wrap up dehidrasi

25
Dehidrasi Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga. Pada pemeriksaan fisik, tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pmeriksaan laboratorium menunjukkan: kadar natrium: 130 mEq/L, Kalium: 2.5 mEq/L, dan Klorida: 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam. 1

Upload: nurul-hikmah

Post on 13-Dec-2014

43 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dehidrasi

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Dehidrasi

Dehidrasi

Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga. Pada pemeriksaan fisik, tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pmeriksaan laboratorium menunjukkan: kadar natrium: 130 mEq/L, Kalium: 2.5 mEq/L, dan Klorida: 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

1

Page 2: Wrap Up Dehidrasi

Sasaran Belajar

L.O.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

L.I.1.1 Larutan

L.I.1.2 Cairan

L.O.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Tubuh Manusia

L.I.2.1 Fungsi Cairan dan Elektrolit

L.I.2.2 Mekanisme Cairan dan Elektrolit pada Manusia

L.O.3 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi (Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Manusia)

L.I.3.1 Definisi Dehidrasi

L.I.3.2 Jenis-Jenis Dehidrasi

L.I.3.3 Patofisiologi Dehidrasi

L.I.3.4 Gejala Klinis Dehidrasi

L.I.3.5 Penatalaksanaan Dehidrasi

L.O.4 Memahami dan Menjelaskan Mineral-Mineral pada Tubuh Manusia

L.I.4.1 Natrium

L.I.4.2 Kalium

L.I.4.3 Klorida

L.O.5 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

L.I.5.1 Adab minum sesuai ajaran Islam

L.I.5.2 Hubungan Antara Adab Minum dengan Kesehatan

2

Page 3: Wrap Up Dehidrasi

L.O.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

L.I.1.1 Larutan

Larutan merupakan campuran zat dengan sifat homogen yang terdiri dari solute dan solvent. Solute dan solvent dapat berupa zat padat, zat cair, dan zat gas.

Macam-macam larutan dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Berdasarkan fasanya (wujud zat)

2) Berdasarkan kejenuhannya

Larutan Secara Kualitatif Secara KuantitatifBelum jenuh Solute masih bisa larut dalam solvent Qc < KspJenuh

Keadaannya berada dalam kesetimbangan

Qc = Ksp

Sudah Jenuh Mengendap semua (sudah terdapat endapan)

Qc > Ksp

3) Berdasarkan daya hantar listriknyaKekuatannya bergantung pada nilai α (koefisien ionisasi). Nilai α berkisar antara 0-1.

Larutan Nilai αElektrolit - Elektrolit kuat = 1; karena larutan terionisasi dengan

sempurna- Elektrolit lemah 0 ≤ α ≤ 1

3

Solute larut solute tak larut

Page 4: Wrap Up Dehidrasi

Non elektrolit α = 0; karena tidak ada yang terionisasi4) Berdasarkan kepekatan

a) Larutan encer: larutan yang mengandung relative sedikit solute dalam larutanb) Larutan pekat: larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan

Fungsi Larutan :Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang dilarutkan) dan solvent(zat pelarut). Selain itu, larutan juga berfungsi sebagai:

1. Darah Sebagai Larutan Penyangga

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.

a. Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

b. Penyangga Hemoglobin

Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:

HHb + O 2 (g) « HbO 2 - + H +

Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin

4

Page 5: Wrap Up Dehidrasi

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

c. Penyangga Fosfat

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) --> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

L.I.1.2 Cairan

Cairan tubuh adalah cairan suspensi dalam sel, yang memiliksi sifat fisiologis homeostasis yakni akan membuat agar keadaan cairan tubuh tetap dalam keadaan normal. Tubuh manusia khusunya orang dewasa 60% dari berat badannya merupakan cairan. Presentasinya dapat berubah bergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, presentase tersebut semakin menurun. Hal tersebut karena ketika semakin menua biasanya berhubungan dengan peningkatan presentase lemak tubuh. Orang yang memiliki lemak lebih banyak memiliki cairan yang lebih sedikit karena kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah daripada air di dalam sel lainnya.

Ada dua kompartemen cairan dalam tubuh manusia, kompartemen ekstraseluler yang terdiri dari plasma dan interstisial. Ada juga kompartemen interseluler.

5

Page 6: Wrap Up Dehidrasi

1) Kompartemen Cairan IntraselCairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membrane sel yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh. Komposisi dari cairan intrasel terdiri dari kation kalium dan anion phosphate dalam jumlah yang sangat besar. Ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang. Dalam intrasel juga mengandung sejumlah besar protein, hamper empat kali jumlah protein plasma.

2) Kompartemen Cairan EkstraselDalam CES, dibagi menjadi 3 yaitu cairan interstitial, intravascular, dan transeluler.Cairan interstitial adalah cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intravaskuler adalah cairan yang berada dalam pembuluh darah. Cairan transeluler adalah cairan yang terkandung dalam rongga-rongga khusus interstisial dan plasma. Keduanya dibatasi oleh membrane kapiler yang sangat permeable kecuali oleh protein plasma sehingga protein di plasma lebih banyak terdapat daripada di interstisial. Karena protein plasma mempunya muatan akhir negative, jadi pada plasma lebih banyak terdapat kation (natrium) sedangkan pada interstisial lebih banyak terdapat anion (klorida). Komposisi cairan ekstrasel diatur oleh ginjal sehingga akan menjaga konsentrasi elektrolit tubuh.

Fungsi cairan:

a. Mengatur suhu tubuhBila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

b. Melancarkan peredaran darahJika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makanan

6

Page 7: Wrap Up Dehidrasi

Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.

d. KulitAir sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

e. Pencernaan

Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

f. PernafasanParu-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

g. Sendi dan OtotCairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

h. Pemulihan penyakitAir mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

7

Page 8: Wrap Up Dehidrasi

L.O.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

L.I.2.1 Fungsi Cairan dan Elektrolit

Peranan cairan intrasel: 1. Pada proses menghasilkan,menyimpan,dan penggunaan energi.2. Proses perbaikan sel3. Proses replikasi4. Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan

osmolalitas cairan ekstrasel Peranan cairan ekstrasel : sebagai pengatur osmolaritas plasma

L.I.2.2 Mekanisme Cairan dan Elektrolit pada Manusia

Kestabilan cairan tubuh terjadi karena adanya pertukaran cairan dan zat terlarut yang terus menerus dengan lingkungan eksternal, dan dalam berbagai kompartemen tubuh lainnya. Asupan cairan yang sangat bervariasi harus disesuaikan dengan pengeluaran yang sebanding dari tubuh untuk mencegah penurunan atau peningkatan volume cairan tubuh.

Sumber utama pemasukan cairan tubuh ada 2, pertama berasal dari air atau cairan dalam makanan, yang normalnya akan menambah cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari dan kedua berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil olksidasi karbohidrat yang menambah sekitar 200 ml/hari.

Pengeluaran cairan tubuh dapat terjadi dari kehilangan air insensible melalui kulit dan paru-paru, kehilangan air lewat keringat, feses, dan ginjal. Volume keringat yang normal kira-kira 100 ml/hari namun ketika cuaca yang sangat panas atau selama aktivitas berat, kehilangan cairan melalui keringat bisa mencapai 1-2 liter per hari. Jika tidak diimbangi dengan asupan untuk ditingkatkan dengan mengaktifkan mekanisme haus maka akan terjadi penurunan volume cairan tubuh dan berakibat gangguan keseimbangan cairan tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh banyak diatur oleh system ginjal. Ginjal bertugas untuk menyesuaikan kecepatan ekskresi air dan elektrolit yang berlebihan.

Keterangan pemasukan dan pengeluaran air perhari.

0,9L/hari

2,2L/hari

8

Makan dan minum

kulit

paru

Page 9: Wrap Up Dehidrasi

1,5L/hari

0,3L/hari 0,1L/hari

LI 2. Memahami dan menjelaskan elektrolit

Definisi larutan elektrolit adalah larutan yang molekul-molekulnya dapat terurai menjadi ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik. Laurtan ini dapat berupa asam, basa dan garam. Larutan elektrolit terbagi menjadi :

Elektrolit kuat yaitu elektrolit yang menghasilkan banyak ion. Senyawa elektrolit ini sangat mudah mengalami isolasi contohnya larutan garam dapur, larutan asam klorida, dan larutan asam sulfat.

Elektrolit lemah, yaitu elektrolit yang menghasilkan sedikit ion. Larutan ini sukar mengalami ionisasi contoh larutan asam cuka dan larutan ammonium hidroksida.

9

Metabolisme

urin

feses

Page 10: Wrap Up Dehidrasi

L.O. 3 Memahami dan menjelaskan tentang dehidrasi.

L.I 3.1 Menjelaskan definisi dehidrasi.

Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (Na+) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya Na+ dicairan elektrolit. Akibatnya terjadi peningkatan Na+ di ekstrasel, sehingga cairan intra sel akan masuk kecairan ekstrasel (volume intra sel berkurang). 40% hilang dari ekstra sel dan 60% hilang di intrasel.

L.I.3.2 Jenis-jenis dehidrasi

1. Berdasarkan derajat Dehidrasi ringan

Dehidrasi ringana dalah dimana kehilangan 5% cairan dari berat badan sebelum sakit.

Dehidrasi sedangDehidrasi sedang adalah dimana kehilangan 5-10% cairan dari berat badan sebelum sakit.

Dehidrasi beratDehidrasi berat adalah dimana kehilangan >10% cairan dari berat badan sebelum sakit.

2. Berdasarkan tipe Dehidrasi Isotonis

Dehidrasi Isotonis kekurangan air dan elektrolit terjadi dalam proporsi seimbang. Dehidrasi Hipertonis

Dehidrasi Hipertonisa dalah kehilangan cairan melebihi kehilangan elektrolit. Dehidrasi Hipotonis

Dehidrasi Hipotonis adalah kehilangan elektrolit melebihi kehilangan cairan.

L.I.3.3 Patofisiologi dehidrasi

1. Dehidrasi IsotonisKadar Na+ menurun atau normal, Cl- menurun, dan K menurun atau normal.

2. Dehidrasi HipertonisKadar Na+ meningkat, Cl- meningkat, dan K bervariasi.

3. Dehidrasi HipotonisKadar Na+ menurun, Cl- menurun, dan K bervariasi.

10

Page 11: Wrap Up Dehidrasi

L.I.3.4 Gejala Klinis

Tanda Ringan Sedang BeratKehilangan cairan < 5 % 5-10 % > 10 %Warna kulit Pucat Abu-abu Bercak-bercakTurgor kulit Menurun Tidak elastis Sangat tidak elastisMembrane mukosa Kering Sangat kering Pecah-pecahHaluaran urin Menurun Oliguria Oliguria nyataTekanan darah Normal Mulai rendah Semakin rendahDenyut nadi Normal Semakin meningkat Cepat dan panjang

L.I.3.5 Penatalaksanaan dehidrasi :

Dehidrasi ringan, diberikan cairan per oral, berupa oralit, larutan gula-garam, air tajin, kuah sayur atau cairan rumah tangga lainnya. Banyaknya cairan yang di anjurkan adalah 50ml/kg BB, yang dapat di berikan dalam 4-6jam.

Dehidrasi sedang, di berikan cairan oralit per oral sebanyak 100ml/kg BB selama 4-6jam.

Adapun cairan-cairan yang dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi adalah:

1. Cairan rehidrasi oral dengan komposisi: NaCl (0,9% larutan saline 390ml Glukosa (5% dalam air) 400ml kCl (2mEq/ml) 10ml NaOHCO3 (1mEq/ml) 30ml Air sampai 1L

2. Cairan rehidrasi parenteralCairan rehidrasi parenteral yang biasa digunakan adalah Ringer Laktat, sebanyak 30ml/kg BB dalam 1jam pertama, dilanjutkan dengan 10ml/kg BB selama 7jam berikutnya.

Untuk dehidrasi berdasrkan tipenya juga bisa diberikan:

1. Dehidrasi Isotonis : Diberilarutan NaCl 0,9 %2. Dehidrasi Hipertonis : Larutan dextore 5 % NaCl normal, dextore 5 % dalam NaCl 0,45%.3. Dehidrasi Hipotonis : Mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet Na+, bila perlu

pemberian cairan hipertonik.

11

Page 12: Wrap Up Dehidrasi

L.O.4. Memahami dan Menjelaskan Mineral-Mineral pada Tubuh Manusia

L.I. 4.1 Memahami dan Menjelaskan Natrium

Natrium merupakan kation utama yang terdapat di cairan ekstraseluler (CES). Kadar normal natrium pada tubuh diregulasikan oleh system ginjal dan dipengaruhi oleh hormone aldosterone. Natrium merupakan solute utama pada plasma, sehingga tinggi/rendahnya kadar natrium yang menentukan tinggi/rendahnya osmolaritas plasma. Kadar osmolaritas ini yang akan menentukan keseimbangan elektrolit pada tubuh kita. Natrium penting dalam aktifitas saraf-saraf otot dan pompa ion Natrium-Kalim ATP-ase. Dan natrium juga penting dalam mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

Konsentrasi normal natrium pada serum plasma yaitu 135-145 mEq/L. untuk perharinya tubuh manusia membutuhkan pemasuka natrium sebesar 2-4 gram. Kadar normal natrium pada urin yaitu 40-220 mEq/L per harinya. Natrium lebih banyak diekskresikan melalui system ginjal dan sedikt dikeluarkan melalui keringat dan feses.

Gangguan Keseimbangan Natrium

1) HiponatremiaHiponatremia akan terjadi apabila konsentrasi natrium pada plasma kurang dari 135

mEq/L. berkurangnya konsentrasi natrium tersebut bisa disebabkan kehilangan natrium atau penambahan air pada CES. Kehilangan natrium tersebut biasanya terjadi pada dehidrasi hipo-osmotik dan berhubungan dengan penurunan volume CES.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hiponatremia, berhubungan dengan pengeluaran natrium klorida, antara laindiare dan muntah. Penggunaan diuretic yang berlebihan juga dapat menyebabkan hiponatremia karena menghambat kemampuan ginjal untuk mempertahankan natrium. Hiponatremia juga bisa terjadi akibat retensi air yang berlebihan sehingga menyebabkan overhidrasi hipoosmotik. Biasanya keadaan ini disebabkan karena sekresi hormone ADH yang berlebihan dan akhirnya akan mereabsorbsi air dalam jumlah yang banyak.

2) HipernatremiaHypernatremia akan terjadi apabila kadar natrium pada CES melebihi 146 mEq/L.

berlebihnya konsentrasi natrium pada CES dapat disebabkan karena berkurangnya air pada CES atau kelebihan natrium pada CES.

Jika yang terjadi adalah kehilangan air pada CES, maka akan terjadi dehidrasi hiperosmotik. Keadaan ini dapat terjadi pada pasien diabetes insipidus dan pada orang yang melakukan olahraga berat berkepanjangan. Pada pasien diabetes insipidus, pasien tidak dapat mengekskresi hormone ADH sehingga reabsorbsi air jadi berkurang dan akan mengeluarkan urin encer karena banyaknya air yang dikeluarkan. Sedangkan pada oramg

12

Page 13: Wrap Up Dehidrasi

yang berolahraga berat, banyak air yang keluar namun tidak disertai dengan asupan pemasukan air sehingga akan meningkatkan osmolalitas CES.

Hypernatremia dapat juga terjadi akibat penambahan natrium klorida yang berlebihan pada CES. Hal ini terjadi pada overhidrasi hiperosmotik, karena kelebihan natrium klorida ekstrasel biasanya juga berhubungan dengan beberapa derajat retensi air oleh ginjal.

Ketika menganalisis kelainan konsentrasi natrium dalam plasma dan penentuan terapi yang akan dilaksanakan, maka perlu diperhatikan apakah kelainan ini disebabkan oleh kehilangan atau penambahan natrium atau kehilangan atau penambahan air primer. Sehingga terapi yang akan dilaksanakan dapat mengoreksi ketidakseimbangan cairan yang terjadi.

L.I.4.2 Kalium

Kalium merupakan kation primer pada cairan intrasel. Kalium berfungsi dalam sintetis protein, kontraksi otot, konduksi saraf, pengeluaram hormone, transport cairan, dan perkembangan janin. Kadar normal kalium pada plasma yaitu 3.5-5 mEq/L. ekskresi kalium melalui ginjal sekitar 80-90% dan 10-20 % diekskresikan melalui feses. Pada keadaan normal, tubuh membutuhkan pemasukan kalium 40-60 mEq [er hari. Dan kadar normal kalium pada urin sebesar 20-120 mEq per hari. Untuk menjaga kestabilan kalium diperlukan keseimbangan elektrokimia yaitu keseimbangan antara kemampuan muatan negative dalam sel untuk mengikat kalium dan kemampuan kekuatan kimiawi yang akan mendorong kalium keluar dari sel.

Gangguan Keseimbangan Kalium

1) HipokalemiaSeseorang akan mengalami hypokalemia apabila kadar kalium dalam plasma

kurang dari 3.5 mEq/L. penyebab hypokalemia dapat dibagi sebagai berikut:1) asupan kalium yang kurang. 2) pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna atau ginjal atau keringat. 3) kalium masuk ke dalam sel.

Pengeluaran kalium yang berlebihan pada keadaan muntah atau pemakaian selang nasogastric, pengeluaran bukan melalui saluran cerna bagiannya atasnya melainkan banyak keluar melalui ginjal. Hal itu karena muntah/selang nasogastric menyebabkan alkalosis sehingga banyak bikarbonat yang difiltrasi glomerulus yang akan mengikat kalium di tubulus distal.

13

Page 14: Wrap Up Dehidrasi

Kalium dapat masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel., pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta adregenik (pemakaian β2-agonis), paralisis periodic hipokalemik, dan hipotermia

2) HiperkalemiaSeseorang dikatakan mengalami hyperkalemia apabila kadar kalium plasma lebih

dari 5 mEq/L. penyebab hyperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.

Keluarnya kalium dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolic. Dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif.

L.I.4.3 Klorida

1. Sumber : garam dapur2. Kadar normal : 96 - 106 mEq / L3. Fungsi

Anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah lambung.

4. Kelebihan : hiperkloremik5. Kekurangan : hipokloremik6. Eksresi

Tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum

Gangguan pada hipokloremia dan hiperkloremia mengikuti gangguan pada keseimbangan natrium karena natrium dan klorida merupakan kation dan anion primer pada cairan ekstrasel.

14

Page 15: Wrap Up Dehidrasi

L.O.5 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

L.I.5.1 Adab minum sesuai ajaran Islam

1. Memulai minum dengan membaca basmallah.

Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.

Dalilnya:

Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

2. Minum dengan tangan kanan.

Dalilnya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).

3. Tidak bernafas dan meniup air minum.

Dalilnya:

Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

4. Bernafas tiga kali ketika minum.

Dalilnya:

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

15

Page 16: Wrap Up Dehidrasi

5. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.

Dalilnya:

Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).

6. Minum dengan posisi duduk.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)

7. Menutup bejana air pada malam hari.

“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)

L.I.5.2 Hubungan Antara Adab Minum dengan Kesehatan

Adapun penjelasan dari hadist HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728. Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.

Minum dengan posisi duduk juga akan membuat air yang kita minum mengalami penyaringan oleh sfinger sehingga dapat menghindari terjadinya pengendapan limbah-limbah di saluran ureter. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.Ia berfungsi untuk membantu kerja ginjal. Tanpa adanya penyaringan oleh sfinger ini maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kristal ginjal. Fungsi sfinger sebagai penyaring air minum ini hanya dapat bekerja ketika kita minum dengan duduk dan sfinger tidak akan berfungsi jika kita minum dengan berdiri.

16

Page 17: Wrap Up Dehidrasi

Daftar Pustaka

FKUI. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-2.

Guyton AC, Hall JE. (2008). Fisiologi Kedokteran 11 th Ed,ab . Setiawan dkk, Jakarta: EGC

Kee JL, Paulanka BJ. (2000). Handbook of Fluid, Electrolyte, and Acid Base Imbalances. Canada: Delmar, Thomson Learning

Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia

Muscari, Mary E. (2005). Keperawatan Pediatric edisi ke-3

Price, Sylvia. (1995). Patofisiologi edisi ke-4

Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC

Siregar, P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi kelima. (2009). Sudoyo dkk (eds), halaman 175-189

17