02_manual kuesioner rumah tangga_solve_draf 4

28
PEDOMAN PENGISIAN Kuesioner Rumah Tangga I. Tujuan Kuesioner Rumah Tangga bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai berbagai aspek kerentanan sosial ekonomi yang didapat oleh rumah tangga, persepsinya terhadap pelaksanaan kegiatan program SOLVE di desa, kepemilikan dan pemanfaatan lahan/tanah, kepemilikan aset rumah tangga, akses terhadap pelayanan pendidikan, modal sosial, kearifa lokal, resolusi konflik, partisipasi publik, pemanfaatan lembaga simpan pinjam/kredit, serta perubahan kondisi lingkungan dan manajemen sumber alam, khususnya pemanfaatan hutan, lahan dan sungai. Di samping itu juga dikumpulkan data mengenai karakteristik rumah tangga termasuk di dalamnya aspek ketenagakerjaan, seperti migrasi ke luar negeri, pekerja anak dan kondisi pendidikan anak. II. Responden Responden untuk Kuesioner Rumah Tangga adalah KEPALA RUMAH TANGGA dan/atau PASANGANNYA; dan/atau anggota rumah tangga yang ditunjuk oleh kepala rumah tangga untuk mewakili rumah tangga tersebut, dengan syarat memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai kondisi rumah tangga tersebut. Selama wawancara berlangsung responden dapat didampingi oleh anggota rumah tangga yang lain dan dicatat di catatan pewawancara. Yang dimaksud dengan responden utama adalah orang yang paling banyak menjawab pertanyaan selama wawancara dan merupakan anggota rumah tangga. III. Pengertian Umum Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah jika pemenuhan kebutuhan makan sehari-harinya dikelola bersama menjadi satu (secara ekonomi/keuangan). Pengertian satu dapur di sinii

Upload: muhammad-nurul-fajri

Post on 27-Oct-2015

279 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PEDOMAN PENGISIAN

Kuesioner Rumah Tangga

I. Tujuan

Kuesioner Rumah Tangga bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai berbagai aspek kerentanan sosial ekonomi yang didapat oleh rumah tangga, persepsinya terhadap pelaksanaan kegiatan program SOLVE di desa, kepemilikan dan pemanfaatan lahan/tanah, kepemilikan aset rumah tangga, akses terhadap pelayanan pendidikan, modal sosial, kearifa lokal, resolusi konflik, partisipasi publik, pemanfaatan lembaga simpan pinjam/kredit, serta perubahan kondisi lingkungan dan manajemen sumber alam, khususnya pemanfaatan hutan, lahan dan sungai. Di samping itu juga dikumpulkan data mengenai karakteristik rumah tangga termasuk di dalamnya aspek ketenagakerjaan, seperti migrasi ke luar negeri, pekerja anak dan kondisi pendidikan anak.

II. Responden

Responden untuk Kuesioner Rumah Tangga adalah KEPALA RUMAH TANGGA dan/atau PASANGANNYA; dan/atau anggota rumah tangga yang ditunjuk oleh kepala rumah tangga untuk mewakili rumah tangga tersebut, dengan syarat memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai kondisi rumah tangga tersebut. Selama wawancara berlangsung responden dapat didampingi oleh anggota rumah tangga yang lain dan dicatat di catatan pewawancara.

Yang dimaksud dengan responden utama adalah orang yang paling banyak menjawab pertanyaan selama wawancara dan merupakan anggota rumah tangga.

III. Pengertian Umum

Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah jika pemenuhan kebutuhan makan sehari-harinya dikelola bersama menjadi satu (secara ekonomi/keuangan). Pengertian satu dapur di sinii bukan secara fisik. Jika dalam satu bangunan rumah terdiri lebih dari satu rumah tangga dan seluruhnya terpilih dalam sampling, maka hanya satu rumah tangga yang dipilih sebagai responden untuk diwawancara.

Contoh rumah tangga:

1. Seorang bapak, istri, dan anak-anaknya yang tinggal dalam 1 rumah/atap.

2. Dua keluarga yang tinggal bersama dalam satu bangunan yang pengelolaan makannya diurus oleh salah seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah tangga.

3. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan (dibeberapa daerah disebut indekos) tetapi mengurus makannya sendiri dianggap sebagai satu rumah tangga tersendiri. Tapi bila makannya campur dengan induk-semangnya, maka ia dianggap sebagai anggota rumah tangga induk-semangnya.

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

4. Dua keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan tapi bangunan tersebut masih dalam satu segmen dan pengelolaan makannya diurus oleh salah seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah tangga. Tetapi bila bangunan itu terletak pada segmen yang berlainan, maka kedua keluarga tersebut dianggap 2 keluarga.

Kepala rumah tangga adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tsb.

Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun sementara tidak ada.

Contoh yang termasuk (atau yang tidak termasuk) kategori anggota rumah tangga:

1. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.

2. Orang yang telah tinggal di rumah tangga tersebut selama 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi berniat pindah/bertempat tinggal di rumah tangga tersebut dalam 6 bulan atau lebih ke depan, dianggap sebagai ART.

IV. Petunjuk Pengisian

Petunjuk khusus pengisian Kuesioner Rumah Tangga adalah sebagai berikut:

A. LOKASI RUMAH TANGGA

Bagian ini untuk mendapatkan informasi tentang alamat lengkap dari responden rumah tangga. Pertanyaan A.1 sampai A.8 dapat diisi sebelum wawancara dimulai.

A.1 Nama provinsi dari lokasi survei. Tuliskan kode BPS provinsi yang bersangkutan. Kode BPS untuk provinsi dari lokasi survei terdiri dari dua digit (lihat lampiran kode BPS).

Contoh: Provinsi Kalimantan Barat ditulis 6 1

A.2 Nama kabupaten dari lokasi survei. Tuliskan kode BPS kabupaten Sambas. Kode BPS untuk kabupaten/kota dari lokasi survei, terdiri dari dua digit (lihat lampiran kode BPS).

Contoh: Kabupaten Sambas Kalbar ditulis 0 1

A.3 Nama kecamatan dari lokasi survei. Tuliskan kode BPS kecamatan yang bersangkutan. Kode BPS untuk kecamatan dari lokasi survei, terdiri dari tiga digit (lihat lampiran kode kode daerah sampel SOLVE).

Contoh: Kecamatan Teluk Kramat ditulis 0 1 4

Contoh: Kecamatan Sajingan Besar ditulis 0 1 8

A.4 Nama desa/kelurahan dari lokasi survei. Tuliskan kode desa-desa yang menjadi lokasi survei SOLVE sesuai kode di dalam kuesioner berikut :

2

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

Desa Lela ditulis 0 0 3

A.5 Tulis nama Dusun/Sederajat. Kemudian isikan kode dusun seperti berikut:

Contoh: Di desa Lela terpilih dua dusun yaitu Dusun Mawar dan Dusun Melati. Pemberian kode dusun adalah Dusun Mawar (01) dan Dusun Melati (02). Contoh, pemberian kode dusun Mawar untuk desa Lela secara lengkap menjadi :

3 0 1

A.6 Tulis alamat lengkap rumah tangga, yaitu nama jalan, gang atau lorong, dan nomor rumah.

Contoh: Jalan Bang Thoyib, Gang H. Murtadho, RT.06/RW.01 No.18C.

A.7 Tulis kode pos. Bagian ini diisi berdasarkan informasi kode pos yang ada pada Kuesioner Kepala Desa/Lurah.

Contoh: kode pos 1 3 4 5 6

A.8 Tanyakan nomor telepon rumah dan/atau handphone. Bila responden memiliki nomor telepon rumah dan/atau handphone maka pilih jawaban (1) dan tulis nomornya. Catat dengan lengkap dan jelas, termasuk kode wilayah. Jika rumah tangga tersebut tidak memiliki nomor telepon, pilih jawaban (3) TIDAK.

Contoh: Nomor telepon rumah di daerah Bandung

- 0 2 2 - 1 2 3 4 5 6 7 8

Nomor handphone 0 8 5 6 - 1 2 3 4 5 6 7 8

B KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RUMAH TANGGA

Bagian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik umum semua anggota rumah tangga responden termasuk usia, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki.

B.1 Ada kolom nomor yang telah disediakan untuk menandai setiap anggota rumah tangga dan selanjutnya disebut No. Urut ART (Kolom No.1). Nomor ini akan digunakan untuk mengindentifikasi anggota rumah tangga pada bagian pertanyaan berikutnya, yaitu bagian Pendidikan dan Pendapatan.

Cara pengisian B.2 sampai B.11: Tanyakan dulu nama semua anggota rumah tangga dan isikan di kolom 2, mulai terlebih dahulu dengan Kepala Rumah Tangga (KRT), pasangan KRT, anak kandung, dan seterusnya. Pastikan bahwa semua nama anggota rumah tangga telah tertulis dalam kolom 2. Dilanjutkan dengan pertanyaan B.3 sampai B.11 per baris ke samping. Selesaikan semua pertanyaan (B.3 sampai B.11) untuk satu anggota rumah tangga. Setelah itu dilanjutkan dengan anggota rumah tangga lain di baris berikutnya. Hal ini perlu dilakukan sehingga konsentrasi responden terpusat pada anggota rumah tangga yang ditanyakan.

3

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

B.2 Tanyakan nama lengkap dari setiap anggota rumah tangga, tanpa gelar atau pangkat. Setelah selesai mencatat seluruh nama ART, bacakan ke responden, untuk menghindari ada anggota rumah tangga yang belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah tangga, misalnya bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau yang berniat menetap di rumah tangga tersebut, anak kos yang makannya campur dengan rumah tangga tersebut, atau orang yang sedang bepergian ke luar kota kurang dari 6 bulan dan biasanya tinggal di rumah tangga tersebut. Bila sudah lengkap, pastikan bahwa semua anggota rumah tangga tinggal di rumah tersebut (sesuai dengan definisi tentang anggota rumah tangga).

Sebagai catatan tambahan, jika 10 kolom yang disediakan untuk nama anggota rumah tangga ini tidak mencukupi, tuliskan di lembar kosong di sebelah pertanyaan, kemudian di basecamp disalin dalam lembar tambahan (suplemen), dan disatukan dengan kuesioner.

B.3 Hubungan anggota rumah tangga dengan kepala rumah tangga (KRT), gunakan kode yang tersedia dihalaman 3. Seperti yang telah disebutkan terdahulu, anggota rumah tangga pertama yang ditulis di kolom 3 harus Kepala Rumah Tangga (KRT), dan seterusnya dengan urutan sesuai dalam kode:

1. Kepala Rumah Tangga (KRT).

2. Suami/istri dari KRT.

3. Anak kandung KRT.

4. Anak angkat/tiri KRT.

5. Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung/anak tiri/anak angkat.

6. Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari krt / bapak/ibu dari istri/suami KRT.

7. Saudara kandung KRT/pasangannya.

8. Saudara ipar dari KRT/pasangannya.

9. Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat.

10. Kakek/nenek dari KRT/pasangannya.

11. Famili lain, yaitu sanak saudara/sanak famili yang berasal dari hubungan darah maupun perkawinan. Contoh: sepupu, keponakan.

12. Bukan keluarga/pembantu, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (diberi upah/gaji) dianggap sebagai pembantu; dan juga sopir yang makan dan menginap di rumah tangga tersebut. Atau anak kos yang ikut makan di rumah tangga tersebut.

B.4 Tanyakan jenis kelamin dari anggota rumah tangga, jangan menebak berdasarkan nama.

B.5 Tanyakan agama dari anggota rumah tangga. Pilihan jawaban adalah 5 agama yang paling banyak dianut masyarakat Indonesia, yaitu Islam, Katholik, Protestan, Budha dan Hindu. Jika responden menyebutkan agama lain selain pilihan jawaban tersebut maka masukkan pada bagian `Lainnya, _____`.

4

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

B.6 Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui suku bangsa yang menjadi asal-usul atau keturunan dari responden dan anggota rumah tangga lainnya. Jawaban berdasar pada pengakuan atau anggapan responden sendiri. Dalam satu rumah tangga kemungkinan akan ditemui banyak variasi suku bangsa, misalnya jika orang tua responden atau ART lain berasal dari suku bangsa yang berbeda atau jika rumah tangga tersebut dihuni oleh orang dari beragam daerah.

Pilihan jawaban diambil dari 6 jenis suku bangsa terbesar sebelumnya. Jika responden menyebutkan sub suku maka masukkan ke suku bangsa yang paling dekat dengan pilihan jawaban. Namun jika responden mengaku berasal dari suku yang sulit digolongkan dengan jenis suku yang ada dalam pilihan jawaban, atau responden merasa kesulitan mengidentifikasi asal suku (misalnya karena perkawinan campuran daerah dan hampir tidak pernah mengunakan adat istiadat daerah asal) maka masukkan ke bagian `Lainnya` dengan menyebutkan suku asal orang tua.

Contoh:

* Responden mengaku/keturunan Suku Dayak Bakumpai, maka dimasukkan dalam kelompok suku Dayak.

* Responden mengaku berasal/keturunan Suku Anak Dalam; Suku Laut; Suku Asmat; dan sebagainya dimasukkan sesuai nama suku tersebut di bagian `Lainnya, ______`

* Responden kesulitan mengidentifikasi asal suku karena berasal dari keturunan perkawinan bermacam suku di Indonesia, maka termasuk dalam pilihan jawaban `Lainnya` dengan menulis asal suku orang tua seperti `Jawa dan Padang; `Sunda dan Tionghoa`; dan sebagainya.

* Responden mengaku/keturunan perkawinan campur dari orang tua Indonesia dengan orang asing maka dimasukkan jawaban `Lainnya` dengan menulis asal suku dan/atau negara orang tua, seperti `Jawa dan Belanda`; `Bugis dan Arab`; dan sebagainya.

* Responden mengaku/keturunan perkawinan campur dari orang tua asing, maka dimasukkan ke jawaban `Lainnya` dengan ditulis salah satu bangsa tersebut jika sama-sama berasal dari satu negara, misalnya Inggris, Perancis, dan sebagainya. dan jika berasal dari 2 negara berbeda maka ditulis keduanya seperti `Inggris dan Perancis`; Belanda dan Jerman`; dan sebagainya.

B.7 Tanyakan usia/umur dari setiap anggota rumah tangga berdasarkan ulang tahun terakhir. Perhitungan umur berdasarkan kalender Masehi. Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 0 tahun.

Contoh: responden lahir pada tanggal 21 Maret 1966. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Maret 2006. Walaupun 1 hari lagi responden memasuki usia 40 tahun namun masih dianggap berusia 39 tahun, maka ditulis └3┴9┘tahun.

B.8 Partisipasi sekolah diartikan sebagai kesertaan anak usia sekolah dalam pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan formal (tingkat SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan kuliah) yang sedang, telah atau pernah diikuti. Jenjang pendidikan formal di sini tidak termasuk kejar paket A dan B, kursus-kursus, dan pesantren yang belum mendapat akreditasi yang sederajat dengan sekolah/perguruan tinggi formal.

5

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

1 Belum/tidak pernah bersekolah, bila tidak pernah atau belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal. Jika responden tidak/belum pernah sekolah langsung lanjutkan pertanyaan ke nomor 11.

2 Masih sekolah, bila masih terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal. Bagi mahasiswa yang sedang cuti, dinyatakan masih bersekolah.

3 Tidak bersekolah lagi, bila pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.

B.9 Tingkat pendidikan tertinggi yang pernah diikuti adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diikuti bagi yang sudah tidak bersekolah atau yang sedang diikuti bagi yang masih bersekolah pada saat ini. Pendidikan tersebut tidak harus yang telah ditamatkan oleh responden.

1 SD, Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (sekolah luar biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong, dan lain-lain), Madrasah Ibtidaiyah (sekolah dasar berbasis agama Islam 5/6/7 tahun). Program paket A tidak termasuk dalam sekolah formal.

2 SMP, Sekolah Menengah Pertama baik umum maupun kejuruan atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun, sekolah luar biasa menengah pertama, sekolah kepandaian putri atau SKP, sekolah menengah ekonomi pertama/SMEP, sekolah tehnik atau ST, sekolah kesejahteraan keluarga pertama/SKKP, sekolah ketrampilan kejuruan, sekolah usaha tani, sekolah pertanian menengah pertama, sekolah guru bantu/SGB, pendidikan guru agama/PGA, kursus pegawai administrasi atau KPA, pendidikan pegawai urusan peradilan agama), Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama barbasis agama Islam

3 SMA, Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat (HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas atau KPAA), SMK, Sekolah Menengah Kejuruan, sekolah setingkat SMA, misalnya Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olahraga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan lain-lain., Madrasah Aliyah, sekolah menengah atas berbasis agama Islam.

4 Diploma I/II, yaitu jenjang pendidikan setelah SMA atau yang sederajat, biasanya bersifat kejuruan atau ketrampilan praktis dengan masa pendidikan sekitar satu sampai dua tahun.

5 Diploma III/Sarjana Muda, yaitu jenjang pendidikan diploma yang ditempuh sekitar tiga tahun.

6

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

6 Diploma IV/S1, yaitu jenjang pendidikan diploma yang ditempuh sekitar empat tahun, atau pendidikan sarjana penuh.

7 S2/S3, yaitu jenjang pendidikan setelah diploma IV/S1.

95 Lainnya, yang belum disebut di pilihan 1-7.

B.10 Tanyakan kelas/tingkat pendidikan tertinggi yang pernah diikuti oleh responden.

Contoh: Apabila responden lulus D3, lalu melanjutkan di perguruan tinggi (S1), maka harus diprobing terlebih dahulu. Misalnya sudah kuliah selama satu tahun, apabila responden mulai dari semester I (hasil pendidikan D3 tidak diperhitungkan), maka responden dicatat pernah mengikuti tingkat I. Tetapi jika hasil studi D3 dipertimbangkan, misalnya saat masuk langsung semester 7 (program extension), maka tingkat yang pernah diikuti adalah dengan mengkonversikan D3 (tingkat 3) dan S1 (tingkat 1 menjadi tingkat 4 lalu berikan CP). Jika ada kasus mahasiswa yang kuliahnya lama misalnya kuliah D3 selama 5 tahun dan belum selesai juga maka tetap dicatat tingkat tertinggi yang pernah diikuti yaitu tingkat 3 kemudian berikan Catatan Pewawancara.

Jika responden hanya mengikuti pendidikan sampai kelas 4 SD maka tingkat/kelas tertinggi yang diikuti adalah (4) 4.

1 Misalnya untuk mereka yang pernah/sedang duduk di kelas/tingkat 1 SD, SMP, SMA, D1/D2/D3/D4 dan S1. Khusus untuk D1 jika telah ujian akhir dan lulus termasuk option (7)Tamat.

2 Misalnya untuk mereka yang pernah/sedang duduk di kelas/tingkat 2 SD, SMP, SMA, D2/D3/D4 dan S1. Khusus untuk D2 jika dia telah ujian akhir dan lulus termasuk option (7)Tamat.

3 Misalnya untuk mereka yang pernah/sedang duduk di kelas/tingkat 3 SD, SMP, SMA, D3/D4 dan S1. Khusus untuk SMP, SMA, D3 jika dia telah ujian akhir dan lulus termasuk option (7)Tamat.

4 Misalnya untuk mereka yang pernah/sedang duduk di kelas/tingkat 4 SD, D4 danS1. Khusus untuk D4 jika dia telah ujian akhir dan lulus termasuk option (7)Tamat.

5 Misalnya untuk mereka yang pernah/sedang duduk di kelas/tingkat 5 SD, dan S1. Khusus untuk S1 jika dia telah ujian akhir dan lulus termasuk option (7)Tamat.

6 Misalnya untuk mereka yang pernah/sedang duduk di kelas/tingkat 6 SD dan S1/S2/S3. Termasuk untuk mereka yang sedang menyusun skripsi (S1).

7 Mereka yang telah tamat sekolah tingkat tertentu, maka tingkat/kelas tertinggi yang pernah diikuti adalah “Tamat”. Tamat sekolah berarti menyelesaikan pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta. Artinya menamatkan adalah sudah mengikuti ujian kelulusan dan sudah dinyatakan lulus sehingga berhak mendapatkan ijazah.

Contoh: Responden yang pendidikannya hanya sampai kelas 6 SD dan dia belum ikut ujian akhir, maka jawabannya (6) tetapi jika dia sudah mengikuti ujian akhir dan lulus maka jawabannya (7).

7

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

B.11 Tanyakan apakah masing-masing ART pernah bekerja atau memiliki pekerjaan dalam 1 tahun terakhir. Bekerja di sini maksudnya adalah melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Tidak termasuk pekerja keluarga/rumah tangga tidak dibayar. .

C. KESADARAN TERHADAP PENTINGNYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Bagian ini bermaksud menggali informasi mengenai tingkat kesadaran responden terkait berbagai bentuk ancaman terhadap pelestarian lingkungan atau sumber daya alam yang ada di sekitarnya, seperti; lahan pertanian, perkebunan, hutan, sungai, dan sebagainya.

C1. Sumber penghasilan utama rumah tangga.

Bagian ini berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang sumber penghasilan utama responden. Penghasilan utama adalah pendapatan paling besar yang diperoleh rumah tangga responden. Pendapatan yang dimaksud berupa uang dari hasil penjualan atau panen komoditas (tanaman hasil pertanian/perkebunan/hasil hutan, dsb).

C2. Tanyakan apa saja yang menjadi sumber-sumber ancaman utama bagi kelangsungan rumah tangga responden. Sumber ancaman adalah beberapa faktor penyebab yang bisa mempengaruhi kelangsungan hidup rumah tangga secara ekonomi.

a. Hama adalah mahluk hidup atau organisme pengganggu tanaman. Hama dapat menyebabkan tanaman karet, padi, atau kelapa sawit mati sehingga tidak dapat berproduksi/panen. Bila ini terjadi maka responden tidak akan mendapatkan uang dari hasil atau usaha pertanian/perkebunan.

b. Banjir adalah bencana akibat meluapnya air yang bisa merendam rumah, lahan pertanian, lahan perkebunan sehingga bisa menimbulkan kerugian material/harta benda bagi rumah tangga.

c. Kehilangan tanah/lahan, yakni hilangnya tanah/lahan yang selama ini dipergunakan untuk usaha pertanian, perkebunan, peternakan, wirausaha sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan rumah tangga. Kehilangan tanah/lahan ini bisa dikarenakan adanya penggusuran/penyerobotan tanah oleh pihak-pihak tertentu. Contoh lain, pengambil alihan tanah/lahan oleh pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit.

d. Kekeringan atau musim kemarau berkepanjangan, yakni suatu kondisi iklim dimana semua sumber air mengalami kekeringan sehingga tidak dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makan/minum rumah tangga, mengairi sawah, lahan perkebunan, memberi minum hewan ternak, dan sebagainya.

e. Penyakit yakni terjangkitnya tubuh manusia oleh suatu virus, bakteri atau pola makan serta gaya hidup yang menyebabkan kondisi kesehatan manusia menurun. Akibatnya, orang tidak bisa bekerja atau bersekolah sehingga bisa mengganggu pendapatan rumah tangga.

C3. Tanyakan apakah responden pernah mengikuti kegiatan pelatihan pengelolaan sumber daya alam. Pelatihan ini diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga masyarakat tentang cara-cara mengelola sumber daya alam secara lestari.

8

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

Contohnya, bagaimana menjaga kelestarian hutan, menjaga air sungai tetap jernih dan sehat sehingga airnya bisa dikonsumsi, dan sebagainya.

a. Pelatihan pembuatan arang kompos, yakni pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan berupa pemanfaatan arang kompos;

b. Pelatihan budidaya karet, yakni pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik budidaya tanaman karet;

c. Kunjungan belajar ke Kec Toho, yakni kunjungan dalam rangka bagian dari kegiatan pelatihan untuk saling bertukar pengalaman dan pembelajaran mengenai apa yang telah dicapai oleh warga masyarakat di tempat tersebut.

C4. Tanyakan siapa pihak yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan tersebut.

C5. Bagian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan atau perbaikan pemahaman responden tentang pentingnya upaya perlindungan lingkungan dan sumber daya alam.

Pada bagian ini responden diminta untuk memberikan jawaban setuju ataukah tidak terhadap beberapa pernyataan berikut:

a. Rumah tangga ini sangat bergantung pada keberadaan hutan dan hasilnya. Maksudnya adalah rumah tangga responden saat ini selalu memanfaatkan hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya; mencari kayu bakar di hutan, mencari kayu gaharu untuk dijual ke pasar, mencari kayu agar untuk membuat alat/peraboratan rumah tangga, mencari rotan untuk dijual atau dibuat kerajinan tangan, dan sebagainya.

b. Rumah tangga ini sangat bergantung pada keberadaan sungai dan hasilnya. Maksudnya adalah rumah tangga ini selalu memanfaatkan keberadaan sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya; mencari ikan, mandi, mencuci, mengambil air minum, dsb.

c. Rumah tangga ini sangat bergantung pada keberadaan lahan pertanian. Maksudnya adalah rumah tangga ini bergantung pada lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya; mempunyai sawah untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan, dan sebagian hasil panennya dijual ke pasar.

d. Rumah tangga ini sangat bergantung pada keberadaan lahan perkebunan. Maksudnya adalah rumah tangga ini mempunyai lahan perkebunan yang ditanami kelapa sawit, karet, dan sebagainya. Hasilnya kemudian dijual ke pasar dan memperoleh uang/penghasilan.

e. Rumah tangga ini sangat bergantung pada binatang buruan di hutan. Maksudnya adalah rumah tangga ini memanfaatkan hutan untuk mencari hewan buruan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti berburu kijang, babi hutan, burung, dan sebagainya.

C6. Tanyakan pendapat responden apakah dengan adanya kerusakan lingkungan dan sumber daya alam, misalnya hutan menjadi gundul, sungai mengering atau tercemar airnya, lahan pertanian menjadi menurun kesuburannya, akan bisa mempengaruhi kehidupan rumah tangganya. Contohnya, hutan menjadi rusak telah menyebabkan rumah tangga kehilangan sumber penghidupan untuk mendapatkan kayu gaharu, rotan,

9

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

binatang buruan, dan sebagainya. Pelebaran parit yang membuat adanya tumpukan tanah di sekitar rumah tinggl warga, kemudian parit menjadi dalam sehingga anak-anak tidak bisa bermain lagi.

C7. Tanyakan pada responden apakah mengetahui atau pernah mendengar tentang adanya Peraturan Desa yang dibuat oleh pemerintah desa ini berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup atau penyelamatan sumber daya alam. Contohnya, ada peraturan desa yang melarang warga untuk memiliki tanah lebih dari 2 hektar. Adanya peraturan desa tentang pelarangan mencari ikan di sungai dengan menggunakan bahan peledak atau strum listrik. Adanya peraturan desa tentang pelarangan menebang pohon di hutan yang telah berumur lebih dari 20 tahun tanpa persetujuan dewan adat.

C8. Tanyakan pendapat responden apakah dengan adanya berbagai peraturan pemerintah di bidang perlindungan lingkungan/sumber daya alam dirasakan manfaatnya atau membawa pengaruh terhadap kehidupan rumah tangga ini. Peraturan pemerintah ini berupa kebijakan, seperti undang undang, peraturan daerah (Perda), peraturan desa (Perdes) yang mengatur masalah perlindungan lingkungan dan sumber daya alam. Artinya, peraturan-peraturan tersebut bisa membuat responden merasa adanya upaya pemerintah untuk melindungi kelestarian hutan, sungai, dan sebagainya.

C9. Tanyakan pada responden apakah pernah melakukan upaya perlindungan atau penyelamatan lingkungan/sumber daya alam secara mandiri atas inisiatif sendiri (tanpa biaya dan bantuan peralatan pihak lain). Responden mungkin telah merasa pesimis atau tidak percaya bahwa pihak-pihak terkait (Instansi Pemerintah Daerah, Perusahaan Perkebunan, dsb) akan secara serius melakukan upaya perlindungan lingkungan/sumber daya alam. Oleh karena itu, responden lebih memilih untuk melakukan sendiri upaya penyelamatan lingkungan guna melindungi sumber daya alam di sekitarnya. Contohnya, responden dengan biaya dan tenaga sendiri membeli pohon untuk melakukan penghijauan hutan di sekitar rumahnya.

C10. Pada bagian ini ingin mengetahui upaya/usaha-usaha yang dilakukan oleh responden untuk melakukan perlindungan/pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam di sekitarnya. Tanyakan pendapat responden apakah dia setuju dengan beberapa tindakan/perilaku berikut :

a. Untuk membuka lahan pertanian/kebun dengan cara menebang pohon/ilalang/rumput dan membakarnya. Maksudnya, responden menganggap bahwa tindakan tersebut merupakan hal yang wajar atau biasa dilakukan oleh yang bersangkutan. Contohnya, bila responden akan membuka lahan untuk pertanian/berkebun, maka dia akan membersihkan semak belukar/ilalang, kemudian membakarnya di atas lahan tersebut.

b. Sebelum lahan digunakan untuk bercocok tanam, maka rumput/ilalang perlu dibersihkan dengan pestisida. Maksudnya, responden menganggap bahwa untuk menghilangkan rumput/ilalang di atas lahan yang akan digunakan bercocok tanam, maka harus digunakan obat/bahan-bahan kimia (pestisida).

c. Tanyakan apakah responden menanam 3 jenis tanaman keras (karet, rambutan, durian, dsb) dalam 3 tahun terakhir.

d. Tanyakan jenis tanaman keras yang ditanam responden.

10

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

e. Tanyakan apakah responden atau Anggota Rumah Tangga ada yang ikut kegiatan dari lembaga/organisasi yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan hidup. Contohnya, ikut dalam kegiatan-kegiatan LSM, WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), organisasi WWF, dan sebagainya.

f. Tanyakan apakah sepengetahuan responden di desa ini terdapat adat istiadat atau kebiasaan yang dilakukan dalam rangka perlindungan atau pelestarian lingkungan hidup. Adat istiadat atau disebut pula kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Contohnya, di salah satu desa ada aturan turun temurun dilarang menebang pohon yang telah berusia puluhan tahun tanpa izin dari lembaga adat/ketua suku.

g. Jika ada, sebutkan dan jelaskan secara singkat adat istiadat yang dimaksud.

C11. Bagian ini ingin mengetahui keterlibatan responden dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konservasi lingkungan hidup atau sumber daya alam. Keikutsertaan responden dalam kegiatan seperti ini sangat penting dalam rangka menjaga kesinambungan sumber-sumber pendapatan rumah tangga dari sumber daya alam, seperti hutan, sungai, lahan, dan sebagainya.

Tanyakan pada responden apakah pernah mengikuti kegiatan-kegiatan:

a. Pembukaan lahan untuk keperluan pertanian/kebun/ladang, yang dimaksudkan adalah keikutsertaan responden dalam kegiatan pembukaan lahan yang diadakan oleh kelompok warga masyarakat desa secara bersama-sama dalam rangka persiapan untuk membuka lahan pertanian, perkebunan atau ladang.

b. Penyelamatan atau perlindungan hutan, yakni keikutsertaan responden dalam kegiatan-kegiatan seperti penanaman hutan kembali (reboisasi) yang dilakukan baik oleh warga desa maupun lembaga lainnya (pemerintah, LSM).

c. Menanam pohon di sekitar lingkungan rumah atau wilayah hutan desa.

d. Gotong royong di desa dalam rangka meningkatkan kebersihan jalan desa, sungai, dan sebagainya.

D. PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEPEMILIKAN TANAH

Bagian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya jaminan bagi masyarakat terhadap hak kepemilikan tanah/lahan atau sumber daya alam lainnya, seperti hutan adat, sungai, dan sebagainya.

D1. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbaikan pemahaman responden terhadap keberadaan kebijakan atau peraturan-peraturan pemerintah di bidang kepemilikan tanah. Kebijakan atau peraturan di bidang pertanahan ini antara lain berupa; Undang Undang tentang Pertanahan/Agraria, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembanguan, berbagai peraturan Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional), Peraturan Desa tentang penggunaan tanah, dan sebagainya.

11

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

Tanyakan pada responden apakah mengetahui hal-hal berikut:

a. Peraturan/kebijakan pemerintah desa tentang tata cara penggunaan lahan/tanah. Untuk mendapatkan informasi apakah di desa tersebut ada peraturan desa tentang tata cara penggunaan lahan/tanah, maka Supervisor Lapangan akan menanyakan pada Kepala Desa. Bila ada dokumen Peraturan Desa-nya, maka akan dicopy sehingga bisa diketahui nomor peraturan desa tersebut, beserta isinya. Pada saat wawancara, enumerator tinggal menyebutkan nomor Peraturan Desa dimaksud pada responden.

b. Pembuat peraturan/kebijakan tentang tata cara penggunaan lahan/tanah, maksudnya adalah pihak-pihak yang membuat aturan tersebut. Contohnya, Pemerintah Desa (Kepala Desa), Pemerintah Kecamatan (Camat), Instansi Pemerintah Kabupaten, seperti Dinas Lingkungan Hidup, BPN, dan sebagainya.

c. Sebutkan instansi pembuat peraturan dimaksud.

D2. Tanyakan pada responden bila ingin mengetahui tentang status kepemilikan tanah biasanya responden bertanya kepada siapa atau mencari informasi kepada pihak mana saja. Contohnya, responden ingin tahu apakah tanah/lahan yang akan dibeli telah memiliki sertifikat/akta tanahnya ataukah belum. Maka, kemana responden akan bertanya atau mencari tahu perihal tersebut.

D3. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pertemuan warga yang diadakan di desa ini guna membahas berbagai hal menyangkut kepemilikan atau pemanfaatan tanah/lahan oleh warga masyarakat yang pernah diikuti oleh responden.

a. Tanyakan pada responden apakah pernah ada pertemuan/sosialisasi/penyuluhan tentang peraturan pemerintah yang mengatur masalah penguasaan/kepemilikan tanah/lahan. Contohnya, kegiatan penyuluhan di kantor desa tentang peraturan pemerintah yang mengatur masalah tata cara membuat akta tanah.

b. Tanyakan apakah responden hadir dalam pertemuan/kegiatan tersebut.

c. Tanyakan pada responden siapa atau pihak penyelenggara kegiatan tersebut.

d. Tanyakan pada responden apakah mengerti/memahami isi dan hasil dari pertemuan tersebut.

D4. Bagian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbaikan pengetahuan dan pemahaman responden tentang peraturan kepemilikan tanah.

a. Tanyakan pada rsponden tentang pemanfaatan/penggunaan lahan/tanah yang saat ini dimiliki. Maksudhnya, apakah saat ini lahan/tanah yang dimiliki dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan pendapatan rumah tangga misalnya; untuk usaha pertanian, perkebunan karet atau kelapa sawit, wirausaha, berkebun, beternak, memelihara ikan, dan sebagainya.

b. Tanyakan siapa yang memiliki lahan/tanah tersebut.

c. Tanyakan saat ini lahan/tanah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan apa

d. Tanyakan apakah tanah/lahan tersebut memiliki dokumen kepemilikan yang sah. Maksudnya adalah memiliki dokumen yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mengaturnya.

12

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

e. Tanyakan apa jenis dokumen kepemilikan yang sah tersebut. Akta/sertifikat tanah adalah dokumen kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Surat Keterangan Kepemilikan Tanah yang diterbitkan oleh Kantor Desa biasa disebut Letter C, dan sebagainya.

f. Tanyakan apa alasan responden tidak mengurus dokumen kepemilikan tanah yang sah tersebut.

g. Tanyakan pada responden apakah memiliki rencana untuk menjual lahan/tanah tersebut dalam kurun waktu 3 tahun yang akan datang.

h. Tanyakan apa alasannya.

D5. Bagian ini ingin mengetahui tentang tingkat pemahaman responden terhadap prosedur atau tata cara pengurusan pelayanan sertifikat/akta tanah yang diselenggarakan oleh BPN (Badan Pertanahan Nasional).

a. Tanyakan apakah responden pernah mengurus akta/sertifikat tanah ke kantor BPN. Kantor BPN yang dimaksud terletak di ibukota kabupaten Sambas.

b. Tanyakan apakah responden mengetahui prosedur/alur/tata cara pengurusan akta/sertifikat tanah. Contohnya, berkas/syarat-syarat apa saja yang harus dibawa, kemudian di bawa ke kantor desa, terus ke kantor camat, terus ke kantor BPN, dan seterusnya.

c. Tanyakan darimana responden mengetahui prosedur/alur/tata cara pengurusan tersebut.

d. Mintalah responden untuk menjelaskan secara singkat prosedur/alur/tata cara pengurusan akta/sertifikat tanah tersebut, baik atas dasar pengalaman pribadinya maupun atas dasar informasi/cerita yang pernah dia dengar dari orang lain.

e. Tanyakan pada responden apakah sepengetahuannya di desa/kecamatan ini pernah diselenggarakan kegiatan penyuluhan tentang prosedur/cara pengurusan akta/sertifikat tanah.

f. Tanyakan siapa atau pihak mana yang menyelenggarakan kegiatan tersebut.

g. Tanyakan pada responden hadir dalam kegiatan/penyuluhan tersebut.

E. KESADARAN TENTANG PENTINGNYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

Bagian ini ingin mengetahui ada tidaknya perbaikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya upaya perlindungan atau kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Berikut ini beberapa pertanyaan untuk melihat ada tidaknya perbaikan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan yang dimiliki oleh responden. Pelestarian lingkungan menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, mahluk hidup lain dan keseimbangan antar keduanya. Daya tampung

13

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

E1. Tanyakan apakah responden pernah mendengar istilah berikut:

a. Keanekaragaman sumber daya alam. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya hayati dan non hayati yang secara keseluruhan membentuk ekosistem. Contohnya, sumber daya kelautan, kehutanan, perikanan, dan sebagainya. Jadi, keanekaragaman sumber daya alam adalah beragamnya sumber daya alam yang terdapat di suatu wilayah, seperti adanya hutan, sungai, laut, dan sebagainya.

b. Tanyakan apakah responden memahami arti/maksudnya.

c. Mintalah responden menjelaskan secara singkat.

E2. Tanyakan pada responden apakah pernah mendengar istilah keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah keberadaan berbagai mahluk hidup (manusia, binatang, tumbuhan) yang ada dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk kesimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.

a. Keanekaragaman hayati, yakni berbagai jenis binatang dan tumubuhan yang ada dalam suatu kawasan atau ekosistem.

b. Tanyakan apakah responden memahami/mengerti maksudnya.

c. Mintalah responden menjelaskan secara singkat.

E3. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan berbagai jenis atau keberagaman sumber daya hayati dan non hayati yang terdapat di kawasan desa dimana responden bertempat tinggal.

E4. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui kemanfaatan berbagai jenis sumber daya hayati dan non hayati yang terdapat di kawasan desa dimana responden bertempat tinggal.

E5. Pertanyaan ini untuk mengetahui dipergunakan bagi keperluan apa saja berbagai sumber daya hayati dan non hayati yang terdapat di sekitar lingkungan tempat tinggal responden. Dikonsumsi artinya sumber daya hayati dan non hayati itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contohnya, dimanfaatkan untuk sumber makanan/minuman, keperluan rumah tangga, membuat perabotan rumah tangga, membangun rumah, dsb. Diujaul artinya berbagai sumber daya hayati dan non hayati itu dijual untuk mendapatkan uang sebagai sumber penghasilan rumah tangga.

E6. Bagian ini untuk mengetahui pendapat responden tentang pihak-pihak mana saja yang selama ini dianggap melakukan kegiatan perusakan lingkungan hidup. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau

14

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan. Contohnya, orang melakukan penebangan hutan secara liar (tanpa izin resmi dari pemerintah) yang menyebabkan kerusakan hutan, timbulnya bencana tanah longsor, dan sebagainya,

F. KEPEMILIKAN ASET RUMAH TANGGA

Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis harta benda (aset) yang dimiliki oleh rumah tangga responden. Kepemilikan harta benda ini untuk mengukur kemampuan ekonomi suatu rumah tangga dalam membiayai berbagai keperluan kehidupannya. Harta benda disini termasuk harta benda tidak bergerak, seperti tanah, pekarangan, dan sejenisnya.

F.1 Tanyakan status kepemilikan rumah atau bangunan tempat tinggal yang saat ini ditempat oleh responden dan keluargnya.

MILIK SENDIRI berarti rumah tersebut milik pribadi.

KONTRAK jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan ke-dua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru

SEWA jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau ART dengan pembayaran sewa secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu, misalnya seperti kost, pembayaran dilakukan tiap bulan/tahun tanpa perjanjian kapan penyewa harus keluar dari tempat tinggal tersebut.

BEBAS SEWA jika tempat tinggal tersebut hanya ditempati oleh rumah tangga tersebut tanpa pembayaran sewa dalam bentuk apapun, baik barang maupun uang, dan pemilik dari tempat tinggal tersebut tidak mempunyai hubungan keluarga apapun dengan KRT atau ART

DINAS jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga, baik dengan membayar sewa maupun tidak.

RUMAH MILIK ORANG TUA/ANAK/SAUDARA, jika tempat tinggal tersebut dimiliki oleh orang tua/anak/saudara dari KRT atau ART, dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apapun juga untuk mendiami tempat tinggal tersebut.

LAINNYA, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat, dan lain

F2. Tanyakan apakah rumah tangga memiliki hal-hal berikut dan masih berfungsi:

a Rumah/bangunan selain yang ditempati oleh rumah tangga responden.

15

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

b Tanah selain yang ditempati oleh rumah tangga responden. Penggunaan tanah tersebut bisa untuk usaha apa saja (baik pertanian maupun non pertanian) atau bahkan tidak digunakan sama sekali.

c Tanah bukan milik sendiri namun memiliki akses terhadap tanah tersebut, misalnya tanah bengkok, tanah milik keluarga/milik adat/milik siapapun yang bisa diolah tanpa membayar, dan lain-lain.

d Meliputi segala jenis televisi (berwarna/hitam putih) dari berbagai model, merk dan ukuran.

e Meliputi segala jenis radio/tape dari berbagai model, merk dan ukuran.

f Meliputi segala jenis kulkas/refrigerator/lemari es dari berbagai model, merk dan ukuran.

g Meliputi segala jenis pompa air (listrik/tangan) dari berbagai model, merk dan ukuran.

h Meliputi segala jenis mobil, yaitu semua jenis kendaraan motor beroda 4 atau lebih dari ukuran dan kualitas, seperti bus besar, bus mini (metro mini), angkutan kota/pedesaan, mikrolet, taksi, oplet, pick up dan truk; baik yang digunakan untuk kendaraan pribadi maupun sebagai kendaraan umum.

i Meliputi segala jenis perahu, baik perahu bermotor ataupun tidak bermotor. Perahu bermotor meliputi perahu motor besar dan motor kecil (seperit speed boat, ces, ketinting, dan lain-lain). Perahu tidak bermotor seperti sampan, kano, biduk, perahu,dan lain-lain.

j Meliputi segala jenis motor, yaitu kendaraan motor beroda 2, baik yang digunakan untuk kepentingan pribadi maupun yang disewakan sebagai ojek sepeda motor.

k Meliputi segala jenis sepeda, baik yang digunakan untuk kepentingan pribadi maupun yang disewakan sebagai ojek sepeda.

l Meliputi segala jenis telepon rumah/handphone dari segala jenis, ukuran dan merk.

M Meliputi perhiasan emas, berlian, permata, intan, mutiara.

16

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

G. KERENTANAN SOSIAL DAN KEARIFAN LOKAL

Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui berbagai bentuk kerentanan sosial yang dihadapi oleh rumah tangga, seperti adanya perselisihan, sengketa antar anggota masyarakat atau antar warga dengan pihak lain yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. Kearifan lokal untuk mengetahui berbagai cara yang ditempuh oleh masyarakat dalam rangka menyelesaikan setiap perselisihan atau sengketa secara manusiawi, beradab dan berdasar norma atau nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh warga setempat.

G1. Tanyakan pada responden apakah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di desa ini pernah terjadi beberapa peristiwa berikut :

a. Sengketa lahan/tanah antar warga, yakni pertikaian atau perselisihan perebutan lahan/tanah antar anggota/warga masyarakat. Contohnya, perebutan lahan/ladang antara keluarga A dengan keluarga H. Sengketa disini diartikan adanya kegiatan perebutan yang dilakukan secara fisik, seperti pengancaman, perkelahian, dan sejenisnya.

b. Sengketa tanah/lahan antara warga masyarakat dengan pihak perusahaan perkebunan, pertambangan, perusahaan kayu. Contohnya, ada areal lahan milik warga yang merasa di ambil secara sepihak tanpa ada perundingan dan ganti rugi oleh pihak perusahaan. Sengketa yang dimaksudkan adalah upaya perebutan lahan sampai adanya kontak fisik, seperti perkelahian, saling dorong, pengancaman, saling lempar baru dan sejenisnya dengan pihak keamanan/pegawai perusahaan,

c. Sengketa tapal batas antar desa, yakni perselisihan yang melibatkan 2 desa atau lebih menyangkut penentuan batas hutan desa atau batas administratif desa. Sengketa disini dimaksudkan sebagai kegiatan yang membuat hubungan masyarakat antar desa menjadi tegang, mencekam, bahkan sampai ke kontak fisik antar warga (pengancaman, perkelahian).

d. Sengketa tanah/lahan untuk pembangunan/pelebaran jalan, jembatan yang berada di sekitar desa dimana pembangunan tersebut membutuhkan tambahan tanah milik warga. Sengketa yang dimaksudkan disini sampai ke arah tindakan fisik, seperti pengancaman, dorong mendorong, pelemparan, bahkan perkelahian.

e. Perselisihan hasil pilkades/pemilukada, yakni perselisihan antar pendukung pasangan calon kepala desa yang bertarung atau pasangan calon bupati yang sampai pada tindakan pengancaman, penghadangan, pelemparan, perkelahian, dan sejenisnya.

G2. Tanyakan pada responden apakah sengketa atau perselisihan tersebut dapat diselesaikan secara cepat, artinya sebelum mesalahnya berkembang menjadi lebih besar dan rumit yang melibatkan kelompok massa yang lebih banyak.

17

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

G3. Tanyakan pada responden langkah awal seperti apa yang biasanya ditempuh oleh para pimpinan masyarakat untuk menyelesaikan sengketa/perselisihan tersebut. Langkah awal ini sangat penting sebagai upaya deteksi dini sebelum masalah/perselisihan tersebut berkembang menjadi konflik yang meluas di masyarakat.

G4. Tanyakan pada responden apakah biasanya hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan untuk menyelesaikan perselisihan/sengketa tersebut.

H. PENGURANGAN RESIKO BENCANA

Bagian ini untuk mengetahui berbagai jenis bencana yang penah dialami oleh responden dan berbagai jenis kegiatan pengurangan resiko bencana atau mitigasi yang pernah diikuti atau diketahui oleh responden.

H1. Tanyakan pada responden apakah pernah mengalami kejadian beberapa jenis bencana selama tinggal di desa ini.

a. Banjir adalah bencana yang diakibatkan karena tingginya curah hujan sehingga menyebabkan meluapnya air sungai atau jebolnya tanggul/bendungan yang tidak bisa menampung limpahan debit air hujan.

b. Kebakaran hutan adalah bencana yang diakibatkan karena adanya kebakaran yang terjadi di areal hutan yang disebabkan karena kekeringan panjang sehingga ranting/semak mudah terbakar, pembuangan puntung rokok di areal hutan yang sedang mengalami kekeringan.

c. Kekeringan adalah bencana yang diakibatkan karena musim kemarau yang panjang sehingga sumber-sumber air seperti sungai, mata air telah mengalami kekeringan, terjadinya gagal panen karena ketersediaan air berkurang, dan sebagainya. Akibatnya warga desa menjadi kekurangan makanan dan minuman untuk jangka waktu yang lama (lebih dari 4 bulan).

d. Tanah longsor adalah bencana yang diakibatkan bergesernya permukaan tanah akibat erosi atau penggundulan hutan sehingga air hujan dari atas bukit/pegunungan dengan turun ke bawah, penebangan hutan untuk areal perkebunan atau pertambangan. Bencana tanah longsor ini baik yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda

maupun tidak.

e. Angin puting beliung adalah bencana yang diakibatkan tiupan angin secara kencang sehingga menimbulkan daya rusak (menerbangkan atap rumah, membuat pohon tumbang). Bencana ini biasanya terjadi pada saat musim hujan atau masa pergantian musim (pancaroba).

18

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga

H2. Tanyakan pada responden apakah pernah mendapatkan pelatihan dasar-dasar kebencanaan, baik yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), LSM, Perguruan Tinggi, maupun pihak lain. Pelatihan dasar bencana biasanya berisi materi seperti: pengenalan jenis-jenis bahaya/bencana, cara-cara pengurangan resiko bencana, cara-cara evakuasi korban bencana, dan sebagainya.

H3. Tanyakan pada responden siapa pihak yang menjadi penyelenggara kegiatan pelatihan dasar penanggulangan bencana tersebut.

H4. Tanyakan pada responden apakah desa ini sekarang termasuk daerah rawan bencana banjir. Berdasarkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, yang pengertian rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geografis, geologis, hidrologis, biologis, klimatologis, sosial, budaya, ekonomi, politik dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Dalam pengertian tujuan pertanyaan di atas, maka bahaya tertentu yang dimaksud adalah bahaya banjir.

H5. Tanyakan pada responden apakah program/kegiatan tersebut di bawah ini perlu diberikan kepada warga masyarakat di desa ini :

a. Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat yakni suatu jenis pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang potensi kerugian dan analisis resiko yang ditimbulkan akibat adanya bencana pada wilayah dan kurun waktu tertentu. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan muncul gagasan/kegiatan/ide dari masyarakat untuk melakukan upaya-upaya pengurangan resiko bencana. Contohnya, masyarakat berinisiatif membuat kegiatan penghijauan di hutan yang telah rusak, mengkonservasi hutan bakau, dan sebagainya.

b. Pelatihan penyusunan Peta/Daerah Rawan Bencana yakni pelatihan yang diberikan agar warga masyarakat mampu membuat peta yang menggambarkan titik-titik lokasi yang dipandang rawan terhadap berbagai jenis bencana. Contohnya, lokasi-lokasi mana saja di desa yang rawan terhadap bencana tanah longsor, banjir, dan sebagainya.

19

Pedoman Pengisian: Kuesioner Rumah Tangga_SOLVE 2013

c. Pelatihan pembentukan Desa Tangguh Bencana yakni pelatihan yang diberikan untuk memberikan kemampuan dan kesiapan masyarakat desa dalam menghadapi berbagai kemungkinan dan dampak buruk adanya suatu bahaya bencana. Menurut Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, telah ditetapkan adanya 9 indikator pencapaian desa tangguh, yakni; (1) adanya Peta Ancaman Bencana; (2) Peta dan Analisis Kerentanan Masyarakat Terhadap Bencana; (3) Peta dan Analisis Kapasitas dan Potensi Sumber Daya; (4) Draf Rencana Penanggulangan Bencana; (5) Draf Rencana Aksi Komunitas; (6) Adanya Relawan Penanggulangan Bencana, termasuk forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB); (7) Adanya Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat; (8) Adanya Rencana Kontijensi, termasuk Rencana Evakuasi;dan (9) Pola Ketahanan Ekonomi.

CP. CATATAN PEWAWANCARA

(Lihat penjelasan umum tentang Catatan Pewawancara)

20