ushul salasah gifta

34
MAKALAH USHUL TSALATSAH Nama : Giftarizkipradhani Hadiandewi NIM : 112090078 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2014

Upload: gifta-tta-hadiandewi

Post on 18-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mengenai ushul salasah

TRANSCRIPT

MAKALAHUSHUL TSALATSAH

Nama: Giftarizkipradhani Hadiandewi NIM: 112090078

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG2014

BAB IPENDAHULUANKatakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Q.S. Az-Zumar:9).Landasan utama kesempurnaan setiap individu ataupun suatu komunitas terletak pada kualitas ma'rifat (pengetahuan) dan pola fikir mereka. Kesempurnaan tersebut tidak mungkin terealisasi secara utuh tanpa didukung kualitas pengetahuan yang tinggi.Saat ini, masalah pengetahuan terhadap ajaran-ajaran Islam cenderung diabaikan, banyak dari kita yang telah menganggap bahwa hal-hal yang berkaitan dengan agama adalah hal yang kuno dan tak perlu dipelajari. Ini menyebabkan kemunduran bagi umat Islam yang juga banyak mendapat pengaruh barat, dan modrenisasi yang membawa pada perilaku negatif.Kitab Tsalatsatul Ushul merupakan buku induk yang wajib diketahui oleh setiap peribadi muslim, agar ia memiliki pemahaman yang sahih tentang dasar-dasar pokok agamanya. Setiap muslim wajib mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, lalu mengamalkan dan mendakwahkan ilmunya, serta bersabar terhadap berbagai gangguan yang muncul di dalamnya. Ilmu tentang Allah, Rasul dan Dinul Islam adalah ilmu-ilmu pokok. Itulah yang akan ditanyakan oleh Malaikat kubur kepada setiap manusia, saat kelak ia memasuki alam kubur. Kerena pentingnya ketiga ilmu ini, maka ia dikenal dengan sebutan Al-Ushul at-Tsalatsah atau Tsalatsatul Ushul yang artinya Tiga (ilmu) PokokSesungguhnya wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :1. Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalilnya.2. Beramal berdasarkan ilmu, inilah tujuan dan buah dari mempelajari ilmu yaitu mewujudkan iman, beramal shaleh, mentaati Allah dalam menjlnkan perintah dn menjauhi larangan-Nya. Siapa yang beramal tan[pa ilmu maka ia seperti Nasrani dan yang beilmu tanpa beraml ia seperti Yahudi.3. Mendawahkan ilmu tersebut dan mengajak orang untuk mengamalkannya4. Sabar yaitu tabah dan tangguh dalam mengahadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkan dan berdakwah kepadanya

Dalilnya, firman Allah Taala :o o o Demi masa.Sesungguhya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shaleh dan saling nasehat-menasehati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar. (Surat al-Ashr : 1-3).Imam Asy-Syafii Rahimahullahu Taala, mengatakan : Seandainya Allah hanya menurunkan surat ini saja sebagai hujjah buat makhlukNya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surat ini sebagai hujjah bagi mereka. Maksudnya adalah surat ini sudah cukup untuk mendorong orang agar komitmen dengan Islam yaitu dengn beriman, beramal shalih, berdawak dan bersabar dalam melakukan itu semua.Dan imam Al-Bukhari Rahimahullahu Taala, mengatakan : Bab : ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Dalilnya firman Allah Taala :

, Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu. (QS. Muhammad: 19). Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) sebelum ucapan dan perbuatan.

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini: 1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul ; maka barangsiapa mentaati Rasul tersebut pasti akan masuk Jannah (Surga), dan barangsiapa menentangnya pasti akan masuk neraka. Allah Taala berfirman:

Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rosul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada firaun seorang Rosul, tetapi firaun mendurhakai Rosul itu, maka kami siksa ia dengan siksaan yang berat. (QS. Al-Muzammil: 15-16).2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepadaNya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekatatau dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul. Firman Allah Taala : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di sampingnya (menyembah) Allah. (QS. Al-Jin: 18)3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasulnya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Allah Taala berfirman :

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasulnya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.Mereka itulah orang-orang yang Allah telah memantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan dariNya. Dan mereka akan dimasukkanNya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepadaNya.Mereka itulah golongan Allah.Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (Surat al-Mujdalah: 22).

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi Ushul Tsalatsah Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu dan pengetahuan. Pesan Islam tentang pentingnya peningkatan intelektual dan keilmuan akan banyak kita dapati di berbagai rujukan tradisional yang tidak terhitung jumlahnya. Sebagai contoh, hadis yang berbunyi,: "Tafakur sesaat lebih utama dibanding ibadah tiga puluh tahun."Sedemikian tinggi nilai ma'rifat di mata Islam, sehingga ia dikategorikan sebagai paling mulianya ibadah, yangjikadibandingkan dengan ibadah sekian puluh tahun lamanya dan tanpa didasari ilmu dan ma'rifat, maka ia jauh lebih baik dari pada ibadah tersebut.Allah swt dalam al-Quran menjelaskan bahwa salah satu fungsi diutusnya rasul adalah untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan pola fikir manusia, " ..dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah .." (Q.S. Jum'ah : 2).Dalam pandangan Islam, kualitas sebuah perbuatan bisa diukur dari tingkat ma'rifat si pelakunya. Jika pelaku tidak melandasi perbuatannya dengan pengetahuan atau ma'rifat, perbuatannya itu tidak bernilai sama sekali.Dengan kata lain, tingkat kualitas suatu tindakan ditentukan sesuai dengan derajat ma'rifat pelakunya. Semakin tinggi derajat ma'rifat seseorang, semakin tinggi pula kualitas perbuatannya, meskipun perbuatan itu secaralahiriah nampak remeh, sebagaimana yang ditegaskan dalam riwayat "Tidurnya orang alim adalah ibadah."Di sisi lain, penekanan Islam dalam pengutamaan kualitas ibadah dibanding kuantitasnya sangat mencolok, seperti yang kita amati dari ayat 2 surat Al-Mulk: "... supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya... "Ayat ini menunjukkan bahwa Allah swt lebih menekankan amal yang terbaik, bukan yang terbanyak. Jelas bahwa amal terbaik adalah amal yang dilandasi dengan ma'rifat.Ringkasnya, ketakwaan tidak mungkin didapati kecuali dengan ilmu dan ma'rifat. Di samping itu, kemuliaan manusia yang dinilai dengan ketakwaannya, juga dinilai dengan sumber ketakwaannya tersebut; yaitu ma'rifat.Maka, betapa besar perhatian dan penekanan ajaran Islam terhadap nilai ilmu dan ma'rifat, sebagaimana yang ditegaskan firman Allah swt dalam hadis qudsi berikut ini: "Aku ibarat harta yang terpendam, maka Aku senang untuk diketahui. Oleh karena itu, Kuciptakan makhluk agar diriku diketahui" (Bihar al-Anwar).Penciptaan makhluk yang ada di alam semesta ini, khususnya manusia yang memiliki berbagai potensi, adalah untuk ber-ma'rifat kepada Allah yang merupakan tujuan utama penciptaan. Imam Ja'far Shadiq a.s. dengan menukil riwayat dari kakek beliau, Imam Ali Zaenal Abidin a.s. menafsirkan kata "al-Ibadah" yang tercantum dalam ayat "Tidaklah Kucipta-kan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (Q.S Al-hujarat : 13), bersabda, "Wahai para manusia! Sesung-guhnya Allah swt tidak menciptakan hamba-hamba-Nyakecuali untuk mengenal (ber-ma'rifat) kepada-Nya" (Biharul Anwar).Jelas, dilihat dari sisi definisi, ibadah berbeda dengan ma'rifat. Namun, jika kita lihat hubungan keduanya, maka kita akan dapat menilai eratnya hubungan itu, karena bagaimana mungkin kita akan beribadah kepada Zat yangtidak kita kenal, dan mungkinkah kita merasa sudah mengenal Zat Mahasempurna, yang selayaknya disembah dan harus kita tuju untuk kesempurnaan jiwa kita, sementara kita tidak melakukan ibadah kepada-Nya, padahal kita tahu bahwa kesempurnaan jiwa mustahil dicapai tanpa ibadah.Imam Ali a.s. dalam Nahjul Balaghah membuka khutbah pertamanya dengan ucapan, "Awal agama adalah mengenal-Nya." Maka, awal yang harus diraih seorang hamba dalam ber-ma'rifat adalah pengetahuan tentang penciptanya yang melahirkan suatu keyakinan. Ia tidak akan mencapai suatu keyakinan tanpa pengetahuan.Tentu saja, manusia tidak mungkin ber-ma'rifat dan mengenal Zat Allah SWT haqqu ma'rifatih (secara utuh dan sempurna), sebagaimana yang dibuktikan oleh akal. Karena, bagaimana mungkin sesuatu yang terbatas (makhluk) dapat mengetahui dan menjangkau zat yang tidak terbatas (al-Khaliq) dari berbagai sisi-Nya. Oleh sebab itu, rasul sebagai makhluk yang paling sempurna pernah bersabda dalam penggalan munajatnya, "Wahai Tu-hanku, diriku takkan pernahmengetahui-Mu sebagaimana mestinya."Kegagalan perjalanan seorang hamba dalam mencapai tujuannya disebabkan oleh bekal pengetahuan yang tidak cukup, karena pengetahuan yang minim menyebabkan kerancuan memilah baik dari buruk, keyakinan yang benar dari yang salah, juga niat yang tulus dari yang tercemar oleh syirik atau bisikan setan; memperdaya dan menipu dengan berbagai angan dan khayalan, sehingga menerjang apa yang harus dihindari dan meninggalkan apa yang harus dilakukan. Maka, bagaimana mungkin seorang hamba yang rindu bertemu dengan kekasih sejatinya dan mendapatkan keridhoan-Nya, sementara ia menempuh jalan yang tidak diridhai, bahkan dibenci oleh sang kekasih.Seperti yang telah kita ketahui ilmu tanpa amal ibarat pohon tak berbuah. Ilmu tidak akan memberi manfaat apapun bila tidak diamalkan. Allah swt berfirman dalam surat Al-Jatsiah ayat 23, "Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya." Ayat ini menjelaskan bahwa ilmu tidak menjamin orang untuk mendapatkan hidayah (petunjuk). Sedangkan penyesatan yang dilakukan oleh Allah swt terhadap orang yang berilmu tadi, hanya karena ketaatan mereka kepada hawa nafsu dan ketidaksesuaian amal mereka dengan pengetahuannya.B. Ushul tentang MarifatullohMarifatullah atau mengenal Allah Azza wa Jallamerupakan satu perkara wajib yang mesti diketahui oleh seorang muslim karena tanpa mengenal AllahSubhanahu wa Talatidak akan mungkin bisa diraih kebahagian hidup, surga AllahSubhanahu wa Tala. Seseorang yang tidak mengenal AllahSubhanahu wa Taladengan benar tidak akan mengerti hakekat hidup yang sesungguhnya, dalam artian siapakah dia, untuk apa ia diciptakan oleh AllahSubhanahu wa Tala.Mengenal AllahSubhanahu wa Talamerupakan salah satu dari tigapertanyaanyang akan ditanyakan oleh malaikat kepada manusia tatkala mereka masih berada di alamBarzakh(alam kubur). Adapun tiga pertanyaan itu adalah sebagai berikut:1. Pertanyaan tentang siapa Robbmu2. Apa agamamu3. Siapa NabimuKetiga pertanyaan di atas merupakan tiga landasan pokok yang wajib diketahui oleh setiap muslim. Ketidaktahuan seseorang kepada tiga hal tersebut akan menyebabkan ia mendapat azab dari AllahSubhanahu wa Tala.Allah Taala berfirman :

Segala puji hanya milik Allah Pemelihara semesta alam. (QS. Al-fatihah : 1)Apa tujuan yang hendak dicapai ketika seseorang mengenal Allah?Seseorang yang tidak mengerti tujuannya, maka ia akan berada dalam kebingungan dan terombang-ambing sehingga ia akhirnya terjatuh kedalam lembah kesesatan dan kebathilan. Oleh karena itu Syaikh utsaiminrahimahullahmengatakan bahwa; ketika seseorang telah mengenal AllahSubhanahu wa Taladengan benar, maka secara pasti mereka akan mempunyai beberapa sikap yang akan tampak pada dirinya, diantara sifat tersebut adalah:1. Menerima syariat yang ditetapkan Allah Azza wa Jalla.2. Tunduk dan patuh kepada AllahSubhanahu wa Tala3. Menjadikan Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah sebagai penentu hukum.

Tentunya semua ini akanmenjadipertanyaan bagi kita, kenapa banyak orang tidak mau menerima Syariat Islam yang AllahSubhanahu wa Talatetapkan, kenapa banyak kaum muslimin tidak mau patuh dan tunduk kepada AllahSubhanahu wa Tala? Bahkan mereka lebih mendahulukan hawa nafsunya ketimbang mentaati perintah AllahSubhanahu wa Tala, bahkan mereka masih berhukum dengan hukum jahiliyah yang mereka buat sendiri.Tentu semua jawabannya kembali kepada satu titik terang, yaitu mereka tidak mengenal AllahSubhanahu wa Taladengan benar. Mengenal Allah I dengan benar akan membuahkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla.Agar seorang muslim bisa mengenal Robbnya dan bisa patuhsertamencintai Allah Azza wa Jalla, maka mereka wajib mengenal AllahSubhanahu wa Taladengan benar dan menurut pandangan Syariat. Robb kita adalah AllahSubhanahu wa Tala,Dialah yang menciptakan kita, Yang memberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, Dia-lah AllahSubhanahu wa TalaRobbul alamin, Dialah Allah Azza wa JallaDzat yang wajib kita sembah. Hanya Dia yang kita sembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Dialah AllahSubhanahu wa Talayang telah menurunkan kepada makhluknya semua nikmat. Nikmat-nimat Allah Azza wa Jalla tidak terhitung banyaknya:Danjikakamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan bisa menghitung-Nya.(QS. an-Nahl: 18). Untuk lebih meyakinkan kita tentang siapakah Allah, maka mari kita lihat ayat-ayat al-Quran:1.Allah Subhanahu wa Taalamenciptakan manusia dari tanah: AllahSubhanahu wa Talaberfirman:Dia-lah (Allah) yang telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian menetapkan ajal, dan ajal yang telah ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang hanya Dia mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu (tentang hari berbangkit itu)(QS. al-Anam :2)2.Allah Subhanahu wa Taala Maha pemberi rezki Sebagaimana firman-Nya:Sesungguhnya Dia-Nya Allah Maha Pemberi rezeki dan Yang Maha Kuat lagi Kokoh(QS. adz-Dzaariyat: 58) Katakanlah siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ? Maka mereka akan menjawab: Allah(Q.S Yunus: 31)3.Allah Subhanahu wa Taalaciptakan manusia untuk mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya saja.Dalam hal ini AllahSubhanahu wa Talaberfirman:Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.(QS. adz-Dzaariyat: 59)4.Allah Subhanahu wa Taalamerupakan Robb sekalian alam.Sebagaimana dalam firman-Nya :Segala puji bagi Allah Robb sekalian alam.(QS. al-Fatihah: 2) artinya: Dialah AllahSubhanahu wa Talayang membimbing, memberikan nikmat, pencipta manusia, penguasa dan Maha mengatur terhadap manusia, sebagaimana yang Dia kehendaki, sedangkan kata-kata -alam- adalah setiap apapun selain AllahSubhanahu wa Tala.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan.Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepadabulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu banar-benar hanya kepadanya beribadah. (QS. Fushshilat : 37).Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah Taala :Wahai manusia!Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orangyang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.(Robb) yang telah menjadikan untukmu bumi ini sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untukmu.Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mngetahui.(Surat Al-Baqarah: 21-22).Ibnu Katsir Rahimahullahu Taala, mengatakan : hanya pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak dengan segala macam ibadah. Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah itu, antara lain: Islam, Iman, Ihsan, doa, khauf (takut), raja (pengharapan), tawakkal, raghbah (penuh minat), rahbah (cemas), khusyu (tunduk), khasyyah (takut), inabah (kembali kepada Allah), istianah (memohon pertolongan), istiazah (memohon perlindungan), istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), dzabh (menyembelih), nadzar, dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah.

Dalil macam-macam ibadah:1. Dalil doa :firman Alah Taala :Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kamu kepadaku niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beibadah kepadaKu pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina. (QS. Ghafir: 60).Dan diriwayatkan dalam hadits :Doa itu adalah sari ibadah .2.Dalil khauf (takut) :Firman Allah Taala :Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamubenar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 175).3.Dalil Raja (pengharapan) :Firman Allah Taala :Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Robbnya, maka hendaklahia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robb-Nya. (QS. Al-Kahfi: 110).4.Dalil Tawakkal (berserah diri) :Firman Allah Taala :

Dan hanya kepada Allah-lah kamu betawakkal, jika kamu benar-banar orang yang beriman. (QS. Al-Maidah : 23).Dan firmannya :

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dialah Yang Mencukupinya. (QS.Ath-Thalaq : 3).5.Dalil Raghbah (penuh minat), rahbah (cemas) dan khusyu (tunduk) ;Firman Allah Taala :Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan) kebaikankebaikan serta mereka berdoa kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami.(QS. Al-Anbiya : 90).

6.Dalil khasy-yah (takut) :Firman Allah Taala :

Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. (QS. Al-Baqarah : 150).7.Dalil inabah (kembali kepada Allah) :Firman Allah Taaala :Dan kembalilah kepada Robb kalian serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya) sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong lagi. (QS. Az-Zumar : 54).8.Dalil istianah (memohon pertolongan) :Firman Allah Taala : Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan. (QS. Al-Fatihah : 4).Dan diriwayatkan dalam hadits :Apabila kamu mohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah .9.Dalil istiadzah (memohon perlindungan) :Firman Allah Taala : Katakanlah : Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai shubuh. (QS. Al-Falaq :1).Dan firmanNya : o o Katakanlah : Aku berlindung kepada Robb Manusia, Penguasa manusia. (QS. An-Nas :1-2).10.Dalil istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan)Firman Allah Taala :(Ingatlah) tatkala kamu memohon pertolongan kepada Robb kalian untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu. (QS. Al-Anfal : 9).11.Dalil dzabh (menyembelih) :Firman Allah Taala :Katakanlah : Sesunggunya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untukAllah Robb semesta alam, tiada sesuatupun sekutu bagi-Nya.Demikianlah yangdiperintahkan kepadaku dan aku adalah orang-orang yang pertama kali berserah diri (kepadanya). (QS. Al-Anam: 162-163).Dan dalil dari sunnah :Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah .12.Dalil nadzar :Firman Allah Taala :

Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksaannya merata di manamana.(QS. Al-Insan : 7).C.Ushul tentang Mariftul RasulMarifaturrasul yaitu mengetahui bahwasanya Muhammad adalah rasul Allah; penyampai ajaran dari Allah, beliau jujur (benar) di dalam menyampaikan ajarannya baik dalam masalah Iijab (mewajibkan suatu perkara), Tahrim (mengharamkan suatu perkara) dan dalam mengabarkan tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan yang akan terjadi di masa mendatang di dunia, di alam barzakh dan alam akheratTugas rasul (wazhifatur-rasul) secara umum seperti yang termaktub dalam Al-Quran adalah mengemban risalah dakwah dan menegakkan agama Allah. (QS 5:67, QS 42:13-15)1. Mengemban risalah dakwah (hamlun risalatid-dawah) (QS 5:67, QS 33:39). Rangkaian tugas dalamhalini adalah : Mengenalkan Sang Pencipta (marifatul khaliq) kepada umatnya melalui ayat-ayat qauliyah maupun kauniyah. (QS 41:53, QS 3:190) Mengajari umatnya cara beribadah yang benar (kaifiyatul ibadah) Menyampaikan pedoman hidup (minhajul hayah) (QS 3:19) Mendidik umatnya (at-tarbiyah) dengan arahan dan nasihat-nasihat (taujihun wa nashihatun) hinggamenjadimuslim yang berkarakter.2. Menegakkan agama Allah (iqmatud-dinillah) (QS 42:13-15). Tegaknya sistem (agama) bermula dari kedaulatan hukum. Maka tugas rasul yaitu : Menegakkan khilafah (iqamatul khilafah) (QS 24:55, QS 48:27)Manusia mendapat kepercayaan dari Allah untuk memakmurkan bumi, konsekuensinya adalah iaharusmenegakkan syariat/aturan Allah agar terwujud kemaslahatan umat manusia. Mencetak kader (binaurrijal) (QS 3:`104)Untuk memperjuangkan dan membela agama ini, dibutuhkan kader-kader yang militan. Memandu dakwah islamiyah (minhajud-dawah) (QS 3:159)Rasul bertugas mengajarkan panduan dalam mendakwahkan agama Allah kepada para pengikut dan pewarisnya. Menerapkan risalah yang dibawanya (tathbiqur-risalah) (QS 2:208, QS 6:162)Rasul bertugas memberi teladan dalam mengimplementasikan risalah Islam dalam kehidupan.

Sifat Para Rasul1. Manusia biasa (al-basyariyah) (QS 14:11). Rasul adalah manusia biasa, bukan malaikat atau jin, sehingga keberadaannya wajar dan amanah yang diembannya pun bukan sesuatu yang tak terjangkau kemampuan manusia unutuk melaksanakannya.2. Terpelihara dari kesalahan dan dosa (al-ishmah) (QS 5:67, QS 66:1). Sebagaimana manusia biasa, beliau mungkin pernah salah atau keliru. Namun kesalahannya segera diluruskan oleh Allah SWT.3. Jujur (ash-shidq) (QS 39:33, QS 53:3-4). Jujur adalah sifat utama yang harus dimiliki setiap rasul. Rasulullah adalah orang yang sangat jujur dan tidak pernah berdusta. Hal itu diakui semua orang bahkan orang kafir sekalipun.4. Cerdas (al-fathanah) (QS 48:27). Kecerdasan adalah sifat utama seorang rasul. Inilah yang menjadikan kaumnya lega dengan keputusan dan kebijakan sang rasul.5. Amanah (al-amanah) (QS 4:58). Sebelum masa kenabian, Rasulullah telah dipercaya masyarakatnya dan dijuluki sebagai al-amin (yang terpercaya).6. Tabligh (at-tabligh) (QS 5:67). Seorang rasul bertugas menyampaikan risalah Allah kepada manusia. Dalam menyampaikan perintah itu, beliau telah menunaikan tugasnya dengan baik dan tuntas hingga beliau wafat.7. Komitmen (al-iltizam) (QS 17:74, QS 68:1-8). Dalam gaya hidup sederhana (zuhud), perjuangan, ibadah, muamalah, dan lain-lain. Beliau adalah teladan sempurna yang menunjukkan komitmen terhadap syariat Allah. Al-Quran mensifati Rasulullah dengan akhlak yang agung (ala khuluqin azhim) (QS 68:4). Aisyah ra. mengatakan bhawa akhlak beliau adalah representasi Al-Quran (akhlaqul quran). Karena itulah Allah menjadikannya sebagai suri teladan yang terbaik bagi siapa saja yang mengharap ridha-Nya (uswatun hasanah) (QS 33:21)

Karakteristik Risalah Rasulullah saw.Karakteristik kerasulan Nabi Muhammad saw (khasaishur-risalati Muhammad saw.) mirip dengan karakteristik Islam, yaitu :1. Beliau saw. adalah penutup para nabi (khatamul anbiya) (QS 33:40, QS 40:78, QS 4:163-164, QS 6:84-86). Sebagai nabi terakhir, risalahnya adalah yang terakhir pula.2. Risalahnya menghapus risalah sebelumnya (nashikhur-risalati) (QS 33:40, QS 61:8, QS 34:28, QS 21:107). Dengan risalah yang terakhir ini, risalah sebelumnya tidak berlaku lagi.3. Membenarkan nabi-nabi sebelumnya (mushaddiqul anbiya) (QS 61:8-9). Perbedaan beliau dengan nabi-nabi sebelumnya hanya ada pada sebagian isi syariat karena zaman dan kebutuhan yang berbeda. Karenanya risalah beliau membenarkan nabi-nabi sebelum beliau.4. Menyempurnakan risalah-risalah sebelumnya (mukammilur-risalati)5. Risalahnya untuk seluruh umat manusia (kaafatu lin-nas) (QS 34:28). Jika nabi-nabi sebelum beliau diutus kepada kaumnya secara khusus, maka Rasulullah saw diutus untuk seluruh manusia hingga hari kiamat.6. Sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatun lil alamin) (QS 21:107). Risalah beliau yang sempurna merupakan rahmat Allah untuk seluruh alam : umat islam maupun non islam. Bahkan hewan, tumbuhan dan benda-benda mati pun merasakannya. Rasulullah saw bersabda, Aku adalah rahmat yang dihadiahkan (untuk alam semesta).

Selanjutnya kewajiban seorang mukmin kepada Rasulullah saw (wajibuna nahwar-rasul saw) adalah :1. Mengimaninya (al-imanu bihi) (QS 61:10-11). Beriman kepada Allah berarti harus beriman kepada Rasul.2. Mencintainya (mahabbatuhu). Lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dibanding cinta kepada yang lain bahkan kepada dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan iman.3. Mengagungkannya (tazhimuhu) (QS 48:7-9). Sudah semestinya beliau diagungkan karena kemuliaannya. Namun pengagungan ini tidak boleh sampai mengkultuskannya.4. Menolong dan membelanya (nushratuhu wa taziruhu) (QS 9:40, QS 61:14)5. Mencintai para pecintanya (mahabbahu man ahabbahu) (QS 48:29)6. Menghidupkan sunnahnya (ihyau sunnah) (QS 3:132). Baik dalam ibadah umum maupun khusus yang diajarkan beliau, hendaknya dihidupkan dan dibudayakan agar hidup kita diberkahi Allah Swt.7. Memperbanyak shalawat kepadanya (iktsarush-shalawat) (QS 33:56). Tanda cinta dan bangga kepada Rasulullah antara lain dibuktikan dengan memperbanyak shalawat atas beliau. Bahkan ketika kita mendengar nama beliau disebut kita mesti menyahutnya dengan bacaan shalawat.8. Mengikuti manhajnya (ittibau manhajihi) (QS 33:31). Ajaran beliau adalah bagian dari sistem Islam untuk mengatur segala aspek kehidupan.Mewarisi risalahnya (wiratsatu risalatihi) (QS 48:28). Mewarisi risalahnya adalah dengan menjaga, membela, dan memperjuangkan risalah beliau (dakwah dan jihad).D. Marifatul IslamDari segi bahasa Islam berasal dari kata aslama yang berakar kata salama. Kata Islam merupakan bentuk masdhar (infinitif) dari kata aslama ini. Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memeiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah :

1. Berasal dari kata salim yang berarti damai.Dalam Al-Qur'an Allah berfirman :"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Anfaal [8]:61

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah, jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil". (QS. Al-Hujuraat [49]:9)

2. Berasal dari kata aslama yang berarti menyerah.Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta oleh Allah SWT untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya, dalam ayat lain Allah SWT berfirman :"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam". (QS.Al-An'aam [6]:162)Karena sesungguhnya, jika kita renungkan bahwa seluruh mahluk Allah SWT, baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunatullah-Nya, Allah SWT berfirman :"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan". (QS. 'Ali Imran [3]:83)Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (baca : mutma'inah).

3. Berasal dari kata istaslama-mutaslimun yang berarti penyerahan total kepada Allah SWTAllah SWT berfirman :"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu". (QS. Al-Baqarah [2]:208)Masuk Islam secara keseluruhan, berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT, dalam melaksanakan segala hal yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.

4. Berasal dari kata 'salim' yang berarti bersih dan suci."(Ingatlah) ketika ia datang kepada Rabbnya dengan hati yang suci". (QS. As-Shaaffaat [37]:84)Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagaiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia. Allah SWT berfirman :"Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur". (QS. Al-Maidah [5]:6)5. Berasal dari 'salam', yang berarti selamat dan sejahtera.Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :"Berkata Ibrahim: Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku". (QS. Maryam [19]:47)Maknanya adalah bahwa Islam merupakam agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan dalam setiap insan. Sejarah telah membuktikan, betapa Khilafah Islamiyah (baca: pemerintahan Islam) sejak zaman Rasulullah SAW hingga akhir masa Turki Usmani, mampu membawa manusia, khususnya umat Islam, pada tingkat kemakmuran yang tinggi. Yang bahkan seringkali kemakmuran tersebut membawa pada 'kelupaan' mereka untuk komitmen dengan keislaman mereka.Adapun dari segi istilah, Islam adalah ketundukkan seorang hamba pada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Rasulluah SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hokum, aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Karakteristik Islam

Sebagai agama terakhir yang sempurna, Islam memiliki karakteristik (baca: khasa'ish) yang membedakannya dengan agama - agama yang terdahulu. Diantara karakteristik Islam tersebut adalah :a. Rabbaniyah.

Karakter pertama dienul Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat robbaniyah, yaitu bahwa sumber ajaran Islam, pembuat syari'at dalam hokum (baca: perundang-undangan) dan manhajnya adalah Allah SWT, yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW, baik melalui Al-Qur'an maupun Assunah. Firman Allah :

"Alif Laam Miim. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Rabb semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang-kafir) mengatakan: Dia Muhammad mengada-adakannya. Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk". (QS. As-Sajdah [32]:3)Dengan karakteristik ini, Islam sangat berbeda dengan agama manapun di dunia.

b. Syumuliyah/universal.

Artinya bahwa karakteristik Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang universal, yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Menyentuh segenap dimensi, sepeti politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dsb. Mengatur manusia dari semenjak bangun tidur hingga tidur kembali ke perut bumi, dan demikian seterusnya. Perhatikan Firman Allah :"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (QS. Al-Baqarah [2]:208)

c. Tawazun/seimbang.

Karakter ketiga agama Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang tawazun (seimbang). Artinya Islam memeperhatikan aspek keseimbanagan dalam segala hal, antara dunia dan akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan hatinya, demikian seterusnya. Pada intinya dengan tawazun ini Islam menginginkan tidak adanya 'ketertindasan' satu aspek lantaran ingin memenuhi atau memuaskan aspek lainnya, sebagaimana yang terdapat dalam agama lain. Seperti tidak menikah karena menjadi pemuka agamanya, atau meninggalkan dunia kerana ingin mendapatkan akhirat. Konsep Islam adalah bahwa seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang mampu menunaikan seluruh haknya secara maksimal dan merata. Hak terhadap Allah, terhadap dirinya sendir, terhadap istri dan anaknya, terhadap tetangganya dan demikian seterusnya.d. Insaniyah.

Karakter yang keempat adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat insaniyah. Artinya bahwa Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin, sehingga tidak kuat atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya Islam sangat menjaga aspek-aspek 'kefitrahan manusia' dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.

Sehingga dari sini, Islam tidak hanya agama yang seolah dikhususkan untuk para tokoh agamanya saja (baca:ulama). Namun dalam Islam semua pemeluknya dapat melaksanakan Islam secara maksimal dan sempurna. Bahkan bisa jadi, orang awam akan lebih tinggi derajatnya dihadapan Allah daripada seorang ahli agama. Karena dalam Islam yang menjadi standar adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.

e. Al-adalah/keadilan.

Karakteristik Islam berikutnya bahwa Islam, merupakan agama keadilan, yang memiliki konsep keadilan merata bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi orang non muslim, bagi hewan, tumbuhan atau mahluk Allah yang lainnya. Keadilan merupakan inti dari ajaran Islam, apalagi jika itu menyangkut orang lain. Allah berfirman :

"Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" [QS. Al-Maidah [5]:8)

Inilah beberapa karakteristik terpenting dari agama Islam. Diluar kelima karakteristik ini, sesungguhnya masih banyak karakteristik Islam lainnya. Kelima hal di atas hanyalah sebagai contoh saja.

BAB IIIPENUTUP

Dalam makalah ini yang ingin disampaikan adalah sebagai seorang muslim, hendaknya kita membekali diri dengan ushul tsalatsah sebagai 3 landasan utama yang memang harus dimiliki dalam menjalani hidup. 3 landasan utama tersebut meliputi Marifatullah, Marifatur Rasul, dan Marifatul Islam sebagaimana yang dijabarkan diatas.Selain itu penulis juga berharap dengan pengetahuan dan pemahaman yang ada mengenai ushul tsalatsah ini banyak pemuda-pemudi muslim, generasi yang diharapkan akan menjadi pribadi-pribadi yang menyebarkan Islam melalui sikap dan perilakuya dapat menjadi suri tauladan yang baik untuk banyak orang dalam kehidupannya sehari-hari.