02_handout dasar2 kinetika reaksi kimia
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
1/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 1 dari 9 halaman
PENGGOLONGAN REAKSI
Beberapa macam penggolongan reaksi:
1. Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam sistem reaksia) Reaksi homogen
Yakni sistem reaksi dengan fase tunggal. Berupa reaksi homogen fase gas atau reaksi homogen fase cair. Reaksi terjadi di seluruh bagian fase
b) Reaksi heterogen Yakni sistem reaksi yang mengandung lebih dari 1 (satu) fase. Reaksi terjadi di permukaan antar fase Contoh: sistem gas-padat, gas-cair, cair-padat, gas-cair-padat
2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalisa) Reaksi katalitik
Yakni sistem reaksi yang menggunakan peran katalis atau katalisator. Ada 2 macam, yakni reaksi katalitik homogen (jika fase katalis = fase reaksi) dan
reaksi katalitik heterogen (jika fase katalis fase reaksi).b) Reaksi non-katalitik
Yakni sistem reaksi yang tidak menggunakan peran katalis.
3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnyaa) Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau ireversibel)b) Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel, reaksi seri atau konsekutif atau
berurutan, reaksi paralel, reaksi seri-paralel, reaksi rantai, reaksi polimerisasi)
4. Berdasarkan kemolekulan reaksinyaReaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi trimolekuler atau termolekuler
5. Berdasarkan orde reaksinyaReaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan pecahan
6. Berdasarkanjenis pengoperasian reaktornyaa) Reaksi pada sistem reaktorbatchb)
Reaksi pada sistem reaktor alir atau kontinyu (reaktor alir tangki berpengaduk, reaktoralir pipa).
7. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya)a) Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan tetap)b) Reaksi adiabatikc) Reaksi non-isotermal non-adiabatik
8. Berdasarkan arah reaksinya
a) Reaksi reversibel (bolak-balik)Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak-balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan.
b) Reaksi ireversibel (searah)
Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu arah; tidak ada keadaan setimbang, meskipunsesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Banyak kasus
kesetimbangan berada sangat jauh di kanan sedemikian sehingga dianggap ireversibel.
DEFINISI KECEPATAN REAKSI
Kecepatan reaksi ekstensif:dt
dn
waktusatuan
terbentukimolR ii == .... (1)
DASAR-DASAR
KINETIKA REAKSI KIMIA
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
2/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 2 dari 9 halaman
Kecepatan reaksi intensif:
1. Berdasarkan satuan volume fluida reaksi:( ) ( ) dt
dn
V
1
waktufluidavolume
terbentukimolr ii == .... (2)
2. Berdasarkan satuan massa padatan (dalam sistem fluida-padat):( ) ( ) dt
dnW1
waktutanpadamassaterbentukimol'r ii == .... (3)
3. Berdasarkan satuan luas permukaan interfasial dalam sistem dua-fluida (atau, berdasarkansatuan luas permukaan padatan dalam sistem gas-padat):
( ) ( ) dtdn
S
1
waktupermukaanluas
terbentukimol''r ii == .... (4)
4. Berdasarkan satuan volume padatan (dalam sistem gas-padat):( ) ( ) dt
dn
V
1
waktutanpadavolume
terbentukimol'''r i
s
i == .... (5)
5. Berdasarkan satuan volume reaktor:( ) ( ) dt
dn
V
1
waktureaktorvolume
terbentukimol''''r i
r
i == .... (6)
Catatan: Dalam sistem reaksi homogen: volume fluida dalam reaktor = volume reaktoratau: V = Vr .... (7)
Dengan demikian, hubungan antara kecepatan reaksi ekstensif dan intensif:
''''r
reaktor
volume'''r
tanpada
volume''r
permukaan
luas'r
tanpada
massar
fluida
volumeR iiiiii
=
=
=
=
=
''''rV'''rV''rS'rWrVR irisiiii ===== .... (8)
Persamaan (2) lazim digunakan dalam sistem reaksi homogen.
Persamaan (3), (4), (5), dan (6) lazim digunakan dalam sistem reaksi heterogen.
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat
disajikan dalam bentuk tabel stoikiometri reaksi.Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B c C + d D .... (9)
Jika zat A dijadikan sebagai basis perhitungan, maka persamaan (9) dapat dituliskan menjadi:
A +a
bB
a
cC +
a
dD .... (10)
Berdasarkan persamaan (10), terlihat bahwa jika 1 mol A bereaksi (atau terkonversi, atau terkonsumsi),
maka hal ini berarti bahwa terdapata
bmol B yang bereaksi,
a
cmol C yang terbentuk, dan
a
dmol D
yang terbentuk.
Dengan kata lain:
Kecepatan terkonsumsinya B =a
bkecepatan terkonsumsinya A; atau: (-rB) =
a
b(-rA)
Kecepatan terbentuknya C =a
ckecepatan terkonsumsinya A; atau: (rC) =
a
c(-rA)
Kecepatan terbentuknya D =a
dkecepatan terkonsumsinya A; atau: (rD) =
a
d(-rA)
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
3/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 3 dari 9 halaman
Secara umum, hubungan stoikiometri kecepatan reaksi (9) dapat dituliskan sebagai:
d
r
c
r
b
r
a
rr DCBA ==
=
= .... (11)
atau:
i
irr
= .... (12)
dengan ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i dan i menyatakankoefisien stoikiometri reaksi. (Jangan lupa bahwa i berharga positif (+) untuk produk atau hasilreaksi dan negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi)
Tanda negatif (-) yang dituliskan di depan ri biasanya digunakan untuk menyatakan kecepatanterkonsumsinya (atau terurainya, atau berkurangnya) komponen i. Tanda positif (+) digunakan
untuk menyatakan kecepatan terbentuknya komponen i.
SistemBatch
Untuk sistem batch, reaksi kimia yang stoikiometrinya dituliskan seperti pada persamaan (9) dapat
disusun tabel stoikiometrinya (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:
Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
A nA0 A0A Xn A0A0AA Xnnn =
B nB0 )Xn(a
bA0A )Xn(
a
bnn A0A0BB =
C nC0 )Xn(a
cA0A )Xn(
a
cnn A0A0CC +=
D nD0 )Xn(a
dA0A )Xn(
a
dnn A0A0DD +=
Inert (I) nI0 0 0II nn = Jumlah nT0 A0A Xn A0A0TT Xnnn +=
dengan: 1a
b
a
c
a
d+= ... (13)
Jumlah mol total akhir (tersisa): A0A0TT Xnnn += ... (14)
dengan jumlah mol total awal: 0I0D0C0B0A0T nnnnnn ++++= ... (15)
Konsentrasi komponen yang dinyatakan dalam konversi:
V
)X1(n
V
nC A0AAA
== ... (16)
V
)Xn(a
bn
V
nC
A0A0BB
B
== atau:
V
Xa
bn
CAB0A
B
=
... (17)
V
)Xn(a
cn
V
nC
A0A0CC
C
+== atau:
V
Xa
cn
CAC0A
C
+
=
... (18)
V
)Xn(a
dn
V
nC
A0A0DD
D
+== atau:
V
Xa
dn
CAD0A
D
+=
... (19)
dengan:0A
0ii
nn= (i menyatakan komponen-komponen sistem reaksi selain A) ... (20)
Sistem batch dengan volume reaksi tetap
Kondisi sistem volume reaksi konstan (atau tetap) dapat dicapai jika:
Selama reaksi berlangsung, V tetap atau tetap Dalam sistem batch fase gas, reaktor dilengkapi dengan instrumen pengatur suhu dan tekanan,
sedemikian sehingga V tetap.
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
4/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 4 dari 9 halaman
Jumlah mol produk reaksi = jumlah mol reaktanContoh: Reaksi gas CO dengan air pada proses gasifikasi batubara:
CO + H2O CO2 + H2
2 mol 2 mol(jikaz-factordianggap tetap)
Reaksi fase cair; tetap sedemikian sehingga V tetapPada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:
V sistem setiap saat (t = t) sama dengan V sistem mula-mula, atau: V = V0 ... (21)
Sehingga: )X1(CV
)X1(nC A0A
A0AA =
= ... (22)
=
= AB0A
AB0A
B Xa
bC
V
Xa
bn
C
... (23)
Dengan cara yang sama, maka:
+= AC0AC Xa
cCC ... (24)
+= AD0AD Xa
dCC ... (25)
Contoh Soal: Reaksi fase cair: 3 A + B 3 C + D, dilangsungkan dalam reaktor batch pada Tdan P tetap. Campuran mula-mula mengandung A dengan konsentrasi 10 gmol/dm
3dan
B 2 gmol/dm3. Berapakah konsentrasi hasil jika konversi A: (a) 20% dan (b) 90%
PERSAMAAN KINETIKA ATAU KECEPATAN REAKSI
Persamaan kinetika atau kecepatan reaksi merupakan hubungan matematika yang menggambarkan besarnya perubahan jumlah mol sebuah komponen reaksi i seiring dengan perubahan waktu, sesuai
dengan definisi kecepatan reaksi di bagian sebelumnya. Berikut ini merupakan penggambaran dari
bagaimana persamaan kinetika atau kecepatan sebuah reaksi dapat diperoleh:
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi yang berbentuk hukum pangkat, persamaan
kecepatan reaksi homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi reaktan-reaktannya, atau:r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci) .... (26)
Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CA
CB
CC
.... .... (27)
Untuk reaksi (9), persamaan kecepatan reaksinya dapat dituliskan sebagai: r = k CA
CB
.... (28)
dengan: CA, CB konsentrasi reaktan A, B, orde atau tingkat reaksi terhadap A, Bk konstanta atau tetapan kecepatan reaksi
r = .?
Data-data dan persamaan-persamaan
kecepatan reaksi yang tersedia dari literatur
Metode-metode untuk memperoleh datakecepatan reaksi dari percobaan di
laboratorium, menganalisisnya, danmenginterpretasikannya.
Postulasi mekanisme reaksi untuk
memprediksi persamaan kecepatan reaksi
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
5/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 5 dari 9 halaman
Pada reaksi fase gas, dan reaksi berlangsung pada volume tetap secara isotermal, kecepatan reaksi
kadang-kadang dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu, sehingga secara analog
persamaan (26), (27), dan (28) dapat dituliskan menjadi:
r = f (pi) atau: r = f (k, pi) .... (26.a)
r = k pA pB
pC .... .... (27.a)
r = k pA pB .... (28.a)
dengan pA dan pB masing-masing menyatakan tekanan parsial reaktan A dan B dalam sistem reaksi.
Hubungan antara Tekanan Parsial dan Tekanan Total Sistem Reaksi, Berdasarkan Stoikiometri
(Tinjau kembali subbab Stoikiometri Reaksi Kimia di bagian sebelumnya)
Untuk reaksi homogen fase gas yang stoikiometrinya dituliskan seperti pada persamaan (9), persamaan
(14) dapat disusun ulang menjadi:
0TTA0A
nnXn
= ... (29)
Jika gas-gas dalam sistem reaksi dapat dianggap berkelakuan sebagai gas ideal, maka persamaan (16)
dapat disusun ulang menjadi:V
Xnn
V
)X1(n
V
n
TR
pC A0A0AA0AAAA
=
=== ... (30)
Substitusikan (29) ke (30):V
nn
V
nC 0TT0AA
= ... (31)
atau: )PP(1
pp 00AA =
... (32)
P tekanan total sistem setiap saat (t = t); P0 tekanan total sistem mula-mulaDengan cara yang sama, maka pB, pC, dan pD dapat dituliskan sebagai:
)PP(1
a
bpp 00BB = ... (33)
)PP(1
a
cpp 00CC +=
... (34)
)PP(1
a
dpp 00DD +=
... (35)
Kemolekulan (Molecularity) Reaksi
Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam sebuahpersamaan stoikiometri reaksi yang sederhana.
Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.Contoh: Reaksi: a A + b B c C + d D
Kemolekulan reaksinya = a + b Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
Reaksi yang mempunyai kemolekulan 1 (satu) disebut reaksi unimolekuler.Reaksi yang mempunyai kemolekulan 2 (dua) disebut reaksi bimolekuler.
Reaksi yang mempunyai kemolekulan 3 (tiga) disebut reaksi trimolekuler atau termolekuler.
Orde atau Tingkat Reaksi
Orde reaksi (reaction order) merupakan jumlah pangkat faktor konsentrasi reaktan-reaktandi dalam persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi.
Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan interpretasi data hasil percobaan dilaboratorium.
Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan, ataupun nol.Jika persamaan kecepatan reaksi (9) adalah: r = k CA
CB
maka: orde reaksi terhadap A orde reaksi terhadap B + orde reaksi keseluruhan (atau biasa disebut orde reaksi saja).
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
6/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 6 dari 9 halaman
Untukreaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi .... (36)Untukreaksi non-elementer : orde reaksi kemolekulan reaksi .... (37)
Konstanta Kecepatan Reaksi
Konstanta kecepatan reaksi (rate constant) disebut juga kecepatan reaksi spesifik(specific rate). Jika sebuah reaksi dengan reaktan tunggal A mempunyai kecepatan reaksi yang berorde n
sebesarn
ACkr= , atau:n
Apkr= , maka reaksi tersebut mempunyai harga konstanta kecepatan
reaksi sebesar:n
AC
rk= atau:
n
Ap
rk= .... (38 & 38.a)
Karena dalam hal ini CA biasa dinyatakan dalam satuan mol A per satuan volume reaksi dan rdalam satuan mol A per satuan volume reaksi per satuan waktu, maka secara umum harga k
dapat dinyatakan dalam satuan: [ ] ( ) 1n1
waktuvolume
molk
= .... (39)
atau: [ ] ( ) ( ) 1n1 waktutekanank = .... (39.a)
(Coba jabarkanlah satuan-satuan konstanta kecepatan reaksi yang berorde 0, 1, 2, 3, dan )
Berdasarkan satuan-satuan yang sangat spesifik untuk setiap orde reaksi yang berlainan, harga k
sebuah reaksi kimia secara tidak langsung dapat mengindikasikan besarnya orde reaksi tersebut.
Harga k sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada reaksi fase gas, harga k juga dipengaruhi olehkatalis, tekanan total sistem, dsb. Pada reaksi fase cair, harga k juga dipengaruhi oleh tekanan
total sistem, kekuatan ion, pemilihan pelarut, dsb. Namun demikian, pengaruh faktor-faktor ini
biasanya sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap pengaruh suhu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN REAKSI
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah:
(1) Suhu (T)(2) Komposisi campuran reaksi (C)(3) Tekanan (P)(4) Keberadaan katalis atau inhibitor(5) Parameter-parameter yang berhubungan dengan proses transfer secara fisik (misalnya: kondisi
aliran, tingkat pencampuran, parameter-parameter perpindahan massa antarfase,
kesetimbangan fase, luas bidang kontak antarfase, parameter-parameter perpindahan panas,dan sebagainya)
Pada reaksi homogen non-katalitik, hanya faktor (1), (2), dan (3) yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Pada reaksi katalitik, faktor (4) atau faktor katalis juga berperan mempengaruhi kecepatan reaksi.Pada sistem reaksi heterogen (di mana problem yang dihadapi menjadi jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan sistem reaksi homogen), faktor (5) juga mempengaruhi kecepatan reaksi.
Pengaruh Suhu
Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap sebagian besar reaksi kimia dapat didekati melalui korelasi
yang disampaikan oleh Arrhenius, yakni:
=
TR
EaexpAk .... (40)
dengan:
k konstanta kecepatan reaksiA faktor frekuensi tumbukan reaksi (atau disebut juga faktor pre-eksponensial)Ea energi atau tenaga aktivasi reaksiR konstanta gas universal (R = 8,314 J/mol.K = 1,987 kal/mol.K = 82,06 cm3.atm/mol.K)T suhu absolut
TR
Eaexp faktor eksponensial
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
7/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 7 dari 9 halaman
Berdasarkan persamaan (40), terlihat bahwa peningkatan suhu reaksi akan meningkatkan kecepatan
reaksi. Ada sebuah rule of thumb mengenai hal ini, yakni bahwa kecepatan reaksi kimia akan
meningkat 2 (dua) kali lipat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Namun demikian, rule ini hanya
berlaku untuk sebuah kombinasi yang tertentu antara harga Ea dan T.
Sebagai contoh:
Untuk reaksi dengan Ea sebesar 53,6 kJ/mol, kecepatan reaksi naik dua kali lipat antara suhu300-310 K.
Untuk reaksi dengan Ea sebesar 147 kJ/mol, kecepatan reaksi naik dua kali lipat antara suhu500-510 K
Berikut ini merupakan gambaran besarnya energi aktivasi reaksi (Ea) dan panas reaksi (H) (untukkasus reaksi sederhana yang berlangsung eksotermik dan endotermik):
TingkatEnergi
(Kasus reaksi eksotermik) (Kasus reaksi endotermik)
Melalui percobaan di laboratorium, harga Ea sebuah reaksi dapat diketahui dengan melakukan
percobaan kinetika reaksi pada berbagai suhu T yang berbeda-beda. Harga Ea dapat dievaluasi melalui
penyusunan ulang persamaan Arrhenius menjadi:T
1
R
EaAlnkln = .... (41)
atau, melalui representasi grafis sebagai berikut:
Pada 2 suhu yang berbeda (misal: T1 dan T2), hubungan antara harga k1 (k pada T1) dan k2 (k pada T2)
dapat diperoleh dari persamaan Arrhenius, atau:
=
212
1
T
1
T
1
R
Ea
k
kln ... (42)
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi yang digambarkan tersebut di atas tidak berlaku untuk kasusreaksi-reaksi biokimia (enzimatik) dan reaksi peledakan.
dengan Ea merupakan harga
[kemiringan kurva linier atauslope] x
[R] dari plot linier antara ln k versus
1/T.
Pada dasarnya, energi aktivasi sebuahreaksi merupakan ukuran sensitivitas
kecepatan reaksi tersebut terhadap
perubahan suhu yang terjadi. Dengandemikian, makin sensitifnya kecepatan
sebuah reaksi terhadap perubahan suhu
ditunjukkan oleh makin besarnya harga
Ea, atau berarti pula makin curamnya plotlinier ln k versus 1/T yang dihasilkan.
(lihat gambar di samping)
Ea tinggi
Ea rendah
Slope =R
Ea TR
Eakln
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
8/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 8 dari 9 halaman
KONVERSI, PEROLEHAN, DAN SELEKTIVITAS
Konversi Sebuah ReaktanKonversi sebuah reaktan A (XA) dapat dinyatakan sebagai:
awalAmol
bereaksiyangAmol
awalAmol
iterkonversyangAmolXA == .... (43)
Konversi reaktan A untuk sistem reaktor yang beroperasi batch, sistem reaktor alir (kontinyu), dan
sistem reaktor bervolume-tetap masing-masing dituliskan pada 3 persamaan berikut:
0,A
A0,A
An
nnX
= .... (44)
0,A
A0,AA
F
FFX
= .... (45)
0,A
A0,A
AC
CCX
= .... (46)
dengan: n, F, dan C masing-masing menyatakan jumlah mol, laju alir molar [mol/waktu], dan
konsentrasi molar komponen [mol/volume];serta 1X0 A
Perolehan (Yield) Sebuah Produk atau Hasil ReaksiPerolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A) dapat dinyatakan sebagai:
awalAmol
PmembentukbereaksiyangAmolY A/P = .... (47)
awalAmolterbentukyangPmolx
terbentukyangPmolPmembentukbereaksiyangAmolY A/P = .... (48)
YP/A untuk sistem reaktor yang beroperasi batch, sistem reaktor alir (kontinyu), dan sistem reaktorbervolume-tetap masing-masing dituliskan pada 3 persamaan berikut:
0,A
0,PP
P
PA
A/Pn
nnY
=
.... (49)
0,A
0,PP
P
PA
A/PF
FFY
=
.... (50)
0,A
0,PP
P
PA
A/PC
CCY =
.... (51)
dengan:PA
menyatakan nilai mutlakA dalam persamaan stoikiometri yang melibatkan produk
P, dan 1Y0 A/P
Selektivitas (Fractional Yield) Sebuah Produk atau Hasil ReaksiSelektivitas overallsebuah produk P terhadap reaktan A (SP/A) dapat dinyatakan sebagai:
bereaksiyangAmol
PmembentukbereaksiyangAmol
S A/P = .... (52)
bereaksiyangAmol
terbentukyangPmolx
terbentukyangPmol
PmembentukbereaksiyangAmolS A/P = .... (53)
SP/A untuk sistem reaktor yang beroperasi batch, sistem reaktor alir (kontinyu), dan sistem reaktor
bervolume-tetap masing-masing dituliskan pada 3 persamaan berikut:
-
8/8/2019 02_handout Dasar2 Kinetika Reaksi Kimia
9/9
dy/igsb/swm/handout dasar-dasar kinetika reaksi kimia/2007/halaman 9 dari 9 halaman
A0,A
0,PP
P
PA
A/Pnn
nnS
=
.... (54)
A0,A
0,PP
P
PA
A/PFF
FFS
=
.... (55)
A0,A
0,PP
P
PA
A/PCC
CCS
=
.... (56)
dengan: 1S0 A/P
Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: A/PAA/P S.XY = .... (57)
Instantaneous fractional yieldsebuah produk P terhadap reaktan A (sP/A) dapat dinyatakan sebagai:
A
PA/P
r
r
Ayaberkurangntankecepa
Pnpembentukatankecepas
== .... (58)
Catatan:Pada sebuah sistem reaksi paralel, selektivitas sebuah produk atau hasil reaksi dapat dinyatakansebagai perbandingan antara banyaknya mol produk reaksi yang diinginkan/diharapkan (desired orwanted product) terhadap banyaknya mol produk reaksi yang tidak diinginkan (undesired or
unwanted product), atau perbandingan antara kecepatan pembentukan produk reaksi yangdiinginkan terhadap kecepatan pembentukan produk reaksi yang tidak diinginkan.
Misal, untuk sebuah skema reaksi berikut:
maka:
0RR
0PP
nn
nn
formedproductundesiredofmoles
formedproductdesiredofmolesasSelektivit
== ... (59)
atau:
R
P
undesired
desired
r
r
r
rasSelektivit == ... (60)
PERHITUNGAN STOI.0KIOMETRI REAKSI JAMAK (MULTIPLE-REACTIONS)
A
P
R
(desired or wanted product)
(undesired or unwanted product)