1. zusje wm warrouw unima

Upload: agung-dirgo-nugroho

Post on 02-Mar-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal

TRANSCRIPT

  • PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT METAKOGNITIF(CSM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

    BIOLOGI SISWA SMP DI MANADO

    Zusje W.M. WarouwPendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Manado

    E-mail: [email protected]

    Abstract: This research developed learning package, which could improve learningresult of the students, Cooperative Script (CS) strategy that was integrated withMetacognitive (M) in the form of self assessing or CSM. Results of such developmentwere experimented to eighth grade students of State Junior High Schools in Manado.Results of the analysis showed that average score of the students who have high-academic capability (AT), and low-academic capability (AR) who applied CSMstrategy, have beyond the learning result of the students who have high-academiccapability and low-academic capability by applying conventional strategy (Konv):1)average score of the group of CSM-AT strategy, 18,72% higher than Konv-AT, and26,33% higher than Konv-AR, 2) average score of CSM-AR group, 12,08% higher thanKonv-AT, and 19,27% higher than Konv-AR. The improved percentage occurred onCSM-AR group 595,10% for learning result of the students

    Kata kunci: Cooperative Script, Metacognitive, Hasil Belajar

    Abad pengetahuan seperti sekarangini, ditandai dengan perkembanganteknologi dan informasi yang sangatcepat, dituntut individu belajar sepanjanghayat. Seperti yang dikemukakanGeremek (1996), bahwa pendidikansepanjang kehidupan individu harusdidasarkan pada empat jenis belajarfundamental yang membentuk pilar-pilaryaitu: belajar untuk mengetahui(learning to know), belajar untukmelakukan (learning to do), belajaruntuk hidup bersama (learning to livetogether), dan belajar untuk menjadikanjati diri (learning to be).

    Kemampuan belajar sepanjanghayat diperlukan untuk bisa bertahan(survive) dan berhasil (sukses) dalammenghadapi setiap masalah sambilmenjalani proses kehidupan sehari-hari.Hal ini sesuai dengan prinsip KTSPselain belajar seumur hidup, juga belajarmelalui berbuat; mengembangkankecerdasan intelektual, emosional,spiritual, dan sosial; belajar mandiri danbelajar bekerja sama; dan kegiatan yangberpusat pada siswa (Muslich, 2007). Dilain pihak sebagian besar pembelajarandi Indonesia belum mampu menjadikan

    siswa sebagai pebelajar mandiri. Salahsatu daerah yang kualitaspembelajarannya masih rendah adalahSulawesi Utara, khususnya kotaManado. Penelitian survei menunjukkanbahwa sebagian besar siswa SMP Negeridi Kota Manado belum mencapaiKriteria Ketuntasan Minimal. Surveiyang dilakukan pada 14 SMP Negeri diKota Manado bulan Juni-Juli 2008,menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasilbelajar siswa kelas VII semester genaptahun ajaran 2007/2008 umumnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM 75). Rendahnya hasil belajarbiologi di Manado, disebabkan karenabelum mengembangkan pembelajaranmetakognitif. Hasil survei menunjukkanbahwa guru-guru belum mengetahui apa,dan bagaimana pembelajaranmetakognitif. 36,58% responden belummengenal pembelajaran metakognitif,46,34% tidak menjawab (dalam kategoritidak tahu), sedangkan yang sudahmengenal hanya 17,07% namunberdasarkan wawancara, respondenhanya membaca melalui buku teks.Demikian pula kemampuanmetakognitif, terungkap 97,56% belum

  • tahu arti kemampuan metakognitif danbelum mengembangkan, dan 100%belum tahu pentingnya memberdayakankemampuan metakognitif dalampembelajaran . Fakta empiris ini sangatkontradiktif dengan peran metakognisisecara teoretis. Metakognisi(metakognitif) memiliki peranan yangsangat penting, agar pembelajaranberhasil (Livingstone, 1997). Hasilsurvei juga menunjukkan yang sudahmengenal strategi cooperative script19.51%, sudah pernah menerapkan17.07%. Namun dalam langkah-langkahstrategi cooperative script 4.87% yangmenjawab benar (Warouw, 2008)

    Atas dasar beberapa temuanempiris pada pembelajaran biologi diKota Manado, maka penting dilakukanpenelitian untuk mengembangkanperangkat pembelajaran yangberorientasi pada prinsipkonstruktivisme seperti strategiCooperative Script (CS). Strategipembelajaran CS selain memilikikeunggulan secara teoretis, jugamerupakan model pembelajaran yangmengembangkan upaya kerja samadalam mencapai tujuan bersama(Dansereau, 1985), dapat meningkatkanpemahaman dan ingatan siswa (Jacobs,1996), dan dapat meningkatkan hasilbelajar siswa (Dansereau, 1985). Salahsatu manfaat pembelajaran CS adalahterjadi kesepakatan antara siswa dengansiswa, guru dangan siswa, secarakolaboratif untuk memecahkan suatumasalah dalam pembelajaran.

    Strategi ini, dapat lebih efektif jikastrategi metakognitif dipadukan kedalam sintaks pembelajaran. Strategimetakognitif tidak hanya efektifmemberdayakan kemampuan berpikirtingkat tinggi (metakognisi), tetapi jugamenjadikan siswa lebih mandiri dalambelajar.

    Strategi CS dan strategimetakognitif merupakan 2 strategi

    belajar yang dapat dilakukan secarabersamaan dalam pembelajaran.Tujuannya adalah melatih siswa untukberpikir selama pembelajaran dansekaligus juga membantu siswa untukmencapai ketuntasan belajar.

    METODEPenelitian ini dilakukan dalam dua

    tahapan yaitu pengembangan perangkatpembelajaran dan penelitian quasieksperimen.

    Pengembangan PerangkatPengembangan perangkat

    pembelajaran dilakukan denganpendekatan sistem Kemp (1994), dalamtahapan: a) Analisis tujuanpembelajaran, b) Analisis siswa, c)Analisis tugas, d) Merumuskan tujuanpembelajaran, e) Penyusunan tes hasilbelajar, f) Menyusun urutan materi, g)Pemilihan strategi pembelajaran,penyampaian, i) Pemilihan materi/media, j) Penyusunan kegiatanpembelajaran/prototipe pembelajaran, k)Validasi perangkat (oleh pakar, siswa,lapangan), l) Revisi, dan m) UjicobaRPP tertentu Revisi (didapatkanperangkat final) siap diimplementasikanpada penelitian eksperimen. Padapenelitian ini, jenis perangkat yangdikembangkan adalah Silabus CSM,RPP CSM dan LKS CSM.Pengembangan perangkat pembelajarandilakukan dengan memperhatikan fakta-fakta empiris terkait pembelajaranbiologi di SMP Negeri Kota Manado,dan kesesuaiannya dengan KTSP. Untukmengukur keberhasilan pembelajaranmaka dilakukan juga pengembanganperangkat evaluasi instrumen tes berupaessay test.

    EksperimenRancangan penelitian Quasi

    eksperiment selengkapnya adalahpretest-postest Non-equivalent Control

  • Group Design versi faktorial 5 X 2,sebagaimana yang ditunjukkan padaGambar 1.

    O1 X1Y1 O2O3 X1Y2 O4O5 X2Y1 O6O7 X2Y2 O8O9 X3Y1 O10O11 X3Y2 O12O13 X4Y1 O14O15 X4Y2 O16O17 X5Y1 O18O19 X5Y2 O20

    Gambar 1 Prosedur Eksperimen Pretest-Postest Non-equivalent Control GroupDesign (Wiersma, 1995).

    Keterangan: O1,3,5,7,9,11,13,15,17,19 = PretesO2,4,6,8,10,12,14,16,18,20 = PostesX1 = Cooperative Script + Metakognitif (CSM)X2 = Strategi Reciprocal Teaching + Metakognitif (RTM)X3 = Strategi Cooperative Script(CS)X4 = Strategi Reciprocal Teaching(RT)X5 = Strategi KonvensionalY1 = Kemampuan akademik tinggiY2 = Kemampuan akademik rendah

    Seluruh penelitian dilakukan padaSMP Negeri di Kota Manado, dandilaksanakan selama semester genaptahun pelajaran 2008/2009 pada 6sekolah terpilih secara Cluster Sampling.Dengan penentuan kelas secara random,didapatkan 5 kelas kemampuanakademik tinggi: kelas VIII 1 SMPNegeri 4 dengan sintaks CS+M; kelasVIII D SMP Negeri 1 dengan sintaksCS, kelas VIII L SMP Negeri 1 dengansintaks RT+M, kelas VIII B SMP Negeri1 dengan sintaks RT, kelas VIII A SMPNegeri 10 dengan sintaks Konvensional.Selanjutnya 5 kelas kemampuanakademik rendah: kelas VIII 10 SMPNegeri 7 dengan sintaks CS+M, kelasVIII D SMP Negeri 3 dengan sintaksCS, kelas VIII 7 SMP Negeri 8 dengansintaks RT+M, kelas VIII 13 SMPNegeri 8 dengan sintaks RT, kelas VIII 7SMP Negeri 7 dengan sintakspembelajaran Konvensional.Pengelompokkan kemampuan akademikdilakukan berdasarkan data Nilai Rapor(NR) semester ganjil, masing-masing 5kelas yang berkemampuan akademiktinggi (NR75) yang tidak berbeda

    signifikan, dan 5 kelas yangberkemampuan akademik rendah(NR75) yang tidak berbeda signifikan.

    Makalah ini ditulis hanya atasdasar hasil penelitian yang terkaitpengaruh strategi pembelajaran CSMdan yang konvensional di kalangansiswa berkemampuan akademik tinggidan rendah. Rata-rata jumlah siswasetiap kelas antara 36-40 siswa. Padasetiap strategi diambil 20 siswa, kecualiuntuk strategi konvensional akademiktinggi diambil 16 siswa, sehinggadiperoleh jumlah sampel 76 siswa.

    Instrumen evaluasi yang disusunberupa tes essay hasil belajarmenggunakan rubrik penskorandikembangkan peneliti mengacu padaHart (1994).

    HASIL

    Pengembangan PerangkatPembelajaran CS+Metakognitif.

    Langkah-langkah pembelajarancooperative script dengan metakognitif(CSM), hasil pengembangan ditunjukkanpada Tabel 1.

  • Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran CS+Metakognitif

    Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    A. Kegiatan Awal1. Guru Memotivasi siswa, dengan menggali

    pengetahuan awal siswa.2. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran3. Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok (9

    kelompok, terdiri dari 4 siswa, dan kemudiandibentuk berpasangan, dengan melemparkansebuah koin, untuk menentukan siapa yang akanmenjadi partner A (pembicara) dan Partner B(pendengar)

    A. Kegiatan Awal1. Siswa menyiapkan diri untuk belajar

    2. Menyimak penyampaian: TujuanPembelajaran

    3. Siswa saling berpasangan dalam kelompoksebagai partner A (pembicara), dan partner B(pendengar).

    B. Kegiatan Inti1. Guru membagikan wacana/materi kepada tiap

    siswa untuk dibaca, dan membuat ringkasan2. Guru mengarahkan kedua partner membaca bagian

    yang sama, setelah selesai, dilanjutkan denganmembuat ringkasan di LKS.

    3. Guru memberikan kesempatan Partner Amembacakan hasil kegiatan meringkas kepadapartner B, dan partner B mendeteksi/ mengoreksisetiap kesalahan pertanyaan, jawaban, danringkasan partner A dengan

    - menunjukkan ide-ide yang kurang lengkapdan

    - membantu mengingat ide-ide pokok denganmenghubungkan materi sebelumnya ataudengan materi lainnya.

    4. Guru memberikan kesempatan kedua partnerbekerja sama membuat ringkasan denganinformasi yang jelas dan tepat.Selanjutnyadiberikan kesempatan presentasi.

    5. Guru memberikan kesempatan kepada siswamembuat self assessing terhadap materi yangtelah dipelajari, dengan menuliskan pada LKS danjurnal belajarnya.

    6. Guru mengarahkan kedua partner membacamateri berikutnya.

    7. Guru menyuruh langkah 3-4 diulang, partner-partner bertukaran peran, Partner A sebagaipembicara berganti sebagai pendengar dansebaliknya

    B. Kegiatan Inti1. Siswa membaca dan menyimak

    wacana/materi untuk membuat ringkasan2. Kedua partner membaca bagian yang sama

    setelah selesai, dilanjutkan dengan membuatringkasan di LKS.

    3. Partner A membacakan hasil kegiatanmeringkas kepada partner B, dan partner Bmendeteksi/ mengoreksi setiap kesalahanpertanyaan, jawaban, dan ringkasan partnerA dengan- menunjukkan ide-ide yang kurang

    lengkap dan- membantu mengingat ide-ide pokok

    dengan menghubungkan materisebelumnya atau dengan materi lainnya.

    4. Kedua partner bekerja sama membuatringkasan dengan informasi yang jelas dantepat. Selanjutnya presentasi

    5. Siswa membuat self assessing terhadapmateri yang telah dipelajari, denganmenuliskan pada LKS dan jurnal belajarnya.

    6. Kedua partner membaca materi berikutnya

    7. Langkah 3-4 diulang, partner-partnerbertukaran peran, Partner A sebagaipembicara berganti sebagai pendengar dansebaliknya.

    C. Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan membuat kesimpulan dari hasil

    refklesi dengan menuliskan pada jurnal belajarnya.2. Memberikan kesempatan kepada siswa

    mengumpulkan LKS3. Penugasan, membuat ringkasan untuk materi

    selanjutnya.

    C. Kegiatan Penutup1. Membuat kesimpulan dari hasil refklesi

    dengan menuliskan pada jurnal belajarnya.2. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah

    dikerjakan.3. Mengerjakan tugas rumah, yaitu membuat

    ringkasan untuk materi selanjutnya.Keterangan: Penggabungan oleh Penulis

  • Tabel 2. Hasil Uji Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Akademik terhadap HasilBelajar Siswa

    Source Type III Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Corrected Model 8510.269(a) 10 851.027 19.772 .000Intercept 65611.671 1 65611.671 1524.325 .000Prekog 45.443 1 45.443 1.056 .306Strategi 4382.750 4 1095.687 25.456 .000Akademik 2441.889 1 2441.889 56.731 .000Strategi * Akademik 1319.893 4 329.973 7.666 .000Error 7962.975 185 43.043Total 1052134.195 196Corrected Total 16473.243 195

    Secara eksplisit, Tabel 1menggambarkan proses pembelajaranyang dilakukan dengan strategipembelajaran CSM, dan berorientasipada peningkatan hasil belajar siswa.

    Penelitian Eksperimen

    Data yang terkumpulkan melaluiinstrumen penelitian dianalisis denganmenggunakan anakova. Hasil analisisselengkapnya ditunjukkan pada Tabel 2.

    Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihatbahwa signifikansi terkait strategimaupun kemampuan akademik sama-sama sebesar 0,000. Oleh karena itu HOyang terkait strategi maupunkemampuan akademik ditolak danhipotesis penelitiannya masing-masingditerima. Oleh karena makalah ini ditulishanya berdasarkan hasil penelitianterkait strategi pembelajaran CSM dankonvensional, maka berikut ini

    ditunjukkan hasil uji LSD yang hanyamencakup kedua strategi itu.

    Dari hasil uji LSD pengaruhstrategi pembelajaran, terungkap adanyaperbedaan rata-rata skor hasil belajarsiswa pada kelompok perlakuan dankelompok kontrol. Rata-rata terkoreksihasil belajar siswa yang belajar dengansrategi pembelajaran CSM sebesar76,320 lebih tinggi 18,98% dibandingdengan rata-rata terkoreksi hasil belajarsiswa yang belajar dengan strategipembelajaran konvensional sebesar64,140. Hasil analisis jugamemperlihatkan bahwa terdapatperbedaan rata-rata hasil belajar siswaakademik tinggi dan siswa akademikrendah. Rata-rata skor hasil belajar siswaberkemampuan akademik tinggi sebesar76,324 lebih tinggi 10,94% dibandingdengan rata-rata skor hasil belajar siswaberkemampuan akademik rendah yaitu68,796.

    Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji LSD Pengaruh Interaksi Strategi Pembelajaran danKemampuan Akademik terhadap Hasil Belajar Siswa

    STRATEGI MAMPU XKOG Y1KOG SELISIH Y1KOG-CORLSD

    Notation3=Konvensional 2=bawah 9,592 62,535 52,943 62,146 a3=Konvensional 1=atas 11,978 66,146 54,168 66,133 a1=CSM 2=bawah 10,695 74,340 63,646 74,126 b1=CSM 1=atas 16,285 77,848 61,563 78,514 b

  • Berdasarkan Tabel 3 skor rata-ratahasil belajar siswa berkemampuanakademik tinggi yang belajar strategipembelajaran CSM sebesar 78,514, lebihtinggi 5,92% dari rata-rata hasil belajarsiswa berkemampuan akademik rendahyang belajar dengan strategi CSM, serta18,72% lebih tinggi dari rata-rata hasilbelajar siswa berkemampuan akademiktinggi yang belajar dengan strategikonvensional. Hal yang terbalik terlihatpada hasil belajar siswa berkemampuanakademik rendah yang belajar denganstrategi pembelajaran CSM, yangmeningkat lebih tinggi yaitu 595,10%dibandingkan dengan skor rata-ratasiswa berkemampuan akademik tinggiyang belajar dengan strategi CSM yangmeningkat 378,03%. Dalam hal ini rata-rata skor hasil belajar siswaberkemampuan akademik rendahmeningkat lebih tinggi dari kemampuanawal dibandingkan dengan rata-rata skorhasil belajar siswa berkemampuanakademik tinggi yang belajar denganstrategi CSM.

    PEMBAHASANPengaruh Strategi CSM terhadapHasil Belajar Siswa

    Hasil analisis data menunjukkanbahwa terdapat pengaruh strategipembelajaran CSM terhadap hasilbelajar siswa SMP Negeri di KotaManado. Rata-rata skor hasil belajarsiswa yang belajar dengan strategipembelajaran CSM lebih tinggidibanding dengan rata-rata skor hasilbelajar siswa yang belajar denganstrategi pembelajaran konvensional.Berg (1993) yang diacu dalam Hadi(2007) memberikan penjelasan bahwasiswa yang diikutkan dalam programpembelajaran CS lebih berprestasidibanding dengan siswa yang belajarsendiri

    Tingginya rata-rata skor hasilbelajar siswa ini tidak terlepas dari peransintaks pembelajaran CS + metakognitif.

    Telah diketahui bahwa strategipembelajaran CS + metakognitifmemiliki keunggulan yaitu adanyaproses self assesing yang dilakukansiswa pada akhir pembelajaran. Denganstrategi ini, siswa akan semakinmeningkatkan perolehan hasilbelajarnya. Siswa dilatih untukmengembangkan proses berpikir secarateratur untuk mengetahui konsep-konsepapa saja yang telah diperoleh selamapembelajaran dan apa yang belumdiketahui serta bagaimanamengembangkan pengetahuan yang telahdiperoleh. Pengontrolan terhadap prosespembelajaran memungkinkan siswa akanmenjadi pebelajar yang mandiri.Konsep-konsep yang telah diketahuiselama pembelajaran akan semakin terusberkembang dan yang belum diketahuiakan terus dipelajari. Strategi CS +metakognitif sangat efektif diterapkanuntuk mencapai Kriteris KetuntusanMinimal (KKM) sehingga prosesremidial dapat ditiadakan.

    Hasil analisis data jugamenunjukkan bahwa terdapat pengaruhkemampuan akademik terhadap hasilbelajar siswa. Rata-rata skor hasil belajarterkoreksi pada siswa berkemampuanakademik tinggi berbeda signifikandengan rata-rata skor hasil belajarterkoreksi pada siswa berkemampuanakademik rendah. Hasil tersebutmenunjukkan bahwa siswaberkemampuan akademik tinggi akanlebih meningkat hasil belajardibandingkan dengan siswaberkemampuan akademik rendah.

    Hasil penelitian ini juga sejalandengan Susantini (2004), Winarni(2006), Tindangen (2006) dan Handoko(2007) yang melalui hasil penelitiannyajuga menyimpulkan bahwa hasil belajarpada siswa berkemampuan akademiktinggi lebih baik dibandingkan denganhasil belajar siswa berkemampuanakademik rendah. Hasil belajarberhubungan dengan kemampuan siswamemahami materi pelajaran (Pearson,

  • 1984; Nasution, 1998; dan Usman, 1996)yang diacu dalam Handoko (2007).Lebih lanjut, dijelaskan pula oleh Rindel(1994) yang menyatakan bahwakemampuan akademik merupakan salahsatu variabel yang memiliki posisipenting untuk mengembangkanpengetahun pada diri siswa. Penelitianlain yang sejalan dengan temuanpenelitian ini adalah penelitian yangdilakukan oleh Winarni (2006),Tindangen (2006), yang melalui hasilpenelitiannya menyimpulkan bahwasiswa berkemampuan akademik berbedajika diberikan perlakuan dengan strategipembelajaran yang sama akanmenunjukkan hasil belajar yang tidakberbeda.

    Temuan penelitian ini jugamengungkapkan bahwa strategipembelajaran CS + metakognitif terbuktimemperkecil jarak perolehan hasilbelajar siswa berkemampuan tinggi dansiswa berkemampuan akademik rendah.Hasil belajar siswa berkemampuanakademik tinggi, meskipun lebih tinggi,tetapi tidak menunjukkan perbedaanyang nyata dengan hasil belajar siswaberkemampuan akademik rendah.Karakteristik pembelajaran CSmemungkinkan siswa berkemampuanakademik tinggi dan akademik rendahuntuk berikteraksi menemukan jawabanterkait dengan pertanyaan guru dansaling mengoreksi konsep-konsep yangtelah dipahami melalui bahan bacaan danmerangkum. Hal ini sesuai denganNurhadi, dkk., (2004) yang menjelaskanbahwa tujuan penting dari pengajarankooperatif adalah untuk mengajarkankepada siswa keterampilan kerjasama.Pengajaran ini sangat bermanfaat bagisiswa yang heterogen, denganmenonjolkan interaksi dalam kelompok.Model ini dapat membantu siswa lainyang memiliki kemampuan dan latarbelakang yang berbeda-beda.

    Keunggulaan dan Keefektifan StrategiPembelajaran CSM Sebagai TemuanPenelitian

    Pengembangan strategipembelajaran dilakukan denganmenginfusi strategi metakognitif kedalam strategi pembelajaranCooperative Script. Omalley danChamot dalam Henia (2006) membagistrategi pembelajaran menjadi 3golongan, yaitu: 1) social-affective, 2)cognitive, dan 3) metacognitive. Atasdasar itu, maka sudah semestinyadikembangkan strategi pembelajaranefektif yang dapat meningkatkan hasilbelajar siswa. Infusi strategimetakognitif ke dalam strategipembelajaran yang berorientasipengembangan kognitif, diyakini dapatmengembangkan hasil belajar siswa.

    Self assessing sebagai bagian daristrategi metakognitif, dilakukan denganprinsip siswa dilatih untuk melakukanevaluasi terhadap konsep-konsep yangtelah diketahui, yang belum diketahuiselama pembelajaran, dan bagaimanamengembangkan pengetahuan yang telahdiketahui. Kegiatan ini dilaksanakanpada bagian akhir pembelajaran, dansiswa diwajibkan menuliskan selfassessing pada LKS yang disediakanguru. Dengan strategi self assessing,siswa dilatih untuk mengontrol proseskognitifnya secara berkesinambungandan permanen sehingga menjadikandirinya sebagai pebelajar yang mandiri.

    Strategi CS juga memilikikarakteristik yang menunjangpemberdayaan metakognitif denganmembuat ringkasan berdasarkan bahanbacaan yang dipelajari. Menurut Nur(2000), siswa seharusnya diajar strategibelajar dan mengingat, siswa-siswasekolah menengah dapat diajarbagaimana sistem memori bekerja danstrategi-strategi belajar lebih lanjut,seperti pembuatan catatan, menggunakancatatan pinggir, dan pemotongan.

  • Aktivitas pembelajaran padastrategi CSM menekankan pembelajaranpada eksplorasi terhadap bahan bacaan.Peirce (2004), mengemukakan bahwaada empat strategi membaca dan belajarefektif, yaitu: (1) buatlah pertanyaan-pertanyaan dan jawab, (2) tulisringkasan, (3) tulis uraian atau perluasan,dan (4) gunakan strategi-strategimengatur.

    Menggabungkan strategipembelajaran CS dengan strategimetakognitif self assessing, memilikikeunggulan dan keefektivan dalammeningkatkan hasil belajar siswa. Siswadibagi dalam kelompok yangberanggotakan 2 orang. Selanjutnya,siswa membuat ringkasan berdasarkanbahan bacaan yang disediakan guru.Hasil meringkas siswa A akandipresentasi dan dikoreksi olehpasangannya. Begitu juga sebaliknyasiswa B akan mempresentasikan hasilringkasannya dan dikoreksi siswa A.Setelah saling memberikan koreksiterhadap hasil meringkas, siswadiharuskan melakukan refleksi terhadapproses kognitif dengan menuliskan apayang telah diketahui, apa yang belumdiketahui serta bagaimanamengembangkan yang sudah diketahui.

    Keunggulan strategi CSM lainnyaadalah ketersediaan yang relatif lebihpanjang bagi siswa untuk salingmengoreksi hasil meringkas, danmelakukan refleksi terhadap hasil belajarmereka. Arends (2001) menjelaskanbahwa metakognitif mengarah padapebelajar berpikir tentang berpikirnyadan kemampuan mereka untukmenggunakan strategi belajar tertentudengan tepat.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    KesimpulanInfusi strategi metakognitif pada

    strategi pembelajaran CS (CSM), lebihmeningkatkan hasil belajar siswa. Siswayang terlatih menggunakan strategi

    metakognitif secara sengaja dalamaktivitas pembelajaran dapat menjadikandirinya sebagai pebelajar yang mandiri,dan dapat mengaktifkan kemampuanberpikir tingkat tinggi.

    SaranAtas dasar simpulan hasil

    penelitian, maka disarankan bagi calonguru dan guru biologi dapatmemperhatikan pemilihan strategipembelajaran yang tepat seperti strategiCSM yang dapat diterapkan secara luasuntuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    DAFTAR RUJUKANArends, R.I. 2001. Learning to Teach,

    Fifth edition. New York:McGraw-Hill Company, Inc.

    Dansereau, D. F. (1985). LearningStrategy Research. In J. W. Segal,S. F. Chipman, & R. Glaser (Eds.),Thinking and Learning Skills: Vol.1, Relating Instruction toResearch. Hillsdale, NJ: Erlbaum.

    Geremek, B. 1996. Education For theTwenty-First Century. Paris Inter-Conference on Education, Science,Culture and Commucation on theEve of the 21st Century (Report 1)21 May 1996.

    Hadi, S. 2007. Pengaruh StrategiPembelajaran Cooperative Scriptterhadap Keterampilan BerpikirKritis, Keterampilan Metakognitif,dan kemampuan Kognitif Biologipada Siswa SMA LaboratoriumUniversitas Negeri Malang. TesisTidak Dipublikasikan. Malang:PPs Universitas Negeri Malang.

    Handoko, 2007. Pengaruh PembelajaranInkuiri dan Strategi Kooperatifterhadap Hasil Belajar Kognitif,Kemampuan Berpikir Kritis, danKemampuan Kerjasama SiswaSMA Berkemampuan Atas danBawah di Kota Metro Lampung.Disertasi. Tidak Diterbitkan.

  • Malang: PPs Universitas NegeriMalang.

    Hart, D. 1994. Authentic Assessment AHandbook for Educators. NewYork: Addison-Wesley PublishingCompany.

    Henia, N.D. 2006. ApplyingMetacognitive Strategies toSkimming Research Articles in anESP Context. English TeachingForum. Vol 44, Number 1:2-7..

    Jacobs, G. M., Lee, G. S., & Ball, J.1996. Learning CooperativeLearning Via CooperativeLearning. A Sourcebook ofLesson Plans for TeacherEducation on CooperativeLearning. Singapore. SEAMEORegional Language center.

    Kemp, J.E., Morrison, G.R., dan Ross,S.M. 1994. Designing EffectiveInstruction. New York: MacMilanCollege Publishing Company.

    Livingston, J.A. 1997. Metacognition:An Overview State Univ. Of NewYork at Buffalo. (Online)http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/-metacog.html.Diakses 28-12-2007

    Nur, M. 2000. Strategi-strategi Belajar.Surabaya: UNESA- UniversityPress.

    Nurhadi, Yasin, B., dan Senduk, A. G.2004. Pembelajaran KontekstualDan Penerapannya dalam KBK.Malang: UM Press.

    Peirce, W. 2004. Metacognition: StudyStrategies, Monitoring, andMotivation. A greatly expandedtext version of a workshoppresented November 17, 2004, atPrince George's CommunityCollege. http:// academic. pgcc.edu/~wpeirce/MCCCTR/metacognition.htm. Diakses 14-06-08

    Susantini, 2004. Strategi Metakognitifdalam Pembelajaran Kooperatifuntuk Meningkatkan KualitasProses Pembelajaran Genetika diSMA. Jurnal Ilmu Pendidikan.Jilid 12(1):62-73.

    Tindangen, M. 2006. ImplementasiPembelajaran Kontektual PetaKonsep Biologi SMP pada SiswaBerkemampuan Awal Berbeda diKota Malang dan Pengaruhnyaterhadap Kemampuan BerpikirTingkat Tinggi dan Hasil Belajarkognitif. Disertasi Tidak diTerbitkan. Malang: ProgramPascasarjana UM.

    Warouw, Z.W.M. 2008. BagaimanaPembelajaran Metakognitifdengan Strategi CooperativeScript pada Pembelajaran Biologi.Makalah disampaikan padaSeminar Hasil PTK MataPelajaran Biologi bagi GuruSMA/MA dan SMK Negeri danSwasta se Jawa Timur.Diselenggarakan oleh MGMPSMA/MA Kota Malang bekerjasama dengan FMIPA UniversitasNegeri Malang Tanggal 15November 2008.

    Wiersma, W. 1995. Reseach Methods InEducation. Sixth Edition. Boston:Allyn and Bacon.

    Winarni, E. W. 2006. Pengaruh StrategiPembelajaran TerhadapPemahaman Konsep IPA-Biologi,Kemampuan Berpikir Kritis, danSikap Ilmiah Siswa Kelas V SDdengan Tingkat KemampuanAkademik Berbeda di KotaBengkulu. Disertasi TidakDipublikasikan. Malang: PPsUniversitas Negeri Malang.