01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

Upload: muhammad-hafizi

Post on 06-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    1/11

    0

     HUBUNGA N   LETA K   LES I  DA N  VOLUM  E  HEMATO M  DENGAN 

    TERJADINY  A   STRESS   ULCE R   PAD A   PENDERITA

    STRO K   HEMORAGI  K   AKUT 

     RELATIONSHI  P  BETWEE N   LOCATIO N  O F   LESIONS ,  HEMATOMA

    VOLUM  E   AN  D   INCIDEN T  O F    STRESS  ULCE R  O N   ACUTE

     HEMORRAGI C   STROK  E   PATIENTS

     Rahmawati Akib1 ,Muhammad Akbar 

    1 , Cahyono Kaelan

    1 ,Abdul Muis

    1 , Bachtiar Murtala

    2 ,

     Burhanuddin Bur 3

    1 Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar,

     2 Bagian

     Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar, 3 Bagian Gizi, Fakult as

    Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar 

    Alamat Korespondensi :

    Rahmawati Akib

    Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

    Makassar, 90245

    HP: 081343681522Email: [email protected]

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    2/11

    1

    Abstrak

    Stress ulcer sebagai suatu sindrom yang ditandai dengan adanya perdarahan akut atau perforasi saluran cerna bagian

    atas akibat kerusakan mukosa pada pasien-pasien yang menderita penyakit kritis atau trauma yang berat termasuk 

    strok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara letak lesi dan volume hematom dengan terjadinya

    perdarahan lambung (stress ulcer) pada pasien strok hemoragik akut. Metode penelitian ini menggunakan desain

    penelitian   cross sectional study. Data diperoleh dari penderita strok hemoragik yang dirawat di Rumah sakit

    Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya di Makassar dari bulan Mei hingga Agustus 2014 yang memenuhi kriteria

    inklusi. Letak lesi dan Volume Hematom dinilai berdasar CT Scan Kepala dan Stress Ulcer dinilai ada tidaknya

    perdarahan nyata berupa hematemesis dan/ melena atau coffee ground pada aspirat lambung . Hasil penelitian ini

    diperoleh 57 sampel strok hemoragik akut, 16 sampel (28,1%) dengan stress ulcer dan 41 sampel (71,9%) tanpa

    stress ulcer. Tidak terdapat hubungan antara letak lesi korteks dan volume perdarahan dengan stress ulcer namun

     jika dibandingkan letak lesi subkorteks terdapat hubungan yang bermakna dengan uji fisher’s exact test. (p = 0,012).

    Demikian pula terdapat hubungan antara volume perdarahan dan stress ulcer pada strok hemoragik akut dengan uji

    chi-square (nilai p = 0,020). Jika stress ulcer dihubungkan dengan luaran klinis ditemukan hubungan yang bermakna

    dengan uji chi-square (p = 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara letak lesi subkorteks

    dengan kejadian stress ulcer dan juga terdapat hubungan antara volume hematom dengan kejadian stress ulcer pada

    strok hemoragik akut.

    Kata kunci: strok hemoragik akut, stress ulcer, letak lesi dan volume hematom

     Abstract

    Stress ulcer as a syndrome is characterized by acute hemorrhage or perforation caused by upper gastrointestinal

    mucosal damage in patients suffering from critical illnesses or severe trauma including stroke. The research aimed 

    at finding out the relationship between the location of lesions, hematoma volume and incident of stress ulcer on

    acute hemorrhagic stroke patients. The research used the cross sectional study design. Data were obtained from the

    hemorrhagic stroke patients who were hospitalized in Wahidin Sudirohusodo Hospital and its network in Makassar 

     from May to August 2014. The patients fulfilled the inclusive criterion. The location of lesions and hematoma volume

    were assessed by the Head CT Scan and the stress ulcer samples was assessed whether or not the significant 

    hemorrhage in the form of haematemesis and/ melena or ground coffee on the gastric aspirate. The research resul

    indicates that 57 acute hemorrhagic stroke samples are obtained comprising 16 samples (28,1%) with the stress

    ulcer and 41 samples (71,9%) without stress ulcer. There is no relationship between location of the cortex lesions,

    hemorrhagic volume and stress ulcer, however, compared with the location of the subcortex lesions, there is the

    significant relationship with the Fisher ’ s exact test (p = 0,012). Similarly, there is the relationship between the

    hemorrhagic volume and stress ulcer on the acute hemorrhagic stroke with the Chi-square test (p = 0,020). If the

    stress ulcer is associated with the clinical outcome, it is found the significant relationship with the Chi-square test (p

    = 0,000).   This study concludes that    there is a relationship between lesion subcortex park with stress ulcer 

    occurrence and also there is a relationship between volume hematom with stress ulcer incidence in acute

    hemorrhagic stroke .

    Keywords: Acute hemorragic stroke, stress ulcer , location of lesions and hematoma volume

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    3/11

    2

    PENDAHULUAN

    Strok merupakan penyebab kematian ke tiga setelah jantung dan kanker serta penyebab

    utama kecacatan di dunia. Insidensi strok meningkat mengikuti pertambahan umur. WHO pada

    tahun 2002 melaporkan sekitar 15 juta penduduk dunia menderita strok dengan angka kematian

    5,5 juta. Prevalensi strok di Amerika mencapai 4.7 juta dengan insidensi berkisar 780.000 setiap

    tahunnya dan menjadi penyebab kecacatan utama, dengan angka kematian mencapai 50-

    100/100.000 populasi setiap tahunnya (Elkind, 2010; Zweifler  et al., 2009). Di Indonesia, belum

    ada data epidemiologik strok yang lengkap, tetapi terdapat kecenderungan peningkatan kasus

    strok dalam hal kejadian, kecacatan maupun kematian (Aliah, 2005; Perdossi, 2011) .

    Secara umum terdapat dua jenis strok yaitu strok iskemik yang terjadi pada sekitar 80%

    kasus dan strok hemoragik pada sekitar 20% kasus.(Aliah, 2005), pada Strok Iskemik, Iskemia

     jaringan otak timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-kranial atau hipoperfusi

     jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan

    hemodinamik. Pada strok hemoragik, Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya

    darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi

    keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan

    struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya.

    Peningkatan tekanan intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan

    menekan batang otak (Christopher, 2007).

    Telah lama diketahui bahwa pada keadaan-keadaan yang penuh stres seperti misalnya luka

    bakar yang luas (melebihi 25 % dari permukaan tubuh), trauma multipel, trauma susunan saraf 

    pusat, operasi-operasi besar terutama bila keadaan-keadaan tersebut dipersulit oleh hipotensi, sepsis,

    gagal ginjal atau insufisiensi nafas yang berat sering disertai dengan adanya perdarahan

    gastrointestinal bagian atas. Perdarahan gastrointestinal bagian atas tersebut sering kali disebut

    sebagai Stress ulcer (tukak stres) (Guillamendegui, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk 

    mengetahui hubungan antara letak lesi dan volume hematom dengan terjadinya perdarahan

    lambung (stress ulcer) pada pasien strok hemoragik akut.

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    4/11

    3

    BAHAN DAN METODE

     Lokasi dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di perawatan neurologi RS Wahidin Sudirohusodo dan

     jejaringnya di Makassar. Desain penelitian ini menggunakan metode observasional dengan

    pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara letak lesi dan volume hematom

    dengan kejadian stress ulcer pada penderita strok hemoragik akut.

     Populasi dan Sampel 

    Populasi penelitian adalah semua penderita strok akut yang dirawat di RSUP dr. Wahidin

    Sudirohusodo Makassar dan RS Jejaringnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Didapatkan

    sebanyak 77 sampel, 41 sampel penderita strok iskemik akut dan 36 sampel strok hemoragik 

    akut.

    Sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: Penderita strok 

    hemoragik akut berdasarkan manifestasi klinik dan CT scan kepala, datang pada masa 3 hari

    pertama sesudah onset penyakit, penderita pertama kali mengalami strok, menyatakan tidak 

    berkeberatan disertakan dalam penelitian dengan menandatangani surat pernyataan persetujuan

    oleh penderita/ wali penderita dan menjalani tindakan medis yang diperlukan dengan

    menandatangani surat informed consent  oleh penderita/ wali penderita.

     Metode pengumpulan data

    Penderita strok akut yang memenuhi kriteria inklusi diminta persetujuan untuk menjadi

    sampel penelitian. Setiap sampel dicatat nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk 

    Rumah Sakit, nomor registrasi. Pemeriksaan medis klinis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,

    pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi (EKG), foto thoraks dan neuroimajing (CT

    scan) serta laboratorium yang diperlukan. Dilakukan pemasangan NGT (Nasogastric Tube) pada

    pasien dengan GCS kurang dari 15. Pemeriksaan dilakukan secara lege artis, guna memperoleh

    diagnosa pasti strok hemoragik beserta faktor risikonya. Data yang dikumpulkan, dianalisis

    menggunakan bantuan komputer program excel dan dianalisis statistik terhadap variabel-variabel

    yang diteliti dengan bantuan program   Statistical Package for Social Scienses   (SPSS)   for 

    Windows.

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    5/11

    4

     Analisis data

    Data yang dikumpul diolah melalui analisis statistik Untuk melihat karakteristik sampel

    digunakan analisa univariat dengan statistik deskriptif dan untuk mengetahui korelasi

    antaraderajat klinis strok akut dan kadar troponin T digunakan uji korelasi spearman.

    HASIL

     Karakteristik sampel 

    Tabel 1 menunjukkan distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin, umur,

    faktor resiko, luaran klinis dan onset kejadian dari stress ulcer pada subjek penelitian. Jenis

    kelamin perempuan sebanyak 30 sampel (52,6%) lebih banyak daripada laki-laki 27 sampel

    (47,4%). Umur terbanyak ditemukan pada rentang umur 61   –  70 tahun sebanyak 19 sampel

    (33,3%). Faktor risiko terbanyak yaitu HT sebesar 51 sampel (89,5%) jika dibandingkan dengan

    faktor risiko HT+DM . Luaran klinis pada penelitian ini lebih banyak sampel yang meninggal

    yaitu 33 sampel (57,9%). Onset   ≤   24 jam lebih banyak terjadi stres ulcer yaitu 68,8%

    dibandingkan onset >24 jam (31,2%).

    Tabel 2 menunjukkan letak lesi paling banyak pada daerah subkorteks yaitu sebanyak 33

    sampel (57,9 %). Lebih sedikit jika dibandingkan dengan lesi yang letaknya pada korteks yaitu

    24 sampel (42,1%).

    Tabel 3 ditemukan paling banyak sampel dengan perdarahan sedang yaitu 26 sampel

    (45,6%). Sedangkan sampel dengan perdarahan berat hanya ditemukan pada 9 sampel (15,8%).

     Analisa statistik

    Tabel 4 memperlihatkan hubungan letak lesi korteks dengan volume perdarahan < 60 ml

    terdapat 3 sampel dengan stress ulcer dan 1 sampel dengan perdarahan > 60 ml. Yang tidak 

    mengalami stress ulcer pada lesi korteks sebanyak 20 sampel. Hal ini tidak memiliki kemaknaan

    secara statistik dengan nilai P> 0,05 pada uji   Fisher’s  exact test.  Dibandingkan letak lesi

    subkorteks dengan volume perdarahan < 60 ml terdapat 8 sampel dengan stress ulcer dan 4sampel dengan volume perdarahan > 60 ml. Ditemukan hubungan bermakna antara letak lesi

    subkorteks dengan kejadian stess ulcer, dengan uji Fisher’s exact test.

    Tabel 5 menunjukkan hubungan luaran klinis terhadap kejadian stress ulcer pada

    penderita strok hemoragik. Sampel paling banyak sebanyak 16 sampel (48,5%) yang mengalami

    kejadian stress ulcer semuanya meninggal, dibandingkan sampel yang tidak mengalami stress

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    6/11

    5

    ulcer sebanyak 33 sampel yang meninggal sebanyak 17 sampel (51,5%) dengan hubungan

    statistik yang bermakna (uji Chi-Square, p 80 ml, angka kematian tinggi pada pasien pendarahan intracerebri

    dengan pergeseran glandula pineal >3 mm dan pada kasus dengan perluasan ke intraventrikel jika

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    7/11

    6

    dihubungkan dengan luaran klinis. Pada uji klinis yang dilakukan oleh (Salihovic et al., 2013),

    mengenai korelasi volume dan lokasi pendarahan intracerebri dengan prognosis jangka pendek 

    pada pasien dengan pendarahan Intracerebri didapatkan hasil angka kematian tertinggi terjadi

    pada multipel hematoma (41%), angka kematian terendah pada pendarahan infratentorial (12,8%)

    dan survival rate pada 6 bulan pertama didapatkan hasil yang tertinggi pada volume pendarahan

    < 29 cc. Angka kematian tertinggi terjadi pada volume pendarahan > 60 cc (85%). Sekitar

    (61,1%) pasien yang dapat hidup 6 bulan setelah onset pendarahan intracerebri mengalami

    perbaikan. Kesimpulan dari hasil penelitian di atas adalah volume pendarahan berpengaruh

    secara bermakna terhadap prognosis jangka pendek pasien pendarahan intracerebri sedangkan

    lokasi pendarahan tidak berpengaruh (Salihovic et al., 2013).

    Dari 57 sampel yang diteliti, ditemukan adanya stress ulcer pada 16 sampel (28,1%). Hal

    ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suyatna (1998), dimana prevalensi perdarahan

    saluran cerna bagian atas (stress ulcer) pada penderita strok hemoragik akut sebanyak 21 kasus

    (35%) dari 60 kasus strok hemoragik akut yang diteliti. Disamping itu peneliti mendapatkan juga

    bahwa insiden stress ulcer pada strok hemoragik (47,55%) lebih tinggi dati stress ulcer pada strok 

    iskemik (18,9%) dan perbedaan ini bermakna secara statistik.

    Berdasarkan letak lesi, sampel yang paling banyak mengalami stress ulcer terletak pada

    subkorteks yaitu sebanyak 12 sampel (36,4%) dan tidak ditemukan stress ulcer sebanyak 21

    sampel (63,6%), meskipun secara statistik tidak memiliki kemaknaan namun jika dibandingkan

    dari jumlah keseluruhan sampel yang mengalami stress ulcer yaitu 16 sampel, 12 sampel

    diantaranya terletak pada daerah subkorteks. Sesuai dengan letak anatomis, lokasi hematom yang

    letaknya dekat dengan hipotalamus diantaranya daerah subkorteks, dimana daerah-daerah

    tersebut daerah sempit tempat dilaluinya jaras-jaras saraf baik pyramidal maupun ekstrapiramidal

    sehingga bila daerah-daerah tersebut terkena akan mudah sekali muncul defisit neurologis fokal.

    Lesi intrakranial dan berbagai rangsangan akibat keadaan-keadaan yang dapat

    menimbulkan stress ulcer akan diteruskan ke korteks serebri dan hipotalamus, selanjutnya ke

    medula oblongata, medula spinalis dan hipofise anterior. Aktifitas yang meningkat dan aksis

    hipotalamus-hipofise adrenal (HHA) dan sistem simpato-adrenal sering kali terlihat dari

    berbagai bentuk dari stress akut, termasuk strok. Perubahan-perubahan yang terjadi berupa

    meningkatnya sekresi gastrin, asam lambung dan pepsin; menurunnya produksi mukus dan

    timbulnya iskemik mukosa. Ketidak seimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif dari

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    8/11

    7

    mukosa lambung dan duodenum pada akhirnya akan menyebabkan ulserasi mukosa (Yoshihara et 

    al., 1993).

    Berdasarkan volume perdarahan, pada perdarahan sedang dan berat kejadian stress ulcer

    lebih tinggi yaitu 9 sampel pada perdarahan sedang dan 5 sampel pada perdarahan berat dari total

    16 sampel adanya stress ulcer. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan peningkatan

    resiko terjadinya stress ulcer pada strok akut tergantung dari luasnya lesi dan faktor usia.

    Demikian pula teori yang dikemukakan (Yoshihara  et al., 1993) bahwa stress ulcer cenderung

    berkembang pada kasus dimana hematom dengan kuat mempengaruhi hipotalamus dan besarnya

    hematom merupakan faktor resiko untuk timbulnya stress ulcer.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kami menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara letak lesi korteks dan volume

    hematom dengan kejadian stress ulcer pada strok hemoragik akut. Terdapat hubungan antara

    letak lesi subkorteks dan volume hematom dengan kejadian stress ulcer pada penderita strok 

    hemoragik akut dan terdapat hubungan antara luaran klinis dengan kejadian stress ulcer pada

    penderita strok hemoragik akut. Setelah penelitian ini diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih

    lanjut tentang tentang hubungan antara letak lesi terhadap kejadian perdarahan lambung (stress

    ulcer) baik pada penderita strok iskemik akut maupun pada penderita strok hemoragik akut serta

    faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dianjurkan upaya preventif stress ulcer pada strok 

    hemoragik akut mengingat tingginya insiden dan tingginya mortalitas.

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    9/11

    8

    DAFTAR PUSTAKA

    Adnan, et al. (2001). Perdarahan Intracerebral Spontan. NEJM . 344: 1450-1460.

    Aliah. (2005). Analisis Dinamika Kadar Interleukin-10 dan Tumor Necrosis Faktor Alpha Serum

    dan Liquor Serebrospinalis Terhadap Derajat Klinis pada Penderita Strok Iskemik Akut.(Disertasi). Makassar : Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

    Christopher G. (2007). Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of Clinical Neurology,3rd ed. Philadelphia : Saunders.

    Elkind, M.S.V.(2010). Treatment and Prevention of Stroke. In: Roland LP, Pedley TA. MerritsNeurology.12

    thEd. Philadelphia Tokyo: Wolters Kluwer/ Lippincott Williams & Walkins. P:

    302-306.

    Guillamendegui O et al. (2011). Practice Management Guideline for Stress Ulcer Prophylaxis inGastrointestinal stress ulcer prophylaxis guideline. New jersey.

    Perdossi. (2011). Guideline Stroke. Jakarta : Pokdi stroke.

    Salihovic, D et al. (2013). Does the Volume and localization of Intracerebral hematoma AffectShort-term prognosis of patient with Intracerebral Hemorrhage. ISRN Neuroscience. p.1-3

    Singh, AK et al. (2006). CT Scan as a Tool for predicting Outcome of Stroke due to Intracerebral

    Haemorrhage at a Referral hospital.   International Journal Physical Medical and  Rehablitation. 17 (2): 33-38.

    Suyatna. (1998). Hubungan antara besar dan letak hematom terhadap hipotalamus dengan

    kemunculan perdarahan saluran cerna bagian atas pada pasien stroke hemoragik akut di

    Bangsal Bagian Saraf RSUP Dr. Kariadi (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro.Yoshihara, T et al. (1993). Gastrointestinal bleeding in patiens severe head injury, hipertensive

    intracerebral hemorrhage and ruptured cerebral aneurysm. Hiroshima J Of Med. Science;

    32:35-40.

    Zweifler, RM et al. (2009). Vasculer Disease in Clinical Adult Neurology. Newyork : Corey-

    bloom J, David RB eds.3rd

    edition. p. 259-284.

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    10/11

    9

    Tabel 1. Karakteristik umum pada penderita strok hemoragik akut

    Karakteristik   Strok Hemoragik 

    N %

    Jenis Kelamin

    Perempuan 30 52,6

    Laki-Laki 27 47,4

    Umur (th)

    41-50 16 28,1

    51-60 12 21,1

    61-70 19 33,3

    >70 10 17,5

    Faktor Resiko

    HT 51 89,5

    HT + DM 6 10,5

    Luaran

    Meninggal 33 57,9

    Hidup 24 42,1

    Onset Stress Ulcer

    ≤ 24 jam 11 68,8

    >24 jam 5 31,2Sumber: Data primer, 2014

    Tabel 2. Letak lesi pada penderita strok hemoragik akut

    ‘   N %

    Letak Lesi

    •  Korteks

    •   Subkorteks

    Sumber: Data primer, 2014

    24 42,1

    33 57,9

    Tabel 3. Volume perdarahan pada penderita strok hemoragik akut

    Volume Perdarahan N %

    •   Perdarahan kecil   22 38,6

    •   Perdarahan Sedang   26 45,6

    •   Perdarahan Besar   9 15,8

    Sumber: Data primer, 2014

  • 8/17/2019 01-gdl-bektidwisu-866-1-ktibekt-1_2

    11/11

    10

    Tabel 4. Hubungan antara letak lesi dan volume hematom dengan kejadian stress ulcer

    pada penderita strok hemoragik akut

    Letak Lesi Stress Ulcer

    Ada

    N

    Tidak  Ada

    N

    Total   P

    •   Korteks< 60 ml   3   16 19

    > 60 ml   1   4 5 1,000•   Subkorteks

    < 60 ml   8   21 29 0,012> 60 ml   4   0 4

    Total   16   41 57

    Nilai p, Fisher’s exact test Sumber : Data Primer, 2014

    Tabel 5. Hubungan stress ulcer dengan luaran klinis penderita strok hemoragik akut

    Stress ulcer Luaran Klinis

    Meninggal Hidup   P

    N (%) N (%)

    •   Ada   16 (48,5)   0   (0) 0,000

    •   Tidak Ada   17 (51,5) 24 (100)

    Nilai p, Fisher ’ s exact test Sumber : Data Primer, 2014