10e00184

61
Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010. TESIS PERBANDINGAN KADAR ASAM FOLAT SERUM MATERNAL PENDERITA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEHAMILAN NORMAL OLEH : YUSMARDI PEMBIMBING : Dr. MAKMUR SITEPU, SpOG-K Dr. JENIUS L. TOBING, SpOG DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK & RSUD PIRNGADI MEDAN MEDAN 2009

Upload: onta-aja

Post on 20-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

okee

TRANSCRIPT

Page 1: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

TESIS

PERBANDINGAN KADAR ASAM FOLAT SERUM MATERNAL PENDERITA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEHAMILAN

NORMAL

OLEH :

YUSMARDI

PEMBIMBING :

Dr. MAKMUR SITEPU, SpOG-K

Dr. JENIUS L. TOBING, SpOG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP H. ADAM MALIK & RSUD PIRNGADI MEDAN

MEDAN

2009

Page 2: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

ABSTRAK

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya penurunan kadar

asam folat pada ibu penderita preeklampsia berat bila dibandingkan dengan

kehamilan normal.

Rancangan Penelitian : Penelitian ini menggunakan studi komparatif

yaitu membandingkan antara kelompok preeklampsia berat (PEB) dan

kehamilan normal dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional).

Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU / RSVP

H. Adam Malik, RSUD Dr. Pirngadi, RS Haji Mina, RS Tembakau Deli,

RSU Sundari, RS Putri Hijau Medan dan Laboratorium Thamrin Medan. Waktu

penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2009 atau sampai jumlah

sampel tercapai.

Analisa Statistik : Seluruh data penelit ian ini dicatat pada formulir

penelitian. Data diolah dan disusun dalam bentuk tabel distribusi sesuai

tujuan penelitian. Dilakukan uji statistik T-test independent, Chi-square, uji

Exact Fisher dan uji korelasi Pearson's dan Spearman's dengan

menggunakan perangkat SPSS (Statistic Package for Social Science).

Hasil : Rerata karakteristik sampel penelitian pada penderita preeklampsia

berat dan kehamilan normal dengan uji Nest independent di dapatkan

rerata usia ibu pada kelompok preeklampsia berat (30,37 ± 5,53) dan

pada kelompok hamil normal (27,89 ± 4,736), secara statistik tidak ada

perbedaan bermakna pada usia kedua kelompok (p=0,147). Rerata umur

kehamilan kelompok preeklampsia berat (37,42 ± 1,539) dan kelompok

hamil normal (38,32 ± 0,749). Secara statist ik terdapat perbedaan

bermakna pada umur kehamilan kedua kelompok (p=0,031). Rerata

tekanan darah sistolik kelompok preeklampsia berat (179,47±16,490) dan

kelompok hamil normal (115,26 ± 8,412) secara stat ist ik terdapat

perbedaan bermakna (p=0,001). Demikian juga rerata tekanan darah diastolik

Page 3: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

kelompok preeklampsia berat (110,53 ± 9,113) dan kelompok kehamilan

normal (75,26 ± 6,118) terdapat perbedan bermakna secara statistik dimana

(p=0,001). Rerata hemoglobin kelompok preeklampsia berat (10,979 ±

1,208) dan kelompok kehamilan normal (11,637 ± 0,874) secara statistik tidak

ditemukan perbedaan bermakna (p= 0,062). Rerata hematokrit kelompok

preeklampsia berat (33,705 ± 3,1564) dan kelompok normal (35,316 ±

1,936) secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0,066).

Proporsi karakteristik sampel penelitian dari APGAR Score menit ke-1

pada kelompok preeklampsia berat sebagian besar APGAR score > 7

(57,1 %) demikian juga untuk kelompok kehamilan normal sebagian besar

untuk APGAR Score > 7 (84,2 %) dengan uji Chi square tidak ditemukan

perbedaan bermakna (p=0,074). Proporsi APGAR score menit ke-5 pada

kelompok preeklampsia berat dan kelompok normal dimana sebagian

besar memiliki APGAR score > 7, yaitu (94,7%) dan (100,0 %) yang

secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0,311). Proporsi berat

badan lahir kelompok preeklampsia berat sebagian besar 2: 2500 gram

(78,9 %) dan kelompok hamil normal sebagian besar juga 2! 2500 gram

(100,0 %) yang secara stat ist ik t idak ditemukan perbedaan bermakna

(p=0,105). Proporsi preeklampsia berat sebagian besar tidak anemia (84,2 %)

dan pada kehamilan normal sebagian besar juga tidak anemia (100%) secara

statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0,230). Proporsi paritas

kelompok preeklampsia berat sebagian besar multi paritas (57,9%) dan

kelompok kehamilan normal sebagian besar primi paritas (57,9 %) yang

secara stat ist ik dengan uji chi square ditemukan perbedaan bermakna

(p=0,007).

Rerata kadar asam folat serum pada kelompok preeklampsia berat (7,221 ±

1,87) dan pada hamil normal (12,96 ± 2,65). Dengan menggunakan uji t-test

independent didapat p=0,001 yang secara statistik terdapat

perbedaan yang bermakna (p <0,05). Walaupun ditemukan perbedaan

bermakna secara statistik, kadar asam folat serum kedua kelompok masih dalam

batas normal.

Page 4: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Ditemukan adanya korelasi positif antara asam folat serum clan tekanan darah

sistolik pada preeklampsia berat. Dengan menggunakan Korelasi Person's

didapat r=0,225 Dalam hal ini t iclak ada perbedaan yang bermakna

secara statistik (p=0,354). Di temukan juga korelasi positif antara asam

folat serum dengan tekanan darah diastolik, dengan uji Spearman's diperoleh r

= 0,404 yang secara statistik tidak bermakna (p=0,086). Sedangkan

korelasi negatif di dapatkan antara asam folat serum dengan proteinuria,

dengan uji Spearman's diperoleh r= -0,839, yang secara stastistik korelasi

ini bermakna (p=0,001). Penderita yang kadar asam folat serum < 8 ng/mI,

beresiko 2,9 kali untuk terjadinya peningkatan t ekanan darah d iasto lik

pada preek lampsia berat dibandingkan dengan kadar asam folat serum > 8

ng/mI.

Kesimpulan : Dari 38 ibu hamil yang di periksa terdapat perbedaan kadar asam

folat serum yang bermakna antara antara kelompok preeklampsia berat dengan

kehamilan normal. Walaupun ditemukan perbedaan bermakna secara

statistik, akan tetapi kadar asam folat serum kedua kelompok masih dalam

batas normal. Penderita yang kadar asam folat serum :5 8 ng/ml, beresiko 2,9

kali untuk terjadinya preeklampsia berat.

Page 5: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha

Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan

Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai

manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan

masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan

sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan

khususnya tentang :

”Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal.”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan

rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,

SpA.K dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof.

dr. Gontar Siregar, SpPD, KGEH, yang telah memberikan kesempatan

kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di

Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG.K, Ketua Departemen Obstetri dan

Ginekologi FK-USU Medan; dr. M. Rusda, SpOG, Sekretaris Departemen

Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG.K,

Page 6: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU

Medan; dr. Deri Edianto, SpOG.K, Sekretaris Program Studi Dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. dr. Djafar

Siddik, SpOG.K, selaku Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi pada saat

saya diterima untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri

dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. dr. Hamonangan Hutapea, SpOG.K;

Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG.K; Prof. dr. R. Haryono Roeshadi,

SpOG.K; Prof. dr. T.M. Hanafiah, SpOG.K; Prof. dr. Budi R. Hadibroto,

SpOG.K; dan Prof. dr. Daulat H. Sibuea, SpOG.K; yang telah bersama-sama

berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di

Departemen Obstetri dan Ginekologi.

3. Prof Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), selaku Kepala Sub Divisi

Fetomaternal atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan

penelitian tentang :

”Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal”

4. Dr. Makmur Sitepu, SpOG (K) dan Dr. Jenius L. Tobing, SpOG selaku

pembimbing, Dr. Herbert Sihite, SpOG, Dr. M. Rusda Harahap, SpOG, dan

Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K) selaku penyanggah dan nara sumber

yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat

berharga untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini

hingga selesai.

5. Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama

menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing

dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam

menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

Page 7: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

6. Dr. Hotma Partogi Pasaribu, SpOG, selaku pembimbing mini referat

fetomaternal saya yang berjudul ”Penggunaan Balon Kateter Sebagai Tampon Uterus Pada Penatalaksanaan Perdarahan Paska Persalinan”.

7. Dr. M. Rhiza Tala, SpOG (K), selaku pembimbing mini referat Fertilitas

Endokrinologi dan Reproduksi saya yang berjudul ”Evidence Base Genitalia Prolapsus”.

8. Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K), selaku pembimbing mini referat onkologi

saya yang berjudul ”Mempertahankan Fertilitas Pada Kanker Ginekologi”.

9. Drs. Abdul Jalil, M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk

membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.

10. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU

Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya

sejak awal hingga akhir pendidikan.

11. Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI, Kepala Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, atas ijin yang telah

diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi di FK-USU Medan.

12. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan

dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen

Obstetri dan Ginekologi.

13. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi

RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana

untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan

Ginekologi.

Page 8: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

14. Direktur RS. PTPN II Tembakau Deli, Dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG, dan Dr.

Nazaruddin Jaffar, SpOG (K) beserta staf yang telah memberikan

kesempatan dan sarana untuk bekerja selama bertugas di Rumah Sakit

tersebut.

15. Direktur RS. H. Mina, RS. Putri Hijau dan RSU Sundari Medan dan Kepala

SMF Obstetri dan Ginekologi RS. H. Mina, RS. Putri Hijau dan RSU Sundari

Medan yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan selama bertugas

di Rumah Sakit tersebut.

16. Direktur RSUD Aceh Singkil, beserta staf atas kesempatan kerja dan bantuan

moril dan materil selama saya bertugas di rumah sakit tersebut.

17. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK-USU beserta staf, atas

kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di

Departemen tersebut.

18. Ketua Departemen Anastesiologi dan Reanimasi FK USU Medan beserta

staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya

bertugas di departemen tersebut.

19. Bupati Kabupaten Simeulue Drs. Darmaili, Wakil Bupati Kabupaten

Simeulue Drs. Ibnu Aban GT Ulma (Alm), Sekda Kabupaten Simeulue

Drs.Riswan R, Kepala BKD Drs. Astamudin, Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Simeulue Dr. H. Taqwallah, M.Kes, dan Ketua DPRD Kabupaten

Simeulue Drs. Azharudin Agur, yang telah memberikan kesempatan tugas

belajar kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis

di Fakultas Kedokteran USU Medan.

Page 9: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

20. Kepada senior-senior saya, dr. Elida P Sidabutar, SpOG; dr. Fachri Razi A,

SpOG; dr. Ginda H. Siregar, SpOG; dr. Rilie Ritonga, SpOG; dr. Milvan

Hadi, SpOG; dr. Adek N. Dayeng, SpOG; dr. Ade Taufik, SpOG; dr.

Anandya Yuska, SpOG; dr. Samson Chandra, SpOG; dr. Miranda Diza,

SpOG ; dr. Ronny Ajartha, SpOG; dr. Wahyudi, SpOG; dr. Aswin Pranata,

SpOG; dr. Maria Novita P, SpOG; dr. Rachma B Panjaitan, SpOG; dr. David

Leo Ginting, SpOG; dr. Nismah Situmorang, SpOG; dr. Hayu Lestari

Haryono, SpOG; dr. Juni Hardi Tarigan, SpOG; dr. Abdul Hadi, SpOG; dr. T.

R. Iqbal, SpOG; dr. Jhon N Tambunan, SpOG; dr. Muara P Lubis, SpOG;

dr. Gotlieb P Sidabutar, SpOG; dr. Tomy, SpOG; dr. Sukhbir Singh, SpOG;

Dr. Simon P Saing, SpOG; dr. Mulda F Situmorang, SpOG; dr. T.M Rizky,

SpOG; terimakasih banyak atas segala bimbingan, bantuan dan

dukungannya yang telah diberikan selama ini.

21. dr. Ferry Simatupang, SpOG; dr. Dessy S Hasibuan, SpOG; dr. Dwi

Faradina, SpOG, dr. Sim Romi, SpOG; dr. Roni P Bangun; dr. Alim Sahid;

dr. Nuraflah, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan

yang diberikan selama ini serta kebersamaan kita selama pendidikan.

22. Tim jaga yang kompak, dr. Maya Hasmita; dr. Ari Abdurrahman Lubis; dr.

Alfian Z. Siregar; dr. Andri P Aswar; dr. Hendry Adi Saputra; dr. Ulfah W.

Kusumah; dr. Fatin Athifa; dr. Sri Damayana Harahap; dr. Morel Sembiring;

terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, kenangan indah ini akan

saya ingat selamanya.

23. Seluruh teman sejawat PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,

terima kasih atas kebersamaan, dorongan semangat dan doa yang telah

diberikan selama ini.

24. Teman Sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis,

karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan

bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan di Departemen

Page 10: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik - RSU Dr. Pirngadi

Medan. Terima kasih atas kerjasama dan saling pengertian selama ini.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan

kepada kedua Orang Tua Saya yang terkasih, Sidi Yusni dan Mardiani, yang

telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan

penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.

Kepada yang saya hormati dan sayangi, Bapak dan Ibu Mertua saya, Nasrun dan

Asnani yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan semangat

serta doa kepada saya dalam mengikuti pendidikan, saya ucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya.

Buat Istriku Tercinta, Nina Andriani, tiada kata yang terindah dapat saya

ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan

Penyayang, yang telah memberikan saya seorang istri yang baik dan pengertian.

Terima kasih atas semua bantuan, pengertian, kesabaran, dorongan semangat

dan doa yang diberikan kepada saya hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.

Buat kedua buah hatiku yang kucintai dan kusayangi; putriku Widya Yustika dan

Salsabila Yusra, yang merupakan inspirasi dan pendorong motivasi serta

pemberi semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Page 11: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan

namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah

banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Medan, Juli 2009

Dr. Yusmardi

Page 12: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………… Ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………….. X

DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

I.1. Latar Belakang Penelitian ………………………………………….. 1

I.2. Perumusan Masalah ……………………………………………….. 2

I.3. Hipotesis …………………………………………………………….. 2

I.4. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 3

a. Tujuan Umum …………………………………………………… 3

b. Tujuan Khusus ………………………………………………….. 3

I.5. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………..... 4

II.1. Preeklampsia …………………………………..……………........... 4

II.1.1. Etiologi ………………………………………………………... 4

II.1.2. Patofisiologi ………………………………………………….. 6

II.2. Asam Folat ………………………………………………………….. 11

II.2.1. Metabolisme Asam Folat …………………………………… 11

II.2.2. Peranan Asam Folat Dalam Kehamilan …………………... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………….. 16

III.1. Rancangan Penelitian ..……………………………………………. 16

III.2. Bagan Penelitian …………………………………………………… 16

III.3. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................…………. 17

III.4. Populasi Penelitian .………………………………………………... 17

III.5. Kriteria ………….…………………………………………………… 18

Page 13: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

III.5.1. Penerimaan .………………………………………………… 18

III.5.2. Penolakan …………………………………………………… 18

III.6. Bahan dan Cara Penelitian …..................................................... 18

III.6.1. Alat Yang Digunakan ………………………………………. 18

III.6.2. Cara Kerja …………………………………………………… 19

III.7. Batasan Operasional ……………………………………………… 19

III.8. Etika Penelitian ……………………………………………………. 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………..………………………………. 22

IV.1. Karakteristik Subjek Penelitian …………………………………… 22

IV.2. Hasil Pemeriksaan Asam Folat Serum ………..………………… 26

IV.3. Pembahasan ………………………………………………………. 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………... 34

V.1. Kesimpulan ………………………………………………………….. 34

V.2.Saran …………………………………………………………………. 35

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 36

LAMPIRAN …………………………………………………………………………… 41

Page 14: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel

1.

Perbedaan Rerata Karakteristik Sampel Penelitian

Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan

Normal ….….. 22

Tabel

2.

Perbedaan Proporsi Karakteristik Sampel Penelitian

Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan

Normal……… 24

Tabel

3.

Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal

Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan

Normal ……… 26

Tabel

4.

Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan

TekananDarah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Dan

Proteinuria Pada Penderita Preeklampsia Berat

………………………………… 27

Tabel

5.

Koordinat Kurva Asam Folat Serum Maternal Dengan

TekananDarah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Pada

Penderita Preeklampsia

Berat…………………………………. 30

Tabel

6.

Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Berdasarkan

Indikator Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita

Preeklampsia

Berat……………………………………………….. 31

Page 15: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.

Gambar Metabolisme Asam Folat

…………………………….

5

Gambar

2.

Struktur 5-metiltetrahidrofolat

…………………………………

11

Gambar

3.

Absorpsi dan Aktivitas Asam Folat

……………………………

12

Gambar

4.

Alur Penelitian

………………………………………………..

16

Page 16: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan

Proteinuria Pada Penderita Preeklampsia Berat

……………………….. 28

Grafik 2. Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Dengan

Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita

Preeklampsia Berat ……… 29

Page 17: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia, preeklampsia dan eklampsia masih merupakan salah

satu penyebab utama dari tingginya kematian maternal dan perinatal.

Kasus Preeklampsia terjadi sekitar 30 – 40% menyebabkan kematian ibu

dan 30 – 50% menyebabkan kematian perinatal.1

Preeklampsia adalah suatu penyakit unik dengan etiologi yang

sampai saat ini belum diketahui secara pasti yang dapat meningkatkan

komplikasi 5% - 7% kehamilan. Meskipun dengan adanya penelitian

yang ekstensif namun sekarang ini belum ada cara yang efektif dalam

memprediksi atau mencegah penyakit. Plasentasi abnormal tampaknya

memegang peranan dalam patogenesis preeklampsia dan penyebab

terjadinya Intra Uterine Growth Restriction (IUGR).2

Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan

menunjukkan kecenderungan kenaikan angka kematian ibu pada

penderita preeklampsia. Siregar S (1997) melaporkan angka kematian

perinatal sebesar 8,77% pada penderita preeklampsia berat. Simanjuntak

S (1999) melaporkan angka kematian ibu pada penderita preeklampsia

berat periode waktu 1993-1997 sebesar 5,10%.3 Tobing S (1995)

melaporkan angka kematian ibu pada preeklampsia periode waktu 1989-

1993 sebesar 2,1%.4 Girsang ES (2004) melaporkan insiden

preeklampsia berat pada periode waktu 2000-2003 sebesar 5,94%,

eklampsia 1,07% ; angka kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia

sebesar 2,72% dan 9,09%, sedangkan angka kematian perinatal pada

preeklampsia berat sebesar 10,19%.5 Sibai B dkk (2005) mencatat

Page 18: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

angka kematian ibu hamil karena preeklampsia di negara-negara

berkembang berkisar 15-20%.6

Dengan semakin berkembangnya ilmu di bidang biologi molekuler,

saat ini telah dilakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan asam

folat yang diduga sebagai penyebab terjadinya penyakit-penyakit

insufisiensi uteroplasenta. De Vries dkk melaporkan bahwa 24%

penderita preeklampsia memiliki kadar asam folat yang sangat rendah dan

diiringi kadar homosistein yang tinggi. Dan kadar asam folat yang sangat

rendah serta diiringi kadar homosistein yang tinggi menyebabkan

pembuluh darah lebih sensitif terhadap stress oksidatif. Kassab dkk

melaporkan bahwa kadar asam folat yang rendah disertai dengan kadar

homosistein yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi maternal,

proteinuria, kerusakan ginjal, retardasi perkembangan intrauterine dan

peningkatan kematian fetus. Patrick dkk melaporkan adanya penurunan

kadar asam folat dan vitamin B12 menyebabkan konsentrasi homosistein

meningkat pada preeklampsia.7,8

I.2. Perumusan Masalah

Defisiensi asam folat menyebabkan terjadinya keadaan

hiperhomosisteinemia sehingga terjadi disfungsi endotel. Disfungsi endotel

menyebabkan manifestasi klinik preeklampsia. 9,10 Berdasarkan hal

tersebut peneliti ingin melihat apakah benar terjadi penurunan serum

asam folat pada penderita preeklampsia berat di bandingkan dengan

kehamilan normal?

I.3. Hipotesis

Kadar Asam Folat pada penderita preeklampsia lebih rendah bila

dibandingkan dengan kadar asam folat pada pasien normal.

Page 19: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

I.4. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya penurunan

kadar asam folat pada ibu penderita preeklampsia berat bila

dibandingkan dengan kehamilan normal.

b. Tujuan Khusus

1. Melihat hubungan asam folat serum dengan tekanan darah

diastole.

2. Melihat hubungan asam folat serum dengan hasil luaran

janin.

3. Melihat hubungan asam folat serum dengan proteinuria.

I.5. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan preeklampsia.

2. Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat apakah kadar asam folat

serum dapat dipergunakan untuk memprediksi luaran janin pada

penderita preeklampsia berat.

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya untuk

membuktikan bahwa penurunan serum asam folat merupakan

salah satu faktor penyebab preeklampsia.

Page 20: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. Preeklampsia Berat

Preeklampsia berat adalah suatu keadaan dimana didapat

peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah

diastolik ≥ 110 mmHg disertai dengan adanya proteinuria ≥ + 3 pada

kehamilan lebih dari 20 minggu. 1,2,3,4,5

II.1.1. Etiologi

Penyebab yang pasti dari preeklampsia masih belum diketahui.

Zweflei (1916) dan Chesley (1978) mendiskripsikan preeklampsia

sebagai Disease of theories. 12,13,14

Dari plasenta manusia dapat diketahui kesehatan maupun

penyakit ibu dan embrio-nya yang sedang berkembang. Kelainan pada

pembuluh darah plasenta, seperti pembuluh darah besar dan kecil lainnya

di dalam tubuh manusia, dapat disebabkan akibat dari cacat genetik.

Faktor lingkungan, terutama bahan kimia, infeksi dan nutrisi, adalah faktor

penting yang menentukan kesehatan dan fungsi plasenta. Tidak mungkin

penyakit vaskular plasenta terkait dengan faktor etiologik tunggal saja,

seperti halnya perkembangan serebrovaskular, penyakit vaskular koroner

atau periferal tetap bersifat multifaktor. Kelainan pada plasenta, baik

ditemukan secara langsung sebagai infarksi atau abrupsi atau secara

tidak langsung sebagai keguguran berulang atau preeklampsia, diyakini

timbul dari defisiensi vitamin B12 dan asam folat, atau dari cacat lainnya di

dalam pathway metabolik methionine-homocysteine.15,16

Page 21: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Gambar 1. Metabolisme Asam Folat.2

Keterangan Gambar Metabolisme asam folat :

Terdapat 2 jalur metabolism asam folat yaitu jalur remetilasi dan jalur

transsulfurasi. Jalur remetilasi yaitu 2 jalur biokimia yang bersilangan yaitu satu

jalur menggunakan Vitamin B6 sebagai katalisator dan satu jalur lagi

menggunakan vitamin B12. Homosistein membentuk methionine dengan

menambah 1 gugus methyl sehingga terbentuk Methionine synthase (MTR),

kemudian mengkatalisasi methylasi Homosistein menjadi methionine dengan

menggunakan vitamin B12 sebagai kofaktor dan 5-methyl-tetrahydrofolat (5-

MTHF) sebagai donor methyl . Methionine synthase reduktase (MTRR)

memegang peranan penting dalam memelihara vitamin B12 (cobalamine) dalam

bentuk aktif dan karenanya mungkin merupakan faktor penting dalam konsentrasi

Homosistein.

Jalur kedua adalah jalur transsulfurasi. Folat pada mulanya terdekonjugasi dalam

sel dinding usus menjadi bentuk monoglutamat. Ini kemudian direduksi menjadi

dihidrofolat (DHF) dan kemudian menjadi tetrahidrofolat (THF). Kedua enzim ini

memerlukan NADPH (tergantung niasin/B6) sebagai kofaktor. Sering bergabung

dengan piridoksal-5’-fosfat untuk mentransfer satu grup hidroksimetil ke THF. Hal

ini membentuk 5,10-metilen-tetrahidrofolat (metilen THF) dan glisin. Molekul ini

Page 22: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

penting, karena menjadi prekursor 5-metiltetrahidrofolat yang aktif secara

metabolik (5-metil THF, yang terlibat dalam metabolisme homosistein) dan metil-

lidintetrahidrofolat (yang terlibat dalam sintesis purin), dan juga berfungsi

sendirian dalam pembentukan rantai samping timin untuk penyatuannya ke

DNA.15,16

Sebuah studi menunjukkan wanita anemia menjadi infertil. Dengan

pemberian vitamin B12 atau folat wanita tersebut mampu menghasilkan

konsepsi. Kelainan reproduksi berat juga terbukti pada tikus yang diberi

diet terkontrol yang defisien vitamin B12. Dalam studi awal lainnya,

defisiensi folat dan B12 dan juga anemia megaloblastik ditemukan lebih

umum pada wanita dengan aborsi berulang, dan juga wanita dengan

perdarahan selama hamil. Defisiensi folat terkait dengan abrupsi plasenta

dan peningkatan hemosistein plasma, suatu indikator kuat atas defisiensi

folat dan B12, tampak lebih umum pada wanita dengan abrupsi plasenta

dan preeklampsia berat.2,17

Salah satu teori yang akhir-akhir ini berkembang menyebutkan

bahwa Infarksi atau abrupsi plasenta, keguguran berulang dan

preeklampsia dianggap terjadi akibat cacat di dalam dasar vaskular

plasenta. Defisiensi vitamin B12 dan folat, atau kelainan lain di dalam

pathway methionine-homocysteine dituding dalam perkembangan

penyakit plasenta sedemikian.14,18

Studi yang dilakukan OVID Medline tahun 1966 – 1999

menyimpulkan bahwa preeklampsia, abrupsi/infarksi plasenta atau

keguguran berkaitan dengan vitamin B12, asam folat,

methylentetrahydrofolat reductase dan homocysteine.19,20

II.1.2. Patofisiologi

Faktor imunologi, genetik dan penyakit pembuluh darah merupakan

penyebab terjadinya invasi trofoblas yang inadekuat terhadap arteri

spiralis sehingga menyebabkan arteri spiralis tidak dapat berdilatasi

Page 23: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

dengan sempurna. Hal ini mengakibatkan menurunnya aliran darah ke

plasenta dan terjadi hipoksia.21,22 Keadaan hipoksia ini merupakan sumber

reaksi hiperoksidasi lemak dan prosesnya memerlukan peningkatan

konsumsi oksigen sehingga akan mengganggu metabolisme sel.23,24

Peroksidasi lemak adalah hasil proses oksidasi lemak tak jenuh yang

menghasilkan hiperoksidasi lemak jenuh. Peroksidasi lemak merupakan

radikal bebas.15 Pembentukan radikal bebas ini dapat meningkat pada

keadaan maladaptasi imun dengan cara menimbulkan aktifasi neutrofil,

makrofag dan sel T.14 Sumber radikal bebas dapat juga berasal dari

mitokhondria arteri uterina yang mengalami perubahan struktur.13

Peningkatan radikal bebas diperberat oleh tingginya asam lemak bebas

dan trigliserida yang mengalami peroksidasi.15 Apabila keseimbangan

antara peroksidasi lemak dan antioksidan terganggu, dengan peroksidasi

lemak dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang

disebut stress oksidatif.14,16,17

Stress oksidatif dapat mengakibatkan disfungsi dan kerusakan sel

endotel yang selanjutnya diikuti oleh terjadinya reaksi inflamasi. Sel-sel

endotel yang rusak mengakibatkan hambatan produksi faktor

pertumbuhan endotel vaskuler sehingga kemampuan sel-sel endotel untuk

berproliferasi menjadi terganggu.18 Pada sel-sel endotel yang rusak terjadi

gangguan produk relaksasi pembuluh darah seperti prostasiklin dan nitric

oxide (NO) dan meningkatnya endotelin yang merupakan suatu

vasokonstriktor yang poten sehingga sifat sitoprotektifnya berkurang dan

sel endotel akan menjadi sangat sensitif terhadap agen vasokonstriktor.

Mekanisme kompensasi untuk mengatasi kerusakan ini adalah dengan

terjadinya adhesi dan agregasi trombosit pada tempat kerusakan

tersebut18,17. Agregasi tombosit ditunjukkan oleh peningkatan aktifitas

sintesis faktor-faktor prokoagulan dan ikut mengaktifasi faktor-faktor

koagulan dengan pengeluaran zat mitogen yang disebut platelet growth

factor (PGF). PGF mengakibatkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan

serotonin dan sel-sel trombosit. Tromboksan dan serotonin bersifat

vasokonstriktor kuat dan memperberat proses agregasi trombosit dan

Page 24: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

terbentuknya fibrin. Aktivasi trombosit terlihat dan jumlahnya yang

menurun sampai dibawah 100.000/mm3. Kebocoran antar sel endotel

dapat terjadi sehingga cairan keluar dari intravaskuler ke ekstravaskuler. 14,17,18

Peroksidasi lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan

lipoprotein. Peroksidasi lemak ini akan sampai ke semua komponen sel

yang dilewati termasuk sel-sel endotel di luar plasenta dan dengan

mekanisme yang sama merusak sel-sel endotel tersebut sehingga terjadi

gangguan faal hemostasis dan multi organ. Sehingga pada akhirnya

timbul gejala klinis berupa hipertensi dan proteinuria. Patofisiologi

preeklampsia dibagi atas 2 bagian yaitu: perubahan pada perfusi plasenta

(fase 1) dan sindroma pada ibu (fase 2).18

Fase 1.

Dijumpai cukup data untuk mendukung teori bahwa plasenta adalah

komponen kunci dari kehamilan yang mengakibatkan terjadinya

preeklampsia. Preeklampsia dapat terjadi tanpa distensi dari uterus dan

tanpa adanya janin. Gangguan kehamilan berupa mola hidatidosa,

kelainan dimana hanya sedikit jaringan janin dan kebanyakan hasil dari

konsepsi hanya berupa trofoblas, dihubungkan dengan peningkatan resiko

dari preeklampsia.18

Gambaran dari plasenta yang mengakibatkan preeklampsia adalah

berkurangnya perfusi. Berkurangnya perfusi plasenta disebabkan oleh

kelainan pada implantasi dan perubahan vaskuler. Pada kehamilan

normal, arteri spiralis yang memperdarahi plasenta mengalami perubahan

yang sangat hebat, dan arteri muskularis yang kecil pada keadaan tidak

hamil menjadi pembuluh darah yang meregang dengan signifikan yang

telah mengalami kehilangan lapisan otot polos dan lamina elastis dalam.

Modifikasi ini tidak terjadi pada preeklampsia. Didapati adanya beberapa

perubahan superfisial, tetapi tidak pernah melebihi batas desidua dimana

pada kehamilan normal, pembuluh darah yang sudah berubah masuk

Page 25: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

sampai ke lapisan ketiga dari miometrium. Kebanyakan pembuluh darah

pada wanita dengan preeklampsia tidak mengalami perubahan ini

sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan perfusi plasenta.

Ditemukan lebih banyak pemahaman tentang invasi trofoblas pada

manusia, hubungannya dengan perubahan vaskuler dan abrasi yang

terjadi pada preeklampsia. Sekarang terbukti bahwa interaksi ini termasuk

dengan ekspresi molekul yang terlibat pada invasi sebagai respon

terhadap sinyal maternal dan lingkungan dimana keadaan ini terganggu

pada preeklampsia.18

Beberapa keadaan medis yang berhubungan dengan penyakit

mikrovaskuler, seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kolagen vaskuler

juga meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, menimbulkan

spekulasi bahwa gangguan perfusi plasenta mungkin merupakan tanda.

Demikian juga dengan keadaan obstetrik yang berhubungan dengan

plasenta yang besar (mola hidatidosa, plasenta hidrofik dan plasenta

dengan kehamilan multipel) semua meningkatkan resiko terjadinya

preeklampsia. Dinyatakan bahwa pada plasenta yang besar ini ditemukan

terjadinya pengurangan relatif dan perfusi plasenta. Perubahan lain dari

arteri spiralis pada preeklampsia, adanya atherosis mengakibatkan

penyempitan dari pembuluh darah desidua, bukti ini merupakan temuan

vaskuler dari penolakan allograft. Penemuan ini mendukung komponen

imunologi dan preeklampsia.17,18

Fase. 2

Pada wanita dengan preeklampsia, aliran darah ke organ selain

plasenta berkurang dan perdarahan dari nekrosis dapat terjadi. Sebagai

contoh, pada hepar, ditemukan bukti pengurangan perfusi dengan nekrose

sekunder dan perdarahan. Pada jantung, terjadi subendokardial nekrose

yang sama dengan yang terlihat pada syok hipovolemik. Penjelasan untuk

pengurangan perfusi sistemik adalah vasokonstriksi, mikro thrombin dan

pengurangan volume plasma akibat hilangnya cairan dan kompartemen

vaskuler. Vasokonstriksi bukan diakibatkan oleh peningkatan pressor

Page 26: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

endogen tetapi karena peningkatan sensitivitas terhadap hampir semua

bahan pressor yang beredar. Preeklampsia juga ditandai dengan aktivasi

dari jalur koagulasi. Urutan platelet lebih besar pada preeklampsia, yang

menunjukkan peningkatan perubahan platelet. Indikator dari aktivasi

platelet juga ditemukan.18

Perfusi pada preeklampsia juga dibatasi oleh pengurangan volume

plasma. Wanita dengan preeklampsia mengalami kehilangan protein yang

banyak dan kompartemen vaskuler, yang diindikasikan dengan

peningkatan angka hilangnya pewarna yang berikatan dengan protein.

Urutan dan keadaan yang merupakan penyebab dan akibat sulit untuk

dipahami pada wanita dengan preeklampsia berat. Kebanyakan informasi

yang berguna ditemukan dari penelitian longitudinal dimana wanita yang

akan mengalami preeklampsia diperiksa sebelum adanya bukti klinis

penyakit. Penelitian ini menunjukkan aktivasi abnormal dari koagulasi dan

pengurangan volume plasma sebelum dijumpai terjadinya preeklampsia

secara klinis. Hampir serupa, beberapa tetapi tidak semua peneliti

menemukan peningkatan sensitivitas terhadap pressor eksogen

berminggu-minggu sebelum manifestasi klinisnya terjadi.16,17

Spesimen biopsi renal wanita dengan preeklampsia menunjukkan

perubahan yang tidak tampak pada bentuk hipertensi lain. Disebut

glomeruloendotheliosis, lesi mengandung pembesaran dan glomerulus

yang disebabkan oleh hipertrofi sel endotel. Penemuan ini merupakan

salah satu dasar hipotesa yang dinyatakan bertahun-tahun lalu yang

mengarahkan perubahan patofiologi preeklampsia pada target sel endotel.

Sejak saat itu, hipotesa telah diuji dan telah banyak didukung. Sejumlah

tanda aktivasi endotel ditemukan pada sirkulasi darah wanita

preeklampsia berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum

gambaran klinis ditemukan. Karena itu, hipertensi nampaknya bukan

merupakan penyebab kerusakan endotel.18,19

Page 27: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

II.2. Asam Folat

II.2.1. Metabolisme Asam Folat

Folat berfungsi sebagai donor karbon dalam sintesis serin dari

glisin, secara langsung dalam sintesis basa purin dan pirimidin, secara

tidak langsung dalam sintesis tRNA, dan sebagai donor metil untuk

menghasilkan metilkobalamin yang digunakan untuk remetilasi

homosistein menjadi metionin. Asam folat diet merupakan campuran folat

dalam wujud poliglutamat, yang mudah dihancurkan oleh proses

memasak.18,20

Dalam tumbuh-tumbuhan, asam folat dibentuk dari cincin hetero-

bisiklik pterida, asam paraaminobenzoat (PABA), dan asam glutamat.2

Gambar 2. Struktur 5-metiltetrahidrofolat 2

Folat pada mulanya terdekonjugasi dalam sel dinding usus menjadi

bentuk monoglutamat. Ini kemudian direduksi menjadi dihidrofolat dan

kemudian menjadi tetrahidrofolat (THF). Kedua enzim ini memerlukan

NADPH (tergantung niasin) sebagai kofaktor. Serin bergabung dengan

Page 28: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

piridoksal-5’-fosfat untuk mentransfer satu grup hidroksimetil ke THF. Hal

ini membentuk 5,10-metilen-tetrahidrofolat (metilen THF) dan glisin.

Molekul ini penting, karena menjadi prekursor 5-metiltetrahidrofolat yang

aktif secara metabolik (5-metil THF, yang terlibat dalam metabolisme

homosistein) dan metil-lidintetrahidrofolat (yang terlibat dalam sintesis

purin), dan juga berfungsi sendirian dalam pembentukan rantai samping

timin untuk penyatuannya ke DNA.15,19,20

Gambar 3. Absorpsi dan aktivitas asam folat 2

Hal berikut dapat berkontribusi terhadap defesiensi asam folat:

asupan makanan yang kurang, defek utilisasi seperti pada individu

alkoholik, malabsorbsi, peningkatan kebutuhan pada wanita hamil dan

penderita kanker, interferensi metabolik oleh obat, kehilangan folat dalam

hemodialisis, dan defesiensi enzim atau kofaktor yang diperlukan dalam

pembentukan asam folat aktif.17,20

Asam folinik (suplemen 5-formilTHF yang tersedia sebagai kalsium

folinat, juga dikenal sebagai kalsium leukovorin) merupakan prekursor

Page 29: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

terdekat 5,10 metilenTHF dan 5-metilTHF. Asam folinik lebih stabil

daripada asam folat dan memiliki waktu paruh yang lebih lama di dalam

tubuh. Asam folinik juga mudah melewati blood-brain-barrier dan

dibersihkan dengan lambat, dibandingkan dengan asam folat, yang sulit

ditransportasikan ke dalam otak, dan ketika di dalam CNS cepat

dibersihkan.20,21

II.2.2. Peranan Asam Folat Dalam Kehamilan

Folat sangatlah penting bagi perkembangan fetus. Ketika

diabsorbsi, folat bekerja sebagai kofaktor bagi banyak reaksi selular

penting antara lain transfer unit karbon tunggal: folat juga diperlukan untuk

permbelahan sel karena peranannya dalam sintesis DNA. Folat juga

merupakan substrat untuk berbagai reaksi yang mempengaruhi

metabolisme beberapa asam amino, antara lain jalur transmetilasi dan

transsulfurasi.21

Interfensi dengan sintesis DNA menghasilkan pembelahan sel yang

abnormal. Sehingga, manifestasi klinis pertama dari defisiensi folat adalah

hipersegmentasi neutrofil, yang kemudian diikuti oleh produksi sel

sumsum megablastik, sel darah merah makrositik dan akhirnya anemia

makrositik.22,23,24

Fitur sentral perkembangan fetus adalah pembelahan sel yang

menyebar dan terus berlangsung. Sebagai akibat dari peranannya dalam

sintesis asam nukleat, kebutuhan akan folat meningkat selama waktu-

waktu terjadinya pertumbuhan jaringan. Selama kehamilan, proses

tergantung-folat antara lain adalah peningkatan massa sel darah merah,

pembesaran uterus, dan pertumbuhan plasenta dan fetus.25,26,27

Efek metabolik defisiensi folat adalah peningkatan homosistein.

Peningkatan homosistein plasma moderat hingga berat yang berasal dari

defek genetik dalam produksi enzim sistation β-sintase, 5,10-

metilentetrafolat reduktase. 28

Page 30: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Telah dihipotesiskan bahwa heterozigositas fetal atau maternal

atau homozigositas MTHFR dan bermacam kemungkinan polimorfisme

genetik lain yang mempengaruhi metabolisme folat dapat mempengaruhi

hasil kehamilan yang umum seperti berat badan lahir dan durasi gestasi.

Mutasi heterozigot adalah lebih prevalen (42%) dibanding homozigot (9-

10%). Mutasi heterozigot dapat pula memiliki peningkatan risiko

mempunyai bayi berat badan rendah.29

Maka, selama gestasi, asupan folat marginal sendiri atau bersama

dengan alel polimorfik gen folat dapat menganggu pertumbuhan dan

replikasi selular pada fetus atau plasenta. Hal ini meningkatkan risiko

aborsi spontan, persalinan sebelum waktunya, atau restriksi pertumbuhan

intrauterin. Asupan folat yang lebih banyak bagi ibu dan fetus, pada

gilirannya dapat mendukung pertumbuhan dan gestasi yang berujung

pada perbaikan berat badan lahir bayi dan meningkatkan durasi

gestasi.30,31

Telah disimpulkan bahwa asupan diet asam folat yang rendah

meningkatkan risiko kelahiran anak dengan DTN, dan bahwa

suplementasi asam folat perikonsepsi mengurangi kejadian DTN, antara

lain malformasi mayor spina bifida dan anencephali. Konsumsi 400 mcg

asam folat per hari mengurangi risiko kehamilan dengan DTN.32

Laurence et al mempublikasikan penelitian intervensi mereka

tentang suplementasi asam folat dan efeknya pada rekurensi DTN pada

wanita dengan persalinan sebelumnya dengan DTN. 44 wanita

mengkonsumsi 4 mg asam folat per hari sebelum konsepsi dan selama

kehamilan awal. Tidak terdapat rekurensi DTN pada kelompok

suplementasi penuh ini. 33,34

Medical Research Council Vitamin Study Group menemukan

bahwa suplementasi asam folat prekonsepsi (4 mg/hari) pada 1195 wanita

yang berada pada risiko tinggi kehamilan DTN karena persalinan DTN

Page 31: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

sebelumnya. Terdapat reduksi 72% pada rekurensi DTN dengan dosis

ini.35

Asupan folat diet yang tinggi (1 mg/hari) juga telah ditunjukkan

mengurangi kejadian preeklampsia. Cuskelly et al, di Universitas Ulster -

Irlandia, menemukan bahwa menaikkan asupan makanan kaya folat

dalam diet tidak meningkatkan kadar folat sel darah merah secara

bermakna pada 41 wanita yang diuji. Namun asam folat yang diberikan

sebagai suplemen atau ditambahkan ke makanan dapat meningkatkan

kadar folat sel darah merah (p<0.01). Informasi ini menegaskan

pentingnya suplementasi asam folat perikonsepsi, karena bentuk

monoglutamat (asam folat) lebih stabil dan dari hasil penelitian ini,

memiliki bioaviabilitas lebih tinggi daripada bentuk diet (poliglutamat).35,37

Beberapa obat anti-seizure merupakan antagonis folat, sehingga

dapat meningkatkan risiko DTN. Asam valproat dapat menginhibisi

glutamat formiltransferase, enzim yang bertanggungjawab terhadap

konversi THF menjadi bentuk teroksidasi 5-formil dan 10-formil THF, yang

terlibat dalam sintesis pirimidin. Dalam suatu penelitian tentang

penggunaan obat anti-konvulsif dan malformasi kongenital, suplementasi

asam folat sepenuhnya mencegah kejadian defek kelahiran. Obat lain,

seperti metotreksat, 5-florourasil, sulfasalazin, kontraseptif oral,

difenilhidantoin, trimetoprim, dan pirimetamin dapat menghalangi absorbsi

atau konversi asam folat diet atau suplemen. Sebagai contoh, sulfasalazin

menghambat tiga enzim terpisah yang terlibat dalam konversi folat,

dihidrofolat, MTHFR, dan serin transhidroksimetilase.35,36

Dalam suatu kelompok 285 wanita hamil, suplementasi

menghasilkan peningkatan berat badan dan skor Apgar bayi, dan

penurunan insidensi retardasi pertumbuhan fetus dan infeksi maternal.

Wanita dengan asupan folat harian yang rendah (<240 µg/dl) mengalami

peningkatan risiko yang bermakna (>200%) untuk persalinan prematur

dan berat badan bayi rendah.37

Page 32: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Kelompok kehamilan

Pemeriksaan :Tekanan Darah Proteinuria

Pemeriksaan kadar Serum Asam Folat

Kelompok kehamilan

Pemeriksaan :Tekanan Darah

Pemeriksaan kadar Serum Asam Folat

Hasil Luaran : Berat Badan Bayi APGAR Score

Hasil Luaran : Berat Badan Bayi APGAR Score

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi komparatif yaitu membandingkan antara

kelompok preeklampsia berat (PEB) dan kehamilan normal dengan

menggunakan desain potong lintang (cross sectional).

III.2. Alur Penelitian

Kriteria Inklusi - Kehamilan normal dan PEB - Usia Kehamilan ≥ 20 minggu - Semua usia - Semua paritas - Bersedia ikut dalam penelitian.

Gambar 4. Bagan Penelitian

Page 33: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

III.3. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU /

RSUP H. Adam Malik, RSUD Dr. Pirngadi, RS Haji Mina, RS Tembakau

Deli, RSU Sundari, RS Putri Hijau Medan dan Laboratorium Thamrin

Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2009

atau sampai jumlah sampel tercapai.

III.4. Populasi Penelitian

Kelompok ibu penderita preeklampsia berat yang memenuhi kriteria

penerimaan. Kelompok ibu hamil normal adalah wanita hamil dengan

karakteristik yang sama. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus

untuk menguji dua rata-rata yaitu :

(Zα + Zβ) S 2

n1 = n2 = 2 = 2

(X1 – X2)

= 17 19 Sampel

n = jumlah sampel

α = tingkat kemaknaan.

Pada penelitian ini dipakai tingkat kemaknaan sebesar 0,05 dan interval

kepercayaan 95%. Dari tabel ini diperoleh Z= 1,96.

S = simpangan baku asam folat = 2,22 (didapat dari penelitian

Rajkovic dkk

tahun 1998).

Β = 1 – power penelitian.

Pada penelitian ini dipakai power 90% maka = 0,1 Zβ = 1,282.

(X1–X2) = 2,5

(1,96 + 1,28) x 2,22 2

2,5

Page 34: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Berdasarkan rumus diatas, besar sampel yang diperlukan adalah 19

pasien pada setiap kelompok

III.5. Kriteria

III.5.1. Penerimaan

a. Hamil tunggal dengan preeklampsia dan kehamilan normotensi.

b. Usia kehamilan ≥ 20 minggu tanpa memandang paritas.

c. Tidak Ada riwayat penyakit ginjal, hipertensi, DM, kardiovaskular

dan tiroid.

d. Bersedia ikut dalam penelitian.

III.5.2. Penolakan

a. Kehamilan dengan kelainan kongenital berat

III.6. Bahan Dan Cara Penelitian

Bahan untuk penelitian adalah darah pasien penderita

preeklampsia berat serta darah pasien dengan kehamilan normal yang

memenuhi kriteria penerimaan yang datang ke RSUP H. Adam Malik,

RSUD Dr. Pirngadi, RS Haji Mina, RS Tembakau Deli, RSU Sundari dan

RS Putri Hijau Medan dan memberikan persetujuan tertulis.

III.6.1. Alat yang digunakan :

a. Tensi meter

b. Stetoskop

c. Vacutainer 2,5 cc

d. Vacutainer 10 cc

e. Venoject

Page 35: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

III.6.2. Cara kerja :

a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik secara keseluruhan

b. Pemeriksaan obstetrik

c. Pemeriksaan proteinuria

d. Setelah ditegakkan diagnosa, pasien dimasukkan ke kelompok

preeklampsia atau kehamilan normal, darah vena pasien diambil 5

cc.

Sebelum disentrifuge, darah disimpan pada suhu kamar (selama

proses clotting) kemudian segera dipisahkan dalam waktu < 1 jam

setelah pengambilan darah didapatkan serum yang diperiksa.

Kemudian sampel dikirim, dilakukan pemeriksaan kadar asam folat

serum darah di Laboratorium Thamrin Medan. Pemeriksaan kadar

asam folat dilakukan dengan metode Ion Capture Reactions Cell

atau chemiluminenescence immunoassay dengan reagen Folic

Acid Diagnostic menggunakan alat Brand Kit atau IMX Immunology

Diagnostic.

Kadar asam folat serum normal adalah 3,1 – 17,5 ng/mL.

III.7. Batasan Operasional.

1. Kehamilan normal adalah kehamilan tanpa adanya komplikasi.

2. Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan anak yang

viable.

3. Sekundipara adalah adalah seorang wanita yang melahirkan untuk

kedua kalinya

4. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan 1 orang atau lebih

anak yang viable.

Page 36: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

5. Preeklampsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

sistolik ≥ 16 0 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg,

dengan proteinuria ≥ + 3

6. APGAR Score adalah nilai yang biasanya diberikan kepada bayi

dua kali: satu kali pada 1 menit setelah bayi dilahirkan, dan 5 menit

setelah bayi dilahirkan. Lima faktor yang digunakan untuk

mengevaluasi bayi adalah :

• aktivitas otot dan nada • denyut jantung • grimace respons • warna kulit • pernapasan

7. Berat Badan Lahir adalah berat badan bayi pada saat lahir yang

normalnya berkisar antara 2500-3500 gram

8. Asam folat adalah vitamin B9 atau Folacin, yang berperan selama

periode pembentukan sel dan pertumbuhan sel. Nilai normal asam

folat serum adalah 3,1 – 17,5 ng/mL

9. Kelainan kongenital adalah merupakan kelainan dalam

pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil

konsepsi sel telur.

10. Proteinuria adalah suatu kondisi dimana air seni berisi protein

dalam jumlah yang abnormal.

Page 37: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

III.8. Etika Penelitian

Semua peserta diberikan penjelasan mengenai tujuan dan cara yang

dijalankan pada penelitian ini, penelitian dilakukan setelah terdapat

persetujuan sukarela dari masing-masing peserta dengan

menandatangani surat pernyataan persetujuan (informed concent).

Setiap peserta berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan

terhadapnya. Karena alasan tertentu, peserta boleh menarik diri dari

penelitian.

Page 38: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

X ± SD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian dikumpulkan dari bulan Februari sampai Juni 2009

atau sampai jumlah sampel tercapai. Setelah dilakukan seleksi pasien

berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi calon sampel, maka diperoleh

jumlah sampel 40 orang. Sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu 19 kasus

preeklampsia berat dan 19 kasus kehamilan normal. Kemudian data

ditabulasi kedalam tabel dan dihitung secara statistik dengan nilai

kemaknaan p<0,05.

IV.1. KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN

Tabel 1. Perbedaan Rerata Karakteristik Sampel Penelitian Pada Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal

Karakteristik

Preeklampsia Berat

Kehamilan Normal P

N n

Usia Ibu 19 30,37 ± 5,53 19 27,89 ± 4,736 0,147

Umur Kehamilan 19 37,42 ± 1,539 19 38,32 ± 0,749 0,031(*)

Tekanan Darah Sistolik 19 179,47 ± 16,490 19 115,26 ± 8,412 0,0001 (*)

Tekanan Darah Diastolik 19 110,53 ± 9,113 19 75,26 ± 6,118 0,0001 (*)

Hemoglobin 19 10,979 ± 1,208 19 11,637 ± 0,874 0,062

Hematokrit 19 33,705 ± 3,1564 19 35,316 ± 1,936 0,066

Keterangan : a) uji t test independent

X ± SD

Page 39: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Pada tabel 1 dapat dilihat karakteristik subjek penelitian, rerata usia

ibu pada kelompok preeklampsia berat (30,37 ± 5,53) dibandingkan

dengan kelompok hamil normal (27,89 ± 4,736) dengan uji t test diperoleh

p=0,147, (p>0,05) dengan demikian secara statistik tidak ada perbedaan

bermakna pada usia kedua kelompok penelitian.

Dari tabel diatas juga terlihat perbandingan rerata umur kehamilan

kelompok preeklampsia berat (37,42 ± 1,539) dibandingkan dengan

kelompok hamil normal (38,32 ± 0,749). Dengan uji t test diperoleh p = 0,031

(P<0,05) dengan demikian secara statistik terdapat perbedaan bermakna pada

umur kehamilan kedua kelompok.

Perbandingan rerata tekanan darah sistolik kelompok preeklampsia berat

(179,47±16,490) dan kelompok hamil normal (115,26 ± 8,412) secara statistik

terdapat perbedaan bermakna p=0,001. Demikian juga rerata tekanan darah

diastolik kelompok preeklampsia berat (110,53 ± 9,113) dan kelompok kehamilan

normal (75,26 ± 6,118) terdapat perbedan bermakna secara statistik dimana

p=0,001.

Karakteristik hemoglobin kelompok preeklampsia berat (10,979 ±

1,208) dibandingkan kelompok kehamilan normal (11,637 ± 0,874) secara

statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna p= 0,062. Dalam hematokrit

kelompok rerata preeklampsia berat (33,705 ± 3,1564) dibandingkan kelompok

normal (35,316 ± 1,936) secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna.

Kassab dkk melaporkan bahwa kadar asam folat yang rendah

disertai dengan kadar homosistein yang tinggi dapat menyebabkan

hipertensi maternal, proteinuria, kerusakan ginjal, retardasi perkembangan

intrauterine dan peningkatan kematian fetus.38

Page 40: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Tabel 2. Perbedaan Proporsi Karakteristik Sampel Penelitian Pada

Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal

Karakteristik Preeklampsia Berat Kehamilan Normal P

n (%) n (%) APGAR Score menit ke-1 C)

≤ 7 8 (42,1) 3 (15,8) 0,074

> 7 11 (57,1) 16 (84,2) APGAR Score menit ke-5 d)

≤ 7 1 (5,3) 0 (0,0) 0,311

> 7 18 (94,7) 19 (100,0)

Berat Bayi Lahir d)

BBL < 2500 gr 4(21,1) 0 (0,0) 0,105

BBL ≥ 2500 gr 15 (78,9) 19 (100,0)

Anemia d)

Anemia 3 (15,8) 0 (0,0) 0,230

Tidak Anemia 16 (84,2) 19 (100,0)

Paritas c)

Primi 4 (21,1) 11 (57,9) 0,007 (*)

Secundi 4 (21,1) 6 (31,6)

Multi 11 (57,9) 2 (10,5) Keterangan : c) uji Chi-square d) uji Exact Fisher (*) significant

Page 41: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Pada tabel 2 memperlihatkan bahwa perbedaan proporsi

karakteristik sampel penelitian. Untuk APGAR Score menit ke-1 pada

kelompok preeklampsia berat sebagian besar APGAR score > 7 (57,1 %)

demikian juga untuk kelompok kehamilan normal sebagian besar untuk

APGAR Score > 7 (84,2 %) secara statistik dengan uji Chi square tidak

ditemukan perbedaan bermakna p=0,074.

Untuk APGAR score menit ke-5 kelompok preeklampsia berat dan

kelompok normal dimana sebagian besar memiliki APGAR score > 7, yaitu

(94,7%) dan (100,0 %) yang secara statistik tidak ditemukan perbedaan

bermakna p=0,311.

Karakteristik proporsi berat badan lahir kelompok preeklampsia

berat sebagian besar ≥ 2500 gram (78,9 %) dibandingkan dengan

kelompok hamil normal sebagian besar juga ≥ 2500 gram (100,0 %) yang

secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna p=0,105.

Karakteristik proporsi preeklampsia berat sebagian besar tidak

anemia (84,2 %) sedangkan kehamilan normal sebagian besar juga tidak

anemia (100%) secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna

p=0,230.

Paritas kelompok preeklampsia berat sebagian besar multi paritas

(57,9%) sedangkan kelompok kehamilan normal sebagian besar primi

paritas (57,9 %) yang secara statistik dengan uji chi square ditemukan

perbedaan bermakna p=0,007.

Page 42: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

X ± SD

IV.2. HASIL PEMERIKSAAN ASAM FOLAT SERUM

Tabel 3. Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Pada

Penderita Preeklampsia Berat Dan Kehamilan Normal

Variabel Penelitian

Preeklampsia Berat

Kehamilan Normal P

n N

Asam Folat a) 19 7,221 ± 1,87 19 12,96 ± 2,65 0,001 (*)

Keterangan : a) uji t-tes independent (*) significant

Pada tabel 3 dijumpai rerata kadar asam folat serum pada

kelompok preeklampsia berat (7,221 ± 1,87) lebih rendah bila

dibandingkan dengan hamil normal (12,96 ± 2,65). Dengan menggunakan

uji t-test independent didapat p=0,001yang secara statistik ditemukan

perbedaan yang bermakna (p <0,05). Walaupun ditemukan perbedaan

bermakna secara statistik, kadar asam folat serum kedua kelompok masih

dalam batas normal.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana terjadi

penurunan kadar asam folat serum pada kelompok preeklampsia berat

dibandingkan kelompok kehamilan normal.38

Ray dkk tahun 1996 – 1999 menyimpulkan bahwa wanita muda

penderita defisiensi folat rentan terhadap disfungsi endothelial, termasuk

endovaskular plasenta. Wanita hamil dengan konsentrasi folat plasma

lebih kecil dari 5,7 nmol/L mengalami peningkatan 10,4 kali lipat risiko

preeklampsia.11

X ± SD

Page 43: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Tabel 4. Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik Dan Proteinuria Pada

Penderita Preeklampsia Berat Variabel Yang Dihubungkan N r P

Asam Folat Serum – Tekanan Darah Sistolike) 19 0,225 0,354

Asam Folat Serum – Tekanan Darah Diastolikf) 19 0,404 0,086

Asam Folat serum – Proteinuria f) 19 -0,839 0,001 (*)

Keterangan : e) Korelasi Pearson’s f) Korelasi Spearman’s (*) significant

Pada tabel 4 ditemukan adanya korelasi positif antara asam folat serum

dan tekanan darah sistolik pada preeklampsia berat. Dengan menggunakan

Korelasi Person’s didapat r=0,225 Dalam hal ini tidak ada perbedaan yang

bermakna secara statistik (p=0,354).

Pada tabel di atas di temukan korelasi positif antara asam folat serum

dengan tekanan darah diastolik, dengan uji spearman’s diperoleh r = 0,404 yang

secara statistik tidak bermakna p=0,086.

Pada tabel di atas ditemukan korelasi negatif antara asam folat serum

dengan proteinuria, dengan uji spearman’s diperoleh r= -0,839, yang secara

stastistik korelasi ini bermakna p=0,001.

Page 44: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Asam Folat Serum

109876543

Prot

einu

ria4.2

4.0

3.8

3.6

3.4

3.2

3.0

2.8

Grafik 1. Korelasi Asam Folat Serum Maternal Dengan Proteinuria Pada Penderita Preeklampsia Berat

Dari grafik 1 untuk asam folat serum dan proteinuria didapatkan

korelasi negatif yang bermakna pada pasien preeklampsia berat. Dengan

menggunakan Korelasi Spearman’s didapat r = -0,839 dan p=0,0001.

Artinya bahwa semakin rendah kadar asam folat serum maka semakin

tinggi proteinuria pada preeklampsia berat.

Page 45: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Grafik 2. Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Dengan Tekanan

Darah Diastolik Pada Penderita Preeklampsia Berat.

ROC Curve

Diagonal segments are produced by ties.

1 - Specificity

1.00.75.50.250.00

Sens

itivi

ty

1.00

.75

.50

.25

0.00

Page 46: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Tabel 5: Koordinat Kurva Asam Folat Serum Maternal Dengan Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita Preeklampsia Berat.

CoP = 8,00

Sen = 0,250

1-spesifitas= 0,600

Coordinates of the Curve

Test Result Variable(s): Asam Folat Serum

3.000 1.000 1.000 4.100 1.000 .933 4.250 .750 .933 4.900 .500 .867 5.800 .250 .867 6.550 .250 .800 7.350 .250 .733 7.800 .250 .667 8.000 .250 .600 8.250 .000 .467 8.450 .000 .400 8.600 .000 .333 8.750 .000 .267 8.850 .000 .200 9.000 .000 .133 9.300 .000 .067

10.500 .000 .000

Positive if Greater Than or Equal To a Sensitivity 1 - Specificity

Page 47: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Tabel 6: Cut of Point Asam Folat Serum Maternal Berdasarkan Indikator Tekanan Darah Diastolik Pada Penderita Preeklampsia Berat

PEB Normal Jumlah P

N % N % N % PR

Asam folat ≤ 8 ng/ml

Asam folat > 8 ng/ml

9

10

23,7

26,3

0

19

0

50,0

9

29

23,7

76,3

P=0,001

PR = 2,9

Keterangan : Uji exact fisher

Penderita yang kadar asam folat serum ≤ 8 ng/ml, beresiko 2,9 kali untuk

terjadinya peningkatan tekanan darah diastolik pada preeklampsia berat

dibandingkan dengan kadar asam folat serum > 8 ng/ml.

Page 48: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

IV.3. PEMBAHASAN

Menurunnya kadar asam folat serum mempunyai arti penting dalam

patogenesis preeklampsia, karena asam folat berperan dalam

metabolisme homosistein. Asam folat bertindak sebagai donor metil dalam

reaksi remetilasi pada metabolisme homosistein, apabila terjadi

kekurangan asam folat maka tidak terjadi perubahan homosistein menjadi

metionin yang mengakibatkan terjadinya keadaan hiperhomosisteinemia.

Homosistein merupakan asam amino yang mengandung sulfur. McCully

adalah orang pertama yang membuktikan hubungan tersebut.38 Beberapa

bukti eksperimental menunjukkan adanya disfungsi endotel pada keadaan

hiperhomosisteinemia. Walaupun mekanisme yang pasti belum diketahui,

tetapi diduga bahwa kelebihan homosistein tersebut menyebabkan

terjadinya proses otooksidasi yang menghasilkan gugus oksigen reaktif

yaitu superoksida dan hidrogen peroksida, di mana keadaan ini

menyebabkan terjadinya kerusakan endotel.38

Penelitian yang dilakukan oleh Defina dkk, mendapatkan kadar

asam folat serum wanita hamil dengan preeklampsia berat lebih rendah

(10,63 ng/ml) dibandingkan dengan kadar asam folat wanita hamil normal

(11,37 ng/ml), akan tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna (p>0,05).

Sanchez dkk, mengukur kadar asam folat, vitamin B12 dan homosistein

pada 125 wanita hamil dengan preeklampsia berat pada trimester III dan

membandingkannya dengan 179 kehamilan normal, ternyata didapatkan

hasil kadar asam folat pada preeklampsia berat berada di bawah kuartil

terendah dengan rasio odds 1,6; rendahnya kadar vitamin B12 tidak

mempunyai hubungan dengan preeklampsia berat. Hal tersebut

Page 49: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

membuktikan bahwa asam folat berperan dalam patogenesis

preeklampsia berat.38

Hubungan antara asam folat dan homosistein telah dibuktikan pula

oleh Patrick dkk, yang membandingkan kadar homosistein dan asam

folat pada wanita preeklampsia dari ras kulit hitam dan kulit putih, dan

diperoleh bahwa pada wanita kulit hitam dengan preeklampsia berat kadar

homosisteinnya lebih tinggi (8,7 mmol/l) dibandingkan dengan kadar

homosistein wanita kulit putih dengan kehamilan normal (7,6 mmol/l), dan

kadar asam folat pada wanita kulit hitam yang preeklampsia berat lebih

rendah (14,1 ng/ml) dibandingkan dengan kadar asam folat wanita kulit

putih dengan kehamilan normal (18,5 ng/ml), juga didapatkan hubungan

yang terbalik antara kadar asam folat dengan homosistein (r=-0,23,

p=0,01).7

Disfungsi endotel telah diakui sebagai titik sentral munculnya gejala

dan tanda klinik preeklampsia berat, yaitu hipertensi, edema dan

proteinuria. Peningkatan radikal bebas dapat menerangkan sebagian dari

kerusakan tersebut di mana homosistein yang berlebihan dapat

menyebabkan meningkatnya radikal bebas. Nitric oxide (NO) merupakan

salah satu petanda penting pada kerusakan endotel, di mana kadarnya

menurun pada preeklampsia.7

Page 50: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

1. Karakteristik rerata penderita preeklampsia berat dan kehamilan

normal pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna dalam

tekanan darah sistolik, diastolik dan umur kehamilan (p<0,05).

2. Proporsi karakteristik penderita preeklampsia berat dan kehamilan

normal pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna dalam

paritas, dimana sebagian besar pada preeklampsia berat adalah

multipara.

3. Penderita yang kadar asam folat serum ≤ 8 ng/ml, beresiko 2,9 kali

untuk terjadinya preeklampsia berat.

Page 51: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

V.2. SARAN

1. Perlu dilakukan pengawasan antenatal yang baik disertai dengan

pemberian asam folat terhadap ibu yang memiliki predisposisi untuk

terjadinya preeklampsia berat.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar

untuk menentukan cut of point kadar asam folat serum pada pasien

yang menderita Preeklampsia berat.

3. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar asam folat serum maternal pada

penderita yang mengalami preeklampsia berat.

Page 52: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tribowo A, Mosse JC. Pengelolaan Preeklampsia-Eklampsia Periode

Januari 1998 – Desember 2001 di RS Hasan Sadikin Bandung.

Naskah Lengkap PIT XII POGI, Malang 2002.

2. Leeda M et al. Effect of Folic Acid and Vitamin B6 Suppplementation on

Women with Hyperhomocysteinemia and History of Preeklampsia or

Fetal Growth Restriction. Am J Obstet Gynecol 1998;179:135-9.

3. Simanjuntak JR. Evaluasi Kematian Penderita Preeklampsia Berat di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 1993-1997. Tesis bagian obgin FK

USU RSUP H. Adam Malik/RSUD Dr. Pirngadi Medan. 1999.

4. Tobing S. Tinjauan Kasus PE/E yang dirawat di RSPM tahun 1989 -

1993. Tesis bagian obgin FK USUS RSUP H. Adam Malik/RSUD Dr.

Pirngadi Medan. 1995.

5. Girsang ES. Analisis Tekanan Darah dan Proteinuria sebagai Faktor

Prognosa Kematian Maternal dan Perinatal pada Preeklampsia Berat

dan Eklampsia. Medan : Tesis Bagian OBGYN FK – USU : 2004.

6. Sibai B et al. Preeklampsia. Lancet. 2005;26(35): 785-99.

Page 53: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

7. Wen SW. Chen X-K, RodgerM,et al. Folic Acid Supplementation in

Early Second Trimester and the Risk of Preeklampsia. Am J Obstet

Gynecol 2008; 198:45.el-45.e7

8. Miller AL. Kelly GS. Methionine and Homocysteine Metabolisme and

the Nutritional Prevention of Certain Birth Defect and Complications of

Pregnancy. Alternative Medicine Review 1996; 1 (4): 220-35.

9. Bodinar LM, Tang G, Ness RB, et al. Periconceptional Multivitamin use

Reduces Risk of Preeklampsia. Am J. Epidemiol 2006: 1-6

10. D’Anna R, Baviera G, Corrado F, et al. Plasma homcysteine in Early

and Late Pregnancies Complicated with Preeklampsia and Isolated

Intrauterine Growth Restriction. Acta Obstet Gynecol Scand 2004; 83:

155-58

11. Scholl TO, Johnson WG. Folic Acid: Influence on the Outcome of

Pregnancy. Am J Clin Nutr 2000; 71 (Suppl): 1295s-303s

12. Dekker GA, Sibai BM. Etiologi and Patogenese of Preeklampsia :

Current Copcept. AJOG. 1998: 1350-75.

13. Cunningham F, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom

KD. Hipertensive Disorders Pregnancy. Williams Obstetrics 21 th ed.

Prentice Hall International Inc. 2001:567-618.

14. Sibai. Hipertensive State of Pregnancy. Current Obgyn Dissease and

Treatment. 2002 : 380-95.

Page 54: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

15. Wu W, et al. Folic Acid Supplementation in Early Second Trimester

and the Risk of Preeklampsia. Am J Obstet Gynecol 2008; 198:45.e1-

45.e7.

16. Sachez SE, Zhang C, Malinow MR, et al. Plasma Folate, Vitamin B12,

and Homcyst (e) ine Concentrations in Preeclamptic and Normotensive

Peruvian Women. Am J Epidemiol 2001; 153 (5); 474-80

17. Furness D, et al. One Carbon Metabolism Enzyme Polymorphisms and

Uteroplasnetal Insuficiency. Am J Obstet Gynecol 2008;199-276:e1-

276e8.

18. Blom Hj. Determinants of Plasma Homocysteine. Am J Clin Nutr 1998;

67: 188-9

19. Patrick TE, Power RW, Daftary Ar, et al. Homocysteine and Folic Acid

are Inversely Related in Black Women wiht Preeklampsia.

Hypertension 2004; 43 : 1279-82

20. Kwasniewska A, Tukendorf A, Semezuk M. Serum Antioxidant

Concentrations in Pregnancy Induced Hypertension. Med Sci Monit

1998; 4:3 : 448-52

21. Jayakusuma AAN, Karkata MK, Darmayasa K, et al. Perbandingan

Kadar Asam Folat pada Kehamilan Dengan Preeklampsia dan

Kehamilan Normal. Indones J Obstet Gynecol 2007; 31(2): 61-5

22. Alvarado O. Fellers TJ, Davidson MW. Polarized Folic Acid 2001.

Available at: http://www.olympusmicro.com

Page 55: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

23. Robbins J.M, Cleves M.A, et al. Randomized Trial of a Physician-

Based Intervention the Increase the Use of Folic Acid Supplements

among Women. Am J Obstet Gynecol, April 2005; 192:04.32-7

24. Lolkje de Jong V.B, et al. Effectiveness of a Free Folic Acid

Supplement Program in Family Planning Clinics. Am J Obstet Gynecol,

June 2006; 194:06.46-51

25. Indriyanti R.S, et al. Homosistein-Penyakit Vaskular, Kelainan

Neuropsikiatrik dan Kognitif, Neural Tube Defect (NTD), dan Petanda

Tumor. Forum Diagnosticum-Prodia Diagnostic Educational Services,

January 2003;02.20-8

26. Daubner SC, Matthews RG. Purification and Properties of

Methylenetetrahydrofolate Reductase from Pig Liver. J Biol Chem

1982; 257 : 140–5.

27. Moghadasian MH, McManus BM, Frohlich JJ. Homocysteine and

Coronary Artery Disease. Arch Intern Med 1997;157:2299–308.

28. Jacques PF, Bostom AG, Williams RR, et al. Relation between Folate

Tatus, a Common Mutation in Methylenetetrahydrofolate Reductase

and Plasma Homocysteine Concentrations. Circulation 1996;93:7–9.

29. Tucker KL, Selub J, Wilson PW, et al. Dietary Intake Pattern Relates to

Plasma Folate and Homocysteine Concentrations in the Framingham

Heart Study. J Nutr 1996;126:3025–31.

Page 56: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

30. Hanafiah TM. Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam

Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil. Indones J Obstet

Gynecol 2008; 32(2): 63-71

31. Powers RW, Evans RW, Majors AK, et al. Plasma Homocysteine

Concentration is Increased in Preeklampsia and is Associated with

Evidence of Endothelial Activation. Am J Obstet Gynecol 1998;

179:1605–11.

32. Hanafiah TM, Kekurangan Asam Folat Pada Kehamilan, (Folic Acid

Deficiency Anemia of Pregnancy), Acara Klinik Folid Acid, from Vitamin

to Drug, Medan, 2001.

33. Rajkovic A, Mahomed K, Rozen R, et al. Methylenetetrahydrofolate

Reductase 677 C→T Polymorphism, P lasma Folate, Vitamin B12

Concentrations, and Risk of Preeklampsia among Black African

Women from Zimbabwe. Mol Genet Metab 2000;69:33–9.

34. Rajkovic A, Mahomed K, Malinow MR, et al. Plasma Homocyst(e)ine

Concentrations in Eclamptic and Preeclamptic African Women

Postpartum. Obstet Gynecol 1999;94:355–60.

35. Dekker GA, de Vries JI, Doelitzsch PM, et al. Underlying Disorders

Associated with Severe Early-Onset Preeklampsia. Am J Obstet

Gynecol 1995; 173:1042–8.

36. ALARM International, A Program to Reduce Maternal Mortality and

Morbidity, Second Edition, 2001.

Page 57: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

37. Faradz, Sultana MH, Kandidat Gen Dalam Etiologi “Folate Preventable

Neural Tube Defect” (Candidate Genes in Aetiology of Folate

Preventable NTD), Simposium ‘Folic Acid, From Vitamin to Drug’,

Semarang, April 2001.

38. Jayakusuma A.A.N, Karkata M.K, Perbandingan asam Folat Pada

Kehamilan dengan Preeklampsia Dan Kehamilan Normal. Majalah

Obstetri dan Ginekologi Indonesia – Indones Journal of Obstetrics and

Gynecology. Volume 31; Nomor 2; April 2007; Hal. 61-65

Lampiran I.

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny.

Umur : tahun.

Setelah mendapat penjelasan dan memahami manfaat / resiko dari penelitian

dengan judul :

“Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Penderita Preeklampsia Berat

dan Kehamilan Normal”

Page 58: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Maka dengan sadar saya menyatakan bersedia untuk diikutsertakan dalam

penelitian ini. Bila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan oleh peneliti maka saya

berhak mengundurkan diri dan kepada saya tidak akan dituntut apapun.

Medan, ..................................2009

Yang memberi persetujuan,

( )

FORMULIR DATA SUBJEK PENELITIAN

Usia kehamilan :

Identitas Pasien

Masuk RSHAM/RSPM jam : wib tanggal/bulan/tahun :

No.Medical Record :

Nama peserta : Ny. Nama suami : Tn.

Usia : thn Usia : thn

Pekerjaan : Pekerjaan :

Pendidikan : Pendidikan :

Suku : Suku :

Alamat :

Telp :

Paritas : G1P0A0

HPHT : TTP :

Page 59: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Status Present

Sens : Anemis :

Tek. Darah : mmHg Ikterus :

Nadi : x/i Dispnoe :

RR : x/i Cyanose :

Temp : 0C Oedema :

Status Lokalisata

Kepala :

Leher :

Thorax :

Status Obstetri

Abdomen : TFU : bpx

Tegang : kiri / kanan

Terbawah : , turunnya :

DJJ : x/i , Gerak :

Pemeriksaan Dalam :

VT :

Page 60: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

1. Laboratorium : Hb : gr/dl

Pemeriksaan Penunjang

Ht : %

Leukosit : /mm3

Trombosit : /mm3

KGD : mg/dl

Serum Asam Folat : ng/ml

2. Hasil USG :

Diagnosa : + KDR ( ) + + AH +

Terapi Yang Diberikan :

Luaran Bayi

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

Berat badan : gram

Panjang badan : cm

A/S menit 1/5 :

Mekonium stain :

Page 61: 10E00184

Yusmardi : Perbandingan Kadar Serum Asam Folat Maternal Penderita Preeklampsia Berat Dengan Kehamilan Normal, 2010.

Perawatan NICU : Ya / Tidak

Dipulangkan Tanggal : Jam : wib

Kontrol Luka Di Poli :

RSHAM / RSPM / RSTD / RS Haji / RS Sundari / Rumkit

Tanggal :