1. media.doc
TRANSCRIPT
TUGAS BAKTERIOLOGI
Pembuatan Media LB, BGLB, NA, dan PZ Steril
Oleh kelompok 3
Nama Kelompok :
1. Ani Eliya (P07134012005)
2. Yulistya Randi Putri (P07134012015)
3. Wahyu Surya Candra Eka Prapti (P07134012025)
4. Made Wisnu Hostyadi Putra (P07134012035)
5. A.A Istri Agung Adnyani (P07134012045)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehatirat Tuhan,karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya.
Didalam laporan ini membahas tentang pembuatan media LB, BGLB, NA,
dan PZ Steril yang kita gunakan.
Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Nyoman Mastra selaku Dosen pengajar mata kuliah Bakteriologi
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
2. Bapak I Nyoman Jirna, S.KM,M.Si selaku Dosen pengajar mata kuliah
Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
3. Ibu Luh Ade Wilan Krisna,S.Si,M.Ked selaku Dosen pengajar mata kuliah
Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
4. Bapak Kadek Aryadi Hartawiguna,A.Md.AK selaku Dosen pengajar mata
kuliah Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Denpasar
5. Teman-teman Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Diakhir kata kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar
laporan ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Denpasar, 11 September 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………................................. Hal
KATA PENGANTAR………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 5
1.3 Tujuan…………………………………………………… 5
1.4 Manfaat…………………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………… 6
BAB III METODE
3.1 Waktu dan Tempat………………………………………. 19
3.2 Alat, Bahan, dan Reagen………………………………… 19
3.3 Cara Kerja………………………………………………...19
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan………………………………….. 21
4.2 Pembahasan……………………………………………… 22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………… 25
5.2 Saran…………………………………………………….. 25
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………… 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Media adalah pembenihan substrat atau dasar makanan untuk
menumbuhkan dan membiakkan suatu mikroorganisme. Media yang baik bagi
pemeliharaan mikroorganisme ialah yang mengandung unsure-unsur makanan
yang diperlukan, dapat berupa garam-garam anorganik seperti protein, peptone,
asam-asam amino dan vitamin-vitamin. Bahan-bahan makanan yang disediakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut kultur media. Sedangkan
mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada suatu kultur media
disebut kultur.
Media dapat berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan dan meyimpan
mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat
berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan, sifat-sifat biokimiawi
mikroorganisme. Selain itu dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran dapat
berfungsi untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan
perubahan virulensi dan lain-lain.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat media adalah :
1. Media harus mengandung semua unsur makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.
3. Media harus dalam keadaan steril sebelum ditanami mikroorganisme yang
dimaksud, jadi tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang lain yang tidak
diharapkan .
Komposisi yang terkandung pada media:
Di Laboratorium mikrobiologi, untuk pekerjaan rutin biasanya dibuatkan
media standar yang terdiri dari : kaldu, pepton, karbohidrat. Jika diperlukan media
4
padat, dapat ditambahkan agar. Media standar ini disediakan untuk mempermudah
macam-macam media yang dikehendaki sesuai dengan tujuannya. Misalnya
membuat media agar miring, untuk membiakkan mikroorganisme, media agar
darah untuk membiakkan kuman yang memerlukan darah, media agar dam
lempeng, untuk melihat hemolisis dan lain-lain.
Pada hakekatnya komposisi media yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan
mikroorganisme seperti pada habitat aslinya (kondisi alamiah). Oleh karena itu,
jika ingin membiakkan mikroorganisme yang dapat hidup di usus manusia
misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dapat hidup diusus
manusia misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dilakukan
dengan bermacam-macam media diperkaya, media selektif , dan media
differensial. Sedangkan pengereman (inkubasi) media harus dilakukan pada suhu
370 C, yaitu suhu yang sesuai dengan tubuh manusia.
Dewasa ini untuk keperluan penelitian maupun pekerjaan di laboratorium banyak
dipermudah dengan adanya bermacam-macam media yang tersedia dalam bentuk
serbuk kering. Serbuk kering ini sudah siap dipakai.artinya tidak perlu lagi
menentukan pH nya, sebab hal ini sudah dilakukan terlebih dahulu pada
pembuatan serbuk. Sehingga untuk menyiapkan media cukup mengikuti aturan
pakai yang dituliskan pada tabel. Misalnya sekian gram serbuk kering dilarutkan
dalam sekian liter mililiter air suling, kemudian disterilkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan media pertumbuhan mikroba?
2. Bagaimana pembuatan media LB,BGLB,NA dan PZ Steril?
3. Bagai mana persyaratan media pertumbuhan ?
4. Apa saja syarat- syarat penyusun media ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Media LB merupakan media cair yang digunakan dalam
pemeriksaan pendahuluan terhadap pemeriksaan air secara
mikrbiologi
5
1.3.2 Media BGLB merupakan media cair yang diguakan untuk
mengefektifkan pertumbuhan kuman Escherichia coli
1.3.3 Media NA merupakan media yang diguakan untuk stok kultur
( penyimpanan kuman- kuman / bakteri)
1.3.4 Media PZ Steril digunakan sebagai media pelarut
1.4 MANFAAT
1.4.1 Dapat membuat media LB yang digunakan dalam pemeriksaan
pendahuluan terhadap pemeriksaan air secara mikrobiologi
1.4.2 Dapat membuat media BGLB yang digunakan untuk mengefektifkan
pertumbuhan kuman Escherichia coli
1.4.3 Dapat membuat media NA yang digunakan untuk stok kultur
( penyimpanan kuman-kuman / bakteri)
1.4.4 Dapat membuat PZ Steril sebagai media pelarut
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat
dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
2.2 Media BGLB
Tinjauan Umum Tentang Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan jenis bakteri yang berasal dari saluran
pencernaan manusia (terdapat pada tinja) dan paling tinggi tingkat ketahanan
hidupnya dibandingkan jenis bakteri lainnya. Apabila bakteri Coliform ditemukan
dalam jumlah besar pada air, menandakan bahwa air tersebut mengalami
pencemaran. Bakteri Coliform berbentuk batang, ada yang bersifat aerob maupun
anaerob, tidak membentuk spora, bersifat gram negatif, dan mampu meragikan
lactose dengan membentuk gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu 35 oC (Ane,
2013).
Contoh bakteri Coliform adalah E. coli dan Klebsiella aerogeus.
Keberadaan E. coli pada sumber air mengindikasikan bahwa pasti terjadi
kontaminasi oleh tinja manusia dan berarti bahwa air tersebut tercemar. Menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat E. coli pada air minum adalah 0 (nol)
koloni per 100 ml. Semakin tinggi tingkat kontaminasi E. coli semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri patogen lainnya yang biasa hidup dalam kotoran manusia
yang dapat menyebabkan diare (Suprihatin, 2004 dalam Boekoesoe, 2010).
E. coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negatif, tidak berspora,
ukuran 0,4 – 0,7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan flagel peritrich dan
mempunyai kapsul. E. coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan
7
merupakan salah satu kuman yang menghasilkan indol positif dan tergolong
kuman yang cepat meragi laktosa.
E. coli memiliki beberapa antigen, yaitu (1) antigen O (somatic) yang
bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari lipopolisakarida yang
mengandung glukosamin dan terdapat pada dinding sel bakteri gram negative; (2)
antigen H (flagel) yang bersifat tdak tahan panas atau termolabil dan akan rusak
pada suhu 100°C; (3) antigen K (kapsul). Antigen ini terdapat pada permukaan
luar bakteri, terdiri dari polosakarida dan bersifat tidak tahan panas (Purbowarsito,
2011).
Ada beberapa alasan mengapa bakteri Coliform dipilih sebagai indikator
terjadinya kontaminasi tinja manusia dibandingkan bakteri patogen lainnya di
saluran pencernaan manusia antara lain (Chandra, 2007):
1. Jumlah bakteri Coliform cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200-
400 miliar bakteri ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang
ditemukan pada air, keberadaan bakteri patogen ini menunjukkan bahwa
adanya kontaminasi tinja manusia.
2. Bakteri Coliform lebih mudah dideteksi dibandingkan bakteri patogen
lainnya.
3. Bakteri Coliform lebih tahan hidup pada kondisi yang tidak
menguntungkan dibandingkan bakteri patogen lainnya.
4. Bakteri Coliform resisten terhadap purifikasi air secara alamiah. Karena
itu, jika bakteri Coliform ditemukan pada sampel air, dapat disimpulkan bahwa
bakteri patogen lainnya yang terdapat dalam usus manusia juga ditemukan
pada sampel air tersebut, meskipun dalam jumlah sedikit.
Berdasarkan ketetapan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990
bahwa total Coliform yang diperbolehkan pada air bukan perpipaan dalah
maksimum 50 MPN/100 ml, sedangkan pada air perpipaan adalah maksimum 10
MPN/100 ml.
Penyakit – penyakit yang ditimbulkan oleh kuman E. coli adalah infeksi
saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielofritis, infeksi ini dapat terjadi akibat
sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan.
8
Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritoritis, kolesistis dan meningitis,
epidemic diarchea pada bayi dan neonates (Hastomo, 2010).
Tinjauan Umum Tentang Medium Pertumbuhan
Medium pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium
untuk menyusun komponen sel dirinya. Dalam pembuatan medium pertumbuhan
perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan aseptis untuk menghindari kontaminasi
pada medium. Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar
yang pembentuknya, yaitu (Bapelkes Cikarang, 2012):
1. Medium kompleks
Medium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui
secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak)
berbagai jenis jaringan tumbuhan /daging /ragi yang kaya akan polipeptida, asam
amino, vitamin dan mineral.
2. Medium yang tersusun dari bahan kimia tertentu
Medium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi
tertentu. Bahan kimia yang digunakan berasal dari:
a. Sumber C : glukosa, dekstrosa, dan sukrosa
b. Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, dan urea
c. Sumber P : KH2PO4
d. Sumber vitamin
e. Sumber mineral : Fe, Mn, dan S
Adapun media pertumbuhan pada pemeriksaan bakteriologis air adalah
sebagai berikut:
1. Media Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat yang hanya terdapat dalam susu. Laktosa
dibutuhkan oleh beberapa spesies bakteri. Beberapa bakteri ada yang mampu
memfermentasi laktosa dan beberapa laktosa. Fermentasi laktosa menghasilkan
asam (Nuryanto, 2011).
2. Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)
9
Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika
terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni
Coliform yang bereaksi dengan BGLB. merupakan bakteri fermentasi, seringkali
menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi
dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Larutan BGLB
terbuat dari (Purbowarsito, 2011):
a. Peptone 10 g
b. Laktosa 10 g
c. Oxgall 20 g
d. Brilliant green 0,0133 g
e. Aquades 1 liter
2.3 Media NA
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan
wadah sesuai yang dibutuhkan.
10
BAB III
METODE
3.1. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : 11.30-14.50 WITA
Tempat :Laboratorium bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Denpasar
3.2. ALAT , BAHAN, DAN REAGEN
Alat-Alat :
Neraca Analitik
Erlenmeyer
Gelas Ukur
Petridisk
Tabug reaksi
Tabung duham
Beaker glass
Autoclave
Bahan :
Kapas Berlemak
Label
Benang pulung
Rak tabung
Reagensia :
LB Agar
BGLB Agar
NA Agar
NaCl 0,85%
Aquadest
3.3. CARA KERJA
11
3.3.1 Pembuatan Media LB Singel Strength
1. Ditimbang 13 gram bubuk lactose broth, dilarutkan dalam 1 liter
aquadest
2. Dipanaskan sampai larut sempurna
3. Dituang sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi
tabung durham
4. Ditutup dengan kapas berlemak
5. Disterilkan dengan autoclave
6. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian
disimpan dalam almari es
3.3.2 Pembuatan Media LB Double Strength
1. Ditimbang 26 gram bubuk lactose broth, dilarutkan dalam 1 liter
aquadest
2. Dipanaskan sampai larut sempurna
3. Dituang sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi
tabung durham
4. Ditutup dengan kapas berlemak
5. Disterilkan dengan autoclave
6. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian
disimpan dalam almari es
3.3.3 Pembuatan Media NA
1. Ditimbang 23 gram Nutrient agar, dilarutkan dalam 1 liter aquadest
2. Dipanaskan sampai larut sempurna
3. Diatur pH 7,4
4. Disterilkan dengan menggunakan auatoclave
5. Jika tidak segera digunakan, dibungkus degan kertas kemudian disimpan
dalam almari es
3.3.4 Pembuatan media PZ Steril
1. Ditimbang NaCl 0,85% sebanyak 8,5 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest
2. Ditutup erlenmeyer dengan kapas berlemak
3. Disteril dengan menggunakan autoclave
12
4. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas kemudian disimpan
dalam almari es
3.3.5 Pembuatan media BGLB
1. Ditimbang 40 gram bubuk lactose broth, dilarutkan dalam 1 liter aquadest
2. Dipanaskan sampai larut sempurna
3. Dituang sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi tabung
durham
4. Ditutup dengan kapas berlemak
5. Disterilkan dengan autoclave
6. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian disimpan
dalam almari es
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengamatan
5. Pembuatan Media LBSS dan LBDS
Gambar Keterangan
5,2 gr bubuk LB yg
dilarutkan dengan 200 ml
aquades untuk membuat
LBDS.
1,3 gr bubuk LB yg
dilarutkan dengan 100 ml
aquades untuk membuat
LBSS
Media LBDS dan LBSS yang
telah dipanaskan
14
Larutan Media dipipet
sebanyak 10 ml ke dalam
tabung reaksi yang telah
berisi tabung durham untuk
media LBDS.
Larutan Media dipipet
sebanyak 10 ml ke dalam
tabung reaksi yang telah
berisi tabung durham untuk
media LBSS.
Media yang sudah di dalam
tabung reaksi ditutup dengan
menggunakan kapas
berlemak.
Media yang berada di dalam
tabung di bungkus dengan
menggunakan kertas buram
lalu diikat dengan benang
pulung dan disterilisasi di
dalam autoclave.
15
Media LBSS yang telah
disteril berwarna kuning
pucat
Media LBDS yang telah
disteril berwarna kuning.
6. Pembuatan Media BGLB
Gambar Keterangan
8 gr bubuk media BGLB
yang telah dilarutkan
dengan 200 ml aquadest,
dan dipanaskan hingga larut
sempurna.
Media berwarna hijau.
Larutan Media BGLB
dipipet sebanyak 10 ml ke
dalam tabung reaksi yang
telah berisi tabung durham
kemudian ditutup dengan
kapas berlemak.
16
Media yang berada di dalam
tabung di bungkus dengan
menggunakan kertas buram
lalu diikat dengan benang
pulung dan disterilisasi di
dalam autoclave.
7. Pembuatan Media NA
Gambar Keterangan
11,5 gr bubuk NA yang telah
dilarutkan dengan 500 ml
aquadest, kemuadian di
panaskan hingga larut sempurna
dan disterilisasi dengan
menggunakan aquadest. Media
berwarna kuning.
8. Pembuatan Aquadest steril
Gambar Keterangan
Aquadest dipipet sebanyak 9
ml kedalam tabung reaksi
kemudian ditutup dengan
kapas berlemak.
17
Aquadest kemudian dibungkus
dengan kertas buram dan diikat
dengan benang pulung lalu
disterilisasi dengan
menggunakan autoclave.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Media pertumbuhan Mikroba
Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang
berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Susunan bahan
nutrien, baik bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Media berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah bakteri, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Macam nutrien yang digunakan tergantung dari macam bakteri yang
dibiakkan.
4.2.2 Pembuatan Media BGLB,LBSS,LBDS,NA, dan Aquadest Steril
4.2.2.1 Pembuatan Media BGLB
Setiap kali praktikum hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan
APD. Penggunaan APD dianggap penting bagi praktikan guna mencegah
kontaminasi maupun risiko keracunan baik dari reagen maupun sampel-sampel
infeksius lainnya.
Praktikum kali ini mempergunakan bahan media BGLB Oxoid CM0031.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat pembuatan media BGLB ialah:
18
Penimbangan bubuk BGLB harus sesuai volume yang akan dibuat. Dalam
praktikum kali ini digunakan sebanyak 11,5 gram.
Penambahan aquadest harus tepat karena dapat mempengaruhi konsistensi
media. Dalam praktikum digunakan sebanyak 500 ml.
Pelarutan yang homogen. Kelarutan tidak ditandai dengan larutan yang
mendidih melainkan ditandai dengan tidak adanya Kristal media yang bersisa
baik pada dasar erlenmeyer maupun bagian dindingnya.
Pengecekan ph harus menyesuaikan petunjuk yaitu sebesar 7,4 ± 0,2 (T =
25◦C) pada kondisi inilah media dapat berfungsi optimal.
Apabila larutan kurang basa dapat diteteskan NaOH 0,01 N.Apabila larutan
kurang asam dapat diteteskan HCl 0,01 N
Saat penetesan reagen ini senantiasa pengecekan ph perlu dilakukan
Penuangan larutan pada tabung reaksi yang telah berisi tabung durham
dalam posisi terbalik.
Pada praktikum kali ini larutan media yang dituang dalam tabung reaksi
berukuran 10 ml sebanyak 9 ml. Sebenarnya tidak ada acuan khusus untuk
volume penuangan. Namun persyaratan penuangan/larutan media dalam tabung
reaksi harus memenuhi seluruh ruang dalam ruang. Dalam tabung durham juga
menghindari adanya gelembung sehingga tabung reaksi harus dibolak-balik 2-3
kali dengan menutup bagian mulut tabung dengan ibu jari untuk menghindari
ketumpahan. Perlu diperhatikan saat membalikkan tabung reaksi, mulut tabung
durham harus menyentuh dasar tabung reaksi. Tabung durham yang digunakan
harus bersih karena jika tabung durham dalam keadaan kotor maka akan memicu
gelembung. Sebelum penuangan larutan media pada tabung reaksi yang berisi
durham dilakukan fiksasi guna menghindari dari kontaminasi mikroorganisme
lingkungan luar yang tidak diinginkan. Pada praktikum kali ini tidak dilakukan
uji kulaitas media menggunakan incubator sehingga tidak diketahui apakah
media layak digunakan untuk menumbuhkan bakteri atau tidak. Secara visual,
media berwarna hijau tua dengan konsistensi cair karena tidak mengandung
agar.
4.2.2.2 Pebuatan Media LBSS dan LBDS
19
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.
Pada praktikum kali ini media LBSS yang kita timbang 1,3 gram dalam
100 ml sedangkan media LBDS yang ditimbang yaitu 5,2 gram dalam 200 ml .
setelah itu di larutkan dengan cara pengadukan kemudian dipanaskan dengan
kompor listrik, warna media LBSS yaitu kuning urine sedangkan Media LBDS
kuning pekat . Setelah media lart sempurna kemudian di cek PH media yaitu 6,9
setelah itu larutan dimasukkan kedala tabung reaksi berisi tabung durham dalam
kondisi terbalik dengan bantuan fiksasi , apabila dalamtabung terdapat gelembung
itu menandakan bahwa bakteri koliform berhasil ditangkap ke dalam tabung.
Untuk media LBDS di pindahkan media kedalam tabung reaksi 10ml sebanyak 10
tabung, sedangkan untuk media LBSS dipindahkan media kedalam tabung reaksi
10 ml sebanyak 4 tabung.
4.2.2.3 Pembuatan Media NA (Nutrient Agar)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
dalam praktikum kali ini , mula-mula ditimbang media NA sebanyak 6,5 gram
dalam 250 ml kemudian media dilarutkan dengan bantuan pemanasan dan
pengadukan ,warna media NA yaitu kuning . dipastikan media larut dengan
sempurna ditandai dengan tidak adanya bubuk di dinding tabung. Kemudian dicek
20
Ph media 7,4 setelah Ph sesuai media ditutup dengan kapas berlemak dan
aluminium foil kemudian media disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C
selama 15 menit .
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dari media tidak sesuai
dengan standart yaitu :
1. Alat yang tidak steril
2. Proses pemanasan yang terlalu lama atau terlalu cepat
3. Proses penimbangan yang tidak teliti
4. PH yang tidak sesuai
5. Adanya kontaminan dari udara luar
4.2.2.4 Pembuatan Aquadest Steril
Larutan pengencer/ larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan untuk
mengencerkan contoh pada analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan untuk
memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu
antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml. Pengenceran biasanya dilakukan 1:10,
1:100, 1:1000, dan seterusnya. Larutan Fisiologis ini lebih tepatnya medium
setengah padat karena mengandung 0,9 % NACl yang terkandung didalamnya.
Medium sintetis juga bias dibilang bagian dari larutan fisiologis karena Larutan
fisiologis ini sudah diketahui jumlah, jenis dan takarannya.
Namun pada praktikum kali ini , larutan yang kita buat adalah aquadest
steril sebanyak 500 ml ,kemudian aquadest steril dipipet sebanyak 9 ml kedalam
12 tabung . setelah itu aquadest steril di sterilisasi kedala autoclave.
4.2.3 Persyaratan Media Pertumbuhan
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai
pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:
1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
21
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan
pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri
yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
4.2.4 Syarat Penyusun Media
Sesuai dengan fungsi fisiologi dan masing-masing komponen yang terdapat di
dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu:
1. Kandungan air
2. Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain
yang mengandung nitrogen. Sebagian besar digunakan untuk sintesis protein dan
asam-asam nukleat.
3. Kandungan karbon berasal dari karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain
yang. Diperlukan sebagai sumber energi bagi reaksi-reaksi sintesis dalam
pertumbuhan, pemeliharaan keseimbangan cairan, bergerak dan sebagainya.
4. Kandungan garam-garam anorganik, baik unsur makro maupun mikro, seperti
fosfat, potasium, sodium, besi, mangan, magnesium, dan sulfat
5. Kandungan vitamin dan asam-asam amino sebagai unsur tambahan bagi
pertumbuhan dan sintesis metabolik esensial.
22
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan
1. Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
hara yang berguna untuk membiakkan mikroba.
2. Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media:
1. LBDS (Lactose Broth Single Strength) dibuat sebanyak 1,3 g
dalam 100 ml aquades dan LBDS (Lactose Broth Double
Strength) dibuat sebanyak 5,2 g dalam 200 ml aquades.
Lactose broth merupakan media cair digunakan dalam
pemeriksaan pendahuluan terhadap pemeriksaan air secara
mikrobiologi. Media ini berkosistensi cair dan disimpan
dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dengan
posisi terbalik.
2. BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) dibuat sebanyak 8 g
dalam 200 ml aquades. media ini digunakan untuk
mengefektifkan pertumbuhan kuman E. Coli. Media ini
memiliki kosistensi cair berwarna hijau dan disimpan dalam
tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dengan posisi
terbalik.
23
3. NA (Nutrien Agar) dibuat sebanyak 11,5 g dalam 500 ml
aquades. media ini digunakan untuk stock culture
(penyimpanan kuman bakteri). Materi ini berkosistensi padat
berwarna kuning.
3. Pembuatan aquades steril sebanyak 500 ml. Aquades steril ini
digunakan sebagai pelarut media.
5.2. Saran
Pembuatan media ini harus dilakukan secara aseptis agar mendapatkan
hasil yang sesuai dengan prosedur. Media yang dibuat harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan media agar media yang dihasilkan dapat ditumbuhi
oleh mikroba yang diinginkan.
Seorang praktikan juga harus memperhatikan keamanan saat melakukan
aktivitas di laboratorum dengan selalu memakai APD yang lengkap saat
melakukan tugasnya guna menghidari terjadinya kecelakaan kerja yang bersifat
merugikan, baik itu merugikan diri sendiri maupun orang disekelilingnya.
Selain itu praktikan juga hendaknya selalu berhati-hati dan teliti saat
melakukan praktikum baik itu di dalam laboratorium maupun di luar
laboratorium.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Mataram: Universitas Mataram Press.
Anonim, 2011. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Samarinda: STIKES Wiyata Husada
Samarinda.
Anonim, 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektronTeknik_
pembuatan_preparat_yang_digunakan_pada_mikroskop_elektron. Diakses tanggal
15 Juni 2011
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Hadiotomo, Ratna Siri., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A., 1982. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan.
Jakarta: EGC Press.
Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001. Mikrobiologi kedokteran. Surabaya:
Airlangga University Press.
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta: Akademi Analis
Kesehatan Yogyakarta DEPKES RI.
Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Jakarta. Penerbit
Universitas Indonesia.
25
Ermila, Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.
cpy.
26