vertigo tht-kl

82
VERTIGO Oleh : Dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL MARS

Upload: shinta-lisseva

Post on 10-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

THT-KL

TRANSCRIPT

Page 1: VERTIGO THT-KL

VERTIGO

Oleh :

Dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL MARS

Page 2: VERTIGO THT-KL

ANATOMI DAN EMBRIOLOGI TELINGA 1. Embriologi Telinga Telinga luar dan tengah berasal dari alat

brankial, sedangkan telinga dalam berasal dari plakoda otika

TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: VERTIGO THT-KL

Telinga Luar Pinna (aurikula) berasal dari pinggir-

pinggir celah brankial pertama dan arkus brankialis pertama dan kedua. Liang telinga berasal dari brankial pertama ektoderm. Membrana timpani mewakili membran penutup celah tersebut. Selama satu stadium perkembangannya, liang telinga akhirnya tertutup sama sekali oleh suatu sumbatan jaringan telinga tapi kemudian terbuka kembali

Page 4: VERTIGO THT-KL

Telinga Tengah Rongga telinga tengah berasal dari celah

brankial pertama endoderm. Rongga berisi udara ini meluas ke dalam resesus tubotimpanikus yang selanjutnya meluas di sekitar tulang-tulang dan saraf dari telinga tengah dan meluas kurang lebih ke daerah mastoid. Osikula berasal dari rawan arkus brankialis.

Otot-otot telinga tengah berasal dari otot-otot arkus brankialis. Otot tensor timpani yang melekat pada maleus, berasal dari arkus pertama dan dipersarafi oleh saraf trigeminus cabang mandibularis. Otot stapedius berasal dari arkus kedua dipersarafi oleh suatu cabang nervus fasialis

Page 5: VERTIGO THT-KL

Telinga Dalam Plakoda otika ektoderm terletak pada

permukaan lateral dari kepala embrio. Plakoda ini kemudian tenggelam dan membentuk suatu lekukan otika dan akhirnya terkubur di bawah permukaan sebagai vesikel otika.

Secara filogenetik, organ-organ akhir khusus berasal dari neuromast yang tidak terlapisi yang berkembang dalam kanalis semisirkularis untuk membentuk krista, dalam utrikulus dan sakulus membentuk makula, dan dalam koklea untuk membentuk organ korti. Organ-organ akhir ini kemudian berhubungan dengan neuron-neuron ganglion akustikofasialis

Page 6: VERTIGO THT-KL

Anatomi Telinga

Page 7: VERTIGO THT-KL

Telinga Luar Telinga luar meliputi daun telinga ( pinna )

dan liang telinga sampai membrana timpani. Daun telinga terdiri dari kulit dan tulang

rawan elastin. Bentuk rawan ini unik dan dalam merawat trauma telinga luar harus diusahakan untuk mempertahankan struktur ini. Kulit dapat

terlepas dari rawan di bawahnya oleh hematoma atau pus dan rawan yang nekrosis dapat menimbulkan deformitas kosmetik pada pinna ( cauliflower ear

Page 8: VERTIGO THT-KL

Liang telinga memiliki tulang rawan pada bagian lateral namun bertulang pada sebelah medial. Seringkali terdapat penyempitan liang telinga pada perbatasan antara tulang dan rawan ini. Sendi temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak di depan terhadap liang telinga sementara prosesus mastoideus terletak di belakangnya.

Page 9: VERTIGO THT-KL

Liang telinga berbentuk menyerupai huruf S dengan panjang sekitar 3 cm..

Peradangan pada bagian telinga ini disebut otitis eksterna. Hal ini terjadi akibat infeksibakteri, virus maupun jamur disertai faktor predisposisi berupa kebiasaan mengorek telinga, kondisi udara dan keadaan klinis tertentu yang menyebabkan penurunan dari sistem imunitas seperti HIV/AIDS, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, radioterapi dan diabetesmellitus

Page 10: VERTIGO THT-KL

Telinga TengahTelinga tengah berbentuk kubus dgn batas-batas :

- Luar : Membran Timpani - Depan : Tuba Eustachius - Bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis) - Belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis

pars vertikalis - Atas : Tegmen timpani (meningen/otak) - Dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah

kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.

 

Page 11: VERTIGO THT-KL

Membrana timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.

Bagian atas disebut pars flaksida (membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah pars tensa (membran propria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas..

Page 12: VERTIGO THT-KL

Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler di bagian dalam

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-belakang.

Page 13: VERTIGO THT-KL

Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes melekat pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang merupakan persendian.

Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dan antrum mastoid. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga tengah.

Page 14: VERTIGO THT-KL

Telinga Dalam

Page 15: VERTIGO THT-KL

Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut labirin.

Telinga dalam terdiri dari kokhlea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang dibentuk oleh utrikulus, sakulus dan kanalis semisirkularis.

Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosus os temporal

Page 16: VERTIGO THT-KL

Labirin terdiri dari : Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis

semisirkularis, vestibulum, dan koklea. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin

bagian tulang, terdiri dari: kanalissemisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea. Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.

Page 17: VERTIGO THT-KL
Page 18: VERTIGO THT-KL

Ujung atau puncak kokhlea disebut helikotrema yang menghubungkan perilimfa skala timpani dan skala vestibuli.

Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe sedangkan sekala media berisi endolimfe. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran Reissner sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis yang terletak organ korti di dalamnya.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria dan pada membran basalis melekat sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis korti. Membran basilaris sempit pada basisnya ( nada tinggi ) dan melebar pada apeksnya ( nada rendah ). Terletak diatas membrana basilaris dari basis ke apeks adalah organ korti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran

Page 19: VERTIGO THT-KL

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria dan pada membran basalis melekat sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis korti. Membran basilaris sempit pada basisnya ( nada tinggi ) dan melebar pada apeksnya ( nada rendah ). Terletak diatas membrana basilaris dari basis ke apeks adalah organ korti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran

Page 20: VERTIGO THT-KL

Organ korti terdiri dari satu baris sel rambut dalam ( 3.000 ) dan tiga baris sel rambut luar ( 12.000 ).

Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh utrikulus, sakulus dan kanalis semisirkularis.

Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut. Menutupi sel-sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan dengan berat jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit akan membengkokkan silia sel rambut dan akan menimbulkan rangsangan pada reseptor..

Page 21: VERTIGO THT-KL

Makula utrikulus terletak pada bidang yang tegak lurus dengan makula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis memiliki satu ujung yang melebar yang membentuk ampula dan mengandung sel-sel rambut krista dan diselubungi oleh lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Gerakan dari endolimfe dalam kanalis semisirkularis

akan menggerakkan kupula yang selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel reseptor

Page 22: VERTIGO THT-KL
Page 23: VERTIGO THT-KL

Pendarahan ( Vaskularisasi ) Telinga

Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang berasal dari a.serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis

Page 24: VERTIGO THT-KL

Persarafan ( innervasi ) telinga

N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus dan bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus terletak ganglion vestibulare dan pada mediolus terletak ganglion spirale

Page 25: VERTIGO THT-KL

FISIOLOGI PENDENGARAN

Page 26: VERTIGO THT-KL

UDARA

Daun Telinga Liang Telinga

MTTulang

FOPerilimf(SV)

MREndolimf (SM) M. Tekt

M.Basal

Perilimf (ST)

FO

Sel Rambut berkelok,lurus

Perbedaan ion K&Na

Aliran Listrik N.VIII Pusat Pendengaran (Area 39-40)

TULANG Koklea

Page 27: VERTIGO THT-KL

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan sekitarnya tergantung dari input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ pengelihatan dan organ proprioseptif

FISIOLOGI KESEIMBANGAN

Page 28: VERTIGO THT-KL

Koordinasi antara ketiganya dan beberapa pusat di otak seperti serebelum, ganglia basalis dan formatio retikularis akan mempertahankan fungsi keseimbangan tubuh.

Page 29: VERTIGO THT-KL

Mekanisme kerjasama ketiga organ sensorik dan susunan saraf pust tersebut berlangsung secara involunter. Mekanisme tersebut dapat berjalan sadar apabila dalam keadaan tertentu misalnya berjalan di permukaan yang tidak rata, berlari dan bermain ski.. Susunan saraf pusat yang selalu memberi perintah melalui jaras vestibulospinal untuk mengatur kontraksi otot dan ekstremitas inferior untuk mempertahankan keseimbangan tubuh

Page 30: VERTIGO THT-KL

Definisi

Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti memutar. Pengertian vertigo adalahsensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkinbukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yangterdiri dari gejala somatik ( nistagmus, unstable ), gejala otonom seperti pucat, keringat dingin,mual, muntah dan pusing.

VERTIGO

Page 31: VERTIGO THT-KL

Vertigo berbeda dengan dizziness, Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi seseorang. Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun.

Etiologi dan Klasifikasi

Page 32: VERTIGO THT-KL

Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot).

Page 33: VERTIGO THT-KL

Keadaan lingkungan- Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)

Obat-obatan- Alkohol- Gentamisin

Kelainan sirkulasi- Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler

Penyebab Umum dari Vertigo :

Page 34: VERTIGO THT-KL

Kelainan di telinga- Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga   bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)- Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri- Herpes zoster- Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)- Peradangan saraf vestibuler- Penyakit Meniere

Kelainan neurologis- Sklerosis multipel- Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya- Tumor otak- Tumor yang menekan saraf vestibularis

Page 35: VERTIGO THT-KL

Vertigo yang paroksismal Vertigo yang kronis Vertigo yang serangannya mendadak/akut,

berangsur-angsur mengurang Masing-masing kelompok tersebut dibagi lagi

menurut gejala penyertanya menjadi 3 (tiga) kelompok :

Berdasarkan gejalanya yang menonjol/klinis, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok penyakit :

Page 36: VERTIGO THT-KL

Yaitu vertigo yang datang serangannya mendadak, berlangsung selama beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna. Tetapi suatu ketika nanti serangan tersebut muncul lagi. Di antara serangan-serangan itu penderita sama sekali bebas dari keluhan vertigo.

Vertigo yang Paroksismal

Page 37: VERTIGO THT-KL

Vertigo jenis ini dapat dibedakan lagi atas segala penyertanya, yaitu :

1. Yang disertai dengan keluhan telinga : Kelompok penyakit ini memiliki kumpulan

gejala/sindroma yang sama yang disebut sindrom Meniere. Termasuk di dalam kelompok ini ialah :

Morbus Meniere, Araknoiditis ponto serebelaris, Sindrom Lermoyes, Serangan iskemia sepintas orteria vertebralis, Sindroma Cogan, Tumor fosa kranii posterior, Kelainan gigi/odontogen.

Page 38: VERTIGO THT-KL

2. Yang tanpa disertai keluhan telinga. Termasuk di sini :

Serangan iskemia sepintas arteria vertebro basilaris, Epilepsi, Vertigo akibat lesi lambung, Ekuivalen migren, Vertigo pada anak (vertigo de L’enfance), Labirin picu (Trigger labyrinth).

3. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi. Termasuk di sini :

- Vertigo posisional paroksismal yang laten - Vertigo posisional paroksismal benign

Page 39: VERTIGO THT-KL

Yaitu vertigo yang menetap lama, keluhannya konstan tidak membentuk serangan-serangan akut

Berdasarkan gejala penyertanya, dibedakan tiga kelompok:

1. Yang disertai dengan keluhan dari telinga : Otitis media kronik, Meningitis TB, Labirintitis kronika, Lues serebri, Lesi labirin akibat bahan ototoksik, Tumor serebelopontis.

Vertigo Kronis

Page 40: VERTIGO THT-KL

2. Yang tanpa disertai keluhan dari telinga : - Kontusio serebri, ensefalitis pontis,

sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipleks, kelainan okuler, intoksikasi obat-obatan, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.

3. Vertigo yg timbulnya dipengaruhi posisi : - Hipotensi ortostatik - Vertigo servikalis

Page 41: VERTIGO THT-KL

Vertigo yang Serangannya Mendadak/Akut, Berangsur-angsur Mengurang, tetapi penderita tidak pernah bebas sama sekali dari keluhan.

Berdasarkan gejala penyertanya yang menonjol dibedakan atas dua kelompok :

Disertai dengan keluhan telinga : -Trauma labirin, Herpes zoster otikus,

Labirinitis akuta, Perdarahan labirin, Neuritis nervus VIII, cedera pada arteria auditiva interna/arteia vestibulokoklearis.

Vertigo yang Serangannya Mendadak/Akut, Berangsur-angsur

Mengurang

Page 42: VERTIGO THT-KL

Tanpa disertai keluhan telinga : - Neuronitis vestibularis, Neuritis

vestibularis, Sindrom arteria vestibularis anterior, Ensefalitis vestibularis, Vertigo epidemika, Sklerosis multipleks, Hematobulbi, Sumbatan arteria serebeli inferior posterior

Page 43: VERTIGO THT-KL

Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran.

Sementara itu, krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar, sedangkan makula pd otolit mengatur akselerasi linear. Segala input yg diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan ke sistem visual dan somatokinetik utk merespon informasi tersebut tsb. Gejala yg timbul akibat gangguan pd komponen sistem keseimbangan tubuh itu berbeda-beda

Gejala Klinis

Page 44: VERTIGO THT-KL

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular

Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular

Sifat vertigoSeranganMual/muntahGangguan pendengaranGerakan pencetusSituasi pencetus

rasa berputarepisodik++/-gerakan kepala-

melayang,hilangkeseimbangankontinu--gerakan obyek visualkeramaian, lalu lintas

Page 45: VERTIGO THT-KL

tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral

Gejala Vertigo Vestibular Perifer

Vertigo Vestibular Sentral

Bangkitan vertigoDerajat vertigoPengaruh gerakan kepalaGejala otonom (mual, muntah, keringat)Gangguan pendengaran (tinitus, tuli)

lebih mendadakberat+++++-

lebih lambatringan+/-+-+

Page 46: VERTIGO THT-KL

Berdasarkan awitan serangan, vertigo dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu paroksismal, kronik, dan akut.

Serangan pada vertigo paroksismal terjadi mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, lalu menghilang sempurna. Suatu saat serangan itu dapat muncul lagi. Namun diantara serangan, pasien sama sekali tidak merasakan gejala.

Lain halnya dengan vertigo kronis. Dikatakan kronis karena serangannya menetap lama dan intensitasnya konstan.

Pada vertigo akut, serangannya mendadak, intensitasnya perlahan berkurang namun pasien tidak pernah mengalami periode bebas sempurna dari keluhan

Page 47: VERTIGO THT-KL

JenisVertigo Berdasarkan

Awitan Serangan

Disertai Keluhan Telinga

Tidak Disertai Keluhan Telinga

Timbul Karena Perubahan Posisi

Vertigo paroksismal Penyakit Meniere, tumor fossa cranii posterior, transient ischemic attack (TIA) arteri vertebralis

TIA arteri vertebro-basilaris, epilepsi, vertigo akibat lesi lambung

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)

Vertigo kronis Otitis media kronis, meningitis tuberkulosa, tumor serebelo-pontine, lesi labirin akibat zat ototoksik

Kontusio serebri, sindroma paska komosio, multiple sklerosis, intoksikasi obat-obatan

Hipotensi ortostatik, vertigo servikalis

Vertigo akut Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirinitis akuta, perdarahan labirin

Neuronitis vestibularis, ensefalitis vestibularis, multipel sklerosis

-

Page 48: VERTIGO THT-KL

Pada tumor N. VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan makin lama makin kuat.

Pada sklerosis multipel, vertigo periodik tetapi

intensitas serangan sama pada setiap serangan.

Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin lama makin menghilang. Penyakit ini diduga disebabkan virus. Biasanya penyakit ini timbul setelah menderita influenza. Vertigo hanya didapatkan pada permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total bila tidak disertai dengan komplikasi.

Page 49: VERTIGO THT-KL

Setiap individu mampu berorientasi dengan lingkungan sekitar disebabkan adanya informasi yang datang dari indra. Tetapi apabila terjadi hal yang menyimpang, unit pemroses sentral tidak dapat memproses informasi secara wajar yang akhirnya memberikan tanda peringatan.

Tanda tersebut dapat dalam bentuk yang disadari, seperti : 1. Bersumber dari pusat vertibular ialah vertigo.2. Bersumber dari sistem saraf otonom ialah mual, muntah, dll.3. Bersumber dari system motorik ialah rasa tidak stabil

PATOFISIOLOGI

Page 50: VERTIGO THT-KL

Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan vertigo :

Teori rangsangan berlebihan (overstimulation)

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsangan yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.

Page 51: VERTIGO THT-KL

Teori konflik sensorik.

Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor perifer, yaitu : antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal).

Page 52: VERTIGO THT-KL

Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.

Page 53: VERTIGO THT-KL

Teori neural mismatch

Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.

Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.

Page 54: VERTIGO THT-KL

Anamnesis

Tanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, rasa naik perahu dan sebagainya.

Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.

Profil waktu : apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksismal, kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang khas.

Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibuler.

Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulototoksik dan adanya penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik.

DIAGNOSIS

Page 55: VERTIGO THT-KL

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisis dasar dan neurologis sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis vertigo. Pemeriksaan fisis dasar yang terutama adalah menilai perbedaan besar tekanan darah pada perubahan posisi. Secara garis besar, pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menilai fungsi vestibular, saraf kranial, dan motorik-sensorik.

Page 56: VERTIGO THT-KL

Sistem vestibular dapat dinilai dengan tes Romberg, tandem gait test, uji jalan di tempat (fukuda test) atau berdiri dengan satu atau dua kaki. Uji-uji ini biasanya berguna untuk menilai stabilitas postural jika mata ditutup atau dibuka. Sensitivitas uji-uji ini dapat ditingkatkan dengan teknik-teknik tertentu seperti melakukan tes Romberg dengan berdiri di alas foam yang liat.

Page 57: VERTIGO THT-KL

Pemeriksaan saraf kranial I dapat dibantu dengan funduskopi untuk melihat ada tidaknya papiledema atau atrofi optik. Saraf kranial III, IV dan VI ditujukan untuk menilai pergerakan bola mata. Saraf kranial V untuk refleks kornea dan VII untuk pergerakan wajah. Fungsi serebelum tidak boleh luput dari pemeriksaan. Untuk menguji fungsi serebelum dapat dilakukan past pointing dan diadokokinesia.

Page 58: VERTIGO THT-KL

Pergerakan (range of motion) leher perlu diperhatikan untuk menilai rigiditas atau spasme dari otot leher. Pemeriksaan telinga ditekankan pada pencarian adanya proses infeksi atau inflamasi pada telinga luar atau tengah. Sementara itu, uji pendengaran diperiksa dengan garputala dan tes berbisik.

Page 59: VERTIGO THT-KL

Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai pergerakan mata seperti adakah nistagmus spontan atau gaze-evoked nystagmus dan atau pergerakan abnormal bola mata. Penting untuk membedakan apakah nistagmus yang terjadi perifer atau sentral.

Page 60: VERTIGO THT-KL

Nistagmus sentral biasanya hanya vertikal atau horizontal saja dan dapat terlihat dengan fiksasi visual.

Nistagmus perifer dapat berputar atau rotasional dan dapat terlihat dengan memindahkan fiksasi visual. Timbulnya nistagmus dan gejala lain setelah pergerakan kepala yang cepat, menandakan adanya input vestibular yang asimetris, biasanya sekunder akibat neuronitis vestibular yang tidak terkompensasi atau penyakit Meniere

Page 61: VERTIGO THT-KL

Uji fungsi motorik juga harus dilakukan antara lain dengan cara pasien menekuk lengannya di depan dada lalu pemeriksa menariknya dan tahan hingga hitungan ke sepuluh lalu pemeriksa melepasnya dengan tiba-tiba dan lihat apakah pasien dapat menahan lengannya atau tidak.

Pasien dengan gangguan perifer dan sentral tidak dapat menghentikan lengannya dengan cepat. Tetapi uji ini kualitatif dan tergantung pada subjektifitas pemeriksa, kondisi muskuloskeletal pasien dan kerjasama pasien itu sendiri

Page 62: VERTIGO THT-KL

Pemeriksaan khusus neuro-otologi yang umum dilakukan adalah uji Dix-Hallpike dan electronystagmography (ENG). Uji ENG terdiri dari gerak sakadik, nistagmus posisional, nistagmus akibat gerakan kepala, positioning nystagmus, dan uji kalori.

Page 63: VERTIGO THT-KL

Pada dasarnya pemeriksaan penunjang tidak menjadi hal mutlak pada vertigo. Namun pada beberapa kasus memang diperlukan. Pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap dapat memberitahu ada tidaknya proses infeksi. Profil lipid dan hemostasis dapat membantu kita untuk menduga iskemia. Foto rontgen, CT-scan, atau MRI dapat digunakan untuk mendeteksi kehadiran neoplasma/tumor. Arteriografi untuk menilai sirkulasi vertebrobasilar.

Page 64: VERTIGO THT-KL

Pemeriksaan Neurologis

a. Uji Romberg.Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.

Page 65: VERTIGO THT-KL

Uji Unterberger.

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

Page 66: VERTIGO THT-KL
Page 67: VERTIGO THT-KL

Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany) Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan

lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup.

Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

Page 68: VERTIGO THT-KL
Page 69: VERTIGO THT-KL

Uji Dix-Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber- langsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue

Page 70: VERTIGO THT-KL
Page 71: VERTIGO THT-KL

a. Diet dan perubahan gaya hidup b. Farmakologi c. Latihan

PENATALAKSANAAN

Page 72: VERTIGO THT-KL

Tatalaksana vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu kausal, simtomatik dan rehabilitatif. Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif. Terapi simtomatik bertujuan meminimalkan 2 gejala utama yaitu rasa berputar dan gejala otonom. Untuk mencapai tujuan itu digunakanlah vestibular suppresant dan antiemetik

Page 73: VERTIGO THT-KL

Nama Generik Nama Dagang

Lama Kerja (Jam)

Dosis Dewasa Tingkat Sedasi

Rute Lain

Dimenhydrinate Diphenhydramine Promethazine Hydroxyzine Ephedrine Flunarizine Hyoscine Betahistin

Dramamine Benadryl Bonine, Antivert Transderm Scop Holopon Bestalin Stugeron Sibelium

4 – 64 – 612-24724 - 64 6

25-50 mg 4 dd 25-50 mg 4 dd 12,5-25 mg 2-3 dd 0,5 mg 1 dd 0,5 mg 3 dd 25-100 mg 3 dd 25 mg 4 dd 25-50 mg 3 dd 5 mg 2 dd 10-20 mg 3-4 dd

+++++++

++0++0

im, iv, recim, ivim, iv, recsc, ivimim-

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA TERAPI SIMPTOMATIK VERTIGO (SEDATIF VESTIBULER)

Page 74: VERTIGO THT-KL

Khusus untuk penyakit Meniere diberikan obat – obat vasodilator perifer untuk mengurangi tekanan hidrops endolimfa. Dapat pula tekanan endolimfa ini disalurkan ke tempat lain yaitu membuat Shunt. Obat –obat anti iskemia dapat pula diberikan sebagai obat alternatif dan juga diberikan obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.

Page 75: VERTIGO THT-KL

Pengobatan khusus untuk pasien yang menderita vertigo yang disebabkan oleh rangsangan dari perputaran leher (servikal), ialah dengan traksi leher dan fisioterapi, di samping latihan-latihan lain dalam rangka rehabilitasi.

Neuritis vestibuler di obati dengan obat-obat simptomatik, neurotonik, anti virus dan rehabilitasi.

Page 76: VERTIGO THT-KL

Latihan CRT / Epley manouver :

Page 77: VERTIGO THT-KL

Keterangan Gambar : Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada

gangguan keseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke arah kanan perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.

Page 78: VERTIGO THT-KL

latihan Brand-Darroff :

Page 79: VERTIGO THT-KL

Keterangan Gambar : Pertama posisi duduk, arahkan kepala ke

kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali, pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah. Sebaiknya juga harus diperiksakan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab vertigo / gangguan keseimbangannya(13).

Page 80: VERTIGO THT-KL

Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular.

Mekanisme kerja terapi ini adalah substitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensorik untuk fungsi vestibular yang terganggu, mengaktifkan kendali tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual dan somatosensorik, serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik yang diberikan berulang-ulang

Page 81: VERTIGO THT-KL

Pada kasus jarang dimana penyakit sudah kebal dengan terapi obat, diet dan diuretik, pasien terpaksa harus memilih intervensi bedah, misalnya endolimfatik shunt atau kokleosakulotomi. Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat, dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah yang mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis

Page 82: VERTIGO THT-KL

Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral prognosis tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk.

Vertigo berbeda untuk tiap pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat.

Belum ada terapi yang efektif namun berbagai tindakan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit.

Sebaiknya pasien dengan vertigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik tangga dan berenang

PROGNOSIS