warta kema edisi iv

2
TIM REDAKSI : Penanggung Jawab M. Tanri Arrizasyifaa Pemimpin Umum Suci Amelia Harlen Pemimpin Redaksi Fadly Eka Pradana Redaksi Sarah Nurul Khotimah Editor M Fajar Fadillah WARTA KEMA EDISI IV 8 Mei 2012 Bukan Sekedar Informasi 1 4 3 Hal yang membuat kita dewasa : Kesabaran, Ketulusan, dan Rasa Syukur 3 Hal yang tak pernah kembali : Waktu, Kesempatan, dan Perkataan. RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender : Jalan Terjal Melegalkan Pelanggaran Kebudayaan dan Ketuhanan Oleh : Furkon Menteri Kajian Strategis BEM KEMA Unpad ilatarbelakangi oleh jaminan hak setiap individu untuk bebas dari perilaku Ddiskriminatif, masih terdapat diskriminasi atas dasar jenis kelamin dan belum adanya jaminan kepastian hukum tentang kesetaraan untuk keadilan gender, maka meluncurlah RUU KKG ini ke permukaan. Meluncur bak bola salju, semakin hari semakin mendapat kritik yang deras akan keberadaannya. Bagaimana tidak, terdapat beberapa pasal yang sarat dengan kontroversi, mulai dari definisi mengenai gender, kesetaraan, keadilan, diskriminasi hingga pasal mengenai pelarangan. Dalam BAB I (ketentuan umum) mulai dari pasal 1 sampai pasal 3, terdapat beberapa hal yang perlu untuk dicermati, diantaranya mengenai definisi Gender : “…hasil kontruksi budaya yang sifatnya tidak tetap…”, jika dikaitkan dengan sila pertama Pancasila yang menyatakan bahwa “Ketuhanan yang Maha Esa”, maka definisi tersebut jelas mengesampingkan makna Ketuhanan, dimana konsekuensi logis dari Ketuhanan adalah keterikatan dengan peraturan Tuhan yang bersifat tetap, baik itu budaya ataupun hal lainnya. Kemudian menuju definisi dari kata diskriminasi, dalam pasal 1 ayat 4, hal ini membuka ruang untuk mengesampingkan batasan-batasan agama, keluarga dan ikatan perkawinan, maka konsekuensi logis dari ayat ini adalah Negara harus melegalkan UU tentang hak melakukan aborsi bagi perempuan yang berusia 18 tahun ke atas, pernikahan sesama jenis dan pernikahan beda agama, termasuk juga hak istri Hal ini belum ditambah dengan beberapa pasal yang sarat kontroversi lainnya. Apakah kelahiran RUU KKG ini benar-benar akan melegalkan Pelanggaran terhadap Kebudayaan dan Ketuhanan? Jawabannya sangat singkat dan jelas, Benar! mengadukan suaminya kepada pihak berwajib atas tuduhan pemerkosaan. Pada BAB VIII tentang Larangan, pasal 67 menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang memiliki unsur pembedaan, pembatasan, dan/atau pengucilan atas dasar jenis kelamin tertentu”. Dengan kata lain, siapa saja yang melaksanakan Ketentuan Tuhan dalam masalah waris, aqiqah, kesaksian, melarang perempuan menjadi khatib jumat, wali nikah, perempuan menjadi imam shalat bagi makmum laki-laki, dan melarang nikah beda agama maupun sesama jenis berarti telah melanggar pasal 67 ini. Riuh Gitar dari Pasundan erdengar alunan indah petikan senar dari cowok-cowok gondrong setiap hari selasa Tdi sebuah kelas di kampus Universitas Pasundan, Setiabudi, Bandung. Semua tentang gitar, alat musik yang berkembang pesat di negara matador. Berbagai warna obrolan terasa hangat diiringi alunan gitar para anggota Pasundan Guitar Community (PGC) . Dari mulai berbagi ilmu tentang gitar, obrolin masalah kuliah, sampai nge-jam kecil-kecilan adalah rutinitas mereka setiap minggunya. Lalu siapakah orang-orang di balik berdirinya komunitas ini? Apa sajakah kegiatan mereka? Tak akan habisnya jawaban akan pertanyaan-pertanyaan ini bila kita berbicara tentang musik dan gejolak anak muda akan kreativitas. Selepas masa kejayaan sang satria bergitar kita, Rhoma Irama, tantu hasrat kreativitas anak muda akan alat musik gitar tidak mati. Gitar tidak lagi dikenal hanya sekedar alat musik untuk mengiringi melodi sang penyanyi. Kini kata “gitar” sering kita dengar sebagai sebuah komunitas- komunitas yang berdiri sendiri, seakan gitar bisa berdiri tegak di depan instrumen lain, bahkan penyanyi. Apresiasi anak muda pada alat musik gitar meningkat saat pertengahan tahun 2000-an lahir komunitas Gitaris.com, setelah itu banyak bermunculan komunitas gitar, terutama dikalangan anak muda. Pada tanggal 23 April 2010 lah lahir sebuah komunitas gitar intra Universitas Pasundan yang bernama Pasundan Guitar Community (PGC). Komunitas yang terbentuk karena kesamaan visi para mahasiswa Jurusan Gitar Fakultas Seni Musik Universitas Pasundan ini awalnya terbatas oleh dinding jurusan, jadi member dari komunitas tersebut hanyalah mahasiswa jurusan tersebut. Namun lambat laun lingkaran tersebut meluas, “sekarang mau diluasin, ga hanya jurusan gitar, tapi semua Pasundan juga boleh masuk, bahkan sampai SMA pasundan pun boleh.” Ujar Febry, cowok gondrong yang sekarang menjabat sebagai ketua PGC ini. Tidak hanya sekedar kumpul dan mengobrol saja, komunitas ini juga rutin mengadakan guitar coaching clinic Para Anggota PGC juga adalah orang-orang yang membentuk Indonesian Guitar Community (IGC) yang cangkupannya sudah nasional, dan kebetulan kemarin sedang merayakan ulang tahunnya yang pertama di Planet Dago. Orang-orang dibalik perayaan ulang tahun IGC pun adalah para anggota dari PGC. Bukan komunitas sembarangan bila berumur baru sekitar satu tahun sudah bisa membuat event tingkat nasional. Bila dilihat dari acara yang digelar, dari tampilan mereka yang seperti rock star, Anda mungkin tak akan menyangka bahwa komunitas ini lahir di bawah nama Himpunan Mahasiswa (Hima) Seni Musik, Universitas Pasundan. Tidak hanya Shinta “Keong Racun” yang bisa membanggakan nama Unpas, nama PGC pun kini sudah terdengar se- nasional, walau belum meraih banyak prestasi, PGC sudah menjadi wadah bagi para gitaris dan sudah berbicara di tingkat nasional, hal yang membanggakan bukan? (Muhammad Fajar/Abdussalam Quarta Buana/Damar Iradat/2011)

Upload: sholeh-qomaruddin

Post on 12-Mar-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BEM Kema Unpad

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Kema Edisi IV

TIM REDAKSI : Penanggung Jawab M. Tanri Arrizasyifaa Pemimpin Umum Suci Amelia Harlen Pemimpin Redaksi Fadly Eka Pradana Redaksi Sarah Nurul Khotimah Editor M Fajar Fadillah

WARTA KEMAEDISI IV 8 Mei 2012

Bukan Sekedar Informasi

143 Hal yang membuat kita dewasa : Kesabaran, Ketulusan, dan Rasa Syukur 3 Hal yang tak pernah kembali : Waktu, Kesempatan, dan Perkataan.

RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender : Jalan Terjal Melegalkan

Pelanggaran Kebudayaan dan Ketuhanan

Oleh : FurkonMenteri Kajian Strategis BEM KEMA Unpad

ilatarbelakangi oleh jaminan hak setiap

individu untuk bebas dari perilaku Dd i s k r i m i n a t i f , m a s i h t e rd a p a t

diskriminasi atas dasar jenis kelamin dan belum adanya

jaminan kepastian hukum tentang kesetaraan untuk

keadilan gender, maka meluncurlah RUU KKG ini ke

permukaan. Meluncur bak bola salju, semakin hari

semakin mendapat krit ik yang deras akan

keberadaannya. Bagaimana tidak, terdapat beberapa

pasal yang sarat dengan kontroversi, mulai dari definisi

mengenai gender, kesetaraan, keadilan, diskriminasi

hingga pasal mengenai pelarangan.

Dalam BAB I (ketentuan umum) mulai dari pasal

1 sampai pasal 3, terdapat beberapa hal yang perlu

untuk dicermati, diantaranya mengenai definisi Gender

: “…hasil kontruksi budaya yang sifatnya tidak

tetap…”, jika dikaitkan dengan sila pertama Pancasila

yang menyatakan bahwa “Ketuhanan yang Maha Esa”,

maka definisi tersebut jelas mengesampingkan makna

Ketuhanan, dimana konsekuensi logis dari Ketuhanan

adalah keterikatan dengan peraturan Tuhan yang

bersifat tetap, baik itu budaya ataupun hal lainnya.

Kemudian menuju definisi dari kata diskriminasi,

dalam pasal 1 ayat 4, hal ini membuka ruang untuk

mengesampingkan batasan-batasan agama, keluarga

dan ikatan perkawinan, maka konsekuensi logis dari

ayat ini adalah Negara harus melegalkan UU tentang

hak melakukan aborsi bagi perempuan yang berusia

18 tahun ke atas, pernikahan sesama jenis dan

pernikahan beda agama, termasuk juga hak istri

Hal ini belum ditambah dengan beberapa pasal yang

sarat kontroversi lainnya. Apakah kelahiran RUU KKG ini

benar-benar akan melegalkan Pelanggaran terhadap

Kebudayaan dan Ketuhanan? Jawabannya sangat singkat dan

jelas, Benar!

mengadukan suaminya kepada pihak berwajib atas

tuduhan pemerkosaan.

Pada BAB VIII tentang Larangan, pasal 67 menyatakan

bahwa “Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang

memiliki unsur pembedaan, pembatasan, dan/atau

pengucilan atas dasar jenis kelamin tertentu”. Dengan kata

lain, siapa saja yang melaksanakan Ketentuan Tuhan dalam

masalah waris, aqiqah, kesaksian, melarang perempuan

menjadi khatib jumat, wali nikah, perempuan menjadi imam

shalat bagi makmum laki-laki, dan melarang nikah beda

agama maupun sesama jenis berarti telah melanggar pasal

67 ini.

Riuh Gitar dari Pasundan

erdengar alunan indah petikan senar dari

cowok-cowok gondrong setiap hari selasa Tdi sebuah kelas di kampus Universitas

Pasundan, Setiabudi, Bandung. Semua tentang gitar, alat

musik yang berkembang pesat di negara matador. Berbagai

warna obrolan terasa hangat diiringi alunan gitar para

anggota Pasundan Guitar Community (PGC) . Dari mulai

berbagi ilmu tentang gitar, obrolin masalah kuliah, sampai

nge-jam kecil-kecilan adalah rutinitas mereka setiap

minggunya. Lalu siapakah orang-orang di balik berdirinya

komunitas ini? Apa sajakah kegiatan mereka? Tak akan

habisnya jawaban akan pertanyaan-pertanyaan ini bila kita

berbicara tentang musik dan gejolak anak muda akan

kreativitas.

Selepas masa kejayaan sang satria bergitar kita,

Rhoma Irama, tantu hasrat kreativitas anak muda akan alat

musik gitar tidak mati. Gitar tidak lagi dikenal hanya sekedar

alat musik untuk mengiringi melodi sang penyanyi. Kini

kata “gitar” sering kita dengar sebagai sebuah komunitas-

komunitas yang berdiri sendiri, seakan gitar bisa berdiri

tegak di depan instrumen lain, bahkan penyanyi. Apresiasi

anak muda pada alat musik gitar meningkat saat pertengahan

tahun 2000-an lahir komunitas Gitaris.com, setelah itu

banyak bermunculan komunitas gitar, terutama dikalangan

anak muda.

Pada tanggal 23 April 2010 lah lahir sebuah

komunitas gitar intra Universitas Pasundan yang bernama

Pasundan Guitar Community (PGC). Komunitas yang

terbentuk karena kesamaan visi para mahasiswa Jurusan

Gitar Fakultas Seni Musik Universitas Pasundan ini awalnya

terbatas oleh dinding jurusan, jadi member dari komunitas

tersebut hanyalah mahasiswa jurusan tersebut. Namun

lambat laun lingkaran tersebut meluas, “sekarang mau

diluasin, ga hanya jurusan gitar, tapi semua Pasundan juga

boleh masuk, bahkan sampai SMA pasundan pun boleh.”

Ujar Febry, cowok gondrong yang sekarang menjabat

sebagai ketua PGC ini.

Tidak hanya sekedar kumpul dan mengobrol saja,

komunitas ini juga rutin mengadakan guitar coaching clinic

Para Anggota PGC juga adalah orang-orang yang

membentuk Indonesian Guitar Community (IGC) yang

cangkupannya sudah nasional, dan kebetulan kemarin

sedang merayakan ulang tahunnya yang pertama di Planet

Dago. Orang-orang dibalik perayaan ulang tahun IGC pun

adalah para anggota dari PGC. Bukan komunitas

sembarangan bila berumur baru sekitar satu tahun sudah bisa

membuat event tingkat nasional.

Bila dilihat dari acara yang digelar, dari tampilan mereka

yang seperti rock star, Anda mungkin tak akan menyangka

bahwa komunitas ini lahir di bawah nama Himpunan

Mahasiswa (Hima) Seni Musik, Universitas Pasundan. Tidak

hanya Shinta “Keong Racun” yang bisa membanggakan

nama Unpas, nama PGC pun kini sudah terdengar se-

nasional, walau belum meraih banyak prestasi, PGC sudah

menjadi wadah bagi para gitaris dan sudah berbicara di

tingkat nasional, hal yang membanggakan bukan?

(Muhammad Fajar/Abdussalam Quarta Buana/Damar

Iradat/2011)

Page 2: Warta Kema Edisi IV

323 Hal yang tidak pernah kekal : Harta, Jabatan, dan Cinta Manusia3 Hal yang membuat kita bahagia : Komitmen, Kerendahan Hati, dan Kejujuran

Bang , Bing Bung Yuk! Kita Nabung

Oleh : M. Fajar Fadillah

Sudah terlalu sering kita mendengar keluhan “pendidikan sekarang mahal!”. Hal ini pun berkorelasi dengan banyaknya anak di Indonesia yang harus terhenti jenjang pendidikannya. Di mata Mukhamad Yasid, ketidakmampuan ekonomi bukan satu-satunya penyebab. Masalah pendidikan dan masalah ekonomi lainnya bisa dihindari dengan adanya perilaku menabung pada masyarakat.

Menabung merupakan salah satu cara untuk meningkatkan standar kehidupan keluarga. Sikap menabung umumnya positif terutama untuk biaya pendidikan, berjaga-

menyelesaikan sekolah doktornya di Jurusan Penyuluhan

Pembangunan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor.

Penelitian ini diakui Yasid memiliki urgensi yang besar

terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“intinya melalui program ikhtiar kita bisa membuat

masyarakat berpendapatan rendah menabung,” Ujar Yasid.

jaga dalam menghadapi musibah, dan

sebagai investasi masa tua. Menabung

sebagai implementasi dari sikap pertengahan

(tidak kurang, dan tidak berlebih) juga

merupakan cara Tuhan menjamin agar

seseorang yang melakukannya terhindar dari

kemiskinan.

Perilaku menabung bisa lahir dari

banyak faktor. Salah satunya, MukhamadYasid mengambil dari pandangan Rutherford (1999).

Beliau menyatakan bahwa kecenderungan masyarakat

menabung sering dikaitkan dengam momen-momen penting

antara lain untuk keburuhan siklus hidup (life cycle needs).

Ada juga perilaku menabung yang lahir dari sikap

kecenderungan berjaga-jaga. Mengantisipasi terjadinya

musibah di hari depan bisa menguatkan lahirnya perilaku

menabung pada seseorang.

Pada umumnya, dalam sebuah keluarga adalah peran

seorang ibu rumah tangga yang mengatur alur pengeluaran

uang. Melihat kecenderungan tersebut, maka Mukhamad

Yasid menjadikan sejumlah 5110 ibu rumah tangga sebagai

objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

menumbuhkan motivasi pada ibu rumah tangga untuk

memilki perilaku menabung.

Dari paparan masalah dan tujuan mulyanya, lahirlah

judul “PERILAKU MENABUNG IBU RUMAH TANGGA

“KELUARGA MISKIN” PESERTA PROGRAM IKHTIAR

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BERBASIS

KELOMPOK DI BOGOR, JAWA BARAT”. Dan desertasi

ini mengantarkan seorang Mukhamad Yasid Sukandar

Program-program yang senada

seharusnya dikembangkan di semua

daerah di Indonesia.

Salah satu hasil penelitian ini

adalah, pada umumnya orang

menabung untuk kebutuhan orang lain.

Hal yang paling banyak ditangkap di

s ini misalnya untuk tabungan

pendidikan anak, serta untuk biaya naik

haji orang tua. Tidak sedikit pula ibu

rumah tangga yang menabung untuk kebutuhan keseharian.

Program ini terbukti meningkatkan kemampuan

menabung seseorang. Dengan metode pelaksanaannya,

kesadaran objek penelitian terbukti berpengaruh. “Karena

kebanyakan niat menabungnya berangkat dari semangat

ingin memberi, ya pada semangat itu,” Tutur Yasid.

Untuk melengkapi tujuan program ini, Yasid

menyampaikan beberapa pesan terhadap penyelenggara dan

peserta program. “Kesadaran meningkatkan jumlah

tabungan harus diimbangi dengan kedisiplinan menabung

secara rutin,” Tutur Yasid. Ia pun menyampaikan saran

kepada peserta agar meningkatkan sikap positif terhadap

manfaat menabung dan taat pada norma subyektif dan

agama.

Dapat disimpulkan, apapun alasan dan tujuan

terbentuknya prilaku menabung, semua bermuara pada

manfaat. 'Semangat memberi' yang ditunjukan para peserta

Program Ikhtiar seharusnya menginspirasi masyarakat,

khususnya ibu rumah tangga “keluarga miskin”. Dalam

sabdanya, Tuhan pun menjamin tak akan miskin bagi

seseorang yang bersikap pertengahan dalam pengeluaran

(QS.59:18; QS. 4:9)

Life Style Kema Gallery

Pelatihan Radiomu

Seminar Humans

Info dan Apresiasi

1. IAAS. Bedah buku dan Talkshow “Dream Catcher” oleh Alanda Kariza pada 13 Mei 2012 di Bale Santika pukul 09.00 - 13.00 WIB. HTM Rp15.000,- (Tiket), Rp45.000,- (Tiket + Buku).Fasilitas: Sertifikat + Makan siang. CP Rizky (085360811155).

2. Open Recruitment Festival Olahraga dan Seni (FORSI) 2012. Download formulir di4shared.com/file/3KJKXMxx. Setelah mengisi formulir kembalikan ke sekre BEM KEMA Unpad atau via email kemudian langsung konfirmasi ke Rizky Erge (085220917015). Jadwal wawancara akan diberitahukan via sms.

3. Unit Pecinta Budaya Minangkabau (UPBM) Unpad. Peringatan ulang tahun perak UPBM. Menampilkan pagelaran seni dan “Another Story of Malinkundang dan kesenian - kesenian Minangkabau lainnya. Minggu, 20 Mei 2012 di Sabuga Bandung. HTM Rp25.000,-. CP Ilda (085760773408)

[email protected]

“Kami keluarga besar BEM KEMA Unpad 2012 mengucapkan selamat kepada Tim Sadaluhung Padjadjaran D’Corps (SPDC)sebagai Runner-Up Gelaran “Indonesia Ekspresi” 1.”