skylibrarys.files.wordpress.com file · web viewgunakan sela waktu beberapa detik sebelum dan...

41
Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama Edisi 3 Agustus 2015 AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY COURSE CHAPTER - III RADIOTELEPHONY PROCEDURES AND PHRASEOLOGY III. RADIOTELEPHONY PROCEDURES AND PHRASEOLOGY (Prosedur Radiotelephony dan Phraseology) A. GENERAL PROCEDURES (Prosedur Umum) 1. TRANSMITTING TECHNIQUES (Teknik Pengiriman) Setiap berita yang akan dikirimkan harus selalu merupakan berita tertulis dan hendaknya dibaca terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kelambatan-kelambatan yang tidak perlu dalam komunikasi. Pengiriman berita harus dilakukan dalam suara percakapan biasa, menggunakan standard phraseology/ ungkapan-ungkapan sesuai dengan dokumen-dokumen atau prosedur-prosedur yang ditetapkan ICAO Sebelum melakukan pengiriman berita, hendaknya didengarkan terlebih dahulu frekuensi yang akan digunakan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan pengiriman dari stasiun lain. Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course” Page 1

Upload: duongthien

Post on 07-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

III. RADIOTELEPHONY PROCEDURES AND PHRASEOLOGY

(Prosedur Radiotelephony dan Phraseology)

A. GENERAL PROCEDURES(Prosedur Umum)

1. TRANSMITTING TECHNIQUES(Teknik Pengiriman)

Setiap berita yang akan dikirimkan harus selalu merupakan berita tertulis dan

hendaknya dibaca terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman, hal ini

dimaksudkan untuk menghindari kelambatan-kelambatan yang tidak perlu dalam

komunikasi.

Pengiriman berita harus dilakukan dalam suara percakapan biasa, menggunakan

standard phraseology/ ungkapan-ungkapan sesuai dengan dokumen-dokumen

atau prosedur-prosedur yang ditetapkan ICAO

Sebelum melakukan pengiriman berita, hendaknya didengarkan terlebih dahulu

frekuensi yang akan digunakan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari

gangguan pengiriman dari stasiun lain.

Teknik pengiriman harus yang dapat dimengerti kedua belah pihak:

a) Biasakanlah dengan teknik pengoperasian mikropon yang benar, perhatikan

jarak antara bibir dan mikropon.

b) Gunakan nada percakapan biasa, ucapkan tiap kata dengan terang dan jelas.

c) Pertahankan kecepatan bicara tak melebihi 100 kata/menit.

Perlu diperhatikan agar kecepatan bicara tidak terlalu cepat untuk memberi

kesempatan kepada stasiun penerima menulis/mencatat berita yang didengar.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 1

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

d) Pertahankan volume bicara pada tingkat konstan (tetap).

e) Gunakan sela waktu beberapa detik sebelum dan sesudah mengirim angka

untuk mempermudah pengertian.

Contoh: ASC FL…(sela waktu beberapa detik)..175

f) Tekan transmit switch micropon secara penuh sebelum bicara bicara dan tidak

melepaskannya sampai berita itu telah lengkap dikirim.

g) Lakukan penundaan bicara apabila kepala menengok (keluar) dari mikropon

2. TRANSMISSION OF LETTERS(Pengiriman huruh-huruf)

Word Spelling in Radiotelephony (Ejaan kata dalam radiotelephony)

Untuk mengirim nama-nama orang, singkatan-singkatan yang dipergunakan

dalam komunikasi penerbangan, kata-kata yang ejaan-nya meragukan atau kata-

kata yang sulit harus di ucapkan/ di-eja (to be spelled out) sesuai dengan abjad

radiotelephony (Annex 10 Vo. II Chapter 5 page 50 “The Radiotelephony

Spelling Alphabet”).

Dalam rangka untuk kelancaran/ mempercepat komunikasi, penggunaan ejaan

(Spelling Alphabet) dapat diganti atau tidak perlu digunakan jika tidak

mempengaruhi kejelasan berita.

Contoh : Estimate Time of Arrvial cukup dengan Echo – Tango – Alpha atau i – ti

– e.

Kecuali penyebutan Telephony Designator dan Type of Aircraft, tiap-tiap huruf

didalam tanda panggilan yang memakai registrasi pesawat terbang harus

diucapkan satu per satu (di-eja) sesuai dengan Radiotelephony spelling alphabet.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 2

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Contoh : PK-TRB harus diucapkan Papa – Kilo – Tango – Romeo – Bravo tidak

dibenarkan pi – key – ti – ar – bi.

Berikut ini adalah table RADIOTELEPHONY SPELLING ALPHABET:

Letter Word Pronunciation

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

W

Alpha

Bravo

Charlie

Delta

Echo

Foxtrot

Golf

Hotel

India

Juliett

Kilo

Lima

Mike

November

Oscar

Papa

Quebec

Romeo

Sierra

Tango

Uniform

Victor

Whiskey

AL FAH

BRAH VOH

CHAR LEE or SHAR LEE

DELL TAH

ECK OH

FOKS TROT

GOLF

HOH TELL

IN DEE AH

JEW LEE ETT

KEY LOH

LEE MAH

MIKE

NO VEM BER

OSS CAH

PAH PAH

KEH BECK

ROW ME OH

SEE AIR RAH

TANG GO

YOU NEE FORM or OO NEE FORM

VIK TAH

WISS KEY

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 3

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

X

Y

Z

X-ray

Yankee

Zulu

ECKS RAY

YANG KEY

ZOO LOO

Note,- Pengucapan suku kata yang digaris bawahi dalam daftar diatas harus

diberi tekanan, sebagai contoh 2 (dua) suku kata dalam AL-FAH diberikan

tekanan suara pada suku kata AL, sedangan untuk GOLF tidak diberikan

tekanan.

3. TRANSMISSION OF NUMBERS(Pengiriman angka-angka)

a) Pronunciations of numbers(Pengucapan angka-angka)

Angka-angka harus dikirim dengan menggunakan cara pengucapan berikut ini:

Numeral or Numeral element Pronunciation

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Decimal

Hundred

Thousand

ZE-RO

WUN

TOO

TREE

FOW-er

FIFE

SIX

SEV-en

AIT

NIN-er

DAY-SEE-MAL

HUN-dred

TOU-SAND

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 4

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Note,- Pengucapan suku kata yang ditulis dalam huruf besar dalam daftar

diatas harus diberi tekanan, sebagai contoh 2 (dua) suku kata dalam ZE-RO

diberikan tekanan suara yang sama, sedangkan untuk FOW-er hanya suku

kata pertama yang diberikan tekanan.

b) Transmission of number in Radiotelephony(Pengiriman angka dalam radiotelephony)

Semua angka dikirim dengan mengucapkan tiap digit angka secara terpisah

contoh:

FL200 Flight Level TWO ZERO ZERO

GIA153 Indonesia ONE FIVE THREE

100 Degrees ONE ZERO ZERO Degrees

QNH 1000 QNH ONE ZERO ZERO ZERO

Kecuali angka-angka untuk pengiriman informasi ALTITUDE, VISIBILITY,

RUNWAY VISUAL RANGE (RVR) dan CLOUD HEIGHT yang memuat

ratusan penuh dan ribuan penuh atau kombinasi ribuan dan ratusan penuh,

maka pengirimannya harus diikuti dengan kata “HUNDRED” dan

“THOUSAND” sesuai nilai angkanya. Gabungan (kombinasi) dari ribuan dan

ratusan penuh dikirim dengan mengucapkan tiap angka ribuan diikuti dengan

kata THOUSAND selanjutnya angka ratusan diikuti dengan kata HUNDRED.

Contoh:

ALTITUDE 3500 Altitude THREE THOUSAND FIVE HUNDRED

VISIBILITY 1500 Visibility ONE THOUSAND FIVE HUNDRED

RVR 600 RVR SIX HUNDRED

CLOUD 4000 Cloud FOUR THOUSAND

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 5

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

c) Transmission of NUMBERS WHICH CONTAIN “decimal point”(Pengiriman angka yang berisikan desimal poin)

Bagi angka-angka memuat “DECIMAL POINT”, maka pengiriman angka-

angka tersebut harus disertai dengan mengucapkan kata “DAY- SEE- MAL”.

Contoh:

Freq 118.1 ONE ONE EIGHT DECIMAL ONE

QNH 1009.2 ONE ZERO ZERO NINE DECIMAL TWO

QFE 1008.3 ONE ZERO ZERO EIGHT DECIMAL THREE

d) Transmission of VHF Frequencies(Pengiriman frekuensi VHF)

Untuk pengiriman angka-angka frekuensi VHF, tidak lebih dari 2 (dua) angka

setelah tanda DECIMAL yang dikirim.

Contoh:

Freq 118.125 ONE ONE EIGHT DECIMAL ONE TWO

Freq 122.250 ONE TWO TWO DECIMAL TWO FIVE

e) Transmission of HF Frequencies(Pengiriman frekuensi HF)

Karena aeronautical station umumnya menggunakan lebih dari satu frekuensi,

panggilan hendaknya diikuti oleh frekuensi yang digunakan, kecuali sudah

diketahui atau sudah beberapa kali melakukan komunikasi dengan

menggunakan frekuensi tersebut.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 6

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Contoh: MERPATI 153 memanggil JAKARTA INFO pada freq. 8957 KHz

“JAKARTA INFORMATION MERPATI 153 ON 8957”

Bila tidak menimbulkan kekeliruan, cukup hanya dua angka pertama saja

yang disebutkan untuk menyatakan frekuensi yang digunakan.

Contoh: MERPATI 153 memanggil JAKARTA INFO pada freq. 8957 KHz

”JAKARTA INFORMATION MERPATI 153 – ON EIGHT NINE”

4. TRANSMISSION OF TIME(Pengiriman waktu/ jam)

Apabila mengirim waktu (jam), biasanya hanya menitnya saja yang disebutkan,

tiap digit/ angka diucapkan satu per satu. Kecuali bila kemungkinan adanya

kekeliruan, maka pengiriman waktu (jam) harus seluruhnya mencakup JAM dan

MENIT.

Contoh:0945 FOUR FIVE ATAU ZERO NINE FOUR FIVE

1643 FOUR THREE atau ONE SIX FOUR THREE

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 7

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

5. STANDARD WORDS AND PHRASES(Standar Kata-kata dan Prasa-prasa)

Kata-kata dan Prasa-prasa berikut ini harus digunakan dalam radiotelephony

communication yang mempunyai arti seperti dibawah ini:

Kata/ Prasa Maksud/Arti

ACKNOWLEDGE “Beritahukan saya bahwa anda sudah terima dan mengerti

berita ini.”

AFFIRM “Ya.”

APPROVED “Izin untuk tindakan yang telah dikemu-kakan disetujui.”

BREAK “Saya dengan ini mengatakan pemisah antara bagian-

bagian dari berita.”

(dipergunakan dimana tidak terdapat pemisah yang

jelas antara isi dan bagian-bagian lain dari berita.)

BREAK BREAK “Saya dengan ini menyatakan pemisah antara berita-

berita yang disampaikan ke beberapa pesawat terbang

dalam suatu suasana yang sibuk”

CANCEL “Batalkan izin yang telah dikirimkan sebelumnya.”

CHECK “Periksa sistem atau prosedurnya.”

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 8

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

(tidak digunakan dalam kontek lain. biasanya tdk

mengharapkan jawaban)

CLEARED “Diijinkan/ disahkan untuk meneruskan tindakan-

tindakan sesuai dengan keadaan yang telah ditentukan”

CONFIRM “Apakah sudah benar penerimaan saya berikut ini….?”

atau “Apakah sudah anda terima dengan benar berita

ini?”

CONTACT “Adakan kontak radio dengan…”

CORRECT “Itu benar.” atau “Tepat”

CORRECTION “Suatu kesalahan telah dibuat dalam pengiriman ini.

Versi yang benar adalah…..”

DISREGARD “Abaikan.”

GO AHEAD “Lanjutkan pengiriman berita anda.”

HOW DO YOU “Bagaimanakah penerimaan dari pengiriman saya?READ

Readibility Scale: (skala penerimaan)1-Unreadable (tidak dapat diterima)2-Readable now and then (kadang dapat diterima)3-Readable but with difficulty (dapat diterima tapi sulit)4-Readable (dapat diterima dengan baik)5-Perfectly Readable (dapat diterima dng jelas sekali)

I SAY AGAIN “Saya ulangi kembali untuk kejelasan atau perhatian.”

MAINTAIN “Lanjutkan kegiatan sesuai keadaan yang sedang

berlangsung “

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 9

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

MONITOR “Dengarkan pada… (frequency).”

NEGATIVE “Tidak” atau “Tak diizinkan” atau “Itu tidak benar”.

OVER “Pengiriman saya sudah selasai, dan saya menunggu

jawaban dari anda”

Note.- Biasanya tidak dipergunakan dalam komunikasi

pada VHF.

OUT “Pertukaran berita sudah selesai dan tidak mengharap-kan

jawaban.”

Note.- Biasanya tidak digunakan dalam komunikasi

VHF.

READ BACK “Ulangi semua, atau bagian tertentu, dari berita ini

kembali kepada saya sebagaimana yang telah diterima”

RECLEARED “Perubahan telah dibuat terhadap izin anda terakhir dan

izin baru ini menggantikan izin anda terdahulu atau

bagian dari padanya.”

REPORT “Sampaikan kepada saya informasi berikut . . .”

REQUEST “Saya ingin mengetahui . . .” atau “Saya ingin

memperoleh . . . ”

ROGER “Saya telah menerima semua pengiriman anda yang

terakhir.”

Note.- Tidak dipergunakan untuk menjawab pertanyaan

yang memerlukan “READ BACK” atau jawaban

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 10

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

langsung dalam affirmative (AFFIRM) atau negative

(NEGATIVE).

SAY AGAIN “Ulangi seluruhnya, atau sebagian pengiriman anda

terakhir.”

SPEAK SLOWER “Kurangi kecepatan bicara anda.”

Note.- Untuk normal rate of speech, lihat 5.2.1.4.3 b;

tidak lebih dari 100 kata/ menit)

STANDBY “Tunggu dan saya akan panggil anda kembali.”

Note,- Pemanggil biasanya akan menghubungi kembali

apabila waktu tunggu cukup lama. STANDBY bukan

sebuah persetujuan atau penolakan.

UNABLE “Saya tidak dapat memenuhi permintaan, instruksi atau

ijin anda”

Note,- UNABLE biasanya diikuti dengan alasan

WILCO (Singkatan dari “Will Comply”.)

“Saya mengerti berita anda dan akan memenuhinya.”

WORDS TWICE a) Sebagai permintaan: “Komunikasi sulit, tolong kirim

setiap kata, atau sekelompok kata-kata, dua kali”

b) Sebagai informasi: “Karena komunikasi sulit, maka

tiap kata, atau kelompok kata-kata dari berita ini

akan dikirim dua kali”

6. RADIOTELEPHONY CALL SIGNS(Tanda panggil- tanda panggil radiotelephony)

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 11

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Radiotelephony call signs adalah nama panggilan radio yang digunakan saat

melakukan radiotelephony communications, baik berupa air-ground

communication maupun ground to ground communications.

Radiotelephony call signs, terdiri dari:

1). Call signs for Aeronautical Stations(Tanda panggil Stasiun Penerbangan di darat)

Stasiun Penerbangan (Aeronautical Station) didalam Aeronautical Mobile

Service (AMS) harus diidentifikasi oleh NAMA LOKASI diikuti oleh UNIT/

SERVICE dengan menyebutkan CALL SIGN SUFFIX dari unit atau service

tersebut, seperti pada table dibawah ini.

Unit / Service Call sign suffix

Area Control Centre

Approach Control

Aerodrome Control

Flight Information Service

Aeronautical Station

CONTROL

APPROACH

TOWER

INFORMATION

RADIO

Contoh: Korelasi antara – AIRSPACE – SERVICE – UNIT - CALL SIGN SUFFIX-

RADIOTELEPHONY CALL SIGN untuk Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

Airspace Services Units Call Sign SuffixRadiotelephony

Call Sign

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 12

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Flight

Information

Region (FIR)

Flight

Information

Service

(FIS)

Flight

Information

Centre (FIC)

INFORMATION JAKARTA

INFORMATION

Control Area

(CTA)

Area

Control

Service

Area Control

Centre

(ACC)

CONTROL JAKARTA

CONTROL

Terminal

Control Area

(TMA)+

Control Zone

(CTR)

Approach

Control

Service

Approach

Control

Office (APP)

APPROACH JAKARTA

APPROACH

Aerodrome

Traffic Zone

(ATZ)

Aerodrome

Control

Service

Aerodrome

Control

Tower

(ADC/TWR)

TOWER SOETTA

TOWER

Flight

Information

Sector

Flight

Information

Service

(FIS)

Flight

Service

Station (FSS)

INFORMATION JAKARTA

INFORMATION

Apabila komunikasi telah terselenggara dengan baik dan diyakini tidak akan

menimbulkan kesalah fahaman/ kekeliruan, maka nama lokasi atau call sign

suffix boleh dihilangkan.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 13

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Misal: Setelah MNA153 panggil SOETTA TWR, maka MNA 153 dapat

melakukan komunikasi dengan mengucapkan : “TOWER MNA153 ON

FINAL Runway 25 R”

2). Call Sign for Aircraft(Tanda panggil Stasiun Pesawat terbang)

Radiotelephony call sign untuk pesawat terbang adalah dari salah satu type

panggilan berikut ini:

Type of full call sign Example

a. Karakter-karakter sesuai dengan tanda

registrasi pesawat terbang.

- PKRIM

- PKMDR

b. Telephony designator diikuti dengan 4 karakter

terakhir dari tanda registrasi pesawat terbang.

- MANDALA KRIM

- MERPATI KMDR

c. Telephony designator diikuti dengan

identifikasi penerbangan (flight number).

- MANDALA 191

- MERPATI 345

Setelah komunikasi terselenggara dengan baik, dan tidak akan menimbulkan

kekeliruan, radiotelephony call sign pesawat terbang seperti yang tersebut

diatas dapat disingkat seperti berikut ini:

Type of Abbreviated call sign Example

a. Karakter pertama diikuti dengan 2 karakter

terakhir dari registrasi pesawat terbang.

- PIM

- PDR

b. Telephony designator sedikitnya diikuti dengan

2 karakter terakhir dari registrasi pesawat

terbang.

- MANDALA IM atau

MANDALA RIM

- MERPATI DR atau

MERPATI MDR

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 14

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

c. Tidak ada bentuk penyingkatan. - (tetap)MANDALA 191

- (tetap)MERPATI 345

Pesawat terbang dapat menggunakan abbreviated call sign setelah

memenuhi 3 (tiga) persyaratan:

a. Komunikasi awal (initial call) telah dapat dilakukan

b. Penggunaan abbreviated call sign pertama dilakukan oleh

Ground Station

c. Tidak menimbulkan kesalah fahaman (confius)

Pesawat terbang tidak boleh mengganti atau merubah type call sign selama

dalam penerbangan kecuali bila ada kemungkinan terjadinya kekeliruan

yang disebabkan oleh call signs kembar, pesawat terbang mungkin

diinstruksikan untuk merubah type call signs untuk sementara.

7. ESTABLISHMENT OF COMMUNICATIONS(Penyelenggaraan Komunikasi)

Apabila memungkinkan, pesawat terbang harus berkomunikasi langsung dengan

stasiun penerbangan yang memiliki tanggung jawab atas area dimana pesawat

tersebut melakukan penerbangan.

Bila akan menyelenggarakan komunikasi (Initial Call), pesawat terbang harus

menggunakan FULL CALL SIGN . Ketentuan ini berlaku baik untuk Aircrfat

Station maupun Ground Station.

1). Calling Procedures(Prosedur pemanggilan)

Untuk memulai komunikasi, hendaknya dimulai dengan melaksanakan

prosedur pemanggilan (Calling Procedures) seperti contoh berikut:

a. Call sign dari stasiun yang dipanggil HANDIL RADIO

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 15

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

b. Call sign dari stasiun yang memanggil PKPBC

Setelah panggilan pertama dilakukan, maka waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan panggilan kedua sekurang-kurangnya 10 detik. Hal ini untuk

menghindari pengiriman yang sia-sia saat stasiun yang dipanggil sedang

bersiap-siap menjawab panggilan awal (initial call).

2). Reply Procedures(Prosedur menjawab panggilan)

Untuk menjawab panggilan dari suatu stasiun, maka jawaban harus dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Call sign dari stasiun yang memanggil PKPBC

b. Call sign dari stasiun yang menjawab HANDIL RADIO

c. Pernyataan untuk meneruskan pengiriman GO AHEAD

Jika suatu stasiun dipanggil tetapi ragu-ragu akan identifikasi sipemanggil,

prosedur jawaban harus dilakukan sebagai berikut:

“STATION CALLING… (stasiun yang dipanggil), SAY AGAIN YOUR CALL

SIGN”

Jika aeronautical station dipanggil secara bersamaan oleh beberapa pesawat

terbang, maka aeronautical station yang bersangkutan harus menentukan

urutannya, mana yang akan dilayani terlebih dahulu.

8. SUBSEQUENT RADIOTELEPHONY COMMUNICATION

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 16

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

1). Shortening of Procedure(Prosedur untuk mempersingkat komunikasi)

Setelah komunikasi dapat dilakukan, komunikasi dua arah selanjutnya

dibolehkan tanpa identifikasi sampai komunikasi selesai.

Jika dipastikan bahwa station yang dipanggil akan menerima panggilan,

selanjutnya stasiun yang memanggil boleh untuk mengirim berita tanpa

mengulang Initial Call dan Reply Procedure.

2). Acknowledgement of Receipt(Pengakuan tanda penerimaan)

Stasiun penerima berita harus memastikan/ meyakini bahwa berita telah

diterima dengan benar sebelum memberikan acknowledgement of receipt.

Apabila Acknowledgment of receipt disampaikan oleh aeronautical station

kepada:

a. Aircraft Station:

Terdiri dari tanda panggilan pesawat terbang, bila diperlukan diikuti oleh

tanda panggilan dari Aeronautical Station.

b. Another Aeronautical Station:

Terdiri dari tanda panggilan Aeronautical Station yang menyatakan tanda

penerimaan.

3). Readback(Baca Ulang)

Adalah suatu prosedur dimana stasiun penerima berita mengulang apa yang

disampaikan oleh stasiun pengirim berita dalam rangka confirmasi ketepatan

berita yang dia dengar.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 17

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Aeronautical Station sebaiknya melakukan acknowledge position reports

dan flight progress reports lainnya dengan me-readback reports (laporan)

tersebut kemudian diakhiri oleh tanda panggilannya.

Apabila readback yang telah dilakukan oleh stasiun penerima sudah benar,

maka stasiun pengirim berita harus menyebutkan tanda panggilannya

sebagai pernyataan bahwa readback yang telah dilakukan oleh stasiun

penerima sudah benar (denoting correctness of readback)

4). Corrections(Pembetulan-pembetulan)

Apabila kesalahan baca terjadi pada saat pengiriman berita sedang

berlangsung, maka kata “CORRECTION” harus diucapkan, selanjutnya

mengulangi satu kata atau prasa kelompok yang benar didepannya (sebelum

kelompok kata/ prasa yang salah), kemudian diikuti dengan berita yang

dikoreksi (pembetulannya).

Apabila pembetulan pengiriman berita dilakukan dengan mengulangi

seluruh berita, operator harus mengucapkan “CORRECTION I SAY AGAIN”

sebelum mengirim berita untuk yang kedua kalinya.

5). Repetitions(Pengulangan-pengulangan)

Apabila stasiun penerima berita menyangsikan kebenaran terhadap berita

yang diterimanya, ia harus minta pengulangan seluruhnya atau sebagian

dengan cara sebagai berikut:

SAY AGAIN = repeat entire message

SAY AGAIN……. = repeat per itemDimas Arya Soeadyfa Fridyatama

“Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”Page 18

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

SAY AGAIN ALL BEFORE…….(first word satisfactorily recived)

= repeat part of message

SAY AGAIN ALL AFTER…….(last word satisfactorily recived)

= repeat part of message

SAY AGAIN …….(word before missing portion) TO …….(word before missing portion)

= repeat part of message

Apabila stasiun pengirim berita menemukan kesalahan pada readback berita

yang dilakukan oleh stasiun penerima berita, maka ia harus mengucapkan

“NEGATIVE, I SAY AGAIN” setelah readback-nya selesai, kemudian

dikirimkan kembali berita yang benar ke stasiun penerima.

9. TEST PROCEDURES(Prosedur-prosedur melakukan tes)

Bagi aeronautical station yang akan melakukan test signal, baik berupa

pengaturan alat pengirim/ pemancar sebelum pemanggilan atau untuk

pengaturan alat penerima, tidak boleh lebih dari 10 detik secara terus menerus

dan terdiri dari ucapan angka-angka (ONE, TWO, THREE, dsb) dalam

radiotelephony diikuti oleh tanda panggilannya.

Pengiriman test signal sebagaimana yang dimaksud diatas harus diupayakan

seminim mungkin.

Bila pesawat terbang akan melakukan test transmission dengan aeronautical

station, maka pengirimannya seperti berikut:

a. Identifikasi stasiun yang dipanggil HANDIL RADIO

b. Identifikasi pesawat terbang PKPMN

c. Kata “RADIO CHECK” RADIO CHECK

d. Frekuensi yang digunakan On 122.1

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 19

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Jawaban test transmission oleh Aeronautical Station adalah:

a. Identifikasi pesawat terbang PKPMN

b. Identifikasi stasiun yang menjawab HANDIL RADIO

c. Informasi readability scale READING YOU 4

Pemberian informasi tentang skala penerimaan (readability scale) dari test

transmission harus menggunakan readability scale dibawah ini:

Scale Meaning

1 Unreadable

2 Readable now and then

3 Readable but with difficulty

4 Readable

5 Perfectly Readable

B. DISTRESS AND URGENCY RADIOTELEPHONY COMMUNICATION PROCEDURES(Prosedure komunikasi dalam mara bahaya dan urgensi)

1. DEFINITION (Difinisi) Keadaan DISTRESS dan URGENCY didefinisikan sebagai berikut:

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 20

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

DISTRESS= suatu kondisi dimana pesawat terbang dan orang-orang

didalamnya dalam keadaan mara bahaya / terancam bahaya

serius dan memerlukan bantuan segera.

URGENCY= suatu kondisi kekawatiran yang berhubungan dengan

keselamatan pesawat terbang dan orang-orang didalamnya

namun tidak memerlukan bantuan segera.

2. GENERAL PROCEDURES (Prosedur umum)

Kata “MAYDAY” dan “PANPAN” harus diucapkan diawal berita sebanyak 3

(tiga) kali pada saat akan memulai mengirim berita distress dan/ atau urgency.

Pada permulaan setiap komunikasi berikutnya yang masih terkait dengan berita

distress dan/ atau urgency, diizinkan untuk menggunakan radiotelephony signal

distress (MAYDAY) dan urgency (PANPAN).

Pengiriman berita Distress dan Urgency dengan radiotelephony dilakukan

dengan perlahan-lahan, setiap kata diucapkan dengan jelas agar isi berita dapat

diterima dengan baik.

Berita Distress memiliki prioritas utama dari semua jenis pengiriman berita,

sedangkan berita Urgency memiliki prioritas utama dari semua jenis pengiriman

berita kecuali berita Distress.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 21

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Panggilan dan komunikasi Distress atau Urgency dilakukan pada frekuensi yang

dipakai saat itu kecuali apabila ada pertimbangan lain bahwa bantuan lebih baik

diberikan dengan pindah ke frekuensi lain.

Apabila panggilan aircraft in distress atau aircraft in urgency tidak ada jawaban

dari ground station yang dipanggil, maka ground station atau aircraft lain yang

mendengar panggilan tersebut harus menjawab dan memberikan bantuan segera

mungkin.

3. RADIOTELEPHONY DISTRESS COMMUNICATIONS (Komunikasi- komunikasi dalam mara bahaya)

1) Action by aircraft in DISTRESS(Tindakan oleh pesawat terbang yang dalam bahaya)Disamping didahului dengan tanda bahaya radiotelephony MAYDAY

(diucapkan tiga kali) berita bahaya yang akan dikirimkan oleh pesawat

terbang yang dalam bahaya harus:

a). Pada frekuensi yang dipergunakan pada saat itu;

b). Terdiri dari elemen-elemen seperti dibawah ini, sedapat mungkin sesuai

dengan urutan sebagai berikut:

Nama stasiun yang dituju/ dialamati;

Identifikasi pesawat terbang;

Sifat dasar keadaan bahaya;

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 22

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Tindakan (yang akan dilakukan) dari orang yang memegang komando

(captain pilot);

Posisi saat itu (flight level, altitude, heading)

Contoh:

a) Distress signal (3x) = MAYDAY MAYDAY MAYDAY

b) Name of the station addressed = HANDIL RADIO

c) Identification of the aircraft in distress = PK-DMN

d) Nature of the distress condition = ENGINE TROUBLE

e) Intention of the person in command = WILL MAKE DITCHING

f) Present position, level, heading = PSN 20 NM NORTH EAST OF

MAERA ALT 2500 FEET HEADING

280 DEGREES

2). Action by the STATION ADDRESSEED OR FIRST STATION ACKNOWLEDGING the DISTRESS MESSAGE.(Tindakan oleh stasiun yang dituju atau stasiun yang pertama kali menerima berita Distress)

Station addresseed, adalah stasiun yang berkomunikasi langsung dengan

pesawat itu atau stasiun yang memiliki tanggung jawab atas pesawat terbang

yang beroperasi di wilayahnya.

First Station acknowledging the distress message, adalah stasiun yang belum

tentu stasiun yang dialamati (station addresseed) tetapi stasiun yang pertama

melakukan acknowledge untuk membantu aircraft in distress, hal ini dapat

terjadi disebabkan tidak adanya jawaban dari stasiun yang dituju (station

addresseed) atas panggilan dari aircraft in distress tersebut.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 23

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Tidakan yang dilakukan oleh stasiun yang pertama kali mengetahui kondisi

bahaya (selain stasiun yang dituju) adalah :

a) Segera memberikan pengakuan penerimaan berita bahaya;

b) Mengambil alih komunikasi sementara kemudian segera memindahkan

kewenangan penanganan ke stasiun yang dituju dan memberitahu pesawat

terbang tersbut, jika pemindahan telah dilakukan.

c) Mengambil tindakan segera untuk menjamin bahwa semua informasi

yang diperlukan telah tersedia kepada :

1) ATS unit terkait;

2) Perusahaan penerbangan terkait, atau perwakilannya sesuai dengan

persetujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

d) Memperingatkan stasiun-stasiun lain, agar tidak melakukan komunikasi

pada frekuensi marabahaya tersebut.

Pengakuan penerimaan (Acknowledgement of receipt) terhadap berita distress

adalah seperti berikut:

a) Identification of the aircraft in distress= PK-DMN

b) Name of the station acknowledging = HANDIL RADIO

c) The word “ROGER” = ROGER

d) Distress signal = MAYDAY

2.1). Imposition of Silence(Pengenaan tenang/ diam)

Pesawat terbang dalam bahaya (Aircraft in distress) atau stasiun yang

mengawasi lalu lintas mara bahaya (Station in control of distress traffic)

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 24

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

boleh melakukan pengenaan tenang/ diam ( imposition of silence), baik

ke semua stasiun atau ke salah satu stasiun dalam suatu area yang

mungkin mengganggu distress traffic tersebut. Instruksi pengenaan

tenang/ diam ini dialamatkan ke semua stasiun (all station) atau ke

stasiun tertentu saja dengan mengatakan:

STOP TRANSMITING

MAYDAY

Contoh:

▶To all stations of the mobile service in the area

ALL STATIONS (spoken 3 times, if necessary)

HANDIL RADIO (the station in control of the distress traffic)

STOP TRANSMITTING

MAYDAY

▶To one station which interferes with the distress traffic

MERPATI 228 (station which interferes with the distress traffic)

HANDIL RADIO (the station in control of the distress traffic)

STOP TRANSMITTING

MAYDAY

Karena komunikasi mara bahaya mendapat prioritas diatas semua jenis

komunikasi lainnya, maka setiap stasiun yang mengetahui akan hal ini

(distress condition) tidak dibenarkan melakukan pengiriman pada frekuensi

yang sedang digunakan, kecuali:

a. Keadaan bahaya telah dibatalkan atau lalulintas bahaya telah berakhir;

b. Seluruh lalu lintas bahaya telah dipindahkan ke frekuensi lain;

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 25

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

c. Stasiun yang mengawasi lalu lintas bahaya memberi izin;

d. Stasiun itu sendiri telah mendapat bantuan.

2.2). Termination of Distress Communication and of Silence (Pengakhiran komunikasi bahaya dan pengenaan tenang)

Apabila pesawat terbang tidak lagi dalam bahaya, maka ia harus

mengirimkan berita mengenai pembatalan keadaan bahaya (CANCEL

DISTRESS MESSAGE), contoh:

HANDIL RADIO

PK-DMN

CANCEL DISTRESS

ENGINE NORMAL AGAIN MAINTAINING ALT 2500

CONTINUE FLYING TO MAERA ETA 0125

Apabila stasiun yang mengawasi pesawat terbang dalam bahaya telah

menerima pembatalan berita mara bahaya (CANCEL DISTRESS

MESSAGE), selanjutnya stasiun tersebut melakukan acknowledgement

of receipt dengan melakukan readback seperti contoh berikut:

PK-DMN

CANCEL DISTRESS

ENGINE NORMAL AGAIN MAINTAINING ALT 2500

CONTINUE FLYING TO MAERA ETA 0125

HANDIL RADIO

Komunikasi bahaya dan keadaan tenang harus diakhiri dengan pengiriman

suatu berita dengan kata-kata “DISTERSS TRAFFIC ENDED” pada

frekuensi yang sedang dipergunakan untuk lalu lintas bahaya. Berita ini

hanya dapat dilakukan oleh stasiun yang mengalami keadaan mara bahaya,

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 26

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

Apabila stasiun yang mengawasi lalu lintas mara bahaya (station

addressed) telah mengetahui bahwa distress condition sudah berakhir,

maka stasiun tersebut harus mengakhiri “Distress Communication And

Silence Condition” dengan mengirim berita seperti berikut:

ALL STATION (spoken 3 times, if necessary)

HANDIL RADIO

“DISTRESS TRAFFIC ENDED”

4. RADIOTELEPHONY URGENCY COMMUNICATION(Komunikasi radiotelephony urgensi)

Disamping didahului dengan tanda urgensi radiotelephony PAN-PAN

(diucapkan tiga kali), berita urgensi yang akan dikirimkan oleh pesawat terbang

yang dalam keadaan urgensi harus :

a) Pada frekuensi yang dipergunakan saat itu.

b) Terdiri dari elemen-elemen seperti dibawah ini, sedapat mungkin sesuai

dengan urutan sebagai berikut:

Nama stasiun yang dituju/ dialamati;

Identifikasi pesawat terbang;

Sifat dasar keadaan urgensi;

Tindakan (yang akan dilakukan) dari orang yang memegang komando

(captain pilot);

Posisi saat itu (flight level, altitude, heading)

Informasi lain yang berguna

Contoh: pengiriman urgency message oleh aircraft station:

1. Urgency signal = PANPAN PANPAN PANPAN

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 27

Dimas Arya Soeadyfa

Fridyatama

Edisi 3Agustus 2015

AIR-GROUND/ GROUND TO GROUND RADIOTELEPHONY

COURSE

CHAPTER - IIIRADIOTELEPHONY PROCEDURES

AND PHRASEOLOGY

2. The name of the station addressed = JAKARTA INFORMATION

3. The identification of the aircraft = PK-ADH

4. The nature of the distress condition = SEROUSLY ILL PASSENGER

ON BOARD

5. The intention of the person in command = PROCEEDING TO JAKARTA

6. Present position, level, heading = PSN OVER SEMARANG

FL165 HEADING 180 deg.

7. Any other useful information = REQUEST DOCTOR AND

AMBULANCE ON ARRIVAL

Pengakuan penerimaan (Acknowledgement of receipt) terhadap berita urgensi

(urgency message) oleh stasiun yang dituju/ dialamati (station addressed) atau

stasiun yang pertama kali mengetahui berita urgensi (first station

acknowledging the urgency message) akan melakukan readback:

1. The identification of the aircraft = PK-ADH

2. The nature of the urgency condition = SERIOUSLY ILL

PASSENGER ON BOARD

3. The intention of the person in command = PROCEEDING TO JAKARTA

4. Present position, level, heading = PSN OVER SEMARANG

FL165 HEADING 180 deg.

5. Any other useful information = REQUEST DOCTOR AND

AMBULANCE ON ARRIVAL

6. The name of the station acknowledging = JAKARTA INFORMATIONthe urgency message.

Dimas Arya Soeadyfa Fridyatama “Air-Ground/ Ground to Ground Radiotelephony Course”

Page 28