web viewpraktikum akuntansi biaya. pta 2017 / 2018. pengenalan visual basic. ... pilih microsoft...
TRANSCRIPT
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
1
PENGENALAN VISUAL BASIC
Visual Basic adalah bahasa pemograman tingkat tinggi GUI (General User Interface) dimana pengguna computer berkomunikasi dengan computer tersebut menggunakan gambar/grafik.
Salah satu cara untuk mengaktifkan Visual Basic adalah menjalankannya dari Menu Start, pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya pilih shortcut Microsoft Visual Basic 6.0. Setelah itu pilihlah Standard EXE, kemudian klik pada tombol Open. Maka akan muncul gambar dibawah ini:
Menu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa digunakan dalam Visual Basic, kemudian Main Toolbar berisi perlengkapan dan fasilitas yang terdapat di Visual Basic, Toolbox berisi tools-tools yang sering digunakan dalam membuat program dalam Visual Basic tools ini bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan, Project Explorer adalah window yang berisi nama project nama-nama form dan digunakan untuk menambah dan mengurangi form, Properties Window digunakan untuk memodifikasi form atau objek yang aktif. Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam praktikum ini:
1. Label : Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat
diperbaiki oleh pemakai program.
2. Text Box : Untuk menampilkan teks dan pemakai dapat berinteraksi
dengannya.
Main Toolbar
Project Explorer
Menu Bar
Form Window
Toolbox
Properties Window
Code Windoww
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
2
3. Command Button : Untuk membuat sebuah tombol pelaksana perintah.
4. Line : Untuk menggambar garis.
5. MaskEdBox : Untuk membuat kotak inputan.
Cara Menambahkan Maskedbox Pada Toolbox
1. Klik kanan pada toolbox yang kosong.
2. Setelah itu pilih Components, cari dan beri tanda ceklis pada Microsoft Masked Edit
Control 6.0
3. Setelah itu klik Apply lalu klik Ok.
Keterangan :
Input merupakan tempat memasukkan data.
Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat
memasukkan koding).
Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan
dalam proses.
Mb 1 Mb 2 Mb 3
Mb 4 Mb 5 Mb 6
Mb 7
Input Proses
Output
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
3
BAB I
HARGA POKOK PRODUKSI
A. Definisi Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber
ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.
Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya
biaya-biaya yang dikorbankan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi
yang siap untuk dijual dan dipakai.
Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan,
karena harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang ikut memengaruhi
penentuan harga jual dasar penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
pengolahan perusahaan.
Harga pokok produksi juga digunakan untuk menentukan besarnya
keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga dapat diketahui jumlahnya
dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi
suatu produk tersebut.
Perhitungan harga pokok produksi dimulai dengan menjumlahkan biaya-
biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada
pekerjaan pada setiap periode.
Untuk menghitung harga pokok produksi secara tepat dan teliti, maka biaya
yang harus dikeluarkan harus diklasifikasi menurut aliran-aliran biaya itu sendiri. Di
dalam akuntansi yang konvensional, komponen harga pokok produksi terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
B. Komponen Biaya Harga Pokok Produksi
Komponen biaya produksi dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap
yang berbeda dalam operasi suatu bisnis, total biaya produksi terdiri dari dua elemen
yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
4
1) biaya manufaktur
Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan
sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku sering disebut juga sebagai biaya
utama sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut sebagai
biaya konversi.
2) biaya komersial.
biaya komersial adalah biaya yang timbul diluar dari kegiatan produksi seperti biaya
pemasaran dan biaya administrasi dan umum.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen biaya produksi :
Biaya Bahan Baku
Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku merupakan
harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang atau
produk.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara
fisik ke dalam pembuatan produk, dan bisa pula ditelusuri dengan mudah atau tanpa
memakan banyak biaya. Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang
dipergunakan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh : gaji dan
upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan
barang.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin,
alat-alat, tempat kerja dan sebagainya. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label
tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
5
CONTOH KASUSHARGA POKOK PRODUKSI
PT. SEMANGAT bergerak di bidang pembuatan taswanita. Pada bulan September
2016 perusahaan memproduksi 600 unit taswanita dengan harga Rp 200.000 per unit, berikut
ini adalah rincian biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan :
1. Pembelian bahan baku Rp 6.000.000, dan bahan penolong 35% dari pembelian bahan
baku.
2. Ongkos angkut pembelian Rp 200.000
3. Potongan pembelian 5% dari pembelian bahan baku langsung.
4. Perusahaan menggaji 20 orang karyawan dengan gaji Rp 450.000 per bulan dan
seorang manajer sebesar Rp 2.000.000.
5. Perusahaaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 525.000, biaya depresiasi pabrik
sebesar Rp. 185.000, biaya asuransi pabrik Rp 150.000, biaya bahan bakar Rp.
100.000, biaya kesejahteraan karyawan Rp. 1.000.000 , biaya reparasi &
pemeliharaan Rp. 600.000 dan biaya pabrik lain-lain sebesar Rp 320.000.
6. Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 850.000, biaya pemasaran Rp 800.000
7. Pajak sebesar 10%
8. 2,5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data-data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan (Inventory) Awal AkhirBahan baku Rp 495.000 Rp 235.000
Barang dalam proses Rp 465.000 Rp 540.000Barang jadi Rp 725.000 Rp 510.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead parik!
3. Hitung biaya produksi!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
6
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
JAWABAN :
1. Menghitung besarnya biaya bahan baku
Persediaan bahan baku awal Rp 495.000
Pembelian bahan baku Rp 6.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp 200.000 +
Rp 6.200.000
Potongan pembelian Rp 300.000 –
Pembelian bersih Rp 5.900.000 +
Bahan baku siap digunakan Rp 6.395.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 235.000 –
Biaya Bahan Baku Rp 6.160.000
2. Menghitung besarnya biaya overhead pabrikBahan penolong Rp 2.100.000
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 2.000.000
Biaya listrik pabrik Rp 525.000
Biaya asuransi pabrik Rp 150.000
Biaya depresiasi pabrik Rp 185.000
biaya bahan bakar Rp.100.000
biaya kesejahteraan karyawan Rp.1.000.000
biaya reparasi & pemeliharaan Rp. 600.000
Biaya pabrik lain-lain Rp 320.000+
Biaya Overhead Pabrik Rp 6.980.000
3. Menghitung besarnya biaya produksi Biaya bahan baku langsung Rp 6.160.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 9.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 6.980.000+
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
7
Biaya Produksi Rp 22.140.000
4. Menghitung besarnya harga pokok produksi
Persediaan BDP awal Rp 465.000
Biaya produksi Rp 22.140.000+
Barang dalam proses Rp 22.605.000
Persediaan BDP akhir Rp 540.000–
Harga Pokok Produksi Rp 22.065.000
5. Menghitung besarnya harga pokok penjualan
Barang jadi awal Rp 725.000
Harga pokok produksi Rp 22.065.000+
Barang tersedia untuk dijual Rp 22.790.000
Persediaan barang jadi akhir Rp 510.000–
Harga Pokok Penjualan Rp 22.280.000
6. Membuat laporan laba rugi
PT. SEMANGATINCOME STATEMENT
SEPTEMBER 2016
Penjualan 600 x Rp 200.000 Rp 120.000.000
Potongan penjualan 2,5% x Rp 120.000.000 Rp 3.000.000–
Penjualan bersih Rp 117.000.000
Harga pokok penjualan Rp 22.280.000 –
Laba kotor Rp 94.720.000
Beban Usaha :
Beban pemasaran Rp 800.000
Biaya administrasi dan umum Rp 850.000 +
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
8
Jumlah beban Usaha Rp 1.650.000 –
Laba sebelum pajak Rp 93.070.000
Pajak (10% x Rp93.070.000) Rp 9.307.000 –
Laba setelah pajak Rp 83.763.000
KASUSHARGA POKOK PRODUKSI
PT. MAJU bergerak di bidang pembuatan baju anak - anak. Pada bulan Desember
2016 perusahaan memproduksi 550 unit baju anak - anak dengan harga Rp 100.000 per unit,
berikut ini adalah rincian biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan :
1. Pembelian bahan baku Rp 5.500.000, dan bahan penolong 30% dari pembelian
bahan baku.
2. Ongkos angkut pembelian Rp 180.000
3. Potongan pembelian 4% dari pembelian bahan baku langsung.
4. Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 500.000 per bulan dan
seorang manajer sebesar Rp 1.500.000.
5. Perusahaaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 458.000, biaya depresiasi
pabrik sebesar Rp. 165.000, biaya asuransi pabrik Rp 170.000, biaya bahan bakar
Rp. 125.000, biaya kesejahteraan karyawan Rp. 900.000 , biaya reparasi &
pemeliharaan Rp. 450.000 dan biaya pabrik lain-lain sebesar Rp 240.000.
6. Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 785.000, biaya pemasaran Rp 700.000
7. Pajak sebesar 10%
8. 2% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data-data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan (Inventory) Awal AkhirBahan baku Rp 375.000 Rp 194.000
Barang dalam proses Rp 399.000 Rp 478.000Barang jadi Rp 687.000 Rp 496.000
Diminta :
1) Hitung besarnya biaya bahan baku!
2) Hitung biaya overhead parik!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
9
3) Hitung biaya produksi!
4) Hitung harga pokok produksi!
5) Hitung harga pokok penjualan!
6) Buat laporan laba rugi!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
10
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
11
BAB II
HARGA POKOK PESANAN
( JOB ORDER COSTING )
Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi
untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Tujuan dari metode harga pokok pesanan
adalah untuk menentukan harga pokok produk masing – masing pesanan, baik secara
keseluruhan dari setiap pesanan atau persatuan.
A. Karekteristik Usaha Perusahaan yang produksinya Berdasarkan Pesanan
1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus – putus.
2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya yang ditentukan oleh pemesan.
3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di
gudang.
B. Ciri Khusus Harga Pokok Pesanan
1) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang sesuai
dengan spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap
pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung
harga pokok pesanan dengan relative teliti dan adil.
3) Biaya produksi dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Biaya Langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku (raw material) dan
biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang dihitung berdasarkan
biaya sebenarnya.
b) Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi diluar biaya
bahan baku disebut dengan istilah biaya overhead pabrik yang dibebankan
berdasarkan tarif dimuka.
4) Harga Pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai
diproduksi.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
12
5) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang
bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
6) Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga
pokok pesanan (job order cost method).
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok
produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
1) Menentukan Harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
3) Memantau realisasi biaya produksi
4) Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
1. Menentukan Harga Jual yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya
produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu, dengan formula
sebagai berikut :
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx
Taksiran biaya non produksi yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx +
Taksiran total biaya pesanan /HP produk Rp xxx
Laba yang diinginkan Rp xxx +
Taksiran harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Untuk menghitung biaya produksi suatu pesanan dihitung sebagai berikut :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya kerja langsung Rp xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx +
Taksiran biaya produksi Rp xxx
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
13
2. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
Adakalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di
pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima
atau menolak pesanan. Untuk pengambilan keputusan, manajemen memerlukan
informasi total harga pokok produksi pesanan yang akan diterima tersebut. Tanpa
memiliki informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan
apakah harga yang diminta pe mesan dapat menghasilkan laba bagi perusahaan.
Cara perhitungannya sebagai berikut :
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx +
Taksiran total biaya produksi Rp xxx
Biaya non produksi :
Taksiran biaya adm & umum Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp xxx +
Taksiran total biaya non produksi Rp xxx +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx
3. Memantau Realisasi Biaya Produksi
Informasi taksiran biaya produksi bermanfaat sebagai salah satu dasar
untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan. Jika pesanan telah
diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan didalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena itu,
akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan
yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan
tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan
sebelumnya. Cara perhitungannya sebagai berikut :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx +
Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
14
4. Menghitung Laba atau Rugi Tiap Pesanan
Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui
kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba
atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen
untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan,
yang dihitung sebagai berikut :
Harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Biaya produksi pesanan tertentu:
Biaya bahan baku Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx +
Total biaya produksi pesanan Rp xxx -
Laba / rugi bruto Rp xxx
5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses
yang Disajikan Dalam Neraca
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat
menentukan biaya produksai yang melekat pada pesanan yang telah selesai
diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan yang
disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang
melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca, disajikan dalam neraca
sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
15
CONTOH KASUSHARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO LABALA menerima pesanan dengan nomor IBL 2503 untuk membuat 8.000
Boneka yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3
departemen, yaitu departemen X adalah departemen pemotongan bahan baku, Departemen Y
adalah departemen penjahitan dan Departemen Z adalah departemen penyelesaian. Berikut
ini informasi yang dibutuhkan :
Bahanbakuutama Rp850.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp400.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. X DEPT. Y DEPT. Z
Jumlah jam TKL 5.000 jam 6.500 jam 7.800 jam
Upahlangsung Rp.28.000/jam Rp.40.000/jam Rp.50.000/jam
Jam mesin yang digunakan 3.500 jam 4.000 jam 6.000 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen X sebesar Rp. 566.370.000 dengan kapasitas
yang direncanakan 45.000 jam TKL, Departemen Y sebesar Rp.555.060.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 60.000 JM, dan Departemen Z sebesar Rp. 606.475.000
dengan kapasitas direncanakan 85.000 JM. Harga jual per unit 75% dari total biaya produksi
per unit.
Diminta:
1. Hitung total harga pokokproduksi
2. Hitung harga jual per unit
3. Buatlah kartu harga pokok pesanan
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
16
JAWABAN :
1. MENGHITUNG TOTAL HARGA POKOK PRODUKSI
BBB Utama : Rp. 850.000 x 5.000 = Rp. 4.250.000.000
Tambahan : Rp. 400.000 x 5.000 = Rp. 2.000.000.000 +
Total BBB Rp. 6.250.000.000
BTK Dept X : 5.000 x Rp. 28.000 = Rp. 140.000.000
Dept Y : 6.500 x Rp. 40.000 = Rp. 260.000.000
Dept Z : 7.800 x Rp. 50.000 = Rp. 390.000.000 +
Total BTK Rp. 790.000.000
BOP Tarif dept X : Rp.566.370.000/ 45.000 = Rp. 12.586/jam
Tarif dept Y : Rp. 555.060.000 / 60.000 = Rp. 9.251/jam
Tarif dept Z : Rp. 606.475.000/ 85.000 = Rp. 7.135/jam
BOP dept X : Rp. 12.586 x 3.500 = Rp. 44.051.000
BOP dept Y : Rp. 9.251 x 4.000 = Rp. 37.004.000
BOP dept Z : Rp. 7.135 x 6.000 = Rp. 42.810.000 +
Total BOP Rp. 123.865.000
Jumlah harga pokok produksi Rp. 7.163.865.000
2. MENGHITUNG HARGA JUAL PER UNIT
Harga jual per unit = (Rp7.163.865.000X 75%) / 8.000 = Rp. 671.612,3438
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
17
3. KARTU HARGA POKOK PESANAN
TOKO LABALA
JL Merdeka Jaya Jakarta
Telp : (021) 9991452
JOB ORDER COST SHEET
ORDER NO : LBL2503 To : SifaMaulidina
Production : Boneka Quanttity : 8.000 Unit
Character : Directly Date : 25/03/2017
Subscription
1. Raw Material Cost
Prime Rp 4.250.000.000
Addition Rp 2.000.000.000
Total Cost Rp.6.250.000.000
2. Direct Labor Cost
Dept X : 5.000 x Rp. 28.000 = Rp. 140.000.000
DeptY : 6.500 x Rp. 40.000 = Rp. 260.000.000
Dept Z : 7.800 x Rp. 50.000 = Rp. 390.000.000 +
Total Cost Rp. 790.000.000
3. Factory Overhead Cost
Dept X: Rp. 12.586x 3.500 = Rp. 44.051.000
Dept Y: Rp. 9.251x 4.000 = Rp. 37.004.000
Dept Z : Rp. 7.135 x 6.000 = Rp. 42.810.000 +
Total Cost Rp. 123.865.000
Total Production Cost Rp.7.163.865.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
18
KASUSHARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO FAMILY menerima pesanan dengan nomor FMY2617 untuk membuat
15.000 Dompet yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3
departemen, yaitu departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku, Departemen B
adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut
ini informasi yang dibutuhkan :
Bahan baku utama Rp650.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp200.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. A DEPT. B DEPT. C
Jumlah jam TKL 4.800 jam 5.500 jam 6.900 jam
Upah langsung Rp.27.000/jam Rp.45.000/jam Rp.55.000/jam
Jam mesin yang digunakan 2.200 jam 3.800 jam 4.600 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp. 432.000.000 dengan kapasitas
yang direncanakan 48.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp. 396.500.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 61.000 JM, dan Departemen C sebesar Rp. 493.850.000
dengan kapasitas direncanakan 83.000 JM. Harga jual per unit 80% dari total biaya produksi
per unit.
Diminta:
1) Hitung total harga pokok produksi
2) Hitung harga jual perunit
3) Buatlah kartu harga pokok pesanan
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
19
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
Total biaya produksi selama periode tertentu
Jumlah satuan produk yang dihasilkan selama jangka waktu yangbersangkutan
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
20
BAB III
HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR
(PROCESS COSTING)
A. Definisi Harga Pokok Proses (Process Costing)
Harga pokok proses (Process Costing) merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa.
Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka
waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara :
B. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk
perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah
sebagai berikut :
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
21
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogen atau sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
4. Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus
5. Tujuan produksu adalah untuk persediaan yang selanjutnya untuk dijual
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi brutoperiodetertentu
4. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Metode harga pokok proses tanpa memperhitungkan persediaan produk dalam
proses awal, yaitu:
1. Metode harga pokok proses diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah hanya melalui satu departemen produksi.
2. Diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi.
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan
harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :
Produk hilang pada awal proses
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga
tidak diikutsertakan dalam perhitungan-perhitungan unit ekuivalen si produk
yang dihasilkan dalam departemen tersebut.
Produk hilang pada akhir proses
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi
yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
22
diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalen si produk yang dihasilkan
oleh departemen tersebut.
CONTOH KASUSHARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
“ LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI “
PT. SECRET GARDEN memulai produksinya tahun 2017 melalui 2 departemen.
Departemen I sebagai Pengolahan dan Departemen II sebagai Penyelesaian. Adapun data
produksi pada bulan Juni 2017, sebagai berikut :
( Dalam Unit )
Departemen I Departemen II
Jumlah Produk Masuk Proses 15.000 -(unit started)
Selesai Dikirim ke Departemen Berikut 10.000 -(finished goods and transfered out)
Diterima dari Departemen Sebelumnya - 10.000(unit received)
Selesai Dikirim ke Gudang - 9.500(finished goods and transfered out
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
23
Produk dalam Proses AkhirBBB 100%, BK 70 % 5.000 -
BK 60 % - 500
Biaya Produksi untuk bulan Juni 2017 :
Departemen 1 Departemen IIBBB (raw material cost) 22.500.000 -BTK (direct labor cost) 17.550.000 12.740.000BOP (factory overhead) 13.500.000 10.290.000
Data-data lain:
Pada bulan Juni 2017 terjual 9000 unit dengan harga jual Rp 25.000, dimana diketahui biaya
administrasi dan umum Rp 5.000.000 dan biaya pemasaran Rp. 4.900.000.
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Juni
2017 !
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan juni 2017!
JAWABAN :
1. Laporan Harga pokok produksi
PT. SECRET GARDEN
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN I
(PRODUCTION COST REPORT DEPARTEMENT I)
JUNI 2017
Laporan Produksi (production report) Unit
Jumlah Masuk Proses (unit started) 15.000
Ditransfer ke Departemen Penyelesaian 10.000
Barang Dalam Proses (BBB 100%, BK 70%) 5.000 +
Jumlah Produk yang Dihasilkan 15.000
Biaya Dibebankan di Dept. I
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalen
HPP/unit
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
24
BBB 22.500.000 10.000 + (5.000 X 100 %) = 15.000 1.500
BTK 17.550.000 10.000 + (5.000 X 70 %) = 13.500 1.300
BOP 13.500.000 + 10.000 + (5.000 X 70 %) =13.500 1.000 +
Jumlah Biaya 53.550.000 3.800
Perhitungan HP Produk Selesai di Transfer ke Dept. II
HP. Produk selesai untuk di Transfer ke Dept. II (10.000 unit X Rp 3.800) 38.000.000
Perhitungan HP Produk Dalam Proses Dept. I
BBB = 5.000 X 100% X 1.500 = 7.500.000
BTK = 5.000 X 70% X 1.300 = 4.550.000
BOP = 5.000 X 70% X 1.000 = 3.500.000 +
15.550.000 +
Biaya Produksi Dept. I 53.550.000
PT. SECRET GARDEN
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN II
(PRODUCTION COST REPORT DEPARTEMENT II)
JUNI 2017
Laporan Produksi (production report) Unit
Produk Diterima dari Dept. I 10.000
Ditransfer ke Gudang 9.500
Barang Dalam Proses Akhir (BK 60%) 500 +
10.000
Biaya Dibebankan di Dept. II
Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalen HPP/unit
H.P. dari Dept. I 38.000.000 9.500+ (500*100%) = 10.000 3.800
Biaya Departemen Penyelesaian
BTK 12.740.000 9.500 + (500 X 60 %) = 9.800 1.300
BOP 10.290.000 + 9.500 + (500 X 60 %) = 9.800 1.050 +
23.030.000 + 2.350+
Biaya Kumulatif di Dept.II 61.030.000 6.150
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
25
Perhitungan HP Produk Selesai di Transfer ke Gudang
HP Produk Selesai di Transfer ke Gudang ( 9.500 unit X 6.150) 58.425.000
Perhitungan HP Produk Dalam Proses Dept. II
HP dari Dept. I = 500 X 3.800 = 1.900.000
BTK = 500 X 60 % X 1.300 = 390.000
BOP = 500 X 60 % X 1.050 = 315.000+
2.605.000 +
Biaya Produksi Dept. II 61.030.000
2. Laporan laba rugi
PT. SECRET GARDEN
LAPORAN LABA RUGI
JUNI 2017
Penjualan (9.000 unit * 25.000) 225.000.000
Harga pokok penjualan (9.000 unit * 6.150) (55.350.000)
Laba kotor 169.650.000
(-) Biaya komersial :
Biaya administrasi & umum 5.000.000
Biaya pemasaran 4.900.000+
(9.900.000) -
Laba bersih sebelum pajak 159.750.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
26
KASUSHARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
“ LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI “
PT. THE HEIRS memulai produksinya tahun 2017 melalui 2 departemen. Departemen I
sebagai Pengolahan dan Departemen II sebagai Penyelesaian. Adapun data produksi pada
bulan September 2017, sebagai berikut :
( Dalam Unit )
Departemen I Departemen II
Jumlah Produk Masuk Proses 20.000 - (unit started)
Selesai Dikirim ke Departemen Berikut 18.000 -(finished goods and transfered out)
Diterima dari Departemen Sebelumnya - 18.000(unit received)
Selesai Dikirim ke Gudang - 17.800(finished goods and transfered out
Produk dalam Proses AkhirBBB 100%, BK 90 % 2.000 -
BK 70 % - 200
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
27
Biaya Produksi untuk bulan September 2017 :
Departemen 1 Departemen II
BBB (raw material cost) 38.000.000 -
BTK (direct labor cost) 33.660.000 34.983.000
BOP (factory overhead) 27.720.000 27.807.000
Data-data lain:
Pada bulan September 2017 terjual 17.000 unit dengan harga jual Rp 35.000, dimana
diketahui biaya administrasi dan umum Rp 6.700.000 dan biaya pemasaran Rp. 6.650.000.
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Juni 2017 !
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan juni 2017!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
28
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
29
BAB IV
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
Harga pokok proses lanjutan adalah penguraian lebih lanjut metode harga pokok
proses yang telah memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam proses awal
periode. Harga pokok persediaan produk dalam proses yang dihitung harga pokoknya pada
akhir periode akan menjadi harga pokok persediaan produk dalam proses pada awal periode
dalam departemen produksi yang bersangkutan. Harga pokok produk dalam proses awal
periode ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk selesai yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Karakteristik persediaan produk dalam proses awal :
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.
Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan
yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga
pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang
bersangkutan dalam periode sekarang.
Metode penentuan harga pokok produksi dalam penentuan harga pokok proses yaitu :
1. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal
ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan
unit ekuivalen produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga
pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok
produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara
mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
30
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) menganggap biaya produksi
periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal
periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk
yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam
perhitungan unit ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses
awal harus diperhitungkan.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
31
CONTOH KASUSHARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. MISSING NINE memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen R dan departemen I.
Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Mei2017 :
Departemen R Departemen I
Produk dalam proses awal :
BB = 100% ; BK = 50% 10.000 -
TKL = 40 % ; BOP = 60% - 30.000
Produk Masuk Proses 70.000 -
Unit yang ditransfer dari Dept. R 50.000 -
Unit yang diterima ke Dept. I - 50.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 70.000
Produk dalam proses akhir :
BB 100%; BK 80% 30.000 -
TKL 50 %; BOP 80% - 10.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-Awal:
Harga Pokok dari Dep. R - Rp 53.000.000
Biaya Bahan Baku Rp35.500.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp32.750.000 Rp 50.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp35.250.000 Rp 41.500.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp44.500.000 -
BTKL Rp56.050.000 Rp 100.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp60.950.000 Rp 95.000.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing
Departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-rata!
JAWABAN :
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
32
PT. MISSING NINE
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. R
BULAN MEI 2017
Laporan Produksi (Production Report) Unit
Produk dalam proses awal :
BB = 100% ; BK = 50% 10.000
Produk Masuk Proses 70 .000 +
80.000
Unit yang ditransfer ke Dept. I 50.000
Produk dalam proses akhir
BB 100%; BK 80% 30 .000 +
80.000
Biaya yang dibebankan pada Dept. R :
Elemen
Biaya
HPP PDP
Awal
Biaya Bulan
MeiJumlah
Unit
EkuivalenHPP / Unit
BBB Rp 35.500.000 Rp 44.500.000 Rp. 80.000.000 80.000 1) Rp. 1.000
BTK Rp 32.750.000 Rp 56.050.000 Rp. 88.800.000 74.0002) Rp. 1.200
BOP Rp 35.250.000 Rp 60.950.000 Rp. 96.200.000 74.0002) Rp. 1.300
Jumlah Rp 103.500.000 Rp 161.500.000 Rp 265.000.000 Rp 3.500
** Ket :
1) 50.000+ ( 30 .000 * 100% ) = 80.000
2) 50.000+ ( 30 .000 * 80% ) = 74.000
Perhitungan Harga Pokok :
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
33
Harga pokok produk yang ditransfer ke Departemen I yaitu :
( 50.000* Rp. 3.500) Rp 175.000.000
Perhitungan pokok produk dalam proses akhir :
BBB 30.000 * 100% * Rp 1.000 = Rp 30.000.000
BTK 30.000 * 80% * Rp 1.200 = Rp 28.800.000
BOP 30.000 * 80% * Rp 1.300 = Rp 31.200.000 +
Rp 90.000.000 +
Total Harga Pokok Produk di Departemen R Rp 265.000.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
34
PT. MISSING NINE
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. I
BULAN MEI 2017
Laporan Produksi (Production Report) : Unit
Produk dalam proses awal 30.000
TKL = 40%, BOP = 60%
Produk yang diterima dari Dept. R 50.000 +
80.000
Produk yang ditransfer ke Gudang 70.000
Produk dalam proses akhir
TKL = 50%, BOP = 80% 10 .000 +
80.000
Biaya yang dibebankan pada Departemen I :
Biaya Produksi
HPP PDP Awal
BP Bulan Januari Jumlah Unit
EkuivalenHPP / Unit
HP Dept.R Rp 53.000.000 Rp 175.000.000 Rp 228.000.000 80.000 1) Rp 2.850TKL Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 Rp 150.000.000 75.000 2) Rp 2.000BOP Rp 41.500.000 Rp 95.000.000 Rp 136.500.000 78.000 3) Rp 1.750Jumlah Rp 144.500.000 Rp 370.000.000 Rp 514.500.000 Rp 6.600
** Ket :
1) 70.000 + 10.000 = 80.000
2) 70.000 + ( 10.000 x 50% ) = 75.000
3) 70.000 + ( 10.000 x 80% ) = 78.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
35
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke ke Gudang yaitu :
(70.000 * Rp 6.600) Rp 462.000.000
Perhitungan pokok produk dalam proses akhir :
Dari Dept.R 10.000 X 100% X Rp 2.850 = Rp 28.500.000
TKL 10.000 X 50% X Rp 2.000 = Rp 10.000.000
BOP 10.000 X 80% X Rp 1.750 = Rp 14.000.000 +
Rp 52.500.000 +
Total Harga Pokok Produksi yang dibebankan pada Dept.I Rp 514.500.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
36
KASUSHARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. ENDLESS LOVE memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen A dan departemen B.
Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Agustus 2017 :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses awal :
BB = 100% ; BK = 70% 4.000 -
TKL = 60 % ; BOP = 80% - 3.000
Produk Masuk Proses 46.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 42.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 42.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 40.000
Produk dalam proses akhir :
BB 100%; BK 50% 8.000 -
TKL 50 %; BOP 70% - 5.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-Awal:
Harga Pokok dari Dep. A - Rp 30.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 9.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp7.720.000 Rp 7.780.000
Biaya Overhead Pabrik Rp12.500.000 Rp 8.160.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp26.000.000
BTKL Rp 30.000.000 Rp 83.595.000
Biaya Overhead Pabrik Rp32.580.000 Rp 72.315.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing
Departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-rata!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
37
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
38
BAB V
VARIABEL COSTING
A. Definisi Variabel Costing
Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya-biaya produksi yang berperilaku variabel saja kedalam harga
pokok produksi. Harga pokok produk menurut metode variabel costing terdiri dari Biaya
bahan baku, Biaya tenaga kerja variabel, dan Biaya overhead pabrik variabel .
B. Manfaat Informasi Yang di Hasilkan Metode Variabel Costing :
Perencanaan laba jangka pendek
Pengendalian biaya
Pembuatan keputusan
C. Kelemahan Variabel Costing
Pemisahan pola perilaku biaya menjadi biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit
dan hasilnya merupakan taksiran.
Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk pelaporan eksternal,
maksudnya tidak sesuai dengan prinsip akuntansi (SAK) yang lazim.
Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variabel costing
akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu dan
menyajikan laba yang tidak normal pada periode lainnya.
Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga
pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga
akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis
keuangan.
. Contribusi Margin = Hasil Penjualan – Biaya Variabel
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
39
CONTOH KASUSVARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2016 dari PT Garland.
1. Produksi selama tahun 2016 sebanyak 400.000 unit.
2. 75% dari produksi tahun 2016 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 85.000.000
4. BTKL sebesar Rp 50.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp 37.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp 30.000.000
6. Harga jual per unit Rp 4.000
7. Biaya administrasi dan umum (V) sebesar Rp 18.000.000 dan Biaya administrasi
dan umum (T) sebesar Rp 12.500.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp 10.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp
12.000.000
Diminta :
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2016 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
40
JAWABAN :
a. Menghitung nilai persediaan akhir
Produk terjual = 75% x 400.000 unit = 300.000 unit
Persediaan akhir tahun 2016 = 25% x 400.000 unit = 100.000 unit
Nilai persediaan akhir tahun 2016 dengan metode variable costing :
BBB Rp 85.000.000
BTKL Rp 50.000.000
BOP (V) Rp 37.000.000 +
HP. Produksi Rp 172.000.000
HP. Produksi per unit =Rp 172.000 .000
400.000 = Rp 430
Nilai persediaan akhir tahun 2016 = 100.000 unit x Rp 430 = Rp 43.000.000
Nilai persediaan akhir tahun 2016 dengan metode full costing :
BBB Rp 85.000.000
BTKL Rp 50.000.000
BOP (V) Rp 37.000.000
BOP (T) Rp 30.000.000 +
HP. Produksi Rp 202.000.000
HP. Produksi per unit = = Rp 505
Nilai persediaan akhir tahun 2016 = 100.000 unit x Rp 505 = Rp 50.500.000
b. Laporan Rugi/Laba
Rp 202.000.000400.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
41
PT. GARLAND
LAPORAN L/R VARIABLE COSTING
PER 31 DESEMBER 2016
Penjualan 300.000 unit x Rp 4.000 Rp1.200.000.000
HPP Variable
BBB Rp 85.000.000
BTKL Rp 50.000.000
BOP (V) Rp 37.000.000 +
HP. Produksi Rp 172.000.000
Persediaan akhir Rp 43.000.000 -
HPP Variable Rp 129.000.000
By. Adm & Umum (V) Rp 18.000.000
By. Pemasaran (V) Rp 10.000.000 +
Total Biaya Variable Rp 157.000.000 -
Contribusi Margin Rp 1.043.000.000
Biaya Tetap
BOP (T) Rp 30.000.000
By. Adm & Umum (T) Rp 12.500.000
By. Pemasaran (T) Rp 12.000.000 +
Total Biaya Tetap Rp 54.500.000 -
Laba Bersih Rp 988.500.000
PT. GARLAND
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
42
LAPORAN L/R FULL COSTING
PER 31 DESEMBER 2013
Penjualan 300.000 unit x Rp 4.000 Rp 1.200.000.000
HPP Variable
BBB Rp 85.000.000
BTKL Rp 50.000.000
BOP (V) Rp 37.000.000
BOP (T) Rp 30.000.000 +
HP. Produksi Rp 202.000.000
Persediaan akhir Rp 50.500.000 -
HPP Rp 151.500.000 -
Laba Kotor Rp 1.048.500.000
Biaya Operasi
By. Adm & Umum (V) Rp 18.000.000
By. Pemasaran (V) Rp 10.000.000
By. Adm & Umum (T) Rp 12.500.000
By. Pemasaran (T) Rp 12.000.000 +
Total Biaya Operasi Rp 52.500.000 -
Laba Bersih Rp 996.000.000
KASUS
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
43
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2016 dari PT. APILICIOUS
1. Produksi selama tahun 2016 sebanyak 200.000 unit.
2. 85% dari produksi tahun 2016 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 70.000.000
4. BTKL sebesar Rp 65.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp 50.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp 55.000.000
6. Harga jual per unit Rp 6.000
7. Biaya administrasi dan umum (V) sebesar Rp 25.500.000 dan Biaya administrasi
dan umum (T) sebesar Rp22.500.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp 30.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar
Rp 33.000.000
Diminta :
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2016 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
44
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
45
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
46
BAB VI
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan ke harga pokok produk
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Kemudian analisa terhadap selisih antara BOP
yang dibebankan ke produk berdasarkan tarif dengan BOP yang sesungguhnya.
Perhitungan tarif BOP :
Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dibagi atas dasar
pembebanan sebagai berikut :
a. Satuan produk
Metode ini paling sederhana diantara metode lain, dimana jumlah BOP langsung
dibebankan pada produk.
b. Biaya bahan baku
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran bahan baku yang dipakai sebagai
produksi
c. Biaya tenaga kerja langsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran biaya tenaga kerja langsung
yang digunakan untuk memproduksi produk.
d. Jam tenaga kerja langsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam kerja langsung yang
digunakan untuk memproduksi produk.
e. Jam mesin
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin yang
digunakan untuk memproduksi produk.
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan = Tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
47
Penggolongan BOP Berdasarkan Perilakunya :
1. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume
kegiatan dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1) Biaya Overhead Pabrik Tetap
Adalah biaya overhead yang tidak berubah (konstan) dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu.
Contoh : depresiasi pabrik.
2) Biaya Overhead Pabrik Variabel
Adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan volume kegiatan.
Contoh : bahan penolong.
3) Biaya Overhead Pabrik Semivariabel
Adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan (gabungan biaya tetap dan variabel).
Contoh : biaya listrik
2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan departemen, dibagi
menjadi dua kelompok yaitu :
1) BOP Langsung Departemen, yaitu BOP yang terjadi pada departemen tertentu dan
manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
Contoh : biaya gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin, dan biaya
bahan penolong.
2) BOP Tidak Langsung Departemen, yaitu BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih
dari satu departemen.
Contoh : biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.
Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu departemen produksi maka proses
penentuan tarif BOP adalah sebagai berikut :
1. Menyusun anggaran BOP untuk masing-masing departemen produksi tersebut.
2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen produksi
yang bersangkutan.
3. Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP dibagi dengan dasar pembebanan.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
48
CONTOH KASUSBIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. MOANA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Agustus 2016 dengan kapasitas normal 5.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 9.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.500.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 800.000
Biaya bahan baker pabrik (Fuel) V Rp 1.200.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 900.000
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik V Rp 600.000
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik F Rp 400.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp . 850.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 700.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 950.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 1.000.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 50.000 jam
mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 9.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.250.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 700.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.000.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 750.000
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik V Rp 500.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
49
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik F Rp 400.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp . 800.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 925.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 975.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours) 17.500 jam.
Unit produksi (production units) 80.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya ?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Agustus 2016 yang dianggarkan berdasarkan :
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
50
JAWABAN:
1. BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya (budgeted and realized
FOH):
BOP dianggarkan BOP sesungguhnya
BOP Tetap (Fixed FOH) Rp 3.800.000 Rp 3.625.000
BOP Variabel (Variable FOH) Rp 5.850.000 Rp 5.075.000
Total BOP (Total FOH) Rp 9.650.000 Rp 8.700.000
2. Menghitung tarif BOP yang dianggarkan berdasarkan :
a. Tarif BOP Budgeted
Tarif BOP Tetap (Fixed rate of FOH) = = Rp 760 JM
Tarif BOP Variabel (Variabel rate) = = Rp1.170/JM +
Total tarif BOP Rp 1.930/JM
b. Tarif BOP berdasarkan biaya bahan baku :
Tarif BOP Tetap = * 100% = 42,22 %
Tarif BOP Variabel = * 100% = 65 % +
Total tarif BOP 107,22 %
c. Tarif BOP berdasarkan biaya tenaga kerja langsung :
Tarif BOP Tetap = * 100% = 76 %
Tarif BOP Variabel = * 100% = 117 % +
Total tarif BOP 193 %
Rp 3.800.0005.000
Rp 5.850.0005.000
Rp 3.800.000 Rp 9.000.000
Rp 5.850.000Rp 9.000.000
Rp 3. 800 .000 Rp 5.000.000
Rp 5.850 .000 Rp 5.000.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
51
d. Tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung :
Tarif BOP Tetap = = Rp. 217,14 / JKL
Tarif BOP Variabel = = Rp. 334,29 / JKL +
Total tarif BOP Rp. 551,43 / JKL
e. Tarif BOP berdasarkan unit produksi :
Tarif BOP Tetap = = Rp 47,5 / Unit
Tarif BOP Variabel = = Rp 73,12 / Unit +
Total tarif BOP Rp 120,62 / Unit
Rp 3.800.00017.500
Rp 5. 850.000 17.500
Rp 3.800.00080.000
Rp 5.850.00080.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
52
KASUSBIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. MILTON menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Januari 2016 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 8.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.300.000
Biaya depresiasi mesin jahit F Rp 700.000
Biaya listrik mesin jahit (electric cost) V Rp 1.000.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit V Rp 850.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit F Rp 250.000
Biaya asuransi mesin jahit (insurance) F Rp 700.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 900.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 950.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 600.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 25.000 jam
mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 5.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 4.750.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.100.000
Biaya depresiasi mesin jahit F Rp 650.000
Biaya listrik mesin jahit (electric cost) V Rp 850.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit V Rp 800.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit F Rp 200.000
Biaya asuransi mesin jahit (insurance) F Rp . 625.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
53
Biaya promosi dan iklan V Rp 525.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 700.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 900.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 600.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours) 20.000 jam
Unit produksi (production units) 50.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya ?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Januari 2016 yang dianggarkan berdasarkan :
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
54
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
55
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
56
BAB VII
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
A. Definisi Departementalisasi BOP
Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead
pabrik. Departementalisasi BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah
dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya,sehingga dengan
demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen
tertentu.
B. Langkah-langkah Penentuan tarif BOP departementalisasi
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah
sebagai berikut:
1. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat
tahap utama berikut ini:
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang
direncanakan untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen.
c. Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya.
d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen (baik BOP langsung maupun tidak
langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per
departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu).
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan
dengan salah satu dari dua cara berikut ini :
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
57
a. Metode alokasi langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu di alokasikan
ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung
digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departeman pembantu hanya dinikmati
oleh departemen produksi saja. Tidak ada departeman pembantu yang memakai jasa
departemen pembantu lain.
b. Metode alokasi bertahap
Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen
pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula
oleh departemen pembantu lain.
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok metode :
Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok metode ini
adalah:
a. Metode alokasi kontinyu (continous allocation method)
Dalam metode ini,biaya overhead departemen-departemen pembantu yang saling
memberikan jasa di alokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya
overhead yang belum di alokasikan menjadi tidak berarti.
b. Metode aljabar (algebraic method)
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar.
Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar
departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah
”metode urutan alokasi yang diatur” (specified order of closing).
C. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Per Departemen
a. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian BOP tak langsung
departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik
departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
58
b. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen
pembantu ke deparatemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen
pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi BOP
c. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen
produksi kepada produk adalah pembebanan BOP
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
59
CONTOH KASUSDEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP tahun 2017 PT AURORA menggunakan metode langsung
(direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah
BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu F,G dan H adalah sebagai
berikut : PT AURORA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk Maret 2017 dengan kapasitas normal 100.000 jam mesin disajikan sebagai
berikut :
Departemen produksi (Production Department) A Rp 20,000,000
Departemen produksi (Production Department) B Rp 30,000,000
Departemen produksi (Production Department) C Rp 50,000,000
Departemen produksi (Production Department) D Rp 45,000,000
Departemen produksi (Production Department) E Rp 55,000,000
Departemen produksi (Production Department) F Rp 25,000,000
Departemen produksi (Production Department) G Rp 35,000,000
Departemen produksi (Production Department) H Rp 40,000,000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiaap departemen
produksi yang dirincikan sebagai berikut :
Departemen PembantuDepartemen Produksi
A B C D E
Departemen pembantu F 20%
1
5% 25% 30% 10%
Departemen pembantu G 25%
30
% 15% 10% 20%
Departemen pembantu H 15%
2
0% 10% 25% 30%
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
60
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing departemen produksi
adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas Normal
A 200.000 / unit
B 150.000 / unit
C 300.000 / unit
D 250.000 / unit
E 100.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dati departemen pembantu ke departemen produksi
menggunakan metode alokasi langsung (direct alocation method)!
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan
tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capasity)!
JAWABAN :
1. Tabel Alokasi Budget BOP
Keterangan Jumlah
Departemen Produksi Departemen Pembantu A B C D E F G H
Budgety BOP sebelum Alokasi 200,000 20,000 30,000 50,000 45,000 55,000 2
5,000 35,000 40,000
Alokasi Departemen F 25,000 5,000 3,750 6,250 7,500 2,5002
5,000Alokasi Departemen G 35,000 8,750 10,500 5,250 3,500 7,000 35,000Alokasi Departemen H 40,000 6,000 8,000 4,000 10,000 12,000 40,000Alokasi dari Departemen Pembantu 100,000 19,750 22,250 15,500 21,000 21,500 2
5,000 35,000 40,000
Budget BOP setelah Alokasi 300,000 39,750 52,250 65,500 66,000 76,500 - - -
2. Perhitungan Tarif BOP
Dep. Produksi Budgetr BOP Kapasitas
Tarif /unit Setelah Alokasi Normal
A Rp 39,750,000 200,000 Rp198.75
B Rp52,250,000 150,000 Rp 348.33
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
61
C Rp65,500,000 300,000 Rp 218.33
D Rp66,000,000 250,000 Rp264
E Rp76,500,000 100,000 Rp 765
KASUSDEEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Didalam menghitung tarif BOP tahun2017 PT PELANGI menggunakan metode langsung
(direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah
BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu F,G dan H adalah sebagai
berikut :
PT PELANGI menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan
untuk Mei 2017 dengan kapasitas normal 100.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen produksi (Production Department) Z Rp 50,000,000
Departemen produksi (Production Department) Y Rp 30,000,000
Departemen produksi (Production Department) X Rp 40,000,000
Departemen produksi (Production Department) W Rp 65,000,000
Departemen produksi (Production Department) V Rp 25,000,000
Departemen produksi (Production Department) U Rp 70,000,000
Departemen produksi (Production Department) T Rp 75,000,000
Departemen produksi (Production Department) S Rp 45,000,000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiaap departemen
produksi yang dirincikan sebagai berikut :
Departemen PembantuDepartemen Produksi
Z Y X W V
Departemen pembantu U 20%
1
5% 25% 30% 10%
Departemen pembantu T 25%
30
% 15% 10% 20%
Departemen pembantu S 15% 2 10% 25% 30%
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
62
0%
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing departemen produksi
adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi
Kapasitas Normal
Z 300.000 / unitY 150.000 / unitX 500.000 / unitW 350.000 / unitV 700.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dati departemen pembantu ke departemen produksi
menggunakan metode alokasi langsung (direct alocation method)!
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan
tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capasity)!
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
63
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
64
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
65
BAB VIII
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost)
yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan
produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara
massa.
Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang
terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya
bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya
bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas
dasar sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya
bergabung tidak meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak
biaya bersama tidak dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang
dihasilkan dan meliputi biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam
produk yang dapat berupa produk bersama (join Product), produk sampingan (by-product),
dan produk sekutu (co-product).
a. Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak
dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Nilai jual (kualitas kali
harga per satuan). Masing – masing produk bersama ini relative sama, sehingga
tidak ada diantara produk – produk yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai
produk utama ataupun produk sampingan.
b. Produk sampingan adalah suatu produk atau lebih yang nilai jualnya relative lebih
rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
c. Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang
bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari
bahan baku yang sama.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
66
Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan, dan Produk Sekutu
a. Produk Bersama dan Produk Sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut :
Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
Harga jual produk bersama atau produk sekutu relative tinggi bila
dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama.
Dalam mengelolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat
menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika
ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama tersebut.
b. Produk Sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk
tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama (main product)
Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Produk sampingan yang memerlukan prsoses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utama.
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih
lanjut setelah terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses penggilingan
gabah. Produk sampingan berupa menir, katul, dedak, dapat langsung dijual setelah
terpisah dari beras.
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
67
CONTOH KASUSBIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
PT BINTANG selama satu periode mengeluarkan biaya bersama berjumlah Rp.
1.000.000 dalam memproduksi 4 macam produknya. Data yang terkait adalah sebagai
berikut:
ProdukBersama
Jumlah Produk yang Dihasilkan
Harga Jual /Unit
Biaya Pengolahan Lebih Lanjut /Unit
Harga Jual / Unit Setelah Diproses Lebih Lanjut
R 400 1.000 200 1.400
S 250 1.800 150 2.150
T 150 2.000 300 2.600
U 200 1.750 100 2.100
Data-data Tambahan :
Satuan yang TerjualProduk R Produk S Produk T Produk U
300 200 100 100
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama (joint cost) dan harga pokok produk per unit dengan metode:
a. Metode nilai pasar relatif (relative market value method); nilai pasar diketahui pada saat titik
pisah (market value at split of point)
b. Metode nilai pasar relatif (relative market value method); nilai pasar diketahui setelah titik
pisah (market value after split of point)
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut,
bilaperusahaanmenggunakannilaipasarrelatif(relative market value); nilai pasar diketahui pada
saat titik pisah (market value at split of point)
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
68
JAWABAN :
Nama Perusahaan : PT. BINTANG
BiayaBersama : Rp. 1.000.000,-
Produk Bersama
Jumlah Produk yang Dihasilkan
Harga Jual / Unit
Biaya Pengolahan Lebih Lanjut /Unit
Harga Jual / Unit Setelah Diproses Lebih Lanjut Produk Terjual
R 400 1.000 200 1.400 300
S 250 1.800 150 2.150 200
T 150 2.000 300 2.600 100
U 200 1.750 100 2.100 100
1. a. METODE NILAI PASAR RELATIF
BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN PADA SAAT TITIK PISAH
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yang Dihasilkan
(1)
Harga
Jual /Unit
(2)
Nilai
Jual
(3)
(1) x (2)
Nilai Jual
Relatif
(4)
Alokasi Biaya
Bersama
(5)
(4)x1.000.000
Harga Pokok Produk
Bersama/unit
(6)
(5) : (1)
R 400 1.000 400.000 26,67% 266.700 666,75
S 250 1.800 450.000 30% 300.000 1.200
T 150 2.000 300.000 20% 200.000 1.333,33
U 200 1.750 350.000 23,33% 233.300 1.166,5
1.500.000 100% 1.000.000
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
69
b. METODE NILAI PASAR RELATIF
BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN SETELAH TITIK PISAH
Produk
Bersama
Harga Jual /Unit
Setelah
DiprosesLebih
Lanjut
(1)
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut /Unit
(2)
Nilai
Jual
Hipotesis
(3)
(1) - (2)
Jumlah Produk
yang
Dihasilkan
(4)
Total Nilai
Jual
Hipotesis
(5)
(3) x (4)
Total
Nilai Jual
Relatif
(6)
Biaya
Bersama
(7)
(6)x1.000.000
HPP
Bersama/
unit
(8)
(7) : (4)
R 1.400 200 1.200 400 480.000 27,83% 278.300 695,75
S 2.150 150 2.000 250 500.000 28,98% 289.800 1.159,2
T 2.600 300 2.300 150 345.000 20% 200.000 1.333,33
U 2.100 100 2.000 200 400.000 23,19% 231.900 1.159,5
1.725.000 100% 1.000.000
2. LABA KOTOR PERUSAHAAN
Keterangan R S T U
Penjualan 300.000 360.000 200.000 175.000
HPP 200.025 240.000 133.333 116.650
LabaKotor 99.975 120.000 66.667 58.350
Ket :
Penjualan : Harga Jual/Unit * Produk terjual
HPP : Harga Pokok Produk Bersama * Produk terjual
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
70
KASUSBIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT BULAN selama satu periode akuntansi
berjumlah Rp.4.000.000,- dalam memproduksi empat jenis produknya.
Data yang terkait adalah :
Produk Bersama
Jumlah Produk yang Dihasilkan
Harga Jual / Unit
Biaya Pengolahan Lebih Lanjut / Unit
Harga Jual / Unit Setelah Diproses Lebih Lanjut
E 400 2.000 300 2.800
F 700 2.500 400 3.400
G 300 3.500 250 4.250
H 600 1.500 350 2.350
Data-data Tambahan :
Satuan yang Terjual
Produk E Produk F Produk G Produk H
500 800 400 700
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan metode
Nilai Pasar Relatif :
a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik pisah
b. Biaya-biayadikeluarkan setela htitik pisah
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan
nilai pasar relatif :Biaya-biayadikeluarkan pada saat titik pisah !
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
71
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8
LaboratoriumAKUNTANSI LANJUT AUniversitas Gunadarma
72
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYAPTA 201 7 / 201 8