1;~~~;~~~; - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27073/1/bayu...
TRANSCRIPT
ilANAJEMEN POLA RETRIBUSI DAN DISTRIBUSI DANA SOSIAL MASYARAKAT
PADA MASJID DAN MUSHALLA SEBAGAI
PENGEMBANGAN DARI FUNGSI LEMBAGA KEAGAMAAN
( Studi Kasus Manajemen Dana Sosial Masyarakat, Masjid dan Musballa di Kelurahan Cireundeu )
skripsi /--~[;~1;~~~;~~~; 1..1.1Al<AHTA Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum -----
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Universltas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
Bayu Eka Pratikto
NIM: 105046101586
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1432 HI 2011 M
---
MANAJEMEN POLA RETRIBUSI DAN DISTRIBUSI DANA SOSIAL
MASYARAKAT PADA MASJID DAN MUSHALLA SEBAGAI
PENGEMBANGAN DARI FUNGSI LEMBAGA KEAGAMAAN
( Studi Kasus Manajemen Dana Sosial Masyarakat,
Masjid dan Mushalla di Kelurahan Cireundeu )
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
BAYU EKA PRATIKTO NIM. 105046101586
OHerlma dru·i
'irgl.
No. fnduk
.fu'.]asiRkn"i
KONSENTRASI PERBANKAN SY ARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKUL TAS SYARI' AH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1432 HI 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Manajemen Pola Retribusi clan Distribusi Dana Sosial Masyarakat
pada Masjicl clan Mushalfa sebagai Pengembangau dari Fungsi Lembaga Keagamaan
(Stucli Kasus Manajemen Dana Sosial Masyarakat, Masjid clan Mushalla di Kelurahan
Cireundeu), telah cliujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UfN Syarif
-!idayatuflah Jakarta pada tanggaf 23 Juni 20 f I. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
yarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata (SI) pada Program Stu di Muamafat
Ekonomi Islam).
.Jakarta, 23 Juni 20 I I
Dekan,
Pr . r. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NfP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasah
tua Prof. Dr. f--l. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
Nf P. 195505051982031012
retaris : Mu' min Roup, S.Ag, MA
NfP. 19700416199703100
bimbing : Ors. Noryamin Aini, MA
NfP. 196303051991031002
UJI Dr. Jaenal Aripin, M.Ag.
tji 11
NfP. 197210161998031004
Di-. Euis Amalia, M.Ag.
NIP. 197107011998032002
~ ( ..................... ..
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dengan kasih sayang dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhanunad SAW, yang telah
mengajarkan risalah kebenaran di muka bumi ini.
Di balik kekurangan dan keterbatasannya, penulis merasa sangat bahagia atas
terselesaikannya skripsi ini. Cukup banyak hambatan dan kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini yang penulis temui namun alhamdulillah berkat izin dan
pertolongan-Nya serta bantuan dari berbagai pihak, penulis mampu mengatasinya.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
I. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Enis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu'min Ro'up S.Ag,MA. selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Nuryamin Aini,MA, pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu di sela-sela kesibukan untuk memberi masukan dalam penyusunan skripsi
Ill!.
4. Seluruh dosen program studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum, terima
kasih atas ilmu yang telah disampaikan.
5. Segenap pengurus DKM Masjid dan Mushallah di kelurahan Cireundeu yang
bersedia memberikan informasi yang detail mengenai data penelitian yang
Penulis butuhkan terkait dengan manajemen pengelolaan dana sosial Masyarakat
khususnya zakat, infaq dan shadaqoh.
6. Orang tua penulis, Bapak Purwanto Slamet dan Ibu Atikah. Terima kasih tiada
terhingga atas dukungan moril dan materil serta doa yang selalu dipanjatkan
sehingga ananda diberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada seluruh kerabat Penulis. Nenek, Mbah serta Om dan Tante yang luar
biasa memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis untuk bias segera
merampungkan tugas akhir ini.
8. Saudariku Rina Dwi Kartika terima kasih atas dukungan dan doa sehingga mas
bayu bias menyelesaikan kuliah hingga akhir, semoga Rina semakin giat dalam
menuntut ilmu dan meraih prestasi yang lebih gemilang
9. Seluruh kepengurusan di Majlis Ta'lim Baitul Ula dan TPA- Pendidikan Islam
Baitul Ula, Terima kasih alas segala fasilitas dan ilmu yang diberikan. Bang
Dedi, Bang Dita, Ka Acis, Ali, Agung dll semoga kebersamaan ini mengarahkan
kita menuju insan yang senantiasa ringan dalam memberikan manfaat kepada
orang lain.
I 0. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah Universitas
Islam N egeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Seluruh teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas B,
Naidy Sultony, Mochammad Imam Baihaqi, Khoirul Anwar HD, Sadar Rukmana,
Abdul Fatah, Firdaus Simatupang, dll. Juga Zainal Arifin, Ida Farida, Erik
Lesmana, Amjani dan Faiz Terima kasih atas persahabatan yang terjalin dan
dorongan semangat yang diberikan. Semoga silaturahim kita takkan terputus
selama-lamanya.
12. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa
terima kasih dari penulis.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara/i semua
dengan pahala yang berlipat ganda.
Jazaa Kumullah biahsanil jaza
Jakarta, 21 Juli 2011
(Bayu Eka Pratikto)
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Studi Terdahulu
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen
B. Masjid sebagai Basis Pengembangan Potensi Ummat
c. Dana Sosial Masyarakat
BAB III PROFIL KELURAHAN CIREUNDEU
A. Data Wilayah
B. Keadaan Demografi
C. Potensi Wilayah
D. Jumlah Masjid dan Musholla
ix
VI
IX
6
7
8
9
12
15
18
20
22
36
37
40
44
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Proses Penelitian
B. Manajemen Pengelolaan Dana ZIS Masjid dan Musholla
(Se-kelurahan Cireundeu)
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)
C. Rekapitulasi Dana ZIS Masjid dan Musholla
(Se- kelurahan Cireundeu)
D. Analisa SWOT Manajemen Pengelolaan Dana Sosial
Masyarakat pada Masjid dan Musha!la di kelurahan
Cireundeu
BABY PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFT AR PUST AKA
LAMPIRAJ'l
x
48
55
56
62
65
74
78
84
89
91
93
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia kian hari memang kian
meningkat.1 Namun, apakah peningkatan angka pertumbuhan ekonomi yang
dilihat dari kaca mata makro tersebut memiliki dampak yang linear terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan? Pertanyaan
ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat untuk siapapun yang saat ini
sedang duduk di dalam pemerintahan untuk dapat meningkatkan pertunibuhan
ekonomi termasuk di dalamnya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Islam mengenal beberapa cara atau usaha untuk mengelola sumber-
sumber kas negara yang dihimpun melalui mekanisme penghimpunan dana
pilantropi ummat seperti zakat, infak, shodaqoh, dan sebagainya. Zakat dalam
ekonomi memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai ala! ibadah yang memberikan
kemanfaatan individu bagi orang yang membayar zakat dan kemanfaatan kolekiif
bagi orang-orang di lingkungan yang menjalankan sistem zakat. Zakat bagi orang
yang membayamya dapat memiliki fungsi untuk membersihkan hatinya dari sifat
1 Iin,"Pertumbuhan Ekonomi 2009 6,2 %" diakses pada tanggal 16 November 2009 dari http://www.kapanlagi.com/h/0000245000.html
kekikiran dan rasa kecintaan terhadap harta yang berlebihan. Zakat juga bersifat
menyucikan. Maksudnya bahwa zakat akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan
dalam hati manusia. Zakat akan mengingatkan orang yang memiliki kecukupan
harta bahwa ada hak orang Iain yang terdapat di dalam hartanya. Salah satu
karakteristik daripada zakat adalah bahwa ia merupakan suatu hal yang positif
sebagai suatu sarana pembentukan ekonomi yang berdasarkan asas kekeluargaan
dan bersendikan pada kesetiaan persaudaraan. 2
Sejak kemunculan Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) No. 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, pendirian lembaga-Iembaga
pengumpulan dan pendistribusian zakat pun kian merembak. Hal ini memberikan
peluang bagi keberlangsungan pengelolaan zakat di Indonesia untuk bisa berjalan
dengan lebih optimal. Pola penghimpunan dana zakat yang rapih pun mulai
dikembangkan oleh masing-masing lembaga zakat. Sebut saja periode Muharam
1430 H, (akumulasi dari Ramadhan 1429-Muharam 1430 H) salah satu Iembaga
zakat profesional Dompe! Dhuafa Republika berhasil mengumpulkan zakat
sebesar Rp 23.808.683.850.3 Jumlah ini masih dapat dioptimalkan dalam
kuantitas yang lebih lagi, melihat potensi zakat yang ada di Indonesia. Nanmn
2 Abdullah Zakiy Al Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam ( Bandung:Pustaka Setia,2002), h. 127
3 "Laporan Keuangan Dompe! Dhuafa" diakses pada tanggal 27 November 2009 dari http://www.dompetdhuafa.org/dd.ohp?x=laporankeu
disayangkan, keberadaan fakta seperti itu belum cukup untuk mengentaskan
masalah besar ekonomi yaitu penanggulangan kemiskinan.
Pola pendistribusian zakat yang maksimal akan menghasilkan upaya
pengentasan kemiskinan yang maksimal pula. Pendistribusian zakat diharapkan
untuk diarahkan kepada penciptaan iklim kemandirian bagi seseorang, agar bisa
mempertahankan kehidupannya dengan usaha membentuk perekonomian yang
baik. Upaya pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memutus akar
dan mata rantai pe1masalahan kemiskinan itu sendiri, di antaranya adalah dengan
penguatan berbagai aspek di sektor Usaha Menengah, Kecil dan Milao
(UMKM). Dalam konteks ini, arti penting UMK.J\1 tidak terbantahkan lagi.
Tetapi hingga kini UMKM masih berada dalam kondisi yang belum berubah
meskipun berbagai program telah dijalankan. Perhatian dalam bidang ini masih
belum dianggap sebagai prioritas sehingga sering dalam pelaksanaannya tidak
memenuhi kebutuhan pengembangannya dalam jangka panjang.4
Dewasa ini muncul fenomena yang cukup menggembirakan, dimana
sebagian masyarakat menyadari bahwa mereka diwarisi tugas untuk memikirkan
masalah kesejahteraan masyarakat. Mereka bersosialisasi dalam suatu wadah
untuk berfikir tentang bagaimana usaha untuk menyejahterakan masyarakat, dan
membangun kesadaran bahwa ekonomi yang baik adalah ekonomi yang dapat
mensej ahterakan rakyat ban yak tidak hanya berkutat pada masalah keuntungan
4 Euis Amalia,Keadilan Distributif da!am Ekonomi Islam ,Penguatan Peran LKM dan UKM di Jndonesia(Jakarta :Raja Grafindo,2009)h.357
individualis. Salah satu wadah yang digunakan oleh sebagian masyarakat untuk
mengolah potensi yang mereka miliki guna memikirkan masalah tersebut adalah
masjid. Pengelolaan masjid dewasa ini, yang ditandai dengan era globalisasi,
pasti menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang sangat kompleks.
Penetrasi gelombang budaya asing yang bersifat destruktif medorong para
pengelola masjid untuk mempersiapkan manajemen yang lebih baik dan
berkualitas. Salah satunya adalah bagaimana menjadikan masjid bukan hanya
sebagai tempat untuk ibadah ritual, tetapi juga memposisikan masjid sebagai
tempat yang memiliki multi fungsi yaitu fungsi keagamaan, fungsi sosial dan
fungsi ekonomi. Sebagai suatu aktivitas yang sangat terpuji, pengelolaan masjid
harus dilaksanakan secara profesional dan menuju pada sistem manajemen
modern, sehingga dapat mengantisipasi perkembangan yang terus berubah dalam
kehidupan masyarakat yang maju dan berkualitas. Tidak sedikit masjid yang
memberikan perhatian lebih dalam menyikapi permasalahan ekonomi khususnya
yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Beberapa macam
lembaga ekonomi seperti Baitul Maal, Lembaga Zakat pun didirikan untuk
mengakomodasi kepentingan ummat tersebut.
Namun masih disayangkan, pengelolaan manajemen kebanyakan masjid
yang ada di sekitar kita masih belum memperhatikan masalah-masalah yang
sebenarnya berhak untuk diberi porsi perhatian yang lebih, khususnya terkait
dengan bagaimana meningkatkan kesejahteraan ummat. Misalnya, Amil masjid
atau nrnshalla yang ada di suatu kawasan baru mulai unjuk gigi pada saat
kedatangan Bulan Suci Ramadhan. Amil Zakat dibentuk dengan segala
kesederhanaan di dalam melaksanakan aktifitas ke1janya. Aktivitas seperti
penghimpunan dana sosial masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqoh dirasa
masih kurang optimal, belum lagi hal itu dikaitkan dengan efektivitas penyaluran
dana tersebut kepada masyarakat. Hal ini bisa dijadikan bahan evaluasi bagi para
pemerhati kesejahteraan ummat di kalangan ummat Islan1 umumnya dan bagi
para pengelola dana ummat pada khususnya.
Pada suatu kawasan dalam ruang lingkup yang sederhana seperti suatu
kelurahan, ditemukan banyak Masjid atau Mushalla. Dalam hal ini, kita bisa
melihat dan memberikan suatu penilaian tentang sejauh mana keberadaan masjid
atau nmshalla yang ada dalam memberikan kontribusi yang lebih signifikan
terkait dengan masalah yang sebelumnya telah dibicarakan yaitu tentang
bagaimana peranan masjid dalam memikirkan kesejahteraan ummat, khususnya
terkait dengan keberadaan lembaga-lembaga yang mengelola dana ummat seperti
amil zakat yang terdapat pada masjid dan mushalla yang ada.
Atas dasar beberapa pemikiran di atas, penulis mencoba untuk menyusun
sebuah tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul
"Manajemen Pola Retribusi dan Distribusi Dana Sosial Masyarakat pada Masjid dan Mushalla sebagai Pengembangan dari
Fungsi Lembaga Keagamaan" ( Studi Kasus Manajemen Dana Sosial Masyarakat,
Masjid dan Mushalla di Kelurahan Cireundeu)
B. Identifikasi Masalah
Zakat merupakan ibadah yang bersifat individu. Artinya, zakat adalah
kewajiban dari seorang individu untuk mengeluarkan sebagian dari harta yang
dimiliki untuk tujuan membersihkan kualitas dari harta yang telah diperolehnya.
Fenomena seseorang membayarkan zakatnya merupakan sesuatu yang perlu
diperhatikan, karena ha! ini terkait dengan beberapa pertimbangan di antaranya
bagaimana dana zakat yang tersalurkan dapat digunakan secara maksimal.
Dengan kata lain, pengelolaan zakat tersebut tepat sasaran, tepat guna dan tepat
waktu. Masjid dan mushalla merupakan salah satu wadah yang dapat dijadikan
sebagai tempat pemberdayaan ummat. Salah satunya dengan mengoptimalkan
peran dana zakat yang terhimpun pada masjid atau mushalla. Oleh karenanya,
para pengelola atau amil masjid dan mushalla yang ada harus memiliki
manajemen pola penghimpunan se1ia pendistribusian dana pilantropi yang
maksimal. Sehingga masyarakat tidak ragu dalam menyalurkan sebagian
kelebihan harta yang mereka miliki ( dalam bentuk dana sosial) untuk disalurkan
kepada masjid dan mushalla dimana mereka tinggal, karena lingkungan yang
terdekat menjadi tanggung jawab pertama setelah pribadi dan keluarga. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan zaman, maka sudah seyogyanya
manajemen pengelolaan masjid khususnya terkait dengan pengelolaan dana
sosial masyarakat bisa lebih maksimal, lebih profesional dan terpercaya se1ia
amanah.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dengan pertimbangan bahwa pembahasan sangat luas, penulis
mengarahkan fokus bahasan hanya pada amil masjid dan mushalla di Kelurahan
Cireundeu dalam memanfaatkan dana sosial masyarakat (charity fund). Adapun
dana sosial masyarakat yang penulis maksud adalah zakat, infaq dan shadaqoh.
Dari pembatasan di atas, penulis mencoba menguraikan rumusan masalah
sebagai berikut:
I. Bagaimana manaJemen pengelolaan dana ummat (dana sosial
masyarakat) oleh masjid atau mushalla sebagai pengembangan dari fungsi
lembaga keagamaan?
2. Bagaimana pola manaJemen retribusi dan distribusi dana sosial
masyarakat pada amil masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu?
3. Seberapa besar dana sosial masyarakat ( dana ummat) terkumpul dan
terdistribusikan yang dikelola amil masjid dan mushalla di sekitar
kawasan Kelurahan Cireundeu?
D. Tujuan dan Manfaat Pcnclitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :.
I. Mengetahui manaJemen pengelolaan dana ummat ( dana sosial
masyarakat) oleh masjid dan mushalla sebagai pengembangan dari fungsi
lembaga keagamaan.
2. Menganalisis pola manajemen retribusi dan distribusi dana sosial
masyarakat pada amil masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu.
3. Menganalisis jumlah dana sosial masyarakat ( dana ummat) terkumpul dan
terdistribusikan yang dikelola amil masjid dan mushalla di sekitar
kawasan Kelurahan Cireundeu.
Adapun manfaat dari penulisan shipsi ini adalah :
1. Manfaat akademis, skripsi ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan
pelajar, mahasiswa dan akademisi lainnya. Sepe1ii pemahaman dan
pengetahuan tentang manajemen pengelolaan dana sosial masyarakat di
masjid dan musholla sebagai pengembangan dari fungsi lembaga
keagamaan.
2. Manfaat bagi praktisi. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelaku
ekonomi Islan1 ldmsusnya bagi pengelola zakat (pengurus amil zakat)
agar dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya dalam
mengelola zakat sesum dengan hakikat dan fungsi yang sebenar-
benarnya.
3. Manfaat bagi masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat umumnya, bagi semua pihak
yang memiliki kemauan untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih
maksimal demi penciptaan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
dengan mengoptimalkan penghimpunan zakat dan pengelolaannya yang
maksimal, sehingga zakat dapat dijadikan sebagai alat untuk pengentasan
kemiskinan yang signifikan.
E. Tinjauan Studi Terdahulu
"Efektifitas Penyaluran Zakat dalam n1eningkatkan I. J uduJ Pendapatan Mustahik pada LAZNAS Bangun Sejahtcra
Mitra <BSM Ummat)"
Penulis Faradillah ( Skripsi SI Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Svarif Hidayatullah Jakarta 2006)
Jenis oenelitian Sifat oenelitian kualitatif Efektivitas penyaluran zakat adalah pola penyaluran zakat dalam bentuk pemberdayaan (produktif) yang disertai target
Hasil penelitiau te1jadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan ad an ya peningkatan pendapatan bagi mustahik. Pcndayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian
2. Judul Terhadap Pasal 16Ayat 2 uu no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Penulis Ulin Ulfa (Skripsi Sl, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005)
Jenis penelitian Penelitian deskriptif analisis Pendayagunaan zakat secara produktif dalam perspektif hukum Islam adalah dapat dibenarkan, sepanjang
Hasil peneJitian memperhatikan kebutuhan pokok bagi masing-masing mustahiq dalam bentuk konsumtif yang bersifat mendesak untuk se.gera diatasi. Se lain itu pendayagunaan dan
pengelolaan zakat untuk usaha produktif dibolehkan oleh hukum Islam selama harta zakat tersebut cukup banyak.
3.Judul Mengukur Kualitas Manajemen Zakat
Penulis Efri S. Bahri (Artikel, Revub/ika, 23 Februari 2004)
Kualitas manajemen suatu organisasi pengelola zakat (Widodo, 2003) harus dapat diukur. Untuk itu, ada tiga kata kunci yang dapat dijadikan sebagai alat ukumya. Pertama, amanah. Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua sitem yang dibangun. Kedua, sikap
Kesimpulan Jumal profesional. Sifat amanah belumlah cukup. Harus diimbangi dengan profesionalitas pengelolaannya. Ketiga, transparan. Dengan transparannya pengelolaan zakat, maka kita menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi saja, tetapi juga akan melibatkan pihak eksternal. Dan dengan transparansi inilah rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan dapat diminimalisasi.
Banyak penelitian yang membahas permasalahan terkait dengan
pengembangan fungsi zakat dalam mengentaskan masalah ekonomi yaitu
kemiskinan. Beberapa rangkuman kesimpulan penelitian yang penulis coba
lampirkan diatas merupakan studi terdahulu yang Penulis angkat membahas
tentang pendayagunaan zakat untuk usaha produktif.
Penulis te1iarik membahas masalah zakat ini karena pengelolaan zakat
yang maksimal harusnya bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk
mengentaskan masalah kemiskinan. Pengelolaan yang didasari oleh prisnsip
manajemen yang baik akan memaksimalkan kinerja dari amil zakat dalam
mengelola setiap dana sosial yang berhasil terhimpun. Penelitian yang Penulis
coba akan lakukan ini memiliki sedikit perbedaan dengan penelitian yang telah
ditampilkan sebelumnya. Tulisan dalam bentuk skripsi pada studi terdahulu
yang Penulis tampilkan sebelumnya merupakan tulisan yang membahas tentang
pengelolaan zakat dalam ruang atau lembaga yang bersifat profesional yaitu
Lembaga Amil Zakat Nasional sedangkan bagian yang menjadi objek penelitian
Penulis dalam kesempatan kali ini adalah masj id dan mushalla yang melakukan
kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqoh.
Sedangkan kesamaan dari beberapa studi terdahulu dengan tulisan yang akan
coba dibuat adalah sama-sama mengamati dan menganalisis pola manajemen
khususnya yang terkait dengan kegiatan penghimpunan dan penditsribusian dana
masyarakat yang terkumpul. Selain mengutarakan konsepsi tentang
pemberdayaan zakat, Penulis juga coba melihat sejauh mana peranan dari
pengelola zakat khususnya amil zakat yang ada di Masjid atau Mushalla yang
terdapat di kawasan Kelurahan Cireundeu. Menganalisa sekaligus menjadi bahm1
evaluasi terhadap pola penghimpunan dana Ummat dalam ha! ini berupa dana
zakat, infaq dan shadaqoh serta distribusi atau penyaluran dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan.
pengelolaan dana sosial pada masjid dan mushalla yang ada di
Kelurahan Cireundeu.
2) Data Sekunder; data atau laporan yang telah dipubliksaikan oleh amil
masjid atau lembaga sejenis yang masih memiliki korelasi dengan
masalah yang dibahas.
b. Teknik Pengumpulan data
I) Wawancara : Proses wawancara dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan/pernyataan yang berisi komponen serta bahasan yang
bersifat kualitatif untuk mengukur kualitas manajemen atau
pengelolaan dana sosial masyarakat oleh kepengurusan amil masjid
dan mushalla di Ke! urahan Cireundeu. Ada pun pihak yang berhasil
penulis wawancara terkait dengan penelitian ini adalah pengurus amil
masjid dan mushalla yang melakukan kine1ja terhadap kegiatan
pengelolaan dana pilantropi atau dana sosial masyarakat. Adapun
alasan mengapa penulis memilih mereka sebagai pihak yang
diinterview adalah karena mereka merupakan pihak yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman mengelola dana pilantropi atau dana
sosial masyarakat dalam beberapa kurun waktu terakhir. Proses
wawaneara dilandasi oleh daftar eek (ehecklist) pemyataan oleh
penulis yang berisi butir-butir tentang pengelolaan manajemen dana
sosial masyarakat.
2) Studi Dokumentasi : dokumen atau laporan dalam bentuk rekapitulasi
penerimaan dana sosial masyarakat yang dikelola oleh amil masj id
pada masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu.
c. Metode Analisis Data
I) Metode kualitatif, analisis berupa pembahasan lebih lanjut terkait
dengan pennasalahan yang diangkat.
2) Metode kuantitatif, analisis berupa pengolahan data-data berupa
nominal jumlah dana sosial yang terhimpun dalam beberapa periode.
• Teknik Penulisan
Penulisan yang digunakan dalam slaipsi ini menggunakan buku
"Pedoman Penulisan Slaipsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007".
G. Sistematika Penulisan
Agar penjabaran ( deskripsi) penelitian ini sistematis, maka penulis
menyusun skripsi ini dalam bagian beberapa bab dan sub bab yaitu:
Bab I Bab Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II menyajikan kajian kepustakaan terkait dengan pembahasan yang
bersifat teoritis dari obyek penelitian. Bab ini terbagi menjadi beberapa sub bab
yang meliputi pembahasan mengenai manajemen, fungsi masjid dan pembahasan
tentang dana sosial masyarakat. Pembahasan mengenai manajemen terbagi ke
dalam sub pembahasan yaitu pengertian dan fungsi manajemen. Pembahasan
mengenai fungsi masjid setia pembahasan dana sosial, dibagi ke dalam beberapa
sub pembahasan yaitu pengertian, hikmah dan tujuan zakat, pola penghimpunan
dana zakat, dan pola distribusi dana zakat .
Bab III menyajikan data konteks lokasi penelitian berupa deskripsi data
berkenaan dengan objek wilayah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Pada
bab ini digambarkan secara umum tentang kondisi Kelurahan Cireundeu dari
beberapa aspek yaitu letak dan kondisi geografis, demografi Kelurahan
Cireundeu, dan aktivitas perekonomian. Selain itu dalam bab ini pula tersaji
daftar masjid dan mushalla yang menjadi objek penelitian.
Bab IV. Analisis terhadap hasil penelitian yang diperoleh dengan earn
mendeskripsikan data penelitian guna menjawab masalah penelitian. Dalam bab
ini pembahasan dibagi ke dalam beberapa sub bab yaitu analisis pola manajemen
retribusi dan distribusi dana sosial masyarakat pada amil masjid dan mushalla di
Kelurahan Cireundeu dan jumlah dana zakat(dana ummat) terkumpul dan
terdistribusikan yang dikelola anlil masjid dan mushalla di kawasan Kelurahan
Cireundeu,.
Bab V. Penutup. Dalam bab ini penulis menarik beberapa kesimpulan
terkait dengan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian pembahasan
sebelumnya dan serta dalam bab ini pula penulis memberikan saran terkait
dengan penelitian yang telah dilakukan.
BABII
TINJAUAN TEORITIS
Zakat merupakan salah satu bagian dari potensi dana ummat yang dapat
dikembangkan. Zakat memiliki dimensi yang sangat luas bagi manusia. Zakat
tidak saja memiliki dimensi ketuhanan (habluminallah) tetapi zakat memiliki
dimensi kemanusiaan (hab/uminannaas) yang sangat kuat. Zakat membuktikan
bahwa hubungan kemanusiaan, yaitu: saling tolong-menolong antar sesama
manusia, dibangun di atas nilai- nilai fondasi ketuhanan. Zakat menjadi bukti
bahwa Islam bukan sebatas agama yang melupakan kehidupan dunia semata,
melainkan kehidupan dunia dan akhirat sama-sama menjadi tujuannya. Bagi
Islam, zakat adalah media pembangun umat manusia.
Zakat dalam konteks masyarakat tradisional konservatif diberikan dari
seorang individu kepada individu lain yang mereka telah percayakan. Distribusi
zakat dilakukan dengan pendekatan personal antara individu dengan seseorang
yang di nilai memang pantas menerima zakat yang telah dikeluarkan. Penilaian
tersebut pun beragam, seseorang dapat saja membayarkan Zakatnya pada
seseorang yang menurutnya telah berjasa dalam mengembangkan agama pada
wilayah tertentu ( dibaca: pemuka agama) atau distribusi zakat dilakukan
langsung kepada seseorang yang memang masuk dalam kategori seorang
mustahik. Seiring dengan perkembangan zaman maka dalam ha! penghimpunan
atau pendistribusian daripada dana zakat itu sendiri diperlukan pengelolaan yang
17
Iebih mengacu kepada nilai efektivitas sehingga diperlukan manajemen dalam
ha! pengelolaan dana zakat yang lebih mengntamakan maslahat ummat sehingga
aplikasi zakat bisa membawa dampak positif yang lebih optimal.
A. Pengertian dan Fungsi Manajernen
1. Pengertian Manajernen
Dalam mengartikan dan mendefinisikan manajemen ada berbagai macam.
Ada yang mengariikannya dengan ketatalaksanaan, manajemen, manajemen
kepengurusan dan sebagainya. Termasuk dalam melakukan pengelolaan dana
sosial pun diperlukan manjemen yang baik agar dapat mencapai basil
pengorganisasian yang maksmial. Istilah manaj emen diartikan sebagai "proses
untuk mencapai tujuan organisasi dengan bekerja bersama dan melalui orang
orang dan sumber daya organisasi lainnya".
Proses manajemen mencakup empat fungsi dasar, yaitu :
a. Perencanaan. Perencanaan (Planning) berkaitan dengan pemilihan tugas
tugas yang hams dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi,
menggariskan mengenai bagaimana tugas-tugas tersebut harus dilakukan
dan memberikan indikasi mengenai kapan hal-hal tersebut dilaksanakan.
Kegiatan perencanaan difokuskan pada pencapaian tujuan. Perencanaan
menyangkut keberhasilan organisasi dalam waktu dekat Gangka pendek)
dan agakjauh dimasa depan Gangka partjang).
18
b. Pengorganisasian. Pengorganisasian (organizing) adalah penyerahan
tugas-tugas sebagaimana ditetapkan dalam perencanaan kepada berbagai
individu atau kelompok didalam organisasi. Jadi, organisasi menciptakan
sebuah mekanisme untuk mengubah rencana menjadi tindakan. Orang-
orang didalam organisasi diberikan penugasan yang dapat menyumbang
pada tercapainya tujuan. Tugas-tugas tersebut diatur sehingga basil kerja
individu menyumbang pada keberhasilan bagian-bagian, yang kemudian
menyumbang pada keberhasilan divisi-divisi dan pada akhirnya
menyumbang pada keberhasilan yang menyeluruh dari organisasi.
c. Pengarahan. Pengarahan (Directing) dan disebut pula dengan istilah
penggerakkan (actuating) berkaitan dengan orang-orang yang ada dalam
organisasi. Pengarahan adalah proses yang menuntun kegiatan-kegiatan
dari para anggota organisasi kearah tujuan yang selayaknya, yaitu arah
yang membantu organisasi bergerak menuju pencapaian tujuan.
d. Pengendalian. Pengendalian (controlling) adalah fungsi manajemen
dalam menghimpun informasi untuk mengukur kinerja dari organisasi,
membandingkan kinerja yang terjadi dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan dan menentukan apakah organisasi hams dimodofikasi guna
memenuhi standar yang telah ditetapkan. 1
1 Sawaldjo Puspopranoto, Manajemen Bisnis.(Jakarta:PPM , 2006) h.99-100 19
B. Masjid sebagai Basis Pengembangan Potensi Ummat
Masjid merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan
menggerakkan potensi Ummat Islam nntuk mewujudkan sumber daya manusia
yang tangguh dan berkualitas. Sebagai pusat pembinaan ummat, eksistensi
Masjid kini dihadapkan pada berbagai perubahan dan tantangan yang terus
bergulir di lingkungan masyarakat. Peran sentral masjid semakin dituntut agar
mampu menampung dan mengikuti segala perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan pemikiran dan
perhatian dari dan oleh U mmat Islam sendiri.
1. Peran Masjid dalan1 Pemberdayaan Ummat
Masjid sebagai komponen fasilitas sosial merupakan bangunan tempat
berkumpul untuk sebagian besar ummat islam untuk melakukan ibadah sebagai
sebuah kebutuhan spiritual yang diperlukan oleh ummat manusia. Masjid sebagai
salah satu tempat pemenuhan kebutuhan spiritual sebenarnya bukan hanya
berfungsi sebagai tempat sholat saja, tetapi juga sebagai pusat kegiatan social
kemasyarakatan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam
menjalankan risalahnya. Masjid pada masa Nabi digunakan untuk
a. Tempat ibadah (Shalat dan Zikr)
b. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah social, ekonomi dan
budaya)
c. Tempat pendidikan
20
d. Tempat santunan social
e. Tempat latihan keterampilan militer dan persiapan alat-alatnya
f. Tempat pengobatan para korban perang
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa
h. Aula dan tempat menerima tamu
1. Tempat menawan tahanan dan pusat penerangan atau pembelaan agama2
Ada sembilan fungsi yang dapat diperankan oleh masjid dalam rangka
pemberdayaan ummat, diantaranya :
a. Masjid mernpakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT
b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri 'tikaf membersihkan diri,
menggembleng batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara
keseimbanganjiwa dan raga serta keutuhan kepribadian
c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna
memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat
d. Masjid adalah tempat berkonsultasi mengajukan kesulitan-kesulitan,
meminta bantuan dan pertolongan
e. Masjid adalah tempat membina keutuhan jamaah dan gotong royong
untuk meningkatkan kesejahteraan bersama
2 M. Quraish Shihab. Wawasan Al Qur 'an, Tafair Maudhu 'I alas Pelbagai Persoalan Ummat(Bandung :Mizan, 1996)h.462
21
f. Masjid dengan Majlis Ta'limnya merupakan wahana untuk
meningkatkan kecerdasan ilmu dan pengetahuan
g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader
pemimpin ummat
h. Masjid adalah tempat menghimpun dana, menynnpan dan
membagikannya
1. Masjid adalah tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial3
C. Dana Sosial Masyarakat
Kemiskinan merupakan masalah klasik yang sudah ada dalam catatan
manusia sejak zaman dahulu. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
menghapuskan masalah kemiskinan ini. Kemiskinan yang melanda ummat islam
adalah suatu ironi mengingat agama islam merupakan satu-salunya agama
samawi yang dengan tegas mewajibkan ummatnya untuk rnengeluarkan sejurnlah
harta sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap kondisi lingkungan terrnasuk
didalarnnya dana sosial seperti zakat, infaq, shadaqoh dan lainnya. Salah satu
tujuan berzakat adalah untuk rnenghapuskan kerniskinan. Al Quran sudah sejak
awal menawarkan solusi untuk rnengatasi rnasalah kemiskinan dan ketirnpangan
distribusi pendapatan dengan cara mernasukkan kegiatan zakat sebagai salah satu
pilar penting dalam islam yang tercantum didalam arkan al Islam. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya peranan zakat didalam kehidupan seorang
muslim.
3 Moh. E. Ayub.Menejemen Masjid(Jakarta:Gema Insani Press, I 997)h. 7 22
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah harta yang waj ib disisihkan oleh seorang muslim a tau badan
yang dimiliki orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya.4
Zakat merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah kepada setiap
muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nisab dengan syarat te1ientu. 5
Allah telah mewajibkan zakat dalam Al Qur'an dengan firmannya:
" Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. " (Attaubah : 103)
"Hai Orang-orang yang beriman, najkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bwni untuk kamu. "(Al Baqarah: 267)
4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Pasal l
5 Abu Bakar Jabir AIJaza'iry.Terj.Minhajul Muslim.(Madinah:Maktabul 'Ulurn wa!Hikarn: 1419 H)h. 426
23
" Islam dibangun at as Zima perkara : Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Afuhammad adalah Rasul Allah (Syahadatain) ,mendirikan Sha/at, menunaikan Zakat, melaksanakan Haji ke Baitullah dan merifalankan puasa Ramadhan. "6
2. Hikmah dan Tnjuan Zakat
Tujuan dan Hikmah Zakat lainnya seperti yang dikemukakan oleh Didin
Hafiduddin adalah pertama merupakan perwujudan ketundukkan, ketaatan dan
rasa syukur atas karunia Allah SWT. Kedua zakat merupakan hak mustahik yang
berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka kepada arah
kehidupan yang lebih baik dan sejahtera agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dan dapat beribadah kepadanya. Ketiga merupakan pilar amal bersama
(jama'i) antara yang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang
seluruh waktunya untuk be1jihad dijalan Allah juga sebagai salah satu bentuk
konkret dari jaminan sosial. Keempat sebagai sumber dana bagi pembangunan,
sarana maupun prasarana yang harus dimiliki oleh Ummat Islam, sekaligus
sebagai sarana pengembangan kualitas SDM. Kelima untuk memasyarakatkan
etika bisnis yang benar sebab zakat bukanlah membersihkan harta yang kotor,
tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain atas harta yang diusahakan
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah. Keenam Salah satu
instrumen bagi pembangunan kesejahteraan ummat, pe1iumbuhan dan
pemerataan pendapatan. Ketujuh mendorong ummat untuk beke1ja dan berusaha
6 Muhyiddin Yahya bin SyarifNawawi.Hadils Arba'in Nmvawiyah.Pe11e1jemah Abdullah Haidhir(T.tp.,Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah,20 I O)h.14
24
sehingga memiliki harta untuk dapat memenuhi kehidupan diri dan keluarga serta
dapat berzakat a tau berinfaq. 7
3. Zakat dan Optimalisasi Pengelolaan melalui Lembaga
Zakat merupakan sebuah ibadah yang memiliki nuansa horizontal dan
vertical. Horizontal dilihat dari segi zakat sebagai salah satu intrumen dalam
meningkatkan kesejahteraan ummat dan efek sosial laim1ya. Dengan berzakat
seseorang dapat memperoleh ketenangan diri, karena pada dasarnya harta yang
diperoleh seseorang merupakan sebuah amanah dan titipan yang didalamnya
terdapat hak orang Jain yang membutuhkan. Melalui ibadah ini, seseorang pun
telah memposisikan dirinya sebagai makhluk sosial yang memiliki kepekaan dan
kepedulian terhadap masalah yang muncul disekitar lingkungannya. Karena
peduli dan berbagi pun merupakan salah satu wujud ketaqwaan, maka seseorng
yang telah membayarkan atau menunaikan kewajiban berzakatnya maka berarti
Ia telah mentaati salah satu perintah Allah dalan1 hal ini adalah menunaikan
zakat. Hubungan seperti ini yang disebut sebagai nuansa ve1iical. Wujud
ketaqwaan seseorang juga dapat dilihat dari seberapa ringannya mereka dalam
mendermakan sebagian hartanya kepada pihak Jain yang membutuhkan.
Dana zakat yang terhimpun dan dikelola dengan baik akan menghasilkan
manfaat yang luar biasa. Mengentaskan masalah kemiskinan pun menjadi target
jangka panjang yang ingin dicapai, walaupun sama-sama kita ketahui bahwa
7 Didin Hafiduddin.Zakat dalam Perekonomian Modern.( Jakarta: Gema Insani Press,2002) h.28
25
musuh besar ekonomi ini (baca:kemiskinan) nampaknya tidak akan pernah
terselesaikan namun dapat diminimalisir. Karena hakikat tujuan dari
pengelolaan dana zakat dan dana sosial lain yang terhimpun adalah
mendistribusikan dengan cara yang seadil-adilnya. Keadilan distribusi menjadi
target yang paling relevan untuk dijalankan bagi setiap pengelola dana sosial
masyarakat yang ada. Termasuk didalamnya adalah bagaimana meningkatkan
kesadaran bagi setiap mustahik untuk mengubah mindset (pola fikir) bahwa
dengan adanya pendistribusian dana sosial yang terhimpun kepada mereka
harusnya bisa lebih diaktualisasikan untuk peningkatan kualitas pengembangan
potensi diri termasuk dalam ha! kemandirian ekonomi.
Untuk memaksimalkan pendayagunaan zakat, diperlukan mekanisme
pengelolaan yang baik dan terarah sehingga bisa menjadi suatu system yang
dengannya keberadaan zakat bisa benar-benar menjadi instrument
penanggulangan kemiskinan. Manajemen atau tata kelola yang baik pada suatu
lembaga pengelola zakat menjadi tolak ukur pencapaian maksimal dari
pendayagunaan zakat yang ada. Dengan manajemen yang terpola dengan baik
akan menghasilkan output yang maksimal. Zakat hams dikelola oleh Amil
(lembaga) yang professional, amanah, bertanggnng jawab, memiliki pengetahuan
yang memadai tentang zakat , dan memiliki waktu yang cukup untuk
mengelolanya ( misal untuk melakukan sosialisasi, pendataan muzaki dan
mustahik, dan penyaluran yang tepat sasaran serta pelaporan yang transparan).
26
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat (amil zakat), apalagi
yang memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan
1 . 8 antara am :
Pertama, lebih sesuai dengan tuntunan syariah dan sirah nabawiyah
maupun sirah para sahabat dan tabi'in. Kedua, untuk menjamin kepastian dan
disiplin membayar zakat. Ketiga, untuk menjaga perasaan rendah diri para
mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para
muzakki. Keempat, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta sasaran yang
tepat dalam penggunaan harta zakat menurnt skala prioritas yang ada pada satu
tempat. Kelima, untuk memperlihatkan syiar dalam semangat penyelenggaraan
pemerintah yang islami. Sebaliknya, j ika zakat diserahkan langsung dari muzakki
kepada mustahik, merskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi
disamping akan terabaikannya hal-hal tersebut diatas, juga hikmah dan fungsi
zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan ummat, akan sulit
diwujudkan. Karena itu pula, pada zaman Rasulullah, para sahabat dan tabi'in,
zakat selalu dikelola oleh petugas khusus yang mengatur pengambilan maupun
pendistribusiannya. Dengan demikian, zakat disamping amal yang bersifat
karitatif (kedermawanan yang harus dilandasi dengan keikhlasan), juga suatu
kewajiban yang bersifat imperatif.
8 Didin Hafidhuddin,Dunia Perzakatan di Jndonesia,dalam FOZ, ed., South East Asia Zakat Movement (Jakarta:FOZ,2008)h.79
27
Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan UU RI No.38 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat dan keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581
tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU RI No.38 tahun 1999 dan Keputusan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291
tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Tujuan Pengelolaan Zakat dalam Bab II Pasal 5 Undang-undang tersebut
adalah:
a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
sesuai dengan tuntunan agama.
b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.
Dalam Bab III UU RI. No. 38 Tahun 1999 dikemukakan bahwa
organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat (pasal
6) dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7). Selanjutnya pada bab tentang sanksi (Bab
VIII) dikemukakan pula bahwa setiap pengelola zakat yang karena kelalainnya
tidak mencatat atau mencatat dengan tidak benar tentang zakat, infaq, sedekah,
hibah, wasiat, waris, dan kafarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8,
pasal 12, dan pasal 11 undang-undang tersebut, diancam dengan hukuman
kurungan selama-lamanya tiga bulan dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp
28
30.000.000. Sanksi ini tentu dimaksudkan agar BAZ dan LAZ yang ada di
Negara ini menjadi pengelola zakat yang kuat, amanah, dan dipercaya oleh
masyarakat sehingga pada akhirnya masyarakat secara sadar dan sengaja akan
menyerahkan zakatnya kepada lembaga pengelola zakat.
4. Pola Penghimpunan a tau Retribusi Dana Zakat
Pada dasarnya, dukungan pokok dalam mengoptimalkan penyaluran dan
pendayagunaan zakat adalah besarnya jumlah mustabik di Indonesia. Namun
kondisi saat ini justru sebaliknya. Jumlah mustabik yang sangat besar itu, tidak
didukung oleh pola-pola dan mekanisme pengumpulan zakat yang optimal untuk
menjadi surnber bagi program pemberdayaannya.
Indonesia adalab negara besar jika dilihat dari sektor kependudukan,
dengan jumlah rnasyarakat muslim yang mayoritas ternyata belum dapat
mengoptimalkan potensi dana zakat dari mayoritas penduduknya. Beberapa yang
menyebabkan ha! ini di antaranya, pertama ketersediaan infrastruktur dalam
upaya pengumpulan dana zakat, kedua paradigma para muzakki tentang zakat
yang merupakan kewajiban pribadi pun perlu diluruskan kembali.9
Dalam pengelolaan zakat, Allah memerintahkan, ada muzaklci sebagai
orang yang mernbayar zakat, dan ada amil sebagai pengumpul dan penyalur serta
ada mustahik sebagai pihak yang menerirna zakat. Dalam surat AtTaubah: I 03
diterangkan komponen-komponen tersebut :
9 Aris Muftie,Optimalisasi Pengumpulan Zakat.(Jakarta: FOZ ,2006) h.85 29
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
Berangkat dari perintah yang termaktub pada ayat tersebut, yang diawali
dengan "kata perintah" : Ambillah , seharnsnya mekanisme pengumpulan dan
penyaluran zakat sebagai berikut :
Muzakki <
Amil/Petugas
c__(QS9:1~ Zakat Ada Petugas/ Amil
Mustahik
Bersifat imperatif /fakultatif disamping karitatif
5. Pola Distribusi Dana Zakat
Ada beberapa landasan hukum dari distribusi zakat baik dari dalil nash
atau hukum positif. Beberapa diantaranya adalah :
" Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
30
Penyaluran dana zakat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
a. Pola Tradisional yaitu penyaluran bantuan dana zakat yang diberikan
langsung kepada mustahik. Dengan pola ini penyaluran dana kepada
mustahik tidak dise1iai dengan target adanya kemandirian kondisi sosial
maupun kemandirian ekonomi (pemberdayaan).
b. Pola Kontemporer (Produktif)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang
dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktivitas suatu usaha atau
bisnis. Pola penyaluran secara produktif adalah penyaluran dana zakat
disertai target mengubah keadaan mustahik (lebih dikhususkan kepada
golongan faqir dan miskin) dari kategori mustahik menjadi kategori
muzakki. Pola ini pernah dikembangkan oleh Nabi, yaitu beliau pernah
memberikan zakat kepada seorang faqir sebanyak dua dirham untuk
makan dan satu dirham untuk pembelian kapak sebagai alat untuk
beke1ja, supaya hidupnya tidak bergantung pada orang Iain.
Ada beberapa pendapat Fuqoha terkait dengan pola distribusi zakat,
sebagai berikut 11 :
11 Husnul Khatimah,"Pengaruh Zakat Produktifterhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Para mustahik". Jurnal Ekonomi dan Bisnis lslami (OktoberDesember,2005), h.5 l
32
1) Pendapat minimalis (distribusi minimal atau konsumtif), yaitu zakat
diberikan kepada faqir miskin sesuai dengan jatah yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan untuk sehari semalam.
2) Pendapat standar menengah (distribusi menengah) yaitu zakat yang
diberikan kepada faqir miskin dengan jatah yang menjadikan mereka
tergolong kaya atau berkecukupan yaitu sebanyak nishab zakat.
Dana zakat yang terkumpul yang dikelola oleh sebagian besar BAZ dan
LAZ biasanya sudah terwujud dalam bentuk program pendayagunaan semisal :
1. Pemberian beasiswa dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi (bagi
kalangan yang termasuk kategori mustahik).
2. Pemanfaatan dana zakat untuk usaha-usaha yang sifatnya produktif,
disamping yang bersifat konsumtif.
3. Mendirikan Rumah Sakit gratis untuk kaum dhuafa.
4. Mendirikan Lembaga pendidikan unggul bagi kaum dhuafa (gratis)
5. Mendirikan Balai Pelatihan Keterampilan.
6. Melalui dana bergulir dengan bekerja sama dengan BMT
memberikan pembiayaan bagi usaha kaum dhuafa.
33
7. dan kegiatan lainnya bagi kepentingan mustahik disertai pengawasan
dan pendampingan dari amil zakat.
8. BAZ dan LAZ pun terlibat aktif dalam penanggulangan berbagai
musibah yang terjadi ditanah air, baik pada tahap emergency maupun
pada tahapan pembangunan kembali.
9. Dalam mendayagunakan dana zakat, BAZ dan LAZ melaporkan
secara terbuka kepada publik melalui berbagai media masa dan juga
mempergunakan jasa auditor, baik internal atau eksternal.
34
BAB III
PROFIL KELURAHAN CIREUNDEU
Dalam penelitian kali ini, pennlis memilih Kelurahan Cireundeu sebagai
wilayah atau tempat penelitian dengan beberapa peitimbangan diantaranya
adalah berkenaan dengan faktor lokasi. Permasalahan yang berkenaan dengan
manajemen pengelolaan dana sosial yang dilakukan oleh sejumlah amil masjid
dan mushalla beltun cukup tergali. Oleh karenanya, sebagai putera daerah
penulis berkeinginan untukmencermati dan menganalisis tentang bagaimana
pelaksanaan pengelolaan dana sosial masyarakat oleh amil masjid dan musholla
di Kelurahan Cireundeu. Selain itu, Kelurahan Cireundeu sebagai salah satu
kelurahan yang berada di Kecamatan Ciputat Timur merupakan Kelurahan yang
bisa penulis kategorikan sebagai salah satu Kelurahan yang memiliki dinamika
perkembangan yang cukup cepat. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya sarana
dan prasarana masyarakat yang menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam
pembahasan kali ini ada beberapa ha! yang akan diangkat khususnya terkait
dengan profil Kelurahan Cireundeu, yaitu seputar data wilayah, keadaan
demografi dan potensi wilayah serta jumlah masjid dan mushalla.
A. DATA WILAYAH
Luas Wilayah : 320 Ha/Km2
Batas Wilayah:
Utara : Ke!. Lebak Bulus (DK! Jakarta)
Se Iatan : Ke!. Pisangan
Barnt : Ke!. Pisangan, Ke! Rempoa
Timur : Ke!. Lebak Bulus (DKI Jakarta)
Profi!Kelurahan Cireundeu 2008
Orbitasi
Orbitasi Jarak (Km)
Ke Ibukota Kecamatan 5Km
Ke Ibukota Kabupaten (Kota) 15 Km
Ke Ibukota Provinsi 130 Km
Ke lbukota Negara 25 Km
Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Di lihat dari posisinya, keberadaan Kelurahan Cireundeu merupakan satu
kelurahan yang berdekatan langsung dengan perbatasan dengan wilayah DKI
Jakaiia. Ini berarti akses untuk menciptakan kemajuan di berbagai macam bidang
adalah sangat memungkinkan karena secara geografis Kelurahan Cireundeu
terletak berdekatan dengan pusat kegiatan dalan1 ha! ini lbukota Negara.
Penggunaan Laban
Penggunaan Laban Luas Laban (Ha) <Yo
Lahan Darat/kering 23 I-Ia 11,01%
Lahan Perkebunan 11 I-Ia 5,26% Permukiman 175 Ha 83,73%
Jumlab 209Ha 100% Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Dari keterangan di atas bisa diambil informasi bahwa sebagian besar
lahan yang terdapat di Kelurahan Cireundeu dipergunakan untuk wilayah
Permukiman Penduduk. Adapun sebagian kecil lainnya masih difungsikan untuk
perkebunan. Sisanya berupa lahan darat atau kering.
B. KEADAAN DEMOGRAFI
Jumlab Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No. Nama Keluraban Penduduk
Jumlab Laki-laki l'crcmrrnan
Cireundeu 11.936 11.492 23.428 Profil Kelurahan CJreundeu 2008
Jumlab Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah 0/o !. 0-09Tahun 1188 5,55% 2. 10-19 Tahun 2440 11,40% 0 20-29Tahun 3616 16,89% ~.
4. 30-39 Tahun 4532 21,17% 5. 40 -49 Tahun 5098 23,81% 6. 50-60 Tahun 3122 14,58% 7. 60 Tahun keatas 1412 6,60%
Jumlab 21.408 100% Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Jumlah Penduduk berdasarkan Agama yang dipeluk
No. Al(ama Jumlah <Yo
1. Islam 19434 82,55% 2. Kristen 2361 10,03% 3. Katholik 1562 6,64% 4. Hindu 116 0,49% 5. Buddha 69 0,29%
Jumlah 23.542 100% Profil Kelurahan CJreundeu 2008
Mayoritas penduduk yang berada di Kelurahan Cireundeu adalah
penganut Agama Islam Sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen dan
Katholik serta sisanya ada sedikit jumlah penduduk yang menganut agama hindu
dan buddha
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)
I. Belum/tidak bekerja 1620 2. !RT 4680 ' Pelaiar/Mahasiswa 3200 .) . 4. Pensiunan 375 5. PNS 1705 6. TNI 98 7. POLRI 87 8. Pedagang 2501 9. Petani 80 10. Karyawan BUMN/BUMD/Swasta 4787 11. Buruh 1200 12. Guru 247 13. Dos en 87 14. Dokter 14 15. Perawat 28 16. Bidan 6 17. Lainnya 2713 18. Jumlah 23.428
Profil Kelurahan CJreundeu 2008
Dari keterangan di atas dapat ditarik ksempulan bahwa penduduk di
kelurahan Cireundeu merupakan penduduk yang cukup beragam dilihat dari jenis
pekerjaan. Sebagian besar penduduk di Kelurahan Cireundeu berprofesi sebagai
Karyawan BUMN/BUMD ataupun karyawan Swasta, disusul dengan jumlah Ibu
Rumah Tangga (!RT) pada urutan berikutnya. Pelajar dan mahasiswa menjadi
urutan jenis objek kegiatan yang paling banyak setelah Karyawan dan !bu
Rumah Tangga. Kelompok Pedagang juga menjadi komunitas yang cukup
banyak terdapat di Kelurahan Cireundeu. Disusul oleh jenis peke1jaan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) pada urutan berikutnya. Sisanya berbagai macam jenis
pekerjaan lain sepe1ti Guru, TNI, POLRI, Dosen dll. Keberagaman klasifikasi
Kependudukan dilihat dari jenis pekerjaan ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar Penduduk yang ada dikawasan Kelurahan Cireundeu dapat dikategorikan
sebagai masyarakat yang cukup maju dan berkembang.
Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) 0/o 1. Tidak/Belum Sekolah 1165 7,47% 2. Belum Tamat SD/Sederajat 150 0,96% 3. Tamat SD/Sederajat 2331 14,95% 4. SLTP/Sederajat 3496 22,42% 5. SL T A/Sederajat 3993 25,61% 6. Diploma III/Akademik 3492 22,40% 7. Dioloma IV /Strata I 266 1,71% 8. Strata II 466 2,99% 9. Strata III 233 1,49%
Jumlah 15.592 100% Profit Kelurahan Cireunden 2008
Dari keterangan di atas dapat ditarik informasi bahwa, mayoritas
masyarakat yang berada di Kelurahan Cireundeu telah menempuh jenjang
pendidikan hingga SLTA/Sederajat disusul jenjarig pendidikan SLTP/Sederajat
dan Diploma III/ Akademik pada urutan berikutnya. Jumlah penduduk yang
hanya menamatkan jenjang pendidikan hingga tamat Sekolah Dasar/sederajat
berada diurutan ke empat setelah urutan yang telah disebut. Sisanya ada yang
menempuh jenjang pendidikan hingga strata I, Strata II dan Strata III. Jumlah
tingkat Strata II lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Strata I. Data terlihat
agak rancu, oleh karenanya Penulis konfirmasi langsung ke Staff Kelurahan
Cireundeu. Memang jawaban yang diterima bahwa pada data tersebut terdapat
kesalahan ketik, nmnun Kami tetap menuliskan sesuai dengan data asli yang
diberikan dengan alasan keabsahan data awal tidak bisa tergantikan oleh
konfirmasi pihak yang belum tentu menguasai atau mengetahui darimana sumber
data diperoleh.
C. POTENSI \VILA Y AH
Daftar RW, RT dan Jumlah KK
No. Nama Kelurahan/Desa JumlahRW Jumlah RT Jumlah KK Cireundeu 12 52 5738
Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Sarana/Prasarana Kesehatan
No. Sarana/Prasarana Jumlah 1. Rumah Sakit 1 2. Klinik Umum/Gigi/Bersalin 5 3. Rumah Bersalin 0
.)
4. Dokter Praktek 6 5. Bidan Praktek 7 6. Posyandu 10
Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Dari keterangan diatas dapat diambil bahwa Potensi Wilayah Kelurahan
Cireundeu dilihat dari segi sarana dan prasarana kesehatan cukup baik, dan
didukung dengan keberadaan sebuah Rumah Sakit, dan beberapa sarana
kesehatan lainnya seperti Klinik umum/Gigi/Bersalin serta beberapa posyandu.
Kondisi ini memudahkan bagi masyarakat sekitar khususnya yang berada di
Wilayah Kelurahan Cireundeu dalam hal penanganan masalah kesehatan.
Sarana Pendidikan
No. Jen is Sarana Jumlah !. Kelompok Bermain 2 2. Taman Kanak-kanak 5 0 Sekolah Dasar/Sederajat 9 .) . 4. SMP/Sederajat 2 5. SMA/Sederaj at 1 6. Perguruan Tinggi 2 7. Pondok Pesantren 1
Profil Kelurahan C1reundeu 2008
Dari keterangan di atas dapat diambil informasi bahwa sarana pendidikan
di Wilayah Kelurahan Cireundeu cukup baik. Hal ini bisa disimpulkan dengan
dilandasi keberadaan beberapa sarana dan prasarana dalam ha! ini berbentuk
Lembaga Pendidikan formal seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas se1ia beberapa institusi pendidikan untuk jenjang lebih
tinggi seperti Universitas (Perguruan Tinggi) ataupun Pondok Pesantren. Pondok
Pesantren yang ada di Wilayah Kelurahan Cireundeu merupakan salah satu
pondok ataupun ma'had yang cukup memiliki nama dikalangan kaum santri atau
kaum terpelajar, Daar As-sunnah (red : Darussunnah) suatu ma'had di bawah
pimpinan ulama besar yaitu K.H. Ali Mustofa Ya'kub (salah satu Ahli Hadits di
Indonesia) yang bergerak khusus didalam bidang keilmuan Hadist. Namun
sayangnya Pulera Daerah dalam hal ini adalah remaja/l dikalangan setempat (red
:pribumi) sangat jarang yang berminat untuk bisa melanjutkan pendidikan
mereka di Ma'had tersebut.
Sarana Perdagangan
No. Jenis Sarana Jumlah I. Pe1iokoan I Ruko 3 2. Pasar Swalayan I Toserba 5 0 Restoran I Rumah Makan 3 ". 4. Warung 97
Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Dari keterangan di atas, dapat diambil informasi bahwa sarana
perdagangan di wilayah Kelurahan Cireundeu cukup baik. Hal ini didukung
dengan beberapa sarana yang tadi telah disebutkan diatas. Pasar Swalayan
sebagai sarana yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membeli
kebutuhan-kebutuhan harian ditambah lagi dengan sarana perdagangan yang
bersifat mikro seperti warung yang jumlahnya cukup banyak di wilayah
kelurahan Cireundeu. Fakta im merupakan indikasi bahwa kegiatan
perekonomian dalam ha! ini terkait dengan sarana perdagangan cukup baik dan
berkembang.
Sarana Perbankan dan Koperasi
No. Jenis Sarana Jumlah I. Bank Umum I Komersil 5 2. Bank Perkreditan Rakyat 2 3. Koperasi non KUD I 4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) I
Profit Kelurahan Cireundeu 2008
Dari keterangan di atas, dapat diambil informasi bahwa sarana Perbankan
dan Koperasi di Wilayah Kelurahan Cireundeu cukup memadai. Hal ini bisa
dilihat clari beberapa Bank Umum I komersil yang terdapat pada wilayah
tersebut. Keberadaan Bank-bank yang ada memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk dapat melakukan transaksi-transaksi keuangan baik saving
(menyimpan/menabung) ataupun kegiatan lain berupa permohonan pembiayaan
serta untuk transaksi yang dilakukan sebagai sarana lain lintas pembayaran.
Begitu pula keberadaan Koperasi, yang memiliki fungsi yang hampir sama
clengan Bank hanya saja biasanya keberadaan Koperasi meliputi biclang-bidang
yang lebih bersifat mikro. Tentu saja hal ini merupakan suatu nilai positif bagi
keberadaan wilayah Kelurahan Cireundeu karena memiliki sarana Perbankan dan
Koperasi yang cukup baik, karena dengan itu dinamisasi ekonomi dapat berjalan
dan berkembang dengan nilai yang cukup signifikan.
D. JUMLAH MASJID DAN MUSHALLA
Data Masjid
No. Nama Masiid Alam at Ke tu a I. At-Taubah Cireundeu Rt 01/01 H. Mursidi 2. Al- Ikhlas Cireundeu Rt 04/01 Drs. Hanafi 3. At-Taqwa Poncol Rt 04/02 Fahruzi,SE 4. Al- Mukhlisin Poncol Rt 02102 Drs. Sumardi 5. Al- Hidayah Poncol Rt 01/02 Syarif Ma'mum,SAg
6. Al- Barkah Gunung Selatan Rt 04/03 Drs. Abd.Aziz Syam 7. Baitul Ula Pisangan Timur Rt 04/04 H. Abd Rachim 8. Al- Ikhlas Kp. Baru Rt 05109 Endang Suoandi,SE 9. Al- Irfan Komplek UI Rt /07 Moh Arifin I 0. Ruhama Pisangan Baral Rt 05109 Drs. H. Mudjitaba 11. Al- Mugiroh Pisangan Baral Rt 03/09 Drs. H.M. Satibi 12. Al-Mujahidin Pisangan Baral Rt 01109 Drs. Murbantoro 13. Darussa'adah Cireundeu Ilir Rt 02/10 Drs. Rahmat 14. Nurul Huda Kp. Gintung Rt 02/08 Ust Dahlan 15. Al- Istiqomah Kp. Gunung Utara Rt 02/11 Drs. Alek Iskandar 16. Jabalul Rahmah Kp. Gunung Utara Rt 04/11 M. Noor
Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Data Mushalla
No. Nama Mushalla Alam at Ketua I. As-syifa Cireundeu Rt 01/01 H. Mudassir 2. Al- Muttaqin Cireundeu Rt 0210 I Ustadz Kasmani AR 3. Al- Huda Poncol Rt 04/02 H. Hatta Abidin 4. Al-Inayah Poncol Rt 02102 H. Dana 5. Al- Muhajirin Gunnng Selatan Rt 01/03 Sumardi 6. Nurul Yaqin Pisangan Timur Rt 01/04 H.Endang Supriatna,SE 7. Al- Ittihad Pisangan Barat Rt 01 /05 M. Noor 8. Nurus Sajidin Pisangan Barnt Rt 03/05 Mustafa Y. 9. Al- Fallah Pisangan Baral Rt 04/05 Judi Asidi 10. Al- MuqaiTabin Kp. Baru Rt 03/06 H. Matalih 11. Nurul Iman Gintung Rt 01/08 H. Muslim 12. Al- Kabadiyah Pisangan Baral Rt 03109 Drs. Syamsuddin Dasan 13. Al- Misbah Gunung Utara Rt 03/11 Abd Syukur
Profil Kelurahan Cireundeu 2008
Jumlah masjid yang ada di wilayah Kelural1an Cireundeu sebanyak 16
buah. Ini jumlah yang lumayan banyak mengingat luas wilayah Kelurahan
Cireundeu tidak terluas dibanding dengan daerah kelurahan lainnya di Tangerang
Selatan. Masjid-masjid yang ada saat ini merupakan masjid yang memiliki
bangunan yang cukup terbilang modern. Kualitas bangunan beragam. Beberapa
masjid merupakan masjid yang memiliki usia bangunan yang cukup tua seperti
halnya masjid Baitul Ula yang merupakan Masjid yang pertama kali dibangun di
wilayah setempat (Kelurahan Cireundeu dan sekitarnya). Namun tidak berarti
bahwa bangunan masjid terlihat tua karena sudah mengalami beberapa kali
renovasi. Di samping itu beberapa masjid masih bisa digolongkan sebagai masjid
dengan usia bangunan yang terbilang muda seperti masjid Jabalul Rahmah
(masjid yang berada di kawasan sekitar daerah bencana situ gintung yang berdiri
kokoh di saat bangunan lain rusak parah) dan Masjid Al Ikhlas (Kampung Baru)
sebagai masjid yang didirikan dalam kurun 3 tahun terakhir. Hal ini memberikan
indikasi bahwa keberadaan Masjid yang ada di Kelurahan Cireundeu memiliki
manajemen yang beragam, mulai dari manajemen pengelolaan masjid secara
umum sampai dengan pengelolaan dana masyarakat khususnya lagi mengenai
pola penghimpunan dana zakat dan pola distribusinya. Termasuk pula dengan
keberadaan mushalla yang ada, pun memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda
dengan keberadaan masjid. Setiap kali tiap ramadhan menjelang hampir seluruh
masjid dan mushalla membentuk panitia dana sosial (Amil) . Dari sini penulis
ingin melihat lebih jauh bagaimana pcngurus DKM (Dewan Kesejateraan
Masjid/Mushalla) mengelola kegiatan-kegiatan yang ada di masjid/ mushalla
yang bersangkutan terkait dengan pola manajemen kegiatan secara umum dan
khususnya tentang pengelolaan dana ummat berupa zakat seputar pola
penghimpunan dan pendistribusiannya.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Analisis hasil penelitian merupakan salah satu bagian terpenting dalam
proses penelitian. Data yang didapatkan saat pelaksanaan penelitian akan
dianalisis dan di balms pada bab ini. Termasuk dalam kesempatan kali ini, akan
dikemukakan pembahasan terhadap temuan penelitian tentang pengelolaan zakat.
Pengelolaan zalcat merupakan bagian terpenting dalam memaksimalkan manfaat
keberadaan zakat itu sendiri. Termasuk dalarn ha! ini adalah pengelolaan atau
manajemen dana ummat, yang dikelola oleh masjid atau mushola. Seperti apa
yang telah diungkap pada bab sebelumnya, masjid harusnya bisa menduduki
fungsi yang lebih optimal, tidak hanya diperuntukkan sebagai tempat ibadah saja,
namun fungsi-fungsi lain seperti fungsi lembaga sosial, lembaga ekonomi dan
pemberdayaan umrnat, fungsi pendidikan dan politik (bukan politik praktis),
harusnya bisajuga kitajumpai pada lembaga ibadah seperti masjid atau mushola.
Dalam bab ini, akan dijabarkan ternuan penelitian di lapangan ( dalam ha!
nu, adalah masj id atau mushalla di Kelurahan Cireundeu) terkait dengan
mana1emen atau pengelolaan zakat, infak dan shodaqoh sebagai dana sosial
masyarakat berikut dengan potensinya di Kelurahan Cireundeu.
47
A. Gambaran nmum Proses pcnelitian
No.
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I 0.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Objek penelitian ini adalah manajemen pengelolaan dana ummat ( dana
sosial) pada seluruh masjid dan mushalla yang berada di wilayah Kelurahan
Cireundeu dengan fokus pada manajemen pengelolaan zakat, infak dan sedekah.
Jumlah masjid yang berada di wilayah Kelurahan Cireundeu sebanyak 16 buah.
Berikut tabel masjid yang berada di wilayah Kelurahan Cireundeu
Tabel 4.1 : Masjid di Kelurahan Cireundeu menurut Alamat dan Pengurus
NamaMasjid Alam at Ketua Takmir
At-Taubah Cireundeu Rt 0110 I H. Mursidi
Al- lkhlas Cireundeu Rt 04/01 Ors. 1-lanafi
At-Taqwa Poncol Rt 04/02 Fahruzi,SE
Al- Mukhlisin Poncol Rt 02/02 Ors. Sumardi
Al- Hidayah Poncol Rt 01/02 SyarifMa'mum,S.Ag
Al- Barkah Gunung Selatan Rt 04/03 Ors. Abd.Aziz Syam
Baitul Ula Pisangan Timur Rt 04/04 H. Abd Rachim
Al- lkhlas Kp. Baru Rt 05/09 Endang Supandi,SE
Al- Irfan Komplek UI Rt /07 Uts. Moh Arifin
Ru ham a Pisangan Barat Rt 05/09 Ors. H. Mujitaba
Al- Mugiroh Pisangan Barat Rt 03/09 Ors. H.M. Satibi
Al-Mujahidin Pisangan Barat Rt 0 l /09 Ors. Murbantoro
Oarussa'adah Cireundeu Ilir Rt 02/ l 0 Drs. Rahmat
Nurul Huda Kp. Gintung Rt 02/08 Ust. Oahlan
Al- Istiqomah Kp. Gunung Utara Rt 02111 Ors. Alek Iskandar
Jabalul Rahmah Kp. Gunung Utara Rt 04/11 M. Noor
Sumber : Data Lapangan
48
Dalam kesempatan penelitian ini, penulis mengunjungi seluruh masjid
yang tercantum pada tabel di atas. Data pada tabel di atas diperoleh dari
Kelurahan Cireundeu. Dari sekian jumlah masjid yang penulis datangi, sebagian
besar kepengurusan Dewan Kemakmuran masjid (DKM) memberikan respon
yang cukup baik dan positif, sehingga proses pengumpulan data yang dibutuhkan
terkait dengan pengelolaan atau manajemen zakat pada masjid-mushola terkait
dapat berjalan dengan cukup lancar. Proses pengumpulan data baik yang
diperoleh melalui pengisian checklist instrumen pengumpulan data atau
konfirmasi melalui proses wawancara membutuhkan waktu kurang lebih 1,5
bulan.
Adapun perlu penulis sampaikan, bahwa tidak semua masjid bersedia
memberikan data yang diminta khususnya data yang terkait dengan pengelolaan
atau manajemen zakat. Beberapa masjid yang tidak bersedia memberikan
datanya antara lain adalah masjid At Taqwa (Poncol Rt 04/02) dan masjid Nurul
Huda (Kp Gintung Rt 02/08). Untuk masjid At Taqwa, penulis konfirmasi via
telepon namun belum ada respon atau tanggapan yang cukup terbuka untuk
proses penelitian yang dilakukan. Penulis pun berusaha untuk mendatangi
langsung ke masjid At Taqwa untuk proses konfirmasi tentang instrumen
pengumpulan data yang diajukan. Namun, sampai laporan ini ditulis, data masih
tetap tidak diberikan, dan pengurus tidak mejembatani penulis dalam ha! ini
49
sebagai pihak yang ingin mengurnpulkan data terkait dengan bagaimana proses
pengelolaan atau manajemen dana ummat yang berlaku di rnasjid tersebut.
Ada beberapa alasan yang diungkapkan oleh salah satu pengurus yang
ditemui, untuk keberatan memberikan data dimaksud adalah pengurus yang
bersangkutan (bendahara atau kepanitian amil zakat) belum bisa dihubungi dan
tidak kunjung muncul di masjid. Alasan lainnya adalah data yang terkait dengan
pengelolaan zakat khususnya jumlah dana ZIS yang terkumpul untuk beberapa
periode terakhir ini raib atau hilang pasca terjadi bencana jebol tanggul Situ
Gintung. Pada peristiwa itu, dokumen se1ia file yang berhubungan dengan
kepengurusan rnasjid termasuk data manajemen zakat danjumlah dana ZIS yang
terkumpul pun hilang terbawa arus air. Data alternative yang ada disimpan oleh
pengurus, dari informasi yang diperoleh Pengurus tersebut menempatkan data
penting tentang pengelolaan ZIS khususnya serta data-data lainnya di salah satu
gedung fakultas UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) karena beliau
beke1:ja di tempat tersebut. Penulis secara pribadi tidak begitu menge1ii apakah
alasan yang diajukan adalah alasan klise atau benar-benar realitas. Peneliti coba
konfirmasi beberapa kali, namun hasilnya seperti tidak ada lampu hijau untuk
bisa menjembatani proses penelitian yang sedang dilakukan.
Sementara itu, masjid Nurul Huda yang berada di bawah naungan Ustadz
Dahlan, juga termasuk salah satu masjid yang tidak berkontribusi data dalam
proses penelitian ini. Pada saat awal penulis mengunjungi masjid Nurul Huda,
50
menawarkan proses wawancara langsung kepada beliau. Beliau pun membalas
via sms yang intinya seluruh pihak terkait dalam kepanitian ZIS masjid Nurul
Huda tidak dapat membantu proses penelitian.
Ada satu masjid lagi yang pada saat dikunjungi, ternyata masjid tersebut
telah memiliki UPZ (unit pengelola zakat). Namun sayang, setelah dikonfirmasi
beberapa kali terkait dengan pengumpulan data khususnya mengenai jumlah
dana ZIS yang terkumpul, pihak DKM tidak dapat memennhi permintaan
Penulis. Salah satu pengurus DKM yang ditemui menyatakan bahwa sebenarnya
masjid Jabalul Rahmah telah memiliki UPZ (unit pengelolaan zakat) namun saat
ini kepengurusan internal UPZ sedang mengalami krisis, kendala internal.
Sehingga segala data khususnya yang terkait nominal jumlah dana ZIS yang
terkumpul sepenuhnya dikuasai oleh pengurus UPZ dan karenanya, pihak DKM
tidak mengetahuinya dengan detail. Dalam kesempatan penelitian yang
dilakukan, pengurus DKM hanya dapat membantu untuk mengisi daftar checklist
yang telah dibuat dan konfirmasi wawancara untuk pengumpulan data kualitatif
terkait dengan gambaran pengelolaan manajemen dana ZIS yang ada pada masjid
Jabalul Rahmah.
Untuk mushola, dari 13 mushola yang tercantum pada data daftar masjid
dan mushola yang ada di wilayah Kelurahan Cireundeu, sebagian musho!a tidak
melakukan kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana sosial zakat, infak
dan shodaqoh. Berikut label mushola yang ada di Kelural1an Cireundeu.
52
Tabel IV.2: Mushola di Kelurahan Cireundeu menurut Alamat dan Pengurus
No. Nama Mushola Alam at Ketua
1. As-syifa Cireundeu Rt 01/01 H. Mudassir
2. Al- Muttaqin Cireundeu Rt 02/01 Ustadz Kasmani AR
3. Al- Huda Poncol Rt 04/02 H. Hatta Abidin
4. Al-Inayah Poncol Rt 02/02 H. Dana
5. Al- Muhajirin Gunung Selatan Rt 01/03 Sumardi
6. Nurul Yagin Pisangan Timur Rt 0 l /04 H. Endang Supriatna,SE
7. Al- lttihad Pisangan Barat Rt 01/05 M. Noor
8. Nurus Sajidin Pisangan Barat Rt 03/05 Mustofa Y.
9. Al- Fallah Pisangan Barat Rt 04/05 Judi Asidi
10. Al- Muqan-abin Kp. Baru Rt 03/06 H. Matalih
1 1. Nurul Iman Gintung Rt 01/08 H.Muslim
l2. Al- Kabadiyah Pisangan Baral Rt 03109 Drs. Syamsuddin Dasan
l3. Al- Misbah Gunung Utara Rt 03/11 Abd Syukur
Sumber : Data Lapangan
Beberapa mushola target penelitian tidak melakukan pengelolaan dana
zakat, infak dan shodaqah. Mushola-mushola tersebut adalah mushola Al
Misbah, Al Kabadiyah, Al Muqan-abin, dan Al Muttaqin. Mushola Al Misbah
dan mushola Al Muqarrabin memiliki alasan yang sama, yakni letak kedua
mushola yang berdekatan dengan salah satu masjid yang terdapat di sekitar
mushola di mana pengelola dana zakat infak dan sedekah tersebut dipusatkan di
masjid. Mushola Al Muqarrabin letaknya berdekatan dengan masjid Al Barkah di
Kampung Baru sedang mushola Al Misbah letaknya berdekatan dengan masjid
Al Istiqomah di Kampung Gunung Utara. Menurut pengurus mushola yang
53
dikunjtmgi, kedua mushola ini tidak menyelenggarakan kegiatan penghimpunan
dana ZIS, karena masyarakat sekitar mushola biasanya menyalurkan zakat
melalui masjid.
Mushola Al Kabadiyah yang terletak di Pisangan Barat sebenarnya
menerima dana zakat dari masyarakat namun pengelolaannya masih dalam
jumlah yang sangat sedikit, terbatas, dan sangat sederhana. Jika ada warga yang
datang ke mushola untuk membayarkan zakatnya, pengurus akan menerima dan
langsung memberikan zakat tersebut kepada mustahik yang ada di sekitar
mushola. Jumlah dana ZIS yang terkumpul pun tidak sampai nominal Rp
500.000. Pengelolaan semacam ini tanpa adanya pencatatan dan rekapitulasi di
akhir. Begitu informasi yang didapatkan dari salah satu pengurus mushola Al
Kabadiyah.
Sedang untuk mushola Al Muttaqin, di bawah naungan pengurus Ustadz
Kasmani, tidak melakukan kegiatan penghimpunan dana Zakat, Infaq dan
Shodaqoh karena di sekitar lingkungan mushola untuk kegiatan semacam ini
langsung dikelola sepenuhnya oleh aparat lingkungan setempat. Di mushalla Al
Muttaqin memang tidak menyelenggrakan langsung pengelo!aan dana ummat
seperti penghimpunan dan pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqoh, hanya
saja pada saat menjelang proses pendistribusian, pihak aparat dalam ha! ini
sebagai pihak yang menghimpun dan mendistribusikan dana zakat, infaq dan
shsdaqoh berkumpul untuk duduk bersama pengurus mushola guna
54
menginformasikan berapa jumlah dana ZIS yang terhimpun, dan kepada siapa
dana akan dialokasikan dan didistribusikan. Kemudian dalam kesempatan yang
sama, pengurus mushola melakukan suatu tradisi yaitu menyebutkan daftar nama
para muzakki kemudian mendoakannya. Intinya, dalam kegiatan penghimpunan
dan pendistribusian dana ZIS, mushola Al Muttaqin tidak menyelenggarakan
kegiatan tersebut secara ldmsus dan langsung, namun lebih mempercayakan
pengelolaannya pada aparat lingkungan setempat dalam proses dan
penghimpunan dana ZIS tersebut. 2
B. Manajemen Pengelolaan Dana ZIS Masjid dan Mnshola (Se-Kelnrahan
Cirennden)
Dari data yang diperoleh dari instrumen pengumpulan data berupa
checklist dan konfirmasi melalui wawancara langsung, ada banyak informasi
yang diperoleh khususnya yang terkait dengan tata kelola dana ummat berkenaan
dengan kondisi atau proses dan cara penghimpunan se1ta pendistribusian dana
yang berhasil dihimpun. Penulis mencoba membagi pembahasan dalam beberapa
sub bab lainnya seperti Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan
Pengawasan. Kesemua sub bab pembahasan tadi dalam Ilmu Manajemen dikenal
dengan istilah POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Dengan
kata lain, apa yang dipaparkan dalam kesempatan laporan penelitian ini ingin
2 Wawancara langsung dengan salah satu pengurus mushalla Al Muttaqin:Ust Kasmani
55
melihat bagaimana keberadaan fungsi masjid dan mushola yang berpotensi besar
menjadi sentral kegiatan dari dinamisasi proses hidup dan kehidupan Ummat
dapat dimaksimalkan.
I. Perencanaan (Planning)
Dalam kesempatan penelitian ini, penulis mencoba lihat dari berbagai
macam aspek seperti fenomena keberadaan amil atau panitia pengelola dana
ummat dari segi latar belakang terbentuknya, tujuan, konsistensi lembaga dan
yang lainnya. Di Iihat dari segi latar belakang, penbentukan amil atau panitia
zakat yang ada pada masjid atau mushola di wilayah Kelurahan Cireundeu dilatar
belakangi oleh faktor kebiasaan atau tradisi. Hampir seluruh (95,65%) masjid
dan musholla yang penulis kunjungi melakukan kegiatan pengelolaan dana ZIS
disebabkan oleh faktor kebiasaan (habit) khususnya di bulan Ramadhan.
Hanya masjid Jabalul Rahmah yang ketika penulis konfirmasi memberikan
informasi bahwa keberadaan amil zakat yang ada di sana dilatar belakangi bukan
oleh sekedar faktor kebiasaan bulan Ramadhan saja namun Iebih karena
penyelenggaraan kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana zakat, infaq
dan shodaqoh pada masjid ini sudah berbentuk amil yang lebih profesional dan
bertanggung jawab. Hal ini bisa dilihat dari sejarah pembentukan semacam unit
yang bisa disejajarkan dengan kepengurusan DKM yaitu Unit Pengelolaan Zakat.
Unit Pengelolaan Zakat, di masjid ini, adalah sebuah unit yang berfungsi untuk
56
melakukan kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana sosial, berupa dana
zakat, infaq dan shadaqoh.
Hal lain yang juga ikut melatar belakangi kegiatan penghimpunan dan
pendistribusian dana ZIS adalah lebih terkait faktor fasilitator yang
mengakomodir kepe11ti11ga11 ummat dalam menglzimpun dan menyalurkan
dana ZIS. Hampir semua (91,30%) masjid dan mushola yang diteliti
mengindikasikan bahwa selain faktor kebiasaan, keberadaan amil atau panitia
ZIS merupakan salah satu media untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat
khususnya mereka yang ingin menyalurkan zakatnya. Pada awalnya sebagian
masyarakat membayarkan dana zakat langsung kepada mustahik yang memang
dianggap layak menerima dana zakat, pembayaran dana zana zakat lebih bersifat
hnbungan langsung anatara personal, namun seiring dengan perkembangan
budaya dan cara, kini masyarakat mencari ha! yang lebih praktis dan tidak
memberatkan menurut dirinya. Sebagian masyarakat barn bisa membayar
zakatnya pada akhir Ramadhan maka dalam ha! ini fungsi amil sebagai sebuah
lembaga mediasi antara muzakki dan mustahik sangat diperlukan untuk
mengakomodasi kepentingan semacam itu.
Adapun tujuan kegiatan penghimpunan atau pendistribusian dana ummat
yang dilakukan oleh hampir seluruh (95,65%) amil masjid dan mushal!a di
kelurahan Cireundeu ada!ah mengakomodasi kepe11tinga11 ummat dalam hat
membayar zakat, infaq dan slwdaqolz serta me11distribusikannya klzususnya
57
Mujahidin, masjid Al Mughirah, masjid Baitul Ula, masjid Daarus Sa'adah, dan
masjid Al Istiqomah. Sedang mushola yang melakukan model serupa adalah
mushola As Syifa dan mushola Nurus Sajidin.
Banyak ditemui keberadaan masjid dan mushola, namun ironinya belum
banyak dijumpai masjid atau mushola yang telah melakukan fungsi dan
tujuannya secara optimal. Dengan kata lain bahwa keberadaan masjid atau
mushola hanya masih difungsikan sebagai tempat ritual atau ibadah, bahkan
aplikasi nilai-nilai ritual atau ibadah belum terlalu maksimal. Artinya,
optimalisasi jamaah untuk menumbuhkan kesadaran memakmurkan masjid atau
mushola, terutama sebagai institusi pemberdayaan umat, dirasa masih kurang.
Hal ini semestinya menjadi perhatian banyak pihak, khususnya bagi setiap insan
yang peduli akan kondisi perkembangan ummat. Di Kelurahan Cireundeu,
masjid yang memang memiliki kapasitas sebagai amil yang mendekati
profesional adalah masjid Jabalul Rahmah karena masjid ini telah memiliki Unit
Pengelolaan Zakat. Ketika penulis secara khusus mengunjungi masjid ini
memang terlihat bahwa di sekitar area masjid ini pun benar-benar telah berdiri
sebnah bangunan sederhana yang memang khusus diperuntukkan untuk kegiatan
yang berkaitan erat dengan penghimpunan dan pendistribusian dana ZIS.
Berkaitan de11ga11 proses konsolidasi atau rapat persiapan sebelum
pelaksanaan sebagai salah satu bentuk perencanaan, diperoleh informasi bahwa
hampir seluruh (91,30%) amil zrs masjid dan mushola melakukan rapat atau
59
konsolidasi sebelum pelakasanaan kegiatan penghimpunan atau pendistrbusian
dana ZIS. Namun peneliti menjumpai ada satu masjid di daerah Poncol yaitu
masjid Al Hidayah yang memperlihatkan satu fakta menarik. Ketika penulis
mendatangi salah seorang pengurus masjid yang kini berubah nama menjadi
masjid Menara Al Hidayah, yaitu bapak Sofyan, beliau menjelaskan tentang
kondisi masjid klmsusnya terkait dengan pengelolaan dana ZIS yang ada pada
masjid tersebut. Menjadi menarik karena kepengurusan DKM atau panitia
pengelola dana ummat tidak melakukan rapat konsolidasi sebelum melakukan
kegiatan pengelolaan dana masyarakat. Beberapa ha! yang menyebabkan
kondisi tersebut adalah pengurus masjid yang memiliki idealisme bahwa
biasanya orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan hanya sebatas eksis
dalam format kepengurusan panitia namun tidak berwujud dalam aplikasi
kinerja. 3 Oleh karenanya, penulis berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan masjid Menara Al Hidayah tidak melakukan rapat koordinasi atau
konsolidasi awal menjelang pelaksanaan pengelolaan dana ZIS adalah karena
ketidak percayaan pengurus terhadap kondisi umum yang ada pada masayarakat
sekitar (menurut beliau).
Aspek lain yang masih terkait dengan perencanaan adalah apakah Amil
ZIS atau kepanitiaan serupa yang dibentuk melakukan pendataan terbaru
tentang muzakki atau mustahik. Untuk data muzakki terbaru, diperoleh
3 Wawancara langsung dengan pengurus masjid Menara Al Hidayah,Poncol: bapak Sofyan
60
informasi bahwa 60,87% masjid dan mushola melakukan pendataan barn tentang
muzakki (pemberi zakat). Namun setelah penulis konfirmasi, bahwa model
pendataan yang dilakukan adalah pada saat muzakki datang ke masjid atau
mushola kemudian membayarkan Zakatnya setelah itu petugas atau Amil Zakat
mencatat nama dan jenis dana yang dikeluarkannya. Model semacam rekapitulasi
penerimaan dan pihak yang membayar zakatnya bukan proses pendataan yang
dilakukan sebelum kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana ZIS. Untuk
pendataan mustahik pun demikian, hanya saja untuk pendataan mustahik
dilakukan pada saat berlangsungnya proses atau kegiatan penghimpunan dana
zakat. Sambil berjalan, sebagian pengurus melakukan pendataan mustahik yang
diperoleh melalui aparat lingkungan sekitar atau menyortir data lama yang sudah
ada.
Berbagai macam pengalaman yang berkaitan dengan tata kelola dana ZIS
yang telah dilakukan oleh beberapa Lembaga Amil Zakat profesional bisa
dijadikan bahan masukkan atau pelajaran yang kemudian dapat diaplikasikan
dalam bentuk pengelolaan dana ZIS pada masjid atau mushola. Hal ini bisa
diwujudkan melalui beragam cara seperti melakukan Pelatihan Tata kelola Zakat
beke1ja sama dengan Lembaga Amil Zakat Profesional. Berkaitan dengan ha!
ini, diperoleh informasi bahwa masjid dan mushola di Kelurahan Cireundeu
yang melakukan kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana ZIS tidak atau
belum pemah melakukan kegiatan semacam itu (pelatihan tentang tata kelola
61
dana ummat). Melalui usaha seperti ini, mestinya pengelola bisa memaksimalkan
kinerja terkait dengan standarisasi pencatatan dana ZIS yang dihimpun, kriteria
dan kategori mustahik (orang yang berhak menerima dana ZIS tennasuk dalam
ha! ini insentif untuk amil), sistem keuangan serta pelaporan kepada publik dan
jamah secara umum atau internal kepanitiaan. Kesemua ha! tadi merupakan
perangkat yang akan meningkatkan kine1ja dan profesionalitas dari amil atau
kepanitiaan pengelolaan dana ZIS yang ada pada masjid dan mushola. Karena
walaupun sifat dari pengelolaan kegiatan ini adalah ibadah namun tetap
memerlukan proses pertanggung jawaban dan selalu dituntut untuk bisa
melakukan segala ha! yang terkait dengan pengelolaan secara optimal.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan
penting dalam mengintegrasikan beberapa tujuan dari penyelenggaraan suatu
kegiatan atau kinerja organisasi. Di sini, analisis pengorganisasian diwujudkan
melalui beberapa pembahasan yaitu mengenai tenaga ke1ja (pelaksana tugas),
waktu pelaksanaan, dan model pembagian tugas.
Mengenai salah satu unsur pengorganisasian yaitu model tenaga ke1ja
(pelaksana tugas) diperoleh informasi bahwa 82,61 % komposisi dari amil atau
pengelola dana ummat didominasi olelz kepengurusan DKM setempat serta
remaja di lingku11ga11 sekitar masjid dan muslzola terkait. Keberadaan pengurus
62
DKM dari rnasjid atau rnushola rnenjadi kepengurusan arnil (panitia ZIS) secara
otornatis, atau dengan kata lain setelah diadakan rapat koordinasi internal
pengurus DKM maka dipilih penanggung jawab untuk kegiatan pengelolaan ZIS
pada periode tertentu, yang kernudian penanggung jawab tersebut akan
menyusun kepanitiaan secara utuh untuk melakukan kegiatan pengelolaan ZIS.
Biasanya yang rnenjadi penanggung jawab dari kegiatan pengelolaan ZIS pada
rnasjid dan mushola adalah salah satu pengurus DKM yang rnemang telah
memiliki pengalaman dalam kegiatan pengelolaan dana ZIS pada periode
sebelumnya. Sehingga sedikit banyak telah mengetahui tentang pola serta alur
kerja kepengurusan atau panitia ZIS. Sedang keberadaan rernaja dalarn hal ini
yang berdekatan dengan lingkungan rnasjid atau mushola rnenjadi kepengurusan
arnil (panitia ZIS) lebih berfungsi sebagai tenaga pelaksana di lapangan atau
langsung bersinggungan dengan hal-hal teknis sepe1ii tenaga untuk menjaga
stand (penghirnpunan dana ZJS) setia mernbantu kepengurusan inti dalam proses
pendistribusian dana ZIS yang terhimpun kepada para mustahik yang telah
tercanturn datanya pada Panitia ZIS.
Model pengorganisasian lain terkait dengan tenaga kerja atau pelaksana
tugas yaitu 65,22 % komposisi tenaga amil terdiri dari kepengurusan DJ(M
bekerja sama dengan segenap jama 'ah rutin dan (tparat li11gku11ga11 sekitar
masjid atau mus/10/a. Bekerja sama tersebut dalam wujud kerja san1a dengan
aparat lingkungan khususnya yang berkaitan dengan data mengenai warga sekitar
63
yang memenuhi kriteria sebagai mustahik. Kepengurusan amil atau panitia ZIS
umumnya hanya meminta data mustahik dari aparat lingkungan terkait karena
data demografi. Namun ada juga masjid atau mushola (masjid Al Irfan, masjid
Baitul Ula, masjid Al Mujahidin, masjid Al Barkah, masjid Jabalul Rahmah,
masjid Darus Sa'adah, masjid Ruhama, masjid Al Istiqomah, mushalla Nurus
Sajidin, mushalla As Syifa, mushalla Al Muhajirin, mushalla Al Falah, mushalla
Nurul Iman, mushalla Al Huda) yang memang berinisiatif melakukan pencatatan
tentang daftar mustahik dari lingkungan sekitar untuk kemudian dikompromikan
dengan data yang diperoleh dari aparat lingkungan.
Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh, tidak ditemukan adanya
model yang terkait dengan kepanitiaan ZIS menggunakanjasa tenaga amil zakat
profesional. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pelaksanaan atau
pengelo laan dana ZIS masih bersi fat sederhana, baik dilihat dari segi struktur
pelaksana tugas maupun proses kerja yang dilakukan. Namun mestinya, bukan
berarti karena sifat pengelolaannya yang masih sederhana kemudian pelaksanaan
kegiatan tersebut tidak dilakukan secara maksimal dan lebih terarah. Karena
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana ZIS oleh amil atau panitia ZIS
merupakan suatu rangkaian dari proses ibadah pula yang mengintegrasikan unsur
ketuhanan dan sosial masyarakat. Sehingga diperlukan proses tanggung jawab
dan tuntutan untuk melakukan yang terbaik demi terciptanya output atau hasil
yang maksimal.
64
Berkenaan dengan distribusi atau pembagian tugas, diperoleh informasi
bahwa 91,3% amil atau panitia pengelola dana ummat masjid dan mushola yang
mengelola dana ZIS melakukan proses kerja atau distribusi tugas yang jelas.
Maksudnya adalah walaupun pengelolaan dana ZIS yang ada di masjid atau
mushola masih bersifat sederhana, namun deskripsi tugas (job description) sudah
jelas. Pada setiap pengelola dana masyarakat di Masjid dan Musholla terdapat
pelaksana tugas yang menghimpun dana ZIS melalui pembukaan stand Zakat,
petugas yang melakukan pendistribusian dana ZIS kepada mustahik, petugas
yang melakukan pencatatan serta pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana ZIS. Semua pelaksana tugas bisa dinilai
jelas siapa pelaku dan model ke1janya. Namun seperti yang telah diungkap
sebelumnya, pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan ZIS tetap saja masih dalam
cakupan sederhana, belum adanya aturan yang tetap dan mengikat mengena1
teknis pelaksanaan pengelolaan dana ZIS tersebut.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan salah satu unsur yang juga memiliki peranan
penting dalam mengintegrasikan beberapa tujuan penyelenggaraan suatu
kegiatan atau kine1ja organisasi. Kegiatan inti dalan1 mengorganisasi suatu
kegitan yang di dalamnya berisi teknis atau aplikasi yang diterapkan dari ide atau
wacana yang diungkapkan Dalam kesempatan penelitian kali ini, pelaksanaan
diwujudkan melalui beberapa pembahasan diantaranya rnengenai kegiatan
65
penghimpunan dana ZIS (retribusi), Kegiatan penyaluran dana ZIS (distribusi)
dan pengelolaan terkait.
a. Rctribusi I Pcnghimpunan Dana Zakat
Diperoleh infonnasi bahwa 82,61 % masjid dan mushalla yang diteliti
memiliki data Muzakki pada periode sebelu11111ya. Data yang dibuat melalui
proses pencatatan manual bukan merupakan hasil pendataan ulang atau update
data muzakki oleh amil pada tahun be1jalan. Dalam ha! sosialisasi atau informasi
mengenai keberadaan Amil ZIS yang ada di masjid atau mushalla, sebagian besar
masjid atau mushalla menggunakan pola sosialisasi yang sederhana. Sejumlah
82,61 % masjid dan mushalla memasa11g spa11duk yang berisikan
pemberitahuan kepada masyarakat bahwa pada masjid atau mushola tersebut
menerima dan mendistribusikan dana sosial masyarakat berupa dana zakat, infaq
dan shodaqoh. Salah satu masjid yang diteliti (masjid Al Istiqomah) memiliki
cara yang bisa dibilang sedikit lebih maju. Artinya kepengurusan Amil setempat
membuat semacam proposal zakat untuk kemudian disebarkan kepada segenap
donatur atau pihak-pihak yang dianggap akan memberikan donasinya berupa
zakat ma! atau dari alokasi lainnya seperti infaq dan shodaqoh.
Hal lainnya terkait dengan proses model penghimpunan dana zakat, infaq
dan shadaqoh adalah yang berkenaan dengan earn menghimpun drum masyarakat
yang bersumber dari ZIS. Alternatif cara yang dilakoni oleh 95,65% panitia amil
66
aparat lingkungan seperti ketua RW dan RT setempat beserta staff atau jajaran
kepengurusannya. Kerja sama yang terjalin bisa terwujud dalam koordinasi dari
pihak amil mengenai jumlah dana zakat yang berhasil terhimpun dalam periode
berjalan atau bahkan pihak amil pada masjid atau mushola tersebut memang
bekerja sama dengan aparat dalam menghimpun dana zakat dari masyarakat
setempat. Data menunjukkan bahwa hampir seluruh masjid dan mushola yang
berada di Kelurahan Cireundeu melakukan proses kerja sama dengan aparat
lingkungan setempat khususnya dalam koordinasi terkait dengan jumlah dana
zakat yang berhasil terhimpun.
Adapun jenis dana yang diterima oleh amil di masjid atau nmshalla
kelurahan Cireundeu yaitu zakat fitrah, zakat ma/, infaq, shadaqoh dan fidyah.
Namun dalam pelaksanaannya kriteria untuk dana infaq dan shadaqoh masih
tercampur. Hampir seluruh amil masjid dan mushalla yang diteliti tidak
menjelaskan secara detail tentang perbedaan dana infaq dan shodaqoh khususnya
terkait dengan fungsi dan penggunammya.
Pada umumnya, amil melakukan kegiatan penghimpunan dan
pendistribusian dana ZIS tidak disertai dengan pelatihan awal tentang
manajemen pengelolaan dana ZIS, oleh karenanya pelaksanaan kegiatan ini
hanya bertolak dari pengalaman pengelolaan pada tahun-tahun sebelumnya, jadi
belum ada standar pencatatan tentang jumlah dana ZIS yang terhimpun sehingga
68
antara satu masjid dengan masjid lainnya menggunakan draft atau model
pencatatan yang berbeda pula.
b. Distribusi I Pembagian Dana Zakat
Model atau bentuk manajemen lain terkait dengan pengelolaan dana zakat
khususnya dalam ha! pelaksanaan (actuating) tata kelola tersebut adalah
mengenai hal distribusi dana sosial masyarakat yang telah terhimpun. Amil
memiliki data mustahik yang mendapatkan zakat pada periode sebelumnya
sebagai acuan untuk proses distribusi atau pembagian dana ummat pada periode
ZIS untuk tahun berjalan.
Kemudian selain data mustahik pada periode sebelumnya, ternyata
sejumlah 43,48 % amil yang penulis datangi khususnya amil yang berada di
masjid menerima proposal permolwnan bantuan dana zakat yang diterima dari
pihak luar seperti yayasan pendidikan, ibnu sabil atau pihak lainnya ditujukan
langsung kepada amil atau para pihak yang mengelola dana ummat. Menurut
informasi yang penulis peroleh bahwa biasanya dana yang dikeluarkan untuk
alokasi semacam ini adalah dana yang bersumber dari dana zakat ma!, infaq dan
shadaqoh.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh (100%) amil masjid
dan mushola pada lingkungan Kelurahan Cireundeu memiliki prioritas yang
sama dalam mendistribusikan dana zakat yang berhasil dihimpun. Golo11ga11
69
beberapa golongan yang memang berhak menerima dana Zakat sebelum
k!tutbah iedul fitri dikumandangkan.
Mengenai objek atau pihak yang menenma dana zakat, penulis ingin
melihat apakah golongan atau pihak yang menerima dana Zakat dari masjid atau
mushola terkait adalah orang-orang yang berada di sekitar lingkungan masjid dan
mushola atau didistribusikan juga lintas wilayah setelah mustahik yang berada di
sekitar masjid menerima zakat secara keseluruhan. Informasi yang penulis
peroleh bahwa 65,22 % amil masjid dan muslzola juga me11distribusikan dana
zakat jitralt yang terkumpul kepada mustaltik yang berada di luar kawasan
masjid atau muslzola terkait setelah mereka mendistribusikan dana zakat yang
terkumpul kepada mustahik yang berada di sekitar lingkungan masjid atau
mushola yang bersangkutan.
Berkenaan dengan pihak yang membantu dalam proses pendistribusian
dana ummat, penulis memperoleh informasi baltwa 73,91 % dalam ha/ proses
pendistribusian atau pembagian dana ummat dibantu olelt segenap remaja
masjid atau musltola setempat. Biasanya pada masjid atau mushola terdapat
kalangan remaja yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, termasuk dalam
ha! sosial kemasyarakatan. Ibadah zakat merupakan ibadah yang selain memiliki
aspek ibadah ilahiyah juga tetap memiliki implikasi sosial. Model lainnya yang
dilakukan oleh sejumlalt 47,83% amil pada masjid atau mus/10/a di Keluralzan
71
Cireundeu dalam mendistribusikan dana zakat adalah dibantu dan bekerja
sama dengan aparat lingkungan setempat.
Ada ha! menarik yang penulis temukan dalam proses penelitian yang
dilakukan dalam kesempatan ini yaitu terkait dengan salah satu model
pendistribusian dana zakat yang terkumpul. Amil pada masjid dan mushalla
menyetorkan sebagian dana Zakat Fitrah yang berhasil terhimpun kepada aparat
lingkungan setempat untuk kemudian akan disetorkan kepada Kelurahan atau
kantor pemerintahan setempat. Penulis memperoleh infonnasi balnva 26,09%
anzil pada masjid dan mushola di Kelurahan Cireundeu memberikan setoran
zakat kepada pemerintah setempat dengan alasan pemerintah merupakan unsur
yang membangun sebuah negara dan mesti ditaati keberadaan titah dan
perintahnya terrnasuk dalam hal ini adalah menyetorkan sejumlah dana zakat
yang berhasil terhirnpun di masjid atau mushola kepada aparat pemerintahan
setempat sesuai dengan amanah dari kantor pemerintahan setempat yang
memiliki jenjang yang lebih tinggi.4 Sedang sisanya sejumlah 73,91 % amil
pada masjid dan muslwla di Ke!urahan Cireundeu lai1111ya tidak memberikan
sejumlalt dana zakat yang terhimpun untuk disetorkan kepada pemerintah
setempat dengan alasan ketidakjelasan alur distribusi dari jmnlah dana zakat
yang disetorkan, siapa yang akan menerima dana zakat tersebut, dan apakah dana
4 Wawancara langsung dengan salah satu pengurus amil yang memberikan setoran zakat,amil masjid
Al lstiqomah :bapak Alex
72
zakat yang diserahkan itu betul-betul habis terdistribusikan sebelum khatib naik
mimbar pada saat pelaksanaan sholat '!du! Fitri atau masih ada dana zakat fitrah
yang tidak terdistribusikan karena sebagian besar dari mereka berkeyakinan
bahwa jika dana zakat fitrah tidak habis terdistribusikan sebelum khatib naik
mimbar pada saat pelaksanaan sholat '!du! Fitri maka dana tersebut tidak
terhitung sebagai ibadah zakat nanrnn bembah status menjadi dana shadaqoh.
Faktor-faktor di alas memberikan kita banyak pelajaran, seperti hams ada
evaluasi untuk memberikan penilaian yang lebih objektif mengenai sejumlah
dana zakat fitrah yang disetorkan. Keberadaan dan alokasi alas sumber dana yang
terhimpun dari masj id dan mushalla kepada aparat pemerintahan setempat,
apakah ha! ini masih dibenarkan secara syariat atau ada solusi lain yang lebih
tepat. Misalnya dana yang disetorkan kepada pemerintah se!empat bukan dana
yang berasal dari dana zakat fitrah tapi dari dana sosial lain seper!i zakat Mal,
infaq atau shadaqoh. Kemudian agar terciptanya sinergi yang menghasilkan
output yang maksimal, pemerintah setempat pun hams menjelaskan tentang alur
distribusi dan alokasi dari dana ummat yang berhasil mereka himpun agar
tercipta kepercayaan dari sub pengelola dana ummat dalam hal ini adalah amil
pada masjid dan mushalla sehingga kedepan tidak ada lagi pertanyaan berkenaan
dengan fungsi dana yang mesti disetorkan kepada aparat lingkungan setempat.
Berkenaan dengan jumlah dana sisa dari dana sosial masyarakat yang
berhasil terhimpun oleh amil pada masjid atau mushal!a di Kelurahan Cireundeu,
73
sejumlah 60,87% amil masjid dan mushalla langsung mengalokasikan sisa
dana ZIS yang masih ada ke dalam Kas Masjid atau Muslwlla.
Setelah dialokasikan untuk kas masjid atau mushalla yang besangkutan,
dana tersebut dialokasikan untuk beberapa kepentingan seperti untuk membiayai
operasional masjid atau mushola, dan untuk keperluan renovasi beberapa bagian
dari masjid atau mushola. Penulis juga menemukan 17,39% amil masjid dan
musltalla di Kelurahan Cireundeu yang mengelola dana sisa zakat mat untuk
kepe11ti11ga11 usaha produktif, seperti amil pada masjid Baitul Ula (Pisangan
Timur) yang mengelola dana zakat ma! untuk kepentingan usaha produktif bagi
para jama'ah sekitar. Namun pelaksanaan pengelolaan yang demikian setelah
peneliti konfirmasi kepada pengurus zakat terkait, ternyata barn dilakukan untuk
periode terakhir pelaksanaan pengelolaan ibadah zakat yaitu periode 2010-2011.
Sedang untuk tahun-tahun sebelumnya, sisa dana zakat ma!, infaq dan shadaqoh
langsung dialokasikan ke dalam kas masjid.5
4. Pcngawasan (Controlling)
Sebagai pengemban amanah yang melakukan kegiatan pengelolaan dana
sosial masyarakat, amil pada masjid dan mushola diharuskan bertanggung jawab
atas kine1ja mereka selama melakukan kegiatan pengelolaan tersebut. Hal ini
5 Wawancara langsung dengan pengurus amil masjid Baitul Ula, Pisangan Timur :bapak Firmansyah
Muntaqa
74
dimaksudkan agar kegiatan yang berlangsung tetap memiliki nilai pertanggung
jawaban dan tidak bekerja sesuai dengan ego dari masing-masing pengurus demi
kepentingan pribadi tetapi Jebih mencari jalan untuk senantiasa mencari
perbaikkan dan bahan evaluasi untuk mencapai output dan hasil yang maksimal.
Selain hal tadi, membangun kepercayaan juga merupakan target antara yang
ingin dicapai dari proses pengawasan kali ini. Laporan yang transparan terkait
dengan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana sosial masyarakat khususnya
zakat, infaq dan shadaqoh akan menciptakan kepercayaan kepada Jembaga
pengelola zakat dalan1 hal ini adalah segenap pengurus amil pada masjid atau
mushalla.
Penulis memperoleh informasi bahwa 73,91% pengurus amil pada
masjid dan mus/zalla di Kelurahan Cireundeu melakukan rapat konsolidasi
dengan pengurus DKJvf terkait dengan kegiatan pengelolaan dana ZIS periode
berjalan sebagai bentuk tanggung jawab internal antar pengurus. Lebih Janjut lagi
73,91 % a mil masjid dan mushalla membuat rekapitulasi penerimaan dana
sosial masyarakat berupa zakat, i11faq dan shadaqo/1 yang berl:asil terhimpun
untuk diketahui oleh selurult kepengurusa11 antil. Infonnasi lain yang penulis
peroleh adalah pada umumnya kepengurusan amil hanya membuat rekapitulasi
pemasukkan dana zakat, infaq dan shadaqoh. Sedang untuk rekapitulasi
pengeluaran atau distribusi dana sosial masyarakat berupa dana Zakat, lnfaq
dan Shodaqoh tetap dibuat namun tidak sistematis seperti halnya laporan
75
maoyarakat tersebut mulai dari berapa dana zakat, infaq dan shadaqoh yang
terhimpun, jumlah dana ZIS yang terdistribusikan serta segala pihak yang
menjadi mustahik atau yang menerima dana zakat dan yang tidak kalah
pentingnya juga terkait dengan sisa dana zakat ma/ akan digunakan untuk
keberlangsungan kegiatan apa dan menggunakan metode seperti apa. Seperti
lazimnya sebuah organisasi yang melakukan serangkaian kegiatan, pasca
kegiatan organisasi tersebut dituntut untuk melaporkan analisis kegiatan berikut
dengan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab kepada
segenap donatur yang telah memberikan donasinya untuk sukses dan lancarnya
kegiatan tersebut.
Penulis juga memperoleh informasi bahwa pengawasan dari kegiatan
pengelolaan dana sosial masyarakat yang dilakukan o/eh amil masih bersifat
sederhana, maksudnya belum adanya standarisasi tentang kepada siapa amil
bertanggung jawab dan dengan format seperti apa amil melaporkan seluruh
analisis kegiatan yang dilakukan menjadi semacam peke1jaan yang terlihat
kurang sempurna. Model pengawasan dan tanggung Jawab yang dilakukan baru
sebatas mengadakan rapat evaluasi internal pasca pelaksanaan kegiatan
pengelolaan dana sosial masyarakat oleh pengurus DKM masjid atau mushalla
setempat dengan segenap kepengurusan amil.
77
C. Rekapitulasi Dana ZIS Masjid dan Mushola (Se-Kelurahan Cireundeu)
Selain ingin mengetahui tentang bagaimana manajemen pengelolaan dana
masyarakat oleh amil, penulis juga ingin melihat berapa dana sosial masyarakat
yang berhasil dihimpun oleh amil pada beberapa periode tertentu. Penulis
mengharapkan agar setiap amil masjid dan mushola yang penulis kunjungi dapat
memberikan data terkait deugan jumlah rekapitulasi penerimaan dana yang
berhasil terhimpun dalam beberapa kurun waktu terakhir. Selain itu penulis juga
meminta alokasi atau sumber distribusi dana yang tersalurkan kepada mustahik
untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dan ketepatan sasaran dalam ha!
mendistribusikan dana sosial masyarakat tersebut. Namun sayang, ada beberapa
kendala yang penulis hadapi di lapangan seperti amil hanya memberikan
rekapitulasi penerimaan dana ZIS saja, dan itu pun terbatas hanya dalam
beberapa periode tertentu, ldmsusnya periode terakhir pengelolaan dana ZIS
yaitu tahun 2010-2011atau1431 H. Kemudian amiljuga ternyata tidak membuat
rekapitulasi pengeluaran atau distribusi dalam bentuk yang baku sehingga
penulis tidak berhasil dalam mengumpulkan jumlah dana yang disalurkan
menurut jenis dana, alokasi kelompok penerima dan tahun pelaksanaan.
Oleh karenanya dalam penyajian laporan penelitian ini, penulid hanya
menyertakan tabel rekapitulasi penerimaan dana zakat fitrah, zakat mal, fidyah,
shadaqoh dan infaq.
78
i. Rekapitu!asi Penghimpunan dana Zakat Mal
Tabel Rekapitulasi Penghimpunan dana Zakat Mal
Tahun No. Nania l\Jasjid/l\'lushola
2007336 2008 2009 2010
Masjid Baitul Ula 6.065.000 10.180.000 15.030.000 19.948.000
2 Masjid Al lrfan 11.320.000 19.290.000 27.325.000
3 Masjid Darus Sa'adah 3.000.000 1.960.000
4 Masjid Al lstiqo111ah 15.735.000 20.550.000
5 Masjid Menara Al Hidayah 2.800.000
6 Masjid Al Mughirah 4.381.000 10.625.000 6.920.000 10.710.000
7 Masjid Al Mujahidin 3.490.000 2.358.500 4.250.000
8 Masjid Al Barkah 12.765.000 12.585.000 I5.321.000
9 Masjid Al Mukh!isin l.500.000 2.200.000 l.800.000 3.700.000
IO Masjid Al lkhlas 4.750.000 l.900.000
II Masjid At Taubah 3.200.000 l.000.000 3.135.000
I2 Masjid Al Ikhlas I 2.000.000
I3 Masjid Ruhama 7.645.000 8.356.000
14 Mushola Al lnayah 100.000
IS Mushola Al Ittihad 582.000 635.000 775.000 525.000
I6 Mushola Al Muhajirin 600.000 965.000 468.000 -
IJ tvlushola Nurul lman 700.000 l.000.000 - -I8 Mushola Nurul Yagin 2.000.000
I9 tvtushola Al Fallah 886.000 2.020.000 4.050.000 4.350.000
20 Ju1nlah 14.714.000 58.400.000 95.506.500 128.830.000 .. ..
(~lasJ1d Jabalul Rahn1ah :t1dak ada dat:11 l\lusholla Al fluda, J\!usholla Assy1fa1 l\Iusholl:i NurussaJidin :Tidak ada data)
Dari Tabel Rekapitulasi penerimaan zakat ma! di atas, dapat disimpulkan
bahwa 82,61 % amil masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu menghimpun
dana Zakat Mal. Khususnya masjid Jami' yang memiliki kapasitas jama'ah
yang Jumayan besar. Sedang untuk mushalla, sebagian kecil amil yang berada di 79
mushallla menenma dana zakat ma!, namun perolehan jumlah dana yang
dihimpun tidak begitu besar. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan muzakki yang
sering mendistribusikan dana zakat malnya kepada amil masjid yang dirasa
memiliki kapasitas dan kemampuan manajemen yang lebih baik. Masjid Baitul
Ula merupakan masjid yang memberikan data lengkap dari kurun 4 tahun
terakhir. Pencatatannya kurang begitu rapih namun data rekapitulasi penerimaan
dalam beberapa tahun sebelumnya masih tersimpan. masjid Al Irfan, merupakan
masjid yang berada di Komplek UI memiliki pemasukkan dana zakat Mal yang
paling besar di antara masjid-masjid yang ada di Kelurahan Cireundeu.
Penghimpunan dana zakat ma! dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan. Untuk periode 2009 - 2010 penghimpunan dana zakat maal
mengalami peningkatan sejumlah 34,89 %. Jumlah dana zakat maal tahun 2010
meningkat sejumlah 34,89 % dari jumlah zakat maal yang berhasil terhimpun
pad a tahun 2009.
80
besar Amil merupakan dana sisa atau kembalian dari dana Zakat fitrah sehingga
tidak atau belum mendapatkan hasil yang maksimal. Dari tabel di atas juga dapat
diperoleh infonnasi bahwa ada masjid yang tidak Penulis cantumkan ke dalam
tabel, karena data yang diberikan kepada Peneliti bukan merupakan dana zakat
dan infaq yang terhimpun oleh Amil atau Panitia Zakat masjid dan mushola
setempat melainkan dana Infaq dan Shodaqoh yang merupakan sumber keuangan
masjid untuk biaya operasional selama Ramadhan.
D. Analisa SWOT Manjemen Pengelolaan Dana Sosial Masyarakat pada
Masjid dan Mushalla di Kelurahan Cireundeu
Perencanaan
(Planning)
1. Strength (Kekuatan) : Kesadaran DKM untuk
berkonsolidasi dan saling bersinergi untuk
melakukan kegiatan pengelolaan dana filantropi
( dana sosial masyarakat)
2. \Veakness (Kelcmahan) : Perencanaan untuk
pengelolaan dana sosial masyarakat hanya sebatas
diperuntukkan untuk bulan ramadhan saja
3. Opportunity (Peluang) : Terdapat Lembaga Amil
Zakat professional yang lokasinya dekat dengan
wilayah kelurahan Cireundeu sehingga
84
Pengorganisasian
(Organizing)
memungkinkan untuk melakukan pelatihan
perencanaan yang lebih baik dalam manaJemen
pengelolaan dana sosial masyarakat
4. Threat (Ancaman) Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam memberikan perhatian yang lebih
terhadap Masjid dan Mushalla dalam melakukan
kegiatan pengelolaan dana sosial masyarakat serta
konsistensi Jembaga pengelola dana sosial
masyarakat tidak atau belum diarahkan menuju arah
yang lebih professional sehingga kualitas
manajemen perencanaan pun tidak terlalu maksimal
1. Strength (Kekuatan) Komposisi kepengurusan
amil atau pengelola dana sosial masyarakat terdiri
dari pengurus DKM, remaJa dan melibatkan
sebagianjama'ah rutin
2. Weakness (Kelemahan) : Amil atau pengelola dana
sosial masyarakat di Masjid dan Mushalla belum
datau tidak professional
3. Opportunity (Peluang) : Terdapat Lembaga Amil
85
Zakat professional seperti Dompet Dhuafa serta
peluang lainnya adalah kelurahan Cireundeu yang
berdekatan dengan beberapa kampus atau
Universitas yang didalamnya pasti terdapat banyak
pakar atau ahli ekonomi Islam yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi untuk memaksimalkan
organisasi dalam melakukan kegiatan pengelolaan
dana sosial masyarakat
4. Threat (Ancaman) : Minimnya pelatihan terkait
dengan pengelolaan dana sosial masyarakat
menyebabkan kualitas mana1emen organisasi dan
SDM yang kurang maksimal
1. Strength (Kekuatan) : Lahirnya Undang-undang
No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
2. Weakness(Kelcmahan) : Kegiatan penghimpunan
dana sosial masyarakat hanya sebatas dilakukan
pada saat bulan Ramadhan saja, itupun tidak atau
belum menggunakan sistem jemput bola. Dilihat
dari segi yang lain adalah bahwa distribusi dana
sosial masyarakat masih sebatas mengakomodir
86
Pelaksanaan
(Actuating)
kepentingan konsumtif saja. Sedangkan program
lain yang bersifat kemandirian ekonomi ummat
nampaknya belum terpenuhi
3. Opportunity (Peluang) Kelurahan Cireundeu
yang memiliki komposisi penduduk yang heterogen
memungkinkan sekali dicapai angka penghimpunan
dana zakat yang maksimal, karena potensi zakat di
kelurahan Cireundeu jika dilihat dari jenis pekerjaan
sebagian besar warga yang tinggal adalah cukup
besar
4. Threat (Ancaman) : Kurang transparansinya alur
penghimpunan dan pendistribusian dana sosial
masyarakat akan menyebabkan menurunnya
kepercayaan masyarakat untuk mendermakan
sebagian hartanya kepada Masjid dan Mushalla
I. Strength (Kckuatan) : Lahirnya Undang-w1dang
No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
2. Weakness (Kelemahan) Belum adanya
standarisasi tentang model pencatatan dan aturan
87
Penga\vasan
(Controlling)
tentang kepada siapa pengelolaa melaporkan dan
mempertanggung jawabkan kegiatan dan kinerja
pengelolaan dana sosial masyarakat
3. Opportunity (Peluang) : Pengelola atau amil dana
sosial masyarakat dapat belajar tentang sistem
pelaporan dan proses pertanggung jawaban dari
segenap Lembaga Amil Zakat professional yang
tredapat di sekitar kelurahan Cireundeu serta
berkonsultasi kepada segenap pakar dan ahli
ekonomi Islam yang terdapat pada beberapa
Kampus atau Universitas yang berada di sekitar
kelurahan Cireundeu mengenai bagaimana
semestinya kine1ja suatu kegiatan pengelolaan dana
zakat dilaporkan
4. Threat (Ancaman) : Kepedulian yang kurang
terhadap kegiatan pengelolaan dana sosial
masyarakat, sehingga dikhawatirkan terjadi tindakan
curang atau menelantarkai1 tujuan dan kepentingan
bersama demi kepentingan pribadi
88
A. Kesimpulan
BabV
PENUTUP
Dari pembahasan-pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan terkait dengan Manajemen Pola Retribusi dan Distribusi
Dana Sosial Masyarakat pada Masjid dan Musholla di Kelurahan Cireundeu
diantaranya adalah
I. Masjid dan Musholla pada dasamya memiliki beberapa fungsi utama yaitu
fungsi tempat ibadah ritual dan fungsi ibadah sosial termasuk didalamnya
pengembangan kesejahteraan Ekonomi Ummat. Namun apa yang Kan1i
temukan di lapangan pada saat proses penelitian adalah Masjid atau Musholla di
Kelurahan Cireundeu belumlah difungsikan secara maksimal. Dengan kata lain,
keberadaan Masjid dan Musholla di Kelurahan Cireundeu hanya sebatas
difungsikan untuk ibadah ritual harian. Adapun kegiatan lain yang Kami dapati
pada sebagian besar Masjid yang Kami datangi adalah kegiatan Ta'lim atau
Pendidikan keagamaan untuk anak-anak. Sedangkan kegiatan yang sifatnya
berbasis ekonomi untuk menghasilkan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
Ummat belum ditemukan dalam bentuk yang cukup signifikan. Adapun kegiatan
pengelolaan dana Zakat yang dilakukan oleh Amil atau Panitia Zakat memiliki
keterbatasan waktu dan target jangka pendek. Keterbatasan waktu yang Kami
89
maksud adalah hampir keseluruhan Amil atau Panitia Zakat yang ada pada
Masjid dan Musholla di Kelurahan Cireundeu melakukan aktifitas pengelolaan
dana sosial masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq dan Shodaqoh terbatas hanya
dalam bulan ramadhan saja. Tidak atau belum menjadi rutinitas harian yang juga
dilakukan diluar bulan Ramadhan. Sedangkan target jangka pendek yang Kami
maksud adalah manfaat daripada pengelolaan dana zrs dirasa belum memenuhi
hajat mustahik dalam bentuk jangka panjang seperti peningkatan taraf ekonomi
ummat dan pembentukan kesejahteraan ekonomi dalam waktu permanen.
2. Amil atau Panitia Zakat pada Masjid dan Musholla di Kelurahan Cireundeu
menggunakan pola kerja yang bisa digolongkan sederhana baik dalam model
penghimpunan (retribusi) ataupun model pembagian (distribusi). Untuk model
penghimpunan dana sosial masyarakat berupa Zakat, Infaq dan Shodaqoh,
hampir keseluruhan Amil Masjid dan Musholla di Kelurahan Cireundeu
melakukan kegiatan tersebut dengan model pembukaan stand, tidak menjemput
dana kepada Masyarakat padahal pola yang dicontohkan Rasulullah bahwasanya
Zakat itu haruslah diambil, sehingga hasil yang diperoleh pun bisa maksimal.
Untuk model distribusi atau pembagian dana sosial masyarakat yang berhasil
dihimpun pada dasarnya bisa dikatakan sesuai dengan apa yang dituntunkan
yaitu golongan fakir dan miskin menjadi prioritas utama sebagai objek yang
menjadi mustahik. Namun tetap saja pola seperti ini masih dikategorikan
sederhana, karena belum mengakomodir kebutuhan kemaslahatan musthaik
90
dalam waktu jangka panjang. Kemudian instrument dalam pelaksanaan
pengelolaan distribusi dana sosial masyarakat ini pun tergolong sederhana
misalnya belum ada bentuk standar pencatatan dana yang berhasil terhimpun
kemudian model tanggung jawab atas pengelolaan dana yang belum ada standar
minimalnya pula.
3. Jumlah dana sosial masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq dan Shodaqoh
yang berhasil dihimpun Amil atau Panitia Zakat pada Masjid dan Musholla di
Kelurahan Cireundeu dalam kisaran satu periode (Tahun 2010M I 1431 H)
menurut data yang berhasil Kami peroleh adalah Rp 128.830.000 (Zakat Maal),
Rp 198.214.000 (Zakat Fitrah), Rp 4.236.000 (Fidyah) dan Rp 29.147.000
(lrifaq dan Shodaqoh) . Jumlah tersebut adalah jumlah penghimpunan dana
sosial masyarakat oleh Amil atau Panitia Zakat Masjid dan Musholla di
Kelurahan Cireundeu yang berhasil Kami catat diluar jumlah dana yang
terhimpun oleh Masjid Jabalul Ralunah karena alasan yang telah dikemukakan
pada pembahasan sebelumnya. Sehingga Akumulasi dana yang berhasil
terhimpun dalam periode satu tahun adalah sekitar Rp 360.427.000.
B. Saran
Kami sadar apa yang dilakukan dalam kesempatan kali ini rnerupakan
salah satu bentuk kepedulian Kami akan keberlangsungan kegiatan pengelolaan
dana sosial masyarakat oleh Amil atau Panitia Zakat khususnya yang berada di
91
Masjid atau Musholla. Dengan harapan apa yang Kami dapatkan dalam
penelitian ini dapat memberikan bahan evaluasi yang kemudian akan
menghasilkan beberapa saran yang bersifat konstruktif terkait dengan
keberlangsungan pengelo!aan dana sosial masyarakat ini.
Beberapa saran yang coba Kami usulkan diantaranya adalah
1. Perlu diadakan pembenahan Amil atau Panitia Zakat secara struktural,
sehingga proses tanggung jawab atas kinerja pengelolaan dana sosial masyarakat
yang telah dilakukan jelas. Hal itu terkait pula dengan wewenang dan tugas
Amil dalam mengelola dana sosial masyarakat seperti Zakat, Infaq dan
Shodaqoh.
2. Diadakan Pelatihan manajemen atau tata kelola dana zakat oleh Lembaga
Zakat professional kepada segenap kepengurusan Amil atau Panitia Zakat yang
ada di Masjid dan Musholla. Kemudian dari Pelatihan tersebut akan dijelaskan
tentang bagaimana cara mengelola dana sosial masyarakat termasuk didalamnya
bagaimana melakukan penghimpunan dan pendistribusian dana secara
berkesinambungan. Akhirnya diharapkan proses dan kine1ja Amil bisa berjalan
secara optimal dan menghasilkan output yang maksimal pula sehingga
kesejahteraan Ekonomi Ummat bukanlah menjadi target yang mustahil untuk
dicapai namun benar-benar menjadi target pencapaian yang dapat terealisasi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Nasrida, Desi. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat ( Studi Kasus
Masyarakat Pasia Minangkabau Perantauan ). Skripsi Jurusan Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2007.
Ulfa, Ulin. "Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian Terhadap Pasal
16Ayat 2 UU no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat" Skripsi SI,
Y ogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,2005
Amalia, Euis.Keadilan Distributif dalam Ekonomi Jslam,Penguatan Peran LKM dan
UKM di Indonesia.Jakarta:Raja Grafindo,2009
Hafidhuddin, Didin.Islam Aplikatif.Jakarta:Gema Insani Press,2003
Lathif, AH Azharuddin, Fiqh Muamalat.Ciputat:U!N Jakarta Press,2005
Nasution, Mustafa Edwin. dkk.Pengenalan Eksklusif.·Ekonomi Jslam.Jakarta:Kencana Prenada Group,2007
Qardhawi, Yusuf.Dr.Terj.Hafiduddin,Didin,KH,Utomo,BudiSetiawan,Tamhid,Aunur Rafiq Shaleh .. Peron Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta : Rab bani Press, 2004, cetakan keempat.
Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waka/. Jakarta: UI Press, 1988.
Abdad, M.Zaidi. Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam.Bandung :Perecetakan Angkasa, 2003.
FOZ, South East Asia Zakat Movement.Jakarta:FOZ, 2008
Mas'udi, Masdar F.dkk Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS.Jakarta: Piramedia ,2004
Farid Wajidy, Mursyid.Wakaf dan Kesejahteraan Ummat ( Filantropi Islam yang
Hampir Terlupakan).Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007
Al Kaaf, Abdullah Zakiy. Ekonomi dalam Perspektif Islam.Bandung:Pustaka
Setia,2002
http://www.republika.co.id
http://www.kapanlagi.com
http://www.dompetdhuafa.org
http://www.gatra.com
Tabel Pihak yang diinterview
No. Nama Masjid/Musholla Pengurus yang di wawancara
1 Al Mughirah Johar
2 al Mujahidin Muhammad Nur
3 Al Barkah Abdul Aziz Syam
4 Al lkhlas Muhyi Khoiruddin
5 Jabalul Rahmah M. Miftahur Razi
6 Al Mukhlisin Basirun
7 Darus sa'adah Bahrul Ulum
8 Al lstiqomah Alek lskandar
9 Ru ha ma Yusron SY
10 Baitul Ula Firmansyah Muntaqo
11 Al lkhlas ci Hanafi
12 Al lrfan Ahmad Iqbal S
13 At taubah H. Mursidin
14 Menara hidayah Sofyan
15 Al Falah Alifuddin
16 Assyifa Syaifuddin HM
17 Nurussajidin Hamdani
18 Nurul Yaqin H. Ahmad
19 Nurul Iman H.M. Thabrani
20 Al Muhajirin Andri
21 Al lttihad Saiful Anwar
22 Al lnayah Abdulla Husein
23 Al Huda H.M. Hatta
Tabel Rekapitulasi Daftar lsian {I)
lo. Nama Masjid/Musholla Perencanaan
1 2 3 4 5 1 Al Mughirah 1 1 1 0 1
2 al Mujahidin 1 1 1 0 0
3 Al Barkah 1 1 1 0 1
4 Al lkhlas 1 1 1 0 1
5 Jabalul Rahmah 0 1 1 0 0
6 Al Mukhlisin 1 1 1 0 1
7 Darus sa'adah 1 1 1 0 1
8 Al lstiqomah 1 1 1 0 1
9 Ruhama 1 1 1 0 1
10 Baitul Ula 1 1 1 0 0
11 Al lkhlas ci 1 1 1 1 1
12 Al lrfan 1 1 1 0 1
13 Attaubah 1 1 1 1 1
14 Menara hidayah 1 1 1 0 1
15 Al Falah 1 0 1 0 1
16 Assyifa 1 1 1 0 1
17 Nurussajidin 1 1 1 0 1
18 Nurul Yaqin 1 1 1 0 1
19 Nurul Iman 1 1 1 0 1
20 Al Muhajirin 1 1 1 1 1
21 Al lttihad 1 1 1 0 1
22 Al lnayah 1 0 0 1 1
23 AIHuda 1 1 1 1 1 Jumlah (Ya) 22 21 22 5 20
Jumlah (Tidak) 1 2 1 18 3 Persentase(Ya) 95.65 91.3 95.7 21.74 87
Persentase(Tidak) 4.35 8.7 4.35 78.26 13
6 7
1 0
1 1
1 1
1 0
1 1
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 1
1 0
0 0
1 1
0 1
1 1
1 0
1 1
1 1
1 0
1 0
1 1
21 14
2 9 91.3 60.9
8.7 39.1
Keterangan Rincian = (1) = Masjid dan Musholla melakukan kegiatan pengelolaan
dana ZIS sebagai suatu kebiasaan (habit) pada saat ramadhan
(2) = Masjid dan Musholla melakukan kegiatan
pengelolaan dana ZIS dilatarbelakangi oleh faktor
fasilitator yang mengakomodir kepentingan
ummat dalam menghimpun dan menyalurkan dana zakat
(3) = Mengakomodaasi kepentingan ummat dalam
menghimpun dan menyalurkan dana zakat
selama ramadhan
(4) = Mengisi kekosongan kegiatan masjid dan musholla jelang akhir ramadhan
(5) = Kegiatan pengelolaan dana ZIS bersifat
momental atau berlaku pada saat ramadhan saja
(6) = Panitia /Amil ZIS pada Masjid dan Musholla
melakukan rapat / konsolidasi sebelum ramadhan
(7) = Melakukan pendataan terbaru tentang muzakki atau mustahik
-I
No. Nama Masjid/Musholla 8
1 Al Mughirah 1
2 al Mujahidin 1
3 Al Barkah 1
4 Al lkhlas 1
5 Jabalul Rahmah 1
6 Al Mukhlisin 1
7 Darus sa'adah 1
8 Al lstiqomah 1
9 Ru ha ma 1
10 Baitul Ula 1
11 Al lkhlas ci 1
12 Al lrfan 0
13 Attaubah 0
14 Menara hidayah 0
15 Al Falah 0
16 Assyifa 1
17 Nurussajidin 1
18 Nurul Yaqin 1
19 Nurul Iman 1
I 20 Al Muhajirin 1
21 Al lttihad 1
22 Al lnayah 1
23 AIHuda 1
Jumlah (Ya) 19
Jumlah (Tidak) 4
Persentase (Ya} 82.61
Persentase (Tidak) 17.39
Pengorganisasian
9 10 1 0
1 0
1 0
0 0
1 0
1 0
1 0
1 0
1 0
1 0
1 0
0 0
0 0
0 0
1 0
1 0
1 0
0 0
0 0
1 0
0 0
0 0
1 0
15 0
8 23
65.22 0
34.78 100
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
21
2
91.3
8.7
Keterangan Rincian = (8) = Komposisi kepengurusan Amil zakat terdiri dari
pengurus DKM dan Remaja
(9) = Komposisi kepengurusan Amil melibatkan jama'ah
dan Aparat Lingkungan
(lO)=Amil Masjid di dominasi oleh Amil profesional
(ll)=Adanya kejelasan dalam pendistribusian tugas dari
masing-masing petugas zakat I Amil
Nama Masjid/Musholla No. 18 19
1 Al Mughirah 1 0
2 al Mujahidin 1 1
3 Al Barkah 1 1 4 Al lkhlas 0 1
5 Jabalul Rahmah 1 1
6 Al Mukhlisin 1 1
7 Darus sa'adah 1 1
8 Al lstiqomah 0 1
9 Ruhama 0 1
10 Baitul Ula 1 1
11 Al lkhlas ci 0 1 12 Al lrfan 1 0
13 At taubah 1 0 14 Menara hidayah 0 0
15 Al Falah 1 0 16 Assyifa 1 1
17 Nurussajidin 1 1 18 Nurul Yaqin 0 1 19 Nurul Iman 0 1
20 Al Muhajirin 1 1
21 Al lttihad 1 1
22 Al lnayah 0 1 23 AIHuda 1 0
Jumlah (Ya) 15 17 Jum/ah (Tidak) 8 6 Persentase(Ya) 65.22 73.9
Persentase{Tidak) 34.78 26.1
Pelaksanaan
20 21
0 0
1 0
1 0 0 0
1 0
1 0
1 1
1 1
0 1
1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1
0 1
0 0 0 0 1 0
1 0
0 1
1 0 0 0
11 6
12 17
47.83 26.1
52.17 73.9
22
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
14
9
60.87
39.13
----
23
1
0
0 1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0 0
0
0
0
0
0
4
19
17.4
82.6
Keterangan Rincian = (18)=Dana Zakat fitrah yang masih ada disalurkan
untuk mustahik diluar wilayah masjid/musholla
setelah mustahik yang ada dilingkungan sekitar
masjid /musholla sudah menerima
(19)=Pengurus Amil ZIS bekerja sama dengan
Remaja Masjid/Musholla selama proses
pendistribusian dana ZIS
(20)=Pengurus Amil ZIS bekerja sama dengan aparat
selama proses pendistribusian dana ZIS
(21)=Pengurus Amil ZIS menyetorkan sejumlah
dana zakat fitrah kepada lingkungan atau
aparat lingkungan setempat untuk diserahkan
kepada BAZIS pemerintah terkait
(22)=Sisa dana lnfaq dan shodaqoh serta zakat maal
dialokasikan kedalam kas masjid atau musholla
(23)=Dana zakat maal dikelola oleh DKM (Amil ZIS)
untuk kegiatan yang bernuansa produktif (usaha)
No. Nama Masjid/Musholla
1 Al Mughirah
2 al Mujahidin
3 Al Barkah
4 Al lkhlas
5 Jabalul Rahmah
6 Al Mukhlisin
7 Darus sa'adah
8 Al lstiqomah
9 Ru ham a
10 Baitul Ula
11 Al lkhlas ci
12 Al lrfan
13 At taubah
14 Menara hidayah
15 Al Falah
16 Assyifa
17 Nurussajidin
18 Nurul Yaqin
19 Nurul Iman
20 Al Muhajirin
21 Al lttihad
22 Al lnayah
23 AIHuda
Jumlah (Ya)
Jumlah (Tidak)
Persentase (Ya)
Persentase (Tidak)
--
Pengawasan
24 25 26
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 0 0
0 0 0
1 1 0
1 1 0
0 0 0
0 0 0
1 1 0
1 1 0
1 1 0
0 0 0
17 17 13
6 6 10 73.91 73.91 56.52
26.09 26.09 43.48
Keterangan Rincian =
(24)=Pengurus Amil ZIS melakukan rapat'konsolidasi dengan pengurus DKM
terkait dengan pelaksanaan pengelolaan ZIS periode ini
(25)=Pengurus Amil ZIS membuat rekapitulasi penerimaan ZIS untuk
diketahui oleh semua kepengurusan Amil ZIS
(26)=Laporan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran dana ZIS diinformasikan
pada jama'ah saat menjelang Shalat 'ied dimulai
Vlasjid/ Musholla Nilayah >engisi Daftar Checklist fabatan DKM/sejenisnya
----,,--- ----- ----------- -- ------------ --- --------,,
....•................................
.....................................
••.•...................•..•••••••••••
Jntuk keperluan penelitian ini, Kami yang bertanda tangan dibawah ini akan memberikan informasi dan data sesuai sesuai lengan keadaan dan kondisi yang berlaku, tanpa mengurangi ataupun merekayasa agar dicapai hasil peneltian yang bersifat 1byektif.
: ......................... ...... .)
Sub Variabel Indikator/Kisi Format Redaksi Has ii (Dimensi)
Pemyataan a.1.1.Faktor Habit (kebiasaan) pada saat Ramadhan ( .......... ) a. I. Latar Belakang Pernyataan a.1.2. Faktor Fasilitator yang mengakomodir kepentingan Ummat dalam ( .......... )
menghimpun dan menyalurkan dana zakat Pernyataan a.2.1. Mengakomodasi kepentingan Ummat dalam menghimpun dan ( .......... )
a.2. Tujuan menyalurkan dana Zakat selama Ramadhan
Pernyataan a.2.2. Menjadi amil yang mengelola dana Zakat selama periode kepengurusan ( .......... ) berlaku
. Perencanaan Pemyataan a.2.3.Mengisi kekosongan kegiatan di Masjid/musholajelang akhir Ramadhan ( .......... ) a.3. Konsistensi lembaga Pernyataan a.3. I. Bersifat momenta! (berlaku pada saat Ramadhan saja) ( .......... )
(Panitia) Pernyataan a.3.2. Berlaku periodik (masa kepengurusan) ( .......... ) Pernyataan a.3 .3. Lembaga Amil Zakat Profesional ( .......... ) Pernyataan a.4.1. Konsolidasi I Rapat Persiapan sebelum Ramadhan ( .......... )
a.4. Persiapan pra aktivitas Pernyataan a.4.2. Pemilihan Petugas Zakat secara random (acak) ( .......... ) Pernyataan a.4.3. Melakukan Pendataan Terbaru muzakki ataupun mustahik ( .......... ) Pemyataan a.4.4.Melakukan pelatihan Tata Kelola zakat bekerja sama dengan Lembaga ( .......... )
Zakat Profesional
, .. , ....... ,, o. I. l enaga K.etJ a Pernyataan b.1.3. Kepengurnsan DKM bekerja sama dengan remaja .......... )
(Pelaksana Tugas) Pernyataan b.1.4. kepengurusan DKM bekerja sama dengan aparat lingkungan ( .......... ) Pernyataan b.1.5.Memakaijasa tenaga Amil zakat profesional ( .......... ) Pernyataan b.1.6. Tenaga Amil dipilih oleh Pengurusan Yayasan/DKM setempat ( .......... )
. Pengorganisasian Pernyataan b.2.1. Pada saat Ramadhan saja ( .......... ) b.2. Waktu Pelaksanaan Pernyataan b.2.2. Sesuai dengan masa kepengurusan (terbentnk amil semi permanen)/ ( .......... )
Periodik (tahunan) kinerja pasca Ramadhan Pernyataan b.3.1.Adanya kejelasan dalam pendistribusian tngas dari masing-masing petngas ( .......... )
b.3. Pembagian Tugas Zakat
Pernyataan b.3.2.Acak (Serabutan), pembagian tngas yang tidak terkoordinir ( .......... ) Pernyataan b.3.3.Profesional, distribusi tugas sangat rapih karena di huni oleh SDM yang ( .......... )
bernengalaman dan mumnuni Pernyataan c.1.1.Pengurns (Amil) memiliki data Muzakki periode sebelumnya ( .......... ) Pertanyaan c.1.2. Pengurus (Amil) menyebarkan Leaflet( edaran) tentang keberadaan Amil ( .......... )
Zakat Masjid kepada Masyarakat sekitar Pernyataan c.1.3. Pengurns (Amil) memasang Spanduk tentang keberadaan Amil ZIS di ( .......... )
Masjid/Mushola terkait Pernyataan c.1.4.Penghimpunan dana ZIS masyarakat, dilakukan dengan cara di ambil ( .......... )
c. l. Retribusi langsung ke rnmah warga Pernyataan c.1.5. Penghimpunan dana ZIS masyarakat, dilakukan dengan cara membuka ( .......... )
Stand Penerimaan ZIS di Masjid/Mushola Pemyataan c.1.6.Pengurus Amil ZIS juga menerima Fidyah ( .......... ) Pemyataan c.1.7.Pengurus Amil ZIS bekerja sama dengan aparat lingkungan dalam ha! ( .......... )
Pelaksanaan penghimpunan dana ZIS lingkungan
Pernyataan c.1.8.Terdapat Kotak amal khusus untuk Santunan Anak Yatim ( .......... ) Pernyataan c.2.1.Pengurus Amil ZIS memiliki data Mustahik periode sebelumnya ( .......... ) Pemyataan c.2.2. Pengurus Amil ZIS menerima Proposal Permohonan bantnan dana ZIS ( .......... ) Pernyataan c.2.3. Sasaran distribusi dana ZIS (Fitrah) di prioritaskan untnk mustahik (Go! ( .......... )
Fakir dan Miskin)
c.2. Distribusi Pernyataan c.2.4.Pembagian dana ZIS di lakukan di Pertengahan bulan Ramadhan ( .......... ) Pertanyaan c.2.5. Pembagian dana ZIS di lakukan beberapa hari menjelang idul fitri tiba ( .......... ) Pernyataan c.2.6.Untuk Dana Zakat Fitrah habis dibagikan sebelum Khutbah !edul Fitri ( .......... )
dikumandangkan Pcrnyataan c.2.7. Fidyah langsung didistribusikan untuk mustahik pada saat Pengurus Amil ( .......... )
menerima dari pihak yang menyerahkannya Pernyataan c.2.8.Jika mustahik yang ada di lingkungan sekitar masjid/Mushola sudah ( .......... )
Pernyataan c.2.9.Pengurus Amil ZIS bekerja sama dengan aparat selama proses ( .......... ) pendistribusian dana ZIS
Pernyataan c.2.10. Pengurus Amil ZIS bekerja sama dengan Remaja Masjid selama proses ( .......... ) pendistribusian dana ZIS
Pernyataan c.2.11.Pengurus Amil ZIS menyetorkan sebagian dana Zakat Fitrah kepada ( .......... ) lingkungan atau aparat lingkungan setempat untuk diserabkan kepada BAZIS pemerintah terkait.
Pernyataan c.3. I .Dana ZIS habis terdistribusikan selama bulan Ramadhan ( .......... ) Pernyataan c.3.2. Sisa Infak, Shadaqoh dan Zakat Maal dialokasikan ke dalam Kas Masjid ( .......... )
atau Mushola Pernyataan c.3 .3 .Dana Zakat Maal yang tersedia di pergunakan untuk program ( .......... )
pembangunan fisik Masj id a tau Mushola c.3. Pengelolaan Terkait Pernyataan c.3.4. Dana Zakat Maal yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan ( .......... )
sosial,seperti Santunan Y atim dll Pernyataan c.3.5. Dana Zakat Maal di kelola oleh DKM (Amil ZIS) untuk kegiatan yang ( .......... )
bernuansa produktif (usaha) Pernyataan c.3.6.Jumlah Sisa Dana Zakat Maal tergolong besar, sehingga dijadikan modal ( .......... )
untuk membuat Koperasi Svariah (BMT) Pernyataan d.1.1.Pengurus Amil ZIS melakukan rapat konsolidasi dengan pengurus DKM ( .......... )
d. l. Tanggungjawab terkait dengan pelaksanaan ZIS periode ini
Pernyataan d.1.2. Pengurus Amil ZIS membuat Rekapitulasi Penerimaan ZIS untnk ( .......... ) internal
diketahui oleh semua Kepengurusan Amil ZIS Pernyataan d.1.3 .Pengnrus Amil ZIS membuat rekapitulasi pengeluaran atau distribusi dana ( .......... )
ZIS untuk diketabui oleh semua keoengurusan Amil ZIS Pernyataan d.2.1.Laporan Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Dana ZIS ( .......... )
diinfonnasikan pada Jamaah saat menjelang Shala! led dimulai Pernyataan d.2.2. Laporan Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Dana ZIS ( .......... )
Penga\vasan d.2. Tanggungjawab
dicantumkan/ditempel di Papan Informasi Masjid/ Mushola Pernyataan d.2.3.Pengurus Amil ZIS membuat semacam LPJ (Laporan Pertang- ( .......... )
eksternal gungjawaban) untuk diserahkan kepada Muzakki (yang menyerahkan) dana zakat Maal
Pernyataan d.2.4. Pengurus Amil ZIS juga membuat semacam LP J (Laporan Pertanggung ( .......... ) Jawaban) untuk diserahkan kepada Aparat lingkungan (kepala lingkungan/R W)
d.3. Model Pengawasan Pernyataan d.3.1. Kepengurusan Yayasan atau DKM melakukan rapat evaluasi Pasca ( .......... )
Pelaksanaan kegiatan ZIS periode terkait Pernyataan d.3.2.Kepengurusan Amil ZIS (permanen) melakukan evaluasi berkala terkait ( .......... )
.., u lVJ.LAll JJAl"(A J: ftl"(\J .IJ 1.;:)f\.JJU.1:\..1'.1\.l., lY.1.£,1"( u.n.u .l .., Ll~.lQ JJ.t\..1~.t\..,
No ASP EK ALO KASI KELOMPOK PENERIMA. DANT AHUN
2007 2008 2009 2010
1 ZakatMal Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Fakir-miskin/yatim Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Amil Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.
2 Zakat Fitrah Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Fakir-miskin/yatim Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Amil Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.
3 Infak Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Fakir-miskin/yatim Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Amil Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.
4 Sedekah Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Fakir-miskin/yatim Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Amil Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.
._,..,~ ..._ '-' ...... ..._,.t:Jl...1~ '-.J'.ll...t:CJl...l...ll.l.J.1.1.1-'J>..
JUMLAH DANA YANG DISALURKAN MENURUT JENIS DANA,
No ASP EK ALO KASI BID ANG. DAN TAHUN
2007 2008 2009 2010
1 ZakatMal Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Bidang Konsumtif Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Bidang Produktif Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Panitia/ Amil Rp. Rp. Rp. Rp.
d. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.
2 Zakat Fitrah Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Bidang Konsumtif Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Bidang Produktif Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Panitia/ Amil Rp. Rp. Rp. Rp.
d. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.
3 lnfak/Scdekah Rp. Rp. Rp. Rp.
a. Bidang Konsumtif Rp. Rp. Rp. Rp.
b. Bidang Produktif Rp. Rp. Rp. Rp.
c. Panitia/ Amil Rp. Rp. Rp . Rp. .
d. Mesjid/Mushola Rp. Rp. Rp. Rp.