Dengan menggunakan TC para

    engineer juga dapat melakukan pengendalian terhadap peralatan sehingga

    temperatur peralatan tetap berada dalam range yang diinginkan. TC kadang

    kadang juga dapat mencatat temperatur dari suatu peralatan secara berkala

    melalui Temperatur Recorder (TR)

    b. Temperatur Indicator (TI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk

    mengamati temperatur suatu alat.

    2. Untuk variabel ketinggian permukaan cairan

    a. Level Controller (LC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati

    ketinggian cairan didalam suatu alat. Dengan menggunakan LC para engineer

    juga dapat melakukan pengendalian ketinggian cairan didalam peralatan

    tersebut.

    b. Level Indicator (LI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati

    ketinggian cairan didalam suatu alat.

    3. Untuk variabel tekanan

    a. Pressure Controller (PC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk

    mengamati tekanan operasi dari suatu alat. Para engineer juga dapat

    melakukan perubahan tekanan dari peralatan operasi. PC dapat juga

    dilengkapi pencatat tekanan dari suatu peralatan secara berkala melalui

    Pressure Recorder (PR)

    b. Pressure Indicator (PI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk

    mengamati tekanan operasi dari suatu alat

    4. Untuk variabel aliran cairan

    a. Flow Controller (FC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati

    laju alir larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan

    dapat melakukan pengendalian.

    b. Flow Indicator (FI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati

    laju alir larutan atau cairan dari suatu alat

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Beberapa instrumen yang digunakan dalam peralatan pabrik adalah :

    1. Tangki

    Instrumen yang digunakan pada tangki adalah Level Controller (LC) yang

    berfungsi untuk mengamati ketinggian fluida di dalam tangki. Apabila

    ketinggian fluida di dalam tangki menurun, maka supply bahan harus segara

    ditambahkan.

    Gambar 6.1 Tangki penyimpanan beserta instrumennya

    2. Tungku Listrik

    Instrumen yang digunakan pada tungku listrik adalah Pressure Controller yang

    berfungsi sebagai pengontrol tekanan pada tungku listrik dan Temperature

    Controller (TC) yang berfungsi untuk mengamati dan mengontrol temperature

    dalam tungku listrik.

    TC

    Gambar 6.2 Tungku Listrik beserta instrumennya

    3. Pompa (Po-1, Po-2)

    Instrumen yang digunakan pada pompa adalah Flow Controller (FC) yang

    berfungsi untuk memperkecil laju alir fluida yang masuk apabila laju alir fluida

    di dalam pompa berada di atas batas yang ditentukan.

    LI

    Bahan Masuk

    Bahan Keluar

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Gambar 6.3 Pompa beserta instrumennya.

    4. Cooler (C).

    Instrumen yang digunakan pada cooler adalah Temperature Controller (TC)

    yang berfungsi untuk mengamati dan mengontrol temperatur fluida di dalam

    cooler apabila fluida yang keluar berada di atas temperatur yang diinginkan.

    Gambar 6.4 Cooler beserta instrumennya.

    6.2 Keselamatan Kerja

    Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh

    karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud

    tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan

    pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.

    Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan kerja

    adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan akan

    pentingnya usaha untuk menjamin keselamatan kerja. Usaha-usaha yang dapat

    dilakukan antara lain (Peters, dkk.2004) :

    1. Meningkatkan spesialisasi keterampilan karyawan dalam menggunakan

    peralatan secara benar sesuai dengan tugas dan wewenang serta mengetahui

    cara cara mengatasi kecelakaan kerja.

    Fluida

    Fluida

    FC

    LI

    TI

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    2. Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan. Pelatihan yang dimaksud

    dapat meliputi :

    a. Pelatihan untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

    yang tinggi dan bertanggungjawab, misalnya melalui pelatihan

    kepemimpinan dan pelatihan pembinaan kepribadian

    b. Studi banding (workshop) antar bidang kerja, sehingga karyawan

    diharapkan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama karyawan

    3. Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi

    sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin.

    Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja, Pemerintah

    Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada

    tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik

    maka semakin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh

    keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan.

    Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin

    adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Peters, dkk.2004) :

    1. Penanganan dan pengangkutan bahan menggunakan manusia harus

    seminimal mungkin

    2. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik

    3. Jarak antar mesin - mesin dan peralatan lain cukup luas

    4. Setiap ruang gerak harus aman, bersih dan tidak licin

    5. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran

    6. Tanda tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya

    7. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran

    Dalam rancangan pabrik pembuatan pupuk guano, usaha usaha pencegahan

    terhadap bahaya bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut :

    6.2.1 Pencegahan terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan

    Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja

    No.Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :

    1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini

    adanya suatu kebakaran awal, terdiri dari :

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    a. Smoke detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan terjadinya

    akumulasi asap dalam jumlah tertentu

    b. Gas detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi

    gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas gas lain yang mudah terbakar

    2. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran

    yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran, terdiri dari :

    a. Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus

    (Audible alarm)

    b. Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh

    pandangan mata secara jelas (visible alarm)

    3. Panel indikator kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm

    kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak diruang operator.

    Upaya pencegahan dan penanganan terhadap bahaya kebakaran dan peledakan

    dapat dilakukan hal-hal berikut :

    1. Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang

    pada tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses

    2. Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat man hole dan hand hole

    yang cukup untuk pemeriksaan

    3. Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, steam

    dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak mengganggu pergerakan

    karyawan

    4. Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station dan setiap saat

    harus dalam keadaan siaga

    5. Bahan bahan yang mudah terbakar dan meledak harus disimpan dalam

    tempat yang aman dan dikontrol secara teratur

    6.2.2 Peralatan Perlindungan Diri

    Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini adalah

    dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Fasilitas yang diberikan adalah

    melengkapi karyawan dengan peralatan diri sebagai berikut :

    1. Helm

    2. Pakaian dan perlengkapan pelindung

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    3. Sepatu pengaman

    4. Pelindung mata

    5. Pelindung telinga

    6. Masker udara

    7. Sarung tangan

    6.2.3 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik

    Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah :

    1. Setiap instalasi dan alat alat listrik harus diamankan dengan pemakaian

    sekring atau pemutus arus listrik otomatis lainnya

    2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak

    pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan

    perbaikan

    3. Penempatan dan pemasangan motor motor listrik tidak boleh mengganggu

    lalu lintas pekerja

    4. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan

    tinggi

    5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan

    6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat

    penangkal petir yang dibumikan

    7. Kabel kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat alat yang

    bekerja pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus

    6.2.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan

    Upaya peningkatan kesehatan karyawan dalam lapangan kerja adalah :

    1. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada

    didalam lokasi pabrik

    2. Dalam mengani bahan bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan

    memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut

    3. Bahan bahan kimia yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,

    penyimpanan dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,

    korosi maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    4. Poliklinik yang memadai disediakan dilokasi pabrik

    6.2.5 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis

    Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah :

    1. Alat alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah

    kemungkinan terguling atau terjatuh

    2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat

    kegiatan karyawan

    3. Jalur perpiaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada

    atap lantai pertama kalau didalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar

    gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat

    4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja

    dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau

    pembongkaran

    5. Pada alat alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung

    untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

    Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai nilai

    disiplin bagi para karyawan yaitu (Peters,dkk.2004) :

    1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman pedoman yang diberikan

    2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi

    3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan

    peralatan yang ada

    4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan

    pada atasan

    5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat

    menimbulkan bahaya

    6. Dilakukan pengontrolan secara priodik terhadap alat instalasi pabrik oleh

    petugas maintenance

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    BAB VII

    UTILITAS

    Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya suatu

    proses produksi. Dalam suatu pabrik, utilitas memegang peranan yang penting.

    Karena suatu proses produksi dalam suatu pabrik tidak akan berjalan dengan baik

    jika utilitas tidak ada. Oleh sebab itu, segala sarana dan prasarananya harus

    dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu

    pabrik.

    Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik karbon disulfida dari arang

    kayu (charcoal) dan belerang adalah sebagai berikut:

    1. Kebutuhan air

    2. Kebutuhan bahan kimia

    3. Kebutuhan tenaga listrik

    4. Kebutuhan bahan bakar

    5. Unit pengolahan limbah

    7.1 Kebutuhan Air

    Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk

    kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Adapun kebutuhan air pada pabrik

    karbon disulfida dari arang kayu (charcoal) dan belerang dapat di lihat dari tabel

    dibawah ini.

    Tabel 7.1 Kebutuhan Air Proses pada Berbagai Alat

    Nama Alat Kebutuhan Air (kg/jam)

    Cooler (CO-101) 2.668.958,100

    Cooler (CO-102) 61.657,550

    Condensor (CD-101 79.008,287

    Total 2.809.623,937

    Kebutuhan air domestik

    Kebutuhan air domestik untuk tiap orang/shift adalah 40 100 ltr/hari.

    (MetCalf, et.all, 1984)

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Diambil 100 ltr/hari x jam

    hari241 = 4.16 4 liter/jam

    air = 1000 kg/m3 = 1 kg/liter

    Jumlah karyawan = 100 orang

    Maka total air domestik = 4 x 100 = 400 ltr/jam x 1 kg/liter = 400 kg/jam

    Maka total kebutuhan air yang diperlukan pada pengolahan awal tiap jamnya adalah :

    Air proses + Kebutuhan air domestik = 2.809.623,937 kg/jam + 400 kg/jam =

    2.810.023,937 kg/jam.

    7.2 Pengolahan Air

    Pengolahan air pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

    1. Pengendapan

    2. Klarifikasi

    3. Filtrasi

    Kebutuhan air untuk perancangan pabrik karbon disulfida dari arang kayu

    (charcoal) dan belerang ini diperoleh dari air bawah tanah. Kualitas air tanah dapat

    dilihat pada tabel 7.2 dan 7.3.

    Tabel 7.2 Sifat fisika air sungai asahan

    No Parameter Range (mg/liter)

    1 Padatan terlarut 32,80

    2 Kekeruhan 290 NTU

    3 Suhu 30,60 oC

    4 Daya hantar listrik 66,20 us/cm

    5 pH 7,100

    Tabel 7.3 Kandungan bahan kimia air sungai asahan

    No Bahan Kimia Range (mg/liter)

    1 Alumunium 0,020

    2 Besi 2,250

    3 Flourida 0,200

    4 Klorida 4,000

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    5 Mangan 0,150

    6 Nitrat 0,470

    7 Oksigen terlarut (DO) -

    8 Seng 0,040

    9 Sulfat 0,000

    10 Sulfit 0,065

    11 Tembaga 0,000

    12 BOD 6,000

    13 COD 14,000

    14 Alkalinitas 29,000

    15 Kesadahan 36,000

    16 Nitrit 0,003

    sumber : Laporan PDAM Asahan (2001)

    7.2.1 Pengendapan

    Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada bak

    penampungan, partikel-partikel padat yang berdiameter besar (berkisar antara 10

    mikron 10 mm) akan mengendap secara grafitasi tanpa bantuan bahan kimia,

    sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit

    pengolahan selanjutnya.

    7.2.2 Klarifikasi

    Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari

    bak penampungan dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al2 (SO4)3 dan larutan soda abu, Na2CO3. Larutan alum berfungsi sebagai koagulan

    utama dan larutan soda abu sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai

    bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.

    Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-

    flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya grafitasi, sedangkan air

    jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke penyaring

    pasir (sand filter) untuk penyaringan (filtrasi).

    Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang

    akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan soda abu

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    = 1 : 0,54 (Bauman,1971).

    Total kebutuhan air = 2.810.023,937 kg/jam

    Pemakaian larutan alum = 50 ppm

    Pemakaian larutan soda abu = 0,54 x 50 = 27 ppm

    Larutan alum yang dibutuhkan = 50.10-6 x 2.810.023,937 = 140,501kg/jam

    Larutan soda abu yang dibutuhkan = 27.10-6 x 2.810.023,937 = 75,870 kg/jam

    7.2.3 Filtrasi

    Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut

    bersama air. Pada proses ini juga dilakukan penghilangan warna air dengan

    menambahkan karbon aktif pada lapisan pertama yaitu lapisan pasir. Penyaring pasir

    (sandfilter) yang digunakan terdiri dari tiga lapisan yaitu :

    a. Lapisan I terdiri dari pasir hijau (green sand) setinggi 24 in = 60,96 cm

    b. Lapisan II terdiri dari antrakit setinggi 12,5 in = 31,75 cm

    c. Lapisan III terdiri dari batu kerikil (gravel) setinggi 7 in = 17,78 cm

    Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.

    Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan

    regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik ( back washing). Dari sand

    filter, air dipompakan ke tangki utilitas-02, kemudian didistribusikan untuk berbagai

    keperluan.

    Untuk air domestik (laboratorium, kantin dan tempat ibadah, poliklinik serta

    perkantoran) dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk

    membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa

    kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi

    diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air yang keluar dari

    penyaring merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum tanpa harus

    dimasak terlebih dahulu. Saat ini telah tersedia beberapa jenis water treatment system

    di pasaran, sehingga dapat dipilih salah satu yang memenuhi persyaratan.

    Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 400 kg/jam

    Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 % (Gordon, 1968)

    Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air yang diproses

    Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 x 400 kg/jam) / 0,7 = 1,143 x 10-3 kg/jam

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    7.3 Kebutuhan bahan kimia

    Kebutuhan bahan kimia adalah sebagai berikut:

    Al2 (SO4)3 = 140,501kg/jam

    Na2CO3 = 75,870 kg/jam

    Kaporit = 0,00114 kg/jam

    7.4 Kebutuhan listrik

    Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut:

    1. Unit proses = 21 hp

    2. Unit utilitas = 12 hp

    3. Ruang kontrol dan laboratorium = 20 hp

    4. Penerangan dan Kantor = 20 hp

    5. Bengkel = 30 hp

    6. Perumahan = 40 hp

    Total kebutuhan listrik = 21 + 12 + 20 + 20 + 30 + 40

    = 143 hp x 0,7457 kW/hp = 106,635 kW

    Untuk cadangan diambil 20 %, maka:

    Listrik yang dibutuhkan = 1,2 x 106,635 kW

    = 127,962 kW

    Efisiensi generator : 80 % (Perry, 1997)

    Maka : Daya output generator = 127,962 / 0,8 = 159,952 kW

    7.5 Kebutuhan bahan bakar

    Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah minyak

    solar karena solar mempunyai nilai bakar yang tinggi.

    Keperluan bahan bakar :

    Nilai bahan bakar solar : 19.860 Btu/lbm (Perry,1997)

    a. Bahan bakar untuk generator :

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Densitas bahan bakar solar : 0,89 kg/l

    Daya output generator : 159,952 kW

    Daya generator yang dihasilkan = 159,952 kW x (3.413 Btu/jam)/kW

    = 545.916,175 Btu/jam

    Jumlah bahan bakar = 545.916,175 Btu/jam / 19.860 Btu/lbm

    = 27,488 lbm/jam x 0,45359 kg/lbm

    = 12,468 kg/jam

    Kebutuhan solar = 12,468 kg/jam / 0,89 kg/l

    = 14,000 liter/jam

    7.6 Unit Pengolahan Limbah

    Limbah suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau

    atmosfer, karena limbah mengandung bermacam-macam zat yang dapat

    membahayakan alam sekitarnya maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian

    lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.

    Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan karbon disulfida ini meliputi:

    1. Limbah cair hasil sisa proses produksi

    Dari proses pabrik tidak ada limbah yang terbuang, tetapi bila terjadi kebocoran

    dianggap sebagai limbah.

    2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik

    Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat

    pada peralatan pabrik.

    3. Limbah laboratorium

    Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang

    digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan untuk

    penelitian dan pengembangan proses.

    Diperkirakan jumlah air buangan pabrik:

    Perhitungan untuk Sistem Pengolahan Limbah

    Dari pencucian peralatan pabrik

    Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik = 100 liter/jam

  • Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun, 2010.

    Dari laboratorium diperkirakan = 50 liter/jam

    Dari sisa proses produksi

    Limbah cair sisa proses produksi = 13,934 kg/jam / 1 kg/liter = 13,934

    liter/jam

    Total air buangan = 100 + 50 + 13,934 =

    = 163,934 ltr/jam = 0,163 m3/jam

    Asumsi menggunakan BOD5 pabrik oleokimia :

    BOD5 = 507 mg/l (P.T. SOCI, Februari 2006)

    Dari nilai BOD5 di atas, maka dipilihlah pengolahan limbah cair pabrik

    pembuatan karbon disulfida dengan menggunakan activated sludge (sistem Lumpur

    aktif). Selain itu, metode ini mudah dalam penggunaannya dan murah dalam

    pengadaannya. Juga mengingat cara ini dapat menghasilkan effluent dengan BOD

    yang lebih rendah (20-30 mg/l) dan karakteristik limbah proses yang mayoritas

    campuran berjenis limbah organik (Perry, 1997).

    7.6.1 Bak Penampungan

    Fungsi : tempat menampung air bua