repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/chesa...

104
ANALISA KEBIJAKAN TURKI DALAM PEMBERIAN BANTUAN LUAR NEGERI KE SOMALIA (2011-2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Chesa Helsin Qiswian 1112113000104 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: vobao

Post on 08-Jul-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

ANALISA KEBIJAKAN TURKI DALAM PEMBERIAN

BANTUAN LUAR NEGERI KE SOMALIA (2011-2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Chesa Helsin Qiswian

1112113000104

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

ii

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

iii

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

iv

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini membahas mengenai kebijakan luar negeri Turki dalam

memberikan bantuan luar negeri ke Somalia periode 2011-2016. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang mendorong Turki dalam menentukan

kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan

melalui studi pustaka dan wawancara. Untuk menjawab pertanyaan penelitian,

akan digunakan analisa menggunakan teori Neoclassical Realism dan konsep

bantuan luar negeri. Penelitian ini dirumuskan melalui tahapan analisa yang

dimulai pada Pada kunjungan Perdana Menteri Turki, yang kini telah menjadi

Presiden yaitu Recep Tayyip Erdogan ke ibukota Somalia, Mogadishu.

Kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama yang dilakukan oleh

pemimpin non Afrika dalam 20 tahun terakhir. Dalam kunjungan tersebut,

pemerintah Turki memberikan bantuan kemanusiaan dalam jumlah yang besar.

Pada beberapa tahun berikutnya Turki terus memperluas cakupan bantuannya dan

meningkatkan hubungan bilateral dengan Somalia. Berdasarkan konsep bantuan

luar negeri, bantuan yang diberikan Turki kepada Somalia dapat dikelompokan

menjadi tiga jenis berdasarkan tujuannya (purpose) yaitu humanitarian relief,

development dan commerce. Terkait dengan kasus tersebut, Neoclassical Realism

melihat bahwa ada dua faktor utama penentu bagaimana suatu kebijakan luar

negeri terbentuk yaitu systemic incentive dan internal factor (intervening variable)

yaitu elit dan policy maker. Merujuk pada teori tersebut, faktor pendorong

kebijakan Turki dalam pemberian bantuan luar negeri yaitu insentif berupa akses

menuju material resource dan peningkatan pengakuan power. Faktor yang kedua

adalah Partai AKP dan konsep Strategic Depth yang merupakan persepsi dari

intervening variable.

Kata Kunci : Turki, Kebijakan Luar Negeri, Somalia, Bantuan Luar Negeri,

Neoclassical Realism

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kebijakan Turki dalam Pemberian Bantuan Luar Negeri ke Somalia (2011-

2016)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW. Berserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program S1 program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan atas bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Ahmad Alfajri selaku dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan banyak saran dan arahan kepada penulis terkait skripsi ini. Serta

atas motivasi dan nasihat beliau selama proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Irfan Hutagalung selaku dosen seminar proposal penulis yang telah turut

memberikan saran dan arahan dalam perumusan permasalahan di awal kasus

penelitian

3. Ibu Eva Mushoffa dan Ibu Inggrid Galuh selaku dosen penguji I dan dosen

penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam skripsi ini.

4. Kepada orang tua penulis yang luar biasa, Ibunda Kholidah dan Ayahanda

Yurizal yang tak pernah henti memberikan dukungan, motivasi, dan doa

kepada penulis. Juga yang selalu ada untuk menenangkan dan menyemangati

penulis selama proses penulisan skripsi ini.

5. Adik penulis, Muhammad Ilfadin Yusri. Sepupu, Syifa Aulia Utami dan

Rachmy Chaerunnisa serta seluruh keluarga besar penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang selalu mendoakan keberhasilan dan kesuksesan

penulis

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

vii

6. Sahabat penulis di SMK Wikrama Lola Fitriani dan Larasati, dan seluruh RPL

Generation 7

7. MFB. Thanks for always there.

8. Teman-teman HI D yang menemani penulis sejak semester awal: Annisaa

Fachriyah, Rikh Rezza Saudia, Meisarah, Nurjannah, Amirah Bahir, Nurul

Minchah dan lain-lain

9. International Studies Club (ISC) sebagai organisasi yang menjadi keluarga

kedua penulis di kampus, terima kasih untuk teman-teman Keluarga Super

Family 100 Khairiah Fajrin, Dzikri Nurhabibi, Dinda Cipta, Dita, Fadhillah,

Faruq Arjuna H, Anisa serta kepada kakak-kakak dan adik-adik lainnya

terutama yang tergabung dalam kepanitiaan Java MUN 2015 dan Java MUN

2016.

10. Teman-teman HI 2012 lainnya: Anna, Ratna Widya, Arrijal, Labib, Fathu,

Virza, Irma, dan semua teman-teman lainnya yang tidak dapat disebut satu

persatu

11. Mr. Federico Donelly, and Mr. Mehmet Ozkan, yang telah bersedia menjadi

narasumber penulis

12. ASPASAF BPPK Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, tempat

magang penulis beserta para diplomat dan rekan-rekan Aspasaf Warriors yang

telah memberikan dukungan kepada penulis.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik yang membangun untuk

menyempuranakan skripsi ini dapat disampaikan melalui [email protected].

Terima Kasih.

Jakarta, 24 Juni 2016

Chesa Helsin Qiswian

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Pernyataan Masalah ................................................................... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

1.4 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8

1.5 Kerangka Pemikiran ................................................................... 10

1.5.1 Teori Neoclassical Realism ............................................... 10

1.5.2 Konsep Foreign Aid .......................................................... 13

1.6 Metode Penelitian ..................................................................... 15

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 17

BAB II KEADAAN DAN KRISIS KEMANUSIAAN DI SOMALIA

2.1 Keadaan Domestik Somalia ........................................................... 19

2.2 Krisis Kemanusiaan di Somalia ..................................................... 23

BAB III. BANTUAN LUAR NEGERI TURKI KE SOMALIA

3.1 Jenis-Jenis Bantuan yang diberikan Turki ke Somalia .................. 37

3.1.1 Humanitarian Relief .............................................................. 38

3.1.2. Development ........................................................................ 41

3.1.3 Commerce ............................................................................. 46

3.2 Catatan dalam Pemberian Bantuan Turki di Somalia ................... 48

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

ix

BAB IV. KEBIJAKAN TURKI DALAM PEMBERIAN BANTUAN LUAR

NEGERI KE SOMALIA

4.1 Systemic Incentive ......................................................................... 55

4.2 Intervening Variable ..................................................................... 64

4.2.1 Partai AKP .......................................................................... 64

4.2.2 Konsep Strategic Depth ...................................................... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 76

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 76

5.2 Saran ............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xiii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Negara Penerima Bantuan Terbesar Turki .......................................4

Gambar II.1 Peta Geografis Somalia ..................................................................18

Gambar IV.1 Geografis Somalia dan Yaman .....................................................56

Gambar IV.2 Anggaran Pembelanjaan Militer Turki .........................................61

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xi

DAFTAR SINGKATAN

IDP Internal Displacement People

SNM Somali National Movement

SSDF Somali Salvation Democratic Front

AFAD Turkish Disaster And Emergency Management Presidency

AKP (Adalet Ve Kalkynma Partisi) Justice And Development Party

AMISOM African Union Mission In Somalia

AU African Union

CERF Central Emergency Response Fund

CIA Central Intelligence Agency

GDP Gross Domestic Product

ICU Islamic Courts Union

IGAD Inter-Governmental Authority On Trade And Development

IHH Human Rights Foundation

KLN Kebijakan Luar Negeri

NCR Neoclassical Realism

NGO Non Governmental Organization

OKI Organisasi Kerjasama Islam

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

SNM Somalian National Movement

SPM Somali Patriotic Movement

TFG Transitional Federal Government

TIKA Turkish International Cooperation And Development Agency

UNDP United Nations Develpment Programme

UNHCR United Nations High Commissioner for Refugees

UNITAF Unified Task Force

USC United Congress

USC United somali Congress

WFP World Food Programme

WSLF Western Somali Liberation Front

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Bapak Federico Donelli..........................xx

Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Bapak Mehmet Ozkan..........................xxvi

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan Masalah

Skripsi ini membahas mengenai kebijakan Turki dalam pemberian bantuan

luar negeri ke Somalia periode 2011-2016. Turki merupakan negara yang secara

geografis terletak di antara dua benua yaitu benua Eropa dan Asia. Negara ini

memiliki ibukota bernama Ankara. Terdapat beberapa negara yang secara

geografis berdekatan dengan Turki diantaranya yaitu Yunani dan Bulgaria di

sebelah timur, di sebelah barat laut berbatasan dengan Georgia, Armenia,

Azerbaijan dan Iran. Sementara di sebelah tenggara berbatasan dengan Irak dan

Suriah.1

Pada 2015 Turki memiliki jumlah populasi sebesar 82 juta dengan

mayoritas merupakan penganut Islam.2 Turki merupakan negara republican

parliamentary democracy yang memiliki Presiden dan Perdana Menteri. Pada

2007 Presiden Turki adalah Abdullah Gul dan Perdana Menterinya adalah Recep

Tayyip Erdogan. Kemudian pada 2014, posisi Gul sebagai Presiden digantikan

oleh Erdogan yang menjabat hingga kini.3

Karena posisi yang berdekatan di antara Eropa dan Asia, Turki memiliki

hubungan yang intensif dengan negara-negara di kedua benua tersebut. Misalnya

dalam bidang perekonomian, pada 2011, biggest trade partners Turki adalah

1 Geography and climate of turkey. Diakses dari http://istanbul.com/en/explore/info/geography-and-climate-of-turkey pada 15 Juni 2016 2Diakses dari http://www/nationmaster.com/country-info/profiles/turkey/people pada 16 Juni 2016 3Turkey Government Stats. Diakses dari http://www.nationmaster.com/country-info/profiles/turkey/government pada 16 Juni 2016

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

2

Jerman, Prancis, Italia, Tiongkok, Irak dan lain-lain.4 Namun, pada beberapa

tahun ini Turki juga mulai menunjukan hubungan yang lebih dominan di kawasan

Afrika. Keberadaan Turki di Afrika sendiri dimulai pada akhir 1998 dengan

adanya Africa Action Plan. Salah satu misi yang tercantum adalah pembukaan

kedutaan besar untuk meningkatkan hubungan bilateral, khususnya dalam bidang

ekonomi dan politik.5Sehingga Turki terus meningkatkan jumlah kedutaan besar

di Afrika, dimana pada 2002 hanya terdapat 12 kedutaan besar dan bertambah

hingga menjadi 34 pada 2012.6

Salah satu pergerakan Turki di benua Afrika yang mencuri perhatian adalah

kunjungan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan.Erdogan datang

bersama tim delegasi yang terdiri terdiri dari menteri luar negeri, anggota kabinet,

para pekerja dari organisasi pemberi bantuan, pengusaha, bahkan keluarga dari

Erdogan.7Kunjungan tersebut merupakan peristiwa yang menandai sejarah dimana

untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, ada pemimpin dari luar Afrika

yang datang mengunjungi ibukota Somalia.8 Kunjungan Erdogan pada 19 Agustus

tersebut sebagai respon atas bencana kekeringan dahsyat yang dialami benua

tersebut khususnya wilayah Afrika Timur, dimana terdapat lima distrik di Somalia

4Diakses dari http://atlas.media.mit.edu/en/visualize/tree_map/hs92/export/tur/show/all/2011/ pada 16 Juni 2016 5Katerina Rudincova. “New Player on the Scene: Turkish Engagement in Africa”. Bulletin of Geography Socio-Economic Series (No. 25. 2014), 202 6Ahmet Yukleyen dan Mohammed Zulkarnian. “Turkey’s Foreign Policy in Somalia”. Journal of caspian Affairs (Vol. I No. 2. 2015), 98 7Erdogan Set For Historical Visit Drought-Hit Somalia. Diakses dari

http://www.hurriyetdailynews.com/erdogan-set-for-historical-visit-to-drought-hit-somalia.aspx?pageID=438&n=erdogan-set-for-historical-visit-to-drought-hit-somalia-2011-08-18 diakses pada 25 Juni 2016 8Pinar tank. “Turkey’s New Humanitarian Approach In Somalia”. Norwegian Peacebuilding Resource Centre. (2013). 2

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

3

yang terserang kelaparan. Wilayah tersebut mengalami kelaparan parah yang

diakibatkan oleh kekeringan, yang telah berlangsung lama dan menjadi kekeringan

terburuk sepanjang 60 tahun terakhir.9 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

memperkirakan terdapat 12 juta orang yang menderita kelaparan akibat dari

kekeringan tersebut.10

Kunjungan Erdogan ke Somalia bukan hanya sekedar kunjungan biasa. Pada

2011, pemerintahan Turki mendonasikan bantuan sebesar 49 juta dollar AS kepada

Somalia.11

Paska kunjungan tersebut, terdapat ratusan Turkish relief workers dan

sekitar 20 aid agencies yang beroperasi di Somalia. Turkish aid organisastions

seperti Turkish Red Crescent (Kizilay) dan Turkish International Cooperation And

Development Agency (TIKA) juga sangat aktif dalam pembangunan program

infrastruktur, kesejahteraan dan sektor pelayanan di Somalia seperti pembersihan

sampah-sampah, menyediakan air bersih, membangun rumah sakit serta

menjalankan permanent settlement di Mogadishu untuk warga Somalia yang perlu

dipindahkan. Pada 2011, Somalia menjadi negara penerima bantuan terbesar

Turkihingga mencapai persentase 93,39 dibandingkan dengan negara Afrika

lainnya seperti Sudan,Nigeria,Kenya,Ethiopia dan negara lainnya.12

Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut:

9 Dikutip dari http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/08/201181985954902402.html pada 16 September 2015 10Dikutip dari http://www.bbc.com/news/world-africa-14588960 pada 17 September 2015 11Dikutip dari http://www.theguardian.com/global-development-professionals-network/2013/apr/10/turkey-development-partner-africa pada 16 September 2015 12Pinar Tank, “Turkey’s New Humanitarian Approach In Somalia,” Norwegian Peacebuilding Resource Centre (Desember 2013),2.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

4

Gambar I.1 Negara Penerima Bantuan Terbesar Turki

Namun, keberadaan Turki di Somalia bukan tanpa hambatan. Turki

dihadapkan dengan ancaman keamanan (security challenge) dari kelompok teroris

yang ada di Somalia yaitu Al Shabaab. Al Shabaab sendiri merupakan suatu

organisasi yang telah diklaim sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat,

Inggris, Uni Emirat Arab, Turki dan lain-lain. Walaupun kekuatan Al Shabaab

telah menurun semenjak terbentuknya koalisi oleh Somali Militarydan African

Union Mission In Somalia (AMISOM) pada 2011, kelompok yang memiliki camp

pelatihan di wilayah Somalia Selatan ini terus mengembangkan kekuatan melalui

upaya perekrutan anggota dan territorial control. Al Shabaab juga tak segan untuk

melakukan serangan bom bunuh diri maupun serangan militer konvensional

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

5

terhadap pihak-pihak yang mengancam keberadaannya seperti Somali Federal

Government, AMISOM peacekeepers bahkan pihak Turki.13

Pada bulan April 2011, serangan bom di Mogadishu mengakibatkan

beberapa warga Somalia terbunuh dan tiga Turkish officers terluka ketika

terjadinya pendistribusian bantuan oleh Turkish Red Crescent di Mogadishu.14

Serangan Al Shabaab terbesar terjadi pada Oktober 2011 dimana terjadi serangan

truk bom bunuh diri yang membunuh lebih dari 70 orang yang banyak diantaranya

merupakan murid dan orang tua yang sedang menunggu penawaran beasiswa yang

diberikan oleh Turki di depan Kementerian Pendidikan Somalia.15

Ancaman dari keberadaan Al Shabaab tersebut mengakibatkan situasi yang

tidak kondusif serta terbatasnya ruang gerak bagi Turki dan pihak eksternal

lainnyayang ingin memberikan bantuan. Sehingga pada akhirnya banyak aktor

eksternal yangmenjalankan program pemberian bantuan melalui remote

management.Misalnya International Country Management Team (CMT) yang

berbasis di Nairobi, Kenya dan dijalankan oleh Medecins Sans

Frontieres.16

Bahkan UNDP (United Nations Development Programme) juga

menjalankan program serupa yang juga berpusat di Nairobi.17

Namun, Turki justru

menjalankan program bantuannya secara langsung di wilayah Somalia. Banyak

13Dikutip dari http://beta.trtworld.com/in-depth/al-shabaab-dark-shadow-over-somalia-426 pada 17 September 2015 14Dilge Timocin. Turkey’s Moves in Somalia Unnerve al-Shabaab. Diakses dari http://aljazeera.com/indepth/features/2013/08/201386115526820190.html pada 3 Mei 2016 15BBC. Somali Al Shabab Attack: Wounded Airlifted to Turkey. Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-africa-15196979 pada 11 Juni 2016 16Joe Belliveau. Remote Management in Somalia. Diakses dari http://odihpn.org/magazine/remote-management-in-somalia/# pada 15 Juni 2016 17United Nations Development Programme. “Assessment of Development Results Evaluation of UNDP Contribution Somalia”. Evaluation Office (Juli 2010)

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

6

organisasi-organisasi dan pegawai pemberi bantuan Turki yang bergerak secara

aktif di Mogadishu.18

Walaupun Turki menghadapi tantangan tersendiri dari resistensi Al Shabaab,

namun hal tersebut tidak mengurangi tendensitas bantuan Turki. Hal ini

menunjukan keseriusan langkah Turki dalam mengupayakan bantuan di Somalia.

Sehingga kemudian timbul pertanyaan mengenai apa yang mendorong Turki untuk

memberikan bantuan secara komprehensif kepada Somalia. Selain itu, Turki

menghabiskan sejumlah dana yang besar dalam agendanya di negara tersebut.

Hal ini merupakan salah satu kebijakan luar negeri Turki yang signifikan di

Afrika. Dimana Turki menekankan upaya dan keinginanannya untuk memimpin

dalam pemberian bantuan ke Somalia ketika komunitas internasional yang tidak

lagi terlibat sepenuhnya sejak peristiwa battle of Mogadishu pada 1993.19

Terlebih, pada dasarnya Somalia dan Turki tidak memiliki hubungan dekat

sebelumnya. Terutama paska penutupan kedutaan besar Turki di Mogadishu pada

1991 ketika bergejolaknya perang sipil di Somalia.20

Selain itu, secara geografis

posisi Somalia yang cukup jauh tidak akan mengancam persoalan pengungsi garis

batas, berbeda dengan yang terjadi ketika Krisis Suriah yang juga berdampak

kepada Turki karena lokasinya yang berbatasan langsung.

Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji mengenai apa yang menjadi

faktorpendorongTurki dalam pemberian bantuan luar negeri kepada Somalia.

18Kathryn Achilles, Onur Sazak, dan Thomas Wheeler. Turkish Aid Agencies in Somalia: Risks and Opportunities for Building Peace. (Istanbul: Saferworld and Istanbul Policy Center, 2015) 2 19Matthew T. Gullo, Turkey’s Somalia Adventure: the Quest for Soft Power and Regional Recognition. (London. Research Turkey. 2012), 2 20Ministry of Foreign Affairs Republic of Turkey Directorate General for Africa. Turkey and Somalia: A Synopsis of Technial and Humanitarian Cooperation 2011-2015. Februari 2016. 3

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

7

Periode 2011-2016 diambil karena pada 2011 merupakan awal mula pemerintah

Turki mengambil tindakan signifikan ke Somalia dengan melakukan kunjungan ke

Mogadishu dan memberikan bantuan dalam jumlah yang besar.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini akan berfokus pada

pertanyaan:

MengapaTurki mengeluarkan kebijakan pemberian bantuan luar negeri ke Somalia

periode 2011-2016?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Skripsi ini bertujuan untuk :

a. Menganalisa alasan mengapaTurki memberikan bantuan luar negeri ke Somalia

b. Mengetahui bantuan apa saja yang diberikan oleh Turki kepada Somalia melalui

konsep Foreign Aid Carol Lancaster

c. Menerapkan analisa teori Neoclassical Realism

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumber rujukan

penelitian selanjutnya yang terkait dengan analisa kebijakan luar negeriTurki

dalam pemberian bantuan luar negeri ke Somalia serta penerapan teori

Neoclassical Realism dalam suatu kasus atau fenomena dalam hubungan

internasional.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

8

I.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai tema serupa telah beberapa kali diteliti sebelumnya.

Penelitian tersebut dijadikan sebagai referensi untuk memahami permasalahan

yang ada dengan lebih baik serta sebagai pembanding terhadap fokus dalam

penelitian yang akan dilakukan.

Pertama, tesis yang ditulis pada Juni 2015 oleh Salad Sheikh Yusuf Addow,

mahasiswa Universitas Sakarya yang berjudul The Role of Turkish Civilian Power

in Somali State Building Process. Dalam tulisannya ia memaparkan mengenai

bagaimana konsep “Civilian Power Policy” dalam menganaslisa keterlibatan Turki

dalam proses“state-building” di Somalia yang berfokus pada penciptaan

perdamaian, proses politik serta pembangunan sosioekonomi negara di Somalia.

Konsep yang digunakan yaitu konsep civilian power(low politics, non-state actors,

ideational influences serta international interdependence.) dan konsep state

building. Perbedaannya adalah penelitian ini hanya berfokus pada bagaimana

peran Turki di Somalia dikaji dengan konsep tersebut, sedangkan penelitian yang

akan dikaji adalah alasan yang mendorong peran Turki dengan menggunakan teori

Neoclassical Realism dimana pemerintah Turkiyang merupakan intervening

variable memiliki peran yang signifikan dengan dikombinasikan faktor lain yaitu

systemic incentive.

Kedua, bukuyang ditulis pada 2014 oleh Mehmet Ozkan yang berjudul

Turkey’s Involvement In Somalia, Assesment Of A State-Building In Progress yang

diterbitkan oleh SETA Foundation For Political Economy And Social Research.

Dalam buku tersebut, Ozkan menjelaskan mengenai sejauh mana keterlibatan

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

9

Turki di Somalia melalui humanitarian aid, development assistance dan state

building. Buku tersebut hanya memaparkan mengenai sejauh mana keterlibatan

Turki di Somalia. Perbedaan dengan penelitian yang akan ditulis ini adalah, selain

juga memaparkan mengenai keterlibatan Turki dengan menjelaskan bantuan yang

diberikan di Somalia, penelitian ini juga akan meneliti apa alasan atau faktor yang

mendorong Turki dalam keterlibatan aktifnya di Somalia tersebut. Selain itu,

penelitian yang akan ditulis juga menggunakan suatu teori untuk menganalisa

fenomena hubungan internasional yaitu Neoclassical Realism.

Ketiga,jurnal yang berjudul Turkey’s New Humanitarian Approach In

Somaliayang dikeluarkan oleh Norwegian Peacebuilding Resource Centre. Jurnal

ini ditulis oleh Pinar Tankyang berpendapat bahwa adanya pendekatan intensif

yang dilakukan oleh Turki kepada Somalia melalui humanitarian aid. Tank

berpendapat bahwa hal ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan agenda

Turki sebagai global peace mediator. Perbedaan yang akan diteliti dalam jurnal

tersebut adalah pada penelitian Pinar hanya dijelaskan kepentingan yang ingin

diperoleh Turki tanpa menggunakan kerangka teoritis apapun. Sementara dalam

penelitian ini akan dikaji mengenai faktor pendorong terbentuknya kebijakan

Turki memberikan bantuan luar negeri ke Somaliadengan menggunakan teori

Neoclassical Realism. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan menekankan peran

dari konsep strategic depth yang melandasi kebijakan luar negeri Turki, dimana

Pinar hanya menjelaskan konsep humanitarian approach.

Keempat, jurnal yang ditulis oleh Matthew T. Gulo pada 2012 dalamResearch

Turkey yang Berjudul Turkey’s Somalia Adventure: The Quest For Soft Power

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

10

And Regional Recognition. Dalam tulisannya, Gulo memaparkan mengenai agenda

Turki dalam hal peningkatan soft power recognition di kawasan Afrika khususnya

Somalia. Dimana hal tersebut nampaknya merupakan suatu contoh konkret dari

agenda “Turkish exceptionalism” di Middle East yang diusung oleh AKP Party

yang salah satunya diwujudkan dalam humanitarian aid. Penelitian ini juga hanya

menjelaskan mengenai agenda politik Turki dan hanya berfokus pada bantuan

kemanusiaan saja. Sementara dalam penelitian yang akan ditulis, selain

menggunakan kerangka pemikiran yang berbeda yaitu Neoclassical Realism, juga

akan dipaparkan mengenai cakupan bantuan yang lebih luas dalam konsep bantuan

luar negeri.

1.5 Kerangka Pemikiran

Untuk menganalisa alasan terbentuknya kebijakan Turkimemberikan bantuan

luar negeri ke Somalia (2011-2016), penelitian ini akan menggunakan teori

Neoclassical Reallism, dan konsep bantuan luar negeri (foreign aid)

1.5.1 Neoclassical Realism

Neoclassical Realism (NcR) mengansumsikan negara sebagai aktor yang

paling penting dalam politik internasional. Seperti halnya varian dari realism

lainnya, NcR berpendapat bahwa politik adalah a perpetual struggle di antara

negara-negara berbeda demi material power dan security di dunia yang langka

akan sumber daya dan pervasive uncertainty. Teori ini melihat bahwa negara

cenderung merespon ketidakpastian anarki internasional dengan berusaha

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

11

seeking to control and shape lingkungan eksternal mereka. Negara merespon

lingkungan eksternal mereka melalui bagaimana systemic pressureatausystemic

incentive diterjemahkan oleh intervening variable yang terlibat seperti decision

maker perception dan struktur domestik negara. Mereka melihat bahwa

tindakan pemimpin dunia dibatasi oleh politik domestik dan internasional.21

Selain itu, NcR beranggapan bahwa arah, ambisi dan cakupan kebijakan

luar negeri suatu negara ditentukan oleh perannya dalam sistem internasional

dan juga secara spesifik oleh kapabilitas atau kemampuan material power yang

dimiliki. Relative material power tersebut akan menciptakan parameter dasar

dari kebijakan luar negeri suatu negara. Istilah power tersebut merupakan

kapabilitas atau resources yang akan membuat negara mampu mempengaruhi

satu sama lain.22

Keputusan KLN tersebut dibuat oleh actual political leaders

dan elites negara, sehingga persepsi mereka mengenai relative power tersebut

sangat berpengaruh.23

Peningkatan relative material power akan segera mendorong perluasan

cakupan dan ambisi dari KLN. Proses peningkatan tersebut tidak memiliki

tahap atau pola tertentu yang seragam atau sama antara satu negara dengan

negara lain, karena hal itu bergantung tidak hanya pada objective material

trends namun juga pada bagaimana political decision makers subjectively

perceive them. Ketika suatu negara telah mengalami perpindahan rank karena

terjadi peningkatan kapasitas powernya, kebijakan luar negeri mereka pun akan

21 Gideon Rose. “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”. World Politics (Vol. 51 Oktober 1998). 151 22Gideon Rose. Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy. 151 23Gideon Rose. Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy. 147

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

12

menyesuaikannya. Negara akan berusaha mencari lebih banyak pengaruh di

luar domestiknya melalui KLN.Adanya pergeseran dalam relative power yang

dimiliki akan secara otomatis mengakibatkan pergeseran dalam KLN suatu

negara. Dampak dari kapabilitas power dalam KLN tersebut tidak secara

langsung karena adanya systemic pressureand incentive yang hanya dapat

diterjemahkan melalui keterlibatan variabel di unit level.24

Pilihan-pilihan keputusan dalam KLN dibuat oleh pemimpin negara dan

mereka yang menentukan penilaian mengenai „threat‟. Sehingga mereka

menempati posisi penting dan menjadi pembuat KLN otoritatif yang

bertanggung jawab terhadap keamanan nasional dan pembuatan grand strategy

jangka panjang. Grand strategy tersebut terdiri dari beberapa komponen bukan

hanya mengenai militer, namun juga fiskal dan politik di masa mendatang.

Penyusunan Grand strategy juga melibatkan perencanaan jangka panjang.25

Teori ini akan digunakan untuk menganalisa bagaimana kebijakan luar

negeri Turki yaitu pemberian bantuan luar negeri ke Somalia terbentuk.

Dimana adanya sistemic incentive yang ada berupa insentif material resource

maupun power yang mungkin diperoleh Turki ketika memberikan bantuan luar

negeri ke Somalia. Insentif tersebut kemudian ditafsirkan atau diterjemahkan

oleh Intervening Variable di unit domestik yaitu para policy maker di Turki.

24Gideon Rose. Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy. 146 25Steven E. Lobell, Norrin M. Ripsman dan Jeffrey W. Taliaferro. Neoclassical Realism, The State and Foreign Policy. Cambridge, 61

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

13

1.5.2 Konsep Foreign Aid

Merujuk pada Carol Lancaster, bantuan luar negeri atau foreign aid

diartikan sebagai suatu perpindahan sumber daya umum secara sukarela dari

satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya, atau ke suatu lembaga non

pemerintah (Non Governmental Organization) maupun kepada suatu organisasi

internasional.26

Salah satu tujuan utama dari pengadaan foreign aid ini adalah

untuk menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik di negara penerima.

Lancaster memaparkan beberapa fungsi dari bantuan luar negeri yaitu

sebagai tanda persetujuan diplomatik, meningkatkan kekuatan dan pengaruh

negara pengirim di negara penerima, memperluas pengaruh budaya, sebagai

penghargaan kepada negara lain karena berperilaku sesuai dengan kehendak

negara pendonor serta sebagai usaha untuk mendapatkan akses ke

perekonomian di negara penerima.27

Bantuan luar negeri dapat berupa cash (grants or concessional loans)

atau juga berbentuk debt relief. Perpindahan atau capital transfer ini dapat

mendanai berbagai jenis kegiatan di negara penerima seperti budgetary and

balance of payments, investasi projek dan kegiatan riset, agenda reformasi

politik maupun ekonomi, pelatihan dan humanitarian relief.28

26Carol Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. United States of America. University of chicago. 2007. 9 27Carol Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. 10 28Carol Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. 10

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

14

Menurut Picard yang juga sejalan dengan Carol, bantuan luar negeri

memiliki 4 jenis pengelompokan berdasarkan tujuan (purpose)utama dari

pemberian bantuan tersebut29

yaitu :

a. Humanitarian Relief

Bantuan ini diberikan kepada suatu negara yang terkena krisis baik bencana

yang diakibatkan oleh faktor alam (natural crises) maupun bencana yang

diakibatkan oleh manusia (manmade crises). Bencana tersebut biasanya

mengakibatkan banyak korban jiwa terutama displaced persons dan

pengungsi (refugee). Karena situasi yang buruk, pemerintah negara yang

terkena bencana, terutama jika negara itu miskin akan kesulitan untuk

mengakomodir ataupun memenuhi kebutuhan para korban bencana. Sehingga

negara lain, terutama NGO yang khusus bergerak di bidang kemanusiaaan

membantu memberikan bantuan dalam jenis ini.

b. Development

Bantuan ini diberikan untuk mendukung peningkatan ekonomi dan sosial di

negara penerima. Bantuan ini bertujuan untuk menstabilkan perekonomian

sehingga pada akhirnya dapat mengurangi kemiskinan. Bentuk bantuan ini

biasanya berupa bantuan untuk finance technical assistance and training,

projek infrastruktur dasar, serta peningkatan layanan publik seperti

pendidikan dan kesehatan.30

.

29Louis A. Picard, Robert Groelsema dan Terry F. Buss. Foreign Aid and Foreign Policy. Lessons for the Next Half-Century. United States of America. M.E Sharpe Inc. 2007 30Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics, 14

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

15

c. Diplomacy

Bantuan ini biasanya melibatkan aspek kepentingan keamanan, agenda politik

internasional dan pengelolaan hubungan jangka panjang di antara pemerintah

negara-negara

d. Commerce.

Merujuk pada Carol Lancaster, bantuan ini dapat berupa penyediaan insentif

finansial untuk mengimpor barang dan jasa dari negara pemberi bantuan ke

negara penerima. Bantuan ini biasanya berbentuk projek yang spesifik seperti

bandar udara atau dam.31

I.6 Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif

menurut Patton Michael Quinn diartikan sebagai penelitian yang menggunakan

kata-kata sebagai penjabaran dari objek yang diteliti.32

Menurut Yin penelitian

kualitatif memiliki lima hal utama yang mendefinisikannya. Pertama, penelitian ini

mempelajari makna kehidupan individu atau masyarakat. Kedua, ini

merepresentasikan pandangan dan perspektif seseorang terkait suatu studi. Ketiga,

penelitian kualitatif merangkul kondisi kontekstual di dalam kehidupan individu

atau bersifat dinamis. Keempat, penelitian kualitatif berkontribusi memberikan

pandangan baru ke dalam konsep-kosep yang telah ada dan membantu

menjelaskan perilaku makhluk sosial. Kelima, berusaha keras untuk menggunakan

31Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. 14 32Patton Michael Quinn. A Guide To Using Qualitative Research Methodology. Medecins Sans

Frontieres. 2

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

16

berbagai sumber atau bukti-bukti daripada hanya percaya terhadap satu sumber

penelitian.33

Skripsi ini menggunakan teknis mengumpulan data melalui studi pustaka,

dimana teknik ini data dikumpulkan melalui data sekunder seperti jurnal, buku,

artikel website, serta media nasional maupun internasional. Sementara Teknik

analisa yang digunakan adalah teknik deskriptif analitis yaitu teknik menganalisa

variabel-variabel yang ada serta menghubungan masalah dengan konsep-konsep

yang digunakan. Dalam segi pemaparan, penelitian ini menggunakan teknik

deduktif yaitu teknik pemaparan dan penjabaran masalah secara umum terlebih

dahulu kemudian ditarik kesimpulan utama di akhir penelitian.

Penelitian ini juga menggunakan pengumpulan data secara primer yaitu

melalui wawancara. Wawancara dilakukan kepada dua narasumber yang memiliki

minat dalam penelitian ini yaitu Mehmet Ozkan selaku peneliti kebijakan luar

negeri di SETA Foundation for Political Economic and Social Research serta

menjabat sebagai Regional Director di Turkish Cooperation And Coordination

Agency (TIKA) dan Federico Doneteli yang merupakan Ph.D Researcher di

Universitas Genova. Karena keberadaan narasumber di negara lain dengan jarak

yang jauh, maka wawancara dilakukan melalui email. Selanjutnya data dan fakta

yang telah ditemukan kemudian diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian.

33 R. K Yin. Qualitative Research From Start to Finish. (New York: Guildford Press)

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

17

I.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab awal ini akan dijelaskan mengenai pernyataan masalah dari

kasus yang akan diteliti, kemudian pertanyaan masalah yang akan menjadi

parameter bahasan. Selain itu, ada penjelasan mengenai beberapa penelitian

serupa yang telah dilakukan sebelumnya serta perbedaannya dengan

penelitian yang akan diteliti. Menjelaskan mengenai teori dan konsep yang

akan dipakai, dan penjelasan mengenai metode serta sistematika penulisan

BAB II KEADAAN DAN KRISIS KEMANUSIAAN DI SOMALIA

Bab ini menjelaskan mengenai keadaan domestik somalia yang dimulai

dari letak geografis, keadaan wilayah, hingga sejarah negara Somalia.

Kemudian selanjutnya dipaparkan mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi

di Somalia, baik itu yang bersifat man made crisis seperti perang sipil,

warisan kolonialisme, maupun natural disasters seperti kekeringan yang

mengakibatkan kelaparan.

BAB III. BANTUAN LUAR NEGERI TURKI KE SOMALIA

Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis-jenis bantuan yang diberikan

Turki kepada Somalia selama periode 2011-2016. Pengelompokan jenis

tersebut berdasarkan tujuan (purpose) dari bantuan tersebut, yaitu

humanitarian relief,development dan commerce. Kemudian di akhir

dipaparkan mengenai catatan dalam proses pemberian bantuan Turki kepada

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

18

Somalia dimana salah satunya adalah adanya resistensi dari Al Shabaab yang

berujung pada penyerangan terhadap Turki.

BAB IV. ANALISA KEBIJAKAN TURKI MEMBERIKAN BANTUAN

LUAR NEGERI KE SOMALIA

Pada bab ini akan dijawab pertanyaan penelitian mengenai mengapa

Turki mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan luar negeri ke

Somalia. Pada penjelasan tersebut, digunakan kerangka teori Neoclassical

Realism yang membagi menjadi dua faktor penting yaitu Systemic Incentive

danIntervening Variableyang berupa elit atau policy maker yaitu Partai AKP

serta konsep pemikiran dari elit tersebut yang dikenal dengan Strategic

Depth.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan intisari dari keseluruhan bahasan serta hasil akhir

penemuan berdasarkan dengan teori dan konsep yang digunakan dalam

penelitian ini. Selain itu, terdapat saran dan rekomendasi yang tidujukan

bagi peneliti selanjutnya pada akhir bab.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

19

BAB II

KONDISI DAN KRISIS KEMANUSIAAN DI SOMALIA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi yang ada dalam domestik

Somalia. Berupa kondisi geografis, sejarah negara serta kondisi politik dan sosial

yang ada di negara Somalia. Kondisi politik dan sosial tersebut kemudian menjadi

salah satu penyebab terjadinya konflik dan perselisihan yang mengakibatkan

banyak persoalan domestik dan berujung pada krisis kemanusiaan. Selain itu,

adanya kekeringan dahsyat yang menimpa wilayah Somalia juga semakin

memperburuk keadaan.

2.1 Kondisi Domestik Somalia

Secara geografis, Federal Republic of Somalia (Jamhuuriyadda Federaalka

Soomaaliya) terletak di wilayah Afrika Timur dan dikenal berada di wilayah Horn

of Africa. Negara ini memiliki Ibukota bernama Mogadishu. Wilayah Somalia

mencakup luas sebesar 637.657 km2.Negara ini berbatasan langsung dengan

Kenya di sebelah selatan, Ehiopia di barat, Djibouti di barat laut, Teluk Aden di

utara dan Samudra Hindia di timur.34

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

peta berikut:

34Diana Briton Putman Dan Mohamood Cabdi Noor, “The Somalis: Their History And Culture”. Refugee Fact Sheet No. 9 (1993): 4.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

20

Gambar II.1 Peta Geografis Somalia

Sumber: Somalia Map Satellite Image. Diakses dari http://geology.com pada 8 Juni 2016

Pada Mei 2016, CIA (Central Intelligence Agency) memperkirakan populasi

Somalia mencapai 10.616.380 jiwa dengan mayoritas menganut Islam Sunni.

Etnis Somalia terdiri dari Somali (85%), Bantu dan etnis non-Somali (15%

termasuk suku arab) sehingga bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Somali

dan bahasa Arab serta bahasa Italia dan Inggris.35

Somalia memiliki iklim yang panas dan kering. Tanah Somalia mayoritas

semi-arid yang merupakan lingkungan yang cocok untuk pengelolaan peternakan

(nomadic pastoralism). Sementara pertanian banyak dilakukan di wilayah barat

laut dan wilayah selatan dekat dengan sungai. Somalia memiliki dua sungai yaitu

Jubba dan theShabelle. Kedua sungai tersebut memanjang ke arah selatan dari

35Central Intelligence Agency. The World Factbook: Somalia. Diakses dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/so.html pada 7 Juni 2016

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

21

Ethiopia. Sungai TheShabelle memiliki panjang 1.800 km dimana sekitar 1.000

km berada di Somalia. Kedua sungai tersebut menyediakan air untuk irigasi

pertanian di wilayah sekitarnya.36

Perekonomian Somalia mayoritas bertumpu pada sektor agrikultur,

khususnya pada peternakan dan hasil panen. Misalnya pada 1990, pertanian

memberikan pemasukan mencapai 65% dari GDP (Gross Domestic

Product).37

Somalia pada dasarnya memiliki potensi sumber daya alam yang baik,

di wilayah selatan dimana tanahnya tergolong subur serta potensi perikanan dan

sumber daya alam seperti gas dan minyak di wilayah utara, yang sebenarnya

menjadikan Somalia mampu memenuhi kebutuhan dirinya (self-sufficiency).38

Produk ekspor utama Somalia adalah hewan ternak, pisang, kulit hewan dan

ikan.39

Keberadaan Somalia sebagai entitas negara modern diawali dengan

kemerdekaannya dari kependudukan Inggris dan Italia pada 1960. Presiden

Somalia, yang waktu itu memiliki nama resmi negara Republic of Somalia

pertama adalah Aden Abdullah Osman Daar dengan Perdana Menteri Abdurashid

Ali Shemarke. Pada saat itu tidak ditentukan dengan jelas garis batas negara

Somalia, sehingga menyebabkan perselisihan dengan negara tetangga yaitu Kenya

dan Ethiopia sepanjang tahun 1960.40

36Putman Dan Noor, The Somalis: Their History And Culture,5 37Putman Dan Noor, The Somalis: Their History And Culture,6 38Teri Murphy dan Auveen Woods. Turkey’s International Development Framework Case Study: Somalia.( Istanbul. Istanbul Policy Center. 2014),6 39BBC. Somalia Profile. Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-africa-14094546 pada 7 Juni 2016 40Diakses dari http://www.theguardian.om/global-development/gallery/2012/feb/23/Somalia-history-events-in-pictures pada 7 Juni 2016

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

22

Pada masa pemerintahan Presiden Osman, Somalia menjalankan civilan

democratic government. Pada masa pemerintahan tersebut, Somalia mendapat

pujian dari negara-negara barat sebagai suatu model demokrasi yang sukses di

Afrika karena telah melaksanakan pemilihan umum secara damai dan sukses.

Namun Osman turun pada 1967, dan dua tahun kemudian pemerintahan diambil

alih oleh Supreme Revolutionary Council yang dipimpin oleh Jenderal

Mohammed Siad Barre. Barre menangguhkan konstitusi, membubarkan parlemen,

pengadilan tertinggi dan semua partai politik yang ada.41

Terdapat hukum komunal tersendiri yang mengatur interaksi sosial antara

masyarakat Somalia. Dalam hukum tersebut terdapat suatu struktur klan yang

membagi masyarakat ke dalam beberapa kelompok sosial. Dalam kelompok

tersebut terdapat konsep hubungan solidaritas (solidarity nexus), pembagian

sumber daya (sharing or resources) dan sebagainya. Selain itu, dengan

keanggotaan suatu kelompok tersebut juga menentukan hak dan kewajiban dari

anggota kelompok, yang kemudian membentuk identitas bagi setiap individu

anggota. Sehingga walaupun memiliki sistem aturan negara, kehidupan

masyarakat Somalia pada dasarnya tidak pernah didasarkan pada aturan negara

modern.42

Komunitas internasional menganggap Somalia sebagai negara kesatuan.

Namun pada faktanya negara ini terbagi ke dalam tiga wilayah. Yang pertama

adalah Somalia Utara, yang dikuasai oleh warga Puntland. Mereka mendirikan

41Salad Sheikh Yusuf Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. (Sakarya: Sakarya University Social Sciences Institute, 2015) , 20. 42Rosella Marangio, “The Somali crisis: Failed State and International Interventions”. Instituto Affari Internazionalli Working Papers12 (Mei 2012) , 4

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

23

informal quasi-autonomous state seperti suku kurdistan di Irak utara. Puntland

juga mendirikan „building block‟ bagi pemerintah federal Somalia. Di wilayah

barat laut yang membentang wilayah semi-dessert dan berdekatan dengan wilayah

Teluk Aden, yang memberikan keuntungan komersial tersendiri. Hal ini

memungkinkan pendirian institusi pemerintah dengan basis ekonomi yang cukup

kuat. Wilayah ini dikenal dengan Somaliland yang menyatakan kemerdekaannya

secara sepihak pada 1991, namun hingga kini belum mendapat pengakuan

internasional.43

Wilayah yang terakhir adalah Somalia Selatan dan Mogadishu yang berada

di bawah kontrol TFG (Transitional Federal Government), yang diakui sebagai

perwakilan resmi pemerintah Somalia sejak 2004. Pemerintahan ini disokong oleh

tentara dari Uni Afrika serta negara-negara tetangga yang juga berjuang dalam

konflik melawan pergerakan Islamic Courts Union (ICU) yang telah mengambil

kontrol Mogadishu sejak 2006.44

2.2 Krisis Kemanusiaan di Somalia

Krisis kemanusiaan diartikan sebagai situasi dengan tingkat human

suffering yang tinggi dimana kesejahteraan dasar bagi manusia berada dalam

kondisi riskan dalam skala yang besar (a humanitarian crisis is a situation with

high levels of human suffering in which basic human welfare is in danger on a

43Lewis M. Ioan. Understanding Somalia and Somaliland: Culture, History and Society. (London: Hurst and company, 2008), 139. 44Ahmet Yukleyen dan Mohammed Zulkarnian. “Turkey’s Foreign Policy in Somalia,” Journal of caspian Affairs (Vol. I No. 2. 2015), 99.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

24

large scale).45

Ada beberapa jenis krisis kemanusiaan berdasarkan sumber

penyebabnya, yaitu Natural Disasters yang merupakan bencana yang diakibatkan

oleh alam, Man-made emergencies yang diakibatkan oleh manusia seperti konflik

sipil, dan complex emergencies yang merupakan kombinasi dari adanya natural

and man-made elements misalnya food insecurity, armed conflicts, and displaced

populations.46

Krisis kemanusiaan yang terjadi di Somalia merupakan jenis yang

ketiga yaitu complex emergencies karena diakibatkan oleh dua penyebab tersebut.

Dalam segi man-made crises, yang mengakibatkan perang sipil diakibatkan

oleh beberapa hal. Salah satu faktor utamanya adalah faktor politik. Semenjak

awal kekuasaanya pada 1969, rezim Barre yang dianggap diktator menerapkan

scientific socialism dari Marxist-Leninist. Hal tersebut mendorong kedekatan

hubungan Somalia dengan Uni Soviet dan memperkeruh hubungannya dengan

Amerika Serikat. Soviet bahkan memberikan bantuan senjata dan technical

support kepada militer Somalia. Namun kemudian Siad Barre mengakhiri Treaty

of Friendship and Cooperation dengan Somalia.47

Pada saat yang sama, Barre dianggap menginvasi wilayah Ogaden yang

berada di bawah kekuasaan Ethiopia dan dihuni oleh mayoritas etnis Somalia.48

Pada saat itu pemerintah Somalia memberikan dukungan kepada Western Somali

Liberation Front (WSLF) yaitu kelompok pro-Somali liberation yang ingin

45Manual Handout. “Reporting on Humanitarian Crises: A Manual for Trainers & Journalist and an Introduction for Humanitarian Workers”. Internews. 2014. 20 46Humanitarian Coalition. What is Humanitarian Emergency? Diakses dari http://humanitariancoalition.ca/media-resources/factsheets/what-is-a-humanitarian-emergency diakses pada 13 Juni 2016 47Lefebre JA. “The United States, Ethiopia and the 1963 Somali-Soviet Arms Deal”. J. Modern African Studies (36 (4)) hal 611-643 48Walter S. Poole, The Effort to Save Somalia August 1992-March 1994. (Washington DC: US Government Printing Office, 2005), 5

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

25

melepaskan diri dari pemerintah Ethiopia. Hingga pada akhir 1977, WSLF

berhasil menguasai 60% wilayah Ogaden. Pemerintah Ethiopia menuduh

keterlibatan Somalia sebagai ambisi PresidenBarre yang ingin menganeksasi

wilayah Ogaden. Hingga pada 1978 pecahlah perang di antara kedua negara

tersebut yang dikenal dengan Perang Ogaden.49

Dalam perang tersebut Soviet memberikan dukungannya terhadap Ethiopia

hingga hubungan Soviet dan Somalia memburuk. Pada waktu itu, Amerika Serikat

mengambil kesempatan dengan membangun hubungan dengan Somalia.50

Somalia kemudian mendapatkan perlengkapan militer dari Amerika Serikat,

Inggris dan Prancis. Di sisi lain, Soviet menempatkan pasukan, adviser dan

bahkan tentara Kuba ke Ethiopiayang berhasil memukul mundur Somalia.51

Kekalahan dalam perang melawan Ethiopia mengakibatkan melemahnya

kekuatan militer pemerintah Somalia. Pada saat itu pasukan militer yang merasa

kecewa dengan pemerintah berupaya melakukan serangan perlawanan terhadap

pemerintahBarre. Selain itu, bencana kekeringan yang terjadi juga semakin

menambah situasi menjadi tidak terkendali.Kelompok oposisi mulai melakukan

perlawanan bersenjata terhadap pemerintah. Aparat pemerintah bertindak

defensivedengan menekan klan dan wilayah dimana para pemimpin

perlawanantersebut berasal.Namun hal tersebut justru mengakibatkan semakin

meningkatkan perlawanan.52

49Napoleon A. Bamfo, “Ethiopia’s Invasion of Somalia in 2006: Motives and Lesson Learned,” African Journal of Political and International Relations (Vol.4, Februari 2010), 57 50Hassan Yussuf Muhammed, The Role Of External Actors In The Somali Conflict. (Department of Global Political Studies faculty of culture and Society Malmo University. 2014), 9 51Poole, The Effort to Save Somalia August 1992-March 1994, 5 52Muhammed, The Role Of External Actors In The Somali Conflict,9.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

26

Pada beberapa tahun kemudian terjadi perlawanan oposisi terhadap

pemerintah di berbagai wilayah. Misalnya di wilayah Hargeisa dan Burau, terjadi

penyerangan yang dilakukan oleh kelompok SNM (Somalian National Movement)

pada Mei 1988. Kelompok tersebut telah melakukan perlawanan terhadap rezim

pemerintah di wilayah utara Somalia sejak 1985. Kemudian pada 1989, terjadi

underground resistance di wilayah Somalia Selatan dan Somalia Tengah yang

dipimpin oleh kelompok oposisi lain yaitu USC (United Somali Congress). Pada

tahun selanjutnya Mei 1990,dibentuk Mogadishu Manifesto yang diprakarsai oleh

politisi, pemuka agama hingga pebisnis Somalia yang berasal dari 114 klan yang

ada. Manifesto tersebut berisi tentang pengutukan tindakan rezim Siad Barre dan

penuntutan adanya dialog bersama untuk reformasi kebijakan. Hingga akhirnya

pada Oktober, kelompok oposisi sepakat untuk mengkudeta pemerintahan secara

paksa. Mereka juga menuntut pembebasan para tawanan politik yang

diperlakukan penuh kekerasan.53

Dalam proses penurunan paksa Barre dari pemerintahan, terdapat campur

tangan dari aktor eksternal, yaitu pemerintah Ethiopia. Pemerintah Ethiopia

dianggap menjadi penyokong terbesar kelompok pemberontak di Somalia dalam

hal militer, materi dan bahkan moral. Beberapa konflik antara Ethiopia dan

Somalia sebelumnya memang menyisakan hubungan permusuhan khususnya

dengan rezim Barre.54

Penggulingan secara paksa rezim diktator Siad Barre oleh koalisi kelompok

oposisi bersenjata pada 1990 menandai awalnya krisis politik yang terjadi di

53Tim Editor. “Somalia 1991-1993: civil war, famine alert and UN Military Humanitarian Intervention 1991-1993,” Medecins Sans Frontieres Speaking Out. (September 2013), 13 54Muhammed, The Role Of External Actors In The Somali Conflict,9.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

27

Somalia. Hal tersebut mengakibatkan ketidakstabilan dan pergolakan politik sosial

domestik dengan ketiadaan pemerintahan yang mengatur serta memberikan

pelayanan dasar bagi warga negaranya.Koalisi kelompok yang dianggap dominan

dalam keberhasilan penggulingan pemerintah tersebut yaituSomali National

Movement (SNM), Somali Salvation Democratic Front (SSDF),Somali Patriotic

Movement (SPM) danUnited Somali Congress (USC)).55

Kemudian kelompok

USC yang dipimpin oleh Ali Mahdi Mohammed membentuk pemerintahan

sementara secara sepihak tanpa berunding dengan faksi lain.56

Hal tersebut menyebabkan kemarahan dan ketidaksetujuan dari banyak

pihak, hingga The Somali National Movement mengadakan konferensi regional

yang menghasilkan deklarasi kemerdekaan di wilayah utara sebagai Somaliland

Republic. Sementara di wilayah selatan, USC (United Somali Congress) terpecah

menjadi dua faksi, yang dipimpin oleh presiden sementara Ali Mahdi Mohammed,

yang lainnya dipimpin oleh USC Military Wing Leader Jenderal Mohammed

Farah Aideed.57

Keadaan domestik yang kacau kemudian mendorong pihak internasional

melakukan intervensi yang diawali oleh Dewan Keamanan PBB melalui

operasinya yang dikenal dengan UNOSOM I yang dimulai pada 24 April 1992.

Operasi ini bertujuan untuk mengawasi gencatan senjata di Mogadishu serta

melindungi para utusan dan pekerja PBB yang melakukan misi kemanusiaan.

Namun, situasi Somalia kian memburuk hingga misi tersebut diganti oleh

UNITAF (Unified Task Force) atau yang dikenal dengan “Restore Hope

55Muhammed, The Role Of External Actors In The Somali Conflict. 9. 56Putman Dan Noor, The Somalis: Their History And Culture. 11 57Addow. The Role Of Turkish Civillian Power In Somalia State Building Process.22

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

28

Operation” yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan mengusung mandat DK

PBB untuk memenggunakan segala cara yang diperlukan guna melindungi nilai-

nilai kemanusiaan.58

Pada Maret 1993, disepakati penggantian nama operasi menjadi UNOSOM

II yang memperluas misi operasinya ke seluruh penjuru Somalia. Namun operasi

tersebut gagal ditambah dengan insiden Black Hawk Down pada 1993 yang

memukul mundur pasukan PBB dan Amerika Serikat. Pertarungan sengit dengan

aparat setempat juga mengakibatkan penarikan mundur pasukan PBB dari

Somalia pada Maret 1995.59

Situasi yang kacau membuat upaya perdamaian di

Somalia menjadi beresiko dan sangat dibatasi. Sehingga dalam beberapa dekade

ini Somalia menjadi negara yang paling diabaikan oleh komunitas internasional.60

Pada 1999 pemimpin faksi di Somalia mengajukan laporan kepada Dewan

Keamanan PBB atas serangan di garis perbatasan yang dilakukan oleh pemerintah

Ethiopia dan mendesak untuk menghentikan agresi Ethiopia. Pada 2000, beberapa

pengadilan Islam di Somalia membentuk Somali’s Union Of Islamic Courts (UIC)

yang bertujuan untuk bekerjasama dalampengelolaan sumber daya dengan

didasarkan pada aturan Islam dan bukan pada garis klan. Sejak 1990, Islamic

Union di Somalia telah aktif dalam pengurangan kejahatan seperti pencurian dan

perampokan serta penyelesaian perselisihan lokal sehingga mulai memiliki

pengaruh di antara para pemimpin klan.61

58Addow. TheRole Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process.20 59Addow. TheRole Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process.21 60Matthew T. Gullo. Somalia Adventure: the Quest for Soft Power and Regional Recognition. Research Turkey. (2012) 3 61Bamfo, Ethiopia’s Invasion of Somalia in 2006: Motives and Lesson Learned. 58

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

29

Namun pembentukan tersebut mengakibatkan reaksi yang beragam.

Walaupun pada dasarnya UIC berhasil menerapkan kembali aturan dan hukum di

Somalia, namun juga mendatangkan kekhawatiran terhadap masa depan Somalia

khususnya dari Amerika Serikat paska peristiwa 9/11. Begitu juga dengan

Ethiopia yang merupakan negara tetangga Somalia, merasa khawatir akan

perkembangan pengaruh Islam yang cukup pesat sehingga mencoba untuk terlibat

dalam urusan domestik Somalia.62

Pada 2004 organisasi regional bernama Inter-Governmental Authority On

Trade And Development (IGAD) yang terdiri dari Uganda, Kenya, Ethiopia,

Sudan, Eritrea, Djibouti danSomalia mendirikan Somalia’s Transitional Federal

Government.63

Pemerintahan ini mendapatkan pengakuan internasional yang tidak

diperoleh Islamic Court. Walaupun terdiri dari beberapa sekte. Mereka bersatu

untuk meruntuhkan TFG.64

Namun, keberadaan TFG tidak mendapat pengakuan dari seluruh

masyarakat Somalia hingga tidak mampu menerapkan kekuasaannya di kota-kota

besar di Somalia. Banyak kelompok oposisi yang menentang hingga membentuk

faksi Somalia Restoration and Reconciliation Council dan Mogadishu-based

warlordsyang kemudian melakukan penyerangan bersenjata terhadap pemerintah

TFG dan aliansinya di wilayah Somalia Selatan dan Tengah.65

62Bamfo, Ethiopia’s Invasion of Somalia in 2006: Motives and Lesson Learned. 58 63IGAD Leaders Agree to Deploy Peace Mission in Somalia. Diakses dari http://www.sudantribune.com/spip.php?article7801 pada 7 Juni 2016 64Bamfo, Ethiopia’s Invasion of Somalia in 2006: Motives and Lesson Learned. 59 65Internal Displacement Monitoring centre. Somalia, “Displacement and Worsening Humanitarian Situation as a Result of Ongoing Violence and conflict,” Norwegian Refugee Council (Juli 2010), 32

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

30

Kemudian pada November 2006, parlemen Ethiopia yang mengizinkan

pemerintah untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghadapi

serangan Islamic CouncilSomalia. Hingga pasukan Ethiopiamulai melewati garis

batas dan memasuki Somalia pada Desember 2006 yang mencapai 3000 pasukan

dan dibantu oleh pasukan TFG. UIC memobilisasi kekuatan oposisi yang terdiri

dari berbagai kelompok insurgent yang memiliki kepentingan bersama.66

Perang sipil yang terus berkelanjutan di Somalia juga pada dasarnya

diakibatkan oleh warisan kolonialisme. Ketika era kolonialisme, negara-negara

kolonial yang menduduki Somalia membagi wilayah berdasarkan kekuasaan

mereka. Pada waktu itu, Somalia dibagi menjadi 5 bagian. Inggris mengambil

dua wilayah yaitu British Somaliland dan wilayah utara Kenya. Italia menduduki

wilayah Italian Somaliland. Prancis menduduki wilayah utara yang kini

merupakan Djibouti dan sisanya diduduki oleh Ethiopia (Wilayah Ogaden).67

Upaya penyatuan wilayah yang dihuni oleh warga Somali menjadi satu

negara kesatuan berhasil menyatukan dua bagian yaitu British Somaliland dan

Italian Somaliland pada 1960. Pada waktu selanjutnya, upaya untuk

menggabungkan 3 wilayah lainnya untuk menjadi wilayah Somalia terus

dilakukan hingga mengakibatkan perang sipil dan perselilisihan dengan negara-

negara tetangga yang mengklaim atas kepemilikan wilayah tersebut yaitu Ethiopia

dan Kenya.68

Kerusuhan di Somalia juga diakibatkan oleh perselisihan dari warlords dan

klan dalam perebutan sumber daya maupun kekuasaan.Somalia terdiri dari 85%

66Bamfo. Ethiopia’s Invasion of Somalia in 2006: Motives and Lesson Learned. 67Muhammed. The Role of External Actors in the Somali conflict. 8 68 Muhammed. The Role of External Actors in the Somali conflict. 9

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

31

suku Somali, tetapi prasarana sosial di Somalia dibangun dalam hierarki kaum dan

suku. Klan terbesar adalah Darood, Dir, Hawiya, dan Isaak yang merupakan

keturunan dari Samaal. Klan kecil yang merupakan keturunan dari Saab dikenal

dengan nama Digil dan Rahanweyn. The main clan families nomadic pastoralist

terdiri dari 75% populasi di Somalia. Di Somalia tidak ada identitas sosial, atau

pengakuan dan akses sosial tanpa kepemilikan kelompok klan. Dan keanggotaan

klan dapat memberikan akses khusus seperti akses tanah, pendapatan dan layanan

sosial.69

Contoh permusuhan yang terjadi antara klan di Somalia adalah perebutan

wilayah Jubaland, yang terletak di ujung selatan Somalia. Yang mengupayakan

pembentukan pemerintahan sendiri karena pemerintah pusat yang dianggap

kurang mampu mengontrol wilayah tersebut. Hingga disusun sebuah konvensi

Jubaland yang diselenggarakan pada Mei 2013 tanpa persetujuan pemerintah

Somalia, yang berupaya untuk memilih ruling party dan mendirikan otonomi

regional. Namun ada ketidaksepahaman terkait dengan kepemimpinan Jubaland

dari 4 klan yang berbeda yang juga didorong oleh kepentingan Kenya dan

Ethiopia di wilayah Kismayo dan pinggiran pantai yang memiliki cadangan gas

alam.70

Somalia semakin dianggap menjadi potensi ancaman bagi masyarakat

internasional paska peristiwa 9/11 dimana negara-negara gagal (failed states)

semacam ini dapat menjadi ladang subur perkembangan kelompok teroris.

Konflik sipil yang terus bergemuruh di Somalia juga mengakibatkan krisis

69 Institute For National Security and Counterterrorism. Somalia Risk Assessment 2014. 70Institute For National Security and Counterterrorism. Somalia Risk Assessment 2014.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

32

kemanusiaan. Meningkatnya kebutuhan akan bantuan kemanusiaan mengalami

tantangan insecurity (ketidakamanan) yang menghambat penyaluran akses

bantuan kepada masyarakat. Tantangan tersebut berasal dari kelompok teroris

yang ada di Somalia seperti Al Shabaab. Pada 2009 dan 2010, banyak organisasi

kemanusiaan yang terpaksa mengurangi atau menarik mundur operasi

kemanusiaan di wilayah Somalia Selatan dan Somalia Tengah paska deklarasi

ancaman Al Shabaab yang menjadikan mereka sebagai target utama.71

Selama berkecamuknya konflik baik yang diakibatkan oleh faktor politik

seperti perselisihan warisan kolonialisme maupun perselisihan antar klan yang

berujung pada perang sipil, mengakibatkan dampak buruk khususnya bagi

masyarakat Somalia. Ratusan ribu warga Somalia tewas karena pelanggaran

kekerasan,penyakit dan kelaparan.Pada Agustus 1992, diperkirakan terdapat 1,5

juta warga terancam kelaparan. Pada tahun yang sama, bahkan US Centers For

Disease Control menyatakan bahwa di kota Baidoa, setidaknya 40% dari populasi

tewas di antara Agustus dan November. Dan pada awal 1993 sekitar setengah dari

total anak-anak Somalia di bawah 5 tahun tewas.72

Pada tahun yang sama,

sebanyak 300.000 warga Somalia tewas dikarenakan perang yang juga

mengakibatkan kelaparan.73

Adanya Invasi Ethiopia ke Somalia juga mengakibatkan situasi

kemanusiaan yang buruk. PBB bahkan mendeklarasikan situasi pada saat itu

71Kathryn Achilles, Mohammed Enow, Onur Sazak, Thomas Wheeler, Auveen Elizabeth Woods.

Turkish Aid Agencies in Somalia: Risks and Opportunities for building Peace.(Istanbul. Safeworld and Istanbul Policy center). 2015. 11 72Putman dan Noor. The Somalis: Their History And Culture. 73Michael Smith. Somalia: Pushing Humanitarianism into the Post-Pollyannaish Era & Applying Previous Lessons Learned Today. University of Denver. 2012. 1

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

33

sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di Afrika. Pada 2007, sekitar

600.000 warga Somalia dialokasikan dari rumah mereka dan pada tahun yang

sama,terjadi gagal panen sereal terburuk dalam 13 tahun terakhir di wilayah

Middle and Lower Shabelle yang sebelumnya merupakan wilayah pertanian

paling subur di Somalia. Bahkan pada 2008 World Food Programme (WFP) harus

menangani setidaknya 1,2 juta warga Somalia yang membutuhkan makanan.74

Krisis kemanusiaan di Somalia juga diakibatkan oleh natural disaster.Pada

2010-2011 wilayah Horn Of Africa mengalami krisis kelangkaan pangan yang

menimpa 13 juta orang. Pada saat itu pemerintahSomalia bahkan untuk pertama

kalinya secara resmi mendeklarasikan status kelaparan (famine).75

Somalia

merupakan negara yang terkena dampak kekeringan terparah. Minimnya

persediaan air dan jatuhnya hasil produksi panen hingga mencapai titik terburuk

selama 17 tahun terakhir. Rendahnya hasil panen, khususnya jagung dan gandum

mengakibatkan tingginya harga sereal. Hal ini mengakibatkan tingginya anak-

anak yang kekurangan gizi, sulitnya mata pencaharian, dan bahkan banyak yang

harus kehilangan nyawanya. Lebih dari setengah dari populasi Somalia terkena

dampak kekeringan. Angka kematian Somalia bahkan diperkirakan mencapai

260.0000 antara Oktober 2010 hingga April 2012.76

Selain banyaknya korban jiwa dan kelaparan, krisis kemanusiaan tersebut

juga mengakibatkan gelombang Internal Displacement People (IDP) yang tinggi.

74 Martin Plaut. Ethiopia in Somalia: One Year On. Diakses dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/7155868.stm pada 7 Juni 2016 75Mehmet Ozkan. Turkey’s Involvement In Somalia: Assesment Of A State-Building In Progress. (Istanbul. SETA Foundation) 2014. 21 76Daniel Maxwell, dkk. Lesson Learned From The Somalia famine and The Greater Horn of Africa crisis 2011-2012. (Somerville. Feinsten International Center). 2014. 9

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

34

Sejak 1995, terjadi gelombang alokasi skala besar di Somalia. Diperkirakan

terdapat puluhan ribu warga yang dialokasikan setiap tahunnya akibat konflik sipil

yang terjadi.77

Di akhir 2005, PBB memperkirakan terdapat internal displacement yang

mencapai 375.000 hingga 400.000 warga Somalia. Banyak IDP yang tidak tinggal

di camp pengungsian dan tersebar dimana-mana. Mereka hidup dalam kondisi

yang tidak pasti di wilayah pedesaan tandus. Sekitar 2/3 dari populasi hidup

secara nomaden maupun semi-nomaden, mereka bergerak bersama

rombongan.78

Berdasarkan laporan UNHCR pada 2010, diperkirakan sebanyak

lebih dari 200.000 warga Somalia harus dialokasikan dari rumah mereka.79

Konflik antara pemerintah TFG dan kelompok oposisi pada tahun tersebut juga

diperkirakan mengakibatkan 60 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka.80

Pada akhir Juni 2011 UNHCR memperkirakan sekitar 800.000 pengungsi

Somalia yang tersebar ke beberapa negara lain seperti Kenya, Yaman, Mesir,

Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Tanzania dan Uganda. Selain itu terdapat hampir 1.5

juta warga Somalia yang harus dialokasikan ke wilayah domestik lainnya yang

mayoritas tinggal di wilayah Selatan dan Tengah. Pada tahun ini juga diperkirakan

sejumlah 2,8 juta warga Somalia terkena dampak krisis, dimana satu dari 3 orang

77 Internal Displacement Monitoring Centre. Somalia: Displacement and Worsening Humanitarian Situatuion as a Result of Ongoing Violence and conflict. Jenewa. 68 78Internal Displacement Monitoring Centre. Somalia: Displacement and Worsening Humanitarian Situatuion as a Result of Ongoing Violence and conflict. Jenewa. 69 79UNHCR. UNHCR Appeals for US$60 million to Help Growing Numbers of Displaced Somalis. Diakses dari http://www.unhcr.org/4beac9389.html pada 6 Juni 2016 80UNHCR. Heavy clashes continue to kill and displace thousands of civilians in Mogadishu. Diakses dari http://www.unhcr.org/4bffaf6b6.html pada 7 Juni 2016

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

35

membutuhkan bantuan.81

Kondisi kesehatan mereka sangat buruk karena kesulitan

mendapatkan makanan, air dan layanan kesehatan. Banyak dari mereka yang juga

menderita wabah penyakit diare akut dan cacar.82

Kekeringan mengakibatkan tingginya harga makanan pokok sehingga

masyarakat dengan pendapatan menengah kebawah sangat terkena dampaknya.

Gagalnya produksi panen yang mengakibatkan tingginya inflasi harga makanan

semakin memperburuk kondisi di Somalia. Terlebih lagi terbatasnya akses bagi

penyaluran bantuan kemanusiaan oleh Al Shabaab menyebabkan banyaknya

upaya bantuan yang tidak maksimal.83

Selain itu, situasi keamanan dan kemanusiaan yang buruk diperparah

dengan banyaknya tindakan penyimpangan sosial khususnya pada wanita dan

anak-anak. Pada 2002 PBB memperkirakan ¾ dari displaced population di

somalia berada dalam kondisi yang rentan. Tindakan asusila seperti pemerkosaan

sering dijadikan alat bagi kelompok militan dalam rangka pembalasan dendam

maupun penghinaan terhadap suatu etnis grup. Ancaman tersebut datang setiap

saat bahkan ketika mereka berjalan jauh untuk mencari sumber air maupun kayu

bakar. IDP juga cenderung memiliki sedikit akses untuk pekerjaan,pendidikan dan

fasilitas lainnya dan mereka hidup dalam garis kemiskinan.84

81Reliefweb. UNHCR somalia briefing sheet, Juli 2011. Diakses dari http://reliefweb.int/report/somalia/unhcr-somalia-briefing-sheet-july-2011 pada 6 Juni 2016 82UNHCR Emergency Response. East Africa crisis: Horn of Africa- Somalia, Kenya, Ethiopia, Djibouti, Eritrea. Diakses dari http://www.unrefugees.org.au/emergencies/current-emergencies/east-africa-crisis pada 7 Juni 2016 83Daniel Maxwel dan Nisar Majid. Another Humanitarian crisis in Somalia? (Feinsten International Center. 2014) 4 84Internal Displacement Monitoring centre. Somalia: Displacement and Worsening Humanitarian Situation as a Result of Ongoing Violence and conflict. 86

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

36

Keadaan Somalia mencapai kondisi genting bagi masyarakatnya. Hal ini

dikarenakan tiga hal yaitu warga Somalia yang tidak mampu memenuhi

kebutuhan hidup mereka karena produksi pertanian yang tidak mampu mencukupi

kebutuhan dasar makan dan minum, kemudian mayoritas masyarakat Somalia

tidak memiliki akses kepada pemerintahan yang resmi, dan yang ketiga warga

Somalia tidak memiliki daya untuk meredakan kondisi kesulitan mereka sendiri.85

Krisis kemanusiaan yang terjadi di Somalia mengakibatkan situasi domestik

yang tidak kondusif. Banyak warga Somalia yang meninggal dunia baik karena

perang dan kekerasan, maupun karena kelapran yang daikibatkan dari kekeringan.

Selain itu, krisis di Somalia juga mengakibatkan tingginya gelombang pengungsi

khsususnya IDP. Krisis di Somalia ini merupakan complex emergencies yang

merupakan kombinasi dari adanya man-made crisis berupa civil warserta natural

disaster yaitu kekeringan yang telah melanda selama puluhan tahun.

85Ozkan. Turkey’s Involvement in Somalia: Assesment of a State-building in Progress. 21

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

37

BAB III

BANTUAN LUAR NEGERI TURKI KE SOMALIA

Sebelum menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi kebijakan Turki

dalam pemberian bantuan luar negeri Turki ke Somalia, pada bab ini akan

diberikan penjelasan lebih jauh mengenai bantuan luar negeri yang diberikan.

Selama periode 2011 hingga 2016, Turki memberikan bantuan dalam beragam

sektor seperti bantuan kemanusiaan, infrastruktur, pendidikan, perekonomian dan

sebagainya. Pemaparanmengenai jenis dan jumlah bantuan yang diberikan

tersebut akan dikelompokan berdasarkan konsep Foreign Aid dari Carol

Lancaster. Kemudian pada akhir bagian bab akan dijelaskan mengenaicatatan

dalam proses pemberian bantuanTurki di Somalia.

3.1 Jenis Bantuan Turki Kepada Somalia

Merujuk pada konsep Foreign Aid Carol Lancaster (2006), bantuan luar

negeri (Foreign Aid) dapat dikatakan sebagai suatu kebijakan. Namun terkadang

juga dianggap sebagai tool atau alat yang digunakan untuk menjalankan suatu

kebijakan.86

Pemberian bantuan luar negeri dari suatu negara dapat dikaji

berdasarkan motif ataupun tujuan yang ingin dicapai oleh negara tersebut.

Walaupun tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat beragam, menurut Lancaster

pada dasarnya terdapat empat jenis bantuan luar negeri berdasarkan

tujuannya(purpose) yaitu diplomatic, humanitarian relief, commerce dan

86Carol Lancaster, Foreign Aid,Diplomacy,Development,Domestic Politics.9

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

38

development.87

Namun dalam penjelasan ini akan dielaborasi tiga jenis bantuan

yaitu humanitarian relief, commerce dan development yang diberikan Turki

kepada Somalia sejak 2011. Berikut pemaparannya:

3.1.1 Humanitarian Relief

Jenis bantuan yang pertama adalah humanitarian relief (bantuan

kemanusiaan). Menurut Carol Lancaster, Humanitarian Relief merupakan

bantuanyang diberikan kepada negara yang mengalami bencana alam (natural

crises) maupun bencana yang dibuat oleh manusia (manmade crises) yang

mengakibatkan korban dalam jumlah yang banyak. Terutama jika negara

tersebut merupakan negara miskin yang kekurangan sumber daya ataupun

kemampuan untuk mengakomodir kebutuhan dari korban bencana.88

Sejak

awal kedatangan Erdogan ke Mogadishu pada Agustus 2011, pemerintah Turki

memaparkan betapa gentingnya kondisi di Somalia. Pada waktu itu Somalia

mengalami kekeringan terparah dalam 60 tahun terakhir yang banyak

menimbulkan korban. Hingga pemerintah Somalia mengeluarkan pernyataan

resmi status famine (kelaparan) untuk pertama kalinya pada 20 Juli 2011.89

Dalam pertemuan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) pada Agustus 2011

yang digelar di Turki, menghasilkan bantuan kemanusiaan bagi Somalia

sejumlah US$ 350 juta.90

Pada 2011 pemerintah Turki memberikan donasi

sebesar US$ 94 juta dan sektor swasta Turki menggelar donasi yang mencapai

US$ 57 juta. Sejak Agustus 2011 terdapat sejumlah 500 Turkish Aid Workers

87 Carol Lancaster. Foreign Aid, Diplomacy, Development,Domestic Politics. 13 88Carol Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. 14 89Maxwell, Lessons Learned From the Somalia Famine and the Greater Horn of Africa crisis 2011-2012.9 90Achilles,Turkish Aid Agencies In Somalia. 18

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

39

dan volunteer yang disebar di Mogadishu untuk mendistribusikan bantuan

kemanusiaan termasuk pembagian air, makanan dan barang kebutuhan lainnya

di IDP camps.Pada 2012 pemerintah Turki memberikan official aid sejumlah

US $ 86,6 juta. Yang kemudian meningkat menjadi US $116 juta pada 2013.91

Ada beberapa organisasi publik dan NGO Turki yang juga turut

memberikan bantuan. Misalnya Kimse Yok Mu (Is Anybody There?)yang

merupakan salah satu NGO terbesar di Turki, pada 2012 mengirimkan 23 ton

emergency aid. Juga menyediakan makanan layanan kesehatan dan tenda di

tujuhcamps. Ada 15 dokter KYMyang telah mengunjungi Somalia, dan pada

Mei 2012 ada enam dokter di Somalia.92

Institusi publik TurkiDisaster And Emergency Management Presidency

(AFAD) fokus dalam penanganan emergency.Berdasarkan laporan tahunan

AFAD 2011, AFAD telah mengirim 22,128 ton bantuan kemanusiaan atau

setara dengan 92.690.000 TL dengan 16 pesawat dan delapan kapal laut.

AFAD juga membawa 57 warga Somalia yang terluka ke Turki untuk

pengobatan karena fasilitas Somalia yang tidak memadai. AFAD telah

mengirim total 149 ton dan 6.493.553 kg bantuan kemanusiaan ke Somaliapada

waktu yang terpisah yaitu pada 5 Maret, 1 Mei, 26 Mei dan 24 Desember

2012.93

Padalaporan tahunan AFAD pada 2012, sekitar 80 ton obat dan

persediaan medis dikirim ke Somalia pada 9 Februari dan 28 Februari 2012.

Sekitar 19.862.439 TL telah dialokasikan untuk menyediakan 200 tempat tidur

91Achilles,Turkish Aid Agencies In Somalia. 23 92Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 32 93Addow,The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 28

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

40

rumah sakit di Mogadishu dan 5 ambulan ke Somalia untuk digunakan di

Mogadishu. Selain itu pada 2012 AFAD juga mendukung proses evakuasi 32

warga Somalia yang terluka dalam peristiwa bom bunuh diri di Mogadishu.

Mereka dibawa dalam dua pesawat terpisah ke Turki pada 13 Februari dan 14

Februari. Pada 2013 AFAD mengirim 139 juta TL dalam bentuk 11.000 ton

bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui kapal.94

Selain itu ada Turkish Red Crescent (Kizilay) Pada Agustus 2011

mendirikan Jazeera Hayat untuk IDP (Internally Displaced People)untuk 2500

orang yang kemudian diperbesar sebanyak 15.000.95

TRC menyediakan

makanan, pelayanan kesehatan dasar, air, pendidikan untuk anak-anak, mesjid,

taman bermain untuk anak-anak,fasilitas kesehatan, mesjid dan lapangan bola.

Pada laporan Januari 2015 TRC telah mendistribusikan 12.180.000 roti sejak

dan 170.665.605 hot meals untuk rumah sakit, sekolah, orang berkebutuhan

khusus dan rumah yatim di SomaliaNovember 2011 hingga Desember 2014.96

Ministry of Religious AffairsTurkiyang dikenal dengan Diyanet juga turut

memberikan bantuan ke Somalia. Sejak Agustus 2011, Diyanet telah mengirim

300 tonmakanan melalui jalur udara dan laut.97

Sementara Kementerian

Kesehatan Turkiberfokus dalam pelayanan kesehatan. Pada 2011, telah

mengirimkan 265 petugas kesehatan yang terdiri dari 72 physician,tiga

apoteker, 174 asisten petugas kesehatan, enam tekinisi, 10 juru masak danlima

ambulan darurat serta melatih para petugas kesehatan Somalia. Berdasarkan

94Addow,The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 29 95International Crisis Group, “Assessing Turkey’s Role in Somalia”,Policy Briefing(Oktober 2012)4 96Addow,The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 30 97International Crisis Group, “Assessing Turkey’s Role in Somalia”,Policy Briefing(Oktober 2012)4

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

41

laporan tahunan 2012 terdapat 263.380 pasien telah diperiksa dan 1928 operasi

telah dilakukan.98

Pada 2013 Lembaga Disaster and Emergency Management Presidency of

Turkey (AFAD) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian

Luar Negeri dan TIKA memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 40 ton yang

setara dengan 104.000.000 Lira Turki. Bantuan tersebut berupa makanan,

pakaian, perlengkapan medis, obat-obatan,komputer, ambulans, dan lain-lain

yang dikirim menggunakan 19 pesawat udara dan 10 kapal.99

3.1.2.Development

Jenis bantuan yang kedua adalah bantuan pembangunan

(development).Bantuan ini ditujukan untuk mendukung perkembangan

ekonomi dan sosial di negara penerima. Bantuan ini bertujuan untuk

menstabilkan perekonomian sehingga pada akhirnya dapat mengurangi

kemiskinan. Bentuk bantuan ini biasanya berupa bantuan untuk finance

technical assistance and training, projek infrastruktur dasar, serta peningkatan

layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.100

Setelah krisis kemanusiaan

di Somalia akibat bencana kekeringan mereda, Turkimemperluas cakupan

bantuannya dengan aktif melakukan beragam projek pembangunan dalam

berbagai bidang di Somalia.

98Addow,The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 31 99Republic of Turkey Prime Minister Disaster & Emergency Management Authority. Humanitarian Aid. https://www.afad.gov.tr/EN/IcerikDetay1.aspx?IcerikID=983&ID=158 100Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. 14

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

42

Ada beberapa organisasi Turki yang secara berkesinambungan aktif

memberikan bantuan di Somalia. Salah satunya yaitu Turkish Cooperation And

Cordination Agency (TIKA) memberikan bantuan sebesar US$ 93,4 juta pada

2011. Hal tersebut menjadikan Somalia menjadi negara penerima bantuan

terbesar dari TIKA dengan persentase mencapai 93,39 dibandingkan dengan

negara Afrika lainnya seperti Sudan, Ethiopia, Nigeria, Kenya dan lain-

lain.101

Pada 2012 Somalia menjadi negara tujuan nomor satu alokasi bantuan

TIKA yang mencapai 30,5 % dari total pengeluaran bantuan.102

Setiap tahun, TIKA menyusun program dan agenda prioritas yang

berbeda di Somalia. Pada 2012 alokasi anggaran TIKA diprioritaskan untuk air

dan sanitasi (44,41%) infrastuktur ekonomi (15,83%), pendidikan

(15.61%),dan kesehatan (13.07%).103

Alokasi ini berubah pada 2014 dimana

infrastuktur ekonomi memegang 80% yang diikuti kesehatan 24% dan institusi

pemerintah serta sipil 4%.104

Organisasi TurkiHuman Rights Foundation (IHH) pada 2012

menyediakan operasi mata katarak untuk 10.000 orang memperbaiki 14 mesjid

mengebor 340 sumur air, mendistribusikan Al Quran, merelokasi 1500 orang

dan mensponsori 3100 anak yatim. Selain itu IHH berencana membuka SD

SMP dan SMA di Mogadishu untuk 1500 siswa pada Juli 2012.105

Pada 2012,pemerintah Turki menyediakan 440 beasiswa untuk belajar di

Turki serta dana bantuan untuk universitas dan sekolah di Mogadishu.

101Tank. Turkey’s New Humanitarian Approach In Somalia. 2 102 TIKA Annual Report 2012. 24 103TIKA Annual Report 2012. 275 104Achilles, Turkish Aid Agencies In Somalia. 24 105Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 32

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

43

Sebanyak 52 dokter dan manager Turki bekerja di Somalia-Turkey Training

and Research Hospital untuk melatih warga Somalia. Pemerintah Turki

memberikan sebanyak US$ 85,6 juta untuk biaya operasi Turkey Training And

Research Hospital selama 5 tahun. Selama Juni dan Desember 2013

pemerintah Turki menyediakan dana US$ 4-5 juta dalam bentuk tunai setiap

bulan kepada Somali Central Bank. Hal tersebut bertujuan untuk mengatasi

turunnya alokasi pendapatan Somali Public Servants dan Security

Forces.106

Pada 2015 Turki menyatakan akan membangun 10.000 rumah untuk

kelompok dengan pendapatan rendah di Mogadishu.107

Turki juga melakukan program pembangunan beberapa rumah sakit di

Somalia. Rumah sakit pertama dibangun oleh Kementerian Kesehatan Turki,

TIKA dan the Presidency of Turkish Housing Administration (TOKI). Rumah

sakittersebut merupakan salah satu yang terbesar di Somalia sebelum adanya

perang sipil serta paling modern di Afrika Timur.108

Pada 2015 TurkiSomalia menandatangani perjanjian protokol mengenai

administrasi rumah. Dalam perjanjian itu dinyatakan bahwa rumah sakit akan

dijalankan bersama antara Kementerian Kesehatan Turki dan Somalia, dimana

KementerianTurki akan menyediakan dokter spesialisasi dan bantuan finansial

selama 5 tahun ke depan yang selanjutnya akan dijalankan secara penuh oleh

106Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 26 107Mohamed Sheikh Nor. Turkey’s Erdogan Pledges 10.000 New Somalia Homes During Visit. Diakses dari http://bloomberg.com/news/articles/2015-01-26/turkey-s-erdogan-pledges-10-000-new-somali-homes-during-visit pada 16 Juni 2016 108Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 72

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

44

Somalia. Rumah sakit tersebut awalnya bernama Digfeer namun diganti

menjadi Erdogan sebagai penghormatan kepadanya.109

Rumah sakit tersebut memiliki 17 single rooms, 34 untuk ruangan empat

orang dan dua kamar untuk tiga orang serta satu kamr untuk lima orang. Selain

itu juga memiliki 12 intensive care beds, 14 tempat tidur intensive untuk bayi

yang baru lahir, 20 inkubator,empat ruang operasi serta unit radiologi dan

laboratorium. Selain itu juga memiliki banyak department seperti bagian anak-

anak, persalinan, urology,neurosurgery, plastic surgery, internal medicine,

general surgery,anestesi, mata dan gigi. Rumah sakit ini terdiri dari 52 pegawai

Turki dan 91 staf lokal.110

Rumah sakityang kedua adalah rumah sakit khusus ibu dan anak. Pada

2011, Yardimeli Foundation bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan

Somalia mendirikan rumah sakit seluas 27.000 meter111

.Terdapat 100 tempat

tidur yang ada akan terbagi dalam ruang emergency, ruang operasi, ruang

observasi dan ruang pelayanan anak di atas satu tahun.112

Sedangkan rumah

sakit ketiga dibangun oleh Kimse Yok Mu. Rumah sakit ini menyediakan

layanan bebas biaya bagi masyakarat miskin. Kemudian Rumah sakit keempat

yang bernama Al-Shifa didirikan oleh Doctors Worldwide (Yeryuzu Doktorlar)

foundation pada 2012 di wilayah Hodan. Untuk menjalankan rumah sakit

109Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 55 110Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 58 111Turkish charity builds children’s hospital in Somalia. Diakses dari http://hurriyetdailynews.com/turkish-charity-builds-childrens-hospital-in-somalia---.aspx?pageID=238&nID=95722&NewsCatID=357 pada 25 Juni 2016 112Yardimeli International Humanitarian and Association. Somalia Hospital Project About. Diakses dari http://yardimeli.org.tr/en/news/18474/somali-cocuk-hastanesi-projesi-hakkinda pada 16 Juni 2016

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

45

tersebut, sebanyak 13 perawat dan physicians Somalia telah melakukan

pelatihan di Istanbul selama dua bulan.113

Organisasi TRC juga bekerja sama dengan Kedutaan Besar Turki di

Mogadishu membangun rumah sakit kecil di Somaliland, Taleh, Awdal,

Boramo, Jubaland Kismayo, Bay-Baidawa, Middle Shabelle-Jowhar,

Galmudug-Galkayo dan Sool-Lascanonut. Selain itu, TIKA juga telah

merenovasi rumah sakit barbara di wilayah utara Somalia.114

Selain di bidang kesehatan, Turki juga aktif memberikan bantuan di

bidang pendidikan. Turki mendirikan Agriculture School Projectyang berjalan

sejak Desember 2012. Sekolah tersebut didirikan oleh TIKA dan IHH.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup warga Somalia dengan

kegiatan agrikultural yang didukung oleh pengetahuan yang tepat. Program

pertama sekolah ini adalah farmer training course antara 2013-2015 yang

diikuti oleh 50 siswa pada tahun pertama. Mereka mendapatkan pelatihan

mengenai inseminasi, pengairan, penggalian lahan, penerapan obat, panen

hingga pengumpulan benih. Ada sekitar total 500 siswa yang lulus pada akhir

tahun kedua. Mereka juga mendapatkan pendidikan tentang perkembangan

terbaru teori agrikultur dan peternakan. Turki juga memberikan 150 spesies

tanaman baru yang akan ditanam di Somalia.115

113Opening ceremony of Doctors Worldwide Turkey Shifa Hospital in Mogadishu. Diakses dari http://reliefweb.int/report/somalia/opening-ceremony-doctors-worldwide-turkey-shifa-hospital-mogadishu pada 16 JUni 2016 114Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process.59 115Agriculture School Project in Somalia brings Result. Republic of Turkey Prime Ministry Turkish coopration and coordination agency. Diakses dari http://www.tika.gov.tr/en/news/agriculture_school_project_in_somalia_brings_results-19330 pada 2 Mei 2016

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

46

Sementara di bidang transportasi, Turki mendirikan projekMogadishu

Friendship Roadyang dijanjikan oleh Erdogan pada 2011.Projek ini dijalankan

oleh TIKA yang telah membangun 23 km jalan raya dengan lebar 30 meter.

Pembangunan tersebut dimulai pada Oktober 2012. TIKA juga memasang 736

lighting post serta fasilitas sosial lainnya seperti kafetaria, gedung administratif

dan warehouse di jalanan tersebut. Jalan tersebut menghubungkan bandara ke

pusat kota sehingga menjadi salah satu jalan terpenting di kota.116

Pada 2013, pemerintah Turki memberikan $115,74 juta dana

pembangunan untuk pembangunan jalan tersebut. Turki telah mengirim mesin

kontruksi dan truk ke Mogadishu sebanyak 50 buah. Peralatan tersebut

digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pabrik fasilitas produksi

bebatuan dan stone crusherunit untuk memenuhi kebutuhan material dalam

konstruksi jalan.117

3.1.3 Commerce

Merujuk pada Carol Lancaster, bantuan ini dapat berupa penyediaan

insentif finansial untuk mengimpor barang dan jasa dari negara pemberi

bantuan ke negara penerima. Bantuan ini biasanya berbentuk projek yang

spesifik.118

Dalam jenis bantuan ini,Turkidan Somalia bekerja sama dalam

pengelolaan pelabuhan dan bandar udara internasional Somalia di Mogadishu.

Berdasarkan laporan tahunan TIKA pada 2012, Turkish General

Directorate of State Airports Authority bersama TIKA memperbaiki dan

116Turkish Cooperation And Coordination Agency. Annual Report 2013 117Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process.61 118Lancaster. Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. 14

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

47

merenovasi bandar udara internasional Mogadishu. Turki melakukan perbaikan

infrastruktur teknis seperti pemasangan pagar dinding kawat sepanjang

sembilan km untuk pengamanan, perbaikan bangunan Airport VIP Salon and

Directorate General of Civil Aviation serta pemasangan VOR devices untuk

penjaminan safe landing dan takeoff.119

Dengan perbaikan yang dilakukan

tersebut, International Civil Aviation Organization menghapus bandara

Somalia dari daftar “Zone 5” yang mengacu pada bandar udara yang memiliki

resiko keamanan terhadap pesawat, kru dan penumpang. Pada 2015 TIKA juga

menjalankan rekonstruksi Somali Civil Aviation School guna meningkatkan

kapasitas petugas dan kelancaran jalannya bandara Somalia.120

Pada 2013, AFAD bekerja sama dengan sebuah perusahaan teknologi

yang berafiliasi langsung dengan Turkish Armed Forces Foundation121

, yaitu

ASELSAN mendirikan sistem telekomunikasi wireless. Sistem pemancar pusat

dibangun di kedutaan besar Turki di Somalia. Selain itu AFAD juga membantu

projek Somalia Portable Water Supply dengan memberikan mesin pengeboran,

tanki air, kompressor mesin disel ke Somalia. Dalam projek tersebut dibangun

20 sumur air portable yang mampu mencukupi kebutuhan hampir 175.000

warga di Mogadishu.122

119TIKA 2012 Annual Report. 274 120Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 61 121Aselsan. Mission & Vision. Diakses dari http://www.aselsan.com.tr/en-us/about-us/Pages/quality-mission-vision.aspx pada 16 Juni 2016 122Republic of Turkey Prime Minister Disaster & Emergency Management Authority. Project Investments. Diakses dari https://www.afad.gov.tr/EN/IcerikDetay1.aspx?IcerikID=985&ID=158 pada 3 Mei 2016

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

48

3.2 Catatan Dalam Pemberian Bantuan Luar Negeri Turki Di Somalia

Selama melakukan pemberian bantuan luar negeri ke Somalia,Turki

mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut berasal dari kelompok teroris

Al Shabaab.Al Shabaab merupakan kelompok yang sebelumnya dikenal dengan

Ittihad Al-Islami (AIAI atau Unity of Islam) yang merupakan kelompok militan

salafi yang muncul setelahjatuhnya rezim Siad Barre 1990 dan pecahnya perang

sipil.AIAI lahir dari sekelompok ekstrimis Somalia yang menempuh ilmu di

Timur Tengah dan dibiayai sebagian oleh pimpinan Al Qaeda Osama Bin

Laden.123

Al shabaab dikenal juga sebagai Harakat Al-Shabab Al-Mujahideen

Kelompok ini diperkirakan memiliki anggota antara 7.000 hingga 9.000 orang.124

Pada 2008, pemerintah Amerika Serikat telah menyatakan Al Shabaab sebagai

Foreign Terrorist Organization dan Specially Designated Global

Terrorist.125

Pemimpin Al Shabaab yaitu Sheikh Hassan Dahir Aweys dilaporkan

sebagai pemimpin spriritual Al Shabaab. Dia memimpin pasukan militer AIAI

dan mengambil alih ICU. Pada 2006 ia menyerahkan alih pimpinan Al Shabaab

kepada jihadis muda Somalia, Aden Hashi Ayro. Namun Ayro tewas dalam

serangan misil AS pada mei 2008 dan digantikan oleh Ahmed Abdi Godane (Abu

Zubayr) yang diklaim sebagai teroris global oleh Amerika pada November 2008.

Pada 2011 Al Shabaab berhasil ditarik mundur dari Mogadishu dan

meninggalkan pelabuhan utama di Kismayo pada September 2012. Namun

123Jonathan Masters. Al Shabab. Dikutip dari http://www.cfr.org/somalia/al-shabab/p18650 pada 2 Mei 2016. 124Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-africa-15336689 pada 2 Mei 2016 125National counterterrorism center. Terrorist Groups Al Shabaab. Diakses dari http://www.nctc.gov/site/groups/al_shabaab.html pada 12 Juni 2016

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

49

kelompok ini masih mampu melakukan serangan bom bunuh diri di Mogadishu.

Pada 2014 Godane dikabarkan tewas terbunuh. Kemudian Ahmed Umar (Abu

Ubaidah) menjadi pemimpin Al Shabaab sekarang. Namun kini kekuatan Al

Shabaab mulai melemah karena pemimpin yang kurang memiliki kemampuan

strategi bagus serta menyerahnya pimpinan intelijen Al Shabaab pada 2014. Al

Shabaab juga terus mengalami kekalahan terhadap pasukan AU pada 2015.126

Pada Februari 2014, tentara Somalia memecat lebih dari 700 tentara karena

dianggap tidak cukup kompeten untuk ditugaskan, namuntanpa dilucuti senjata

terlebih dahulu. Kemudian banyak tentara yang merasa tidak puas dan tidak

memiliki gaji direkrut oleh Al Shabaab yang kemudian semakin meningkatkan

tensi permusuhan dengan pemerintah. Selain itu, klan yang termarjinalkan dan

populasi pria lokal bergabung dengan Al Shabaab. Selain itu kurangnya kontrol

pasukan pemerintah merupakan salah satu alasan mengapa Al Shabaab mampu

melakukan rekruitmen dengan bebas dan tanpa hambatan.127

Al Shabaab ingin menegakan hukum syariah dengan tegas berdasarkan

interpretasi mereka di area yang dikontrolnya. Misalnya melakukan pelemparan

batu kepada wanita yang dituduh melakukan perzinahan hingga tewas dan

melakukan pemotongan tangan kepada pencuri. Al Shabaab juga melarang segala

jenis hiburan yang dianggap bertentangan dengan nilai islam. International Right

Groups bahkan melaporkan bahwa Al Shabaab telah menculik anak laki-laki dari

sekolah dan memaksa mereka untuk ikut berperang/berjihad.128

126Jonathan Masters. Al Shabab. Dikutip dari http://www.cfr.org/somalia/al-shabab/p18650 pada 2 Mei 2016. 127Institute For National Security and counterterrorism. Somalia Risk Assessment 2014. 128http://www.bbc.com/news/world-africa-15336689

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

50

Para peneliti menyatakan bahwa Al Shabaab mendapatkan dana dari

beragam sumber seperti penghasilan dari gorup teroris lainnya, negara sponsor,

diaspora Somalia, pembajakan penculikan dan pemerasan terhadap pengusaha

lokal. Beberapa negara seperti Eritrea, Iran, Saudi Arabia, Qatar dan

Yamanpernah dikabarkan mendanai kelompok ini walaupun kebanyakan dari

mereka telah menyangkal secara resmi.129

Selama keberadaan Turki di Somalia, Al Shabaab beberapa kali melakukan

penyerangan. Pada bulan April 2011, serangan bom di Mogadishu mengakibatkan

beberapa warga Somalia terbunuh dan tiga Turkish officers terluka ketika

terjadinya pendistribusian bantuan oleh Turkish Red Crescent di Mogadishu.130

Serangan Al Shabaab terbesar terjadi pada Oktober 2011. Serangan truk bom

bunuh diri tersebutmengakibatkan 150 orang luka-luka dan 77 orang meninggal

dunia.Sebanyak 36 korban yang mengalami luka berat diterbangkan ke Turki

untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Banyak diantaranya merupakan

murid dan orang tua yang sedang menunggu penawaran beasiswa yang diberikan

oleh Turki di depan Kementerian Pendidikan Somalia.131

Pada 27 Juli 2013, Kedutaan Besar Turki di Mogadishu diserang oleh

serangan bom bunuh diri. Serangan bom yang diam-diam diletakan ke dalam

mobil yang masuk ke area kedutaan tersebut, menewaskan tiga orang dan

sembilan lainnya mengalami luka-luka serta menghancurkan pintu gerbang

129Jonathan Masters. Al Shabab. Dikutip dari http://www.cfr.org/somalia/al-shabab/p18650 pada 2 Mei 2016. 130Dilge Timocin. Turkey’s Moves in Somalia Unnerve al-Shabaab. Diakses dari http://aljazeera.com/indepth/features/2013/08/201386115526820190.html pada 3 Mei 2016 131BBC. Somali Al Shabab Attack: Wounded Airlifted to Turkey. Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-africa-15196979 pada 11 Juni 2016

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

51

kedutaan.132

Petugas keamanan Turki berhasil menangkap dua pelaku

pengemboman sebelum pelaku ketiga berniat untuk meledakan kembali

kendaraanya.133

Al Shabaab mengatakan bahwa Turki menjadi target sasaran

karena dianggap mendukung rezim pemerintahan murtad di Somalia dan berupaya

untuk mencegah penegakan hukum syariah yang mereka inginkan.134

Pada Januari 2015, sebuah bom mobil meledak di depan pintu gerbang salah

satu hotel di Mogadishu. Ledakan terjadi tepat satu hari sebelum jadwal

kunjungan Presiden Erdogan ke Mogadishu. Lokasi Hotel yang diledakan tersebut

merupakan tempat pelaksanaan pertemuan sekitar 70 delegasiTurki.135

Ledakan

ini mengakibatkan dua petugas polisi meninggal dunia namun seluruh perwakilan

Turki dalam keadaan selamat.136

Keberadaan Al Shabaab memang menjadi ancaman tersendiri di Somalia.

Bukan hanya bagi pemerintah, atau warga Somalia, namun juga bagi pihak

eksternal yang ingin memberikan bantuan seperti Turki. Al Shabaab tidak segan

melakukan penyerangan terhadap pihak-pihak yang dianggap menentang

keinginannya. Sehingga banyak negara yang mempertimbangkan ulang untuk

terlibat aktif dalam membantu Somalia. Banyak negara pendonormenjalankan

132Reuters. Al Shabaab Claim Attack on Turkish Mission in Somalia, Three Dead. Diakses dari http://mobile.reuteurs.com/article/idUSBRE96Q0A420130728 pada 16 Juni 2016 133Wounded Officers in Somali bombing Arrive in Turkey. Diakses dari http://hurriyetdailynews.com/Default.aspx?PageID=517&NID=51584&NewsCatID=357 pada 27 Juni 2016 134Mustafa Akyol. Why Did Al-Qaeda-Linked Group Hit Turkish Embassy in Somalia. Diakses dari http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2013/08/somalia-al-qaeda-turkey-attack-al-shabab.html pada 2 Mei 2016 135Suicide Car Bomb Targets Mogadishu Hotel As Turks Meet On Eve Of Erdogan Visit. Diakses dari http://hurriyetdailynews.com/suicide-car-bomb-targets-mogadishu-hotel-as-turks-meet-on-eve-of-erdogan-visit.aspx?pageID=238&nID=77289&NewsCatID=357 pada 26 Juni 2016 136Abdi Sheikh dan Feisal Omar. Bomb Explodes Near Turkish Delegation in Somalia Day Before President’s Visit. Diakses dari http://uk.mobile.reuters.com/article/idUKKBN0KV19O20150122?irpc=932 pada 10 Juni 2016

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

52

program pemberian bantuan melalui remote management. Misalnya International

Country Management Team (CMT) yang berbasis di Nairobi, Kenya dan

dijalankan oleh Medecins Sans Frontieres.137

Bahkan UNDP (United Nations

Development Programme) juga menjalankan program serupa yang juga berpusat

di Nairobi.138

Namun, Turki justru menjalankan program bantuannya secara

langsung. Banyak organisasi-organisasi dan pegawai pemberi bantuan Turki yang

bergerak secara aktif di Mogadishu.139

Bantuan yang diberikan Turki ke Somalia juga merupakan bantuan terbesar

dan paling komprehensif pada 2011. Tidak hanya memberikan bantuan dalam

penanganan korban krisis kekeringan, Turki juga terus memperluas cakupan

bantuannya ke bidang state-building process seperti pembangunan infrastruktur

dan layanan publik. Dalam sejarah Turki, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya

dalam catatan sejarah bantuan luar negeri Turki. Bahkan sebelumnya, Turki tidak

memiliki hubungan yang tergolong dekat dengan Somalia, terutama paska

penutupan Kedutaan Besar Turki di Mogadishu sejak perang sipil 1991. Selain

itu, Somalia merupakan negara yang masih dihadapkan dengan banyak

permasalahan domestik.

137Joe Belliveau. Remote Management in Somalia. Diakses dari http://odihpn.org/magazine/remote-management-in-somalia/# pada 15 Juni 2016 138United Nations Development Programme. “Assessment of Development Results Evaluation of UNDP Contribution Somalia”. Evaluation Office (Juli 2010) 139Achilles, Turkish Aid Agencies in Somalia: Risks and Opportunities for Building Peace. 2

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

53

BAB IV

KEBIJAKAN TURKI DALAM PEMBERIAN BANTUAN LUAR NEGERI

KE SOMALIA

Pada bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai bantuan luar negeri yang

diberikan Turki ke Somalia sejak 2011. Merujuk pada Carol Lancaster, bantuan

tersebut mencakup beberapa jenis yaitu humanitarian relief, development dan

commerce.140

Bantuan yang diberikan Turki tersebut memiliki jumlah yang

signifikan. Dimana pada 2011 Somalia merupakan penerima bantuan terbesar

Turkish Cooperation And Cordination Agency (TIKA) yang mencapai 93,39

persen. Hal ini merupakan untuk pertama kalinya Turki memberikan bantuan

tertinggi. Selain itu, Turki juga merupakan negara non-Afrika pertama dalam 20

tahun terakhir yang masuk ke Mogadishu dan memberikan bantuan.141

Selain itu, dalam proses pemberian bantuan tersebut Turki mengalami

tantangan agresif dari kelompok teroris Al Shabaab. Al Shabaab melakukan

beberapa kali penyerangan terhadap petugas dan kedutaan besar Turki untuk

menunjukan resistensi terhadap keberadaan Turki di Somalia. Itulah mengapa

banyak pihak internasional yang kemudian tidak ingin mengambil resiko untuk

terlibat lebih jauh dalam memberikan bantuan. Sementara Turki justru mengambil

langkah untuk terlibat langsung di tengah kondisi Somalia yang dihadapkan

dengan banyak permasalahan.

140 Lancaster, Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic,13. 141Tank, Turkey’s New Humanitarian Approach In Somalia. 2.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

54

Sehingga pada bab ini akan dijelaskan mengenai faktor yang

melatarbelakangi kebijakan Turki memberikan bantuan luar negeri ke Somalia.

Kebijakan tersebut pun terus berkesinambungan dan tidak hanya berhenti di satu

bidang. Pemaparan faktor pendorong kebijakan tersebut akan menggunakan teori

Neoclassical Realism. Merujuk pada tulisan Gideon Rose yang berjudul “A

Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy, Neoclassical Realism”

melihat bahwa negara cenderung bertindak atau merespon lingkungan

internasional melalui bagaimana internal factors yang merupakan intervening

variable yaitu elit dan decision maker menerjemahkan systemic incentive yang

ada di luar domestik negara.142

Berdasarkan pada premis asumsi teori

Neoclassical Realism tersebut, dua faktor penentu utama pembentuk kebijakan

adalahsystemic incentive dan intervening variable.

4.1Systemic Incentive

Merujuk pada Rose, Neoclassical Realism melihat bahwa negara cenderung

merespon ketidakpastian anarki internasional dengan berusaha seeking to control

and shape lingkungan eksternal mereka. Negara merespon lingkungan eksternal

mereka melalui bagaimana systemic pressure atau systemic incentive

diterjemahkan oleh intervening variable yang terlibat seperti elit dan decision

maker perception. Alur pemikiran dalam pembentukan kebijakan luar negeri

142Rose, Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy, 154

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

55

Realisme Neoklasik bermula dari adanya insentif di level sistem yang kemudian

dipertimbangkan oleh unit level domestik (intervening variable).143

Dalam kasus ini, Somalia menawarkan insentif ekonomi dan politik

termasuk memberikan kesempatan bagi Turki untuk menunjukan peran aktif dan

dominan di negara gagal seperti Somalia.Somalia memang merupakan salah satu

negara yang berada di daftar negara gagal (failed state) karena tidak efektifnya

pemerintahan pusat, situasi domestik yang tidak terkendali, serta maraknya

pembajakan. Pada 2011 Somalia menempati urutan teratas dari jajaran indeks

failed state selama 4 tahun berturut-turut.144

Namun, pada dasarnya Somalia memiliki potensi tersendiri terkait dengan

sumber daya alam dan keuntungan geografis Somalia. Negara ini memiliki lokasi

yang sangat strategis di dunia yang merupakan persimpangan antara Teluk Aden

dan Samudera Hindia. Berdasarkan data CIA, Somalia memiliki cadangan gas

alam sebesar 5.663.000.000 kubik meter.145

Selain itu, Somalia diperkirakan

memiliki cadangan minyak yang besar. Walaupun belum ada data pasti terkait

jumlah cadangan minyak Somalia yang terbaru, karena minimnya upaya

eksplorasi di Somalia. Sebelumnya pernah ada upaya eksplorasi dari perusahaan

Inggris dan Italia namun terpaksa dihentikan karena alasan keamanan, ketika

pecahnya perang sipil pada 1991 paska turunnya rezim pemerintahan Barre. Posisi

geografis Somalia yang sejajar dengan Yaman, dimana wilayah Yaman Selatan

143Rose, Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy,156 144Somalia Again Is At Top Of Failed States List. CNN. Diakses dari http://editor.cnn.com/2011/WORLD/africa/06/21/failed.states/index.html pada 9 Juni 2016 145Central Intelligence Agency. World Factbook, Natural Gas Proved Reserves. Diakses dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/rankorder/2253rank.html pada 22 Juni 2016

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

56

Marib-Shabwa dan Sayun-Masila berada dalam satu blok yang terhubung dengan

wilayah Somalia Utara yaitu Nugaal dan Dharoor. Berdasarkan posisi geografis

tersebut, ada kecenderungan bahwa Somalia memiliki jumlah cadangan minyak

yang serupa dengan Yaman. Yaman sendiri memiliki cadangan mencapai 9 milyar

barrel minyak.146

Gambar 4.1 Geografis Somalia dan Yaman

Sumber: Dominik Balthasar. Oil in Somalia Adding Fuel to the Fire. Mogadishu: Heritage

Institute for Policy Studies. 2014

Selain itu, Somalia merupakan negara yang memiliki garis pantai terpanjang

di Afrika mencapai 3.300 km. Hal ini menjadikannya penting dalam

perdagangannya dengan negara-negara di Timur Tengah dan negara Afrika

lainnya.147

Samudera Hindia memang merupakan salah satu persimpangan

perdagangan internasional. Sebesar 30% world’s commerce melewati rute ini.

146Dominik Balthasar. Oil in Somalia Adding Fuel to the Fire. Mogadishu: Heritage Institute for Policy Studies. 2014. 3 147 Putman Dan Noor. The Somalis: Their History And Culture.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

57

Somalia juga merupakan negara yang paling cepat/advanced perkembangannya

dalam bidang perdaganganjika dibandingkan dengan negara lainnya di Afrika.148

Sehingga keberadaan pelabuhan internasional Mogadishu memiliki peran

yang signifikan. Namun, karena situasi domestik yang tidak kondusif, banyak

fasilitas publik Somalia yang terbengkalai. Pelabuhan tersebut ditutup pada 1991

paska runtuhnya rezim pemerintah, dan kembali dibuka pada tahun selanjutnya

oleh pasukan perdamaian PBB. Namun kembali ditutup pada 1995 ketika pasukan

PBB telah ditarik mundur. Walaupun baru pada 2006 dibuka kembali oleh

Islamic Courts Union yang mengontrol wilayah Somalia Selatan, namun

pengelolaannya belum maksimal.149

Padahal jika dikelola dengan maksimal, hal

ini dapat menjadi sumber pendapatan komersil yang sangat tinggi.

Potensi ini dilihat oleh Turki, hingga pemerintah Turki berhasil mendapat

hak pengelolaan pelabuhan internasional Mogadishu. Pada Agustus 2015.

Perusahaan Turki, Al Bayrak Group mendapat kontrak alih pemindahan kontrol

pelabuhan dari pemerintah Somalia selama 20 tahun ke depan.150

Direktur Al

Bayrak Group, Ahmet Al Bayrak menyatakan akan berupaya menarik jaringan

perdagangan internasional ke Somalia dengan mengakomodir Pelabuhan

Mogadishu menggunakan peralatan yang modern. Pendapatan dari pelabuhan

148Abdirahman Ali. “Turkey’s Foray Into Africa: A New Humanitarian Power?” Insight Turkey (vol. 13/no.4/2011) 73 149Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 63 150Abdulkhadir Khalif. Turkish Firm Lands contract to Run Mogadishu Port. Diakses dari http://www/africareview.om/business-finance/turkish-firm-lands-contract-to-run-mogadishu-port-/-/979184/205047/-/j6tbi2/-/index.html pada 15 Juni 2016

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

58

akan dibagi dua dimana pemerintah Somalia mendapatkan persentase 55% dan

perusahaan Turki 45%.151

Somalia juga dapat menjadi pasar baru yang menguntungkan bagi Turki.

Dimana produk ekspor Turkiyang menarik minat banyak eksporter Somalia

karena harga yang lebih murah dari produk negara-negara barat, dengan kualitas

yang lebih baik dari produk yang berasal dari Tiongkok.152

Terlebih lagi, Somalia

dapat menjadi pintu gerbang “gateway” bagi Turki masuknya produk-produk serta

pengusaha kecil dan menengah Turki untuk masuk pasar di Afrika.153

Afrika

merupakan benua yang sedang berkembang dengan cepat. Bahkan pada periode

2001-2010, enam dari 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat adalah

negara afrika yaitu Angola, Nigeria, Ethiopia,Chad, Mozambik dan Rwanda.154

Dari segi insentif politik, Turki dianggap sebagai negara pertama yang

berhasil memasuki kembali dan melakukan hubungan negara yang memiliki kota

paling berbahaya di dunia. Turki juga dianggap paling berhasil dalam membantu

Somalia karena beberapa hal. Yaitu pengiriman bantuan yang lebih cepat dari

negara pendonor tradisional lainnya. Hal ini dikarenakan Turki memiliki kedutaan

besar yang kembali dibuka pada 2011 sementara negara-negara pendonor lain

tidak. Kemudian selain melibatkan banyaknya NGO yang dapat menjangkau

lapisan yang lebih luas, Turki juga melibatkan warga Somalia dalam menjalankan

151Al Bayrak Group To Operate Somali’s Mogadishu Port. diakses darihttp://dailysabah.com/money/2015/08/24/albayrak-group-to-operate-somalis-mogadishu-port pada 18 April 2016 152Mahad Wasuge. Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much With Little. (Mogadishu. Heritage Institute for Policy Studies. 2016) 26 153Berdasarkan wawancara melalui email pada 8 Juni 2016 bersama Federico Donetelli, PhD Researcher di Universitas Degli (Genova) 154The Economist. Africa’s Impressive Growth. Diakses dari http://www.economist.com/blogs/dailychart/2011/01/daily_chart pada 17 Juni 2016

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

59

bantuan tersebut. Hal ini karena Turki telah memiliki kedekatan yang lebih baik

dibandingkan dengan negara-negara pendonor lain. Turki juga dianggap mampu

memberikan bantuan yang efektif dan beragam, yaitu dalam bidang kemanusiaan

pembangunan bisnis hingga pertukaran kebudayaan.155

Keberadaan Turki di Afrika khususnya Somalia memang dianggapberbeda

dengan negara-negara pendonor tradisional lainnya. Turkiterbebas dari

kecenderungan citra imperialisme yang melekat di negara-negara barat seperti

Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Bahkan Turki dan Somalia memiliki

sejarah hubungan baik yang bermula sejak Ottoman Empire pada abad ke 16.

Pada saat itu kekaisaran Ottoman membantu pemerintah Somalia menghalau

kekuatan Ethiopia dan Portugis yang berupaya memperluas pengaruh di kawasan

dan menduduki Somalia.156

Ottoman memberikan pelatihan dan peralatan militer

kepada warga Somalia untuk mempertahankan wilayah mereka khususnya di

wilayah pesisir.157

Selain itu, Turki juga tidak memiliki catatan pelanggaran HAM

domestik seperti India dan Tiongkok.158

Kepercayaan Somalia terhadap Turki juga melibatkannya dalam upaya

rekonsiliasi politik Somalia dengan Somaliland. Turki berperan sebagai fasilitator

dalam proses negosiasi antara pemerintah Federal Government of Somalia dan

pemerintah Somaliland sejak 2013. Pertemuan yang digelar di Ankara

menghasilkan beberapa kesepakatan di antara kedua belah pihak di antaranya

sepakat untuk bekerja sama dalam bidang keamanan melalui sharing

155Wasuge. Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much With Little. 156International Crisis Group, “Assessing Turkey’s Role In Somalia”, Policy Briefing (Oktober 2012) 2 157Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 24 158Ali. Turkey’s Foray Into Africa: A New Humanitarian Power? . 65

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

60

intelligence,pelatihan serta beasiswa bagi security sector professionals untuk

meningkatkan perlawanan terhadap terorisme, ekstrimisme, pembajakan, dan

kejahatan maritim lainnya. Selain itu juga keduanya sepakat untuk menahan diri

dari penggunaan perkataan yang menghasut dan sejenisnya yang mungkin

berakibat buruk pada proses dialog perdamaian.159

Selain itu, Turki juga dianggap berhasil membantu infrastruktur Somalia

seperti bandara. Dengan perbaikan yang dilakukan seperti pemasangan air traffic

control equipment dan pengelolaan pengamanan bandara yang lebih baik160

,

International Civil Aviation Organization menghapus bandara Somalia dari daftar

“Zone 5” yang mengacu pada bandar udara yang memiliki resiko keamanan

terhadap pesawat, kru dan penumpang.161

Maskapai penerbangan Turki, Turkish

Airline juga menjadi maskapai negara Eropa pertama yang memiliki direct flight

ke Mogadishu dalam 20 tahun terakhir.162

Intensitas hubungan sosial politik antar negara cenderung memberikan

peluang terjadinya hubungan militer keamanan. Seperti halnya Turki dan Somalia

menandatangani perjanjian kerjasama industri pertahanan (agreement on defense

159The Ankara Communique Released At The End Of The Meetings Between Somali And Somaliland, 13 April 2012 Ankara. Republic Of Turkey Ministry Of Foreign Affairs. Diakses Dari http://www.mfa.gov.tr/ankara-communique-_-between-somali-and-somaliland_-13-april-2013.en.mfa pada 29 April 2016 160Abdihakim Aynte. Turkey’s Increasing Role in Somalia: An Emerging Donor? (Aljazeera Centre For Studies. 2012) 4 161Addow, The Role Of Turkish Civilian Power In Somali State Building Process. 63 162Volkan Ipek. “The 2011 Landing of Turkey on Somalia: The State to People Aspect of Turkish Foreign Policy Towards Sub-Saharan Africa”, European Scientific Journal (Mei 2014), 413

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

61

industry) pada 25 januari 2016 di Mogadishu setelah beberapa tahun sebelumnya

melakukan pelatihan dan pertukaran pasukan militer.163

Selain itu, pada 2016 Turki berencana untuk mendirikan pangkalan militer

luar negeri pertama di Afrika yang akan ditempatkan di Mogadishu. Pangkalan

militer tersebut merupakan pangkalan Turki yang kedua di luar negeri, setelah

sebelumnya menyatakan akan mendirikan pangkalan militer di Qatar. Menteri

Luar Negeri Turki, Emil Tekin menyatakan bahwa pangkalan militer tersebut

akan menjadi basis penting untuk menyediakan pelatihan militer untuk semua

negara Afrika Kedua negara telah sepakat untuk menandatangani perjanjian

pelatihan 1500 pasukan Somalia oleh 200 perwira militer Turki. Turki juga

berencana untuk membangun sekolah militer di negara Afrika.164

Pusat pelatihan

militer tersebut akan memiliki peran penting dalam meredam agresifitas kelompok

ekstrimis di Somalia dan kawasan salah satunya Al Shabaab. sehingga

menciptakan kondisi politik yang lebih stabil. Kondisi politik yang stabil

cenderung mendorong terjadinya kondisi ekonomi yang lebih baik.

Kebijakan pemerintah Turki untuk datang ke Mogadishu juga dianggap

berhasil menghapus anggapan bahwa tidak ada satupun negara yang mampu

datang ke Mogadishu karena pertimbangan yang terlalu beresiko. Bahkan

kehadiran Turki di Somalia dianggap menjadi perintis dibukanya kembali Somalia

menuju komunitas internasional. Pada 3 bulan paska kunjungan Erdogan ke

Mogadishu, Sekjen PBB Ban Ki Moon melakukan kunjungan dan humanitarian

163Somalia: Turkey to build Military Training base in Somalia. Di akses dari http://allafrica.com/stories/201601081285.html pada 20 April 2016 164First Turkish military base in Africa to Open in Somalia. diakses dari http://www.dailysabah.com/diplomacy/2016/01/19/first-turkish-military-base-in-africa-to-open-in-somalia pada 20 April 2016

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

62

tour. Selain itu, Menteri Luar Negeri Inggris Wiliam Hague juga datang ke

Mogadishu.165

Sehingga keterlibatan Turki di Somalia dapat menjadi kesempatan Turki

untuk membuktikan kemampuannya tidak hanya aktif memberikan bantuan dalam

krisis kemanusiaan, bahkan juga mendorong stabilitas politik guna mendukung

state-building process di Somalia.166

Dalam upaya meraih hal tersebut, Turki juga

dapat mengimplementasikan agenda politik AKP serta konsep Strategic Depth

yang sedang menjadi esensi dasar kebijakan luar negeri Turki.

Selain itu, Somalia juga merupakan negara dengan potensi yang besar

khususnya dalam bidang ekonomi. Dan potensi ekonomi tersebut dapat

dimaksimalkan hanya jika telah terjadi stabilitas politik dan sosial domestik.

Ketika kondisinya telah stabil, Somalia dapat menjadi pintu gerbang Turki

menuju Afrika.167

Sehingga dari beberapa potensi tersebut baik dalam sektor ekonomi, politik

maupun militer menjadi insentif sistemik bagi Turki. Peluang untuk mendapatkan

insentif tersebut akan diperoleh jika Turki memberikan bantuan luar negeri ke

Somalia. Karena dengan keterlibatan Turki di Somalia melalui bantuan luar negeri

menjadi awal kembali hubungan Turki dan Somalia yang insentif, dimana

hubungan tersebut terus merambah ke sektor ekonomi, politik bahkan militer.

Peran aktif Turki dalam membantu Somalia juga memberikan kredibilitas

tersendiri bagi Turki dibandingkan dengan negara lainnya. Merujuk pada Rose,

165Gullo. Turkey’s Somalia Adventure: the Quest for Soft Power and Regional Recognition.4 166 Berdasarkan wawancara melalui email pada 8 Juni 2016 bersama Federico Donetelli, PhD Researcher di Universitas Degli (Genova) 167Berdasarkan wawancara melalui email pada 8 Juni 2016 bersama Federico Donetelli, PhD Researcher di Universitas Degli (Genova)

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

63

Faktor insentif sistemik yang ada diterjemahkan oleh para pembuat kebijakan atau

elit yang berkuasa untuk mengarahkan pembentukan suatu kebijakan yang

relevan. Sehingga untuk menganalisa lebih jauh alasan Turki memberikan bantuan

luar negeri kepada Somalia, perlu dikaji faktor kedua yaitu unit level domestik

(intervening variable).

4.2Intervening Variable (Faktor Domestik)

4.2.1 Partai AKP

Pada kasus ini, intervening variable atau elit dan decision maker yang

dimaksud adalah partai politik yang kini memegang kekuasaan di Turki yaitu

AKP. AKP (Adalet Ve Kalkynma Partisi) atau Justice And Development Party

(JDP) mulai menjadi partai dominan dan berhasil memenangkan pemilihan

umum sejak 2002. Partai ini secara resmi menyebut dirinya sebagai AK Parti

dimana dalam bahasa Turki, AK berarti cahaya, murni, bersih dan tidak

terkontaminasi. AKP mengklaim dirinya sebagai partai demokrat-konservatif

(muhafazakarlar demokrat) yang menekankan nilai-nilai tradisional Turki yang

religius.168

AKP pertama kali berdiri sebagai partai politik pada 14 Agustus

2001. Walaupun tergolong partai yang sangat baru, namun pada pemilihan

umum 3 November 2002, AKP meraih suara tertinggi mencapai 34,28 % dan

mengungguli partai politik lainnya yang telah lebih dulu ada.169

168M Alfan Alfian. Fenomena Recep Tayyip Erdogan dan Kepolitikan AKP di Turki. (Jurnal Politika Vol. 10 no.1 tahun 2014) 94 169Justice and Development Party (AKP) Adalet ve Kalkinma Parti. Diakses dari http://www.globalsecurity.org/military/world/europe/tu-political-party-akp.htm pada 7 Juni 2016

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

64

Pada Februari 2001 Turki mengalami krisis terbesar sepanjang sejarah.

Hal ini mengakibatkan turunnya pendapatan perkapita sebesar 9,4% yang

semula 2.986 Dollar AS menjadi 2.110 Dollar AS per tahun yang

menimbulkan mengakibatkan pengangguran bagi satu juta warga Turki.170

Kemudian pada 2003 pemerintah AKP menerapkan program stabilisasi

reformasi ekonomi IMF untuk mengatasi krisis yang ada. Hal ini berhasil

memberikan pertumbuhan ekonomi Turki hingga 6-7% pertahun dan inflasi

bisa ditekan hingga 3,9%. Ekspor Turki juga naik dari 32 milyar dolar AS pada

2002 menjadi 132 milyar dolar AS pada 2009.171

Di tahun yang sama, ketika

terjadi krisis global yang menghantam perekonomian Turki, perbankan Turki

dapat bertahan.172

Keberhasilan AKP dalam meningkatkan perekonomian

Turki serta mengatasi krisis yang terjadi menjadikan popularitas partai tersebut

meningkat. Sehingga pada pemilu selanjutnya di tahun 2007, AKP kembali

memenangkan pemerintahan dengan tingkat elektabilitas yang meningkat

mencapai 47%.173

Pada beberapa tahun berikutnya pertumbuhan Turki semakin pesat

dengan peningkatan industri dan teknologinya. Sebesar 95% produk ekspor

Turki adalah produk industri dengan sektor terbesar adalah bidang otomobil.

Majalah Time bahkan mencatat bahwa selama delapan tahun masa

pemerintahan AKP, pendapatan perkapita Turki naik sebesar 288% dari 3.492

Dollar AS menjadi 10.079 Dolar AS. Pada 2010, GDP Turki tumbuh sebesar

170Alfian. Fenomena Recep Tayyip Erdogan dan Kepolitikan AKP di Turki. 100 171Alfian. Fenomena Recep Tayyip Erdogan dan Kepolitikan AKP di Turki.113 172Andre Bank dan Roy Karadag. “The Political Economy of Regional Power: Turkey Under the AKP”, GIGA Working Papers(no. 204, September 2012),10 173Bank dan Karadag. The Political Economy of Regional Power: Turkey Under the AKP,16

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

65

8,9% melampaui Uni Eropa yang hanya mencapai 1,9%.174

Turki telah menjadi

anggota G-20 dengan menempati posisi ke 17, dan pemerintah Turki

menyatakan ingin meningkatkan posisi Turki menjadi dalam top ten list.175

Selaina dalam bidang ekonomi, Turki juga tetap berupaya untuk

meningkatkan kapasitas militernya. Pada 2011, berdasarkan data Global

Firepower Military Ranking, Turki menempati posisi ke-6 setelah Inggris,

India, Tiongkok, Rusia dan Amerika Serikat.176

Penilaian tersebut berdasarkan

diukur berdasarkan indikator kekuatan militer, pasukan keamanan, fire power,

senjata konvensional dan elemen militer lainnya.177

Hal ini terlihat dari data

alokasi anggaran pembelajaan militer yang meningkat setiap tahunnya. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar IV.2 Anggaran Pembelanjaan Militer Turki

Sumber: Nurhan Yenturk. Measuring Turkish Military Expenditure. SIPRI Insights on Peace and

Security No.2014/1

174Alfian. Fenomena Recep Tayyip Erdogan dan Kepolitikan AKP di Turki. 106 175Ioannis N.Grigoriadis. The Davutoglu Doctrine and Turkish Foreign Policy. (Athena. Hellenic Foundation For European and Foreign Policy (ELIAMEP). 2010) 176Military Ranking 2011 by Global Firepower. Diakses dari http://www.defenceforumindia.com/forum/threads/military-ranking-2011-by-global-fire-power.28248 pada 17 Juni 2016 177Meltem Muftuler Bac. “Turkey as an Emerging Power: An Analysis of Its Role in Global and Regional Security Governance Constellations” European University Institute Working Papers (52. 2014) 2

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

66

Peningkatan perekonomian Turki yang mendorong kapasitas dan

imagenya dalam dunia internasional meningkatkan self-confidence Turki.

Pemerintah Turki pun terdorong untuk semakin meningkatkan kapasitasnya

serta mulai memiliki peran yang lebih signifikan dan bertindak lebih aktif

dalam dunia internasional.

Hal ini sejalan dengan argumen Neoclassical Realism bahwa ketika suatu

negara telah mengalami peningkatan material power dalam hal ini

perekonomian, maka negara tersebut cenderung untuk mencari pengaruh yang

lebih besar di luar domestiknya. Selain itu, perubahan dalam kapabilitas negara

juga membantu mengarahkan policy maker dalam membentuk persepsi

mengenai ancaman eksternal, kepentingan dan kesempatan.178

Sehingga hal

tersebut akan mendorong terjadinya penyesuaian kebijakan luar negerinya.179

Hal ini terlihat dalam kebijakan Turki selama dekade terakhir yang lebih

dinamis dari sebelumnya. Turki bertindak lebih aktif dan berpengaruh dalam

beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari peran signifikan Turkey’s

domestic preferences dalam penentuan prinsip dan tujuan dari kebijakan luar

negeri. Penekanan pentingnya peran Turki yang harus lebih aktif dalam arena

global digaungkan khususnya sejak era AKP.180

Sehingga peran AKP atau

dalam Neoclassical Realism dikenal dengan intervening variable memiliki

peran yang sangat signifikan dalam penentuan kebijakan luar negeri.

178Rose, Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy,156 179Rose, Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy,155 180Laura Batalla Adam. “Turkey’s Foreign Policy in the AKP Era: Has There been a Shift in the Axis?“ Turkish Policy Quarterly (Volume 11 number 3.)

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

67

Selain itu, persepsi para pembuat kebijakan dalam intervening variable

tersebut sangat berpengaruh dalam bagaimana mereka membentuk arah dan

kecenderungan suatu kebijakan. Dalam pembentukan kebijakan AKP, salah

satu yang memiliki peran signifikan adalah Ahmet Davutoglu. Sebelumnya

Davutoglu merupakan chief foreign policy advisor bagi Perdana Menteri Recep

Tayyip Erdogan pada 2003. Kemudian Davutoglu diangkat menjadi Menteri

Luar Negeri Turki pada 2009.181

Davutoglu adalah politisi yang memiliki latar

belakang pendidikan hubungan internasional yang mengeluarkan konsep

Strategic Depth.yang melandasi kerangka kebijakan luar negeri Turki.

4.2.2 Konsep Strategic Depth

Menurut Gideon Rose, persepsi mengenai bagaimana intervening variable

yaitu aktor dan policy maker dalam menentukan kapabilitas material power

yang dimiliki sangat penting dalam penentuan suatu kebijakan luar negeri.182

Sehingga policy maker dalam AKP yang merupakan intervening variable

Turki, memiliki peran yang sangat signifikan dalam penentuan arah kebijakan

luar negeri Turki. Salah satu konsep pemikiran atau persepsi dari Ahmet

Davutoglu, yang dikenal sebagai arsitek kebijakan luar negeri AKP adalah

konsep Strategic Depth.

Beberapa konsep yang dimunculkan dalam kebijakan luar negeri Turki

pada dasarnya berakar dari kerangka pemikiran Davutoglu yang dituangkan

dalam sebuah buku berjudul “Strategic Depth” yang diterbitkan pada 2001.

181Joshua W. Walker. Understanding Turkey’s Foreign Policy Through Strategic Depth 182Rose, Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy,147

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

68

Tujuan utama Erdogan dalam penulisan bukunya adalah memaparkan

mengenai strategic visionnya untuk memberikan saran metode yang relevan

untuk membentuk kebijakan luar negeri Turki yang baru. Konsep utamadalam

buku tersebut adalah bahwa geopolitik, geocultural dan geoeconomic Turki

memiliki signifikansi dalam transformasi politik dunia dan sistem

internasional.183

Dalam bukunya, Davutoglu memaparkan ada tiga jenis karakter

masyarakat yang ada dalam dunia internasional. Pertama yaitu masyarakat

yang menerapkan static behavior, dimana mereka cenderung menunggu hingga

dinamika yang terjadi di sistem internasional itu berakhir. Sifat kestasitan ini

juga membatasi dinamika itu sendiri. Sikap ini biasanya terjadi ketika suatu

masyarakat tidak memiliki self-confidence untuk mengontrol dinamika tersebut

atau bahkan merasa khawatir maupun takut untuk meresponnya sehingga

mereka cenderung berlaku statis.

Masyarakat kedua yaitu yang menganggap diri mereka sebagai ordinary

actor yang cenderung memasrahkan takdir mereka terhadap dinamika sistem

internasional tersebut yang berada di bawah kontrol great powers. Dan yang

terakhir adalah masyarakat yang berusaha mengubah potensi mereka sebagai

power indicator kedalam dinamika sistem internasional. Pilihan dari sikap ini

183Murat Yesiltas dan Ali balci. “A Dictionary of Turkish Foreign Policy in the AK Party Era: A conceptual Map”. SAM Center forstrategic reseearch Republic of Turkey Ministry of Foreign Affairs. (7, Mei 2013)

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

69

merupakan hasil dari pemahaman dan penjelasan terhadap elemen, mekanisme

dan arah dinamika sistem internasional.184

Davutoglu juga menyatakan bahwa kelompok jenis pertama dan kedua

berjuang lebih keras mengatasi permasalahan self-confidence dan identitas, tipe

ketiga yang memiliki power dari self-confidence yang diperoleh dari sejarah

dan geografi dapat memberikan pengaruh yang penting untuk mengubah

dinamika menjadi perimbangan (balance) dalam sistem internasional.

Walaupun perilaku kelompok ketiga ini terlihat beresiko namun mereka

melihat dinamika tersebut sebagai keuntungan untuk menentukan atau

membentuk masa depan. Selain itu, dalam sistem internasional ketiga tipe

tersebut memiliki kecenderungan yang berbeda. Tipe pertama akan melindungi

diri mereka dari chaos, tipe kedua akan membiarkan diri mereka berada dalam

chaos sementara tipe ketiga berkeinginan untuk menjadi aktor dalam

perubahan dari chaos to cosmos.185

Berdasarkan kerangka tersebut Davutoglu menyarankan Turki harus

menjadi tipe ketiga dari masyarakat dan harus mengombinasikan sejarah

historical depth dan potensi yang dimilikinya dalam artikulasi strategic

policies Turki. Sehingga Turki perlu menyusun kebijakan luar negeri nya dan

kebijakan regionalnya menjadi center state di sistem internasional. Oleh karena

itu,Turki tidak seharusnya bergantung terhadap aktor manapun dan harus

berupaya untuk mengimbangkan hubungan dan aliansinya sehingga mampu

184Huseyin Bager dan Suay Nilhan Acikahn. Chapter 2 From Chaos To Cosmos: Strategic Depth And Turkish Foreign Policy In Syria. (Springer International Publishing Switzerland 2015.) 185Huseyin Bager dan Suay Nilhan Acikahn. Chapter 2 From Chaos To Cosmos: Strategic Depth And Turkish Foreign Policy In Syria.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

70

mengoptimalkan independensi dan pengaruhnya di tatanan global serta

regional.186

Turki memiliki “strategic depth” karena sejarah dan posisi geografisnya

yang berada di antara negara-negara kecil dianggap sebagai “central power”.

Turkijuga sebagai penjembatan antara negara barat dan timur baik dari segi

budaya maupun material terms. Sehingga sehingga Turki harus berupaya

memainkan leading roledan bukan hanya sebagai regional power. Untuk

memperolehnya, Turki harus memaksimalkan potensi soft power di berbagai

wilayah to promote its regional and global strategic role.

Menurut Davutoglu ada beberapa tools atau alat yang harus digunakan

Turki untuk dapat mencapai kapabilitas power Turki di tatanan sistem

internasional. Yaitu Turki harus mengetahui power parameter yang dimiliki,

serta memiliki multidimensional foreign policy.187

Multidimensional policy

berarti Turki harus membangun hubungan secara bersama dengan aktor-aktor

yang berbeda. Sehingga KLN Turki tidak hanya dibatasi atau diarahkan ke satu

negara atau satu wilayah, maupun dibatasi hanya dalam satu konteks

permasalahan. Seperti halnya kebijakan Turki yang tidak hanya dibatasi dalam

ranah ke arah negara-negara barat melainkan juga mencakup negara-negara di

wilayah lainnya.188

186Huseyin Bager dan Suay Nilhan Acikahn. Chapter 2 From Chaos To Cosmos: Strategic Depth And Turkish Foreign Policy In Syria. 187Bager dan Acikahn. Chapter 2 From Chaos to Cosmos: Strategic Depth and Turkish Foreign Policy in Syria. 188Yesiltas dan Balci. A Dictionary of Turkish Foreign Policy in the AK Party Era: A conceptual Map. SAM center forstrategic reseearch Republic of Turkey Ministry of Foreign Affairs

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

71

Davutoglu menolak anggapan bahwa Turki telah menjauh atau

meninggalkan barat, karena pada dasarnya Turki merupakan anggota NATO

dan merupakan kandidat dalam pengupayaan keanggotaan Uni Eropa. Selain

itu juga menegaskan bahwa Turki tidak memprioritaskan salah satu wilayah

baik itu wilayah barat atau timur, dan menyatakan mengenai konsep

“integrated foreign policy”.189

Davutoglu melihat Turki bukan sebagai pembuat sejarah maupun hasil dari

sistem yang ada. Turki adalah negara unik yang merupakan hasil dari

keberadaan Ottoman Empire sebelumnya. Konsep religious leadership dan

imperialisme yang ada sebelumnya diganti dengan nasionalitas ketika Turki

terbentuk. Sehingga Davutoglu menyatakan bahwa Turki harus meninggalkan

its influential zones yang diwariskan dari Ottoman Empire dengan menyebut

harus adanya “break off from historical continuity”.190

Untuk dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam hubungan

internasional, Turki membentuk dua Kebijakan luar negeri. Yaitu Turki

meningkatkan multilateralisme atas dasar kepentingan nasional dan

internasional. Kedua, Turki membuka hubungan di wilayah baru yang

sebelumnya masih terbatas seperti di negara Sub-Sahara Afrika dengan

meningkatkan keterlibatkan Turki dalam beberapa organisasi regional

189Bager dan Acikahn. Chapter 2 From Chaos to Cosmos: Strategic Depth and Turkish Foreign Policy in Syria. 190Bager dan Acikahn. Chapter 2 From Chaos to Cosmos: Strategic Depth and Turkish Foreign Policy in Syria.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

72

sertameningkatkan hubungan bilateral dalam bidang politik, komersial dan

budaya sekaligus dengan negara-negara di regional tersebut.191

Implementasi kebijakan tersebut dapat dilihat pada beberapa kebijakan

Turki terhadap Afrika seperti terlibat dalam organisasi regional Afrika.

Misalnya pada 2005 Turki menjadi negara Observer dalam organisasi regional

African Union (AU) dan menjadi anggota non-regional ke 25 dalam African

Development Bank pada Mei 2008.192

Selain itu, sejak 2008 Turki merupakan

anggota partners forum dari organisasi politik dan ekonomi kawasan Afrika

Timur yaitu Intergovernmental Authority on Development (IGAD).193

Bahkan pada tahun yang sama, African Union (AU) mendeklarasikan

Turki sebagai strategic partner bagi Afrika yang menjadi salah satu pengakuan

dari hubungan Turki dan Afrika yang mulai signifikan.194

Pada Agustus di

tahun yang sama, Istanbul menjadi tuan rumah acara Turkey-Africa

Cooperation Summit dengan mengundang perwakilan 50 negara-negara Afrika.

Acara tersebut menghasilkan “Istanbul Declaration on Africa-Turkey

Partnership: Solidarity and Partnership for a common future”. Dan pada

Maret 2010 Perdana Menteri Turki mengeluarkan “African Strategy” sebagai

panduan langkah untuk mengimplementasikan hasil dari Turkey-Africa

Cooperation Summit sebelumnya.195

191Adam. Turkey’s Foreign Policy in the AKP Era: Has There been a Shift in the Axis? 192Yukleyen dan Zulkarnian. Turkey’s Foreign Policy in Somalia. 193Katerina Rudincova. “New Player on the Scene: Turkish Engagement in Africa”. Bulletin of Geography Socio-Economic Series ( 25. 2014) 194Turkey-Africa Relations. Diakses dari http://mfa.gov.tr/turkey-africa-relations.en.mfa pada 20 April 2016 195Katerina Rudincova. New Player on the Scene: Turkish Engagement in Africa. Bulletin of Geography Socio-Economic Series No. 25. 2014

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

73

Dalam tatanan bilateral, hubungan Turki dan Somalia merupakan salah

satu contoh yang paling relevan dimana Turki sejak kunjungan Erdogan pada

Agustus 2011, mulai memiliki peningkatan hubungan yang signifikan mulai

dari pemberian bantuan di bidang sosial, keamanan hingga peningkatan

kerjasama dalam bidang pembangunan, budaya dan perdagangan. Terutama

paska dibukanya kembali Kedutaan Besar Turki di Mogadishu pada November

2011, yang sebelumnya ditutup sejak pecahnya perang sipil pada 1991.196

Selain itu Davutoglu juga beranggapan bahwa dunia berada dalam tahap

perkembangan yang cepat (rapid stream of history) dimana terdapat banyak

kesempatan bagi negara-negara yang berambisi tinggi untuk mencari tempat

atau peran baru di sistem internasional. Dalam kondisi yang dinamis, suatu

perubahan mutlak terjadi. Oleh karena itu negara dalam hal ini Turki harus

memainkan peran yang lebih aktif untuk mencapai tujuan berupa peran yang

dinginkan.197

Perluasan ambisi Turki juga mencapai ke bantuan kemanusiaan. Hal ini

sejalan dalam UN Central Emergency Response Fund (CERF), dimana terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat perkembangan negara khususnya

pendapatan perkapita dengan kontribusinya dalam CERF. Negara yang lebih

mapan bisa memberi lebih karena mereka mampu melakukannya. Domestic

resistance dari negara pendonor terhadap foreign aid menurun ketika negara

tersebut telah mampu memberikan pelayanan dasar bagi warga negaranya.

196Directorate General for Africa Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Turkey. “Turkey and Somalia: A Synopsis of Technical and Humanitarian cooperation 2011-2015”. 2016 197Berdasarkan wawancara melalui email pada 8 Juni 2016 bersama Federico Donetelli, PhD Researcher di Universitas Degli (Genova)

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

74

Bagi negara-negara emerging power yang berada dalam Group 20 salah

satunya Turki.198

Pada periode kedua kepemimpinannya, pemerintah AKP memang mulai

menyadari pentingnya bantuan kemanusiaan dalam kebijakan luar negeri

Turki. Bantuan yang dikeluarkan pemerintah Turki melonjak tajam sejak

beberapa tahun terakhir masa kepemimpinan AKP. Pada 2002 Turki hanya

mengeluarkan bantuan sebesar 73 juta Dolar AS terus meningkat hingga pada

2013 mencapai hampir 3,3 milyar Dolar AS. Bahkan pada 2012, Turki

menempati posisi nomor dua pemberi bantuan terbesar setelah Amerika Serikat

mencapai 1,04 milyar dalam bantuan kemanusiaan saja.199

Langkah besar Turki dalam bidang bantuan kemanusiaan mulai mendapat

respon positif dari komunitas internasional. Terutama karena Turki dianggap

memiliki konsep bantuan yang lebih terarah dengan menjalankan state-to-state

cooperation dan langsung bergerak di wilayah yang terkena krisis, seperti di

Somalia. Sehingga Turki menjadi negara yang dipilih oleh Sekjen PBB Ban Ki

Moon untuk menjadi tuan rumah dalam UN Humanitarian Conference 2016.200

Dengan adanya faktor systemic incentive dimana keterlibatan Turki di

Somalia yang memiliki banyak permasalahan domestik di bidang sosial politik

serta keamanan, dapat menjadi peluang Turki dari segi politik untuk menunjukan

peran dan kemampuannya dalam mengatasi dan membantu menciptakan kondisi

198Bruce Gilley. “Turkey, Middle Powers, and the New Humanitarianism”. Springs 2015 (Vol XX, Number 1.) 199David Lepeska. Turkey’s Rise From Aid Recipient to Mega Donor. Diakses dari http://www.america.aljazeera.com/opinions/2014/4/turkey-internationalaidafricasomaliamiddleeasterdogan.html pada 9 juni 2016 200Bruce Gilley,Turkey, Middle Powers, and the New Humanitarianism

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

75

yang lebih stabil di Somalia. Hal ini akan memberikan image keberhasilan Turki

yang memang layak menjadi aktor yang signifikan dalam sistem internasional.

Selain itu, dari segi ekonomi potensi Somalia yang dapat memberikan keuntungan

material power juga dapat menjadi insentif yang baik bagi Turki. Bahkan Turki

juga mendapatkan insentif militer dengan adanya rencana pendirian basis militer

di Turki, yang akan semakin memudahkan Turki dalam mengupayakan

kepentingan nasionalnya.

Faktor insentif tersebut kemudian dijadikan pertimbangan oleh Intervening

Variable yaitu AKP Parti. Persepsi elit dan pembuat kebijakan dalam AKP

terlebih disokong dengan konsep pemikiran Davutoglu, yaitu Strategic Depth

dimana Turki sebagai negara dengan kelompok masyarakat ketiga perlu bertindak

lebih aktif untuk berupaya membentuk dan mengontrol lingkungan eksternalnya.

Terutama ketika Turki telah mengalami peningkatan material power sehingga

Turki akan mencari pengaruh yang lebih besar dengan menyesuaikan kebijakan

luar negerinya. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan kebijakan pemberian

bantuan kepada negara lain. sehingga dengan kombinasi dua faktor tersebut,

berdasarkan Neoclassical Realism, pemerintah Turki mengeluarkan kebijakan luar

negeri untuk memberikan bantuan luar negeri yang berkesinambungan dan

terstruktur kepada Somalia.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hubungan Turki dan Somalia diawali sejak era Ottoman pada abad ke 16

ketika kekaisaran Ottoman membantu Turki melawan pasukan Ethiopia dan

Portugis. Kemudian hubungan keduanya sebagai entitas negara baru dimulai lagi

pada 1978 ketika Turki membuka kedutaan besar di Mogadishu. Walaupun pada

1991, Turki menutup kedutaan besarnya ketika terjadinya perang sipil yang

mengakibatkan situasi domestik Somalia tidak terkendali. Barulah paska

kunjungan Erdogan, pada Oktober 2011 Turki kembali membuka kedutaan

besarnya di Mogadishu.

Kunjungan Perdana Menteri Turki, Erdogan pada Agustus 2011 di

Mogadishu merupakan kunjungan pertama dalam 20 tahun terakhir dari pemimpin

non-Afrika ke Mogadishu. Dalam kunjungannya, Erdogan memberikan bantuan

kemanusiaan dalam jumlah yang besar. Bahkan pada tahun-tahun berikutnya,

bantuan tersebut meluas ke sektor lainnya. Berdasarkan konsep Foreign Aid Carol

Lancaster, ada tiga jenis bantuan yang diberikan Turki berdasarkan

pengelompokan tujuan (purpose) yaitu humanitarian aid, development dan

commerce.

Dalam menjalankan program bantuan tersebut, Turki menggunakan

pendekatan yang berbeda. Ketika banyak negara pendonor, NGO lainnya bahkan

UNDP mendistribusikan bantuan melalui remote management, Pemerintah dan

NGO Turki bergerak langsung di Somalia. Bahkan ketika adanya serangan dari

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

77

kelompok teroris Somalia yaitu Al Shabaab, Turki tetap menjalankan program

bantuannya. Turki bahkan terus meningkatkan hubungan dengan Somalia baik itu

di bidang ekonomi, politik dan keamanan walaupun Somalia masih dikategorikan

sebagai “failed state” yang memiliki banyak permasalahan domestik dan situasi

yang tidak stabil.

Sehingga hal tersebut mendorong munculnya pernyataan mengapa Turki

memberikan bantuan luar negeri dalam jumlah yang signifikan ke Somalia.

Dengan menggunakan teori Neoclassical Realism (Gideon Rose), ada dua faktor

penentu utama bagaimana kebijakan luar negeri suatu negara dapat terbentuk.

Yaitu karena adanya systemic incentive dan intervening variable. Insentif tersebut

berasal dari sistem atau lingkungan eksternal Turki yang mungkin diperoleh

ketika suatu negara melakukan tindakan atau merespon suatu keadaan atau konflik

yang ada. Dalam hal ini, insentif tersebut berupa peluang untuk meningkatkan

power maupun material resource Turki ketika Turki memberikan bantuan kepada

Somalia. Insentif tersebut dikombinasikan dengan faktor intervening variable

yaitu partai AKP serta konsep pemikiran dari pembuat kebijakan Turki, yang juga

melandasi kebijakan luar negeri Turki.

5.2 Saran

Penelitian ini mengenai faktor pendorong kebijakan Turki dalam pemberian

bantuan luar negeri ke Somalia 2011-2016. Penelitian ini diharapakan mampu

menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan hubungan Turki

dengan negara-negara di Afrika terutama terkait kebijakan pemberian bantuan ke

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

78

negara-negara tersebut. Untuk menyempurnakan penelitian ini, diharapkan agar

penelitian selanjutnya dapat menggunakan narasumber yang lebih beragam yaitu

dari pihak pemerintah Somalia dan pemerintah Turki untuk semakin memperkaya

sudut pandang dan fakta. Selain itu juga dapat menggunakan kerangka teori yang

berbeda sesuai dengan perkembangan hubungan maupun kebijakan Turki di

negara Afrika, khususnya di Somalia.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xiii

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Achilles, Kathryn, Mohammed Enow, Onur Sazak, Thomas Wheeler, Auveen

Elizabeth Woods. Turkish Aid Agencies in Somalia: Risks and

Opportunities for building Peace. Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy

Center, 2015

Bager, Huseyin dan Suay Nilhan Acikahn. Chapter 2 From Chaos To Cosmos:

Strategic Depth And Turkish Foreign Policy In Syria. Springer International

Publishing Switzerland, 2015

Balthasar, Dominik. Oil in Somalia Adding Fuel to the Fire. Mogadishu:

Heritage Institute for Policy Studies. 2014

Grigoriadis, Ioannis N.. The Davutoglu Doctrine and Turkish Foreign Policy.

Athena: Hellenic Foundation For European and Foreign Policy, 2010

Handout, Manual. “Reporting on Humanitarian Crises: A Manual for Trainers &

Journalist and an Introduction for Humanitarian Workers”. Internews. 2014

Ioan, Lewis M. Understanding Somalia and Somaliland: Culture, History and

Society. London: Hurst and company, 2008

Lancaster, Carol, Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics

Chicago: University of Chicago Press, 2007.

Lobell, Steven E, Norrin M. Ripsman dan Jeffrey W. Taliaferro. Neoclassical

Realism, The State and Foreign Policy. Cambridge

Maxwell, Daniel dan Nisar Majid. Another Humanitarian Crisis in Somalia?

Feinsten International Center, 2014

Maxwell, Daniel. Lesson Learned From The Somalia famine and The Greater

Horn of Africa Crisis 2011-2012. Somerville: Feinsten International Center,

2014

Muhammed, Hassan Yussuf. The Role Of External Actors In The Somali Conflict.

Department of Global Political Studies Faculty of Culture and Society

Malmo University. 2014

Murphy, Teri dan Auveen Woods. Turkey’s International Development

Framework Case Study: Somalia. Istanbul: Istanbul Policy Center, 2014

Ozkan, Mehmet. Turkey’s Involvement In Somalia: Assesment Of A State-

Building In Progress. Istanbul: SETA Foundation, 2014

Picard, Louis A, Robert Groelsema dan Terry F. Buss. Foreign Aid and Foreign

Policy. Lessons for the Next Half-Century. United States of America: M.E

Sharpe Inc, 2007

Poole, Walter S. The Effort to Save Somalia August 1992-March 1994.

Washington DC: US Government Printing Office, 2005

Quinn, Patton Michael. A Guide To Using Qualitative Research Methodology.

Medecins Sans Frontieres.

Smith, Michael. Somalia: Pushing Humanitarianism into the Post-Pollyannaish

Era & Applying Previous Lessons Learned Today. University of Denver,

2012

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xiv

Wasuge, Mahad. Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much With

Little. Mogadishu: Heritage Institute for Policy Studies. 2016

Yin, R. K. Qualitative Research From Start to Finish. New York: Guildford

Press, 2007

Thesis :

Addow, Salad Sheikh Yusuf, The Role of Turkish Civilian Power In Somali State

Building Process. Sakarya: Sakarya University Social Sciences Institute,

2015

Gullo, Matthew T. Turkey’s Somalia Adventure: the Quest for Soft Power and

Regional Recognition. London: Research Turkey. 2012

Jurnal :

Adam, Laura Batalla. “Turkey‟s Foreign Policy in the AKP Era: Has There Been

a Shift in the Axis?“ Turkish Policy Quarterly (Volume 11 number 3.)

Alfian, M Alfan. “Fenomena Recep Tayyip Erdogan dan Kepolitikan AKP di

Turki”. Jurnal Politika (Vol. 10 no.1 tahun 2014)

Ali, Abdirahman “Turkey‟s Foray Into Africa: A New Humanitarian Power?”

Insight Turkey (vol. 13/no.4/2011)

Aynte, Abdihakim. Turkey’s Increasing Role in Somalia: An Emerging Donor?

(Aljazeera Centre For Studies. 2012)

Bac, Meltem Muftuler. “Turkey as an Emerging Power: An Analysis of Its Role

in Global and Regional Security Governance Constellations” European

University Institute Working Papers (52. 2014) 2

Bamfo, Napoleon A. “Ethiopia‟s Invasion of Somalia in 2006: Motives and

Lesson Learned,” African Journal of Political and International Relations

(Vol.4, Februari 2010), 57

Bank, Andre dan Roy Karadag. “The Political Economy of Regional Power:

Turkey Under the AKP”, GIGA Working Papers (no. 204, September

2012),10

Directorate General for Africa. Ministry of Foreign Affairs of the Republic of

Turkey. Turkey and Somalia: A Synopsis of Technical and Humanitarian

cooperation 2011-2015. 2016

Gilley, Bruce. “Turkey, Middle Powers, and the New Humanitarianism”. Springs

2015 (Vol XX, Number 1.)

Group, International Crisis, “Assessing Turkey‟s Role in Somalia”, Policy

Briefing (Oktober 2012) 2

Institute For National Security and Counterterrorism. Somalia Risk Assessment

2014.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xv

Internal Displacement Monitoring Centre. Somalia, “Displacement and

Worsening Humanitarian Situation as a Result of Ongoing Violence and

Conflict,” Norwegian Refugee Council (Juli 2010), 32

Ipek, Volkan. “The 2011 Landing of Turkey on Somalia: The State to People

Aspect of Turkish Foreign Policy Towards Sub-Saharan Africa”, European

Scientific Journal (Mei 2014), 413

Lefebre, JA. “The United States, Ethiopia and the 1963 Somali-Soviet Arms

Deal”. J. Modern African Studies (36 (4)) hal 611-643

Marangio, Rosella, “The Somali Crisis: Failed State and International

Interventions”. Instituto Affari Internazionalli Working Papers, 12, Mei

2012 , 4

Ministry of Foreign Affairs Republic of Turkey Directorate General for Africa.

Turkey and Somalia: A Synopsis of Technial and Humanitarian Cooperation

2011-2015. Februari 2016.

Ozkan, Mehmet. “Turkey‟s Rising Role in Africa”,Turkish Policy Quarterly (Vol

9 No.4)

Putman, Diana Briton dan Mohamood Cabdi Noor, “The Somalis: Their History

And Culture”. Refugee Fact Sheet No. 9 (1993): 4.

Rose, Gideon. “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”. World

Politics (Vol. 51 Oktober 1998).

Rudincova, Katerina. “New Player on the Scene: Turkish Engagement in Africa”.

Bulletin of Geography Socio-Economic Series ( 25. 2014)

Tank, Pinar, “Turkey‟s New Humanitarian Approach in Somalia,” Norwegian

Peacebuilding Resource Centre (Desember 2013),2.

Tim Editor. “Somalia 1991-1993: Civil War, Famine Alert and UN Military

Humanitarian Intervention 1991-1993,” Medecins Sans Frontieres Speaking

Out. (September 2013), 13

United Nations Development Programme. “Assessment of Development Results

Evaluation of UNDP Contribution Somalia”. Evaluation Office (Juli 2010)

Walker, Joshua W. Understanding Turkey’s Foreign Policy Through Strategic

Depth

Yesiltas, Murat dan Ali Balci. “A Dictionary of Turkish Foreign Policy in the AK

Party Era: A conceptual Map”. SAM center forstrategic reseearch Republic

of Turkey Ministry of Foreign Affairs. (7, Mei 2013)

Yukleyen, Ahmet dan Mohammed Zulkarnian. “Turkey‟s Foreign Policy in

Somalia,” Journal of caspian Affairs (Vol. I No. 2. 2015), 99.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xvi

Laporan :

Global Humanitarian Assistance Report 2014

Turkish Cooperation And Coordination Agency. Annual Report 2011.

Turkish Cooperation And Coordination Agency. Annual Report 2012.

Turkish Cooperation And Coordination Agency. Annual Report 2013

Internet :

Abdi Sheikh dan Feisal Omar. Bomb Explodes Near Turkish Delegation in

Somalia Day Before President‟s Visit. Diakses dari

http://uk.mobile.reuters.com/article/idUKKBN0KV19O20150122?irpc=932

pada 10 Juni 2016

Abdi Sheikh dan Feisal Omar. Bomb Explodes Near Turkish Delegation in

Somalia Day Before President‟s Visit. Diakses dari

http://uk.mobile.reuters.com/article/idUKKBN0KV19O20150122?irpc=932

pada 10 Juni 2016

Abdulkhadir Khalif. Turkish Firm Lands contract to Run Mogadishu Port.

Diakses dari http://www/africareview.om/business-finance/turkish-firm-

lands-contract-to-run-mogadishu-port-/-/979184/205047/-/j6tbi2/-

/index.html pada 15 Juni 2016

Agriculture School Project in Somalia brings Result. Republic of Turkey Prime

Ministry Turkish coopration and coordination agency. Diakses dari

http://www.tika.gov.tr/en/news/agriculture_school_project_in_somalia_brin

gs_results-19330 pada 2 Mei 2016

Aselsan. Mission & Vision. Diakses dari http://www.aselsan.com.tr/en-us/about-

us/Pages/quality-mission-vision.aspx pada 16 Juni 2016

Aselsan. Mission & Vision. Diakses dari http://www.aselsan.com.tr/en-us/about-

us/Pages/quality-mission-vision.aspx pada 16 Juni 2016

BBC. Somali Al Shabab Attack: Wounded Airlifted to Turkey. Diakses dari

http://www.bbc.com/news/world-africa-15196979 pada 11 Juni 2016

BBC. Somalia Profile. Diakses dari http://www.bbc.com/news/world-africa-

14094546 pada 7 Juni 2016

Central Intelligence Agency. The World Factbook: Somalia. Diakses dari

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/so.html

pada 7 Juni 2016

David Lepeska. Turkey‟s Rise From Aid Recipient to Mega Donor. Diakses dari

http://www.america.aljazeera.com/opinions/2014/4/turkey-

internationalaidafricasomaliamiddleeasterdogan.html pada 9 juni 2016

Diakses dari

http://atlas.media.mit.edu/en/visualize/tree_map/hs92/export/tur/show/all/20

11/ pada 16 Juni 2016

Diakses dari http://www.theguardian.om/global-

development/gallery/2012/feb/23/Somalia-history-events-in-pictures pada 7

Juni 2016

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xvii

Diakses dari http://www/nationmaster.com/country-info/profiles/turkey/people

pada 16 Juni 2016

Dikutip dari http://beta.trtworld.com/in-depth/al-shabaab-dark-shadow-over-

somalia-426 pada 17 September 2015

Dikutip dari

http://www.aljazeera.com/news/africa/2011/08/201181985954902402.html

pada 16 September 2015

Dikutip dari http://www.bbc.com/news/world-africa-14588960 pada 17

September 2015

Dikutip dari

http://www.peacebuilding.no/var/ezflow_site/storage/original/application/bb

ea860140d9140ccbcb6c5d427b4f28.pdf pada 16 September 2015

Dikutip dari http://www.theguardian.com/global-development-professionals-

network/2013/apr/10/turkey-development-partner-africa pada 16 September

2015

Dikutip dari http://www.theguardian.com/global-development-professionals-

network/2013/apr/10/turkey-development-partner-africa pada 16 September

2015

Erdogan Set For Historical Visit Drought-Hit Somalia. Diakses dari

http://www.hurriyetdailynews.com/erdogan-set-for-historical-visit-to-

drought-hit-somalia.aspx?pageID=438&n=erdogan-set-for-historical-visit-

to-drought-hit-somalia-2011-08-18 diakses pada 25 Juni 2016

First Turkish military base in Africa to Open in Somalia. diakses dari

http://www.dailysabah.com/diplomacy/2016/01/19/first-turkish-military-

base-in-africa-to-open-in-somalia pada 20 April 2016

Geography and climate of turkey. Diakses dari

http://istanbul.com/en/explore/info/geography-and-climate-of-turkey pada

15 Juni 2016

http://tvoinews.com/wp-content/uploads/2015/11/turkey-map.png

http://www.aljazeera.com/indepth/features/2013/08/201386115526820190.html

Humanitarian Coalition. What is Humanitarian Emergency? Diakses dari

http://humanitariancoalition.ca/media-resources/factsheets/what-is-a-

humanitarian-emergency diakses pada 13 Juni 2016

IGAD Leaders Agree to Deploy Peace Mission in Somalia. Diakses dari

http://www.sudantribune.com/spip.php?article7801 pada 7 Juni 2016

Jonathan Masters. Al Shabab. Dikutip dari http://www.cfr.org/somalia/al-

shabab/p18650 pada 2 Mei 2016.

Jonathan Masters. Al Shabab. Dikutip dari http://www.cfr.org/somalia/al-

shabab/p18650 pada 2 Mei 2016.

Justice and Development Party (AKP) Adalet ve Kalkinma Parti. Diakses dari

http://www.globalsecurity.org/military/world/europe/tu-political-party-

akp.htm pada 7 Juni 2016

Martin Plaut. Ethiopia in Somalia: One Year On. Diakses dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/7155868.stm pada 7 Juni 2016

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xviii

Military Ranking 2011 by Global Firepower. Diakses dari

http://www.defenceforumindia.com/forum/threads/military-ranking-2011-

by-global-fire-power.28248 pada 17 Juni 2016

Military Ranking 2011 by Global Firepower. Diakses dari

http://www.defenceforumindia.com/forum/threads/military-ranking-2011-

by-global-fire-power.28248 pada 17 Juni 2016

Mohamed Sheikh Nor. Turkey‟s Erdogan Pledges 10.000 New Somalia Homes

During Visit. Diakses dari http://bloomberg.com/news/articles/2015-01-

26/turkey-s-erdogan-pledges-10-000-new-somali-homes-during-visit pada

16 Juni 2016

Mustafa Akyol. Why Did Al-Qaeda-Linked Group Hit Turkish Embassy in

Somalia. Diakses dari http://www.al-

monitor.com/pulse/originals/2013/08/somalia-al-qaeda-turkey-attack-al-

shabab.html pada 2 Mei 2016

National counterterrorism center. Terrorist Groups Al Shabaab. Diakses dari

http://www.nctc.gov/site/groups/al_shabaab.html pada 12 Juni 2016

National counterterrorism center. Terrorist Groups Al Shabaab. Diakses dari

http://www.nctc.gov/site/groups/al_shabaab.html pada 12 Juni 2016

Opening ceremony of Doctors Worldwide Turkey Shifa Hospital in Mogadishu.

Diakses dari http://reliefweb.int/report/somalia/opening-ceremony-doctors-

worldwide-turkey-shifa-hospital-mogadishu pada 16 JUni 2016

Reliefweb. UNHCR somalia briefing sheet, Juli 2011. Diakses dari

http://reliefweb.int/report/somalia/unhcr-somalia-briefing-sheet-july-2011

pada 6 Juni 2016

Republic of Turkey Prime Minister Disaster & Emergency Management

Authority. Project Investments. Diakses dari

https://www.afad.gov.tr/EN/IcerikDetay1.aspx?IcerikID=985&ID=158 pada

3 Mei 2016

Republic of Turkey Prime Minister Disaster & Emergency Management

Authority. Humanitarian Aid.

https://www.afad.gov.tr/EN/IcerikDetay1.aspx?IcerikID=983&ID=158

Republic of Turkey Prime Minister Disaster & Emergency Management

Authority. Project Investments. Diakses dari

https://www.afad.gov.tr/EN/IcerikDetay1.aspx?IcerikID=985&ID=158 pada

3 Mei 2016

Reuters. Al Shabaab Claim Attack on Turkish Mission in Somalia, Three Dead.

Diakses dari http://mobile.reuteurs.com/article/idUSBRE96Q0A420130728

pada 16 Juni 2016

Reuters. Al Shabaab Claim Attack on Turkish Mission in Somalia, Three Dead.

Diakses dari http://mobile.reuteurs.com/article/idUSBRE96Q0A420130728

pada 16 Juni 2016

Somalia Again Is At Top Of Failed States List. CNN. Diakses dari

http://editor.cnn.com/2011/WORLD/africa/06/21/failed.states/index.html

pada 9 Juni 2016

Somalia: Turkey to build Military Training base in Somalia. Di akses dari

http://allafrica.com/stories/201601081285.html pada 20 April 2016

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xix

Suicide Car Bomb Targets Mogadishu Hotel As Turks Meet On Eve Of Erdogan

Visit. Diakses dari http://hurriyetdailynews.com/suicide-car-bomb-targets-

mogadishu-hotel-as-turks-meet-on-eve-of-erdogan-

visit.aspx?pageID=238&nID=77289&NewsCatID=357 pada 26 Juni 2016

The Ankara Communique Released At The End Of The Meetings Between

Somali And Somaliland, 13 April 2012 Ankara. Republic Of Turkey

Ministry Of Foreign Affairs. Diakses Dari http://www.mfa.gov.tr/ankara-

communique-_-between-somali-and-somaliland_-13-april-2013.en.mfa pada

29 April 2016

The Economist. Africa‟s Impressive Growth. Diakses dari

http://www.economist.com/blogs/dailychart/2011/01/daily_chart pada 17

Juni 2016

Turkey Government Stats. Diakses dari http://www.nationmaster.com/country-

info/profiles/turkey/government pada 16 Juni 2016

Turkish Charity Builds Children‟s Hospital In Somalia. Diakses dari

http://hurriyetdailynews.com/turkish-charity-builds-childrens-hospital-in-

somalia---.aspx?pageID=238&nID=95722&NewsCatID=357 pada 25 Juni

2016

UNHCR Emergency Response. East Africa crisis: Horn of Africa- Somalia,

Kenya, Ethiopia, Djibouti, Eritrea. Diakses dari

http://www.unrefugees.org.au/emergencies/current-emergencies/east-africa-

crisis pada 7 Juni 2016

UNHCR. Heavy clashes continue to kill and displace thousands of civilians in

Mogadishu. Diakses dari http://www.unhcr.org/4bffaf6b6.html pada 7 Juni

2016

UNHCR. UNHCR Appeals for US$60 million to Help Growing Numbers of

Displaced Somalis. Diakses dari http://www.unhcr.org/4beac9389.html pada

6 Juni 2016

Wounded Officers in Somali bombing Arrive in Turkey. Diakses dari

http://hurriyetdailynews.com/Default.aspx?PageID=517&NID=51584&Ne

wsCatID=357 pada 27 Juni 2016

Yardimeli International Humanitarian and Association. Somalia Hospital Project

About. Diakses dari http://yardimeli.org.tr/en/news/18474/somali-cocuk-

hastanesi-projesi-hakkinda pada 16 Juni 2016

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xx

Lampiran 1

Hasil wawancara dengan Bapak Federico Donelli

(PhD Researcher at University of Genoa)

Wawancara dilakukan melalui email [email protected] dan

[email protected]

Pada Kamis, 2 Juni 2016 pada 21:17 WIB dan Rabu, 8 Juni 2016 13.26 WIB

1. CHQ: In recent years, Turkey under AKP administration has made several

foreign policies thatseem to have a policy shifting. Turkey isn’t west-centered

anymore. Turkey’s started to deepen its relation with the east, like Asia and

Africa. Many relates this to “Strategic Depth” which was delivered by Foreign

Minister of Turkey, Mr.Ahmet Davutoglu. He argues Turkey posses the strategic

depth due to its historical and geographic position and claimed Turkey as the

central power. Do you think this “Strategic Depth” is the main basis behind

Turkey’s Foreign Policy to broaden its influence in Africa and to come to

Somalia?

FD: If we consider only the narrative of Turkey Foreign Policy (FP) the answer

could be “yes”, because the strong rhetoric of which is centered the Strategic

Depth, but more in general the whole academic thought of Ahmet Davutoğlu, is

about the historical role of Turkey as a central country. This idea is rooted in

Davutoğlu vision of history; he thinks that nowadays we are in the middle of a

period of rapid changing, or (as he said) “rapid stream of history”. Thus, there are

many opportunities for ambitious countries (as Turkey as well) which are looking

for a new place in the international system (“In a dynamic conjuncture, in

contrast, making a difference is possible, and this depends on presenting a

political rationale with the potential to shape such a conjuncture…”). In order to

do that Turkey has to take an active stance, based on a sounawareness that one is

a subject that affects the dynamic flow of history. But in IR and specifically in

Foreign Policy, the narrative and the practice of country‟s agenda are completely

different things. Behind Turkey‟s effort in Somalia there are a multiple of factors

with a mix of value-based and interest-oriented ones.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xxi

2. CHQ: The close relation between Somalia and Turkey was boosted in 2011

drought crisis, whenErdogan and his delegation team came to Somalia and giving

the aid with significant number. First of all, in Your opinion, What are the factors

that encouraged Erdogan to do so? Do You think Somalia was the milestone

country for Turkey to build the close relation with Africa? Why Turkey Chose

Somalia then? Was it because the good timing for Turkey to implement the

“Humanitarian Diplomacy” in Somalia or did the shared religious value between

them matter as well?

FD: We can enlightened several factors behind the Turkish interest for Africa,

among these: firstly, difficulties in the European Union (EU) accession process;

secondly, opening new markets for Turkish products; thirdly, looking for greater

operating autonomy from traditional Western allies; fourthly, gaining political

visibility and support inside international fora and, finally, fostering sustainable

African economic development by transferring Turkey‟s managerial skills and

technological know-how. Turkey‟s rapprochement with Somalia formally began

with the Istanbul Conference on Somalia during May 21-23, 2010 as part of the

Djibouti Agreement. However, in 2011 Somalia was a failed State and forgotten

country for international community. Its isolation was seen as an opportunity by

Turkey to show to the world its ability to handle a political and humanitarian

crisis, but at the same time, to reinforced its image in Africa. Moreover Somalia

presents historical links (useful in Turkey public diplomacy and also narrative)

and it is seen (not only by Turkey) as one of the greater Middle East suburbs.

Religious matters in Somalia are not a priority of Turkey‟s intervention but are an

important element of its efforts. The Somalis are primarily Sunni Muslims.

Turkey‟s use of religion has the aim of preventing faith from becoming a conflict

category by offering a model of inter confessional dialogue and reconciliation. I

also think that we cannot completely understand turkey humanitarian diplomacy

and humanitarianism without consider the role of Islam.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xxii

3. CHQ: As we know that Somalia is claimed by the international community as

a failed state having risky and unstable condition, so what makes Turkey want to

invest for the long term in Somalia? Besides, there is a terrorism group called Al-

Shabaab that attacked Turkey humanitarian officials and Turkish Embassy in

Mogadishu for several times, but why Turkey insist to stay and help Somalia?

How does Turkey deal with that?

FD: In the mid-term I think that Turkey will continue to invest resources and its

own image in Somalia because it assumed this as a lab to show to the whole world

its ability in managing crisis situations and post-conflict scenario. During last five

years, mainly after the Arab Uprisings, Turkey has lost a lot of international

credibility (gained in the previous decade “Turkish model” “Turkey soft

power”…). Especially the Syrian crisis highlighted the gap between Turkey‟s

rhetoric and its concrete power to operate and influence its neighbors or more in

general its partners (as Syria was until 2012!).We must have an overall vision

about Turkey FP, thus Somalia and Syria are linked situations, as well as

Myanmar and Afghanistan ones. For these reasons Turkey will insist in its effort

to Somalia normalization process even if Al-Shabaab terrorist attacks.

4. CHQ: Somalia indeed has some natural resources such as oil reserves and has

the longest coastal line in Africa. Although there is no official data for the total

number of oil reserves in Somalia, Turkey’s Genel Energy has already signed the

contract to explore Somalia oil but unfortunately the exploration was stopped

after 18 months because of security consideration. Do You think the oil and

coastal line things are the big (enough) incentives for Turkey?.

FD: No, I don‟t think so. Rather I think that Somalia could represent a gateway

toward Africa for Turkish goods and for the owners of small and medium

enterprises, mainly after the Middle Eastern turbulence due to the so called Arab

Uprisings (2011). Moreover about the oil, nowadays Norwegian specialists signed

a deal with the Somali government to explore the coast for oil and gas after

discoveries in Kenya, Tanzania and Mozambique.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xxiii

5. CHQ: Not only actively involved in social and development sphere of Somalia,

Turkey even come into political reconciliation between Somalia and Somaliland

by fasilitating the negotiation talk several times. Why Turkey seems need to help

them having a peaceful settlement?

FD: Turkey has choose to move into the hard political negotiations process for

two main reasons: 1) if you are a humanitarian actor (state and non state) and want

to do your best in some crises you have to be able to operate in all zones of the

country and with every type of actor or conflict-parties. In order to do that you

have to carry out what is well known as “humanitarian access negotiation”, and

that the reason why I think in Somali crisis and more in general in Turkish

approach is very important the role played by non state actors and civil society

organizations such as NGOs, foundations etc.. Because the can reach and establish

contacts with all conflict factions. 2) the other reason is because the main

Turkey‟s aim remains to grow its international role, and Somali situations

presented a good opportunity to prove its ability not only in political mediation

but also in supporting a state-building process (not nation-building!!). The reason

why Turkey needs help, is because behind Somali civil conflict there are

dynamics of balance of power that involve regional actors (Ethiopia, Eritrea,

Kenya..) and external actors (Saudi Arabia, China, US, EU..). So, the only way to

ensure peace and stability is through a comprehensive strategy inclusive the will

of all..the problem is that I‟m not sure that this solution is what Somali people

want and need.

6. CHQ: In early 2016 Turkey planned to build its second foreign military based

in Somalia after stating to build the first one in Qatar around 2015. In Your

opinion, what caused Turkey to determine this bold policy regarding the best and

worst possibility impact that might come in the future?

FD: Turkey in recent years has focused primarily on its soft power. This choice

has been dictated both by domestic political motivations (reduce the role of army)

and by a specific FP strategy. However, recent development in the region (Sunni-

Shi‟a tensions) and also inside its own borders (Kurdish question, PKK

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xxiv

terrorism..) pushed Turkey to a more focus on its hard power. The Qatar base and

the Somali one are close linked because both can allow Turkish troops to

participate in military operations in a wide region (the Red Sea, Northern Africa,

and the Persian Gulf). It is a sign of Turkish support for the Gulf counciland even

if Turkey relations with Iran are still strong (mainly in energy field!) A Turkish

military base in Qatar may be considered hostile by Teheran. Moreover, for the

first time since 1950 the Turkish navy will have access to the Pacific. It must be

considered (many scholars and analysts in Europe do not understand it or just do

not see it..!) that during the last two decades, the global center of gravity has

shifted more and more towards the East, and Pacific Ocean it becomes more and

more the heart of international system. Thus Turkey doesn‟t want to be excluded.

Behind the decision to build a military base in Somalia there is also the awareness

that local security forces are not able to guarantee both, humanitarian and political

normalization against the Al-Shabaab militant group.

7. CHQ: After the series of foreign aid that Turkey’s given to Somalia, Turkey

under Erdogan Leadership seem to have a trustable and intimate image with

Somalia, both the TFG government and the Somali people. Do You think Turkey

will still keep this close relation with Somalia after Erdogan leave the office?

FD: Unfortunately, I cannot predict the future. But, if we consider that many of

the Turkish efforts are aimed at young Somalis (the future generation) it is likely

that the ties built during these years are a lasting long. The economic, commercial,

cultural and above all human relations are very strong and is hardly to think that it

will change in the future. Is more easy to think that will happen the same of the

Turkish Republic in Central Asia. During the „90s Turkey getting closer ties in

some field (economic, education, cultural) and today there are ruling classes

favorable to grow relations with Turkey. Anyway, at this moment, is difficult to

think that President Erdogan will leave his office.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xxv

Lampiran 2

Hasil wawancara dengan Bapak Mehmet Ozkan

(Regional Director di Turkish Cooperation And Coordination Agency (TIKA))

Wawancara dilakukan melalui email [email protected] dan

[email protected]

Pada Senin, 6 Juni 2016 pada 13.49 WIB dan 23.51 WIB

1. CHQ: In recent years, Turkey under AKP administration has made several

foreign policies thatseem to have a policy shifting. Turkey isn’t west-centered

anymore. Turkey’s started to deepen its relation with the east, like Asia and

Africa. Many relates this to “Strategic Depth” which was delivered by Foreign

Minister of Turkey, Mr.Ahmet Davutoglu. He argues Turkey posses the strategic

depth due to its historical and geographic position and claimed Turkey as the

central power. Do you think this “Strategic Depth” is the main basis behind

Turkey’s Foreign Policy to broaden its influence in Africa and to come to

Somalia?

MO: Strategic Depth argues that Turkey should have strong relations in near

abraod and should have a better relations with the far away places. Turkey's

Africa policy is an extension of this. Somalia has been the best repurcussion of

this policy in pratcice in terms of implementing Strategic Depth.

2. CHQ: As we know that Somalia is claimed by the international community as a

failed state having risky and unstable condition, so what makes Turkey want to

invest for the long term in Somalia? Besides, there is a terrorism group called Al-

Shabaab that attacked Turkey humanitarian officials and Turkish Embassy in

Mogadishu for several times, but why Turkey insist to stay and help Somalia?

How does Turkey deal with that?

MO: Turkey sees Somalia as a brother country, knowing that Somalia may not

have a full stability in future. Turkish policy in Somalia is just helping a

state/people to own their problems and solve them. However, Turkey's Somalia

policy has given lots of credit and prestige in foreign policy, Africa policy. Now

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40498/2/CHESA HELSIN...repository.uinjkt.ac.id

xxvi

western countries consult with Turkey almost every issue related to Somalia. They

know that Turkey did in 4 years what western countries could not do in 20 years.

3. CHQ: Not only actively involved in social and development sphere of Somalia,

Turkey even come into political reconciliation between Somalia and Somaliland

by fasilitating the negotiation talk several times. Why Turkey seems need to help

them having a peaceful settlement?

MO: Political actors trust Turkey very much. They know that Turkey does not

take sides. So they asked Turkey to play a mediator role in Somalia. If there is

peace in Somalia, it is better for development of Somalia and Somalians.

4. CHQ: After the series of foreign aid that Turkey’s given to Somalia, Turkey

under Erdogan Leadership seem to have a trustable and intimate image with

Somalia, both the TFG government and the Somali people. Do You think Turkey

will still keep this close relation with Somalia after Erdogan leave the office?

MO: Somalia issue is a domestic issue in Turkey. Even after Erdogan leaves

office, Turkey's Somalia engagement will continue. There is no opposition to

Turkey's Somalia policy inside Turkey among political parties. Indeed, all are

supportive.