01-gdl-stefanuswi-179-1-stefanus-5

37
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: fadmawati-andri

Post on 28-Aug-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

zz

TRANSCRIPT

  • STUDI KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS

    DI RUANG MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

    DI SUSUN OLEH :

    DISUSUN OLEH :

    STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105

    PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA 2012

  • i

    STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS

    DI RUANG MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

    Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

    DI SUSUN OLEH :

    DISUSUN OLEH :

    STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105

    PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA 2012

  • ii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Stefanus Wisnu Broto

    NIM : P. 09105

    Program Studi : D III Keperawatan

    Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI

    I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

    benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

    atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

    Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah

    hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

    dengan ketentuan akademik yang berlaku.

    Surakarta, April 2012 Yang Membuat Pernyataan

    STEFANUS WISNU BROTO NIM. P. 09105

  • iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

    Nama : Stefanus Wisnu Broto

    NIM : P. 09105

    Program Studi : D III Keperawatan

    Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

    RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI

    SURAKARTA

    Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

    Ditetapkan di : STIKES Kusuma Husada Surakarta

    Hari/Tanggal : Jumat, 27 April 2012

    Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (.) NIK.201186080

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

    Nama : Stefanus Wisnu Broto

    NIM : P. 09105

    Program Studi : D III Keperawatan

    Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI

    SURAKARTA

    Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Ditetapkan di : Surakarta

    Hari/ Tanggal : Kamis, 03 Mei 2012

    DEWAN PENGUJI

    Penguji I : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (.) NIK. 201186080 Penguji II : Oktavianus, S.Kep.,Ns (.) NIK. 201086056 Penguji II : Amalia Senja, S.Kep.,Ns (.) NIK. 201189090

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Setiyawan, S. Kep, Ns NIK. 201084050

  • v

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,

    hidayah serta karunia yang telah dilimpahkan-NYA, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN

    KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA

    NY.E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR

    MOEWARDI SURAKARTA

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

    bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

    penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada yang terhormat :

    1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

    kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

    ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

    2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

    di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

    3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

    penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

    masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

    demi kesempurnanya studi kasus ini.

  • vi

    4. Oktavianus, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah membimbing

    dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

    dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

    5. Amalia Senja, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing

    dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

    dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

    6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

    Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya

    serta ilmu yang bermanfaat.

    7. Kedua orangtuaku, Bp. Riyanto dan Ibu Suryati yang selalu menjadi inspirasi

    dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

    8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

    Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

    persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

    Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

    keperawatan dan kesehatan, Amin.

    Surakarta, April 2012

    Penulis

  • vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................ v

    DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

    B. Tujuan Penulisan ................................................................. 6 C. Manfaat Penulisan ............................................................... 6

    BAB II LAPORAN KASUS

    A. Identitas Klien ..................................................................... 8

    B. Pengkajian ........................................................................... 8 C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 11

    D. Perencanaan Keperawatan ................................................... 12

    E. Implementasi Keperawatan .................................................. 12

    F. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 14

    BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A. Pembahasan ......................................................................... 16

  • viii

    B. Simpulan ............................................................................. 21

    C. Saran ................................................................................... 22

    Daftar Pustaka

    Lampiran

    Daftar Riwayat Hidup

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lembar Konsultasi

    2. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

    3. Lembar Look Book

    4. Format Pendelegasian Pasien

    5. Asuhan Keperawatan

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Osteoartritis (OA) didefinisikan sebagai kelompok kondisi yang

    menyebabkan gejala dan tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan

    integritas kartilago artikular selain perubahan pada tulang yang mendasarinya.

    Osteoartritis primer bersifat idiopatik dan dapt bersifat general atau lokal.

    Osteoartritis sekunder terjadi akibat adanya faktor resiko yang teridentifikasi

    atau adanya penyebab seperti trauma sendi, abnormalitas anatomis, infeksi,

    neuropati, hemofilia, perubahan metabolik pada kartilago (hemokromatosis),

    atau perubahan tulang subkondral (akromegali, penyakit paget). (Valentina L.

    Brashers, edisi 2, 2008)

    Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenerative atau

    osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang

    sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).

    (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002)

    Pada umumnya, gambaran klinis osteoartritis berupa nyeri sendi,

    terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan berkurang

    bila penderita beristirahat. Nyeri dapat timbul akibat beberapa hal, termasuk

    dari periostenum yang tidak terlindungi lagi, mikrofaktur subkondral, iritasi

    ujung-ujung saraf di dalam sinovium oleh osteofit, spasme otot periartikular,

    penurunan aliran darah didalam tulang dan peningkatan tekanan intraoseus

  • 2

    dan sinovitis yang diikuti pelepasan prostaglandin, leukotrien dan berbagai

    sitokin. (Eka, 2007)

    Manifestasi klinis osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku

    dan gangguan fungsional. Nyeri pada osteoartritis disebabkan oleh inflamasi

    sinovia, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf

    dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trabekulum,

    hipertensi intraoseus, bursitis, tendinitis dan spasme otot. Perasaan kaku yang

    paling sering dialami pada pagi hari atau sesudah bangun tidur biasanya

    berlangsung kurang dari 30 menit dan akan berkurang sesudah sendi sendi itu

    digerakkan. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi

    digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat perubahan structural

    dalam sendi.

    Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi penyokong

    berat badan (panggul, lutut, servikal, dan tulang belakang), sendi tengah dan

    ujung jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus tulang yang khas; pada

    inspeksi dan palpasi ini tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi. (Bruner &

    Suddarth, vol 3, 2002)

    Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit dan

    ketidakmampuan fisik dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya.

    Berdasarkan data WHO, 40% penduduk dunia yang berusia lebih dari 70

    tahun mengalami OA lutut. Data Arthritis Research Campaign tahun 2000

    menunjukkan bahwa 2 juta penderita OA lutut berobat ke dokter praktik

    umum maupun rumah sakit, sedangkan 550 ribu di antaranya menderita OA

  • 3

    lutut yang parah (grade IV). Data WHO menunjukkan penduduk yang

    mengalami OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk sebanyak 29%

    diantaranya melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya (71%)

    mengkonsumsi obat bebas pereda nyeri. Kejadian penyakit OA di Jawa

    Tengah diperkirakan sebesar 5,1% dari semua penduduk. Di RSDK Semarang

    kasus OA cenderung meningkat selama 3 tahun terakhir, yaitu pada tahun

    2004 2006 berturut-turut sebesar 23,71%, 25,46% dan 25,51% dari seluruh

    kasus reumatik yang tercatat di RSDK Semarang. (Eka, 2007)

    Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang

    tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau

    potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi

    kerusakan. (Potter & Perry, 2005).

    Nyeri biasanya dibedakan menjadi dua tipe besar yaitu nyeri akut dan

    nyeri kronis. Keduanya bisa dibedakan dari onset, durasi dan penyebab nyeri.

    Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan

    cidera spesifik. Nyeri akut mengidentifikasikan bahwa kerusakan atau cidera

    telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar

    terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang

    secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan

    tidak menyebabkan kerusakan sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan

    dengan terjadinya penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam

    bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut

    dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga

  • 4

    enam bulan. Cidera atau penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh

    secara spontan atau dapat memerlukan pengobatan. Sebagai contoh jari yang

    tertusuk biasanya sembuh dengan cepat, dengan nyeri yang hilang dengan

    cepat, barangkali dalam beberapa detik atau beberapa menit. Pada kasus

    dengan kondisi lebih berat, seperti fraktur ekstermitas, pengobatan dibutuhkan

    dengan nyeri menurun sejalan dengan penyembuhan tulang. (Brunner &

    Suddarth, 2002).

    Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

    sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu

    penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan

    penyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mrmpunyai awitan

    yang ditetapkan dengan tepatdan sering sulit diobati karena biasanya nyeri ini

    tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan kepada

    penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting

    bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya

    menjadi masalah dengan sendirinya. Nyeri kronis sering didefinisikan sebagai

    nyeri yang berlangsung lebih dari enam bulan, meskipun enam bulan adalah

    sebagai suatu periode yang dapat berubah untuk membedakan antara nyeri

    akut dan nyeri kronis. (Brunner & Suddarth, vol 1, 2002).

    Pengkajian keperawatan pada individu dengan nyeri termasuk

    deskripsi nyeri juga faktor-faktor lain yang mungkin yang dapat

    mempengaruhi nyeri (pengalaman lalu tentang, ansietas, dan usia) dan respon

    individu terhadap pereda nyeri. Alat-alat pengkajian nyeri dapat digunakan

  • 5

    untuk mengkaji persepsi sesorang. Agar alat-alat pengkajian nyeri dapat

    bermanfaat, alat tersebut harus memenuhi kriteria berikut: mudah dimengerti

    dan digunakan, memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien, mudah dinilai,

    dan sensitif terhadap perubahan kecil dalam intensitas nyeri. Deskripsi verbal

    tentang nyeri, induvidu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya

    dan karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya.

    Intensitas nyeri didapat diukur dengan menggunakan skala diantaranya; skala

    intensitas nyeri deskriptif sederhana, skala intensitas nyeri numerik 0-10 dan

    skala analog visual (VAS). (Brunner & Suddarth, 2002)

    Karakteristik nyeri pada Ny. E dengan osteoartritis yang telah penulis

    dapatkan setelah dilakukan pengkajian yaitu pasien mengatakan nyeri pada

    persendian kaki dan tangan, nyeri terasa panas terasa terus menerus dan terasa

    sekali jika digerakkan , skala nyeri 6, pasien mengatakan kurang lebih dua

    bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri sendi keju kemeng hilang timbul dan

    sudah dirasakan kurang lebih tiga tahun, ekspresi wajah pasien tampak

    meringis menahan sakit dan penyebab nyeri pasien yaitu radang sendi.

    Berdasarkan tanda dan gejala tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

    dengan keadaan yang ada di klinik. Maka penulis mengambil judul dalam

    studi kasus ini ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

    RASA NYAMAN PADA NY. E DENGAN OSTEOARTRITIS DI RUANG

    MELATI 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

  • 6

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Melaporkan kasus nyeri pada Ny. E dengan osteoarthritis di RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta

    2. Tujuan Khusus

    a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan nyeri

    osteoartritis.

    b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

    dengan nyeri osteoarthritis.

    c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien

    nyeri osteoarthritis.

    d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan nyeri

    osteoartritis.

    e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan nyeri

    osteoartritis.

    f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada pasien

    dengan nyeri osteoartritis.

    C. Manfaat Penulisan

    1. Bagi Pendidikan

    Manfaat penulisan bagi pendidikan dimaksudkan memberikan kontribusi

    laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

    masalah dalam bidang / profesi keperawatan.

  • 7

    2. Bagi Penulis

    Manfaat penulisan bagi penulis dimaksudkan menambah wacana/

    wawasan untuk memberikan asuhan keperawatan dengan pemenuhan

    kebutuhan rasa nyaman pada pasien osteoartritis.

    3. Bagi profesi keperawatan

    Dapat dijadikan sebagai dasar mengembangkan ilmu pengetahuan

    terutama dalam memberikan informasi mengenai pemenuhan asuhan

    keperawatan pada pasien dengan osteoartritis.

    4. Rumah Sakit

    Khususnya bagi perawat RSUD Dr Moewardi, sebagai masukan untuk

    lebih memperhatikan nyeri yang dirasakan pasien dengan osteoarthritis.

  • 8

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Pengkajian dilakukan pada tanggal 03 April 2012 jam 07.30 WIB, pada

    kasus ini diperoleh dengan cara autoanamnesa dan allowanamnesa. Dalam bab ini

    menjelaskan tentang ringkasan Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny. E.

    Dari hasil pengkajian identitas pasien yaitu nama Ny. E, alamat Jalan Cakra Rt

    3/6 Pasar Kliwon Surakarta, umur 38 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan

    sebagai buruh, pendidikan terakhir SMP, nomor register 952392, masuk rumah

    sakit pada tanggal 02 April 2012 dari IGD RSUD Dr Moewardi Surakarta

    kemudian dirawat dibangsal Melati 1 kamar 5C RSUD Dr Moewardi Surakarta,

    dengan diagnosa osteoarthritis. Penanggung jawab yaitu Tn. P, alamat Jalan Cakra

    Rt 3/6 Pasar Kliwon Surakarta, umur 39 tahun, pendidikan terakhir SMP,

    pekerjaan sebagai Buruh, dan berperan sebagai suami dari Ny. E.

    Ketika dilakukan pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama

    yang dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada persendian tangan dan kaki.

    Riwayat penyakit sekarang Ny. E mengatakan tanggal 26 Maret 2012 atau kurang

    lebih 1 minggu yang lalu pasien mengeluh badan lemas, lemas dirasakan terus

    menerus, lemas bertambah bila aktivitas, lemas berkurang bila istirahat, lemas

    disertai rasa gliyer, mata berkunang-kunang, gliyer terutama bila berpindah

    dari posisi duduk ke berdiri atau tidur ke duduk dan jika pasien berjalan agak jauh

    tidak mampu karena terasa ingin pingsan.

  • 9

    Kemudian pasien dibawa ke RSUD Dr Moewardi Surakarta pada tanggal 02

    April 2012, di IGD pasien mendapatkan tindakan keperawatan pengukuran tanda-

    tanda vital dengan hasil Tekanan Darah 140/80 mmHg, nadi 76 x/menit,

    pernafasan 20 x/menit, suhu 36,7 C dan pemasangan infuse ditangan kiri D 5%

    16 tetes per menit, dari IGD pasien dipindah diruang Melati 1.

    Pada tanggal 03 April 2012 dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri

    pada sendi tangan dan kaki, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus

    tetapi terasa sekali jika untuk bergerak, skala nyeri 6 (0-10), pasien tampak

    meringis, menahan sakit.

    Dalam pengkajian, riwayat penyakit dahulu, bahwa pasien mengatakan

    kurang lebih 1 bulan merasakan keluhan yang sama dan pasien mengeluh nyeri

    pinggang kanan dirasakan bila beraktifitas berat, kemudian pasien

    memeriksakannya ke RSUD Dr Moewardi Surakarta didiagnosa Gagal Ginjal dan

    disarankan untuk cuci darah.

    Kurang lebih 2 bulan yang lalu pasien mengeluh seluruh sendi keju

    kemeng, terasa pegal linu terutama pada tangan dan kaki pada pagi hari terjadi

    beberapa menit keju kemeng hilang timbul dan dirasakan kurang lebih 3 tahun.

    Kurang lebih 1 tahun pasien mengeluh pusing, berkurang jika istirahat

    kemudian pasien berobat ke puskesmas dan didapatkan hasil Tekanan Darah

    160/100 mmHg diberi obat tetapi lupa namanya. Pasien mempunyai riwayat

    hipertensi kurang sejak lebih 1 tahun yang lalu, riwayat minum jamu keju

    kemeng danpil stelan sejak 3 tahun yang lalu, riwayat mondok di RSUD Dr

  • 10

    Moewardi Surakarta kurang lebih 1 bulan yang lalu karena gagal ginjal, riwayat

    cuci darah kurang lebih 1 kali tanggal 17 Maret 2012.

    Dari pengkajian riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan mempunyai

    riwayat penyakit keturunan hipertensi yaitu Ibu dan tidak mempunyai riwayat

    penyakit DM dan jantung.

    Pada pengkajian fungsi kesehatan menurut Gordon yang telah dilakukan

    penulis menemukan masalah pada klien yaitu pada pengkajian pola kognitif

    perceptual yaitu pasien mengatakan sebelum sakit pasien mengatakan tidak

    mengalami nyeri, dapat berbicara dengan jelas, mata berfungsi dengan baik dan

    tidak menggunakan alat bantu perdengaran sedangkan selama sakit, pasien

    mengatakan pendengaran dan bicara jelas, penglihatan baik, dan pasien mengeluh

    nyeri pada sendi tangan dan kaki, terasa terus menerus dan terasa sekali saat

    digerakkan, nyeri terasa panas, skala nyeri 6.

    Pada pengkajian pemeriksaan fisik, pada keadaan umum pasien adalah baik,

    kesadaran komposmentis, untuk pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil

    Tekanan Darah 110/70 mmHg, pernafasan 20 x/menit teratur, nadi 80 x/menit

    teratur dan kuat, suhu 36,4 C.

    Pada pemeriksaan fisik head to toe ditemukan masalah pada ekstermitas,

    untuk ekstermitas atas terpasang infuse pada tangan kiri D5% 16 tetes permenit,

    kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capillary refill kurang 2 detik,

    perubahan bentuk tulang tidak ada, perubahan akral hangat sedangkan pada

    ekstermitas bawah kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capilari

  • 11

    refill kurang 2 detik, perubahan pada ekstermitas bawah odem pada sendi kaki,

    dan perubahan akral hangat.

    Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 3 April 2012 yaitu

    hemoglobin 5,1 g/dl dengan nilai normal 12,0-15,6 g/dl, hematokrit 14 % dengan

    nilai normal 33-45 %, leukosit 5,2 ribu/ul dengan nilai normal 4,5-11 ribu/ul,

    trombosit 186 ribu/ul dengan nilai normal 150-450 ribu/ul, eritrosit 1,60 juta/ul

    dengan nilai normal 4,10-5,10 juta/ul, golongan darah AB, kreatinin 6,6 mg/dl

    dengan nilai normal 0,6-1,1 mg/dl, ureum 138 mg/dl dengan nilai normal kurang

    50 mg/dl, natrium 138 mmol/L dengan nilai normal 136-145 mmol/L, kalium 5,2

    mmol/L dengan nilai normal 3,3-5,1 mmol/L, klorida 116 mmol/L 98-106

    mmol/L, dan asam urat 7,9 mg/dl dengan nilai normal 2,4-6,1 mg/dl.

    Dari data hasil pengkajian dan observasi data di atas, penulis melakukan

    analisa data yaitu data subyektif yang didapat adalah pasien mengatakan nyeri

    pada persendian kaki dan tangan, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus

    menerus dan terasa semakin berat jika digerakkan, skala nyeri 6, dan pasien

    mengatakan 2 bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri sendi keju kemeng dan

    frekuensinya hilang timbul yang sudah dirasakan kurang lebih 3 tahun. Sedangkan

    data obyektif yang penulis dapatkan adalah pasien tampak meringis kesakitan,

    pasien tampak menahan sakit, klien tampak merasa sakit saat menggerakkan kaki

    tangannya, hasil laboratorium asam urat meningkat 7.9 mg/dl, problem radang

    sendi, tampak odem pada kaki.

    Setelah penulis melakukan pengkajian dan analisa data kemudian

    merumuskan diagnosa yaitu nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan

  • 12

    fisik, ditandai dengan klien tampak meringis kesakitan, klien tampak menahan

    sakit, odem pada sendi kaki, problem radang sendi, asam urat 7,9 mg/dl.

    Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x24 jam diharapkan masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil skala

    nyeri berkurang hingga hilang 3-0, ekspresi wajah tidak meringis menahan sakit,

    tidak ada odem, asam urat dalam batas normal 2,4-6,1 mg/dl.

    Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu observasi

    keadaan umum dan vital sign pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat

    kesadaran dan memantau tanda-tanda vital pasien, kaji nyeri (PQRST) dengan

    rasional mengetahui keadaan nyeri pasien, beri posisi nyaman (semi fowler)

    dengan rasional memberikan kenyamanan pasien, ajarkan teknik relaksasi dengan

    rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, anjurkan untuk

    memberikan kompres hangat ditempat nyeri dengan rasional membantu

    mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, kolaborasi pemberian analgetik dengan

    rasional mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.

    Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 03 April 2012 yaitu jam

    08.30 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign klien dengan respon

    subyektif pasien mengeluh lemas dan respon obyektif tekanan darah klien 110/70

    mmHg, nadi 84 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,4 C, jam 09.00 WIB

    mengkaji nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pesien mengatakan nyeri pada

    sendi kaki dan tangan, terasa panas terus menerus, skala nyeri 6 dan respon

    obyektif pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak menahan sakit,

    problem radang sendi, sendi kaki edema, jam 09.10 WIB memberikan posisi

  • 13

    nyaman semi fowler dengan respon subyektif pasien mengatakan sudah enakan

    dan respon obyektif pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler, jam

    09.15 WIB mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dengan respon

    subyektif pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang dan respon obyektif

    ekspresi wajah pasien tampak lebih rileks setelah diajarkan teknik relaksasi, jam

    09.20 WIB menganjurkan memberikan kompres hangat jika nyeri dengan respon

    subyektif pasien mengerti dan mau melakukan saran yang dianjurkan parawat dan

    respon obyektif pasien tampak mengerti.

    Pada tanggal 04 April 2012 jam 08.00 mengobservasi keadaan umum dan

    vital sign dengan respon subyektif pesien masih mengeluh lemas dan masih nyeri

    sendi dan respon obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

    pernafasan 20 x/menit, suhu 37 C, jam 08.15 WIB mengkaji nyeri (PQRST)

    dengan respon subyektif pasien mengatakan masih nyeri pada sendi tangan dan

    kaki, terasa panas, terasa jika digerakkan, skala 5 dan respon obyektif pasien

    masih tampak meringis, ekspresi wajah masih menahan sakit, masih tampak

    odem, jam 08.25 WIB memberikan posisi nyaman semi fowler dengan respon

    subyektif pesien mengatakan nyaman dengan posisi yang diberikan dan respon

    obyektif pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler, jam 08.28

    menganjurkan untuk teknik relaksasi yang telah diajarkan jika nyeri dengan

    respon subyektif pasien mengerti dan respon obyektif pasien tampak melakukan

    jika nyeri dan ekspresi wajah masih meringis menahan sakit, jam 08.30 WIB

    mengingatkan untuk memberikan kompres hangat dengan respon subyektif

  • 14

    keluarga pasien dan pasien mengerti dan mau melakukan dan respon obyektif

    keluarga pasien tampak mengerti dan mau melakukan.

    Pada tanggal 05 April 2012 jam 08.00 WIB mengobservasi keadaan umum

    dan vital sign pasien dengan respon subyektif pasien masih mengeluh lemas dan

    respon obyektif tekanan darah 139/90 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 22

    x/menit, suhu 37 C, jam 08.10 WIB mengkaji nyeri (PQRST) dengan respon

    subyektif pasien mengatakan nyeri pada sendi kaki dan tangan masih terasa panas

    terasa saat digerakkan, skala nyeri 5 dan respon obyektif pasien masih tampak

    meringis menahan sakit, jam 08.20 WIB mengingatkan untuk teknik relaksasi

    untuk mengurangi nyeri dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri

    berkurang sedikit dan respon obyektif pasien masih tampak menahan sakit, jam

    08.25 WIB mengingatkan keluarga untuk rutin memberikan kompres hangat

    dengan respon subyektif keluarga pasien mengatakan rutin melakukan dan respon

    obyektif keluarga pasien tampak melakukan dan pasien tampak lebih nyaman.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan dilakukan evaluasi setiap hari pada

    jam akhir jaga yaitu pada tanggal 03 April 2012 jam 14.00 WIB dengan

    menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan nyeri pada

    sendi kaki dan tangan, terasa panas terus menerus terasa lebih nyeri jika

    digerakkan, skala nyeri 6, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak

    menahan sakit, problem radang sendi, sendi kaki tampak odem, masalah belum

    teratasi, lanjutkan intervensi yaitu: kaji nyeri (PQRST), ajarkan teknik relaksasi,

    beri posisi nyaman semi fowler, beri kompres hangat, kolaborasi pemberian

    analgetik.

  • 15

    Pada tanggal 04 April 2012 jam 14.00 WIB hasil evaluasi adalah pasien

    mengatakan masih merasakan nyeri pada sendi kaki da tangan dirasakan bila

    untuk bergerak, terrasa panas, skala nyeri 5, pasien tampak menahan sakit

    ekspresi wajah meringis, problem radang sendi, masih odem pada sendi kaki,

    masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi yaitu: kaji nyeri (PQRST), ajarkan

    teknik relaksasi, beri posisi nyaman semi fowler, beri kompres hangat, kolaborasi

    pemberian analgetik.

    Pada tanggal 05 April 2012 jam 14.00 WIB hasil evaluasi adalah pasien

    mengatakan masih nyeri pada sendi kaki dan tangan,terasa jika digerakkan, nyeri

    masih terasa panasn skala nyeri 5, ekspresi wajah pasienmasih meringis, pasien

    tampak menahan sakit, problem radang sendi, masih odem pada sendi kaki,

    masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi yaitu: kaji nyeri (PQRST), ajarkan

    teknik relaksasi, beri posisi nyaman semi fowler, beri kompres hangat, kolaborasi

    pemberian analgetik.

  • 16

    BAB III

    PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A. Pembahasan

    Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan

    keperawatan yang dilakukan pada tanggal 03 April 2012 tentang Asuhan

    Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Ny. E dengan

    Osteoartritis di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Prinsip dari

    pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam

    asuhan keperawatan.

    Osteoartritis (OA) didefinisikan sebagai kelompok kondisi yang

    menyebabkan gejala dan tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan

    integritas kartilago artikular selain perubahan pada tulang yang mendasarinya.

    Osteoartritis primer bersifat idiopatik dan dapat bersifat general atau lokal.

    Osteoartritis sekunder terjadi akibat adanya faktor resiko yang teridentifikasi

    atau adanya penyebab seperti trauma sendi, abnormalitas anatomis, infeksi,

    neuropati, hemofilia, perubahan metabolik pada kartilago (hemokromatosis),

    atau perubahan tulang subkondral (akromegali, penyakit paget). (Valentina L.

    Brashers, 2008)

    Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenerative atau

    osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang

    sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).

    (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002)

  • 17

    Kartilago berdegenerasi karena alasan apapun ia menjadi tidak

    begitu hogroskopik, mulai retak, dan kemudian pecah berkeping-keping.

    Sementara proses itu terjadi terutama pada sendi-sendi panahan beban, tulang

    subkondral artikular menjadi kistik dan berubah bentuknya dengan osteofit

    hipertrofik (spur). Sementara sel fagosit membuang reruntuhan kartilago dari

    cairan sinovial, terjadi radang sendi yang ringan. Radang ringan dan kesamaan

    gejala dengan kelainan arthritis radanglah yang menyebabkannya digunakan

    istilah osteoartritis di AS dan bukan istilah osteoartrosis yang biasa

    digunakan di inggris. Sementara fenomena proses penuaan biasanya

    merupakan penyebab degenerasi kartilago, cedera berulang, perdarahan intra-

    artikular berkala (hemofilia), nekrosis iskemik pada tulang artikular

    (alkoholisme, hiperlipidemia, penggunaan kortikosteroid, penyakit sel sabit),

    infeksi pada sendi, dan riwayat arthritis (arthritis masa kanak-kanak),

    semuanya dapat memudahkan orang muda terserang osteoarthritis

    degenerative premature. Obesitas tampaknya juga memudahkan orang untuk

    terkena osteoarthritis dan dapat mempercepat progresinya. (Stein, 2001)

    Manifestasi klinis osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku

    dan gangguan fungsional. Nyeri pada osteoartritis disebabkan oleh inflamasi

    sinovial, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf

    dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trabekulum,

    hipertensi intraoseus, bursitis, tendinitis dan spasme otot. Perasaan kaku yang

    paling sering dialami pada pagi hari atau sesudah bangun tidur biasanya

    berlangsung kurang dari 30 menit dan akan berkurang sesudah sendi sendi itu

  • 18

    digerakkan. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi

    digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat perubahan structural

    dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi

    penyokong berat badan (panggul, lutut, servikal, dan tulang belakang), sendi

    tengah dan ujung jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus tulang yang

    khas; pada inspeksi dan palpasi ini tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi.

    (Bruner & Suddarth, vol 3, 2002)

    Pada Ny. E tanda dan gejala yang dirasakan adalah nyeri pada sendi

    tangan dan kaki, nyeri terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus dan

    semakin berat atau semakin nyeri jika digerakkan, skala nyeri 6 (0-10). Dari

    hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. E ditemukan masalah pada

    ekstermitas, untuk ekstermitas atas terpasang infuse pada tangan kiri D5% 16

    tetes permenit, kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM kanan kiri sama, capillary

    refill kurang 2 detik, perubahan bentuk tulang tidak ada, perubahan akral

    hangat sedangkan pada ekstermitas bawah kekuatan otot kanan 2 kiri 2, ROM

    kanan kiri sama, capilari refill kurang 2 detik, perubahan pada ekstermitas

    bawah edema pada sendi kaki, dan perubahan akral hangat kemudian dari

    hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 3 April 2012 yaitu didapatkan

    asam urat 7,9 mg/dL.

    Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada Ny. E dengan

    osteoartritis dapat penulis simpulkan bahwa gejala-gejala yang dirasakan oleh

    Ny. E sama dengan manifestasi klinis pada pasien osteoartritis pada konsep

    teori yaitu kaku pada persendian yang dialami pada pagi hari, berlangsung

  • 19

    kurang dari 30 menit, sehingga apa yang dirasakan Ny. E sesuai dengan

    diagnosa osteoartritis.

    Dari hasil pengkajian yang penulis dapatkan dari pasien, penulis

    menentukan diagnosa yang utama adalah nyeri kronis berhubungan dengan

    ketidakmampuan fisik. Oleh penulis diagnosa tersebut dprioritaskan menjadi

    diagnosa yang utama dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada

    pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah nyeri karena nyeri yang

    dirasakan pasien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia

    yang berkaitan dengan rasa nyaman, dimana nyeri tersebut lebih terdahulu

    untuk diatasi dan penulis berasumsi dengan mengatasi nyeri, pasien bisa

    melakukan aktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

    Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang

    tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau

    potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi

    kerusakan. (Potter & Perry, 2005).

    Rencana tindakan yang dirumuskan penulis untuk diagnosa

    keperawatan nyeri yang telah ditegakkan dan bertujuan untuk mengurangi

    nyeri yang dirasakan pasien yaitu observasi keadaan umum dan vital sign

    pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kesadaran dan memantau

    tanda-tanda vital pasien, kaji nyeri (PQRST) dengan rasional mengetahui

    keadaan nyeri pasien, beri posisi nyaman (semi fowler) dengan rasional

    memberikan kenyamanan pasien, ajarkan teknik relaksasi dengan rasional

    membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, anjurkan untuk

  • 20

    memberikan kompres hangat ditempat nyeri dengan rasional membantu

    mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, kolaborasi pemberian analgetik

    dengan rasional mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan

    pasien.

    Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

    disusun sebelumnya, tetapi ada satu rencana keperawatan yang tidak

    dilakukan yaitu kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, karena

    untuk kolaborasi pemberian obat analgetik tidak ada terapi dari dokter namun

    dengan tindakan yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat mengurangi

    nyeri klien sehingga kebutuhan rasa nyaman klien akan terpenuhi. Tindakan

    keperawatan tersebut adalah mengobservasi keadaan umum dan vital sign

    pasien, mengkaji nyeri pasien (PQRST), memberikan posisi nyaman (semi

    fowler), mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan memberikan kompres

    hangat pada lokasi nyeri.

    Setelah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, penulis

    mengevaluasi keadaan pasien setiap hari pada jam akhir jaga dan hasilnya

    nyeri pasien sudah berkurang walaupun hanya sedikit dan masalah belum

    teratasi karena keterbatasan waktu dalam proses keperawatan di klinik.

    Dalam menentukan diagnosa medis pasien, penulis memerlukan

    waktu beberapa hari untuk merumuskannya, karena pasien mempunyai lebih

    dari satu diagnosa sehingga penulis harus mengkaji lebih dalam mengenai

    pasien dan menyesuaikan data-data yang ada pada pasien kemudian

    merumuskan diagnosa yang sesuai, setelah melakukan pengkajian dan

  • 21

    pengumpulan data-data lebih dalam dan disesuaikan dengan keadaan pasien

    dan tanda gejala pasien penulis dapat merumuskan diagnosa yang sesuai pada

    Ny. E yaitu osteoartritis.

    B. Simpulan

    Setelah penulis melakukan pengkajian dan melaksanakan asuhan

    keperawatan pada Ny. E dengan osteoartritis penulis mendapat data dari

    keluhan pasien yaitu Ny. E mengeluh nyeri pada sendi tangan dan kaki, nyeri

    terasa panas, nyeri dirasakan terus menerus dan semakin memberat atau

    semakin nyeri jika digerakkan, skala nyeri 6 (0-10). Dari data tersebut yang

    penulis dapatkan, penulis merumuskan diagnosa prioritas yaitu nyeri kronis

    berhubungan dengan ketidakmampuan fisik. Setelah pengkajian yang

    dilakukan penulis kemudian penulis merumuskan diagnosa selanjutnya

    penulis merencanakan asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan kepada

    Ny. E yaitu observasi keadaan umum dan vital sign pasien dengan rasional

    untuk mengetahui tingkat kesadaran dan memantau tanda-tanda vital pasien,

    kaji nyeri (PQRST) dengan rasional mengetahui keadaan nyeri pasien, beri

    posisi nyaman (semi fowler) dengan rasional memberikan kenyamanan

    pasien, ajarkan teknik relaksasi dengan rasional membantu mengurangi nyeri

    yang dirasakan pasien, anjurkan untuk memberikan kompres hangat ditempat

    nyeri dengan rasional membantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien,

    kolaborasi pemberian analgetik dengan rasional mengurangi dan

    menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.

  • 22

    Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

    disusun sebelumnya, tetapi ada satu rencana keperawatan yang tidak

    dilakukan yaitu kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik, karena

    untuk kolaborasi pemberian obat analgetik tidak ada terapi dari dokter namun

    dengan tindakan yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat mengurangi

    nyeri klien sehingga kebutuhan rasa nyaman klien akan terpenuhi. Tindakan

    keperawatan tersebut adalah mengobservasi keadaan umum dan vital sign

    pasien, mengkaji nyeri pasien (PQRST), memberikan posisi nyaman (semi

    fowler), mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan memberikan kompres

    hangat pada lokasi nyeri.

    Setelah melakukan tindakan keperawatan kepada pasien selama tiga

    hari, penulis mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan dari

    hasil keadaan pasien setiap hari pada jam akhir jaga dan hasilnya nyeri pasien

    sudah berkurang walaupun hanya sedikit dan masalah belum teratasi karena

    tujuan belum tercapai karena keterbatasan waktu dalam proses keperawatan

    di klinik.

    Penulis lebih mengerti dan mampu menganalisa keadaan nyeri yang

    dirasakan pasien dengan osteoartritis setelah melakukan asuhan keperawatan

    selama tiga hari di klinik.

    C. SARAN

    Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

    osteoartritis, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif

    khususnya dibidang kesehatan antara lain :

  • 23

    1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

    Hal ini diharapkan Rumah Sakit khususnya RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan

    kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditujukan untuk

    meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada

    umumnya dan pasien osteoartritis khususnya dan diharapkan Rumah Sakit

    mampu menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kesembuhan pasien.

    2. Bagi tenaga kesehatan terutama perawat.

    Diharapkan selalu berkoordanasi dengan tim kesehatan lain yakni, dokter,

    radiologi dan ahli gizi karena untuk menangani pasien osteoartritis

    membutuhkan asuhan keperawatan yang lebih maksimal pada umumnya

    dan khususnya pada pasien osteoartritis diharapkan tenaga kesehatan lebih

    mengutamakan pelayanan yang segera karena pada pasien osteoartritis

    nyeri bersifat kronis. Dan memberikan pendidikan kesehatan tentang

    osteoartritis untuk mencegah terjadinya osteoartritis yang berkelanjutan.

    3. Bagi institusi pendidikan.

    Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

    berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,

    terampil, handal dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara

    komprehensif.

    4. Bagi klien.

    Diharapkan mendapat tindakan keperawatan yang sesuai dengan keluhan

    yang dialami pasien serta pasien senantiasa bekerjasama dalam mengatasi

  • 24

    masalah keperawatan, yaitu dengan mengikuti saran yang diberikan baik

    dokter, perawat ataupun tim kesehatan pada umumnya. Dan khususnya

    bagi pasien osteoartritis diharapkan pasien kooperatif dan mempercepat

    proses kesembuhan dan mengikuti saran dari tenaga kesehatan agar tidak

    terjadi osteosrtritis yang berkelanjutan.

    5. Bagi keluarga.

    Diharapkan keluarga selalu memberikan dukungan terhadap Ny. E agar

    mempercepat proses penyembuhan, selain itu melaksanakan tindakan yang

    dianjurkan oleh parawat dan dokter.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Brasher, Valentina L. (2008), Aplikasi Klinis Patofisiologi & Pemeriksaan Manajemen, Edisi 2, Penerjemah dr. H. Kuncara, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 351-362

    Herdman Hearther T. (2009), Nanda International Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi, Made Sumarwati Skep.,Mn., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 410-411

    Pratiwi Eka, (2007), Faktor-Faktor Resiko Osteoartritis Lutut, (online), (http://www.arc.org.uk/about_arth/astatis.htm). [diakses 09 April 2012]

    Kongres Nasional Ikatan Reumatologi Indonesia VI, (2005), http://pemda-diy.go.id/berita, [diakses 09 April 2012]

    Planta Martin Von, Georges Hartmann, (2003). Buku Saku Diagnosis Banding Ilmu Penyakit Dalam, Penerjemah dr. Huriawan Hartanto, Penerbit Hipokrates, Jakarta, hal 7-8

    Smeltzer Suzzanne C., Bare Brenda G., (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth, Vol 1, Edisi 8, Penerjemah Agung Wahyu SKep dkk, Penerbir Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 211-217

    Smeltzer Suzzanne C., Bare Brenda G, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth, Vol 3, Edisi 8, Penerjemah Agung Wahyu SKep dkk, Penerbir Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 211-217

    Stein Jay H. MD., (2001), Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, Penerjemah dr. E. Nugroho, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 377-379

    Wilkinson. Judith M., (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi Nic Dan Kriteria Hasil Noc, Edisi 7, Penerjemah Widyawati SKep., Mkes dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 345-348

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Stefanus Wisnu Broto

    Tempat,tanggal lahir : Sukoharjo, 09 Mei 1991

    Jenis kelamin : Laki - Laki

    Alamat Rumah : Semberejo Rt/Rw 01/07 Kunden Bulu Sukoharjo

    Riwayat Pendidikan : SD Negeri 02 Kunden

    SMP Negeri 01 Bulu

    SMA Negeri 01 Sukoharjo

    DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada,

    Surakarta