vaskularisasi ekstremitas inferior dan pembekuan darah

24
Vaskularisasi Ekstremitas Inferior dan Pembekuan Darah Vinsensia Dini Bayuari 102013334/A5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstrak Sistem Kardiovaskuler merupakan system transportasi dalam tubuh yang berfungsi menghantarkan berbagai nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat eksresi. Komponen utama dari system kardiovaskuler adalah Jantung yang berfungsi sebagai pompa untuk memompakan darah keseluruh tubuh, pembuluh darah yang berperan sebagai saluran dan darah yang menjadi media transportnya. Darah yang disalurkan ke bagian bawah tubuh akan melewati beberapa arteri besar hingga cabang-cabangnya yang kemudian akan membentuk vaskularisasi ekstremitas inferior. Jika pembuluh darah terpotong, maka pendarahan akan dihentikan (hemostasis), jika endotel yang melapisi pembuluh mengalami gangguan, maka darah akan membeku (trombosis). Darah sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh. Didalam darah terdapat hemoglobin yang terdiri dari heme dan globin. Kata kunci: vaskularisasi ekstremitas inferior, hemostasis, trombosis 1

Upload: gregorius-william-liu

Post on 09-Jul-2016

1.332 views

Category:

Documents


196 download

DESCRIPTION

Problem base learning yang menjelaskan informasi tentang fisiologi pendarahan pada tungkai kaki dan cara pembekuan darah, untuk

TRANSCRIPT

Page 1: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior dan Pembekuan Darah

Vinsensia Dini Bayuari

102013334/A5

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Abstrak

Sistem Kardiovaskuler merupakan system transportasi dalam tubuh yang berfungsi

menghantarkan berbagai nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan

membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat eksresi. Komponen utama dari system

kardiovaskuler adalah Jantung yang berfungsi sebagai pompa untuk memompakan darah

keseluruh tubuh, pembuluh darah yang berperan sebagai saluran dan darah yang menjadi

media transportnya. Darah yang disalurkan ke bagian bawah tubuh akan melewati beberapa

arteri besar hingga cabang-cabangnya yang kemudian akan membentuk vaskularisasi

ekstremitas inferior. Jika pembuluh darah terpotong, maka pendarahan akan dihentikan

(hemostasis), jika endotel yang melapisi pembuluh mengalami gangguan, maka darah akan

membeku (trombosis). Darah sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh.

Didalam darah terdapat hemoglobin yang terdiri dari heme dan globin.

Kata kunci: vaskularisasi ekstremitas inferior, hemostasis, trombosis

Abstract

Cardiovascular system is the transportation system in the body that function delivers a wide

range of nutrients, oxygen, water and electrolytes to the body tissues and carries a variety of

tools to the network of metabolic waste excretion. The main components of the

cardiovascular system is functioning heart as a pump to pump blood throughout the body, the

blood vessels that act as channels and blood into the transport medium. Blood is supplied to

the lower part of the body will pass through several major arteries to the branches which

would then form the inferior extremity vascularity. If a blood vessel is cut off, it will stop

bleeding (hemostasis), if the endothelium that lines the vessel to crash, then the blood will

1

Page 2: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

clot (thrombosis). Blood itself has a very important role in the body. Hemoglobin in the blood

are made up of heme and globin.

Keywords: inferior extremity vascularity, hemostasis, thrombosis

Pendahuluan

Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem

transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah yang dipompa

oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrient, menyingkirkan zat-zat

sisa dan penyampaian sinyal homon. Arteri yang sangat elastic mengangkut darah dari

jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah ke

depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi dan pengisian. Tekanan darah arteri rata-

rata diatur secara ketat agar penyampaian darah ke jaringan adekuat. Jumlah darah yang

mengalir melalui suatu jaringan bergantung pada caliber ateriol (pembuluh yang banyak

mengandung otot) yang memperdarahi jaringan tersebut. Caliber arteriol dapat diubah-ubah

sehingga distribusi curah jantung dapat secara terus-menerus disesuaikan untuk secara

maksimum memenuhi kebutuhan tubuh setiap saat. Kapiler yaitu pembuluh beridinding tipis

dan berpori-pori, merupakan tempat sesungguhnya untuk pertukaran antara darah dan

jaringan disekitarnya. Vena yang sangat lentur mengembalikan darah dari jaringan ke jantung

dan juga berfungsi sebagai reservoir darah.1 Di dalam darah sendiri mengandung hemoglobin.

Hemoglobin ini terdiri dari heme dan protein globin. Heme adalah gugus prostetik yang

terdiri dari atom besi yang terdapat di tengah-tengah cincin organik heterosiklik yang luas

yang disebut porfirin. Tidak semua porfirin mengandung besi, tapi fraksi metalloprotein yang

mengandung porfirin memiliki heme sebagai gugus protetiknya; ini kemudian dikenal

sebagai hemoprotein. Heme banyak dikenal dalam perannya sebagai komponen Hemoglobin,

namun heme juga merupakan komponen dari sejumlah hemoprotein lainnya.

2

Page 3: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Vaskularisasi Extremitas Inferior

Ekstremitas inferior diperdarahi oleh A. femoralis yang merupakan lanjutan dari A.

illiaca externa. Setelah melewati canalis adductorius, A.femoralis selanjutnya disebut sebagai

A. poplitea. Pada ujung-ujung distal popliteae A. poplitea bercabang menjadi A.tibialis

anterior dan A. tibialis posterior.2

Pada A. tibialis anterior menembus membrane interossea dan tiba di region cruris

anterior, dimana pembuluh ini menuju kearah distal disisi lateral dari M. tibialis anterior.

Dimana cabang-cabangnya meliputi A. recurrens tibialis anterior, A. recurrens tibialis

posterior, A. malleolaris medialis anterior, A. malleolaris lateralis anterior, dan berakhir

sebagai A. dorsalis pedis.

Sedangkan pada A. tibialis posterior mempercabangkan ramus fibularis untuk rete

articularis genus dan A. peronea, lalu berjalan dibawah arcus tendineus m. solei dan dengan

demikian terletak antara lapisan otot-otot flexor dangkal dan lapisan otot-otot flexor dalam.

Yang menjadi cabang-cabang dari A. tibialis posterior meliputi A. malleolaris medialis

posterior untuk rete malleolare dipercabangkan di daerah malleoli, ramus calcaneus medialis

posterior bercabang dua dan berakhir sebagai A. plantaris medialis dan A. plantaris lateralis,

A peronea mengikuti fibula ke distalis, tertutup oleh M. flexor hallucis longus. A. tibialis

posterior berakhir sebagai r. calcaneus lateralis.2

Gambar 1. Vaskularisasi ekstremitas inferior3

3

Page 4: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Kaki

Secara topografik, pada kaki dapat dibedakan dorsum pedis dan plantar pedis.

Peredaran darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh A. tibialis anterior dan A. tibialis

posterior. A. tibialis anterior di dorsum pedis disebut A. dorsalis pedis. Di sisi medial kaki

dipercabangkan Aa. Tarseles mediales dan untuk sisi lateral kaki dipercabangkan A. tarsalis

lateralis. Dibagian distal dipercabangkan A. arcuata yang berjalan dibawah otot-otot kaki

kearah lateral dan berhubungan dengan A. tarsea lateralis untuk membentuk rete dorsalis

pedis.

Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yang terkenal sebagai Aa. Metatarseae

dorsales. Tiap A. metatarsea dorsalis memberi satu ramus perforans yang berhubungn dengan

pembuluh-pembuluh diplantar pedis, lalu tiap A. metatarsea dorsalis bercabang dua menjadi

Aa. Digitales dorsales. A. dorsalis pedis sendiri menembus spatium interosseum I sebagai

ramus plantaris profundus.

A. Tibialis posterior bercabang menjadi A. plantaris medialis dan A. plantaris

lateralis. A. plantaris medialis yang lebih kecil dan berjalan kearah distal disisi medialis kaki.

A. plantaris medialis mengikuti otot-otot jari I kearah distal, lalu bercabang menjadi ramus

superficialis dan ramus profundus. Ramus profundus a. plantaris medialis mengadakan

anastomosis dengan ramus plantaris profundus. A. dorsalis pedis dan ramus profundus a.

plantaris lateralis. Dan dengan demikian membentuk arcus plantaris. Dari arcus plataris

dipercabangkan Aa. Metatarseae plantares. Tiap A. metatarsea plantaris mempercabangkan

ramus perforans posterior yang berhubungan dengan A. metatarsea dorsalis, ramus perforans

anterior yang berhubungan dengan pembuluh nadi di permukaan dorsalis jari, lalu bercabang

dua membentuk Aa. Digitales plantares.2

Gambar 2. Vaskularisasi kaki3

4

Page 5: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Vaskularisasi Regio Planta Pedis

Dari canalis malleolaris A. plantaris medialis dan A. plantaris lateralis serta saraf-

saraf yang bersenama masuk ke dalam ruangan plantaris tenga. Pembuluh-pembuluh dan

saraf-saraf ini mengikuti perjalanan urat-urat otot-otot flexor panjang dorsal dari M. abductor

hallucis. A. plantaris medialis biasanya adalah kecil dan merupakan lanjutan A. tibialis

posterior. Pembuluh ini berjalan bersama-sama dengan N. plantaris medialis di antara M.

flexor digitorum brevis dan M. abductor hllucis dalam sulcus plantaris medialis. Setinggi os

metatarsea I pembuluh tadi mengadakan annatomosis dengan A. plantaris lateralis dan A.

plantaris profundus dan dengan demikian membentuk arcus plantaris. A. plantaris lateralis

berjalan kea rah lateral antara M. flexor digitorum brevis dan M. quadrates plantae, lalu

membelok kea rah distal dan berjalan antar otot-otot dari jari V dan M. quadrates plantae

sampai setinggi garis Lisfranc.2

Pada tempat ini pembuluh tadi membelok kea rah medial dan masuk lagi ke ruangan

plantaris tengah, lalu berjalan kea rah dorsal sampai pada fascia interossea plantaris. Dalam

bidang ini A. plantaris lateralis menuju ke spatium interosseum I, dimana pembuluh ini

mengadakan anastomosis denga A. plantaris medialis dan denga demikian membentuk arcus

plantaris, dari arcusplantaris dipercabangkan Aa. Metatarseae plantares. Masing-masing A.

metatarsa plantaris kemudian bercabang dua menjadi Aa. Digitales plantares untuk jari-jari.

Tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik yang senama. Kedua pembuluh balik

dalam mengadakan hubunga denga Vv. Plantares dangkal dan juga denga pembuluh-

pembuluh balik di dorsum pedis melalui spatial interoseae.2

Pembuluh Balik Extremitas Inferior

Di jaringan subkutan di bagian anterior dapat dikemukakan v. saphena magna, yang

pada fossa ovalis menembus fascia cribrosa dan bermuara ke dalam v. femoralis. Selain

pembuluh ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke dalam pada

fossa ovalis, yakni v. epigastrica superficialis, v. circumflexa ilium superficialis, Vv.

Pudendae externae. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan pembuluh nadi

yang sesuai dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik,

kecuali: A. profunda femoris, yang hanya mempunyai satu v.profunda femoris.2

5

Page 6: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Pembuluh Balik Regio Cruris

Di jaringan subkutan berjalan 2 venae dangkal, yakni v. saphena magna dan v.

saphena parva. V. saphena magna sampai di regio cruris dengan berjalan anterior dari

malleolus medialis. Lalu menuju ke proximal disisi medial tungkai bawah. V. saphne parva

berasal dari bagian lateral dorsum pedis, berjalan posterior dari malleolus lateralis dan

menuju ke fossa poplitea di pertengahan permukaan posterior tungkai bawah. Pada umumnya

tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik senama.2

Pembuluh Balik Kaki

Tiap pasang v. digitalis dorsalis pedis pada setiap jari akan bersatu menjadi satu v.

metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya kedalam arcus venosus dorsalis pedis. Arcus

venosus dorsalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorsales pedis, yang terletak

subkutan dan menyalurkan darahnya melalui v. saphena magna dan v. saphena parva.

Di planta pedis tiap-tiap vv. Digitales plantares pedis bersatu menjadi satu v.

metatarsea plantaris yang bermuara ke dalam arcus venosus plantaris. Lengkung ini terletak

berdekatan pada arcus plantaris arteriosum. Systema venosum di dorsum pedis dan di planta

pedis dihubungkan satu dengan yang lain oleh vv. Intercapitulariae. Dalam jaringan subkutan

pedis terletak satu rete venosum plantare.2

Pembuluh darah

Dalam mempelajari dinding pembuluh darah hendaknya selalu diingat 3 lapisan

utama yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia.4

a. Tunika intima.

Intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel jaringan

ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima

dipisahkan dari tunika media oleh lamina elastika intena yaitu komponen terluar dari

intima lamina ini terdiri atas elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi

difusi zat untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan

darah dan kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika intima arteri pada

umumnya tampak berombak-omba pada sedian jaringan.4

6

Page 7: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

b. Tunika media .

Tunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang tersusun

secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan lamela elastin, serat

retikulin, proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah bervariasi. Sel otot polos menjadi

sumber sel dari matriks ekstrasel ini. Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika

eksterna yang lebih tipis, yang memisahkannya dari tunika adventisia.4

c. Tunika adventisia

Tunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin. Kolagen dalam

adventisia berasal dari tipe 1. lapisan adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat

organ tempat pembuluh darah berada.4

GambarGambar 3. Lapisan pembuluh darah4

Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:

1. Kapiler darah

Sebagai tempat pertukaran zat lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1

eritrosit saja. Pada kapiler terdapat sel endotel menonjol ke dalam lumen dan sel

perisit menonjol keluar lumen. Kapiler memiliki dinding selapis sel endotel / hanya

tunika intima dengan fungsinya yaitu sebagai tempat pertukaran bahan secara difusi

melalui ruang antar sel.4

Bagian ini terdapat 3 jenis yaitu kapiler tipe viseral yang berpori (fenestrated

capillary) dimana beberapa sel endotel mempunyai pori-pori, banyak pori ditutupi

membran, sangat permeabel. Biasanya terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin,

7

Page 8: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

dan glomerulus ginjal. Kapiler tipe muskular atau kapiler utuh (continuous capillary)

dan kapiler ini memiliki sel endotel yang kontinu dan juga sinusoid (discontinous

capillary) merupakan bagian yang berbentuk rongga. Lumen pada kapiler ini lebih

besar daripada kapiler lainnya dan dilalui oleh darah dan cairan limf.

2. Arteri

Arteri sendiri berfungsi sebagai sistem distribusi, yang dibagi atas:

a. Arteri besar dikenal juga sebagai arteri tipe elastis Berfungsi menyalurkan darah,

meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah

berjalan mulus yang disebut conducting arteries.

Arteri ini mempunyai 3 lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, media, dan

adventisia. Arteri intima:

Tunika Intima

Endotel dengan lamina basalis

Subendotel: jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos

Lamina elastika interna

Tight junction dan gap junction

Tunica Media

Lapisan lebih tebal

Serat elastin, kolagen & sel-sel otot polos

Beberapa fibroblast

Tunica Adventisia

Terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas

Lebih tipis daripada tunica media

Beberapa serat elastin

Terdapat vasa vasorum dan serat saraf

b. Arteri sedang dikenal juga sebagai arteri tipe muskular berfungsi membagi darah

ke organ yang membutuhkannya; disebut sebagai distributing arteries. Tidak

seperti arteri besar, pada arteri ini tunika elastika interna dan eksterna tampak

jelas.

8

Page 9: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Tunika Intima

Lapisan endotel dengan lamina basalis

Subendotel: sedikit jaringan ikat

Terdapat lamina elastika interna

Tunika Media

Otot polos sirkular, kolagen, bbrp serat elastin

Tidak ada fibroblas

Terdapat lamina elastika eksterna

Tunika Adventisia

Tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunica medianya

Kandungan kolagen yg tinggi dengan fibroblas

Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna

c. Arteri kecil disebut juga sebagai arteriol besar. 1-2 lapis pada tunica media

merupakan arteriol, dan 3-8 lapis otot polos pada tunica media merupakan arteri

kecil.

d. Arteriole adalah jenis arteri terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan

dindingnya tebal. Derajat tekanan dalam sistem arterial terutama diatur melalui

ketegangan otot polos dalam dinding arteriol.

3. Vena

Vena berfungsi sebagai collecting system yang mengantar darah dari kapiler

balik ke jantung. Vena pulmonal besar berbeda karena pembuluh ini membawa darah

yang kaya akan oksigen, dari paru-paru ke jantung. Dinding vena lebih tipis daripada

dinding arteri yang diiringinya, berhubung dengan tekanan darah dalam sistem vgena

yang lebih rendah.

Vena dibedakan menjadi 3 jenis: kecil, sedang, dan besar. Vena berukuran

sedang memiliki katup-katup yang memungkinkan darah mengalir ke arah jantung,

tetapi tidak sebaliknya. Berkas otot polos memanjang merupakan sifat khas adventitia

dan terbentuk dengan baik pada vena besar. Vena yang mengiringi arteri profunda,

9

Page 10: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

disebut vena comitans. Pada vena sistemik dijumpai lebih banyak variasi dibanding

pada arteri, dan juga terjadi lebih banyak anastomosis pada vena.

Hemostasis dan Trombosis

Hemostasis adalah penghentian pendarahan akibat pembuluh darah yang terpotong

atau robek, bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri dan vena, mencegah

kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama proses penyembuhan luka.

Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan mengontrol perdarahan dari pembuluh

darah yang terluka. Mekanisme hemostasis dipengaruhi 4 faktor yaitu trombosit, pembuluh

darah, faktor pembekuan darah dan sistem fibrinolitik/inhibitor.

Sedangkan trombosis terjadi jika edotel yang melapisi pembuluh darah mengalami

kerusakan atau terlepas. Trombosis adalah formasi jendalan darah (blood clot) didalam

sirkulasi yang membentuk sumbatan pembuluh darah. Trombosis merupakan deposit

intravaskular yang tersusun atas fibrin dan elemen yang terbentuk dari darah. Pembentukan

sumbat trombosit terjadi melalui beberapa tahap yaitu adesi trombosit, agregasi trombosit dan

reaksi pelepasan. Sumbat trombosit yang terjadi dapat menyempitkan luka untuk

menghentikan perdarahan. Proses-proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan

melibatkan pembuluh darah agregasi trombosit, serta protein plasma yang menyebabkan

pembentukan atau disolusi agregat trombosit.5

Pada hemostasis, mula-mula terjadi vasokonstriksi pembuluh yang cedera sehingga

aliran darah ke bagian distal dari tempat cedera berkurang. Kemudian hemostasis dan

trombosis mengalami tiga fase yang sama:

1. Pembentukan agregat trombosit yang longgar dan sementara ditempat cedera.

Trombosit berikatan dengan kolagen dibagian dinding pembuluh darah yang cedera,

dan mengeluarkan ADP dan membentuk romnoskan A2 yang mengaktifkan trombosit

lain yang mengalir disekitar tempat cedera. Trombin, yang terbentuk sewaktu

koagulasi ditempat yang sama, jugamengaktifkan trombosit. Jika diaktifkan,

trombosit berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, akan bergumpal untuk

membentuk sumbat hemostatik (pada hemostasis) atau trombus (pada trombosis).

2. Pembentukan jaring fibrin yang mengikat agregat trombosit, membentuk sumbat

hemostatik atau trombus yang lebih stabil.

3. Disolusi sumbat hemostatik atau trombus secara parsial atau total oleh plasmin.

10

Page 11: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Trombus

Diketahui terdapat tiga jenis trombus atau bekuan. Ketiganya mengandung fibrin

dengan proporsi berbeda-beda.5

1. Trombus putih, terdiri dari trombosit dan fibrin serta relatif kurang mengandung

eritrosit. Trombus ini terbentuk di tempat cedera atau dinding pembuluh abnormal,

terutama dibagian yang aliran darahya deras (arteri).

2. Trombus merah, terutama terdiri dari sel darah merah dan fibrin. Trombus ini secara

morfologis menyerupai bekuan yang terbentuk ditabung reaksi dan dapat terbentuk in

vivo dibagian yang aliran darahnya terhambat atau stasis (misalnya vena) dengan atau

tanpa cedera vaskular, atau trombus ini dapat terbentuk ditempat cedera atau disuatu

pembuluh abnormal yang disertai dengan terbentuknya sumbat trombosit awal.

3. Tipe ketiga adalah endapan fibrin deseminata dipembuluh darah halus atau kapiler.

Porfirin

Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk

oleh ikatan empat cincin pirol melalui jembatan

metin ( HC ). Sifat khas porfirin adalah

pembentukan kompleks dengan ion logam yang

terikat pada atom nitrogen cincin pirol. Contohnya

adalah porfirin besi, misalnya heme pada

hemoglobin dan porfirin yang mengandung

magnesium, yaitu klorofil (pigmen fotosintesis pada

tumbuhan).5 Gambar 4. Molekul Porfirin5

Di alam metaloporfirin akan terkonjugsi dengan protein sehingga akan membentuk

senyawa penting dalam proses biologi di dalam tubuh seperti:

1. Hemoglobin merupakan porfirin besi yang berkonjugasi dengan protein globin

berfungsi untuk transpor oksigen dalam darah.

2. Mioglobin memiliki struktur serupa dengan hemoglobin untuk menyimpan cadangan

oksigen di otot.

3. Sitokrom berperanan sebagai pemindah elektron pada proses oksidasi-reduksi.

11

Page 12: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

4. Katalase, triptofan pirolase, Eritrokruorin.

Sintesis Heme

Penggabungan besi (Fe2+) ke dalam protoporfirin heme, dikatalisis oleh enzim heme

sintetase/ferokelatase. Terjadi di mitokondria. Biosintesis heme terjadi di sebagian besar

jaringan, kecuali Eritrosit dewasa. Sebagai enzim pengendali adalah enzim amlev sintetase

(ala sintetase).5

Senyawa yang mempengaruhi enzim amlev sintetase adalah insektisida, bahan

karsinogen dan obat-obatan dimana bahan-bahan tersebut dimetabolisme di hati dengan

bantuan enzim Sitokromz P450 sehingga apabila bahan ini banyak masuk ke dalam tubuh

maka memerlukan heme dalam jumlah besar sehingga menyebabkan konsentrasi heme di

dalam sel berkurang maka terjadi peningkatan aktivitas enzim amlev sintetase.5

Glukosa dapat mencegah induksi enzim, sedangkan besi dan steroid dapat

meningkatkan sintesis enzim amlev sintetase. Tetapi jika kadar Heme cukup tinggi

merupakan inhibitor bagi enzim Amlev sintetase.5

Katabolisme Heme

Umur eritrosit ± 120 hari, kemudian akan didegradasi di dalam RES ( limpa, hati dan

sum-sum tulang ) terjadi pada mikrosom dari sel retikuloendotelial. Protein globin dipakai

kembali sebagai protein / asam amino, sedangkan besi masuk dalam pool besi. Hasil akhirnya

diekskresi sebagai biliverdin (berwarna hijau) pada burung dan amfibi, sebagai bilirubin

(berwarna kuning) pada mamalia.5

Tahap pertama dilakukan oleh kompleks enzim heme oksigenase, dimana Fe++

dioksidasi menjadi Fe3+ sehingga membentuk hemin kemudian bergabung albumin

membentuk Methalbumin.5

Oleh aktivitas enzim tersebut, maka cincin tetra pirol pecah sehingga terbentuk

biliverdin yang berwarna hijau, kemudian biliverdin oleh enzim biliverdin reduktase diubah

menjadi bilirubin yang berwarna kuning.5

12

Page 13: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Selanjutnya bilirubin akan diekskresikan, tetapi oleh karena bilirubin kurang larut

dalam air maka bilirubin dimetabolisme di dalam hati dengan tujuan untuk mengubah

bilirubin yang tidak larut dalam azzir menjadi lebih larut dalam air. Metabolisme bilirubin di

dalam hati meliputi:5

1. Uptake bilirubin oleh sel hati

Bilirubin sedikit larut dalam plasma. Bilirubin dari limpa dan sum-sum tulang

dibawa ke hati melalui sirkulasi darah dengan cara diikat oleh albumin, kemudian di

dalam hati ikatan tersebut lepas sehingga bilirubin dapat diambil oleh permukaan

sinusoid hepatosit (carrier mediated saturated system) tidak terpengaruh keadaan

patologis, tetapi sangat dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan hati dalam memetabolisme

bilirubin. Artinya Uptake bilirubin tergantung kecepatan proses metabolisme bilirubin

selanjutnya di dalam hati.5

2. Konjugasi bilirubin

Di dalam hati bilirubin akan diubah menjadi bilirubin diglukuronida dengan cara

dikonjugasikan dengan asam glukuronat. Proses ini berlangsung dalam retikulum

endotelial halus sel hati dikatalisis oleh enzim Uridin Difosfat Glukoronil

Transferase ( UDP-Glukoronil Transferase ). Sebagai intermediate aktifnya adalah

UDP-Glukoronat yang didapat dari oksidasi UDP-glukosa.5

3. Sekresi bilirubin ke dalam empedu

Sekresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu melawan gradien konsentrasi, dan

sebagai rate limiting prosesnya adalah metabolisme bilirubin di hati. Pada keadaan

normal, semua bilirubin di empedu dalam keadaan terkonjugasi (bilirubin

conjugated).5

Sekresi Bilirubin

Sekresi bilirubin ke dalam empedu melalui mekanisme pengangkutan aktif. Dalam

keadaan fisiologis, seluruh bilirubin yang diekskresikan ke dalam empedu dalam bentuk

terkonjugasi. Setelah bilirubin sampai di ileum dan usus besar, glukoronida dilepaskan oleh

enzim b glukuronidase (enzim bakteri intestinal), dan bilirubin direduksi flora feses menjadi

13

Page 14: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

urobilinogen (senyawa yang tidak berwarna). Pada ileum terminal, sebagian kecil

urobilinogen diserap kembali dibawa ke hati sehingga terbentuk siklusurobilinogen

enterohepatik.5

Urobilinogen yang tidak berwarna, yang terbentuk dalam kolon oleh flora feses akan

teroksidasi menjadi urobilin (senyawa berwarna kuning) dan diekskresikan melalui feses.

Warna feses akan berubah menjadi hitam ketika dibiarkan terpapar udara disebabkan oleh

oksidasi urobilinogen sisa menjadi urobilin.5

14

Page 15: Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Dan Pembekuan Darah

Kesimpulan

Ekstremitas inferior mendapat vaskularisasi yang berasal dari jantung, begitu pula

dengan ekstremitas atas. Jantung berfungsi sebagai pompa untuk memompakan darah ke

seluruh tubuh, dengan pembuluh sebagai salurannya, dan darah yang menjadi media

transportnya. Didalam darah terdapat hemoglobin. Hemoglobin ini sendiri terdiri dari heme

dan globin, dimana heme merupakan gabungan dari porfirin dengan besi (Fe2+). Porfirin

adalah senyawa siklik yang dibentuk oleh ikatan empat cincin pirol melalui jembatan metin.

Sedangkan jika pembuluh darah megalami kerusakan atau gangguan maka akan terjadi

hemostasis atau trombosis untuk mengkompensasi agar kerusakan tidak berlangsung terus-

menerus.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2001.

2. Winami W, Kindangen K, Listiwati E. Buku ajar anatomi sistem kardiovaskular 1.

Jakarta;2010.

3. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi manusia jilid 1. Ed 23. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2013.

4. Yatim W. Biologi modern histologi. Bandung: PT Tarsito ; 2007.

5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed 27. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2013.

15