zat pencemar
DESCRIPTION
kumpulan tugasTRANSCRIPT
UNIVERSITAS DALAM NEGERI
a. PRO V INSI BENGKULU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (UNG)Jl. Jendral Sudirman No. 6 Kota Gorontalo - IndonesiaTelp: (0435) 821125-821752 Fax: (0435)821752PUSTIKOM-UNG © 2012 / [email protected]@yahoo.com fadly_achmad30 @ yahoo.com [email protected] kas m [email protected]
b. STITEK BINA TARUNAAlamat : Jl Jaksa Agung Suprapto No 40 , Gorontalo 96115Telepon : (0435)827255 / [email protected]
UNIVERSITAS LUAR NEGERI
a. TOKYO INSTITUTE OF [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
b. OSAKA [email protected]
Ka m [email protected] okura @civil.eng.osaka-u.ac.jp oda @civil.eng.osaka-u.ac.jp tokida @civil.eng.osaka-u.ac.jp aoki @civil.eng.osaka-u.ac.jp [email protected] tamai @civil.eng.osaka-u.ac.jp tamai @civil.eng.osaka-u.ac.jp koi zumi @civil.eng.osaka-u.ac.jp
c. HOKKAIDO [email protected] [email protected] [email protected] ysat o @math.kyoto-u.ac.jp [email protected] ukuda @ eng.hokudai.ac.jp [email protected] [email protected] [email protected] shey @ eng.hokudai.ac.jp
d. TSINGHUA UNIVERSITY
[email protected]@tsinghua.edu.cn [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]@tsinghua.edu.cn
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
[email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] .cn [email protected] [email protected] [email protected]
e. SAITAMA [email protected] kojima @ mech.saitama-u.ac.jp seiyo @ mail.saitama-u.ac.jp tanaka01 @ mail.saitama-u.ac.jp komatsu @ mail.saitama-u.ac.jp kawamoto @ mail.saitama-u.ac.jp okui @ mail.saitama-u.ac.jp hono @ rimath.saitama-u.ac.jp kseki @ mail.saitama-u.ac.jp yagisawa @ mail.saitama-u.ac.jp
f. KYOTO UNIVERSITY
[email protected] [email protected]@[email protected]@[email protected]@[email protected]@[email protected]
shimizu @ biwa.eqc.kyoto-u.ac.jp matsuda @ z05.mbox.media.kyoto-u.ac.jp [email protected] [email protected]@[email protected] [email protected] [email protected]
[email protected] [email protected]
g. TOHOKU UNIVERSITYinoue@bioinfo. c he.tohoku.a c .jp emile. h.ishida@ m ail.kankyo.tohoku.ac.jp [email protected] fukuya m [email protected] hashida@rift. m ech.tohoku.ac.jp [email protected] i.hon m [email protected]. ac.jp iizuka @tagen.tohoku.ac.jp inoue@ m ail.kankyo.tohoku.ac.jp [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
h. YAMAGUCHI [email protected] [email protected]
Proses Pengolahan Limbah Cair di RSUP Dr. Kariadi Semarang
Sistem pengolahan limbah cair yang digunakan di RSUP Dr. Kariadi menggunakan
pengolahan secara biologi dengan menggunakan metode lumpur aktif yaitu menumbuhkan
mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah
secara aerob, dengan debit limbah cair yang diolah setiap hari 750 M3.
Adapun tujuan dibangunnya sarana pengolahan air limbah cair di RSUP Dr. Kariadi
adalah: Mengurangi jumlah padatan tersuspensi, mengurangi jumlah padatan terapung,
mengurangi jumlah padatan organik, membunuh bakteri patogen, mengurangi jumlah bahan
kimia yang berbahaya dan beracun, untuk menetralkan bau, warna, kekeruhan dan parameter
fiik lainnya, terjaganya secara estetika sebagai lingkungan yang nyaman dan tidak mencemari
lingkungan.
Dalam pengelolaan limbah cair di RSUP Dr. Kariadi perlu diperhatikan 2 hal yaitu
sistem pengaliran dan sistem penglolaan limbah cair. Prinsip yang harus diperhatikan untuk
mengalirkan limbah cair antara lain:
a) Limbah dari sumber-sumber pembuangan harus dapat mengalir lancar dan segera menuju
bangunan sentral pengolahan limbah cair,
b) Tidak boleh terjadi endapan pada jaringan perpipaan yang dapat menyebabkan terjadinya
proses anaerob,
c) Mempunyai gradien yang cukup untuk mengalirkan limbah cair beserta suspensinya,
d) Dapat penampung dan mengalirkan debit maksimal air limbah yang dibuang.
RSUP Dr. Kariadi telah membangun instalasi pengolahan limbah cair yang terdiri dari
2 bagian utama yaitu:
1). Instalasi jaringan perpipaan penerima dan pengaliran air limbah yang terdiri dari jaringan
pipa tersier yang mengalirkan limbah secara grafitasi,sub bak atau bak pengangkat, bak
pre treatment, jaringan pipa sekunder dan primer dengan aliran pipa tekan,
2) Bangunan sentral pengolahan air limbah dengan menggunakan sistem biologi/lumpur aktif
yang terdiri dari bak equaliasi, bak aerasi, bak pengendap, bak pengering lumpur, bak
desinfektan beserta fasilitas perpipaannya.
Berikut sarana dan prasaran pengolahan limbah di RSUP dr. Kariadi : Bak Kontrol,
Bak Pre-Treatment, Bak Pengangkat/Lift Station, Bak Aerasi, Bak Equaliasi, Bak
Sedimentasi, Bak Lumpur, Bak Desinfeksi, Bak Pengering Lumpur
Adapun limbah cair di RSUP dr. Kariadi bersumber dari: Kamar mandi, WC, Saluran dapur,
Spolhook, Wastafel, washback, Urinoir dan Bak rendam
Adapun perjalanan limbah cair di RSUP Dr. Kariadi dapat diuraikan sebagai berikut:
Proses dapat disingkat sebagai berikut, proses pengolahan limbah cair dimulai dari
sumber limbah diseluruh RSUP dr. Kariadi secara grafitasi akan mengalir ke bak pengangkat.
Untuk limbah dari strelisasi dan radiologi terlebih dahulu mengalir ke bak pre treatment
untuk dilakukan pengolahan awal kemudian baru mengalir ke bak pengangkat. Dari bak
pengangkat kemudian dialirkan menggunakan pompa tekan sentral pengolahan limbah cair
yang terlebih dahulu mengalir ke bak equaliasi, kemudian dialirkan dengan menggunakan
pompa ke bak aerasi, selanjutnya ke bak pengendap. Dari bak pengendap, air limbah sebagian
mengalir ke bak lumpur dan sebagian mengalir ke bak desinfektan, kemudian sebelum air
limbah dibuang ke sungai terlebih dahulu diberikan kaporit. Air imbah yang masuk ke bak
lumpur dapat di recycle ke bak aerasi agar air limbah dapat di olah kembali. Jika lumpur
sudah jenuh dan tidak dapat diolah lagi, maka lumpur akan dibuang ke bak pengering lumpur.
Air limbah dari bak desinfektan akan mengalir ke bak kontak kaporit, carbon filter
dan sand filter. Agar air limbah tidak jenuh maka diperalatan carbon filter dan sand filter
perlu dilakukan back wash dengan air bersih. Kemudian dari sand filter dan carbon filter, air
limbah mengalir bak untuk menurunkan kadar amoniak dan phosphat, kemudian air limbah
ke sungai dimana debitnya dapat diukur dengan alat pengukur debit/flow meter. Air yang
sudah bersih juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah sakit seperti untuk
membersihkan tempat penampungan sementara sampah, gerobak sampah, mencuci kendaraan
dan sebagainya..
Pemeriksaan hasil pengolahan limbah cair untuk parameter suhu, Ph, DO, TDS, sisa
chlor, E-Coli dilakukan tiap 1 minggu sekali, sedangkan untuk parameter BOD5, COD,
NH3N, TSS, Phosphat dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Meskipun teknologi IPAL yang dimiliki oleh RSUP Dr. Kariadi sudah tepat guna
(menguntungkan) yaitu untuk pembuangan air limbah yang sudah dilakukan telah
mempunyai izin pembuangan air limbah ke Sungai Kaligarang yang dikeluarkan oleh
Walikota Semarang tetapi hal ini tentu saja menjadi masalah karena timbulnya limbah baru,
di mana terjadi kelebihan endapan lumpur dari pertumbuhan mikroorganisme yang kemudian
menjadi limbah baru yang memerlukan proses lanjutan pengawasan yang cukup ketat seperti
kondisi suhu dan bulking control proses endapan. Untuk permasalahan ini tentunya bertujuan
untuk mencegah pengotoran air permukaan yaitu sungai. Solusinya harus dilakukan proses
yang namanya Dillution atau Pengenceran. Jadi air limbah yang dibuang ke sungai
mengalami pengenceran sehingga konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang. Cara
ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen, larva,
telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan dengan syarat bahwa air
sungai tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain. Dalam hal ini volume airnya harus
banyak sehingga pengenceran bisa 30 - 40 kalinya, kemudian air tersebut harus mengalir.
Apabila sungai dimamfaatkan, bisa juga dengan dilakukan proses percobaan khusus
yaitu Sebelum air limbah yang dibuang ke sungai, terlebih dahulu dibuatkan bak - bak kecil
(sederhana) untuk aliran air limbah menuju ke sungai dimana bak tersebut didalamnya
terdapat ikan. Ikan-ikan itu sebagai detektor untuk mengukur keamanan air. Dengan indikasi,
jika ikan yang ada itu tetap hidup, maka air yang telah diolah itu aman dari pencemaran
lingkungan. Namun sebaliknya jika ikan itu mati, maka limbah air itu kembali dimasukkan ke
ruang ipal untuk diolah ulang.
Selain solusi diatas kebanyakan menggunakan proses pembutn kolam Oksidasi. Pada
prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang, algae, bakteri
dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1 - 2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak
perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan berada di
daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. cara kerjanya,
antara lain sebagai berikut: empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini
adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya
dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga
tumbuh dengan subur. Pada proses fotosintesis terbentuk oksigen. Oksigen ini digunakan
oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat - zat organik yang terdapat dalam air
buangan. Pada pengolahan ini juga akan terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD
dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila dibuang ke dalam
badan - badan air seperti sungai.
RSUP Dr. Kariadi juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah pada
pengolahan limbah cair masih menimbulkan bau pada bak penampungan awal. Hal ini karena
belum terjadi pengolahan. RSUP Dr. Kariadi tidak memanagemen pengolahan polusi udara.
Untuk pengelolaan limbah gas (udara) tidak pernah terlepas dari upaya penyehatan ruangan
dan bangunan khususnya dalam memelihara kualitas udara ruangan (indoor). Untuk ukuran
rumah sakit Dr. Kariadi bisa menggunakan incinerator karena dapat membakar pada suhu
1300 – 1500 °c atau dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan untuk
kebutuhan energy rumah sakit. Keuntungan lainnya dapat menampung limbah klinik maupun
non klinik. Untuk persyaratan yang harus dipenuhi dalam menjalankan incinerator adalah
emisi udara yang dikeluarkan harus sesuai dengan baku mutu emisi untuk incinerator.
No Parameter Kadar maksimum (mg/nm2)
1 Partikel 50
2 Sulfur dioksida (SO2) 250
3 Nitrogen dioksida (NO2) 300
4 Hydrogen fluoride (HF) 10
5 Karbon monoksida (CO) 100
6 Hydrogen chloride (HCL) 70
7 Total hidrokarbon (CH4) 35
8 Arsen (As) 1
9 Kadmium (Cd) 0,2
10 Kromium (Cr) 1
11 Timbal (Pb) 5
12 Merkuri (Hg) 0,2
13 Talium (TI) 0,2
14 Opasitas 10%
Ketatnya peraturan dan kesadaran akan lingkungan mengharuskan pihak rumah sakit
mencari upaya yang selalu lebih efektif dan efisien untuk mengolah air limbah. Hal tersebut
juga sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang
memiliki tiga pilar sekaligus, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Bahkan harus
menerapkan prinsip yaitu “ sesuatu yang di buang ke lingkungan harus sesuai dengan baku
mutu”.
Berbagai kendala masih menghadang pihak rumah sakit dalam upaya melakukan
pengolahan air limbahnya agar sesuai dengan ketentuan baku mutu. Kendala-kendala tersebut
antara lain (persepsi tingginya) biaya yang harus ditanggung, baik biaya pembangunan
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) maupun biaya operasional, ketersediaan lahan yang
sempit, faktor sumber daya manusia (SDM) yang tidak mencukupi, dan sebagainya.
Kualitas limbah (effluent) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan harus
memenuhi persyaratan baku mutu. Effluent sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor Kep-58/MenLH/12/1995 atau peraturan daerah setempat.
Parameter Kadar maksimum (mg/l)
BOD 75
COD 100
TSS 100
pH 6,0 – 9,0
Dengan baku mutu tersebut perlu disadari bahwa pengelolaan limbah rumah sakit masih
perlu ditingkatkan lagi. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus
dilakukan adalah upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan
ke lingkungan meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya serta upaya pemanfaatan
limbah.
LAMPIRAN GAMBAR
1. Bak Pengering Lumpur & Bak Khlorinasi
2. Sand Filter & Filter Air
3. Flow Meter
4. Tangki Koagulan
DAFTAR PUSTAKA
Noviana Dumilah., dan Nurmawati Eli., 2014, “Laporan Khusus Pengelolaan Limbah
Cair”, Semarang : Rumah Sakit Umum RSUP DR. KARIADI.
Siregar A., 2005. “Instalasi Pengolahan Air Limbah”, Yogyakarta : Kanisius.
Surabaya, Depkes RI, 1995. “Keputuan Menteri Lingkungan Hidup
No.58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Rumah Sakit”, Jakarta :
Depkes RI. Indonesia.