untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran,...

84
MAKNA NYANYIAN MA’KAARUYEN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MINAHASA TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S2 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Minat Studi Pengkajian Seni Musik Nusantara diajukan oleh Markus Wibowo 13211108 Kepada PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA 2016

Upload: lehanh

Post on 30-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

MAKNA NYANYIAN MA’KAARUYEN

DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MINAHASA

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat sarjana S2

Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni

Minat Studi Pengkajian Seni Musik Nusantara

diajukan oleh

Markus Wibowo

13211108

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT SENI INDONESIA (ISI)

SURAKARTA

2016

Page 2: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan
Page 3: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan
Page 4: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Markus Wibowo

NIM : 13211108

Tempat Tanggal Lahir : Rimbo Bujang, 06 Desember 1980

Alamat : Perum Bintang Mas Blok D-06, Sea II,

Pineleng, Minahasa, SULUT

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “MAKNA

NYANYIAN MA’KAARUYEN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

MINAHASA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya

ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya

ini.

Surakarta, Agustus 2016

Yang membuat pernyataan

Markus Wibowo

Page 5: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

INTISARI

Penelitian ini merupakan sebuah pemaknaan terhadap Nyanyian Ma’kaaruyen; sebuah karya seni musik tradisional yang

berasal dari Minahasa. Ma’kaaruyen diasumsikan sebagai salah satu kesenian yang mencerminkan kehidupan masyarakat

Minahasa. Musik memiliki gagasan yang terkandung di dalamnya, baik gagasan yang muncul dari dalam diri musik itu sendiri (intra musikal), maupun gagasan yang muncul di luar [engertian musik

itu sendiri (ekstramusikal). Nyanyian Ma’kaaruyen mengandung gagsan itu. Secara musikal Ma’kaaruyen memiliki karakteristik

yang muncul dari gagasan nyanyian Ma’kaaruyen itu sendiri. Melalui analisis unsur-unsur musiknya diperolah sebuah makna intramusikal-nya atau yang disebut dengan makna musikal dalam

Ma’kaaruyen, yaitu Ma’kaaruyen berkarakteristik musik yang melankolis. Kemudian gagasan yang dari luar makna musik secara

musikal adalah istiah yang dinamakan makna ekstramusikal. Elemen-lemen musik pada Ma’kaaruyen merupakan cerminan

karakter dan sifat masyarakat tradisional Minahasa, yang berasosiasi kepada kesederhanaan, ketenangan, kelemahlembutan, kerjasama (mapalus), dan sikap saling menyayangi antar sesama.

Makna ekstramusikal Ma’kaaruyen dari Lirik adalah bahwa Ma’kaaruyen merupakan nyanyian yang menyampaikan pesan

religi, nasihat, kasih sayang, dan ungkapan hati (ratapan dan penyesalan).

Kata kunci : Makna, Ma’kaaruyen, Minahasa

Page 6: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

Abstract

This research is the meaning of Ma'kaaruyen Song; an art of traditional music from Minahasa. Ma'kaaruyen assumed as one

of the arts that reflect the life of the Minahasan. Through a musicological approach to the analysis of the elements of music and Ma'kaaruyen text analysis found that integrate with the value of

Minahasan life. Musical meaning lies exclusively within the context of the work itself. In musical meaning of Ma'kaaruyen have known

that the musical elements that made up this song belonging to melancholy’s song, so with text or without text Ma’kaaruyen is a

song of melancholy that could affect to the soul of the audience. Extramusical’s meaning refer to the extramusical world of concepts, actions, emotional states, and character. All of it is a reflection of the

character of traditional Minahasan community, associated to simplicity, tranquility, gentleness, cooperation (Mapalus), and the

love between people. Extramusical meaning of Ma'kaaruyen’s lyrics was conveyed religious messages , advice , and affection.

Keywords: Meaning, Ma'kaaruyen, Minahasa

Page 7: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

i

KATA PENGANTAR

Tesis ini merupakan sebagian dari prasyarat kelulusan

pendidikan pascasarjana program studi pengkajian seni. Penelitian

kualitatif yang dilakukan ini tentunya masih memiliki banyak

kekurangan sehingga penelitian serupa diharapkan dapat lebih

sempurna lagi. Penelitian ini melibatkan banyak pihak, baik

lembaga pendidikan tempat dimana peneliti menjalankan

pendidikan, juga lembaga yang mengutus peneliti untuk

menempuh pendidikan ini, maupun informan yang bersedia

meluangkan waktunya untuk terlibat dalam proses pengumpulan

data. Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya

dan rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini

dengan baik.

2. Prof. Dr. Sri Rochana W, S.Kar., M.Hum selaku Rektor Institut

Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

3. Prof. Dr. Santosa, M.Mus., MA., Ph.D selaku dosen

pembimbing, terima kasih untuk pencerahan dan

masukannya demi selesainya Tesis ini.

4. Dr. Aton Rustandi Mulyana, M.Sn selaku ketua dewan

penguji.

5. Prof. Dr. T. Slamet Suparno, S.Kar., MS selaku penguji

utama.

6. Para Dosen Program Studi Pengkajian minat pengkajian seni

musik, dan para pegawai Pascasarjana ISI Surakarta.

7. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado yang

telah menjadi sponsorship selama perkuliahan di Institut

Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Page 8: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

ii

8. Bapak dan Ibu mertua yang sangat mendukung selama

perkuliahan.

9. Istri dan ananda tercinta yang dengan tulus membantu dan

memberi semangat selama penulis menempuh pendidikan

pascasarjana.

Tidak ada hal yang paling berarti dan berharga, yang dapat

saya berikan selain doa dan syukur karena Tuhan memberikan saya

waktu untuk belajar dari, Bapak, Ibu, Saudara/i, teman-teman dan

keluarga, akhir kata penulis mengucapkan semoga Tuhan

memberkati kita. Amin

Surakarta, Agustus 2016

Penulis

Page 9: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

iii

DAFTAR ISI

Kata Pegantar .............................................................................. i

Daftar Isi ................................................................................... iii

Daftar Gambar ............................................................................ v

Daftar Tabel ............................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................... 10 D. Tinjauan Pustaka ........................................................... 11 E. Landasan Konseptual ..................................................... 14 F. Metode Penelitian ........................................................... 20 G. Sistematika Penulisan .................................................... 43

BAB II KONSEP DAN DESKRIPSI NYANYIAN MAKAARUYEN

A. Ma’kaaruyen dalam Bangunan Budaya Minahasa ......... 50

B. Deskripsi Nyanyian Ma’kaaruyen ..................................... 61

BAB III UNSUR PEMBENTUK MA’KAARUYEN

A. Ma’kaaruyen ditinjau dari unsur-unsur musiknya ......... 69 1. Analisis Nyanyian Ma’kaaruyen “Sinarnya” .............. 72 2. Analisis Nyanyian Ma’kaaruyen “Lama Mengerti “ .... 74 3. Analisis Nyanyian Ma’kaaruyen “Nimuntep Suraro” .. 76

B. Analisis Ma’kaaruyen Menurut Kofi V. Agawu ................ 78

BAB IV MAKNA NYANYIAN MA’KAARUYEN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MINAHASA

A. Makna Musikal ............................................................... 91 1. Makna Unsur Musik Ma’kaaruyen ............................ 92

a. Ritme .............................................................. 94 b. Melodi ............................................................. 95 c. Interval ........................................................... 98 d. Harmoni .......................................................... 99 e. Tekstur ......................................................... 100 f. Bentuk Lagu ................................................. 101

2. Analisis pembentuk Nuansa Melankolis .................. 103

Page 10: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

iv

B. Makna Ekstramusikal .................................................. 113 1. Ma’kaaruyen yang bermakna Spiritual ............... 118 2. Ma’kaaruyen yang bermakna kasih

dengan sesama ................................................ 121 3. Ma’kaaruyen yang bermakna

Ratapan dan Penyesalan .................................. 127

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 131 B. Saran ........................................................................... 133

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 136

DISKOGRAFI .......................................................................... 139

DAFTAR NARASUMBER .......................................................... 140

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... 142

Lampiran 1. Foto Narasumber ................................................ 143

Lampiran 2. Score Lagu Ma’kaaruyen ....................................... 148

GLOSARIUM ........................................................................... 156

Page 11: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Makna Ma’kaaruyen .................................................. 19

Gambar 2. Alur Landasan Konseptual ..................................... 20

Gambar 3. Alur Penelitian ....................................................... 43

Gambar 4. Analisis Melankolis pada Lagu

“Nimuntep Suraro” ................................................................. 105

Gambar 5. Analisis Melankolis pada Lagu

“Lama Mengerti” #1 ................................................................ 106

Gambar 6. Analisis Melankolis pada Lagu

“Lama Mengerti” #2 ............................................................... 106

Gambar 7. Analisis Melankolis pada Lagu “Sinarnya” ............. 107

Page 12: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Nayanyian Ma’kaaruyen “Sinarnya” ................ 72

Tabel 2. Analisis Nyanyian Ma’kaaruyen “Lama Mengerti” ......... 74

Tabel 3. Analisis Nyanyian Ma’kaaruyen “Nimuntep Suraro” ...... 76

Tabel 4. Analisis Makna Lagu “Sinarnya” ................................... 81

Tabel 5. Analisis Makna Lagu “ Lama Mengerti” ......................... 83

Tabel 6. Analisis Makna Lagu “Nimuntep Suraro” ....................... 84

Tabel 7. Makna Lirik “Amang Kasururan” ............................... 119

Tabel 8. Makna Lirik “Rie-rie” ................................................. 123

Tabel 9. Makna Lirik “Susa Mo Dapa” ..................................... 125

Tabel 10. Makna Lirik “Pele Jalanku” ..................................... 128

Page 13: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Minahasa dikenal gemar bernyanyi, bahkan

aktivitas ini dianggap sebagai bagian penting dari berbagai aktivitas

kehidupan mereka. Dalam acara adat maupun gerejawi nyanyian

solo, vocal group, maupun paduan suara hadir untuk memaknai

acara-acara tersebut.

Di berbagai kegiatan ritual dan upacarapun; menanam dan

memetik padi, menebang pohon, mapalus (kerja bakti), berburu,

acara syukuran naik rumah baru, berdoa memohon bantuan Opo

(Tuhan), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama,

dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi

penguatan terhadap acara tersebut (Inkiriwang-Kalangie, 1985: 16-

18). Bahkan ketika sedang santai duduk di halaman rumah sambil

menikmati indahnya terang bulanpun mereka menyanyi untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Di sini syair nyanyian

mengandung nasihat orangtua kepada anak, biasanya nasihat

kepada anak perempuan agar berhati-hati dalam bergaul dengan

pria, atau nasihat kepada anak laki-laki agar ketika pergi ke rantau

jangan melupakan orangtua dan kampung halaman, sehingga

1

Page 14: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

2

bilamana para tetangga mendengar orang-orang tua sedang

bernyanyi mereka akan merasa terharu dan sedih dan meneteskan

air matanya. Kegemaran bernyanyi etnis Minahasa itu juga

melahirkan beberapa macam nyanyian khas, antara lain: Maengket,

Ma’owey, Marayor, Mahasani, Ma’kaaruyen, dan lain-lain yang

sangat memperkaya budaya Minahasa.

Nyanyian Ma’kaaruyen pada awalnya merupakan musik

hasil pencampuran antara budaya Minahasa dengan budaya Barat

yang dahulu dikenal dengan nama Karambangan.1 Lambat laun

istilah Karambangan dikenal oleh masyarakat Minahasa dengan

nama Ma’kaaruyen. Beberapa orang Minahasa menyebutnya

dengan nama Musik Kobong (musik kebun), atau nyanyian kerja.

Kata Ma’kaaruyen sendiri berasal dari beberapa rumpun Bahasa di

Minahasa, seperti Arruyen dari Bahasa Tonsea2 yang berarti ‘saling

1Musik Karambangan, yang diyakini berakar dari budaya Barat

yang kemudian masuk ke tanah Minahasa, dibawa oleh bangsa Portugis

dan Spanyol sekitar tahun 1523 hingga 1606. Orang Spanyol yang pertama kali mendiami Minahasa adalah para tahanan Portugis yang melarikan diri dari Philipina ke Ternate, kemudian mereka ke tanah Minahasa (F.S. Watuseke, 1968:33). Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang Spanyol tersebut akhirnya kawin dengan orang-orang Minahasa. Keberadaan orang Spanyol pada waktu itu sempat memperkenalkan budaya dan nyanyian-nyanyian Spanyol, salah satunya Charamba, yaitu tarian berpasangan (Suhardjo Parto, 1995: 6). (Pada penyebutan berikutnya peneliti menggunakan istilah Ma’kaaruyen)..

2Suku Minahasa terbagi atas sembilan subsuku: (1) Babontehu, (2) Bantik, (3) Pasan Ratahan, (4) Ponosakan, (5) Tonsea, (6) Tontemboan, (7) Tondano, (8) Tonsawang, dan (9) Tombulu. Di antara sembilan subsuku di atas, yang termasuk subsuku terbesar adalah : Tontemboan, Tonsea, Tombulu, dan Bantik.

Page 15: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

3

menyayangi’ dan ‘saling mengasihi’, kata ini terungkap dalam

ungkapan sehari-hari “… ma’aruy-aruyen sera … “ ; dalam rumpun

bahasa Tontemboan kata itu berasal dari kata aruy yang berarti

‘keharuan, keindahan, pesona, kekaguman pada sesuatu’

(Warokha, 2005:54).

Ma’kaaruyen diasumsikan sebagai sebuah cerminan

kehidupan masyarakat Minahasa, seperti musik tradisi lainnya di

Nusantara yang sebagian besar mencerminkan kehidupan

masyarakat pemilik tradisi tersebut. Contohnya adalah laras

slendro dan pelog pada gamelan Jawa yang merupakan wujud dari

kehidupan masyarakat Jawa dan bentuk sikap dalam bertindak.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelan

merupakan keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga

tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta

mewujudkan toleransi antar sesama. Contoh lain seperti yang

dikatakan oleh Suka Hardjana bahwa musik gamelan Bali

menunjukkan watak dan sikap masyarakat Bali (Hardjana,

2003:38). Hal ini juga terjadi pada Ma’kaaruyen yang merupakan

gambaran bahwa sebagian besar masyarakat Minahasa hidup

berkelompok, hidup selaras, dan mempunyai semangat kerjasama

yang tinggi (mapalus). Dengan semangat yang dimilikinya

Page 16: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

4

masyarakat Minahasa enggan berpisah dari komunitas dan dari

keluarga mereka. Sikap yang dimiliki orang Minahasa serta rasa

kebersamaan inilah yang tercermin pada nyanyian Ma’kaaruyen.

Ma’kaaruyen seringkali dianggap sebagai identitas

masyarakat Minahasa, terutama bagi mereka yang hidup sebelum

era 90an, mereka akan segera tanggap begitu mendengar nyanyian

Ma’kaaruyen. Berbagai ekspresi muncul ketika orang-orang

Minahasa mendengarkan nyanyian ini. Bagi orang-orang Minahasa,

terutama generasi yang berusia lebih dari 40 tahun mereka

memiliki pengalaman-pengalaman pribadi dengan nyanyian

Ma’kaaruyen. Ada yang meganggap nyanyian ini merupakan

nyanyian ratapan dari seorang ibu yang ditinggal anaknya

merantau, ada yang menganggap nyanyian ini merupakan nyanyian

yang berisi nasihat, ada yang menganggap nyanyian ini merupakan

nyanyian tua, ada yang menganggap nyanyian ini untuk

menyatakan cinta, dan ada yang mengganggap nyanyian ini sebagai

nyanyian penyemangat kerja (nyanyian kerja). Bahkan ada

beberapa orang yang menganggap nyanyian ini merupakan

nyanyian yang membosankan dan tidak berarti apa-apa dalam

hidupnya, karena nyanyian ini terkesan monoton dan tidak ada

variasinya.

Page 17: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

5

Ma’kaaruyen di mata para seniman musik tradisi Minahasa

merupakan nyanyian yang dapat memberi inspirasi kepada mereka

di kala mereka sedang berkarya. Seperti yang dialami oleh Maxi

Item (68 tahun) ia adalah seorang seniman musik, pada saat ia

membuat karya-karya musiknya ia terinspirasi oleh nyanyian-

nyanyian Ma’kaaruyen yang sering ia dengarkan pada waktu ia

masih kecil.3 Menurut Maxi bahwa nyanyian yang ia ciptakan

bersama dengan grupnya pada waktu itu berisi tentang nilai-nilai

kehidupan. Pengalaman lain seperti yang dialami oleh Frans Poli

(74 tahun), sebagai seniman Ma’kaaruyen ia sangat terinspirasi

dari lagu-lagu Ma’kaaruyen masa lalu; yang tidak diketahui siapa

penciptanya. Menurut Frans Poli bahwa Ma’kaaruyen memiliki

karakteristik musikal yang berbeda dengan nyanyian lainnya,

Ma’kaaruyen cenderung bernuansa sedih dan haru. Petikan gitar

gaya Spanyol dan cara bernyanyi dengan banyak cengkokannya

menjadi ciri khas nyanyian ini.4 Frans Poli sendiri dalam karyanya

selalu menyisipkan nilai-nilai kehidupan seperti hormat paa orang

tua, saling mengasihi dan setia terhadap pasangannya.

Orang-orang Minahasa yang berada di perantauan begitu

antusias dalam meresponi nyanyian Ma’kaaruyen. Karena menurut

mereka justru dalam kondisi seperti itulah nyanyian itu yang

3 Wawancara, 5 Desember 2015. 4 Wawancara, 15 Desember 2015.

Page 18: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

6

sanggup menjadi penghibur dan pelepas rindu akan kampung

halaman. Seperti yang dialami oleh Johanis Wongkaren (63 tahun),

ia pernah hidup di perantauan selama kurang lebih 30 tahun.

Semula ia adalah anggota dari salah satu grup nyanyian

Ma’kaaruyen di desa Tumaluntung kecamatan Airmadidi

kabupaten Minahasa Utara yang kemudian merantau ke Indonesia

Timur (Papua) dengan alasan pekerjaan. Menurut Johanis bahwa

nyanyian Ma’kaaruyen menjadi nyanyian pelepas rindu selama ia

berada di perantauan. Ma’kaaruyen bukan sekedar nyanyian untuk

hiburan dan sedap untuk didengar, menurut Johanis bahwa

Ma’kaaruyen merupakan nasihat-nasihat orang tua yang

dinyanyikan. Johanis sendiri menyadari bahwa nyanyian itu

menjadi “kontrol moral” selama ia berada di perantauan. Dahulu

ketika mereka masih kecil, orang tua mereka suka memberi nasihat

sambil bersenandung.5

Berbeda dengan pengalaman Herni Rorimpande (65 tahun)

seniman Ma’kaaruyen dari Tompaso Baru, Minahasa Selatan.

Menurut Herni nyayian Ma’kaaruyen selain berisi nasihat nyanyian

ini juga sarana untuk mengungkapkan cinta. Ketika ia hendak

mengungkapkan cinta kepada kekasihnya, Herni menyanyikan lagu

Ma’kaaruyen yang bertajuk kata-kata manis (rayuan) menyerupai

5 Wawancara, 5 Desember 2015.

Page 19: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

7

pantun. Pada saat ia menyanyikan lagu itu sang gadis begitu

terpesona seolah-olah nyayian itu mengandung mistis yang mampu

mempengaruhi hati si pendengarnya. Hal ini seperti yang dikatakan

oleh Wenas dalam penelitiannya bahwa menurut cerita orang tua di

Minahasa, nyanyian Ma’kaaruyen memiliki unsur mistis yang

mampu memikat hati seseorang. Dalam hal ini nyanyian yang

bertajuk tentang percintaan. Menurut Wenas dawai-dawai pada

instrumen Ma’kaaruyen mampu menghasilkan suara yang begitu

mempengaruhi jiwa yang mendengarnya (Wenas, 2008:23).

Pengalaman lain adalah seperti yang dialami oleh Hesye

Sendow (42 tahun) warga tompasso Baru Minahasa Selatan dan

Norma Soroinsong (45 tahun) warga Malola kecamatan Motoling

Minahasa Selatan. Menurut mereka Ma’kaaruyen adalah nyanyian

yang sedih yang mampu menyayat hati pendengarnya. Mereka

memiliki pengalaman yang hampir sama dengan nyanyian

Ma’kaaruyen.6 Bagi mereka nyanyian ini merupakan nyanyian yang

mengandung petuah dan nasihat yang sangat penting dalam

hidupnya. Mereka dahulu sering mendengarkan nyanyian

Ma’kaaruyen yang dinyanyikan oleh para petani yang hendak ke

kebun di pagi hari. Isi nasihat itu adalah seputar nilai-nilai

kehidupan agar ketika mereka kelak menjadi dewasa selalu ingat

6 Wawancara, 9 Desember 2015

Page 20: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

8

akan nasihat orang tuanya. Patuh pada orang tua, sopan dalam

berperilaku, dan harus memiliki rasa kasih sayang terhadap

sesama, itulah yang menjadi nasihat dari orang tua mereka.

Pengalaman-pengalaman di atas memicu peneliti dalam

rangka penggalian makna yang terkandung di dalam Nyanyian

Ma’kaaruyen; kendati pada saat ini nyanyian tersebut sudah mulai

hampir pudar di lingkungan masyarakat Minahasa. Bagi sebagian

besar masyarakat Minahasa nyanyian Ma’kaaruyen menjadi salah

satu “curahan hati” ketika mereka sedang mengalami masalah,

karena selain nasihat dan ratapan nyanyian ini juga berisi tentang

doa dan permohonan kepada sang Maha Kuasa.

Dari uraian di atas tampak bahwa nyanyian Ma’kaaruyen

memiliki makna yang dapat diasosiasikan dengan nilai-nilai

kehidupan masyarakat Minahasa. Hal ini menarik untuk diteliti

oleh karena adanya makna yang terkandung dalam nyanyian

Ma’kaaruyen baik makna musikal yang muncul dari gagasan musik

itu sendiri maupun makna yang sifatnya ekstramusikal yang

merupakan asumsi cerminan kehidupan masyarakat Minahasa.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini merupakan penggalian makna nyanyian

Ma’kaaruyen, sebuah nyanyian tradisi di Minahasa. Timbul

Page 21: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

9

pertanyaan ketika beberapa orang Minahasa yang dapat ditemui

oleh peneliti memiliki pengalaman yang menarik, diantaranya

adalah mengapa orang Minasaha menganggap nyanyian

Ma’kaaruyen sanggup membuat orang yang mendengarnya

menjadi sedih dan tidak sedikit yang melelehkan air matanya ?

Bagaimana bentuk nyanyian Ma’kaaruyen jika ditinjau secara

musikal dan dianalisis unsur-unsur musiknya ? Unsur-unsur

musik pada nyanyian Ma’kaaruyen memiliki gagasan yang dapat

menjadi identitas nyanyian tersebut kemudian yang menjadi ciri

khas nyanyian itu. Pertanyaan lain, mengapa orang-orang

Minahasa menganggap bahwa nyanyian Ma’kaaruyen menjadi

kontrol moral dalam hidupnya, sehingga kemanapun mereka pergi

akan selalu membawa nilai-nilai moral itu? Dengan demikian,

yang menjadi pokok bahasan bagi peneliti dalam kajian ini adalah

sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan nyanyian Ma’kaaruyen menurut

masyarakat Minahasa ?

2. Unsur-unsur musik apa saja yang membangun nyanyian

Ma’kaaruyen?

3. Bagaimana memahami makna yang terkandung dalam

nyanyian Ma’kaaruyen ?

Page 22: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan tiga rumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memahami nyanyian Ma’kaaruyen menurut masyarakat

Minahasa.

2. Memahami unsur-unsur nyanyian Ma’kaaruyen yang dapat

merepresentasikan nilai-nilai kehidupan masyarakat

Minahasa.

3. Mengungkapkan makna yang terkandung dalam nyanyian

Ma’kaaruyen bagi masyarakat Minahasa dalam aspek

kehidupan.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai rujukan dan

pembanding bagi calon peneliti yang hendak melakukan

penelitian terhadap nyanyian tradisional Minahasa yang lain,

atau nyanyian tradisional non-Minahasa, khususnya dari aspek

makna dalam kehidupan masyarakat;

2. Sebagai bahan referensi dan menambah literatur dalam ranah

penelitian musik tradisi di Indonesia;

Page 23: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

11

3. Menambah pengetahuan tentang nyanyian Ma’kaaruyen bagi

masyarakat Minahasa maupun bagi orang lain yang ingin

mengetahui tentang musik tradisi Minahasa.

D. Tinjauan Pustaka

Penulisan dan pengkajian tentang Ma’kaaruyen memang

belum banyak. Tahun 2007 Perry Rumengan dalam Disertasinya ia

melakukan penelitian tentang nanyian tradisi Minahasa. Dalam

satu bagian pembahasannya dikemukakan bahwa nyanyian

Ma’kaaruyen merupakan salah satu dari sekian banyak jenis

nyanyian di Minahasa. Ma’kaaruyen memiliki perbedaan dengan

jenis nyanyian lainnya, nyanyian Ma’kaaruyen lebih bersifat

“Melankolis”.7 Rumengan juga mengungkapkan beberapa unsur

musik yang membangun atmosfer tradisi Minahasa, di antaranya

adalah peka’sani atau gaya (style). Menurut Rumengan bahwa style

merupakan aroma dalam nyanyian, karena dengan style itulah

sebuah nyanyian dapat mengidentifikasikan budaya setempat.

7 “Melankolis” dalam kajian ini hanya merupakan istilah yang

digunakan untuk menunjukkan nuansa musik Ma’kaaruyen yang sifatnya cenderung kepada suasana kesedihan, kemurungan, kegelisahan, keharuan yang ditimbulkan dari pergerakan unsur musik yang membentuk pola tertentu. Nyanyian Ma’kaaruyen pada umumnya memiliki nuansa musik tersebut. - Arti harafiah “melankolis” menurut KBBI adalah keadaan murung yang dipengaruhi oleh tekanan jiwa yang sedih (KBBI, 2008:934).

Page 24: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

12

Nyanyian-nyanyian tradisi di Minahasa cenderung dinyanyikan

dengan gaya atau style yang membangkitkan nuansa melankolis.

Selain itu, Rumengan dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan nyanyian tradisi Minahasa ia mengungkapkan bahwa

modus atau tangga nada yang digunakan nyanyian tradisi

Minahasa dapat menjadi dasar dalam mengkategorikan jenis

nyanyian. Misalnya nyanyian yang bermakna ritual, sindiran,

maupun nyanyian sekedar hiburan saja (Rumengan, 2007:57).

Rumengan juga mengungkapkan tentang ekstramusikal nyanyian

tradisi Minahasa yang ada hubungan antara perilaku dan sifat

masyarakat Minahasa dengan nyanyian-nyanyian tradisi yang ada.

Modus atau tangga nada pada nyanyian-nyanyian tradisi Minahasa

membangun karakter nyanyian masing-masing.

Rumengan dalam penelitiannya membahas tentang jenis-

jenis nyanyian tradisi di Minahasa secara umum. Rumengan belum

membahas secara khusus tentang nyanyian Ma’kaaruyen, baik

struktur dan bentuk Ma’kaaruyen maupun makna-makna yang

terkadung di dalam nyanyian tersebut.

Noldy Wenas (2008) telah melakukan penelitian tentang

Ma’kaaruyen, dikemukakan bahwa nyanyian Ma’kaaruyen memiliki

bentuk dan struktur musik yang sangat khas. Nyanyian ini berbeda

dengan nyanyian lainnya yang ada di Minahasa, dalam

Page 25: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

13

pembawaannya lebih kepada nuansa yang melankolis dengan

instrumen gitar yang memiliki pola menyerupai permainan gitar

Spanyol. Harmoni yang terdengar seolah-olah monoton dan

cenderung bergerak paralel. Penelitian Wenas merupakan deskripsi

tentang nyanyian Ma’kaaruyen. Selain itu, bentuk dan struktur

nyanyian Ma’kaaruyen juga menjadi kajian dari Wenas. Penelitian

Wenas sudah lebih mendalam tentang nyanyian Ma’kaaruyen,

namun dalam tulisan Wenas belum ada pembahasan mengenai

makna yang terkandung di dalam nyanyian Ma’kaaruyen baik

makna intramusikalnya maupun makna ekstramusikalnya.

Rahmat Hidayat dalam jurnal penelitiannya tentang analisis

semiotika makna motivasi pada lirik lagu “Laskar Pelangi” karya

Nidji mengemukakan tentang bagaimana memaknai lirik pada

sebuah lagu. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, Hidayat

menganalisis lirik lagu bait demi bait, sehingga mengungkapkan

makna yang terkandung dalam lirik nyanyian tersebut yaitu adanya

makna motivasi hidup. Hidayat dalam penelitiannya ini

mengungkapan adanya sebuah makna kehidupan yaitu motivasi.

Menurut Hidayat bahwa lirik-lirik lagu Laskar Pelangi mengandung

pesan motivasi yang kuat, karena di dalamnya banyak kata-kata

yang sifatnya sangat membangun dalam menggapai mimpi

(Hidayat, 2014:243-258). Penelitian Hidayat merupakan kajian

Page 26: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

14

tentang pengungkapan makna lirik sebuah lagu. Menurut Hidayat

Lirik lagu merupakan kata-kata yang dinyanyikan, dan kata-kata

merupakan salah satu unsur penanda yang memiliki makna.

Penelitian Hidayat memang tidak ada kaitan secara langsung

dengan nyanyian Ma’kaaruyen, namun penggalian makna lirik pada

penelitian Hidayat dapat diterapkan pada penggalian makna lirik

lagu Ma’kaaruyen.

Penggalian makna dari nyanyian Ma’kaaruyen yang ditinjau

dari aspek-aspek musik pembangun Ma’kaaruyen mengungkapkan

adanya makna secara keseluruhan unsur musik (makna musikal),

sedangkan penggalian makna melalui lirik lagunya

mengungkapkan makna ekstramusikal (ekstramusikal) yang

terkandung dalam nyanyian Ma’kaaruyen. Makna-makna itulah

yang menjadi cerminan kehidupan masyarakat Minahasa.

E. Landasan Konseptual

Penelitian ini merupakan kajian tentang mengungkapkan

makna nyanyian Ma’kaaruyen. Sebagaimana yang tercantum pada

bagian latar belakang penelitian, yaitu bahwa nyanyian

Ma’kaaruyen diasumsikan sebagai “cerminan dari kehidupan

masyarakat Minahasa” dan merupakan perwujudan dari sifat dan

karakteristik masyarakat Minahasa.

Page 27: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

15

Nyanyian Ma’kaaruyen mengandung dua makna yang

merupakan cerminan kehidupan masyarakat Minahasa, yaitu:

makna musikal dan makna ekstramusikal. Makna musikal

merupakan pemaknaan berdasarkan unsur-unsur musik tanpa

merujuk kepada hal-hal yang diluar musik, makna musikal dari

sebuah karya itu bersifat intramusikal, artinya hanya menyangkut

pola-pola dan hubungan unsur musik yang sudah terbentuk di

dalam sebuah karya dan seluruh sifat intrinsik dari proses yang ada

di dalam karya tersebut. Makna musikal merupakan makna yang

muncul dari dalam diri musik itu sendiri. Makna musikal ini tidak

berkaitan dengan hal-hal lain di luar musik. Perry Rumengan

mengemukakan bahwa bunyi musikal adalah bunyi yang di

dalamnya mengandung ide. Ide musikal dapat berupa kesan, pesan,

atmosfer atau ungkapan suasana rasa batin tertentu (Rumengan,

2011:24). Makna musikal dapat diketahui melalui pengamatan

unsur-unsur musiknya (melodi, ritme, harmoni, tekstur, lirik, dan

bentuk lagu).

Sedangkan makna ekstramusikal merupakan makna yang

terkandung pada karya yang diasosisasikan kepada hal-hal yang di

luar musik, sehingga ketika Ma’kaaruyen diamati maka seseorang

akan mengasosiasikan terhadap hal-hal yang di luar musik. Makna

ini ada kalanya berkaitan dengan pandangan hidup manusia,

Page 28: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

16

sosial, religi, dan lain-lain. Makna ekstramusikal menurut

Slonimsky adalah musik yang dikategorikan dengan istilah musik

program. Slonimsky mengartikan bahwa musik program adalah

komposisi instrumental yang dimaksudkan untuk menggambarkan

sebuah suasana (mood) atau fase emosi tertentu

(Slonimsky,1998:410). Ma’kaaruyen dapat menggambarkan

sebuah suasana atau sebuah pandangan hidup masyarakat

minahasa. Makna ekstramusikal Ma’’kaaruyen dapat ditemukan

melalui analisis lirik lagunya. Seperti yang dikemukakan oleh Perry

Rumengan bahwa :

“Musik tidak mengekspresikan kata-kata dengan tafsirannya

yang terbatas, melainkan dalam bahasa kata tafsiran bisa lebih konkret. Bahasa kata bisa disampaikan sedemikian rupa dengaan formulasinya sehingga sebisanya dapat

memunculkan interpretasi yang seminimal mungkin. Bahkan dalam status tertentu dapat mencapai interpretasi tunggal,

apalagi kalau simbol dan makna dalam bahasa kata yang digunakan sudah disepakati bersama oleh komunitas yang akan menginterpretasikannya” (Rumengan, 2011:25).

Menurut Agawu bahwa ada beberapa langkah yang dilakukan

pada saat mengungkapkan makna , diantaranya adalah; denoting,

embodying, expressing, representing, dan symbolizing. Menurut

Agawu jika ada serangkaian not yang membentuk rangkaian akor

sedang bergerak turun, maka ini ‘menyimbolkan’ sesuatu yang

bergerak dari posisi tinggi menuju ke posisi rendah; sedangkan not-

not yang sudah ada pada posisi tertentu ia ‘menunjukkan’ bahwa

Page 29: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

17

not itu memiliki nada standar yang sudah disepakati bersama.

Misalnya untuk not ‘A’ ia mempunyai frekuensi 440 hertz dan ini

tidak akan berubah, demikian pula untuk not-not lain. Setiap not

mempunyai frekuensi masing-masing yang sudah ditetapkan.

Dalam sebuah karya , tentu ada yang disebut bentuk , bagian awal,

tengah, akhir, tonika, dan lain-lain. Misalnya sebuah karya sonata

dari Beethoven. Untuk menunjukkan hal ini maka Beethoven harus

merepresentasikan sesuatu yang mencerminkan sebuah karya

sonata, atau jika sebuah karya diakhiri oleh tonika maka tentunya

ada akor-akor tertentu yang menunjukkan bahwa ada gerakan

(progresi) menuju akor tonika. Istilah “ekspresi” atau

mengungkapkan menurut kamus biasanya diartikan dengan

menyatakan, menunjukkan, atau bermanifestasi dalam sikap,

perasaan, ciri-ciri tertentu, atau menunjukkan kekuatan. Ekspresi

musik ini bisa disamakan seperti ekspresi wajah. Dalam Klasik,

ekspresi dinyatakan dalam tanda-tanda dinamika seperti:

crescendo, decrescendo, forte, piano, dan lain-lain.

Dengan cara denoting dimaksudkan sebagai suatu cara untuk

menunjukkan karakter yang dimiliki oleh rangkaian nada-nada

musik tersebut, yang bisa memberikan kesan “stabil” atau “tidak

stabil”, sehingga menenangkan atau menggelisahkan. Selanjutnya,

embodying bagi Agawu ialah pengalaman musikal seseorang yang

berkaitan dengan style tertentu, dan ini sangat dikenali oleh

Page 30: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

18

pendengarnya. Representing menyatakan bahwa sebuah karya

merepresentasikan sebuah bentuk lagu tertentu, misalnya lagu dua

bagian, tiga bagian, bentuk rondo, bentuk sonata dan sebagainya.

yang bisa dikenali dari pembagian frase-frase nya. Yang

dimaksudkan dengan expressing dalam oleh Agawu ialah

“extroversive semiosis”, yaitu hubungan antara nuansa musikal

dengan hal-hal yang bersifat ekstramusikal (di luar musik itu

sendiri), misalnya bunyi seperti burung jenis tertentu. Selanjutnya

symbolizing yaitu gerakan nada-nada musikal, termasuk di

dalamnya interval-interval nada, menyimbolkan sesuatu yang bisa

mengisyaratkan bahwa sebuah karya mengesankan “canggih”,

“biasa”, “tenang”, “agresif”, dan lain-lain (Robinson, 1997: 28-32).

Pada pengungkapan makna musikal ini pendapat Agawu

menjadi konsep dalam melakukan analisis unsur-unsur musik

Ma’karuyen. Dari kelima langkah yang dikemukakan oleh Agawu

empat diantaranya adalah analisis untuk mengungkapkan makna

musikal (denoting, embodying, representing, dan symbolizing).

Sedangkan pada bagian expressing Agawu menghubungkan musik

dengan hal-hal yang di luar musik, inilah yang merupakan makna

ekstramusikal. Makna ekstramusikal dari nyanyian Ma’kaaruyen

terdapat dalam hubungan antara karya tersebut dengan fenomena

yang dirujuknya. Dengan kata lain dalam makna ekstramusikal

Page 31: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

19

nyanyian Ma’kaaruyen memiliki makna yang lebih dari sekedar

kata-kata, tetapi merujuk kepada suatu nilai-nilai kehidupan

masyarakat Minahasa, di antaranya adalah: nilai-nilai religi, sosial,

kasih sayang, dan ratapan/peyesalan.

Gambar 1. Makna Ma’kaaruyen

Berdarkan uraian di atas maka alur konseptual dalam

rangka pemaknaan nyanyian Ma’kaaruyen adalah seperti yang

digambarkan oleh bagan alur di bawah ini.

MA’KAARUYEN

Makna Ekstramusikal

Makna Musikal

Page 32: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

20

Gambar 2. Alur Landasan Konseptual

F. Metode Penelitian

1. Metode

Penelitian ini menggunakan penelitian metode kualitatif yang

dilakukan dengan cara pendekatan musikologis. Pendekatan

musikologis diartikan sebagai upaya untuk mengungkapkan aspek-

aspek musik baik intramusikal maupun ekstramusikalnya melalui

analisis nada-nada melodi, harmoni, irama, dan liriknya. Seperti

Ma’kaaruyen

Interpretasi

Analisis

Makna Musikal

Makna

Ekstramusikal

Nyanyian Melankolis Religi Sosial Kasih Sayang Ratapan

Pemaknaan

Page 33: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

21

yang dikemukakan oleh Otto Kinkeldey dalam buku Harvard

Dictionary of Music tulisan Willi Apel mengatakan, bahwa

...musikologi mencakup seluruh pengetahuan tentang musik

yang sistematik sebagai akibat dari aplikasi satu metode

penelitian ilmiah atau spekulasi filosofi dan sistematika

rasional terhadap fakta-fakta, proses dan perkembangan seni

musik, hubungan manusia secara umum bahkan dengan

dunia binatang (Wili Apel, 1965:473).

Ha Lang dan L. Harap dalam Harvard Dictionary of Music (1965)

tulisan Willi Apel berpendapat, bahwa musikologi menyatukan

dalam domain-domainnya seluruh ilmu yang menyangkut

produksi, rupa, dan aplikasi dari fenomena fisik bunyi.

Berdasar konsep di atas, maka dapatlah dikatakan tepat

apabila untuk mengkaji makna nyanyian Ma’kaaruyen digunakan

pendekatan musikologis.

2. Objek Penelitian

Kajian ini merupakan upaya mengungkapkan makna yang

terkandung dalam nyanyian Ma’kaaruyen Minahasa. Objek formal

dalam pengkajian ini adalah makna sebagai hasil dari analisis

secara musikal dari objek material; Nyanyian Ma’kaaruyen. Makna

yang menjadi fokus dalam kajian ini adalah makna yang diperoleh

dari analisis nyanyian Ma’kaaruyen, yaitu makna musikal dan

makna ekstramusikal. Adanya makna musikal yang diungkapkan

Page 34: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

22

dari analisis Ma’kaaruyen, yaitu sebuah pola musikal yang

menyebabkan terciptanya nuansa yang cenderung haru dan sedih

yaitu melankolis yang menjadi karakteristik dari nyanyian

Ma’kaaruyen. Selanjutnya adalah makna ekstramusikal yang

merupakan makna ekstramusikal yang dapat diungkapkan melalui

analisis maupun liriknya. Makna ekstramusikal ini merujuk

kepada suatu nilai kehidupan masyarakat Minahasa, di antaranya;

religi, sosial, kasih sayang, dan ratapan. Makna musikal dan makna

ekstramusikal dari Ma’kaaruyen terintegrasi dalam kehidupan

masyarakat minahasa, hal ini terbukti pada saat peneliti terjun ke

lapangan dan langsung bertatap muka dan bersosialisasi dengan

masyarakat Minahasa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan beberapa

hal yang dapat menunjang perolehan data yang terkait, sebagai

berikut :

a. Studi Pustaka

Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan data yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk keperluan ini,

dilakukan studi pustaka pada beberapa perpustakaan. Selain itu,

sumber tertulis juga didapatkan melalui internet. Dalam hal ini

Page 35: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

23

internet dianggap sebagai media yang praktis dalam mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan penelitian. Dari sumber tertulis

tersebut dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan sasaran

penelitian dan teori makna yang berkaitan sehingga dapat

dimanfaatkan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi.

b. Observasi

Observasi dilakukan pada beberapa seniman, baik seniman

Ma’kaaruyen maupun seniman daerah selain Ma’kaaruyen, serta

budayawan Minahasa yang menjadi narasumber. Adapun Lokasi

penelitian berada di wilayah etnis Minahasa yang menjadi ruang

lingkup nyanyian Ma’kaaruyen, yaitu : (1) Minahasa Utara (sub

etnis Tonsea), di Minahasa Utara peneliti melakukan observasi di

daerah Tumaluntung, kecamatan Airmadidi. Konon daerah tersebut

merupakan pusat kesenian daerah Minahasa Utara. Peneliti

bertemu dengan beberapa seniman baik seniman Ma’kaaruyen

maupun seniman lain yang mengerti tentang Ma’kaaruyen, (2)

Minahasa Selatan (sub etnis Tontemboan), di Minahasa Selatan

peneliti melakukan observasi di daerah Kecamatan Tompaso Baru,

yang konon juga termasuk daerah berkembangnya nyanyian

Ma’kaaruyen. Peneliti menjumpai beberapa tokoh masyarakat dan

seniman Ma’kaaruyen, (3) Di Tomohon (sub etnis Tombulu) peneliti

menjumpai seorang tokoh Masyarakat yaitu seorang dosen dan

Page 36: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

24

pejabat di salah satu instansi pemerintahan mengerti tentang

Ma’kaaruyen terutama asal mula serta penyebarannya, dan (4) Kota

Manado (berbagai sub etnis), peneliti menjumpai beberapa orang

yang berada di Kota Manado dan mencari informasi tentang sejauh

mana pemahaman mereka terhadap nyanyian Ma’kaaruyen ini.

Pada observasi pertunjukan nyanyian Ma’kaaruyen peneliti

menemui dua kelompok kesenian Ma’kaaruyen dari desa

Tumaluntung Minahasa Utara dan Tompaso Baru Minahasa

Selatan. Di desa Tumaluntung Minahasa Utara peneliti disajikan

nyanyian Ma’kaaruyen oleh Johanis Wongkaren dan Istri, Maxi

Item dan istri. Johanis Wongkaren dan Maxi Item memainkan gitar

sementara istri Johanis dan istri Maxi Item secara duet sebagai

penyanyi. Beberapa lagu dinyanyikan oleh mereka, salah satunya

adalah lagu “Nimuntep Suraro”. Walaupun mereka bukan

kelompok musik Ma’kaaruyen yang terkenal dan komersial namun

mereka sangat fasih dalam menyajikan nyanyian Ma’kaaruyen. 8

Penyajian Ma’kaaruyen oleh Johanis Wongkaren dan kawan-

kawan dapat dideskripsikan sebagai berikut.

8 Berbeda dengan kelompok musik Ma’kaaruyen Frans Poli (Polita

Group), mereka adalah kelompok kesenian Ma’kaaruyen yang komersial. Ada kendala pada saat peneliti menemui Frans Poli, yaitu keberadaan personil Polita Group yang tidak mudah untuk ditemui dan memainkan Ma’kaaruyen, kecuali ada jadwal rekaman atau ada event tertentu.

Page 37: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

25

Dua orang pemain gitar (semua gitar standart, karena

kesulitan untuk mencari okulele) memainkan intro lagu “Nimuntep

Suraro” kemudian istri Johanis dan istri Maxi secara duet

menyanyikan lagunya. Bagi orang Minahasa (yang berjiwa seni)

dengan mudah untuk bernyanyi secara duet, masing-masing akan

secara otomatis bernyanyi secara harmoni tanpa harus melihat

partitur, apalagi lagu tersebut sudah familiar bagi mereka. Oleh

karena tidak ada yang bisa bersiul secara tremolo maka interlude

diisi dengan melodi gitar.

Dengan sesekali mereka tertawa pada saat menyajikan

nyanyian Ma’kaaruyen mereka memainkan lagu “Nimuntep Suraro”

dengan baik (walaupun terkadang salah liriknya). Mereka sudah

lama sekali tidak memainkan nyayian tersebut, biasanya mereka

hanya mendengar dari kaset atau CD.

Penyajian lain yang dilakukan oleh Adrianto Lapeantu di

Tompaso Baru Minahasa Selatan. Kendala yang dialami oleh Adrian

adalah mengumpulkan orang-orang yang biasanya memainkan

Ma’kaaruyen. Karena pada saat peneliti menemui Adrianto ada

beberapa orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya sehingga

tidak dapat dijumpai. Kemudian Adrianto seorang diri yang

memainkan gitar okulele sambil menyanyikan lagu “Pele Jalanku”.

Adrianto hanya memainkan satu bagian saja dari lagu “Pele

Jalanku”. Dimulai dari intro kemudian Adrianto menyanyikan

Page 38: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

26

liriknya, tetapi karena hanya seorang diri saja maka tidak ada

interlude dan langsung diakhiri (ending).

Dari kedua sajian nyanyian Ma’kaaruyen dari Tumaluntung

Minahasa Utara dan Tompaso Baru Minahasa Selatan ada banyak

kesamaan dari cara memainan gitar, gaya menyanyi dan bahasa

yang digunakan. Teknik bermain gitar terkesan sama walaupun di

Tumaluntung ada dua pemain gitar sementara di Tompaso Baru

hanya gitar tunggal, gaya bernyanyi juga sama yaitu mendayu-

dayu, hanya saja perbedaanya duet dan solo. Bahasa yang

digunakan dalam nyanyian Ma’kaaruyen pada umumnya

menggunakan bahasa Tontemboan, hal ini diduga pencipta

nyanyian pertama kali adalah masyarakat Tontemboan walaupun

sebenarnya ada lagu Ma’kaaruyen yang menggunakan bahasa

Tonsea atau bahkan campur. Seperti yang dikemukakan oleh

Johanis Wongkaren bahwa sebagian besar nyayian Ma’kaaruyen

menggunakan bahasa Tontemboan, namun ada juga lagu yang

menggunakan bahasa campuran; Tontemboan dan Tonsea (Johanis

Wongkaren, 2015).

Frans Poli dalam karya-karyanya menggunakan bahasa

Tontemmboan. Menurut Poli bahwa masyarakat Tontemboan yang

banyak mengembangkan nyanyian Ma’kaaruyen, sementara itu

masyarakat selain Tontemboan, misalnya Tonsea, mereka lebih

banyak berkarya di kesenian Kolintang. Kemudian masyarakat lain

Page 39: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

27

yang berada di Tondano dan Kawangkoan lebih banyak berkarya

pada kesenian musik bambu (Frans Poli, 2015).

c. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap seniman Ma’kaaruyen, para

tokoh masyarakat dan budayawan Minahasa yang dianggap

mengetahui betul tentang Nyanyian Ma’kaaruyen. Adapun data

yang diperoleh melalui wawancara tersebut adalah sebagai berikut.

Herman Tombeng (68 tahun) seorang budayawan dan

Misionaris asal Tondano Minahasa, domisili desa Parepei,

kecamatan Romboken, Tondano. Ia mengenal nyanyian

Ma’kaaruyen sejak kecil. Nyanyian tersebut berisi tentang lagu-lagu

percintaan dan lagu untuk mapalus. Pada saat usia pemuda dia

merantau ke Jawa (Jogja dan Bandung), saat ini sudah kembali ke

Tondano. Tondano salah satu sub etnis minahasa. Menurut dia

kesenian nyanyian Ma’kaaruyen di Tondano perkembangannya

tidak sama seperti musik bambu. Masyarakat Tondano lebih

mengenal musik bambu dan tarian Maengket. Nyanyian

Ma’kaaruyen merupakan nyanyian hiburan pada saat hari-hari

tertentu ketika ada perkumpulan anak-anak muda yang sedang

jatuh cinta. Ma’kaaruyen juga dinyanyikan oleh para petani yang

sedang menggarap sawahnya secara bersama-sama atau sedang

mengadakan kerja bakti pembangunan rumah warga. Bagi dia

Page 40: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

28

nyanyian Ma’kaaruyen merupakan identitas masyarakat Minahasa,

karena ketika beberapa orang Minahasa mendengarkan nyanyian

ini di perantauan, mereka akan teringat kampung halaman mereka

dan ada kerinduan untuk pulang ke Minahasa, karena nyanyian itu

mampu membawa suasana yang sangat khas Minahasa. Menurut

Tombeng bahwa Ma’kaaruyen masih relevan dalam kehidupan

masyarakat Minahasa, namun ada kendala yaitu tidak ada generasi

muda yang melestarikan kesenian tersebut.

Frans Poli (74 tahun), wawancara dilakukan pada tanggal 9

Desember 2015 di rumahnya. Frans Poli adalah seorang seniman

Ma’kaaruyen asal Tompaso Baru Minahasa Selatan, yang

berdomisili di Taas Kecamatan Tikala, Kota Manado. Ia mengenal

nyanyian Ma’kaaruyen sejak kecil, bahkan menyukai nyanyian

tersebut sejak dari ia masih muda, sehingga ada hasrat untuk

mempertahankan warisan kesenian tersebut. Frans Poli menyukai

nyanyian tersebut karena nyanyian ini berisi tentang filosofi hidup

orang Minahasa. Selain berisi tentang nasihat, nyanyian tersebut

juga berisi tentang hubungan sosial serta ungkapan kekaguman

terhadap alam sebagai ciptaan Tuhan. Sepanjang hidupnya Frans

Poli memanfaatkan waktunya untuk menciptakan nyanyian-

nyanyian Ma’kaaruyen dalam bahasa daerah Minahasa

(Tontemboan), dialek Manado, dan bahasa Indonesia. Kendati

Page 41: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

29

masyarakat zaman sekarang banyak yang tidak menyukai nyanyian

ini, Frans Poli tidak berhenti menciptakan nyanyian Ma’kaaruyen

agar dapat dinikmati oleh orang-orang Minahasa. Menurut Frans

Poli nyanyian Ma’kaaruyen berisi tentang pendidikan moral bagi

anak-anak muda Minahasa, karena di dalamnya ada pesan dan

nasihat. Zaman dulu orang-orang Minahasa menasehati seseorang

melalui nyanyian. Nyanyian Ma’kaaruyen juga dipakai untuk

mengungkapkan cinta seseorang kepada kekasihnya melalui

nyanyian yang dilantunkan. Saat ini Frans Poli masih aktif

membuat Nyanyian Ma’kaaruyen yang didokumentasikan dalam

bentuk kaset pita, CD, maupun VCD. Nyanyian yang dibuatnya

sebagian besar berisi tentang pendidikan moral, yaitu nasihat-

nasihat dan teguran. Selain itu, nyanyian ini juga berisi tentang

ungkapan hati yang merana, menderita, dan meratapi nasib yang

tertuang dalam nada-nada yang melankolis. Menurut Frans Poli

nyanyian Ma’kaaruyen yang sering dia dengarkan sejak masa kecil

menggunakan bahasa daerah Minahasa, khususnya Tontemboan.

Sering juga dia mendengarkan nyanyian Ma’kaaruyen dalam

bahasa Tonsea dan bahasa Tombulu. Menurut dia, masih ada

sedikit kesamaan bahasa antara Tontemboan, Tombulu, dan

Tonsea. Oleh karena tidak tahu asal muasal siapa pencipta

nyanyian tersebut, maka di tahun 1970an ada sekelompok seniman

daerah Minahasa piminan Inyo Lontoh dari daerah Paso, Kakas,

Page 42: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

30

Minahasa, berusaha merekam nyanyian-nyanyian Ma’kaaruyen

dalam bentuk pita kaset. Hal ini lah yang memicu Frans Poli untuk

mengembangkan talentanya di bidang khususnya Ma’kaaruyen.

Sehingga di tahun 1981 Frans Poli bersama tim yang bernama Polita

Grup merilis album perdana Nyanyian Ma’kaaruyen. Sampai

dengan tahun 2010 Frans Poli sudah merilis lebih dari 20 album

nyanyian Ma’kaaruyen. Frans Poli tidak mau meninggalkan

kekhasan nyanyian Ma’kaaruyen, di antaranya; petikan gitar dan

ukulele yang khas, siul tremolo, teknik vokal yang menggunakan

suara Glotic (suara ditekan), dan nada-nada nyanyian yang

menciptakan atmosfir melankolis. Karena menurut Frans bahwa

hal-hal tersebut yang menjadi ciri khas nyanyian Ma’kaaruyen.

Jika ada kelompok lain yang bernama “ Makantar “ dari kota

Tomohon yang juga menyanyikan Ma’kaaruyen, namun sudah

menggabungkan peralatan lain (Band) untuk iringannya, menurut

Frans itu sudah lari dari keaslian Ma’kaaruyen. Walaupun secara

teks nyanyian berisi tentang nasihat dan ratapan, namun iringan

sudah sangat menyimpang dari ketentuan nyanyian Ma’kaaruyen.

Herni Rorimpande (65 tahun), wawancara dilakukan pada

tanggal 25 November 2015. Ia adalah seorang Seniman Daerah asal

Tompaso Baru, Minahasa Selatan. Domisili di Tompaso Baru,

Minahasa Selatan. Herni merupakan seorang penyanyi untuk lagu-

Page 43: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

31

lagu daerah Minahasa. Menurut dia nyanyian-nyanyian di

Minahasa ada perbedaannya dalam hal fungsi maupun maknanya.

Tentang nyanyian Ma’kaaruyen menurut dia merupakan nyanyian

yang sangat melas (melankolis), sehingga tak heran jika dia

menyanyikan Ma’kaaruyen banyak orang melelehkan air matanya.

Mengapa demikian ? Karena sejak semula nyanyian ini merupakan

nyanyian yang berisi tentang kesedihan dan nasihat dari orang tua

kepada anak-anaknya. Berbeda dengan nyanyian yang digunakan

untuk ritual keagamaan, Ma’kaaruyen biasanya menjadi nyanyian

hiburan di kala malam panjang (Biasanya malam Minggu).

Ma’kaaruyen dahulu digunakan untuk melamar seorang gadis,

selain berisi rayuan terhadap wanita, nada-nada yang melankolis

mampu meluluhkan hati seorang wanita. Menurut Herni, sekilas

nyanyian Ma’kaaruyen hampir sama dengan nyanyian yang

digunakan pada tarian Maengket, namun tetap berbeda karena

Ma’kaaruyen memiliki instrumen yang berbeda dengan nyanyian

lain. Nyanyian Ma’kaaruyen cocok diperdengarkan pada saat

suasana sunyi (malam hari atau subuh), karena ternyata

masyarakat Minahasa pada saat melakukan perenungan sambil

mendengarkan nyanyian ini. Atmosfer yang diciptakan oleh

nyanyian itu mampu membangun emosi seseorang sehingga

terjadilah suasana yang haru dan sedih. Nada-nada yang

dinyanyikan menyayat hati, sehingga tak sedikit masyarakat

Page 44: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

32

Minahasa pada saat itu instrospeksi diri. Dampak dari hal itu

masyarakat Minahasa memiliki moral yang lebih baik dibandingkan

zaman sekarang. Rasa cinta dan hormat pada orang tua diperkuat

dengan adanya nyanyian Ma’kaaruyen yang sering terdengar pada

masa itu, sehingga jarang sekali terjadi tindak kriminal yang

melibatkan pertengkaran antara orang tua dan anak. Istilah lain

bagi masyarakat Tompaso Baru kab. Minahasa Selatan untuk

nyanyian Ma’kaaruyen adalah Kalelong yang artinya adalah

disayang-sayang. Menurut Herni bahwa Ma’kaaruyen atau

Kalelong selain berisi tentang nasihat orang tua kepada anak,

nyanyian ini juga berisi tentang ratapan atau penyesalan hidup.

Pada saat ini nyanyian Ma’kaaruyen sudah jarang terdengar,

apalagi usia Herni sekarang sudah semakin tua, kelompok mereka

yang dahulu sering menyanyikan Ma’kaaruyenatau Kalelong

sebagian besar sudah berpisah bahkan ada yang sudah meninggal.

Anak muda zaman sekarang tidak lagi menyanyikan Ma’kaaruyen,

karena sudah ada - Barat yang lebih populer di kalangan anak

muda. Salah satu kendala dalam eksistensi Ma’kaaruyen adalah

penggunaan bahasa daerah, semakin sedikit masyarakat Minahasa

yang tidak mengerti bahasa daerah mereka.

Wens Rumengan (38 tahun), seorang pekerja asal

Kawangkoan, Minahasa, domisili Kota Manado. Menurut Wens

Page 45: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

33

bahwa nyanyian Ma’kaaruyen tidak berkembang (berkembang) di

daerah Kawangkoan, masyarakat Kawangkoan lebih mengenal

kesenian bambu dan nyanyian yang lain.

Hengky Turangan (38 tahun), seorang guru di Tompaso Baru,

domisili di Tompaso Baru, Minahasa Selatan. Menurut Hengky

Turangan, nyanyian Ma’kaaruyen merupakan nyanyian orang-

orang tua. Ia pernah mendengar nyanyian itu pada waktumasih

kecil, dan yang menyanyikan adalah para orang-orang tua yang

sudah lanjut usia. Ia sendiri tidak mengenal dengan baik nyanyian

tersebut, karena saat ini sudah sangat jarang diperdengarkan.

Berbeda dengan Adrianto Lapeantu (35 tahun), seorang seniman

Karambangan asal Poso, Sulawesi Tengah. Domisili Tompasso Baru

Minahasa Selatan.Adrianto merupakan salah satu seniman

Karambangan. karambangan hampir sama dengan nyanyian

Ma’kaaruyen, bedanya terletak pada bahasa yang dipergunakan.

Diduga karambangan poso berasal dari nyanyian Ma’kaaruyen

Minahasa yang dibawa leh orang Minahasa ke daerah Poso Sulawesi

Tengah. Bagi Adrianto nyanyian Ma’kaaruyen merupakan nyanyian

yang menarik dan memiliki makna yang dalam. Meskipun Adrianto

tergolong seniman muda, tetapi bagi dia nyanyian Ma’kaaruyen

sejalan dengan jiwanya. Hal ini karena Adrianto seorang seniman

Karambangan yang ternyata nyanyiannya berisi tentang nasehat

Page 46: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

34

dan ratapan. Ketika Adrianto hidup di Minahasa, dia menjadi

pemain gitar di nyanyian Ma’kaaruyen Tompaso. Ia mengatakan

bahwa nyanyian Ma’kaaruyen merupakan jiwa dari orang-orang

Minahasa, karena nyanyian ini menjadi identitas orang Minahasa.

Decky Laoh (69 tahun), seorang pensiuanan Guru di Tompaso

Baru, domisili Tompaso Baru, Minahasa Selatan. Decky Laoh

merupakan sahabat karib Fans Poli ketika mereka masih muda.

Walaupun Decky bukan seorang seniman, namun bagi Decky

nyanyian Ma’kaaruyen merupakan nyanyian yang memiliki makna

yang dalam bagi orang Minahasa. Hampir sama yang dikatakan oleh

orang-orang Minahasa lainnya bahwa nyanyian Ma’kaaruyen

memiliki peran dalam penanaman moral bagi hidup orang

Minahasa. Nyanyian Ma’kaaruyen mampu menanamkan rasa

hormat pada orang tua, saling mengasihi, dan saling menyayangi.

Nyanyian ini juga mampu membuat orang memiliki rasa syukur.

Selain itu, ini mampu meluluhkan hati seseorang dikala seorang

pria sedang jatuh cinta kepada seorang gadis idamannya. Menurut

Decky alunan yang khas itu mampu mempengaruhi jiwa seseorang.

Alunan dan nyayiannya menggambarkan kesedihan dan belas

kasihan. Oleh karena itu masyarakat zaman dahulu memiliki sikap

yang jauh berbeda dengan masyarakat zaman sekarang yang riskan

terhadap perpecahan. Saat ini jika diperdengarkan nyanyian

Page 47: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

35

Ma’kaaruyen maka timbul persaaan sedih dan mengingatkan masa-

masa lalu, ada kerinduan, ada penyesalan dan ada rasa syukur,

karena nyanyian Ma’kaaruyen sudah melekat pada jiwa masyarakat

Minahasa.

Johanis R. Wongkaren (63 tahun), seorang seniman daerah

asal Tumaluntung Minahasa Utara. Mengenal nyanyian

Ma’kaaruyen sejak dari kecil dan menyukai nyanyian ini. Johanis

pernah menjadi seorang perantau di Papua selama kurang lebih 30

tahun dan sekarang sudah kembali lagi ke Minahasa Utara.

Menurut Johanis bahwa nyanyian Ma’kaaruyen merupakan

nyanyian yang berisi tentang nasihat dan nyayian pelepas lelah.

Ketika berada di perantauan Johanis sering menyanyikan lagu-lagu

Ma’kaaruyen bersama dengan paraperantau lainnya untuk

mengobati rasa rindu kampung halaman. Ada nyanyian yang berisi

nasihat, ada yang berisi tentang doa, ada yang berisi tentang

humor, dan ada yang berisi tentang hubungan sosial. Permainan

gitar yang khusus dan cara bernyanyi yang berbeda dengan

nyanyian lain ini lah yang menjadikan Ma’kaaruyen memiliki ciri

khas tersendiri. Bagi Johanis bahwa nyanyian Ma’kaaruyen mampu

membawa dia untuk menjadi identitas sebagai masyarakat

Minahasa. Kesenian Minahasa sangat dipengaruhi oleh bangsa

Portugis dan Spanyol, sehingga kalau mau dibandingkan dengan

Page 48: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

36

daerah lain seperti Jawa dan Bali, maka Minahasa tidak memiliki

nada-nada khusus seperti di Jawa dan Bali. Namun demikian,

nada-nada konvensional Barat yang dipergunakan dalam nyanyian

Ma’kaaruyen mampu menciptakan nuansa yang

mengidentifikasikan budaya Minahasa. Nyanyian Ma’kaaruyen

menggunakan bahasa campuran, dalam satu lagu bisa terdapat tiga

bahasa; bahasa tontemboan, bahasa Tonsea, dan bahasa Tombulu.

Mengapa demikian ? Menurutnya agar nyanyian Ma’kaaruyendapat

dinikmati oleh semua orang Minahasa dari sub etnis manapun. Tapi

pada kenyataannya masyarakat Minahasa yang mengenal nyanyian

Ma’kaaruyen adalah masyarakat sub etnis Tonsea,Tontemboan,

Tombulu, dan sedikit masyarakat Tondano. Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa penyebaran paling besar adalah di masyarakat

Tontemboan, oleh karena itu tidak heran jika sebagian besar

nyanyian Ma’kaaruyen menggunakan bahasa Tontemboan. Selain

gitar dan okulele yang bisa dimainkan oleh Johanis, kolintang juga

merupakan alat yang dia kuasai. Johanis merupakan kerabat dari

kelompok Ma’kaaruyen dari Sinyo Lontoh (Alm) dari daerah

Paso,Tondano, Minahasa.

Lukas Rotti (65 tahun), seorang seniman daerah asal

Tumaluntung Minahasa Utara. Sebagai seniman kolintang asal

Minahasa Utara, Rotti mengenal nyanyian Ma’kaaruyensejak kecil.

Page 49: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

37

Menurut Rotti nyanyian ini merupakan nyanyian yang sedih dan

iramanya hampir sama dengan langgam pada keroncong. Nyanyian

Ma’kaaruyen memang tidak kuasai oleh Lukas karena dia lebih

berkecimpung dalam Kolintang. kolintang lebih banyak mengiringi

nyanyian-nyanyian yang berirama pop. Namun demikian, Lukas

merasa nuansa yang berbeda yang terjadi pada nyanyian

Ma’kaaruyen, sanggup membuat hati merasa haru dan merasakan

kuatnya persaudaraan dalam diri orang-orang Minahasa.

Maxi Item (68 tahun), seorang Budayawan dan Mantan

Kepala Desa di Tumaluntung Minahasa Utara, ia juga seorang

seniman daerah Minahasa Utara.Maxi Item memandang nyanyian

Ma’kaaruyen sebagai jiwa dari masyarakat Minahasa. Sebagian

besar nyanyian yang diarransemen oleh Maxi awalnya merupakan

nyanyian Ma’kaaruyen kemudian dijadikan sebuah nyanyian yang

populer, salah satu contoh lagu “Siapa suruh datang Jakarta” yang

berhasil diaransemen oleh Maxi dan kelompoknya menjadi

nyanyian yang populer. Maxi mengakui bahwa Ma’kaaruyen

mengandung banyak makna yang berhubungan dengan kehidupan

sosial masyarakat minahasa.

Apri Steven Pangaila (69 tahun), ia seorang mantan dosen di

salah satu perguruan tinggi di Manado, dan mantan seorang

pejabat dari salah satu Instansi Pemerintah di Manado.AS Pangaila

Page 50: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

38

berdomisili di Kota Tomohon, sebagai seorang dari sub etnis

Tombuluia menyukai berbagai karya seni asal Minahasa. Pangaila

memandang nyanyian Ma’kaaruyen sebagai salah satu kesenian

Minahasa yang patut diberi apresiasi. Ma’kaaruyen merupakan

gambaran dari masyarakat Minahasa, karena di dalamnya

mengandung berbagai filosofi hidup orang Minahasa, seperti ;

kerjasama, saling mengasihi, hormat pada orang tua, bersyukur

kepada yang kuasa. Bagi AS Pangaila nyanyian Ma’kaaruyen dapat

membuat hati damai ketika diperdengarkan.

Hery Maxi Sendow (45 tahun), seorang pejabat di salah satu

Instansi pemerintah di Kota Manado.Hery Sendow berdomisili di

kota Manado, walaupun bukan seorang seniman namun Hery

sangat menjunjung tinggi kesenian daerah Minahasa. Menurut dia

pada zaman masih kecil sering mendengar nyanyian Ma’kaaruyen

di lingkungan kota Manado, sudah pasti yang menyanyikan adalah

orang-orang Minahasa yang berdomisili di kota Manado. Bagi dia

nyanyian Ma’kaaruyen merupakan nyanyian yang sifatnya seperti

pantun, terkadang berisi sindiran atau teguran. Namun

kebanyakan juga nyanyian Ma’kaaruyen berisi tentang nasihat-

nasihat orang tua kepada anaknya. Irama yang sedih nyanyian

Ma’kaaruyen mampu membuat Hery Sendow meneteskan air mata

ketika mendengar nyanyian itu. Hal ini dapat disebabkan oleh nada

Page 51: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

39

yang cenderung melankolis dan kalimat-kalimat pada teks lagu

yang berbicara tentang kesedihan dan penyesalan.

Heisye Sendow (42 tahun), seorang guru di Tompaso

Baru,Minahasa Selatan.Sebagai orang Minahasa Heisye sangat

menghargai kesenian daerah Minahasa. Menurut Heisye bahwa

nyanyian Ma’kaaruyen merupakan nyanyian yang sanggup

“menyayat hati” dan mengingatkan kepada hal-hal masa lalu ketika

mereka masih kecil. Ingat akan orang tua yang selalu memberi

nasehat kepada anak-anaknya. Nyanyian Ma’kaaruyen merupakan

nasehat yang dinyanyikan. Selain itu, Ma’kaaruyen juga sebuah

luapan hati berupa penyesalan dan ratapan yang dinyanyikan. Tak

heran jika mendengar nyanyian Ma’kaaruyenia pasti meneteskan

air mata.

Norma Soroinsong (45 tahun) seorang guru di kampung

Malola kecamatan Motoling, Minahasa Selatan mengatakan bahwa

Ma’kaaruyen merupakan nyanyian tradisi Minahasa yang sanggup

membuat orang menangis. Ia memiliki pengalaman dengan

Ma’kaaruyen, waktu itu ia masih remaja memutarkan nyanyian

Ma’kaaruyen di sela-sela waktu lowongnya di siang hari, tak lama

kemudian berdatangan beberapa orang perempuan yang cukup

lansia kemudian meminta agar mematikan lagu tersebut, Norma

awalnya heran mengapa harus dimatikan. Para lansia hanya ingin

Page 52: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

40

menyampaikan bahwa Ma’kaaruyen membuat hati para

pendengarnya menjadi sedih dan akhirnya menangis. Orang-orang

tua di Minahasa memiliki banyak pengalaman dengan nyanyian

Ma’kaaruyen, bagi Norma sendiri Ma’kaaruyen menjadi lagu

favoritnya selain lagu-lagu pop Manado yang lainnya.

Perry Rumengan (50 tahun), salah satu guru besar di

Universitas Negeri Manado (UNIMA). Berberapa buku dan jurnalnya

banyak membahas tentang dan nyanyian etnis Minahasa. Menurut

Rumengan bahwa nyanyian Ma’kaaruyen merupakan nyanyian

yang memiliki atmosfir tradisi Minahasa yang kuat, karena teknik

menyanyi dalam Ma’kaaruyen sangat khas dan unsur-unsur nya

bertentangan dengan prinsip-prinsip konvensional Barat. Menurut

Perry Rumengan bahwa nyanyian Ma’kaaruyen adalah nyanyiann

yang bersifat Melankolis. Melodi, ritme, dan harmoni pada

Ma’kaaruyen cenderung meniptakan suasana yang melankolis

(sedih, haru). Menurutnya bahwa sesuai dengan namanya bahwa

Ma’kaaruyendalam istilah Minahasa adalah sesuatu yang sedih,

kasihan dan melo.

d. Dokumen

Adapun dokumen-dokumen yang diperoleh oleh peneliti

adalah dokumen berupa diskografi (CD dan VCD) dan catatan

Page 53: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

41

berupa transkrip lagu Ma’kaaruyen baik dalam bentuk tulisan biasa

maupun berupa not balok. Dokumen berupa CD dahulunya adalah

kaset pita yang kemudian didaur ulang oleh beberapa perusahaan

rekaman menjadi CD. Dokumen berupa VCD biasanya diproduksi

oleh perusahaan rekaman untuk grup-grup Ma’kaaruyen masa kini,

sepeti; Polita Group binaan Frans Poli, Grup Makantar dari kota

Tomohon. Nyayian Ma’kaaruyen tergolong nyanyian tua yang pada

waktu itu belum ada orang yang mendokumentasikan secara pasti

tentang siapa pengarang-pengarang lagu yang sering dinyanyikan

masyarakat Minahasa pada waktu itu. Baru setelah tahun

delapanpuluhan beberapa seniman Ma’kaaruyen mulai

menganggap pentingnya mendokumentasikan nyayian tradisi ini.

4. Analisis Data

Peneliti memperoleh data dari wawancara dan data

pendukung lainnya seperti score lagu dan dokumen diskografi. Data

yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sebelum dipaparkan

hasil penemuan dari penelitian ini. Seperti yang dikemukakan oleh

Huberman dan Miles bahwa ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan

oleh seorang peneliti yaitu : pengumpulan data, analisis data, dan

penyajian hasil analisis (Huberman dan Miles, 1992: 73-74).

Penggalian makna Ma’kaaruyen melalui tahap analisis

nyanyian yang dalam bentuk score atau notasi balok. Berpijak pada

Page 54: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

42

analisis Kofi V. Agawu, peneliti menganalisis unsur-unsur

pembangun nyanyian Ma’kaaruyen, yaitu: melodi, interval, ritme,

harmoni, tektur, dan bentuk lagu. Kemudian analisis berikutnya

adalah menganalisis lirik lagu untuk mengungkap makna yang

berkaitan dengan nilai-nilai religi, nasihat, kasih sayang, dan

ratapan.

5. Penarikan Kesimpulan

Tahap penarikan kesimpulan merupakan bagian akhir yang

akan menampilkan sebuah simpulan, saran, dan berbagai bentuk

hasil akhir, seperti temuan, termasuk bukti-bukti pendukung data,

yaitu lampiran-lampiran (Ratna, 2010:417). Hal-hal tersebut

tersusun dari sebuah temuan, pengambilan simpulan, dan uraian

singkat mengenai saran yang diperlukan. Sebuah konsep makna

pada nyanyian Ma’kaaruyen menjadi temuan pada akhir penelitian

ini yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Adapun hasil temuan dari penelitian ini adalah berupa

adanya makna musikal dan makna ekstramusikal dari nyanyian

Ma’kaaruyen. Unsur-unsur musik pada Ma’kaaruyen membentuk

nuansa yang menjadi ciri khas nyanyian Ma’kaaruyen, yaitu

nyanyian yang bernuansa Melankolis. Selain itu, lirik lagu

Ma’kaaruyen memiliki makna ekstramusikal yaitu bahwa nyanyian

Page 55: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

43

ini menggambarkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Mianahasa,

diantaranya adalah : nilai religi, sosial, kasih sayang, dan ratapan.

6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian

dalam bentuk tesis ini adalah sebagai berikut :

Bab I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka, landasan konseptual,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang Ma’kaaruyen menurut masyarakat

Minahasa. Pada bab ini dipaparkan tentang konsep musik

Ma’kaaruyen menurut orang Minahasa serta deskripsi nyanyian

Ma’kaaruyen sertaciri-cirinya.

Bab III berisi tentang unsur-unsur pembentuk

Ma’kaaruyen. Pada bab ini dipaparkan analisis unsur-unsur musik

Ma’kaaruyen secara musikologi, kemudian dilanjutkan dengan

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data Penarikan Kesimpulan

/ verifikasi

Gambar 3. Alur Penelitian

Page 56: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

44

analisis unsur-unsur Ma’kaaruyen berdasarkan teori Kofi V.

Agawu.

Bab IV berisi tentang makna nyayian Ma’kaaruyen.

Mengungkapkan makna-makna yang terdapat pada nyayian

Ma’kaaruyen yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

Minahasa. Makna Ma’kaaruyen dibagi menjadi dua kategori, yaitu

: makna musikal dan makna ekstramusikal. Makna musikal

Ma’kaaruyen diperoleh melalui analisis unsur-unsur nya sehingga

dapat diungkapkan bahwa Ma’kaaruyen merupakan jenis nyanyian

yang cenderung bernuansa melankolis. Pada makna ekstramusikal

diperoleh melalui analisis dari analisis liriknya. Dari analisis lirik

diketahui bahwa Ma’kaaruyen mencerminkan pandangan hidup

dan sifat masyarakat Minahasa.

Bab V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 57: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

45

BAB II

KONSEP DAN DESKRIPSI NYANYIAN MA’KAARUYEN

45

Page 58: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

68

BAB III

UNSUR PEMBENTUK MA’KAARUYEN

69

Page 59: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

90

BAB IV

MAKNA NYANYIAN MA’KAARUYEN

DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MINAHASA

90

Page 60: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

131

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nyanyian Ma’kaaruyen boleh dikatakan sebagai suatu rintihan

rasa dengan estetika manusia yang senantiasa menyatu dengan

alamnya. Sebagian besar teks lagu nyanyian Ma’kaaruyen

merupakan ungkapan pedih karena ditinggal orang terkasih, rasa

rindu karena tinggal jauh di rantau, nasihat orangtua kepada anak,

rasa kagum kepada alam dan Sang Pencipta. Tidak heran bila

nyanyian Ma’kaaruyen selalu bernuansa melankolis atau ‘sedih’.

Selain itu, nyanyian Ma’kaaruyen dibawakan dengan irama yang

mendayu-dayu serta menggunakan nada-nada yang terkesan

monoton dan diulang-ulang (bergaya repetisi). Gaya bernyanyi

seperti ini juga berperan membangkitkan rasa iba dan sedih kepada

pendengarnya, sehingga Ma’kaaruyen disebut sebagai nyanyian

yang menyedihkan dan membangkitkan rasa belas kasihan, yang di

dalam bahasa lokal disebut dengan istilah dapa sayang.

Nyanyian Ma’kaaruyen lebih didominasi oleh ungkapan rasa

daripada ‘ketaatan pada aturan musik’. Inilah yang menyebabkan

nyanyian Ma’kaaruyen kedengaran sedikit “janggal” terutama bagi

orang yang biasa mendengarkan musik Barat. Musiknya terkesan

monoton dengan irama mendayu-dayu, gerakan akor yang

131

Page 61: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

132

dimainkan oleh gitar, ukulele atau banjo cenderung mengikuti

“keselarasan” terhadap nada-nada melodi menurut perasaan

pemainnya. Modus yang digunakan sangat khas dan sangat cocok

bagi spirit masyarakat Minahasa.

Dalam memaknai Ma’kaaruyen peneliti mengkategorikan dua

macam makna, yaitu (1) makna musikal dan (2) makna

ekstramusikal. Makna musikal menyangkut hal-hal intramusikal;

sedangkan makna ekstramusikal menyangkut hal-hal

ekstramusikal. Dalam makna musikal, aspek-aspek yang

membangun karakter musik Ma’kaaruyen yang antara lain terdiri

atas: melodi, interval, ritme, harmoni, bentuk lagu dan tekstur,

masing-masing secara musikal membentuk pola-pola khas tertentu

dan bersinergi sedemikian rupa, sehingga terbangun nuansa

“melankolis”. Sifat melankolis ini benar-benar menjiwai nyanyian,

sehingga Ma’kaaruyen tetap akan kedengaran melankolis,

sekalipun seandainya dinyanyikan tanpa syair (dengan

bersenandung). Sifat melankolis dalam Ma’kaaruyen merupakan

perpaduan antara unsur-unsur yang terbangun dengan

pembawaan (style) dalam membawakan lagu Ma’kaaruyen.

Dalam pemaknaan ekstramusikal, ada kaitan erat antara

Ma’kaaruyen dengan masyarakat penciptanya yang tampak dari

makna syairnya. Syair nyanyian Ma’kaaruyen berbicara tentang

Page 62: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

133

nilai-nilai kehidupan dari masyarakat penciptanya, karena sebelum

nyanyian Ma’kaaruyen tercipta, muncul kesadaran seniman

terhadap lingkungan di sekitarnya yang membuat mereka berupaya

agar pesan dari nyanyian Ma’kaaruyen itu dapat bermakna bagi

masyarakat penikmatnya. Pesan yang akan disampaikan itu tidak

berasal dari selera diri seniman itu sendiri, melainkan terutama

terinspirasi oleh situasi masyarakat di sekitarnya. Jika tidak

demikian, pesan yang akan diungkapkan oleh sang seniman

mungkin tidak sinkron dengan harapan masyarakat penikmatnya.

B. Saran

Sebagian besar produk kesenian di Indonesia, khususnya

musik, mendapat pengaruh hebat dari bangsa Barat. Proses

akulturasi budaya dalam waktu lama menyebabkan budaya Barat

lebih dominan dalam memberikan warna kepada musik daerah

yang sebelumnya memang sudah ada. Selain itu, kekuasaan secara

politis bangsa-bangsa Barat telah mengkondisikan masyarakat

Indonesia untuk menyerap dan menerima budaya mereka, yang

lambat laun menganggap musik Barat lebih unggul dan

menjadikannya tolok ukur untuk menilai produk kebudayaan etnis

di Indonesia. Yang tidak sesuai dengan aturan dan ketetapan

musik Barat akan dianggap tidak bermutu.

Page 63: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

134

Oleh karena keadaan demikian sering muncul dalam

masyarakat, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

(1) Para peneliti muda dan akademisi hendaknya tidak mudah

terjebak kepada anggapan bahwa “yang dari Barat” adalah yang

lebih unggul, karena segala bentuk seni pada dasarnya

memiliki cita rasa estetis masing-masing yang tidak bisa

diperbandingkan;

(2) Diberikan rangsangan dan arahan kepada mahasiswa dan

peneliti muda untuk melakukan penelitian guna menggali seni

tradisional asli Indonesia yang mungkin kurang dikenal dan

“tercecer” di berbagai tempat,agar aset-aset bangsa itu selain

tidak punah juga terjaga keasliannya;

(3) Sebagai salah satu produk budaya asli Indonesia, Ma’kaaruyen

adalah produk kebudayaan khas Minahasa yang sarat dengan

nilai-nilai moral yang tinggi; oleh karena itu, hendaknya dijaga

dan dilestarikan bahkan dikembangkan, antara lain dengan

mengadakan lomba menyanyi dan mencipta lagu-lagu

Ma’kaaruyen, menerbitkannya dalam bentuk rekaman, menulis

artikel yang berkaitan dengan Ma’kaaruyen, mengunggah video

permainan lengkap Ma’kaaruyenke Youtube, dan lain-lain.

Page 64: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

135

(4) Apabila ada gagasan untuk mengembangkan dan memajukan

Ma’karuyen karena alasan-alasan penyesuaian dengan kondisi

zaman (misalnya Ma’kaaruyen format band, syair yang lebih

pop),maka seharusnya nilai-nilai substansi dari Ma’kaaruyen,

baik itu aspek musikal maupun aspek aturan penyusunan

syairnya tetap dipertahankan, karena kedua aspek tersebut

merupakan ciri khas yang membedakan kualitas dan estetika

Ma’kaaruyen dengan karya seni vokal etnis lain;

(5) Masyarakat Indonesia hendaknya tetap mau menghargai

budayanya sendiri dan menjaga keutuhan budaya dari

gempuran budaya asing yang masuk melalui media massa dan

elektronik, sehingga orang Indonesia tetap menjadi tuan di

negerinya sendiri dan tidak kehilangan identitas

kebangsaannya.

Page 65: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

136

DAFTAR PUSTAKA

Agawu, V. Kofi. Playing with Signs: A Semiotic Interpretating of Classic Music. New Jersey: Princeton University Press, 1991.

Apel, Willi. Harvard Dictionary of Music (second edition, revised and

enlarged). Massachusetts, Cambridge: The Belknap Press of Harvard University Press. 2000

Ammer, Christine. The Facts On File Dictionary of Music. New York:

Facts On File. 2004.

Benward, Bruce. Music in Theory and Practice (fourth edition).

Dubuqe: Wm. C. Brown Publisher, 1989 Campbell, Michael. Popular Music in America: The Beat Goes On

(fourth edition). USA: Schirmer Cengage Learning, 2013

Endraswara, Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka

Widyatama, 2006.

Hardjana, Suka. Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta : Ford Fondation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003.

Hidayat, Rahmat. “Analisis Analisis Semiotika Makna Motivasi

Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji”. Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Volume 2, Nomor 1, 2014: 243-

258. Inkiriwang-Kalangie, dkk. Upacara Tradisional yang berkaitan

dengan peristiwa alam dan kepercayaan daerah Sulawesi Utara. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1985. Khan, Hazrat Inayat. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Terj.

Subagijono dan Fungky Kusnaedy Timur dari buku The

mysticism of sound and music, Yogyakarta : Pustaka Sufi,

2002.

136

Page 66: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

137

Kutha Ratna, Nyoman. Metodologi Penelitian. Kajian Budaya dan

Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2010.

Mangkey, Stanislaus; Jefry Herry Tamboto; Conny Renny Lasut;

Orestis Soidi. Kebudayaan Minahasa: Kajian Etnolinguistik Tentang Konstruk Nilai Budaya Lokal Menghadapi Persaingan Global. Jurnal Interlingua vol. 4. April 2010:71-74.

Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1992.

Miller, Hugh. History of Music (fourth editon). New York: The

Barnes & Noble. Tanpa tahun terbit.

Parto, Suhardjo. “Orang-Orang Spanyol dan Portugis dalam

Budaya-Budaya Musik di Nusantara”. Makalah yang disampaikan dalam International Symposium Cultural Studies Around The South West Pasific Region. Manado:

Faculty of Letters, Sam Ratulangie University, February 1995.

Pease, Ted. Jazz Composition: theory and practice. Boston,

Massachusetts: Berklee Press, 2003

Robinson, Jenefer. Music and Meaning. USA : Cornell University

Press, 1997.

Rumengan, Perry. “Musik Vokal Etnik Minahasa Kontinuitas Dan Perubahan Dalam Struktur Dan Fungsi”. Disertasi Universitas Gajah Mada, 2007.

___________. Musik Vocal Etnik Minahasa. Teori, Gramatika, dan Estetika. Jakarta : Panitia Pelaksana Kongres Kebudayaan Minahasa, 2009.

___________. Hubungan Fungsional : Struktur Musikal –Aspek Ekstramusikal Musik Vokal Etnik Minahasa. Yogyakarta :

Program Pascasarjana ISI Yogyakarta, 2011.

Santosa. Komunikasi Seni – Aplikasi Dalam Pertunjukan Gamelan. Surakarta : ISI Press, 2012.

Page 67: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

138

Sema, Daniel. “Flamenco: Seni Bermain Gitar dari Andalucia” Jurnal Ilmiah Seni Musik Jurusan Musik Fakultas Seni

Pertunjukan, Universitas Satya Wacana Vol.1 No.2, Juli 2009: 103-112.

Slonimsky, Nicolas. Webster’s New World Dictionary of Music (ed. Richard Kassel). New York: MacMillan. 1998.

Sylado, Remi. Nyanyian Kematian dalam Tradisi Sinkretisme di

Minahasa dalam Suka Harjana, ed,. Seni Pertunjukan Indonesia. Surakarta: Masyarakat Seni Indonesia dan Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Warokka, Djerry. Kamus Bahasa Daerah Manado-Minahasa. Jakarta: Alfa Indah, 2005.

Wenas, Noldy. Makaaruyen di Minahasa. UNIMA Manado : Skripsi S1 Prodi Sendratasik Jurusan Seni rupa dan kerajinan

fakultas Bahasa dan seni UNIMA, 2008.

Whitman, Brian A. Learning the Meaning of Music. (Submitted to the Program in Media Arts and Sciences, School of Architecture and Planning, in partial fulfillment of the requirements for

the degree of Doctor of Philosophy at the Massachusetts Institute of Technology, June, 2005.

Yudkin, Jeremy. Understanding Music. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 1999.

Page 68: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

139

DISKOGRAFI

CD-01, Ma’kaaruyen Mama Wo Papa, Anni & Mike, Pimp. Sinyo

Lontoh. Manado: DL Record, 2003.

CD-02, Ma’kaaruyen Ulenso Putih, Anni & Mike, Pimp. Sinyo

Lontoh. Manado : DL Record, 2003.

Makaaruyen Polita Group Tompaso Baru Vol 1, Menyebrang Lautan,

Pimp. Frans Poli. Manado : Studio 8; PT Revisa

Primanada,2010.

Polita Group Tompaso Baru Vol.2, Am Parasingan, Pimp. Frans Poli.

Manado: DL Record, 2003

Polita Group Tompaso Baru Vol. 3, Kawisape, Pimp. Frans Poli.

Manado : DL Record, 2003.

Page 69: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

140

DAFTAR NARASUMBER

Adrianto Lapeantu (35 tahun), seorang seniman Karambangan asal

Poso, Sulawesi Tengah. Domisili Tompasso Baru Minahasa Selatan.

Apri Steven Pangaila (69 tahun), seorang mantan dosen di salah satu perguruan tinggi di Manado, dan mantan seorang

pejabat dari salah satu Instansi Pemerintah di Manado.

Decky Laoh (69 tahun), seorang pensiuanan Guru di Tompaso Baru,

domisili Tompaso Baru, Minsel

Frans Poli (74 tahun) (9 Desember 2015), seniman Ma’kaaruyen asal

Tompaso Baru Minahasa Selatan, Domisili Kec. Taas Kota Manado

Herman Tombeng (68 tahun) (11 Des 2015), budayawan dan misionaris asal Tondano Minahasa, domisili Tondano.

Herni Rorimpande (65 tahun) (25 November 2015), seorang Seniman Musik Daerah asal Tompaso Baru, Minahasa Selatan.

Domisili di Tompaso Baru, Minahasa Selatan.

Hengky Turangan (38 tahun) Seorang guru di Tompaso Baru, domisili di Tompaso Baru

Hery Maxi Sendow (45 tahun), seorang pejabat di salah satu Instansi pemerintah di Kota Manado.

Heisye Sendow (42 tahun), seorang guru di Tompaso Baru, Minsel.

Johanis R. Wongkaren (63 tahun), seniman Musik daerah asal

Tumaluntung Minahasa Utara

Lukas Rotti (65 tahun), seorang seniman musik daerah asal Tumaluntung Minahasa Utara

Maxi Item (68 tahun), seorang Budayawan dan Mantan Kepala Desa di Tumaluntung Minahasa Utara, seorang seniman musik daerah Minahasa Utara.

Norma Soroinsog, (45 tahun), seorang guru SD di Desa Malola,

Kecamatan Motoling, Kab. Minahasa Selatan (Warga penikmat Ma’kaaruyen).

140

Page 70: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

141

Perry Rumengan (50 tahun), salah satu guru besar di Universitas Negeri Manado (UNIMA). Berberapa buku dan jurnalnya

banyak membahas tentang musik dan nyanyian etnis Minahasa.

Wens Rumengan (38 tahun) Seorang pekerja asal Kwangkoan, Minahasa. Domisili Kota Manado.

Page 71: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

142

DAFTAR LAMPIRAN

Page 72: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

143

LAMPIRAN 1.

FOTO NARASUMBER

1. Frans Poli (kanan); Seniman Ma’kaaruyen

(Foto Markus Wibowo, 2015)

2. Johanis Wongkaren; Seniman Ma’kaaruyen dari Minahasa Utara

(Foto Markus Wibowo, 2015)

Page 73: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

144

3. Bersama Maxi Item (kanan) Budayawan

sekaligus Seniman Musik Daerah asal Minahasa Utara

Seorang Hukum Tua (kepala Desa Ds.Tumaluntung Minahasa Utara

(Foto Markus Wibowo, 2015)

4. Johanis Wongkaren & Istri (kiri) dan Lukas Rotti (Kanan) seniman

Musik Daerah asal Minahasa Utara.

(Foto Markus Wibowo, 2015)

Page 74: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

145

5. Bersama Herman Tombeng (paling kanan)

Seorang Budayawan dan Misionaris asal Tondano Minahasa

(Foto Markus wibowo 2015)

6. Bersama Herni Rorimpande (kiri)

Seniman Makaaruyen dan mantan Hukum Tua

(Kepala Desa di Tompaso Baru Kab. Minahasa Selatan)

(Foto Markus Wibowo, 2015)

Page 75: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

146

7. Prof. Dr. Perry Rumengan, M.Sn bersama Dra. R.A. Dina Sri Hartati,

M.Sn (istri)

(Foto Markus Wibowo, 2015)

8. Decky Laoh; Warga Tompaso Baru, Minahasa Selatan.

(Foto Markus Wibowo, 2015)

Page 76: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

147

9. Adrianto Lapeantu, Seniman Ma’kaaruyen, warga Tompaso

Baru, Minahasa Selatan

(Foto Markus Wibowo, 2015)

10. Hengky Turangan, warga Tompaso Baru, Minahasa Selatan

(Foto Markus Wibowo, 2015)

Page 77: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

148

LAMPIRAN 2.

SCORE LAGU MA’KAARUYEN

Page 78: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

149

Page 79: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

155

Page 80: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

150

Page 81: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

151

Page 82: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

152

Page 83: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

153

Page 84: Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat ... · n), acara perkawinan, kelahiran, kematian, mengusir hama, dan memoh hujan turun, musik digunakan untuk memberi penguatan

154