104409206 catatan koass rehab

18
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi By: Samuel Hananiel Rory Definisi: cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kelainan/penyakit berkaitan dengan neuro musculo skeletal cardio respirasi beserta dampaknya. IKFR meliputi upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Tujuan rehabilitasi: meniadakan kecacatan bila mungkin, mengurangi kecacatan semaksimal mungkin, serta melatih pasien dengan sisa kecacatannya dapat hidup dan bekerja. Gangguan fungsi: a. Impairment: kehilangan/ketidak normalan kondisi psikologi, fisiologi, anatomi, atau fungsi. b. Disability: keterbatasan/kekurangan kemampuan untuk melakukan aktivitas yang wajar, disebabkan oleh impairment c. Handicap (kecacatan): hambatan individu akibat impairment dan disability yang membatasi peran wajar seseorang. Tim rehabilitasi: a. Dokter: Ax-PF-PPprogram terapi b. Fisioterapis: Ax-PFpelaksana terapi dingin, panas, masase, traksi, stimulasi listrik, terapi latihan, dll. c. Terapis okupasi: Ax-PFpelaksana terapi motorik halus (ADL: makan, minum, berpakaian, mandi) d. Terapis wicara: Ax-PFprogram sesuai problem bicara dan pendengaran. e. Ortetis (alat bantu) dan Prostetis (alat pengganti: kaki palsu, tangan palsu). Terapi Fisiatrik Tindakan yang dilakukan di poli rehab: obat, terapi fisiatrik, modalitas dan latihan. Terapi fisiatrik meliputi: Fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, ortotik-prostetik Fisioterapi: a. Terapi dingin: 1 | Page

Upload: de-joe

Post on 13-Apr-2016

49 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jo

TRANSCRIPT

Page 1: 104409206 Catatan Koass Rehab

Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

By: Samuel Hananiel Rory

Definisi: cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kelainan/penyakit berkaitan dengan neuro musculo skeletal cardio respirasi beserta dampaknya.

IKFR meliputi upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Tujuan rehabilitasi: meniadakan kecacatan bila mungkin, mengurangi kecacatan semaksimal

mungkin, serta melatih pasien dengan sisa kecacatannya dapat hidup dan bekerja. Gangguan fungsi:

a. Impairment: kehilangan/ketidak normalan kondisi psikologi, fisiologi, anatomi, atau fungsi.b. Disability: keterbatasan/kekurangan kemampuan untuk melakukan aktivitas yang wajar,

disebabkan oleh impairmentc. Handicap (kecacatan): hambatan individu akibat impairment dan disability yang membatasi

peran wajar seseorang. Tim rehabilitasi:

a. Dokter: Ax-PF-PPprogram terapib. Fisioterapis: Ax-PFpelaksana terapi dingin, panas, masase, traksi, stimulasi listrik, terapi

latihan, dll. c. Terapis okupasi: Ax-PFpelaksana terapi motorik halus (ADL: makan, minum, berpakaian,

mandi)d. Terapis wicara: Ax-PFprogram sesuai problem bicara dan pendengaran.e. Ortetis (alat bantu) dan Prostetis (alat pengganti: kaki palsu, tangan palsu).

Terapi Fisiatrik

Tindakan yang dilakukan di poli rehab: obat, terapi fisiatrik, modalitas dan latihan. Terapi fisiatrik meliputi: Fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, ortotik-prostetik Fisioterapi:

a. Terapi dingin: - Indikasi: Trauma akut (2-3 hari: Protection-Rest-Ice-Compression-Elevation), radang

sendi akut, luka bakar akut - Tehnik: kompres es, rendam air dingin,spray kloroetil

b. Terapi panas- Indikasi: analgesik, antiinflamasi, relaksasi, sedasi, vasodilatasi- KI mutlak: radang akut, trauma akut, gangg vaskuler, perdarahan, keganasan. KI relatif:

kehamilan, bayi, sakit jantung, DM.- Alat: superficial heating (IR, kompres panas, parafin bath, heat pad), deep heating (USD,

SWD, MWD). - Komplikasi: Luka bakar, katarak, nekrosis, dehidrasi.

c. Masased. Traksi leher dan pinggang:

1 | P a g e

Page 2: 104409206 Catatan Koass Rehab

- Indikasi: cervical root syndrome, gangguan otot (spasme,sprain,strain), gangg diskogenik (misal HNP grade 1-2 tpi klo uda grade 3-4 gak boleh ditraksi)

e. Rangsang listrik:- Tujuan: kontraksi otot (misal TENS pada Bells palsy), menghilangkan nyeri, miofeedback,

elektrodiagnosis (EMG).f. Hidroterapig. Penjaruman

Modalitas: terapi latihan dengan menggunakan alat. Terapi latihan: adapun macam latihan:

a. Latihan mobilitas sendi (ROM exercise):- Pasif: bila kekuatan otot 0 (poor) atau 1 (trace)- Active assistive: bila kekuatan otot 2 (poor)- Active: bila kekuatan otot 3 (fair) ke atas- Active resistive: bila kekuatan otot 4 ke atastermasuk latihan strengthening.

b. Latihan peregangan (Stretching)c. Latihan penguatan (strengthening):

Syarat: bila kekuatan otot 3 ke atas, dan beban yang digunakan diatas 35% kemampuan otot- Isometrik/statik: kontraksi otot tanpa gerak sendi- Isotonik: kontraksi otor bersamaan dengan gerak sendi (konsentrik/memendek dan

eksentrik/memanjang)- Isokinetik: prinsip gabungan isometrik dan isokinetik (perlu alat khusus yg dapat

mengatur beban secara dinamik namun kec gerak tetap/statikd. Latihan daya tahan (endurance):

Biasanya menggunakan beban rendah, frekuensi tinggi, waktu panjange. Latihan koordinasi:

-Koordinasi jalan: parkinson, atalgic gait, hemiplegi-Koordinasi tangan: menulis , main piano, pekerjaan lain (motorik kasar).

f. Latihan khusus (tergantung penyakit)

Pemeriksaan Rehabilitasi Medik

Urutannya sbb:a. Identitasb. Anamnesa: KU, RPS, RPD, keluarga, lingkungan, sosekc. PF: pemeriksaan rutin, pemeriksaan neurologi, pemeriksaan muskuloskeletald. PPe. Diagnosaf. Problem listg. Planh. Goali. Prognosa

Pemeriksaan neurologi:

2 | P a g e

Page 3: 104409206 Catatan Koass Rehab

a. Kesadaranb. Status mentalis (orientasi, memori)c. Komunikasid. Nervus kranialise. Motorikf. Sensorikg. Refleks

Pemeriksaan muskuloskeletal: a. Inspeksib. Palpasic. ROM aktif-pasif: menilai LGS dengan menggunakan goneometer, untuk mengetahui adanya

kekakuan sendi (stiffnes, kontraktur).

Fleksi: kedua tulang mendekat dalam satu sendi

Ekstensi: kedua tulang menjauh dalam satu sendi

Supinasi: rotasi lengan bawah, telapak tangan menhadap ke atas

Pronasi: rotasi lengan bawah, telapak tangan menghadap ke bawah

Abduksi: gerakan menjauhi garis tengah badan Adduksi: gerakan mendekati garis tengah badan.

Plantarfleksi dorsoflekasi

Sendi bahu Flex-Ext: 180-60Abduksi-adduksi: 180-75Int rotasi-ext rotasi: 80-60

Sendi siku Fleksi: 0-150Sendi perg tangan Dorso-plantar (ekst-fleks): 70-80

Pronasi-supinasiSendi jari Abduksi-adduksi

Fleksi MCP: 0-90Pleksi PIP: 0-100

Sendi panggul Fleksi-ekstensiAbduksi-adduksiInt-ext rotasi

Sendi lutut Fleksi-hiperekstensiSendi perg kaki Dorso-plantar: 20-50

Inversi-eversi

d. Kekuatan otot (MMT)

0 (zero) Tidak terlihat dan teraba adanya kontraksi otot1 (trace) Hanya terlihat dan teraba kontraksi otot, tidak ada pergerakan sendi yang

dihasilkan2 (poor) Gerakan aktif, LGS penuh bila gravitasi dihilangkan3 (fair) Gerakan aktif. LGS penuh dengan melawan gravitasi

3 | P a g e

Page 4: 104409206 Catatan Koass Rehab

4 (good) Gerakan aktif, LGS komplit dengan melawan gravitasi, dengan tahanan moderat

5 (normal) Gerakan aktif, LGS komplit melawan gravitasi, dengan tahanan penuh

e. Stabilitas sendi

Cerebral Palsy

Definisi: gangguan kontrol postur dan gerak yang non progresif dan terjadi saat otak belum mature.

Tipe CP:a. CP spastikb. CP diskinetik:

- Tipe atetosis- Tipe ataksik- Tremor

c. CP campuran:- Spastik-diskinetik

Diagnosis CP (Anamnesa)1. Identitas: tanyakan tingkat pendidikan ortu, pekerjaan ortu, jaminan kesehatan ortu, 2. RPS:

- Apa yang bisa dilakukan sekarang - Apa yang tidak bisa dilakukan sekarang (gangguan berbicara, - Bandingkan dengan Milestone:

Head control 3 bulanTurn Over 5 bulanSit up 7 bulanMerangkak 8 bulanPulling to stand 10 bulanBerdiri sendiri 14 bulanBerjalan tanpa bantuan 15 bulan

3. RPD:- Riwayat pre natal: Dari IBU (saat hamil apa ibu pernah menderita penyakit spt: kejang,

tiroid, hipertensi,infeksi TORCH; trauma kehamilan; perdarahan trim 3), dari JANIN (sungsang, komp plasenta, BBLR, prematur, gemelli)

- Riwayat perinatal: partus macet, distosia, asfiksia- Riwayat posnatal: trauma, meningitis, ensefalitis- Riwayat imunisasi

4. Riwayat keluarga dengan CP Pemeriksaan Fisik:

4 | P a g e

Page 5: 104409206 Catatan Koass Rehab

1. 7 refleks primitif:a. Asymmetrical tonic neck reflex: anak dalam posisi telentang, putar kepala ke satu sisi

dan sisi lainfleksi anggota gerak atas bawah pada sisi skull dan ekstensi pada sisi wajah. Normal sampai usia anak 7 bulan.

b. Neck Righting reflex: ketika kepala diputar se satu sisi maka badan dan bahu secara simultan akan bergerak mengikuti. Normal sampai usia anak 10 bulan.

c. Moro reflex: refleks ini dibangkitkan dengan rangsangan yang tiba2 seperti: suara yang keras , memukul meja atau ekstensi leher tiba2 (tangan kanan megang punggung dan tangan kiri pegang kepala)fleksi paha dan lutut bayi, jari tangan menyebar kemudian mengepal, kedua tangan mulanya bergerak ke luar kemudian bersama-sama seperti hendak memeluk. Normal sampai usia 6 bulan.

d. Symmetrical tonic neck reflex: anak dalam posisi merangkak, lakukan fleksi leherfleksi forelimb dan ekstensi hind-limb tapi sebaliknya kalai ekstensi leherekstensi forelimb dan fleksi hind limb. Normal sampai usia 6 bulan.

e. Extensor thrust: anak diangkat lalu diturunkan sehingga kedua kaki menyentuh lantainormal kedua kaki akan fleksi (abnormal bila ekstensi).

f. Parachute: normal muncul setelah usia anak 11 bulang. Stepping.

2. Tipenya spastik atau flaksid3. Bila bisa berjalan perhatikan gait yang abnormal: rolling, combat, w sitting.4. Kalau bayi: iritabel, isapan lemah, high pitch cry5. Apa ada deformitas: tilting of the pelvic bone dan skoliosis6. Cek refleks fisiologis umumnya meningkat

gangguan (problem list pasien CP): gangguan pertumbuhan, gangguan pergerakan, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan berbicara, gangguan menelan, gangguan gigi, gangguan bowel dan bladder.

Tujuan rehab pasien CP:a. Mencegah timbulnya komplikasi b. Meningkatkan skill motorikc. Komunikasi, ADL, mobilisasi, walking

Komplikasi CP: gangguan nutrisi berat akibat sulit menelan, atrofi dan kontraktur, inkotinesia urine, kelemahan otot tengggorokan mulut dan lidah shg anak berliur.

Tehnik rehab pasien:a. Nilai refleks primitif yang masih ada pada anak dan perlakukan anak sesuai dengan usia

refleks primitifnyab. Salah satu penghambat perkembangan motorik ialah adanya refleks primitif, segera

hilangkan refleks primitif dengan gerakan yang berlawanan (misal anak cenderung fleksi kita terapi dengan ekstensi).

c. Fisioterapi: Cegah komplikasi atrofi dengan melakukan peregangan pada otot yang spastik (stretching), latih kekuatan otot secara pasif dan aktif (strengthening) Ajar latihan duduk, berdiri dan berjalan ,

d. Terapis okupasi: latih motorik halus (memegang bola,dll)

5 | P a g e

Page 6: 104409206 Catatan Koass Rehab

e. Terapis wicara: Ajar anak untuk menghisap, menelan, berbicara.f. Orthetik (alat bantu jalan) dan prostetik g. Bowel dan bladder training

Prognosis pasien CP:

ATNR 1Neck right 1Moro 1STNR 1Ext thrust 1Parachute (sebaiknya ada) 1 poin bila absentStepping (sebaiknya ada) 1 poin bila absentBila skor 2 atau lebih = prognosis buruk berjalanBila skor 1 = mungkin berjalanBila skor 0 = prognosis baik

Stroke

Problem list pasien stroke:a. Hemiplegiab. Disartria dan afasiac. Disfagia, droolingd. Neurogenic bladder e. Neurogenic bowelf. Subluksasi dan nyeri bahu

Prinsip rehabilitasi pasien stroke ialah: tahapan latihan penderita haruslah mengikuti tahapan perkembangan refleks. Awalnya refleks primitif mungkin dimanfaatkan, namun kemudian ditekan dan selanjutkan digantikan dengan refleks/reaksi yang lebih tinggi, yaitu reaksi tegak dan reaksi keseimbangan.

Kapan memulai rehabilitasi pada pasien stroke:a. SNH: rehabilitasi sedini mungkin (hari 2-3) namun bila dengan komplikasi infark (minggu 2-3)b. SH: rehabilitasi mulai hari 8-9

Tindakan rehabilitasi:a. Bed proper positioning: intinya ialah membuat pasien dalam kondisi yang comfortable:

- Penderita diletakkan dalam posisi yang melawan spastisitas. Posisi ini dapat dilakukan dalam posisi miring kanan-telentang-miring kiri (@2 jam).

Bahu tertarik ke belakang dan bawah Ganjal bantal di bawah bahu Lengan atas endorotasi Lengan atas eksorotasiSiku fleki Siku ekstensiLengan bawah pronasi Lengan bawah supinasiPergelangan tangan dan jari fleksi Ekstensi pergelangan tangan dan jari sedikit

fleksi serta abduksi ibu jari (gunakan botol aqua)

6 | P a g e

Page 7: 104409206 Catatan Koass Rehab

Panggul retraksi Ganjal bantal di di bawah panggul agar panggul protraksi

Paha eksorotasi Paha endorotasi Sendi lutut ekstensi Sendi lutut fleksiPergelangan kaki plantar fleksi Pergelangan kaki dorsofleksi

b. Secara bertahap naikkan sandaran kepala tempat tidur sebelum memulai latihan duduk. Mulai dari 30 derajat selama 30 menit dan setelah stabil (cek tensi tidak ada hipotensi postural) naikkan 5-10 derajat lagi hingga posisi duduk. Inget untuk latihan duduk harus melalui tahap perkembangan motorik anak melalui latihan rolling: telentang-tengkurap-telentang.

c. Setelah duduk, lakukan sitting balance exercise: badan didorong ke kanan-kiri-muka-belakang.

d. Lakukan latihan ROM secara pasif dan berlanjut aktif, latihan meliputi stretching-strengthening-endurance.

e. Latih motorik kasar dan motorik halus pasien. Inget bahwa pasien stroke hemiplegik cenderung untuk mengabaikan sisi sakit, oleh karena itu selalu sertakan sisi yang sakit.

f. Latihan berdiri: tahapan latihan berdiri melalui jalur: lying (baring)-rolling(tengkurap)-propping(tengkurap secara kuadripedal bertumpu pada kedua siku dan lutut)-kneeling-sitting-standing (dibantu caranya latihan berdiri dari posisi duduk). Inget syarat latihan berdiri hanya bila MMT otot ekstremitas bawah 3 ke atas dan sudah mencapai keseimbangan duduk.

g. Latihan berjalan: di parallel bars dan walker bertujuan untuk melatih keseimbangan, simetri, dan toleransi berdiri.

h. Latihan transfer pasien hemiplegia: i. Latihan terapi wicara untuk problem kesulitan menelan, drooling dan disartria: latihan

mengatup dan membuka mulut, merapatkan bibir, mengunyah. Masukkan makanan lunak minta pasien untuk mengunyah dapat dibantu secara pasif.

j. Bladder training: kateterisasi berkala (clean unsterile)k. Bowel training: evakuasi manual fesesl. Ankle pumpingm. Latihan nafas (breatthing exercise) selalu disertakan dalam setiap latihan yang dilakukan.

Nyeri Bahu

Anamnesis:1. KU pasien ialah nyeri bahu. Tanyakan intensitas nyeri dan keterbatasan LGS, meningkat dari

hari ke hari yg memaksa untuk mencari pengobatan.2. Tanyakan apa nyeri menyebabkan gangguan aktivitas sehari hari, spt mengancing baju,

menyisir rambut.3. Tanyakan apa ada riwayat jatuh dengan posisi lengan teregang4. Tanyakan jenis pekerjaan pasien (berhub dengan nyeri bahu) biasanya petenis, atlet volley,

penebang pohon, bahkan ibu rumah tangga, wanita sering memakai tas di satu sisi. Pemeriksaan fisik:

7 | P a g e

Page 8: 104409206 Catatan Koass Rehab

1. Nyeri tekan/nyeri gerak pada jaringan lunak yang cedera2. Saat berjalan, tangan sisi yang sakit ditopang posisi adduksi dan internal rotasi3. Spasme/atrofi otot, mungkin ada tanda-tanda radang atau fraktur.4. Keterbatasan LGS:shrugging mekanisme (abduksi dan eksternal rotasi)5. Appley scratch: merupakan tes tercepat untuk mengetahui LGS aktif. Pada frozen shoulder,

pasien tidak dapat melakukannya: menggaruk angulus medial skapula dengan tangan sisi kontralateral melewati belakang kepala. \

Pemeriksaan penunjang:1. Foto polos2. Artrografi3. CT scan4. MRI5. Lab

Beberapa keadaan yang menyebabkan nyeri bahu:1. Dislokasi atau subluksasi sendi bahu2. Ruptur tendon3. Ruptur rotator cuff/otot sekitarnya4. Tendinitis, pericapsulitis, bursitis5. Fraktur6. Painfull hemiplegic shoulder7. Heterotrophic osifikans

Tujuan/goal:1. Sehubungan dengan nyeri2. Mempertahankan dan menaikkan ROM3. Mengurangi spasme, atrofi, kontraktur4. Menaikkan kekuatan otot5. Modifikasi aktivitas

Penatalaksanaan:1. Pilihan awal terapi medikamentosa2. Bila belum membaik kombinasikan dengan rehabilitasi medik:

a. Terapi panas: bila kronik b. Terapi latihan: stretching-strengthening-endurance untuk menaikkan ROM dan

kekuatan otot.c. Terapi okupasi: terutama untuk aktivitas ADL seperti gerakan menyisir, mengancing

baju, menggosok punggungd. Ortotik: alat bantu seperti sling n bidai untuk fase akut 48 jam pertama untuk

imobiliasasi shg mengurangi pergerakan dan rasa nyeri.3. Bila tidak membaiklakukan pembedahan.

8 | P a g e

Page 9: 104409206 Catatan Koass Rehab

Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

Etiologi:1. Mekanik: deformitas, trauma yg menyebabkan cedera pada tulang, sendi, ligamen2. Degeneratif: osteoartritis3. Infeksi: osteomyelitis, abses subarakhnoid, TB4. Metabolik: osteoporosis, osteomalacia5. Neoplasma: myeloma, hodgkin, ca pankreas, metastase ca dari mammae, prostate, lung.6. GI: pankreatitis, kolelitiasis, IBD7. Renal: batu ginjal8. Ginekologik: ca uterus dan ca ovarium, dismenorea9. Psikogenik10. Kelainan postur: akibat lordosis berlebihan

Anamnesa:1. Tanyakan apa nyeri belokasi setempat atau menjalar ke ekstremitas bawah2. Tanyakan tentang etiologi3. Tanyakan ttg kebiasaan: memakai high heel4. Tanyakan riwayat pekerjaan

Pemeriksaan fisik: 1. Inspeksi:

a. Leher: tortikolisb. Bahu: asimetrisc. Pelvic obliquityd. Café au lait, cicatrix, benjolan

2. Palpasi: nyeri tekan, spasme otot3. Periksa LGS 4. Pemeriksaan neurologi: motorik dan sensorik

Pemeriksaan penunjang: 1. Lab : DL, UL2. Foto polos: Ap/lateral/oblik3. Mielografi4. CT scan

Rehabilitasi:1. Terapi panas: IR, UV, SWD.2. Stimulasi listrik: memblok rangsang sakit3. Traksi lumbal: menurut indikasi4. Terapi latihan: stretching ligamen, strengthening otot (pelvic tilt, cat and camel, gluteal

stretch, dll)5. Terapi edukasi: mengajarkan teknik pemeliharaan sendi dan cara gerak tubuh yang benar

- Bagaimana cara mengangkat barang - Bagaimana posisi berdiri (bersandar), duduk, dan tidur (tidak memakai bantal ukuran

besar)

9 | P a g e

Page 10: 104409206 Catatan Koass Rehab

6. Ortotik: alat bantu untuk imobiliasasi spt TLSO

Sindroma dekondisi

Komplikasi yang biasanya menyertai pasien dengan hemiplegia, paraplegia, maupun kuadriplegia ialah komplikasi akibat imobilisasi yang lama. Adapun komplikasi itu meliputi:

a. Kelemahan dan atrofi otot. Untuk mencegahnya lakukan latihan penguatan otot (isometrik, isokinetik dan isotonik)

b. Kontraktur sendi (terbatasnya LGS akibat pemendekan struktur jaringan lunak sendi). Untuk mencegahnya lakukan latihan ROM secara pasif atau aktif (10-15x gerakan, 1x per hari). Sementara untuk koreksi kontraktur lakukan:

- Terapi panas untuk fleksibiltas jaringan lunak dan mengurangi nyeri- Lakukan stretching (peregangan)- Berikan cast atau brace- Bila sudah tidak berhasil (mank biasanya kontraktur sudah harus pisauterapi): lakukan

kapsulotomi, tendon lengthening, dll).c. Ulkus dekubitus

Penderita yang biasanya terjadi ulkus dekubitus:- Penderita SCITetraplegia, paraplegia- Penderita post strokehemiplegia- Penderita post operasi dgn imobilisasi lama- Pasien inkotonensia urin- Pasien infeksi, anemia, hipoproteinemia- Pasien DM’

Ulkus biasanya terjadi dimana saja:- Oksiput- Margo inferior skapula- Sakrum- Tuber iskiadikum- SIAS- Trokanter - Maleolus lateral

Bagaimana MENCEGAH ulkus dekubitus:- Bed proper positioning untuk mencegah terjadinya friksi- Mengubah posisi tiap 2 jam (termasuk saat penderita tidur)- Nutrisi yg cukup- Hygiene yang baik (kulit selalu kering dan bersih)

Bagaimana MERAWAT ulkus dekubitus:- Hilangkan tekanan- Tindakan debridement luka (bersihkan)- Pencegahan dan terapi infeksi- Tindakan bedah bila ulkus sudah mencapai derajat 4 (mengenai tulang)

10 | P a g e

Page 11: 104409206 Catatan Koass Rehab

d. Gangguan metabolik: Keseimbangan negatif nitrogen dan Keseimbangan negatif kalsiumosteoporosis dan hiperkalsiuria. Untuk mencegah: segera lakukan mobilisasi, latihan penguatan otot, diet tinggi protein, kurangi diet kalsium.

e. Gangguan urinarius: ISK dan BSK. Untuk mencegah: bladder training. f. Gangguan kardiovaskuler dan pulmonal: hipotensi ortostatik(untuk mencegah: latihan dimulai

dengan menaikkan sandaran kepala), Tromboemboli (trombosis vena/DVT dan emboli paru)untuk mencegah latihan ekst bawah dengan ankle pumping.

g. Deterorisasi psikologis: deteorisasi intelektual dan emosi. Untuk mencegah perlu dukungan keluarga, dokter, ahli psikologis, dll.

Yg kemarin didiskusikan dokter mirna

Pasien post op Total hip replacement: untuk tidur diberi ganjal guling di antara kedua kaki untuk mencegah adduksi dan internal rotasi sendi panggul dan mencegah lepasnya femur dari asetabulum

Bed positioning (referat k aidil)

Tujuan utamanya ialah agar pasien senyakan mungkin dan menghindari terjadi komplikasi yg tidak diinginkan akibat salahnya postur dan imobilisasi.

Alat penunjang: bed (20-30 inch), foot board, short ride rails. Langkah:

a. Posisikan pasien telentang, diganjal bantal, lakukan mobilisasi di temopat tidur miring kanan dan miring kiri (@tiap 2 jam dasarnya ialah 2 jam menyebabkan aliran darah vaskuler terganggu). Posisi: ganjal bantal di bawah bahu yang sakit, bahu abduksi, siku ekstensi dan tangan supinasimencegah subluksasi bahu dan tumbuhnya jamur. Sementara wrist ekstensi dan jari fleksi dengan memegang botol akua kecil.

b. Setelah itu mulai naikkan tempat tidur bgn kepala awal 30 selama 30 menit lalu naikkan 10 sampai posisi dukuk

Osteoartritis

Anamnesis:a. Faktor resiko: obesitas, usia>50 tahun, wanita, trauma pekerjaan, kebiasaan memakai

sepatu hak tinggi.b. Penyebab: OA primer idiopatik, OA sekunder penyebabnya antara lain: post trauma, infeksi,

avaskuler nekrosis, dllc. Gejala: nyeri meningkat dengan pergerakan, asimetris, tanda radang.

PF:a. Tanda radangb. Abnormalitas anatomi sendic. LGS sendi yang terbatas karena nyerid. Kontraktur

PP:

11 | P a g e

Page 12: 104409206 Catatan Koass Rehab

a. Foto rontgen (osteofit dan penyempitan celah sendi)b. Artroskopic. MRI

Terapi rehabilitasi:a. Edukasi: kurangi BB, jangan pakai sepatu hak, jangan angkat berat, pegangan saat naik

tangga, jangan berdiri terlalu lama.b. Terapi dingin untuk fase akut (24-48 jam)c. Terapi panas (IR,dll) untuk mengurangu nyeri dan mencegah kekakuan sendi.d. Terapi latihan untuk pasien artritis (referat amel):

1. Fase akut: sebaiknya bed rest dahulu selama 2 hari kemudian datang kontrol. Kemudian dipasang bidai atau splint selama 2 hari juga untuk imobilisasi dan dilakukan latihan isometrik. Setelah bidai dilepas lakukan latihan gentle joint movement yakni latihan strengthening dan ROM exercise secara aktif dibantu.

2. Fase subakut: merupakan periode antara fase akut dan kronik kekambuhan. Penting untuk menjaga kesehatan umum dan mencegah kekambuhan pada pasien. Latihan dilanjutkan dengan menggunakan alat bantu dengan menggunakan kruk, crutches.

3. Fase kronik: pada tahap ini bila dibiarkan, pasien akan jatuh dalam kontraktur sendi. Oleh karena itu pentingnya melakukan terapi latihan di fase akut dan subakut agar tidak jatuh dalam kontraktur.

Intinya ada 2 terapi latihan artritis: 1. Terapi latihan stretching,strengthening, enduranceuntuk mencegah atrofi,

meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.2. Latihan ROM pasif dan aktif.

Inget Goal terapi artritis:a. Kontrol painb. Increase mobilityc. Increase strength and endurance

Skoliosis

Faktor resiko:a. Struktural: kongenital, CP, artritisb. Non struktural: Leg length discrepancy, spasme otot punggung, habitual asymmetric posture

Klasifikasi skoliosis:a. Skoliosis ringan: kurva < 20b. Skoliosis sedang: 20-50c. Skoliosis berat >50

Diagnosis:a. Anamnesis: riwayat etiologi, kebiasaan, postur, pekerjaanb. PF: Postural assesment (inspeksi anterior, lateral dan posterior: level bahu asimetris, skapula

yang prominens di sisi konveks, protrusi hip satu sisi, pelvic obliquity), flexibility of the curve

12 | P a g e

Page 13: 104409206 Catatan Koass Rehab

(lateral dan forward bending untuk melihat adanya hump), periksa chest ekspansi (total lung capasity)

c. PP: Radiologis. Komplikasi skoliosis:

a. Deformitasb. Kelainan jantungc. Kelainan paru

Tujuan terapi:a. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbanganb. Mempertahankan fungsi respirasic. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologisd. Kosmetik

Tiga kategori penanganan penderita skoliosis:a. Skoliosis ringan: cukup diterapi dengan latihan, massage, dan modalitasb. Skoliosis sedang: selain latihan, massage, modalitas, dan dianjurkan memakai spinal brace.c. Skoliosis berat: umunya uda gak dapat diatasi dengan terapi sebelumnya, jadi perlu operasi.

1. Nah untuk observasi, saat pertama datang kan pasien foto, lalu foto kontrol dilakukan 3 bulan kemudian, lalu 6-9 bulan berikutnya bagi derajat <20 dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20.

2. Latihan: prinsip derotasi, elongasi, fleksibilitas.Tujuan latihan adalah menguatkan otot stabilitator trunk, dan secara aktif mengoreksi kurva

3. Massage: tujuan untuk relaksasi dan mengurangi spasme. Tehnik: effleurage, stripping, friction.

4. Modalitas: Traksi dan elektrostimulasi dilakukan di sisi konveks yaitu otot yang lemah.

Hernia Nuleus Pulposus

Anamnesis:1. Gejala: nyeri punggung bawah yang menja;ar ke salah satu tungkai/kaki2. Riwayat pekerjaan, trauma, dan etiologi yang lain3. Aktivitas apa yang terbatas sekarang4. Gangguan BAK dan BAB5. Ada kelumpuhan/kelemahan otot6. Riwayat sosek

PF:1. Gait/cara berjalan (antalgic gait) dan Postur 2. Look, fell, move vertebrae lumbal (apa ada spasme paravertebral)3. Neurologis: ROM, sensorik, motorik, refleks4. Laseque, patrick, kontrapatrick

PP:1. Laboratorium

13 | P a g e

Page 14: 104409206 Catatan Koass Rehab

2. Foto rontgen thoraks3. MSCT lumbosacral4. EMG

Goal terapi:1. Mengurangi/menghilangkan nyeri2. Memperbaiki postur tubuh3. Memperbaiki kekuatan otot punggung dan abdomen

Terapi rehabilitasi:1. Imobilisasi (korset)2. Terapi panas setelah fase akut3. Latihan penregangan dan penguatan otot pasien LBP4. Masase5. Edukasi cara mengangkat benda yag benar, posisi tubuh yang benar

Operasi pada HNP dilakukan bila terjadi kelemahan, nyeri hebat, dan gangguan bladder, bowel.

Brachial Palsy

Nah kalo brachial karena trauma lahir ada 2 yakni: erb paralisis dan Klumpke dejerine palsy. Anamnesis:

a. Tanyakan riwayat kelahiran, apa ada partus macet/distosia bahu.b. Tanyakan apgar scorenyac. Trauma setelah lahir

PF:a. Inspeksi dan palpasi: ada kemerahan, fraktur,dll

PP:a. Foto polos bahub. EMG

Rehabilitasi:Yang penting ialah abduksikan bahu dan ekstensikan siku selama 3 bulan untuk mengurangi edema dan penekanan pada saraf brachialis

Bells palsy

Definisi: gangguan kelumpuhan otot wajah karena parese N 7 perifer. Etiologi: penekanan pada N 7 perifer Gejala:

d.

14 | P a g e