urgensi maintainability dalam pengembangan sistem...

41
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIMM) Dosen : Dr. Ir. Arief Imam Suroso Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem Informasi Melalui Suatu Software Studi Kasus pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) Tugas Mandiri MAULITA LUTFIANI K25161130 Angkatan E-63 MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Tugas Mata Kuliah

Sistem Informasi Manajemen (SIMM)

Dosen : Dr. Ir. Arief Imam Suroso

Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem

Informasi Melalui Suatu Software

Studi Kasus pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

(BPJS Kesehatan)

Tugas Mandiri

MAULITA LUTFIANI

K25161130

Angkatan E-63

MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017

Page 2: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………………………………………………… i

Daftar Gambar …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

1.1 Latar belakang …………………………………………………………………… 1

1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………………… 2

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………… 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN …………………………………………………… 3

2.1 Pengertian ….......………………………………………………………………… 3

2.1.1 Pengertian Software ………………………….…………………………… 3

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi …………………………………………… 5

2.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi …………………………………………… 5

2.3 Peran Dasar Sistem Informasi dalam Bisnis dan Organisasi ………………………. 6

2.4 Pengembangan Sistem Informasi …………………………………………………… 6

2.5 Pemeliharaan Sistem (System Maintenance) …………………………………… 8

2.6 Urgensi Maintainability Dalam Pengembangan Sistem Informasi melalui suatu

Software ………………………………………………………………………… 11

BAB III PEMBAHASAN DAN CONTOH KASUS ….……………………………… 14

3.1 Contoh Kasus Urgensi Maintainablity dalam Pengembangan Sistem Informasi …. 14

BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… iv

i

Page 3: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 ……………………………………………………………………………. 15

Gambar 3.1 ……………………………………………………………………………. 16

Gambar 3.1 ……………………………………………………………………………. 16

ii

Page 4: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Urgensi Maintainability dalam Pengembangan

Sistem Informasi Melalui Suatu Software

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi memegang peranan penting bagi organisasi atau perusahaan untuk

mendukung peningkatan produktivitas dan keunggulan kompetitif dalam aktivitas bisnisnya.

Investasi perusahaan di bidang sistem informasi dan teknologi informasi diyakini sebagai salah

satu prioritas yang diambil pemangku kepentingan di perusahaan untuk meraih keunggulan

kompetitif. Investasi di bidang sistem informasi tersebut mencakup pemanfaatan dan

pengembangan berbagai komponen sistem informasi yang meliputi hardware, software, data,

jaringan serta sumber daya manusia. Seiring dengan meningkatnya aktivitas dan dinamika

dalam perusahaan, seringkali timbul masalah dalam implementasi atau penerapan sistem

informasi.Untuk diperlukan peranan pengembangan sistem informasi sebagai bagian dari

kerangka kerja sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengembangankan sistem

informasi tersebut agar mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan bisnis perusahaan di tengah

himpitan persaingan yang semakin ketat.

Seperti telah diuraikan diatas salah satu komponen sistem informasi adalah software

atau sumberdaya perangkat lunak yang merupakan serangkaian perintah pemrosesan informasi

yang meliputi program dan prosedur. Software yang baik akan mampu mendukung

terselenggaranya aktivitas sistem informasi yang baik pula sehingga diperlukan usaha untuk

membuat software tersebut berjalan sesuai fungsinya. Salah satu karakteristik software yang

baik sesuai ISO 9126 adalah kemampuan software untuk dapat dimodifikasi yaitu dapat

dilakukan koreksi, adaptasi serta perbaikan yang lebih dikenal dengan konsep maintainability.

Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menerapkan proses pengembangan

sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya dalam hal perawatan sistem atau

software yang digunakan sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai peningkatan

produktivitas dan keunggulan kompetitif dalam menjalankan roda bisnisnya.

Page 5: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang

akan diulas dalam makalah ini adalah tentang mengapa harus ada pengembangan software yang

digunakan dalam suatu organisasi dan perusahaan.

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan

untuk mengetahui urgensi maintainability dalam pengembangan sistem informasi pada

organisasi ataupun perusahaan dalam pengembangan software yang digunakan dalam Sistem

Informasi manajemen yang diterapkan.

Page 6: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Pengertian Software

Software atau perangkat lunak, adalah program komputer yang berfungsi sebagai

sarana interaksi (penghubung) antara pengguna (user) dan perangkat keras (hardware).

Software bisa juga dikatakan sebagai "penerjemah" perintah-perintah yang dijalankan

pengguna komputer untuk diteruskan atau diproses oleh perangkat keras (Hardware).

Software adalah program komputer yang isi intruksinya dapat diubah dengan mudah.

Software pada umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat keras (yang sering disebut

device driver), melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan Software yang lain dan

lebih mendasar (seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan lain-lain.

Software dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya :

1. Sistem Operasi (Operating System)

2. Program Aplikasi (Aplication Program)

3. Program Tambahan ( Utility Program)

4. Bahasa Pemrograman (Programing Language)

5. Program Paket

Pengertian Perangkat Lunak Menurut para ahli

Menurut R. Wilman & Riyan, Software merupakan sebuah perangkat operasi kerja

untuk menjalankan komponen hardware. Software bersofat maya, artinya software tidak

terlihat, tetapi keberadaannya sangat dirasakan. Menurut Wiwit Siswoutomo Software

merupakan nyawa dari sebuah komputer. Tanpa perangkat lunak, komputer hanya sebuah

perangkat keras mati yang tidak ada gunanya. Sedangkan menurut Wahana Komputer Software

adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan kontrol dan manajemen hardware.

Software dalam komputer meliputi sistem operasi dan aplikasi.

Page 7: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Menurut Juntak Teamwork, software merupakan konstruksi atau bangunan program

yang telah disusun dan diatur sedemikian rupa, demi peruntukkan sebuah sistem kerja yang

dijalankannya. Pengertian Software menurut Fauziah software adalah program untuk

memasukkan data, mengecek data, menyimpan data, memperoleh data hasil, dan presentasi

serta manipulasi data. Sedangkan menurut Sunarto, S,Kom software merupakan nyawa sebuah

komputer sehingga komputer tidak dapat digunakan bila tidak dilengkapi dengan software.

Pengertian perangkat lunak menurut Al Bahra bin Ladjamudin (2006:3) menjelaskan

bahwa perangkat lunak adalah objek tertentu yang dapat dijalankan seperti kode sumber, kode

objek atau sebuah programnyang lengkap. Produk perangkat lunak memiliki pengertian

perangkat lunak yang ditambahkan dengan semua item dan pelayanan pendukung yang secara

keseluruhan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Produk perangkat lunak memiliki banyak

bagian yang meliputi manual, referensi, tutorial, intruksi instalasi, data sampel, pelayanan

pendidikan, pelayanan pendukung teknis dan sebagainya. Semua yang dihasilkan oleh proyek

perangkat lunak adalah produk kerja (work product).

Menurut jenisnya, software dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

a. Commercial Software (software berbayar)

b. Freeware

c. Shareware

d. Firmware

e. Free Software

f. Open Source Software

g. Malware

Page 8: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi

Definisi sistem informasi menurut O’Brien (2005) adalah kombinasi teratur apapun dari

orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang

bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan

berbagai jenis alat fisik (hardware), perintahdan prosedur pemrosesan informasi (software),

saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan

peradaban.

Sedangkan menurut McLeod (1996), sistem informasi manajemen didefinisikan

sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai

yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu

sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang

dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan

periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh

pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan

masalah

2.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005) bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi

kompleks, konsep perilaku yang abstrak dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis

serta non bisnisyang tidak terhitung jumlahnya.

1. Konsep-konsep dasar (Foundation Concepts)

Konsep dasar perilaku, teknis, bisnis dan manajerial termasuk berbagai komponen dan

peran sistem informasi.

2. Teknologi Informasi (Information Technologies)

Konsep-konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi informasi

yang meliputi hardware, software, jaringan manajemen data dan teknologi berbasis

internet.

Page 9: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

3. Aplikasi Bisnis (Business Application)

Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen dan keunggulan

kompetitif bisnis. Aplikasi teknologi informasi dalam bidang fungsional bisnis seperti

pemasaran, produksi, akuntansi serta aplikasi lintas fungsi perusahaan seperti

manajemen hubungan dengan pelanggan dan perencanaan sumber daya perusahaan.

4. Proses Pengembangan (Development Process)

Bagaimana praktisi bisnis dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan dan

mengimplementasikansistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis.

5. Tantangan Manajemen (Management Challenges)

Tantangan untuk secara efektif dan etis dalam mengelola teknologi informasi pada

tingkat pemakai akhir (end user), perusahaan dan global bisnis.

2.3 Peran Dasar Sistem Informasi dalam Bisnis dan Organisasi

Menurut O’Brien (2005) terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis

dalam teknologi informasi. Alasan tersebut dapat ditemukan dalam tiga peran penting yang

dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis yaitu :

1. Mendukung proses dan operasi bisnis.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan para karyawan dan manajernya.

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

2.4 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi merupakan salah satu proses dalam kerangka kerja

sistem informasi yaitu proses pengembangan (development process) yaitu proses dimana para

praktisi bisnis dan pakar informasi merencanakan, mengembangankan dan

mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis

Page 10: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

(O’Brien,2005). Makna dari pernyataan ini adalah sistem informasi memiliki peranan yang

sangan penting untuk mendukung perusahaan dalam meraih keunggulan kompetitif di tengah

persaingan bisnis yang pesat dewasa ini dengan tetap memperhatikan prinsip efektivitas dan

efisiensi dalam pengelolaan bisnisnya.

Pendekatan sistem digunakan untuk mengembangkan solusi sistem informasi sebagai

suatu proses multi langkah yang disebut siklus pengembangan sistem informasi (information

systems development cycle) atau siklus hidup pengembangan sistem (systems development life

cycle – SDLC ).

Terdapat 5 (lima) tahapan atau siklus dalam pengembangan sistem informasi menurut

O’Brien (2005) yaitu :

1. Investigasi Sistem

Tahap ini merupakan langkah untuk menentukan bagaimana menanggapi peluang dan

prioritas bisnis, melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah sistem bisnis yang

diambil merupakan solusi yang layak. Selanjutnya manajemen melakukan pengembangan

rencana manajemen proyek yang disetujui oleh manajemen perusahaan.

2. Analisis Sistem

Yaitu melakukan analisa terhadap kebutuhan informasi karyawan, pelanggan dan

stakeholder lainnya. Selanjutnya melakukan pengembangan persyaratan fungsional

sistem yang dapat memenuhi prioritas bisnis dan kebutuhan semua stakeholder.

3. Desain Sistem

Yaitu mengembangkan spesifikasi untuk hardware, software, orang-orang, jaringan, data

serta produk informasi yang dapat memenuhi persyaratan fungsional dari sistem informasi

bisnis yang diusulkan.

Page 11: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

4. Implementasi sistem

Yaitu mengembangkan hardware, software, menguji sistem dan melatih orang-orang untuk

mengoperasikan dan menggunakan sistem tersebut.Selanjutnya melakukan perubahan ke

sistem bisnis yang baru dan mengelola pengaruh perubahan sistem terhadap pemakai

akhir.

5. Pemeliharaan sistem

Yaitu menggunakan proses peninjauan pasca implementasi untuk mengawasi,

mengevaluasi dan memodifikasi sistem bisnis sesuai kebutuhan.

2.5 Pemeliharaan Sistem ( System Maintenance )

Menurut O;Brien (2005), pemeliharaan sistem adalah pengawasan, evaluasi dan

modifikasi sistem bisnis operasional untuk menghasilkan perbaikan yang lebih diinginkan atau

diperlukan. Proses implementasi sistem yang baru dapat menghasilkan fenomena kurva belajar

( learning curve ). Sumber daya manusia yang mengoperasikan suatu sistem atau software

berpotensi melakukan kesalahan apabila tidak terbiasa dalam penggunaannya. Pemeliharaan

sistem diperlukan untuk mengantisipasi kegagalan pada saat sistem berjalan. Selanjutnya end

user melakukan pemecahan masalah untuk memperbaiki kegagalan tersebut.

Proses pemeliharaan sistem mencakup tinjauan pasca implementasi untuk memastikan

bahwa sistem yang baru diimplementasikan mampu memenuhi tujuan bisnis yang ditetapkan.

Beberapa langkah proses pemeliharaan sistem yaitu :

a. Tinjauan berkala atau audit sistem untuk memastikan sistem berjalan dengan benar dan

memenuhi tujuan.

b. Melakukan pengawasan secara berkelanjutan terhadap sistem untuk melihat potensi

permasalahan dan perubahan yang diperlukan.

c. Melakukan modifikasi terhadap sistem yang telah dibenuk karena beberapa perubahan

dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis. Misalnya peraturan pajak terbaru yang

memerlukan suatu software khusus untuk memberikan kemudahan bagi wajib pajak.

Page 12: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Menurut ISO (International Organization for Standarization) 9126, software yang berkualitas

memiliki beberapa karakteristik seperti tercantum pada tabel berikut:

Karakteristik software berkualitas menurut ISO 9126

Karakteristik Sub Karakteristik

Functionality :

Software untuk menjalankan fungsinya sebagimana

kebutuhan sistemnya.

Suitability, accuracy,

interoperability, security

Reliability :

Kemampuan software untuk dapat tetap tampil

sesuai dengan fungsi ketika digunakan.

Maturity, Fault tolerance,

Recoverability

Usability :

Kemampuan software untuk menampilkan

performans relatif terhadap penggunaan

sumberdaya.

Understanbility, Learnability,

Operability, Attractiveness

Efficiency :

Kemampuan software untuk menampilkan

performans relatif terhadap penggunaan

sumberdaya.

Time behaviour, Resource

Utilization

Maintainability :

Kemampuan software untuk dimodifikasi (koreksi,

adaptasi, perbaikan)

Analyzability, Changeability,

Stability, Testability

Portability :

Kemampuan software untuk ditransfer dari satu

lingkungan ke lingkungan lain.

Adaptability, Installability

Berdasarkan tabel diatas, maintainability merupakan salah satu karak teristik penting

dalam menentukan berkualitas atau tidaknya suatu sistem atau software. Maintainability adalah

kemampuan software atau sistem untuk dapat dimodifikasi yaitu dilakukan koreksi atau

Page 13: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

perbaikan, adaptasi serta perbaikan. Sebuah software setalah berhasil diciptakan dan diterapkan

harus dapat dilakukan proses kekinian atau update sesuai perkembangan dan dinamika yang

berjalan di dalam maupun di luar organisasi atau perusahaan. Maintainability suatu software

memiliki sub karakteristik yang meliputi :

Analyzability, yaitu kemudahan untuk melakukan analisis terhadap penyebab terjadinya

kesalahan.

Changeability, yaitu kemudahan untuk melakukan perubahan atau koreksi terhadap

software

Stability, yaitu kemudahan sistem untuk tetap stabil pada saat dioperasikan

Testability yaitu kemampuan sistem untuk dapat di test atau dilakukan uji coba setelah

dilakukan perbaikan.

Menurut O’Brien dan Marakas (2009) terdapat beberapa aktivitas dalam perawatan

software yaitu :

1. Correctice Maintenance

Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan bugs dan logic error yang

tidak terdeteksi pada saat implementasi periode percobaan. Prosentase biaya mencapai

21% dari total biaya perawatan yang dialokasikan.

2. Adaptive Maintenance

Merupakan aktivitas perawatan yang dilakuka karena pertumbuhan atau perkembangan

perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi atau penambahan

fungsi yang lebih mutakhir untuk mengikuti perubahan lingkungan bisnis. Aktivitas ini

membutuhkan 25% dari total biaya yang dialokasikan.

3. Perfective Maintenance

Merupakan aktivitas perawatan yang dilakukan pada saat software telah ada dan

dilakukan uji coba kemudian dilakukan peningkatan performa atau kemampuannya.

Page 14: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Aktivitas ini membutuhkan porsi biaya yang paling besar yaitu mencapai 50% dari total

biaya perawatan yang dialokasikan.

4. Preventive Maintenance

Merupakan aktivitas perawatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya

kegagalan sistem atau menambah kapasitas dari daya guna sistem sebelumnya.

2.6 Urgensi Maintainability Dalam Pengembangan Sistem Informasi melalui suatu

Software

Seperti telah diuraikan sebelumnya, maintainability merupakan karakteristik penting

atau prasayarat sebuah software atau sistem yang baik. Software yang berkualitas harus dapat

memiliki kemampuan untuk dapat dilakukan pemeliharaan yang meliputi proses monitoring,

evaluasi dan modifikasi sistem agar mampu menghasilkan kemampuan yang dibutuhkan.

Software yang baik juga harus mampu untuk dilakukan perbaikan atau revisi sehingga

selalu mampu untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan organisasi. Perawatan dan

pemeliharaan terhadap software diperlukan agar sistem yang telah ada dapat selalu bekerja

sesuai dengan fungsinya.

Berdasarkan standar ISO tentang kualitas software di atas, aspek maintainability sangat

menentukan kualitas dari suatu software. Suatu software dianggap berkualitas baik apabila

software tersebut mudah dianalisa, fleksibel, stabil, dan dapat diuji hasil maintenance-nya.

Maintainability tidak terikat pada kode, maintainability menjelaskan berbagai produk software,

termasuk spesifikasi, desain dan test plan documents. Jadi kita membutuhkan suatu ukuran

maintainability untuk seluruh produk yang kita harapkan dapat di-maintain (April and Abran,

2008).

Software System maintainability menjadi urgen karena pada software system

maintenance terjadi usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk mempertemukan kebutuhan

organisasi terhadap sistem dengan kinerja sistem yang telah dibangun. Maintainer programmer

diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan end-user. Seperti halnya tugas maintenance yang

Page 15: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

lain, akan lebih mudah jika programmer yang bersangkutan juga terlibat dalam pengembangan

software tersebut (Smith, 1999).

Operasi software maintenance idealnya tidak menurunkan keandalan dan struktur dari

system utama, tidak juga menurunkan kemudahan pemeliharannya. Jika tidak ada perubahan

pada masa depan, pemeliharannya akan menjadi lebih sulit dan mahal dalam penerapannya

(Simarmata, 2010)

Selain itu pemeliharaan rutin juga harus dilakukan untuk mendukung software

maintenance. Pemeliharaan rutin itu terdiri dari pemeliharaan fisik, pemeliharaan system

operasi server dan software aplikasinya, pemeliharaan dan perlindungan data, serta

perlindungan software user dari virus dan spam, juga hacker dan cracker (Wahyono, 2007).

Pentingnya proses pemeliharaan sistem ini dirasakan oleh orang-orang yang terlibat

dalam aktivitas sistem informasi baik programmer maupun end user yang menggunakan sistem

tersebut. Adapan urgensi atau alasan yang mendasari pentingnya maintainablity system dapat

dipaparkan sebagai berikut :

1. Mampu meningkatkan produktivitas perusahaan

Dengan melakukan pemeliharaan terhadap sistem atau software maka

produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan karena software yang digunakan dapat

berjalan sesuai fungsinya tanpa ada hambatan. Sebaliknya sistem yang tidak berfungsi

sebagaimana mestinya akibat kurangnya pemeliharaan atau proses maintenance dapat

berakibat pada terhambatnya pekerjaan dan timbulnya kerugian bagi perusahaan atau

organisasi.

2. Mampu meminimalisir biaya

Pemeliharaan sistem memerlukan biaya yang besar namun apabila dibandingankan dengan

biaya penggantian atau konversi dari sistem lama yang dinilai gagal ke sistem baru tentunya

biaya yang dibutuhkan jauh lebih murah. Pembelian sistem yang baru berarti mengganti

semua perangkat yang telah ada termasuk memberikan pelatihan ulang kepada operator

atau pengguna.

Page 16: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

3. Mampu memperbaiki kesalahan

Dengan menerapkan pemeliharaan sistem yang berkelanjutan maka tingkat kesalahan

dalam penggunaan sistem dapat diminimalisir. Kesalahan yang mungkin terjadi dapat

diperbaiki dengan menyediakan software yang terpercaya dan dapat diandalkan.

4. Mampu menjamin dan meningkatkan daya kerja sistem

Pemeliharaan sistem secara berkala akan mampu menjamin kemampuan sistem bekerja

dengan lebih baik. Aktivitas ini dilakukan dengan cara melakukan peninjauan atau

monitoring secara periodik terhadap sistem sehingga masalah yang mungkin timbul dapat

segera terdeteksi dan segera dilakukan perbaikan.

5. Mampu menjaga kekinian sistem

Pemeliharaan sistem akan mampu membuat sistem tangguh dan adaptif terhadap berbagai

perubahan yang terjadi baik perubahan secara internal maupun eksternal lingkungan

organisasi atau lingkungan bisnis. Proses update atau pemutakhiran sistem dilakukan

melalui modifikasi dalam setiap komponen yang dibutuhkan sistem.

Page 17: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

BAB III

PEMBAHASAN DAN CONTOH KASUS

3.1 Contoh Kasus Urgensi Maintainablity dalam Pengembangan Sistem Informasi

Studi Kasus pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

(BPJS Kesehatan)

Contoh pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang

merupakan Badan Usaha Milik Negara yang pada awalnya bernama ASKES, merupakan

Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan

jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri

Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta

keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek)

merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak

tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.

BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh

PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes

Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan oleh Pemerintah

melalui BPJS Kesehatan sejak Januari 2014 bersifat wajib bagi seluruh warga Indonesia.

Program ini sengaja diluncurkan bentuk perlindungan agar warganya dapat memperoleh solusi

pengobatan dan perawatan penyakit dengan mudah. Walaupun pada prakteknya masih ada hal-

hal yang perlu dibenahi, namun terobosab ini patut diacungi jempol sehingga nantinya

diharapkan tidak ada lagi warga yang terlantar mendapatkan pelayanan kesehatan karena

termasuk golongan tak mampu.

Page 18: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Berbeda dengan program ASKES (Asuransi Kesehatan) yang hanya berlaku untuk

pegawai pemerintah namun BPJS Kesehatan ini wajib bagi semua orang termasuk yang tidak

memiliki penghasilan sekalipun, termasuk bagi warga yang tidak bersetatus sebagai

pegawai/pekerja di badan usaha/perusahaan. Disini salah satu manfaat BPJS Kesehatan adalah

sistem subsidi silang dimana uang jaminan dari orang yang mampu dan belum terpakai akan

digunakan oleh yang tidak mampu. Selain adanya sistem pelayanan kelas 1,2 dan 3, manfaat

BPJS Kesehatn pun dapat dirasakan oleh golongan orang tidak mampu ataupun tanpa iuran.

Dalam pelayanannya BPJS mulai mengembangkan sistem pelayanan yang lebih

memudahkan bagi pesertanya, jika dahulu pendaftaran sebagai peserta BPJS harus secara

manual mengisi formulir di kantor-kantor BPJS, saat ini formulir dan pendaftaran sudah dapat

diakses melalui internet dengan cara pendaftaran online (http://www.bpjs-

kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/15/Pendaftaran-Peserta) dan cukup

datang untuk verifikasi data formulir dan pengambilan kartu di kator-kantor BPJS.

Gambar 3.1

Selain pelayanan pendaftaran, pelayanan untuk klaim dan cek iuran bagi peserta BPJS

dapat pula di akses melalui computer. Bahkan setelah berkembangnya smartphone di

Indonesia, BPJS telah memiliki aplikasi yang memudahkan pelayanannya melalui telepon

pintar alias smartphone tersebut. Aplikasi tersebut dapat di download di smartphone peserta

dan melakukan install aplikasi kemudian registrasi untuk dapat digunakan. Aplikasi yang

diluncurkan tanggal 17 Mei 2015 lalu pada versi 2.1 telah di download sebanyak 50.000 lebih

telah mengalami beberapakali perubahan pada 29 Agustus 2015, hingga 11 September 2015

telah tersedia versi 3.0 dan pada 23 November 2016 telah tersedia versi 1.4.

Page 19: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Gambar 3.2

Aplikasi ini dapat di gunakan oleh peserta yang telah memiliki kartu dan mendaftarkan

diri sebagai peserta untuk mengakses data-data hanya pemilik peserta yang telah didaftarkan.

Beragam fitur yang dapat diakses melalui BPJS kesehatan mobile ini antara lain:

1. Profil. Menampilkan data kepesertaan pengguna

2. Peserta. Mencari data kepesertaan melalui nomer kartu atau NIK

3. Fasilitas Kesehatan. Menampilkan daftar fasilitas kesehatan dan peta faskes terdekat

4. Iuran. Mencari informasi tentang iuran maupun tunggakan

5. Survey. Menilai tentang kinerja BPJS kesehatan

6. Simulasi. Mencari tahu tentang kondisi yang akan diterima dari berbagai kasus

7. Informasi. Mencari berbagai informasi terkait JKN dan BPJS kesehatan

8. Notifikasi. Menerima pemberitahuan dari BPJS kesehatan

9. Bantuan. Yaitu layanan live chat dengan operator, bisa untuk bertanya langsung

apabila ada kesulitan mengenai BPJS kesehatan

Gambar 3.3

Page 20: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Bagi peserta yang bekerja pada badan usaha atau perusahaan, pengelolaan pendaftaran

BPJS dapat dikelola langsung oleh perusahaan. Pendaftaran dan layanan BPJS dapat dilakukan

melalui e-DABU. Edabu merupakan kependekan dari Elektronik Data Badan Usaha,

Merupakan sistem yang di buat oleh team BPJS Kesehatan guna memberikan kemudahan bagi

badan usaha seperti PT, CV atau organisasi lain untuk memudahkan proses pendaftaran peserta

masal , update data kepesertaan dll.

Edabu yang kini telah berganti menjadi Edabu New merupakan bentuk penyempurnaan

dari edabu sebelumnya yang masih banyak ditemukan kekurangan – kekurangan dalam

mengakomodir kebutuhan akses data secara masal.

Dengan aplikasi Edabu New seseorang pengusaha yang ingin mendaftarkan pekerjanya

menjadi peserta BPJS Kesehatan atau seorang pegawai HRD yang mendapatkan kewenangan

mendaftarkan seluruh karyawan perusahaan tidak harus repot mengantri di kantor BPJS

Kesehatan cukup dengan membuka website Edabu New kita bisa mendaftarkan peserta dalam

jumlah banyak.

Fiture yang tersedia dalam aplikasi Edabu New :

Cek data Kepesertaan (sebagai user yang mendapatkan account dan berhasil login bisa

langsung menggunakan fitur cek data kepesertaan sehingga bisa mengetahui status

seorang peserta BPJS kesehatan).

Tambah , Edit kepesertaan (dengan menu ini user bisa melakukan penambahan peserta,

edit data yang sudah terdaftar, menambahkan anggota keluarga untuk menjadi peserta

, termasuk juga mutasi peserta).

Upload Masal (dengan menyiapkan data kepesertaan dalam format excel kita bisa

mendaftarakan ribuan peserta cukup sekali klik upload data excel).

Approval (Fitur ini memungkinkan user memberikan persetujuan apakah menyetujui

terhadap sebuah data calon peserta untuk dilanjutkan pendaftaran atau di pending).

Laporan Rekap iuran (user dapat mendownload jumlah iuran bulanan dari keseluruhan

peserta yang telah didaftarkan).

Cetak Kartu & Cetak Tagihan (User Bisa mencetak E-id sendiri dan cetak rekap tagihan

iurannya).

Ubah Profil & ganti password (Pada kolom ini user bisa memberikan perubahan pada

informasi user serta mengganti password yang di gunakan).

Page 21: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Namun perkembangan sistem informasi seperti ini masih harus terus dikembangkan

agar memudahkan baik perusahaan maupun para anggota/peserta yang menjadi peserta BPJS

Kesehatan untuk dapat menerima pelayanan dengan baik dari pihak Organisasi/perusahaan dan

agar para stakeholder yang membutuhkan data dalam organisasi/perusahaan BPJS Kesehatan

mendapat kemudahan dalam rekap dan perolehan informasi mengenai pelayanan dan

bagaimana perkembangan dari organisasi/perusahaan tersebut.

Page 22: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

BAB III

KESIMPULAN

Maintainability merupakan salah satu karakteristik penting dalam menentukan

berkualitas atau tidaknya suatu sistem atau software. Maintainability adalah kemampuan

software atau sistem untuk dapat dimodifikasi yaitu dilakukan koreksi atau perbaikan, adaptasi

serta perbaikan.

Maintainability berperan penting dalam pengembangan sistem informasi karena terjadi

usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk mempertemukan kebutuhan organisasi terhadap

sistem dengan kinerja sistem yang telah dibangun.

Urgensi atau pentingnya maintainability dalam proses pengembangan sistem informasi

antara lain :

Mampu meningkatkan produktivitas perusahaan

Mampu meminimalisir biaya (efisiensi biaya)

Mampu memperbaiki kesalahan

Mampu menjamin dan meningkatkan daya kerja sistem Mampu menjaga kekinian

sistem

Page 23: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

DAFTAR PUSTAKA

Artadi, Nugraha. 2013. Pentingnya Pemeliharaan Software. Diakses melalui

http://blogstudent.mp.ipb.ac.id

Maghdalena, Yurike, ; MJ Dewiyani Sunarto dan Julianto Lemantara. 2013.Rancang Bangun

Sistem Informasi Pemeliharaan Lokomotif Kereta Api. Studi Kasus : Dipo

Lokomotif Sidotopo. Jurnal Sistem Informasi. Vol 2 No. 2 (2013)/ISSN 2338-

137X. Stikom Surabaya.

O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial.

Edisi 12. Jakarta(ID): Salemba Empat.

O’Brien, James A and GM Marakas. 2009. Management Information Systems. Global Edition

11th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.

Perkassa, Shanda. 2014. RPL Tugas 10: Pemeliharaan, Jenis Pemeliharaan dan Manfaat

Pemeliharaan Software. Diakses melalui : http://shandabrotz.blog. widyatama.ac.id.

Suhendi. 2010. Urgensi Unsur Maintainability Dalam Suatu Pengembangan Software.

Diakses melalui http://blogstudent.mp.ipb.ac.id

http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/12

https://play.google.com/store/apps/details?id=app.bpjs.mobile&hl=in

http://bpjs-kesehatan.android.informer.com/1.0/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55485/3/Chapter%20II.pdf

iv

Page 24: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Tugas Mata Kuliah

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Dosen : Dr. Ir. Arief Imam Suroso

Penerapan Sistem Informasi In-sourcing pada PT. Karya Prima Perkasa

Tugas Mandiri

MAULITA LUTFIANI

K25161130

Angkatan E-63

MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017

Page 25: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

1.4 Latar belakang …………………………………………………………………… 1

1.5 Tujuan …………………………………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………… 3

2.1 Pengembangan Sistem Informasi …………………………………………………… 3

2.2 Outsorcing ……….………………………...………………………………… 3

2.3 In-sourcing …………………………………………………………………… 6

2.4 Co-sourcing …………………………………………………………………… 7

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………… 9

Penerapan Sistem Informasi In-Sourcing pada PT Karya Prima Perkasa …………… 8

3.1 Profil Perusahaan …………………………………………………………………… 8

3.2 PT Karya Prima Putera Menerapkan Sistem Informasi In-Sourcing …………… 10

3.3 Produk PT Karya Prima Putera Perkasa …………………………………………… 10

3.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) …………………………… 11

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………… 15

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… ii

i

Page 26: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang

jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Sistem informasi adalah

kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data,

prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan

lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi. Orang bergantung

pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan

berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software),

saluran komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data).

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi

memberikan peran yang sangat penting dalam dunia bisnis sehingga seringkali orang

menggunakan keunggulan sistem informasi yang ia gunakan sebagai kunci strategi bisnis.

Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang

dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data

kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data-

data tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi.

Pada era persaingan global dan kompetisi yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

mampu melakukan inovasi untuk bertahan, salah satunya adalah dengan menerapkan teknologi

tepat guna. Sistem informasi merupakan salah satu alat (tool) yang sering digunakan oleh

perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahan demi mencapai efektifitas dan efesiensi

perusahaan. Organisasi (perusahaan) dan sistem informasi memerlukan kontribusi, komitmen

dan kepedulian untuk mendapatkan potensi yang sesungguhnya. Efektifitas dan

efisiensi dalam mentransfer teknologi memerlukan perubahan yang terus menerus dan

berkelanjutan. Teknologi dan sistem informasi yang merupakan kolaborasi antara teknologi

informasi dan komunikasi yang memainkan peran utama pengembangan sistem informasi

Untuk memenuhi terhadap sistem informasi perusahaan yang baik, termasuk di

antaranya dengan memperhatikan aliran data dan informasi yang berkesinambungan,

perusahaan dapat memenuhi kebutuhan aplikasi sistem informasi dengan beberapa alternatif.

Page 27: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Dalam mengembangkan sistem informasi tersebut, perusahaan harus memperhatikan dengan

seksama aspek pembiayaan dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Pembangunan sistem

informasi pada umumnya dapat dilakukan dengan cara outsourcing, insourcing maupun co

sourcing. Oleh karena itu pemilihan sistem outsourcing harus dianalisis dan dilakukan dengan

baik sehingga sehingga memberikan manfaat yang besar serta mampu meningkatkan dan

berkontribusi besar terhadap kinerja perusahaan secara tepat dan efisien.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan sistem informasi

manajemen dalam sebuah rumah sakit.

Page 28: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Sistem Informasi

Dalam pengembangan sistem informasi pada suatu perusahaan atau organisasi dapat

dilakukan dalam tiga (3) cara, yaitu sebagai berikut:

1. Insourcing

2. Outsourcing

3. Co Sourcing

2.2 Outsourcing

Outsourcing berasal dari bahasa Inggris yang berarti “alih daya”. Outsourcing

mempunyai nama lain yaitu “contracting out” merupakan sebuah pemindahan operasi dari satu

perusahaan ke tempat lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi atau

untuk memusatkan perhatian kepada hal lain. Beberapa bidang yang dapat dilakukan

outsourcing oleh perusahaan antara lain yaitu pemeliharaan dan perbaikan teknologi informasi

maupun sistem informasi, pelatihan karyawan mengenai kemampuan TI dan SI,

pengembangan aplikasi software maupun hardware, konsultasi, pengelolaan sumber data,

servis server, jaringan administrasi, servis desktop, layanan terhadap end user, dan outsourcing

terhadap total teknologi informasi perusahaan. Outsourcing dapat dilakukan dalam beberapa

model yaitu perusahaan dapat membeli aplikasi software yang sudah jadi, membeli aplikasi

software dan melakukan modifikasi sesuai kebutuhan oleh vendor, membeli aplikasi software

yang sudah jadi dan melakukan modifikasi sendiri, dan mengembangkan sistem atau software

yang belum pernah ada sebelumnya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Banyak

perusahaan dan organisasi memilih melakukan pengembangan sistem informasi dengan cara

outsourcing dibandingkan cara lainnya. Pemilihan tersebut dilandasi beberapa pertimbangan

yang melihat bahwa outsoursing mempunyai lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan

kelemahan yang dimilikinya.

Keunggulan outsourcing dibandingkan pendekatan lain yaitu:

Page 29: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

1. Perusahaan tidak perlu melakukan investasi yang mahal di bidang teknologi untuk

mengembangkan sistem informasi perusahaannya.

2. Perusahaan dapat berkonsentrasi untuk menjalankan core bisnisnya, bersamaan

waktunya dengan proses instalasi sistem informasi.

3. Jaminan mutu kualitas dari hasil aplikasi sistem informasi yang dibangun oleh vendor

yang berpengalaman.

4. Aplikasi sistem informasi yang dibangun dapat sesuai dengan harapan manajemen

perusahaan, bahkan dapat menjadi competitive advantage dibandingkan dengan

perusahaan lain dengan kemampuan vendor untuk membangun sistem dengan

teknologi terbaru disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Kondisi tersebut diperkuat dengan alasan yang dikemukakan oleh O’Brian (2007)

mengenai 10 pertimbangan alasan perusahaan memilih outsourcing sebagai berikut:

1. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasioanal.

2. Meningkatkan fokus perusahaan pada kegiatan utama usahanya tanpa dibebani

permasalahan pengembangan sistem informasi.

3. Mendapatkan akses terhadap sistem informasi premium atau kelas dunia bagi

penerapan sistem informasi di perusahaannya.

4. Sumber daya manusia dalam perusahaan dapat lebih fokus melakukan pekerjaan pada

kegiatan utama perusahaan tanpa dibebani kegiatan pengembangan sistem informasi.

5. Memberi jalan keluar terhadap permasalahan ketidak tersediaan sumber daya dari

perusahaan yang ahli dalam pengembangan sistem informasi, sehingga dapat

mengurangi resiko salah penerapan sistem informasi.

6. Menunjang akselerasi tujuan perusahaan untuk mempercepat mendapatkan

keuntungan/ benefit dengan penerapan sistem informasi yang sesuai.

7. Menghindarkan dari kendali internal mengenai tidak berfungsinya sistem informasi

karena penerapan sistem informasi yang salah atau gagal.

8. Peningkatan benefit perusahaan akan menyebabkan perusahaan dapat meningkatkan

pertumbuhan modal usaha.

9. Berbagi resiko terhadap implementasi sistem informasi antara perusahaan dan vendor.

Kesalahan implementasi tidak ditanggung penuh oleh perusahaan saja, oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama yang baik dalam proses perencanaan sistem informasi antara

perusahaan dan vendor.

Page 30: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

10. Perusahaan dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran kas dengan bantuan sistem

informasi yang tepat.

Outsourcing juga mempunyai beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya antara lain:

1. Pelanggaran kontrak kerja oleh vendor lebih banyak akan mengakibatkan kerugian bagi

perusahaan.

2. Perusahaan akan kehilangan kontrol terhadap aplikasi sistem informasi yang dibangun

oleh vendor apabila terjadi ganguan pada sistem informasi yang sangat penting bagi

perusahaan.

3. Perusahaan lain dapat meniru sistem informasi yang dikembangkan oleh vendor yang

sama.

Dalam bukunya O’Brian (2007) juga memberikan tips-tips terhadap 10 faktor yang

harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan outsourcing, yaitu sebagai berikut:

1. Memahami tujuan perusahaan dan sasaran yang hendak dicapainya.

2. Pengalihdayaan tersebut mempunyai visi dan rencana strategis yang jelas

3. Pemilihan vendor yang tepat.

4. Hubungan yang baik antara vendor dan perusahaan tidak saja pada saat proyek

pengembangan tetapi juga untuk selanjutnya, hal ini berkaitan dengan maintanance

sistem informasinya.

5. Kontrak kerja antara vendor dan perusahaan yang terstruktur

6. Keterbukaan informasi antara vendor dan perusahaan, terutama dalam hal perencanaan

sistem informasi.

7. Dukungan dan keterlibatan dari jajaran eksekutif perusahaan dalam pengembangan

sistem informasi.

8. Memperhatikan terhadap isu atau masalah yang berkembang pada saat proses

pembuatan SI

9. Ketersediaan pendanaan yang dialokasikan khusus untuk pengembangan sistem

informasi

10. Menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk mengembangkan sistem

informasi perusahaan

Page 31: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

2.3 In-sourcing

In-sourcing adalah suatu model pengembangan dan dukungan dari sistem teknologi

informasi yang dilakukan oleh para pekerja di suatu area fungsional dalam organisasi (misalnya

Akunting, Keuangan, dan Produksi) dengan sedikit bantuan dari pihak spesialis sistem

informasi atau tanpa sama sekali. Model ini dikenal juga dengan istilah end-user computing

atau end-user development. Pengembangan ini dilakukan oleh para spesialis sistem informasi

yang berada dalam departemen EDP (Electronic Data Processing), IT (Information

Technology), atau IS (Information System). Pengembangan sistem umumnya dilakukan dengan

menggunakan SDLC (Systems Development Life Cycle) atau daur hidup pengembangan sistem.

Dengan menggunakan SDLC ini, organisasi akan mengikuti 6 langkah penting, yang mencakup

berbagai tahapan berikut :

1. Perencanaan, yaitu membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang

memenuhi rencana-rencana strategis dalam organisasi.

2. Penentuan lingkup, yaitu menentukan lingkup sistem yang diusulkan untuk dibangun.

3. Analisis, yaitu menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan.

4. Desain, yaitu merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperoleh

pada tahapan analisis.

5. Implementasi, yaitu membuat sistem dan menyiapkan infrastruktur untuk sistem.

6. Pemeliharaan, yaitu mendukung sistem yang telah berjalan.

Pendekatan SDLC biasa disebut sebagai pengembangan tradisional dan mempunyai

kelemahan yakni pengembangannya lambat dan mahal. Selain itu, pemakai akhir kurang

terlibat sehingga rawan terhadap ketidakcocokan dengan yang diinginkan oleh pemakai.

Adapun kelebihan dari In-sourcing sebagai berikut :

1. Sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan.

2. Sistem dapat diintegrasikan dengan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.

3. Dokumentasi menjadi lebih lengkap.

4. Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dikontrol oleh perusahaan.

5. User dalam perusahaan dapat mengendalikan pembuatan sistem.

6. Mengembangkan sistem sendiri dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif

perusahaan.

Page 32: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Selain kelebihan, in-sorcing memiliki kekurangan, yaitu sebagai berikut :

1. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan sistem karena harus

dimulai dari awal.

2. Adanya kemungkinan program mengandung bug yang sangat besar.

3. Terdapat kesulitan para user dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran pengembang

memahami user dan seringkali hal tersebut membuat para pengembang merasa putus

asa.

4. Memerlukan sumber daya manusia yang ahli dalam bidang sistem informasi dan

teknologi informasi. Jika masih terbatas, maka sangat memerlukan diadakannya

pelatihan.

5. Sistem buatan sendiri kurang efisien dan harganya cukup mahal.

2.4 Co-sourcing

Co-sourcing dapat diartikan partnership dan didasarkan atas hubungan kerjasama

jangka panjang. Pelaksanaan strategi cosourcing oleh suatu perusahaan pada intinya

disebabkan semakin meningkatnya kegiatan bisnis suatu perusahaan pada satu sisi dan adanya

keterbatasan SDM internal dari segi kuantitas maupun knowledge untuk mengatasi secara baik

(efektif dan efisien) meningkatnya kegiatan bisnis tersebut.

Strategi ini lebih terarah pada performa bisnis yang dilaksanakan setiap perusahaan.

Trend globalisasi dan tantangan yang semakin besar pada lingkungan yang membutuhkan

fleksibilitas, perkembangan berkelanjutan dan fokus kepada kompetensi inti perusahaan

merupakan penyebab perusahaan memilih strategi co-sourcing.

Kelebihan Co-Sourcing :

1. Adanya sharing knowledge antar organisasi.

2. Pengembangan sistem berada didalam pengawasan dan pengarahan perusahaan.

3. Kualitas sistem informasi yang dikembangkan dapat dikendalikan oleh perusahaan.

4. Lebih fokus pada pengembangan sistem informasi terhadap bentuk jenis bisnis.

Kelemahan Co-Sourcing :

1. Rahasia perusahaan diketahui oleh pihak luar.

2. Keamanan sistem kurang terjamin.

Page 33: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

3. Ada kemungkinan terjadinya pola pikir yang berbeda antara perusahaan dan partner

dan berdampak pada perpecahan dalam tim tersebut.

4. Sulitnya melakukan modifikasi sistem karena ada dua pihak yang terkait dalam proses

pembuatannya.

5. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat berpindah ke perusahaan pesaing.

Page 34: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Penerapan Sistem Informasi In-sourcing pada PT. Karya Prima Perkasa

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

Pada tahun 2005, PT Karya Prima Putera Perkasa didirikan seiring dengan semakin

tingginya kebutuhan akan sebuah solusi berbasis teknologi informasi. Berbekal dengan sebuah

semangat dan keyakinan bahwa dengan menggunakan teknologi yang tepat, pekerjaan yang

rumit dan memakan waktu akan menjadi lebih mudah, efisien, dan akurat. PT Karya Prima

Putera Perkasa akan mendampingi setiap customernya dalam memecahkan permasalahan-

permasalahan yang ada dalam keseharian operasionalnya dengan menggunakan teknologi dan

solusi yang tepat.

Berbasiskan pada strategi pengembangan yang terus-menerus dan berkelanjutan, PT Karya

Prima Putera Perkasa bukan hanya memberikan sebuah solusi yang bersifat sementara, namun

kontinu mengikuti kebutuhan customer yang terus berubah dan berkembang dari waktu ke

waktu sesuai dengan motto yang diusungnya “providing you outstanding services”.

Adapun visi dan misi perusahaan PT. Karya Prima Putera sebagai berikut :

Visi

Menjadi sebuah perusahaan penyedia solusi berbasis teknologi yang memiliki komitmen

layanan terbaik bagi setiap kebutuhan customernya yang unik.

Misi

Secara konsisten, terus-menerus dan berkelanjutan :

Memberikan solusi teknologi dengan kualitas terbaik bagi setiap kebutuhan customer

Memberikan layanan yang hangat dan bersahabat kepada setiap partner yang ada

Memastikan kepuasan setiap customer terhadap solusi yang diberikan

Page 35: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

3.2 PT. Karya Prima Putera Menerapkan Sistem Informasi In-sourcing

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang IT, PT Karya Prima Putera menggunakan

sistem insourcing dalam memasakan produknya. Beberapa alasan yang menjadi latar belakang,

perusahaan ini menerapkan sistem informasi insourcing:

1. Perusahaan yang bergerak dengan spesialisasi khusus di bidang IT dimana perusahaan

ini hanya memfokuskan dalam menghasil output beruja jasa aplikasi yang siap pakai

bagi partner perusahaannya

2. Ketersedian sumber daya manusia yang mumpuni dan ahli di bidangnya sehingga

senantiasa berinovasi dalam membuat produk-produk unggulan terpadu

3. Tersedianya infrastrukur yang cukup lengkap sebagai alat-alat pendukung untuk

meningkatkan kinerja perusahaan

4. Sistem manajemennya yang sudah sesuai dengan SOP dengan perencanaan matang

serta struktur organisasinya yang lengkap

5. Pola kemitraan yang lebih mengedepankan visi dan misi perusahaan

3.3 Produk PT Karya Prima Putera Perkasa

PT Karya Prima Putera Perkasa Memiliki beberapa konsep solusi yang dapat

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing customer. Adapun produk-produk yang

ditawarkan oleh PT Karya Prima Putera Perkasa adalah sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

2. Sistem Informasi Manajemen HRD

3. PDAM Billing System

4. Sistem Informasi Project (SIP)

5. Web Dashboard

6. Mobile Application / Mobile Support Application

7. Digital Signage & Queuing System

8. On demand Application Development

Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai penerapan sistem informasi

insourcing dari salah satu produk PT Karya Prima Putera Perkasa yaitu Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Page 36: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

3.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Setiap Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan peloparan tentang semua kegiatan

penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH

SAKIT berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1.

Penerapan SIMRS di rumah sakit adalah keharusan agar didapat suatu tata kelola manajemen

Rumah Sakit yang baik dan dapat di pertanggungjawabkan. Rumah Sakit mempunyai Pasien

dan Pegawai sebagai subject dari aktivitas di Rumah Sakit. Setiap pasien mempunyai data

pasien seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir dan lain-lain. Pegawai Rumah Sakit

disamping mempunyai nama, alamat dan seterusnya juga memiliki data,mulai pangkat,dan

seterusnya. Informasi yang didapat pasien dan karyawan haruslah Valid dan Konsisten, untuk

menjaga agar tetap valid dan konsisten haruslah dibuat sistem yang mampu menjaganya.

Informasi bukan hanya terkait antara Pasien dan Karyawan RS tetapi yang berkaitan

dengan Rumah Sakit,misalnya pembayaran pasien, Rekam Medis, Pembukuan RS dan lain-

lain. Sumber Informasi yang demikian banyak tersebut,harus dikelola dengan rapi dan

baik,agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan

profesional.Penerapan SIMRS di Rumah Sakit akan membuat semua informasi Rumah Sakit

tetap valid dan konsisten,mudah di akses dan dikelola,sehingga manajemen Rumah Sakit dapat

menentukan yang terbaik buat Rumah Sakit tersebut.

PT Karya Prima Putera Perkasa dipercayai oleh beberapa rumah sakit besar seperti :

1. RSU PMI Bogor

2. RSU Bunda Dalima (BSD)

3. RSIA Putra Dalima (BSD)

4. RS Islam Al-Irsyad (Surabaya

5. RSB Permata Sarana Husada (Tangerang)

6. RSUD Cibinong (Bogor)

7. RSUD Cileungsi (Bogor)

8. RSB Duren Tiga (Jakarta)

9. Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa(Parung)

10. RSIA Aulia - Jagakarsa(Jakarta)

11. RSIA Buah Hati (Pamulang)

12. RSIA Titian Bunda - Cikampek

Page 37: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

13. Klinik Garuda Sentra Medika

14. RS.Mekar Arum - Subang

15. RSU.Permata Ibu - Tangerang

16. RSUD Al-Ihsan - Bandung

Sistem informasi rumah sakit (SIRS) secara garis besar mempunyai dua fungsi yaitu

sistem informasi pelayanan rumah sakit dan sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS). Kedua fungsi tersebut saling terkait dan saling melengkapi sehingga pada akhirnya

akan membuat sistem yang terintegrasi dan handal. Peranan operasional sistem informasi

dalam rumah sakit antara lain adalah:

1. Kecepatan, misalnya kecepatan dalam penyelesaian pekerjaan administrasi rumah

sakit.

2. Akurasi, dengan SIMRS pemeriksaan data transaksi cukup dengan membandingkan

laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIMRS dan juga dapat mencegah terjadinya

duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu sehingga data terjamin akurasinya.

3. Integrasi, bila dengan sistem manual data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka

dengan SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di bagian pendaftaran saja.

4. Peningkatan pelayanan, pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin

cepat dan akuratnya pelayanan. Saat ini, pasien tidak perlu menunggu lama untuk

menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan sebab ketika data-

data tersebut dibutuhkan dapat dilihat dengan waktu yang relatif singkat dan akurat.

5. Peningkatan efisiensi, jika kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang

dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan administrasi akan lebih cepat dan menghindari

permintaan pemeriksaan laboratorium berulang dikarenakan kertas hasil pemeriksaan

sebelumnya hilang.

6. Kemudahan pelaporan, proses pelaporan berbasis komputer hanya memakan waktu

beberapa menit sehingga dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

Dari semua peranan SIMRS berbasis komputer tersebut, akan berpengaruh pada

meningkatnya produktivitas kinerja tenaga medis dan staff administrasi di rumah sakit serta

meningkatkan atau memudahkan pelayanan kesehatan sehingga kini hampir seluruh rumah

sakit telah dilengkapi dengan teknologi komputerisasi dalam sistem informasi rumah sakitnya.

Page 38: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

Pelayanan rumah sakit terbagi menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medis dan

pelayanan yang bersifat non-medis. Contoh nyata sistem informasi berbasis komputer untuk

mendukung pelayanan bersifat non-medis telah diterapkan dalam rumah sakit yaitu

Computerized Billing System merupakan contoh sistem pengolahan transaksi atau penagihan

elektronik untuk fungsi pelayanan administratif dan keuangan, dimana sistem ini dapat

menjamin manajemen keuangan rumah sakit yang cepat, transparan, dan bertangung jawab.

Sistem ini sudah digunakan hampir di seluruh rumah sakit.

Pelayanan yang bersifat medis contohnya seperti rekam medis berbasis komputer,

secara prinsip digunakan untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event

seorang pasien di rumah sakit dan disimpan secara digital di dalam database komputer.

Aplikasi ini memberikan kemudahan untuk menyimpan, memperbaharui, mengakses dan

mencari catatan-catatan medis pasien secara lengkap dan cepat.

Rekam medis berbasis komputer di Indonesia tidak berkembang dengan cepat karena

adanya isu pengembangan sistem informasi di rumah sakit antara lain dari aspek finansial,

legalitas dan kesiapan pengguna atau tenaga medis. Untuk mendorong minat dan adopsi rekam

medis berbasis komputer, manfaat dan potensinya harus terus menerus disosialisasikan

misalnya mampu menyimpan data pasien dalam jumlah besar hanya menggunakan perangkat

komputer yang bisa dijinjing. Selain itu, dapat memberikan peringatan jika dokter salah

memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Di sini, peran penting teknologi dalam sistem

informasi tidak lepas dari potensinya untuk mencegah kesalahan peresepan obat atau medical

error. Disamping sosialisasi yang terus dilakukan, juga memerlukan inisiatif tingkat nasional,

seperti merumuskan perangkat lunak yang sesuai dengan dana rumah sakit dan merancang

aspek legalitas yang memberi jaminan keabsahan informasi rekam medis elektronik. Pada

dasarnya, penggunaan sistem ini sangat tergantung dari tingkat kebutuhan manajemen di rumah

sakit.

Adapun pelayanan medis berbasis komputer lainnya yaitu sistem informasi

keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan

dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan

keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan

sistem suatu rumah sakit. Pelayanan keperawatan mengalami perkembangan teknologi

informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data

secara digital ke dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi

Page 39: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

apa yang sesuai dengan diagnosis yan sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa

yang diharapkan oleh perawat setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses

tersebut tentunya harus sesuai dengan NANDA (North American Nursing Diagnosis

Association), NIC (Nursing Intervention Classification) dan NOC (Nursing Outcome

Classification). Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat

memasukkan data terkini serta intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam komputer yang

sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi hasil

tindakan keperawatan yang sudah dilakukan (meningkatkan kualitas dokumentasi karena dapat

mencegah redundancy).

Adapun keuntungan lain dari sistem ini yaitu:

o Meningkatkan kualitas asuhan

o Meningkatkan produktifitas kerja

o Memudahkan komunikasi antara tim kesehatan

o Memudahkan dalam mengakses informasi

o Meningkatkan kepuasan kerja perawat

o Perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien

o Menurunkan Hospital Cost

o Menurunkan Lost of data and information

Kecenderungan pemanfaatan teknologi juga akan berimbas pada konsep paperless yang

ditandai dengan meluruhnya peran kertas sebagai media pencatat medis. Upaya pengembangan

sistem informasi dalam rumah sakit, saat ini tidak hanya menggunakan teknologi

komputerisasi, tetapi juga telah banyak yang menggunakan teknologi telepon genggam untuk

mendongkrak mutu pelayanan. Layanan informasi rumah sakit yang berbasiskan SMS

terintegrasi dapat melayani registrasi antrian pasien, jadwal praktek dokter, dan kritik dan saran

yang membangun sistem pelayanan kesehatan.

PDA juga menjadi sarana peningkatan pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk

menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi tertentu.

Adapun teknologi penyimpan data portable seperti smart card yang dapat menyimpan data

pasien namun aplikasi ini baru digunakan di Eropa dan Amerika Serikat.

Page 40: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem insourcing yang ditawarkan oleh PT Karya Prima Putera Perkasa berupa Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) menjadi sangat penting untuk mendukung

kemudahan dalam manajemen rumah sakit. Oleh sebab itu, dengan adanya sistem ini dapat

membantu pengolahan data dan menghasilkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sesuai

kebutuhan sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat

dalam menyongsong Indonesia sehat.

Page 41: Urgensi Maintainability dalam Pengembangan Sistem ...labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/MAULITA-LUTFIANI-E.63.pdf · sistem informasi dalam aktivitas sistem informasi khususnya

DAFTAR PUSTAKA

Dyah. 2007. Pengantar Sistem Informasi.

http://blog.its.ac.id/dyah03tc/2007/10/24/pengantar-sistem-informasi

Fahrur Rozi. 2012. Kelebihan dan Kekurangan Pengembangan Sistem Informasi.

Ferry Tikos . 2010. Selfsourcing, Insourcing dan Outsourcing

Jogiyanto. 2001. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta.

McLeod, R. 1983. Manajemen Information System (2nd Ed.). Chicago. Science Reseaerch

Associates Inc.

O’Brien, J and Marakas, G. 2008. Management Information System. 8 th edition. Mc.Graw

Hill International Edition.

O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12.

Salemba Empat. Jakarta.

O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,

McGraw-Hill/Irwin. New York.

Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sidharta. L. 1995. Pengantar Sistem Informasi Bisnis. PT. Gramedia. Jakarta

Situs Wikipedia, http://en.wikipedia.org (diakses tanggal 02 Februari 2017)

Tyo. 2014. Metode Pengembangan Sistem Informasi Perusahaan.

http://www.kp3.co.id (diakses tanggal 02 Februari 2017

ii