· perkembangan industri kreatif di indonesia mernberikan kontribusi yang cukup ... yang terserap...
TRANSCRIPT
:.':\...'
,a'ltKRAF
PETUNJUK TEKNISFASILITASI PENYALURANKREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
EKONOMI KREATIF
1..''i1..
KATA Pf,NGANTAR
Ekonomi keatif Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat meqjadi salah satu sektor
penggerak pertumbuhan ekonomi yang dapat mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil
den makmw Sosuai dengan visi pembangunan Indonesia hingga 2025 mendatang.
Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang digeralkan oleh keativitas yang berasal dari
pengetahuan dan ide yang dimiliki oleh manusia untuk mencari solusi kreatif dan inovatif
terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam arti lain, kreativitas merupakan sumber daya
terbarukan yang tidak akan habis. Jika SDM kreatif Indonesia yang jumlahnya besar dapat
berkreasi dan menciptakan nilai tambah yang didukung oleh iklim yang kondusif maka akan
tercipta kekuatan ekonomi yang mampu mendorong tercapainya visi pembangunan.
Iklim yang kondusif, salah satunya adalah melalui peran pemerintah untuk menyediakan
kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif Indonesia, sehingga para pelaku
ini dapat berkreasi dan berinovasi untr,rk menghasilkan karya untuk meningkatkan tarafhidup
mereka dan kesejahteraan lingkungannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Selaku
Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Miko, Kecil, Dan Menengah No. 1 I Tahun
2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat maka Badan Ekonomi Kreatif
menyusun Petunjuk Teknis Fasilitasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ekonomi
Kreatif. Petunjuk Teknis ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyaluran KIJR
yang diharapkan dapat mernecahkan permasalahan tentang ketersediaqn akss5 pembiayaan
khususnya pembiayaan perbankan bagi pelaku ekonomi keatif.
Diharapkan kepada seluruh pemangku kepentingan sellor ekonomi kreatifdi Pusat dan Daerah
dapar melaksanakan dan memanfaatkan Petunjuk Teknis ini untuk peningkatan dan perluasan
pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.
Februari 2018J
9y.o N o4rl
utomoHr\BK
Y@
*
(.,& Permodalan
ii%
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................ .......... I
PENDAHULUAN ...........I
1.1 Latar Belakang ...............".... I
1.2 Landasan Hukum ................-2
1.3 Tujuan dan Sasaran .......'...... 3
1.4 Pengertian Umum ... . '. ... -.. 4
1.5 Ruang Lingkup...... ...........-...4
PERSYARATAN PENERIMA DAN .....,.... ...........5
PROSEDUR DALAM MEMPEROLEH KUR.. .........................5
2.1 Persyaratan Penerima.... ...............'.......-.'. 5
2.2 Prosedur dalam memperoleh KUR........... ................." 5
GAMBARAN UMUM POTENSI PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)- EKONOMI
3.1 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Arsitektur ..-......' 8
3 .2 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Interior .......... '..- '. .... '.. 8
3.3 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Komunikasi Visual ..........'.......-..... 9
3.4 Sehor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Produk........ .....'-.-.-... 10
3.5 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fotografi..... '...-. l0
3.6 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Penerbitan ........ I I
PENYALUR KUR DAN BADAN EKONOMI KREATIF ...... 13
4.1 Penyalur KUR........... ......... 13
4.2 Badan Ekonomi Kreatif ........ .................14
PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI............. ............,.. 15
ilt
PELAKSANAAN KUR EKONOMI KREATIF
5.1 Pemantauan ..
5.2 Pengendalian.......
5.3 Eva|uasi...............
BAB VI...............
PENUTUP
l5
l5
l5
l6
t7
17
tv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri kreatif di Indonesia mernberikan kontribusi yang cukup signifikan
terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, serta memiliki peranan penting dalam
pemberdayaan sumber daya manusia. Berdasarkan survei Badan Ekonomi Kreatif @el<raf)
bekerjasama dengan BPS melakukan Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2017,
kontribusi PDB ekonomi kreatif pada tahun 2016 sebesar 922 trilyun rupiah. Nilai ini setara
dengan 7 ,44yodari total perekonomian nasional. Potensi ekonomi kreatif yang besar ini juga
terlihat dari nilai ekspor ekonomi kreatif sebesar US$ 19,9 M dengan jumlah tenaga kerja
yang terserap sebanyak 16,9 luta yang setara dengan 14,3 o/o dari total penduduk bekerja
yang ada di lndonesia.
Terlepas dari kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian nasional, upaya
pengembangan industri laeatif di Indonesiajugamemiliki tantangan tersendiri. Bekraf telah
mengidentifrkasi sedikifirya terdapat tujuh isu strategis yang menjadi potensi sekaligus
tantangan yang perlu mendapat perhatian para pemangku kepentingan dalam
pengembangan industri kreatif mendatang. Tujuh isu strategis dalam pengembangan
industri kreatif meliputi :
1. Ketersediaan sumber daya manusia yang kreatif, professional dan kompetitif;
2. Ketersediaan sumber daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif serta
ketersediaan sumber daya budaya yang dapat diakses secara mudah;
3. Ketersediaan pernbiayaan yang sesuai, mudah diakses dan kompetitif;
4. Ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan akomodatif;
5. Perluasan pasar bagi karya kreatif;
6. Perlindungan terhadap kekayaan inteltekhlal yang belum teqjarnin dan belum dapat
dij adikan sebagai j aminan memperoleh pembi ayaan
7. Kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
1
Tantangan mengenai ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses dan kompetitif
dapat diatasi, salah satunya dengan Penyaluran KUR Ekonomi Kreatif. Kredit Usaha
Rakyat (KUR) menrpakan salah saflr skema keditipembiayaan yang diberikan oleh
perbankan dengan pola penjaminan, yang dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah,
Lembaga penjamin dan Perbankan, dengan imbal jasa penjaminan disediakan oleh
Pemerintah. KUR ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai semua usaha produktif
termasuk sektor ekonomi keatif yang layak (feasible) tetapi belum bonkable dari aspek
jaminan maupun agunan tambahan.
Oleh karena itu agar pernanfaatan KUR oleh sektor eko omi kreatif berhasil dan berjalan
lancar maka diperlukan Petunjuk Teknis Fasilitasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat sektor
ekonomi keatif. Petunjuk ini sebagai pedoman atau acuan pemangku kepentingan dan
petugas pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta menjadi referensi perbankan dalam
menyalurkan KUR ke sektor ekonomi kreatif.
1.2 Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor l0 Tahun 1998 tentang perbankan.
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Milao Kecil dan Menengah.
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.
d. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 201 5 tentang Badafl Ekonomi Kreatif sebagaimana
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015.
e. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan
Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Miko, Kecil dan Menengah.
f. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-
22M.Ekonl1012009 tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/pembiayaan Kepada
Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K).
g. Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
Badan Ekonomi keatifNomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala
2
Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 tahun 2015 tentang Organsasi dan Tata Kerja Badau
Ekonomi Kreatif.
h. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Selaku Ketua
Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Milao, Kecil, Dan Menengah Nomor I I
Tahun 201 7 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.
1.3 Tujuan dan Sasaran
. Tujuan
Dalam rangka memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di pusat dan daerah
dalam penyaluran KtlR sektor ekonomi keatif dalam bentuk pedoman/petunjuk
pelaksanaan bagi masing-masing pihak yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi, serta pengawasan progam KUR Ekonomi Kreatif, yang
bertuj uan:
a. Meningkatkan penyaluran kredit/ pembiayaan KUR kepada pelaku ekonomi keatifbaik
unnrk individu/perseorangan baik sendiri-sendiri maupun dalam Kelompok Usaha atau
badan usaha yang melakukan usaha yang produktif (sesuai ketentuan Pasal I Peraturan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan
Pembiayaan Bagi Usaha Mkro, Kecil dan Menengah Nomor 1 1 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.
b. Meningkatkan daya saing UKM lceatif, membantu penanggulangan kerniskinan dan
perluasan kesempatan ke{a, serta peningkatan nilai tambah pelaku di sektor ekonomi
kreatif.
Sasaran
Terlaksananya penyaluran K{IR kepada pelaku ekonomi keatif dan meningkatnya
pelalor ekonomi laeatif yang memanfaatkan KUR.
b. Terpenuhinya modal bagi pelaku ekonomi kreatif dan peningkatan kapasitas pelaku
ekonomi kreatif.
a
3
I.4 Pengertian Umum
a. Penerima KUR sektor ekonomi lceatif adalah pelaku industri kreatif baik secara
individu dan atau melalui kelompok usaha yaitu kelompok usaha drn pelaku industri
kreatif lainnya yang berusaha di bidang ekonomi kreatif.
b. Usaha keatif adalah usaha industri keatif yang meliputi 16 (enam belas) sub-sektor,
yaitu: (1) aplikasi dan game developer, (2) arsitektur, (3) desain interior, (4) desain
komunikasi visual, (5) desain produk, (6) fesyen, (7) Iilm, animasi dan video, (8)
fotografi, (9) kriya, (10) kuliner, (l l) musik, (12) penerbitan, (13) periklanan, (14) seni
pertunjukan, (15) seni rupa, (16) televisi dan radio.
c. Petunjuk Teknis ini merupakan panduan tambahan bagi Penyalur KUR yang akan
menyalurkan pembiayaan KIIR ke 6 (enam) subsektor Ekonomi Kreatif yaitu
Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fotografi dan
Penerbitan. Adaprm penyaluran KUR Ekonomi Kreatif tidak terbatas pada 6 (enan)
sub sektor yang dijelaskan dalam Juknis ini namun meliputi 16 (enam belas) sub sektor
ekonomi kreatif.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Telods KUR Ekonomi Kreatif dengan sistematika sebagai berikut:
l. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan dan sasaran,
pengertian umum dan ruang lingkup.
2. Persyaratm Penerima dan prosedur dalam me'rrperoleh KUR
3. Gambaran Umum Potensi Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ekonomi Kreatif
4. Penyalur KUR dan Badan Ekonomi Kreatif
5. Pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan penyaluran KUR
6. Penutup.
4
BAB II
PERSYARATAN PENERIMA DAN
PROSEDTJR DALAM MEMPEROLEH KUR
2.1 Persyaratan Penerima
1) Individu: Pelaku ekonomi kreatif dengan syarat:
(l) Wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dibuktikan dengan kartu
identitas berupa e-KTP;
(2) Memiliki usaha di bidang ekonomi kreatif;
(3) Usahanya produktif dan layak (feasible) namun belum banknble.
2) Kelompok usaha, badan usaha, pelaku usaha ekonomi kreatif yang memiliki usaha di
bidang ekonomi kreatif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Memiliki Surat Izin Usaha yang diterbitkan pemerintah setempat.
4) Ketenhran lain yang ditetapkan oleh Penyalur KIIR.
2.2 Prosedur Dalam Memperoleh KUR
l) Badan Ekonomi Kreatif berkoordinasi dengan asosiasi sub sektor ekonomi kreatif untuk
mendata pelaku ekonomi kreatif yang menjadi anggotanya yang merniliki potensi untuk
menjadi calon-calon penerimaKUR. Asosiasi akan memverifikasi datapelaku ekonomi
kreatif yang berminat menjadi Penerima KUR.
2) Badan Ekonomi Kreatif akan menggugah data calon-calon penerima KUR yang telah
didapatkan dari Asosiasi ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Badan
Ekonomi Kreatifjuga dapat bekerja sama dengan Penyalur KUR untuk mengirirnkan
data calon-calon penerima KUR ekonomi kreatif agar dapat ditindaklanjuti oleh
Penyalur KUR untuk diunggah ke SIKP. Format isian data SIKP dapat dilihat pada
larnpiran VII dokumen petunjuk teknis ini.
3) Penyalur KUR akan memanfaatkan data di SIKP dan data yang dikirimkan oleh Badan
Ekonomi Kreatif untuk dapat memperoleh data calon penerima KUR yang memiliki
potensi untuk dibiayai.
5
4) Penerima KUR akan langsung berhubungan dengan Penyalur KUR unftrk melakukan
penilaian kelayakan pembiayaan usaha dmi Penerima KUR.
5) Penyaluran KUR dilakukan mengikuti persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
6
BAB III
GAMBARAN UMUM POTENSI PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT
(KUR) EKONOMI KREATIF
KUR urtuk sektor ekonomi kreatif dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian target-
target utama program Badan Ekonomi Kreatif, dmi aspek pemenuhan permodalan guna
mendorong pengembangan Rantai Nilai Produk Kreatif sesuai dengan Garnbar 3.1.
Gambar 3.1. Rantai Nilai Produk Kreatif
I(REAsI Pf,ODU|(sI-i:' XOHSUII Sl r,,rr XOI{SERVAS!DtsTRltusr
. Ruang Kreatif
. Sarana Kreasi
. Xlaster lkeasi
. Sarana/AlatProduksi
6DM/teknisiProduki
.Akses
Permodalan
. StrukturPasar
. Akses ke
Pasar
Repositoriessebagai sumberide kreatif pada
riklus berikutnya
Berdasarkan Rantai Nilai Produk Kreatif tersebut, peran Badan Ekonomi Kreatif adalah di
bidang Produksi yaitu Akses Permodalan. Sub sektor ekonomi kreatif yang diarnpuh oleh
Badan Ekonomi Kreatif sesuai dengan Peraturan Presiden No. 6 Juncto No. 72 Tahun 2015
Tentang Badan Ekonomi Kreatif, meliputi zubsektor (1) Kuliner, (2) Kerajinan, (3) Fesyen, (4)
Aplikasi dan Game Developer, (5) Arsitektur, (6) Desain Interior, (7) Desain Komunikasi
Visual, (8) Desain Produk, (9) Film, Animasi dan Video, (10) Fotografi, (11) Musik, (12)
Penerbitan, (13) Periklanan, (14) Senin Pernrnjukan (15) Seni Rupa, (16) Televisi dan Radio.
Petunjuk teknis ini ditujukan untuk menjadi panduan tarnbahan bagi Penyalur KUR yang ingin
menggali potensi pernbiayaan KUR pada 6 (enam) sub sektor ekonomi kreatif yaitu: Arsitektur,
Desain lnterior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fotografi, dan Penerbitan.
7
Pemilihan sub sektor ini dilakukan dengan mempertimbangkan struktur biaya dan profitabilitas
masing-masing zub sektor yang masih relatif dapat di-cover oleh besarannya nominal
pembiayaan kredit usaha rakyat. Rincian struktur biaya dan profitabilitas untuk 6 (enam) sub
sektor diatas dapat dilihat pada lampiran I sampai VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari dokumen pehrnjuk teknis ini.
Bekraf akan berusaha menambah jumlah sub seklor ekonomi kreatif yang dapat difasilitasi
untuk memperoleh KUR ekonomi kreatif dengan mempertimbangkan skala usaha yang
bersangkutan dan telah dibuat struktur biayanya. Penyaluran KUR ekonomi kreatif diberikan
untuk sub sektor diatas dapat dirinci seperti dibawah ini:
3.1 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Arsitektur
a. Arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni secara utuh dalam mengubah ruang dan lingkuogan binaan sebagai bagian dari
kebudayaan dan peradaban manusia yang memenuhi kaidah fungsi, kaidah konstruksi,
dan kaidah estetika serta mencakup faktor keselamatan, keamanan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan. (UU No. 6 Tahun 2017 tentang Arsitek)
b. Pembiayaan difokuskan pada aktivitas arsitektur yaitu kelompok yang mencakup
kegiatan penyediaanjasa konsultasi arsitek, seperti jasa arsitekhr perancangan gedung
dan drafting, jasa arsitektur perencanaan perkotaan dan arsitektur landscape, jasa
arsitektur pemugaran bangunan bersejarah, termasuk jasa inspeksi gedung dan
bangunan (KBLI71101).
c. Kelompok ini mencakup usaha jasa konsultasi arsitek (seperti: design bangunan,
pengawasan konsfuksi, perercanaim kota dan sebagainya) (Kode LBU 742000).
d. Pelaku ekonomi kreatif yang terdaftar di Ikatan Arsitek Indonesia
e. Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif Sub Sektor
Arsitektur.
3.2 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Interior
a. Desain interior didefinisikan sebagai proses pemecahan masalah objektif manusia dan
Iingkungan yang didasari kolaborasi ilmu dan kreativitas dengan menambahkan nilai-
8
nilai termasuk nilai identitas budaya dan nilai tambah (added valued) baik secara
ekonomis, fungsional, sosial, dan estetika sehingga dapat memberikan solusi subjektif.
6. Pembiayaan difokuskan pada kelompok kegiatan penyediaan jasa perancangan khusus,
seperti perancangan mode yang berhubungan dengan tekstil, pakaian jadi, sepatu,
perhiasan, furnitur dan karasteristik manusia, keamanan, pengeflalan pasar dan efisien
dekorasi interior lain serta barang mode lainnya seperti halnya barang pribadi atau
rumah tangga; perancang industrial, yaitu penciptaan dan pengembangan desain dan
spesifikasi yang mengoptimalkan penggunaan, nilai dan tampilan produk, termasuk
penentuan akhir pennukaan produk, pendekatan kepada kebutuhan dan dalam produksi,
distribusi, penggunaan dan produksi; kegiatan perancangar grafis, kegiatan desainer
interior dan kegiatan dekorator interior (KBLI74l00).
c. Kelompok ini mencakup dekorasi interior untuk penyelesaian konstruksi gedung (Kode
LBU 4s4000).
d. Pelaku ekonomi kreatif merupakan anggota komunitas/asosiasi desain interior di
Indonesia.
e . Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif sub sektor desain
rnterror
3.3 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Desain Komunikasi Visual
a. Desain komunikasi visual didefinisikan sebagai proses desain yang tujuan utamanya
adalah menyampaikan gagasan atau ide yang menggunakan bantuan visual.
b. Pembiayaan KIIR difokuskan pada aktivitas perancangan khusus yaitu kegiatan yang
mencakup penyediaan jasa perancangan khusus, seperti perarlcangan mode yang
berhubungan dengan tekstil, pakaian jadi, sepatu, perhiasan, furnitur dan karasteristik
manusia, keamanan, pengenalan pasar dan efisien dekorasi interior lain serta barang
mode lainnya seperti halnya barang pribadi atau rumah tangga; perancang industrial,
yaitu penciptaan dan pengembangan desain dan spesifikasi yang mengoptimalkan
penggunaan, nilai dan tampilan produk, termasuk penenfuan akhir permukaan produk,
pendekatan kepada kebutuhan dan dalam produksi, distribusi, penggunaan dan
produksi; kegiatan perancangan grafis, kegiatan desainer interior dan kegiatan dekorator
interior (KBLI 74100).
9
c. Kelompok ini mencakup kegiatan lainnya yang berkaitan deugan komputer. (Kode
LBU 729000).
d. Pelaku ekonomi kreatif merupakan anggota komunitas/asosiasi desain komunikasi
visual di Indonesia.
e. Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif sub sektor desain
komunikasi visual.
3.4 Sektor Bkonomi Kreatif Sub Sektor Desain Produk
a. Desain produk merupakan suatu alat manajemen untuk menerjemahkan hasil kegiatan
penelitian dan pengembangan suatu poduk yang dilakukan sebelurn menjadi rancangan
yang nyata yang akan diproduksi dan dijual.
b. Pembiayaan KUR difokuskan pada kelompok jasa pengepakan yang mencakup usaha
jasa pengepakan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, baik menggunakan atau tidak
suafu proses otomatis. Termasuk pembotolan minuman dan makanan, pengemasan
benda padat {blister packaging pembungkusan dengan alumunium foil, dan lain-lain),
pengemasan obat dan bahan obat-obatan, pelabelan, pembubuhan perangko dan
pemberian cap, pengemasan parsel atau bingkisan dan pembungkusan hadiah.
Termasuk pengalengan dan sejenisnya (KBLI 82920).
c. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan segala macam kemasan dan kotak dari
kertasikarton yang digunakan untuk pembungkus/pengepakan, termasuk juga
pembuatan kotak untuk rokok dan barailg-barang lainnya (Kode LBU 210200).
d. Pelaku ekonomi kreatif merupakan anggota komunitas/asosiasi desain produk di
Indonesia.
e. Penyalur KUR melakukan identifikasi kepada pelaku ekonomi kreatif sektor desain
komunikasi visual.
3.5 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fotografi
a. Fotografi didefinisikan sebagai sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas
individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan
perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan
berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan
juga kesempatan kerja.
10
b. Pembiayaan KUR diutamakan pada aktivitas fotografi yang mencakup kegiatan
fotografi atau pemohetan, baik untuk perorangan atau kepentingan bisnis, seperti
fotografi untuk paspor, sekolah, pernikahan dan lain-lain; fotografi untuk tujuan
komersil, publikasi, mode, real estate atau pariwisata; fotografi dari udara (pemotretan
dari udara atau aerial photography) dan perekaman video untuk acara seperti
pemikahan, rapat dan lainJain. Kegiatan lain adalah pemrosesan dan pencetakan hasil
pemotretan tersebut, meliputi pencucian, pencetakan dan perbesaran dari negatif film
atau cine-film yang diambil klien; laboratorium pencucian film dan pencetakan foto;
photo shop (tempat cuci foto) satujarn (bukan bagian dari toko kamera); mounting slide
dan penggandaan dan restoring atau pengubahan sedikit tranparasi dalam hubungannya
dengan fotografi. Termasuk juga kegiatan jurnalis foto dan pembuatan mikofilm dari
dokumen (KBLI 74201).
c. Dalam 19 Sektor Ekonomi LBU, subsekstor fotografi ini tennasuk dalam kategori
sektor I 1 (Jasa Perusahaan) yaitujasa fotografi (Kode LBU 749000).
d. Pelaku ekonomi keatif merupakan anggota komunitas/asosiasi fotografi di Indonesia.
e. Penyalur KUR melakukan identiflkasi kepada pelaku ekonomi kreatif sub seltor desain
komunikasi visual.
3.6 Sektor Ekonomi Kreatif Sub Sektor Penerbitan
a. Penerbitan didefinasikan sebagai suahr usaha/kegiatan mengelola informasi dan daya
imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituargkan
dalam bentuk tulisan, gambar dar/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk
dikonsumsi public, melalui media cetak, media elekhonik ataupun media daring untuk
mendapatkan nilar ekonomi, social ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.
b. Pembiayaan KUR difokuskan pada kegiatan yang mencakup usaha penjilidan lembar
cetakan, misalnya menjadi buku, brosur, majalah, katalog dan sebagainya, dengan
melipat, memasang, menjahit, merekatkan, menyatukan, penjilidan dengan perekat,
perapihan dan gold stamping; prodr*si composed type, plates atau cylinders, penjilidan
buku; komposisi, pernasangan huruf, atau cylinders, penjilidan buku; komposisi,
pemasangan huruf, pengenalan karakter atau huruf optik, penyusunan elektronik;
pembuatan gambar mencakup pemasangan image atau gambar (untuk proses
pencetakan mesin cetak dn ffiet); pengukiran atau sketsa cylinders untuk gravure;
11
proses pembuatan gambar langsung di atas pelat (temasuk pelat fotopolimer)
pembuatan gambar untuk pencetakan rtan pengecapan relief; pembuatan cetakan untuk
percobaan; pekerjaan artistik mencakup penyiapan batu litho dan woodblocks (produksi
batu lithographic, untuk digunakan dalam kegiatan percetakan di unit lain); pembuatan
barang reprografi; desain barang cetakan seperti skets4 layout, barang contoh dan
sebagainya; dan kegiatan grafis lainnya seperti die-sinking dan die-staurping,
penggandaan huruf braille, peurukulan dan pengeboran, penyulaman timbul,
pemvemisan dan pelapisan" penyisipan dan pelipatan (KBLI 18120).
c. Kelompok ini mencakup usaha penerbitan buku, brosur, buku musik, dan publikasi
lainnya; penerbitm surat kabar, jurnal, tabloid dan majalatr, penerbitan dalam media
rekaman; industri penerbitan khusus dan indusfri penerbitan lainnya (Kode LBU
221000).
d. Pelaku ekonomi laeatif merupakan auggota komunitas/asosiasi penerbitan di Indonesia.
e. Penyalur KUR melakukan identifikasi dengan pelaku ekonomi kre*if sub sektor
penerbitan.
12
BAB IV
PEI{YALUR KUR DAN BADAN EKONOMI KREATIF
4.1 Penyalur KUR
Penyalur KUR adalah lembaga keuangan atau koperasi yang ditunjuk untuk menyalurkan KUR.
Lembaga Keuangan yang berhak menyalurkan KUR adalah lembaga keuangan yang
berdasarkan prinsip konvensional maupun syariah yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang otoritas jasa keuangan.
Sedangkan koperasi adalah koperasi simpan pinjam (KSP) darlatau koperasi simpan pinjam
pembiayaan syariah (KSPS) yang diawasi oleh Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perkoperasian.
Beberapa lembaga keuangail yang menyalurkan KUR
Bank Umum
l. BRI 7. BankPermata
2. Bank Mandiri 8. Maybank
3. BNI 9. BTPN
4. Bukopin 10. OCBC NISP
5. BCA 11. Bank Artha Graha
6. Bank Sinarrnas 12. BRI Syariah
Bank Daerah
1. BPD Kalbar
2. BPD NTT
3. BPD Bali
4. BPD DIY
5. BPD Sulselbar
6. BPD Sumatera Utara
Lembaga Pembiayaan
1. BCA Finance
2. MegaFinance
7. Bank Jatim
8. BPD Sumbar
9. BPD Riau Kepri
10. Bank Jambi
11. Bailk Lamptrng
12. Bank Papua
3. FIF
4. AdiraFinance
13
Penyalur KUR dapat berubah sewaknr-waktu menye ;uaikan dengan Penetapal Penyalur
Kredit Usaha Rakyat oleh Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Komite
Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menegah.
4.2 Badan Ekonomi Kreatif
Badan Ekonomi Kreatif dalam hal melaksanakan tugas dan fungsinya untuk meningkatkan
akses pembiayaan KUR melalui perbankan kepada pelaku ekonomi kreatif mempunyai tugas :
l. Melakukan koordinasi dengan asosiasi dan pelaku ekonomi kreatif untuk mendata para
pelaku ekonomi keatif yang membutuhkan pembiayaan KUR untuk diunggah datanya
ke dalam Sistem Infonnasi Kredit Program (SIKP).
2. Melakukan pembinaan dm pendampingan kepada pelaku ekonomi keatif. Pembinaaan
dan pendampingan ini ditunjukan untuk meningkatkan kapasitas pelaku agar layak
mendapat pembiayaan KUR.
3. Berkoordinasi dengan perbankan Penyalur KUR untuk menetapkan target/sasaran
penyalur KUR terhadap sub sektor ekonomi kreatif
4. Berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang membina pelaku ekonomi kreatif untuk
6 (enam) sub sektor diatas agar para pelaku ekonomi kreatif di deaerah mendapat
hedit/pembiayaan KUR sesuai dengan ketentuan Penyalur KUR
5. Pembinaan dan pendampingan dalam pelaksanaan KUR dilakukan oleh Drektorat
Akses Perbmkan, Deputi Akses Pennodalan Badan Ekonomi Kreatif.
14
BAB V
PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EYALUASI
PELAKSANAAN KUR EKONOMI KREATIF
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan KUR bagi pelaku ekonomi kreatif untuk 6 (enam)
sub sektor diatas agar tepat sasaran maka diperlukan adanya pemantauan, pengendalian dan
evaluasi secara periodik.
5.1Pemantauan
Pemantauan adalatr kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan KUR ekonomi
l<reatif, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan
tirnbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan pelaksanaan KUR
ekonomi kreatif dilakukan terhadap perkembangan realisasi penyerapan dana KUR untuk
6 (enam) sub sektor yang meliputi Sub Sektor Arsitek, Desain Interior, Desain
Komunikasi Visual, Fotografi dan Penerbitan.
Realisasi penyerapan dana KUR ini diperoleh dari data perbankan khususnya Bank yang
sudah melaksanakan Nota Kesepahaman dengan Badan Ekonomi Kreatif. Dari data
penyaluran KUR dapat dipantau perkembangan kredit/pembiayaan untuk ke enam sub
sektor diatas. Pemantauan ini akan dilaporkan dalam waktu setiap 6 bulan.
5.2 Pengendalian
Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimakstrdkan untuk
mdamin agar suatu program/kegratan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan, untuk tercapainya tujuan dan sasaran KUR ekonomi kreatif yang tertuang
dalam skema KUR dilakukan melalui kegiatan pengawasan. Porgawasan kegiatan KUR
ekonomi kreatif akan dilakukan oleh Kedeputian Akses Permodelan Badan Ekonomi
Kreatif.
Untuk mengendalikan kelancaran pelaksanaan dari KUR Sub SektorEkonomi Kreatif ini,
maka Kedeputian Akses Permodalan akan membuat buku Lending Model untuk Sub
Sektor Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fotografi
dan Penerbitan yang akan memberikan wawasan kepada para Penyalur KUR atas
15
karakteristik dari masing-masing sub sektor ini sehingga Penyalur KIJR dapat lebih
me6ahami resiko dari masing-masing sub sektor tersebut diatas datr tidak enggan untuk
menyalurkan KUR kepada para pelakrmya.
5.3 Evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (rnput),keluaran
(output)dm hasil (outcome).Evaluasi dilakukan dengan makzud untuk dapatmengetahui
dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajum dan kendala yang dijumpai dalam
petaksanaan rencana kegiatan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan
rencanaKUR ekonomi lreatif di mnsayang akan datang.
16
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Teknis KUR sektor ekonomi kreatif di susun dalam rangka percepatan dan perluasan
KUR Tahun 2018 yang menjadi salah satu tugas Badan Ekonomi Kreatif sesuai Surat Menko
perekonomian Nomor 230/I\d.EKON/lll20l5 tanggal 3 November 2015. Pedoman ini
digunakan sebagai acuan bagi pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah dalam
pemanfaatan KUR untuk mendukung permodalan pelaku industi laeatif dalam melaksanakan
usaha sektor ekonomi kreatif, dengan tujuan:
a. Meningkatkan penyaluran kreditipembiayaan KUR kepada pelaku ekonomi kreatif baik
untuk individu/perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif
b. Membantu penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja, serta peningkatan
nilai tambah pelaku di sektor ekonomi kreatif.
Adapun sasffan dari pedoman KUR Ekonomi Kreatif adalah:
a. Terlaksananya penyaluran KUR kepada pelaku ekonomi kreatif dan meningkatnya pelaku
ekonomi kreatif yang memanfaatkan KUR.
b. Terpenuhinya modal bagi pelaku ekonomi kreatif dan peningkatan kapasitas pelaku
ekonomi laeatif.
Agar pelaksanaan penyaluran KUR Ekonomi Kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran seperti
yang direncanakan dengan "ciri khas" sentuhan ekonomi kreatif, makaBadan Ekonomi Kreatif
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pendampingan untuk peningkatan kompetensi baik
teknis maupun adminisfrasi bagi pelaku reatif yang menjadi Penerima KUR Ekonomi Kreatif.
Selain itu Badan Ekonomi Kreatifjuga melaksanakan kegiatan Pemantauan, Pengendalian dan
Evaluasi pelaksanaan KUR Ekonomi Kreatif.
t7
LAMPIRAN STRUKTUR BIAYA DAI[ PROFITABILITAS
LAMPIRAN I : STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS SUB SEKTOR BISNIS
ARSITEKTUR
105,500,0001Belanja Modal
Awal
a illodal 105,500,000: TotrlBalanl
24,000,0002Biaya Operasional
I Tahunllmat'l Tahun 24,000,000
100,000,0003Target
Pendapatan100,000,000
(Total Pendapatan -Biaya Operasional)
76,000,0004 Keuntungan(Laba)
Marjin Keuntungan :76%76,000,000
Tahun(Modal/Laba) 1.705 BEP Target
((Laba/(Modal+Laba) 16 ROA
Total 100%
0.5868ROE (Laba/Modal)
Toht f 59Yo
18
LAMPIRAN II : STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS BISMS SUB
SEKTOR DESAIN INTERIOR
Sub Sektor Desain Interior Murni
1Belanja Modal
Awal 77,500,000
77,500,000
2Biaya
Operaslonal lTahun
80,600,000
80,600,000
3Target
Pendapatan 240,000,000
240,000,000
4Keuntungan
(Laba)(Total Pendapatan - Biaya
Operasional)159,400,000
159,/fi10,000 Mariln Keuntungan : 66.41%
5 BEP Target (Modal/Laba) 0.99 Tahun
6 ROA ((Laba/(Modal+Laba) 1
100o/o
7 ROE (Laba /Modal) 1.008
101o/o
19
Sub Sektor Desain Interior Rancang Bangun
1Belanja Modal
Awal 107,500,000
107,500,000
2Biaya
Operaslonal lTahun
121,560,000
12r,560,000
3Target
Pendapatan600,000,000
600,000,000
4Keunfungan
(Laba)(Target Pendapatan -
Biaya Operasional)478,440,000
479,{46,ggg MarJin Keuntungan : 79.74oh
5 BEP Target (Modal/Laba) 0./[8 Tahun
6 ROA ((Laba/(Modal+Laba) 1
100o/o
7 ROE (Laba /Modal) 2.088
209o/o
20
LAMPIRAN III : STRUKTI]R BIAYA DAN PROFITABILITAS SUB SEKTOR
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
164,500,0001Belanja Modal
Awal164,500,000
350,000,0002Biaya Operaslonal
I Tahun350,000,000
600,000,0003Target
Pendapatan600,000,000
(Target Pendapatan -Biava Operasional)
250,000,0004Keuntungan
(Laba)Mariln Keuntungan 41.6%250,000,000
Tahun2.0585 BEP Target (Modal/Laba)
a3276 ROA ((Laba/Modal+Laba)
32.TYo
0.49127 ROE (Laba /Modal)
49%
2L
LAMPIRAN IV
DESAIN PRODUK
r STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS SI]B SEKTOR
25,300,0001 Belanja ModalAwal25,300,000
2Blaya Operasional
{ Tahun 225,550,000
225,550,000
3Target
Pendapatan 570,000,000
570,000,000
344,450,0004Keuntungan
(Labal(Target Pendapatan -
Biaya Operasional)344,450,000 Marlin Keuntungan : 60.42oh
0.728 Tahun5 BEP Target (Modal/Laba)
6 ROA ((Laba/(Modal+L66", 0.5802
58.O2olo
7 ROE (Laba /Modal) 1.37
137olo
22
LAMPIRAN V
FOTOGRAFI
STRIXTI]R BIAYA DAN PROFITABILITAS STJB SEKTOR
1Belanja Modal
Awal 493,000,000
493,000,000
Biaya Mainpower +Tenaga Keria Ahli
186,600,000
Biaya Overhead +Utilitas 159,500,0002
BlayaOperaslonal t
TahunBiaya Lain-lain 50,000,000
h"i?:'rl:lll 396,{00,000
3Target
Pendap.tan 660,000,000
660,000,000
4 Keuntungan(Laba)
(Target Pendapatan -Biaya Operasional)
263,900,000
liarlln Kountungan : 39.98%263,900.000
5 BEP Terget (Modaulaba) 3.37 Tahun
6 ROA ((Laba(Modal+Laba) 0.422
42Yo
7 ROE (Laba/Modal) 0.2968
:-r.i.i ili;.:r-:. 30%
21
LAMPIRAN VI
PENERBITAN
STRUKTI]R BIAYA DAN PROFITABILITAS SUB SEKTOR
Belania Modal Peralatan Kerja 49,000,0001
49,000,000
Biaya Mainpower &Tenaoa Keria Ahli
336,500,000
Biaya Overhead &utilitas
75,000,0002Biaya
Operasional ITahun
Biaya Lain-lain 140,000,000
551,500,000
3Target
PendaDatan700,000,000
700,000,000
149,500,0004Keuntungan
(Labal(Target Pendapatan -
Biava Operasional)tariin Keuntungan : 21.21o/o148,500,000
Tahun5 BEP Target (ModaULaba) 4
6 ROA ((Laba/(Modal+Laba) 1
2A%
(Laba/Modal) 0.2472939227 ROE
25o/o
24