100406059 - jackson jos
TRANSCRIPT
PERENCANAAN KOTA
PERADABAN KOTA INGGRIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
JACKSON JOS
100406059
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SEMESTER GENAP T.A 2011/2012
2
DAFTAR ISI :
BAB : 1. PENDAHULUAN …………………………………….. Hal. 3 - 4
2. TEORI …………………………………….. Hal. 5 - 15
3. STUDI KASUS …………………………………….. Hal.16 - 19
4. KESIMPULAN .......................................................... Hal. 19
DAFTAR PUSAKA …………………………………….. Hal. 20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
REVOLUSI INDUSTRI INGGRIS ( LONDON )
Pada zaman pertengahan,Inggris masih merupakan sebuah wilayah yang terbelakang. Pada saat itu
Inggris hanya mempunyai satu kota penting yaitu : London. Selebihnya wilayah Inggris hanya
merupakan wilayah pedesaan yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Walaupun
demikian sumber utama pendapatan Inggris adalah berasal dari kerajinan bulu domba sebagai
bahan wol, wol merupakan bulu domba yang menjadi bahan mentah utama bagi pusat-pusat
industri kain wol di Italia Utara dan Vlaanderen. Pada saat itu kebutuhan masyarakat Inggris belum
begitu banyak sehingga kebutuhan akan sandang, pangan dan papan dapat dipenuhi oleh masing -
masing keluarga. Karena pada saat itu perdagangan belum berkembang. Kegiatan tukar - menukar
barang masih dalam skala kecil dengan jangkauan wilayah yang relatif sangat terbatas. Hal tersebut
disebabkan karena satu keluarga hanya menghasilkan barang kurang lebih hanya untuk kebutuhan
keluarganya sendiri. Produksi mereka tidak dimaksudkan untuk dijual kepada orang lain, hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Perilaku seperti ini merupakan ciri - ciri dari
masyarakat tradisional.
Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, sosioekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18
dan awal abad ke-19 yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang berdasarkan pekerja menjadi
yang didominasi oleh industri dan diproduksi mesin. Revolusi ini dimulai di Inggris dengan
perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh
mesin (terutama dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan pada
dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk digunakan di industri
lainnya. Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-
1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan
teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan
kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dalam dan perkembangan pembangkit
tenaga listrik.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu
pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene
Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian
4
lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The
French Academy of Science.
KONDISI MASYARAKAT INGGRIS YANG BERADA DI KOTA LONDON SEBELUM
REVOLUSI INDUSTRI
Pada abad ke-16 dan ke-17 kondisi negara-negara Eropa selain Inggris selalu dalam keadaan
peperangan dan perselisihan. Oleh karena itu akibatnya banyak usahawan dan para tukang dari
pusat industri berdatangan ke Negara yang aman dan tidak terlalu banyak peperangan. Salah satu
dari negara yang tidak terlalu bergejolak tersebut adalah Inggris. Sebagian besar usahawan tersebut
menetap di Inggris yang terletak pada kota London . Sementara kedatangan para pengusaha dan
tukang tersebut telah mendatangkan keuntungan bagi perekonomian kota London. Hal tersebut
ditandai dengan maraknya industri rumahan (home industry). Benda-benda yang dibuat oleh
industri rumahan tersebut adalah senjata, perhiasan, perabot rumah tangga dan alat kerja. Meskipun
demikian mereka belum menghasilkan barang dalam skala besar. Mereka hanya membuat barang
apabila ada pesanan. Melalui usaha yang masih terbatas tersebut masyarakat Inggris tumbuh
menjadi kelompok masyarakat yang bermodal. Golongan masyarakat pemilik modal ini yang
nantinya disebut sebagai kaum kapitalis. Para pemilik modal ini mendirikan tempat kerja baru
dengan mekanisme kerja yang baru pula. Para pemilik modal membuat gedung yang luas dan
dilengkapi alat kerja. Proses pengoperasian alat kerja tersebut masih dikerjakan oleh manusia
(manufaktur).
Pada manufaktur ini masih banyak tenaga yang dipekerjakan dengan upah yang rendah. Hal
tersebut disebabkan karena pekerjaan mereka tidak memerlukan latihan dan keahlian yang tinggi.
Pekerjaan pada manufaktur masih bisa dilakukan menggunakan tangan dan sama sekali tidak
menggunakan alat. Berdirinya manufaktur tersebut telah menggeser industry rumahan yang
sebelumnya cukup banyak di Inggris. Akibatnya para pemilik industri rumahan mulai mengalihkan
usahanya ke manufaktur. Berkembangnya industri manufaktur ini sangat menguntungkan
perekonomian Inggris dan sekaligus membuka peluang terjadinya Revolusi Industri. Kebutuhan
akan alat-alat pada manufaktur tersebut telah mendorong masyarakat Inggris untuk mencari solusi.
Maka ditemukanlah banyak alat yang dapat mempermudah pekerjaan pada manufaktur-manufaktur
yang telah berdiri.
5
BAB 2
TEORI
TEORI REVOLUSI INDUSTRI PADA ARSITEKTUR MODERN
Berdasarkan buku Pioneer of Modern Design, dikemukakan bahwa sepanjang akhir abad 17
sampai sebelum perang dunia 1 terdapat beberapa gagasan besar tentang hakekat seni.
Permasalahan tentang hakekat seni tersebut muncul sejak dimulainya revolusi industri di Inggris.
Schiller adalah tokoh yang membangun filosofi bahwa pekerja seni adalah orang yang agung
setelah sebelumnya pekerja seni dianggap sebagai pekerjaan rendah dan tidak bermartabat.
Dikatakan sebagai kalangan yang agung (high prices) membuat para pekerja seni pada saat itu
mulai mengabaikan utilitas dan hakikat seni itu sebagai sebuah hal yang dinikmati masyarakat.
Kemudian Moris juga berpendapat bahwa seniman telah jauh dari kehidupan nyata, dan
telah menjauhkan seni dari hal yang seharusnya yaitu seni adalah berbagi, dan dapat dinikmati
orang lain (by people, for people). Dia juga mengemukakan bahwa seni yang sebenarnya itu adalah
hasil buatan tangan para seniman, bukan buatan mesin dan lainnya.
Dalam perkembangannya kemudian muncullah beberapa orang arsitek yang mengemukakan
ketidaksetujuannya terhadap apa yang digagas oleh moris, diantaranya Otto Wagner, Adolf Loos,
Lovise Sullevan, Frank Llyoid Wright,dan Hendry Van De Velde. Mereka mengatakan bahwa
pengguaan mesin dalam menciptakan karya seni adalah hal yang wajar, karena seni merupakan
sebuah ekspresi. Dalam perkembangannya, memang karya seni buatan mesin lebih disukai karena
karena harga yang lebih murah.
Kemudian muncullah Muthesius yang membawa isu dengan menggabungkan pemikiran Moris dan
Schiller. Dalam membuat karya seni kita harus mencintai seluruh sumber daya yang digunakan dan
teknik yang digunakan bentuk baru yang berguna dalam memperkaya khasanah seni dunia. Dia
juga mengatakan bahwa seorang seniman harus mampu menjadi scientist, humanist, dan craftsman.
Berangkat dari ketidakpuasan masa lampau, membuat terbangunnya kerangka pemikiran
masyarakat Inggris 1850. Barang-barang yang sebelumnya dibuat dengan tangan seperti karpet,
shal, dan kerajinan perak, sekarang dibuat dengan mesin. Dan itu mulai menumbuhkan perasaan
6
negatif terhadap produk buatan mesin dengan alasan tidak original dsb. Namun kemudian Mathew
Digby Wyatt mengeluarkan pendapat tentang nilai yang harus ada dalam setiap produk seni buatan
mesin. Diantaranya : karakter desain yang sempurna dan stabil kualitas yang senatiasa harus
terjaga, serta memahami warna murni.
Ketidakpuasan Moris juga disampaikannya terhadap seniman terdahulu yang hanya
mengejar keindahan fisik (outside) namun tidak memikirkan bagaimana di dalamnya, perasaan dan
emosi yang terbentuk. Hal ini mendasari lahirnya teori Impresionalisme yang memasukkan unsur
perasaan yang mendalam terhadap karya seni. Aliran ini kemudian berkembang sejalan dengan
arsitek dan seniman yang mendukungnya diantaranya Van Gogh.
Sepanjang 1890-1905 muncullah Art Nouveau yang merujuk pada New Art atau seni yang baru,
dimana ini merupakan transisi antara aliran historicism atau era victorian ke era modern movement
yang bergaya rokoko, elegan, french art. Aliran yang bebas tidak mengikuti doktrin dn memiliki
modifikasi ini diaplikasikan pada tekstil, arsitektur, interior, dekoratif art, serta perhiasan. Aliran ini
dicirikan dengan hal-hal organik, garis-garis, gelombang, tumbuhan, langsing-langsing, flowing,
lengkung, lapisan dll. Dalam perkembangannya kemudian Art Nouveau sering dibandingkan
dengan art and craft movement.
Perkembangan penggunaan material bangunan juga terus terjadi. Pada awalnya material
kayu sangan berkembang karena lebih mudah didapatkan. Tuntutan yang terus berkembang
mendorong ditemukannya besi dan aplikasinya pada jembatan pada tahun 1700. Pada tahun 1800an
besi semakin berkembang dengan digunakannya pada jembatan london, besi juga sudah bisa dibuat
semakin estetis. Tahun 1889, dibangunlah menara eiffel oleh Gustav Eiffel dengan material besi.
Kemudian bangunan ini menjadi pemicu dibangunnya gedung pencakar langit yang kemudian
berkembang dengan ditemukannya beton. Akhirnya di abad 20, berkembanglah gabungan dari
architecture engineering, bahan sintetis, moris movement, dan Art Nouveau.
7
Sepanjang tahun 1914 ke belakang telah terjadi relasi antara terjadinya revolusi industri
dengan perkembangan seni dan arsitektur khususnya di negara Prancis, Inggris, Amerika dan
Austria. Dikenalnya peradaban mesin kemudian menuntut adanya keinginan peyetaraan antar
barang seni luaran mesin dengan buatan tangan. Art Nouveau yang pada mulanya pada seni kriya
serta hanya mementingkan estetika kemudian berkembang dan beralih ke penggunaan mesin serta
mulai memikirkan fungsional dari karya seni.
Dari segi tata kota, dengan dibangunnya pabrik, sekolah, perumahan, perkantoran
mendorong dibangunnya jalan sebagai sarana distribusi dan sirkulasi di wilayah tersebut.
Akibatnya, di jalan tersebut mulai ramai oleh baliho dan reklame yang membuat berkembangnya
komersialisme. Sekolah dibangun di dekat pabrik-pabrik agar dapat memudahkan melakukan kerja
praktek. Untuk membangun kesadaran pribadi masyarakat, maka pembangunan gereka dan
pengadilan dikurangi, agar terbetuk kesadaran pribadi masyarakat itu sendiri. Kemudian
bermunculan pulalah arsitek diantaranya Tony Garnier yang telah mulai membedakan ruang
berdasarkan fungsinya yaitu ; rekreasi, industri, kerja dan transportasi. Antonio Perret mulai
8
membangun suatu bangunan dengan memasukkan perasaan agar dapat memahami ruang seutuhnya,
partisi non struktural dihapuskan sehingga tercipta space luas (open space)
FAKTOR – FAKTOR YANG AKAN SANGAT MEMPENGARUHI LATAR BELAKANG
REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi bisa diartikan sebagai perubahan secara cepat atau perubahan yang cukup mendasar dalam
suatu bidang atau di suatu tempat. Sementara Industri artinya proses membuat atau menghasilkan
suatu barang. Perubahan yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 merupakan perubahan dalam
memproduksi barang-barang dari penggunaan tenaga manusia kepada mesin - mesin. Jadi Revolusi
Industri adalah suatu perubahan cara membuat atau menghasilkan barang yang semula
menggunakan tenaga manusia beralih ke tenaga mesin. Penemuan James Watt merupakan awal
mula munculnya Revolusi industri di Inggris terjadi pada tahun 1763. Watt adalah seorang insinyur
yang berasal dari Skotlandia. Dalam perjalanan dan perkembangan sejarah manusia, penemuannya
ini kemudian dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil membuat alat kerja dengan tenaga
mesin. Sebenarnya James Watt hanya memodifikasi mesin uap buatan Thomas Newcomen yang
dianggap memboroskan bahan bakar dan bertenaga kecil. James Watt kemudian menemukan
kondensator (alat untuk memadatkan uap) sehingga mesin uap Thomas Newcomen menjadi hemat.
James Watt terus memperbaiki mesin uapnya sehingga mesin uap Thomas Newcomen mulai
dilupakan orang dan mesin uap James Watt semakin dikenal orang. Dalam perkembangan sejarah
berikutnya, mesin uap James Watt nantinya dipakai dalam kegiatan industri. Dalam perkembangan
selanjutnya. Watt menjadi motivator untuk para ahli lainnya menemukan alat-alat untuk membantu
manusia dalam menyediakan kebutuhan hidup yang tidak hanya sekedar mengendalkan tangan-
tangan manusia. Penemuan pada periode ini kemudian telah mengantarkanm kepada sejarah baru
umat manusia. Kemunculan Revolusi Industri dilatarbelakangi oleh berbagai hal, di antaranya:
A. Dalam Bidang Politik
Pada abad ke-17 di Inggris terjadi peperangan yang dahsyat antara bangsawan kuno dengan
bangsawan baru yang dikenal dengan Perang Mawar. Dalam peperangan tersebut bangsawan baru
muncul sebagai pemenang. Mereka berhasil menguasai kursi pemerintahan dan selanjutnya
mengendalikan negara Inggris. Berbeda dengan bangsawan kuno yang terkesan mewah dan boros,
kaum bangsawan baru lebih menampilkan diri sebagai kelompok masyarakat yang berpikiran maju.
Bangsawan baru ini terdiri dari para bangsawan rendah, petani kaya, pedagang sukses dan para tuan
tanah pemilik modal. Dalam menjalankan pemerintahan golongan ini lebih mengutamakan
perekonomian daripada kepentingan politik belaka. Kemenangan bangsawan baru telah
9
memberikan angin segar untuk kemajuan Inggris karena focus perhatian mereka tertuju kepada
perekonomian, tidak lagi politik yang menjadi pusat perhatian bangsawan kuno. Perdebatan politik
yang terus-menerus kadang menghalangi kemajuan yang dicapai.
B. Dalam Bidang Sosial-Ekonomi
Pada abad 18 pemerintah Inggris mengeluarkan kebijakan menyangkut pengaturan status tanah.
Pengaturan kembali tanah -tanah pertanian di Inggris dikenal sebagai Revolusi Agraria. Revolusi
diawali dengan cara menukar tanah yang terpencar-pencar milik para bangsawan dengan tanah
petani di sekitarnya. Melalui cara ini tanah bangsawan menjadi luas, sebaliknya para petani
mendapatkan tanah yang letaknya jauh dan kurang produktif. Tidak jarang di antara para petani
terpaksa meninggalkan tanahnya atau terusir tanpa mendapatkan tanah hasil tukarannya.
Selanjutnya para bangsawan tersebut menjadikan tanahnya sebagai lahan peternakan domba atau
industri. Banyaknya tanah pertanian yang berubah menjadi daerah peternakan dan industri
berkaitan dengan banyaknya permintaan kain wol dan katun dari pasaran Eropa. Hal ini benar-
benar telah mengokohkan para bangsawan atau para pemilik modal untuk menggeluti bidang
industri dan peternakan. Apalagi para pengusaha di Inggris semakin diuntungkan dengan tenaga
kerja yang murah. Tenaga kerja murah di Inggris terdiri dari para petani yang telah kehilangan
tanah dan mata pencahariannya, termasuk juga kaum urban yang menyerbu kota-kota di Inggris
karena perkembangannya sebagai wilayah industri cukup menggiurkan. Manufaktur yang berdiri di
Inggris banyak menghasilkan barang-barang yang terbuat dari logam seperti cangkul, pisau, wajan,
dan lainnya. Peralatan dari besi tersebut dibuat setelah dileburkan ke dalam panas 1000 derajat
celcius dengan bahan bakar kayu. Dengan berjalanya kondisi alam yang semakin membahayakan,
pemerintah Inggris kemudian melarang penggunaan kayu sebagai bahan bakar karena dapat
membahayakan ekosistem hutan. Sebagai gantinya digunakan batubara yang di Inggris berlimpah.
Melalui ilmu pengetahuan yang sudah cukup maju batu bara tersebut diubah menjadi cokes, yaitu
10
proses yang agak mirip dengan membuat arang menjadi kayu. Cokes telah membuka kemungkinan
untuk mengembangkan industri besi menjadi cikal bakal perkembangan industri di Inggris. Pada
abad ke-18 pemerintah Inggris mulai menikmati hasil dari kemakmuran negerinya. Marak dan
berkembangnya Industri manufaktur di Inggris ternyata diikuti dengan meningkatnya permintaan
masyarakat Eropa. Selain itu permintaan akan barang Inggris semakin luas seiring dengan semakin
luasnya jajahan Inggris, baik di Afrika maupun di Asia. Kemajuan kegiatan industri yang masih
menggunakan tenaga kerja itu telah melahirkan kaum kapital di beberapa tempat dan kota di
Inggris.
C. Dalam bidang teknologi dan budaya
Sejak zaman Renaisans perhatian dan minat masyarakat Inggris terhasap ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat besar. Orangorang saling berlomba mengadakan pembaharuan dalam segala
bidang dan mulai meninggalkan sesuatu yang dianggap kuno. Masyarakat Inggris sangat tertarik
dengan penelitian-penelitian terbaru dalam segala hal, termasuk industri. Pada abad ke-17 di
London sudah berdiri perhimpunan yang bertujuan memajukan ilmu terutama matematika dan
fisika. Hasil penelitian ilmiah tidak hanya dijadikan rumusan atau teori belaka tetapi juga
diterapkan bagi peningkatan kesejahteraan hidup umat manusia, terutama bagi kemajuan
masyarakat Inggris. Perangkat teknologi yang berhasil meningkatkan industry pertekstilan di
Inggris adalah alat pintal dan alat tenun. Alat pintal adalah alat yang dapat memilih benang dari
bahan kapas sedangkan alat tenun adalah alat pembuat kain dengan bahan dasar benang. Orang
yang berhasil menciptakan alat tenun adalah John Kay (1733). Alat tersebut diberi nama (pintalan
terbang). Alat ini mampu bekerja lebih cepat dan dapat melebarkan kain sesuai dengan yang
diinginkan pembuatnya. Sedangkan yang menemukan alat pintal adalah Hargreaves (1762). Alat ini
11
kemudian diberi nama Spinning Jenny. Alat penemuan Hargreaves ini dapat memintal berpuluh-
puluh gulung benang sekaligus.
PROSES DAN DAMPAK PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI INGGRIS
Revolusi industri telah menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris.
Revolusi Industri memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk Inggris antara
lain sebagai berikut.
A. Bidang Sosial
Pengaruh Revolusi dalam bidang Industri bagi Inggris terlihat dari arus urbanisasi yang semakin
besar di kota-kota Industri Masyarakat di luar Inggris banyak yang tertarik untuk tinggal dan
mencari nafkah di Inggris. Akibatnya pengangguran dan tindak kriminalitas banyak muncul dan
meningkat.
B. Bidang Ekonomi
Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang ekonomi ditandai dengan pembangunan daerah-daerah
industri dilakukan secara besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap munculnya
kota-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan kota-kota industri
tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri berkembang. Perkembangan pesat dalam
bidang industri ternyata tidak hanya bersifat kuantitas melainkan juga berpengaruh terhadap
kualitas barang industri yang meningkat tajam. Revolusi industri telah banar-benar mendorong
warga Inggris untuk memperbaiki segala sesuatu berhubungan dengan hasil pekerjaan mereka
C. Bidang Politik
Pembangunan kawasan industri muncul di berbagai kota, sebagian besar masyarakat mulai
menikmati dampak dari Revolusi Industri. Penduduk semakin mudah dalam memperoleh
12
kebutuhan dan barang industri. Para pengusaha dan pemilik modal mendapatkan keuntungan yang
berlimpah.secara singkat Revolusi Industri telah membawa pengaruh yang cukup baik yaitu
meningkatkan kesejahteraan hidup. Namun masalah timbul ketika lahan yang dipakai untuk industri
semakin sempit dan semakin sulit untuk dapat menghasilkan bahan baku industry sendiri. Jumlah
penduduk meningkat tajam seiring dengan semakin tingginya arus urbanisasi dari para pencari
pekerjaan. Masyarakat yang tidak memiliki keahlian menjadi pengangguran Akibatnya tidak sedikit
kejahatan yang terjadi, kriminalitas meningkat. Selain dari itu juga banyak masalah yang dihadapi:
upah yang rendah, jaminan sosial yang buruk, jam kerja yang tidak sesuai ditambah lagi kemudian
terjadinya pencemaran lingkungan yang terus dan berkepanjangan. Revolusi Industri menimbulkan
dampak yang mendorong terjadinya revolusi sosial yaitu gerakan masyarakat yang berkeinginan
mengubah kehidupan masyarakat kepada taraf yang lebih baik. Pemerintah Inggris menanggapi
keadaan ini dengan cara mengeluarkan undang-undang Hak Asasi Manusia seperti Reform Bill
1832, Abolition Bill 1832, dan Factory Bill 1833. Reform Bill adalah peraturan pemerintah yang
berisi tentang hak-hak yang diperoleh pekerja dalam parlemen. Factory Bill berisi tentang larangan
penggunaan tenaga kerja wanita dan anak-anak. Sementara Abolition Bill berisi tentang
penghapusan perbudakan. Perkembangan tersebut telah mendorong Inggris menjadi kota dengan
keadaan kota semakin lama semakin sempit. Para pengusaha dan pemilik modal kemudian mencoba
memasuki wilayah desa dan membeli wilayah di pedesaan. Pengambil alihan tanah di pedesaan ini
menyebabkan pengaruh sosial ekonomi. Petani banyak yang kehilangan pekerjaanya sehingga
mereka berbondong-bondong melakukan urbanisasi ke kota dengan harapan mendapatkan
pekerjaan, terbukanya lapangan kerja yang baru, mata pencaharian yang berubah dari seorang
petani menjadi peternak atau buruh, melimpahnya barang-barang kebutuhan, dan terjadi
pencemaran di kawasan industri. Revolusi Industri di Inggris membawa perubahan ekonomi secara
mendasar yaitu peningkatan kesejahteraan hidup, terutama bagi golongan kapitalis. Namun di balik
berbagai keuntungan yang dihasilkan, Revolusi Industri menyisakan satu permasalahan yaitu
kurangnya bahan mentah industri dan melimpahnya hasil industri. Dari masalah di atas, para
golongan pemilik modal kemudian mencoba peruntungan dengan membuat jaringan perdagangan,
selain itu untuk mengatasi kekurangan bahan mentah, Inggris kemudian mencari kawasan dan
daerah yang dinilai memiliki potensi alam dan manusia untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan
industri. Pemikiran inilah yang nantinya akan berujung kepada lahirnya imperialisme modern yang
dimotori oleh Inggris. Ciri-ciri imperialisme modern yaitu menguasai daerah untuk mencari bahan
mentah, bahan baku, mencari tempat untuk menanamkan modal, dan mencari tempat untuk
memasarkan hasil industri. Tujuan ini sangat sesuai dengan kesusahan yang dialami Inggris sebagai
akibat dari Revolusi Industri. Sejak Inggris menjadi pelopor imperialisme modern, jajahan Inggris
13
di Asia dan Afrika semakin luas dan banyak. Dapat dikatakan bahwa Inggris adalah negara dengan
imperialism terbesar, karena jajahanya membentang dan terdapat di seluruh penjuru dunia. Dalam
rangka mendukung keamanan daerah jajahannya maka Inggris memperkuat armada lautnya. Pada
periode ini, Inggris merupakan negara dengan armada lautnya yang tidak tertandingi. Negara-
negara lainnya yang secara geografis berada di Eropa banyak yang mencontoh keberhasilan Inggris,
di antaranya Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negaranegara tersebut berlomba untuk
mendapatkan daerah jajahan yang potensial. Revolusi Industri telah melahirkan banyak manfaat
bagi kehidupan manusia. Namun Revolusi Industri juga telah menimbulkan munculnya sifat arogan
dan serakah pada umat manusia. Tindakan bangsa yang menjajah bangsa lainnya merupakan
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, padahal munculnya Revolusi Industri
ini berangkat dari perkembangan dan pertumbuhan Renaissans dan humanisme yang menjunjung
tinggi aspek-aspek kemanusiaan.
D. Bidang Arsitektur
Dengan berubahnya secara cepat dan mendasar budaya masyarakat Barat yang diakibatkan oleh
revolusi industri maka terjadi pula perubahan besar dalam pandangan dan teori arsitektur. Pada
arsitektur masa pasca Renaissance terjadi percampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada
seperti Yunani, Romawi, Abad Pertengahan, Romanesque, dan Gothic. Hal ini menandai adanya
perubahan mendasar dalam arsitektur. Pencampuran terjadi selain karena perubahan kebudayaan,
pola pikir juga karena telah lebih banyak pilihan bentuk. Masa itu disebut masa Neo-Klasik.
Perkembangan selanjutnya seni klasik dan karya kerajinan tangan semakin ditinggalkan oleh
bentuk-bentuk produksi mesin yang cepat praktis dan tidak kalah keindahannya. Salah satunya
yang memanfaatkannya adalah Augustus Welby Nortmore Pugin (1812-1852). Hal ini terungkap
dari tulisannya sebagai berikut : “Dalam beberapa hal, saya siap untuk menerima bahwa penemuan
baru telah
membawa kesempurnaan, tetapi harus diingat hal itu dibuat oleh mesin. Saya tidak ragu-ragu
mengatakan jika karya seperti itu meningkat maka karya-karya seni dan kerajinan murni akan turun
dalam proporsi lebih besar” (Michel Ragon, dalam Yulianto Sumalyo, 1997).
Lebih jauh dia memuji jaman pertengahan dengan mengatakan bahwa arsitektur klasik Gothic,
identik dengan Katolikisme dan bahwa pada jaman Medieval itu gereja-gereja yang menghiasi
kota-kota katholik digantikan oleh pabrik,
14
penjara atau berubah menjadi fungsi lainnya. Keindahan arsitektur adalah adaptasi dari bentuk
kepada fungsi, hal ini menimbulkan inspirasi yang menggerakan para arsitek ke seniman. John
Ruskin (1819-1900) berlawan dengan Pugin, tidak setuju pada keindahan klasik. Ia mendukung
pendapat bahwa Gothic tidak hanya sebagai
arsitektur gereja, tetapi secara sempurna merupakan suatu arsitektur modern. Dia tidak setuju
terhadap eklektisme yang sedang mendominasi dunia arsitektur pada masa itu karena eklektisme
cenderung memilih unsur (elemen) terbaik dan menggabungkannya sehingga menjadi “bentuk yang
sangat heterogen”. Pertentangan pendapat antara Pugin dan Ruskin terungkap pula pada
ketidaksenangan Ruskin pada masyarakat Borjuis dan masyarakat yang “ Masinal ”. Hal ini
terungkap dari tulisannya : “…semua pekerjaan hasil cetakan mesin adalah buruk dan lagipun tidak
jujur …”. Dapat dibayangkan mesin sangat mengerikan dan anti kebudayaan. Padahal pada zaman
itu, mesin dapat melahirkan suatu keindahan baru misalnya Crystal Palace atau Istana Kristal di
London Inggris. Namun Ruskin membenci bangunan luar biasa ini dan menyebutnya sebagai
“suatu ruang kaca untuk ketimun” dan bahwa stasiun kereta api bukanlah suatu karya arsitektural
tetapi hasil pekerjaan bersifat industrial. (Ragon, dalam Yulianto Sumalyo, 1997). Meskipun
terdapat perbedaan persepsi dalam arsitektur klasik, tetapi dalam hal fungsionalisme tidak terdapat
perbedaan pendapat, bahwa idealisme dari suatu arsitektur adalan perpaduan antara bentuk dan
fungsi. “Setiap bangunan harus menemukan bentuk sesuai dengan fungsinya, sebuah rumah
hendaknya berbeda dengan kantor atau gereja, dan tanpa menggunakan pandangan ini maka
hubungan antara bagian dalam bangunan dengan bagian luarnya akan diabaikan. Tidak seharusnya
15
mengorbankan kamar menjadi gelap tanpa jendela, untuk mendapatkan susunan jendela tampak
simetris dari luar atau menambah bagian-bagian tak berguna” (Ragon, dalam Yulianto Sumalyo,
1997). Dalam idiologi fungsionalisme bahwa arsitektur adalah seni, dimana prinsip-prinsip seni
menyatu didalamnya. Bahwa dalam prinsip fungsionalisme nilai konstruksi mempunyai nilai yang
sama dengan fungsi. Dianalogikan dengan perahu dimana hampir seluruh bagian dan bentuknya
mengacu kepada fungsinya. Walaupun menurut Ruskin bahwa sebagai kapal bukan produk seni
tetapi produk konstruksi dan dirancang juga untuk tahan terhadap kabut, angin dan badai, dan
hasilnya merupakan suatu bentuk yang indah. Keanggunan arsitektur tidak selalu dibentuk oleh
patung-patung maupun dekorasi tetapi oleh seni dan proporsi dalam penataan unit-unit dan bagian-
bagiannya. Senada dengan itu Eugen Emmanuel Viollet-le-Duc (1814 –1879) mengungkapkan :
“Bahwa arsitektur hendaknya dapat mengekspresikan „kekuatan‟ seperti halnya mesin uap, listrik
dan dapat memanfaatkan material baru misalnya baja. Dan apabila suatu bentuk tidak dapat
menjelaskan alasan mengapa demikian, maka dia tidak akan memancarkan keindahan”. (Ragon,
dalam Yulianto Sumalyo,1997).
16
BAB 3
STUDI KASUS
A. Kehidupan Sosial Ekonomi Eropa Pada Masa Pra Revolusi Industri
Karena perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam, maka kesempatan
bagi para pedagang Non-Islam untuk melakukan aktivitasnya menjadi terhambat.
Namun akibat meletusnya Perang Salib (1096-1291) kontak antara Eropa dengan dunia Timur
(Timur Tengah dan Asia lainnya) mulai hidup kembali. Keadaan ini bertambah ramai dengan
munculnya kota-kota dagang, seperti Genoa, Florence, Venesia, dan lain-lain yang menjadi pusat-
pusat perdagangan di daerah Eropa bagian selatan.
Sekitar tahun 1200, home industry semakin cepat berkembang dan bahkan mereka membentuk
kelompok-kelompok dalam bentuk gilda (suatu persekutuan dari pengusaha sejenis yang mendapat
monopoli dan perlindungan dari pemerintah tentang kebebasan di dalam berusaha).Pada sekitar
tahun 1350 di Eropa mulai berkembang perserikatan kota-kota dagang yang disebut dengan
hansa.Sejak abad ke-14, Inggris di bawah perlindungan Raja Edward III mulai membangun
industri-industri laken (sejenis kain wol).
B. Revolusi Industri di Inggris
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Inggris sangat maju karena didukung oleh
faktor keamanan dan politik Inggris. Faktor penentu lain adalah penemuan yang dilakukan oleh
Abraham Darby (seorang insinyur berkebangsaan Inggris) yang berhasil menggunakan batu bara
(coke) untuk melelehkan besi dan mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna. Juga penemuan
mesin uap oleh James Watt (insinyur berkebangsaan Skotlandia) pada tahun 1763.
17
C. Para Penemu dan Hasil Temuannya
Penemuan besar yang merupakan awal peradaban modern menonjol pada mesin tenun dan kain.
Isaac Merrit Singer dari Amerika Serikat berhasil memperbaiki sebuah mesin jahit rusak dan
membuat model yang lebih baik. Ia kemudian mendirikan sebuah industri yang bernama I.M Singer
and Company. Dalam tahun 1860, perusahaan ini merupakan mesin jahit terbesar di dunia.
Penemuan besar lainnya adalah penemuan mesin cetak. Blaise Pascal (seorang filsuf dan ahli
matematika berkebangsaan Perancis) menemukan mesin hitung pada tahun 1642. James Watt
adalah Bapak Revolusi Industri. Modernisasi kehidupan mendapat arah baru ketika pada tahun
1796 ia memperkenalkan mesin uapnya yang menggunakan kondensor. George Stephenson
membuat lokomotif yang pertama kali dikendarai pada jalur yang menghubungkan Liverpool ke
Manchester pada tahun 1830. Lokomotif ciptaannya diberi nama Rocket. Ia adalah pelopor dan
organisator perusahaan kereta api penumpang. Nicholas Joseph Cugnot (Perancis) dan Gottlieb
Daimler (Jerman) berhasil memperkenalkan mobil yang digerakan dengan tenaga uap. Kemudian
Henry Ford dari Amerika Serikat membangun pabrik mobil di Detroit pada tahun 1876. Perusahaan
itu diberi nama Ford Motor Company. Penemuan-penemuan di atas didukung pula oleh penemuan
para pakar di bidang kimia. Di antaranya adalah Charles Goodyear dari Amerika Serikat yang
menemukan cara memvulkanisir karet campuran dengan belerang, agar karet menjadi keras.
D. Akibat Revolusi Industri
Revolusi Industri membawa akibat yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia,
seperti:
a) Munculnya industri secara besar-besaran.
b) Timbulnya golongan borjuis dan golongan buruh. Pertentangan antara kedua golongan tersebut
menimbulkan sosialisme dan kemudian komunisme.
c) Terjadinya urbanisasi, di mana penduduk daerah pertanian berduyun-duyun pindah ke kota-kota
industri untuk bekerja sebagai buruh perusahaan sehingga lahan pertanian menjadi kosong,
sedangkan daerah industri sangat padat pendudukannya.
d) Timbulnya kapitalisme modern. Kapitalisme adalah susunan ekonomi yang berpusat pada
keberuntungan perseorangan, di mana uang memegang peranan yang sangat penting.
Kapitalisme Modern (Modern Capitalism)
Di dalam kapitalisme modern ini, si kapitalis merupakan produsen (pembuat barang-barang),
pedagang dan pembagi barang-barang (distributor). Sebagai produsen ia membutuhkan bahan
mentah untuk kebutuhan industri, serta sebagai pedagang atau pembagi barang-barang hasil
18
produksi industri ia membutuhkan pasar. Untuk menjamin kebutuhan-kebutuhan itu ia
mempengaruhi politik negaranya supaya mendapat tanah-tanah jajahan yang dapat digunakan
sebagai sumber pengambilan bahan mentah dan pasar barang industri. Oleh karena itu, akhirnya apa
yang disebut dengan kapitalisme modern terjadi.
Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism)
Dalam pelaksanaan imperialisme kuno, negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong
oleh gold (kekayaan berupa logam mulia, emas dan perak), gospel (penyebaran agama yang
dianutnya) dan glory (mendapatkan kejayaan negeri induknya). Mereka menduduki suatu wilayah
sebagai daerah jajahan untuk menyebarkan agama, mencari kekayaan dan sekaligus menambah
kejayaan negeri induk. Sehingga gold, gospel dan glory merupakan inti dari imperialisme kuno.
Imperialisme Modern (Modern Imperialism)
Negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi dan juga untuk
memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran bagi
barng-barang hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern.
E. Revolusi Sosial di Inggris
Kenyataan tentang kaum buruh dan rakyat gembel yang tercantum dalam laporan terbukti melebihi
apa yang digambarkan oleh penulis itu, sehingga pemerintah terpaksa bertindak tegas walaupun
ditentang oleh kaum majikan atas dasar laissez faire.
Keadaan rakyat gembel di Inggris sangat menyedihkan. Mereka berjejal-jejal di tempat-tempat
yang kotor atau berkeliaran mengganggu keamanan. Kejahatan semakin merajalela dan memuncak
menjadi Carnaval of Crime (pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan oleh kalangan buruh
atau pengangguran, sebagai akibat kesulitan mendapat biaya hidup).
Kekalahan Napoleon tahun 1815, berarti pula dihapusnya Continental Stelsel. Dengan adanya
Combination Laws tahun 1824, maka hampir di seluruh kota-kota industri di Inggris timbul serikat
sekerja (Trade Union) yang bertindak sangat agresif, namun kurang paham terhadap pentingnya
berorganisasi, sehingga akhirnya merugikan diri sendiri. Gerakan Chartisme (1848) juga
mengalami kegagalan, karena lebih mementingkan agitasi daripada organisasi. Akhirnya Trade
Unionism maju dengan pesat dan berkembang menjadi suatu kekuasaan yang dapat mengimbangi
kekuasaan kapitalis.
F. Industrialisasi dan Imperialisme
Dalam memenuhi kebutuhan industrinya, setiap negara imperialisme selalu ingin mendapatkan
daerah-daerah jajahan yang diinginkan untuk:
a. tempat pemasaran hasil industrinya
b. tempat pengambilan bahan mentah atau bahan baku
19
c. tempat penanaman modal lebih.
Perkembangan politik imperialisme Inggris mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Ratu Victoria (1837-1901) yang didampingi oleh menteri-menteri utama seperti William Ewart
Gladstone, Palmerstone, Benjamin Disraeli, Joseph Chamberlaine, Cecil John Rhodes. Atas jasa
dari Disraeli, Inggris pada tahun 1875 berhasil menguasai Terusan Suez dan tahun 1876 Ratu
Victoria dinobatkan menjadi Maharani India (The Empires of India).
Perjanjian Konstantinopel tahun 1887 diantaranya :
a) Terusan Suez harus tetap terbuka untuk semua jenis kapal dagang negara manapun baik dalam
keadaan perang maupun damai
b) Dilarang mengadakan blokade atau serangan kepada Terusan Suez.
BAB 4
KESIMPULAN
Revolusi Industri di Inggris berdampak pada terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan, masyarakat baik
di Inggris maupun secara bertahap mulai mempengaruhi dunia melalui daerah-daerah jajahan, maupun
hubungan lintas benua, Negara dan lintas wilayah. Perubahan itu terjadi begitu cepat dan berdampak pada
mobilitas migrasi penduduk yang cendrung mencari daerah yang mudah memperoleh kebutuhan pokok
baik secara materil maupun kemudahan akses karena dampak dari revolusi industri yang mamicu
munculnya teknologi baru dalam bidang telekomunikasi, transportasi, pertanian maupun dalam bidang
ekonomi dan pendidikan, politik dan aspek geografis.
Revolusi industri di Inggris mempengaruhi kondisi sosiologis, politik, ekonomi budaya dimana budaya
bercocok tanam beranekaragam diganti dengan jenis tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis.
Pengaruh dari hal ini, Belanda di Indonesia mulai mengeksplorasi sumber daya alam Indonesia baik
manusianya, budayanya, hasil hutan, pertanian, maupun potensi tambang untuk mendapatkan hasil atau
keuntungan yang sebanyak-banyaknya, namun hanya mengeluarkan modal yang sekecil-kecilnya. Dalam
hal ini hak asasi masyarakat baik pribadinya maupun harta pemilik secara materil diabaikan oleh penjajah.
20
DAFTAR PUSAKA :
Ching, Francis DK, 1987, Architecture: From, Space and Order, Van Nostrand Reinhold.
Funk dan Wagnalls, 1990, New Encyclopedia, vol – 22.
Klassen, Winand, 1992, Architecture and Philosophy, Philipines: Calvano Printers Cebu City
Kruf, Hanno-Walter, 1994, A History of Architectural Theory, Princenton Architectural Press.
Mangunwijaya, YB, 1987, Wastu Citra, Gramedia, Jakarta.
Meiss, Pierre von, 1985, Elements of Architecture, Van Nostrand Reinhold.
Soger, Smith T., 1987, An Ilustrated of History Architecture Style, Omega Books.
Soger, Smith T., 1989, An Ilustrated of History Architecture Style, Omega Books.
Sumalyo, Yulianto, 1997, Arsitektur Moder Akhir Abad XIX dan Abad XX.
Gajahmada University Press, Yagyakarta.
Tjahyono, Gunawan, 1999, “Teori Arsitektur di Dunia Barat”, makalah Penataran
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri
http://www.fordham.edu/halsall/mod/modsbook14.html