upt perpustakaan isi yogyakartadigilib.isi.ac.id/4578/1/jurnal.pdf · terbaru adalah salah satu...
TRANSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI
KARYA DESAIN
PERANCANGAN INTERIOR KANTOR
ENDANK SOEKAMTI
Soni Harsono
NIM 141 1957 023
PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
NASKAH PUBLIKASI KARYA DESAIN
PERANCANGAN INTERIOR KANTOR
ENDANK SOEKAMTI
Soni Harsono
Abstract
Endank Soekamti is a music band who formed in 2001 and still performing todays.
They have an office in Perumahan Baciro, Yogyakarta, the city where the band formed. The
office building was just a living house and growth day by day, then switched to be a creativity
center for those who lived there. Not just a band, Endank Soekamti is also have another
projects in another things besides music. That caused, this design has a purpose to fix the
plot circulation of this area which have high complexity, so that the activities can be more
effective and efficient to do. This design plan consist of main room (office), mini museum,
DOES University classroom, merchandise store, pantry, dormitory, and terrace. The concept
of Endank Soekamti’s office design use a principle of Compact Design which combined with
industrial style. Industrial Style is being selected to represent the masculine character of the
member of Endank Soekamti and management. The design method of this design consist of
analysis, synthesis and evaluation by collect all of data then process it to be alternative
design which give solution optimal result.
Keyword : Compact Design, Complexity, Efficient.
Abstrak
Endank Soekamti adalah sebuah band yang berdiri sejak tahun 2001 dan masih aktif
hingga saat ini. Endank Soekamti memiliki kantor di Perumahan Baciro Yogyakarta, kota
dimana band tersebut dibentuk. Kantor itu semula adalah bangunan rumah tinggal yang
kemudian beralih fungsi dan semakin lama semakin bertumbuh kembang menjadi pusat
kreatifitas para penghuninya. Selain band, Endank Soekamti juga menaungi sebuah kegiatan
yang bergerak diluar bidang musik. Oleh karenanya, perancangan ini dibuat dengan tujuan
memperbaiki alur sirkulasi pada area yang memiliki kompleksifitas tinggi sehingga aktifitas
dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Perancangan ini melingkupi area ruang utama
(kantor), mini museum, kelas DOES University, merchandise store, pantry, asrama dan teras.
Konsep perancangan kantor Endank Soekamti menggunakan prinsip Compact Design yang
dikombinasi dengan gaya industrial. Gaya Industrial dipilih untuk mewakili karakter
maskulin yang melekat pada personil Endank Soekamti serta manajemennya. Perancangan
ini menggunakan metode desain yang terdiri dari analisis, sintesis dan evaluasi dengan cara
mengumpulkan keseluruhan data-data lalu mengolahnya menjadi alternatif desain yang dapat
memberikan hasil solusi optimal
Kata Kunci: Compact Design, Kompleksifitas, Efisien
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
I. PENDAHULUAN
Endank soekamti adalah sebuah band yang berdiri sejak 2001 dan aktif hingga
sekarang. Karya-karyanya menjadikan mereka band yang memiliki fanbase yang besar di
Indonesia. Musiknya yang mewakili kebanyakan kalangan, serta kreatifitas di setiap
proses pembuatan albumnya memudahkan siapapun untuk menyukainya, hingga
membentuk fanbase yang disebut Kamtis Family di seluruh penjuru Indonesia.
Untuk terus eksis sebagai musisi, Endank Soekamti memiliki langkah-langkah
kreatif dan beda dari band-band besar di tanah air. Dikarenakan Endank Soekamti adalah
band indie yang tidak terikat kontrak dengan mayor label dan harus mengurus band secara
mandiri dalam hal promo, tour, hingga urusan manajemen kantornya. Hal ini mendorong
Endank Soekamti terus berkembang sebagai musisi maupun manajemen untuk
mendapatkan pemasukan dari aspek lain selain penjualan album dan konser.
Berkantor di Perumahan Baciro Yogyakarta, kota dimana terbentuknya Endank
Soekamti. Bangunan rumah tinggal ini berubah fungsi menjadi sebuah kantor dan terus
berkembang seperti sekarang. Aktifitas yang ada di dalam kantor tersebut juga
mengindikasikan kantor ini juga sebagai creative space. Mulai dari kegiatan administrasi
kantor formal, perpajakan, lalu kegiatan kreatif seperti Soekamti Radio, Museum
Soekamti, Euforia Record, Euforia Audio Visual, Merchandise Soekamti, hingga yang
terbaru adalah salah satu DOES University kelas Visual Effect. Seluruh kegiatan tersebut
membuat kantor Endank Soekamti berbeda dari kantor konvensial lainya.
Bukan hanya hal tersebut saja yang membuat kantor ini menjadi sebuah tempat yang
cukup menarik untuk di teliti. Tetapi juga creative culture yang terbangun pada tempat
tersebut, menjadikan tempat ini sangat spesial. Belum lagi keunikan yang bisa kita temui
dari setiap individu secara personal dan ruang yang tercipta karena kebutuhan kreatif
Endank Soekamti dan manajemen. Bagaimana mereka dituntut kreatif dan profesional
dengan latar belakang mereka sebagai sebuah band Punk Rock, baik dari personil, staff
kantor, murid DOES University ataupun setiap individu yang menempati tempat tersebut.
Sehingga individu yang bekerja di Endank Soekamti terus berkembang dan ruang yang
ada juga beradaptasi terhadap kebutuhan. Hal ini menggiring kantor Endank Soekamti
terus memunculkan ruang-ruang yang unik dan tida ada di kantor lainya.
Berbicara tentang keunikan ruang yang ada di kantor Endank Soekamti tak lepas
dari kegiatan dan cara Endank Soekamti terus berinovasi. Berada pada bangunan yang
cukup tua dengan gaya Indies. Ruang-ruang yang ada didalamnya memiliki lebih dari satu
fungsi. Dikarenakan ruang yang tersedia berbanding terbalik dengan aktifitas yang ada
pada kantor tersebut. Hal ini membentuk ruang-ruang yang compact dan efisien. Salah
satu contoh, ruang kerja utama yang bisa berubah fungsi menjadi ruang rapat dan studio
foto maupun video. Contoh unik lain adalah Museum Endank Soekamti yang juga
berfungsi sebagai ruang tamu formal. Setiap tamu yang datang bisa dipastikan mendapat
pengalaman lain dalam hal bertamu ataupun sekedar bertemu Endak Soekamti.
Selain keunikan yang dimiliki, kantor ini juga memiliki banyak masalah. Mulai dari
luas lahan, tata ruang, kondisi ruang, mechanical electrical, dan juga desain keseluruhan
bangunan yang kurang sesuai dengan culture Endank Soekamti sendiri. Terutama masalah
luas bangunan. Hal ini menjadi masalah yang paling krusial karena luas yang ada sekarang
tidak bisa memenuhi kegiatan yang ada. Selain itu masalah yang penting lainya adalah
kesesuaian desain dengan culture pengguna yaitu Endank Soekamti beserta staff dan crew
sendiri. Masalah yang muncul diyakini berawal dari fungsi bangunan ini sebelumnya yaitu
sebagai rumah tinggal biasa. Setelah berubah fungsi sebagai kantor kreatif, bangunan ini
kurang bisa menampung segala aktifitas yang ada. Kantor yang ada saat ini belum bisa
mewakili karakter Endank Soekamti. Walaupun disamping itu semua, kondisi sekarang
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
sudah cukup memiliki karakter dan membuat keunikan tersendiri dibanding kantor
konvensional pada umumnya dana kantor musik pada khususnya.
Perancangan ulang kantor Endank Soekamti diyakini memberi pengalaman yang
berbeda dalam hal merancang desain interior. Baik dari segi edukasi ruang ataupun culture
yang berbeda dari individu yang ada di dalamnya. Bagaimana culture aktifitas sebuah
band punk rock yang juga memiliki sebuah manajemen profesional yang bergerak di
bidang jasa, lalu mengelola dengan baik fanbase yang super besar dan tersebar di seluruh
Indonesia, dengan cara terus berinteraksi dengan media audio ataupun video, serta
mengispirasi banyak kalangan untuk melakukan kreatifitas di bidangnya masing-masing.
II. METODE PERANCANGAN
Pada perancangan office Endank Soekamti akan menggunakan metode desain dari
Rosemary Kilmer. Hal ini di karenakan cukup banyaknya masalah yang ada pada
bangunan tersebut. Selain dari banyaknya aktifitas yang ada, juga dari banyaknya anakan
perusahaan yang di naungi Endank Soekamti management dan berpusat pada satu
bangunan tersebut. Sehingga luas ruang yang ada sudah tidak lagi ideal untuk semua
aktifitas. Lokasi bangunan yang ada di perumahan juga membuat Endank Soekamti
kesulitan untuk memperluas lahan untuk ruang baru. Maka proses analisis disini jadi
begitu penting untuk tahap perancangan office Endank Soekamti, untuk bisa
mengidentifikasi semua masalah yang ada.
Tahap berikutnya ada proses sintesis. Tahap ini penting agar bisa mengetahui
solusi-solusi yang bisa diterapkan pada proses perancangan. Setelah melakukan analisis
kita akan mengetahui masalah yang ada pada bangunan tersebut, maka proses sintesis lah
yang membantu kita mengurai dan menemukan berbagai solusi yang tepat untuk masalah
yang ada
Gambar 1. Bagan Pola Pikir Perancangan
(Sumber: Kilmer & Kilmer, 2014)
Berikut penjabaran dari proses desain:
a. Metode Pengumpulan Data dan Penelusuran Masalah (Analisis)
1) Commit (Accept the Problem)
Tahap ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan desainer, yaitu
menerima semua masalah yang ada pada objek dari segala aspek.
2) State (Define the Problem)
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
Tahap selanjutnya adalah mendefinisikan masalah. Pada tahap ini desainer
diharapkan mampu untuk medefinisikan berbagai masalah yang ada pada objek,
sehingga dapat menentukan solusi-solusi yang akan diterapkan pada desain akhir.
Tahap ini begitu penting agar desainer bisa menentukan solusi yang tepat.
3) Collect (Gather the Facts)
Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah juga diperlukan.
Bukan hanya data existing, tetapi juga informasi yang berkaitan dengan masalah
pada objek dan akan mempengaruhi keputusan-keputusan desain yang tepat.
Pengumpulan data ini bisa dilakukan degan cara wawancara pengguna, survey
pengguna dan mencari referensi dari proyek yang serupa (tipografi).
4) Analyze
Setelah memiliki data-data yang cukup, pada tahap ini desainer harus bisa
mengelompokkan dan mengolahnya agar bisa menentukan solusi desain yang
tepat. Kemampuan analisis yang baik akan sangat membantu menciptakan
alternatif-alternatif solusi desain yang baik. Proses inilah yang sangat
mempengaruhi hasil akhir sebuah desain.
b. Metode Pencarian Ide dan Pengembangan Desain (Sintesis)
1) Ideate
Proses yang dilakukakan oleh desainer untuk mulai memunculkan ide-ide
kreatif dan inovatif, sehingga tujuan perancangan tercapai. Banyak cara untuk
mendapatkan ide, tetapi hal ini tentu berbeda setiap individu. Salah satu contoh
adalah membaca buku, browsing internet, mendatangi tempat yang bisa menjadi
referensi dan apapun yang bisa menambah bank pengetahuan untuk mencari ide
dan solusi. Setelah itu kita bisa melakukan eksperimen dalam mendesain dan
mengamati lalu mengevaluasi agar mendapatkan ide tambahan.
2) Choose (Select the Best Option)
Proses memilih yang paling tepat dari banyaknya ide-ide yang muncul dari
proses sebelumnya. Proses ini membutuhkan sinkronisasi antara ego desainer,
kebutuhan, keinginan klien, dan budget.
3) Implement (Take Action)
Pada tahap ini desainer mulai untuk membuat final drawing, gambar kerja,
layout, rendering dan juga presentasi. Agar desainer dan klien bisa melihat hasil
sebelum akhirnya direalisasikan. Sehingga meminimalisir kesalahan atau bisa
membuat strategi dalam realisasinya. Apabila diperlukan desainer juga membuat
mockup/maket agar desainer dan klien benar-benar yakin atas hasil akhir sebuah
desain.
c. Metode Evaluasi Pemilihan Desain (Evaluasi)
Tahap evaluasi ini sangat penting dilakukan. Ketika desainer sudah melalui
proses yang panjang utuk mencapai desain akhir, penting adanya untuk meninjau
kembali apakah ada hal yang perlu dirubah, ditambahkan atau di kurangi. Tahap ini
juga di butuhkan untuk menilai desain apakah sudah memecahkan masalah yang ada
atau belum. Metode evaluasi juga berguna untuk menentukan prototype mana yang
sudah tepat dan mana yang masih harus dimodifikasi.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
III. PEMBAHASAN DAN HASIL PERANCANGAN Perancangan interior kantor Endank Soekamti difokuskan pada elemen pengisi
ruang dan memanfaatkan elemen pembentuk ruang agar memaksimalkan luas ruang untuk
bisa mengakomodasi segala aktifitas dengan baik. Lingkup yang dirancang yaitu Ruang
Utama (Office), Mini Museum, Kelas DOES University, merchandie store, pantry, asrama
dan teras. Dari area-area tersebut didapatkan daftar kebutuhan ruang dan aktivitas yang
ada di dalamnya.
Data yang dikumpulkan berupa data fisik dan non-fisik. Proses pengumpulan data
didapatkan langsung dari wawancara staf dan personil Endank Soekamti serta melihat
video blog dan website resmi, merupakan metode tambahan yang sesuai untuk
mengumpulkan data untuk analisis dari proyek ini. Didapatkan penjelasan bahwa klien
menginginkan interior kantor yang berprinsip compact house dengan menciptkan ruang
yang memenuhi segala aktifitas Endank Soekamti dan menghadirkan ambiance serta
persona Endank Soekamti.
Penerapan desain yang optimal dengan penggunaan prinsip compact house selain
dapat menjawab keinginan klien dalam menciptkan ruang yang memenuhi segala aktifitas
Endank Soekamti juga dapat menjawab keinginan klien yang menghadirkan ambiance
serta persona Endank Soekamti sebagai rockstar tetapi juga sebagai pelaku prosfesional
dalam industri kreatif. Ide utama compact house dapat diartikan sebagai konsep
perancangan hunian dimana skala prioritasnya adalah ruang-ruang utama yang paling
dibutuhkan. (Femina, 2015)
Sesuai dengan penjelasan Abimantra Pradhana yang di sampaikan dalam acara TV
Dsign di stasiun Net. TV (TV, 2015) bahwa prinsip-prinsip dasar dalam mendesain
compact house ialah:
1. Setiap ruang dan furnitur dapat memfasilitasi kebutuhan pengguna, Pada prinsip ini,
setiap ruang dan furnitur dalam rumah tersebut hendaknya harus bisa memenuhi
kebutuhan pengguna itu sendiri. (Lang, 1987)
2. Pemilihan dan penataan furnitur, Furnitur-furnitur yang lebih baik digunakan dalam
compact house menurut Abimantra (TV, 2015) adalah yang sebagai berikut:
a. Disesuaikan dengan ukuran ruang
b. Furnitur yang multifungsi. Dengan begitu, jumlah furnitur yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna dapat dikurangi dan lebih menghemat tempat.
c. Untuk tempat penyimpanan, lebih baik menggunakan furnitur yang bisa memuat
banyak barang.
3. Pemilihan warna interior, warna yang digunakan dalam ruangan tentu harus
dipikirkan dengan baik agar rumah yang sempit terlihat luas. Abimantra (TV, 2015)
menganalogikan dinding sebagai kanvas kosong agar dapat dikomposisikan dengan
elemen atau furnitur yang tepat. Penggunaan warna dinding yang disarankan ialah
dengan menggunakan warna netral. Dengan begitu furnitur yang diletakkan pun lebih
dapat menggunakan warna yang bervariasi. Dengan komposisi yang tepat, ruangan
tersebut akan terlihat lebih menarik namun juga tidak menyesakkan.
4. Ruang tanpa sekat permanen, Penempatan sekat atau partisi harus mempertimbangkan
aktivitas yang terjadi di dua ruangan yang dipisahkan dan bagaimana hubungan antar
kedua ruangan tersebut. (Nugraha, 2009)
Penerapan compact house pada redesain kantor Endank Soekamti ini dengan
mengusung konsep Chord of Soekamti yaitu harmonisasi aktifitas Endank Soekamti
sebagai band, perusahaan, dan kreatif konten creator. Langkah pertama yang diambil
adalah menciptakan sequench ruang. Sequench ruang yang dibuat mengambil istilah dari
badan lagu, yaitu Intro, Reff, dan Interlude.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
Untuk memperkuat konsep tersebut, sentuhan hal yang berdekatan dengan music
juga di masukan ke dalam perancangan denah dan elemen pengisi ruang.
Gambar 2. Transformasi Bentuk
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Gaya yang digunakan pada perancangan kali ini di dominasi dengan gaya industrial.
Tetapi untuk mendapatkan kesan rapih dan bersih penulis juga menambahkan sentuhan
warna-warna monochrome dan natural yang menggantikan dominasi hitam dan rumitnya
batu bata ekspose pada gaya industrial. Sentuhan pop art juga sedikit ditambahkan untuk
memperkuat karakter kreatif pada bangunan tersebut.
Warna-warna yang digunakan adalah warna-warna yang memperkuat karakter
maskulin Endank Soekamti, serta monokrom di beberapa elemen pembentuk ruang untuk
menambah kesan rapih, bersih, serta simple untuk mengimbangi aktifitas yang kompleks.
Selain itu penulis juga memberikan beberapa warna cerah sebagai aksen untuk
memunculkan sedikit kejutan pada ruang.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
Gambar 3. Warna yang digunakan Gambar 4. Material yang digunakan
(Sumber: Soni Harsono, 2018) (Sumber: Soni Harsono, 2018)
Material yang digunakan pada gaya industrial sudah memiliki karakter tersendiri.
Material yang digunakan seperti besi, batu bata ekspos, pipa besi dan kaca sudah menjadi
material wajib untuk menghadirkan gaya industrial. Untuk penambahan karakter agar
terlihat lebih natural, penulis menambahkan material seperti batu alam dan kayu.
Pada perancangan kantor Endank Soekamti, penulis menggabung mini museum dan
merchandise store. Hal ini dilakukan karena 2 ruang itu memiliki kesamaan sifat sebagai
ruang publik. Hal ini dilakukan untuk membuat sirkulasi dan zoning ruang publik menjadi
lebih efektif.
Area ini adalah penerjemahan intro pada sequence ruang yang telah dibuat. Pada
area ini dibagi lagi menjadi beberapa zona untuk memudahkan penataan dan sirkulasi.
Zona yang dibuat antara lain:
1) Zona Benda History
Gambar 5. Mini Museum
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Zona ini berisi benda-benda bersejarah miliki Endank Soekamti dari awal
berkarir. Fasilitas yang dimiliki zona ini adalah rak yang menggantung pada dinding
dan juga caption yang menceritakan latar belakang benda tersebut menjadi bersejarah
bagi Endank Soekamti.
2) Zona Award
Zona ini di buat karena banyaknya penghargaan yang diperoleh Endank Soekamti
sepanjang karir mereka. Dan zona ini dibuat khusus dengan dinding kaca yang bisa di
nikmati dari berbagai sisi. Dinding kaca juga sengaja dibuat menghadap ke area
komunal dan office agar bisa dinikmati oleh Endank Soekamti dan managemen sendiri
sebagai hasil kerja keras mereka dan untuk pemacu untuk terus membuat karya baru.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
8
Penulis juga menjadikan dinding dengan aksen kotak kaca tersebut sebagai etalase dan
sekaligus menjadi elemen estetis.
3) Zona Biokamti (Biography & Discography)
Biokamti adalah kata yang diambil dari website resmi soekamti.com. Zona ini
dibagi oleh wahana yang masing masing dilengkapi dengan media audio visual. Untuk
biography sebelumnya di tulis pada plafond, tetapi penulis mengidentifikasi
permasalahan jika hal ini diteruskan maka akan terhenti jika area plafond sudah penuh.
Maka Endank Soekamti akan kesulitan menuliskan kejadian penting ditahun
berikutnya.
Untuk discography saat ini hanya ada display album fisik set tiap albumnya. Pada
perancangan kali ini penulis menambahkan fasilitas audio visual agar pengunjung bisa
menikmati lagu dan video clip yang ada.
4) Zona Store
Gambar 6. Mini Museum (Zona Store)
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Merchandise store memiliki bagian penting bagi sebuah band. Baik untuk
financial ataupun membangun hubungan baik dengan fans. Maka penulis
menyatukanya dengan museum karena untuk memudahkan publik mengakses zona
tersebut. Selain itu hal ini dirasa bisa memaksimalkan penggunaan luas ruang yang ada.
Gambar 7. Gudang Jaming
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
9
Area ini dipindahkan kedepan untuk akses yang lebih mudah pada saat loading
barang. Lalu penulis menambahkan fungsi ruang ini menjadi ruang jamming. Ruang
jamming untuk sebuah band sangat penting keberadaanya. Ruang jamming tidak
memerlukan area yang terlalu luas seperti studio musik. Tetapi aktifitas jamming sangat
penting untuk sebuah band dalam proses pembuatan lagu.
Selain itu hal ini juga disebabkan gudang tersebut adalah gudang dimana
perlengkapan musik Endank Soekamti disimpan. Jadi memudahkan Endank Soekamti
untuk mengakses alat musik dan sekaligus merawatnya. Ruang ini juga dilengkapi
dengan rak custom yang tiap bagianya bisa dilipat sehingga sangat fleksible untuk
beradaptasi dengan benda yang akan diletakan di rak tersebut.
5) Area Komunal dan Bar
Gambar 8. Bar Area
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Gambar 9. Komunal Area
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Area ini adalah representasi reff pada sequence yang dibuat oleh penulis. Seperti
yang sudah dijelaskan pada bagian ide, area ini memiliki banyak fungsi. Pada area ini
penulis memberikan elemen pengisi ruang yang multifungsi. Ada susunan box dengan
warna cerah sebagai point of interest yang juga bisa berfungsi sebagai mini stage,
lounge, dan apapun sesuai kebutuhan dan kreatifitas pengguna ruang.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
Pada sisi lain ada meja dan kursi melingkar yang bisa berfungsi sebagai meeting
room, tempat komunitas berkumpul ataupun sebagai ruang tamu. Lalu ada mini bar
sebagai pengganti pantry yang ada sekarang. Mini bar di pilih karena dirasa lebih sesuai
dengan budaya Endank Soekamti. Dan juga lebih fleksible dibanding dengan dapur
pribadi yang ada sekarang.
Kebutuhan Endank soekamti dalam merekam konten kreatifnya juga bisa
diakomodasi pada area ini. Area ini memiliki berbagai spot bagus untuk menjadi
sebuah background foto ataupun video.
6) Kelas DOES University
Gambar 10. Kelas DOES
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Ruang ini dibuat lebih sederhana karena ruang yang simple diyakini bisa
menambah fokus belajar mengajar. Penulis menambahkan dinding kaca sebagai elemen
estetis yang juga berfungsi sebagai media corat-coret siswa dalam mencari ide. Ruang
ini juga dibuat memanjang untuk membentuk akses private dengan tema New York
Punk at CBGB. Yakni dengan memadukan dinding kelas dengan dinding museum.
7) Office dan Studio
Gambar 11. Office Area
(Sumber: Soni Harsono, 2018)
Office Endank Soekamti juga memiliki aktifitas yang sangat kompleks.
Walaupun karyawan yang rutin berada di ruang ini hanyalah 4 orang, tetapi terkadang
ruang ini bisa ditempati sampai 10 orang. Maka penulis memberikan meja kerja
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
11
fleksible yang memanjang, dan bisa menampung hingga 8 orang dengan menambahkan
kursi. Selain itu meja tersebut juga bisa dilipat jika ruang tersebut berubah jadi studio
dan dirasa perlu untuk penambahan area.
Ruang ini dilengkapi dengan cabinet custom yang berfungsi sebagai penyimpan
dokumen dan hardisk. Karena hardisk yang digunakan untuk dokumentasi dari begitu
banyak dan akan terus bertambah. Kabinet tersebut juga berfungsi sebagai planning
board. Dengan bahan HPL pada lapisan luar, maka kabinet tersebut dengan mudah
ditulis dan dihapus dengan boardmarker. Pada bagian atas kabinet, penulis juga
menambahkan pembatas yang berfungsi sebagai tempat penyimpan dus kamera dan
tools lainya.
Sebagai konten kreator, Endank Soekamti memiliki banyak kamera dan segala
macam perlengkapanya. Maka penulis membuat sebuah rak custom sebagai tempat
penyimpan dan sekaligus maintenance kamera serta perlengkapanya. Rak ini memiliki
fleksibilitas tinggi karena bisa dilipat sehingga bisa mengadaptasi benda yang ingin
diletakan di rak tersebut. Selain itu rak tersebut juga dilengkapi meja yang juga bisa
dilipat untuk difungsikan sebagai meja perawatan kamera.
IV. KESIMPULAN
Kantor Endank Soekamti kini bukan hanya kantor managerial sebuah band,
bangunan tersebut tumbuh menjadi sebuah pusat kreatifitas para penghuninya. Selain
itu juga ada kegiatan badan perusahaan yang di naungi oleh management Endank
Soekamti yang bergerak diluar bidang musik. Kedekatan mereka dengan industri kreatif
lain dan komunitas juga membuat aktifitas di bangunan tersebut menjadi semakin
beragam dan kompleks.
Perancangan kantor Endank Soekamti ini menata ulang zona dan layout. Hal ini
bertujuan memperbaiki sirkulasi dan membuat aktifitas bisa berjalan lebih efektif dan
efisien. Selain itu penulis juga menerapkan konsep compact desain pada elemen pengisi
ruang dan memanfaatkan elemen pembentuk ruang agar memaksimalkan luas ruang
untuk bisa mengakomodasi segala aktifitas dengan baik. Penggunaan material besi,
concrete, batu bata ekspose serta pencahayaan juga di berikan untuk memperkuat
karakter Endank Soekamti sebagai sosok yang maskulin dan historical.
Konsep yang digunakan pada Perancangan Kantor Endank Soekamti ini
menggunakan compact desain yang di balut dengan gaya industrial. Compact desain
dipilih karena dirasa tepat untuk menjawab persoalan pada kantor Endank Soekamti
yang memiliki kompleksitifitas tinggi. Baik persoalan luas ruang ataupun beragamnya
aktfitas yang ada pada kantor tersebut. Gaya Industrial dipilih karena bisa mewakili
karakter maskulin yang melekat pada personil Endank Soekamti serta managementnya..
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12
DAFTAR PUSTAKA
Femina. (2015, Desember 27). Home Interior. Compact House.
Kilmer, R., & Kilmer, W. O. (2014). Designing Interiors, 2nd Edition. Wiley.
Lang, J. (1987). Creating Architectural Theory. New York: Van Nostrand Reinhold.
Nugraha, A. (2009). Ragam Inspirasi Partisi. Jakarta: Griya Kreasi.
TV, N. (2015, Oktober 12). Dsign. Diambil kembali dari Youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=7BbMl ZX-j3U
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta