ushul fikih2 bab1

16
Page 1 ه ت ك ر ب ه و ل ل ا ه م ح م ور ك ي ل ع لام س ل ا

Upload: ali-mahmudi

Post on 22-Jun-2015

300 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ushul Fikih2 BAB1

Page 1

الله ورحمة عليكم السالموبركته

Page 2: Ushul Fikih2 BAB1

Page 2

LAFAZ DARI SEGI KEJELASAN ARTINYABY YUDI SAPUTRA AND ALI MAHMUDI

Page 3: Ushul Fikih2 BAB1

Page 3

1. lafaz yang telah terang artinya dan jelas menunjukkannya terhadap makna yang dimaksud, sehingga atas kejelasan itu beban hukum dapat ditetapkan tanpa memerlukan penjelasan dari luar.

2. Lafaz yang belum terang artinya dan belum jelas penunjukannya terhadap makna yang dimaksud kecuali dengan penjelasan dari luar lafaz itu.

Secara garis besar lafaz dari segi kejelasan artinya terbagi

dua macam :

Page 4: Ushul Fikih2 BAB1

Page 4

Lafaz yang terang artinya

• Zhahir (الظاهر)

• Nash (النص)

• Mufassar (المفسر)

• Muhkam (المحكم)

Page 5: Ushul Fikih2 BAB1

Page 5

A. Zhahir

• Menurut al-amidi

lafaz zhahir adalah apa yang menunjukkan terhadap makna yang dimaksud adalah berdasarkan apa yang digunakan oleh bahasa menurut asal dan kebiasaannya serta ada kemungkinan dipahami dari lafaz itu adanya maksud lain dengan kemungkinan yang lemah.

Page 6: Ushul Fikih2 BAB1

Page 6

• Lafaz Zahir adalah apa yang menunjukkan kepada makna yang didasarkan pada bahasa menurut kebiasaannya.

Page 7: Ushul Fikih2 BAB1

Page 7

Contoh

• Al-baqarah (ayat 275)

“allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

Bahwa jual beli itu hukumnya halal dan riba itu hukumnya haram

Page 8: Ushul Fikih2 BAB1

Page 8

B. Nash

• Menurut al-Uddah :

Lafaz yang jelas dalam hukumnya meskipun lafaz itu mungkin dipahami untuk maksud lain.

Page 9: Ushul Fikih2 BAB1

Page 9

Contoh

• Surat al-hasyr (ayat 7)

“ apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”

Ayat ini secara nash bertujuan untuk menyatakan keharusan mengikuti petunjuk rasul tentang pembagian harta rampasan, baik yang dibolehkan maupun yang tidak. Karena untuk maksud inilah ayat tersebut diturunkan menurut asalnya, yang dapat dipahami dari ungkapan ayat itu sendiri

Page 10: Ushul Fikih2 BAB1

Page 10

C. Mufassar

Hakikat lafaz mufassar adalah:• Penunjukkannya terhadap maknanya yang jelas

sekali• Penunjukkannya itu hanya dari lafaznya sendiri

tanpa memerlukan karimah dari luar• Karena jelas dan terinci maknanya maka tidak

mungkin ditakwilkan

Page 11: Ushul Fikih2 BAB1

Page 11

Jenis mufassar

1. Menurut asalnya lafaz itu memang sudah jelas. Dan

terinci sehingga tidak perlu penjelasan lebih lanjut Contoh surat an-Nur (4)

“orang-orang yang menuduh perempuan baik (berzinna) kemudian mereka tidak dapat mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka 80 kali”

Penjelasan :

Bilangan yang ditetapkan dalam ayat ini jelas dan terurai yaitu 80 kali dera, tidak ada kemungkinan untuk dipahami dengan lebih atau kurang dari bilangan itu.

Page 12: Ushul Fikih2 BAB1

Page 12

Surat an-nisa (92)

“orang-orang yang membunuh orang beriman secara tidak sengaja, hendaklah ia memerdekakan hamba sahaya dan menyerahkan diyat kepada keluarganya”

Penjelasan : ayat ini menyangkut keharusan menyerahkan diyat kepada keluarga korban, tetapi tidak dijelaskan mengenai jumlah , bentuk dan macam diyat yang harus diserahkan itu.

Page 13: Ushul Fikih2 BAB1

Page 13

D. Muhkam

• Suatu lafaz yang dari sighatnya sendiri memberi petunjuk kepada maknanya sesuai dengan pembentukan lafaznya secara penunjukan yang jelas, sehingga tidak menerima kemungkinan pembatalan, penggantian maupun takwil.

Contoh Surat an-Nur ayat 5

“jangan kamu terima dari mereka kesaksian selama-lamanya”

Penjelasan

Kata (selama-lamanya) yang tersebut dalam ayat itu menunjukkan bahwa tidak diterima kesaksiannya itu berlaku untuk selam-lamanya, dalam arti tidak dapat dicabut.

Page 14: Ushul Fikih2 BAB1

Page 14

Jenis Muhkam

• 1. Muhkam Lizatihi

Muhkam dengan sendirinya bila tidak ada kemungkinan untuk pembatalan atau nasakh itu disebabkan oleh nash (teks) itu sendiri tidak mungkin juga nasakh muncul itu sendiri. Nasakh muncul dari lafaznya dan diikuti pula oleh penjelasan bahwa hukum dalam lafaz itu tidak mungkin dinasakh.

Page 15: Ushul Fikih2 BAB1

Page 15

2. Muhkam Lighairihi

Muhkam karena faktor luar bila tidak dapatnya lafaz itu dinasakh bukan karena nash atau teksnya itu sendiri tapi karena tidak ada nash yang menasakhannya. Lafaz dalam bentuk ini dalam istilah Ushul disebut lafaz yang qath’I penunjukannya terhadap hukum.

Page 16: Ushul Fikih2 BAB1

Page 16

Sekiandan terimakasih atas

perhatiannya

الله ورحمة عليكم والسالموبركته