^ (jj-siss-ejj tl—

15
NILAI-NBLAIHAK ASASIMANUSIA DALAM BUKU AJAR PENDroiKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DAERAHISTIMEWA YOGYAKARTA* Oleh: Fahrurrozr Abstract This research aims to know the characteristic appears in the textbook of Islamic education and to describe the development of integration of human right values into textbook of Islamic education inSenior high school Yogyakarta. Thetextbook published by Department of Religious Affairs and informationfrom the teachers are the primary data for this research. Based on the data accepted, this research concludes two main ideas: First, the textbook has not being reflected the vision of appreciation toward human rights. Second, based on this inclination, the content of textbook needs to be revised until it really contains human right values. ^ l-ajij,| aJ-A (3 jlJ^j ^ Ji ^ (J J-SiSs-eJJ tl— ^ i3f ^ jJjtU 'U.v-ljjJi jS jil OU LiUj Kata kunci: hak asasi manusia, buku ajar, pendidikan agama Islam 'Hasil penelitianyang disponsorioleh Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia (MSI-UII) Yogyakarta 2004 dan melibatkan beberapa mahasiswa MSI-UII. - "Peneliti pada Pusat StudiIslamUniversitas Islam IndonesiaYogyakarta.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

NILAI-NBLAIHAK ASASIMANUSIA DALAM BUKU AJAR

PENDroiKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH

ATAS DAERAHISTIMEWA YOGYAKARTA*

Oleh: Fahrurrozr

Abstract

This research aims to know the characteristic appears in the textbook ofIslamiceducation and to describe the development of integration of human right valuesinto textbookofIslamic education in Senior high school Yogyakarta. The textbookpublished by Department ofReligious Affairs and informationfrom the teachersare the primary datafor this research. Based on the data accepted, this researchconcludes two main ideas: First, the textbook has not being reflected the vision ofappreciation toward human rights. Second, based on this inclination, the contentof textbook needs to be revised until it really contains human right values.

^ l-ajij,| aJ-A

(3 jlJ^j ^ Ji

^ (JJ-SiSs-eJJ tl—^

i3fjJjtU 'U.v-ljjJi jSjil OU LiUj

Kata kunci: hak asasi manusia, buku ajar, pendidikan agama Islam

'Hasil penelitianyang disponsorioleh Magister Studi IslamUniversitasIslam Indonesia(MSI-UII) Yogyakarta 2004 dan melibatkan beberapa mahasiswa MSI-UII. -

"Peneliti pada Pusat StudiIslam Universitas Islam IndonesiaYogyakarta.

Page 2: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

156 Millah Vol. IV, No. 2, Januari 2005

A. Pendahuluan

Selama ini banyakkalangan' yang mempertanyakan apa kontribusi agama (Islam)terhadap penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Skeptisisme terhadap agama sepertiini seringmuncul karenaagamacenderungtampil sangatnormatifdan formalistik, sehinggaseolah-olah persoalan agama adalah persoalan akhirat dan tidak berkorelasi denganurusan manusia di bum!.

Skeptisisme semacam ini antara lain disebabkan oleh substansi pendidikan agamayangada terjebakdalampendidikan agamaklasikyangcenderung abstrakritualistikdan kurang bersinggungan dengan persoalan-persoalan kemanusiaan kontemporer.Pendidikan agama dalam wacana kontemporer umumnya berangkat dari upayamelakukan sebuah terobosan untuk menghasilkan pemikiran agama yang relevan dengandunia modem.

Meskipun bukansatu-satunya faktor, namun materi {content; isi) dariPendidikanAgama Islam sebagaimana terdapat dalam sebuah kurikulum, dapatmenjadi salahsatufaktor keberhasilan pendidikan agama di sekolah. Sebagai sebuah acuan dalampembelajaran, materi Pendidikan Agama Islam akan diserap oleh peserta didik sebagaipelajaran, pengalaman atau bahkan pedoman hidupnya yang berguna dalam mengatasidanberfungsi sebagai solusi atasproblematika hidupnya.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu fase pendidikan diIndonesiayangmempunyai arti strategismasaperkembangansiswadarimasa transisiremaja menuju tahap dewasa. Darisini pendidikan agama Islam memiliki peranyangsangat strategis dalam upaya penyemaian nilai-nilai sosial-spiritual dalam diri siswa, yangdiharapkan dapatberimbas padapembentukan pribadi yang pekaterhadap persoalan-persoalankemanusiaan kontemporer ataupersoalanHAM.

Pendidikan Agama Islam (PAI) diSMAadalahupayasadardanterencana dalammenyiapkan pesertadidik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,bertaqwa,dan berakhlakmulia dalammengamalkanajaran agamaIslamdari sumberutamanyakitab suci al-Qur'an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,sertapenggunaanpengalaman. Selainitu, ia merupakantuntunan untukmenghormatiorang lain dalam hubungannya dengan kemkunan antarumatberagama dalam masyarakathinggaterwujudkesatuandanpersatuanbangsa.

Bertolakdari alasantersebut,makapenelitiantentangnilai-nilaiHAMdalambuku ajarPAI SMA sangat penting untuk dilakukan agarpendidikan agama di masa

'Sejakmencuatnya isukonflik antar umat beragama, beberapa kalangan mulai meragukanperanpendidikan agama di sekolah. Beberapa pihakmengusulkan agarpendidikan agama digantidenganpendidikanbudi pekerti.

Page 3: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAM dalam Buku Ajar Pendidikan Agama... v.,? 157

depan relevan untuk kepentingan umat manusia. Sebenamya terdapat banyak buku ajarPAI untuk SMA yang diterbitkan oleh penerbit yang berbeda, namun penelitian inidifokuskan pada buku ajar yang diterbitkan Departemen Agama. Alasannya, hampirpada semua sekolah buku ajar terbitan Departemen Agama tersebut dijadikan sebagalbuku pedoman.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang berupaya meneliti tentangsebuah subyeksecara mendalam.Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitianiniadalahsosialkemasyarakatan danfilosofis kritis.^ Ada duateknikpengumpulan datayang digunakan, yaitu dokumentasi dan Focus Group Discussion.

Pertama, dokumentasi. Penelitimengumpulkanbuku-bukubahan ajarPAISMAyangberbeda. Daripenelusuranyangdilakukandi sekolah,yaituantara lain:bukuterbitanDepartemen Agama Republik Indonesia (DEPAG RJ), PT Intan Pariwara, Yudistira,dan buku-buku yang diterbitkan sendiri oleh yayasan (swasta), misalnya SMAMuhammadiyah menggunakan buku yang ditetapkan Majlis Taijih danlaln-lain. Walaupundemikian, buku pedoman yang dipakai oleh rata-rata sekolah adalah buku terbitanDEPAG RI tahun 2002,^ sedangkan yang lainsifatnya suplementer ataumelengkapibukupedoman utama. Olehkarenaitu,penelitian ini lebihterfokuskan padabukuajaryang diterbitkan oleh DEPAG RI.

Kedua,Focus GroupDiscussion (FGD). Untuk keperluan ini, peneliti telahmengundang beberapapihakyangdiasumsikan dapatmemberikan informasi pentingtentang buku ajarpendidikan agama Islam, yaitu guru-guru agamadi SMA UII(swasta),SMA Perak Kotagede (swasta), SMA Muhammadiyah I (swasta), SMA Islam Wates(swasta), SMA Institut Indonesia I (swasta), SMA Ma'arifWates (swasta, SMA PIRII (swasta), SMANUTempel(swasta), SMAGotongRoyong(swasta), SMANegeri2Yogyakarta, SMANegeri 8 Yogyakarta,"* sertabeberapa pengamatmasalah pendidikandari UniversitasIslam Indonesia Yogyakarta.

^Pendekatan sosial kemasyarakatan digunakan untuk raelihat danmenilai kebutuhan {need)asasi masyarakat saat ini. Sedangkanpendekatan filosofis religius digunakan untuk memahamidan menafsirkan ajaran-ajaran agama yang berbicara tentang kemanusiaan.

'Bukupedoman Pendidikan Agama Islam yang di SMA DIY ini adalah buku pedomandidasarkankan pada kurikulum 1994.

^Fokus sampel pada 11 SMA (9 sekolah swasta dan 2 sekolah negeri) didorong olehbeberapa alasan, yaitupemilihan 2 sekolah negerisebagai representasi daribeberapaSMANegeridi Yogyakarta. Sedangkan pemilihan 9 SMA Swasta berdasarkan pada asumsi bahwa masing-masing sekolah swasta memiliki karakteristik Pendidikan AgamaIslamyang berbedasatusamalainnya dan berbeda pula dengan negeri.

Page 4: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

15 8 Millah Vol. IK No. 2, Januari 2005

Dari sebelas pihak sekolah yang diundang, hanya ada tiga sekolah yangmenghadiri acarafocus group discussion, yaitu: SMA UII, SMA PIRI I, dan SMAInstitut Indonesia. Sementarapakar dan pengamat yang diundang, hadir semua.

Berikutnya, penelusuran ini diperkuat dengan beberapa dokumen lain sepertisurat kabar, majalah, buku, dan benda-benda tertulis lainnya. Dokumen-dokumen Iaintersebut berfungsi sebagai alat untuk melihat dan menganalisis muatan materi yangterkandung di dalam buku ajar yang sudah ada.

Sedangkan tolok ukur yang digunakan apakah pendidikan agama tersebutbermuatan nilai-nilai HAM atau tidak bermuara pada 6 poin pokok tentang hak asasimanusia yang merupakan kesimpulan dari bebepa pandangan pakar dan tokoh, yaitu: 1)hak untuk hidup, 2) hak kebebasan beragama, 3) hak memperoleh kebebasan berpikirdan berbicara,4) hak untuk memiliki kekayaan,5) hak untuk bekerja, dan 6) hak untukmemiliki tempattinggal sendiri.

Untukmenganalisis data-datayangdiperoleh, peneliti menggunakan teknikanalisisinteraktifMilles danHuberman, yangterdiri dari tigaalurkegiatan yang terjadi secarabersamaan yaitu mulai dari waktu mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data,dan penarikankesimpulan.^

Pertama, reduksi data adalah proses pemilihan atau pengurangan,penyederhanaan, dan pentransformasian data kasar yang muncul dari catatan-catatantertulisdi lapangan.Dalamkonteks ini t!.npeneliti melakukanbeberapa klasifikasidatayang diperoleh di lapangan, baik yang bersumber dari hasil FGD maupun yang berasalpembacaan langsungterhadap buku ajar terbitanDEPAG. Kedua, penyajiandataadalahmenyampaikan informasiyangtersusun dan memberi kemungkinan adanyapenarikankesimpulan danpengambilantindakan.Ketiga,penarikankesimpulan,yaitusuatuprosespenegasan dan pemaparan singkat dan jelas tentang hal-hal yang dipaparkan dalamprosespenyampain datatentangwacanaHAMdalambuku PAIdan karakteristik yangmenonjol dalam buku PAI.

Analisis data dengan model interaktifdilakukansesudah pengumpulan datayangdilaksanakanmenggunakankalimat-kalimatdan Iain-lain. Semua itu diatur sedemikianrupa sehinggamerupakankesatuan data yang telah dikumpulkan dan siap diadakanpenarikan kesimpulan. Penyajian datainidilakukan secara terusmenerus, bahkan setelahselesai penyajian datanamun masih dilakukan penelitian penyajian datanya. Kegiatantersebut dimaksudkan agar data yangdisajikan betul-betul valid.

'A. Michael Huberman dan Mattew B. Milles, 1984, Data Management and AnalysisMethods, Amerika; New York Press, hal. 429.

Page 5: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAM dalam Buku Ajar Pendidikan Agama... 159

C. Hasil Penelitian

1. Visi HAM dalam Pendidikan Agama IslamTerkait dengan masalah HAM, Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa

manusiamemilikiposisitinggidalamkosmologi,sehinggaiaharusdiperlakukansecaraproporsionalpadaposisi yang"mulia". Sebelumseorangindividudilahirkandan setelahmeninggalnya, dia mempunyai atau tetap mempunyai hak-hakyang diformulasikandan dilindungi secara jelas oleh hukum. Karena individu rhempunyai hak dankemampuan untuk menggunakannya, Allah menjadikannya sebagai khalifah-Nya dimuka bumi, sebagaimana dinyatakan secara eksplisit dalam al-Qur'an.®

Abdurrahman Wahid menyebutkan 14 aspek HAM yang disebutkan dalamal-Qur'an, yaitu; hak untuk hidup, hak untuk memperoleh keadilan, hak untukmendapat perlakuan yang sama, hak untuk berpartisipasi dalam keh'idupan sosialdan negara, hak untuk menolak sesuatu yang melanggar hukum, hak untukmemperoleh kemerdekaan, hak untuk memperoleh kebebasan dari ancaman danpenuntutan, hak untuk berbicara, hak atas perlindungan terhadap penuntutan, hakmemperoleh ketenanganpribadi, hak ekonomi, termasuk hak mendapat upah yanglayak, hak untuk melindungi kehormatan dan nama baik, hak atas harta benda, danhak untuk penggantian kerugianyang sepadan.'

Sebenamya masih banyaklagipandangan intelektual muslimlairmya tentangaspek-aspek HAM.Para intelektualMuslim Indonesia tidak mempunyai persamaanpendapat mengenai poin-poin khusus tentang HAM, namun secara umum dapatdisimpulkan ke dalam 6 aspek pokok: 1) hak untuk hidup, 2) hak kebebasanberagama, 3) hak memperoleh kebebasan berpikir dan berbicara, 4) hak untuk

.memilikikekayaan, 5)hakuntukbekerja,dan 6) hakuntukmemilikitempat tinggalsendiri.

Pembelaan Islam terhadap hak-hakmanusiatampaksekalidaripenghargaanIslam terhadap kemerdekaan diri dariberbagaimacamperbudakanmaupun tindakandiskriminatif terhadap kaum perempuan danjuga kepeduliannya terhadap orang-orang lemah {dhu'afa'). Selain itu Islam juga mengakui dan menjamin hakmilikperorangan dengan syaratkejujuran dankelayakan, baikdalamcaramemperolehnyaatau pemakaiannya; walaupun ada pembatasan-pembatasan yang keras.

Sesungguhnya Islam melalui al-Qur'an dan al-Sunnah secara jelasmemberikan pedoman dalam menyelesaikan semua persoalan kemanusiaan. Al-

^Abdurrahman Wahid, 1983, "Hukum Pidana Islam dan Hak-hak Asasi Manusia", dalamMuslim di Tengah Pergumulan, Jakarta: Leppenas, hal. 94.

7Wd.hal.43.

Page 6: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

160 Millah Vol. IV, No. 2, Januari 2005

Qur'an tidak mengajarkan kekerasan,bahkan kekerasanitu sendiri bukan bagianintegraldarial-Qur'an. Kata"Islam'' merupakan penegasian konsepkekerasan.Disatusisi, Islam berarti penyerahan kepada kehendakAllah, dandisisilainmewujudkanperdamaian. Oleh karena itu,kewajiban agamabagi seorangMuslim adalah tundukkepadakehendakAllahdansekaligusmenciptakan perdamaian dalammasyarakatmelalui aksi dan perbuatannya.

Pesan-pesan kemanusiaanyangkemudian terangkumdalam istilahHak AsasiManusia (HAM) semestinya dapat tertransformasikanke dalam pendidikan agamaIslam dalam pendidikan formal diberbagai jenjang, khususnya jenjang SMA.PendidikanAgamaIslamadalah suatuusahabimbingan dan usulanterhadapanakdidik agar nantinya setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami apa yangterkandungdi dalamIslamsecarakeseluruhan,menghayati maknadan maksud sertatujuannya dan pada akhimya dapat mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaranagama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidup, sehingga dapatmendatangkan keselamatan dunia dan akheratnya.®

Agama dan pendidikanadalah dua hal yang satudenganyang lainnyaselaluberhubungan. Hal itu dikarenakan oleh keharusan saling mempengaruhi antarakeduanya dalam sistem-sistem tertentu. Agama jika dihubungkan dengan SistemPendidikanNasionalpada dasamyamenjadibagiandarikurikulum, sepertidiungkapoleh M. Dawam Rahardjo, karena agamadimaksudkan untuk membentuk manusiaIndonesia seutuhnya, dengan pertama-tama mengarahkan anak didik menjadi"manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa".^

Di dalam Undang-UndangNo. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat(2) ditegaskanbahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadimanusia yang berimandan bertakwakepada Tuhan YangMaha Esa serta berakhlakmulia. DidalamGBPPPAI SMAdijelaskan bahwapendidikan AgamaIslamadalahusaha sadar untuk menyiapkansiswa dalam meyakini,memahami, menghayatidanmengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihandengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungankerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuannasional.'"

®Proyek PembinaanPerguruanTinggiAgama/IAIN. 1982,llmu PendidikanIslam. PenerbitDepag RI, hal. 83.

•M. Dawam Rahardjo. 2002. Islam dan Transformasi Budaya. Cet.I, Yogyakarta: TheInternational Instituteof IslamicThoughtIndonesiadan LembagaStudiAgama& Filsafat denganDana Bhakti Prima Yasa, hal. 85.

'°GBBP, 1994,PendidikanAgamaIslam,Jakarta:Depdlknas, hal. 1.

Page 7: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAMdalam Buku Ajar Pendidikan Agama... 161

Bertolak dari makna dan tujuan PAI tersebut, ia diharapkan mampumewujudkanukhuwah Islamiyahdalamarti luas. Mesklpun masyarakatberbeda-bedaagama, ras,etnis,tradisidanbudaya, tetapi bagaimana melalui keagamaan irildapatdibangun suatu tatanan hidup yang adll, rukun, damai dansejahtera sebagaimanadiamanatkan Islamterkaitdengan pesan-pesan kemanusiaan al-Qur'an."

Paradig^ma baru pendidikan Islam ke depan hanis didasarkan pada filsafatTeosentris danAntroposentris sekaligus. Materi PAI yangidealadalah materi yangmampu diserap untukkemudian direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupannyasehari-hari. Dengan kataIain, bahwa PAIjangan hanya ditekankan pada segi kognitifatau ritus-ritus keagamaan semata, namun iajugaharusmampu menyemaikan nilai-nilai keagamaan dan membuatnya terwujud nyata dalam tingkah laku danbudi pekertisehari-hari yang sering disebut dengan budi luhur ataual-akhldq al-karimahj^

Disamping itu, materi PAI harus mampu menjawab kebutuhan pesertadidikdan masyarakatpemakai kurikulum tersebut. Materi tersebutjugadiharapkan dapatmerangsangpesertadidik menemukan solusi kehidupan dalam kaitannya dengan polainteraksi dengan sekitar, kejiwaan, berperilaku, menghindari pengaruh buruk,menumbuhkan semangat, mengatasi permasalahan-permasalahan, dan tentu sajamenumbuhkembangkan semangat keberagamaan yang inklusif-humanis yangmenuhankan Tuhan dan memanusiakan manusia.

Harapan bahwaPAI lebih dapatmemainkan peranannya dalam mengatasikrisis-multidimensional yangdialami bangsa sedemikian kuat mengemuka darimasyarakat yang melihat secara kritis. Pendidikan Agama Islam diharapkan tidaksekadarmemflingsikan dirinyasebagai pengajarmasalahrukunimandanIslamatausekadar menjadi pembelakebenaran agama Islam sebagai agama yangpaling diridhaiAllah saja. Namun lebih dari itu, PAI seharusnya dapat memflingsikan dirinya untukmembawa peserta didik memahami substansi dari ajaran-ajaran Islam yangsesungguhnya yang tidak anti-realitas. Ketika substansi ajaran Islam belumterintemalisasikan dalam diri peserta didik makapada dasamyamereka adalahjiwayang terdoktrin tanpamengerti danmampu mengaktualisasikan 'ruh ajaran Islamtersebut dalam berbagai dimensi kehidupannya.

"Dalam QS. al-Ma'idah: 32dinyatakan bahwa: "Barangsiapayangmembunuh manusiatanpa salah dimuka bumi, maka seolah-olah ia telah membunuh seluruhJiwa manusia. Barangsiapa yang menghidupkan satu jiwa manusia di muka bumi, maka seolah-olah ia telahmenghidupkan seluruh jiwa manusia

'^urcholish Madjid, dalam Rama Furqana (ed.). 2002, Pendidikan Agama danAkhlakbagi Anak dan Remaja. Cet.I, Jakarta: Logos WacanaIlmu, hal. 25

Page 8: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

162 Millah Vol. IV, No. 2, Januari 2005

OlehkarenaituvisiHAM-pluralis, toleran, humanis, transformatif, aktual,dari egalitarian- dalam pendidikan agama Islam perlu digalakkan.Nurcholish Madjidmenyatakan, bahwawatakinklusifIslam adalahpikiranbahwayangdikehendakiIslam iaiah suatu sistem yang menguntungkan semua orang termasuk mereka yangnon-Muslim. Pandangan ini menurut Nurcholish Madjid telah memperolehdukungannya dalam sejarah Islam sendiri.' Atau mengambil legitimasi dari al-Qur'anbahwa karena Islam pada hakikatnya—sebagaimana Rasulullah saw. sendiri—merupakan "rahmatan W'dlamin".

2. Karakteristikdan KecenderunganBuku Ajar PAIDalamkurikulum PAIberbasiskompetensi yangdikeluarkan diknastahun

2001 dinyatakan, bahwa Pendidikan Agama Islam di SMA berfungsi untuk: (a)Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. serta akhlak muliapesertadidikseoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungankeluarga; (b)Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaanhidup di dunia dan akhirat; (c) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkunganfisikdansosial melalui pendidikan agama Islam; (d)Perbaikan kesalahan-kesalahan,kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agamaIslam dalam kehidupan sehari-hari; (e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatifbudaya asing yang akan di hadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang ilmupengetahuan keagamaan secara umum (alam nyatadan nir - nyata), sistemdanflingsionalnya; (g) Penyaluran siswa untukmendalami pendidikan agama kelembagapendidikanyanglebilitinggi. ''

Selain itu,PAI di SMA bertujuan untukmenumbuhkan danmeningkatkankeimanan, melalui pemberian danpemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalansertapengalaman peserta didik tentang agamaIslam sehinggamenjadi manusiamuslimyangterus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepadaAllah SWTserta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa danbemegara, serta untuk dapat melanjutkan padajenjangpendidikan yang lebih tinggi.

Bertolakdari fungsi dan tujuan PAIdi SMA di atas, diketahui bahwa secarakonseptual, sebenamyapemerintah menyadari pentingnya integrasi nilai-nilai HAMdalam PAI ditingkat SMA. Indikasi tersebut dapat dilihatpada katapengantar buku

"Nurcholish Madjid, 1999, Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat: Kolom-kolomdi TabloidTekad. Cet. 1,Jakarta:TabloidTekad&Paramadina, hal. 13.

' Lihat Kurikulum PAI Berbasis Kompetensi tahun 2001 yang dikeluarkan oleh DepartemenPendidikan Nasional. Kurikulum inisebenamya merupakan pengembangan darikurikulum 1994,namun ia lebihglobal daripadakurikulum 1994.

Page 9: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAM dalam Buku Ajar Pendidikan Agama.,. 163

tersebut yang menjelaskan bahwa buku ajar PAIyang ada adalah wujud kepedulianpemerintah untuk mengintegrasikan nilai-nilai HAM dalam buku ajar PAI.Namun,dalam penuangan ide kurikulum terhadap isi materi buku ajar terasa sangat kurang.buku ajar yang ada masih terkesan formalistik ritualistik.'^

Buku PAI SMA yang disusun sebagai bahan pembelajaran mata pelajaranAgama Islam bagi siswa SMA DIY ini disusun berdasarkari Kurikulum 1994.

Sebagaimanadiketahui, Kurikulum 1994dinilai lebih menekankan pengembanganaspek kognisl daripada aspek afektif dan psikomotorik.'^ Dengan berpijak padakurikulum yang menekankan segi Intelektualitas, maka sudah barang tentu muatanbuku ajar PAIjuga lebih banyak berorientasi kepada pengembangan kompetensikognitifdaripadakemampuanafektifdanpsikomotorik.Hal inibisa dilihatdari strukturisi buku yangmengabaikanaspek-aspekpraktis dari agama,yangseharusnyamasuksecara terpadu ke dalamnya. Aspek praktis dari agama tersebut misalnya latihanberibadah simulasi interaksi sosial, latihan pemecahan masalah secara praktis, dansebagainya.'^

Dalam buku ajar kelas I misalnya diuraikan beberapa hal antara lain adalahmasalah: Dinul Islam, Sumber Hukum Islam, Iman Kepada Allah swt., ShalatBerjemaah, Macam-Macam Sujud, QS. al-Zumar: 6 dan al-Baqarah: 233, ImanKepada Malaikat, Shalat Fardhu dalam BerbagaiKeadaan, QS al-An'am: 141 danal-Rum 41, Tanggung Jawab, Wakaf,Islam di Indonesia, Hal-Hal YangMerusakIman, Khutbah Jum'at, Keadilan, Ikhlas, Riba dan Perbankan, Peranan Umat Islamdi Indonesia.

Dalam buku ajar kelas II diuraikan beberapa hal antara lain adalah masalah:Iman Kepada Kitab-Kitab Allah, Shalat Sunnat, Dzikir dan Do'a, QS. al-Baqarah:267 dan al-Isra': 26-27,Kesetiakawanan, MusyawarahdalamIslam,ImanKepadaal-Qur'an, Penyelenggaraan Jenazah, QS. Yunus: 37 dan al-Maidah: 48, SyukurNi'mat, Islam di Asia, Iman Kepada Rasul Allah, Nabi Muhammad Rasul Terakhir,QS. al-Jasiyah: 12, 13 dan al-Qasas:76, 77, Perdamaian atau Ishlah, KerukunanUmat Beragama, Islam di Beberapa Benua.

' Dikutip dari pemyataanpesertaFocus Group DiscussiondariSMAUII, 30 Juni2004 diruang sidang FIAIUII Yogyakarta.

'^Muslih Usa, 1996, "Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta: Suatupengantar," dalam Muslih Usa (ed.), Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan fakta,Yogyakarta: Tiarawacana, 1991,hal. II.

^'Abdul Wahid. "Tendensi Antipluralisme dalam Pendidikan agama Islam: Kritik TeksBuku Ajar PAI SMU" dalam Ulumuna Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Volume VII Edisi 12Nomor2 Juli-Desember2003.hal. 305.

Page 10: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

164 Millah Vol. IV,No. 2, Januari 2005

Sedangkan dalam huku ajar kelas III diuraikan beberapa hal antara Iainadalahmasalah: ImanKepadaHari Akhir, KedudukandanHikmahShalat,QS. al-Rahman: 33 dan Al-Mu'minun; 12-14, Disiplin, Berfikir Positif atau Qana'ah,Munakahat, Iman Kepada Qadha Dan Qadar, Zakat dan Pajak, QS. al-Nahl; 65-67 dan 69, Etos Kerja, Mawaris, Peradaban Islam dan IlmuPengetahuan, Sikapdan Perilaku Orang Beriman, Haji dan Umrah, Perseroan (Syirkah), PenyakitMasyarakat.

Melaluitema-tema dalambukuajardi setiapkelastersebut, dapatdiketahuibahwa buku pedoman PAISMA ini disusun dengan pendekatan integratif,yaitupemaduan didalamnya semua matapelajaran keislaman yang pokokseperti Aqidah,Akhlak, Fiqh/Ibadah, Sejarah Islam, dan al-Qur'an ke dalam satu buku atau tidakdipisah-pisahkan berdasarkan tema-tema yang berkaitan. Melalui lima tema pokokPendidikan Agama Islam ini, timpenyusun buku DEPAG berupaya mengintegrasikanke dalamnya nilai-nilai budipekertidanHAM.*^ .

Materi aqidah kelas I, II, dan III terdiri dari 10 topikpembahasan, yaitu:Dinul Islam, SumberHukum Islam, Iman KepadaAllah swt., Iman Kepada Malaikat,Hal-Hal Yang Merusak Iman, ImanKepadaKitab-Kitab Allah, ImanKepadaal-Qur'an, ImanKepadaRasulAllah, ImanKepadaHari Akhir,ImanKepadaQadhadan Qadar.

Kemudian materi akhlak kelas I,II,danIIIterdiri dari13 topikpembahasan,yaitu: Tanggung Jawab, Keadilan, Ddilas, Kesetiakawanan, Musyawarah dalam Islam,SyukurNi'matjPerdamaianAtau Ishlah, KerukunanUmatBeragama, Disiplin, BerfikirPositif atau Qana'ah, Etos Kerja, Sikap dan Perilaku OrangBeriman, Penyakit

. Masyarakat.Sementaramaterifiqh/ibadah kelas I, II,dan IIIada 15topik pembahasan,

yaitu: Shalat Berjemaah, Macam-Macam Sujud, Shalat Fardhu dalam BerbagaiKeadaan, Khutbah Jum'at, ShalatSunnat,Wakaf, RibadanPerbankan, Munakahat,Zakat danPajak, Mawaris, Perseroan (Syirkah), DzikirdanDo'a,PenyelenggaraanJenazah, Kedudukan danHikmah Shalat, HajidanUmrah.

Materi sejarahIslam kelas I, II, dan III terdiri dari 6 topik pembahasan,yaitu: Islam di Indonesia, Peranan Umat Islam di Indonesia, Islam di Asia, NabiMuhammad RasulTerakhir, IslamdiBeberapa Benua, Peradaban Islamdan IlmuPengetahuan.

Sedangkan materi al-Qur'an kelas I, II, dan III ada7 topikpembahasan:QS al-Zumar: 6danal-Baqarah: 233 tentang hubungan anak danibu, QS al-An'am:

'®Tim Penyusun, 2002, Pendidikan Agama Islam Bermuatan BudiPekerti dan HAM,Jakarta: DepartemenAgamaRI,hal.v-vi.

Page 11: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAMdalam Buku Ajar Pendidikan Agama...' 165

141 dan al-Rum 41 tentang hubungan manusiadan alam, QS. al-Baqarah: 267danal-Isra': 26-27 tentangpemerataandankeadilan, QS. Yunus: 37 dan al-Maidah: 48tentang kebenaran Allah dan alam ciptaanya,QS.aI-Jasiyah: 12,13dan al-Qasas:76,77tentang azas keseimbangan,QS. al-Rahman: 33danAl-Mu'minun: 12-14 tentangasal kej^dian manusia, dan QS. al-Nahl: 65-67dan 69 tentangmanfaatmakhluklainnyabagimanusia.

Uraian tersebutdiatas mendeskripsikan, bahwanilai-nilai HAM secara implisitada dalam kelima tema pokok tersebut di atas. Walaupun demikian uraian danpenjelasan secara detail dan agak spesifik mengarah pada tema HAM terasa sangatkurang. Hal inidisebabkan olehdominasi tema-tema tertentu yang sebenamya tidakmengarahlangsungpada aspekHAM.

Kecenderungan tersebut sangat tampak misalnya.dalam masalah aqidah.Materi aqidah yang disampaikan terkesan sangat normatif dan klasik. Dalampembahasannya materi aqidah masih belum menyentuh pada keterkaitannya denganHAM. Aqidah disampaikan bemuansakan teologis-teosentris. Semestinya sudahsaatnya siswa dikenalkan padasistem aqidah antroposentris yang bemuansakanpembelaan terhadap kemanusiaan manusia. Materi aqidah sehamsnya mampumemberi inspirasi pada siswa untuk berpikir religius-kritis terhadap persoalan-persoalan riil masyarakat. Disini aqidah hams mampu memflingsikan dirinya sebagaipembebas dari segala bentuk penindasan dankemandegan dalam berpikir.

Sementara materi akhlak hanya mengetengahkan materi yang hampir samadengan Pendidikan Moral Pancasila ataupun Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan (PPKn). Materi akhlak tidak membahas latarbelakang konflik ditengahmasyarakat danpenyelesaian masalahnya. Kelemahan lain,materi akhlaklebih terfokus padapengayaanpengetahuan (kognitiQ dan minim dalampembentukansikap (afektiQ sertapembiasaan (psikomotorik).^^ Haltersebut bisamenyebabkansiswa kurang memiliki nalarsosial yangcukup matang dantajam.

Sedangkan darisegimateri Fiqh/Ibadah masihbersifatformalistik ritualistik.Siswa masih digiring padapolaibadah yang sangat sempit, seperti sholat danlainsebagainya tanpa diimbangi dengan penalaran terhadap konsekuensinya padakeshalehan sosial di tengah masyarakat. Jika pola ibadah semacam ini tetapdipertahankan, maka akan berakibat pada pembentukan pribadi yang terlepas darikehidupan sosial. Kesalehan sosial inilah yang sebenamya mendapatkan penekananyang imbang untuk memanifestasikan nilai-nilai HAM dalam materi akhlak.

"Dikutip dari pemyataan Supriyanto Pasir sebagai pemateri dalam Focus GroupD/sctfw/ort, 30 Juni2004 di ruangsidangFIAIUII Yogyakarta.

Page 12: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

166 Millah Vol. IV,No. 2, Januari 2005

Selain itu,darimateri-materi al-Qur'anjugatampak nuansanormatifyangsangatkental. Ini bisadilihatmelaluitampilnyaayat-ayat yangmenegaskan bahwasecaranormatifal-Qur'an atau Islam memiliki ajaran-ajaran kqffah, mendalam, ilmiah,danekologis, namun halitutidakdiimbangi dengan penalaran empiris danrealistis.

Dengan pendekatan seperti itu, dapat dikatakan bahwa buku PAImenggunakan pendekatan teologis-nonnatifdalampembelajaran agama Islam.^® Carapandang semacam inimemang bisamempertebal semangat komitmen keagamaan.Disatusisi, munculnya komitmen keagamaan yangkuatadalah sesuatu yangpositifbagi perkembangan keberagamaan karenabisamenumbuhkan ataumeningkatkanmutu keimanan. Tetapi di sisi lain, bisa mempertebal semangat fanatisme dalamberagama. Sama seperti cara pandang formalistik, cara pandang terlalu normatif

• juga melahirkan keberagamaan yangkurang produktif, karenaorangyangbercarapandang seperti itu cenderung tidak peka terhadap perkembangan ataukecenderungan lainsuaturealitas. Olehkarena itu,semestinya materi al-Qur'anhamsmampumembekalisiswakemampuan berpikirkritis humanisdan religius denganberlandaskan padateks-teks al-Qur'an maupun al-Hadits.

Sementara itu, dari materi sejarah Islam masih cendemng menunjukkansuperioritas umatIslam dahulu atasumatlain. Halinitentu bertentangan dengan nilai-nilaiHAM yangsecara tegasmemperjuangkannilai-nilaikesamaandan kesetaraan.Kecendemngan semacam inibisaberakibatpadapembentukan pribadi yangeksklusif,yang menganggap dirinya yang terbaik sementara yang lain tidak lebih baik daridirinya. Semestinya semangat yangperludikembangkan adalahbahwaIslamdalamperkembangannya selaluberdialektika denganperadabandunia lainnya. Selainitu,materi jugahamsmenggambarkan tentang betapadalam sejarah perkembangannyaumatselalumemperhatikan masalahsosialkemasyarakatan.

Dari beberapa uraian di atas dapat diperoleh suatu gambaran bahwaimplementasi pendidikan agamalslam,jika dilihat dari segi materi yang termuat dalamPAI SMA, belum sepenuhnya mencerminkanvisi penghargaanterhadap HAM '

^"Menurut Waldman, dengan menggunakan pendekatan teologis dalam memahami agama,disatusisiakan memberikan keuntungan bagi kebanyakan orang yang menginginkan pemahamanagama yangmemadai dankepastian dalam beragama, dibanding dengan pendekatan lain, misalnyapendekatan sosiologis atauhumanis. Namun demikian, disisi Iain, pendekatan teologis cenderungmemberi stimulasi bagi munculnya cara berpikiryangmonolitik, eksklusif, danapologetik, apalagiayat-ayatyangditampilkan adalahayat-ayat yang bemuansaapologi. LihatMarilynR. Waldman,1985, "Primitive Mind/Modem Mind: NewApproaches on the Problem Applied to Islam," dalamRich;-rd C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies, Arizona: The University ofArizona Press.

'Dikutip dari pemyataan peserta Focus GroupDiscussion dari SMA Institut Indonesia,30 Juni2004 di ruangsidangFIAIUII Yogyakarta.

Page 13: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAM dalam Buku Ajar Pendidikan Agama... ' ' 167

bangsa Indonesia yang sudah ada sejak lama. Dalam konteks Indonesia, denganbeberapa persoalan sosial yang muncul, pendidikan agama menghadapi beberapakendala, antaralain;isibukuajaryangcenderungmenggiring siswapadapembentukanpribadi yang eksklusifdan tidak peka terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan.^Atau dengan perkataan Iain, bahwa isi buku ajar yang ada cenderung membentukpribadi siswa yang saleh secara individual, namun tidak membentuk pribadi siswayang sholeh secara sosial, yang ditandai dengan kepekaan siswa dalam melihatpersoalan-persoalan sosial seperti,kemiskinan, kesenjangan dan Iain-lain.

Memangtidakadilmenimpakan tanggungjawab atasmunculnya kesenjanganantara harapan dan kenyataan itu kepada pendidikan agama di sekolah, sebabpendidikan agamadi sekolahbukanlah satu-satunya faktoryangmenentukandalampembentukan watakdankepribadian siswa. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikanagamatersebutmasih terdapatkelemahan-kelemahan yangmendorongdilakukannyapenyempumaanternsmenerus.Pihak lainjugamemiliki andilyangsangatbesar bagipembentuk watak dan karakter anak bangsa Indonesia. Pihak sekolah hanyalahsalahsatulingkungan yang perludiberdayakan untukmembentuk anakbangsa yangberwawasan HAM.

3. PengembanganIntegrasiNilai HAMke dalam Buku Ajar PAX SMASebagaimanadijelaskandi atas,bahwa ada limatemapokok materi PAT di

SMA, yaitu Aqidah, Akhlak, Fiqh/lbadah, Sejarah Islam, dan al-Qur'an. Dalambuku ajar yang sudah ada kelima tema pokok tersebut diihtegralkan dalam satubuku.Denganperkataan lain, bahwasetiapsiswakelasI s/dkelas IIImendapatkankesempatan yangsama mendapatkan limatemapokok PAI tersebutdenganjenisdan tingkat materi yang berbeda.

Sebagaimanadikemukakan sebelumnya, bukuajariniperludirevisi sehinggamateri tersebutbetul-betul memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai HAM. Darisegiisi,materiyangdisampaikanhams benar-benarbermuatan nilai-nilaiXXAM dan tidaksematanormatifdan tekstual. Materi yangdisampaikan hamslah sesuaidenganisu-isu aktual terkait dengan isu-isu HAMyang menyangkutmasalah: I)hakuntukhidup,2) hak kebebasanberagama, 3)hak memperolehkebebasanberpikirda.'i berbicara,4) hak untuk memiliki kekayaan, 5) hak untuk bekerja, dan 6) hak untuk memilikitempattinggal sendiri.

^^Dikutip dari pemyataanpesertaFocus Group DiscussiondariSMAUII,30 Juni2004 diruang sidang FIAI UII Yogyakarta.

Page 14: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

168 MHlah Vol. IV, No. 2, Januari 2005

Dalampandangan peneliti, jenisbuku ajaryangsemacam initidakmemenuhisuatupersyaratanbukuyangselalumenjagakeruntutanberpikir(sistematis). Olehkarenaitu,untukmempermudah integrasi nilai-nilai HAMkedalam materiPAI tersebutdanagarmudah ditangkap dandicema olehanakdidik, makaidealnya sebuah bukuajarmemiliki karakteristik tersendiri terutamaterkait eratdengangrand theme. Modelbuku ajaryang adaselama inicenderungmembuat siswa bingung, karena mengalamiketerputusan informasi tentang sebuah temayang semestinya memiliki kesinambungantopik-topik bahasan.

PAI SMA setidak-tidaknyaperlu dipilah menjadi duabagian, yaitu pendidikanagama yang masuk dalamjam pelajaran dan pendidikan agama yang dilaksanakandi luarjam sekolahyangselalu mendapatkanpantauan dan perhatian terus menerusdaripihakpembina ataupembimbing. Misalnya, PAI yangdiselenggarakan dalamjam pelajaran antaralain: Aqidah, Sejarah Islam, dantafsiral-Qur'an. SedangkanPAIyang dilakukan dengan model binaan dan bimbingan di luarjam kelas adalahmateri Akhlak dalam kaitannya dengan interaksi manusia dengan yanglainnya danIbadah serta kemampuan baca al-Qur'an.

Materi yang disampaikan dalam kelas, misalnya secara berurutari disampaikansebagaiberikut: Sejarah Islamdiajarkan pada kelas I, Aqidah disampaikan padakelas II, dan al-Qur'an disampaikan pada kelas III. Sedangkan Ibadah/Akhlak dankemampuan bacaal-Qur'an selalu mendapatkan bimbingan danbinaandariguru-guru tertentu sejak dari kelas I sampai dengan kelas III.

D. PenutupDaribeberapauraiandaribab-bab sebelumnya dapatdisimpulkan, bahwaBuku

Ajar PAI di SMADIYbelum sepenuhnya mencerminkan visi penghargaan terhadapHAM. Ini dapatdilihatpadabeberapakarakteristik dankecenderungan yangmenonjol,yaituantara lain; a)Lebihmenekankan pengembangan aspekkognisi daripada aspekafektifdanpsikomotorik; b)Cenderung berorientasi fiqh (fiqh orientedatauflqh-minded)danapologetik; c)Cenderungmenggiring siswapadapembentukan pribadi yangeksklusifdantidak pekaterhadappersoalan-persoalan kemanusiaan. Olehkarena itu,ke depan,materi yang disampaikan hams benar-benarbermuatan nilai-nilaiHAM dan tidak sematanormatifdan tekstual.

Page 15: ^ (JJ-SiSs-eJJ tl—

Nilai-Nilai HAMdalam Buku Ajar Pendidikan Agama... > 169

DAFTARPUSTAKA

Furqana, Rama(ed.), 2002. Pendidikan Agamadan Akhlak bagiAnakdan Remaja.Cet.I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

GBBP, 1994. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depdilaias.

Huberman, A.Michael dan Mattew B.Milles, 1984, DatamanagementandAnalysisMethods, Amerika: NewYork Press, hal. 429.

Madjid,NurchoIish. 1999. Cendekiawan danReligiusitasMasyarakat: Kolom-koiomdi Tabloid Tekad. Get. 1, Jakarta: Tabloid Tekad & Paramadina.

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN. 1982. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Penerbit DepagRI.

Rahardjo, M. Dawam, 2002. Islam dan Transformasi Budaya. Cet.I, Yogyakarta:The International Institute ofIslamic Thought Indonesia dan Lembaga StudiAgama & Filsafat dengan Dana Bhakti Prima Yasa.

Tim Penyusun. 2002. Pendidikan Agama Islam Bermuatan Budi Pekerti dan HAM,Jakarta:DepartemenAgamaRI.

Usa, Muslih. 1996. "Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan .Fakta: Suatupengantar," dalam Muslih usa (ed.), Pendidikan islam di Indonesia AntaraCita danfakta, Yogyakarta: Tiara wacana.

Wahid, Abdul. "Tendensi Antipluralisme dalam Pendidikan agama Islam: Kritik TeksBuku Ajar PAI SMU" dalam Ulumuna JumalStudi Islam dan MasyarakatVolume VII Edisi 12 Nomor 2 Juli-Desember 2003.

Wahid, Abdurrahman. 1983. "Hukum PidanaIslam danHak-hakAsasiManusia" dalambukunya, Muslim di Tengah Pergumulan, Jakarta: Leppenas.

Waldman, Marilyn R. 1985. "Primitive Mind/Modem Mind: NewApproaches on Oldproblem Applied to Islam," dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches toIslam inReligious Studies, Arizona: The UniversityofArizona Press.