1, lapsus hiperemesis gravidarum (heg)

25
LAPORAN KASUS “ HIPEREMESIS GRAVIDARUM “ Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Adhyatma, MPH Tugurejo Semarang Dokter Pembimbing : dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG Disusun Oleh : Akhmad Afrianto H2A008004 KEPANITERAAN KLINIK 0

Upload: afrianto-akhmad

Post on 03-Jan-2016

1.146 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

hiperemesis gravidarum

TRANSCRIPT

Page 1: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

LAPORAN KASUS

“ HIPEREMESIS GRAVIDARUM “

Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Bagian

Ilmu Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Adhyatma, MPH Tugurejo Semarang

Dokter Pembimbing :

dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG

Disusun Oleh :

Akhmad Afrianto

H2A008004

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2013

0

Page 2: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing

dari :

Nama : Akhmad Afrianto

NIM : H2A008004

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang

Judul kasus : Hiperemesis Gravidarum

Pembimbing : dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG

Semarang, Maret 2013

Pembimbing

dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG

1

Page 3: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan

mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness,

dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar

terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat

juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu

setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu. Derajat beratnya mual

dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan yang

berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas

sehari-hari dikenal dengan hiperemesis gravidarum.1,2

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga

segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi

keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi

dan terdapat aseton dalam urin.1,2

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan

simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara

pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan

endokrin, biokimia dan psikologis.1,2,4

Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-

90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60%

multi gravida. Dari seluruh kehamilan di USA 0,3-2% diantaranya mengalami

hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya

dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13

minggu, dan kebanyakan sembuh pada umur kehamilan 12-14 minggu, 1-10% dapat

berlanjut melampaui 20-22 minggu.3,4

2

Page 4: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu

hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan

sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan

sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

B. Etiologi

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet

dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum

diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat

hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang

menjadi predisposisi diantaranya:2,3

a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan

hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.

b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa

takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab

dan sebagainya.

d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh

keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2

a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak

sentilobuler tanpa nekrosis.

3

Page 5: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan

sub-endokardial.

c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.

d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

D. Klasifikasi

Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,

yaitu:1,2

a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap

makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah

pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang

terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan

darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit

berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.

b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum

dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/

menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,

kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat

menurun.

c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah

berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,

gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

E. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2

a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada

keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.

c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada

vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya

lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.

4

Page 6: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan

kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola

hidatidosa.

e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan

proteinuria.

F. Gejala Klinik.

Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai

adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang

berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan

laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan

hematokrit.1,2,3

G. Diagnosis Banding

Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai

gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut

antara lain:

a) Appendicitis akut.

Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut

sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut

keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare

juga bisa dijadikan petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut

dan tanpa appendicitis akut.

b) Ketoasidosis diabetes.

Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil

mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil

apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan

kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula darah,

dan pemeriksaan gas darah.

c) Gastritis dan ulkus peptikum.

Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien

mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan

NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan

5

Page 7: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena hampir

semua pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri

epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan

gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien

hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.

d) Hepatitis.

Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat

biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai

peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-

kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III

(tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita hepatitis

dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita

hepatitis.

e) Pankreatitis akut

Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum

alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,

kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke

punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke

abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu

menegakkan diagnosis.

f) Tumor serebri.

Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang

hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi

hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai

hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya

dihindari karena berbahaya bagi janin.

H. Komplikasi 1

a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya

diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera

ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya

6

Page 8: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang

perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul

dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata

(oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.

b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

I. Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan

dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan

akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan

sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan

yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang

teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

J. Penatalaksanaan 1-4

Obat-obatan.

Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.

Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang

dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada

keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg),

proklorperazin, atau mediamer B6.

Isolasi.

Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya

dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti

dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak

diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan

isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

Terapi psikologik

7

Page 9: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek

dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam

amino secara intra vena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin

perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu

dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan

pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan.

Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik

dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat

ditambah dengan makanan yang tidak cair.

Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk

melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan

psikiatrik, manifestasi klinis berupa:

Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan

jiwa Ensephalopati Wernick.

Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.

Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,

jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan

darah menurun.

BAB III

8

Page 10: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SN

Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SLTP

Alamat : Jatisari RT.03/RW. V Gunung Pati Semarang

Tanggal masuk : 01/03/2013

No. CM : 409416

Biaya pengobatan : Jampersal

Nama Suami : Tn. AM

Umur : 28 tahun

Alamat : Jatisari RT.03/RW. V Gunung Pati Semarang

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan Terakhir : SLTP

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis dengan pasien dan keluarga pasien

pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 di bangsal Bougenvil.

Keluhan Utama :

Pasien datang ke RSUD Tugurejo dengan rujukan dokter Puskesmas

Gunungpati karena mual dan muntah.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan mual dan muntah

sejak kemarin 3 hari yang lalu (26 Februari 2013). Mual muntah awalnya

hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan minum,

namun sejak 2 hari sebelum masuk RSUD Tugurejo muntah yang dialami >

9

Page 11: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

10 kali per hari dengan volume kurang lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang

dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya,

pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin

bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat

istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak

mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa

kering, nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB

dan BAK dirasakan semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati

dan berat badan menurun. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam

kehidupan rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.

Riwayat Haid :

Menarche : 14 tahun

Haid : teratur

Siklus : 28 hari

Lama Haid : ± 5 hari

Hari Pertama Haid Terakhir : 13 Desember 2012

Hari Perkiraan Lahir : 20 September 2013

Riwayat Nikah :

Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 8 tahun.

Riwayat Obstetri :

G2P1A0

1. Perempuan, aterm, berat badan lahir 3000 gram, lahir spontan di

tolong oleh bidan, sekarang usia 7 tahun, sehat

2. Hamil ini.

Riwayat Keluarga Berencana (KB) :

Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulanan, sudah berhenti 2,5

tahun yang lalu.

Riwayat Ante Natal Care (ANC) :

Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3 kali, belum mendapatkan

imunisasi TT

Riwayat Penyakit Dahulu

10

Page 12: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

- Riwayat Alergi Obat : disangkal

- Riwayat Gastritis : disangkal

- Riwayat penyakit selama kehamilan: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai

swasta, mempunyai 1 orang anak. Biaya pengobatan menggunakan

Jampersal. Kesan ekonomi: kurang

III. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 di bangsal

Bougenvil.

Status internus

Keadaan Umum : tampak lemas

Kesadaran : composmentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg

Nadi : 104 x / menit, isi dan tegangan kurang

Pernapasan : 22 x / menit, teratur

Suhu : 37,5 0C

Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+),

sklera ikterik (-/-)

Telinga : discharge (-/-)

11

Page 13: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)

Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorak :

Cor : BJ I, II reguler, bising (-)

konfigurasi jantung dalam batas normal

Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : TFU tidak teraba, turgor kulit menurun, bising usus (+) , nyeri

tekan epigastrium (+)

Ekstremitas :

Superior Inferior

Edema

Akral dingin

Refleks Fisiologis

Refleks Patologis

-/-

-/-

+N/+N

-/-

-/-

-/-

+N/+N

-/-

Status Ginekologi

VT : fluor (-), fluksus (-)

Vagina/Uretra/Vulva : tak ada kelainan

Portio : sebesar jempol tangan

OUE : tertutup

Adnekasa parametrium : tak ada kelainan

Cavum douglass : tak ada kelainan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usulan : pemeriksaan laboratorium:darah rutin, kimia urin, elektrolit, gula darah

pemeriksaan USG

V. DIAGNOSA KERJA

G2P1A0, usia 26 tahun, hamil 11 minggu.

Hiperemesis Gravidarum

VI. PENATALAKSANAAN

12

Page 14: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Infus RL 20 tpm + drip B12 1 ampul

Injeksi Ondansetron 1 x 1 ampul

Asam folat 1 x 400 mg

Mediamer B6 3 x 1 tablet

VII.PROGNOSIS

Quo Ad Visam : dubia ad bonam

Quo Ad Sanam : dubia ad bonam

Quo Ad fungionam : dubia ad bonam

Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

BAB IV

13

Page 15: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

PEMBAHASAN

Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. SN usia 26 tahun, G2P1A0,

hamil 11 minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien datang ke IGD RSUD

Tugurejo dengan keluhan mual dan muntah sejak kemarin 3 hari yang lalu. Mual

muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan

minum, namun sejak 2 hari SMRS muntah yang dialami > 10 x / hari dengan volume ±

1/2 - 3/4 gelas besar. Isi muntahan berupa makanan minuman yang dikonsumsi

sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin

bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu

pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas

sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun karena

pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan semakin menurun. Pasien juga

mengeluh nyeri ulu hati. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan

rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.

Riwayat haid pasien: menarche pada usia 14 tahun, haid teratur dengan siklus

28 hari, lama haid ± 5 hari, HPHT 13-12-2012 sehingga HPL 20-9-2013. Riwayat

pernikahan: berumah tangga selama 8 tahun, merupakan pernikahan yang pertama.

Riwayat Obstetri : G2P1A0, anak pertama perempuan, aterm, berat badan lahir 3000

gram, lahir spontan di tolong oleh bidan, sekarang usia 7 tahun dalam kondisi sehat.

Riwayat KB: suntik 3 bulanan, sudah berhenti 2,5 tahun yang lalu. Pasien ANC di

bidan 3 kali, belum mendapatkan imunisasi TT.

Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena

berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah yang

berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari sampai

pekerjaanya. Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi karena

kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, tekanan darah 100 / 70

mmHg, nadi 88 x / menit, frekuensi pernapasan 22x / menit, teratur, suhu 37,5 0C,

mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+) dan bibir kering (+).

Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu

14

Page 16: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat

mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan

menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:

Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,

lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat

sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,

turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal. Tingkat II : Gejala lebih

berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi

cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat,

lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat

menurun. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah

berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan

jantung, bilirubin, dan proteinuria.1,2,3

Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya

riwayat telat haid sejak tanggal 13 Desember 2012, pasien sudah melakukan tes

kehamilan dengan hasil yang positif, sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan

adanya hiperpigmentasi pada areola mamae.

Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat II, karena muntah

semakin berat, penderita tampak lemah, mata cekung, turgor kulit menurun dan bibir

kering, frekuensi nadi cepat (104x/menit), pernafasan agak cepat (22 x/menit), mata.

Namun dalam penegakan diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia

urin, elektrolit, gula darah dan USG.

Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan

koreksi elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan psikoterapi.

Terapi cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian cairan rehidrasi.

Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan isotonik, misalnya Ringer

Laktat, ringer asetat atau normal salin. Cairan yang digunakan untuk memperbaiki

keadaan pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer Laktat, dengan pertimbangan bahwa

15

Page 17: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

pada pasien terjadi penurunan volume cairan intravaskuler dan kecenderungan defisit

cairan intraseluler dan interstisial. Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter

seperti tekanan darah arteri rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per

menit, ekstremitas hangat dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik,

produksi urine baik 0.5-1 ml

Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain vitamin B12 drip 1 ampul

dalam infus RL, injeksi Ondansetron 1 x 1 ampul, asam folat 1 x 400 mg dan mediamer

B6 3 x 1 tablet.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 18: 1, Lapsus Hiperemesis Gravidarum (HEG)

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-

818.

2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis

Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.

3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:

Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri

dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.

4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:

http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).

17