02_handout dasar2 kinetika reaksi kimia

Upload: widhisaputrawijaya

Post on 10-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    1/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 1 dari 9 halaman

    PENGGOLONGAN REAKSI

    Beberapa macam penggolongan reaksi:

    1. Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam sistem reaksia) Reaksi homogen

    Yakni sistem reaksi dengan fase tunggal. Berupa reaksi homogen fase gas atau reaksi homogen fase cair. Reaksi terjadi di seluruh bagian fase

    b) Reaksi heterogen Yakni sistem reaksi yang mengandung lebih dari 1 (satu) fase. Reaksi terjadi di permukaan antar fase Contoh: sistem gas-padat, gas-cair, cair-padat, gas-cair-padat

    2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalisa) Reaksi katalitik

    Yakni sistem reaksi yang menggunakan peran katalis atau katalisator. Ada 2 macam, yakni reaksi katalitik homogen (jika fase katalis = fase reaksi) dan

    reaksi katalitik heterogen (jika fase katalis fase reaksi).b) Reaksi non-katalitik

    Yakni sistem reaksi yang tidak menggunakan peran katalis.

    3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnyaa) Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau ireversibel)b) Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel, reaksi seri atau konsekutif atau

    berurutan, reaksi paralel, reaksi seri-paralel, reaksi rantai, reaksi polimerisasi)

    4. Berdasarkan kemolekulan reaksinyaReaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi trimolekuler atau termolekuler

    5. Berdasarkan orde reaksinyaReaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan pecahan

    6. Berdasarkanjenis pengoperasian reaktornyaa) Reaksi pada sistem reaktorbatchb)

    Reaksi pada sistem reaktor alir atau kontinyu (reaktor alir tangki berpengaduk, reaktoralir pipa).

    7. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya)a) Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan tetap)b) Reaksi adiabatikc) Reaksi non-isotermal non-adiabatik

    8. Berdasarkan arah reaksinya

    a) Reaksi reversibel (bolak-balik)Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak-balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan.

    b) Reaksi ireversibel (searah)

    Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu arah; tidak ada keadaan setimbang, meskipunsesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Banyak kasus

    kesetimbangan berada sangat jauh di kanan sedemikian sehingga dianggap ireversibel.

    DEFINISI KECEPATAN REAKSI

    Kecepatan reaksi ekstensif:dt

    dn

    waktusatuan

    terbentukimolR ii == .... (1)

    DASAR-DASAR

    KINETIKA REAKSI KIMIA

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    2/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 2 dari 9 halaman

    Kecepatan reaksi intensif:

    1. Berdasarkan satuan volume fluida reaksi:( ) ( ) dt

    dn

    V

    1

    waktufluidavolume

    terbentukimolr ii == .... (2)

    2. Berdasarkan satuan massa padatan (dalam sistem fluida-padat):( ) ( ) dt

    dnW1

    waktutanpadamassaterbentukimol'r ii == .... (3)

    3. Berdasarkan satuan luas permukaan interfasial dalam sistem dua-fluida (atau, berdasarkansatuan luas permukaan padatan dalam sistem gas-padat):

    ( ) ( ) dtdn

    S

    1

    waktupermukaanluas

    terbentukimol''r ii == .... (4)

    4. Berdasarkan satuan volume padatan (dalam sistem gas-padat):( ) ( ) dt

    dn

    V

    1

    waktutanpadavolume

    terbentukimol'''r i

    s

    i == .... (5)

    5. Berdasarkan satuan volume reaktor:( ) ( ) dt

    dn

    V

    1

    waktureaktorvolume

    terbentukimol''''r i

    r

    i == .... (6)

    Catatan: Dalam sistem reaksi homogen: volume fluida dalam reaktor = volume reaktoratau: V = Vr .... (7)

    Dengan demikian, hubungan antara kecepatan reaksi ekstensif dan intensif:

    ''''r

    reaktor

    volume'''r

    tanpada

    volume''r

    permukaan

    luas'r

    tanpada

    massar

    fluida

    volumeR iiiiii

    =

    =

    =

    =

    =

    ''''rV'''rV''rS'rWrVR irisiiii ===== .... (8)

    Persamaan (2) lazim digunakan dalam sistem reaksi homogen.

    Persamaan (3), (4), (5), dan (6) lazim digunakan dalam sistem reaksi heterogen.

    STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA

    Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat

    disajikan dalam bentuk tabel stoikiometri reaksi.Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B c C + d D .... (9)

    Jika zat A dijadikan sebagai basis perhitungan, maka persamaan (9) dapat dituliskan menjadi:

    A +a

    bB

    a

    cC +

    a

    dD .... (10)

    Berdasarkan persamaan (10), terlihat bahwa jika 1 mol A bereaksi (atau terkonversi, atau terkonsumsi),

    maka hal ini berarti bahwa terdapata

    bmol B yang bereaksi,

    a

    cmol C yang terbentuk, dan

    a

    dmol D

    yang terbentuk.

    Dengan kata lain:

    Kecepatan terkonsumsinya B =a

    bkecepatan terkonsumsinya A; atau: (-rB) =

    a

    b(-rA)

    Kecepatan terbentuknya C =a

    ckecepatan terkonsumsinya A; atau: (rC) =

    a

    c(-rA)

    Kecepatan terbentuknya D =a

    dkecepatan terkonsumsinya A; atau: (rD) =

    a

    d(-rA)

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    3/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 3 dari 9 halaman

    Secara umum, hubungan stoikiometri kecepatan reaksi (9) dapat dituliskan sebagai:

    d

    r

    c

    r

    b

    r

    a

    rr DCBA ==

    =

    = .... (11)

    atau:

    i

    irr

    = .... (12)

    dengan ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i dan i menyatakankoefisien stoikiometri reaksi. (Jangan lupa bahwa i berharga positif (+) untuk produk atau hasilreaksi dan negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi)

    Tanda negatif (-) yang dituliskan di depan ri biasanya digunakan untuk menyatakan kecepatanterkonsumsinya (atau terurainya, atau berkurangnya) komponen i. Tanda positif (+) digunakan

    untuk menyatakan kecepatan terbentuknya komponen i.

    SistemBatch

    Untuk sistem batch, reaksi kimia yang stoikiometrinya dituliskan seperti pada persamaan (9) dapat

    disusun tabel stoikiometrinya (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:

    Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa

    A nA0 A0A Xn A0A0AA Xnnn =

    B nB0 )Xn(a

    bA0A )Xn(

    a

    bnn A0A0BB =

    C nC0 )Xn(a

    cA0A )Xn(

    a

    cnn A0A0CC +=

    D nD0 )Xn(a

    dA0A )Xn(

    a

    dnn A0A0DD +=

    Inert (I) nI0 0 0II nn = Jumlah nT0 A0A Xn A0A0TT Xnnn +=

    dengan: 1a

    b

    a

    c

    a

    d+= ... (13)

    Jumlah mol total akhir (tersisa): A0A0TT Xnnn += ... (14)

    dengan jumlah mol total awal: 0I0D0C0B0A0T nnnnnn ++++= ... (15)

    Konsentrasi komponen yang dinyatakan dalam konversi:

    V

    )X1(n

    V

    nC A0AAA

    == ... (16)

    V

    )Xn(a

    bn

    V

    nC

    A0A0BB

    B

    == atau:

    V

    Xa

    bn

    CAB0A

    B

    =

    ... (17)

    V

    )Xn(a

    cn

    V

    nC

    A0A0CC

    C

    +== atau:

    V

    Xa

    cn

    CAC0A

    C

    +

    =

    ... (18)

    V

    )Xn(a

    dn

    V

    nC

    A0A0DD

    D

    +== atau:

    V

    Xa

    dn

    CAD0A

    D

    +=

    ... (19)

    dengan:0A

    0ii

    nn= (i menyatakan komponen-komponen sistem reaksi selain A) ... (20)

    Sistem batch dengan volume reaksi tetap

    Kondisi sistem volume reaksi konstan (atau tetap) dapat dicapai jika:

    Selama reaksi berlangsung, V tetap atau tetap Dalam sistem batch fase gas, reaktor dilengkapi dengan instrumen pengatur suhu dan tekanan,

    sedemikian sehingga V tetap.

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    4/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 4 dari 9 halaman

    Jumlah mol produk reaksi = jumlah mol reaktanContoh: Reaksi gas CO dengan air pada proses gasifikasi batubara:

    CO + H2O CO2 + H2

    2 mol 2 mol(jikaz-factordianggap tetap)

    Reaksi fase cair; tetap sedemikian sehingga V tetapPada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:

    V sistem setiap saat (t = t) sama dengan V sistem mula-mula, atau: V = V0 ... (21)

    Sehingga: )X1(CV

    )X1(nC A0A

    A0AA =

    = ... (22)

    =

    = AB0A

    AB0A

    B Xa

    bC

    V

    Xa

    bn

    C

    ... (23)

    Dengan cara yang sama, maka:

    += AC0AC Xa

    cCC ... (24)

    += AD0AD Xa

    dCC ... (25)

    Contoh Soal: Reaksi fase cair: 3 A + B 3 C + D, dilangsungkan dalam reaktor batch pada Tdan P tetap. Campuran mula-mula mengandung A dengan konsentrasi 10 gmol/dm

    3dan

    B 2 gmol/dm3. Berapakah konsentrasi hasil jika konversi A: (a) 20% dan (b) 90%

    PERSAMAAN KINETIKA ATAU KECEPATAN REAKSI

    Persamaan kinetika atau kecepatan reaksi merupakan hubungan matematika yang menggambarkan besarnya perubahan jumlah mol sebuah komponen reaksi i seiring dengan perubahan waktu, sesuai

    dengan definisi kecepatan reaksi di bagian sebelumnya. Berikut ini merupakan penggambaran dari

    bagaimana persamaan kinetika atau kecepatan sebuah reaksi dapat diperoleh:

    KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

    Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi yang berbentuk hukum pangkat, persamaan

    kecepatan reaksi homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi reaktan-reaktannya, atau:r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci) .... (26)

    Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CA

    CB

    CC

    .... .... (27)

    Untuk reaksi (9), persamaan kecepatan reaksinya dapat dituliskan sebagai: r = k CA

    CB

    .... (28)

    dengan: CA, CB konsentrasi reaktan A, B, orde atau tingkat reaksi terhadap A, Bk konstanta atau tetapan kecepatan reaksi

    r = .?

    Data-data dan persamaan-persamaan

    kecepatan reaksi yang tersedia dari literatur

    Metode-metode untuk memperoleh datakecepatan reaksi dari percobaan di

    laboratorium, menganalisisnya, danmenginterpretasikannya.

    Postulasi mekanisme reaksi untuk

    memprediksi persamaan kecepatan reaksi

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    5/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 5 dari 9 halaman

    Pada reaksi fase gas, dan reaksi berlangsung pada volume tetap secara isotermal, kecepatan reaksi

    kadang-kadang dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu, sehingga secara analog

    persamaan (26), (27), dan (28) dapat dituliskan menjadi:

    r = f (pi) atau: r = f (k, pi) .... (26.a)

    r = k pA pB

    pC .... .... (27.a)

    r = k pA pB .... (28.a)

    dengan pA dan pB masing-masing menyatakan tekanan parsial reaktan A dan B dalam sistem reaksi.

    Hubungan antara Tekanan Parsial dan Tekanan Total Sistem Reaksi, Berdasarkan Stoikiometri

    (Tinjau kembali subbab Stoikiometri Reaksi Kimia di bagian sebelumnya)

    Untuk reaksi homogen fase gas yang stoikiometrinya dituliskan seperti pada persamaan (9), persamaan

    (14) dapat disusun ulang menjadi:

    0TTA0A

    nnXn

    = ... (29)

    Jika gas-gas dalam sistem reaksi dapat dianggap berkelakuan sebagai gas ideal, maka persamaan (16)

    dapat disusun ulang menjadi:V

    Xnn

    V

    )X1(n

    V

    n

    TR

    pC A0A0AA0AAAA

    =

    === ... (30)

    Substitusikan (29) ke (30):V

    nn

    V

    nC 0TT0AA

    = ... (31)

    atau: )PP(1

    pp 00AA =

    ... (32)

    P tekanan total sistem setiap saat (t = t); P0 tekanan total sistem mula-mulaDengan cara yang sama, maka pB, pC, dan pD dapat dituliskan sebagai:

    )PP(1

    a

    bpp 00BB = ... (33)

    )PP(1

    a

    cpp 00CC +=

    ... (34)

    )PP(1

    a

    dpp 00DD +=

    ... (35)

    Kemolekulan (Molecularity) Reaksi

    Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam sebuahpersamaan stoikiometri reaksi yang sederhana.

    Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.Contoh: Reaksi: a A + b B c C + d D

    Kemolekulan reaksinya = a + b Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D

    Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3

    Reaksi yang mempunyai kemolekulan 1 (satu) disebut reaksi unimolekuler.Reaksi yang mempunyai kemolekulan 2 (dua) disebut reaksi bimolekuler.

    Reaksi yang mempunyai kemolekulan 3 (tiga) disebut reaksi trimolekuler atau termolekuler.

    Orde atau Tingkat Reaksi

    Orde reaksi (reaction order) merupakan jumlah pangkat faktor konsentrasi reaktan-reaktandi dalam persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi.

    Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan interpretasi data hasil percobaan dilaboratorium.

    Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan, ataupun nol.Jika persamaan kecepatan reaksi (9) adalah: r = k CA

    CB

    maka: orde reaksi terhadap A orde reaksi terhadap B + orde reaksi keseluruhan (atau biasa disebut orde reaksi saja).

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    6/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 6 dari 9 halaman

    Untukreaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi .... (36)Untukreaksi non-elementer : orde reaksi kemolekulan reaksi .... (37)

    Konstanta Kecepatan Reaksi

    Konstanta kecepatan reaksi (rate constant) disebut juga kecepatan reaksi spesifik(specific rate). Jika sebuah reaksi dengan reaktan tunggal A mempunyai kecepatan reaksi yang berorde n

    sebesarn

    ACkr= , atau:n

    Apkr= , maka reaksi tersebut mempunyai harga konstanta kecepatan

    reaksi sebesar:n

    AC

    rk= atau:

    n

    Ap

    rk= .... (38 & 38.a)

    Karena dalam hal ini CA biasa dinyatakan dalam satuan mol A per satuan volume reaksi dan rdalam satuan mol A per satuan volume reaksi per satuan waktu, maka secara umum harga k

    dapat dinyatakan dalam satuan: [ ] ( ) 1n1

    waktuvolume

    molk

    = .... (39)

    atau: [ ] ( ) ( ) 1n1 waktutekanank = .... (39.a)

    (Coba jabarkanlah satuan-satuan konstanta kecepatan reaksi yang berorde 0, 1, 2, 3, dan )

    Berdasarkan satuan-satuan yang sangat spesifik untuk setiap orde reaksi yang berlainan, harga k

    sebuah reaksi kimia secara tidak langsung dapat mengindikasikan besarnya orde reaksi tersebut.

    Harga k sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada reaksi fase gas, harga k juga dipengaruhi olehkatalis, tekanan total sistem, dsb. Pada reaksi fase cair, harga k juga dipengaruhi oleh tekanan

    total sistem, kekuatan ion, pemilihan pelarut, dsb. Namun demikian, pengaruh faktor-faktor ini

    biasanya sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap pengaruh suhu.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN REAKSI

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah:

    (1) Suhu (T)(2) Komposisi campuran reaksi (C)(3) Tekanan (P)(4) Keberadaan katalis atau inhibitor(5) Parameter-parameter yang berhubungan dengan proses transfer secara fisik (misalnya: kondisi

    aliran, tingkat pencampuran, parameter-parameter perpindahan massa antarfase,

    kesetimbangan fase, luas bidang kontak antarfase, parameter-parameter perpindahan panas,dan sebagainya)

    Pada reaksi homogen non-katalitik, hanya faktor (1), (2), dan (3) yang mempengaruhi kecepatan reaksi.

    Pada reaksi katalitik, faktor (4) atau faktor katalis juga berperan mempengaruhi kecepatan reaksi.Pada sistem reaksi heterogen (di mana problem yang dihadapi menjadi jauh lebih kompleks

    dibandingkan dengan sistem reaksi homogen), faktor (5) juga mempengaruhi kecepatan reaksi.

    Pengaruh Suhu

    Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap sebagian besar reaksi kimia dapat didekati melalui korelasi

    yang disampaikan oleh Arrhenius, yakni:

    =

    TR

    EaexpAk .... (40)

    dengan:

    k konstanta kecepatan reaksiA faktor frekuensi tumbukan reaksi (atau disebut juga faktor pre-eksponensial)Ea energi atau tenaga aktivasi reaksiR konstanta gas universal (R = 8,314 J/mol.K = 1,987 kal/mol.K = 82,06 cm3.atm/mol.K)T suhu absolut

    TR

    Eaexp faktor eksponensial

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    7/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 7 dari 9 halaman

    Berdasarkan persamaan (40), terlihat bahwa peningkatan suhu reaksi akan meningkatkan kecepatan

    reaksi. Ada sebuah rule of thumb mengenai hal ini, yakni bahwa kecepatan reaksi kimia akan

    meningkat 2 (dua) kali lipat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Namun demikian, rule ini hanya

    berlaku untuk sebuah kombinasi yang tertentu antara harga Ea dan T.

    Sebagai contoh:

    Untuk reaksi dengan Ea sebesar 53,6 kJ/mol, kecepatan reaksi naik dua kali lipat antara suhu300-310 K.

    Untuk reaksi dengan Ea sebesar 147 kJ/mol, kecepatan reaksi naik dua kali lipat antara suhu500-510 K

    Berikut ini merupakan gambaran besarnya energi aktivasi reaksi (Ea) dan panas reaksi (H) (untukkasus reaksi sederhana yang berlangsung eksotermik dan endotermik):

    TingkatEnergi

    (Kasus reaksi eksotermik) (Kasus reaksi endotermik)

    Melalui percobaan di laboratorium, harga Ea sebuah reaksi dapat diketahui dengan melakukan

    percobaan kinetika reaksi pada berbagai suhu T yang berbeda-beda. Harga Ea dapat dievaluasi melalui

    penyusunan ulang persamaan Arrhenius menjadi:T

    1

    R

    EaAlnkln = .... (41)

    atau, melalui representasi grafis sebagai berikut:

    Pada 2 suhu yang berbeda (misal: T1 dan T2), hubungan antara harga k1 (k pada T1) dan k2 (k pada T2)

    dapat diperoleh dari persamaan Arrhenius, atau:

    =

    212

    1

    T

    1

    T

    1

    R

    Ea

    k

    kln ... (42)

    Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi yang digambarkan tersebut di atas tidak berlaku untuk kasusreaksi-reaksi biokimia (enzimatik) dan reaksi peledakan.

    dengan Ea merupakan harga

    [kemiringan kurva linier atauslope] x

    [R] dari plot linier antara ln k versus

    1/T.

    Pada dasarnya, energi aktivasi sebuahreaksi merupakan ukuran sensitivitas

    kecepatan reaksi tersebut terhadap

    perubahan suhu yang terjadi. Dengandemikian, makin sensitifnya kecepatan

    sebuah reaksi terhadap perubahan suhu

    ditunjukkan oleh makin besarnya harga

    Ea, atau berarti pula makin curamnya plotlinier ln k versus 1/T yang dihasilkan.

    (lihat gambar di samping)

    Ea tinggi

    Ea rendah

    Slope =R

    Ea TR

    Eakln

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    8/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 8 dari 9 halaman

    KONVERSI, PEROLEHAN, DAN SELEKTIVITAS

    Konversi Sebuah ReaktanKonversi sebuah reaktan A (XA) dapat dinyatakan sebagai:

    awalAmol

    bereaksiyangAmol

    awalAmol

    iterkonversyangAmolXA == .... (43)

    Konversi reaktan A untuk sistem reaktor yang beroperasi batch, sistem reaktor alir (kontinyu), dan

    sistem reaktor bervolume-tetap masing-masing dituliskan pada 3 persamaan berikut:

    0,A

    A0,A

    An

    nnX

    = .... (44)

    0,A

    A0,AA

    F

    FFX

    = .... (45)

    0,A

    A0,A

    AC

    CCX

    = .... (46)

    dengan: n, F, dan C masing-masing menyatakan jumlah mol, laju alir molar [mol/waktu], dan

    konsentrasi molar komponen [mol/volume];serta 1X0 A

    Perolehan (Yield) Sebuah Produk atau Hasil ReaksiPerolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A) dapat dinyatakan sebagai:

    awalAmol

    PmembentukbereaksiyangAmolY A/P = .... (47)

    awalAmolterbentukyangPmolx

    terbentukyangPmolPmembentukbereaksiyangAmolY A/P = .... (48)

    YP/A untuk sistem reaktor yang beroperasi batch, sistem reaktor alir (kontinyu), dan sistem reaktorbervolume-tetap masing-masing dituliskan pada 3 persamaan berikut:

    0,A

    0,PP

    P

    PA

    A/Pn

    nnY

    =

    .... (49)

    0,A

    0,PP

    P

    PA

    A/PF

    FFY

    =

    .... (50)

    0,A

    0,PP

    P

    PA

    A/PC

    CCY =

    .... (51)

    dengan:PA

    menyatakan nilai mutlakA dalam persamaan stoikiometri yang melibatkan produk

    P, dan 1Y0 A/P

    Selektivitas (Fractional Yield) Sebuah Produk atau Hasil ReaksiSelektivitas overallsebuah produk P terhadap reaktan A (SP/A) dapat dinyatakan sebagai:

    bereaksiyangAmol

    PmembentukbereaksiyangAmol

    S A/P = .... (52)

    bereaksiyangAmol

    terbentukyangPmolx

    terbentukyangPmol

    PmembentukbereaksiyangAmolS A/P = .... (53)

    SP/A untuk sistem reaktor yang beroperasi batch, sistem reaktor alir (kontinyu), dan sistem reaktor

    bervolume-tetap masing-masing dituliskan pada 3 persamaan berikut:

  • 8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia

    9/9

    dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 9 dari 9 halaman

    A0,A

    0,PP

    P

    PA

    A/Pnn

    nnS

    =

    .... (54)

    A0,A

    0,PP

    P

    PA

    A/PFF

    FFS

    =

    .... (55)

    A0,A

    0,PP

    P

    PA

    A/PCC

    CCS

    =

    .... (56)

    dengan: 1S0 A/P

    Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: A/PAA/P S.XY = .... (57)

    Instantaneous fractional yieldsebuah produk P terhadap reaktan A (sP/A) dapat dinyatakan sebagai:

    A

    PA/P

    r

    r

    Ayaberkurangntankecepa

    Pnpembentukatankecepas

    == .... (58)

    Catatan:Pada sebuah sistem reaksi paralel, selektivitas sebuah produk atau hasil reaksi dapat dinyatakansebagai perbandingan antara banyaknya mol produk reaksi yang diinginkan/diharapkan (desired orwanted product) terhadap banyaknya mol produk reaksi yang tidak diinginkan (undesired or

    unwanted product), atau perbandingan antara kecepatan pembentukan produk reaksi yangdiinginkan terhadap kecepatan pembentukan produk reaksi yang tidak diinginkan.

    Misal, untuk sebuah skema reaksi berikut:

    maka:

    0RR

    0PP

    nn

    nn

    formedproductundesiredofmoles

    formedproductdesiredofmolesasSelektivit

    == ... (59)

    atau:

    R

    P

    undesired

    desired

    r

    r

    r

    rasSelektivit == ... (60)

    PERHITUNGAN STOI.0KIOMETRI REAKSI JAMAK (MULTIPLE-REACTIONS)

    A

    P

    R

    (desired or wanted product)

    (undesired or unwanted product)