word psikologi sosial agresi (mercubuana 20120

30
PSIKOLOGI SOSIAL AGRESI Bernardus Andi W (46112010035) Dewi Puji Astuti (46112010056) Rina Herlina (46112010064) Syifa Rahmah (46112010087) Fakultas Psikologi

Upload: rinaaldit

Post on 05-Dec-2014

2.019 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Tugas Kelompok Dengan Dosen Pembimbing Ibu Laila

TRANSCRIPT

Page 1: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

PSIKOLOGI SOSIAL

AGRESI

Bernardus Andi W (46112010035)

Dewi Puji Astuti (46112010056)

Rina Herlina (46112010064)

Syifa Rahmah (46112010087)

Fakultas Psikologi

Universitas Mercu Buana

Jakarta 2013

Page 2: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

Pendahuluan

Pada masa kini kita sering kali mendengar bahkan melihat tindak kekerasan

yang terjadi dalam lingkungan sekitar kita. Tidak jarang pula pada lingkungan

keluarga yang seharusnya menjadi contoh teladan bagi putra-putrinya baik itu

secara sadar atau tidak, sekarang justru berbalik mencelakai. Hai ini dapat kita lihat

makin maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga dan juga penyiksaan

terhadap anak-anak.

Terkadang kita dapat menyaksikan perilaku sadistic di lingkungan tetangga

atau teman dekat sekalipun. Sangat disayangkan di lingkungan kita tidak lagi

tercipta rasa aman. Hal ini dapat memicu konflik sosial, seperti tidak akan percaya

kepada setiap orang di sekitar kita, kita juga akan selalu cenderung waspada. Hal itu

bagus, tetapi terlalu curiga terhadap orang lain juga akan menimbulkan efek yang

tidak baik. Jika di biarkan akan mencapai taraf yang lebih parah, seperti paranoid

yang berlebihan. Selain itu baik perilaku atau korban tetap akan dirugikan. Si pelaku

akan mendapatkan hukuman, sedangkan korbannya akan meninggal. Atas

pertimbangan itulah kami akan membahas mengenai Agresi.

Page 3: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agresi

perbuatan agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan

maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain (Myers,1996).

Moore Fine (Kartono, 2000) mengatakan agresif adalah tingkah laku

kekerasan secara fisik atau verbal terhadap orang lain atau objek lain.

Mayor ( Sarwono 2002 : 297) mengemukakan bahwa perilaku agresif adalah

perilaku fisik atau lisan yang sengaja dengan maksud untuk menyakiti atau

merugikan orang lain.

Murray (Chaplin, 2004) mengatakan bahwa agresif adalah kebutuhan untuk

menyerang, memperkosa atau melukai orang lain, untuk meremehkan, merugikan,

mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, mencemooh, atau

menuduh secara jahat, menghukum berat atau melakukan tindakan sadistis lainnya.

Agresi adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap makhluk lain

dengan tujuan untuk melukainya dan pihak yang dilukai tersebut berusaha untuk

menghindarinya. Dari definisi tersebut terdapat empat masalah penting dalam

agresi. Pertama, agresi merupakan perilaku. Kedua, ada unsur kesengajaan. Ketiga,

sasarannya adalah makhluk hidup, terutama manusia. Keempat, ada usaha

menghindar pada diri korban (Faturochman, 2006).

Berkowitz (Zamzami, 2007) menjelaskan bahwa agresif merupakan bentuk

perilaku yang dimaksud untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kecenderungan perilaku agresif adalah adanya keinginan untuk melakukan perilaku

negatif, kekerasan guna menyakiti orang lain atau merusak suatu benda yang

dilakukan secara fisik maupun verbal.

Page 4: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

B. Tipe-Tipe Agresi

Berkowitz (dalam Koeswara, 1988) membedakan agresi ke dalam dua tipe, yakni :

a. Agresi Instrumental (Instrumental Aggression)

Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu

sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Agresi Benci (Hostile Aggression)

Agresi benci adalah agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan

keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan selain intuk

menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau

korban.

Menurut Moyer (dalam Koeswara,1988) tipe-tipe agresi, yaitu :

a. Agresi Predatori / Pemangsa

Agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah (mangsa). Biasanya

terdapat pada organisme atau spesies hewan yang menjadikan hewan dari

spesies lain sebagai mangsanya.

b. Agresi antar jantan

Agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesame jantan pada

suatu spesies.

c. Agresi ketakutan

Agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindar dari

ancaman.

d. Agresi tersinggung

Agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan, respon

menyerang muncul terhadap stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik

berupa objek-objek hidup maupun objek-objek mati.

Page 5: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

e. Agresi Pertahanan

Agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan daerah

kekuasaannya dari ancaman atau gangguan spesiesnya sendiri. Agresi

pertahanan ini disebut juga agresi teritorial.

f. Agresi Materal

Agresi yang spesifik pada spesies atau organisme betina (induk) yang dilakukan

dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.

g. Agresi Instrumental

Agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced) dan dilakukan untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu

C. Teori-Teori Agresi

Sarwono, (2002) teori agresi terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Teori Bawaan

Teori Bawaan atau Bakat ini terjadi atas teori Psikoanalisa dan teori Biologi.

- Teori Naluri : Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan

bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi ini

merupakan pasangan dari naluri eros dan tanatos. Naluri seks berfungsi

untuk melanjutkan keturunan sedangkan naluri agresi berfungsi

mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam alam

ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut Id

yang pada prinsipnya selalu ingin agar kemauannya dituruti (Prinsip

Kesenangan) dan terletak padabagian lain dari kepribadianlain yang

dinamakan Superego yang mewakili norma-norma yang ada dalam

masyarakat dan Ego yang berhadapan dengan kenyataan.

- Teori Biologi : menjelaskan perilaku agresi, baik dari proses faal

maupun teori genetika atau ilmu keturunan. Proses faal adalah proses

tertentu yang terjadi otak dan susunan saraf pusat.

Page 6: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

2. Teori Lingkungan

Perilaku Agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulus yang

terjadi di lingkungan.

- Teori Frustrasi agresi klasik : agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi

adalah hambatan terhadap suatu pencapaian tujuan. Berdasarkan teori

tersebut agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.

- Teori Frustrasi agresi baru : frustrasi menimbulkan kemarahan dan

emosi, kondisi marah tersebut memicu agresi. Marah timbul jika sumber

frustrasi dinilai mempunyai alternative perilaku lain daripada yang

menimbulkan frustrasi itu.

- Teori Belajar Sosial : lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar.

Bandura menekankan kenyataan bahwa perilaku agresif, berbuat yang

berbahaya, perilaku yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk

dari pelajaran perilaku sosial. Bandura menerapkan agresi dapat dipelajari

dan dapat terbentuk pada individu-individu hanya dengan meniru atau

mencontoh agresi yang dilakukan orang lain atau model yang diamatinya,

walaupun hanya sepintas tanpa penguatan.

3. Teori Kognitif

Memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat

penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan

pembuatan keputusan.

D. Pengaruh Terhadap Agresi

Agresivitas memiliki dampak sosial yang luas. Agresivitas seseorang bisa

berpengaruh terhadap situasi sosial dilingkungannya. Agresivitas juga bersifat

langsung dan sangat berpengaruh terhadap diri seseorang. Apabila perilaku agresif

tidak segera ditangani dan tidak mendpat perhatian dari orangtua maupun

pendidikannya, maka akan berpeluang besar menjadi yang konsisten (menetap).

Dilingkungan sekolah anak agresif cenderung ditakuti dan dijauhi teman- temannya

dan ini dapat menimbulkan masalah baru karena anak terisolir

dari lingkungan disekitarnya. Perilaku agresif yang dibiarkan begitu saja,pada

saat remaja nanti akan menjadi juvenite deliquence yakni perilaku khas kenakalan

Page 7: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

remaja. Dengan demikian, perilaku agresif dari sejak anak berusia dini berpengaruh

pada perkembangan anak- anak selanjutnya.

Agresi yang dilakukan berturut-turut dalam jangka lama, apalagi jika terjadi

pada anak-anak atau sejak masa kanak-kanak, dapat mempunyai dampak pada

perkembangan kepribadian. Misalnya, wanita yang pada masa kanak-kanaknya

mengalami perlakukan fisik dan atau seksual, pada masa dewasanya (18-44 tahun)

akan menjadi depresif, mempunyai harga diri yang rendah, sering menjadi depresi,

mempunyai harga diri yang rendah, sering menjadi korban serangan seksual, terlibat

dalam peyalahgunaan obat, atau mempunyai pacar yang terlibat dalam

penyalahgunaanobat. Demikian pula, walau tidak mengalami agresivitas dalam

jangka lama, pelajar-pelajar wanita di amerika serikat yang pernah mengalami

pelecehan seksual menderita berbagai gangguan, seperti tidak mau sekolah, tidak

mau bicara dikelas, tidak dapat berkonsentrasi di kelas, membolos sekolah, nilai

ulangannya jelek, dan nilai rapornya turun.

Agresi itu pun dapat berlanjut dai generasi ke generasi. Ibu yang agresif

cenderung mempunyai anak yang agresif terhadap anaknya pula

E. Cara Mengurangi Agresi

Agresi bukanlah suatu bentuk perilaku yang tidak dapat dihindari atau tidak

dapt diubah. Sebaliknya karena agresi berasal dari interaksi kompleks berbagai

peristiwa eksternal, kognisi, dan karakteristik pribadi, hal itu dapat dicegah atau

dikurangi. Bahkan kita telah menyebutkan fakta ini berulang kali dalam pembahasan

mengenai intimidasi. Disini kami akan mempertimbangkan beberapa prosedur yang

ketika digunakan secara tepat dapat efektif dalam mengurangi frekuensi atau

intesitas agresi manusia.

1. Hukuman

Pertama- tama kita harus perhatikan bahwa , dilihat secara keseluruhan bukti-

bukti yang ada menunjukkan bahwa hukuman dapat berhasil dalam mencegah

individu untuk terlibat di banyak bentuk perilaku. Namun, dampak seperti ini tidak

pasti dan tidak otomatis. Bila menjadi tidak efektif untuk tujuan ini. Kondisi- kondisi

apa yang harus dipenuhi sehingga hukuman dapat berhasil? Empat hal yang paling

penting: (1) Harus segera, harus mengikuti tindakan agresif secepat mungkin. (2)

Page 8: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

Harus pasti, probabilitas bahwa hukuman akan menyertai agresi haruslah sangat

tinggi. (3) Harus kuat, cukup kuat untuk dirasa sangat tidak menyenangkan bagi

penerimanya. Dan (4) Harus dipersepsikan oleh penerimanya sebagai justifikasi

atau layak diterima.

Sayangnya, seperti yang anda dapat lihat, kondisi- kondisi ini sering kali tidak

terdapat dalam system keadilan di banyak Negara. Dalam banyak masyarakat,

pemberian hukuman untuk tindakan agresif ditunda selama berbulan- bulan bahkan

bertahun- tahun; di Amerika serikat, misalnya, terpidana pembunuhan sering

menghabiskan waktu lebih dari sepuluh tahun dalam ancaman humukan mati,

menunggu pelaksanaanya. Sama halnya, banyak [erilaku criminal yang menghindari

penangkapan dan putusan pegadilan, sehingga kepastian diberikan hukuman

adalah rendah. Berat ringannya hukuman itu sendiri bervariasi dari suatu kota, suatu

Negara bagian atau bahkan antara suatu ruang pengadilan dengan lainnya. Melihat

kondisi- kondisi ini, tidak mengejutkan bahwa ancaman hukuman bahkan hukuman

yang paling parah (hukuman mati) sekalipun tampaknya tidak efektif dalam

mencegah kejahatan. Kondisi- kondisi yang dibutuhkan agar hukuman dapat

menjadi efektif tidaklah ada. Hal ini memunculkan pertanyaan menarik: Dapatkah

dibuktikan bahwa hukuman akan efektif sebagai pencegah kejahatan jika digunakan

secara lebih efektif? Kita tidak dapat memastikan, tetapi bukti- bukti yang ada

menunjukkan bahwa hukuman dapat, secara potensial, memunculkan efek- efek

seperti itu jika digunakan sesuai dengan prinsip- prinsip yang digambarkan

sebelumnya. Tetapi sekali lagi, memberlakukan kondisi- kondisi tersebut akan

menimbulkan isu kompleks yang berhubungan dengan belief religious dan etis,

sehingga data ilmiah jelas hanya merupakan salah satu pertimbangannya, dan untuk

alas an tersebut, kita tidak dapat menawarkan polisi yang jelas disini. Melainkan hal

yang merupakan sesuatu yang harus diputuskan oleh orang untuk dirinya masing-

masing.

2. Katarsis

Hipotesis katarsis adalah pandangan bahwa menyediakan suatu kesempatan

pada orang yang sedang marah untuk mengekspresikan impuls- impuls agresi

mereka dalam cara yang relative aman akan mengurangi tendensi mereka untuk

terlibat dalam bentuk agresi yang lebih berbahaya.

Page 9: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

Bagaimana dengan ide bahwa melakukan tindakan agresi yang “aman”

mengurangi kecenderungan terjadinya bentuk agresi yang lebih berbahaya? Hasil

penelitian dari isu ini bahkan lebih mematahkan semangat. Agresi terbuka

tampaknya tidak berkurang dengan (1) melihat adegan kekerasan di media.(2)

menyerang objek mati, (3) melakukan agresi verbal terhadap oranglain. Bahkan,

beberapa temuan menyatakan bahwa agresi dapat ditingkatkan oleh aktifitas-

aktifitas ini. Misalhnya, dapat dikurangi dengan cara memukul suatu sasaran pukul.

Dan dalam penelitian yang berhubungan, Bushman (2001) menemukan bahwa

partisispasi penelitian yang memikirkan tentang seseorang yang telah membuat

mereka marah ketika memukul suatu sasaran pukul menjadi lebih marah dan

bertindak lebih agresif daripada partisipan yang memikirkan mengenai kebugaran

fisik ketika memukul sasaran pukul tersebut.

Temuan seperti ini semuanya menyatakan bahwa, berlawanan dengan belief

popular, katarsis bukan merupakan suatu alat yang sangat efektif untuk mengurangi

agresi, berpartipasi dalam bentuk agresi yang aman atau dalam aktivitas keras yang

menguras energy dapat menghasilkan pengurangan keterangsangan untuk

sementara, tetapi perasaan marah dapat segera kembali ketika individu bertemu,

atau hanya memikirkan mengenai orang yang sebelumnnya mengganggu mereka.

Dan perasaan- perasaan seperti ini dapat benar- benar ditingkatkan jika individu

berfikir mengenai orang tersebut ketika sedang terlibat dalam aktivitas katarsis.

Untuk alasan- alasan ini, katarsis menjadi kurang efektif dalam mengurangi agresi

daripada yang sebelumnya dipercaya.

3. Intervensi Kognitif

Apakah anda merasa sulit atau mudah untuk meminta maaf kepada orang

lain? Jika jawaban anda sulit, saya menyarankan anda untuk melatih keterampilan

social yang satu ini, permintaan maaf pengakuan kesalahan- kesalahan yang

meliputi permintaan ampun/maaf seringkali sangat bermanfaat untuk mengurangi

agresi. Jika anda merasa bahwa anda membuat orang lain marah, segeralah

meminta maaf. Masalah yang dapat anda hindari membuat ucapan “saya menyesal”

menjadi sangat berharga. Ketika emosi sedang terangsang, bisa jadi kita

mengadopsi cara berfikir dimana kita memproses informasi secara cepat dan

gegabah. Hal ini kemudian, dapat meningkatkan kemungkinan bahwa kita akan

Page 10: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

“kehilangan kendali” pada orang lain termasuk orang lain yang bukan merupakan

penyebab kemarahan kita.

Berdasarkan fakta- fakta ini, maka prosedur apapun yang dapat menolong

kita menghindari atau mengatasi deficit kognitif juga dapat menolong untuk

mengurangi agresi. Salah satu teknik seperti ini adalah preattribution

mengatribusikan tindakan mengganggu yang dilakukan orang lain pada penyebab

yang tidak disengaja sebelum provokasi benar- benar terjadi. Misalnya, sebelum

bertemu seseorang yang menurut anda mengesalkan, anda dapat mengingatkan diri

sendiri bahwa dia tidak bermaksud membuat anda marah. Tingkah lakunya hanya

merupakan hasil dari gaya pribadi yang tidak sepantasnya. Teknik lainnya adalah

mencegah diri anda sendiri (orang lain) dari terhanyut pada kesalahan sebelumnya

baik yang nyata atau diimajinasikan. Anda dapat melakukan ini dengan mengalihkan

perhatian anda dengan cara tertentu : MIsalnya, membaca, menonton program

televise atau film menyerap perhatian, atau mengerjakan puzzle yang rumit.

Aktivitas- aktivitas ini menyediakan suatu periode pendinginan selama amarah

masih dapat terjadi, dan juga menolong untuk menciptakan kembali control kognitif

pada perilaku control yang menolong menahan agresi.

4. Pemaparan terhadap model non agresif : pertahanan yang menular.

Jika pemaparan terhadap tindakan agresif yang dilakukan orang lain di media

atau secara langsung dapat meningkatkan agresi, nampaklah kemungkinan bahwa

pemaparan terhadap perilaku nonagresif menghasilkan dampak yang sebaliknya.

Ketika individu- individu yang telah diprovokasikan diperlihatkan pada gambaran

orang lainyang sedang mendemostrasikan atau mengusahakan pertahanan diri,

tandensi untuk terjadinya agresi berkurang. an ini menunjukkan bahwa mungkin saja

ada gunanya untuk menempatkan model nonagresif yang beursaha menahan diri

dalam berbagai situasi tegang yang potensi untuk menjadi berbahaya. Keberadaan

model nonagresif dapat berfungsi sebagai penyeimbang kekerasan terbuka yang

terjadi.

5. Pelatiahan dalam keterampilan social: belajar untuk memiliki hubungan

baik dengan orang lain.

Salah satu alasan mengapa banyak orang yang telibat dalam tanggapan

agresif adalah karena mereka tidak memiliki keterampilan social dasar. Mereka tidak

Page 11: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

mengetahui bagaimana merespons provokasi dari orang lain dalam cara yang akan

menenangkan orang lain ini alih- alih mengganggu mereka. Mereka tidak tahu

bagaimana caranya untuk membuat permintaan atau bagaimana caranya untuk

menolak permintaan orang lain tanpa membuat orang tersebut marah. Orang- orang

yang tidak memiliki keterampilan social dasar tampak terlibat dalam jejerasab

dengan proporsi yang cukup tinggi dibanyak masyarakat, jadi membekali orang-

orang seperti ini dengan keterampilan social yang lebih baik dapat sangat

bermanfaat untuk mengurangi agresi. Kebetulan, prosedur untuk mengajarkan

individu keterampilan seperti ini memang ada dan tidak terlalu kompleks. Contohnya,

baik orang dewasa maupun anak- anak dapat secara cepat memperbaiki

keterampilan social mereka dengan cara melihat orang- orang lain (model social)

melakukan perilaku yang efektif dan tidak efektif. Kemajuan ini dapat diperoleh

hanya melalui beberapa jam pelatihan, jadi hal ini bersifat praktis, hemat serta

berhasil.

6. Respons yang tidak tepat: sulit untuk tetap marah jika anda tersenyum

Bayangkan anda dalam situasi dimana anda merasa diri anda marah dan

kemudian seseorang menceritakan sebuah lelucon yang membuat anda tertawa.

Apakah anda akan tetap marah? Mungkin tidak. Kemungkinan besar bahwa ketika

anda tertawa, anda akan merasa kemarahan anda berkurang. Mengapa? Karena

tertawa dan afek positif yang dibawanya tidak sesuai dengan perasaan marah dan

tindakan agresi. Hal ini merupakan dasar dari pendekatan lain untuk mengurangi

agresi, yang dikenal sebagai teknik respons yang tidak tepat (incompatible response

techniques). Teknik ini menyatakan bahwa agresi akan berkurang jika individu

dipaparkan pada kejadian atau stimulus yang menyebabkan mereka mengalami

keadaan afeksi yang tidak tepat dengan kemarahan atau agresi.

Stimulus atau pengalaman apakah yang dapat menghasilkan keadaan afeksi

yang tidak tepat ini? Temuan memperlihatkan bahwa humor, keterangsangan

seksual ringan, dan perasaan empati pada korban semuanya efektif untuk

menghasilkan efek ini. Tentu saja, teknik ini gagal: mencoba untuk membuat

seseorang tertawa ketika mereka sedang sangat marah dapat memicu dan

membuat mereka tambah marah.tetapi sesegera mungkin dalam proses sebelum

individu menjadi murka usaha untuk mengganti keadaan emosi internal yang

negative, seperti rasa terganggu, dengan yang positif dapat cukup efektif.

Page 12: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

Menurut Koeswara (1988), cara atau teknik sebagai langkah-langkah konkret yang

dapat diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresi

itu adalah : penanaman modal, pengembangan tingkah laku non agresi, dan

pengembangan kemampuan memberikan empati.

a. Penanaman Modal

Penanaman modal merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah

kemunculan tingkah laku agresi. Penanaman moral ini akan berhasil apabila

dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten sejak usia dini di berbagai

lingkungan dengan melibatkan segenap pihak yang memikul tanggung jawab dalam

proses sosialisasi.

b. Pengembangan Tingkah Laku Non Agresi

Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresi, yang perlu dilakukan adalah

mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku non

agresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong

perkembangan tingkah laku agresi.

c. Pengembangan Kemampuan Memberikan Empati

Pencegahan tingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan

kemampuan mencintai pada individu-individu. Adapun kemampuan mencintai itu

sendiri dapat berkembang dengan baik apabila individu-individu dilatih dan melatih

diri untuk mampu menempatkan diri dalam dunia batin sesame serta mampu

memahami apa yang dirasakan atau dialami dan diinginkan maupun tidak diinginkan

sesamanya. Pengembangan kemampuan memberikan empati merupakan langkah

yang perlu diambil dalam rangka mencegah berkembangnya tingkah laku agresi.

F. Bentuk – Bentuk Perilaku Agresi

Pendapat Delut (Kisni dan Hudaniyah, 2001) bentuk bentuk perilaku agresif yaitu :

a. Menyerang secara fisik

Page 13: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

b. Menyerang dalam kata-kata

c. Mencela orang lain

d. Mengancam melukai orang lain

e. Menyerbu daerah orang lain

f. Main perintah

g. Melanggar hak orang lain

h. Membuat perintah dan meminta yang tidak perlu

i. Bersorak sorak, berteriak atau berbicara keras yang tidak pantas

j. Menyerang tingkah laku yang di benci.

Contoh :

Fisik, Aktif, Langsung Menikam, Memukul, atau Menembak orang

lain

Fisik, Aktif, Tak Langsung Membuat perangkap untuk orang lain,

menyewa seorang pembunuh untuk

membunuh

Fisik, Pasif, Langsung Secara fisik mencegah orang lain memperoleh

tujuan atau tindakan yang diinginkan (seperti

aksi duduk dalam demonstrasi)

Fisik, Pasif, Tak Langsung Menolak melakukan tugas yang seharusnya

Verbal, Aktif, Langsung Menghina orang lain

Verbal, Aktif, Tak Langsung Menyebarkan gossip atau rumor jahat tentang

orang lain

Verbal, Pasif, Langsung Menolak berbicara pada orang lain, Menolak

menjawab pertanyaan, dll.

Verbal, Pasif, Tak Langsung Tidak mau membuat komentar verbal

(misalnya : menolak berbicara ke orang yang

menyerang dirinya bila dia dikeritik secara

tidak feer.

Page 14: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

G. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Agresivitas

Menurut David Off terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku remaja siswa-siswi yaitu :

a. Faktor Biologis

Faktor ini merupakan dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri individu. Ada

beberapa faktor biologis yang mempengaruhi Agresi yaitu,

1.) Faktor Gen

Berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak mengatur penelitian yang

di lakukan terhadap binatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah

amarahnya, faktor keturunan tampaknya membuat hewan jantan lebih mudah

marah dibandingkan dengan betinanya.

2.) Sistem otak yang terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau

mengendalikan agresi.

3.) Kimia Darah

Kimia darah khususnya hormone seks yang sebagian ditentukan faktor

keturunan mempengaruhi perilaku agresi.

b. Faktor Belajar Sosial

Berbeda dengan faktor biologis, faktor belajar sosial ini lebih memperhatikan faktor

tarikan dari luar diri individu.

c. Kesenjangan Generasi

Adanya perbedaan atau jurang pemisah (GAP) antara generasi anak dan orang

tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan

sering kali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini

sebagai salah satu penyebab timbulnya prilaku agresi pada anak.

d. Faktor Lingkungan

Prilaku agresi di sebabkan oleh beberapa faktor. Berikut merupakan uraian singkat

mengenai faktor-faktor tersebut :

Page 15: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

1.) Kemiskinan

Bila individu yang di besarkan dalam lingkungan kemiskinan maka perilaku

agresi pada dirinya secara alami mengalami peningkatan.

2.) Anonimitas

Kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya

menyajikan berbagai suara, cahaya, dan bermacam-macam informasi yang

sangat luar biasa besarnya. Individu secara otomatis cenderung berusaha

untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan

yang berlebihan tersebut. Terlalu banyak rangsangan indra kognitif membuat

dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu individu dengan individu

lain tidak lagi saling mengenal atau mengetahui secara baik. Lebih jauh lagi,

setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri).

Bila individu merasa anonim, ia cenderung berprilaku semaunya sendiri,

karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakat dan kurang

bersimpati pada individu lain.

3.) Suhu Udara Yang Panas Dan Kesesakan

Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku

sosial berupa peningkatan agresivitas.

e. Faktor Amarah

Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau

melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut di

salurkan maka terjadilah perilaku agresi.

f. Faktor Frustasi

Terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan,

kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah

satu cara merespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari

frustasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang

pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segara terpenuhi tetap9i sulit sekali

tercapai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah dan berperilaku agresif.

Page 16: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

g. Proses Pemberian Hukuman Yang Berlebihan

Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan

dengan memberikan hukuman yang berlebihan, dapat menimbulkan berbagai

pengaruh yang buruk bagi remaja di sekolah. Pemberian hukuman seperti itu akan

membuat siswa-siswi menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan

membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan

pada akhirnya melampiaskan kemarahan dalam bentuk agresi kepada orang lain.

Sedangkan menurut Sarwono dan Meinarno, (2009) menjelaskan penyebab

timbulnya agresi pada individu, antara lain :

a. Faktor Sosial

Frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya mencapai tujuan kerap

menjadi penyebab agresi. Ketika individu gagal dalam menyelesaikan ujian dengan

baik, ia akan merasa sedih, marah, bahkan depresi. Dalam keadaan seperti itu,

besar kemungkinan ia akan menjadi frustasi dan mengambil tindakan-tindakan yang

bernuansa agresi, seperti penyerangan terhadap individu lain. Kondisi ini menjadi

mungkin dengan pemikiran bahwa agresi yang dilakukan individu tadi dapat

mengurangi marah yang ia alami (Bushman, Baumeister & Philips, 2001 dalam

Taylor, Peplau & Sears, 2009).

Agresi tidak selalu muncul karena frustasi. Hukuman verbal atau fisik juga

menjadi salah satu penyebab agresi. Contohnya kasus pemukulan 7 siswa terhadap

kepala sekolah yang terjadi di SMK Muhammadiyah 1 Kabupaten Bantul,

Yogyakarta. Pemukulan ini terjadi karena kekecewaan salah seorang siswa yang

tidak naik kelas sehingga siswa tersebut menjadi frustasi (Kompas, 2008). Indvidu

cendrung untuk membalas dengan derajat agresi yang sama atau sedikit lebih tinggi

dari pada yang di terimanya atau balas dendam karena perlakuan yang dilakukan

oleh gurunya tersebut tidak seimbang dengan hasil belajar siswa atau siswi.

Menyepelekan dan merendahkan sebagai ekspresi sikap arogan atau sombong,

predictor yang kuat bagi munculnya agresi.

Kebanyakan hasil penelitian yang terkait dengan konsumsi alkohol

menunjukkan kenaikan agresivitas (Hull & Bond, dalam Taylor, Peplau, Sears 2009;

Gros, 1992; Madianung, 2003 dalam Sarwono, 2002). Contohnya : individu yang

mengkonsumsi alkohol di sekolah membuatnya marah (agresif) saat di tegur oleh

Page 17: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

gurunya. Ini terlihat bahwa alkohol meningkatkan perilaku agresif hingga kriminalitas

(Murdock, Pihl & Ross, 1990 dalam Garret 2003).

b. Faktor Personal

Faktor personal ini meliputi :

1.) Pola tingkah laku berdasarkan kepribadian. Individu dengan pola tingkah

laku A cenderung lebih agresif daripada individu dengan pola tingkah laku B.

Tipe A identik dengan karakter terburu-buru, kompetitif, tingkah laku yang di

tunjukan oleh individu denga tipe B adalah bersikap sabar, kooperatif,

nonkompetisi, dan non agresif (Fieldman, 2008). Individu dengan tipe A

cenderung lebih melakukan Hostile Agression (Agresi yang bertujuan melukai

atau menyakiti individu lain). Disisi lain, individu dengan tipe B cenderung

lebih melakukan instrumental Aggression (tingkah laku agresif yang dilakukan

karena ada tujuan utama dan tidak ditunjukkan untuk melakukan atau

menyakiti individu lain.

2.) Narsisme juga menjadi salah satu penyebab timbulnya agresi, dimana ini

sudah di teliti oleh (Gusman dan Baumeter, 1988). Hasilnya individu yang

narsis memiliki tingkat agresifitas lebih tinggi. Hal ini dikarenakan dirinya

merasa terancam jika ada individu lain yang mempertanyakan dirinya, maka

kemudian yang terwujud adalah tingkah laku agresif.

3.) Perbedaan jenis kelamin. Sering di ungkapkan bahwa laki-laki lebih agresif

dari pada perempuan (Haddat & Giassman, 2004, Fieldman 2008).

Penelitian eksperimental yang dilakukan oleh bandura menguatkan premis

tersebut.

c. Kebudayaan

Penyebab timbulnya agresi adalah faktor kebudayaan. Ini diperkuat oleh

pendapat beberapa ahli dari berbagai bidang ilmu seperti antropologi dan psikologi,

seperti Segall, Dasen, Berry dan Porting, (1999); Kottak (2006); Bross (1992);

Price & Krapo (2002) mengenai faktor kebudayaan terhadap agresi. Lingkungan

geografis, seperti pantai atau pesisir, menunjukkan karakter lebih keras daripada

masyarakat yang hidup di pedalaman. Nilai dan norma yang mendasari sikap dan

tingkah laku di masyarakat juga berpengaruh terhadap agresifitas satu kelompok.

Page 18: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

d. Situasional

Individu yang berkata cuaca yang cerah juga menbuat api yang cerah,

tampaknya ide itu tidak berlebihan dengan di percayai oleh para pramusaji di

Amerika Serikat. Penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan

bahwa ketidak nyamanan akibat panas menyebabkan kerusuhan dan bentuk-bentuk

agresi lainnya. Sudah sejak lama kita mendengar individu berkata “kondisi cuaca

yang panas lebih sering memunculkan aksi agresif”. Hal yang paling sering muncul

ketika udara panas adalah timbulnya rasa tidak nyaman yang berujung pada

meningkatnya agresi sosial.

e. Sumberdaya

Individu senantiasaingin memenuhi kebutuhannya. Salah satu pendukung

utama kehidupannya adalah daya dukung alam. Daya dukung alam terhadap

kebutuhan individu tak selamanya mencukupi. Oleh karena itu, di butuhkan upaya

lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Diawali dengan tawar-menawar, jika

tidak tercapai kata sepakat, maka akan terbuka dua kemungkinan besar, pertama,

mencari sumber pemenuhan kebutuhan lain, kedua mengambil paksa dari pihak

yang memilikinya.

f. Media Massa

Kasus yang muncul dari video Ariel yang tersebar ditiru oleh 2 individu yang

bernama Robi (14 tahun) dan Roni (10 tahun) dengan melakukan hal yang serupa

dengan kasus Ariel terhadap individu yang berusia 9 tahun secara paksa. Ini terjadi

setelah individu tersebut menonton video adegan porno tersebut. Oleh karena itu,

ketika melakukan perilaku agresif (penganiayaan) dua individu tersebut mengakui

setelah menonton video tersebut. Pengakuan Robi dan Roni ini merupakan hasil dari

pemeriksaan tim kepolisian Surabaya.

Menurut Ade E. Mardiana, tayangan dari televisi berpotensi besar di imitasi

oleh pemirsanya, Khusus untuk televisi yang merupakan media tontonan dan secara

alami mempunyai kesempatan lebih bagi pemirsanya untuk mengamarti apa yang di

sampaikan secara jelas. Oleh karena itu, kemudian dilakukan penelitian tentang

hubungan kekerasan dan televisi dengan mengajukan hipotesis “mengamati

kekerasan akan meningkatkan agresifitas”. Beberapa penelitian tentang televisi dan

Page 19: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

kekerasan lebih banyak dilakukan, baik di luar maupun dalam negeri secara teoritis,

penjelasan dari kajian ini adalah teori belajar sosial.

Menurut Morgan, Weisz, dan Schoplen, 1986. Jenis agresi sebagai berikut :

Tabel Dimensi Agresi

Dimensi Aspek Indikator

1. Agresi

Verbal

Perilaku di saat kita diganggu

individu (orang) lain.

Sikap Kita terhadap orang yang

akan menjadi saingan.

Sikap kita saat emosi kepada

orang lain.

- Agresi verbal (mengumpat, mencerca)

saat kita diganggu orang lain.

- Menghasut Orang lain untuk memusuhi

orang yang menjadi saingan.

- Perilaku agresi (mengomel,

membantah) saat menerima saran &

kritik dari orang yang kita hormati.

- Perilaku agresi (marah, menghina)

dalam situasi emosi kepada orang lain.

2. Agresi Fisik Sikap kita terhadap orang yang

menjadi sumber masalah.

Sikap disaat orang lain

menggangu kita.

Perilaku jahil kepada orang

lain.

Sikap kita terhadap orang yang

di benci.

- Perilaku agresif fisik (memukul,

menampar) saat kita menghadapi

orang yang menjadi sumber masalah.

- Perilaku agresif fisik (memukul,

berkelahi) kepada orang yang

menggangu kita.

- Perilaku kita untuk usil/menggoda

orang lain.

- Perilaku agresif fisik kepada orang

yang kita benci dan penampilan yang di

tunjukkan dari ekspresi.

3. Pengalihan

Terhadap

Objek

Bukan

Manusia

Perilaku agresif terhadap

lingkungan sekitar

Perilaku terhadap lingkungan

saat mengalami suatu

kegagalan atau kesalahan

- Perilaku agresif yang dilakukan

terhadap barang-barang yang ada di

lingkungan.

- Perilaku agresif terhadap makhluk

hidup lain.

- Pengalihan perilaku agresi terhadap

hal-hal yang ada di iingkungan saat

mengalami kegagalan atau kesalahan.

Page 20: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

Daftar Pustaka :

Baron. Robert A & Byrne Donn. 2005. Psikologi Sosial/ Edisi Kesepuluh/ Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Faturochman, 2006. Pengantar Psikologi Sosial, Yogyakarta, Pustaka.

Kisni, T. D. dan Hudaniyah. 2001. Psikologi sosial. Jilid 1 Universitas

Muhammadiyah Malang.

Nabila. 2012. Hubungan Antara Pemberian Hukuman Dengan Perilaku Agresif

Siswa-Siswi MTs X. Skripsi Psikologi Universitas Mercubuana

Sarwono,S. W. 2009. Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.

Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta:Balai Pustaka.

Zamzami, A. 2007. Agresivitas Siswa SMK DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, tahun ke – 13, No. 069

Page 21: WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120

Kumpulan Tanya – Jawab

1. Suhu panas adalah pemicu tindakan agresi. Mengapa pada negara dengan iklim

dan suhu panas terbukti tidak semua orang-orang melakukan agresi disana ?

Karena orang-orang yang tinggal di Negara bersuhu panas, sudah terbiasa

dengan iklimnya, sehingga mereka tidak mendapatkan perasaan panas yang

membuat mereka tidak nyaman yang menimbulkan emosional mereka meningkat

tapi kondisi panas yang mereka rasakan adalah sebuah kebiasaan yang tidak

mengganggu mereka. Namun dewasa ini, di Negara panas pun sering terjadi

perubahan suhu dan iklim yang sangat ekstrim, dengan adanya perubahan suhu

seperti itulah yang memungkinkan panas kembali memicu emosional mereka

apabila mereka mulai terbiasa dengan suhu lebih rendah dari biasanya.

2. Sebutkan komponen-komponen agresi ?

Komponen Motorik

Agresi dari perilaku motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain secara fisik.

Misalnya dengan menyerang, memukul, menakut-nakuti, merusak, dan berkelahi.

Komponen Afektif

Rasa marah merupakan komponen emosi atau afektif, seperti keterbangkitan

dan kesiapan psikologis untuk bertindak agresif. Misalkan mudah kesal, hilang

kesabaran, tidak mampu mengontrol perasaan marah.

Kompoen Kognitif

Sikap permusuhan merupakan perwakilan dari komponen kognitif seperti

perasaan benci dan curiga pada orang, merasa hidup yang dijalani tidak adil.

3. Sebutkan pengertian Agresi Instrument dan Agresi Hostile ?

Agresi Instrumental (Instrumental Aggression), Agresi instrumental adalah

agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk

mencapai tujuan tertentu.

Agresi Benci (Hostile Aggression), Agresi benci adalah agresi yang dilakukan

semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau

agresi tanpa tujuan selain intuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau

kematian pada sasaran atau korban.